DOSEN PEMBIMBING
Ricko Yudhanta, M.Sc
MATA KULIAH
Teknik Pengujian Kendaraan dan Perbengkelan
DISUSUN OLEH
Dinda Ardiani Batubara (2202086)
Dengan penuh rasa syukur, saya mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul "Dasar Hukum Tipe Kendaraan Bermotor" ini dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Teknik Pengujian Kendaraan dan Perbengkelan
yang diampu oleh Bapak Ricko Yudhanta, M.Sc saya berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca, khususnya dalam memahami “DASAR HUKUM UJI
TIPE KENDARAAN BERMOTOR”.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan
makalah ini di masa mendatang.
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Hukum dasar uji tipe kendaraan bermotor adalah seperangkat aturan dan
ketentuan yang menjadi landasan bagi pelaksanaan uji tipe. Aturan ini memastikan bahwa
kendaraan bermotor yang diproduksi, dirakit, diimpor, dan/atau didistribusikan untuk
diperdagangkan di Indonesia memenuhi standar keamanan dan emisi yang ditetapkan.
Pentingnya Memahami dan Mematuhi Hukum Uji tipe Kendaraan Bermotor:
Memahami dan mematuhi hukum uji tipe kendaraan bermotor merupakan hal yang
penting untuk memastikan keselamatan pengguna jalan, menjaga kualitas udara dan
kelestarian lingkungan, serta meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan.
Berikut beberapa tips untuk membantu Anda memahami dan mematuhi hukum uji tipe
kendaraan bermotor:
Baca dan pelajari peraturan terkait dengan uji tipe kendaraan bermotor.
Hubungi Dinas Perhubungan setempat untuk mendapatkan informasi dan bantuan
lebih lanjut.
Pastikan kendaraan Anda telah lulus uji tipe sebelum dioperasikan di jalan raya.
Laporkan jika Anda menemukan kendaraan yang tidak memiliki Sertifikat Uji Tipe.
II. Pasal 50 ayat (1) UU LLAJ menyebutkan bahwa persyaratan teknis dan laik jalan Kendaraan
Bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1) meliputi:
IV. Pasal 53 ayat (2) UU LLAJ menyebutkan bahwa Uji Tipe sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilakukan oleh Penguji Kendaraan Bermotor yang ditunjuk oleh Menteri.
V. Pasal 53 ayat (3) UU LLAJ menyebutkan bahwa hasil Uji Tipe sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) berupa Sertifikat Uji Tipe.
VI. Pasal 54 UU LLAJ menyebutkan bahwa Kendaraan Bermotor yang tidak memenuhi
persyaratan teknis dan laik jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1) dan tidak
lulus Uji Tipe sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1) dilarang dioperasikan di Jalan.
B. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012
I. Pasal 48 ayat (1) PP 55/2012 menyebutkan bahwa setiap Kendaraan Bermotor yang
diproduksi, dirakit, diimpor, dan/atau didistribusikan untuk diperdagangkan di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan.
Penjelasan Pasal 48 ayat (1):
Persyaratan teknis dan laik jalan Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
meliputi:
Dimensi dan muatan
Rem
Lampu
Klakson
Knalpot
Keamanan dan keselamatan
Emisi gas buang
Kebisingan
Kecepatan
Daya tahan
II. Pasal 49 ayat (1) PP 55/2012 menyebutkan bahwa Uji Tipe Kendaraan Bermotor
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat (1) dilakukan oleh Penguji Kendaraan Bermotor
yang ditunjuk oleh Menteri.
Penjelasan Pasal 49 ayat (1):
a) Penguji Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah badan usaha yang
telah mendapatkan izin dari Menteri untuk melaksanakan Uji Tipe Kendaraan Bermotor.
b) Pasal 49 ayat (2) PP 55/2012 menyebutkan bahwa Uji Tipe Kendaraan Bermotor sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) meliputi:
Uji Tipe Kendaraan Bermotor untuk Kendaraan Bermotor baru; dan
Uji Tipe Kendaraan Bermotor untuk Kendaraan Bermotor yang dimodifikasi.
Penjelasan Pasal 49 ayat (2):
a) Uji Tipe Kendaraan Bermotor untuk Kendaraan Bermotor baru sebagaimana dimaksud dalam
huruf a meliputi:
b) Uji Tipe Kendaraan Bermotor untuk Kendaraan Bermotor yang diproduksi di dalam negeri;
dan
c) Uji Tipe Kendaraan Bermotor untuk Kendaraan Bermotor yang diimpor.
d) Uji Tipe Kendaraan Bermotor untuk Kendaraan Bermotor yang dimodifikasi sebagaimana
dimaksud dalam huruf b meliputi:
e) Uji Tipe Kendaraan Bermotor untuk Kendaraan Bermotor yang dimodifikasi sehingga
menyebabkan perubahan dimensi, mesin, dan/atau kemampuan daya angkut; dan
f) Uji Tipe Kendaraan Bermotor untuk Kendaraan Bermotor yang dimodifikasi tidak
menyebabkan perubahan dimensi, mesin, dan/atau kemampuan daya angkut.
III. Pasal 50 PP 55/2012 menyebutkan bahwa hasil Uji Tipe Kendaraan Bermotor sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1) berupa Sertifikat Uji Tipe.
Penjelasan Pasal 50:
Sertifikat Uji Tipe sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 merupakan bukti bahwa Kendaraan
Bermotor telah memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan.
Pasal 51 PP 55/2012 menyebutkan bahwa Sertifikat Uji Tipe sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50
berlaku selama 5 (lima) tahun.
Pasal 52 PP 55/2012 menyebutkan bahwa terhadap Kendaraan Bermotor yang tidak memenuhi
persyaratan teknis dan laik jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat (1) dan tidak lulus Uji
Tipe sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa:
Peringatan tertulis;
Denda; dan
Penarikan Kendaraan Bermotor dari peredaran.
Penjelasan Pasal 52:
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dijatuhkan oleh Menteri.
C. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 33 Tahun 2018 tentang Pengujian Tipe Kendaraan
Bermotor (PM 33/2018) bertujuan untuk:
a) Menetapkan persyaratan dan tata cara pelaksanaan Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor
b) Menjamin keselamatan dan laik jalan Kendaraan Bermotor
c) Melindungi konsumen dari Kendaraan Bermotor yang tidak memenuhi persyaratan
d) Meningkatkan daya saing industri otomotif nasional
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Uji Tipe Kendaraan Bermotor merupakan instrumen penting untuk memastikan
keselamatan dan laik jalan kendaraan bermotor di jalan raya. Uji Tipe memberikan manfaat
bagi semua pihak, termasuk pengguna jalan, produsen kendaraan bermotor, dan
pemerintah. Masyarakat harus selalu mengikuti perkembangan peraturan terkait dengan Uji
Tipe Kendaraan Bermotor dan memastikan bahwa kendaraan yang mereka gunakan telah
lulus Uji Tipe dan memiliki Sertifikat Uji Tipe.
3.2 Saran