Critical Journal
Critical Journal
Jurnal : 7
Judul : PERKEMBANGAN POLA PEMECAHAN MASALAH ANAK
USIA SEKOLAH DALAM MEMECAHKAN PERMASALAHAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
Penulis : E. Juliyanto,S. E. Nugroho, P. Marwoto
Dipublikasi : JULI 2013
Penerbit : JPFI
Spesifikasi : Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9 (2013) 151-162
ISSN: 1693-1246
Sumber : http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpfi
I. PENULISAN JUDUL
Judul Jurnal sudah baik karena tidak lebih dari 15 kata. Pada judul sudah terdapat variabel
bebas dan variabel terikat. Penulisan judul jurnal sudah membentuk segitiga terbalik.
II. ABSTRAK
a. Abstrak dari jurnal yang saya analisis, jumlah kata didalam jurnal sebanyak 154 kata,
tidak melebihi aturan yakni paling banyak 250 kata.
b. Pada abstrak diawali dengan pendapat sipeneliti tentang masalah yang terjadi.
Seharusnya pada abstrak langsung dituliskan tujuan dari penelitian tersebut.
c. Jurnal yang saya analisis tersebut sudah tercantum muatan masalah pada bagian abstrak
namun masalahnya dipaparkan diawal paragraph. Tujuan penelitian sudah tercantum
yakni untuk mendeskripsikan perkembangan pola pemecahan. masalah pada anak usia
sekolah. Subjek penelitian adalah siswa. Metode penelitian yang digunakan Cros-
Sectional, jenis penelitian ialah studi perkembangan. Teknik pengambilan sampelnya
tidak dijelaskan namun peneliti memaparkan bahwa sampel diambil tiga orang tiap
tingkatanpada rentang kelas IV SD sampai XII SMA, dimana untuk kelas XII hanya satu
orang saja.. Instrumen penelitian kurang jelas,. Hasil penelitian jurnal tersebut pada anak
rentang kelas IV SD hingga XII SMA ditemukan empat pola pemecahan masalah, yaitu
Intuitive Problem Solving, Primitive Problem Solving, Hipotetic Problem Solving, dan
Expert Problem Solving. Pola-pola tersebut menunjukkan sebuah tahapan perkembangan
pemecahan masalah pada anak usia sekolah.
III. PENDAHULUAN
1) Ketajaman latar belakang:
Pada bagian pendahuluan, masalah tidak dipaparkan secara jelas yang melatarbelakangi
dilakukannya penelitian ini. Peneliti hanya mendeskripsikan kemampuan memecahkan
masalah menurut beberapa ahli pada pendahuluan yang terdiri dari lima alinea tersebut,
berdasarkan pemaparan ahli peneliti merasa bahwa belum ada yang mengungkap
perkembangan pola pemecahan masalah beberapa jenjang pendidikan, inilah yang menjadi
alas an mengapa peneliti melakukan penelitian tersebut.
4) Kelebihan:
- Pada bagian pendahuluan telah dipaparkan secara detail tentang pemecahan
masalah menurut teori-teori terdahulu.
- Referensi yang digunakan sudah cukup banyak.
IV. METODE
1) Ketepatan Penelitian
- Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.
2) Ketepatan subjek penelitian yang dipilih:
- Subjek penelitian ini ialaha peserta didik kelas 4 SD sampai kelas 12 SMA sebnayak
25 orang.
3) Ketepatan instrumen yang digunakan:
Metode pengumpulan data menggunakan dua cara, yaitu metode tes dan metode
wawancara.
4) Kejelasan instrumen yang digunakan:
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini tidak dijelaskan secara rinci bentuk
instrumen dan cara penggunaannya.
5) Ketepatan teknik analisis data:
Teknik analisis data diadaptasi dari metode perbandingan tetap yang disajikan
Moleong..
6) Kekurangan/kelemahan:
- Dalam jurnal tidak dipaparkan lokasi dan waktu penelitian, Populasi penelitian,
variabel penelitian, teknik analisis data, dan hipotesis penelitian.
- Pemamparan desain penelitiannya kurang tepat.
- Prosedur penelitian dalam jurnal ini hanya meliputi persiapan dan pelaksanaan.
Namun pada umumnya ada 3 tahapan pelaksanaan penelitian meliputi tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengumpulan data.
7) Kelebihan: -
VI. PENUTUP/SIMPULAN
- Kesimpulan yang dituliskan dalam jurnal tersebut :
Pola pemecahan masalah yang ditemukan pada penelitian yaitu Intuitive Problem Solving,
Primitive Problem Solving, Hipotetic Problem Solving, dan Expert Problem Solving. Pola-pola
tersebut menunjukkan sebuah tahapan perkembangan pemecahan masalah pada anak usia sekolah.
Intuitive Problem Solving berkembang pada anak kelas IV SD, sedangkan Primitive Problem
Solving berkembang pada anak kelas V SD hingga VII SMP. Dua tingkatan pola pemecahan
masalah tersebutdimiliki oleh anak yang berada pada tingkat berpikir Empirical Induktif. Anak
yang berada pada tingkat berpikir Empirical Induktif terdapat dua tingkatan pola pemecahan
masalah. Pertama, pola Hipotetic Problem Solving yang berkembang pada anak kelas VIII SMP
hingga X SMA,dan tingkatan pola pemecahan masalah tertinggi adalah Expert Problem Solving
Yang berkembang pada anak kelas XI sampai XII SMA.
VII. REFERENSI
1) Ketepatan penulisan referensi:
Penulisan referensi sudah diurutkan berdasarkan abjad. Namun penulisannya ada yang
kurang tepat. Yakni :
Penulisan
Referensi tidak
sesuai dnegan
yang ada pada
hal. 160 tertulis
Sactrock.
4) Kekurangan/kelemahan:
- Penulisan daftar pustaka masih terdapat kesalahan.
5) Kelebihan:
- Referensi terdiri dari jurnal sebnayak delapan jurnal serta buku sebanyak 17