Coroporate Governance
“Direksi dan Komisaris”
Oleh Kelompok 6 :
Made Ayu Vikananda Narensi Sutela (1707532127)
Luh Putu Arwati Cahyaningrum (1707532142)
Anak Agung Istri Sintya Pradnyawati (1707532145)
AKUNTANSI-NON REGULER
1
DIREKSI DAN KOMISARIS
3
d. Sekretaris Perusahaan atau pelaksana fungsi Sekretaris Perusahaan bertanggung
jawab kepada Direksi. Laporan pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahaan
disampaikan pula kepada Dewan Komisaris.
5) Tanggung Jawab Sosial
Dalam rangka mempertahankan kesinambungan usaha perusahaan, Direksi
harus dapat memastikan dipenuhinya tanggung jawab sosial perusahaan. Direksi harus
mempunyai perencanaan tertulis yang jelas dan fokus dalam melaksanakan tanggung
jawab sosial perusahaan.
3. Regulasi Direksi
3.1 Direksi Dalam UU BUMN
Ketentuan tentang direksi BUMN diatur dalam UU No. 17 Tahun 2003 tentang BUMN.
Beberapa hal poko yang diatur dalam UU tersebut anatara lain adalah sebagai berikut.
a. Pasal 16 menegnai pengangkatan direksi
6
Anggota direksi diangkat bedasarkan pertimbangan keahlian, integritas,
kepemimpinan, pengalaman, kejujuran, prilaku, serta dedikasi yang tinggi
untuk memajukan dan mengembangkan persero.
b. Pasal 17 mengenai pemberhentian direksi
Anggota direksi dapat diberhentikan sewaktu-waktu bedasarkan keputusan
RUPS dengan menyebutkan alasannya
c. Pasal 19 mengenai kewajiban direksi
Dalam melaksanakan tugasnya, anggota direksi wajib mencurahkan tenaga,
pikiran, dan perhatian secara penuh pada tugas, kewajiban, dan pencapaian
tugas persero
d. Pasal 25 mengenai larangan bagi direksi
Anggota direksi dilarang memangku jabatan rangkap sebagai:
1. anggota direksi pada BUMN, badan usaha milik daerah, badan usaha milik
swasta, dan jabatan lain yang dapat menimbulkan konflik kepentingan;
2. jabtan structural dan fungsional lainnya pada instansi atau lembaga
pemerintah pusat dan daerah; dan/atau
3. jabatan lainnya sesuai dengan ketentutan perundang-undangan.
Sementara, Pasal 20 dari keputusan tersebut memuat larangan bagi anggota direksi
untuk mengambil keuntungan pribadi. Pasal tersebut menyatakan bahwa para anggota
direksi dilarang melakukan transaksi yang mempunyai konflik kepentingan dan
mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan BUMN yang dikelolanya, selain gaji dan
fasilitas sebagai anggota direksi sebagaimana ditentukan oleh RUPS atau pemilik
modal
10
4.5 Komisaris dalam Peraturan Bapepam
Badan Pengawas Pasar Modal (sekarang Bapepm-Lembaga Keuangan) telah
menentapkan Peraturan No.IX.1.6 mengenai Direksi dan Komisaris Emitmen
Perusahaan Publik.Peraturan tersebut merupakan lampiran dari Keputusan Ketua
Bapepam No. Kep-45/PM/2004 Tanggal 29 November 2004, yang berlaku untuk para
komisaris (termasuk direksi) yang menyatakan sebagai berikut:
a. Komisaris dilarang baik secara langsung maupun tidak langsung membuat
pernyataan tidak benar mengeni fakta yang material atau tidak mngungkapkan fakta
yang material agar pernyataan yang dibuat tidk menyesatkan mengenai keadaan
emitmen atau perusahaan public yang terjadi pada saat pernyataan dibuat.
b. Komisaris bertanggung jawab baik secara sendiri-sendiri maupun tanggung renteng
terhadap kerugian pihak lain sebagai akibat pelanggaran terhadap ketentuan
peraturan tersebut.
c. Komisaris tidak dapat dimintai pertanggungjawaban secara sendiri-sendiri maupun
tanggun renteng bedsarkan ketentuan sbagaiman dimaksud peraturan tersebut,
apabila komisaris yang bersangkutan telah cukup berhati-hati dalam menentukan
bahwa pernyataan tersebut adalah benar dan tidak menyesatkan.
12
perlindungan terhadap komisaris independen dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya. Hal ini terutama mengingat Pasal 98 Ayat (2) UUPT, dimana 1/10 (satu
persepuluh) pemegang saham dapat menuntut seorang komisaris ke pengadilan,
padahal yang dihadapi komisaris independen adalah pemegang saham mayoritas
(pengendali) yang mempunyai saham lebih dari 10%.
6. Struktur Pengawasan
Dewan Pengawas (Komisaris) bertanggung jawab mengawasi Dewan Direksi
dalam menjalankan tugasnya dengan secara teratur memantau efektivitas pelaksanaan
kebijakan dan pengambilan keputusan yang di lakukan oleh Dewan Direksi termasuk
pelaksanaan strategi untuk mencapai target yang diharapakan pemilik modal.
7.5 Kesimpulan
Kegagalan Bank Century diindikasikan terjadi karena tindak kriminal yang
dilakukan oleh pemilik Bank Century sendiri, selain itu keadaan ekonomi juga sedang
mengalami krisis global. Kesimpulan yang diperoleh dari masalah Bank Century ketika
munculnya dana bailout yang mulai bergulir dan kejanggalan dalam neracanya mulai
terungkap. Kelemahan manajemen mulai terlihat setelah kekacauan reksadana
Antaboga Delta sekuritas yang dikeluarkan Bank Century. Disimpulkan bahwa
sebenarnya bailout untuk Century memang diperlukan namun dibalik itu ternyata
banyak fakta bahwa kinerja dan tata kelola Century yang sangat buruk. Kasus buruknya
penerapan Good Corporate Governance (GCG) dalam industri perbankan Indonesia
dapat kita lihat pada kasus Bank Century yang dimana bank tersebut harus diambil alih
17
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan ditetapkan sebagai bank gagal pada tahun
2008 akibat banyaknya kredit bermasalah yang dimiliki bank tersebut.
18
DAFTAR PUSTAKA
19