Anda di halaman 1dari 5

A.

Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian menurut Riyadi (2009) yaitu sebagai sebagai berikut :
a. Riwayat Penyakit
Pada anak kejang demam riwayat yang menonjol adalah adanya
demam yang dialami oleh anak (suhu rektal di atas 390 Celcius).
Demam ini dilatarbelakangi adanya penyakit lain yang terdapat pada
luar kranial seperti tonsilitis, faringitis. Sebelum serangan kejang pada
pengkajian status kesehatan biasanya anak tidak mengalami kelainan
apa-apa. Anak masih menjalani aktivitas sehari-hari seperti biasa
seperti bermain dengan teman sebaya, pergi sekolah.
b. Pengkajian fungsional
Pengkajian fungsional yang sering mengalami gangguan adalah
terjadi penurunan kesadarn anak denga tiba-tiba sehingga kalau
dibuktikan dengan Glasgow Coma Scala skor yang dihasilkan berkisar
antara 5 sampai 10 dengan tingkat kesadaran dari apatis sampai
somnolen atau mungkin dapat koma. Kemungkinan ada gangguan
jalan nafas yang dibuktikan dengan peningkatan frekuensi pernafasan
> 30 x / menit dengan irama cepat dan dangkal, lidah terlihat menekuk
faring. Pada kebutuhan rasa aman dan nyaman anak mengalami
gangguan kenyamanan akibat hipertermi, sedangkan keamanan terjadi
ancaman karena anak mengalami kehilangan kesadarn yang tiba-tiba
yang berisiko terjadinya cidera secara fisik maupun fisiologi. Untuk
pengkajian pola kebutuhan atau fungsi yang lain kemungkinan belum
terjadi gangguan kalau ada mungkin sebatas ancaman seperti
penurunan personal hygiene, aktivitas, intake nutrisi.
c. Pengkajian tumbuh kembang anak
Secara umum kejang demam tidak mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak. Ini dipahami dengan catatan kejang yang dialami
anak tidak terlalu sering terjadi atau masih dalam batasan yang
dikemukakan oleh Livingstone (1 tahun tidak lebih dari 4 kali) atau
penyakit yang melatarbelakangi timbulnya kejang seperti tonsilitis,
faringitis segera dapat diatasi. Kalau kondisi tersebut tidak terjadi anak
dapat mudah mengalami keterlambatan pertumbuhan misalnya berat
badan yang kurang karena ketidakcukupan asupan nutrisi sebagai
dampak anoreksia, tinggi badan yang kurang dari umur semestinya
sebagai akibat penurunan asupan mineral.
Selain gangguan pertumbuhan sebagai dampak kondisi di atas anak
juga dapat mengalami gangguan perkembangan seperti penurunan
kepercayaan diri akibat sering kambuhnya penyakit sehingga anak
lebih banyak berdiam diri bersama ibunya kalau di Sekolah, tidak mau
berinteraksi dengan teman sebaya. Saat dirawat di Rumah Sakit anak
terlihat pendiam, sulit berinteraksi dengan orang yang ada di sekitar,
jarang menyentuh mainan. Kemungkinan juga dapat terjadi gangguan
perkembangan yang lain seperti penurunan kemampuan motorik kasar
seperti meloncat, berlari (Riyadi, Sujono dan Sukarmin, 2009).

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang muncul pada anak dengan kejang demam
berdasarkan diagnosa keperawatan menurut Nurarif (2015), yaitu risiko
aspirasi.

3. Perencanaan
Rencana keperawatan risiko aspirasi pada anak kejang demam
menurut Nurarif (2015).
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan
diharapkan risiko aspirasi dapat teratasi.
NOC : Aspiration Control
Kriteria hasil dari diagnosa risiko aspirasi dapat dilihat dalam tabel 2.1
di bawah ini,

Tabel 2.1
Kriteria hasil dan skala dalam perencanaan risiko aspirasi pada anak
kejang demam.
Skala
No Kriteria Hasil
Awal Tujuan
1 Klien dapat bernafas dengan mudah, tidak ada 3 5
irama, dan frekuensi nafas normal.
2 Klien mampu menelan, menguyah tanpa 3 5
terjadi aspirasi, dan mampu melakukan oral
hygiene.
3 Jalan nafas paten, mudah bernafas, tidak 3 5
merasa tercekik dan tidak ada suaranafas
abnormal.

Keterangan skala :
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadan menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan

NIC : Aspiration Precaution


Intervensi :
a. Monitor tingkat kesadaran, reflek batuk, dan kemampuan menelan
b. Hindari makan kalau residu masih banyak
c. Potong makanan kecil-kecil
d. Haluskan obat sebelum pemberian
e. Posisi tegak 90 derajat atau sejauh mungkin
f. Hindari cairan atau menggunakan zat pengental

4. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan
dapat bersifat mandiri dan kolaboratif. Selama melaksanakan kegiatan
perlu diawasi dan dimonitor kemajuan kesehatan klien.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan hasil yang diharapkan berdasarkan intervensi
keperawatan pada diagnosa keperawatan risiko aspirasi pada anak kejang
demam seperti yang tertera dalam tabel 2.2 di bawah ini.
Tabel 2.2

Kriteria hasil dan skala dalam evaluasi risiko aspirasi pada anak dengan
kejang demam

Skala
No Kriteria Hasil
Awal Tujuan Akhir
1 Klien dapat bernafas dengan 3 5 5
mudah, tidak ada irama, dan
frekuensi nafas normal.
2 Klien mampu menelan, menguyah 3 5 5
tanpa terjadi aspirasi, dan mampu
melakukan oral hygiene.
3 Jalan nafas paten, mudah bernafas, 3 5 5
tidak merasa tercekik dan tidak ada
suaranafas abnormal.
Keterangan skala:
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadan menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan

Anda mungkin juga menyukai