Anda di halaman 1dari 3

A.

Patofisiologi sakit kepala

(David W. Dodick, MD, 2018)

B. Tinjauan Etnobotani
Taksonomi tanaman jahe
Kindom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Class : Monocotiledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinale Rosc
C. Tinjauan Fitokimia
Kandungan kimia dari rimpang jahe mengandung komponen volatile
(camphene, β-phellandrene, curcumene, cineole, geranyl acetate, terpineol,
borneol, geraniol, limonene, β-elemene, zingiberol, linalool, α-zingiberene,
β-sesquiphellandrene, β-bisabolene, zingiberenol and α-Farnesene). Dan
komponen non-volatile yang terdiri dari komponen aktif (gingerols,
shogaols, parasols and zingerone). (Shaopeng Wang et.al, 2010.)

D. Bioaktivitas
Jahe mengandung zat fenolik yang kuat secara kolektif dikenal sebagai
gingerol. Salah satunya, 6-gingerol (1-[4’-hydroxy-3'-methoxyphenyl]-5-
hydroxy-3-decanone), adalah komponen utama jahe yang aktif secara
farmakologis dan bagian aktif dari molekul adalah gugus rantai alifatik yang
mengandung gugus hidroksil. 6-gingerol telah diteliti dalam berbagai
kegiatan biologis termasuk antikanker, antioksidan, antiinflamsi.
(Shaopeng Wang et.al, 2014).

Selain 6-gingerol yang memiliki sifat antiiflamsi, senyawa lain seperti


10- gingerol, 6- shogaol 8-shogaol dilaporkan memiliki sifat antiiflamasi.
(Richard B. van Breemen, 2010).

Beberapa penelitian telah menunjukkan aktivitas farmakologis dari


komponen non-volatile jahe, termasuk antiemetik, antioksidan,
antiinflamasi, efek antitrombotik dan neuroprotektif. Secara khusus, jahe
tampaknya memberikan efek analgesik yang signifikan, menghilangkan
dismenore, radang sendi, dan nyeri muskuloskeletal. Beberapa penelitian
telah membuktikan aktivitas analgesik jahe, termasuk penghambatan
metabolisme asam arakidonat melalui jalur siklooksigenase, mirip dengan
obat anti-inflamasi non-steroid. Jahe juga bertindak untuk memblokir
lipoksigenase (LOX), enzim lain yang terkait dengan jalur asam arakidonat.
Penghambatan bersamaan COX dan LOX dapat meningkatkan aksi anti-
inflamasi dan mengurangi efek sampingnya. Lebih lanjut, shogaol
tampaknya memodulasi respons peradangan neuroin melalui regulasi
penurunan peradangan pada sel mikroglial, sementara gingerol dapat
bertindak sebagai agonis reseptor vaniloid yang diaktifkan kapsaicin yang
diaktifkan. (Laı ´s Bhering Martins et.al, 2018).

Anda mungkin juga menyukai