Anda di halaman 1dari 54

Pertemuan 3- EMS (Aktuator)

A. Control Fuel Pump J. Vacuum Switching Valve (VSV)


B. Control Electric Fan K. Idle Speed Control Valve (ISC)
C. Control Cut AC
D. Oil Control Valve (VVT-i)
E. Injector
F. Electronic Spark Advancer (ESA)
G. Idle Speed Control (ISC)
H. Exhaust Gas Recirculating (EGR)
I. Malfungtion Indicator Lamp
(MIL)
A. Control Fuel Pump
Fungsi : Mengatur kerja pompa On dan Off (Menekan dan Menghisap)

 Pompa bahan bakar hanya beroperasi


saat mesin bekerja.
 Walaupun ignition switch pada posisi
ON, apabila mesin tidak bekerja,
pompa bahan bakar tidak bekerja
Cara Kerja Control Fuel Pump
87

1. Ignition switch ON: 30

Saat ignition switch di posisi IG, relay


EFI menyala
86

85
2. Ignition switch START:

 Saat mesin hidup, sinyal STA (sinyal starter)


dikirim ke ECU mesin dari terminal ST pada
ignition switch.
 Saat sinyal STA di input ke ECU mesin, mesin
menyalakan transistor dan circuit opening relay
menjadi on.
 Kemudian, arus dibiarkan mengalir ke dalam
pompa bahan bakar untuk mengoperasikan
pompa bahan bakar.
3. Mesin starter/menyala

Seiring hidupnya mesin, ECU mesin menerima


sinyal NE dari crankshaft position sensor,
transistor tetap on untuk menjaga agar pompa
terus bekerja
4. Apabila mesin dimatikan:

Bahkan saat ignition switch pada posisi


ON, apabila mesin dimatikan, sinyal NE
tidak lagi di input ke ECU mesin, sehingga
ECU mesin meng-off-kan transistor, yang
kemudian circuit opening relay juga off,
lantas pompa bahan bakar berhenti
Fuel Pump ( Pompa Bahan Bakar)

Fungsi Fuel pump yaitu untuk memompa bahan bakar dan sekaligus menaikan tekanan bahan bakar
sebelum dikabutkan oleh injector ke ruang bakar agar tekanannya stabil. komponen ini terletak didalam
tangki bahan bakar atau pada saluran keluar bahan bakar dari tangkibahan bakar menuju injektor dengan
ciri memiliki 5 wire /kabel (terminal 1, terminal 2, terminal 3 dan terminal 4)
B. Control Electric Fan
Kipas Pendingim Mesin ada dua tipe :
1. Digerakkan oleh Puly poros engkol
 Kecepatan kipas berubah sesuai dengan
kecepatan mesin
 Putaran kipas belum cukup besar apabila
mesin masih
 Menimbulkan bunyi pada kipas
 Dipasang sebuah kopling fluida
2. Digerakkan oleh Motor Listrik
 Berputarnya kipas pendingin yang
digerakkan oleh motor listrik
 Pada saat temperatur meningkat relay
untuk menggerakkan motor listrik
 Puara bising yang ditimbulkan kipas
pendingin rendah
Rangkaian Electric Fan
Kontrol Electric Cooling Fan berfungsi
untuk :
1. Bila temperatur engine mencapai
98o C maka electric fan akan
bekerja untuk mendinginkan air
pendingin
2. Bila A/C dihidupkan maka electric
fan akan bekerja
3. Bila sensor temperatur air
pendingin rusak maka fan akan
bekerja
Cara Kerja Kipas Pendingin
1. Saat Mesin masih dingin.  Apabila kunci kontak pada posisi ON, mesin berputar
dan temperatur air pendingin di bawah 98° C seperti
terlihat pada gambar diatas , coolant temperatur
switch pada keadaan ini titik kontaknya dalam keadaan
tertutup sehingga arus listrik mengalir melalui kunci
kontak, relay, titik kontak coolant temperatur switch dan
ke massa.
 Arus listrik yang mengalir pada relay akan menyebabkan
titik kontak pada relay terbuka sehingga arus listrik yang
ke motor listrik tidak mengalir sehingga kipas tidak
berputar.
2. Cara Kerja Rangkaian Saat Mesin Panas
 Apabila temperatur air pendingin melebihi
98° C, titik kontak pada coolant temperatur
switch akan terbuka yang selanjutnya akan
menyebabkan relay tidak bekerja dan titik
kontaknya saling berhubungan.
 Pada keadaan ini arus listrik akan mengalir
dari baterai ke motor listrik melalui kunci
kontak dan titik kontak relay sehingga motor
berputar bersama dengan kipas yang
selanjutnya mengalirkan udara melalui inti
radiator seperti terlihat pada gambar diatas.
C. Control Cut AC
Kontrol Cut A/C System (Air
Conditioner) berfungsi untuk :
1. Bila engine mencapai temperatur
107o C maka A/C akan di cut atau
dimatikkan
2. Ketika pedal gas atau katup
throttle gas dibuka lebih dari
ketentuan dari kecepatan kenraan
maka akan membuat A/C akan
otomatis di cut atau dimatikkan
ECU mesin mematikan kompresor A/C sesuai dengan kondisi
kendaraan untuk menjaga kondisi pengendaraan yang baik dan
performa akselerasi
Tipe 1 :
Tipe pertama mengontrol kerja AC secara tidak langsung melalui
amplifier A/C. ECU mesin mengirimkan sinyal ACT ke amplifier untuk
memutus magnetic clutch dari kompresor A/C. Sedang tipe lainnya,
ECU mesin langsung mengontrol operasi A/C dengan
mengoperasikan relay untuk magnetic clutch.
Tipe 2 :
Setelah switch A/C diset ke ON, kerja magnetic clutch ditunda
sesaat. Pada saat ini, ECU mesin membuka valve ISC guna
meningkatkan putaran mesin untuk mencegah penurunan putaran
mesin saat kompresor AC berkerja.
D. Oil Control Valve (VVT-i)
Fungsi control valve oil pada mesin VVT-i adalah untuk
mengontrol tekanan hidrolik yang mengalir ke arah advance chamber
dan retarding chamber.
E. Injector
Injector berfungsi untuk menyemprotkan atau
menginjeksikan bahan bakar menuju ke intake
manifold atau ruang bakar sesuai dengan
perintah dari ECU yang didasarkan dari inputan
sensor-sensornya
Injektor Bahan Bakar

Komponen ini bukan merupakan sensor melainkan aktuator yang berfungsi untuk menginjeksikan atau
mengabutkan bahan bakar ke dalam mesin atau ke dalam ruang bakar sesuai dengan sinyal dari ECU.
komponen ini terletak pada kepala silinder dekat dengan koil pengapian dengan ciri memiliki 2 wire/kabel (1
kabel tegangan input 12 volt dari dan 1 kabel massa injektor menuju ECU)
Secara umum konstruksi dasar EPI/EFI terbagi
dalam 3 system, yaitu :
1. Sistem control udara masuk (Air Induction System)
2. Sistem distribusi bahan bakar (Fuel Delivery System)
3. Sistem control Eletronic (Eletronic Control System).
1. Sistem control udara masuk (Air Induction
System)

D EFI L EFI
2. Sistem distribusi bahan bakar (Fuel Delivery
System)
Lamanya waktu penginjeksian bahan bakar
secara umum terbagi atas 3 system :
1. Sebentar-sebentar (intermitten) Independent/Sekuensial
2. Yang diatur oleh waktu (Timed) Group
3. Berlanjut (Continuous)  Simultan .
Metode Injeksi Bahan Bakar dan Timing Injeksi
1. Independen (Sekuensial)
2. Group
3. Simultan
Berdasarkan Metode Injeksi Bahan Bakar
1. EFI SPI
2. EFI MPI
3. EFI GDI
Single Point Injection.(SPI)
1. Single Point Injection (SPI) atau biasa disebut Throttle Body
Injection (TBI) atau Central Fuel Injection System: yaitu hanya
menggunakan satu Fuel Injector untuk beberapa Cylinder.
2. Injektornya dipasang sebelum saluran isap yaitu di atas katup
throttle.
3. Prinsip kerjanya satu injektor memasok bensin untuk keperluan
beberapa silinder sekaligus.
Konstruksi dari Single point injection
Multi Point Fuel Injection (MPI).
1. Multi Point Fuel Injection (MPI) disebut juga port fuel injection
(PFI), menempatkan injektor di atas lubang isap (intake port).
2. Setiap silinder memiliki satu injektor.
Konstruksi multi point fuel injection
Injeksi MPI memiliki kelebihan dibandingkan
dengan SPI antara lain :
1. Distribusi campuran udara-bahan bakarnya lebih seragam untuk
masing-masing silinder
2. Respons terhadap perubahan posisi throttle pun lebih cepat
3. Lebih akurat dalam mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan
sesuai dengan kondisi operasi
4. Emisi lebih bagus
5. Lebih hemat bahan bakar
6. Performa mesin lebih baik .
Gasoline Direct injection (GDI)
1. Injector berada di dalam ruang bakar,
2. Bensin disemprotkan langsung ke ruang bakar tanpa harus melalui
Intake Valve
3. Teknologi ini masih mahal, karena material Fuel Injector Nozzle
harus tahan pada suhu tinggi di ruang bakar.
3. Sistem control Eletronic (Eletronic Control
System)
System control penginjeksian meliputi :
1. Sistem control mekanik
2. Sistem kontrol hidrolik-mekanik
3. Sistem control elektronik.
Sistem control mekanik
Cara Kerja Sistem control mekanik
1. Sensor plat akan mendeteksi jumlah udara masuk
2. Jika udara masuk sedikit, maka gerakan dari sensor juga kecil, dan
jika jumlah udara masuk bertambah maka gerakan sensor akan
bergerak semakin jauh sehingga membesar
3. Gerakan sensor plat ini dihubungkan dengan sebuah plunyer yang
akan menentukan besar kecilnya saluran bahan bakar ke injector.
Sistem kontrol hidrolik-mekanik
Cara Kerja :
1. Gerakan plat sensor udara masuk ini dihubungkan
dengan plunyer yang diletakan ditengah distributor
bensin
2. Ketika jumlah udara masuk bertambah maka plat
sensor akan terdorong naik, gerakan ini juga akan
mendorong plunyer
3. Gerakan plunyer ini akan menentukan banyak
sedikitnya bahan bakar yang akan dialirkan ke
injector.
Sistem control elektronik
1. Pada system control elektronik
menggunakan sebuah engine control
modul (ECM) yang berfungsi sebagai
pusat pengontrolan system
2. Mendapat input dari 2 sensor utama
yaitu sensor jumlah udara masuk
dan sensor putaran mesin yang akan
digunakan untuk menentukan basic
injection volume
3. Selain dua sensor tersebut diatas
terdapat sensor-sensor lain yang
berfungsi sebagai input ECM untuk
mengoreksi jumlah bahan bakar
yang disemprotkan injector.
Sistem koreksi
1. Dasar penginjeksian bahan bakar pada mesin EPI/EFI tergantung pada dua sensor
utama yaitu sensor udara masuk dan sensor putaran mesin
2. Untuk menyempurnakan besarnya waktu penginjeksian, maka diperlukan sensor lain
sebagai sensor pendukung untuk mengoreksi penyempurnaan perbandingan
campuran udara dan bahan bakar (air fuel ratio) sesuai dengan kondisi kerja mesin
3. Banyaknya bahan bakar (bensin) yang disemprotkan harus sebanding dengan jumlah
udara yang masuk kedalam silinder (AFR)
4. Semakin banyak udara yang masuk ke dalam silinder, maka bensin harus semakin
banyak yang disemprotkan
5. Demikian sebalikya, semakin sedikit udara yang masuk, maka volume bensin yang
disemprotkan juga semakin sedikit
6. Misalnya saat mesin dihidupkan dalam kondisi masih dingin, ECM membutuhkan input
dari sensor ECT (engine cooling temperature) untuk memperkaya campuran supaya
mesin mudah dihidupkan.
F. Electronic Spark Advancer (ESA)
 ESA berfungsi untuk mengontrol waktu
pengapian (dimajukkan atau dimundurkan)
yang didasarkan inputan dari sensor-
sensornya.
 Pada ESA sudah tidak menggunakan
distributor lagi atau menggunakan sistem DLI
(Distributor Less Ignition) atau sistem DIS
(Direct Ignition System)
 Sistem ESA terdiri dari berbagai sensor, ECU
mesin, igniter, ignition coil, dan busi.
Koil Pengapian (Ignition Coil)

Fungsi Koil Pengapian adalah untuk menaikkan tegangan baterai 12 Volt menjadi 10 -12 KVolt melalui
proses induksi listrik guna membakar campuran bahan bakar dan udara pada ruang bakar melalui
percikan bunga api busi pada mesin bensin. komponen ini biasanya teretak pada kepala silinder dan
terhubung dengan busi memiliki 3 wire/ kabel ( 1 kabel input tegangan 12 Volt/terminal 1, 1 kabel dari
ECU/terminal 2 dan 1 lagi kabel menuju massa / terminal 4).
12 V Baterey  5000 V s/d 25000 V

Sudut Dwell
Saat Pengapian
Jenis Coil
1. CAN CONVENTIONAL IGNITION COIL (COIL TIPE TABUNG)
2. MOLDED IGNITION COIL TYPE (COIL TIPE SELUBUNG)
a. Single Coil Pack
b. Ignition Coil On Plug (Single Spark Coil)
c. Double Spark Coil
Karakteristik :
1. Untuk melayani seluruh busi
kendaraan
2. Banyak digunakan pada mobil
konvensional dan pengapian
transistor
3. Membutuhkan distributor untuk
kendaraan lebih dari 1 silinder

CAN CONVENTIONAL IGNITION COIL (COIL TIPE TABUNG)


MOLDED IGNITION COIL TYPE (COIL TIPE SELUBUNG)
a. Single Coil Pack
Karakteristik :
1. Bentuknya yang dibungkus oleh resin
khusus yang menyerupai lilin namun
sangat tahan terhadap panas dan
tegangan tinggi
2. Menghasilkan tegangan tinggi hingga
40.000 V
3. Digunakan pada sistem pengapian
dengan distributor (konvensional dan
semi transistor)
4. Digunakan untuk melayani banyak busi
5. Dipasang langsung kedalam distributor
MOLDED IGNITION COIL TYPE (COIL TIPE SELUBUNG)
b. Ignition Coil On Plug (Single Spark Coil) 1. Bentuknya yang dibungkus oleh resin khusus
yang menyerupai lilin namun sangat tahan
terhadap panas dan tegangan tinggi
2. Menghasilkan tegangan tinggi hingga 40.000 V
3. Sering disebut dengan single spark coil ataupun
pencil coil karena bentuknya yang dianggap
mirip pensil
4. banyak dipakai pada mobil-mobil modern masa
kini yaitu DLI (sistem pengapian distributorless)
5. Digunakan hanya untuk satu busi saja
6. Semakin banyak busi, maka akan semakin
banyak jumlah Single Spark Coil yang
dibutuhkan
7. Memiliki desain yang lebih kecil ramping dan
umumnya di letakkan langsung tepat diatas
lubang busi.
MOLDED IGNITION COIL TYPE (COIL TIPE SELUBUNG)
c. Double Spark Coil

Karakteristik :
1. Bentuknya yang dibungkus oleh resin
khusus yang menyerupai lilin namun sangat
tahan terhadap panas dan tegangan tinggi
2. Menghasilkan tegangan tinggi hingga
40.000 V
3. Digunakan untuk dua busi
4. Karena penggunaan resin dan material
berkualitas tinggi membuat koil jenis
double spark ini memiliki harga yang
terbilang lebih mahal dibanding jenis koil
lainnya
5. digunakan khusus pada mobil-mobil yang
sistem pengapiannya sudah menganut
sistem distributorless (DLI)
G. Idle Speed Concrol (ISC)
 ISC atau Idle Speed Control berfungsi
untuk mengontrol kecepatan idle atau
stasioner pada kendaraan
 Dengan cara mengatur banyak
sedikitnya udara yang masuk ke ruang
bakar ketika pedak gas tidak ditekan
atau diinjak
 Sistem ISC terdiri dari ISCV, ECU
mesin, dan beragam sensor dan
switch.
H. Exhaust Gas Recirculating (EGR)
 EGR atau Exhaust Gas Recirculation berfungsi
mengurangi Kadar Nox pada gas buang yang
dihasilkan pada proses pembakaran di engine.
 Cara Kerja EGR mensirkulasikan kembali sisa hasil
pembakaran untuk kemudian dicampur kembali
dengan udara bersih di intake manifold.
 Teknologi EGR sudah diterapkan pada mesin
bensin maupun pada mesin diesel.
 Dengan menggunakan teknologi EGR maka emisi
gas buang (polusi gas buang) dapat diperkecil.
I. Malfungtion Indicator Lamp (MIL)
MIL (Malfunction Indicator Lamp) disebut juga
lampu peringatan CHECK ENGINE atau lampu
peringatan sistem mesin yang berfungsi untuk
mengetahui kerusakan pada sensor yang ada
pada kendaraan
Tugas 3.
1. Sebutkan jenis actuator pada mobil/ motor dengan ketentuan :
a. Sebutkan jenis mobil/motor
b. Jenis aktuatornya apa saja yang ada pada mbil/motor tersebut
c. Foto/gambar letak actuator tersebut dengan detail
d. Buat diagram kelistrikannya dari ECU ke actuator.
e. Uraikan cara kerja dari actuator tersebut.
2. Berikan contoh mobil yang menggunakan coil CAN CONVENTIONAL IGNITION COIL (COIL TIPE TABUNG)
DAN MOLDED IGNITION COIL TYPE (COIL TIPE SELUBUNG) TIPE Single Coil Pack, Ignition Coil On Plug (Single
Spark Coil) dan Tipe Double Spark Coil disertai dengan dokumen yang sesuai.
Laporan dibuat dengan format word dan diprint.

Anda mungkin juga menyukai