RAMBU
rekayasa lalu lintas
-muh. aldi kurniawan_f11121086
-abdul arifin_f11121085
-zulkifli_f11121111
pengertian rambu lalu lintas
Rambu lalu lintas adalah bagian perlengkapan Jalan yang berupa lambang, huruf, angka,
kalimat, dan/atau perpaduan yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah, atau
petunjuk bagi Pengguna Jalan.
Rambu lalu lintas pada umumnya terdiri atas daun rambu dan tiang rambu. Rambu lalu
lintas terdiri atas rambu konvensional dan rambu elektronik.
JENIS RAMBU
BERDASARKAN FUNGSINYA, RAMBU LALU LINTAS DAPAT DIKELOMPOKKAN MENJADI
RAMBU SEPERTI BERIKUT :
Rambu peringatan
Rambu Peringatan adalah rambu lalu lintas yang digunakan untuk memberi
peringatan kemungkinan ada bahaya di jalan atau tempat berbahaya pada jalan
dan menginformasikan tentang sifat bahaya;
Rambu Peringatan terdiri atas:
• Rambu larangan digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pemakai
jalan.
• Rambu larangan ditempatkan sedekat mungkin dengan titik larangan dimulai.
• Rambu larangan dapat dilengkapi dengan papan tambahan.
• Untuk memberikan petunjuk pendahuluan pada pemakai jalan dapat ditempatkan rambu
petunjuk lain pada jarak yang layak sebelum titik larangan dimulai.
• Warna dasar rambu larangan berwarna putih dan lambang atau tulisan berwarna hitam atau
merah.
Beberapa contoh rambu larangan:
Semua Dilarang masuk Mobil dan sepeda motor Mobil dilarang masuk
kendaraan dilarang masuk
dilarang masuk
RAMBU PERINTAH
Rambu Perintah adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib dilakukan
oleh pemakai jalan;
Ketentuan tentang rambu perintah:
• Rambu perintah digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib dilakukan oleh pemakai jalan.
• Rambu perintah wajib ditempatkan sedekat mungkin dengan titik kewajiban dimulai.
• Rambu perintah dapat dilengkapi dengan papan tambahan.
• Untuk memberikan petunjuk pendahuluan pada pemakai jalan dapat ditempatkan rambu petunjuk pada
jarak yang layak sebelum titik kewajiban dimulai.
• Warna dasar rambu perintah berwarna biru dengan lambang atau tulisan berwarna putih serta merah untuk
garis serong sebagai batas akhir perintah
Beberapa contoh rambu perintah
Pengelompokan marka
• Marka membujurMarka
melintang
• Marka serong
• Marka lambang
Marka membujur
Marka membujur adalah tanda yang sejajar dengan sumbu jalan. Marka membujur yang dihubungkan dengan
garis melintang yang dipergunakan untuk membatasi ruang parkir pada jalur lalu lintas kendaraan, tidak
dianggap sebagai marka jalan membujur.
Marka melintang
Marka melintang adalah tanda yang tegak lurus terhadap sumbu jalan, seperti pada garis henti di Zebra cross
atau di persimpangan
Marka serong
Marka serong adalah tanda yang membentuk garis utuh yang tidak termasuk dalam pengertian marka membujur
atau marka melintang, untuk menyatakan suatu daerah permukaan jalan yang bukan merupakan jalur lalu lintas
kendaraan.
Marka lambang
Marka lambang adalah tanda yang mengandung arti tertentu untuk menyatakan peringatan, perintah dan
larangan untuk melengkapi atau menegaskan maksud yang telah disampaikan oleh rambu lalu lintas atau tanda
lalu lintas lainnya.
Bahan marka
jalan
Marka non-mekanik
Marka jalan merupakan campuran antara bahan pengikat, pewarna, dan bola kaca kecil yang berfungsi untuk
memantulkan cahaya/sinar lampu agar marka dapat terlihat dengan jelas pada malam hari. Bahan dapat
dikelompokkan atas :
• Cat, biasanya merupakan marka jalan yang dapat dengan cepat hilang, sehingga hanya baik digunakan
pada bagian jalan yang jarang dilewati oleh kendaraan.
• Termoplastic, adalah bahan yang digunakan pada arus lalu lintas yang tinggi, penerapannya dilakukan
dengan pemanasan material marka jalan kemudian dihamparkan dijalan dengan menggunakan alat.
• Cold-plastic, seperti termoplastik digunakan pada jalan dengan arus yang tinggi, menggunakan resin
dan pengeras yang dicampurkan sebelum penghamparan dijalan dengan menggunakan alat khusus
untuk itu.
Marka mekanik
Marka mekanik adalah paku jalan yang biasanya dilengkapi dengan reflektor. Marka jenis ini ditanam/dipaku ke
permukaan jalan melengkapi marka non mekanik.
Lampu lalu lintas
atau apill
Lampu lalu lintas (menurut UU no. 22/2009 tentang Lalu lintas dan
Angkutan Jalan: alat pemberi isyarat lalu lintas atau APILL) adalah lampu
yang mengendalikan arus lalu lintas yang terpasang di persimpangan jalan,
tempat penyeberangan pejalan kaki (zebra cross), dan tempat arus lalu
lintas lainnya.
Lampu ini yang menandakan kapan kendaraan harus berjalan dan berhenti secara bergantian dari berbagai arah lalu lintas.
Pengaturan lalu lintas di persimpangan jalan dimaksudkan untuk mengatur pergerakan kendaraan pada masing-masing
kelompok pergerakan kendaraan agar dapat bergerak secara bergantian sehingga tidak saling mengganggu antar-arus yang
ada.
Kriteria
Pemasangan
Kriteria bagi persimpangan yang sudah harus menggunakan APILL adalah:
• arus minimal lalu lintas yang menggunakan rata-rata diatas 750 kendaraan/jam selama 8 jam dalam
sehari;
• atau bila waktu menunggu/tundaan rata-rata kendaraan di persimpangan telah melampaui 30 detik;
• atau persimpangan digunakan oleh rata-rata lebih dari 175 pejalan kaki/jam selama 8 jam dalam sehari;
• atau sering terjadi kecelakaan pada persimpangan yang bersangkutan;
• atau merupakan kombinasi dari sebab- sebab yang disebutkan di atas.
Jenis APILL
• lampu tiga warna untuk mengatur kendaraan. Susunan lampu tiga warna adalah cahaya berwarna merah,
kuning dan hijau;
• lampu dua warna, untuk mengatur kendaraan dan / atau pejalan kaki. Susunan lampu dua warna adalah
cahaya berwarna merah dan hijau;
• lampu satu warna, untuk memberikan peringatan bahaya kepada pemakai jalan. Lampu itu berwarna
kuning atau merah
• untuk susunan Lampu secara Vertikal merah kuning Hijau berurut dr atas kebawah dn arah datangnya
dari kendaraan
• untuk susunan lampu secara Horizontal merah kuning hijau dr kanan ke kekiri berurutan merah kuning
hijau
Arus jenuh
Arus jenuh adalah kapasitas mulut persimpangan dalam satuan SMP/jam. Masing-masing persimpangan
mempunyai nilai arus jenuh yang berbeda sangat terpengaruh dengan situasi dan kondisi setempat. Pada gambar
berikut ditunjukkan pendekatan yang digunakan dalam menghitung arus jenuh, dimana waktu dibagi dalam 4
detik dan selanjutnya disurvai per 4 detik berapa kendaraan yang melalui mulut persimpangan yang hasilnya
kemudian dirata-ratakan untuk mendapatkan grafiknya.
Arus dasar jenuh untuk pelepasan tanpa halangan dihitung dengan
Co=600We rumus:
Sedangkan kalau ada gangguan maka rumus dirubah dengan menggunakan suatu faktor pengali sebagai
berikut:
Co=600yWe
dimana
W_e: adalah lebar mulut pelepas simpang.
y adalah faktor penyesuaian
persimpangan
Arus dasar jenuh untuk pelepasan dengan halangan, halangan yang dimaksud bahwa ada konflik antara
kendaraan yang berjalan lurus dengan kendaraan belok kanan yang datang dari arah yang berlawanan maka
dihitung dengan rumus:
Co=500W
e
Sedangkan kalau ada gangguan maka rumus dirubah dengan menggunakan suatu faktor pengali sebagai
berikut:
Co=500yWe
besarnya faktor penyesuaian adalah sebagai
berikut:
Kegiatan samping rendah y=1
Kegiatan samping sedang y =
0,9
kegiatan samping tinggi y = 0,8