Transmission (CVT)
1.Sejarah CVT
2.Pengenalan CVT
3.Kelebihan CVT
4.Jenis-jenis CVT
5.Operasional CVT
1.Sejarah CVT
Orang yang mengkonsep CVT ini adalah Leonardo da
Vinci pada tahun 1490, tetapi baru dipatenkan di Eropa
tahun 1886 dan di Amerika dipatenkan tahun 1935.
Pada waktu itu CVT dikenal dengan nama Variomatic
yang dibuat oleh Huub van Doorne pada tahun 1950,
yang pada akhirnya transmisi ini dipakai pada kendaraan
Volvo yaitu Volvo 340.
Di awal 1987, Subaru meluncurkan Justy di Tokyo
dengan electronically controlled continuously variable
transmission (ECVT), kemudian kesuksesan ini
menjadikan Subaru untuk terus membuat dan memakai
CVT ini di kendaraan sampai sekarang, bahkan juga
menyuplai ke berbagai industri.Di tahun yang sama Ford
dan Fiat memperkenalkan pengembangan CVT dengan
memakai Steel-belted CVT .
Nissan juga mendesign CVT sendiri yang diperuntukan
ke torsi yang besar yang didalamnya terdapat torque
converter. Toroidal CVT, mereka namakan Extroid.
Setelah mempelajari dasar kerja pulley CVT, Honda juga
memperkenalkan produk mereka pada tahun 1995 di
Honda Civic. CVT ini memberikan torsi yang besar
dibandingkan dengan system CVT yang biasa dan
didalamnya juga terdapat torque converter untuk aksi
“creep”.
Toyota juga memakainya pada tahun 1997 di mobil
Prius, Audi memakai pada tahun 2000. BMW
menggunakan belt-drive CVT di tahun 2001, dan ditahun
2007 Jeep Compass memakai CVT dengan variable
pulley system. Dan di tahun 2008 ini Mitsubishi
memakainya pada mobil Lancer.
2.Pengenalan CVT
Continuously Variable Transmission (CVT) adalah
transmisi yang dapat merubah efektif gear rasio dengan
tanpa tahapan sampai angka yang tak terbatas dari nilai
antara maksimum dan minimumnya. Hal ini sangat
berbeda dengan sistem kerja transmisi lainnya dimana
hanya memberikan beberapa perbedaan yang jelas dari
gear rasio yang dipilih. CVT memberikan keleluasaan
dalam pengemudian terutama dalam menjaga kestabilan
di kecepatan lebih dari batasan kecepatan yang
dikeluarkan. Disini dapat menghasilkan pemakaian
bahan bakar yang irit daripada transmisi jenis lainnya
dengan memungkinkan mesin untuk berputar di RPM
yang sangat efektif untuk kisaran kecepatan kendaraan.
Tidak seperti pada transmisi automatic biasanya,
CVT tidak memiliki gearbox dengan gear yang
diurutkan, artinya CVT tidak memiliki pertautan
roda-roda gigi.
Respon yang lembut pada saat mulai melaju. Performa tak terbatas tanpa ada
hentakan (shift shock). CVT menjamin pengalaman berkendara dengan kualitas tinggi
yang seluruhnya berbeda dari kendaraan AT konvensional.
3.Kelebihan CVT
CVT dapat mengimbangi perubahan kecepatan
kendaraan, memberikan kecepatan mesin untuk sampai
pada tingkat efisiensi yang tinggi. sehingga dapat
memperbaiki tingkat pemakaian bahan bakar dan
keluaran gas buang.
CVT bekerja sangat lembut. Disini dapat memberikan
persepsi tenaga yang rendah, karena pengendara selalu
mengira akan merasakan adanya hentakan seperti pada
kendaraan yang non CVT
ketika mulai menjalankan kendaraannya. Disaat mesin
mulai memutar CVT di RPM yang konstan sampai
akhirnya meningkat kecepatan kendaraannya,
penginjakan pedal gas akan membuat mobil semakin
kencang tetapi tidak ada perubahan suara yang
terdengar dari mesin dan tidak demikian yang terjadi saat
perpindahan gigi pada transmisi automatis biasa. Disini
beberapa pengendara akan keliru lagi tentang kesan
tenaga yang rendah pada CVT.
CVT akan menjadi popular dengan berbagai alasan.
Tabel dibawah ini mendiskripsikan beberapa fitur dan
keuntungan yang akan didapatkan dari CVT :
Keunggulan CVT
Fitur Keuntungan
Konstan, Akselerasi tanpa tahap dari berhenti sampai Menghilangkan "shift shock" – membuat kendaraan terasa
kecepatan tinggi. lembut.
Respon yang sangat baik untuk perubahan kondisi, Menghilangkan gear hunting disaat deselerasi, terutama
terlebih perubahan throttle dan kecepatan. di tanjakan.
Control yang baik terhadap bahan bakar Pengontrolan yang baik terhadap keluaran gas buang
Drive Pulley dan Driven Pulley dihubungkan melalui Steel Belt. Bersama-
sama, pulley tersebut memiliki fungsi sebagai berikut:
Memberikan diameter yang variabel untuk memungkinkan belt
memindahkan tenaga pada ratio yang variabel.
Mereka mempertahankan tekanan samping yang cukup pada belt agar
mencegahnya dari selip, yang dapat merusak belt dan pulleys.
Drive pulley dipasang pada Input Shaft dan terkunci ke Input Shaft di posisi
depan.
Dalam posisi mundur, Drive Pulley berputar dalam arah yang berlawanan
dari posisi maju.
Drive pulley menekan belt, menggerakkan Driven Pulley, yang
menggerakkan Start Clutch.
Driven Pulley langsung terpasang pada Driven Pulley Shaft
Masing-masing pulley memiliki bagian yang tetap, tidak bergerak dan
bagian yang bergerak.
Steel belt (sabuk baja) terletak di antara dua bagian tersebut dari masing-
masing pulley.
Masing-masing pulley memiliki pegas (spring) yang menekan bagian yang
bergerak, mendorongnya ke arah bagian yang tetap (fixed part).
Hydraulic system menggunakan hydraulic pressure ke arah masing-masing
pulley.
Pulley ratio berubah dengan menggunakan spring force dan tekanan fluid
untuk merubah secara efektif diameter masing-masing pulley.
Pulley ratio (perbandingan pulley) berubah dengan kecepatan putaran
mesin untuk merubah drive ratio.
Pulley Ratios
Untuk mencapai ratio yang berbeda, perubahan diameter pulley yang efektif
dalam reaksi ke hydraulic force dan tekanan steel belt pada movable faces
dari pulleys.
Dalam posisi “P” tekanan hidrolis tidak digunakan ke Start Clutch, Forward
Clutch dan Reverse Brake, dan tenaga tidak diteruskan ke Secondary Drive
Gear. Secondary Drive Gear terkunci oleh Park Pawl yang interlocking dengan
Park Gear.
Posisi “N”
Tenaga mesin yang diteruskan dari flywheel
menggerakkan input shaft, tetapi tekanan hidrolis
tidak digunakan ke Forward Clutch dan Reverse
Brake. Tenaga tidak diteruskan ke Drive Pulley
Shaft. Juga tekanan hidrolis tidak digunakan ke
Start Clutch.