1009006056-3-Bab Ii
1009006056-3-Bab Ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1. Kerbau Lumpur (swamp buffalo) Gambar 2. Kerbau Sungai (river buffalo)
(Wikipedia, 2014)
Beberapa tipe kerbau liar masih dapat ditemukan, antara lain Anoa (Bubalus
dan Barat Daya dan kerbau merah terdapat di daerah Tsad, Niger, Kongo dan Maroko
Selatan. Kerbau yang didomestikasi sekarang secara umum dibagi menjadi dua yaitu
kerbau rawa atau Swamp buffalo (Gambar 1) yang berkembang di Asia Tenggara:
Vietnam, Laos, Kamboja, Thailand, Philipina, Malaysia, dan Indonesia; dan kerbau
sungai atau River buffalo (Gambar 2) yang berkembang di Eropa, Mesir, Aserbaja,
Terdapat dua bangsa kerbau lokal yang ada di Indonesia, yaitu kerbau rawa atau
kerbau lumpur (Swamp buffalo) (Gambar 1) dan kerbau sungai (Riverine buffalo)
(Gambar 2). Kerbau lumpur mendominasi jenis kerbau yang ada di Indonesia dengan
jumlah sekitar 95%. Secara umum kerbau rawa atau kerbau lumpur memiliki
konformasi tubuh pendek dan gemuk dengan tanduk panjang. Muka mempunyai dahi
yang datar dan pendek dengan moncong luas. Bentuk tanduk biasanya melengkung
ke belakang, dengan bobot dewasa pada jantan sekitar 700 kg dan betina sekitar 500
kg. Kapasitas produksi susunya rendah berkisar antara 430-620 kg per laktasi
Taksonomi dari kerbau lumpur atau Bubalus bubalis carabanesis adalah kingdom
Kerbau rawa atau kerbau lumpur umumnya memiliki ciri warna kulit coklat
kehitaman, konformasi tubuhnya padat, ukuran tubuh dan kaki relatif pendek, perut
luas dengan leher panjang. Muka mempunyai dahi yang datar dan pendek dengan
moncong luas. Bentuk tanduk biasanya melengkung ke belakang. Bobot badan lebih
Kerbau rawa atau kerbau lumpur ini merupakan tipe kerbau yang sangat kuat
sehingga mampu menarik beban seberat 1-1,5 ton dengan kecepatan 3 km/jam dan
juga tahan bekerja terus menerus selama 4 jam. Kerbau rawa yang besar berasal dari
Thailand mempunyai berat lebih dari 900 kg, sedangkan (Philipine carabao) dari
Filipina atau kerbau sungai yang kecil berasal dari Kalimantan bisa mempunyai berat
Ukuran tubuh kerbau sangat beragam sekitar 2.4 hingga 2.7 meter memanjang
dari kepala hingga bagian tubuh, ditambah dengan panjang ekor yang mencapai 60
hingga 100 cm. Kerbau rawa memiliki konformasi tubuh berat dan padat, kaki
pendek dan perut luas, leher panjang dahi datar, muka pendek dan moncong luas,
tinggi gumba kerbau rawa betina 120-127 cm dan jantan berkisar 129-133 cm
(Cockrill, 1974). Selain itu menurut Erdiansyah et al., (2008) kerbau rawa jantan
memiliki lingkar dada 161 cm, panjang badan 119 cm dan pada kerbau rawa betina
Kerbau rawa atau kerbau lumpur atau Asian buffalo merupakan anggota
terbesar dari kelompok Bovini yang termasuk didalamnya yak, bison, African buffalo,
beberapa spesies sapi liar serta jenis Bovini lainnya. Ketika berdiri, kerbau ini dapat
mencapai 1,5 hingga 1,9 meter pada bagian gumba. Kerbau sungai liar memiliki ciri
kulit hitam pekat. Kerbau jantan dan betina memiliki tanduk berbentuk bulan sabit
Populasi kerbau yang ada di seluruh dunia saat ini berasal dari India yang
merupakan hasil dari proses domestikasi kerbau liar (Bubalus arnee) (Siregar et al.,
1996). Selain itu menurut Mason (1974) Kerbau lumpur ditemukan di Malaysia,
Filipina, Indonesia dan beberapa wilayah di Asia bagian selatan dan sering
dimanfaatkan oleh petani karena kemampuannya untuk menarik bajak atau kereta
Kerbau lumpur akan dapat ditemukan di hutan tropis dan subtropis serta pada
padang rumput yang basah. Mereka dapat diklasifikasikan sebagai hewan hewan
yang sangat bergantung pada keberadaan air karena kebiasaannya untuk berkubang
dalam sungai atau lumpur. Karena perilaku inilah kerbau lumpur dapat ditemukan di
habitat basah seperti hutan, sungai, padang rumput, atau di daerah rawa. Habitat yang
cocok dengan hewan ini adalah campuran dari rerumputan tinggi dan sungai, karena
kawasan seperti ini akan mendukungnya untuk makan, minum ataupun kebutuhannya
untuk berkubang. Kerbau lumpur sangat menyukai air dan berpotensi untuk
habitat basah seperti hutan, sungai, padang rumput, atau di daerah rawa (Baruselli et
al., 2001).
11
456 ekor kerbau jantan, 184 di Kecamatan Melaya, 123 ekor di Kecamatan Negara,
Kabupaten Jembrana adalah satu dari sembilan Kabupaten dan Kota yang ada
di Propinsi Bali, terletak di belahan barat pulau Bali, membentang dari arah barat ke
timur pada 8°09'30" - 8°28'02" LS dan 114°25'53" - 114°56'38" BT. Luas wilayah
Jembrana 841.800 Km² atau 14,96% dari luas wilayah pulau Bali. Jembrana
Kerbau lumpur merupakan ternak lokal yang hidup pada daerah lembab,
khususnya di daerah yang beriklim tropis. Kerbau lumpur sangat menyukai air dan
berlumpur atau berawa-rawa, kesukaan kerbau rawa adalah berkubang, dan bobot
Pada kerbau rawa atau kerbau lumpur, bagian tubuh berbentuk persegi panjang
(agak persegi) dengan rambut coat (berwarna krem atau coklat muda) pada kerbau
yang berumur di bawah 2,5 tahun, sementara pada kerbau yang berumur di atas 2,5
tahun warna rambutnya akan lebih coklat kelabu kehitaman, semakin tua umur
kerbau maka warna rambut akan semakin kelam. Panjang rambut pada kerbau yang
masih muda lebih panjang daripada yang tua (4-5 cm). Kerbau lumpur berbadan
pendek, besar, bertanduk panjang, memiliki konformasi tubuh yang berat dan padat
dan biasanya berwarna abu-abu dengan warna yang lebih cerah pada bagain kaki.
Warna yang lebih terang dan menyerupai garis kalung juga terdapat dibawah dagu
dan leher. Kerbau lumpur tidak pernah berwarna coklat atau abu-abu coklat
sebagaimana kerbau sungai (Mason, 1974). Ciri-ciri bagian muka adalah dahi datar,
muka pendek dan moncong luas. Kerbau rawa atau kerbau lumpur memiliki tanduk
Pada pangkal tanduk berbentuk agak pipih serta bulat dan runcing pada ujung
tergantung pada umur, semakin tua umur kerbau maka tanduknya akan semakin
al., 2012).
Kaki depan menopang berat tubuh saat kerbau beristirahat dan menjadi
sebagai pendorong saat kerbau berjalan dan berlari. Fungsi dasar keempat kaki
adalah penahan tubuh dan menjaga keseimbangan gravitasi dalam berbagai variasi
gerakan. Kaki kerbau memiliki struktur yang kompleks dan terdiri dari tulang,
persendian, ligamenta, otot, dan tendo. Semua komponen tersebut bekerja dalam satu
sistem sehingga kuda dapat melakukan aktifitas gerakannya. Kaki depan lurus sampai
lutut sedangkan kaki belakang agak miring kebelakang dengan warna putih dari lutut
sampai teracak. Pada teracak melebar keluar dan bagian depan lebih panjang dan