Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan
metabolism karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut
atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. Diabetes merupakan salah satu penyakit yang
sering dialami oleh penduduk di Indonesia. Data International Diabates Federation (IDF)
menunjukkan, jumlah penyandang diabetes di Indonesia diperkirakan sebesar 10 juta dan
menempati urutan ketujuh tertinggi di dunia.

WHO memperkirakan jumlah penderita diabetes melitus (DM) tipe 2 di Indonesia akan
meningkat signifikan hingga 21,3 juta jiwa pada 2030 mendatang. Meningkatnya dan besarnya
jumlah penderita diabetes di Indonesia mendorong Civitas akedemik untuk mencari solusi dari
diabetes ini. Banyaknya pengobatan yang telah dicanangkan dan diterapkan dalamdunia
kedokteran, tetapi hanya dapat mengobati diabetes dan tidak dapat mencegah munculnya
penyakit diabetes pada seseorang.

Dibutuhkan bahan pangan yang dapat digunakan untuk mencegah munculnya penyakit
diabetes ini. Bahan pangan ini sebaiknya tidak memiliki efek samping agar dapat dikonsumsi
setiap hari oleh setiap kalangan agar dapat mencegah munculnya penyakit diabetes. Dalam
makalah kali ini, saya akan membahas pemanfaatan biji buah alpukat sebagai permen
antidiabetes.

Biji buah alpukat dapat memiliki beberapa khasiat dan manfaat bagi kesehatan manusia.
Biji Buah alpukat dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit, seperti darah tinggi,
maag, radang ,jerawat, dan masalah pencernaan. Selain itu ekstrak biji alpukat mempunyai fungsi
dalam bidang lain, yaitu sebagai obat antidiabetes (Ade zuhrotun, 2007).
Biji buah alpukat megandung lemak sehat yang akan meningkatkan kadar kolesterol HDL
(High-density lipoprotein. HDL dikenal sebagai kolesterol baik karena HDL membawa
kolesterol ‘jahat’, lipoprotein berdensitas rendah (low density lipoprotein), trigiliserida, dan
lemak yang berbahaya dan mengembalikannya ke dalam hati untuk diproses. HDL ini akan
berinteraksi dengan reseptor seluler dan pengakutan lipid yang akan memerpcepat pengakutan
lemak sehingga tidak terjadi penumpukan lemak.

Biji buah alpukat juga mengandung banyak serat larut yang memiliki khasiat untuk
menurunkana kadar lemak. Tentu saja kadar lemak memiliki keterkaitan dengna penyakit
diabetes.” Peningkatan kadar lemak di otot sebesar 30% dan memicu terjadinya resistensi insulin
”(Soedijono Setyorogo,2013) . Resistensi insulin adalah kondisi ketika sel-sel tubuh tidak dapat
menggunakan gula darah dengan baik karena terganggunya respon sel tubuh terhadap insulin.

1
Biji buah alpukat mengandung senyawa seperti polifenol, flavonoid, triterpenoid dan
tanin yang dapat meningkatkan sensitivitas insulin, dengan demikian insulin dapat bekerja secara
normal sehingga mencegah penyakit diabetes melitus (Marlinda dkk, 2012 ; Tuminah, 2009).
Senyawa ini merupakan senyawa antioksidan. Studi yang dilakukan National University of
Singapore pada 2003 menemukan bahwa diantaranya biji buah lainnya seperti mangga, asam atau
nangka, biji alpukat memiliki kandungan antioksidan yang jauh lebih besar. Alpukat
kemungkinan menyimpan 70 persen antioksidan pada bijinya ketimbang daging dan kulitnya.

Biji alpukat juga memiliki efek hipoglikemik dan dapat digunakan untuk pengobatan
secara tradisional dengan cara dikeringkan kemudian dihaluskan, dan air seduhannya dapat
diminum. Biji alpukat dipercaya dapat mengobati sakit gigi, maag kronis, hipertensi dan diabetes
melitus (Monica, 2006)

Biji alpukat memiliki kemampuan sebagai astringen, yaitu dapat mempresipitasikan


protein selaput lendir usus dan membentuk suatu lapisan yang melindungi usus, sehingga
menghambat asupan glukosa, sehingga laju peningkatan glukosa darah tidak terlalu tinggi.

WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan


kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis,
penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan
keamanan dan khasiat dari obat tradisional (WHO, 2003). Hal ini dikarenakan obat-obat
tradisonal memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan obat modern

Penggunaan permen dalam pemanfaatan biji buah alpukat ini diharapkan masyarakat
dapat mengkonsumsinya setiap hari tanpa ada paksaan dan beban karena permen adalah salah
satu makanan yang dapat dimakan maupun disukai oleh setiap kalangan masyarakat.Selain itu,
permen memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan pangan lainnya. Kita dapat
memakan permen dalam keadaan apapun, kapan saja, dan dimana saja.

Konsumsi permen di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat dalam tahun tahun
mendatang. Banyak faktor yang turut mendorong meningkatnya konsumsi permen di Indonesia.
Di antaranya adalah pengaruh membaiknya kondisi perekonomian dan bertambahnya jumlah
penduduk di Indonesia, pengaruh promosi yang semakin gencar, distribusi yang semakin baik, d

Hampir seluruh bagian tanaman alpukat bermanfaat, baik daun, daging buah, maupun
bijinya. Namun, pemanfaatan biji buah alpukat masih sangat minim. Banyak yang tidak
mengetahui khasiat dan manfaat biji buah alpukat, sehingga biji buah alpukat lebih sering
dibuang dan menjadi sampah. Pemanfaatan biji buah alpukat tentu saja membawa dampak positif
bagi lingkungan karena mengurangi sampah yang ada.

“Indonesia merupakan negara yang memiliki kontribusi besar bagi total produksi alpukat
di dunia dengan total produksi 307.326 ton (6,11%)”.( FAO,2014). Hal ini membuat banyaknya
limbah biji buah alpukat yang ada di lingkungan. Kondisi ini merupakan salah satu alasan
pemanfaatan biji buah alpukat memiliki potesi yang sangat besar.

2
1.2 Rumusan masalah
a. Mengapa menggunakan biji alpukat sebagai bahan antidiabetes ?
b. Bagaimana kandungan yang ada didalam biji alpukat bekerja untuk mengatasi diabetes ?
c. Bagaimana kandungan yang ada dialam biji alpukat dimasukan kedalam permen ?
d. Berapa kadar senyawa yang efektif untuk mecengah penyakit diabetes ?

1.3 Manfaat
a. Memberikan ilmu mengenai penyakit diabetes
b. Memberikan ilmu mengenai senyawa yang dapat mengatasi penyakit diabetes
c. Memberikan inovasi terbaru untuk mengatasi limbah buah
d. Memberikan inovasi untuk pengobatan antidiabetes secara tradisional
e. Memberikan kesadaran mengenai pentingnya penanggulangan penyakit diabetes sejak
dini

1.4 Tujuan
a. Mengetahui penggunaan biji buah alpukat sebagai bahan antidiabetes
b. Mengetahui kerja dari biji alpukat untuk mengatasi antidiabetes
c. Mengetahui metode pembuataan permen dari biji buah alpukat
d. Mengetahui kadar senyawa yang efektif untuk mengatasi penyakit diabetes

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alpukat

Gambar 2.1 alpukat

2.1.1 Klasifikasi
Kedudukan tanaman alpukat dalam tingkat taksonomi tumbuhan
Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
Subkingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan berpembuluh )
Superdivisi : Spermatopyhta ( Menghasilkan biji )
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga )
Kelas : Magnoliopsida ( Berkeping dua / dikotil )
Subkelas : Magnoliidae
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceace
Genus : Perseae
Spesies : Persea Americana mill

2.1.2 Morfologi
Tanaman alpukat termasuk jenis tanaman kecil dengan tinggi 3-10 m, berakar
tunggang, berbatang kayu, bewarna coklat, banyak bercabang, ranting berambut halus,
dan memiliki kulit yang keras.Daun alpukat memiliki tulang menjari dengan tipe daun
tunggal dengan tangkai yang panjangnya 1,5-5cm, letknya berdesakan di ujung ranting,
bentukanya bundar telur memanjang, daunnya tebal, ujung dan pangkal meruncing,dan
tepi daunnya merata . Daun alpukta memiliki panjang 10-30 cm , dan lebar 3- 10 cm.

4
Bunga pada tanaman alpukat merupakan Bunga majemuk, berkelamin dua, dan
warnanya kuning kehijauan.Bunga pada tanaman alpukat memiliki bentuk menyerupai
bintang. Biasanya bunga pada tanaman alpukat meggunakan bantuan angin dan binatang
untuk melakukan penyerbukan
Bunga alpukat bersifat sempurna (hermaprodit), tetapi sifat pembungaannya
Buah pada golongan ini termasuk buah golongan buni, berbentuk bola atau bulat telur,
mempunyai panjang 5-20 cm, warnanya hijau kekuning-kuningan, daging buah yag
bersifat matang akan bersifat lunak.Alpukat bersifat diploid dengan biji tunggal yang
berukuran cukup besar. Kulit luar agak tebal dan kulit dalam berdaging lunak dengan
lapisa kulit dalam tipis berbatasan dengan kulit biji alpukat.
2.1.3 Kandungan buah alpukat
Buah alpukat mengandung banyak sekali senyawa yang telah tertera di tabel berikut ini:

Kandungan Gizi Nilai rata- rata


Energi 85 Kkal
Protein 9 gr
Lemak 6.5 gr
Kabohidrat 7.7 gr
Kalsium 10 mg
Fosfor 20 mg
Zat besi 1 mg
Vitamin A 180 IU
Vitamin B1 0.05 mg
Vitamin C 13 mg
Air 84.3 g
Bagian yang dapat dimakan 61%

Tabel 2.2 Kandungan buah alpukat


2.1.4 Manfaat

Buah alpukat mengandung senyawa tertenntu yang dapat dimanfaatkan untuk


kebutuhan manusia sehari –sehari seperti,
a.Bahan pangan

Penggunaan buah alpukat sebagai bahan pangan sudah sering dilakukan.


Biasanya masyarakat menggunakan daging buah untuk dijadikan makanan. Buah
alpukat sangat sering di konsumsi oleh masyarakat di Ameerika Tengah seperti
Spanyol. Mereka menngkonsumsi buah alpukat menjadi makan seperti taco dan
guacamole. Sedangkan di Indonesia, Bauh alpukat dikonsumsi dengan berbagai

5
macam cara seperti, dibuat menjadi jus, ice cream, dan ditambahkan kedalam sop
buah
b. Kosmetik

Penggunaan buah alpukat didalam bidang kecantikan sudah cukup banyak.


Buah alpukat memiliki kandungan minyak sehat yang dapat digunakan untuk
perawatan rambut seperti, Shampoo, conditioner, dan vitamin rambut. Selain
digunakan untuk perawatan rambut, alpukat dapat digunakan untuk perawatan
tubuh dan wajah seperti, hand and body cream, masker wajah, dan pelembab wajah
c. Obat

Buah alpukat memiliki kandungan dan senyawa-senyawa yang dapat


mengobati berbagai macam penyakit.Oleh karena itu, alpukta banyak digunakan
sebagai obat tradisonal. Alpukat digunakan untuk mengobati diabetes, kencing
manis, darah tinggi, dan menurunkan kolesterol
2.1.5 Kandungan biji buah alpukat

Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa biji alpukat


memiliki kandungan berbagai senyawa berkhasiat (Zuhrotun, 2007). Hasil Skrining
fitokimia yang dilakukan oleh Zuhrotun (2007) terhadap simplisia dan ekstrak etanol
biji alpukat menunjukkan bahwa biji alpukat diantaranya mengandung flavonoid,
alkaloid, saponin, dan tanin.

a. Flavonoid
Menurut Marais dkk. (2006), flavonoid biasanya digunakan untuk
menjelaskan produk yang dihasilkan tanaman yang termasuk ke dalam senyawa
dengan rumus kimia C6-C3-C6. Senyawa flavonoid memiliki ikatan glikosida yang
dapat didegradasi oleh aktivitas enzim yang didapatkan dari bahan tanaman aik
dalam bentuk segar maupun kering. Flavonoid merupakan senyawa polar karena
mempunyai gugus hidroksil atau gula , sehingga dapat larut dalam pelarut polar
seperti etanol, metanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida, dan air.
Flavonoid banyak ditemukan pada tanaman yang diduga memiliki potensi
sebagai antidiabetes. Dari beberapa jurnal disebutkan beberapa mekanisme
flavonoid yang diduga sebagai obat antidiabetes, yaitu:
 Sifat antioksidan flavonoid protektif terhadap kerusakan sel β sebagai
penghasil insulin sehingga dapat meningkatkan sensitivitas insulin (Rizky,
2015; Dheer dan Bhatnagar, 2010))
 Kemampuan flavonoid terutama quercetin dalam menghambat GLUT 2
mukosa usus sehingga dapat menurunkan absorbsi glukosa dan fruktosa dari
usus (Rizky, 2015 dan Yunita, dkk., 2013)

6
 Flavonoid dapat menghambat fosfodiesterase sehingga meningkatkan cAMP
pada sel beta pankreas yang dapat menstimulasi pengeluaran protein kinase A
(PKA) yang merangsang sekresi insulin (Rizky, 2015 dan Yunita, dkk., 2013)
 Meningkatkan toleransi glukosa, mengurangi penyerapan glukosa dan
mengatur aktivitas ekspresi enzim yang terlibat dalam metabolisme
karbohidrat (Brahmachari, 2011)
 Membantu merangsang sekresi insulin (Dheer dan Bhatnagar, 2010)

b. Alkaloid
Alkaloid merupakan suatu golongan senyawa organik yang terbanyak
ditemukan di alam.Hampir seluruh alkaloid berasal dari berbagai jenis tumbuhan.
Semua alkaloid mengandung atom nitrogen yang bersifat basa dan merupakan
bagian dari cincin heterosiklik (Ahmad, 1986). Alkaloid mempunyai kegiatan
fisiologi yang menonjol dan sering digunakan secara luas dalam bidang pengobatan.
Alkaloid merupakan senyawa yang mempunyai satu atau lebih atom nitrogen
biasanya dalam gabungan dan sebagian dari sistem siklik (Harbone,1996)

Senyawa alkaloid terbukti secara nyata mempunyai kemampuan regenerasi sel


β pankreas yang rusak. Peningkatan sekresi insulin diakibatkan oleh adanya efek
perangsangan saraf simpatis(simpatomimetik) (Benerjee M and Bhonde R.R. 2003).
Menurut Tachibana, Y., Kikuzaki, H., Lajis, N. H.and Nakatani, , alkaloid
menurunkan glukosa darah dengan caramenghambat absorbsi glukosa di usus,
meningkatkan transportasi glukosa di dalam darah, merangsang sintesis glikogen
dan menghambat sintesis glukosa dengan cara menghambat enzim glukosa 6-
fosfatase,fruktosa 1,6-bifosfatase, serta meningkatkan oksidasi glukosa melalui
glukosa 6-fosfat dehidrogenase. Glukosa 6-fosfatase dan fruktosa 1,6-bifosfatase
merupakan enzim yang berperan dalam glukoneogenesis.Penghambatan pada kedua
enzim ini akan menurunkan pembentukan glukosa dari substrat lain selain
karbohidrat.

c. Saponin

Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol yang telah terdeteksi dalam lebih
dari 90 genus pada tumbuhan. Glikosida adalah suatu kompleks antara gula
pereduksi (glikon) dan bukan gula (aglikon). Banyak saponin yang mempunyai
satuan gula sampai 5 dan komponen yang umum ialah asam glukuronat. Adanya
saponin dalam tumbuhan ditunjukkan dengan pembentukan busa yang mantap
sewaktu mengekstraksi tumbuhan atau memekatkan ekstrak (Harborne, 1987)

7
Pemberian antioksidan (saponin dan flavonoid) pada penelitian ini diharapkan
akan mengurangi dampak negatif radikal bebas (aloksan) khususnya pada pankreas,
sehingga pankreas dapat mensekresikan insulin dalam jumlah yang cukup untuk
menurunkan kadar glukosa darah. Antioksidan adalah molekul yang berfungsi
sebagai penetral senyawa-senyawa berbahaya atau senyawa yang bersifat toksik
bagi tubuh yang disebut radikal bebas., vitamin suplement, atau zat-zat aditif
d. Tanin

Tanin adalah beberapa antioksidan berjenis polifenol (yang mencegah atau


mentralisasi efek radiakl bebas yang merusak) yang menyatu dan mudah teroksidasi
menjadi asam tanat. Asam tanat berfungsi membekukan protein yang berefek
negatif pada mukosa lambung. Mekanisme dari senyawa tersebut yaitu menghambat
penyerapan glukosa di intestinal dan menghambat adipogenesis serta menstimulasi
pelepasan insulin di sel β pankreas sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah

2.2 Diabetes
2.1.1 Definisi
Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan
kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang menumpuk
di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai
gangguan organ tubuh. Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai
komplikasi yang membahayakan nyawa penderita.
Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia. Kadar gula
dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas, yaitu organ
yang terletak di belakang lambung. Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu
memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat
menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.

2.1.2 Jenis-jenis
a. Diabetes Melitus
Penyakit diabetes melitus adalah kondisi di mana kandungan gula dalam darah
melebihi normal dan cenderung tinggi. Penyakit diabetes adalah salah satu penyakit
metabolisme yang mampu menyerang siapa saja.
Pada prinsipnya, penyebab penyakit diabetes melitus adalah terganggunya
kemampuan tubuh untuk menggunakan glukosa ke dalam sel. Tubuh normal mampu
memecah gula dan karbohidrat yang Anda makan menjadi gula khusus yang disebut
glukosa. Glukosa merupakan bahan bakar untuk sel-sel dalam tubuh. Untuk
memasukkan glukosa ke dalam sel dibutuhkan insulin.
Karena sel-sel tidak dapat mengambil glukosa, akibatnya ini akan menumpuk dalam
aliran darah. Tingginya kadar glukosa dalam darah dapat merusak pembuluh darah

8
kecil di ginjal, jantung, mata, dan sistem saraf. Oleh karena itu, diabetes yang tidak
ditangani dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, kebutaan, dan
kerusakan saraf di kaki.. Diabetes mellitus dibagi menjadi 2, yaitu
a) Diabetes Melitus tipe 1
Diabetes melitus tipe ini biasanya dialami pada masa kanak-kanak dan tidak
berhubungan dengan kelebiihan berat badan. Daibetes tipe ini biasanya
dihubungkan dengan jumlah keton yang tinggi pada seseorang . Hal ini mebuat
pengobatan diabetes mellitus tipe ini harus menggunakan insulin seperti, injeksi dan
pompa insulin

b) Diabetes Melitus tipe 2


Diabetes mellitus tipe ini biasanya dialami pada usia di atas 30 tahun dan sering
sekali dihubungkan dengan kelebihan berat badan. Diabetes tipe ini sering dikaitkan
dengan darah tinggi atau kolestrol. Pengobatan tipe ini tidak harus dilakukan dengan
insulin dan bisa menggunakan obat tablet.

b. Diabetes insipidus
Diabetes insipidus adalah kondisi yang menyebabkan seringnya frekuensi buang
air kecil dan rasa haus yang berlebihan. Diabetes insipidus dapat membuat tidur malam
Anda terganggu dan dapat menyebabkan mengompol. Gejalanya mirip dengan
diabetes melitus namun penyebabnya berbeda. Diabetes melitus disebabkan karena
masalah insulin dan kadar gula darah yang tinggi sedangkan diabetes insipidus
dipengaruhi kerja ginjal Anda terhadap urin. Keduanya tidak berhubungan.
Diabetes insipidus adalah kondisi yang dapat disebabkan oleh masalah pada
kelenjar hipofisis atau ginjal Anda.Normalnya, tubuh Anda dapat mengatur
keseimbangan antara cairan yang Anda minum dan banyak urin yang Anda produksi.
Ginjal Anda mengeluarkan cairan yang berlebih dalam bentuk urin, yang disimpan
sementara dalam kandung kemih.
Saat Anda sedang dehidrasi, kelenjar hipofisis Anda mengeluarkan hormon
anti-diuretik (ADH) ke ginjal untuk menahan cairan dan mengurangi produksi urin.
ADH, atau disebut juga vasopresin, dibuat di hipotalamus dan disimpan di kelenjar
hipofisis.
Ada beberapa bentuk diabetes insipidus berdasarkan penyebabnya, seperti:

 Diabetes insipidus sentral. Ini disebabkan karena adanya kerusakan kelenjar


hipotalamus atau hipofisis. Hal ini menyebabkan gangguan penyimpanan dan
pengeluaran ADH. Kerusakan ini dapat terjadi akibat operasi, tumor, meningitis,
kelainan genetik atau trauma kepala.
 Diabetes insipidus nefrogenik. Biasanya disebabkan karena adanya kelainan pada
tubulus ginjal (di mana air dikeluarkan dan dipertahankan). Kondisi ini dapat

9
disebabkan oleh kelainan genetik atau penyakit ginjal kronik. Terdapat beberapa
obat yang dapat menyebabkan kerusakan tubulus ginjal. Obat ini misalnya lithium
dan demeclocycline.
 Diabetes insipidus gestasional. Diabetes ini terjadi selama kehamilan dan hanya
sementara.
 Polidipsia primer. Kondisi ini, disebut juga diabetes insipidus dipsogenik atau
polidipsia psikogenik, yang disebabkan karena konsumsi cairan yang berlebihan.
Hal ini tidak berhubungan dengan masalah produksi atau respon ADH.
2.1.3 Gejala diabetes
Ada beberapa gejala yang dapat kita amati pada seseorang yang mengalami
diabetes,seperti
a. Mudah lelah
Rasa lelah berlebihan kadang tidak ada kaitannya dengan kurang tidur atau terlalu
banyak beraktivitas. Penderita diabetes sering kali merasa kelelahan bahkan setelah
cukup tidur dan istirahat. Penyebabnya, tubuh tidak mendapatkan cukup energi. Gula
yang seharusnya diserap oleh tubuh sebagai energi tetap berada di dalam darah karena
kurangnya insulin yang berperan dalam proses penyerapan.
b. Sering buang ari kecil
Hal ini terjadi karena ginjal berusaha untuk membuang gula darah berlebihan di dalam
darah melalui urin. Normalnya, orang buang air kecil antara 4-8 kali sehari, tergantung
pada banyaknya air yang diminum. Namun, penderita diabetes bisa buang air kecil
lebih banyak daripada itu setiap harinya.

c. Berat badan turun tak wajar


Berat badan yang turun tiba-tiba tanpa penyebab jelas merupakan gejala diabetes tipe
1 lainnya. Artinya, penurunan berat badan tidak disebabkan oleh diet dan olahraga
yang disengaja, melainkan karena tubuh tidak mendapat cukup gula sebagai sumber
energi.

d. Haus terus menerus


Rasa haus sering muncul karena tubuh mengeluarkan terlalu banyak urin. Sering kali,
rasa haus tidak hilang bahkan setelah Anda minum cukup air. Kebutuhan air rata-rata
orang adalah 8 gelas per hari atau tergantung pada aktivitas fisiknya, tetapi penderita
diabetes dapat minum lebih banyak dari itu.

e. Luka sulit untuk sembuh


Luka ringan pada kulit, misalnya terkena pisau saat memotong sayuran, normalnya
cepat sembuh karena darah cepat membeku dan sel-sel kulit memperbarui diri.
Namun, pada penderita diabetes, luka ini tidak kunjung sembuh, terutama kalau
lukanya tidak Anda bersihkan dengan cairan antiseptik.

10
f. Pandangan mata kurang jelas
Merasa memiliki mata normal, tetapi tiba-tiba pandangan buram? Waspadai gejala
diabetes. Ketika gula darah naik secara drastis, lensa mata bisa mengalami perubahan
bentuk sehingga membuat pandangan menjadi kabur. Kemungkinan lainnya,
pandangan menjadi kabur karena mata terlalu kering, kondisi yang sering dialami para
penderita diabetes.

2.1.4 Pengobatan
a. Diet dan berolahraga
Metode ini perlu dilakukan untuk menangani diabetes. Selain menurunkan kadar
gula dalam darah, menerapkan pola hidup sehat dengan rutin berolahraga dan
mengonsumsi makanan bergizi seimbang juga dapat mengurangi risiko terjadinya
komplikasi penyakit.

b. Pemberian Obat
Beberapa obat yang dapat digunakan untuk menangani diabetes tipe 2 meliputi:

 Metformin, untuk mengurangi produksi gula pada hati.


 Meglitinide dan sulfonylurea, untuk merangsang kerja pankreas agar
memproduksi insulin lebih banyak. Contoh obat meglitinide adalah
nateglinide, dan contoh obat sulfonylurea adalah glibenclamide.
 DPP-4, untuk meningkatkan produksi insulin dan mengurangi produksi gula
oleh hati. Contoh obat ini adalah sitagliptin.
 GLP-1 receptor agonist. Obat dapat memperlambat proses pencernaan
makanan, terutama yang mengandung gula, sekaligus menurunkan kadar gula
dalam darah. Contohnya exenatide.
 SGLT2 inhibitor. Obat ini bekerja dengan cara memengaruhi ginjal
membuang lebih banyak gula. Contohnya dapagliflozin.
 Aspirin. Obat ini untuk menjaga kesehatan jantung pasien.
 Obat tekanan darah tinggi. Obat penghambat enzim pengubah angiotensin
(ACE inhibitor), dan angiotensin II receptor blockers (ARB) dapat diberikan
guna menjaga kesehatan ginjal pasien. Jenis obat di atas diberikan pada pasien
dengan tekanan darah di atas 140/90 mm Hg.
 Obat penurun kolesterol. Obat ini diberikan agar kadar kolesterol selalu
terjaga, karena pasien dengan kondisi ini akan sangat berisiko terserang
penyakit jantung.

c. Operasi Bariatrik

11
Berat badan berlebih menjadi salah satu faktor yang diduga menyebabkan
diabetes tipe 2. Operasi bariatrik berfungsi untuk menurunkan berat badan dengan
mengubah bentuk saluran pencernaan agar banyak makanan yang dikonsumsi
dapat dibatasi dan nutrisi yang terserap dapat berkurang.

d. Sistem pankreas buatan


Sistem pankreas buatan adalah serangkaian alat yang dirancang untuk meniru
kemampuan organ tersebut dalam mengatur kadar gula darah. Perangkat ini terdiri
dari pompa insulin, continuous glucose monitoring (CGM), dan alat yang
menghubungkan keduanya, yang digunakan sebagai kontrol dan pengatur dosis.
Fungsi sistem pankreas buatan adalah untuk mengukur kadar glukosa secara rutin
dan menyesuaikan kadar insulin yang disuntikkan, layaknya pankreas asli.

e. Pemberian insulin

Insulin diberikan beberapa kali dalam sehari. Pemberian dilakukan melalui


suntikan, karena insulin akan dicerna lambung dan tidak dapat masuk ke aliran
darah bila diberikan dalam bentuk pil. Dokter akan mengajarkan pasien cara
menyuntikkan insulin, agar selanjutnya dapat dilakukan secara mandiri di rumah.
Pasien juga akan diberi tahu cara menyimpan insulin dan cara membuang jarum
dengan benar.
Jenis insulin yang diberikan adalah kombinasi antara insulin kerja cepat dan
insulin kerja panjang, dengan dosis suntikan 2 kali sehari atau dapat ditingkatkan
menjadi 3-4 suntikan sehari.

2.3 Metode ekstraksi


2.3.1 Definisi metode ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah
zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut
tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Ekstraksi bertujuan untuk melarutkan
senyawa-senyawa yang terdapat dalam jaringan tanaman ke dalam pelarut yang dipakai
untuk proses ekstraksi tersebut.

2.3.2 Metode-metode ekstraksi


1. Ekstraksi dengan pelarut
Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan
yang paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah pemisahan ini dapat dilakukan
baik dalam tingkat makro ataupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada
distribusi zat pelarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak
saling bercampur , seperti benzen, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasan nya

12
adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbada dalam kedua fase
pelarut.Metode ekstraski pelarut dibagi menjadi 2, yaitu
A. Ekstraksi dingin
Metoda ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi
berlangsung, tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang dimaksud
rusak karena pemanasanan. Jenis ekstraksi dingin adalah maserasi dan perkolasi
 Maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung
zat aktif, zat aktif akan larut dengan karena adanya perbedaan konsentrasi
antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang
terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
Kelebihan dari ekstraksi dengan metode maserasi adalah:
 Unit alat yang dipakai sederhana, hanya dibutuhkan bejana perendam
 Biaya operasionalnya relatif rendah
 Prosesnya relatif hemat penyari dan tanpa pemanasan

Kelemahan dari ekstraksi dengan metode maserasi adalah:


 Proses penyariannya tidak sempurna, karena zat aktif hanya mampu
terekstraksi sebesar 50%saja

 Perlokasi
Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan jalan melewatkan
pelarut yang sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu percolator.
Perkolasi bertujuan supaya zat berkhasiat tertarik seluruhnya dan biasanya
dilakukan untuk zat berkhasiat yang tahan ataupun tidak tahan pemanasan.
Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan
penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan
jenuh. Gerak kebawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan
cairan di atasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan.
Keuntungan metode perkolasi :
 Tidak terjadi kejenuhan
 Pengaliran meningkatkan difusi
Kerugian metode perkolasi :

 Cairan penyari lebih banyak


 Resiko cemaran mikroba u/ penyari air karena dilakukan secara terbuka.

13
B. Ekstrasksi panas
Metoda ini pastinya melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya panas
secara otomatis akan mempercepat proses penyarian dibandingkan cara dingin.
Metodanya adalah refluks, ekstraksi dengan alat soxhlet dan infusa
 Reflux
Salah satu metode sintesis senyawa anorganik adalah refluks, metode ini
digunakan apabila dalam sintesis tersebut menggunakan pelarut yang volatil.
Pada kondisi ini jika dilakukan pemanasan biasa maka pelarut akan menguap
sebelum reaksi berjalan sampai selesai.
Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan
menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga
pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan
turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi
berlangsung. Sedangkan aliran gas N2 diberikan agar tidak ada uap air atau gas
oksigen yang masuk terutama pada senyawa organologam untuk sintesis
senyawa anorganik karena sifatnya reaktif.
Keuntungan dari metode refluks adalah:
 Digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur
kasar,
 Tahan pemanasan langsung.
Kerugian dari metode refluks adalah:
 Membutuhkan volume total pelarut yang besar,dan sejumlah manipulasi
dari operator.

 Soxheltasi
Sokletasi adalah suatu metode atau proses pemisahan suatu komponen yang
terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan
menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan
terisolasi. Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara
pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontinyu akan
membasahi sampel.

Keuntungan metode soxheltasi


 pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) d
 larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga
pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan
meningkatkan laju ekstraksi.
 Waktu yang digunakan lebih cepat.
Kerugian metode soheltasi

14
 pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk
ekstraksi senyawa yang tahan panas.
2. Destilasi Uap

Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia


berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Destilasi uap berfungsi untuk memurnikan zat/senyawa cair yang tidak larut
dalam air, dan titik didihnya cukup tinggi, sedangkan sebelum zat cair tersebut
mencapai titik didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi atau mengalami reaksi
pengubahan (rearranagement), maka zat cair tersebut tidak dapat dimurnikan secara
destilasi sederhana atau destilasi bertingkat, melainkan harus didestilasi dengan
destilasi uap.

15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini, tentu saja kita memerlukan bebragai macam persiapan dan
data yang mendukung agar penelitian berhasil dan berjalan lancar. Menyusun rancangan
penelitian adalah salah satu hal yang wajib dilakukam

Rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan dalam penelitian.


Memasuki langkah ini penelitiharus memahami berbagai metodedan teknik penelitian.
Mutukeluaran penelitian ditentukan olehketepatan rancangan penelitianserta pemahaman dalam
penyusunan teori.

Uji senyawa
Uji golongan terhadap
Preprasi Ekstraksi Biji Membuat
senyawa kadar
sample Alpukat permen
aktif glukosa
darah

Gambar 3.1 Skema proses penelitian


3.1 Preparasi Sampel

Tahap ini diperlukan dalam metode penelitian karena dengan mempersiapkan


preparasi sample kita akan lebih siap untuk melanjutkna ke tahap selanjutnya. Untuk
metode penelitian ini, peril dipersiapkan seperti biji buah alpukat, pelarut n Hekasana,
timbangan, rangkaian alat sokletasi, batang pengaduk, beaker glass, erlemeyer, gelas
ukur, blender, ph meter

Untuk mengambil senyawa aktif dari biji alpukat kita dapat mengektraksi minyak dari
biji alpukat karena senyawa aktif yang terdapat di biji alpukat terlaut dalam minyak. Jika
kita mengektraksi minyak dari biji buah alpukat secara tidak langsung kita mengektraksi
senyawa aktif yang kita ingginkan

16
Heksana adalah suatu hidrokarbon alkana dengan rumus kimia CH3(CH2)4CH3.
Awalan "Hex" menunjukkan jumlah enam atom karbonnya, sedangkan akhiran “ana”
menunjukkan bahwa atom karbonnya dihubungkan oleh ikatan tunggal. Isometri heksana
umumnya bersifat tidak reaktif, dan sering digunakan sebagai pelarut inert dalam reaksi
organik, karena heksana tidak polarter, vikometer, moisture balance

Umumnya heksana digunakan untuk mengekstrak minyak dari biji seperti pada
kacangkacangan dan flax. Hal ini karena heksana tidak reaktif dan inert dalam reaksi
organik karena bersifat sangat non-polar dan memilki narrow distillation range dan
selective power, sehingga tidak memrlukan tingkat pemanasan yang tinggi dan daya
ekstraksinya tinggi, yang menjadikan heksana sebagai pelarut yang baik untuk
mengekstrak minyak dari bijinya.
3.2 Ekstraksi biji alpukat

Gambar 3.2 Alat ekstraksi


Tahap yang dilakukan dalam ekstraksi biji alpukat adalah

1. Pengeringan biji alpukat


2. Digiling sempai halus berbentuk bubuk
3. Timbang bubuk biji alpukat dan dibagi menjadi beberapa variabel 30 dan 50 gram
4. sample yang ditimbang ke dalam kertas saring yang dibentuk seperti silinder
dimana besarnya sesuai soklet yang digunakan
5. Sample tadi dimasukkan ke dalam soklet yang telah dirangkai dengan condensor
dan labu didih.
6. Kemudian rangkaian soklet tersebut diletakkan diatas pemanas lalu dipanaskan
selama 120 menit sehingga didapat hasil ekstraksi berupa campuran minyak biji
alpukat dengan pelarut

17
7. Proses evaporasi merupakan lanjutan dari proses ekstraksi dengan tujuan untuk
memisahkan minyak biji alpukat dengan pelarutnya sehingga didapatkan minyak
biji alpukatnya saja.
8. Setelah itu minyak tersebut dimasukkan ke dalam botol,sampel. Kemudian
dilakukan analisa – analisa

3.3 Uji golongan senyawa aktif

Tahap uji golongan senyawa aktif diperlukan agar kita mengetahui kadar dari
setiap senyawa yang dikandung pada biji buah alpukat dengan menggunakan sitem KLT.
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi
senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang menggunakan. Kromatografi juga
merupakan analisis cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun
cuplikannya..Senyawa yang akan diuji saat ini adalah senyawa yang larut dialam minyak
berupa lemak sehat, flavonoid, tannin, dan saponin.
3.4 Uji senyawa terhadap kadar gula darah

Senyawa yang ada setelah metode ekstraksi akan diuji terhadap kadar gula darah dengan
variable-variabel tertentu seperti, kosentrasi zat, jumlah pelarut, lamanya pemaparan zat
terhadap darah. Hal ini dilakukan agar kita menegtahui pada varibael mana yag paling baik
agar fungsi dari produk ini efektif.

Pada tahapan ini diperlukan penetuan varibael-variabel. Variabel ini memudahkan proses
uji golongan senyawa aktif
Variabel Bebas : Konsentrasi minyak biji buah alpukat
Variabel terikat : Kadar gula dalam darah
Variabel Kontrol : Waktu, konsentrasi pelarut
3.5 Membuat permen

Minyak yang telah kita ekstraski dari biji buah alpukat akan kita masukan kedalam sebuah
permen agar produk yang kita inginkan dapat dibuat. Minyak ini telah mengandung senyawa-
senyawa yang dapat menunjang pengobatan antidiabetes .Permen diharapkan dapat memiliki
fungsi dan tjuan seperti yang diharapkan

18
DAFTAR PUSAKA

Ahmad, Sjamsul. 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta : Karunika jakarta Universitas
Terbuka

Brahmachari, G., 2011, Bio- Flavonoids With Promising Antidiabetic Potentials: A Critical
Survey, Research Signpost, 187-212
Benerjee M and Bhonde R.R. 2003. Islet Generation from Intra Isletr Precursor Cells of Diabetic
Pancreas : In Vitro Studies Depicting in Vivo Differentiation, J. Pancreas (4): 137-145.

Departemen Pendidikan Republik Indonesia. 1989. Sediaan Galenik. Penerbit Dirjen


Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta. 8-10.
Dheer R. & Bhatnagar P., 2010, A study of the Antidiabetic Activity of Barleria prionitis Linn,
Indian Journal of Pharmacology, Vol 42 (2): 70-73

Kelompok Kerja Ilmiah. 1993. Penapisan Farmakologi Pengujian Fitokimia dan Pengujian
Klinik. Yayasan Pengembanan Obat Bahan Alam Phyto Medica, Jakarta.

Monica, F. Pengaruh Pemberian Air Seduhan Serbuk Biji Alpukat (Persea americana Mill)
terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar yang diberi Beban Glukosa. Skripsi.
Universitas Diponegoro, Semarang. Juli 2006.

Nurrasid, E.S. 1998. Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Biji Alpukat, Daun Murbei dan Buah
Terong Ungu Pada Tikus Putih. (skripsi). Jurusan Farmasi FMIPA Unpad. Bandung. 4

Purba, A dan Rusmarilin, 1985. Dasar pengolahan pangan. Jurusan teknologi pertanian Fakultas
Pertanian USU, Medan.

Rizky, B.A., 2015. White Dragon Fruit (Hylocereus undatus) Potential As Diabetes Mellitus
Treatment, Artikel Review. J. Majority. 4(1): 69-72.
Stenis, Van, J.G.G.C. 1997. Flora. Penerbit Pradaya Paramitha. Jakarta. 348.
Tachibana, Y., Kikuzaki, H., Lajis, N. H. and Nakatani, N. 2001. Anti Oxidative Avtivity of
Carbazoles from Murraya koenigii Leaves. J. Food Chem. 49: 5589- 5594.
Wijayakusuma, H, 1992. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Pustaka Kartini. Jakarta. 76-77
Winarti, S. dan Y. Purnomo, 2006. Olahan Biji Buah. Trubus Agrisarana, Surabaya.

Yunita, E.O., Sutrisna EM., dan Azizah, T. 2013. Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Biji
Alpukat (Persea americana Mill.) terhadap Tikus Galur Wistar yang Diinsuksi Aloksan.
Skripsi, Universitas Muhamadiyah Surakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai