Anda di halaman 1dari 12

PEMBANGUNAN JALAN

Manfaat Mengatasi rintangan geografi, Meningkatkan


perekonomian, Peningkatan akses menuju pusat produksi &
simpul distribusi, Memperlancar arus lalu lintas
Dampak Penurunan kualitas lingkungan antara lain
pencemaran udara, peningkatan kebisingan, peningkatan
temperatur udara, banjir
Pengendalian Konsep pembangunan berkelanjutan antara
lain melalui upaya penyaringan, evaluasi alternatif rencana,
pemanfaatan teknologi ramah lingkungan, penggunaan
material ramah lingkungan, perencanaan geometrik jalan yang
hemat energi & berwawasan lingkungan, studi lingkungan

Kebijakan Sektor Terkait


Kehutanan (UU No. 41/1999 ttg Kehutanan)
Pembangunan jalan tidak boleh di kaw. Hutan
konservasi
Pemb. Jalan boleh di kaw. Hutan lindung dan
hutan produksi, tapi harus memiliki Izin Pinjam
Pakai Kawasan Hutan dari Kemenhut
B Kebudayaan (UU No. 5/1992 ttg Benda Cagar Budaya)
Pembangunan jalan tidak boleh merusak/melewati
benda/kawasan cagar budaya
C Pertanahan (Perpres No. 36/2005 dan perubahannya
Perpres No. 65/2006 serta ketentuan pelaksanaannya yang
diatur dalam Peraturan Kepala BPN No. 3 tahun 2007)
Lets make safer road

Membangun Infrastruktur Jalan yang Berkeselamatan


UNDANG-UNDANG NO. 38 TAHUN 2004 tentang JALAN
Pasal 2: Penyelenggaraan jalan berdasarkan pada asas

kemanfaatan,

keamanan dan keselamatan, keserasian, keselarasan.


Asas Keamanan berkenaan dengan pemenuhan persyaratan kekuatan/
spesifikasi perencanaan
Asas Keselamatan berkenaan dengan kondisi permukaan jalan dan
kondisi geometrik jalan
Keselamatan infrastruktur jalan merupakan aspek penting dalam
memberikan pelayanan yang handal
Alinyemen Horizontal
Besar jari-jari tikungan (R) minimum

Kecepatan rencana 60km/jam 200 m

Kecepatan rencana 100km/jam 700 m

Superelevasi tikungan maksimum: 6%


Kemiringan melintang bagian lurus: 3-5%

Alinyemen Vertikal
Kelandaian maksimum 10%
Panjang minimum lengkung vertikal kecepatan rencana 60 km/jam 80-150 m

Kriteria Keselamatan

Prinsip Jalan yang Berkeselamatan

Jalan yang Menjelaskan (Self Explaining Road)


Jalan yang dapat memberikan penjelasan, pengaturan, dan pemaksaan kepada

pengguna jalan melalui geometri, marka, rambu, sinyal, dsb.

Jalan yang Memaafkan (Forgiving Road)

Perencana Jalan sadar bahwa pengguna jalan dapat saja berbuat kesalahan di
jalan yang menyebabkan kecelakaan. Forgiving road adalah jalan yang tidak
mengakibatkan akibat yang fatal apabila terjadi kecelakaan.

Jalan yang Berkeselamatan


Self explaining: mampu menjelaskan maksud tanpa komunikasi
Self enforcement: mampu ciptakan kepatuhan tanpa peringatan
Forgiving to road user: mampu meminimalisir keparahan korban apabila terjadi
tabrakan.

Rekayasa Keselamatan Jalan


modifikasi/rekayasa lingkungan fisik jalan dengan menggunakan proses-proses dan
teknik-teknik, dalam upaya mengurangi resiko semua pengguna jalan.
Dalam mendesain, Ahli Keselamatan Jalan akan....

mengingatkan

menginformasikan

memandu

mengendalikan

memaafkan

Menciptakan Jalan yang berkeselamatan


Jalan
adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan,termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan
bagi lalu lintas
.Kecelakaanyang terjadi setiap jam di dunia ini tak terlepas dari faktor-faktor penyebab
kecelakaan, diantaranyaadalah faktor kondisi jalan. Jalan yang berkeselatan bertujuan
untuk mengurangi kuantitasterjadinya kecelakaan, mengurangi tingkat resiko
kecelakaan, dan bahkan meminimalkan terjadinyakecelakaan sekalipun faktor manusia
lyang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan. Jalan yangberkeselamatan dapat
diciptakan melalui perbaikan kondisi pekerasan maupun perbaikan kondisipelengkap
dan perlengkapannya. Jalan berkeselamatan memiliki beberapa kondisi yang
harusdipenuhi yaitu:1.
Kondisi dan perencanaan Geometrik jalan
Geometrik jalan perlu diperhatikan guna mengurangi kecelakaan danmeningkatkan
keselamatan di jalan. Kecepatan yang aman dimana sebuahkendaraan dapat
menyesuaikan dengan lengkung (curve) tergantung kepada jari-jari lengkungan.
Geometric standar memberikan dasar jari-jari lengkungmeinimum untuk kecepatan
yang berbeda-beda. Superelevasi diberikan untukkendaraan dimana pada lengkungan
diperlukan suatu kecepatan tertentu.Supereelevasi yang salah akan berakibat
timbulnya kecelakaan lalu lintas.2.Kondisi dan perencanaan perkerasan jalanKondisi
perkerasan yang haruslah memenuhi syarat perkerasan perencanaanagar tidak cepat
rusak dan memenuhi kebutuhan pengguna jalan. Karenaseringkali jalan yang dibangun
menjadi berbahaya bagi pengguna dikarenakankerusakan yang terjadi. Dan sebaiknya
perencanaan harus sesuai dengankebutuhan transpotasi.
3.

Kondisi dan perencanaan rambu laluintasKondisi ini terkait dengan rambu jalan, rambu
pengatur lalu lintas dan marka jalan yang jelas. Sehingga tidak membahayakan
pengguna jalan, terutama pengguna jalan yang barumengenal daerah dimana pengguna jalan
berada.4.
Kondisi Lingkungan JalanKondisi Lingkungan Jalan juga berkontribusi dalam kecelakaan. Bermacammacam kondisilingkungan yang berbahaya. Diantaranya, kondisi lingkungan pasar,
lingkungan pekerjaaansuatu proyek, lingkungan pabrik, daerah gelap, dan lainnya. Hal
ini dapat diantisipasi denganadanya rambu peringatan, memberi polisi tidur, dan memberikan papan
peringatan padasuatu kegiatan yang mengharuskan keluar masuk kendaraan, memberi penerangan jalanpada
jalan yang gelap pada malam hari, dan banyak lagi.5.
Penegakan hukum dan Peraturan yang berlakuBanyak kerugian yang dapat terjadi apabila penegakan hukum
dan peraturan tidakditegakkan secara benar. Terutama berakibat kecelakaan fatal yang
terjadi. Misalkankendaraan barang yang mengakut barang overload hal ini menyebakan rusaknya jalan
dankecelakaan akibat ketidakmampuan kendaraan

Syarat Laik Fungsi Jalan


6.2.1 Syarat Teknis Laik Fungsi Jalan Meliputi
a. teknis geometri jalan;
b. teknis struktur perkerasan jalan;
c. teknis struktur bangunan pelengkap jalan;
teknis pemanfaatan bagian-bagian jalan;
e. teknis penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas meliputi
pemenuhan terhadap kebutuhan alat-alat manajemen dan rekayasa lalu
lintas yang mewujudkan petunjuk, perintah, dan
larangan dalam berlalu lintas; dan
f. teknis perlengkapan jalan meliputi pemenuhan terhadap spesifikasi
teknis konstruksi alat-alat manajemen dan rekayasa lalulintas;
6.2.2 Syarat Administrasi Laik Fungsi Jalan (Dokumen)
a. dokumen penetapan petunjuk, perintah, dan larangan dan pengaturan
lalu lintas bagi semua perlengkapan jalan;
b. dokumen penetapan status jalan;
c. dokumen penetapan kelas jalan;
d. dokumen penetapan kepemilikan jalan;
e. dokumen penetapan leger jalan; dan dokumen Lingkungan.

Sejumlah hal utama yang perlu diingat mengenai rambu-rambu, delineasi,


serta marka jalan adalah :
mencolok/mudah terlihat
jelas/mudah terbaca
mudah dipahami
dapat dipercaya
benar/merupakan rambu yang sesuai dengan bahaya yang mengancam
konsisten/rambu yang sama digunakan dalam situasi yang sama

Jika Digunakan dengan Benar, Rambu Peringatan Dapat meningkatkan


Keselamatan Jalan
Agar rambu peringatan dapat bermanfaat secara efektif,
rambu tersebut harus dipasang pada jarak yang tepat
dari bahaya yang diperingatkan oleh rambu tersebut.
Jika rambu dipasang terlalu dekat dari bahaya tersebut,
dan kecepatan kendaraan terlalu tinggi, pengguna jalan
akan tiba di lokasi berbahaya sebelum mereka memiliki
cukup waktu untuk bereaksi pada informasi yang baru
mereka terima. Terlebih lagi, rambu peringatan yang
tidak memantulkan cahaya mungkin tidak terlihat di
waktu malam. Sejumlah rambu yang tidak jelas atau
tidak standar mungkin saja terlihat namun tidak
dipahami. Situasi semacam ini dapat berujung pada halhal
yang tidak diinginkan.
Pengemudi harus diberi waktu untuk bereaksi terhadap
suatu informasi dan mereka juga perlu memahami
makna dari rambu peringatan tersebut. Rambu-rambu
harus mudah dipahami, dan mengandung pesan yang
positif.

informasi yang tepat di Saat yang tepat Akan meningkatkan Keselamatan


Informasi harus diletakkan di tempat di mana informasi
tersebut diperlukan agar dapat bermanfaat. Blacklength
(lihat glosarium) dalam gambar di bawah ini contohnya,
merupakan sepasang belokan dua arah di mana telah
terjadi banyak tabrakan kendaraan dari depan dan
tabrakan kendaraan dari samping selama beberapa
tahun terakhir.

Pihak yang berwenang di bidang jalan sadar bahwa di di


tempat tersebut tingkat keselamatan rendah, dan telah
memasang beberapa rambu peringatan serta panduan.
Sayangnya, rambu-rambu tersebut tersembunyi di balik
pepohonan seperti gambar di bawah ini. Rambu hanya
dapat berguna apabila terlihat dengan baik. Dalam hal
ini, rambu-rambu tersebut dipasang sebelum pohonpohon
ditanam. Peristiwa ini memberi penekanan
pentingnya semua lembaga untuk bekerja sama. Ini juga
berarti bahwa para perekayasa keselamatan jalan perlu
mempertahankan hasil kerja mereka dengan secara
teratur memonitor sejumlah pencapaian sebelumnya.
Di jalan yang memungkinkan kendaraan berkecepatan
tinggi, informasi mungkin perlu diulang-ulang untuk tiap
interval tertentu.
Sebagaimana halnya rambu peringatan, rambu
informasi harus memantulkan cahaya agar dapat
terlihat di waktu malam.
Saat kondisi jalan sulit untuk disiasati atau mungkin
terdapat banyak kondisi mengejutkan bagi mereka
yang menggunakannya, perekayasa keselamatan jalan
harus mempertimbangkan cara terbaik memandu
pengguna jalan dalam menggunakan jalan tersebut.
Ruas jalan berikut ini memberikan panduan yang jelas
dalam bentuk batas kecepatan dan Chevron Alignment
Markers (CAMs) yang ada di sepanjang tikungan
tersebut. Patok pengarah yang dapat memantulkan
cahaya, terdapat di sepanjang jalan, memberikan
informasi berkala dengan jarak tertentu bagi para
pengemudi/pengendara. Pengguna jalan dipandu lebih
jauh dengan adanya tepian yang dicat di kedua sisi jalan
dan diperingatkan agar tidak mendahului di lokasi ini
dengan adanya marka ganda tidak terputus.
Agar efektif, panduan ini harus tersedia secara
berkesinambungan di sepanjang rute tersebut dan
harus konsisten di seluruh jaringan jalan. Ramburambu
harus terstandarisasi sehingga suatu panduan
memiliki arti yang sama di manapun ditemukan. Sekali
lagi, perlu diingat bahwa semua panduan ini harus
dapat memantulkan cahaya agar dapat efektif terlihat
di waktu malam.
Dalam contoh ini pengguna jalan diberi panduan dalam
memilih lajur yang hendak dimasuki. Garis-garis yang
tergambar tersebut menjauhkan pengguna jalan dari
tanduk (titik tengah) jauh sebelum ada kemungkinan
menabraknya. CAM memandu pengguna jalan pada
kedua tikungan yang ada, dan sebuah rambu memberi
peringatan pada mereka yang memilih lajur kiri akan
bahaya yang mengancam di depan.

Sisi Jalan Harus Dirancang Agar Lebih Ramah (forgiving)


Menyadari bahwa faktor kesalahan manusia akan selalu
menentukan keselamatan jalan, para perekayasa dapat
merancang jalan yang akan dapat mengakomodasi
kesalahan manusia tanpa harus mengakibatkan
kehilangan nyawa. Pengemudi/pengguna jalan dapat
melakukan kesalahan kapan dan di mana saja, sehingga
dalam beberapa kasus kendaraan mereka terpaksa keluar
dari jalan. Di sepanjang jalan di Indonesia, terdapat
banyak bahaya di sisi jalan seperti selokan yang tidak
tertutup, pohon, lobang, pinggir badan jalan yang curam,
pancang jembatan dan kepala jembatan (bridge piers and
abutments) dan terkadang bangunan. Tim URKJ telah
berupaya untuk meningkatkan kesadaran akan bahayabahaya ini dan memperkenalkan konsep clear zone.
Pemahaman akan konsep clear zone dapat membantu
tim URKJ dalam meningkatkan keselamatan bagi
pengguna jalan.
Clear zone adalah sebuah area di sepanjang jalan yang
harus bebas dari bahaya (berupa bagian jalan yang solid,
dengan diameter lebih dari 100 mm), berfungsi untuk
meminimalkan akibat dari tabrakan yang menyebabkan
mobil terlempar ke luar jalan. Lebar dari clear zone
tergantung kepada kecepatan kendaraan, volume lalu
lintas, kemiringan, dan kecuraman jalan.
Dalam contoh ini, kelengahan yang mungkin dialami
pengemudi karena jalan yang lebar memungkinkannya
untuk leluasa mengemudikan mobilnya diantisipasi
dengan rambu-rambu tepi jalan dan marka jalan tak
terputus, yang menunjukkan derajat tikungan dalam
gambar ini. Andaikata sang pengemudi gagal memasuki
tikungan dengan kecepatan yang sesuai, tidak ada titik
benturan di luar jalan, pohon, saluran atau selokan,
yang bisa meningkatkan risiko kecelakaan mobil yang
parah. Bagian luar tikungan di jalan tersebut memiliki
bahu jalan yang beraspal, sehingga memperkecil
kemungkinan pengemudi kehilangan kendali. Desain,
informasi dan panduan di jalan ini secara keseluruhan
memberikan bantuan bagi pengemudi untuk melalui
tikungan tersebut dengan aman. Dengan demikian, jika
pengemudi salah perhitungan, sehingga mengakibatkan
kendaraannya keluar dari jalan, kecil kemungkinan akan
terjadi kecelakaan yang serius.

Pasang Penahan Benturan Hanya Jika Diperlukan


Membangun jalan yang ramah bagi
penggunanya berarti mengurangi
kebutuhan akan penahan benturan.

Penahan benturan seharusnya hanya


dipasang di lokasi di mana dibutuhkan
untuk mengurangi kemungkinan
tabrakan yang serius.
Penahan benturan itu sendiri
merupakan bahaya yang mengancam
di pinggiran jalan dan seharusnya
hanya dibangun di lokasi dimana
tabrakan yang lebih serius bisa terjadi
jika penahan itu tidak dipasang di
tempat tersebut.
Ujung atau terminal dari penahan
benturan harus dibangun sedemikian
rupa agar tidak meningkatkan
kemungkinan cedera yang serius.
Penahan harus dipasang dengan
ketinggian yang tepat dan dengan
keseimbangan yang cukup untuk
menghadapi bahaya (sehingga
apabila penahan benturan tertabrak,
kendaraan tidak terperangkap ke
dalam bahaya). Penahan di jembatan
harus terhubung kuat ke pembatas
jembatan. Tim URKJ bersama para
perekayasa DJBM dengan hati-hati
dan seksama mempertimbangkan
kapan penahan benturan harus
dipasang dan kapan tidak harus
dipasang. Detail instalasi dalam hal ini
sangat vital.

Anda mungkin juga menyukai