Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

KEBIJAKAN UNIT PELAYANAN TEKNIS PENGUJIAN


KENDARAAN BERMOTOR KOTA DENPASAR

4.1 Upaya – upaya UPT Pengujian Kendaraan Bermotor Kota Denpasar

Dalam Peningkatan Pelayanan Pengujian

Kendaraan (moda transportasi ) merupakan salah satu faktor penting

dalam menunjang tercapainya sistem tranportasi yang memadai,sehingga

pemerataan tingkat kesejahtraan masyarakat didaerah lebih cepat tercapai.

Sebagai upaya untuk tercapainya aspek tersebut maka suatu kendaraan harus

mutlak laik untuk dioperasikan di jalan. Salah satu usaha pemerintah untuk

mewujudkan suatu kendaraan bermotor yang laik di jalan adalah dengan

menyelenggarakan pengujian kendaraan bermotor. Dalam Undang-undang

nomor 22 tahun 2009 tentang “Lalu Lintas dan Angkutan Jalan” serta

Peraturan Pemeritah nomor 44 tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi

disebutkan bahwa semua kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan

harus diuji. Adapun kendaraan-kendaraan yang dikenakan wajib uji

diantaranya mobil penumpang umum, mobil bus, mobil barang, kereta

gandengan serta kereta tempelan.

Mengingat dewasa ini kemajuan dibidang otomotif (kendaraan

bermotor) dan IT mengalami perkembangan yang sangat pesat, maka

permasalahan yang dihadapi di Unit Pengujian Kendaraan Bermotor Kota

Denpasar dirasakan semakin kompleks. Seperti halnya di Unit Pelaksana

75
76

Teknis Dinas Pengujian Kendaraan Bermotor ( UPTD PKB ) kota Denpasar

mengalami peningkatan jumlah kendaraan cukup tinggi. Adapun

pertumbuhan jumlah kendaraan wajib uji (KBWU) 4 tahun terakhir.

Tabel 1. Jumlah Kendaraan Wajib Uji

No Jenis Kendaraan 2013 2014 2015 2016

1 Mobil 10.512 9.668 10.214 10.243


Penumpang
2 2.371 2.987 3.230 3.439
Mobil Bus
3 31.506 49.396 51.759 52.523
Mobil Barang
4 Kereta 38 27 41 31
Tempelan
Total 44.427 62.078 65.244 66.236

Sumber: Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan Bermotor di


Dinas Perhubungan Kota Denpasar

Hasil keterangan tabel dan grafik kendaraan uji baik selama 4

(empat) tahun terakhir di Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan

Bermotor Dinas Perhubungan Kota Denpasar menunjukkan bahwa telah

terjadi kenaikan atau peningkatan secara berkala atau bertahap. Hal tersebut

terjadi karena kesadaran masyarakat akan keamanan dan kelaikan kendaraan

yang dioperasikan di jalan sudah meningkat

Dengan meningkatnya pertumbuhan kendaraan yang sangat sigifikan

menyebabkan semakin kompleknya permaslahan yang dihadapi dalam

premberian pelayanan pengujian di UPT Pengujian Kota Denpasar. Seperti

yang dijelaskan pada bab sebelumnya yaitu mengalami sorotan publik dan

sering direpresentasikan sebagai pelayan yang berbelit- belit, tidak transfaran,


77

biaya tinggi, dan banyaknya intervensi pihak ketiga/ calo. hal ini disebakan

masih banyak potensi sumber daya yang ada di Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Pengujian Kendaraan Bermotor Kota denpasar belum dimanfaatkan secara

optimal.

Untuk menanggulangi hal tersebut, UPT PKB kota Denpasar

melakukan pengembangan inovasi pelayanan pengujian kendaraan bermotor.

Inovasi yang dilakukan merupakan implementasi dari UU No. 25 Tahun 2019

bagian ketujuh tentang Perilaku Pelaksana dalam Pelayanan pasal 34 yang

berisi tentang:

Pelaksana dalam menyelenggarakan pelayanan publik harus


berperilaku sebagai berikut:
a adil dan tidak diskriminatif;
b cermat;
c santun dan ramah;
d tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlarut-
larut;
e profesional;
f tidak mempersulit;
g patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar;
h menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas
institusi penyelenggara;
i tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib
dirahasiakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
j terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari
benturan kepentingan;
k tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas
pelayanan publik;
l tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan
dalam menanggapi permintaan informasi serta proaktif dalam
memenuhi kepentingan masyarakat;
m tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan/atau
kewenangan yang dimiliki;
n sesuai dengan kepantasan; dan
o tidak menyimpang dari prosedur.
78

Berdasarkan pasal tersebut, untuk memaksimalkan pelayanan

pengujian pada UPT Pengujian Kendaraan Kota Denpasar membuat inovasi

dalam pelaksanaan pelayanan. Adapun inovasi pelayanan yang ada pada UPT

Pengujian Kendaraan Bermotor Kota Denpasar yaitu Drive Thru. Sesuai

dengan instruksi Walikota Nomor 1 Tahun 2010 tanggal 19 Oktober 2010

Tentang Revitalisasi Tugas Pokok dan Fungsi UPT.Pengujian Kendaraan

Bermotor Dinas Perhubungan Kota Denpasar, telah membuat terobosan

pelayanan pengujian kendaraan bermotor dengan sistem drivethru. Dalam

pelaksanaan inovasi ini bertujuan untuk memilah-milah kendaraan yang

memiliki jumah berat beban yang diperoblehkan (JBB), dimana kendaraan

JBB kecil memakai drive thrue sedangkan JBB besar dengan pengujian

konvensional. Dengan pemilahan tersebut diharapkan agar penyelenggaraan

pengujian berkala lebih cepat dari segi waktu dibandingkan jalur

konvensional (biasa). Selain itu tujuan dari penerapan Drive Thru untuk

meminimaisir pihak ketiga dalam pelayanan pengujian.

Adapun prosedur pelayanan Drive Thru yang ada di UPT Pengujian

Kota Denpasar adalah sebagai berikut:


79
80
81

Keterangan :

: Lajur Drive Thru

: Lajur Konvensional

1. Loket pendaftaran Drive Thru

2. Pemeriksaan Teknis

3. Uji Emisi

4. Pemeriksaan Laik jalan

5. Pengesahan Hasil Uji

6. Pengesahan Hasil Uji

7. Proses data

8. Proses data

9. Pembayaran Ret

10. pemasangan peneng dan pengecatan tanda samping

11. Pendaftaran Konvensional

Penjelasan Bagan:

a.Loket 1 (Pendaftaran) :

1) Pemilik / pengemudi kendaraan menyerahkan buku uji Asli, STNK

( Surat Tanda Nomor Kendaraan) asli, KTP (Kartu Tanda Pemilik) /

surat kuasa, ijin operasional asli dan surat ijin usaha angkutan (khusus

untuk kendaraan umum), surat tera (Khusus untuk kendaraan tangki

bbm) yang ditaruh dalam 1 map.


82

2) Petugas menerbitkan nomor antrean, formulir BAP (Berita Acara

Pemeriksaan), kwitansi retribusi pengujian kendaraan dan

menyerahkan semua berkas pendaftaran dalam 1 map kepada pemilik /

pengemudi kendaraan.

b. Loket 2 (pemeriksaan visual atau pra uji) terhadap kondisi fisik kendaraan

bermotor :

1) Pemilik / pengemudi kendaraan menyerahkan berkas-berkas

pendaftaran kepada petugas untuk kemudian dilakukan pengujian

visual terhadap kondisi fisik kendaraan bermotor.

2) Penguji memeriksa setiap komponen kendaraan bermotor seperti

keadaaan lampu-lampu, ban, rem, kondisi body, kaca depan, dan

komponen pendukung lainnya secara visual atau kasat mata.

c.Loket 3 (Pengujian Emisi Gas Buang) :

1) Pemilik / pengemudi kendaraan menyerahkan berkas-berkas

pendaftaran kepada petugas untuk kemudian dilakukan pengujian

emisi gas buang dengan menggunakan alat uji Gas Analyser untuk

kendaraan bermotor berbahan bakar bensin dan Smoke Tester untuk

kendaraan bermotor berbahan bakar solar.

d. Loket 4 (Gedung Uji) menguji kendaraan dengan menggunakan alat uji

mekanis :

1) Pemilik / pengemudi kendaraan menyerahkan BAP kepada petugas

untuk selanjutnya dilakukan pengujian rem dengan meggunakan alat

uji Brake Tester, menguji kecepatan kendaraan menggunakan alat uji


83

Speedometer Tester, menguji kincup roda depan menggunakan alat uji

Slide Slip Tester, menguji pancar lampu utama menggunakan alat uji

Headlight Tester, dan under carrige (pemeriksaan bagian bawah

kendaraan) dengan menggunakan alat uji Axle Play Detector.

e.Loket 6 (Pengesahan dan Penandatanganan Hasil Uji) :

1) Pemilik / pengemudi kendaraan menyerahkan BAP setelah melalui

proses pemeriksaan teknis dan laik jalan kepada petugas.

2) Petugas melakukan penandatanganan buku uji.

3) Petugas menyerahkan buku uji yang sudah ditandatangani beserta

seluruh berkas pendaftaran kepada pemilik / pengemudi kendaraan.

f. Loket 9 (Pembayaran Retribusi/Loket Bank BPD) :

1) Yakni membayar retribusi pengujian kendaraan sesuai kwitansi dan

pengecatan tanda samping dan pemasangan plat uji.

Dari segi penandatanganan buku uji oleh penyelia untuk jalur

drivethru langsung dilakukan di gedung uji (keterangan gambar nomor 6),

sedangkan untuk jalur konvensional penandatanganan buku uji oleh penyelia

dilakukan di gedung uji (keterangan gambar nomor 5) untuk kendaraan besar

seperti truck dan bus serta di loket 7 (keterangan gambar nomor 10) untuk

kendaraan yang buku ujinya telah habis.

Sistem drivethru hanya diperuntukkan untuk kendaraan ringan yang

memiliki JBB (Jumlah berat diperbolehkan) tidak lebih dari 3.500 kg

(kilogram) dan kendaraan yang buku ujinya tidak habis, sedangkan alur

konvensional diperuntukkan untuk kendaraan yang berat seperti truck, bis,


84

dan kendaraan berat lainnya serta kendaraan ringan yang buku ujinya telah

habis.

Kepala UPT I Dewa Made Sutarja , SH, MH saat diwawancara pada

tanggal 5 Juli 2017, pada pukul 13.00 WITA, menyatakan bahwa inovasi

pelayanan pengujian yang dilakukan oleh UPT Pengujian Kendaraan

Bermotor diharapkan mampu mempercepat proses pengujian karena pemakai

pelayanan langsung melakukan proses pengujian tanpa harus turun dari

kendaraan. Hal ini juga bertujuan untuk mengurangi peran keterlibatkan dari

pihak ketiga karena pemilik bisa langsung melakukan pengujian sendiri. Hasil

wawancara dengang Penguji Pelaksana Lanjutan , I Wayan Sutrisna, Ama.

PKB saat diwawancara pada tanggal 7 Juli 2017, pada pukul 12.00 WITA,

pelayanan pengujian dengan Drive Thruu dimana pemilik kedaraan

melakukan pengujian tanpa turun dari kendaraan untuk pengurusan surat-

surat, mulai dari awal proses sampai selesai pemilik kendaraan tetap didalam

kendaraan sembari kendaraan diuji oleh petugas pengujian. Setelah proses

selesai pemilik kendaraan akan membayar retribusi pada loket pembayaran

Bank BPD sehingga adanya transparansi dalam pengenaan retribusi

pengujian.

Tujuan utama pengembangan inovasi adalah meningkatkan kualitas

pelayanan pengujian kendaraan bermotor. Upaya ini ditempuh dengan

mencari potensi-potensi baru yang dapat dikembangkan / unggul, dengan

bermodalkan kesesusaian kulutur budaya, lahan, SDM, tanpa mengurangi

aspek keselamatan yang diamanatkan Undang- undang.


85

Hasil wawancara yang dilakuakn terhadap pemilik kendaraan yang

melakukan proses pengujian dengan Drive Thru, Bapak I Made Suastika,

Br.Peken, Desa Belayu, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan pada tanggal

7 Juli 2017 pukul 10.00 WITA bertempat di Kantor UPT Pengujian

Kendaraan Bermotor Dishub Kota Denpasar, bahwa dengan proses drive thru

mempercepat proses pengujian karena pemlik kendaraan tidak harus bolak-

balik lagi untuk pengurusan berkas pengujian.

Pelaksanaan inovasi pelayanan pengujian jika ditinjau dari teori

tujuan hukum menurut Gustav Radbruch sebagai tiga nilai dasar tujuan

hukum yaitu : keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum.1 Jika dikaitkan

dengan pelayanan publik pengujian kendaraan bermotor, bahwa keadilan

inovasi ini terletak pada transparansi biaya pelayanan pengujian dimana

pemilik kendaraan yang melakukan proses pengujian tanpa harus turun dari

kendaraan dan diakhir proses melakukan pembayaran retribusi pada loket

pembayaran oleh Bank BPD Bali, dengan proses ini kemungkinan

keterlibatan pihak ketiga lebih kecil karena dari awal proses pengujian

dilakukan sendiri oleh pemilik kendaraan jadi tidak adanya penambahan

retribusi.

Nilai kemanfaatannya terletak pada pelayanan yang tidak berbelit-

belit serta efisiensi waktu pelayanan dalam proses pengujian. Efisien waktu

dalam proses pengujian membuat pemilik kendaraan tidak menggunakan

pihak ketiga dalam mengujikan kendaraannya. Sedangkan nilai kepastian


1
Setio dwi, Op.Cit.
86

hukumnya terletak pada kepastian pelayanan yang didapat oleh masyarakat.

Dengan menggunakan Drive Thrue pemilik kendaraan melakukan uji

kendaraan dengan kejelasan prosedur, dimana pemilik kendaraan tidak

dipersulit dalam proses pelayanan pengujian.

4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Upaya UPT Pengujian Kendaraan

Bermotor dalam Pengujian Kendaraan Bermotor

Inovasi pelayanan pengujian dengan cara Drive Thru bertujuan untuk

mempermudah dan mepercepat pelayanan sehingga mampu memberikan

pelayanan yang prima terhadap masyarakat. Namun dalam pelaksanaan tidak

sepenuhnya berjalan dengan baik, masih terdapat beberapa kendala-kendala

yang dialami oleh UPT Pengujian Kota Denpasar. Menurut Bapak Kepala

UPT I Dewa Made Sutarja , SH, MH saat diwawancara pada tanggal 5 Juli

2017, pada pukul 13.00 WITA, bahwa kendala-kendala yang selama ini

masih dialami adalah minimnya sumber daya manusia (SDM) teknis yaitu

penguji yang merupakan insan perhubungan agar mampu melakukan capacity

building untuk pegawai di lingkungan UPT Pengujian Kota Denpasar,

sehingga mampu meningkatkan kualitas pelayanan. Selain itu terletak pada

minimnya kesadaran masyarakat yang masih rendah dalam melakukan uji

kendaraang tanpa melalui perantara orang lain. Selanjutnya Penguji Pelaksana

Lanjutan, I Wayan Sutrisna, Ama. PKB saat diwawancara pada tanggal 7 Juli

2017, pada pukul 12.00 WITA menambahkan bahwa sulitnya memberantas

pihak ketiga yang tidak berbadan hukum/calo yang sudah mengakar sehingga

sering terjadi konflik antara satu dengan yang lain.


87

Dari pemasalahan yang dihadapi tersebut beberapa upaya sehingga

mampu meningkatkan pelayanan pengujian. Optimalisasi pelayanan yang

dilakukan oleh UPT Pegujian Kendaraan Bermotor Kota Denpasar meliputi

dua upaya, yaitu upaya internal dan upaya eksternal. Upaya internal

dilakukan dengan mengoptimalkan pelayanan yang dilakukan oleh instansi

sedangkan upaya eksternal meliputi sosialisasi ke masyarakat terkait

pelayanan pengujian Drive Thru. Upaya optimalisasi pada aspek internal

maupun aspek eksternal akan mempermudah pelaksanaan pelayanan.

Upaya optimalisai pelaksanaan pelayanan pada aspek internal,

meliputi meningkatkan kinerja pelayanan pengujian yang dilakukan oleh

instansi UPT Pengujian Kendaraan Bermotor. Upaya yangd dapat dilakukan

oleh instansi melalui peningkatan kemampuan SDM teknis penguji dan

meningkatkan profesionalisme kerja setiap steakholder instansi. Bapak

Kepala UPT I Dewa Made Sutarja , SH, MH saat diwawancara pada tanggal

5 Juli 2017, pada pukul 13.00 WITA menjelaskan bahwa telah membuat

analisis jabatan dan fungsi terkait jumlah sumber daya manusia penguji

(SDM) sehingga nantinya akan diajukan ke Badan Kepegawaian Daerah

(BKD) untuk pemenuhannya. Selain itu meningkatkan sistem pelayanan dan

penyempurnaan sistem sehingga semakin mempermudah masyarakat dalam

melakukan uji berkala kendaraan bermotor.

Sedangkan upaya eksternal yang harus dilakukan adalah melakukan

sosialisasi ke masyarakat tentang prosedur pelayanan pengujian yang lebih

praktis dan efisien sehingga masyarakat tidak perlu menggunakan pihak


88

ketiga. Selain itu hal yang harus dilakukan yaitu menetralisir lingkungan UPT

pengujian dari adanya calo/ biro jasa yang tidak berbadan hukum sehingga

tidak akan mengganggu proses pelayanan. Upaya-upaya optimalisasi terhadap

pelayanan pengujian kendaraan baik melalui aspek internal dan aspek

eksternal harus dilakukan dengan baik dan berkesinambungan. Ketika salah

satu dari aspek tersebut tidak terpenuhi maka akan berpengaruh terhadap

tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pengujian.

Anda mungkin juga menyukai