Anda di halaman 1dari 14

Rambu dan Marka Lalu Lintas

RAMBU DAN MARKA LALU LINTAS

Sebagai alat untuk mengendalikan lalu lintas,khususnya untuk meningkatkan keamanan dan
kelancaran pada sistim jalan dan dapat menyampaikan informasi kepada pemakai jalan serta
dapat mempengaruhinya penggunaan jalan.

JENIS INFORMASI YANG DISAMPAIKAN KEPADA PEMAKAI JALAN


Tiga jenis informasi yang digunakan yaitu :
1. Yang bersifat perintah dan larangan harus dipatuhi
2. Peringatan terhadap suatu bahaya
3. Petunjuk,berupa arah,identifikasi tempat,fasilitas-fasilitas

ALAT PENGENDALI LALU LINTAS YANG EFEKTIF


Agar alat tersebut manjadi efektif,maka alat-alat pengendali lalu lintas tersebut harus :
1. Memenuhi suatu kebutuhan tertentu
2. Dapat terlihat dengan jelas
3. Memaksakan perhatian
4. Menyampaikan suatu maksud yang jelas dan sederhana
5. Perintahnya dihormati dan dipatuhi secara penuh oleh para pemakai jalan
6. Memberikan waktu yang cukup untuk menanggapinya atau bereaksi
Untuk menjamin keefektifannya , maka ada 4 pertimbangan yang harus dilakukan :
 Disain
Termasuk ukuran ,bentuk,warna dan kemudahan membaca rambu tersebut, ditambah
penerangan dan pemantulannya (syarat-syarat 3 & 4 diatas )
 Lokasi
Alat-alat tersebut harus terletak di dalam kerucut sudut penglihatn dari pemakai jalan,
dan ditempatkan sedemikian rupa agar pengemudi mempunyai waktu yang cukup
untuk bereaksi terhadap pesan-pesan tersebut(syarat 2 & 6).
 Keseragaman penggunaannya
Rambu-rambu yang standart harus digunakan ,demikian pula untuk situasi-situasi lalu
lintas yang sam harus diberikan rambu-rambu yang sama pula,sehingga para pemakai
jalan dapat mengetahui apa yang harus dilakukan pada saat mereka melihat rambu
lalau lintas dan bereaksi dengan cepat berdasarkan pengalaman sebelumnya. Rambu
hanya digunakan apabila benar-benar diperlukan saja. Rambu-rambu yang tidak
dibutuhkan lagi harus dihapuskan.
Yang dimaksudkan dari keseragaman adalah :
1. bentuk, misalnya segiempat (pemberi-tahuan), segiempat pada sumbu
diagoanal (peringatan), bulat (wajib), segi delapan (stop).
2. warna, yang biasa digunakan adalah merah, hitam, putih, biru, dan kuning.
3. dimensi (ukuran-ukuran).
4. pesan yang disampaikan, baik melalui penulisan kata-kata maupun dengan
simbol (lambang).
5. jenis huruf
6. metode penerangan dan pemantulannya
7. lokasi
8. tiang dan pemasangannya
 Perawatan
Rambu-rambu harus bersih, terpasang dengan baik, dan kebebasan pandangan dapat
dijaga.

1 Teknik Lalu Lintas


Rambu dan Marka Lalu Lintas

ASPEK TANGGUNG JAWAB DAN HUKUM


Alat-alat pengendali lalu lintas,khususnya perangkat-perangkat pengatur harus ditetapkan
oleh hokum diumumkan dalam berita Negara dan berita daerah.Jika tidak, maka rambu-
rambu tersebut tidak dapat ditegakkan.
Pengelola lalu lintas dan angkutan jalan untuk ruas-ruas jalan tertentu kemudian harus
bertanggung jawab untuk menjamin bahwa rambu-rambu lalu lintas dan marka-marka jaln
tersebut tetap dapat memenuhi standart yang tepat.
Tanggung jawab untuk penegakkan hokum di jalan raya berada pada polisi lalu lintas
setempat.

RAMBU LALU LINTAS

Fungsi dan Bentuk serta Warna Rambu

1. Rambu Peringatan
Digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan ada bahaya atau tempat
berbahaya bagian jalan di depannya. Rambu peringatan ditempatkan sekurang-
kurangnya pada 50 meter atau pada jarak tertentu sebelum tempat bahaya. Warna
dasar rambu peringatan berwarna kuning dengan lambang atau tulisan berwarna
hitam. Bentuk rambu peringatan adalah bujur sangkar dan empat persegi panjang.
2. Rambu Larangan
Digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dillarang dilakukan oleh pemakai jalan
yang ditempatkan sedekat mungkin dengan titik larangan dimulai. Warna dasar
rambu larangan mempunyai warna putih bertuliskan hitam atau merah. Bentuk rambu
larangan terdiri dari segi delapan sama sisi, segi tiga sama sisi larangan silang dengan
ujung-ujung yang runcing dan lingkaran.
3. Rambu Perintah
Digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib dilakukan oleh pemakai jalan yang
ditempatkan sedekat mungkin dengan titik kewajiban dimulai. Warna dasar rambu
perintah berwarna biru dengan lambang atau tulisan berwarna putih serta merah
untuk garis serong sebagai batas akhir perintah.
4. Rambu Petunjuk
Digunakan untuk menyatakan petunjuk mengenai jurusan, jalan, situasi, kota, tempat,
pengaturan, fasilitas dan lain-lain bagi pemakai jalan. Sedangkan untuk menyatakan
jarak dapat digunakan papan tambahan atau dicantumkan pada rambu itu
sendiri,untuk menyatakan tempat fasilitas umum, batas wilayah suatu daerah, situasi
jalan, dan rambu berupa kata-kata serta tempat khusus dinyatakan dengan warna
dasar biru,untuk menyatakan petunjuk arah untuk mencapai tujuan seperti kota,
daerah atau wilayah serta nama jalan dinyatakan dengan warna dasar hijau dengan
tulisan atau lambing warna putih, khusus rambu petunjuk jurusan objek wisata
dinyatakan dengan warna dasar coklat dengan lambing atau tulisan warna putih.

2 Teknik Lalu Lintas


Rambu dan Marka Lalu Lintas

Persyaratan Bentuk dan Warna

Bentuk dan warna digunakan untuk membedakan antara kategori-kategori rambu yang
berbeda, dimana dapat :
 Meningkatkan kemudahan pengenalan bagi pengemudi.
 Membuat pengemudi dapat lebih cepat untuk bereaksi
 Menciptakan reaksi-reaksi standart terhadap situasi-situasi yang standart.

Secara khusus bentuk dan rambu yang digunakan pada perambuan lalu lintas :
1. warna :
 merah menunjukan bahaya
 kuning menunjukan peringatan
 biru menunjukan amar (perintah)
 hijau menunjukan informasi umum
2. bentuk :
 bulat menunjukan larangan
 segiempat pada sumbu diagonal menunjukan peringatan bahaya dan petunjuk

Secara umum rambu-rambu menggunakan 2 warna untuk menyampaikan pesan,satu warna


terang dan yang lain warna gelap.

Ukuran huruf
Kemudahan membaca ditentukan oleh ukuran huruf, dan lebar dari ketebalan huruf. Ratio
tinggi : lebar biasanya 1:1 dan 2:1. Ratio tinggi dan lebar ketebalan huruf biasanya antara 9:1
dan 5:1.

Kemudahan membaca ‘l’ diukur dalam meter untuk suatu jarak tertentu yang dapat membaca
per 50 mm tinggi huruf.

Lokasi dan Penempatan


1. Daerah
Daerah tempat dipasangnya rambu dihitung dengan cara mengaitkan jarak kebebasan
pandangan terhadap waktu alih gerak kendaraan yang diperlukan berhenti, dan untuk
itu jarak tersebut adalah berupa jarak pandang henti. Secara praktis hal ini berarti
bahwa jarak penempatan rambu merupakan fungsi kecepatan rencana pada jalan
tersebut.
2. Penempatan
Rambu harus ditempatkan sesuai dengan standart kebebasan samping sekurang-
kurangnya 0,60 m dari tepi badan jalan kota yang normal, dan meningkat hingga 1,2
m pada jalan ganda kecepatan tinggi serta 0,30 meter untuk rambu yang dipasang
pada pemisah jalan (median).Rambu ditempatkan disebelah kiri menurut arah lalu
lintas. Akan tetapi dalam keadaan tertentu dengan mempertimbangkan lokasi dan
kondisi lalu lintas, rambu dapat ditempatkan disebelah kanan atau diatas daerah
manfaat jalan.

3 Teknik Lalu Lintas


Rambu dan Marka Lalu Lintas

3. Tinggi
Bagian sisi rambu yang paling rendah harus minimal 1,75 meter dan tinggi
maksimum 2,65 meter di atas titik pada sisi jalan yang tinggi yang diukur dari
permukaan jalan sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah.Sedangkan rambu
yang dipasang pada fasilitas pejalan kaki tinggi minimum 2,00 meter dan maksimum
2,65 meter dari sisi daun rambu yang paling bawah. Khusus untuk rambu peringatan,
ditempatkan dengan ketinggian 1,20 meter dan rambu yang ditetapkan daerah
manfaat jalan minimum 5,00 meter.
4. Orientasi
Rambu-rambu pada umumnya berorientasi tegak lurus terhadap arah perjalanan
untuk jalan yang melengkung atau belok ke kanan. Akan tetapi untuk jalan yang lurus
atau melengkung/belok ke kiri pemasangn posisi rambu harus di geser minimal 3˚
searah jarum jam dari posisi tegak lurus sumbu jalan kecuali rambu petunjuk. Posisi
rambu tidakl boleh terhalang oleh bangunan,pepohonan, dan atau benda-benda
lainyang dapat berakibat mengurangi atau menghilangkan arti rambu tersebut.

Material (pemantulan & penerangan)

Rambu-rambu dapat dibuat dari logam (lempengan aluminium atau baja), plastik atau kayu;
rambu-rambu yang melampaui suatu ukuran-ukuran tertentu akan memerlukan suatu
perkuatan konstruksi. Tiang rambu dapat dibuat dari logam,beton atau kayu.
Permukaan rambu harus berupa: lapisan bahan reflektif yang tahan cuaca ditempelkan di atas
plat aluminium, cat email kering udara ,cat selulosa,material plastik,yang memantulkan
cahaya.Rambu-rambu harus mudah terlihat baik pada siang maupun malam hari.

Konstruksi dan Pemasangan Rambu

Rambu-rambu yang besar akan memerlukan disain yang khusus dengan material dan pondasi
yang cukup kuat untuk menahan tekanan (gaya) angin dengan maksud untuk alasan-alasan
estetika dan keselamatan .

PENYELENGGARA RAMBU

Perencanaan,pengadaan dan pemeliharaan rambu dilakukan oleh Direktur Jenderal


Perhubungan Darat atau pejabat yang ditunjuk untuk jalan nasional dan jalan tol kecuali
jalan nasional yang berada dalam ibu kota kabupaten daerah tingkat II, untuk jalan propinsi
kecuali jalan propinsi yang berada dalam ibu kota kabupaten daerah tingkat II dan
kotamadya daerah tingkat II oleh Pemerintah Daerah Tingkat I, sedangkan untuk jalan
kabupaten oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten dan jalan Propinsi yang berada
dalam ibukota kabupaten Daerah Tingkat II oleh Pemda Tingkat II Kabupaten dengan
persetujuan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I serta jalan Nasional yang berada dalam
Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II oleh Pemda Tingkat II Kabupaten dengan persetujuan
Direktur Jenderal, demikian halnya untuk Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya.

4 Teknik Lalu Lintas


Rambu dan Marka Lalu Lintas

KEKUATAN HUKUM RAMBU

Pengaturan lalu lintas yang bersifat perintah dan atau larangan yang berupa rambu lalu lintas
sebagai hasil manajemen lalu lintas,ditetapkan dengan :
1. Keputusan Dirjen atau pejabat yang ditunjuk untuk pengaturan lala lintas pada jalan
nasional yang terletak di Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II dan Kotamadya
Daerah Tingkat II, serta diumumkan dalam Berita Negara.
2. Peraturan Daerah Tingkat I,untuk pengaturan pada jalan propinsi kecuali jalan
propinsi yang berada dalam Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II dan jalan propinsi
yang berada dalam Kotamadya Daerah Tingkat II, serta diumumkan dalam Berita
Daerah.
3. Peraturan Daerah Tingkat II, untuk pengaturan lalu lintas pada jalan
Kabupaten/Kotamadya, jalan nasional dan jalan propinsi serta diumumkan dalam
Berita Daerah.

Rambu dan marka atau pemberi isyarat lainnya tersebut mempunyai kekuatan hukum setelah
30 hari sejak tanggal pemasangan,dimana tanggal pemasangan harus diumumkan pada
pemakai jalan oleh instansi yang berwenang menyelenggarakan rambu.

MARKA DAN TANDA JALAN

Marka jalan adalah suatu tanda yang berada dipermukaan jalan atau diatas permukaan jalan
yang berfungsi untuk mengarahkan arah lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu
lintas, marka ini terdiri dari :
 Marka garis membujur
 Marka garis melintang
 Marka garis serong
 Marka lambang
 Marka lainnya

Marka jalan di atas permukaan perkerasan jalan terutama marka garis mempunyai pesan
perintah, peringatan, maupun larangan. Masalah yang utama pada marka jalan adalah bahwa
marka tersebut mudah hilana dengan cepat.

UKURAN MARKA JALAN


Ukuran marka jalan untuk garis melintang, membujur, dan serong dengan menggunakan
garis utuh, putus-putus, maupun ganda serta lambang dan marka lainnya yang dapat
digunakan standart yang telah ditetapkan sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan
KM 60 tahun 1993 tentang Marka Jalan.

5 Teknik Lalu Lintas


Rambu dan Marka Lalu Lintas

FUNGSI UTAMA MARKA

1. Marka membujur garis utuh,garis putus-putus, dan garis ganda


 Marka membujur garis utuh berfungsi sebagai larangan bagi kendaraan
yang melintasi garis tersebut, juga untuk menandakan tepi jalur serta untuk
pengaturan lalu lintas dalam keadaan darurat yaitu sebagai pemisah lajur
yang berfungsi sebagai marka.
 Marka membujur garis putus-putus berfungsi mengarahkan lalu lintas
dan memperingatkan pengendara akan ada marka membujur berupa garis utuh
di depan serta sebagai pembatas lajur pada dua arah.
 Marka membujur garis ganda terdiri dari utuh dan putus-putus maka
fungsinya adalah lalun lintas yang berada pada sisi garis putus-putus dapat
melintasi garis ganda tersebut dan lalu lintas yang berada pada sisi garis utuh
dilarang melintasi garis ganda tersebut.
2. Marka melintang garis utuh dan garis ganda putus-putus
 Marka melintang berupa garis utuh menyatakan batas berhenti kendaraan
yang oleh alat pemberi isyarat lalu lintas atau rambu larangan.
 Marka melintang berupa garis ganda putus-putus menyatakan batas henti
kendaraan sewaktu mendahului kendaraan lain yang diwajibkan oleh rambu
larangan.
3. Marka Serong
Marka serong berupa garis utuh dilarang dilintasi kendaraan dan untuk menyatakan
pemberitahuan awal atau akhir pemisah jalan,sedangkan marka serong yang dibatasi
dengan rangka garis utuh digunakan untuk menyatakan daerah yang tidak boleh
dimasuki kendaraan dan sebagai pemberitahuan awal sudah mendekati pulau lalu
lintas.
4. Marka lambang
Marka lambang berupa panah, segitiga atau tulisan digunakan untuk mengulangi
maksud dari rambu-rambu lalu lintas atau untuk memberitahu pemakai jalan yang
tidak dinyatakan dengan rambu lalu lintas.
5. Marka Lainnya
Marka lainnya diantaranya adalah marka untuk penyeberangan pejalan kaki yang
dinyatakan dengan zebra cross yaitu marka berupa garis-garis utuh yang membujur
tersusun melintang jalur lalu lintas.Sedangkan untuk menyatakan tempat
penyeberangn sepeda dipergunakan dua garis putus-putus berbentuk bujur sangkar
atau belah ketupat dan paku jalan yang memantulkan cahaya dapat disebut dengan
marka lainnya.

MATERIAL DAN WARNA MARKA

Semua marka dan tanda-tanda jalan harus menggunakan warna yang memantul. Putih dan
kuning merupakan warna yang umum digunakan dimana dapat terlihat pada malam hari, dan
juga berlawanan (kontras) dengan warna permukaan aspal yang hitam.Marka dan paku jalan
secara khusus juga harus dapat bertahan lama, memantul, dan tidak licin.
Material-material marka jalan yang utama adalah :
1. Cat
Banyak digunakan untuk marka-marka memanjang pada daerah yang lalu lintasnya
tidak padat .

6 Teknik Lalu Lintas


Rambu dan Marka Lalu Lintas

2. Material termoplastik
Semprotan plastik yang dibuat dari damar termoplastik dengan campuran plastik,
pewarna dan agregat. Digunakan pada lokasi-lokasi yang tingkat penggunaannya
tinggi,misalnya pada persimpangan.
3. Material lembaran
Pita yang memiliki perekat dan material lembaran telah dikembangkan, dimana
khususnya berguna untuk situasi-situasi yang sifatnya sementara.
4. Material konstruksi perkerasan
Mempunyai beragam warna seperti misalnya blok beton (stone block/corn block)
atau pelapis warna jalan.

FASILITAS PENDUKUNG MARKA


1. Paku jalan (road studs)
Dapat dari logam plastik atau keramik.Digunakan sebagai tanda garis tengah jalan,
chevron, karena dapat mengganggu kestabilan pengendara sepede motor jika
dipasang pada lokasi-lokasi yang lain maka paku jalan ini tidak boleh menonjol 15
milimeter diatas permukaan jalan apabila dilengkapi dengan reflektor maksimal
tingginya adalah 40 milimeter diatas permukaan jalan. Paku jalan ini biasanya
digunakan pada marka garis membujur sebagai batas pemisah lajur ataupun sebagai
batas kiri dan kanan badan jalan.
2. Delincator
Dibuat dari bahan plastic atau fiber glas, digunakan sebagai tanda pembatas tepi jalan
biasanya berbentuk lempengan tiang-tiang dan mempergunakan cat berwarna merah
atau putih yang mementulkan cahaya saat terkena cahaya lampu kendaraan di malam
hari.
3. Traffic cones
Merupakan alat pengendali lalu-lintas yang besifat sementara ynag berbentuk kerucut
berwarna merah dan dilengkapi dengan alt pemantul cahaya (reflector).

PENYELENGGARA MARKA DAN TANDA JALAN


Perencanaan, pengadaan, pemasangan, dan pemeliharaan marka jalan dilakukan oleh :
1. Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk untuk jalan nasional dan jalan tol
kecuali jalan nasional yang berada dalam ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II atau
yang berada dalam Kotamadya daerah Tingkat II.
2. Pemerintah Daerah Tingkat I untuk jalan propinsi kecuali jalan propinsi yang berada
dalam ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II atau jalan propinsi yang berada dalam
Kotamadya Daerah Tingkat II.
3. Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II untuk jalan kabupaten, jalan propinsi yang
berada dalam ibukota kabupaten daerah tingkat II dengan persetujuan Gubernur
kepala daerah tingkat I dan jalan nasional yang berada dalam ibu kota kabupaten
daerah tingkat II dengan persetujuan Direktur Jenderal.
4. Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya untuk jalan Kotamadya, jalan propinsi
yang berada dalam Kotamadya Daerah Tingkat II dengan persetujuan Gubernur
Kepala Daerah Tingkat I dan jalan nasional yang berada dalam Kotamadya Daerah
Tingkat II dengan persetujuan Direktur Jenderal
5. Penyelenggara jalan tol dapat melakukan perencanaan, pengadaan, pemasangan, dan
pemeliharaan marka jalan di jalan tol setelah mendengar pendapat Direktur Jenderal.

7 Teknik Lalu Lintas


Rambu dan Marka Lalu Lintas

6. Instansi, badan usaha atau warga Negara Indonesia dapat melakukan pengadaan,
pemasangan, dan pemeliharaan marka jalan dengan memenuhi standar teknis dan
mendapat persetujuan sesuai dengan poin 1 s/d 5.

KEKUATAN HUKUM MARKA JALAN


Marka jalan yang bersifat pengaturan lalu lintas yang bersifat dan atau larangan sebagai hasil
dari manajemen lalu lintas ditetapkan dengan :
1. Keputusan Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk untuk pengaturan lalu lintas
pada jalan nasional dan jalan tol kecuali jalan nasional yang terletak di ibu kota
Kabupaten Daerah Tingkat II dan Kotamadya Daerah Tingkat II serta diumumkan
dalam berita Negara.
2. Peraturan Daerah Tingkat I, untuk pengaturan pada jalan propinsi, kecuali jalan
propinsi yang berada dalam ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II dan jalan propinsi
yang berada dalam Kotamadya Daerah Tingkat II serta diumumkan dalam berita
daerah.
3. Peraturan Daerah Tingkat II untuk pengaturan lalu lintas pada jalan kabupaten atau
kotamadya, jalan nasional dan jalan propinsi, serta diumumkan dalam berita daerah.
4. Marka yang bersifat perintah atau larangan mempunyai kekuatan hukum setelah 30
hari sejak tanggal pemasangan dan diumumkan kepada pemakai jalan oleh instansi
yang berwenang menyelenggarakan marka jalan melalui media massa cetak atau
media massa elektronik atau media lain yang dikeluarkan pemerintah.

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TEKNIK


Direktur Jenderal Perhubungan Darat melaksanakan pembinaan dan pengawasan teknis atau
penyelenggaraan marka jalan yang meliputi :
1. penentuan persyaratan teknis marka jalan
2. penentuan petunjuk teknis yang mencakup penetapan pedoman, prosedur dan tatacara
penyelenggaraan marka jalan
3. pemberian bimbingan teknis dalam rangka peningkatan kemampuan dan
keterampilan teknis para penyelenggaraan marka jalan
4. pemantauan dan penilaian atas penyelenggaraan marka jalan
5. pemberian saran teknis dalam penyelenggaraan marka jalan

8 Teknik Lalu Lintas


Rambu dan Marka Lalu Lintas

SURVEI LALU LI NTAS

1. Pendahuluan
a. Tujuan survei
Untuk mendapatkan data yang berupa data primer maupun data sekunder. Data
primer adalah data yang didapatkan oleh pencari data secara langsung dari sumber
penelitian. Data sekunder didapatkan oleh pencari data dari sumber lain.
b. Kegunaan survei
Survei dilakukan bila benar-benar perlu,dan data tersebut tidak dapat diperoleh secara
sekunder. Lingkup dan sifat keteknikan lalu lintas telah berubah pada tahun-tahun
terakhir ini. Informasi dibutuhkan bukan hanya untuk perencanaan sistem jalan, tetapi
juga untuk mengestimasi konsekuensi social dan lingkungan dari pelaksanaan
rencana semacam itu. Pemantauan yang memadai terhadap perubahan-perubahan ini
penting jika fleksibilitas yang lebih besar ingin dipertahankan dalam perencanaan dan
bila tren baru ingin dimaksukkan dalam ramalan jangka panjang yang sudah dibuat
sebelumnya, yang menjadi dasar bagi rencana tersebut.
Survei-survei diperlukan untuk banyak tujuan dan agar dapat dilakukan dengan
efisien, maka tujuan survei harus didefinisikan dengan jelas. Jenis-jenis survei
berkisar dari penentuan dan perumusan karakteristik pola gerakan berskala besar,
untuk dipakai dalam rencana struktur, sampai survei kecil untuk memastikan
kebutuhan rencana lokal, atau untuk mengumpulkan tanggapan dari sekelompok
penduduk.

2. Survei – Survei Transportasi


Interaksi mendasar antara perencanaan guna lahan dan sifat pola perjalanan telah
membawa keduanya ke dalam proses terpadu dan mencakup keputusan kebijaksanaan dan
evaluasi alternatif srategi. Akan tetapi, sifat comprehensive dari bentuk studi transportasi
yang sudah ada sebelumnya tetap dipertahankan dalam bentuk-bentuk perencanaan yang
lebih baru, meskipun penekanan pokoknya berkaitan dengan tujuan objektivitas yang lebih
sederhana, tapi masih dipertimbangkan dalam hubungan konteks perencanaan secara
keseluruhan sebagai suatu proses fisik dan sosial.
Tahap pertama dari suatu studi adalah perumusan tujuan untuk area yang sudah
didefinisikan dan penetapan sasaran-sasaran atas dasar sumber daya yang ada, jangkauan
waktu, perencanaan anggarandan keinginan masyarakat. Tahap selanjutnya adalah
perencanaan survey-survei yang berkaitan, penentuan tindak keputusan secara rinci untuk
memperoleh ketelitian yang dipersyaratkan, berdasarkan informasi yang ada saat ini, dan
penyelesaian survei, analisis, dan pembuatan model. Tahap terakhir, ramalan-ramalan dibuat
untuk periode yang sudah ditentukan sebelumnya.

3. Manajemen Survei
a. Merencanakan Survei
Jenis Survei dipilih dengan 3 kriteria yaitu secara teknis data yang diperoleh harus
tepat (dapat mengukur variable yang diinginkan) dan dengan validitas yang tinggi.
Dalam merencanakan survei ada 2 hal pokok hal pokok yang harus dilakukan,yaitu :

9 Teknik Lalu Lintas


Rambu dan Marka Lalu Lintas

1) Perencanaan Teknis
Dalam perencanaan teknis ditetapkan hal-hal berikut :
a) Tujuan Survei dan Data yang Sudah Ada
Tujuan survey harus diberikan dengan jelas :
 Mengapa survei dilakukan
 Parameter yang diukur
 Hasil yang ditetapkan
Setelah tujuan tersebut jelas, kemudian dapat ditentukan data yang
harus dikumpulkan beserta tingkat akurasinya.
b) Ruang Lingkup Survei
Populasi obyek survei harus ditentukan dan dijelaskan untuk
memudahkan pemilihan sampel.
Berdasarkan populasi dan tujuan survey akan ditentukan sample.Hal-
hal yang perlu diperhatikan adalah :
 Tipe/jenis sampel, misalnya lalu lintas di jalan Malang,
penduduk Surabaya
 Satuan sampel, misalnya orang, KK, smp/jam
 Kerangka sampel : daftar pertanyaan yang harus di jawab oleh
sampel
 Jumlah sampel dan tingkat akurasinya
c) Metode Pengumpulan Data
Pemilihan model didasarkan pada jenis data yang dikumpulkan, obyek
survey dan skala survei.
d) Waktu dan Biaya Survei
Faktor waktu yang meliputi kapan dan berapa lama survei
dilakukan.Lama survei dipertimbangkan berkaitan dengan jumlah
sampel dan tingkat akurasiny. Setelah waktu survei ditentukan, maka
dapat disusun rancangan anggaran biaya survei.

2) Perencanaan Organisasi
Organisasi survey terdiri dari koordinator survei dan pelaksana survei
(enumerator). Untuk pekerjaan survei yang besar kadang-kadang dibutuhkan
sub koordinator yang akan membawahi pelaksana survey untuk bidang-
bidang tertentu. Selain kuantitas, kualitas pelaksana survei juga harus
dipersiapkan secara matang dengan cara memberi pengarahan dan latihan
survei.

b. Survei Pendahuluan
Agar survei yang sesungguhnya dapat berjalan dengan efisien dan efektif, maka perlu
dilakukan survey pendahuluan yang akan memberikan banyak petunjuk awal yang
mengenai :
 Cukup atau tidaknya kerangka sampel
 Tingkat keanekaragaman populasi
 Tepat atau tidaknya metode survei
 Prosentase responden yang tidak menjawab
 Cukup atau tidaknya daftar pertanyaan
 Efisien dan efektifitas petunjuk survey bagi enumerator
 Tepat atau tidaknya pemberian kode arau pembagian zona
 Perkiraan waktu dan biaya survey utama
 Efisiensi dan efektifitas organisasi survei

10 Teknik Lalu Lintas


Rambu dan Marka Lalu Lintas

Survei pendahuluan merupakan survei yang berskala kecil dan sangat penting untuk
dilakukan terutama apabila kurang dipunyai pengalaman survei yang sejenis.

4. Survei Kecepatan
a. Umum
Petunjuk kecepatan (speedometer) pada kendaraan, kecepatan gerak kendaraan hanya
pada saat tertentu, dan kecepatan akan beubah-ubah dari waktu ke waktu sepanjang
jalan itulah kecepatan yang diukur ole polisi dan kita sebut kecepatan sesaat (spot
speed)

b. Kegunaanya
Data-data dari survei kecepatan dan dapat digunakan hal-hal sebagai berikut ;
 Analisa kecelakaan
 Untuk perencanaan geometrik
 Untuk pembuatan trend kecepatan
 Untuk traddic control dan regulation

c. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kecepatan


1) Pengemudi, yang menyangkut hal-hal sebagai berikut :
 Jarak perjalanan
 Jumlah penumpang
 Umur dan jenis kelamin
 Tempat tinggal (luar atau dalam kota)
2) Kendaraan, yang menyangkut hal-hal sebagai berikut :
 Tipe kendaraan
 Umur dan berat
 Horse power dan pabrik tempat diproduksi
3) Jalan Raya, yang menyangkut hal-hal sebagai berikut :
 Letak geografis
 Tipe, grade, kelengkungan
 Jarak pandangan
 Jarak antara persimpangan
4) Traffic, yang menyangkut hal-hal sebagai berikut :
 Volume lalu lintas
 Kecepatan
 Tipe kendaraan
 Traffic yang berlawanan

d. Waktu dan Lamanya Survei


Direkomendasi bahwa waktu survei hendaknya pada jam sibuk (peak hour) sedang
lamanya survey satu jam atau tidak boleh kurang dari 50 kendaraan.

e. Metode – Metode yang Digunakan


1. Spot Speed (survei kecepatan setempat)
Kegunaan dari survei kecepatan setempat adalah sebagai berikut :
 Untuk menentukan kecepatan rata – rata pada suatu lokasi
 Untuk menentukan rentang nilai kecepatan pada suatu lokasi
 Untuk menentukan kecepatan maksimum dan minimum pada suatu lokasi
 Untuk mengkaitkan kecepatan – kecepatan dengan tingkat keseriusan
kecelakaan – kecelakaan pada suatu lokasi

11 Teknik Lalu Lintas


Rambu dan Marka Lalu Lintas

 Untuk menentukan efektifitas (keberhasilan) dari rencana – rencana


manajemen lalu lintas dalam mengendalikan arus lalu lintas.
Survei – survei kecepatan setempat merupakan survei yang sangat sederhana dan
praktis. Pengalaman sebelumnya telah menunjukkan bahwa 5 metode seperti
sebagai berikut merupakan metode – metode yang paling praktis.
a) Metode 2 orang Pengamat
Suatu jarak antara 20 hingga 100 meter diukur secara akurat, 1 orang
pengamat berdiri pada setiap ujungnya. Pengamat pertama menurunkan
tangannya begitu kendaraan pertama melewatinya dan pengamat ke 2
memulai (menekan) stop watchnya melewatinya, dan kemudian dia
mencatat waktunya.
Keuntungan dari metode ini adalah bahwa survai ini hanya membutuhkan
suatu organisasi, latihan dan bahan – bahan peralatan yang minimal
(sederhana).Sedangkan kerugian – kerugian sebagai berikut :
keakuratanya terbatas, dimana disebabkan karena adanya reaksi manusia
dalam mengukur waktu, dan kesalahan (tipuan) penglihatan.
Pengumpulan datanya adalah lambat dan contohnya (sampel) kecil.

b) Metode Enoscope
Enoscope adalah alat yang berbentuk kotak dengan 2 buah lubang yang
saling tegak lurus dan didalamnya terdapat kaca cermin yang dapat
mementulkan cahaya (bayangan benda)yang melintas pada suatu lubang
yang lain.
Metode ini sama seperti pada metode 2 orang pengamat, kecuali
digunakan alat enoscope sebagai pengganti para pengamat.
Keuntungan – keuntungannya adalah :
 Alat enoscope akan mengurangi kesalahan – kesalahan
penglihatan.
 Mudah dan murah biaya untuk pengorganisasian, latihan dan
peralatannya
Kerugian – kerugiannya adalah :
 Kesalahan manusia dalam masalah waktu bereaksi, makin pendek
jarak yang ditetapkan, maka relatif makin besar pula kesalahan
manusia tersebut.
 Tidak dapat digunakan untuk lalu lintas yang padat dan untuk
jalan – jalan yang berlajur banyak.
 Pengumpulan data pada survei ini sangat lambat, dan hanya dapat
mengumpulkan sampel yang sedikit.
 Kecepatan rata- rata sebenarnya diukur dalam suatu jarak yang
pendek. Meskipun demikian hal ini merupakan suatu perkiraan
yang masih dapat diterima sebagai kecepatan setempat.
 Peralatan yang tampak di tepi jalan dapat mengakibatkan para
pengemudi memperlambat laju kendaraannya karena tertarik
untuk melihat alat tersebut atau karena merasa berjalan melebihi
batas kecepatan. Oleh sebab itu survai tidak dapat mencatat
kecepatan kendaraan normal.

c) Metode Speed Meter ( dengan alat pengukur kecepatan)


Sebagai pengganti penggunaan tenaga manusia, maka telah
dikembangkan suatu peralatan mesin untuk melakukan tugas yang
sama.Alat venner meter yang menggunakan 2 pipa karet (rubber road

12 Teknik Lalu Lintas


Rambu dan Marka Lalu Lintas

tube), dimana secara elektronik akan mengukur waktu antara 2 pulsa


udara begitu sebuah as roda kendaraan melintasi pipa karet yang pertama
kemudian pipa karet yang satunya.
Keuntungannya adalah alat pengukur waktu mekanis ini akan
menghilangkan kesalahan – kesalahan manusia.
Kerugiannya yaitu :
 Peralatannya mahal
 Para pelaksana survei (surveyor) memerlukan latihan untuk
menggunakan peralatan tersebut.
 Pemasangan peralatan akan memakan waktu dan memerlukan
suatu pengorganisasian yang baik.

d) Radar Meter
Radar meter menggunakan prinsip bahwa suatu gelombang radio yang
dipancarkan dari alat tersebut akan dipantulkan kembali oleh kendaraan,
dan hasil perubahan frekuensinya adalah dikaitkan terhadap kecepatan
kendaraan serta dapat diukur oleh peralatan tersebut.
Keuntungan dari pemakaian alat ini adalah peralatan ini tidak menarik
perhatian dan tidak dapat terlihat oleh pengemudi, sehingga tidak
menyebabkan mereka mengurangi kecepatannya.
Kerugian – kerugiannya adalah :
 Mahal
 Memerlukan petugas – petugas yang terlatih
 Pengoperasiannya harus dilakukan secara berhati – hati agar dapat
membedakan masing – masing kendaraan.

e) Time Lapse Photography


Time lapse photography dapat menggunakan metode film biasa atau
dengan menggunakan rekaman video.
Keuntungan dari alat ini yaitu :
 Merupakan sistem yang terbaik untuk merekam secara permanen
beragam karakteristik - karakteristik arus lalu lintas, seperti
misalnya : kecepatan, volume, headway , dan alih gerak
kendaraan.
 Dapat digunakan untuk volume yang tinggi dan jalan – jalan
berlajur banyak.
Kerugian – kerugiannya yaitu :
 Diperlukan lokasi yang tinggi
 Bergantung pada peralayan yang rumit dan operator – operator
yang terlatih
 Film harus diproses (memakan waktu yang lama dan mahal)
 Penganalisaan memakan waktu ynag lama untuk menggabungkan
photo – photo, serta menghitung jarak yang ditempuh oleh masing
- masing kendaraan.

2. Moving Car Observer Method


Survai ini dapat dilakukan di ruas jalan pad daerah perkotaan yang mempunyai
volume lalu lintas cukup padat dan kecepatan lalu lintas yang bervariasi, dengan
syarat :
a. Kebanyakan kendaraan yang lewat merupakan kendaraan menerus, tidak
berhenti di tengah ruas jalan yang disurvai.

13 Teknik Lalu Lintas


Rambu dan Marka Lalu Lintas

b. Sedikit akses masuk/ keluar pada ruas jalan tersebut


c. Hambatan samping berupa parkir, pasar, pertokoan relatif rendah
d. Tidak terlalu banyak tempat penyeberangan.
Dengan survai ini akan didapatkan data volume, kecepatan, dan waktu perjalanan
lalu lintas. Pencacahan dilakukan dengan menggunakan counter, sedangkan
waktu diukur dengan stop watch dan jam.
Pengukuran biasanya dilakukan di suatu bagian jaringan jalan yang mencakup
beberapa pertemuan jalan utama. Kelemahan di pertemuan jalan tersebut dicatat
pada saat kendaraan peneliti melewati pertemuan jalan tersebut.
Hal Survai yang Didapatkan adalah :
x = banyaknya kendaraan rata - rata berpapasan dengan kendaraan peneliti
pada saat kendaraan peneliti berjalan dengan arah B (kendaraan/jam)
y = banyaknya kendaraan yang menyiap di kurangi kendaraan yang disiap
oleh peneliti pada saat kendaraan peneliti berjalan dengan arah A
(kendaraan. jam)
tw = waktu perjalanan kendaraan peneliti untuk menempuh bagian jaringan
jalan dengan arah A (jam)
ta = waktu perjalanan kendaraan peneliti untuk menempuh bagian jaringan
jalan dengan arah berlawanan arah B (jam)
I = panjang bagian jaringan jalan (km)
Q = panjang antrian (km)
D = kelambatan (jam)

Dari data diatas dapat dihitung :


1. q = volume lalu lintas rata – rata per arah = (x + y) kend/jam
(ta + tw)
2. t = waktu perjalanan rata – rata (arah A) = tw – y/q (jam)
3. t = kecepatan perjalanan rata – rata (arah A) = 1/t (km/jam)
4. vr = kecepatan antrian rata – rata (running speed,arah A) = I - Q
I-D
5. va = kecepatan antrian rata – rata (arah A) = Q / D (km/jam)

3. Floating Vehicle (Metode Kendaraan Mengambang)


Sebuah kendaraan dikemudikan disepanjang rute dan si pengemudi di
instruksikan untuk menyiap kendaraan lain sejumlah kendaraan lain menyiap
dia.Seorang pengamat mencatat waktu perjalanannya termasuk kelambatan yang
terjadi.
4. Video Recording Dari Tempat yang Tinggi
Sebuah pengamat ditempatkan pada suatu tempat yang tinggi, misalnya pada
bangunan yang tinggi atau diatas bukit, sehingga pengamat tersebut dapat melihat
pergerakan – pergerakan dari masing – masing kendaraan pada jarak yang telah
ditentukan (diperlukan). Kemudian dicatat waktu dari masing – masing
kendaraan yang menempuh jarak tersebut.
5. Regristration Number Matching (Pencocokan Nomer Kendaraan)
Survai ini digunakan untuk mengetahui asal tujuan kendaraan, yang lebih banyak
digunakan dibidang perancangan transportasi.

14 Teknik Lalu Lintas

Anda mungkin juga menyukai