Anggota Kelompok : Angga Tri Hanggara K. (06) Fariz Wahyu Djatmiko (10) Fikky Frediandika (12) Hazmi Amalul Arifin (14)
IDENTITAS BUKU
Judul Buku Pengarang Penerbit Tahun Terbit : Petunjuk Keselamatan Lalu Lintas : Brigjen Pol (Purn) Drs. Dharmawan Sudarsono : ASOSIASI KESELAMATAN JALAN INDONESIA : 1988
Tujuan Pengarang
Meningkatkan Penanganan masalah Lalu Lintas yang tertib, lancar dan aman Mendidik disiplin lalu lintas guna menekan sedikit mungkin kecelakaan Penanaman kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas
Jenis Kendaraan Yang Kena Wajib Uji Adalah: 1. Mobil barang 2. Kereta gandengan 3. Mobil bis 4. Mobil penumpang umum Yang dapat mengurus uji kendaraan bermotor 1. Pemilik langsung 2. Kuasa 3. Instansi/Bidang Usaha 4. Biro Jasa 5. Pemberian Izin Usaha Pengangkutan merupakan realisasi dari pelaksanaan UU No. 3 tahun 1965. Cara mengajukan permohonan ijin trayek 1. Kendaraan Umum 1. Nama dan alamat pemohon 2. Trayek yang diminta 3. Nomor Polisi/jenis kendaraan 4. Banyaknya penumpang 5. Biaya pengangkutan penumpang B. Kendaraan Otobus Umum 1. Nama dan alamat pemohon 2. Uraian tentang trayek 3. Banyaknya penumpang 4. Lamanya ijin C. Truk dan Bus Umum 1. Nama dan alamat pemohon 2. Trayek yang diminta 3. Daya angkut kendaraan 4. Sifat kendaraan 5. Corak Perusahaan 6. Lamanya ijin trayek. Surat Ijin Trayek akan dikeluarkan bila permohonan dikabulkan oleh yang berwenang, yaitu: I. a. Gubernur/Kepala Daerah tingkat I jika trayek berada dalam daerah tingkat I. b. Pejabat yang ditunjuk Menteri jik trayek melalui lebih dari satu daerah ting I. II. Walikota/Kepala Daerah jika trayek berada di kota-praja. Pelaksanaan diserahkan kepada Pemerintah yang tercantum pada Peraturan Daerah.
Prosedur Mengurus Izin Usaha 1. Pengajuan Permohonan 2. Kepala Dinas LLAJR DKI Jakarta mendisposisikan kepada Kepala Sub Dinas BUA. 3. Kepala Sub Dinas BUA mendisposisikan kepada Kepala Seksi sesuai bidangnya. 4. Kepala Seksi meneliti Izin Prinsip/Rekomendasi, diparaf dan diajukan kepada Kepala Sub Dinas BUA. 5. Kepala Sub Dinas BUA meneliti, diparaf dan disampaikan kepada Kepala Dinas. 6. Izin Prinsip/Rekomendasi telah selesai dan diberikan kepada pemohon. Prosedur Mengurus Kartu Izin Usaha 1. Pengajuan permohonan kepada Kepala Dinas LLAJR DKI Jakarta. 2. Kepala Dinas mendisposisikan kepada Kepala Sub Dinas BUA. 3. Kepala Sub Dinas BUA mendisposisikan kepada Kepala Seksi. 4. Kepala Seksi meneliti, dibuatkan kartu Ijin Usaha dan diparaf. 5. Kepala Sub Dinas meneliti, diparaf dan diajukan kepada Kepala Dinas. 6. Kartu Izin Usaha ditanda tangani oleh Kepala Dinas dan diserahkan kepada Pemohon. 7. Setelah diparaf Kepala Seksi disampaikan kepada Kepala Sub Dinas BUA 8. Kepala Sub Dinas meneliti, diparaf dan diajukan kepada Kepala Dinas. 9. Kartu Izin Usaha ditandatangani oleh Kepala Dinas dan diserahkan kepada Pemohon. Persyaratan Mengurus Perizinan di Bidang Angkutan Umum 1. Pengajuan permohonan kepada Gubernur. 2. Pengajuan surat permohonan kepada Gubernur DKI Jakarta. Persyaratan Mengurus Izin Prinsip/Rekomendasi 1. Mempunyai kendaraan baru 2. Membayar Retribusi 3. Persyaratan lain dianggap perlu. Pengurusan Ijin mengadakan Pacuan/Perlombaan di jalan umum Penyelenggaraan pacuan/perlombaan di jalan harus mendapat ijin dari pihak Kepolisian. Cara Pengajuan: a. Keterangan perlombaan b. Waktu diadakan c. Macam perlombaan d. Jumlah peserta e. Tempat yang digunakan.
a. Persyaratan yuridis b. Persyaratan teknis, meliputi: - Syarat bentuk - Syarat bahan - Syarat konstruksi - Syarat mutu - Syarat lulus uji. Berdasarkan bentuk Helm, dibagi dalam: -Helm Golongan I: untuk helm pengendara sepeda motor biasa. -Helm Golongan II: khusus untuk pembalap. 4. Anjuran/Himbauan terhadap Masyarakat a. Kewajiban penggunaan helm salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi korban kecelakaan lalu lintas. b. Secara khusus dihimbau dan dianjurkan kepada: -Para pengusaha/industri -Para pengusaha/pembuat helm -Para pengemudi kendaraan bermotor c. Masyarakat dihimbau agar dapat mendorong dilaksanakannya ketentuanketentuan/peraturan lalu lintas. d. Pemakai jalan diharapkan bermoralitas yang baik dalam berkendara. Helm Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua Untuk Umum SII. 1651-85 Republik Indonesia Departemen Perindustrian Helm Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua Untuk Umum 1. Ruang Lingkup Meliputi definisi, syarat bahan, syarat konstruksi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, dan syarat lulus uji. 2. Definisi Helm Pengendara kendaraan bermotor roda dua untuk umum adalah topi pengaman bagi pengendara kendaraan bermotor roda dua, untuk melindungi kepala dari benturan. 3. Syarat Bahan 3.1 Bahan sungkup (shell) terbuat dari bahan yang kuat tetapi bukan logam. 3.2. Bahan pelengkap helm harus tahan lapuk dan tahan air.
4. Syarat Konstruksi 4.1. Umum Terdiri dari sungkup keras, permukaan halus, lapisan peredam benturan dan sabuk pengikat ke dagu. 4.2. Dimensi Tinggi minimum 144 mm. 4.3. Ukuran lingkaran kepala helm 500-640. 4.4. Sungkup (shell) terbuat dari bahan keras, homogen dan sama tebal. 4.5. Peredam benturan terdiri dari lapisan peredam kejut dan jaring helm. 4.6. Sabuk dagu dan penutup telinga lebarnya minimum 20 mm. 4.7. Draw lace yang dilapisi dengan bahan lunak. 4.8. Kedudukan helm ketika dikenakan jarak puncak luar helm sampai jarak puncak kepala antara 19-32 mm. 5. Syarat Mutu 5.1. Ketahanan benturan tidak boleh melebihi 200 kg. 5.2. Ketahanan penetrasi dan kekuatan helm Jarak ujung dengen kepala minimum 5 mm. 5.3. Kelenturan helm diijinkan antara 6-32 mm. 5.4. Kekakuan helm Selisih defleksi pada beban 63 kg. Beban awal 3 kg. 5.5. Kekuatan sabuk dagu Panjang sabuk dagu maksimum 25 mm. 5.6. Persyaratan Pelindung muka harus bening dan tembus cahaya. Asuransi Kerugian Jasa Raharja
B. Sumbangan Wajib Pembayaran Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) ditetapkan oleh ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri RI No.:POL. KEP. 13/XII/1976-No.: KEP 1693/MK/IV/12/1976. 1. Pemerintah Daerah cq Dispenda 2. P.T. (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja
2.
3.
E. Penggunaan/Pemanfaatan Dana yang Terhimpun Dana yang terhimpun dari masyarakat dalam bentuk Iuran wajib dan sumbangan wajib berdasar UU No. 33&34 tahun 1964 berikut pelaksanaannya diatur Peraturan Pemerintah No. 17&18 tahun 1965 dimanfaatkan sesuai tujuan. Hak Masyarakat Atas Santunan Asuransi Hak masyarakat atas jaminan sosial berupa Santunan Asuransi hanya diberikan kepada para korban kecelakaan. Hak masyarakat atas Santunan Asuransi hanya diberikan kepada: 1. Setiap penumpang sah dari Alat Angkutan Umum. 2. Setiap orang yang berada diluar angkutan lalu lintas jalan yang menimbulkan/menyebabkan kecelakaan. 3. Pasal 13 dan Peraturan-Peraturan Pemerintah No. 17&18 tahun 1965. Ketentuan Mengenai Korban/Ahli Waris Korban yang Berhak Menerima Santunan Asuransi 1. Dalam hal korban meninggal dunia diberikan kepada: - janda-nya/duda-nya yang sah - bila tidak terdapat jada-nya/duda-nya yang sah, maka diberikan kepada anak-anaknya yang sah. - bila ternyata juga tidak ada janda-nya/duda-nya atau anak-anaknya yang sah, maka Santunan Asuransi diberikan kepada orang tuanya yang sah. 2. Dalam hal korban meninggal dunia dan ternyata tidak mempunyai ahliwaris, maka 3. biaya penguburan akan ditanggung pihak Asuransi. 4. Santunan asuransi cacat tetap diberikan kepada korban. F. KETENTUAN DALAM PENGAJUAN PERMINTAAN SANTUNAN ASURANSI. 1. Pada dasarnya semua korban/ahliwaris korban kecelakaan yang dijamin oleh UU No. 33 & 34 Tahun 1964 serta Peraturan Pelaksananya berhak mengajukan permintaan untuk mendapatkan santunan Asuransi kepada salah satu kantor
4. 5. 6. 7. 8.
Cabang atau perwakilan PT (Persero)Asuransi Kerugian Jasa Raharja yang tersebar di seluruh Indonesia. Jika tempat tinggal korban sama dengan tempat kecelakaan (daerah kerja PT (Persero)Asuransi Kerugian Jasa Raharja) maka permintaan pembayaran Santunan Asuransi akan sekaligus dilayani oleh Kantor cabang yang bersangkutan. Jika tempat tinggal korban/ahliwaris korban berlainan dengan tempat kecelakaan (daerah kerja PT (Persero)Asuransi Kerugian Jasa Raharja berlainan) maka hak atas santunan asuransi diajukan salah satu kantor cabang. Korban/ahliwaris korban dapat mengajukan Santunan Asuransi harus melaporkan jenis kecelakaan dan melengkapi dokumen/berkas yang dipersyaratkan. Pengajuan harus mengisi formulir yang merupakan dokumen dasar. Pengajuan akan kadaluarsa 6 bulan setelah kecelakaan. Hak atas Santunan Asuransi akan kadaluarsa jika korban/ahliwaris korban tidak menagih pada waktu 3 bulan. Penolakan permintaan Santunan Asuransi diberitahukan secara tertulis kepada Korban, ahliwaris atau pihak-pihak terkait.
A. DOKUMEN DASAR SEBAGAI PERSYARATAN UNTUK MENDAPATKAN HAK ATAS SANTUNAN ASURANSI 1. Keterangan tentang kecelakaan dan sebab akibat kecelakaan. 2. Keterangan pemeriksaan Dokter/Rumah Sakit tentang keadaan korban. 3. Keterangan keabsaan ahliwaris untuk korban yang meninggal. Menurut UU 33 & 34 Tahun 1964 ada 2 model mengisian. 1. Daftar Isian Model K.1. : Untuk korban kecelakaandiluar kendaraan bermotor. (UU 34/1964) 2. Daftar Isian Model K.2. : Untuk korban kecelakaan alat angkutan penumpang umum. Daftar isian Model K2 sebagai pelaksana UU No.33 Tahun 1964. a. Diisi salah satu instansi sebagai berikut - Polisi Lalu Lintas - DLLAJR - PJKA
- Perusahaan Pelayaran Nasional - DLLASDP - Perusahaan Penergangan Nasional - Organisasi Angkutan Jalan Raya - Instansi Pemerintah bersangkutan yang berwenang b. Keterangan Dokter c. Keterangan ahliwaris (jika korban meninggal) Daftar Isian K.1. UU No.33 Tahun 1964. a. Keterangan Kecelakaan Lalu lintas diisi salah satu instansi b. Keterangan Dokter c. Keterangan ahliwaris (jika korban meninggal) B. TATA CARA DALAM PENGAJUAN PERMINTAAN SANTUNAN ASURANSI Kelengkapan yang harus dilengkapi. 1. Korban meninggal dunia. - Daftar isian Model K1 dan K2 telah diisi sebagai dokumen dasar - Bukti diri, keterangan ahliwaris 2. Korban Luka-Luka - Daftar isian Model K1 dan K2 telah diisi sebagai dokumen dasar - Kwitansi asli mengenai biaya pengobatan dari Dokter/Rumah sakit - Bukti korban / instansi untuk biaya perawatan 3. Cacat Tetap - Mengisi Model K1 & K2 - Keterangan Dokter - Bukti berupa KTP atau dari instansi lain yang sah. C. KETENTUAN HUKUM BAGI YANG MELALAIKAN MEMENUHI KEWAJIBAN 1. Menurut UU No.33 Tahun 1964 Melalui kendaraan apapun akan dikenai denda sesuai ketentuan yang berlakukan oleh Mentri Keuangan. 2. Menurut UU No. 34 Tahun 1964
Sumbangan wajib pengusaha / pemilik kendaraan bermotor yang tidak memenuhi kewajibannya D. PENYULUHAN DAN PENANGGUALANGAN KECELAKAAN LALU LINTAS 1. Penyuluhan - Melalui media TV - Melalui Media Radio - Melalui Mobil Unit Penerangan dengan memutar Film Penyuluhan, Sound Slide, dan pengeras suara melalui Bus-Bus. - Melalui Pameran Pembangunan - Pemasangan Billboard Penyuluhan Jasa Raharja - Penyebaran memamui Berbagai media cetak (spanduk, poster pamflet, dan lain-lain) - Melalui Seminar - Melalui iklan televisi 2. Penanggulangan Penyumbangan dari Jasa Raharja. - Kendaraan Ambulance - Alat-alat bedah kedokteran dan penyimpan pasokan darah - Menyumbang P3K - Memberikan bantuan biaya pengangkutan korban - Memasang papan peringatan
Langkah langkah menghadapi Peristiwa lalu lintas Apabila anda terlibat dalam kecelakaan a.menguasai keadaan/sikap b.memberikan pertolongan c.menghubungi petugas d.menceritakan kejadian sesungguhnya kepada petugas e.memindahkan kendaraan setelah diketahui oleh petugas Apabila anda mendapati pelanggaran lalu lintas Cara melaporkan -macam pelanggaran -identitas kendaraan yang melanggar -kemana si pelanggar -waktu dan tempat terjadinya pelanggaran -identitas pengemudinya Apabila anda terlibat lemacetan a.hendaknya bersabar dan mengikuti perintah-perintah petugas/orang yang mengatur lalu lintas. b.tak perlu membunyikan klakson karena akan memperpuruk keadaan. c.mengambil jalan pintas.
Nomor nomor kode kendaraan Banten A Jakarta B Bogor T Bandung F Cirebon E Pekalongan G Semarang H Pati K Banyumas R Kedu AA Surabaya L Bojonegoro S Madiun AE Kediri AG
Malang N Besuki P Madura M Jogjakarta AB Surakarta AD Sumatera Barat BA Tapanuli EB Bengkulu BD Lampung BE Jambi EH Palembang BG Sumatera Timur BK Aceh BL Riau BM Bangka Biliton BN Kalimantan Barat KB Kalimantan Selatan DA Kalimantan timur KT Sulawesi Selatan DD Minahasa DB Sangihe DL Sulawesi Tengah DN Sulawesi Utara DM Bali DK Lombok DR Sumbawa EA Flores EB Sumba ED Timor dan pulau DH Maluku Selatan DE Maluku Utara DG Irian Jaya DS