Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KENDARAAN YANG BERKESELAMATAN

Ditujukan untuk memenuhi nilai tugas


mata kuliah Investigasi dan Analisis Kecelakaan

Disusun oleh :

AFFAN FARROS SINAGA

20.II.1035

TRO B

PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI REKAYASA OTOMOTIF


POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN
TEGAL

2023

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, serta telah memudahkan saya dalam
mengerjakan makalah ini, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Makalah ini membahas mengenai Kendaraan yang Berkeselamatan.
Walaupun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya
berharap kepada Dosen untuk memberikan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini.
Sebagai penulis dari makalah ini saya berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, atas perhatian dari semua pihak saya
ucapkan terima kasih.

Tegal, 23 Februari 2023


Penulis,

AFFAN FARROS SINAGA

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................1
BAB I..............................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................1
I.1 Latar Belakang...................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah..............................................................................2
I.3 Tujuan Penulisan...............................................................................2
BAB II............................................................................................................3
PEMBAHASAN.................................................................................................3
II.1 Pengertian.........................................................................................3
II.2 Dasar Hukum.....................................................................................3
II.3 Contoh Kendaraan yang Berkeselamatan.............................................4
II.4 Pelanggaran Kendaraan.....................................................................7
II.5 Sanksi Kendaraan yang Tidak Berkeselamatan...................................10
II.6 Upaya Mewujudkan Kendaraan yang Berkeselamatan.........................11
II.7 Syarat Kendaraan yang Berkeselamatan............................................12
II.8 Persyaratan Teknis dan Laik Jalan.....................................................12
BAB III.........................................................................................................14
PENUTUP......................................................................................................14
III.1 Kesimpulan..................................................................................14
III.2 Saran...........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................15

0
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kendaraan merupakan alat yang digunakan untuk bermobilitas setiap
orang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Kendaraan itu sendiri
bermacam ragamnya mulai dari beroda dua (sepeda motor) dan beroda empat
(mobil).
Perkembangan dunia transportasi saat ini semakin berkembang pesat.
Perkembangan ini ditandai dengan adanya penambahan jumlah kendaraan baik
kendaraan mobil penumpang, mobil bus, mobil barang, maupun sepeda motor
setiap tahunnya (Tarmizi, 2018).
Kendaraan yang berkeselamatan (safer vehicles) lebih fokus kepada
upaya untuk meningkatkan standar keselamatan pada kendaraan baik dalam hal
rakitan hingga mesin yang digunakan. Hal ini 3 dilakukan guna meminimalisir
terjadinya kecelakaan akibat kerusakan atau malfungsi pada kendaraan yang
digunakan oleh pengemudi.
Keselamatan lalu lintas merupakan kewajiban yang harus dicapai dalam
rangka mewujudkan transportasi yang lebih baik bagi bangsa Indonesia. Menurut
Undang - Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
bahwa keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan
terhindarnya setiap orang dari resiko kecelakaan selama berlalu lintas yang
disebabkan oleh manusia, kendaraan, jalan, dan/atau lingkungan.
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa dimana terjadinya
tubrukan/benturan kendaraan bergerak di jalan yang menyebabkan manusia
atau hewan terluka bahkan sampai meninggal dunia. Namun dengan demikian
angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia masih tinggi sehingga menjadi hal
penting yang harus diperhatikan oleh pemerintah untuk dapat meningkatkan
keselamatan lalu lintas di Indonesia.
Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah serius yang tidak hanya
dihadapi di tingkat nasional, tetapi juga menjadi masalah global. Menurut World
Health Organization (WHO), kecelakaan lalu lintas menewaskan sedikitnya 1,35
juta orang setiap tahun dan lebih dari 3.690 orang perhari. 2 Sedangkan

1
berdasarkan data Kepolisian Republik Negara Indonesia, jumlah kematian akibat
kecelakaan lalu lintas pada tahun 2020 mencapai 23.529 orang atau sama
dengan 3 orang meninggal dunia per jam (Pemerintah RI, 2022).

I.2 Rumusan Masalah


I.2.1 Pengertian Kendaraan yang Berkeselamatan
I.2.2 Dasar Hukum Kendaraan yang Berkeselamatan
I.2.3 Contoh Kendaraan yang Berkeselamatan
I.2.4 Pelanggaran Kendaraan
I.2.5 Sanksi Kendaraan yang tidak Berkeselamatan
I.2.6 Upaya mewujudkan kendaraan yang berkeselamatan
I.2.7 Syarat Kendaraan yang Berkeselamatan
I.2.8 Syarat Teknis dan Laik Jalan

I.3 Tujuan Penulisan


I.3.1 Mengetahui pengertian dari kendaraan yang berkeselamatan
I.3.2 Mengetahui dasar hukum kendaraan yang berkeselamatan
I.3.3 Mengetahui contoh dari kendaraan yang berkeselamatan
I.3.4 Mengetahui contoh kendaraan yang tidak berkeselamatan
I.3.5 Mengetahui sanksi bagi pelanggar kendaraan yang tidak berkeselamatan
I.3.6 Mengetahui upaya mewujudkan kendaraan yang berkeselamatan
I.3.7 Mengetahui persyaratan kendaraan berkeselamatan
I.3.8 Mengetahui persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor

2
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian
Kendaraan adalah suatu alat transportasi yang digerakkan oleh
peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu. Kendaraan itu sendiri
menurut Pasal 1 angka 7 UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu
sarana angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan bermotor dan
kendaraan tidak bermotor. Kendaraan bermotor menurut Pasal 1 angka 8
UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah setiap kendaraan yang
digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang
berjalan di atas rel.
Keselamatan adalah suatu keadaan aman, dalam suatu kondisi
yang aman secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politis, emosional,
pekerjaan, psikologis, ataupun pendidikan dan terhindar dari ancaman
terhadap faktor-faktor tersebut.
Dari dua pengertian di atas, kendaraan yang berkeselamatan atau
Transportasi yang berkeselamatan dan berkelanjutan adalah transportasi
yang direncanakan, dan dilaksanakan sesuai dengan kaidah-kaidah
keselamatan dan keberlanjutan, baik oleh regulator, operator, maupun
pengguna transportasi.

II.2 Dasar Hukum


1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012
tentang Kendaraan
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2017
tentang Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan
4. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 45
Tahun 2020 tentang Kendaraan Tertentu dengan Penggerak Motor
Listrik

3
5. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.63 Tahun 1993
tentang Persyaratan Ambang Batas Laik Jalan Kendaraan
Bermotor, Kereta Gandengan, Kereta Tempelan, Karoseri dan Bak
Muatan serta Komponen-komponennya

II.3 Contoh Kendaraan yang Berkeselamatan


Kendaraan yang berkeselamatan berarti kendaraan tersebut
sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia.
1. Kendaraan Roda 4

Untuk roda 4 terdapat dua jenis SNI yaitu SNI wajib dan
SNI sukarela.

SNI Wajib
 SNI 0098 2012 Ban mobil penumpang
 SNI 15-0048-2005 Kaca pengaman dipekeras untuk
kendaraan bermotor
 SNI 15-1326-2005 Kaca pengaman berlapis (laminated
glass) untuk kendaraan bermotor

4
 SNI 1896:2008 Pelek Kendaraan Bermotor Kategori (M1,
N1, M2, M3, N2, N3, O) Maupun yang sudah beserta
dengan Ban
 SNI 4658:2008 Pelek Kendaraan Bermotor Katagori L
SNI sukarela
 SNI 7396:2008 Lampu mundur untuk kendaraan
bermotor , kereta gandengan dan kereta tempelan
 SNI 7398:2008 Tempelan pemantul cahaya (retro
reflector) kendaraan bermotor, kereta gandengan dan
kereta
 SNI 7405:2008 Lampu utama untuk kendaran bermotor
roda empat atau lebih
 SNI 7406 2008 Sandaran kepala, baik yang dimasukkan
atau tidak pada kursi
 SNI 7520:2009 Penghapus kaca (wiper) untuk kendaraan
bermotor kategori M,N, dan Q
 SNI 09-1249-1989 Perangkat rem kendaraan penumpang
(sedan), Unjuk kerja
 SNI 09-1252-1989 Rem parkir kendaraan bermotor roda
empat, Unjuk kerja
 SNI 09-1255-1989 Kampas rem pada sepatu rem, Cara uji
kelekatan
 SNI 09-1488-1989 Perangkat rem dengan udara tekan,
Penghubung (connection) untuk uji tekanan
 SNI 09-1489-1989 Perangkat rem, Penghubung
(connection) untuk uji tekan hidrolis
 SNI 09-2772-1992 Sepatu rem dan pelat rem, Cara uji
muai panas
 SNI 09-2775-1992 Kampas rem cakram dan kampas rem
teromol untuk kendaraan bermotor, Cara uji massa jenis
 SNI 09-4080-1996 Kendaraan bermotor – Sistem rem
hidrolik – Pipa, lubang berulir dan sambungan jantan

5
 SNI 09-4408-1997 Selang rem hidrolik untuk kendaraan
bermotor
 SNI 09-4097-1996 Sabuk pengaman untuk kendaraan
bermotor
 SNI 2769:2012 Minyak rem (brake fluid) untuk kendaraan
bermotor

2. Kendaraan Roda 2
SNI yang relevan untuk Sepeda Motor, antara lain:
 SNI 0101:2012 Ban sepeda motor
 SNI 6700:2012 Ban dalam kendaraan bermotor
 SNI 2770.1:2009 Kaca spion untuk kendaraan bermotor
kategori M dan N
 SNI 2770.2:2009 Kaca spion untuk kendaraan bermotor
kategori L
 SNI 09-1401-1989 Kaca spion kendaraan bermotor, Cara
uji daya pantul
 SNI 09-1641-1989 Pedal rem kendaraan bermotor roda
dua
 SNI 09-1880-1990 Handel kopling dan handel rem sepeda
motor dari paduan aluminium
 SNI 09-0143-1987 Kampas rem kendaraan bermotor.
Klasifikasi, dimensi dan koefisien gesek
 SNI 09-4404-1997 Cara uji pengereman sepeda motor
 SNI 09-4408-1997 Selang rem hidrolik untuk kendaraan
bermotor
 SNI 4658-2008 Peleg kendaraan bermotor kategori L
( roda kurang dari 4 )

SNI untuk pelengkap kendaraan roda dua:

 SNI 06-7069-2005 Minyak Pelumas Motor Bensin 4


Langkah
 SNI 0038 : 2009 Aki

6
 SNI 2769:2012 Minyak rem (brake fluid) untuk kendaraan
bermotor

SNI Sepeda Motor yang telah ditetapkan Wajib yaitu:

 SNI 1811:2007/Amd 2010 Helm Pengendara kendaraan


bermotor roda dua, HS 6506.10.10.00
 SNI 0101:2012, Ban Sepeda Motor, HS 4011.40.00.00
 SNI 6700:2012, Ban Dalam kendaraan bermotor, HS
4013.90.20.00
 SNI 4658-2008 Peleg kendaraan bermotor kategori L
( roda kurang dari 4 ), HS.8714.19.00.40
& HS.8714.19.00.90

II.4 Pelanggaran Kendaraan


Terdapat beberapa contoh pelanggaran kendaraan yang membuat
kendaraan tersebut tidak memenuhi aspek keselamatan, yaitu:
1. Modifikasi yang melanggar peraturan
 Menggunakan Knalpot Bising
Pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
7 Tahun 2009 dijelaskan untuk motor bermesin 80 cc
sampai 175 cc maksimal suara knalpot ialah 80 desibel.
Kemudian untuk motor bermesin 175 cc ke atas maksimal
83 desibel.

 Penggunaan Strobo dan Sirine

7
Pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan dalam pasal 134 dan 135
dijelaskan strobo atau sirine hanya boleh digunakan pada
kendaraan yang memiliki hak utama di jalan raya. Adapun
contoh kendaraanya adalah sebagai berikut.
o Mobil pemadam kebakaran
o Mobil ambulans
o Kendaraan darurat pertolongan kecelakaan lalu
lintas
o Kendaraan pemimpin lembaga negara
o Kendaraan pemimpin negara asing atau tamu
negara
o Konvoi pengantar jenazah
o Konvoi tertentu atas pertimbangan pihak Kepolisian
o Jadi sudah jelas sepeda motor sipil tidak
diperbolehkan menggunakan strobo dan sirine.

 Melepas atau Memodifikasi Pelat Nomor


Pelat nomor atau yang secara resmi disebut Tanda Nomor
Kendaraan Bermotor (TNKB) merupakan salah satu
kelengkapan kendaraan yang wajib selalu terpasang.
Peraturan yang menjadi dasarnya ialah Pasal 280 Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan. Bagi yang melanggar akan dikenakan
sanksi sebesar Rp 500.000,-

8
 Mengganti Warna Lampu Rem atau Sein
Landasan aturan terkait warna lampu kendaraan bisa
dilihat pada Pasal 48 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009.
Lebih detail mengenai spesifikasi warna lampu kendaraan
adalah sebagai berikut.
o Lampu dekat utama warna putih atau kuning muda
o Lampu jauh utama warna putih atau kuning muda
o Lampu penunjuk arah (sein) warna kuning berkelip
o Lampu rem warna merah
o Lampu posisi depan kendaraan putih atau kuning
muda
o Lampu posisi belakang kendaraan warna merah
o Lampu mundur mobil warna putih atau kuning
muda
o Lampu pelat nomor warna putih
o Lampu peringatan bahaya (hazard) warna kuning
berkelip
o Reflektor belakang di sisi kiri dan kanan warna
merah

9
 Ganti Warna Bodi Motor Tanpa Registrasi Ulang
Proses registrasi ulang ganti warna diperlukan jika 80%
bagian sepeda motor sudah dibalut warna baru.

 Mengubah dimensi, rangka, dan kapasitas mesin


kendaraan
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang
Kendaraan, disebutkan bahwa modifikasi kendaraan
bermotor adalah perubahan terhadap spesifikasi teknis
dimensi, mesin, dan/atau kemampuan daya angkut
kendaraan bermotor. Hindari mengubah dimensi motor
baik panjang, lebar, maupun volumenya. Sebaiknya
dimensi motor sama dengan keterangan yang tertera di
STNK dan BPKB. Setiap rangka motor sudah memiliki
nomor seri yang tercatat dalam BPKB. Sebaiknya tidak
melakukan perubahan rangka, apalagi tanpa
memperhitungkan uji kelayakan sehingga berpotensi
menimbulkan kerusakan hingga kecelakaan. Kapasitas
mesin yang dinaikkan biasanya digunakan untuk balapan.

10
Sebaiknya tidak dilakukan untuk kendaraan sehari-hari
karena membahayakan pengendara dan orang lain.

II.5 Sanksi Kendaraan yang Tidak Berkeselamatan


1. Setiap pengendara kendaraan bermotor yang tak dipasangi Tanda
Nomor Kendaraan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2
bulan atau denda paling banyak Rp 500 ribu (Pasal 280).
2. Setiap pengendara sepeda motor yang tidak memenuhi persyaratan
teknis dan laik jalan seperti spion, lampu utama, lampu rem, klakson,
pengukur kecepatan, dan knalpot dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu (Pasal 285
ayat 1).
3. Setiap pengendara mobil yang tidak memenuhi persyaratan teknis
seperti spion, klakson, lampu utama, lampu mundur, lampu rem, kaca
depan, bumper, penghapus kaca dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp 500 ribu (Pasal 285
ayat 2).
4. Setiap pengendara mobil yang tidak dilengkapi dengan perlengkapan
berupa ban cadangan, segitiga pengaman, dongkrak, pembuka roda,
dan peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp
250 ribu (Pasal 278).
5. Jika modifikasi dilakukan tanpa uji tipe, maka berdasarkan Pasal 277
UU LLAJ pihak yang melanggar dapat dikenakan sanksi pidana
penjara paling lama 1 tahun atau denda paling banyak Rp24 juta.
6. Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (LLAJ), tepatnya pada Pasal 307 dengan bunyi, jika

11
kedapatan mengendarai truk ODOL akan dipidana kurungan paling
lama dua bulan dan denda maksimal Rp 500.000

II.6 Upaya Mewujudkan Kendaraan yang Berkeselamatan


Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkan
kendaraan yang berkeselamatan, antara lain:
1. Tersedianya sarana dan prasarana transportasi yang memenuhi
standar di sektor transportasi
2. Menggunakan kendaraan sesuai dengan peruntukkannya
3. Tidak melakukan modifikasi kendaraan yang tidak sesuai dengan
peraturan
4. Mengangkut barang sesuai JBB dan JBI yang berlaku
5. Tidak menggunakan kendaraan yang tidak laik jalan
6. Terjadinya indikator kinerja keselamatan yang berkelanjutan
7. Tersedianya aturan dan penegakkan hukum yang tegas
8. Mengedukasi pentingnya menggunakan kendaraan yang
berkeselamatan supaya timbulnya kesadaran dari masing-masing
individu

II.7 Syarat Kendaraan yang Berkeselamatan


Sebagaimana disebutkan pada Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 37 Tahun 2017 tentang Keselamatan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan pasal 14 ayat (2), salah satu syarat kendaraan yang
berkeselamatan adalah kendaraan yang sudah lulus uji tipe.
Bagi pengendara roda empat atau lebih, pastikan kelengkapan
kendaraan sudah komplit. UU lalu lintas No.22 Tahun 2009,
mensyaratkan perlengkapan untuk pengendara roda empat/lebih adalah
sabuk pengaman, ban cadangan, segitiga pengaman, dongkrak, pembuka
roda, helm dan rompi pemantul cahaya, serta peralatan pertolongan
pertama pada kecelakaan.

12
Bagi pengendara roda dua/sepeda motor, pastikan memasang
kaca spion, lampu, kendaraan berfungsi, klakson berfungsi, dilengkapi
perisai kolong belakang, perisai kolong samping, dan kelengkapan lainnya
terpenuhi.

II.8 Persyaratan Teknis dan Laik Jalan


Setiap kendaraan bermotor wajib memenuhi persyaratan teknis
dan laik jalan sebelum dioperasikan di jalan raya. Jika sudah memenuhi
persyaratan teknis dan laik jalan maka kendaraan tersebut dapat
dikatakan sebagai kendaraan yang berkeselamatan
Pengertian persyaratan teknis adalah persyaratan tentang
susunan, peralatan, perlengkapan, ukuran, bentuk, karoseri, pemuatan,
rancangan teknis kendaraan sesuai dengan peruntukannya, emisi gas
buang, penggunaan, penggandengan, dan penempelan kendaraan
bermotor.
Pengertian laik jalan adalah persyaratan minimum kondisi suatu
kendaraan yang harus dipenuhi agar terjaminnya keselamatan dan
mencegah terjadinya pencemaran udara dan kebisingan lingkungan pada
waktu dioperasikan.
Kendaraan bermotor harus memenuhi ambang batas laik jalan,
yang meliputi :
1. emisi gas buang kendaraan bermotor;

13
2. kebisingan suara kendaraan bermotor;
3. efisiensi sistem rem utama;
4. efisiensi sistem rem parkir;
5. kincup roda depan;
6. tingkat suara klakson;
7. kemampuan pancar dan arah sinar lampu utama;
8. radius putar;
9. alat penunjuk kecepatan;
10. kekuatan, unjuk kerja dan ketahanan ban luar untuk masing-masing
jenis, ukuran dan lapisan;
11. kedalaman alur ban luar.

14
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Berdasarkan penulisan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
kendaraan yang berkeselamatan merupakan kendaraan yang memenuhi
aspek-aspek keselamatan untuk meminimalisasi terjadinya kecelakaan
yang disebabkan oleh faktor kendaraan. Apabila kendaraan tidak sesuai
dengan standar yang berlaku maka pengemudi atau pihak yang
bersangkutan akan diberikan sanksi berupa denda atau pidana. Sebelum
beroperasi di jalan, kendaraan harus melakukan uji tipe serta harus
memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan. Kendaraan yang telah lulus
uji tipe serta memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan dapat diizinkan
beroperasi di jalan dan dapat dikatakan sebagai kendaraan yang
berkeselamatan karena telah memenuhi aspek keselamatan. Sebaliknya
jika kendaraan tidak lulus uji atau telah mengalami modifikasi tanpa
registrasi dan uji ulang dapat dikatakan sebagai kendaraan yang tidak
berkeselamatan dan wajib dikenakan sanksi.

III.2 Saran
Saran dari penulis untuk pembaca adalah pembaca terus
menggunakan kendaraan yang berkeselamatan, tidak melakukan
modifikasi yang melanggar aturan. semoga dengan membaca karya tulis
ini akan mewujudkan kesadaran untuk menggunakan kendaraan yang
berkeselamatan dan mematuhi tata tertib dalam berlalu lintas supaya
tercipta lalu lintas yang aman dan selamat.

15
DAFTAR PUSTAKA
Banjar, D. (2019, Desember 11). DInas Perhubungan Kabupaten Banjar. Diambil
kembali dari PERSYARATAN TEKNIS DAN LAIK JALAN KENDARAAN
BERMOTOR: https://dishub.banjarkab.go.id/persyaratan-teknis-dan-laik-
jalan-kendaraan-bermotor/
CNN Indonesia. (2022, April 3). CNN Indonesia. Diambil kembali dari Ketentuan
Modifikasi Motor yang Tidak Melanggar Hukum:
https://www.cnnindonesia.com/otomotif/20220321202119-584-777948/k
etentuan-modifikasi-motor-yang-tidak-melanggar-hukum
KNKT. (2019, Februari 8). Berita KNKT. Diambil kembali dari KNKT: REGULASI
TRANSPORTASI AGAR MAMPU MENYEDIAKAN KENDARAAN YANG
BERKESELAMATAN DAN MEMENUHI STANDAR TEKNIS LAIK JALAN BAGI
MASYARAKAT: http://202.61.104.235/post/read/knkt--regulasi-
transportasi-agar-mampu-menyediakan-kendaraan-yang-berkeselamatan-
dan-memenuhi-standar-teknis-laik-jalan-bagi-masyarakat
KOMPAS. (2016, Oktober 3). Diambil kembali dari Uji Laik Jalan Kendaraan
Umum di Jalan Raya: http://www.artikel-kompas-uji-laik-jalan-kenderaan-
umum-di-jalan-raya.html-1/
Kulonprogo, D. (2021, November 23). Dinas Perhubungan Kabupaten
Kulonprogo. Diambil kembali dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan:
https://dishub.kulonprogokab.go.id/detil/364/undang-undang-nomor-22-
tahun-2009-tentang-lalu-lintas-dan-angkutan-jalan#:~:text=Undang
%2DUndang%20Nomor%2022%20Tahun%202009%20Tentang%20Lalu
%20Lintas%20dan%20Angkutan%20Jalan,-oleh
%20dishub&text=Indonesia%20me
M.Y., N. (t.thn.). Diambil kembali dari http://eprints.pktj.ac.id/290/2/18010494-
SKRIPSI-BAB_I.pdf
Prastya, M. (2023). Carmudi. Diambil kembali dari Modifikasi Motor Yang
Melanggar Peraturan Masih Banyak Ditemui, Ini Contohnya:
https://www.carmudi.co.id/journal/modifikasi-motor-yang-melanggar-
peraturan/
PT. Lingkar Mutu. (2016, Mei 6). PT. LINGKAR MUTU INDONESIA. Diambil
kembali dari SNI WAJIB SEPEDA MOTOR & SNI SUKARELA SEPEDA
MOTOR: https://www.lingkarmutu-indonesia.com/sni-wajib-sepeda-
motor-sni-sukarela-sepeda-motor/
Sari, J. P. (2022, September 18). KOMPAS. Diambil kembali dari Kemenhub Bakal
Revisi Sanksi Hukum untuk Truk ODOL:
https://otomotif.kompas.com/read/2022/09/18/132200315/kemenhub-
bakal-revisi-sanksi-hukum-untuk-truk-odol#:~:text=Sanksi%20tersebut
%20diatur%20Undang%2DUndang,dan%20denda%20maksimal%20Rp
%20500.000.

16

Anda mungkin juga menyukai