Titrasi Iodimetri 2
Titrasi Iodimetri 2
TITRASI IODIMETRI
OLEH :
KELOMPOK IV
JURUSAN KIMIA
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penyusun Panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas
kelebihan, kelemahan dari titrasi, pembakuan dan indikator titrasi iodimetri serta
contoh-contohnya.
dasar-dasar kimia analitik, yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menyusun makalah ini dengan baik. Dan pada Akhirnya kepada Allah jualah
penyusun mohon taufik dan hidayah, semoga usaha kami mendapat manfaat yang
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................1
A. Latar belakang masalah…………………………………….…..1
B. Rumusan masalah……………………………………………...2
C. Tujuan………………………………………………………….2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
harus selalu berlangsung bersama dan saling menkompensasi satu sama lain.
Istilah oksidator reduktor mengacu kepada suatu senyawa, tidak kepada atomnya
saja.
dipakai untuk penentuan oksidator adalah kalium iodida, ion titanium(III), ion
penentuannya adalah jumlah I2 yang bereaksi dengan sample atau terbentuk dari
hasil reaksi antara sample dengan ion iodida. Iodimetri adalah titrasi redoks
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Adapun tujuankami membahas titrasi iodimetri untuk mengetahui dan
memahami lebih dalam tentang pengertian, indikator, pembakuan dan titran pada
\
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dengan kata lain digunakan untuk senyawa-senyawa yang bersifat reduktor yang
cukup kuat seperti Vitamin C, tiosulfat, arsenit, sulfide, sulfit, Stibium (III), timah
(II), dan ferosianida. Daya mereduksi dari berbagai macam zat ini tergantung pada
konsentrasi ion hidrogen, dan hanya dengan penyesuaian pH dengan tepat yang
yang lemah. Prinsip penetapannya yaitu apabila zat uji (reduktor) langsung
dengan larutan baku iodium dalam jumlah berlebih, dan kelebihan iod
akan dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat. Contohnya pada
diencerkan dengan air hingga 1000 ml. Larutan iodium yang lebih encer (0,02 :
Iod 0,335 gram melarut dalam 1 dm3 air pada 25⁰C. Selain keterlarutan
yang kecil ini, larutan air iod mempunyai tekanan uap yang cukup berarti, karena
Kedua kesulitan ini dapat diatasi dengan melarutkan iod itu dalam larutan air
kalium iodida. Makin pekat larutan itu,makin besar keterlarutan iod. Keterlarutan
I2 + I I3-
Selain menggunakan larutan iodium dalam iodimetri dapat digunakan
larutan baku KIO3 dan KI. Larutan ini cukup stabil dalam menghasilkan iodium
sebagai sumber dari sejumlah iod yang diketahui dalam titrasi, ia harus
medium yang netral atau memiliki keasaman rendah. Yang kedua, dalam
penetapan kandungan asam dari larutan secara iodometri, atau dalam standarisasi
Pada penggunaan iodium untuk titrasi ada dua sumber kesalahan yaitu :
b. Iodida dalam larutan asam mudah dioksidasi oleh udara menurut reaksi :
karena terbentuk ion triiodida. Dengan 4% KI, maka penguapan iodium dapat
diabaikan, asalkan titrasinya tidak terlalu lama. Titrasi harus dilakukan dalam labu
tertutup dan dingin. Oksidasi iodida oleh udara dalm larutan netral dapat
diabaikan, akan tetapi oksidasinya bertambah jika pH larutan turun. Reaksi ini
dikatalisis oleh logam dengan valensi tertentu (terutama tembaga), ion nitrit dan
cahaya matahari yang kuat. Oleh karena itu titrasi tidak boleh dilakukan pada
suatu larutan natrium tiosulfat yang baru saja distandarkan terhadap kalium iodat.
lebih 150 mg arsen trioksid secara seksama dan larutkan dalam 20 ml NaOH 1 N
bila perlu dengan pemanasan, encerkan dengan 40 ml air dan tambah dengan 2
tetes metil orange dan diikuti dengan penambahan HCl encer sampai warna
larutan kanji. Titrasi dengan baku iodium perlahan-lahan hingga timbul warna
biru tetap.
Arsen trioksid sukar larut dalam air akan tetapi mudah larut dalam larutan
(HI) yang terbentuk yang mana asam iodida ini menyebabkan reaksi berjalan
secepat asam iodida terbentuk sehingga reaksi berjalan ke kanan secara sempurna.
Reaksi secara lengkap pada pembakuan iodium dengan arsen trioksid sebagai
berikut:
As2O3 setara dengan 2 mol Na3AsO3 sedangkan 1 mol Na3AsO3 setara dengan 1
dari iodium:
kanji, karena warna biru tua dari kompleks kanji-iodium dipakai untuk suatu uji
sangat peka terhadap iodium. Kanji dengan adanya iod akan memberikan
kompleks berwarna biru kuat yang akan terlihat apabila konsentrasi iodium 2x10-
5
M dan konsentrasi iodida lebih besar dari 2x10-4 M. Kepekaan warna berkurang
dengan kenaikan suhu larutan dan adanya pelarut-pelarut organik. Ada pendapat
bahwa warna biru itu adalah dikarenakan adsorpsi iod atau ion triiodida pada
biru yang nyata. Jika konsentrasi iodida dinaikkan tidak begitu berbeda
50⁰ kepekaannya menjadi 10x lebih kurang daripada suhu 25⁰. Penambahan
pelarut seperti etil alkohol menurunkan kepekaan juga. Jika mengandung 50%
atau lebih etanol menyebabkan warna tidak timbul. Kanji tidak dapat digunakan
dalam medium yang sangat asam karena akan terjadi hidrolisis dari kanji itu.
rantai lurus dan memberikan warna biru jika bereaksi dengan iodium.
Amilopektin memiliki rantai bercabang dan memberikan warna merah violet jika
pada suspensi dengan air, karenanya dalam proses pembuatannya harus dibantu
dengan pemanasan.
berwarna)
atau penetapan berdasar pada jumlah I2 (iodium) yang bereaksi dengan sampel
atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel dengan ion iodida (I-). Iodimetri
termasuk titrasi redoks dengan I2 sebagai titran. Seperti dalam reaksi redoks
umumnya yang harus selalu ada oksidator dan reduktor, sebab bila suatu unsur
unsur yang bilangan oksidasinya berkurang atau turun (menangkap elektron), jadi
tidak mungkin hanya ada oksidator saja ataupun reduktor saja. Dalam metoda
analisis ini analit dioksidasikan oleh I2, sehingga I2 tereduksi menjadi ion iodide,
dengan kata lain I2 bertindak sebagai oksidator. Indikator yang digunakan adalah
suspensi amilum atau kanji, sedikit kelebihan larutan iod akan membentuk warna
biru gelap dengan amilum dan titik akhir titrasi tercapai pada saat warna biru
hilang.
E. Reaksi Titrasi
dengan suatu agen pereduksi. I2 merupakan oksidator yang bersifat moderat, maka
jumlah zat yang dapat ditentukan secara iodimetri sangat terbatas, beberapa
contoh zat yang sering ditentukan secara iodimetri adalah H2S, ion sulfite, Sn2+,
As3+ atau N2H4. Akan tetapi karena sifatnya yang moderat ini maka titrasi dengan
oksidator kuat
Titrasi iodimetri dilakukan dalam keadaan netral atau dalam kisaran asam
lemah sampai basa lemah. Pada pH tinggi (basa kuat) maka iodine dapat
Sedangkan pada keadaan asam kuat maka amilum yang dipakai sebagai
indicator akan terhidrolisis, selain itu pada keadaan ini iodide (I-) yang dihasilkan
dapat diubah menjadi I2 dengan adanya O2 dari udara bebas, reaksi ini
titik akhir titrasi diketahui dengan terjadinya kompleks amilum-I2 yang berwarna
biru tua. Beberapa reaksi penentuan dengan iodimetri ditulis dalam reaksi berikut:
PENUTUP
2. Indikator yang digunakan untuk titrasi iodimetri adalah kanji karena merupakan
3. Pembuatan iodimetri ada bebrapa cara, yaitu salah satunya dengan dilarutkan
http://eiodia-forever.blogspot.com/2011/06/penetapan-kadar-dengan-
metode-iodimetri.html