Anda di halaman 1dari 7

A.

Diagnosa keperawatan

Pre Operatif (Wilkinson, M. Judith, 2006) meliputi :

1. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri, ancaman terhadap


perubahan status kesehatan, ancaman terhadap pola interaksi dengan orang yang
berarti, krisis situasi atau krisis maturasi.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan, efek samping
penanganan, factor budaya atau spiritual yang berpengaruh pada perubahan
penampilan.
3. Koping individu, ketidakefektifan berhubungan dengan perubahan penampilan,
keluhan terhadap reaksi orang lain, kehilangan fungsi, diagnosis kanker.
4. Proses keluarga, perubahan berhubungan dengan terapi yang kompleks,
hospitalisasi/perubahan lingkungan, reaksi orang lain terhadap perubahan
penampilan.
5. Ketakutan berhubungan dengan proses penyakit/prognosis (misalnya kanker),
ketidakberdayaan.
6. Mobilitas fisik, hambatan berhubungan dengan penurunan rentang gerak,
kerusakan saraf/otot, dan nyeri.
B. Intervensi
Tujuan : ansietas berkurang/terkontrol.
Kriteria hasil :
- Klien mampu merencanakan strategi koping untuk situasi-situasi yang
membuat stress.
- Klien mampu mempertahankan penampilan peran.
- Klien melaporkan tidak ada gangguan persepsi sensori.
- Klien melaporkan tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik.
- Tidak ada manifestasi perilaku akibat kecemasan.

Intervensi :
a. Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien.
Rasional : memudahkan intervensi.
b. Kaji mekanisme koping yang digunakan pasien untuk mengatasi ansietas
di masa lalu.
Rasional : mempertahankan mekanisme koping adaftif, meningkatkan
kemampuan mengontrol ansietas.
c. Lakukan pendekatan dan berikan motivasi kepada pasien untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaan.
Rasional : pendekatan dan motivasi membantu pasien untuk
mengeksternalisasikan kecemasan yang dirasakan.
d. Motivasi pasien untuk memfokuskan diri pada realita yang ada saat ini,
harapan-harapan yang positif terhadap terapy yang di jalani.
Rasional : alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan
untuk mengurangi kecemasan.
e. Berikan penguatan yang positif untuk meneruskan aktivitas sehari-hari
meskipun dalam keadaan cemas.
Rasional : menciptakan rasa percaya dalam diri pasien bahwa dirinya
mampu mengatasi masalahnya dan memberi keyakinan pada diri sendri
yang dibuktikan dengan pengakuan orang lain atas kemampuannya.
f. Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi.
Rasional : menciptakan perasaan yang tenang dan nyaman.
g. Sediakan informasi faktual (nyata dan benar) kepada pasien dan keluarga
menyangkut diagnosis, perawatan dan prognosis.
Rasional : meningkatkan pengetahuan, mengurangi kecemasan.
h. Kolaborasi pemberian obat anti ansietas.
Rasional : mengurangi ansietas sesuai kebutuhan.

1. Gangguan citra tubuh adalah konfusi pada gaambaran mental dari fisik seseorang.
Tujuan : pasien memiliki persepsi yang positif terhadap penampilan dan fungsi
tubuh.

Kriteria hasil :
- pasien melaporkan kepuasan terhadap penampilan dan fungsi tubuh.
- memiliki keinginan untuk menyentuh bagian tubuh yang mengalami gangguan.
- menggambarkan perubahan actual pada fungsi tubuh.
Intervensi
a. Kaji dan dokumentasikan respons verbal dan non verbal pasien tentang
tubuhnya.
Rasional : factor yang mengidentifikasikan adanya gangguan persepsi pada
citra tubuh.
b. Kaji harapan pasien tentang gambaran tubuh.
Rasional : mungkin realita saat ini berbeda dengan yang diharapkan pasien
sehingga pasien tidak menyukai keadaan fisiknya.
c. Dengarkan pasien dan keluarga secara aktif, dan akui realitas adanya
perhatian terhadap perawatan, kemajuan dan prognosis.
Rasional : meningkatkan perasaan berarti, memudahkan saran koping,
mengurangi kecemasan.
d. Berikan perawatan dengan cara yang tidak menghakimi, jaga privasi dan
martabat pasien.
Rasional : menciptakan suasana saling percaya, meningkatkan harga diri
dan perasaan berarti dalam diri pasien.

2. Koping individu, ketidakefektifan adalah ketidakmampuan membuat penilaian


yang tepat terhadap stressor, pilihan respons untuk bertindak secara tidak adekuat,
dan atau ketidakmampuan untuk menggunakan sumber yang tersedia.
Tujuan : pasien menunjukkan koping yang efektif.
Kriteria hasil :
- pasien akan menunjukkan minat terhadap aktivitas untuk mengisi waktu luang.
- mengidentifikasikan kekuatan personal yang dapat mengembangkan koping
yang efektif.
- menimbang serta memilih diantara alternative dan konsekuensinya.
- berpartisipasi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS).
Intervensi
a. Kaji pandangan pasien terhadap kondisinya dan kesesuaiannya dengan
pandangan pemberi pelayanan kesehatan.
b. Rasional : mengidentifikasi persepsi pasien terhadap kondisinya.
c. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.
Rasional : menghindari ketakutan dan menciptakan hubungan saling percaya,
memudahkan intervensi
d. Anjurkan pasien untuk mengidentifikasi gambaran perubahan peran yang
realitas.
Rasional : memberikan arahan pada persepsi pasien tentang kondisi nyata
yang ada saat ini.
e. Bantu pasien dalam mengidentifikasi respons positif dari orang lain.
Rasional : meningkatkan perasaan berarti, memberikan penguatan yang
positif.
f. Libatkan sumber-sumber yang ada di rumah sakit dalam memberikan
dukungan emosional untuk pasien dan keluarga.
Rasional : menciptakan suasana saling percaya, perasaan berarti, dan
`mengurangi kecemasan.

4) Proses keluarga, perubahan adalah suatu perubahan dalam hubungan


dan/atau fungsi keluarga. Tujuan : pasien dan keluarga memahami perubahan
perubahan dalam peran keluarga. Kriteria hasil : - pasien/keluarga mampu
mengidentifikasi koping. - paien/keluarga berpartisipasi dalam proses
membuat keputusan berhubungan dengan perawatan setelah rawat inap. ·
Kaji interaksi antara pasien dan keluarga. Rasional : mengidentifikasi masalah,
memudahkan intervensi. · Bantu keluarga dalam mengidentifikasi perilaku
yang mungkin menghambat pengobatan. Rasional : mempengaruhi pilihan
intervensi. · Diskusikan dengan anggota keluarga tentang tambahan
ketrampilan koping yang digunakan. Rasional : membantu keluarga dalam
memilih mekanisme koping adaptif yang tepat . · Dukung kesempatan untuk
mendapatkan pengalaman masa anak-anak yang normal pada anak yang
berpenyakit kronis atau tidak mampu. Rasional : memudahkan keluarga dalam
menciptakan/memelihara fungsi anggota keluarga. 5) Ketakutan adalah
ansietas yang disebabkan oleh sesuatu yang dikenali secara sadar dan bahaya
nyata dan dipersepsikan sebagai bahaya yang nyata. Tujuan : pasien akan
memperlihatkan pengendalian ketakutan. Kriteria hasil : - mencari informasi
untuk menurunkan ketakutan. - menggunakan teknik relaksasi untuk
menurnkan ketakutan. - mempertahankan penampilan peran dan hubungan
social. · Kaji respons takut subjektif dan objektif pasien. Rasional :
mengidentifikasi masalah, memudahkan intervensi. · Berikan penguatan
positif bila pasien mendemonstrasikan perilaku yang dapat menurunkan atau
mengurangi takut. Rasional : mempertahankan perilaku koping yang efektif.
· Lakukan pendekatan dan berikan motivasi kepada pasien untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaan. Rasional : pendekatan dan motivasi
membantu pasien untuk mengeksternalisasikan kecemasan yang dirasakan. ·
Motivasi pasien untuk memfokuskan diri pada realita yang ada saat ini,
harapan-harapan yang positif terhadap terapy yang di jalani. Rasional : alat
untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi
kecemasan. 6) Mobilitas fisik, hambatan adalah suatu keterbatasan dalam
kemandirian, pergerakkan fisik yang bermanfaat dari tubuh atau satu
ekstremitas atau lebih. Tujuan : pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas
optimal. Kriteria hasil : - penampilan yang seimbang.. - melakukan
pergerakkan dan perpindahan. - mempertahankan mobilitas optimal yang
dapat di toleransi, dengan karakteristik : 0 = mandiri penuh 1 = memerlukan
alat Bantu. 2 = memerlukan bantuan dari orang lain untuk bantuan,
pengawasan, dan pengajaran. 3 = membutuhkan bantuan dari orang lain dan
alat Bantu. 4 = ketergantungan; tidak berpartisipasi dalam aktivitas. · Kaji
kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan peralatan. Rasional :
mengidentifikasi masalah, memudahkan intervensi. · Tentukan tingkat
motivasi pasien dalam melakukan aktivitas. Rasional : mempengaruhi
penilaian terhadap kemampuan aktivitas apakah karena ketidakmampuan
ataukah ketidakmauan. · Ajarkan dan pantau pasien dalam hal penggunaan
alat bantu. Rasional : menilai batasan kemampuan aktivitas optimal. ·
Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif. Rasional :
mempertahankan /meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot. · Kolaborasi
dengan ahli terapi fisik atau okupasi. Rasional : sebagai suaatu sumber untuk
mengembangkan perencanaan dan mempertahankan/meningkatkan mobilitas
pasien. Evaluasi Evaluasi addalah stadium pada proses keperawatan dimana
taraf keberhasilan dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan
untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker,
Christine. 2001).

Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan Pre Operasi adalah : 1)


Ansietas berkurang/terkontrol. 2) Pasien memiliki persepsi yang positif
terhadap penampilan dan fungsi tubuh. 3) Pasien menunjukkan koping
yang efektif. 4) Pasien dan keluarga memahami perubahan perubahan
dalam peran keluarga. 5) Pasien akan memperlihatkan pengendalian
ketakutan. 6) Pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal.

Daftar Pustaka Boedihartono. 1994. Proses Keperawatan di Rumah


Sakit. Jakarta. Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan.
Jakarta : EGC. Marilynn E. Doenges. 1999. Rencana Asuhan
Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian
pasien, ed.3. Jakarta : EGC. Nasrul Effendi. 1995. Pengantar Proses
Keperawatan. EGC : Jakarta. Robin S.L. dan Kumar V. 1995. Buku
Ajar Patologi I. Jakarta : EGC. Tjakra, Ahmad. 1991. Patologi. Jakarta
: Bagian Patologi FKUI Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku
Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta

1. Aktifitas/istirahat
Data Subyektif : Pusing, sakit kepala, nyeri, mulas.
Data Obyektif: Perubahan kesadaran, masalah dalam keseimbangan cedera
(trauma).
2. Sirkulasi
Data Obyektif: kecepatan (bradipneu, takhipneu), pola napas (hipoventilasi,
hiperventilasi, dll).
3. Integritas ego
Data Subyektif: Perubahan tingkah laku/ kepribadian (tenang atau dramatis)
Data Obyektif: Cemas, bingung, depresi.
4. Eliminasi
Data Subyektif: Inkontinensia kandung kemih/usus atau mengalami gangguan
fungsi.
Makanan dan cairan
5. Data Subyektif : Mual, muntah, dan mengalami perubahan selera makan.
6. Data Obyektif : Mengalami distensi abdomen.
7. Neurosensori.
Data Subyektif : Kehilangan kesadaran sementara, vertigo.
Data Obyektif : Perubahan kesadaran bisa sampai koma, perubahan status
mental, Kesulitan dalam menentukan posisi tubuh.
8. Nyeri dan kenyamanan
Data Subyektif : Sakit pada abdomen dengan intensitas danlokasi yang
berbeda, biasanya lama.
Data Obyektif : Wajah meringis, gelisah, merintih.
9. Pernafasan
Data Subyektif : Perubahan pola nafas.
Data Objektif: Pernapasan menggunakan otot bantu pernapasan/ otot
aksesoris.
10. Keamanan
Data Subyektif : Trauma baru akibat gelisah.
Data Obyektif : Dislokasi gangguan kognitif. Gangguan rentang gerak.

Anda mungkin juga menyukai