TRAFFIC ENGINEERING 2
DESTRIA RAHMITA
RAMBU LALU LINTAS
sebagai alat untuk mengendalikan
lalu lintas, khususnya untuk
meningkatkan keamanan dan
kelancaran lalu lintas.
merupakan obyek fisik yang dapat
menyampaikan informasi (perintah,
peringatan, dan petunjuk) kepada
pemakai jalan serta dapat
mempengaruhi pengguna jalan.
Landasan Hukum Rambu
Undang-undang No.14 tahun 1992 tentang lalu lintas
dan angkutan jalan, pasal 8 ayat (1) disebutkan
bahwa untuk keselamatan, keamanan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas serta kemudahan bagi pemakai
jalan, jalan wajib dilengkapi dengan perlengkapan
jalan yang salah satunya adalah rambu.
Peraturan pemerintah Nomor 43 tahun 1993 tentang
Prasarana dan Lalu Lintas Jalan, Bab V pasal 17
sampai dengan pasal 39.
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun
1993 tanggal 9 september 1993 tentang Rambu-
rambu Lalu Lintas di jalan.
Definisi Rambu
Yang dimaksud dengan rambu
menurut keputusan Menteri
Perhubungan Nomor KM 61 tahun
1993 adalah salah satu perlengkapan
dari jalan, berupa lambang, huruf,
angka, kalimat dan ataupun
perpaduan diantaranya sebagai
peringatan, larangan, perintah,
ataupun petunjuk bagi pemakai jalan.
Jenis dan Fungsi Rambu
a Rambu Peringatan
Digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan
adanya tempat berbahaya di bagian jalan di depannya.
b Rambu Larangan
Digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dilarang
dilakukan oleh pemakai jalan
c Rambu Perintah
Digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib
dilakukan oleh pemakai jalan.
d Rambu Petunjuk
Digunakan untuk menyatakan petunjuk mengenai jurusan,
jalan, situasi, kota, tempat, pengaturan, fasilitas, dan lain-
lain pemakai jalan.
Keefektifan Rambu
Jika para pengemudi tidak melihat
informasi yang diberikan atau tidak
memberikan perhatian yang cukup
terhadap sarana yang diberikan ,
maka alat tersebut tidaklah efektif.
Syarat Rambu Efektif:
Memenuhi suatu kebutuhan tertentu
Dapat terlihat dengan jelas
Memaksakan perhatian
Menyampaikan suatu maksud yang
jelas dan sederhana
Perintahnya dihormati dan dipatuhi
secara penuh oleh pemakai jalan
Memberikan waktu yang cukup untuk
menanggapinya\bereaksi
Jarak penempatan rambu
Rambu ditempatkan di sebelah kiri menurut arah lalu lintas
tertentu di tepi paling luar bahu jalan atau jalur lalulintas
kendaraan dan tidak merintangi lalu lintas kendaraan atau pejalan
kaki.
Jarak penempatan antar rambu yang terdekat dengan bagian tepi
paling luar bahu jalan atau jalur kendaraan minimum 0,60 meter
dan mudah terlihat dengan jelas oleh pemakai jalan.
Rambu yang dipasang pada pemisah jalan (median) ditempatkan
pada jarak 0,30 meter dari bagian tepi paling luar dari pemisah
jalan.
Dalam keadaan tertentu dengan mempertimbangkan lokasi dan
kondisi lalu lintas, rambu dapat ditempatkan di sebelah kanan
atau di atas daerah manfaat jalan.
Penempatan rambu di sebelah kanan jalan atau di atas manfaat
jalan harus mempertimbangkan faktor geografis, geometris jalan,
kondisi lalu lintas, jarak pandang dan kecepatan rencana.
Penempatan Rambu
Penempatan Rambu
Ketinggian Penempatan Rambu
Ketinggian penempatan rambu pada sisi jalan minimum 1,75
meter dan maksimal 2,65 meter diukur dari permukan jalan
sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah atau papan
tambahan bagian bawah apabila bagian rambu dilengkapi dengan
papan tambahan.
Ketinggian penempatan rambu di lokasi fasilitas pejalan kaki
minimum 2,00 meter dan maksimum 2,65 meter diukur dari
permukaan fasilitas pejalan kaki sampai dengan sisi daun rambu
bagian bawah atau papan tambahan bagian bawah, apabila
rambu tersebut dilengkapi dengan papan rambu.
Khusus untuk rambu peringatan dalam Lampiran I Nomor 11.i dan
1.j Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 61Tahun 1993
ditempatkan dengan ketinggian 1,20 meterdiukur dari permukaan
jalan sampai dengan sisi daun bagian bawah
Ketinggian penempatan rambu di atas daerah manfaat jalan
adalah minimum 5,00 meter diukur dari permukaan jalan sampai
dengan sisi daun rambu bagian bawah.
Tinggi Rambu
Tinggi Penempatan Rambu
Penempatan Rambu Menurut
Ukuran
20
MARKA JALAN
Marka Jalan adalah suatu tanda yang
berada di permukaan jalan atau diatas
permukaan jalan yang meliputi
peralatan atau tanda yang
membentuk garis membujur, garis
melintang, garis serong serta lambang
lainnya yang berfungsi untuk
mengarahkan arus lalu lintas dan
membatasi daerah kepentingan lalu
lintas
JENIS MARKA
Marka membujur adalah tanda yang sejajar dengan
sumbu jalan
Marka melintang adalah tanda yang tegak lurus
dengan sumbu jalan
Marka serong adalah tanda yang membentuk garis
utuh yang tidak termasuk dalam pengertian marka
bujur atau marka melintang untuk menyatakan suatu
daerah permukaan jalan yang bukan merupakan jalur
lalu lintas kendaraan
Marka lambang adalah tanda yang mengandung arti
tertentu untuk menyatakan peringatan, perintah dan
larangan untuk melengkapi atau menegaskan
maksud yang telah disampaikan oleh rambu atau
tanda lalu lintas lainnya.
Marka lainnya :
Untuk penyeberangan pejalan kaki :
◼ Zebra cross yaitu marka berupa garis-
garis utuh yang membujur tersusun
melintang jalur lalu lintas
◼ Marka berupa 2 (dua) garis utuh
melintang jalur lalu lintas
◼ Untuk penyebrangan sepeda
dipergunakan 2 (dua) garis putus-putus
berbentuk bujur sangkar atau belah
ketupat
Landasan Hukum Marka
Undang – undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 8 ayat (1)
disebutkan bahwa untuk keselamatan, keamanan,
ketertiban dan kelancaran lalu lintas serta kemudahan
bagi pemakai jalan,jalan wajib dilengkapi dengan
marka jalan.
Peraturan Pemerintah Nomer 43 Tahun 1993 tentang
prasarana dan lalu lintas jalan, Bab V pasal 17 sampai
dengan pasal 39.
Keputusan Menteri Perhubungan Nomer KM. 60 Tahun
1993 tanggal 9 September 1993 tentang marka jalan
Fungsi Marka Membujur
a. Marka membujur berupa garis utuh berfungsi sebagai
larangan bagi kendaraan melintasi garis tersebut.
b. Marka membujur berupa garis utuh dipergunakan juga
untuk menandakan tepi jalur lalu lintas .
c. Marka membujur berupa garis putus – putus berfungsi
sebagai :
◼ mengarahkan lalu lintas
◼ memperingatkan akan ada marka membujur berupa garis
utuh didepan
◼ pembatasan jalur pada 2 ( dua ) arah
d. Marka jalan membujur berupa garis ganda yang terdiri dari
garis utuh dan garis putus – putus maka :
◼ Lalulintas yang berada pada sisi garis putus – putus dapat
melintasi garis ganda tersebut.
◼ Lalu lintas yang berada pada sisi garis utuh dilarang melintasi
garis ganda tersebut
Marka membujur putus-putus
Marka membujur garis ganda
Marka melintang
Marka Serong
Marka Lambang
Marka peringatan
Mendekati perlintasan sebidang
Marka dilarang parkir
Marka Dilarang berhenti
Paku Jalan
Pada batas tepi jalur lalin
Pada marka membujur putus-
putus sbg peringatan
Pada sumbu jalan sbg pemisah
jalur
Pada marka membujur garis utuh
Pada marka lambang chevron
Pada pulau lalin
Paku jalan dengan pemantul
cahaya berwarna kuning
digunakan untuk pemisah jalur
atau lajur lalu lintas
Paku jalan dengan pemantul
cahaya berwarna merah
ditempatkan pada garis batas di
sisi (kiri) jalan
Paku jalan dengan pemantul
cahaya berwarna putih
ditempatkan pada garis batas sisi
kanan jalan
Lokasi penempatan marka
a. Kondisi jalan dan lingkungan
b. Kondisi lalu lintas
c. Aspek keselamatan, keamanan, ketertiban dan
kelancaran lalu lintas.
Marka jalan harus terbuat dari bahan yang tidak licin dan
tidak boleh menonjol lebih dari 6 mm diatas
permukaan jalan.
After
Before