Anda di halaman 1dari 60

Gambar 34.

Cara kerja katup udara saat mesin dingin

Apabila temperatur air pendingin sekitar 80 C, gate valve tertutup dan mesin
 pada putaran idel yang normal. Apabila temperatur air naik lebih tinggi, valve akan
mengembang lebih jauh. Pada kondisi ini gaya pegas B bertambah dan mempertahankan
gate valve tertutup.

Gambar 35. Cara kerja katup udara saat mesin panas

3)   Air intake chamber dan intake manifold

Udara yang mengalir ke dalam intake manifold terputus-putus sehingga terjadi


getaran pada udara yang masuk. Getaran tersebut akan mengakibatkan measuring plate
yang ada di dalam air flow meter menjadi vibrasi, memungkinkan pengukuran volume
udara kurang akurat. Oleh karena itu diperlukan air intake chamber yang mempunyai
kapasitas yang besar untuk meredam getaran udara.

 
Modul  SŤstem Bahan Bakar
EFI   1 | P a g e  
Gambar 36. Air intake chamber

c.  Sistem Pengontrol Electronic ( Electronic Control System )

Sistem kontrol elektronik pada sistem EFI terdiri atas sensor-sensor, sebuah Engine
Control Unit   (ECU) atau  Engine Control Modul  (ECM), aktuator-aktuator, penyuplai

tegangan (baterai), wire harness dan konektor-konektor untuk menghubungkan wire


harness dengan semua komponen kontrol elektronik. ECU/ECM akan menghitung secara
akurat berapa banyak bahan bakar yang dibutuhkan mesin yang akan diberikan oleh
injektor dengan memonitor sensor-sensor yang terdapat pada mesin. ECU/ECM akan
mengontrol kerja injektor berdasarkan lebar/lama pulsa penginjeksian atau durasi
 penginjeksian untuk memberikan campuran yang sesuai dengan kondisi kerja mesin.

Pada sistem kontrol elektronik ini, sebuah ECU/ECM yang berfungsi sebagai pusat
 pengontrolan system, mendapat input dari 2 sensor utama yaitu, sensor jumlah udara masuk
dan sensor putaran mesin yang akan digunakan untuk menentukan basic injection
volume. Selain 2 sensor tersebut ada sensor – sensor lain yang berfungsi sebagai input

ECM untuk mengoreksi jumlah bensin yang disemprotkan injector. Pada beberapa
kendaraan yang mutakhir, selain berfungsi untuk mengontrol penginjeksian bahan
bakar, ECU/ECM juga
 berfungsi untuk mengontrol sistem pengapian, emisi bahan bakar dan sistem keamanan
kendaraan.

Sistem kontrol elektronik terdiri atas beberapa sensor yang mendeteksi berbagai
kondisi mesin. Sensor-sensor tersebut mendeteksi volume udara masuk, beban mesin,
temperatur udara dan air pendingin, akselerasi, dan deselerasi. Selanjutnya sensor-sensor
 
Modul  SŤstem Bahan Bakar
EFI   2 | P a g e  
 
Modul  SŤstem Bahan Bakar
EFI   3 | P a g e  
mengirimkan signal- signal ke ECU, kemudian ECU menentukan lamanya injeksi
yang tepat dan mengirimkan signal-signal ke injector untuk menginjeksikan bahan
bakar. Volume injeksi tergantung lamanya signal dari ECU. Dibawah ini diperlihatkan
diagram electronic contorl system pada pengontrol mesin EFI.

Sensors  ECU/ECM   Actuators 

Power Supply 

Gambar 37. Sistem Pengontrol Electronic ( Electronic Control System)

4)   Air flow meter

Air flow meter terdir atas : measuring plate, return spring dan potensiometer.
Udara yang masuk melalui air flow meter membuka measuring plate yang ditahan oleh
return spring.

 
Modul  SŤstem Bahan Bakar
EFI   4 | P a g e  
Gambar 38. Air flow meter

Akibatnya measuring plate dan potensiometer bergerak pada sumbu yang sama
sehingga sudut membukanya measuring plate dirubah menjadi perbandingan tegangan
oleh potensiometer. Selanjutnya perbandingan tegangan tersebut diterima oleh ECU
dalam bentuk singnal tegangan.

5)   Manifold Pressure Sensor

Manifold pressure sensor (vacuum sensor) bekerja berdasarkan tekanan dalam


intake manifold. Tekanan yang sebenarnya tersebut sebanding dengan udara yang
dialirkan ke dalam intake manifold dalam satu siklus. Volume udara yang masuk dapat
ditentukan dengan mengukur tekanan intake manifold. Selanjutnya tekanan intake
manifold disensor oleh silicon chip. Fungsi silicon chip adalah merubah tekanan ke
dalam bentuk nilai tahanan, kemudian dideteksi secara electrical oleh IC yang ada di
dalam sensor.

 
Modul  SŤstem Bahan Bakar
EFI   5 | P a g e  
Gambar 39. Manifold pressure sensor

6)   Sensor posisi throttle

Sensor posisi throttle dipasang jadi satu dengan throttle body. Sensor ini
merubah sudut membukanya throttle menjadi tegangan dan mengirimkan ke ECU. Signal

yang dikeluarkan oleh throttle position sensor ada dua, yaitu signal IDL dan signal
PSW. Signal IDL digunakan untuk menghentikan aliran bahan bakar dan signal PSW

untuk menambah injeksi bahan bakar.

Gambar 40. Sensor posisi throttle

7)   Sensor temperatur air

 
Modul  SŤstem Bahan Bakar
EFI   6 | P a g e  
Pada sensor temperatur air terdapat thermister yang berfungsi untuk mendeteksi
suhu air pendingin. Apabila temperatur mesin masih rendah penguapan bensin juga
rendah sehingga diperlukan campuran yang gemuk.

Gambar 41. Sensor temperatur air

Tahanan thermister besar pada saat suhu air pendingin masih rendah sehingga
signal tegangan yang dihasilkan THW akan tinggi.

Gambar 42. Grafik hubungan temperatur dengan tahanan

Selanjutnya signal tersebut dikirim ke ECU untuk menambah volume bahan


 bakar yang diinjeksikan. Sebaliknya apabila suhu air pendingin tinggi, signal tegangan
yang dihasilkan THW akan rendah, selanjutnya signal ini dikirim ke ECU untuk
mengurangi jumlah bahan bakar yang diinjeksikan.

8)   Sensor temperatur udara masuk

 
Modul  SŤstem Bahan Bakar
EFI   7 | P a g e  
Gambar 43. Sensor temperatur udara masuk

Sensor temperatur udara masuk mendeteksi suhu udara yang masuk. Sensor
tersebut dilengkapi dengan thermister dan diletakkan di dalam air flow meter.

Pada sistem EFI tipe D, sensor temperatur udara diletakkan pada kotak saringan
udara (air cleaner case) atau pada intake air chamber.

Gambar 44. Sensor temperatur udara masuk pada D EFI

Volume dan kepadatan udara berubah sesuai dengan berubahnya temperatur


udara. Oleh karena itu meskipun volume udara yang diukur air flow meter kemungkinan
sama, tetapi jumlah injeksi bahan bakar akan berubah-ubah sesuai dengan berubahnya
temperatur. Pada temperatur di bawah 20 C bahan bakar yang diinjeksikan

 bertambah, dan di atas 200 C berkurang. Dengan demikian perbandingan udara dan
 bahan bakar dijamin ketepatannya meskipun temperaturnya berubah.

9)   Signal pengapian mesin

Dalam nenentukan saat pengapian dan putaran mesin, ECU memerlukan masukan
dari signal pengapian mesin. Signal tersebut untuk mengkalkulasi penentuan awal
volume bahan bakar yang diinjeksikan dan penghentian bahan bakar. Apabila tegangan

 
Modul  SŤstem Bahan Bakar
EFI   8 | P a g e  
 
Modul  SŤstem Bahan Bakar
EFI   9 | P a g e  
 pada terminal negatif ignition coil mencapai atau melebihi 150 volt, ECU akan mendeteksi
signal tersebut.

Gambar 45. Signal pengapian mesin

10)  Signal starter

Signal starter digunakan apabila poros engkol mesin diputar oleh motor starter.

Selama poros engkol berputar, aliran udara lambat dan suhu udara rendah sehingga
 penguapan bahan bakar tidak baik (campuran kurus). Untuk meningkatkan kemampuan
start mesin diperlukan campuran yang kaya. Signal starter berfungsi untuk menambah
volume injeksi selama mesin distarter. Tegangan signal starter sama dengan tegangan
yang digunakan pada motor starter.

Gambar 46. Signal starter

11)  Relay utama EFI

Relay utama digunakan sebagai sumber tegangan untuk ECU dan circuit
opening relay. Relay tersebut berfungsi untuk mencegah penurunan tegangan dalam
sirkuit ECU. Apabila kunci kontak ON, arus akan mengalir ke relay, titik kontak akan

 
Modul  SŤstem Bahan Bakar
EFI   10 | P a g e  
 
Modul  SŤstem Bahan Bakar
EFI   11 | P a g e  
 berhubungan dan arus akan mengalir dari baterai melalui kedua fusible link ke ECU
dan circuit opening relay selanjutnya ke pompa bahan bakar.

Gambar 47. Relay utama EFI

12)  Sensor oxygen

Sensor oxygen mensensor apakah campuran udara dan bahan bakar gemuk atau
kurus terhadap campuran udara dan bahan bakar teoritis. Sensor tersebut ditempatkan di
dalam exhaust manifold yang terdiri atas elemen yang terbuat dari zirconium dioxide
(ZrO  2, semacam material keramik). Elemen tersebut dilapisi dengan lapisan tipis platina

 pada bagian dalam dan luarnya. Udara sekitar yang dimasukkan ke bagian dalam sensor
dan luar sensor terkena gas buang.

 
Modul  SŤstem Bahan Bakar
EFI   12 | P a g e  
Gambar 48. Sensor oksigen

C.   Tugas 1

1.
  Amatilah sistem bahan bakar, sistem pemasukan udara, dan sistem kontrol
elektronik pada engine stand atau pada mobil yang menggunakan sistem bahan
 bakar EFI.

2.
  Identifikasi komponen system EFI pada training obyek tersebut apabila tidak ada
 pada modul ini.

D.   Tes Formatif 1
1.
  Jelaskan dengan singkat perbedaan antara D EFI dengan L EFI.

2.  Jelaskan sistem-sistem yang ada pada system bahan bakar EFI.

3.  Apa fungsi pressure regulator pada system EFI dan bagaimana cara kerjanya.

4.  Bagaimana cara kerja katup udara tipe wax ? Jelaskan dengan disertai gambar.

E.   Kunci Jawaban Formatif 3


1)   Sistem D EFI mengukur tekanan udara dalam intake manifold, kemudian

melakukan penghitungan jumlah udara yang masuk, sedang pada sistem L


EFI, air flow meter langsung mengukur jumlah udara yang mengalir melalui
intake manifold.
 
2) Sistem-sistem yang ada pada sistem bahan bakar EFI.
 
Modul  SŤstem Bahan Bakar
EFI   13 | P a g e  
a)   Sistem bahan bakar : digunakan untuk menyalurkan bahan bakar dari

tangki bahan bakar sampai ke ruang bakar, terdiri atas : tangki bahan bakar,
 pompa bahan bakar, saringan bahan bakar, pipa penyalur, pressure
regulator, pulsation damper, injektor, dan cold start injector.
 b)  Sistem induksi udara : digunakan untuk menyalurkan sejumlah udara yang
diperlukan untuk pembakaran, terdiri atas : air cleaner, air flow meter,
throttle body, dan air valve.
c)  Sistem kontrol elektronik, terdiri atas beberapa sensor seperti : air flow
meter, water temperatur sensor, throttle position sensor, air temperatur
sensor, dan oxygen sensor. Pada sistem ini terdapat ECU (Electronic Control
Unit) yang mengatur lamanya kerja injektor. Pada sistem ini juga terdapat
komponen lain seperti : main relay yang mensuplai tegangan ke ECU, start
injector time switch yang mengatur kerja cold start injector selama mesin
dingin, circuit opening relay yang mengatur kerja pompa bahan bakar dan
resistor yang menstabilkan kerja injektor.

3)   Pressure regulator berfungsi untuk mengatur tekanan bahan bakar yang mengalir

ke injector. Jumlah injeksi bahan bakar dikontrol sesuai lamanya signal yang
diberikan ke injector, sehingga tekanan konstan pada injector harus
dipertahankan.
Adapun cara kerjanya dapat dijelaskan sebagai berikut :

Tekanan bahan bakar dari delivery pipe menekan diafragma, membuka


katup, sebagian bahan bakar kembali ke tangki melalui pipa pembalik. Jumlah
 bahan bakar yang kembali ditentukan oleh tingkat ketegangan pegas
diafragma, variasi tekanan bahan bakar sesuai dengan volume bahan bakar yang

 
Modul  SŤstem Bahan Bakar
EFI   14 | P a g e  
kembali. Vakum intake manifold yang dihubungkan pada bagian sisi
diafragma spring melemahkan tegangan pegas diafragma, sehingga menambah
volume kembalinya bahan bakar dan menurunkan tekanan bahan bakar. Dengan
demikian apabila vakum intake manifold naik (tekanan mengecil), tekanan bahan
 bakar turun hanya pada tingkat bahan bakar A dan vakum intake manifold B
dipertahankan tetap.

Apabila pompa berhenti, pegas akan menekan katup sehingga katup


menutup. Akibatnya check valve dalam pompa bahan bakar dan katup di dalam
 pressure regulator mempertahankan sisa tekanan dalam saluran bahan bakar.

4)   Cara kerja katup udara tipe wax adalah sebagai berikut :

Apabila temperatur rendah, thermo valve akan mengkerut dan gate valve
akan terbuka oleh pegas A. Pada keadaan ini udara mengalir melalui air valve
tanpa melewati throttle valve masuk ke air intake chamber. Apabila
temperature air pendingin naik, thermo valve akan mengembang mengakibatkan
 pegas B menutup gate valve. Pegas B lebih kuat dari pada pegas A, gate valve
tertutup sehingga putaran mesin turun.

 
Modul  SŤstem Bahan Bakar
EFI   15 | P a g e  
Apabila temperatur air pendingin sekitar 80 C, gate valve tertutup
dan mesin pada putaran idel yang normal. Apabila temperatur air naik lebih
tinggi, valve akan mengembang lebih jauh. Pada kondisi ini gaya pegas B
 bertambah dan mempertahankan gate valve tertutup.
F.   Lembar Kerja 1
1)  Alat dan
Bahan

a.  1 Unit engine stand (live) dengan sistem bahan bakar EFI b). Peralatan
tangan, kunci pas/ring atau tang.
 b.  Multimeter.
c.  Kain lap/majun

2)   Keselamatan Kerja

a.   Gunakanlah perlatan tangan sesuai dengan fungsinya.

 b.  Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada
lembar kerja.
c.  Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak
tertera pada lembar kerja.
d.  Bila perlu mintalah buku manual motor bensin yang menjadi training
object.
3)   Langkah Kerja

a.   Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien

mungkin.
 b.  Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/ instruktur.
c.  Lakukan diskusi cara kerja sistem injeksi bahan bakar!
d.  Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.

e.  Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah

 
Modul  SŤstem Bahan Bakar
EFI   16 | P a g e  
digunakan seperti keadaan semula.

4)   Tugas

a.   Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.

 b.  Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari

materi pada kegiatan belajar 1.

 
Modul  SŤstem Bahan Bakar
EFI   17 | P a g e  
KEGIATAN BELAJAR 2: CARA KERJA, PROSEDUR TROUBLESHOOTING DAN
PEMERIKSAAN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN INJEKSI
( ELECTRONIC
 FUEL INJECTION / EFI

A.   Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan materi 2, peserta didik mampu :

1.   Menjelaskan Cara kerja, prosedur troubleshooting dan pemeriksaan sistem bahan


 bakar EFI ( Elektronic Fuel Injection)

B.   Uraian Materi

1.  Sistem Diagnosis

a.   Euro-OBD (Eropa)

Pada saat troubleshooting kendaraan dengan Europe On-Board Diagnostic (Euro-


OBD), kendaraan harus dihubungkan ke OBD scan tool (termasuk dengan ISO 14230-4).
Variasi output data dari ECM kendaraan kemudian dapat dibaca.
Regulasi dalam Euro-OBD mensyaratkan bahwa vehicle's on-board computer menyalakan
MIL (Malfunction Indicator Lamp) pada instrument panel bila komputer mendeteksi
malfungsi dalam:

1.   Sistem/komponen kontrol emisi

2.   Komponen kontrol power train (yang mempengaruhi emisi kendaraan)

3.  Komputer

Sebagai tambahan, aplikasi Diagnostic Trouble Codes (DTC) yang disyaratkan oleh
ISO 14230-4 terekam dalam ECM memory. Bila malfungsi tidak terjadi lagi pada 3 trip
(perjalanan) secara berurutan, MIL secara otomatis akan padam tetapi DTC tetap direkam
dalam memory ECM. Untuk periksa DTC, hubungkan intelligent tester ke Data Link
Connector 3 (DLC3) pada kendaraan.

Display tester DTC, freeze frame data dan variasi pada data mesin.
DTC dan freeze frame data bisa dihapus dengan tester.

Modul  SŤstem Bahan Bakar


Modul  SŤstem Bahan Bakar
48 | P a g e

Gambar 49. Tampilan MIL

b.   M-OBD (kecuali spec. Eropa)

Pada saat troubleshooting kendaraan dengan Multiplex On-Board Diagnostic (M-


OBD), kendaraan harus dihubungkan ke intelligent tester. Berbagai output data dari ECM
kemudian dapat dibaca. Regulasi dalam OBD mensyaratkan bahwa vehicle's on-board
computer menyalakan MIL (Malfunction Indicator Lamp) pada instrument panel bila
komputer mendeteksi malfungsi dalam:

1.   Sistem/komponen kontrol emisi

2.   Komponen kontrol power train (yang mempengaruhi emisi kendaraan)

3.  Komputer

Sebagai tambahan, DTC yang dapat digunakan direkam di dalam ECM memory.

Bila malfungsi tidak terjadi lagi pada 3 trip (perjalanan) secara berurutan, MIL secara
otomatis akan padam tetapi DTC tetap direkam dalam memory ECM.

c.  2-Trip Detection Logic 

Bila malfungsi pertama terdeteksi, malfungsi untuk sementara disimpan dalam


memori ECM (1st trip). Jika malfungsi sama terdeteksi lagi setelah ignition switch diputar
ke OFF dan kemudian ke ON, MIL menyala (2nd trip)

d.  Periksa DLC3


49 | P a g e

1.   ECM menggunakan ISO 14230-4 untuk berkomunikasi. Susunan terminal dari DLC3
mematuhi ISO 15031-3 dan memenuhi format ISO 14230-4.

Gambar 50. Susunan Terminal DLC 3

Bila hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi, DLC3 mungkin malfungsi. Perbaiki atau
ganti harness dan konektor.

Gambar 51. Pemasangan Inteligent Tester


50 | P a g e

Petunjuk:

Hubungkan kabel dari intelligent tester ke DLC3, putar switch pengapian ke ON


dan coba gunakan tester. Jika tampilannya menunjukkan bahwa telah terjadi kesalahan
komunikasi, ini berarti terjadi problem baik pada kendaraan maupun tester.

•   Apa bila komunikasi normal ketika tester dihubungkan ke kendaraan lain,


 periksa DLC3 pada kendaraan aslinya.
•   Jika komunikasi masih tidak mungkin ketika tester dihubungkan ke kendaraan
lain, mungkin terjadi problem pada tester. Konsultasikan ke Departemen Servis
yang terdaftar dalam pedoman penggunaan tester.

e.  Periksa Voltase Baterai

Bila voltase di bawah 11 V, ganti baterai sebelum melanjutkan ke langkah


 berikutnya.

Voltage standar:
11 sampai 14 V

f.  Periksa MIL

1.   Periksa apakah MIL menyala saat switch pengapian diputar ke ON (IG).


Jika MIL tidak menyala, terdapat problem dalam sirkuit MIL
2.  Bila mesin dihidupkan MIL akan padam.

2.   Periksa /Hapus DTC


a.  Perhatian:

Sebelum menghapus DTC, selalu periksa dan pastikan mencatat DTC dan freeze
frame data.
51 | P a g e

Gambar 52. Menghapus DTC

PETUNJUK:
Pada saat memeriksa DTC, DTC P1520/51 akan selalu ditampilkan jika:
1) Pedal akselerator ditekan
2) Switch air conditioner dihidupkan
3) Shift lever dalam posisi kecuali N dan P (hanya untuk kendaraan A/T)
Oleh karena itu, lakukan prosedur pemeriksaan hanya setelah memastikan bahwa
 pedal akselerator tidak ditekan dan switch air conditioner telah diputar ke OFF
(shift lever dalam posisi P atau N).

b.  Periksa DTC (menggunakan Intelligent Tester/IT)

21.  PHutbaur nswgkiatcnh i nptenllgiagpeinatn t ekset-eOr Nke dDanL Chi3d.upkan


intelligent tester ON.
52 | P a g e
53 | P a g e

Gambar 53. Pemeriksaan DTC dengan IT

3.  Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.


4.  Periksa dan pastikan mencatat DTC dan freeze frame data.

PETUNJUK:
Untuk informasi seputar penggunaan intelligent tester, lihat petunjuk penggunaan.

5.  Konfirmasi detail dari DTC

c.  Periksa DTC (tidak menggunakan intelligent tester)

Gambar 54. Pemeriksaan DTC tanpa IT/Jumper

1.   Putar switch pengapian ke ON.


2.   Gunakan SST, hubungkan terminal EFIT (12) dan E (4) pada DLC3.
54 | P a g e

SST
09843-18040

Gambar 55. Kode Kedipan pad MIL

Baca DTC dengan mengamati MIL. Jika terdapat DTC yang tidak terdeteksi, MIL
 berkedip seperti ditunjukkan dalam gambar.

Gambar 56. Cara Pembacaan Kode Kedipan pad MIL

3.   Contoh

1.   DTC 12 dan 31 terdeteksi dan MIL mulai menampilkan DTC, seperti


ditunjukkan pada gambar. Pola kedipan MIL dari DTC 12 akan ditampilkan
 pertama kali.
2.   Akan terjadi pause (jeda) 2,5 detik. Jeda ini akan terjadi antara pola kedipan
MIL setiap DTC.
3.   Pola kedipan MIL dari DTC 31 akan ditampilkan
4.   Akan terjadi pause (jeda) 4,0 detik. Pause ini akan terjadi saat pola kedipan
MIL terakhir dari mulaianya lagi pengulangan DTC.
5.   MIL akan ditampilkan ulang dari awal DTC.
4.  Periksa detail malfungsi menggunakan bagan DTC
.
5.   Setelah menyelesaikan pemeriksaan, lepaskan terminal EFIT (12) dan E (4) dan
 putar off display.

PETUNJUK:
55 | P a g e

Pada saat terdeteksi 2 atau lebih, MIL pertama kali akan menunjukkan nomor DTC
 paling kecil.

6.   Konfirmasi detail dari DTC

d.  Freeze Frame Data (menggunakan intelligent tester)


1.   Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
2.   Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan intelligent tester ON.
3.   Baca DTC dengan memilih item menu sebagai berikut: Powertrain / Engine /
DTC.
4.   Pilih parameter untuk periksa menggunakan freeze frame data.
5.  Catat DTC dan freeze frame data.

PETUNJUK:
Untuk lebih detailnya lihatlah petunjuk penggunaan intelligent tester.

Gambar 57. Freeze Frame Data (menggunakan intelligent tester) 

e.  Hapus DTC dan Freeze Frame Data (menggunakan intelligent tester)
1.   Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
2.   Putar switch pengapian ke-ON (jangan menghidupkan mesin) dan hidupkan
intelligent tester ke-ON.
3.   Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC / Clear.
4.   Hapus DTC dan freeze frame data dengan menekan tombol YES pada tester.

PETUNJUK:
Untuk informasi seputar penggunaan intelligent tester, lihat petunjuk penggunaan.
56 | P a g e

f.  Hapus DTC dan Freeze Frame Data (jangan gunakan intelligent tester)

Gambar 58. Hapus DTC dan Freeze Frame Data (tanpa intelligent tester)

1.   Lepas fuse EFI dari kotak relay ruang mesin selama lebih dari 60 detik, atau
lepaskan kabel negatif baterai selama lebih dari 60 detik.

PETUNJUK:

•   Inisialisasi tidak akan sempurna dengan hanya melepas kabel baterai.


•   Bila fuse EFI telah dilepaskan, penyetelan radio, audio memory dan yang
lain tidak terhapus.

3.   Bagan Fail-Safe 
Bila ada kode berikut ini yang terekam, ECM akan masuk ke fail-safe mode agar kendaraan
 bisa dikendarai sementara. 
57 | P a g e

Gambar 59. Bagan Fail Safe

4.    Data List / Active Test

a.  Data List

PETUNJUK:

Dengan membaca Data List yang ditampilkan pada intelligent tester, nilainya dapat
diperiksa, termasuk beberapa switch, sensor, dan actuator, tanpa melepas part apapun.
Membaca Data List sebagai langkah pertama dalam troubleshooting adalah salah satu
metoda untuk memperpendek waktu diagnosa.
PERHATIAN:

Dalam tabel di bawah ini, daftar nilai dalam Kondisi Normal hanya merupakan referensi
saja. Jangan semata-mata tergantung pada nilai-nilai ini ketika menentukan rusak tidaknya
 part.

1.   Panaskan mesin.
2.   Putar switch pengapian ke OFF.
3.   Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
4.   Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester ke-ON.
5.  Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / Data
List. 6.  Periksa hasilnya dengan referensi ke tabel di bawah
ini.

b.  ACTIVE TEST 


58 | P a g e

PETUNJUK:

Lakukan Active Test agar memungkinkan komponen termasuk relay-relay, VSV


(Vacuum Switching Valve) dan actuator, bekerja tanpa melepas part apapun.
Active Test dapat dilakukan menggunakan intelligent tester. Lakukan Active Test
sebagai langkah pertama dalam troubleshooting adalah salah satu metoda untuk
memperpendek waktu diagnosa.

1.   Data List bisa ditampilkan selama Active Test.

1.  Hubungkan intelligent tester ke DLC3.


2.   Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester ke-ON.
3.   Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / Active Test.
4.  Lakukan Active Test sesuai dengan tabel di bawah ini.

Bila ada kode berikut ini yang terekam, ECM akan masuk ke fail-safe mode agar
kendaraan bisa dikendarai sementara.

5.   Bagan Diagnostic Trouble Code


PETUNJUK:

•   Daftar parameter dalam bagan di bawah ini mungkin tidak sama persis seperti yang Anda
 baca karena beberapa faktor seperti tipe instrumen.
Jika DTC (Diagnostic Trouble Codes) ditampilkan selama pemeriksaan DTC, periksa
sirkuit untuk DTC yang terdaftar dalam tabel di bawah ini. Untuk perincian setiap DTC,
silakan melihat pada halaman yang ditunjukkan.
•    Nama part/komponen dalam Area Trouble dan Item Deteksi adakalanya berbeda.

Bagan Diagnostic Trouble Code 3SZ-VE

Kode
DTC Item deteksi Area Gangguan

- Open atau short circuit dalam sensor tekanan absolute


Sirkuit Tekanan manifold
P0105/31 Absolute Manifold / - Sensor tekanan absolut manifold
Tekanan Barometric - ECM

- Open atau short di sirkuit sensor temperatur udara intake


Sirkuit Intake Air
P0110/43- Sensor temperatur udara masuk Temperature Malfungsi
- ECM
Sirkuit Temperatur
P0115/42 Cairan Pendingin Mesin  - Open atau short circuit dalam sensor temperatur cairan
pendingin mesin
59 | P a g e

Kode
DTC Item deteksi Area Gangguan

- Sensor temperatur cairan pendingin mesin


- ECM

Malfungsi Sirkuit - Open atau short dalam sirkuit sensor posisi throttle
P0120/41 Sensor Posisi Pedal - Sensor posisi throttle
Throttle / Switch "A" - ECM

- Open atau short dalam sirkuit sensor heated oxygen


(sensor 1)
Sirkuit Sensor Oksigen
P0130/21 - Sensor heated oxygen (sensor 1)
(Bank 1 Sensor 1)
- Heater sensor heated oxygen (sensor 1)
- ECM

- Open atau short dalam sirkuit heater dari sensor heated


Sirkuit Heater Sensor oxygen (sensor 1)
P0135/23
O2 (Bank 1 Sensor 1) - Sensor heated oxygen (sensor 1)
- ECM

- Open atau short dalam sirkuit sensor oksigen (sensor 2)


P0136/22 Sirkuit Sensor O2
- Sensor oksigen (sensor 2)
*2
  (Bank 1 Sensor 2)
- ECM

- Sistem induksi udara


- Injektor tersumbat
- Sensor tekanan absolut manifold
- Sensor temperatur cairan pendingin mesin
Sistem Terlalu Kurus -Tekanan bahan bakar
P0171/25 (Malfungsi A/F Kurus, -Kebocoran gas pada sistem exhaust
Bank 1) - Open atau short dalam sirkuit sensor heated oxygen
(sensor 1)
- Sensor heated oxygen (sensor 1)
- Selang ventilasi
- ECM

- Injektor bocor atau tersumbat


- Sensor tekanan absolut manifold
- Sensor temperatur cairan pendingin mesin
-Sistem pengapian
Sistem Terlalu Gemuk
-Tekanan bahan bakar
P0172/26 (Malfungsi A/F Gemuk,
-Kebocoran gas pada sistem exhaust
Bank 1)
- Open atau short dalam sirkuit sensor heated oxygen
(sensor 1)
- Sensor heated oxygen (sensor 1)
- ECM

- Open atau short dalam sirkuit sensor knock


P0325/18 Sirkuit Sensor Knock 1 - Knock sensor (kendor atau under-torqued)
- ECM
60 | P a g e

Kode
DTC Item deteksi Area Gangguan

- Open atau short dalam sirkuit sensor posisi crankshaft


Malfungsi Sirkuit "A"
- Sensor posisi crankshaft
P0335/13 Sensor Posisi
- Plat sensor posisi crankshaft No.1
Crankshaft
- ECM

- Open atau short dalam sirkuit sensor posisi camshaft


Sirkuit Sensor Posisi
- Sensor posisi camshaft
P0340/14 Camshaft "A" (Bank 1
- Camshaft (timing rotor)
atau Single Sensor)
- ECM

Koil Pengapian "A" - Open atau short dalam sirkuit IG (1 sampai 4)


P0350/16 Utama / Sirkuit - Koil pengapian assembly No. 1 sampai No. 4
Sekunder - ECM

Malfungsi pada Sirkuit - Open atau short pada sirkuit vacuum switching valve
Purge Control Valve (EVAP).
P0443/76
Sistem Evaporative - Vacuum switching valve (EVAP)

Emission Control - ECM


- Open atau short dalam sirkuit sensor kecepatan
Sensor Kecepatan - Sirkuit speedometer (Meter kombinasi, ECU kontrol
P0500/52
Kendaraan transmisi)
- ECM

- Open atau short dalam sirkuit katup Idle Speed Control


Sistem kontrol Idle (ISC)
P0505/71
Malfungsi - Katup ISC macet pada posisi terbuka atau tertutup
- ECM

Sensor VVT / Range - Sistem mekanikal (rantai timing loncat gigi, rantai telah
Sirkuit sensor Posisi memanjang)
P1346/75
Camshaft / Problem - Timing katup
Performance (Bank 1) - ECM

- Open atau short dalam sirkuit camshaft timing oil control


valve
- Timing katup
Malfungsi pada Sistem
P1349/73 - Katup kontrol timing oli camshaft
VVT (Bank 1)
- Filter camshaft timing oil control valve
- Camshaft timing sprocket assembly
- ECM

- Open atau short dalam sirkuit sinyal starter


P1510/54 Sirkuit Sinyal Starter - Open atau short dalam sirkuit speedometer
- ECM

Sirkuit Switch A/C - Open atau short dalam sirkuit sensor posisi throttle
P1520/51 - Sensor posisi throttle
Malfungsi
- Short dalam sirkuit switch kontrol cooler (dengan heater)
61 | P a g e

Kode
DTC Item deteksi Area Gangguan

- Switch kontrol cooler assembly (dengan heater)


- Short dalam sirkuit switch kontrol temperatur A/C (tanpa
heater)

k- oSnwtritoclh h keoatnetrr oals st empbelyra) t(utar nAp/aC h


(emateenry) atu dengan switch
- Open atau short dalam sirkuit switch posisi parkir/netral
- Switch posisi parkir/netral
- ECM

Sistem Sinyal Sensor - Open atau short dalam sirkuit thermistor cooler No. 1
P1530/44 Temperatur Evaporator - Thermistor cooler No.1
Air Conditioner - ECM

P1600/83 Malfungsi pada Sirkuit


- ECM
*3
  Sinyal Immobiliser

- Sistem engine immobiliser

P1601/81 Malfungsi Sinyal - ECU kunci transponder assembly (ECU Immobiliser )


- Open atau short dalam line komunikasi (wire harness atau
*3
  Immobiliser
konektor)
- ECM

Problem Komunikasi - Open atau short dalam sirkuit line komunikasi


P1602/82 Serial antara ECU EFI - ECU kontrol transmisi
dan ECU A/T - ECM

- Open atau short dalam sirkuit camshaft timing oil control


Malfungsi pada Sikuit valve
P1656/74
OCV (Bank 1) - Katup kontrol timing oli camshaft
- ECM

PETUNJUK:
•   *1:"Menyala" berarti bahwa MIL ( Malfunction Indicator Lamp) menyala saat terjadi
trouble. "-" berarti bahwa MIL tidak menyala saat terjadi trouble. Pada saat memastikan
 penyimpanan DTC, MIL berkedip-kedip.
•   *2: Dengan sensor oksigen belakang (sensor 2)
•   *3: Dengan sistem engine immobiliser
62 | P a g e
63 | P a g e

KEGIATAN BELAJAR 3: PERAWATAN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN INJEKSI


( ELECTRONIC FUEL INJECTION / EFI

A.   Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan materi 3, peserta didik mampu :

1.   Menjelaskan cara perawatan sistem bahan bakar bensin injeksi (Electronic Fuel

Injection/EFI)
2.   Merawat berkala sistem bahan bakar bensin injeksi (Electronic Fuel Injection/EFI)

B.   Uraian Materi

1.   Pemeriksaan Kerja Pompa Bahan Bakar

a)   Hubungkan terminal + B dengan FP pada check connector.

Gambar 60. Check connector

 b)  Putar kunci kontak pada posisi ON


c)   Memeriksa adanya tekanan di dalam selang balik dengan cara memijit selang

tersebut pada pengatur tekanan. Apabila terasa ada tekanan yang kuat pada
selang tersebut, berarti pompa bekerja. Pada saat ini juga dapat didengar
adanya suara aliran balik bahan bakar.
d)   Lepas diagnosis check wire
e)   Putar kunci kontak ke posisi off
Catatan : Apabila tidak ada tekanan, periksa apakah ada tegangan pada konektor

 pompa bahan bakar:


✓   Apabila tegangan baterai 12 Volt, periksa pompa bahan bakarnya dan sirkuit masa.

Tahanan antara kabel positif dan negatif pompa bahan bakar sekitar 0,5 – 3 ohm
64 | P a g e
65 | P a g e

✓   Apabila tegangannya 0 Volt, periksa sirkuit opening relay dan sirkuit pompa
 bahan bakar.

2.   Pemeriksaan Tekanan Bahan Bakar 


a)   Memeriksa tegangan baterai : lebih dari 12 Volt

 b)  Melepas kabel terminal negatif


baterai c)  Melepas konektor cold start
injektor
d)   Meletakkan penampung atau kain lap di bawah cold start injektor

e)   Melepas pipa cold start injector

f)   Mengeluarkan bahan bakar yang ada di dalam delivery pipe

g)   Memasang pressure gage pada pipa delivery dengan dua gasket dan baut union

Gambar 61. Pengukuran tekanan bahan bakar

h)   Membersihkan bensin yang terpancar


i)   Menghubungkan kembali kabel negatif baterai

 j)  Menghubungkan terminal + B dan FP yang terdapat pada service connector dengan
diagnosis check wire.
k)   Memutar kunci kontak pada posisi ON

l)   Mengukur tekanan bahan bakar. Spesifikasi tekanan bahan bakar : 2,7 – 3,1 kg/cm2

m)   Melepas diagnosis check wire dari service connector

n)   Menghidupkan mesin dan pertahankan pada putaran idel

o)   Melepas selang vacuum sensing pada pressure regulator dan memasang sumbat pada

ujung selang
 p)  Mengukur tekanan bahan bakar pada putaran idel.
66 | P a g e
Spesifikasi tekanan bahan bakar : 2,7 – 3,1 kg/cm2
67 | P a g e

q)   Menghubungkan kembali selang sensor vacuum ke pressure regulator


r)   Mengukur tekanan bahan bakar pada putaran idel. Spesifikasi tekanan bahan bakar

: 2,3 – 2,6 kg/cm2

3.   Pemeriksaan Kerja Injektor 


a)   Pada saat mesin hidup, gunakan sound scope untuk memeriksa adanya suara

operasi yang normal sesuai dengan putaran mesin.

Gambar 62. Pemeriksaan kerja injektor

 b)  Apabila tidak tersedia sound scope, pemeriksan dapat dilakukan dengan merasakan
rambatan kerja injektor dengan jari.
Catatan : Apabila tidak ada suara atau ada suara tetapi tidak normal, periksa konektor
rangkaian kabel, injektor atau signal injeksi dari ECU.

4.   Pemeriksaan Volume Penginjeksian Injektor 

a)  Memasang injektor seperti pada gambar

 b)  Menempatkan injektor ke dalam gelas ukur

Gambar 63. Pengukuran volume injeksi

c)  Putar kunci kontak pada posisi ON


68 | P a g e

d)   Menggunakan diagnosis check wire, hubungkan terminal

+ B dan FP pada check conector


e)   Menghubungkan terminal injektor dengan baterai selama

15 detik, dan ukur volume injeksi dengan gelas ukur. Spesifikasi volume injeksi : 39
 – 49 cc tiap 15 detik. Perbedaan diantara setiap injektor : 6 cc atau kurang.

5.   Pemeriksaan Cold Start Injector 

a)   Melepas konektor cold start injector.

Gambar 64. Pemeriksaan cold start injector

 b)  Mengukur tahanan antara terminal dengan Multimeter. Spesifikasi tahanan : 2


 – 4 ohm. Apabila tahanan tidak sesuai standard, ganti cold start injektor.

6.   Pemeriksaan Throttle Position Sensor 

a)  Melepas konektor sensor


 b)  Menempatkan feeler gage diantara sekrup pembatas throttle dan tuas pembatas.
c)  Menggunakan ohmmeter, ukur tahanan diantara setiap terminal

Gambar 65. Pemeriksaan throttle position sensor


69 | P a g e

7.   Penyetelan Throttle Position Sensor 

a)   Mengendorkan dua baut pengikat throttle position sensor

Gambar 66. Penyetelan throttle position sensor

 b)  Memasukkan feeler gage ukuran 0,55 mm antara baut pembatas dan tuas pembatas
throttle.
c)   Menghubungkan probe test ohmmeter ke terminal IDL dan TL

Gambar 67. Pengukuran tahanan throttle position sensor

d)   Perlahan-lahan putar posisi TPS berlawanan jarum jam, jarum ohmmeter mulai
 bergerak, kemudian kencangkan kedua baut pengikatnya.
e)   Memeriksa kembali kontinuitas antara terminal IDL dan TL
   
66 | P a g e  

Gambar 68. Pengukuran tahanan throttle position sensor

8.   Pemeriksaan Katup Udara 

a)   Memeriksa kerja katup udara :

Gambar 69. Pemeriksaan katup udara

✓   Pada temperatur rendah (di bawah 60° C) : apabila selang dipijit putaran
mesin harus turun.
✓   Setelah pemanasan : apabila selang dipijit, putaran mesin turun tidak lebih
dari 50 rpm.

 b) 
M em e r ik s t a h a n a n k at u p u d a r a :
✓ ✓  M e l ep a s k a b e l k o n e k t o r d a r i katup udara.
✓   Mengukur tahanan coil pemanas katup udara dengan ohmmeter. Tahanan (Fp
Modul  SŤstem Bahan Bakar

67 | P a g e

 – E1) : 40 – 60 ohm.

Gambar 70. Pemeriksaan tahanan katup udara

c)  Memeriksa kondisi pembukaan katup udara :


✓   Katup terbuka 2  – 5 mm apabila temperatur udara luar sekitar 20° C.

Gambar 71. Pemeriksaan pembukaan katup udara

✓   Apabila putaran idel lebih cepat setelah mesin panas dan putaran tidak
dapat dikoreksi dengan sekrup penyetel throttle, maka menutupnya
katup udara perlu diperiksa.
✓   Setelah mesin panas, apabila katup udara tidak tertutup dan putaran idel
lebih cepat, periksa tegangan antara terminal Fp pada konektor katup udara
dengan bodi pada saat mesin berputar. Apabila tidak 12 Volt, periksa sirkuit
 power pada katup udara.

d)   Memeriksa putaran mesin :


✓   Pada temperatur rendah (di bawah 80° C) : apabila sekrup penyetel putaran
diputar masuk, putaran mesin harus turun.
Modul  SŤstem Bahan Bakar
68 | P a g e

Gambar 72. Penyetelan putaran mesin

✓   Setelah pemanasan : apabila sekrup penyetel putaran idle diputar masuk,


 putaran mesin harus turun di bawah putaran idle atau mesin harus mati.

9.   Pemeriksaan Cold Start Injector Time Switch

a)   Mengukur antara setiap terminal dengan ohmmeter : Tahanan :

STA – STJ :
25 – 45 ohm di bawah 15º C
65 – 85 ohm di atas 30º C

STA – Masa : 25 – 85 ohm

Gambar 73. Pengukuran tahanan cold start injector time switch

 b)  Apabila tahanan tidak sesuai spesifikasi, maka switch perlu diganti.

10.  Pemeriksaan Water Temperatur Sensor

a)   Mengukur tahanan water temperatur sensor dengan ohmmeter (lihat gambar)


Modul  SŤstem Bahan Bakar
69 | P a g e

Gambar 74. Pemeriksaan water temperatur sensor

 b)  Apabila nilai tahanan tidak sesuai spesifikasi (lihat grafik pada gambar 107 ), maka
sensor perlu diganti.

Gambar 75. Hubungan antara tahanan dengan temperatur

C.   Tugas 3
1.   Bacalah dan pelajari buku manual dari sebuah mesin yang menggunakan system

 bahan bakar injeksi elektronik (EFI).


2.   Identifikasi hal-hal yang tidak ada pada modul ini, komponen atau sensor-

sensor apa saja yang perlu diperiksa dan bagaimana cara pemeriksaannya.

D.   Tes Formatif 3
1.   Jelaskan bagaimana cara anda menentukan kondisi dari sebuah pompa bahan bakar ?
2.   Bagaimana cara menentukan kondisi water temperatur sensor ?
3.   Bagaimana cara menyetel posisi throttle positioner sensor ?

E.   Kunci Jawaban Formatif 3


1.   Cara menentukan kondisi pompa bahan bakar adalah dengan cara memeriksa

tahanan antara kabel positif pompa bahan bakar dengan sirkuit masa. Tahanan
antara kabel positif dan negatif pompa bahan bakar sekitar 0,5 – 3 ohm.
Modul  SŤstem Bahan Bakar
70 | P a g e

2.   Cara menentukan kondisi water temperatur sensor mengukur tahanan water


temperatur sensor dengan ohmmeter. Apabila nilai tahanan tidak sesuai spesifikasi
(lihat grafik pada gambar 108), maka sensor perlu diganti.

i. 

3.   Cara menyetel posisi throttle positioner sensor

a)   Mengendorkan dua baut pengikat throttle position sensor

 b)  Memasukkan feeler gage ukuran 0,55 mm antara baut pembatas dan tuas
 pembatas throttle.

c)   Menghubungkan probe test ohmmeter ke terminal IDL dan TL


Modul  SŤstem Bahan Bakar
71 | P a g e

d)   Perlahan-lahan putar posisi TPS berlawanan jarum jam, jarum ohmmeter mulai

 bergerak, kemudian kencangkan kedua baut pengikatnya.

e)   Memeriksa kembali kontinuitas antara terminal IDL dan TL

Celah antara tuas


dan  Terminal IDL - TL 

baut pembatas 
0,44 mm Ada kontinuitas

0,66 mm Tidak ada kontinuitas


Modul  SŤstem Bahan Bakar
72 | P a g e
Modul  SŤstem Bahan Bakar
73 | P a g e

F.   Lembar Kerja 3
1.   Alat dan Bahan

a.  1 Unit engine stand (live) dengan sistem bahan bakar EFI b). Peralatan tangan,
kunci pas/ring atau tang.

 b.  Vacuum – pressure gage d). Multimeter


c.  Lap / majun.

2.   Keselamatan Kerja 

a.  Gunakanlah perlatan tangan sesuai dengan fungsinya.


 b.  Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada
lembar kerja.
c.  Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak
tertera pada lembar kerja.
d.  Bila perlu mintalah buku manual motor bensin yang menjadi training object. 

3.   Langkah Kerja
a.  Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien
mungkin.
 b.  Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/ instruktur.
c.  Lakukan pemeriksaan pada sistem injeksi bahan bakar!
d.  Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.
e.  Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah
digunakan seperti keadaan semula.
4.   Tugas 

a). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.


 b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi
 pada kegiatan belajar 3.
Modul  SŤstem Bahan Bakar
74 | P a g e

III.   Evaluasi

Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1.   Crank Angle Sensor/ Crankshaft Sensor merupakan jenis sensor................... 


a.   Semikonduktor c. Hall Sensor
 b.  Sensor Induktif d. Sensor Variable resistor

2.   Gambar dibawah ini merupakan rangkaian sederhana dari komponen resistor, transistor
dan condensor/ capacitor. Apa yang terjadi jika Switch dari posisi ON dipindah ke posisi
OFF
?
a.   Lampu tetap hidup terus menerus
 b.  Lampu hidup sesaat kemudian mati Switch

c.  Lampu langsung mati C :100


R=1K uF
d.   Nyala lampu menjadi redup

12 V
LampuX

3.   Perbedaan yang mendasar antara motor bensin yang menggunakan karburator dengan
sistem Injeksi (EFI) pada sistem suplai bahan bakarnya terletak pada cara :
a.   Mencampur udara dan bahan bakarnya
 b.  Pengaturan bahan
bakarnya c.  Penempatan
komponennya
d.  Kerja dan fungsinya

4.   P a da m e s i n b e n s i n d e n g a n s i st e m E FI, yang mengatur


a. M an i f o l d a b s o l u t p r e s s u r e se n s or
putaran stasioner (idle) ádalah:
 b.  Idle actuator control
c.  Intake air temperatura sensor
d.  Speed sensor

5.   Sistem Injeksi bensin yang penginjeksianya dilakukan secara mekanik adalah :


a.  K -Jetronik
 b.  KE Jetronik
c.  D -Jetronik
d.  L –J  etronik

Modul  SŤstem Bahan Bakar


Modul  SŤstem Bahan Bakar
75 | P a g e
6.   Pernyataan di bawah ini tentang Air flow sensor pada sistem EFI
a.  Berfungsi sebagai penyaring udara sebelum masuk manipol
 b.  Mengkalkulasi jumlah udara yang masuk kedalam intake manifold

Modul  SŤstem Bahan Bakar


74 | P a g

c.  Memberi input data pada vacuum sensor


d.  Digunakan sebagai pengatur bahan bakar saat putaran tinggi

7.   Jika sistem EFI sudah dilengkapi dengan Vacuum sensor maka componen dibawah ini tidak
diperlukan lagi
a.   Throttle Position Sensor
 b.  Knock Sensor
c.  Variable Resistor
d.  Air Flow Meter

8.   Fuel Pressure Regulator berfungsi :


a.   Mengatur tekanan bahan bakar pada tangki bensin
 b.  Mengatur tekanan bahan bakar pada delivery Pipe (fuel rail)
c.  Pemasok bensin pada injektor
d.  Memanaskan bensin sebelum disemprotkan oleh injektor

9.   Input utama ECU dalam menentukan jumlah semprotan bensin (Basic injection) pada
injektor adalah:

 bab.  Theemropttelrae Ptuors siteiosnno Sr ednesnogra dna En nvgaicnueu smpe sedn


(Rsorpm) sensor
c.  Intake air temperatur sensor dan Air flow sensor
d.  Air flow sensor dan Engine speed sensor

10.  Componen ini mendeteksi temperatur udara masuk


: a.  Air cleaner sensor
 b.  Inteke air temperatur sensor
c.  Oksigen sensor
d.  Air flow meter

11.  Di bawah ini componen sistem elektronik control,


kecuali: a.  Starter signal
 b.  Air flow meter
c.  Pulsation
damper
d.  EFI main relay

12.  Fungsi utama ECU pada sistem EFI :


a.   Mengatur jumlah injeksi dan mengontrol sensor
 b.  Mengontrol bahan bakar dan sensor
c.  Mengatur speed engine dan mengontrol sensor
d.  Mengatur jumlah bahan bakar dan waktu penyemprotan

13.  Sistem EFI yang dilengkapi dengan Electronic Spark Advance menentukan bahwa
igniton timing dikontrol oleh :

Modul  SŤstem Bahan Bakar


74 | P a g
a.   ECU
 b.  Crank angle sensor

Modul  SŤstem Bahan Bakar


75 | P a g e

c.  Ignition coil


d.  Igniter

14.  Bila terjadi gangguan sensor (rusak) , agar tidak terjadi problema maka pada
ECU dilengkapi dengan :
a.   Memori

 b.  Fail – Safe
c.  Check
engine
d.  Main Relay

15.  Bila Check Engine menyala saat mesin hidup menunjukkan bahwa
: a.  Terjadi gangguan pada salah satu sensor
 b.  Terjadi gangguan pada sistem bahan bakar
c.  Terjadi gangguan pada main relay
d.  Terjadi gangguan pada sumber arus yang menuju ke sistem EFI

16.  Perhatikan gambar dan pilih pernyataan yang benar dibawah ini

a.   Terminal +B dan FP pada check konektor adalah fuse fuel pump


 b.  Fuel pump bekerja jika Ignition Swicth pada posisi Start (ST)
c.  Jika mesin belum hidup terminal Fc dan E pada Air flow meter close circuit
(berhubungan).
d.  Main Relay akan bekerja (ON) jika Ignition Switch pada posisi OFF

17.  Masih pada gambar soal no. 36, pilih pernyataan yang benar :

a.   Main Relay bekerja hanya pada saat Ignition Switch posisi Start (ST)

 b.  Check Conector digunakan untuk tempat fuse EFI

c. 
mAmAiarn filfoowld .meter berfungsi mendeteksi jumlah aliran udara yang masuk

Modul  SŤstem Bahan Bakar


76 | P a g e

 
kedala m intake

Modul  SŤstem Bahan Bakar


77 | P a g e

d.  Circuit Opening Relay pada prinsipnya adalah mengtur kerja Main relay
18. Komponen apa yang perlu diperiksa pertama jika mesin tidak mau hidup saat
distart?
a.  Water temperatur sensor
 b.  Air temperatur sensor
c.   Ne sensor / CKP sensor / Cam shaft Position sensor
d.  Throttle Position Sensor

19.  Banyak sedikitnya Volume penyemprotan bensin oleh injektor kedalam intake manifold
akan diatur oleh ECU dengan cara :
a.  Mengatur lamanya aliran listrik yang mengalir pada injektor
 b.  Menambah tegangan listrik pada injektor
c.  Mengalirkan aliran listrik secara terus menerus ke injektor
d.  Tergantung pada nilai oktan bensin yang digunakan

20. Sebelum
  melakukan pemeriksaan pada sistem EFI, sebaiknya melakukan pemeriksaan
tegangan batere dan idealnya tegangan batere saat mesin mati adalah :
a.  9 – 13 Volt
 b.  10 – 12
Volt c.  11 – 14
Volt
d.  10 – 13 Volt

Modul  SŤstem Bahan Bakar


78 | P a g e

Modul  SŤstem Bahan Bakar


79 | P a g e

IV.   DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (t.th.).  Materi Pelajaran Engine Group Step 1., Jakarta : PT Toyota Astra Motor.

Anonim. (1995).  Materi Pelajaran Engine Group Step 2., Jakarta : PT Toyota –  Astra
Motor.

Anonim. (1995).  New Step 1 Training Manual.  Jakarta : PT Toyota – Astra Motor.

Anonim. (1993).  Pedoman Reparasi Mesin 1E, 2E. Jakarta : PT


Toyota – Asstra Motor.

Anonim. (1995).  Pedoman Reparasi Mesin 7 K. Jakarta : PT Toyota –  Astra Motor.

Anonim. (2013).  Repair Manual Avanza 2013. Jakarta : PT Toyota –  Astra Motor.

Crouse, William H, dan Anglin, Donald L (1986).  Automotive Engines.


 New York : Mc Graw Hill.

Toboldt, William K, dan Johnson, Larry. (1977).  Automotive


 Encyclopedia. South Holland : The Goodheart Willcox.

Wardan Suyanto. (1986). Teori Motor Bensin. Jakarta : Depdikbud : Dirjen Dikti, Proyek
Pengembangan LPTK.

Modul  SŤstem Bahan Bakar


80 | P a g e

Modul  SŤstem Bahan Bakar

Anda mungkin juga menyukai