Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sesuai dengan perkembangan teknologi maka Jurusan Teknik Mesin perlu
mempelejari dan mempraktekkan Fenomena dan prestasi mesin adapun yang dimaksud
dengan Fenomena adalah perhitungan yang terjadi didalam aliran,pada jurusan teknik
mesin ini sangat penting untuk dipelajari dan juga prestasi mesin ,disi akan dibahas aliran
–alira yang terjadi padaadapun yang dipelajari didalam buku ini adalah mengaenai
kapasitas suatu aliran –aliran Fluida,tekanan yang terjadi pada tabung ,kecepatan turbin
kehilangan energi akibat gesekan-gesekan yang terjadi pada dan Volume Fluida yang
dihasilkan persatuan waktu.

1.2. Tujuan Pengujian Viskositas (Kekentalan) Fluida


a. Mencari nilai kekentalan fluida cair.
b. Membandingkan nilai kekentalan beberapa macam fluida.
c. Mengenal jenis cairan laminer dan torbulen.
d. Memahami hukum haggen-Poisseuille.

1.3. Tujuan Mengukur Viskositas Fluida Menggunakan Hukum Stokes


a. Menghitung viskositas berdasarkan Hukum Stokes dan Hukum Archimides.
b. Menghitung viskositas berbagai macam fluida.

1.4. Tujuan Pengujian Kekakuan Pegas


a. Mencari harga kekakuan pegas ulir
b. Membandingkan harga konstanta kekakuan pegas ulir antara praktek dan teori.

1
S1 - TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF
BAB II
LANDASAN TEORI

1.1.Pengujian Viskositas (Kekentalan) Fluida


Dalam percobaan Hukum Hagen Poiseulle mengenai aliran dalam pipa di pakai
untuk menentukan besar viskositas dari dua cairan. Juga hubungan antara besar aliran dan
diameter pipa diperiksa dengan membandingkan hasil ukur viskositas dengan pipa yang
diameternya berbeda.
Menurut Hukum Hagen Poiseulle cairan (V) yang mengalir dalam pipa perwaktu (t)
tergantung dari perbedaan tekanan (∆p) antara dua ujung pipa, jari-jari pipa (R), panjang
pipa (L) dan besar viskositas µ yang mengalir.
Dengan mengukur debit (Q) volume fluida yang mengalir perwaktu pada tekanan
tentu dalam sebuah pipa dengan jari-jari dan panjang tertentu, maka besar viskositas bisa
di hitung :

𝝅.∆𝒑.𝑹𝟒 .𝒕
µ=
𝟖.𝒍.𝑸

µ = viskositas ( kekentalan ) fluida


∆p = perbedaan tekanan dua ujung pipa (m)
R = jari-jari pipa (m)
Q = Debit (m3/s)
L = panjang pipa (m)
T = waktu (s)

1.2.Mengukur Viskositas Fluida Menggunakan Hukum Stokes


Viskositas fluida merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap deformasi atau
perubahan bentuk. Viskositas suatu gas bertambah dengan naiknya temperature karena
makin besarnya viskositas molekular ketika temperature meningkat.
Pada dasarnya penentuan angka kekentalan atau koefisien viskositas dengan
menggunakan rumus Stokes sangatlah sederhana. Secara teknis di perlukan kelereng dari
bahan yang sangat ringan, sewaktu kelereng di jatuhkan kedalam bejana kaca yang berisi
cairan yang hendak di tentukan koefisien viskositasnya.
Semakin cepat gerakannya makin besar gaya geseknya sehingga akhirnya gaya berat
itu tetap seimbang gaya geseknya dan jatuhnya kelerengpun dengan kecepatan tetap
sebesar (v) sehingga berlaku persamaan :

𝟐.𝒓𝟐 .𝒈.(𝝆 𝒌𝒆𝒍𝒆𝒓𝒆𝒏𝒈− 𝝆 𝒇𝒍𝒖𝒊𝒅𝒂)


µ=
𝟗.𝒗

2
S1 - TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF
µ = viskositas ( kekentalan ) fluida
R = Jari-jari (m)
G = Grafitasi (m/s2)
v = Kecepatan (m/s)
ρ = massa jenis (kg/m3)

1.3.Pengujian Kekakuan Pegas


Pegas di terapkan dalam berbagai bentuk dan dalam berbagai konstruksi seperti
pesawat kerja , mekanisme, isntrumen, dan lain sebagainya. Sifat pegas yang terpenting
adalah kemampuan menerima kerja lewat perubahan bentuk elastik dan ketika mengendur
menyerahkan kembali kerja tersebut, ini di sebut kerja pegas. Pada bahan bisa di
pergunakan untuk gaya pegas , gaya dalam elastik sepadan dengan perpindahan f titik
tangkap gaya.
Dari rumus kerja pegas dapat di ketahui bahwa untuk memilih bahan pegas yang baik
harus mempunyai batas elastik tinggi, bagi pegas yang bebannya berosilasi suatu kekuatan
lelah bahan yang tinggi adalah sangat penting.

Persamaan Umum Pegas :

∆F = k.∆x

∆F = Perubahan gaya (N)


K = Konstanta kekakuan pegas (N/m)
∆x = Simpangan (m)

3
S1 - TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF
BAB III
PEMBAHASAN

1.1. Pengujian Viskositas (Kekentalan) Fluida


A. Daftar alat
- gelas ukur 2 buah
- stopwatch
- fluida cair
- pipa plastik
- mistar

B. Prosedur Percobaan
1) Pasang pipa yang akan di pakai pada gelas ukur.
2) Isi gela ukur dengan cairan yang akan di ukur lebih dari batas awal pengukuran.
Batas awal pengukuran 400 ml.
3) Amatilah cairan yang turun dan hidupkan stopwatch ketika permukaan cairan
berada pada batas awal pengukuran. Matikan stopwatch ketika permukaan cairan
berada pada akhir pengukuran 150 ml.
4) Tunggu sampai cairan berhenti mengalir ke bawah, lalu ukur jarak antara dasar
gelas atas dan permukaan cairan pada gelas atas (h min) dan jarak antara gelas
bawah dengan permukaan cairan gelas bawah (h akhir).
5) Ukur tinggi dasar gelas bawah dengan dasar gelas atas (h kayu).
6) Pindahkan cairan dari gelas bawah ke dalam gelas cadangan.
7) Percobaan di lakukan minimal 3 kali.
8) Percobaan di laukan dengan pipa yang lain sesuai percobaan di atas.
9) Tentukan jarak h 150 ml antara dasar gelas dan tanda volume 150 ml dan jarak h
400 ml dan tanda volume 400 ml pada gelas atas yang di pakai.
10) Tentukan besar viskositas dari masing masing pengukuran dan viskositas rata rata
dari asing masing cairan yang di pakai.

C. Pengolahan Data
Fluida SAE 20
H1 = 400 ml = 0,4 L dh 400 = 12 cm = 0,12 m
H2 = 150 ml = 0,15 L dh 150 = 17 cm = 0,17 m
H kayu = 49,5 cm = 0,495 m T = 144 s
H min = 2,8 cm = 0,028 m
H akhir = 2 cm = 0,02 m
Massa minyak = 260 g = 0,260 kg
ρ minyak = 650 kg/m3
R pipa = 0,004 m
L pipa = 0,485 m
4
S1 - TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF
Fluida SAE 10
H1 = 400 ml = 0,4 L dh 400 = 12 cm = 0,12 m
H2 = 150 ml = 0,15 L dh 150 = 17 cm = 0,17 m
H kayu = 49,5 cm = 0,495 m T = 132 s
H min = 2,8 cm = 0,28 m
H akhir = cm 17 = 0,17 m
Massa minyak = 273 g = 0,273 kg
ρ minyak = 682,5 kg/m3
R pipa = 0,004 m
L pipa = 0,485 m

D. Perhitungan
SAE 20
 Rumus 1

∆h = h kayu + dh 400 ml + dh 150 ml – h akhir – h min


= 0,495 + 0,12 + 0,17 - 0,2 - 0,028
= 0,557 m

 Rumus 2

∆p = ρ . g . ∆h
= 682,5 x 9,81 x 0,557
= 3729,29

 Rumus 3

∆𝑉
Q =
𝑡
0,4−0,15 0,25 𝑙 0,00025
= = = = 1,73 m3/s
144 144 𝑠 144

 Rumus Umum

𝝅 . ∆𝒑 . 𝑹𝟒 . 𝒕
µ =
𝟖. 𝒍. 𝑸

3,14 .3729,29 . 0,044 . 144


=
8 . 0,485 . 1,85

= 0,60

5
S1 - TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF
SAE 10
 Rumus 1

∆h = h kayu + dh 400 ml + dh 150 ml – h akhir – h min


= 0,495 + 0,12 + 0,17 - 0,17 - 0,028
= 0,587 m

 Rumus 2

∆p = ρ . g . ∆h
= 682,5 x 9,81 x 0,587
= 3930,15
 Rumus 3

∆𝑉
Q =
𝑡
0,4−0,15 0,25 𝑙 0,00025
= = = = 1,89 m3/s
132 132 𝑠 132

 Rumus Umum

𝝅 . ∆𝒑 . 𝑹𝟒 . 𝒕
µ =
𝟖. 𝒍. 𝑸

3,14 .3930,15 . 0,003854 . 128


=
8 . 0,48 . 1,95

= 3,26

1.2. Mengukur Viskositas Fluida Menggunakan Hukum Stokes


A. Daftar Alat
- Gelas / tabung ukur
- Fluida yang akan di ukur viskositasnya
- Mistar
- Stopwatch
- Neraca
- Kelereng

B. Prosedur Pengujian
1) Siapkan alat dan bahan
2) Ambil kelereng
3) Timbang kelereng dengan neraca
4) Ukur diameter kelereng dengan micrometer , hitung jari-jari dan volume kelereng
5) Masukan kelereng dalam fluida dan hitung waktu saat kecepatan konstan dan
hitung jarak yang di tempuh saat kecepatan konstan
6) Ulangi langka 5 di atas minimal 3 kali
6
S1 - TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF
7) Ulangi langkah di atas menggunakan fluida yang berbeda
8) Catat data pengamatan

C. Pengolahan Data

Massa kelereng = 5 G = 0,005 kg


R kelereng = 0,00765 m

SAE 10
T (waktu) = 0,86 s
h fluida = 28,5 cm = 0,285 m

SAE 20
T (waktu) = 0,73 s
h fluida = 28 cm = 0,28 m

D. Perhitungan
SAE 10
4
 V kelereng = .ᴫr3
3
4
= . 3,14 .(0,00765)3
3
= 1,82 m3

 ρ kelereng
𝑚 0,005 𝑘𝑔
ρ= = = 0,0027 kg/m3
𝑉 1,82

 v (kecepatan) fluida SAE 10

ℎ 0,285 𝑚
v = = = 0,33 m/s
𝑡 0,86 𝑠

 Rumus Umum

2.𝑟 2 𝑔(𝜌𝑘𝑒𝑙𝑒𝑟𝑒𝑛𝑔− 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎)


µ =
9.𝑣
2.(0,00765)2 .9,81(0,0027− 792,5)
=
9 . 0,33

= - 0,30

7
S1 - TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF
SAE 20
4
 V kelereng = .ᴫr3
3
4
= . 3,14 .(0,00765)3
3
= 1,82 m3

 ρ kelereng
𝑚 0,005 𝑘𝑔
ρ= = = 0,0027 kg/m3
𝑉 1,82

 v (kecepatan ) fluida SAE 20

ℎ 0,28 𝑚
v = = = 0,38 m/s
𝑡 0,73 𝑠

 Rumus Umum

2.𝑟 2 𝑔(𝜌𝑘𝑒𝑙𝑒𝑟𝑒𝑛𝑔− 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎)


µ =
9.𝑣
2.(0,00765)2 .9,81(0,0027− 760)
=
9 . 0,38

= - 0,25

1.3. Pengujian Kekakuan Pegas


A. Alat dan Bahan
- pegas ulir 2 macam beda dimensi
- bandul pemberat 2 macam beda berat
- neraca gantung
- jangka sorong
- mistar

B. pengamatan
1) gantung pegas tanpa beban pada gantungan yang sudah di sediakan
2) gantungkan neraca gantung pada ujung pegas, ukur panjang pegas awal
3) tambahkan beban pada kait neraca gantung
4) catat beban pada neraca gantung
5) ukur panjang pegas (dengan di beri beban)
6) lakukan langkah 2-6 dengan beban yang berbeda
7) lakukan langkah di atas pada pegas yang berbeda dimansi
8) catat hasil pengujian

8
S1 - TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF
C. Pengolahan Data
Beban A =1,162 kg ∆F = 11,62 N
Beban B = 2,104 kg ∆F = 21,04 N
Panjang pegas A tanpa beban = 0,158 m
Panjang pegas B tanpa beban = 0,11 m
G (gravitasi) = 10 m/s2

Pengujian Pegas A
panjang tanpa beban panjang dengan beban
Beban ∆x (L2 – L1)
(L1) (L2)
A
0,158 m 0,162 m 0,004 m
(1,162 kg)
B
0,158 m 0,166 m 0,008 m
(2,104 kg)

Pengujian Pegas B
panjang tanpa beban panjang dengan beban
Beban ∆x (L2 – L1)
(L1) (L2)
A
0,11 m 0,143 m 0,033 m
(1,162 kg)
B
0,11 m 0,169 m 0,059 m
(2,104 kg)

D. Perhitungan
 Rumus Umum

∆F = k . ∆x

∆𝑭
K=
∆𝒙

∆F = perubahan gaya (N)


K = konstanta kekakuan pegas (N/m)
∆x = simpangan (m)

 Pegas A

∆𝑭 11,62 N
K1 =
∆𝒙
= = 2905 N/m
0,004 m

∆𝑭 21,04 N
K2 =
∆𝒙
=
0,008 m
= 2630 N/m

9
S1 - TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF
 Pegas B
∆𝑭 11,62 N
K1 =
∆𝒙
=
0,033 m
= 352,12 N/m
∆𝑭 21,04 N
K2 =
∆𝒙
=
0,059 m
= 356,61 N/m

10
S1 - TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF
BAB IV
KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan percobaan yang telah dijelaskan pada halaman


sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa semakin kecil volume fluida maka tekanan pada
diameter tabung akan semakin menurun dan apabila fiskositas fluida semakin besar maka
kecepatan laju bola/kelereng dalam tabung berisi fluida akan semakin lambat dan sebaliknya
apabila nilai fiskositas semakin kecil maka laju bola/kelereng dalam tabung akan semakin
cepat.

Dalam pengujian kekakuan pegas dapat di simpulkan bahwa semakin kaku pegas yang
diuji maka defleksi yang terjadi akan lebih kecil dibandingkan dengan pegas yang lentur. Dan
ketika semakin besar beban yang dialami pegas maka defleksi yang terjadi pun akan semakin
besar, besarnya defleksi maksimum cenderung terjadi pada pertengahan pegas.

11
S1 - TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF

Anda mungkin juga menyukai