Sebagai alat untuk mengendalikan lalu lintas,khususnya untuk meningkatkan keamanan dan
kelancaran pada sistim jalan dan dapat menyampaikan informasi kepada pemakai jalan serta
dapat mempengaruhinya penggunaan jalan.
1. Rambu Peringatan
Digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan ada bahaya atau tempat
berbahaya bagian jalan di depannya. Rambu peringatan ditempatkan sekurang-
kurangnya pada 50 meter atau pada jarak tertentu sebelum tempat bahaya. Warna
dasar rambu peringatan berwarna kuning dengan lambang atau tulisan berwarna
hitam. Bentuk rambu peringatan adalah bujur sangkar dan empat persegi panjang.
2. Rambu Larangan
Digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dillarang dilakukan oleh pemakai jalan
yang ditempatkan sedekat mungkin dengan titik larangan dimulai. Warna dasar
rambu larangan mempunyai warna putih bertuliskan hitam atau merah. Bentuk rambu
larangan terdiri dari segi delapan sama sisi, segi tiga sama sisi larangan silang dengan
ujung-ujung yang runcing dan lingkaran.
3. Rambu Perintah
Digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib dilakukan oleh pemakai jalan yang
ditempatkan sedekat mungkin dengan titik kewajiban dimulai. Warna dasar rambu
perintah berwarna biru dengan lambang atau tulisan berwarna putih serta merah
untuk garis serong sebagai batas akhir perintah.
4. Rambu Petunjuk
Digunakan untuk menyatakan petunjuk mengenai jurusan, jalan, situasi, kota, tempat,
pengaturan, fasilitas dan lain-lain bagi pemakai jalan. Sedangkan untuk menyatakan
jarak dapat digunakan papan tambahan atau dicantumkan pada rambu itu
sendiri,untuk menyatakan tempat fasilitas umum, batas wilayah suatu daerah, situasi
jalan, dan rambu berupa kata-kata serta tempat khusus dinyatakan dengan warna
dasar biru,untuk menyatakan petunjuk arah untuk mencapai tujuan seperti kota,
daerah atau wilayah serta nama jalan dinyatakan dengan warna dasar hijau dengan
tulisan atau lambing warna putih, khusus rambu petunjuk jurusan objek wisata
dinyatakan dengan warna dasar coklat dengan lambing atau tulisan warna putih.
Bentuk dan warna digunakan untuk membedakan antara kategori-kategori rambu yang
berbeda, dimana dapat :
Meningkatkan kemudahan pengenalan bagi pengemudi.
Membuat pengemudi dapat lebih cepat untuk bereaksi
Menciptakan reaksi-reaksi standart terhadap situasi-situasi yang standart.
Secara khusus bentuk dan rambu yang digunakan pada perambuan lalu lintas :
1. warna :
merah menunjukan bahaya
kuning menunjukan peringatan
biru menunjukan amar (perintah)
hijau menunjukan informasi umum
2. bentuk :
bulat menunjukan larangan
segiempat pada sumbu diagonal menunjukan peringatan bahaya dan petunjuk
Ukuran huruf
Kemudahan membaca ditentukan oleh ukuran huruf, dan lebar dari ketebalan huruf. Ratio
tinggi : lebar biasanya 1:1 dan 2:1. Ratio tinggi dan lebar ketebalan huruf biasanya antara 9:1
dan 5:1.
Kemudahan membaca ‘l’ diukur dalam meter untuk suatu jarak tertentu yang dapat membaca
per 50 mm tinggi huruf.
3. Tinggi
Bagian sisi rambu yang paling rendah harus minimal 1,75 meter dan tinggi
maksimum 2,65 meter di atas titik pada sisi jalan yang tinggi yang diukur dari
permukaan jalan sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah.Sedangkan rambu
yang dipasang pada fasilitas pejalan kaki tinggi minimum 2,00 meter dan maksimum
2,65 meter dari sisi daun rambu yang paling bawah. Khusus untuk rambu peringatan,
ditempatkan dengan ketinggian 1,20 meter dan rambu yang ditetapkan daerah
manfaat jalan minimum 5,00 meter.
4. Orientasi
Rambu-rambu pada umumnya berorientasi tegak lurus terhadap arah perjalanan
untuk jalan yang melengkung atau belok ke kanan. Akan tetapi untuk jalan yang lurus
atau melengkung/belok ke kiri pemasangn posisi rambu harus di geser minimal 3˚
searah jarum jam dari posisi tegak lurus sumbu jalan kecuali rambu petunjuk. Posisi
rambu tidakl boleh terhalang oleh bangunan,pepohonan, dan atau benda-benda
lainyang dapat berakibat mengurangi atau menghilangkan arti rambu tersebut.
Rambu-rambu dapat dibuat dari logam (lempengan aluminium atau baja), plastik atau kayu;
rambu-rambu yang melampaui suatu ukuran-ukuran tertentu akan memerlukan suatu
perkuatan konstruksi. Tiang rambu dapat dibuat dari logam,beton atau kayu.
Permukaan rambu harus berupa: lapisan bahan reflektif yang tahan cuaca ditempelkan di atas
plat aluminium, cat email kering udara ,cat selulosa,material plastik,yang memantulkan
cahaya.Rambu-rambu harus mudah terlihat baik pada siang maupun malam hari.
Rambu-rambu yang besar akan memerlukan disain yang khusus dengan material dan pondasi
yang cukup kuat untuk menahan tekanan (gaya) angin dengan maksud untuk alasan-alasan
estetika dan keselamatan .
PENYELENGGARA RAMBU
Pengaturan lalu lintas yang bersifat perintah dan atau larangan yang berupa rambu lalu lintas
sebagai hasil manajemen lalu lintas,ditetapkan dengan :
1. Keputusan Dirjen atau pejabat yang ditunjuk untuk pengaturan lala lintas pada jalan
nasional yang terletak di Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II dan Kotamadya
Daerah Tingkat II, serta diumumkan dalam Berita Negara.
2. Peraturan Daerah Tingkat I,untuk pengaturan pada jalan propinsi kecuali jalan
propinsi yang berada dalam Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II dan jalan propinsi
yang berada dalam Kotamadya Daerah Tingkat II, serta diumumkan dalam Berita
Daerah.
3. Peraturan Daerah Tingkat II, untuk pengaturan lalu lintas pada jalan
Kabupaten/Kotamadya, jalan nasional dan jalan propinsi serta diumumkan dalam
Berita Daerah.
Rambu dan marka atau pemberi isyarat lainnya tersebut mempunyai kekuatan hukum setelah
30 hari sejak tanggal pemasangan,dimana tanggal pemasangan harus diumumkan pada
pemakai jalan oleh instansi yang berwenang menyelenggarakan rambu.
Marka jalan adalah suatu tanda yang berada dipermukaan jalan atau diatas permukaan jalan
yang berfungsi untuk mengarahkan arah lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu
lintas, marka ini terdiri dari :
Marka garis membujur
Marka garis melintang
Marka garis serong
Marka lambang
Marka lainnya
Marka jalan di atas permukaan perkerasan jalan terutama marka garis mempunyai pesan
perintah, peringatan, maupun larangan. Masalah yang utama pada marka jalan adalah bahwa
marka tersebut mudah hilana dengan cepat.
Semua marka dan tanda-tanda jalan harus menggunakan warna yang memantul. Putih dan
kuning merupakan warna yang umum digunakan dimana dapat terlihat pada malam hari, dan
juga berlawanan (kontras) dengan warna permukaan aspal yang hitam.Marka dan paku jalan
secara khusus juga harus dapat bertahan lama, memantul, dan tidak licin.
Material-material marka jalan yang utama adalah :
1. Cat
Banyak digunakan untuk marka-marka memanjang pada daerah yang lalu lintasnya
tidak padat .
2. Material termoplastik
Semprotan plastik yang dibuat dari damar termoplastik dengan campuran plastik,
pewarna dan agregat. Digunakan pada lokasi-lokasi yang tingkat penggunaannya
tinggi,misalnya pada persimpangan.
3. Material lembaran
Pita yang memiliki perekat dan material lembaran telah dikembangkan, dimana
khususnya berguna untuk situasi-situasi yang sifatnya sementara.
4. Material konstruksi perkerasan
Mempunyai beragam warna seperti misalnya blok beton (stone block/corn block)
atau pelapis warna jalan.
6. Instansi, badan usaha atau warga Negara Indonesia dapat melakukan pengadaan,
pemasangan, dan pemeliharaan marka jalan dengan memenuhi standar teknis dan
mendapat persetujuan sesuai dengan poin 1 s/d 5.
1. Pendahuluan
a. Tujuan survei
Untuk mendapatkan data yang berupa data primer maupun data sekunder. Data
primer adalah data yang didapatkan oleh pencari data secara langsung dari sumber
penelitian. Data sekunder didapatkan oleh pencari data dari sumber lain.
b. Kegunaan survei
Survei dilakukan bila benar-benar perlu,dan data tersebut tidak dapat diperoleh secara
sekunder. Lingkup dan sifat keteknikan lalu lintas telah berubah pada tahun-tahun
terakhir ini. Informasi dibutuhkan bukan hanya untuk perencanaan sistem jalan, tetapi
juga untuk mengestimasi konsekuensi social dan lingkungan dari pelaksanaan
rencana semacam itu. Pemantauan yang memadai terhadap perubahan-perubahan ini
penting jika fleksibilitas yang lebih besar ingin dipertahankan dalam perencanaan dan
bila tren baru ingin dimaksukkan dalam ramalan jangka panjang yang sudah dibuat
sebelumnya, yang menjadi dasar bagi rencana tersebut.
Survei-survei diperlukan untuk banyak tujuan dan agar dapat dilakukan dengan
efisien, maka tujuan survei harus didefinisikan dengan jelas. Jenis-jenis survei
berkisar dari penentuan dan perumusan karakteristik pola gerakan berskala besar,
untuk dipakai dalam rencana struktur, sampai survei kecil untuk memastikan
kebutuhan rencana lokal, atau untuk mengumpulkan tanggapan dari sekelompok
penduduk.
3. Manajemen Survei
a. Merencanakan Survei
Jenis Survei dipilih dengan 3 kriteria yaitu secara teknis data yang diperoleh harus
tepat (dapat mengukur variable yang diinginkan) dan dengan validitas yang tinggi.
Dalam merencanakan survei ada 2 hal pokok hal pokok yang harus dilakukan,yaitu :
1) Perencanaan Teknis
Dalam perencanaan teknis ditetapkan hal-hal berikut :
a) Tujuan Survei dan Data yang Sudah Ada
Tujuan survey harus diberikan dengan jelas :
Mengapa survei dilakukan
Parameter yang diukur
Hasil yang ditetapkan
Setelah tujuan tersebut jelas, kemudian dapat ditentukan data yang
harus dikumpulkan beserta tingkat akurasinya.
b) Ruang Lingkup Survei
Populasi obyek survei harus ditentukan dan dijelaskan untuk
memudahkan pemilihan sampel.
Berdasarkan populasi dan tujuan survey akan ditentukan sample.Hal-
hal yang perlu diperhatikan adalah :
Tipe/jenis sampel, misalnya lalu lintas di jalan Malang,
penduduk Surabaya
Satuan sampel, misalnya orang, KK, smp/jam
Kerangka sampel : daftar pertanyaan yang harus di jawab oleh
sampel
Jumlah sampel dan tingkat akurasinya
c) Metode Pengumpulan Data
Pemilihan model didasarkan pada jenis data yang dikumpulkan, obyek
survey dan skala survei.
d) Waktu dan Biaya Survei
Faktor waktu yang meliputi kapan dan berapa lama survei
dilakukan.Lama survei dipertimbangkan berkaitan dengan jumlah
sampel dan tingkat akurasiny. Setelah waktu survei ditentukan, maka
dapat disusun rancangan anggaran biaya survei.
2) Perencanaan Organisasi
Organisasi survey terdiri dari koordinator survei dan pelaksana survei
(enumerator). Untuk pekerjaan survei yang besar kadang-kadang dibutuhkan
sub koordinator yang akan membawahi pelaksana survey untuk bidang-
bidang tertentu. Selain kuantitas, kualitas pelaksana survei juga harus
dipersiapkan secara matang dengan cara memberi pengarahan dan latihan
survei.
b. Survei Pendahuluan
Agar survei yang sesungguhnya dapat berjalan dengan efisien dan efektif, maka perlu
dilakukan survey pendahuluan yang akan memberikan banyak petunjuk awal yang
mengenai :
Cukup atau tidaknya kerangka sampel
Tingkat keanekaragaman populasi
Tepat atau tidaknya metode survei
Prosentase responden yang tidak menjawab
Cukup atau tidaknya daftar pertanyaan
Efisien dan efektifitas petunjuk survey bagi enumerator
Tepat atau tidaknya pemberian kode arau pembagian zona
Perkiraan waktu dan biaya survey utama
Efisiensi dan efektifitas organisasi survei
Survei pendahuluan merupakan survei yang berskala kecil dan sangat penting untuk
dilakukan terutama apabila kurang dipunyai pengalaman survei yang sejenis.
4. Survei Kecepatan
a. Umum
Petunjuk kecepatan (speedometer) pada kendaraan, kecepatan gerak kendaraan hanya
pada saat tertentu, dan kecepatan akan beubah-ubah dari waktu ke waktu sepanjang
jalan itulah kecepatan yang diukur ole polisi dan kita sebut kecepatan sesaat (spot
speed)
b. Kegunaanya
Data-data dari survei kecepatan dan dapat digunakan hal-hal sebagai berikut ;
Analisa kecelakaan
Untuk perencanaan geometrik
Untuk pembuatan trend kecepatan
Untuk traddic control dan regulation
b) Metode Enoscope
Enoscope adalah alat yang berbentuk kotak dengan 2 buah lubang yang
saling tegak lurus dan didalamnya terdapat kaca cermin yang dapat
mementulkan cahaya (bayangan benda)yang melintas pada suatu lubang
yang lain.
Metode ini sama seperti pada metode 2 orang pengamat, kecuali
digunakan alat enoscope sebagai pengganti para pengamat.
Keuntungan – keuntungannya adalah :
Alat enoscope akan mengurangi kesalahan – kesalahan
penglihatan.
Mudah dan murah biaya untuk pengorganisasian, latihan dan
peralatannya
Kerugian – kerugiannya adalah :
Kesalahan manusia dalam masalah waktu bereaksi, makin pendek
jarak yang ditetapkan, maka relatif makin besar pula kesalahan
manusia tersebut.
Tidak dapat digunakan untuk lalu lintas yang padat dan untuk
jalan – jalan yang berlajur banyak.
Pengumpulan data pada survei ini sangat lambat, dan hanya dapat
mengumpulkan sampel yang sedikit.
Kecepatan rata- rata sebenarnya diukur dalam suatu jarak yang
pendek. Meskipun demikian hal ini merupakan suatu perkiraan
yang masih dapat diterima sebagai kecepatan setempat.
Peralatan yang tampak di tepi jalan dapat mengakibatkan para
pengemudi memperlambat laju kendaraannya karena tertarik
untuk melihat alat tersebut atau karena merasa berjalan melebihi
batas kecepatan. Oleh sebab itu survai tidak dapat mencatat
kecepatan kendaraan normal.
d) Radar Meter
Radar meter menggunakan prinsip bahwa suatu gelombang radio yang
dipancarkan dari alat tersebut akan dipantulkan kembali oleh kendaraan,
dan hasil perubahan frekuensinya adalah dikaitkan terhadap kecepatan
kendaraan serta dapat diukur oleh peralatan tersebut.
Keuntungan dari pemakaian alat ini adalah peralatan ini tidak menarik
perhatian dan tidak dapat terlihat oleh pengemudi, sehingga tidak
menyebabkan mereka mengurangi kecepatannya.
Kerugian – kerugiannya adalah :
Mahal
Memerlukan petugas – petugas yang terlatih
Pengoperasiannya harus dilakukan secara berhati – hati agar dapat
membedakan masing – masing kendaraan.