Siang yang terik, udara begitu panas, jalanan begitu berdebu dan terlihat
gersang. Ratih berjalan sambil terus melihat jempol kakinya yang menyembul
keluar dari sepatu kain miliknya Sesekali ia juga tampak meraba baju bagian
lengan yang ia kenakan, tanpa jelas lengan baju itu telah dijahit sampai pada
bagian ketiak. Ketika berpapasan dengan orang Ratih tampak memperhatikan
langkahnya dengan baik, ia menyembunyikan jari kaki yang keluar itu seraya
mempercepat langkahnya seolah ingin sekali cepat sampai rumah. Setelah
setengah jam lebih ia berjalan akhirnya ia sampai di sebuah rumah kecil semi
permanen. Kemudian ia segera masuk ke dalam, “bu aku pulang”, ucapnya
sambil terus menuju ke kamar. Ibunya yang sedang sibuk di belakang tidak
mendengar suara Ratih. Setelah ganti pakaian, Ratih pun segera menemui
ibunya. “Bu… aku beli seragam baru ya, yang ini sudah jelek!”, ucap Ratih
“Eh, kamu ini pulang-pulang kok sudah minta-minta, makan dulu”, ucap
Martinah. Ratih pun kembali ke dapur dan mencari makan. Melihat anaknya
ke dalam Martinah sekilas melemparkan pandangannya pada putrinya yang
sudah mulai remaja itu, “Kasihan Ratih, dia pasti malu memakai seragam
sekolah yang sudah banyak jahitan seperti itu”, gumamnya dalam hati.