Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pekerjaan Preservasi Jalan merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi Pembina
jalan dalam rangka memelihara serta meningkatkan prasarana transportasi Nasional.
Pekerjaan Preservasi Jalan tersebut dalm pelaksanaanya dapat menimbulkan gangguan
kepada lalu lintas angkutan dan pejalan kaki berupa kecelakaan serta kemacetan lalu
lintas. Guna mencegah kedua gangguan tersebut, Pembina jalan berkewajiban untuk
menjamin keselamatan untuk pengguna jalan dan pekerja serta menjamin kelancaran lalu
lintas dengan cara menerapkan peraturan lalu lintas bersifat sementara pada saat
pekerjaan preservasi jalan sedang dilaksanakan.
2. Maksud dan Tujuan
A. Maksud
Rencana manajemen keselamatan lalu lintas ini dimaksudkan sebagai pedoman
teknis bagi pengguna jalan dan pelksanaan pekerjaan untuk pengaturan lalu lintas
selama pekerjaan Preservasi Jalan Kalabahi – Taramana dan Juction – Lapter Mali.
B. Tujuan
Tujuan pengaturan lalu lintas selama pekerjaan jalan adalah menjamin
keselamatan bagi pemakai jalan dan pekerja akibat lalu lintas disekitae daerah
pekerjaan Pekerjaan Jalan Kalabahi – Taramana dan Juction – Lapter Mali selama
pekerjaan tersebut dilaksanakan.
3. Ruang Lingkup
Manual pengaturan lalu lintas adalah meliputi perambuan sementara (Peringatan,
Larangan, Perintah, dan atau Petunjuk) yang antara lain mencakup pengunaan jenis
rambu, ukuran/design, Teknik penempatan, serta pembuatan tata letak perambuaan.
Pekerjaan pemeliharan jalan yang dimaksudnkan dalam manual ini mencakup pekerjaan
pemeliharaan jalan termasuk pekerjaan jalan dan pekerjaan pemasangan utilitas jalan.
4. Pengertian
a. Pekerjaan Preservasi Jalan Kalabahi – Taramana dan Juction – Lapter Mali adalah
Janis pekerjaan yang berkaitan dengan segala bentuk pemeliharaan jalan dan utilitas
jalan.
b. Rambu-rambu lalu lintas di jalan yang selanjutnya disebut rambu lalu lintas adalah
salah satu dari perlengkapan jalan, antara lain : lambing, huruf, angka, kalimat
dan/atau perpaduan antaranya sebagai peringatan, larangan, perintah, petunjuk bagi
pemakai jalan (SK Menteri Perhubungan Tahun 1993 No. 11 Pasal 1 Ayat 1).
c. Rambu peringatan adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan peringatan
bahaya atau tempat berbahaya pada jalan di depan pemakai jalan (SK Menteri
Perhubungan Tahun 1993 No. 11 Pasal 1 Ayat 2).
d. Rambu larangan adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan perbuatan yang
dilarang dilakukan oleh pemakai jalan (SK Menteri Perhubungan Tahun 1993 No. 11
Pasal 1 Ayat 3).
e. Rambu perintah adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib
dilakukan oleh pemakai jalan (SK Menteri Perhubungan Tahun 1993 No. 11 Pasal 1
Ayat 4).
f. Rambu petunjuk adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan petunjuk
mengenai jurusan, jalan, situasi kota, tempat, pengaturan, fasilitas, dan lain-lain bagi
pemakai jalan (SK Menteri Perhubungan Tahun 1993 No. 11 Pasal 1 Ayat 5).
g. Papan tambahan adalah yang dipasang di bawah daun rambu yang memberikan
penjelasan lebih lanjut dari suatu rambu (SK Menteri Perhubungan Tahun 1993 No.
11 Pasal 1 Ayat 6).
h. Rambu sementara adalah rambu lalu lintas yang tidak dipasang secara tetap dan
digunakan dalam keadaan dan kegiatan tertentu (SK Menteri Perhubungan Tahun
1993 No. 11 Pasal 11 Ayat 1).
i. Brikade adalah alat pengaman yang berguna sebagai penutup arus-arus lalu lintas
pada waktu pekerjaan jalan sedang berlangsung.
j. Kerucut lalu lintas adalah salah satu pembatas arus lalu lintas.
k. Tanda lampu lalu lintas adalah tanda yang berguna untuk memberi informasi kepada
pengemudi sehingga mengerti kapan dan di mana harus menghentikan serta
menjalankan kendaraannya.
l. Jalur adalah bagian pada lajur lalu lintas yang ditempuh oleh kendaraan bermotor
( beroda 4 atau lebih) dalam satu jurusan.
m. Lajur adalah bagian dari jalur lalu lintas yang ditempuh oleh kendaraan bermotor
( beroda empat atau lebih) dalam satu jurusan.
n. Kecepatan rencana (VR) adalah kecepatan maksimum yang aman dan dapat
dipertahankan di sepanjang bagian tertentu pada jalan raya tersebut jika kondisi yang
beragam tersebut menguntungkan dan terjaga oleh keistimewaan perencanaan jalan.
o. Jarak pandang henti (Jh) adalah jarak pandang ke depan untuk berhenti dengan aman
bagi pengemudi yang cukup Mahir dan waspada dalam kendaraan biasa.
BAB II
KETENTUAN

1. Pertimbangan Keselamatan
Dalam rangka menerapkan perambuan sementara di lokasi pekerjaan jalan, maka pada
prinsipnya mengacu kepada aspek keselamatan, baik untuk pengguna jalan ( termasuk
pejalan kaki) maupun pekerja.
Pertimbangan pengaturan lalu lintas melalui penempatan perempuan berdasar pada: ada
a. Kecepatan rencana, dan
b. Kapasitas jalan.
2. Alat Pengatur dan Pengamanan Lalu Lintas
Alat pengatur dan pengamanan lalu-lintas yang digunakan ( lampiran B) untuk
perempuan dalam pengaturan lalu lintas pada lokasi pekerjaan jalan antara lain:
a. Rambut tidak tetap,
b. Papan tambahan,
c. Kerucut lalu lintas,
d. Brigade.
e. Lampu kedip dan lampu penerangan sementara, dan
f. Bendera
3. Rambu Tidak Tetap
a. Desain Rambu
Secara garis besar desain rambu tidak tetap dapat dikelompokkan atas rambu
peringatan, larangan, perintah, petunjuk dan papan tambahan.
Bentuknya adalah sebagai berikut:
a) Rambu tidak tetap berupa peringatan berbentuk empat persegi panjang,
b) Rambu tidak tetap berupa larangan berbentuk lingkaran,
c) Rambu tidak tetap berupa perintah berbentuk bujur sangkar ( belah ketupat),
d) Rambu tidak tetap berupa petunjuk berbentuk empat persegi panjang.
b. Jenis dan Ukuran Rambu
Jenis dan ukuran rambu yang digunakan dalam perambuan sementara untuk
pengaturan lalu lintas pada lokasi pekerjaan antara lain ditunjukkan pada lampiran.
c. Persyaratan dan Pesan Rambu
1. Persyaratan Rambu
Persyaratan rambu tidak tetap dalam penggunaannya antara lain: harus dalam
kondisi baik, mudah dipindahkan, mudah diangkut, tidak mudah rusak dan
berfungsi pada waktu siang dan malam hari.
2. Pesan Rambu
Rambu-rambu yang dipasang antara lain harus menarik perhatian, mudah terlihat
dan dibaca oleh pengemudi, mudah dimengerti dan efektif, pada waktu siang dan
malam hari.
4. Papan Tambahan
Papan tambahan yang ditetapkan di bawah rambu memiliki bentuk empat persegi panjang
seperti ditunjukkan pada lampiran B. 1.13.
5. Kerucut lalu lintas
Ukuran dan bentuk disesuaikan dengan lampiran B. 1.14.
6. Barikade.
Ukuran dan bentuknya disesuaikan dengan lampiran b.1. 15.
7. Lampu Kedip/Penerang
Contoh kedip dan lampu penerang bersifat sementara ditunjukkan pada lampiran b.1.16a
dan b.1.16b.
8. Bendera
Bendera digunakan untuk membantu pengaturan lalu lintas pada siang hari, yang
berfungsi memberi isyarat kepada pengemudi agar berhati-hati di lokasi pekerjaan.
desain dan ukurannya ditunjukkan pada lampiran B.1.17.
9. Penempatan Rambu dan Alat Pengaman Lalu Lintas
A. Rambu
1. Jarak penempatan rambu pertama ke awal taper
Penempatan rambu harus dilakukan sedemikian rupa sehingga mudah dilihat oleh
pengemudi dari jarak yang cukup aman dan dapat memberikan waktu yang cukup
bagi pengemudi untuk mengatur kecepatan atau menghentikan kendaraannya.
jarak minimum rambu pertama ke awal taper sebelum lokasi pekerjaan didasarkan
atas jarak pandang henti minimum, dimana hal ini bergantung kepada tabel di
bawah ini.

Tabel 1 Jarak Pandang Henti Minimum


Kecepatan Rencana Jarak Pandang Henti Minimum
(Vg) (Jph)
30 km/jam 27m
40 km/jam 40m
50 km/jam 55m
60 km/jam 75m
80 km/jam 120m
100 km/jam 175m
120 km/jam 250m

2. Jarak penempatan rambu kecepatan


Jarak minimum penempatan rambu kecepatan ke awal taper sebelum lokasi
pekerjaan didasarkan atas cara ganti minimum yang meliputi jarak reaksi (PIEV
Dintance) Dan jarak pengereman (breaking distance) seperti ditunjukkan pada
Tabel 2.

Tabel 2 Jarak Penempatan Kerucut Lalu Lintas


Kategori Penempatan Skala Panjang Pekerjaan Jarak Kerucut
Kerucut (P)
Pendek P ≤ 100m 3 meter
Normal 100 m < P ≤ 500m 9 meter
Panjang 500 m < P ≤ 1000m 18 meter
3. Brikade
Brikade ditempatkan pada awal dan ujung daerah kerja masing-masing sejauh 1
km dari lokasi pekerjaan di mana bagian muka Brikade menghadap ke arah
datangnya lalu lintas. Bagian muka brikadei adalah bagian yang bergaris hitam.
pada lokasi pekerjaan dengan volume pejalan kaki yang tinggi, brikade ini harus
ditempatkan di sepanjang lokasi pekerjaan guna mengamankan lokasi tersebut
agar aktivitas pejalan kaki tidak terganggu.
4. Lampu kedip dan lampu penerangan sementara
Lampu kedip/lampu penerang ditempatkan berdekatan dengan lokasi pekerjaan
jalan khususnya pada malam hari. lampu tersebut harus terlihat dengan jelas,
tidak terhalang dan tidak menghalangi rambu lainnya. khusus lampu penerang
harus mampu menerangi lokasi pekerjaan.
5. Bendera
bendera sebagai salah satu alat bantu pengaturan lalu lintas ditempatkan sebelum
lokasi pekerjaan di atas daun rambu atau dipegang oleh petugas.

A. Pengaturan Lalu Lintas pada Lokasi Pekerjaan


Dalam rangka upaya untuk menjamin keselamatan pada lokasi pekerjaan jalan alat
pengendali dan pengaman lalu lintas serta teknik penempatannya harus
memperhatikan faktor keselamatan lalu lintas termasuk pejalan kaki. di samping itu,
itu pengaturan lalu lintas agar lebih efektif juga harus memperhatikan kondisi lalu
lintas sehingga tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas. oleh karena itu,
perhitungan volume lalu lintas serta kapasitas Jalan mutlak diperlukan.
1.) Pekerjaan yang tidak membutuhkan penutupan jalan
Pekerjaan yang tidak membutuhkan penutupan jalan antara lain pekerjaan di
pinggir jalan pekerjaan pada trotoar atau bahu jalan.
2.) Pekerjaan di tengah jalan
Pekerjaan di tengah jalan sangat rawan dan harus bernama terlindungi dari
aktivitas lalu lintas dan harus mendapatkan perhatian besar untuk menjamin
keselamatan para pekerja jalan.
Beberapa pertimbangan yang diperlukan dalam pengaturan lalu lintas pada
pekerjaan di tengah jalan antara lain:
a. Volume lalu lintas.
b. Kapasitas jalan ( lajur) yang tersisa sehingga pengalihan lalu lintas ke
lajur lain tidak mengakibatkan kemacetan lalu lintas,
c. Lokasi pekerjaan harus terjaga dari aktivitas lalu lintas berkecepatan
tinggi. sistem pengaturan lalu lintas pada pekerjaan di tengah jalan ini
diberikan pada butir 3.4.1. dan contoh tata letak perempuannya
ditunjukkan pada lampiran B.2.6.
3.) Pengalihan Arus Lalu Lintas.
Pada pekerjaan yang menutup lebar jalan atau lebar jalur secara penuh, pentasnya
harus dialirkan pada jalur lain (lampiran B.2.6) atau dengan membuat jalur
tambahan seperti ditunjukkan pada lampiran B.2. 7.
Pengaturan lalu lintas pada lokasi pekerjaan seperti ini memerlukan
pertimbangan, antara lain:
a. Volume lalu lintas,
b. Tersedianya jalur untuk mengalihkan arus lalu lintas.
c. Kapasitas jalur untuk pengalihan lalu lintas ini minimal sama dengan
kapasitas jalur yang ditutup, sehingga tidak terjadi kemacetan lalu lintas.
d. Untuk lajur jalan dengan penglihatan yang dibuat bersifat sementara seperti
ditunjukkan pada lampiran B.2. 8. harus mampu mengalirkan lalu lintas
secara normal.
e. Pengalihan arus haruslah mencukupi lebar jalan yang dapat dilewati 2
kendaraan berat dua arah.
f. Lajur jalan bersifat sementara ini harus awet hingga pekerjaan jalan selesai.
g. Diperlukan beberapa pekerja untuk menjaga dan membuat pengalihan arus
lalu lintas tersebut.
Sistem perempuannya diberikan pada butir 3.1.5.

4.) Pekerjaan Pada Tikungan Jalan.


Pengaturan lalu lintas pada pekerjaan di tikungan jalan seperti ditunjukkan dalam
lampiran B.2. 8. pada prinsipnya memiliki pola pengaturan lalu lintas yang sama
dengan ruas jalan lainnya.
Pertimbangan lainnya yang perlu dimasukkan adalah:
a. Jarak pandang serta ruang bebas pandang harus tetap terpenuhi.
b. Petugas pengatur lalu lintas harus ditempatkan pada kedua ujung tikungan
jalan.
Sistem perempuan diberikan pada butir B. 3.1.6.
5.) Pekerjaan pada persimpangan jalan.
Pengaturan lalu lintas pada lokasi pekerjaan di persimpangan jalan, selain
pertimbangan seperti diberikan pada butir 2.4.1 - 2.4.6, informasi adanya
pekerjaan jalan pada persimpangan harus diberikan pada semua kaki
persimpangan.
Sistem Prambon serta contoh pengaturannya Ditunjukkan pada butir 3.1.7 dan
lampiran B.2. 9.
6.) Pengaturan Pejalan Kaki
Pejalan kaki yang biasa menggunakan lokasi pekerjaan dalam menjalankan
aktivitasnya harus terhindar dari pengaruh yang diakibatkan oleh aktivitas
pekerjaan serta lalu lintas di sekitarnya. lalu lintas pejalan kaki Ini harus diatur
sedemikian rupa sehingga dapat terpisah dari aktivitas pekerjaan dan lalu lintas,
yaitu dengan cara memberi fasilitas berupa lajur khusus bagi pejalan kaki.
Pengaturan lalu lintas pejalan kaki diatur dengan cara berikut:
a. Brikade atau penghalang harus ditempatkan di sepanjang lokasi pekerjaan
guna menutup lokasi pekerjaan tersebut.
b. Lebar lajur untuk pejalan kaki berkisar antara 1m - 1,5m.
c. Pada bagian luar dari lajur pejalan kaki yang berdampingan dengan arus lalu
lintas harus ditempatkan kerucut lalu lintas di sepanjang lajur pejalan kaki di
lokasi pekerjaan tersebut.
BAB III
PROSEDUR

1. Sistem Perambuan
A. Pekerjaan Pinggir Jalan
Tata letak penempatan rambu seperti ditunjukkan pada lampiran b. 1 titik 2. dan
lampiran B.2.2. merupakan salah satu contoh pengaturan lalu lintas untuk pekerjaan
di pinggir jalan.
Rambu harus ditempatkan pada awal dan ujung lokasi pekerjaan dengan urutan
sebagai berikut:
a) Tempatkan rambu orang sedang berjalan sesuai dengan tabel 2 sebelum
awal lokasi pekerjaan.
b) Tempatkan rambu akhir pekerjaan sesuai dengan tabel 2 sebelum akhir
ujung lokasi pekerjaan.
B. Menutup Lajur
Tata letak penempatan rambu serta perlengkapan pengaman lainnya untuk pekerjaan
jalan yang membutuhkan penutup sebagian lajur ditunjukkan seperti pada lampiran
B.2. 3, dan lampiran B.2.4.1
1. Tempatkan rambu orang sedang bekerja sesuai dengan tabel 2 sebelum awal
lokasi pekerjaan
2. Tempatkan rambu kecepatan sesuai dengan tabel 2 setelah rambu pertama
3. Tempatkan rambu Jalan menyempit setelah rambu kecepatan sesuai dengan tabel
2
4. Rambu orang sedang bekerja di tempatkan pada awal taper
5. Rambu panah ke kiri/Kanan ditempatkan pada titik awal lokasi pekerjaan
6. Penghalang ditempatkan pada setiap ujung awal dan akhir lokasi pekerjaan
7. Rambu panah ke kiri dan ke kanan ditempatkan di dekat brikade
8. Tempatkan kerucut lalu lintas sepanjang paper dan sepanjang lokasi pekerjaan
sesuai dengan tabel 3
9. Rambu akhir pekerjaan ditempatkan pada ujung paper setelah lokasi pekerjaan
10. Rambu akhir pekerjaan ditempatkan pada ujung taper setelah lokasi pekerjaan.
pada akhir lokasi pekerjaan jalan rambu-rambu tersebut ditempatkan dengan
urutan yang berlawanan
C. Pengalihan Arus
Tata letak perempuan serta alat perlengkapan pengaman lainnya dapat ditunjukkan
seperti pada lampiran B.2.6. dan lampiran B.2. tik7. sedangkan teknik penempatan
perempuannya sesuai dengan butir 3.1.2 dan 3.1.3.
D. Pekerjaan di Tikungan
Tata letak perempuan serta alat perlengkapan pengaman lainnya dapat ditunjukkan
seperti pada lampiran B.2.6. dan lampiran B.2.7. sedangkan teknik penempatan
perempuannya sesuai dengan butir 3. 1.2. dan 3. 1. 3.
E. Pekerjaan di Persimpangan.
Informasi adanya pekerjaan jalan pada persimpangan diberikan pada setiap kaki
persimpangan. penempatan perempuannya disesuaikan dengan butir B. 3.1.2, butir
3.1.3 3.dan butir 3.1.5.

2. Prosedur Pengerjaan Perambuan.


Prosedur pengerjaan perambuan lalu lintas pada pekerjaan pemeliharaan jalan ini
meliputi dua tahapan pekerjaan yaitu tahap perencanaan dan tahap letak perambuan,
tahap pengoperasian perambuan lalu lintas, dan tahap pekerjaan setelah pekerjaan
pemeliharaan jalan telah selesai.
A. Rencana perambuan tata letak perempuan tahapan pekerjaan yang harus
dilakukan dalam perencanaan pembuatan tata letak perempuan ini adalah:
1.) Perkiraan tentang skala pekerjaan:
a. Tentukan skala waktu pekerjaan
b. Tentukan skala luas/panjang pekerjaan
2.) Lakukan survei lapangan guna mengetahui kondisi lalu lintas pada lokasi
pekerjaan serta hitung Perbandingan volume lalu lintas dan kapasitas jalan
3.) Bila Perbandingan volume dan kapasitas jalan ini tidak memenuhi
kriteria, maka waktu pelaksanaan ditetapkan pada saat kondisi lalu lintas
lebih lenggang ( misalnya: pada waktu malam hari).
4.) Tempatkan beberapa orang petugas tambahan guna membantu pengaturan
lalu lintas, jika lalu lintas dinilai padat.
B. Tahapan Akhir Pekerjaan, Tahapan pekerjaan setelah pekerjaan pemeliharaan
Jalan selesai adalah:
1.) Rambu-rambu serta alat pengatur lainnya segera disingkirkan/dipindahkan
agar tidak menimbulkan keraguan kepada pemakai jalan
2.) Rambu-rambu dan alat pengatur lalu-lintas dibersihkan serta ditempatkan
dalam gudang penyimpanan agar dapat digunakan kembali
LAMPIRAN B1
JENIS RAMBU DAN PENGATURAN LALU LINTAS
(Bentuk, Ukuran, Warna)

NO NAMA DISAIN UKURAN


RAMBU
B.1.1 Rambu Bentuk : Belah
Peringatan Ketupat
Hati-hati Ukuran : 90 x 90cm
Warna : -
Latar Belakang :
Kuning
Simbol : Hitam

B.1.2 Rambu Bentuk : Belah


Peringatan Ada Ketupat
Pekerjaan di Ukuran : 90 x 90cm
Jalan Warna : -
Latar Belakang :
Kuning
Simbol : Hitam

B.1.3 Rambu Bentuk : Belah


Peringatan Ketupat
Penyempitan Ukuran : 90 x 90cm
Jalan Warna : -
Latar Belakang :
Kuning
Simbol : Hitam
B.1.4 Rambu Bentuk : Belah
Peringatan Ketupat
Lampu Lalu Ukuran : 90 x 90cm
Lintas Warna : -
Latar Belakang :
Kuning
Simbol : Hitam

B.1.5 Rambu Bentuk : Belah


Peringatan Ketupat
Lalu Lintas Ukuran : 90 x 90cm
Dua Arah Warna : -
Latar Belakang :
Kuning
Simbol : Hitam

B.1.6 Rambu Bentuk : Segi


Larangan Delapan
Berjalan Terus Ukuran :
Warna : -
Latar Belakang :
Kuning
Simbol : Hitam

B.1.7 Rambu Bentuk : Lingkaran


Larangan Ukuran : 90cm
Kecepatan Warna : -
Kenderaan Latar Belakang :
Lebih dari Merah
40Km/Jam Simbol : Hitam
B.1.8 Rambu Bentuk : Lingkaran
Perintah Wajib Ukuran : 90cm
Mengikuti Warna : -
Arah ke Kiri Latar Belakang :
dan Kanan Biru
Simbol : Putih

B.1.9 Rambu Bentuk : Lingkaran


Perintah Lajur Ukuran : 90cm
yang Wajib Warna : -
Dilewati Latar Belakang :
Biru
Simbol : Putih

B.1.10 Rambu Bentuk : Lingkaran


Perintah Lajur Ukuran : 90cm
yang Wajib Warna : -
Dilewati Latar Belakang :
Biru
Simbol : Putih

B.1.11 Rambu Bentuk : Lingkaran


Perintah yang Ukuran : 90cm
Wajib Warna : -
Melewati Salah Latar Belakang :
Satu Lajur Biru
yang ditunjuk Simbol : Putih
B.1.12 Rambu Bentuk : Belah
Petunjuk Ketupat
Tempat Ukuran : 90 x 90cm
Berjalan Kaki Warna : -
Latar Belakang :
Kuning
Simbol : Hitam

B.1.13 Papan Bentuk : Segi Empat


Tambahan Ukuran : 60 x 90cm
yang Warna : -
Memerintahkan Latar Belakang :
Pengurangan Kuning
Kecepatan Simbol : Hitam

B.1.14 Kerucut Lalu Bentuk : Kerucut


lintas Ukuran : tinggi 45-
70cm
Warna : -
Latar Belakang :
Merah
Strip : Putih

B.1.15 Brikade Bentuk : Empat


Persegi
Ukuran :
Warna : -
Latar Belakang :
Putih
Garis-garis : Orange
B.1.16a Lampu Kedip Lampu Kedip Lampu Penerang Sementara
/B.1.16b dan
Lampu
Penerang

B.1.17 Bendera Bentuk : Segi Empat


Ukuran : 50 x 30cm
Warna : Merah/Hijau
LAMPIRAN B.2.1
Pekerjaan Pada Pinggiran Jalan Tanpa Fasilitas Pejalan Kaki

LAMPIRAN B.2.2
Pekerjaan Pada Pinggir Jalan Dengan Fasilitas Pejalan Kaki Pada Bahu Jalan
LAMPIRAN B.2.3
Pekerjaan Pada Sebagian Lakur Jalan Dengan Fasilitas Pejalan Kaki Pada Trotoar
LAMPIRAN B.2.4
Pekerjaan Pada Bahu Jalan Dan Sebagian Lajur Jalan Dengan Fasilitas Pejalan Kaki Pada Badan
Jalan
LAMPIRAN B.25
Pekerjaan Penutup Satu Jalur Jalan
Pekerjaan Di Tengah Jalan (Menutup Satu Jalur Jalan) Pada Ruas Jalan Satu Arah 3 Lajur
LAMPIRAN B.2.7
Pengaturan Lalu Lintas Pada Pekerjaan Di Tengah Jalan (Menutup Satu Lajur Jalan) Pada Ruas
Jalan Dua Jalur 2 Lajur)
LAMPIRAN B.2.8
Pengaturan Lalu Lintas Pada Pekerjaan Di Tengah Jalan (Menutup Satu Lajur Jalan) Pengalihan
Arus Melalui Jalur Darurat
LAMPIRAN B.2.9
Pengaturan Lalu Lintas Pada Pekerjaan Di Tikungan Jalan (Menutup Satu Lajur Jalan)
LAMPIRAN B.2.10
Pekerjaan Di Persimpangan jalan

Anda mungkin juga menyukai