Apabila temperatur air pendingin sekitar 80 C, gate valve tertutup dan mesin
pada putaran idel yang normal. Apabila temperatur air naik lebih tinggi, valve akan
mengembang lebih jauh. Pada kondisi ini gaya pegas B bertambah dan mempertahankan
gate valve tertutup.
Modul SŤstem Bahan Bakar
EFI 1 | P a g e
Gambar 36. Air intake chamber
Sistem kontrol elektronik pada sistem EFI terdiri atas sensor-sensor, sebuah Engine
Control Unit (ECU) atau Engine Control Modul (ECM), aktuator-aktuator, penyuplai
Pada sistem kontrol elektronik ini, sebuah ECU/ECM yang berfungsi sebagai pusat
pengontrolan system, mendapat input dari 2 sensor utama yaitu, sensor jumlah udara masuk
dan sensor putaran mesin yang akan digunakan untuk menentukan basic injection
volume. Selain 2 sensor tersebut ada sensor – sensor lain yang berfungsi sebagai input
ECM untuk mengoreksi jumlah bensin yang disemprotkan injector. Pada beberapa
kendaraan yang mutakhir, selain berfungsi untuk mengontrol penginjeksian bahan
bakar, ECU/ECM juga
berfungsi untuk mengontrol sistem pengapian, emisi bahan bakar dan sistem keamanan
kendaraan.
Sistem kontrol elektronik terdiri atas beberapa sensor yang mendeteksi berbagai
kondisi mesin. Sensor-sensor tersebut mendeteksi volume udara masuk, beban mesin,
temperatur udara dan air pendingin, akselerasi, dan deselerasi. Selanjutnya sensor-sensor
Modul SŤstem Bahan Bakar
EFI 2 | P a g e
Modul SŤstem Bahan Bakar
EFI 3 | P a g e
mengirimkan signal- signal ke ECU, kemudian ECU menentukan lamanya injeksi
yang tepat dan mengirimkan signal-signal ke injector untuk menginjeksikan bahan
bakar. Volume injeksi tergantung lamanya signal dari ECU. Dibawah ini diperlihatkan
diagram electronic contorl system pada pengontrol mesin EFI.
Power Supply
Air flow meter terdir atas : measuring plate, return spring dan potensiometer.
Udara yang masuk melalui air flow meter membuka measuring plate yang ditahan oleh
return spring.
Modul SŤstem Bahan Bakar
EFI 4 | P a g e
Gambar 38. Air flow meter
Akibatnya measuring plate dan potensiometer bergerak pada sumbu yang sama
sehingga sudut membukanya measuring plate dirubah menjadi perbandingan tegangan
oleh potensiometer. Selanjutnya perbandingan tegangan tersebut diterima oleh ECU
dalam bentuk singnal tegangan.
Modul SŤstem Bahan Bakar
EFI 5 | P a g e
Gambar 39. Manifold pressure sensor
Sensor posisi throttle dipasang jadi satu dengan throttle body. Sensor ini
merubah sudut membukanya throttle menjadi tegangan dan mengirimkan ke ECU. Signal
yang dikeluarkan oleh throttle position sensor ada dua, yaitu signal IDL dan signal
PSW. Signal IDL digunakan untuk menghentikan aliran bahan bakar dan signal PSW
Modul SŤstem Bahan Bakar
EFI 6 | P a g e
Pada sensor temperatur air terdapat thermister yang berfungsi untuk mendeteksi
suhu air pendingin. Apabila temperatur mesin masih rendah penguapan bensin juga
rendah sehingga diperlukan campuran yang gemuk.
Tahanan thermister besar pada saat suhu air pendingin masih rendah sehingga
signal tegangan yang dihasilkan THW akan tinggi.
Modul SŤstem Bahan Bakar
EFI 7 | P a g e
Gambar 43. Sensor temperatur udara masuk
Sensor temperatur udara masuk mendeteksi suhu udara yang masuk. Sensor
tersebut dilengkapi dengan thermister dan diletakkan di dalam air flow meter.
Pada sistem EFI tipe D, sensor temperatur udara diletakkan pada kotak saringan
udara (air cleaner case) atau pada intake air chamber.
bertambah, dan di atas 200 C berkurang. Dengan demikian perbandingan udara dan
bahan bakar dijamin ketepatannya meskipun temperaturnya berubah.
Dalam nenentukan saat pengapian dan putaran mesin, ECU memerlukan masukan
dari signal pengapian mesin. Signal tersebut untuk mengkalkulasi penentuan awal
volume bahan bakar yang diinjeksikan dan penghentian bahan bakar. Apabila tegangan
Modul SŤstem Bahan Bakar
EFI 8 | P a g e
Modul SŤstem Bahan Bakar
EFI 9 | P a g e
pada terminal negatif ignition coil mencapai atau melebihi 150 volt, ECU akan mendeteksi
signal tersebut.
Signal starter digunakan apabila poros engkol mesin diputar oleh motor starter.
Selama poros engkol berputar, aliran udara lambat dan suhu udara rendah sehingga
penguapan bahan bakar tidak baik (campuran kurus). Untuk meningkatkan kemampuan
start mesin diperlukan campuran yang kaya. Signal starter berfungsi untuk menambah
volume injeksi selama mesin distarter. Tegangan signal starter sama dengan tegangan
yang digunakan pada motor starter.
Relay utama digunakan sebagai sumber tegangan untuk ECU dan circuit
opening relay. Relay tersebut berfungsi untuk mencegah penurunan tegangan dalam
sirkuit ECU. Apabila kunci kontak ON, arus akan mengalir ke relay, titik kontak akan
Modul SŤstem Bahan Bakar
EFI 10 | P a g e
Modul SŤstem Bahan Bakar
EFI 11 | P a g e
berhubungan dan arus akan mengalir dari baterai melalui kedua fusible link ke ECU
dan circuit opening relay selanjutnya ke pompa bahan bakar.
Sensor oxygen mensensor apakah campuran udara dan bahan bakar gemuk atau
kurus terhadap campuran udara dan bahan bakar teoritis. Sensor tersebut ditempatkan di
dalam exhaust manifold yang terdiri atas elemen yang terbuat dari zirconium dioxide
(ZrO 2, semacam material keramik). Elemen tersebut dilapisi dengan lapisan tipis platina
pada bagian dalam dan luarnya. Udara sekitar yang dimasukkan ke bagian dalam sensor
dan luar sensor terkena gas buang.
Modul SŤstem Bahan Bakar
EFI 12 | P a g e
Gambar 48. Sensor oksigen
C. Tugas 1
1.
Amatilah sistem bahan bakar, sistem pemasukan udara, dan sistem kontrol
elektronik pada engine stand atau pada mobil yang menggunakan sistem bahan
bakar EFI.
2.
Identifikasi komponen system EFI pada training obyek tersebut apabila tidak ada
pada modul ini.
D. Tes Formatif 1
1.
Jelaskan dengan singkat perbedaan antara D EFI dengan L EFI.
2. Jelaskan sistem-sistem yang ada pada system bahan bakar EFI.
3. Apa fungsi pressure regulator pada system EFI dan bagaimana cara kerjanya.
4. Bagaimana cara kerja katup udara tipe wax ? Jelaskan dengan disertai gambar.
tangki bahan bakar sampai ke ruang bakar, terdiri atas : tangki bahan bakar,
pompa bahan bakar, saringan bahan bakar, pipa penyalur, pressure
regulator, pulsation damper, injektor, dan cold start injector.
b) Sistem induksi udara : digunakan untuk menyalurkan sejumlah udara yang
diperlukan untuk pembakaran, terdiri atas : air cleaner, air flow meter,
throttle body, dan air valve.
c) Sistem kontrol elektronik, terdiri atas beberapa sensor seperti : air flow
meter, water temperatur sensor, throttle position sensor, air temperatur
sensor, dan oxygen sensor. Pada sistem ini terdapat ECU (Electronic Control
Unit) yang mengatur lamanya kerja injektor. Pada sistem ini juga terdapat
komponen lain seperti : main relay yang mensuplai tegangan ke ECU, start
injector time switch yang mengatur kerja cold start injector selama mesin
dingin, circuit opening relay yang mengatur kerja pompa bahan bakar dan
resistor yang menstabilkan kerja injektor.
3) Pressure regulator berfungsi untuk mengatur tekanan bahan bakar yang mengalir
ke injector. Jumlah injeksi bahan bakar dikontrol sesuai lamanya signal yang
diberikan ke injector, sehingga tekanan konstan pada injector harus
dipertahankan.
Adapun cara kerjanya dapat dijelaskan sebagai berikut :
Modul SŤstem Bahan Bakar
EFI 14 | P a g e
kembali. Vakum intake manifold yang dihubungkan pada bagian sisi
diafragma spring melemahkan tegangan pegas diafragma, sehingga menambah
volume kembalinya bahan bakar dan menurunkan tekanan bahan bakar. Dengan
demikian apabila vakum intake manifold naik (tekanan mengecil), tekanan bahan
bakar turun hanya pada tingkat bahan bakar A dan vakum intake manifold B
dipertahankan tetap.
Apabila temperatur rendah, thermo valve akan mengkerut dan gate valve
akan terbuka oleh pegas A. Pada keadaan ini udara mengalir melalui air valve
tanpa melewati throttle valve masuk ke air intake chamber. Apabila
temperature air pendingin naik, thermo valve akan mengembang mengakibatkan
pegas B menutup gate valve. Pegas B lebih kuat dari pada pegas A, gate valve
tertutup sehingga putaran mesin turun.
Modul SŤstem Bahan Bakar
EFI 15 | P a g e
Apabila temperatur air pendingin sekitar 80 C, gate valve tertutup
dan mesin pada putaran idel yang normal. Apabila temperatur air naik lebih
tinggi, valve akan mengembang lebih jauh. Pada kondisi ini gaya pegas B
bertambah dan mempertahankan gate valve tertutup.
F. Lembar Kerja 1
1) Alat dan
Bahan
a. 1 Unit engine stand (live) dengan sistem bahan bakar EFI b). Peralatan
tangan, kunci pas/ring atau tang.
b. Multimeter.
c. Kain lap/majun
2) Keselamatan Kerja
b. Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada
lembar kerja.
c. Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak
tertera pada lembar kerja.
d. Bila perlu mintalah buku manual motor bensin yang menjadi training
object.
3) Langkah Kerja
a. Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien
mungkin.
b. Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/ instruktur.
c. Lakukan diskusi cara kerja sistem injeksi bahan bakar!
d. Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.
e. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah
Modul SŤstem Bahan Bakar
EFI 16 | P a g e
digunakan seperti keadaan semula.
4) Tugas
b. Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari
Modul SŤstem Bahan Bakar
EFI 17 | P a g e
KEGIATAN BELAJAR 2: CARA KERJA, PROSEDUR TROUBLESHOOTING DAN
PEMERIKSAAN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN INJEKSI
( ELECTRONIC
FUEL INJECTION / EFI
A. Tujuan Pembelajaran
B. Uraian Materi
a. Euro-OBD (Eropa)
3. Komputer
Sebagai tambahan, aplikasi Diagnostic Trouble Codes (DTC) yang disyaratkan oleh
ISO 14230-4 terekam dalam ECM memory. Bila malfungsi tidak terjadi lagi pada 3 trip
(perjalanan) secara berurutan, MIL secara otomatis akan padam tetapi DTC tetap direkam
dalam memory ECM. Untuk periksa DTC, hubungkan intelligent tester ke Data Link
Connector 3 (DLC3) pada kendaraan.
Display tester DTC, freeze frame data dan variasi pada data mesin.
DTC dan freeze frame data bisa dihapus dengan tester.
3. Komputer
Sebagai tambahan, DTC yang dapat digunakan direkam di dalam ECM memory.
Bila malfungsi tidak terjadi lagi pada 3 trip (perjalanan) secara berurutan, MIL secara
otomatis akan padam tetapi DTC tetap direkam dalam memory ECM.
1. ECM menggunakan ISO 14230-4 untuk berkomunikasi. Susunan terminal dari DLC3
mematuhi ISO 15031-3 dan memenuhi format ISO 14230-4.
Bila hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi, DLC3 mungkin malfungsi. Perbaiki atau
ganti harness dan konektor.
Petunjuk:
Voltage standar:
11 sampai 14 V
Sebelum menghapus DTC, selalu periksa dan pastikan mencatat DTC dan freeze
frame data.
51 | P a g e
PETUNJUK:
Pada saat memeriksa DTC, DTC P1520/51 akan selalu ditampilkan jika:
1) Pedal akselerator ditekan
2) Switch air conditioner dihidupkan
3) Shift lever dalam posisi kecuali N dan P (hanya untuk kendaraan A/T)
Oleh karena itu, lakukan prosedur pemeriksaan hanya setelah memastikan bahwa
pedal akselerator tidak ditekan dan switch air conditioner telah diputar ke OFF
(shift lever dalam posisi P atau N).
PETUNJUK:
Untuk informasi seputar penggunaan intelligent tester, lihat petunjuk penggunaan.
SST
09843-18040
Baca DTC dengan mengamati MIL. Jika terdapat DTC yang tidak terdeteksi, MIL
berkedip seperti ditunjukkan dalam gambar.
3. Contoh
PETUNJUK:
55 | P a g e
Pada saat terdeteksi 2 atau lebih, MIL pertama kali akan menunjukkan nomor DTC
paling kecil.
PETUNJUK:
Untuk lebih detailnya lihatlah petunjuk penggunaan intelligent tester.
e. Hapus DTC dan Freeze Frame Data (menggunakan intelligent tester)
1. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
2. Putar switch pengapian ke-ON (jangan menghidupkan mesin) dan hidupkan
intelligent tester ke-ON.
3. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC / Clear.
4. Hapus DTC dan freeze frame data dengan menekan tombol YES pada tester.
PETUNJUK:
Untuk informasi seputar penggunaan intelligent tester, lihat petunjuk penggunaan.
56 | P a g e
f. Hapus DTC dan Freeze Frame Data (jangan gunakan intelligent tester)
Gambar 58. Hapus DTC dan Freeze Frame Data (tanpa intelligent tester)
1. Lepas fuse EFI dari kotak relay ruang mesin selama lebih dari 60 detik, atau
lepaskan kabel negatif baterai selama lebih dari 60 detik.
PETUNJUK:
3. Bagan Fail-Safe
Bila ada kode berikut ini yang terekam, ECM akan masuk ke fail-safe mode agar kendaraan
bisa dikendarai sementara.
57 | P a g e
PETUNJUK:
Dengan membaca Data List yang ditampilkan pada intelligent tester, nilainya dapat
diperiksa, termasuk beberapa switch, sensor, dan actuator, tanpa melepas part apapun.
Membaca Data List sebagai langkah pertama dalam troubleshooting adalah salah satu
metoda untuk memperpendek waktu diagnosa.
PERHATIAN:
Dalam tabel di bawah ini, daftar nilai dalam Kondisi Normal hanya merupakan referensi
saja. Jangan semata-mata tergantung pada nilai-nilai ini ketika menentukan rusak tidaknya
part.
1. Panaskan mesin.
2. Putar switch pengapian ke OFF.
3. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
4. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester ke-ON.
5. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / Data
List. 6. Periksa hasilnya dengan referensi ke tabel di bawah
ini.
PETUNJUK:
Bila ada kode berikut ini yang terekam, ECM akan masuk ke fail-safe mode agar
kendaraan bisa dikendarai sementara.
• Daftar parameter dalam bagan di bawah ini mungkin tidak sama persis seperti yang Anda
baca karena beberapa faktor seperti tipe instrumen.
Jika DTC (Diagnostic Trouble Codes) ditampilkan selama pemeriksaan DTC, periksa
sirkuit untuk DTC yang terdaftar dalam tabel di bawah ini. Untuk perincian setiap DTC,
silakan melihat pada halaman yang ditunjukkan.
• Nama part/komponen dalam Area Trouble dan Item Deteksi adakalanya berbeda.
Kode
DTC Item deteksi Area Gangguan
Kode
DTC Item deteksi Area Gangguan
Malfungsi Sirkuit - Open atau short dalam sirkuit sensor posisi throttle
P0120/41 Sensor Posisi Pedal - Sensor posisi throttle
Throttle / Switch "A" - ECM
Kode
DTC Item deteksi Area Gangguan
Malfungsi pada Sirkuit - Open atau short pada sirkuit vacuum switching valve
Purge Control Valve (EVAP).
P0443/76
Sistem Evaporative - Vacuum switching valve (EVAP)
Sensor VVT / Range - Sistem mekanikal (rantai timing loncat gigi, rantai telah
Sirkuit sensor Posisi memanjang)
P1346/75
Camshaft / Problem - Timing katup
Performance (Bank 1) - ECM
Sirkuit Switch A/C - Open atau short dalam sirkuit sensor posisi throttle
P1520/51 - Sensor posisi throttle
Malfungsi
- Short dalam sirkuit switch kontrol cooler (dengan heater)
61 | P a g e
Kode
DTC Item deteksi Area Gangguan
Sistem Sinyal Sensor - Open atau short dalam sirkuit thermistor cooler No. 1
P1530/44 Temperatur Evaporator - Thermistor cooler No.1
Air Conditioner - ECM
PETUNJUK:
• *1:"Menyala" berarti bahwa MIL ( Malfunction Indicator Lamp) menyala saat terjadi
trouble. "-" berarti bahwa MIL tidak menyala saat terjadi trouble. Pada saat memastikan
penyimpanan DTC, MIL berkedip-kedip.
• *2: Dengan sensor oksigen belakang (sensor 2)
• *3: Dengan sistem engine immobiliser
62 | P a g e
63 | P a g e
A. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan cara perawatan sistem bahan bakar bensin injeksi (Electronic Fuel
Injection/EFI)
2. Merawat berkala sistem bahan bakar bensin injeksi (Electronic Fuel Injection/EFI)
B. Uraian Materi
tersebut pada pengatur tekanan. Apabila terasa ada tekanan yang kuat pada
selang tersebut, berarti pompa bekerja. Pada saat ini juga dapat didengar
adanya suara aliran balik bahan bakar.
d) Lepas diagnosis check wire
e) Putar kunci kontak ke posisi off
Catatan : Apabila tidak ada tekanan, periksa apakah ada tegangan pada konektor
Tahanan antara kabel positif dan negatif pompa bahan bakar sekitar 0,5 – 3 ohm
64 | P a g e
65 | P a g e
✓ Apabila tegangannya 0 Volt, periksa sirkuit opening relay dan sirkuit pompa
bahan bakar.
g) Memasang pressure gage pada pipa delivery dengan dua gasket dan baut union
j) Menghubungkan terminal + B dan FP yang terdapat pada service connector dengan
diagnosis check wire.
k) Memutar kunci kontak pada posisi ON
l) Mengukur tekanan bahan bakar. Spesifikasi tekanan bahan bakar : 2,7 – 3,1 kg/cm2
o) Melepas selang vacuum sensing pada pressure regulator dan memasang sumbat pada
ujung selang
p) Mengukur tekanan bahan bakar pada putaran idel.
66 | P a g e
Spesifikasi tekanan bahan bakar : 2,7 – 3,1 kg/cm2
67 | P a g e
: 2,3 – 2,6 kg/cm2
b) Apabila tidak tersedia sound scope, pemeriksan dapat dilakukan dengan merasakan
rambatan kerja injektor dengan jari.
Catatan : Apabila tidak ada suara atau ada suara tetapi tidak normal, periksa konektor
rangkaian kabel, injektor atau signal injeksi dari ECU.
15 detik, dan ukur volume injeksi dengan gelas ukur. Spesifikasi volume injeksi : 39
– 49 cc tiap 15 detik. Perbedaan diantara setiap injektor : 6 cc atau kurang.
b) Memasukkan feeler gage ukuran 0,55 mm antara baut pembatas dan tuas pembatas
throttle.
c) Menghubungkan probe test ohmmeter ke terminal IDL dan TL
d) Perlahan-lahan putar posisi TPS berlawanan jarum jam, jarum ohmmeter mulai
bergerak, kemudian kencangkan kedua baut pengikatnya.
e) Memeriksa kembali kontinuitas antara terminal IDL dan TL
66 | P a g e
✓ Pada temperatur rendah (di bawah 60° C) : apabila selang dipijit putaran
mesin harus turun.
✓ Setelah pemanasan : apabila selang dipijit, putaran mesin turun tidak lebih
dari 50 rpm.
b)
M em e r ik s t a h a n a n k at u p u d a r a :
✓ ✓ M e l ep a s k a b e l k o n e k t o r d a r i katup udara.
✓ Mengukur tahanan coil pemanas katup udara dengan ohmmeter. Tahanan (Fp
Modul SŤstem Bahan Bakar
67 | P a g e
✓ Apabila putaran idel lebih cepat setelah mesin panas dan putaran tidak
dapat dikoreksi dengan sekrup penyetel throttle, maka menutupnya
katup udara perlu diperiksa.
✓ Setelah mesin panas, apabila katup udara tidak tertutup dan putaran idel
lebih cepat, periksa tegangan antara terminal Fp pada konektor katup udara
dengan bodi pada saat mesin berputar. Apabila tidak 12 Volt, periksa sirkuit
power pada katup udara.
STA – STJ :
25 – 45 ohm di bawah 15º C
65 – 85 ohm di atas 30º C
b) Apabila tahanan tidak sesuai spesifikasi, maka switch perlu diganti.
b) Apabila nilai tahanan tidak sesuai spesifikasi (lihat grafik pada gambar 107 ), maka
sensor perlu diganti.
C. Tugas 3
1. Bacalah dan pelajari buku manual dari sebuah mesin yang menggunakan system
sensor apa saja yang perlu diperiksa dan bagaimana cara pemeriksaannya.
D. Tes Formatif 3
1. Jelaskan bagaimana cara anda menentukan kondisi dari sebuah pompa bahan bakar ?
2. Bagaimana cara menentukan kondisi water temperatur sensor ?
3. Bagaimana cara menyetel posisi throttle positioner sensor ?
tahanan antara kabel positif pompa bahan bakar dengan sirkuit masa. Tahanan
antara kabel positif dan negatif pompa bahan bakar sekitar 0,5 – 3 ohm.
Modul SŤstem Bahan Bakar
70 | P a g e
i.
b) Memasukkan feeler gage ukuran 0,55 mm antara baut pembatas dan tuas
pembatas throttle.
d) Perlahan-lahan putar posisi TPS berlawanan jarum jam, jarum ohmmeter mulai
baut pembatas
0,44 mm Ada kontinuitas
F. Lembar Kerja 3
1. Alat dan Bahan
a. 1 Unit engine stand (live) dengan sistem bahan bakar EFI b). Peralatan tangan,
kunci pas/ring atau tang.
2. Keselamatan Kerja
3. Langkah Kerja
a. Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien
mungkin.
b. Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/ instruktur.
c. Lakukan pemeriksaan pada sistem injeksi bahan bakar!
d. Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.
e. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah
digunakan seperti keadaan semula.
4. Tugas
III. Evaluasi
2. Gambar dibawah ini merupakan rangkaian sederhana dari komponen resistor, transistor
dan condensor/ capacitor. Apa yang terjadi jika Switch dari posisi ON dipindah ke posisi
OFF
?
a. Lampu tetap hidup terus menerus
b. Lampu hidup sesaat kemudian mati Switch
12 V
LampuX
3. Perbedaan yang mendasar antara motor bensin yang menggunakan karburator dengan
sistem Injeksi (EFI) pada sistem suplai bahan bakarnya terletak pada cara :
a. Mencampur udara dan bahan bakarnya
b. Pengaturan bahan
bakarnya c. Penempatan
komponennya
d. Kerja dan fungsinya
7. Jika sistem EFI sudah dilengkapi dengan Vacuum sensor maka componen dibawah ini tidak
diperlukan lagi
a. Throttle Position Sensor
b. Knock Sensor
c. Variable Resistor
d. Air Flow Meter
9. Input utama ECU dalam menentukan jumlah semprotan bensin (Basic injection) pada
injektor adalah:
13. Sistem EFI yang dilengkapi dengan Electronic Spark Advance menentukan bahwa
igniton timing dikontrol oleh :
14. Bila terjadi gangguan sensor (rusak) , agar tidak terjadi problema maka pada
ECU dilengkapi dengan :
a. Memori
b. Fail – Safe
c. Check
engine
d. Main Relay
15. Bila Check Engine menyala saat mesin hidup menunjukkan bahwa
: a. Terjadi gangguan pada salah satu sensor
b. Terjadi gangguan pada sistem bahan bakar
c. Terjadi gangguan pada main relay
d. Terjadi gangguan pada sumber arus yang menuju ke sistem EFI
16. Perhatikan gambar dan pilih pernyataan yang benar dibawah ini
17. Masih pada gambar soal no. 36, pilih pernyataan yang benar :
a. Main Relay bekerja hanya pada saat Ignition Switch posisi Start (ST)
c.
mAmAiarn filfoowld .meter berfungsi mendeteksi jumlah aliran udara yang masuk
kedala m intake
d. Circuit Opening Relay pada prinsipnya adalah mengtur kerja Main relay
18. Komponen apa yang perlu diperiksa pertama jika mesin tidak mau hidup saat
distart?
a. Water temperatur sensor
b. Air temperatur sensor
c. Ne sensor / CKP sensor / Cam shaft Position sensor
d. Throttle Position Sensor
19. Banyak sedikitnya Volume penyemprotan bensin oleh injektor kedalam intake manifold
akan diatur oleh ECU dengan cara :
a. Mengatur lamanya aliran listrik yang mengalir pada injektor
b. Menambah tegangan listrik pada injektor
c. Mengalirkan aliran listrik secara terus menerus ke injektor
d. Tergantung pada nilai oktan bensin yang digunakan
20. Sebelum
melakukan pemeriksaan pada sistem EFI, sebaiknya melakukan pemeriksaan
tegangan batere dan idealnya tegangan batere saat mesin mati adalah :
a. 9 – 13 Volt
b. 10 – 12
Volt c. 11 – 14
Volt
d. 10 – 13 Volt
Anonim. (t.th.). Materi Pelajaran Engine Group Step 1., Jakarta : PT Toyota Astra Motor.
Anonim. (1995). Materi Pelajaran Engine Group Step 2., Jakarta : PT Toyota – Astra
Motor.
Anonim. (2013). Repair Manual Avanza 2013. Jakarta : PT Toyota – Astra Motor.
Wardan Suyanto. (1986). Teori Motor Bensin. Jakarta : Depdikbud : Dirjen Dikti, Proyek
Pengembangan LPTK.