Anda di halaman 1dari 4

Uji tipe kendaraan bermotor adalah pengujian yang dilakukan terhadap fisik kendaraan bermotor

atau penelitian terhadap rancang bangun dan rekayasa kendaraan bermotor , kereta gandengan
atau kereta tempelan sebelum kendaraan bermotor tersebut dibuat dan atau dirakit dan atau
dimpor secara masal serta kendaraan bermotor yang dimodifikasi. Yang dimaksud modifikasi
adalah perubahan yang dilakukan pembuat dan/atau perakit dan/atau pemodifikasi kendaraan
bermotor terhadap ciri-ciri utama kendaraan dasarnya.

Selanjutnya dilakukan pengujian sampling adalah pengujian terhadap salah satu dari seri
produksi atau impor kendaraan bermotor atau landasan kendaraan bermotor yang tipenya telah
disetujui dan disahkan.

Di Indonesia dilaksanakan oleh Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor
yang berada di Jl. Raya Setu, Tambun, Kabupaten Bekasi.

PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

    Sistem pengujian kendaraan bermotor adalah salah satu sub system dari
system transportasi jalan yang berperan sangat menentukan dalam
mewujudkan suatu system transportasi jalan yang efisien. Tolok ukur
efisiensi dimaksud antara lain mencakup pencapaian beberapa kriteria
diantaranya sebagai berikut  :

1. Biaya ( financial ).
2. Waktu.
3. Penghematan energy.
4. Jaminan penyediaan kendaraan bermotor yang memenuhi standar
yang disepakati baik dalam cakupan nasional, regional maupun
internasional.
5. Jaminan keselamatan penggunaan fasilitas kendaraan bermotor baik
untuk manusia maupun barang.
6. Proteksi dampak penggunaan kendaraan bermotor terhadap
pencemaran lingkungan.

    Peran system pengujian dalam pencapaian criteria tersebut adalah sangat


menentukan, walaupun dalam implementasinya akan menghadapai berbagai
masalah yang sangat kompleks, karena memerlukan suatu penanganan yang
terpadu dalam memastikan kelaikan jalan seluruh kendaraan bermotor
secara berkesinambungan, sejak berada pada tahapan prototype desain,
selanjutnya pada tahapan produksi dan kemudian pada tahapan operasional
kendaraan bermotor.

    Secara teknis, keberhasilan peran sub system pengujian kendaraan


bermotor dalam system transportasi jalan dapat dicerminkan melalui jaminan
tersedianya kendaraan bermotor yang memenuhi standar-standar tertentu
secara konsisten sepanjang masa operasional. Standar tersebut diantaranya
meliputi standar keselamatan, standar proteksi terhadap pencemaran
lingkungan dan standar kinerja efisiensi penggunaan energy.
 
    Sistem pengujian yang ideal pada akhirnya akan mewujudkan suatu
kondisi system transportasi jalan sebagai berikut  :

1. Meningkatnya efisiensi biaya transportasi yang berhubungan dengan


mobilitas manusia dan barang.
2. Minimalnya distorsi kelancaran lalu lintas jalan yang dikarenakan
jaminan terhadap kelaikan jalan dari seluruh kendaraan bermotor
yang beroperasi di jalan.
3. Mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh factor
teknis kendaraan bermotor.
4. Terkendalinya pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh
kendaraan bermotor.
5. Merangsang penggunaan bahan bakar yang aman bagi kesehatan dan
lingkungan.
6. Berkurangnya tingkat kecelakaan yang diakibatkan oleh factor teknis
kendaraan bermotor.
7. Tersosialisasinya criteria laik jalan pada penggunaan kendaraan
bermotor di jalan.
8. Rangsangan terhadap perkembangan teknologi kendaraan bermotor
yang relevan terhadap standar kelaikan jalan yang ditentukan,
dikarenakan tuntutan kebutuhan pasar dan regulasi yang berkembang
secara dinamis.
9. Berkembangnya system pengujian kendaraan bermotor yang sejalan
dengan harmonisasi system pengujian kendaraan bermotor secara
global.

    Idealnya, kualitas kelaikan jalan dan emisi gas buang kendaraan bermotor
dapat diciptakan melalui 2 lembaga, yaitu  :

1. Industri kendaraan bermotor dan komponennya yaitu melalui proses


desain dan produksi.
2. Lembaga perawatan kendaraan bermotor, melalui system perawatan
yang berkesinambungan.

    Sedangkan fungsi lembaga pengujian kendaraan bermotor didalam


konteks tersebut adalah berperan sebagai lembaga control yang
mengendalikan sejauh mana jaminan kualitas kelaikan jalan dan emisi gas
buang kendaraan bermotor yang diproduksi dan dirawat adalah sesuai
dengan yang semestinya. Dimana didalam pelaksanaannya menggunakan
acuan standar tertentu yang disepakati bersama baik dalam skala domestic,
regional maupun global. Dalam pengertian tersebut standard adalah bahasa
satu-satunya yang dapat mengakomodasikan kepentingan pihak-pihak yang
terkait, seperti Pemerintah, industri otomotiv, bengkel perawatan /
pemeliharaan, lembaga pengujian kendaraan bermotor dan pemilik
kendaraan bermotor.

    Efektivitas fungsi kontrol melalui pengujian kendaraan bermotor terletak


pada 3 (tiga) aspek penting, yaitu  :

1. Peralatan uji yang support terhadap teknologi kendaraan bermotor


sehingga mampu menilai performansi kendaraan bermotor.
2. Tenaga penguji yang profesional yang adaptif terhadap perkembangan
teknologi otomotif dan teknologi alat uji sehingga mampu
menjalankan fungsinya sebagai seorang decision marker yang
menetapkan sebuah kendaraan berada dalam kondisi laik jalan atau
tidak.
3. Mekanisme pelaksanaan uji yang efisien dan transparant sehingga
memudahkan pemilik kendaraan bermotor untuk menguji
kendaraannya serta memperoleh pelayanan yang optimal.

    Untuk menjaga profesionalisme penguji, maka penguji kendaraan


bermotor dibagi dalam beberapa jenjang keahlian ( kompetensi ) dimana
setiap jenjang kompetensi memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda
sesuai dengan kompetensinya. Kompetensi jenjang penguji kendaraan
bermotor berdasarkan SK MENPAN No.150/KEP/M.PAN/11/2003, terdiri dari :

1. Penguji Kendaraan Bermotor Pelaksana Pemula


2. Penguji Kendaraan Bermotor Pelaksana
3. Penguji Kendaraan Bermotor Pelaksana Lanjutan
4. Penguji Kendaraan Bermotor Penyelia

    Penguji disini dimaksudkan petugas pelaksana pengujian berkala


kendaraan bermotor yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan 
pengujian kendaraan bermotor (PKB), dan memiliki kemampuan dan tanda
kualifikasi teknis penguji kendaraan bermotor dari Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat (SK Dirjen Hubdat No. 177/AJ.108/DRJD/2001). Penguji
Kendaraan Bermotor diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak
secara penuh oleh Pejabat yang berwenang untuk melakukan tugas
pengujian kendaraan bermotor. (SK MENPAN No.150 / KEP / M.PAN / 11 /
2003).

    Pada program aplikasi ini akan ditampilkan pendidikan dan pelatihan


penguji pelaksana pemula melalui suatu system pelatihan yang berbasis
Komputer (computer base training ). Sesudah mempelajari program aplikasi
ini seorang siswa akan dapat memahami dan menguasai kompetensi penguji
pelaksana pemula. 

    Dalam Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat ada tujuh


Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang Penguji Pelaksana Pemula
antara lain :

 Etika Profesi
 Dasar Hukum
 Administrasi Pengujian Kendaraan Bermotor
 Pengumpulan dan Pelaporan Hasil Uji
 Teknik Menguji Kendaraan Bermotor
 Menimbang Sumbu Kendaraan Bermotor
 Teknik Kendaraan Bermotor

Materi Diklat yang Lain

JADWAL DIKLAT

     

    

Anda mungkin juga menyukai