Anda di halaman 1dari 18

Analisis Tingkat Kepuasan...

(Henryanto)

Jurnal KBP
Volume 2 - No. 1, Maret 2014

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PESERTA DIKLAT DARI


KUALITAS PELAYANAN DIKLAT BADAN KEPEGAWAIAN
DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Henryanto
STIE “KBP” Padang
(henryanto@gmail.com)

ABSTRAK

Dalam melakukan penelitian metode pengumpulan data yang digunakan dalam


penelitian ini adalah : Field Research, mengumpulkan data primer yang telah diperoleh
dari kuesioner yang telah disebarkan kepada sejumlah responden yang merupakan
konsumen sasaran, dengan kata lain penulis langsung kelapangan untuk mencari data
informasi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
Dari penganalisaan yang dilakukan didapat nilai r = 0,99 Ini terbukti dari nilai
yang diperoleh mendekati +1 (sempurna) dan arahnya positif. Jika dilihat seberapa
besar pengaruh Kualitas pelayanan terhadap Kepusan peserta diklat. Dari nilai R 2 =
0,98 atau 98 % ini, berarti bahwa sekitar 98 % variabel Kepusan peserta diklat
dipengaruhi oleh kualitas pelayanan yang diterapkan dan dilaksanakan oleh Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai dan sisanya 2 % lagi
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak penulis teliti.
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut : Kualitas pelayanan yang diterapkan pada Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Kepulauan Mentawai tergolong bagus dengan skor 3867. Koefisien
determinasi (r2) = 0,98 ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan peserta diklat pada
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai dipengaruhi oleh
kualitas pelayanan sebesar 98 %, dan sisanya 0,02 % lagi dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak penulis teliti. Pernyataan ini juga diperkuat oleh perbandingan t-hitung >
t- tabel berarti hipotesis diterima dan H0 ditolak ini menunjukan bahwa kualitas
pelayanan karyawan berpengaruh signifikan terhadap kepusan peserta diklat karyawan
pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Kata Kunci: Kualitas pelayanan diklat, Tingkat kepuasan

PENDAHULUAN satu solusi dari setiap masalah yang


Peningkatan kualitas sumber terjadi dalam organisasi pemerintahan
daya manusia khususnya pada sektor (Prijono, 1996). Upaya hendaknya
pemerintahan daerah, merupakan suatu dilakukan melalui peningkatan
keharusan. Karena pengembangan efektivitas pelaksanaan berbagai
sumber daya manusia (human kebijaksanaan pembangunan.
resources) dianggap merupakan salah

3
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014 : 1-37

Pendidikan dan komunikasi Salah satu instansi yang


yang baik antara para pelaku organisasi menyelenggarakan diklat adalah Badan
mempunyai pengaruh yang sangat Kepegawaian Daerah (BKD)
penting terhadap kualitas pelayanan, Kabupaten Kepulauan Mentawai.
dimana dapat terciptanya suatu Badan ini mempunyai tugas dan fungsi
kepuasan tersendiri di hati para sebagai pelayan dalam bidang
konsumen pengguna informasi dan administrasi kepegawaian serta intansi
penerima informasi yang akan yang mempunyai bidang
melakukan suatu komunikasi. Melalui pengembangan sumber daya manusia
pendidikan individu dan masyarakat aparatur khususnya dan masyarakat
melakukan komunikasi antara satu umumnya. Keberhasilan
sama yang lain sehingga kualitas Pengembangan Sumber Daya Manusia
pelayanan dapat terlihat dan dirasakan melalui diklat yang dilaksanakan oleh
dengan nyata, saling memahami pribadi BKD Kabupaten Kepulauan Mentawai
serta prilaku masing-masing. Begitu tidak terlepas dari kualitas pelayanan
dalam sebuah perusahaan ataupun yang diberikan.
instansi pemerintah, para karyawan Kualitas pelayanan
maupun pimpinan berkomunikasi dan penyelenggara diklat menjadi faktor
memberikan pelayanan yang benar- yang sangat penting karena kualitas
benar berkualitas untuk menjalin pelayanan yang diberikan akan
hubungan yang baik, untuk mencapai menentukan sejauh mana para peserta
tujuan yang diharapkan Wijaya ( diklat dapat mengikuti semua
1991). Dengan alasan inilah instansi rangkaian kegiatan dalam diklat.
selalu memberikan pendidikan kepada Pelayanan oleh penyelenggara diklat
setiap pegawai, baik pendidikan formal ini juga nantinya akan menentukan
maupun pendidikan non formal. berhasil atau tidaknya diklat tersebut.
Salah satu pendidikan non Hal ini dapat dimaklumi karena pada
formal pada suatu instansi atau dasarnya diklat serta pelayanan yang
organisasi adalah Pendidikan dan diberikan merupakan satu kesatuan dari
pelatihan yang sering disebut Diklat. proses yang akan menghasilkan suatu
Diklat merupakan bagian dari suatu perubahan prilaku sasaran diklat.
proses pendidikan yang bertujuan Secara konkret perubahan perilaku itu
untuk meningkatkan kemampuan atau berbentuk peningkatan kemampuan
keterampilan khusus atau sekelompok dari sasaran diklat. Kemampuan ini
orang. mencakup kognitif, efektif maupun
Diklat dapat juga dipandang psikimotor. Apabila dilihat dari
sebagai salah satu bentuk investasi. pendekatan sistem, maka proses
Dalam organisasi atau instansi yang pendidikan dan pelatihan itu terdiri dari
ingin berkembang, diklat bagi pegawai input (sasaran diklat) dan output
atau karyawan memperoleh perhatian (perubahan perilaku) dan faktor yang
yang sangat besar agar tujuan diklat mempengaruhi
dapat tercapai sesuai dengan harapan proses tersebut. Dalam teori diklat
intansi atau organisasi tersebut. faktor yang mempengaruhi proses
Tercapai atau tidaknya tujuan diklat ini diklat itu dibedakan menjadi dua, yakni
juga sangat dipengaruhi oleh kualitas perangkat lunak (software) dan
pelayanan yang diberikan oleh perangkat keras (hardware).
penyelenggara diklat itu sendiri. Perangkat lunak dalam proses
diklat ini mencakup antara lain

4
Analisis Tingkat Kepuasan...(Henryanto)

kurikulum, organisasi diklat, tingkat kepuasan peserta diklat, namun


peraturan-peraturan, metode belajar dalam pelaksanaannya kadang kala
mengajar dan tenaga pengajar atau terdapat berbagai kekurangan. Hal ini
pelatih itu sendiri. Sedangkan dapat memungkin terjadinya
perangkat keras yang juga besar ketidakpuasan peserta diklat terhadap
pengaruhnya terhadap proses diklat kualitas pelayanan yang diberikan oleh
ialah fasilitas-fasilitas yang mencakup penyelenggara diklat selama kegiatan
gedung, perpustakaan, alat bantu diklat berlangsung. Sehingga
pendidikan dan sebagainya (Soekitjo ketidakpuasan tersebut menyebabkan
Notoatmodjo, 30:2003). peserta diklat tidak dapat mengikuti
Kualitas pelayanan yang kegiatan diklat dengan baik, maka
diberikan pada peserta diklat Dalam tujuan diklat pun tidak dapat tercapai.
penyelenggaraan diklat oleh Badan Untuk lebih jelas jumlah peserta
Kepegawaian Daerah Kabupaten diklat pada Badan Kepegawaian
Kepulauan Mentawai, merupakan Daerah Kabupaten Kepulauan
bagian dari faktor yang mempengaruhi Mentawai dapat dilihat pada tabel 1.1.
pelaksanaan diklat serta menentukan berikut ini:

Tabel 1.1. Peserta Diklat Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten


Kepulauan Mentawai Periode Waktu Tahun 2005 – 2009

Tahun Jumlah (orang)


2005 45
2006 48
2007 36
2008 40
2009 47

Total 216
Sumber : BKD Kabupaten Kepulauan Mentawai

Berdasarkan tabel 1.1. diatas KERANGKA TEORITIS DAN


telihat bahwa peserta diklat Pada HIPOTESIS
Bagian Kepegawaian Daerah Pengertian Pendidikan
Kabupaten Kepulauan Mentawai Dari segi bahasa pendidikan
cendrung meningkat secara dapat diartikan perbuatan (hal, cara
berfluktuasi. Berdasarkan pengamatan dan sebagainya) mendidik; dan
awal yang penulis lakukan, hal ini berarti pula pengetahuan tentang
terjadi karena diklat dilakukan sesuai mendidik, atau pemeliharaan (latihan-
dengan anggaran yang telah latihan dan sebagainya) badan, batin
dianggarkan dan juga sesuai dengan dan sebagainya (Poerwadarminta,
kebutuhan pegawai di setiap SKPD 1991:150). Dalam bahasa Arab
serta perkembangan organisasi pendidikan pada umumnya
Pemerintah Daerah Kab. Kepulauan menggunakan kata tarbiyah (Daradjat,
Mentawai dari bidang yang diemban 2000:25)
oleh pegawai BKD. Adapun pengertian pendidikan
dari segi istilah kita dapat merujuk
kepada berbagai sumber yang

3
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014 : 1-37

diberikan para ahli pedidikan. Dalam manusia untuk mengatarkan anak


Undang-Undang Sistem Pendidikan manusia kedunia peradaban. Juga
merupakan bimbingan eksistensial
Nasional (Pasal 1 UU RI No. 20 th. manusiawi dan bimbingan otentik,
2003) dinyatakan bahwa pendidikan supaya anak mengenali jati dirinya
adalah usaha sadar dan terencana yang unik, mampu bertahan memiliki
untuk mewujudkan suasana belajar dan melanjutkan atau mengembangkan
dan proses pembelajaran agar peserta warisan sosial generasi terdahulu,
didik secara aktif mengembangkan untuk kemudian dibangun lewat akal
potensi dirinya untuk memiliki budi dan pengalaman
kekuatan spiritual keagamaan, (Kartono,1997:12).
pengendalian diri, kepribadian, Noeng Muhadjir merumuskan
kecerdasan, akhlak mulia, serta pendidikan sebagai upaya terprogram
ketrampilan yang diperlukan dirinya, dari pendidik membantu subyek didik
masyarakat bangsa dan negara. berkembang ketingkat yang normatif
Menurut M.J. Langeveld lebih baik dengan cara baik dalam
pendidikan adalah memberi konteks positif (Muhadjir, 1993:6).
pertolongan secara sadar dan segaja Sementara Zamroni memberikan
kepada seorang anak (yang belum definisi pendidikan adalah suatu proses
dewasa) dalam pertumbuhannya menanamkan dan mengembangkan
menuju kearah kedewasaan dalam pada diri peserta didik pengetahuan
arti dapat berdiri dan bertanggung tentang hidup, sikap dalam hidup agar
jawab susila atas segala tindakan- kelak ia dapat membedakan barang
tindakannya menurut pilihannya yang benar dan yang salah, yang baik
sendiri. Ki Hajar Dewantoro dan yang buruk, sehingga kehadirannya
mengatakan bahwa pendidikan berarti ditengah-tengah masyarakat akan
daya upaya untuk memajukan bermakna dan berfungsi secara optimal
pertumbuhan budi pekerti (kekuatan (Zamroni, 2001:87)
batin, karakter), fikiran (intellect) dan Dari definisi tersebut dapat
tumbuh anak yang antara satu dan diketahui bahwa pendidikan adalah
lainnya saling berhubungan agar dapat merupakan usaha atau proses yang
memajukan kesempurnaan hidup, yakni ditujukan untuk membina kualitas
kehidupan dan penghidupan anak-anak sumber daya manusia seutuhnya agar ia
yang kita didik selaras. John Dewey dapat melakukan peranya dalam
mewakili aliran filsafat pendidikan kehidupan secara fungsional dan
modern merumuskan Education is all optimal. Dengan demikian
one growing; it has no end beyond it pendidikan pada intinya menolong di
self, pendidikan adalah segala sesuatu tengah-tengah kehidupan manusia.
bersamaan dengan pertumbuhan, Pendidikan akan dapat dirasakan
pendidikan sendiri tidak punya tujuan manfaatnya bagi manusia.
akhir di balik dirinya. Dalam
proses pertumbuhan ini anak Pelatihan (Training)
mengembangkan diri ketingkat yang Pelatihan (Training) adalah
makin sempurna atau life long proses pendidikan jangka pendek yang
Education, dalam artian pendidikan menggunakan tata cara sistematis dan
berlangsung selama hidup. Pendidikan terorganisir dengan maksud agar
merupakan gejala insani yang seorang pegawai dapat mempelajari
fundamental dalam kehidupan pengetahuan dan keterampilan untuk

4
Analisis Tingkat Kepuasan...(Henryanto)

suatu tujuan yang ditentukan. Menurut kemampuan yang diharapkan dari


Peraturan Pemerintah Nomor 101 diklat dalam bentuk perubahan
Tahun 2000, Pendidikan dan Pelatihan perilaku (kemampuan) peserta
Jabatan Pegawai Negeri Sipil adalah diklat.
penyelenggaraan belajar mengajar 3. Pengembangan kurikulum yakni
dalam rangka meningkatkan mengidentifikasi materi-materi atau
pengetahuan, keahlian, keterampilan, bahan –bahan pelajaran yang akan
kemampuan dan membentuk sikap diberikan dalam diklat yang dapat
untuk dapat melaksanakan tugas secara mengembangkan atau
professional yang dilandasi dengan meningkatkan kemampuan para
kepribadian dan etika Pegawai Negeri peserta diklat.
Sipil sesuai dengan kebutuhan instansi 4. Persiapan pelaksanaan diklat yang
serta memantapkan sikap dan semangat mencakup kegiatan administrasi
pengabdian yang berorientasi pada seperti menyusun silabus dan
pelayanan, pengayoman dan jadwa, pemanggilan dan seleksi
pemberdayaan masyarakat. peserta, menghubungi para
Pendidikan dan pelatihan pengajar, penyusunan materi diklat
(diklat) adalah merupakan upaya serta penyediaan bahan-bahan
mengembangkan sumber daya manusia diklat, menyiapkan tempat,
terutama untuk mengembangkan akomodasi peserta dan sebagainya.
kemampuan intelektual dan 5. Evaluasi yang dilakukan setelah
kepribadian manusia. (Soekidjo berakhirnya diklat. Evaluasi
Notoatmodjo, 2003:28). Diklat dalam mencakup bagaimana proses,
suatu organisasi sebagai upaya untuk organisasi penyelenggara diklat,
pengembangan sumber daya manusia materi diklat, pengajar dan evaluasi
adalah suatu siklus yang harus terjadi terhadap hasil diklat yang
terus menerus. Hal ini terjadi karena mencakup sejauh mana materi yang
organisasi itu harus berkembang untuk diberikan dapat dikuasi atau diserap
mengantisipasi perubahan-perubahan di oleh peserta diklat dan apakah ada
luar organisasi itu. (Soekidjo peningkatan kemampuan atau
Notoatmodjo, 2003:33) keterampilan, pengetahuan dan
Siklus Diklat sikap para peserta diklat.
Kemampuan sumber daya Tujuan dan Sasaran Pendidikan dan
manusia atau pegawai suatu instansi Pelatihan (Diklat) Pegawai Negeri
atau organisasi harus terus menerus Sipil
ditingkatkan seirama dengan kemajuan Pendidikan dan Pelatihan
perkembangan organisasi. Siklus diklat (Diklat) bagi Pegawai Negeri Sipil
ini secara garis besar adalah sebagai menurut Peraturan Pemerintah Nomor
berikut : 101 Tahun 2000 dan Keputusan
1. Analisis kebutuhan diklat yang Lembaga Administrasi Negara Nomor
bertujuan untuk mencari atau 1 Tahun 2003 Tentang Diklat secara
mengidentifikasi kemampuan – umum adalah
kemampuan apa yang diperlukan 1. Meningkatkan pengetahuan,
oleh pegawai dalam rangka keahlian, keterampilan dan sikap
menunjang kebutuhan organisasi / utnuk dapat melaksanakan tugas
instansi. jabatan secara professional dengan
2. Menetapkan tujuan diklat pada dilandasi kepribadian dan etika
hakikatnya ialah perumusan

3
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014 : 1-37

Pegawai Negeri Sipil sesuai perlukan untuk melaksanakan


kebutuhan instansi. pekerjaan atau tugas-tugas secara
2. Menciptakan Aparatur yang mampu efektif sejalan dengan tujuan-tujuan
berperan sebagai pembaharu dan bisnis”. Alwi (2001:48) mengatakan
perekat persatuan dan kesatuan kompetensi menyangkut kewenangan
bangsa setiap individu untuk melakukan tugas
3. Memantapkan sikat dan semangat atau mengambil keputusan sesuai
pengabdian yang berorientasi pada dengan perannya dalam organisasi
pelayanan pengayoman dan yang relevan dengan keahlian,
pemberdayaan masyarakat. pengetahuan dan kemampuan yang
4. Menciptakan kesamaan visi dan dimiliki. Kemudian Sofo (1999:28)
dinamika pola piker dalam mengatakan bahwa kompetensi
melaksanakan tugas pemerintahan mengacu pada kemampuan seseorang
umum dan pembangunan untuk memberikan respon secara
Adapun sasaran Diklat bagi memadai pada perubahan-perubahan
Pegawai Negeri Sipil adalah dan cara mereka pergunakan dalam
terwujudnya Pegawai Negeri Sipil yang mencapai kinerja dan hasil yang bagus.
memiliki Kompetensi sesuai dengan Berdasarkan uraian diatas
persyaratan Jabatan masing-masing dapat disimpulkan bahwa kompetensi
PNS. merupakan gabungan dari potensi-
potensi individu yang
Kompetensi diaktualisasikan (didemontrasikan)
Kompetensi berasal dari kata secara kualitas maupun kuantitas
“competent” yang berarti dalam suatu kinerja. Kesimpulan ini
kemampuan. Menurut Byham dalam seperti yang dikatakan oleh Lyle
dalam bukunya “Competenies and Spencer (1993:9) bahwa kompetensi
Organizational Succuess (1996)” memiliki arti karakteristik yang ada
bahwa kompetensi merupakan pada potensi masing-masing individu
kemampuan individual dan mampu yang berhubungan dengan criteria
menguasai atau melaksanakan suatu dan performance superior dalam
pekerjaan serta mampu menganalisis pekerjaan atau menghasilkan suatu
pekerjaan atau peraturan-peraturan kinerja yang optimal. Kompetensi
kerja. Kompetensi dapat memberikan yang dimiliki secara individual harus
suatu gambaran perilaku keahliah mampu mendukung pelaksanaan
(skill) dan pengetahuan (knowledge) strategi organisasi dan mampu
seseorang atau kelompok (team-work) mendukung setiap perubahan yang
serta potensi diri yang dimiliki dilakukan manajemen.
seseorang terhadap kapasitas Pengembangan nilai-nilai
kecakapan (ability) dalam kompetensi seorang pekerja dapat
melaksanakan pekerjaan yang dipupuk melalui program-program
bervariasi dengan keberhasilan atau pendidikan, pengembangan atau
kesuksesannya ketika bekerja. pelatihan. Program pelatihan
Begitu juga pernyataan dari merupakan sebuah cara terpadu yang
Andersen (Workshop Competency diorientasikan pada tuntutan kerja
Based Human Resouces Management, aktual, dengan penekanan pada
1999) kompetensi ialah “knowledge, pengembagan skill, knowledge dan
skill,dan personal qualities ability ability (Irianto, 2001:75).
(motives, self concept, traits) yang di

4
Analisis Tingkat Kepuasan...(Henryanto)

Menurut Schermerhorn ingat, koordinasi perbagai kegiatan,


(1994:113) bakat (aptitude) yang ketajaman analisis, daya tahan badan,
dimiliki seseorang adalah merupakan kemampuan ini dapat di tingkatkan
kecakapan bawaan individu yang melalui latihan pengalaman.
memungkinkan untuk belajar dan A.Irianto (2001:16) mengatakan
berkembang menjadi suatu dengan program pelatihan yang benar
kemampuan yang nyata setelah melalui dan komitmen yang tinggi, perusahaan
latihan khusus. Bakat ini juga dapat dapat meningkatkan kualitas, skill,
disebut sebagai potensi dasar dari suatu knowledge, dan ability (SKA)
ability. Sehingga kemampuan (ability) sumberdaya manusianya hingga
dapat dipahami sebagai kapasitas yang mampu menguasai perkembangan dan
berhubungan dengan kecapan aplikasi teknologi modern serta
seseorang untuk melaksanakan atau perubahan-perubahan yang
menyelesaikan suatu pekerjaan dan menyertainya. Hawes (1982:126)
tugas-tugas yang bervariasi untuk yang dikutip Gie (1999:121)
kebutuhan suatu pekerjaan organisasi. mendefinisikan pengetahuan: “The
Ketrampilan atau keahlian aggregate of facts, information, and
(skill) adalah merupakan kecakapan principles that an individual has
yang berhubungan dengan tugas yang acquired through learning and
dimiliki dan dipergunakan dalam experience” (keseluruhan fakta-fakta,
menghadapi tugas-tugas yang bersifat keterangan dan asas-asas yang
teknis atu non-teknis. Rais dan seseorang peroleh melalui belajar
Saembodo (1996:18) mengatakan dan pengalaman.
kecakapan, ketrampilan (skill)
menunjukkan suatu kecakapan atau Kualitas Pelayanan
ketrampilan dalam melaksanakan Saat ini konsep kualitas
kegiatan jasmani dan rokhani, merupakan kata yang dipakai secara
kecakapan atau ketrampilan ini Universal dan telah jadi penentu dalam
diperoleh melalui latihan atau keberhasilan suatu bisnis. Dalam
pengalaman. Begitu juga pernyataan perspektif Total Quality Manajemen
dari Tovey, M (dalam Irianto, 2001:76) (TQM) kualitas dipandang secara lebih
mengartikan skill tidak hanya berkaitan luas dimana tidak hanya aspek hasil
dengan keahlian seseorang untuk saja yang ditemukan, melainkan
mengerjakan sesuatu yang bersifat meliputi proses, lingkungan dan
tangible. Selain physical, makna skill manusia. Menurut Gasperz dan Vincent
juga mengacu pada persoalan (2001:127) mendefinisikan kualitas
mental, manual, motorik, perceptual sebagai berikut:
dan bahkan social abilities seseorang. a. Definisi konvensional dari kualitas
Pengetahuan (knowledge) biasanya menggambarkan
menunjukkan bentuk keterangan- karakteristik langsung dari suatu
keterangan yang teratur dan bertalian produk seperti performansi
dengan pelaksanaan pekerjaan pokok, (performance), keandalan
seperti : metode-metode, teknik-teknik, (reability), mudah dalam
dan karakteristik bahan-bahan, alat-alat penggunaan (easy of use), estetika
perlengkapan. Kemampuan (Ability) dan sebagainya.
menunjukkan pembawaan (capacity) b. Definisi strategis yang menyatakan
dari pada kecakapan jasmani dan bahwa kualitas adalah segala
rokhani seseorang, seperti mengingat- sesuatu yang mampu memenuhi

3
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014 : 1-37

keinginan dan kebutuhan pelanggan c. Kualitas pelayanan sangat


(meeting the needs of custome). mempengaruhi mobilitas
Gasperz dan Vincent juga pelanggan.
mengatakan bahwa berdasarkan d. Kualitas pelayanan selalu
defenisi tentang kualitas baik yang menguntungkan perusahaan.
konvensional maupun yang lebih Didalam memberikan jasa
strategis, kita boleh menyatakan bahwa pelayanan, merupakan hal penting dan
pada dasarnya kualitas mengacu patut diperhitungkan karena pelayanan
kepada pengertian pokok berikut : yang berkualitas merupakan kunci
1. Kualitas terdiri dari sejumlah perbedaan yang membedakan suatu
keistimewaan produk, baik perusahaan dengan perusahaan lain.
keistimewaan langsung maupun Pelayanan yang ramah dan efektif
tidak langsung yang memenuhi seharusnya dimulai saat pelanggan
keinginan pelanggan dan dengan datang. Ini akan memberikan kesan
demikian memberikan kepuasan yang baik atau yang jelek kepada
pada pengguna produk itu. pelanggan. Kualitas pelayanan
2. Kualitas terdiri dari segala sesuatu mempunyai hubungan yang erat
yang bebas dari kekurangan atau dengan kepuasan konsumen. Apabila
kerusakan. kualitas pelayanan dikatakan baik maka
Dilain pihak kualitas juga bisa pelanggan merasa puas sehingga terjadi
dilihat dari sisi pelanggan, seperti yang hubungan jangka panjang dengan
didefinisikan oleh American Society for perusahaan yang akan menciptakan
Quality Control yang dikutip Kotler loyalitas tinggi. Secara singkat manfaat
(2001:282) bahwa kualitas adalah kualitas pelayanan yang superior
keseluruhan ciri atau sifat dari suatu menurut Tjiptono (2001:51) adalah :
produk atau pelayanan yang 1. Produktivitas lebih besar
berpengaruh pada kemampuannya 2. Harga jauh lebih tinggi
untuk memuaskan kebutuhan yang 3. Pangsa pasar yang lebih luas
dinyatakan atau tersirat. 4. Loyalitas pelanggan lebih besar
Dari definisi diatas dapat Semua manfaat diatas akan
disimpulkan bahwa kualitas itu sendiri mengarah kepada peningkatan daya
berpusat pada pelanggan, dengan saing berkelanjutan dalam perusahaan
demikian dapat dikatakan telah yang mengupayakan pemenuhan
memberikan kualitas bila produk atau kualitas pelayanan yang bersifat
pelayanannya mampu memenuhi atau Consumer Driven, sehingga dalam
melebihi harapan pelanggan. Pelanggan jangka panjang perusahaan tetap
akan mencari kesimpulan mengenai survive menurut Tjiptono (2001:60)
kualitas jasa dari tempat, orang, kualitas pelayanan adalah senjata
peralatan, alat komunikasi, symbol dan ampuh dalam keunggulan perusahaan
harga yang mereka lihat. Pelayanan terutama perusahaan jasa untuk
yang berkualitas dibutuhkan karena: menciptakan dan memberikan
a. Kualitas pelayanan merupakan kepuasan kepada pelanggan. Faktor-
salah satu cara yang terbaik dalam faktor yang mempengaruhi penilaian
menciptakan nilai bagi konsumen. terhadap suatu jasa menurut Kotler
b. Kualitas pelayanan merupakan (2001:178) yaitu:
kunci perbedaan yang nyata yang 1. Personal Needs, Bahwa pada
membedakan produk kita dengan dasarnya setiap orang pasti
pesaing. mempunyai kebutuhan yang

4
Analisis Tingkat Kepuasan...(Henryanto)

spesifik, tergantung pada aspek kewajaran, dalam hal ini


karakteristik individu, situasi, dan biaya dan kinerja jangka panjang.
kondisi dari pelanggan. 4. Kemudahan bagi pelanggan untuk
2. Past Experience, Yaitu pada menghubungi perusahaan, hal ini
pengalaman masa lalu dalam sangat penting bagi pelanggan
mengkonsumsi barang dan jasa untuk menyampaikan komentar,
yang sama. kritik, saran, pertanyaan dan
3. Word of mouth communication, keluhan.
Bahwa preferensi konsumen Mempertahankan konsumen
terhadap suatu pelayanan akan pelanggan agar tetap loyal justru lebih
dipengaruhi oleh apa yang sulit dan dapat dicapai bila perusahaan
dikatakan orang lain, yang akan dapat meningkatkan kualitas
membentuk harapan konsumen. pelayanan. Perusahaan dapat menarik
4. External Communication, Bahwa pelanggan dan mengungguli para
komunikasi eksternal dari penyedia pesaing mereka dengan mengenali,
jasa memainkan peranan penting memenuhi dan memuaskan kebutuhan
dalam membentuk harapan pelanggannya dengan baik. Perusahaan
konsumen seperti promosi dan yang memiliki pelanggan yang loyal
iklan. akan mampu mengurangi pengeluaran
Pengetahuan tentang persepsi untuk biaya pemasaran dan penjualan.
pelanggan akan membantu perusahaan Menurut Kotler (2001:112) ada
untuk dapat membuat keputusan yang lima dimensi yang digunakan
lebih baik, khususnya didalam pelanggan dalam menilai kualitas
memberikan pelayanan yang lebih baik pelayanan yaitu :
pada para pelanggan sehingga 1. Berwujud (Tangibles)
pelanggan merasa puas dan dapat Penampilan dan kemampuan sarana
menjadi pelanggan yang loyal. Menurut dan prasarana fisik lainnya seperti
Schnaars dalam Tjiptono (2001:189) fasilitas-fasilitas terbaik yaitu Full
ada empat aspek penting dalam AC, musik dan desain mobil
menangani keluhan pelanggan yaitu: terbaru.
1. Empati terhadap pelanggan yang 2. Kehandalan (Reliability)
marah, dalam menangani pelanggan Suatu kemampuan untuk
yang emosional atau marah memberikan jasa yang dijanjikan
perusahaan perlu bersikap empati, dengan akurat dan terpercaya.
karena bila tidak situasi akan Kinerja harus sesuai dengan harapan
bertambah runyam. pelanggan yang berarti ketepatan
2. Kecepatan dalam menangani waktu, pelayanan yang sama untuk
keluhan pelanggan, ini merupakan semua pelanggan dan tanpa
hasil yang penting, apabila keluhan kesalahan.
pelanggan tidak segera ditanggapi 3. Ketanggapan (Responsiveness)
maka rasa tidak puas terhadap Suatu kebijakan untuk membantu
perusahaan akan menjadi dan memberikan pelayanan yang
permanent dan tidak dapat dirubah cepat kepada pelanggan,
lagi. membiarkan pelanggan menunggu
3. Kewajaran atau keadilan dalam tanpa alasan yang jelas
memecahkan masalah keluhan, menyebabkan persepsi yang negatif
perusahaan harus memperhatikan terhadap kualitas pelayanan.

3
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014 : 1-37

4. Jaminan Atau kepastian Mentawai. Hal ini mungkin


(Assurance) dikarenakan unsur-unsur diklat dan
Merupakan pengetahuan dan kualitas pelayanan dalam pelaksanaan
keramahan karyawan serta kemampuan diklat berpengaruh terhadap tingkat
melaksanakan tugas secara spontan kepuasan peserta diklat.
yang dapat menjamin kinerja yang
baik sehingga menimbulkan Populasi dan Sampel
keyakinan dan kepercayaan pelanggan. Menurut Sugiyono (2002:57)
5. Empaty (Emphaty) populasi adalah wilayah generalisasi
Memberikan perhatian yang yang terdiri dari objek atau subjek yang
bersifat individual atau pribadi menjadi kuantitas dan karakteristik
kepada pelanggan dan berupaya tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
memahami keinginan pelanggan. untuk dipelajari dan kemudian ditarik
Dimensi ini memiliki ciri-ciri kesimpulan. Sementara Menurut
kemauan untuk melakukan Sekaran (2003) population refers to
pendekatan, memberikan the entire group of people, events or
perlindungan dan usaha untuk things interest that researcher whishes
mengerti keinginan dan kebutuhan to investigate given a problem on had.
pelanggan. Dari pengertian tersebut dapat
diterjemahkan secara umum bahwa
Pelanggan menggunakan kelima populasi merupakan sekumpulan orang,
dimensi tersebut sebagai tolak ukur peristiwa atau sesuatu yang menarik
untuk memberikan penilaian terhadap perhatian peneliti untuk diteliti, maka
kualitas pelayanan yaitu dengan yang menjadi populasi pada penelitian
didasarkan atas perbandingan antara ini adalah seluruh aparatur atau
pelayanan yang diharapkan dengan pegawai di lingkungan Pemerintah
kenyataan pelayanan yang diperoleh Kabupaten Kepulauan Mentawai.
konsumen. Barometer kualitas perlu Menurut Arikunto (1998 : 115 )
ditetapkan agar peruahaan yang populasi adalah seluruh yang ada pada
diberikan oleh perusahaan dapat suatu tempat penelitian, populasi yang
mencapai tujuan yakni kepuasan dimaksud adalah seluruh peserta diklat
pelanggan melalui pelayanan yang periode waktu 2005 -2009 pada Badan
tepat. Kepegawaian Daerah Kabupaten
Kepulauan Mentawai yang berjumlah
Objek Penelitian sebanyak 216 orang, dari sampel yang
Menentukan objek penelitian penuli pakai adalah jumah pegawai
merupakan suatu hal yang sangat PNS yang sudah mengikuti diklat pada
penting begi seorang peneliti sebelum Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
melakukan penelitian karena dari objek Kepulauan Mentawai. Untuk
penelitian tersebut dapat diperoleh menentukan besarnya sampel, penulis
data-data yang dijadikan sabagai bahan menggunakan rumus Slovin dalam
untuk melakukan penelitian. Adapun Umar (1999 : 49) yaitu dengan rumus :
yang menjadi objek dalam penelitian
N
ini adalah aparatur atau pegawai n
Pemerintah Kabupaten kepulauan 1  N .e 2
Mentawai yang mengikuti kegiatan Dimana :
diklat yang dilaksanakan oleh Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten n = Ukuran sampel

4
Analisis Tingkat Kepuasan...(Henryanto)

N = Ukuran Populasi yaitu merupakan data yang diperoleh


dari nara sumber langsung melalui
e = presentase kelonggaran karena
proses penyebaran kuesioner pada
kesalahan pengambilan sample (
responden yang telah dipilih.
10 %)
Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
Jadi besarnya sampel dalam Field Research, mengumpulkan data
penelitian ini : primer yang telah diperoleh dari
kuesioner yang telah disebarkan kepada
216 sejumlah responden yang merupakan
n
1  216 .(0,1) 2 konsumen sasaran, dengan kata lain
penulis langsung kelapangan untuk
216
n mencari data informasi yang
1  216 . (0,01) berhubungan dengan masalah yang
dibahas.
216
n
1  2,16 Metode Analisis Data
Dalam membahas serta
216
n menganalisa permasalahan yang ada
3,16 dengan membandingkan teori-teori
yang mempunyai hubungan dengan
kenyataan yang terjadi, dan
n  68 orang mentabulasikan data kuesioner dan
Teknik penentuan jumlah menganasilis tingkat kepuasan peserta
sampel untuk setiap bagian yang diklat dan kualitas jasa yang diberikan
digunakan dengan teknik dengan memberikan skor masing-
proporsional random sampling masing jawaban responden.
sebagai berikut : Metode Analisis Kuantitatif
Untuk melihat pengaruh
40 kualitas pelayanan diklat terhadap
- Tahun 2005 x 68 =13 orang
216 tingkat kepuasan peserta diklat dapat
digunakan persamaan korelasi dengan
48
- Tahun 2006 x 68 =15 orang rumus : (Anto Dajan 1999 : 298)
n xy   x y
216
r
n x 2  x  n y  y 
36 2 2 2
- Tahun 2007 x 68 = 12 orang
216
40
- Tahun 2008 x 68 =13 orang Keterangan :
216
47 r = Koefisien korelasi
- Tahun 2009 x 68 = 15 orang x = kualitas pelayanan
216
y = tingkat kepuasan peserta
Total = 68 orang diklat
n = periode waktu
3.3 Jenis dan Metode Pengumpulan Data Jika r = +1 maka variabel bebas
Jenis data yang digunakan kualitas pelayanan diklat (X)
dalam penelitian ini adalah data primer terhadap variabel terikat tingkat
kepuasan peserta diklat (Y)

3
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014 : 1-37

berhubungan sempurna dan terhadap tingkat


positif. kepuasan peserta diklat
Sedangkan jika ; Melakukan pengujian statistik
- r > 0,75 Hubungannya dengan rumus sebagai
sangaat erat / kuat berikut :
- 0,50 < r < 0,75 r n 2
Hubungannya erat / kuat t hitung 
- 0,25 < r < 0,50 1  r2
Hubungannya lemah
Keterangan :
- r < 0,25 Hubungannya
t= t hitung dengan kebebasan n-2
sangat lemah
jika r = -1 maka variabel r= koefisien korelasi
bebas kualitas pelayanan
n= jumlah sampel
(X) terhadap Variabel
terikat tingkat kepuasan Selain itu cari nilai t (/2 ; n-2)
peserta diklat (Y) dengan menggunakan tabel t
berhubungan sempurna dan Jika t- hitung > t-tabel maka Ho
negatif. ditolak Ha diterima
Sedangkan jika : Jika t- hitung < t- table maka Ho
- r > 0,75 Hubungannya diterima Ha ditolak
sangaat erat
- 0,50 < r < 0,75
Hubungannya erat HASIL PENELITIAN DAN
- 0,25 < r < 0,50 PEMBAHASAN
Hubungannya lemah Gambaran Umum Badan
- r < 0,25 Hubungannya Kepegawaian Daerah Kabupaten
sangat lemah Kepulauan Mentawai
jika r = 0 maka variabel bebas Sejarah Badan Kepegawaian
kualitas pelayanan (X) tidak Kabupaten Kepulauan Mentawai
berhubungan dengan variabel Kepulauan Mentawai adalah
terikat tingkat kepuasan peserta bagian dari Wilayah Propinsi Sumatera
diklat (Y). Barat yang semula dari segi
pelaksanaan pemerintah menyatu
Hipotesis dengan Kabupaten Padang Pariaman.
Untuk pengujian terhadap Kepulauan Mentawai menjadi
koefisien korelasi antara kedua variabel Kabupaten yang ke 16 di Sumatera
(paket kualitas pelayanan dan tingkat Barat, yang menjadi Kabupaten
kepuasan peserta diklat), apakah berdasarkan Undang-undang RI No. 49
hubungan antara kedua variabel tahun 1999, tanggal 4 Oktober 1999,
tersebut ada atau tidak. Rumus bentuk yang diresmikan oleh Mendagri pada
hipotesis yaitu : tanggal 12 Oktober 1999, dan sejak itu
Ho:p =0, Tidak ada pengaru Kepulauan Mentawai menjadi satu
antara kualitas kepulauan dengan nama Kepulauan
pelayanan terhadap Mentawai.
tingkat kepuasan peserta Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
diklat Sebelum membicarakan
Ho :p # 0, Adanya pengaruh struktur organisasi Badan Kepegawaian
kualitas pelayanan Kabupaten Kepulauan Mentawai

4
38
Analisis Tingkat Kepuasan...(Henryanto)

terlebih dahulu ditinjau beberapa Analisis Hasil Penelitian


pengertian tentang organisasi : Drs. Identifikasi Responden
Sutarjo (1982 ; 21) bahwa organisasi Dalam usaha untuk
adalah suatu sistem tentang aktivitas- mendapatkan responden yang relevan
aktivitas kerja sama dari dua atau lebih dengan tujuan penelitian ini, maka
yang tidak berwujud dan tidak bersifat penulis hanya memilih responden yang
pribadi, sebagian besar mengenai menjadi Peserta diklat pada Badan
hubungannya. Sedangkan James M. Kepegawaian Daerah Kabupaten
Manullang (1981 ; 67) bahwa Kepulauan Mentawai. Dengan cara ini
Organisasi adalah bentuk perserikatan maka diharapkan akan mendapatkan
manusia untuk mencapai tujuan data yang valid dari responden dalam
bersama. penelitian ini.
Dari kedua pengertian di atas, Dalam penelitian ini kuesioner
dapat disimpulkan bahwa organisasi yang disebarkan adalah sebanyak 68
adalah sistem kerja sama, sistem lembar. Penyebaran kuesioner
hubungan atau sistem modal. dilakukan oleh penulis dengan cara
Organisasi bukan sekedar hubungan langsung menemui responden dan
orang-orang saja, dimana pembagian meminta partisipasi responden dalam
kerjanya hanyalah salah satu azas pengisian kuesioner. Dari keseluruhan
organisasi. Dengan salah satu azas kuesioner yang disebarkan didapatkan
organisasi tersebut tidaklah cukup semuanya kembali.
dijadikan sebagai pengertian
keseluruhan. Karaktersitik Responden
Untuk pengertian organisasi a. Berdasarkan Gender
dalam hubungan dengan pembagian Berdasarkan hasil
kerja lebih tepat digunakan, dinamakan penyebaran kuesioner kepada 68
pengorganisasian. Secara sederhana orang responden sebagai Peserta
pengertian organisasi adalah salah satu diklat pada Badan Kepegawaian
sistem saling pengaruh antara orang Daerah Kabupaten Kepulauan
dalam kelompok yang bekerja untuk Mentawai ditemukan profil
mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu responden berdasarkan jenis
dasar yang harus ada untuk menyusun kelamin (gender) adalah sebagai
struktur organisasi perusahaan adalah berikut :
organisasi itu harus fleksibel dan dapat
menunjukkan garis wewenang dan
tanggung jawab yang jelas.

3
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014 : 1-37

Tabel 4.2. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (Gender)

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


Pria 36 53 %
Wanita 32 47 %
Total 68 100%
Sumber : Data kuesioner
sebanyak 32 orang responden atau
Berdasarkan hasil survei
47 % dari keseluruhan
yang penulis lakukan dalam
penelitian ini ditemukan bahwa pada b. Berdasarkan Usia
umumnya peserta diklat pada Badan Dari tingkat usia yang dimiliki
Kepegawaian Daerah Kabupaten oleh responden yang digunakan
Kepulauan Mentawai adalah pria 53 dalampenelitian ini dapat
% dan wanita 47 %. Hal ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa
dilihat dari tabel di atas jumlah bagian seperti yang dapat terlihat dalam
peserta pria sebanyak 36 orang table 4.3 di bawah ini :
responden atau 53 % dan wanita
Tabel 4.3 Profil Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase
< 20 tahun 20 29,41%
20 tahun s/d 30 tahun 25 36,76%
31 tahun s/d 40 tahun 16 23,52%
> 40 tahun 7 10,29%
Total 68 100%
Sumber : Data kuesioner
diatas 40 tahun adalah Peserta diklat
Berdasarkan hasil survey yang telah
yaitu sebanyak 7 orang.
penulis lakukan ditemukan bahwa
pada umumnya para Peserta diklat c. Berdasarkan masa kerja
yang memakai jasa Badan Jika dilihat dari aktivitas
Kepegawaian Daerah Kabupaten rutin yang dijalankan oleh
Kepulauan Mentawai adalah 31 - 40 responden yang berpartisipasi dalam
tahun sebanyak 16 orang, berusia pengisian kuesioner penulis juga
kurang dari 20 tahun sebanyak 20 mengklasifikasikannya kedalam
orang, responden berusia 20 – 30 beberapa kelompok seperti yang
tahun sebanyak 25 orang, terlihat padatabel 4.4 dibawah ini :
selanjutnya responden yang berusia
Tabel 4.4. Profil Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa kerja (tahun) Frekuensi Persentase


< 5 38 55,88 %
6 – 10 20 29,41 %
 10 10 14,71 %

Total 68 100 %
Sumber : Data Kuesioner

4
Analisis Tingkat Kepuasan...(Henryanto)

10 tahun yaitu sebanyak 20


Dari hasil tabulasi
orang atau 29,41 % dan
kesimpulan profil repoden tentang
karakteristik berdasarkan lama responden selanjutnya adalah
bekerja yang dijalankan oleh para responden yang punya masa kerja
responden ditemukan bahwa mereka lebih dari 10 tahun yaitu sebanyak
yang bekerja pada Lingkungan orang atau 14,71 %.
Pemda Kabupaten Kepulauan
Mentawai sesuai masa bekerja yang Jika dilihat dari gaji atau
berbeda-beda. Berdasarkan hasil penghasilan yang dijalankan oleh
penyebaran kuesioner responden responden yang berpatisipasi dalam
terbesar adalah yang sebanyak 38 pengisian kuesioner ini penulis juga
orang atau 55,88 % masa kerja mengklasifikasikannya dalam
kurang dari lima tahun, sedangkan beberapa kelompok seperti yang
responden terbesar kedua adalah terlihat pada table 4.5 berikut :
mereka yang masa kerjanya 6 –
Tabel 4.5 Profil Responden Berdasarkan Penghasilan
Usia Frekuensi Persentase
< Rp. 1.000.000 4 5,9 %
Rp. 1.000.000 s/d Rp. 1.500.000 50 73,5 %
Rp. 1.500.001 s/d Rp. 2.500.000 10 14,7%
> Rp. 2.500.000 4 5,9%
Total 68 100%
Sumber : Data kuesioner
tingkat kepuasan Peserta diklat Badan
Berdasarkan hasil penyebaran
Kepegawaian Daerah Kabupaten
kuesioner ditemukan bahwa
Kepulauan Mentawai dapat dilihat dari
responden terbesar yang
jawaban yang diberikan yang
menggunakan jasa Badan
digunakan tabulasi sederhana dari hasil
Kepegawaian Daerah Kabupaten
Kepulauan Mentawai adalah penyebaran kuesioner yang
menggunakan rentang skala likert.
responden yang memiliki
penghasilan 1 juta 1,5 juta Perhitungan Pengaruh Kualitas
yaitu sebanyak 50 orang responden pelayanan pada Badan Kepegawaian
atau 73,5 % dari total responden. Daerah Kabupaten Kepulauan
Dan responden yang memiliki Mentawai dilakukan kepada 68
penghasilan 1,5 juta s/d 2,5,- responden diminta pendapatnya tentang
sebanyak 10 orang atau 14,7 % dan Kualitas pelayanan. Bentuk pertanyaan
responden yang berpenghasilan positif terhadap beberapa komponen
kurang dari 1 juta sebanyak 4 orang kualitas pelayanan, berupa penilaian
atau 5,9 orang. seorang responden terhadap sesuatu
objek yang didasarkan pada 5 indikator
Pengaruh Kualitas Pelayanan Diklat kualitas pelayanan dan masing-masing
Terhadap Tingkat Kepuasan Peserta indikator terdiri dari 3 item pertanyaan
diklat Pada Badan Kepegawaian tentang kualitas pelayanan. Setelah
Daerah Kabupaten Kepulauan dilakukan penilaian hasilnya terlihat
Mentawai untuk mengevaluasi pada lampiran 4.
pengaruh kualitas pelayanan terhadap

3
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014 : 1-37

Untuk mengukur pengaruh kualitas Selanjutnya untuk menguji apakah


pelayanan terhadap kepuasan peserta hubungan dari kedua variabel yang
diklat yang dilaksanakan oleh Badan dicari tersebut signifikan atau tidak,
Kepegawaian Daerah Kabupaten maka diadakan pengujian melalui
Kepulauan Mentawai akan dihitung analisa t-hitung.
dengan menggunakan rumus korelasi.

Untuk menguji hubungan


n  XY   X Y kualitas pelayanan terhadap kepuasan
r peserta dikalt Badan Kepegawaian
n  X 2   X  n  Y 2   Y 
2 2
Daerah Kabupaten Kepulauan
Mentawai dilakukan pengujian dengan
rumus t-test sebagai berikut :
68 . 218849 - 3810 . 3809
r
2 r n2
68 . 219018 - (3810) 2 . 68 . 218715 - (3809)
Thitung =
1 r2
0.99 68  2
t hitung 
14881732 - 14512290 1  0,98
r
14893224 - 14516100 . 14872620 - 14508481 0.99 66
t hitung 
0,02
0,99 . 8,12
369442 t hitung 
r 0,14
377124 . 364139
8,04
t hitung 
369442 0,14
r
614,10 . 603,44 t hitung  57,43

369442
r  0,99 Dari hasil pengujian dengan t-test
370572,5
ditas diperoleh t-hitung = 57,43 untuk
mendapatkan t- tabel dapat dilakukan

Dari penganalisaan didapat nilai r = dengan menghitung ( , n  2) yakni
2
0,99 Ini terbukti dari nilai yang
0,050
diperoleh mendekati +1 (sempurna) ( ,68  2) = 0,025 ; 66 pada t –
dan arahnya positif. Jika dilihat 2
seberapa besar pengaruh Kualitas tabel = 2,0452, terlihat dari t-tabel
pelayanan terhadap Kepuasan peserta lampiran 5 dengan ketentuan derajat
diklat. Dari nilai R2 = 0,98 atau 98 % kepercayaan (level of significant) 95
ini, berarti bahwa sekitar 98 % variabel % (  = 5 %), berarti t- hitung > t-tabel,
Kepuasan peserta diklat dipengaruhi (38,07 > 2,00739) ini menunjukan
oleh kualitas pelayanan yang bahwa Ha diterima dan H0 ditolak.
diterapkan dan dilaksanakan oleh Berdasarkan ketentuan apabila thitung >
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten t-tabel, menunjukkan bahwa hubungan
Kepulauan Mentawai dan sisanya 2 % Kualitas pelayanan dengan Kepusan
lagi dipengaruhi oleh faktor lain yang peserta diklat mempunyai hubungan
tidak penulis teliti. yang signifikan.

4
Analisis Tingkat Kepuasan...(Henryanto)

pelayanan karyawan berpengaruh


SIMPULAN signifikan terhadap kepusan peserta
Berdasarkan pembahasan yang telah diklat karyawan pada Badan
dilakukan dapat disimpulkan sebagai Kepegawaian Daerah Kabupaten
berikut : Kepulauan Mentawai.
1. Kualitas pelayanan yang
diterapkan pada Badan SARAN
Kepegawaian Daerah Kabupaten Bertolak dari pembahasan yang
Kepulauan Mentawai tergolong telah dilakukan dapat dikemukakan
bagus dengan skor 3867. Hal ini saran yang mungkin berguna untuk
terlihat dari hasil kuesioner skor perbaikan kedepan, adapun saran
dari 68 orang responden yang tersebut sebagai berikut :
terdiri dari 5 indikator yang 1. Diharapkan manajemen Badan
masing-masing indikator teridiri Kepegawaian Daerah Kabupaten
dari 3 item pertanyaan. Skor Kepulauan Mentawai dapat
tertinggi didapat dari pertanyaan mempertahankan kualitas
nomor 1 tentang ketepatan waktu pelayanan yang diterapkan oleh
pelaksanaan diklat dan skor teredah manajemen kepegawaian, kecuali
diperoleh dari pertanyaan nomor 4 tentang fasilisator yakni penyajian
yakni faisilitator. dari moderator yang sering
2. Dari hasil penilaian kepusan peserta membuat jenuhnya peserta diklat
diklat terhadap 68 responden oleh karena itu perlu ditingkatkan
dinilai memuaskan, dari hasil ini inovasi materi yang disajikan dan
tingkat kepuasan peserta diklat juga fasilitas yang diberikan pada
pada Badan Kepegawaian Daerah waktu diklat kurang memadai,
Kabupaten Kepulauan Mentawai mudah-mudahan dengan meningkat
tergolong puas dengan skor 3866. fasilitas diklat akan lebih
Dari hasil pentabulasian tentang meninkatkan kualitas pelayanan
kepuasan peserta diklat didapat diklat.
skor tertinggi pada pertanyaan 2. Disamping itu, meningkatkan
nomor 1 tentang tangible (bukti kualitas pelayanan, perlu
fisik) dengan total skor 812, dan dirangsang dengan memberikan
skor terendah didapat dari pelayanan kepada peserta diklat,
pertanyaan nomor 4 tentang karena hal ini akan dapat
keandalan (reliabilty). menambah rasa senang dan
3. Koefisien determinasi (r2) = 0,98 kepuasan terhadap peserta diklat.
ini menunjukkan bahwa tingkat Keandalan (relia bility perlu
kepuasan peserta diklat pada Badan ditingkatkan karena dengan
Kepegawaian Daerah Kabupaten peningkatkan pelayana kebersihan,
Kepulauan Mentawai dipengaruhi dan proses registrasi yang baik akan
oleh kualitas pelayanan sebesar 98 dapat meningkatkan kepuasan
%, dan sisanya 0,02 % lagi peserta diklat.
dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak penulis teliti. Pernyataan ini DAFTAR PUSTAKA
juga diperkuat oleh perbandingan t- Arikunto, Suharsimi, 1998,
0 > t- tabel berarti hipotesis Prosedur Penelitian Suatu
diterima dan H0 ditolak ini Pendekatan Praktek,
menunjukan bahwa kualitas

3
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014 : 1-37

Cetakan ke-8, Rineka Cipta,


Yogyakarta
Cravens, David W. 1998,
Pemasaran Strategis, Edisi
Keempat Jilid Satu dan Dua,
Penerbit Erlangga, Jakarta
Catherine Devery, Good Servis is
Good Business, Gramedia,
1997, Jakarta
Kotler, Philip, dan A.B Sutanto,
2000, Manajemen
Pemasaran di Indonesia,
Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan
Pengendalian, Edisi
Pertama, Selemba Empat,
Jakarta.
Kotler, Philip Manajemen
Pemasaran, Edisi
Millenium 2, Prenhallindo,
2002, Jakarta
Riduwan, 2004, Metode dan
Teknik Menyusun Tesis,
Alfabeta, Bandung
Supranto, 1997, Pengukuran
Tingkat Kepuasan
Pelanggan Untuk
Meningkatkan, Pangsa
Pasar, Rhyineka Cipta,
Jakarta
Tjiptono, F, Perspektif
Manajemen dan
Pemasaran Kontemporer,
Andi Offset, 2000,
Yogyakarta
Tjiptono, Fandy, 2000,
Manajemen Jasa, Edisi II,
Penerbit Andi Offset
Yogyakarta
Yahmono, Budhi, 2000, Undang-
Undang Perlindungan
Konsumen dan Dampak
Terhadap Jasa Pelayanan,
Jakarta.
Yazid, 1996, Pemasaran Jasa,
Konsep dan Implementasi,
Ekonesia Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai