Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH DASAR DEMOGRAFI dan KESLING

“KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA”

Oleh:

Kelompok 13

Siska Fadillah ( 183110194 )

Yulia ( 183110200 )

II A

Dosen Pembimbing:

Hj.Murniati Mucthar,SKM.M.Biomed

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
“Dasar Demografi dan Kesling”. Kemudian shalawat beserta salam tidak lupa kita sampaikan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-
Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Dasar Demografi dan Kesling di program
studi Keperawatan Politeknik Kesehatan Padang. Selanjutnya penyusun mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Herwati,SKM.M.Biomed.

selaku dosen program studi Keperawatan mata kuliah Dasar Demografi dan Kesling dan
kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penyusunan makalah
ini.

Penyusun menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan


makalah ini, maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, Oktober 2019

Kelompok 13

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Kesehatan Lingkungan Kerja


1. Kesehatan Lingkungan………………………………………………………………….
2. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan……………………………………………….
3. Tujuan Kesehatan Lingkungan…………………………………………………………
4. Dampak Lingkungan Tidak Sehat……………………………………………………..
5. Faktor-faktor Kesehatan Lingkungan………………………………………………….
6. Klasifikasi Lingkungan……………………………………………………………….
7. Pengaruh Lingkungan Yang Tidak Sehat Terhadap Individu, Keluarga, dan
Masyarakat……………………………………………………………………………
8. Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Lingkungan Yang Tidak Sehat………………….
9. Upaya Penanggulangan Kesehatan Lingkungan……………………………………..
B. Kesehatan Kerja
1. Kesehatan Kerja…………………………………………………………………………
2. Ruang Lingkup Kesehatan Kerja………………………………………………………...
3. Tujuan Kesehatan Kerja…………………………………………………………………
4. Determinan Kesehatan Kerja……………………………………………………………
5. Penanggulangan Kesehatan Kerja……………………………………………………….
6. Faktor Penyakit Stress Akibat Kerja……………………………………………………
7. bagaimana Kecelakaan Kerja …………………………………………………………..

3
8. Penyakit Yang Ditimbulkan Akibat Lingkungan……………………………………..
9. Pengelolaan Limbah di Lingkungan Kerja……………………………………………
10. Undang-Undang Kesehatan Kerja……………………………………………………..

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya zaman masalah kesehatan mulai berkembang yang dulunya
dianggap hanya sebagai masalah psikologis namun saat ini kesehatan merupakan masalah yang
kompleks. Sehingga banyak sekali upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menjaga kesehatan
salah satunya sanitasi lingkungan dimana lingkungan turut mengambil andil yang sangat besar
dalam masalah kesehatan.
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan
perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis,
Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan itu, karena
lingkungan itu senantiasa tersedia di sekitarnya.,
lingkungan sangat berpengaruh pada kesehatan, apabila lingkungan sehat maka sehatlah
individu begitu juga sebaliknya. Pada hakikatnya kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya kesehatan
yang optimum pula. Jadi sangat jelas bahwa lingkungan adalah salah satu unsur yang menentukan
kesehatan individu.
Hendrik L.Blum mengatakan ada empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan salah
satunya adalah lingkungan. Dimana lingkungan tersebut meliputi ligkungan fisik, sosial, ekonomi,
budaya dan sebagainya.
Selain lingkungan kesehatan juga dikenal dengan istilah kesehatan kerja dimana kesehatan
kerja ini sangat penting bagi pekerja. Dengan adanya kesehatan kerja, pekerja akan lebih hati-hati
dalam melakukan pekerjaannya. banyak sekali pekerja tidak berhati-hati dalam melakukan
pekerjaannya sehingga terjadi kecelakaan kerja dan berakibat fatal bagi pekerja tersebut. Banyak
sekali faktor yang mengakibatkan kecelakaan kerja salah satunya lantai licin. Hal ini dilihat dari
segi kondisi lingkungan yang tidak aman(unsafety condition).
Kesehatan pekerja ini bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya, baik fisik, mental, dan sosial yaitu melalui usaha-usaha preventif, promotif serta kuratif
terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja

5
B. Rumusan Masalah
1. Kesehatan Lingkungan
a. Apa definisi Kesehatan Lingkungan?
b. Bagaimana ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan?
c. Apa tujuan Kesehatan Lingkungan?
d. Apa dampak Lingkungan Tidak Sehat?
e. Apa faktor-faktor Kesehatan Lingkungan?
f. Apa klasifikasi Lingkungan?
g. Bagaimana Pengaruh Lingkungan Yang Tidak Sehat Terhadap Individu, Keluarga, dan
Masyarakat?
h. Apa Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Lingkungan Yang Tidak Sehat?
i. Bagaimana Upaya Penanggulangan Kesehatan Lingkungan ?

2. Kesehatan Kerja
a. Apa definisi Kesehatan Kerja?
b. Bagaimana ruang Lingkup Kesehatan Kerja?
c. Apa tujuan Kesehatan Kerja?
d. Bagaimana determinan Kesehatan Kerja?
e. Apa Penanggulangan Kesehatan Kerja?
f. Apa Faktor Penyakit Stress Akibat Kerja?
g. Bagaimana Kecelakaan Kerja?
h. Apa Penyakit Yang Ditimbulkan Akibat Lingkungan Kerja?
i. BagaimanaPengelolaan Limbah di Lingkungan Kerja?
j. Bagaimana Undang-Undang Kesehatan Kerja?

6
C. Tujuan
1. Kesehatan Lingkungan
a. Untuk mengetahui definisi Kesehatan Lingkungan
b. Untuk mengetahui ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
c. Untuk mengetahui tujuan Kesehatan Lingkungan
d. Untuk mengetahui dampak Lingkungan Tidak Sehat
e. Untuk mengetahui faktor-faktor Kesehatan Lingkungan
f. Untuk mengetahui klasifikasi Lingkungan
g. Untuk mengetahui Pengaruh Lingkungan Yang Tidak Sehat Terhadap Individu,
Keluarga, dan Masyarakat
h. Untuk mengetahui Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Lingkungan Yang Tidak Sehat
i. Untuk mengetahui Upaya Penanggulangan Kesehatan Lingkungan

2. Kesehatan Kerja
a. Untuk mengetahui definisi Kesehatan Kerja
b. Untuk mengetahui ruang Lingkup Kesehatan Kerja
c. Untuk mengetahui tujuan Kesehatan Kerja
d. Untuk mengetahui determinan Kesehatan Kerja
e. Untuk mengetahui Penanggulangan Kesehatan Kerja
f. Untuk mengetahui Faktor Penyakit Stress Akibat Kerja
g. Untuk mengetahui bagaimana Kecelakaan Kerja
h. Untuk mengetahui Penyakit Yang Ditimbulkan Akibat Lingkungan Kerja
i. Untuk mengetahui Pengelolaan Limbah di Lingkungan Kerja
j. Untuk mengetahui Undang-Undang Kesehatan Kerja

7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesehatan Lingkungan
1. Definisi Kesehatan Lingkungan
Kesehatan Lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum
pula.
Kesehatan Lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia
dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. (WHO)Kesehatan lingkungan
adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologis yang dinamis
antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya realitas hidup manusia yang sehat,
sejahtera dan bahagia. (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan)
Kesehatan Lingkungan diberi batasan sebagai ilu yang mempelajari dinamika hubungan
interaktif antara kelompok penduduk atau masyarakat dengan segala macam perubahan komponen
lingkungan hidup seperti spesies kehidupan, bahan, zat atau kekuatan di sekitar manusia, yang
menimbulkan ancaman, atau berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat, serta
mencari upaya-upaya pencegahan. (Umar Fahmi Achmadi, 1991)
Kesehatan lingkungan adalah upaya untuk melindungi kesehatan manusia melalui
pengelolaan, pengawasan dan pencegahan faktor-faktor lingkungan yang dapat mengganggu
kesehatan manusia. (Sumengen Sutomo, 1991)
Kesehatan lingkungan adalah ilmu & seni dalam mencapai keseimbangan, keselarasan dan
keserasian lingkungan hidup melalui upaya pengembangan budaya perilaku sehat dan pengelolaan
lingkungan sehingga dicapai kondisi yang bersih, aman, nyaman, sehat dan sejahtera terhindar dari
gangguan penyakit, pencemaran dan kecelakaan, sesuai dengan harkat dan martabat manusia.
(Sudjono Soenhadji, 1994)
Kesehatan lingkungan adalah ilmu dan seni untuk mencegah pengganggu, menanggulangi
kerusakan dan meningkatkan/memulihkan fungsi lingkungan melalui pengelolaan unsur-unsur atau
faktor-faktor lingkungan yang berisiko terhadap kesehatan manusia dengan cara identifikasi,
analisis, intervensi/rekayasa lingkungan, sehingga tersedianya lingkungan yang menjamin bagi
derajat kesehatan manusia secara optimal. (Tri Cahyono, 2000)

8
2. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

1. Perumahan
Syarat – syarat rumah yang sehat :
a. Bahan bangunan : lantai, dinding, atap genteng, kayu untuk tiang.
b. Ventilasi : menjaga aliran udara tetap segar dan menjaga keseimbangan O2 yang diperlukan
penghuni rumah.
- Ventilasi alamiah : dimana aliran udara didalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah
melalui jendela, pintu, lubang angin, dan sebagainya.
- Ventilasi buatan : yaitu dengan mempergunakan alat – alat khusus untuk mengalirkan udara
tersebut. Misalnya kipas angin, dan mesin penghisap udara.
c. Cahaya : rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu
banyak. Jika cahaya kurang akan menjadi media yang baik untuk berkembang bibit penyakit.
Jika terlalu banyak dapat merusak mata.
- Cahaya alamiah : yakni matahari. Cahaya ini sangat penting, karena dapat membunuh bakteri-
bakteri patogen didalam rumah, misalnya TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus
mempunyai jalan masuk cahaya ( jendela ) luas sekurang-kurangnya 15 % sampai 20 % dari
luas lantai yang terdapat didalam ruangan rumah.
- Cahaya buatan : yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu
minyak, listrik, api dan lain sebagainya.
d. Luas bangunan rumah : luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni
didalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya.
Hal ini harus disesuaikan dengan kadar O2 dalam bangunan rumah tersebut. Luas bangunan yang
optimum adalah 2,5 – 3 m2 untuk tiap orang.
· Fasilitas – fasilitas didalam rumah sehat :
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas – fasilitas sebagai berikut ;
1)penyediaan air bersih yang cukup
2)pembuangan tinja
3)pembuangan air limbah ( air bekas )
4)pembuangan sampah
5)fasilitas dapur

9
6)ruang berkumpul keluarga
7)gudang
8)kandang
2. Penyediaan air bersih
Syarat air minum yang sehat :
- Syarat fisik : bening, tidak berasa, suhu di bawah udara di luarnya.
- Syarat bakteriologis : bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara untuk
mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa
sampel ( contoh ) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air tersebut sudah memenuhi
syarat kesehatan.
- Syarat kimia :
a) Flour ( 1 – 1,5 mg/l )
b) Chlor ( 250 mg/l )
c) Arsen ( 0,05 mg/l )
d) Tembaga ( 1 mg/l )
e) Besi ( 0,3 mg/l )
f) Zat organik ( 10 mg/l )
g) pH ( 6,5 – 9,0 mg/l )
3. Pembuangan kotorran manusia ( tinja )
Persyaratan dalam membuat jamban yang sehat, sebagai berikut :
1. tidak mengotori permukaan tanah disekeliling jamban tersebut
2. tidak mengotori air permukaan disekitarnya
3. tidak mengotori air tanah disekitarnya dan tidak menimbulkan bau
4. tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa
5. sederhana desain, mudah digunakan, dipelihara, dan murah
6. -dapat ditterima oleh pemakainya
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar persyaratan di atas terpenuhi, adalah :
1) sebaiknya jamban tertutup, terlindung dari panas dan hujan, serangga, terlindung dari
pandangan orang
2) bangunan jamban mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat

10
3) bangunan jamban ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pandangan, dan tidak
menimbulkan bau
4) disediakan alat pembersih, seperti air atau kertas pembersih

3. pembuangan sampah
sampah mempunyai prinsip sebagai berikut :
1) adanya sesuatu benda atau bahan padat
2) adanya hubungan langsung / tidak langsung dengan kegiatan manusia. Benda atau bahan
tersebut tidak dapat dipakai lagi.
Cara pengolahan sampah :
1. pengumpulan dan pengangkutan sampah
2. pemusnahan dan pengelolaan sampah – sampah di tanah, di bakar, dijadikan pupuk1
Menurut WHO (1979)
1. Penyediaan air minum
2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian Pencegahan dan pengendalian pencemaran tanah dan
eskreta manusia
3. Hygiene makanan
4. Pengendalian pencemaran udara
5. Pengendalian radiasi
6. Kesehatan kerja
7. Pengendalian kebisingan
8. Perumahan dan permukiman
9. Perencanaan daerah perkotaan
10. Kesehatan lingkungan transportasi udara, laut dan darat
11. Pencegahan kecelakaan
12. Rekreasi umum dan pariwisata
13. Tindakan sanitasi yang berhubungan dengan epidemik, bencana, kedaruratan
14. Tindakan pencegahan agar lingkungan bebas dari resiko gangguan kesehatan

11
Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No. 23 Tahun 1992
1. Penyehatan air dan udara
2. Pengamanan limbah padat (sampah)
3. Pengamanan limbah cair
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vektor penyakit
8. Penyehatan dan pengamatan lainnya, misalnya: pasca bencana

3. Tujuan Kesehatan Lingkungan


a. Tujuan Umum
Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan sehat
b. Tujuan Khusus
a) Tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup sebagai
tujuan pembangunan
b) Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana
c) Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan hidup untuk kepentingan generasi
sekarang dan mendatang
d) Terlindungnya Negara dari kegiatan Negara lain yang berkaitan merusak lingkungan
sehat
4. Dampak Lingkungan Tidak Sehat
1) Timbulnya berbagai penyakit
2) Menurunnya kualitas kesehatan masyarakat
3) Merusak estetika kota
4) Dalam jangka panjang dapat mempengaruhi arus investor ke daerah
5) Polusi adan sampah menyebabkan meningkatnya berbagai penyakit infeksi saluran
pencernaan, kolera, tifus, disentri dan lainnya. Pembuangan sampah ke sungai akan
mengakibatkan terhambatnya proses air tanah di musim hujan tiba, sungai yang tercemari
sampah akan menyebabkan banjir
6) Terjadinya keseimbangan alam

12
5. Faktor-Faktor Kesehatan Lingkungan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan lingkungan
1. Lingkungan Sehat
Lingkungan yang memiliki potensi dan daya dukung untuk menciptakan masyarakat yang terbebas
dari segala macam penyakit.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya :
Faktor Fisik
Berupa biotik dan abiotik, dimana faktor tersebut sangat berperan penting bagi masyarakat dalam
memperhatikan dimana tempat tinggal mereka akan di bangun. Jika suatu rumah dibangun di
pedesaan sudah tentu disesuaikan dengan kondisi di pedesaan itu. Misalnya keadaan air yang
bersih terhindar dari pencemaran akan membawa dampak yang baik bagi kesehatan masyarakat di
pedesaan itu.
Faktor Sosial
Berupa tingkah laku, kepandaian, adat istiadat, dimana faktor tersebut berperan dalam hubungan
masyarakat dan lingkungannya. Misalnya masyarakat yang tinggal dikawasan yang rawan gempa,
maka rumah yang mereka bangun dikawasan tersebut harus dibuat dengan bahan-bahan yang
ringan namun kokoh. Disamping itu masyarakat juga berupaya untuk menciptakan lingkungan
yang sehat dengan usaha-usaha tertentu. Misalnya masyarakat membuat bak penampungan
sampah.
Faktor Ekonomi
Berupa pekerjaan, pendapatan, kemiskinan dimana pada umumnya apabila dilingkungan tersebut
diduduki sebagian besar orang yang tidak mampu maka secara tidak langsung mempengaruhi
terhadap kesehatan lingkungan tempat tinggalnya. Misalnya didaerah-daerah pemukiman kumuh,
karena kondisi keuangan mereka tidak memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang sehat
baik.
2. Lingkungan Tidak Sehat
Faktor-faktor yang mempengaruhinya :
Faktor Fisik
Dilingkungan yang tidak sehat akan menimbulkan berbagai macam bibit penyakit. Misalnya
sumber air di suatu kawasan tertentu yang tercemar oleh bahan-bahan kimia, maka masyarakat

13
yang menggunakan air tersebut untuk kehidupan sehari-hari, mereka akan terserang penyakit dari
pencemaran air tersebut.
Faktor Sosial
Apabila kondisi social disuatu masyarakat tidak diperhatikan maka akan menimbulkan tatanan
tempat tinggal yang tidak memenuhi syarat lingkungan sehat dan masyarakatnya akan terserang
penyakit, misalnya seseorang yang tidak sehat dan dia ingin pergi berobat, akan tetapi ia tidak
sanggup karena jarak yang terlampau jauh untuk mencapai tempat berobat tersebut.
Faktor Ekonomi
Masyarakat tidak mampu pada umumnya tidak melihat kualitas dari suatu makanan yang mereka
konsumsi, sehingga mempengaruhi kesehatan mereka. Misalnya seseorang membelli makanan
dipinggir jalan yang kondisi lingkungannya tidak sehat dan harganya yang murah

6. Klasifikasi Lingkungan
Klasifikasi Lingkungan
Secara umum menjadi :
1) Litosfer (lingkungan tanah/padatan)
2) Hidrosfer (lingkungan air)
3) Atmosfer (lingkungan udara)
Menurut Wujudnya :
1) Fisik
2) Biologi
3) Kimia
Menurut Permasalahannya :
1) Makro
2) Meso
3) Mikro
Menurut Ruang :
1) Eksternal
2) Internal

14
7.Pengaruh Lingkungan Yang Tidak Sehat Terhadap Individu, Keluarga, dan
Masyarakat
Pengaruh terhadap individu :
a. Apabila lingkungan bersih berpengaruh terhadap individu khususnya pada kualitas
kerja(produktivitas)individu tersebut. Sedangkan individu yang berada pada lingkungan
yang tidak sehat akan berada pada produktivitas kerja yang cendrung menurun.
b. Udara, air, makanan, sandang, papan dan seluruh kebutuhannya si ambil dari lingkungan.
Akan tetapi, berpengaruh terhadap individu baik positif maupun negatif. Makanan sedikit
atau berlebihan maka kelainan nutrisi dan minuman yang mengandung racun.
c. Lingkungan sehat, gizi yang cukup yang ekonomis dapat menghindari seseorang dari
penyakit.
d. Lingkungan sebagai alat untuk pergaulan dan tempat lahir budaya.
e. Sarana penyesuaian diri.
Pengaruh terhadap keluarga :
a. Keluarga yang sehat biasanya berasal dari lingkungan rumah yang sehat, maka kesehatan
keluarga dapat meningkat. Rumah yang cukup bersih dapat memberikan kenyamanan bagi
penghuninya. Rumah yang ventilasinya cukup, dapat menghindarkan keluarga dari resiko
terjadinya penyakit/gangguan saluran pernafassan.
b. Persentase kepemilikan rumah sehat yang cenderung meningkat mengindisikan bahwa telah
terjadi perubahan prilaku yang bisa memperbaiki tingkat kesehatan lingkungan. Karena
bagi mayoritas masyarakat kita, rumah adalah tidak hanya tempat istirahat melainkan
tempat berkumpul anggota keluarga, tetangga bahkan keluarga yang jauh. Dengan demikian
dalam sebuah rumah yang tidak sehat bisa menjadi tempat saling menularnya penyakit.
Menjadi indikasi negatif terhadap upaya meningkatkan kesehatan lingkungan.
Pengaruh terhadap masyarakat :
a. Timbulnya penyakit terhadap masyarakat yang tidak sehat bahkan epidemik.
b. Tindakan masyarakat membuang limbah sembarangan sehingga berakibat terhadap
kesehatan dan kelangsungan hidup.
c. Timbulnya bencana akibat perbuatan tangan jahil masyarakat yang tidak terkontrol.
Lingkungan sehat akan membuat masyarakatnya terhindar dari penyakit.

15
8. Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Lingkungan Yang Tidak Sehat
1. Kolera
Penyakit saluran cerna yang disalurkan lewat penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tifus perut
Penyakit saluran cerna yang ditularkan lewat penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari.
penggunaan air yang tidak memenuhi syarat kesehatan untuk kepentingan rumah tangga
menyebabkan banyaknya penderita penyakit perut menular.
3. Diare
Penyakit saluran cerna yang ditandai bercak-cak encer dengan atau tanpa darah dan muntah-
muntah.penyakit ini disebabkan oleh kerusakan organik /fungsional saluran cerna.
4. Leptospitosis
Penyakit yang disebabkan lewat tampungan air hujan yang telah tercemar kemih tikus.
5. Malaria dan DBD
Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk yang berkembang di wadah penyimpanan air, sedangkan
penderita disalurkan melalui gigitan nyamuk tersebut.
6. TBC
Penyakit yang berkembang pada pemukiman yang padat dengan pertukaran udara yang buruk.
7. Cacar
Penyakit yang disebabkan oleh virus yang terdapat di udara. Infeksi cacar timbul apabila ada
kontak langsung dengan penderita/pakaian penderita.
8. Influenza
Penyakit yang penularannya disebabkan oleh udara masyarakat.

9. Upaya Penanggulangan Kesehatan Lingkungan


1. Upaya pengelolaan lingkungan hidup
Yang meliputi ekosistem daratan, kawasan pesisir dan ekosistem laut.
2. Upaya pengelolaan lingkungan buatan
Yang meliputi pengendalian pencemaran yang berkaitan dengan perlindungan air, tanah, udara
dan pengelolaan limbah.
3. Upaya pengelolaan lingkungan sosial
Meliputi pembangunan kualitas hidup penduduk, pembangunan kualitas lingkungan sosial.

16
4. Upaya pengembangan modal sosial
Meliputi kearifan lingkungan, etika lingkungan dan pembangunan jiwa sosial yang tinggi.

B. Kesehatan Kerja
1. Definisi Kesehatan Kerja
· Kesehatan kerja adalah aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu tempat kerja, perusahan,
pabrik, kantor dan sebagainya. Dan yang menjadi pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat
pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan tersebut.
· Kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja dan lingkungan kerja agar
setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun maupun
masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal. (Menurut UU No.23
tahun 1992 pasal 23)
· Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang
bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik
fisik atau mental maupun social dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-
penyakit atau gangguan-gangguan yang disebabkan factor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja
serta terhadap penyakit-penyakit umum.
2. Ruang Lingkup Kesehatan Kerja
Menurut Rachman. 1990, ruang lingkup kesehatan kerja sebagai berikut:
1. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang didalamnya melibatkan
aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang dikerjakan.
2. Aspek perlindungan meliputi:
a) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian.
b) Peralatan dan bahan yang digunakan.
c) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, dan social.
d) Proses produksi.
e) Karakteristik dan sifat pekerjaan
f) Teknologi dan metodelogi kerja
3. Penerapan hyperkes dilaksanakan secara holistic sejak perencanaan hingga perolehan hasil dari
kegiatan industry barang maupun jasa.

17
4. Semua pihak yang terlibat dalam proses industry perusahaan ikut bertanggung jawab atas
keberhasilan usaha hyperkes.
3. Tujuan Kesehatan Kerja
1.Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua lapangan
kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya
2.Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh
keadaan/kondisi lingkungan kerjanya
3.Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya dari kemungkinan
bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan
4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan fisik dan psikis kerjanya.
4. Determinan Kesehatan Kerja
1. Beban kerja
Setiap pekerjaan apapun jenisnya, memerlukan kekuatan otot atau pemikiran, yang merupakan
beban bagi yang melakukan. Beban dapat berupa fisik,beban mental, ataupun sosial. Oleh sebab
itu, penempatan seorang pekerja seharusnya sesuai dengan beban optimum yang sanggup
dilakukan kesehatan kerja berusaha mengurangi/mengatur beban kerja para karyawan dengan cara
merencanakan/mendesain suatu alat yang dapat mengurangi beban kerja para karyawan.
2. Beban tambahan
Terkadang pekerja juga harus memiliki beban tambahan yang berupa kondisi/lingkungan yang
tidak menguntungkan bagi para pekerja. Disebut beban tambahan karena lingkungan tersebut
menggannggu pekerjaan dan harus di atasi oleh pekerja yang bersangkutan.
5 faktor beban tambahan yaitu
a. Faktor fisik : penerangan,suhu,kelembapan,kebisingan dan lain-lain
b. Faktor kimia : bahan-bahan kimia yang mengganggu seperti asap,gas,debu dan lain-
lain
c. Faktor biologi : binatang atau tumbuhan yang mengganggu pandangan
d. Faktor fisiologis: peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh pekerja
e. Faktor sosial psikologis: suasana kerja yang tidak harmonis misalnya adanya gosip.
Cemburu dan lain-lain

18
3. Kemampuan kerja
Kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan berbeda dengan seseorang yang lain.
Perbedaan ini disebabkan karena kapasitas orang tersebut berbeda. Kapasitas adalah kemampuan
yang dibawa dari lahir oleh seseorang yang terbatas. Kapasitas dipengaruhi oleh berbagai faktor,
antara lain gizi, genetik, dan lingkungan. Kemampuan seseorang dalam bekerja juga dipengaruhi
oleh pendidikan, pengalaman, kesehatan, kebugaran, gizi, jenis kelamin, dan ukuran tubuh.1
5. Penanggulangan Kesehatan Kerja
1. Penaggulangan lingkungan kerja
Biasanya dilakukan dengan cara melihat dan mengenal
2. Evaluasi lingkungan kerja
merupakan tahap penilaian karakteristik dan besarnya potensi-potensi bahaya yang mungkin
timbul.sehingga bisa untuk menentukan prioritas dalam mengatasi permasalahan.
3. Pengendalian lingkungan kerja
Dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan resiko terhadap zat/bahan yang berbahaya
di lingkungan kerja.
Kedua tahapan sebelumnya, pengenalan dan evolusi, tidak dapat menjamin sebuah
linkungan kerja yang sehat. jadi hanya dicapai dengan teknologi pengendalian yang adekuat untuk
mencegah efek kesehatan di kalangan bekerja.
1. Pengendalian lingkungan
Desain tata letak yang adekuat
Penghilang / pengurangan bahan berbahaya pada sumbernya
2. Pengendalian perorangan
Penggunaan alat pelindung perorangan merupakan alternative lain untuk melindungi
pekerja dari bahaya kesehatan.
6. Faktor Penyakit Stress Akibat Kerja
· Strees adalah suatu bentuk tanggapan seseorang ,baik secara fisik maupun mental terhadap suatu
perubahan dilingkungannya yang dirasakan mengganggu dan akibat dirinya terancam.
Faktor Penyebab Stress :
Faktor internal
Yakni dari dalam diri pekerja itu sendiri, misalnya:kurangnya percaya diri dalam melakukn
pekerjaan, kurangnya kemampuan atau keterampilan dalam melakukan pekerjaan, dan sebagainya.

19
Faktor eksternal
Yakni faktor lingkungan kerja. Linkungan kerja ini mencakup lingkungan fisik dan lingkungan
social (masyarakat kerja). Linkungan fisik yang sering menimbulkan stress kerja antara
lain:tempat keja yang tidak higenis, kebisingan yang tinggi dan sebagainya. Sedangkan linkungan
manusia (sosial) yang sering menimbulkan stress adalah pimpinan yang otoriter, persaingan kerja
yang tidak sehat, adanya klik-klik di lingkungan kerja dan sebagainya.
Oleh sebab itu, untuk mencegah dan mengelola stress dilingkungan kerja tersebut juga
diarahkan kedua faktor tersebut. Untuk para pekerja dilakukan pelatihan-pelatihan yang akhirnya
juga dapat meningkatkan percaya diri dalam melaksanakan pekerjan mereka. Sedangkan intervensi
stress akibat faktor eksternal dengan meningkatkan hiegene dan kondisi lingkungan kerja serta
meningkatkan hubungan antarmanusia.
7. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan dari suatu pekerjaan.
Penyebab Kecelakaan Kerja
1. Perilaku pekerja itu sendiri(faktor manusia), yang tidak memnuhi keselamatan.
2. Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman.

Klasifikasi Kecelakaan Kerja (ILO)


1. Menurut Jenis Pekerjaan
a) Terjatuh
b) Tertimpa
c) Tertumbuk
d) Terjepit
e) Gerakan- gerakan melebihi kemampuan
f) Pengaruh suhu tinggi
g) Terkena arus listrik
h) Kontak bahan-bahan berbahaya dan radiasi
2. Menurut Penyebab
a) Mesin
b) Alat angkut
c) Peralatan

20
d) Bahan-bahan, zat-zat, dan radiasi
e) Lingkungan kerja, dan lain-lain
3. Menurut Sifat Luka
a) Patah tulang
b) Diskolasi
c) Regang Otot
d) Memar/Luka dalam
e) Amputansi
f) Luka permukaan
g) Gegar dan remuk
h) Luka bakar
i) Keracunan
j) Pengaruh radiasi
4. Menurut Letak Kelainan
a) Kepala
b) Leher
c) Badan
d) Anggota atas
e) Anggota bawah
f) Banyak tempat, dan lain-lain.
8. Penyakit Yang Ditimbulkan Akibat Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja ini dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Lingkungan Fisik : Pencahayaan, kebisingan, kegaduhan kondisi bangunan.
2. Lingkungan sosial : Hubungan kerja yang tidak harmonis.
Lingkungan kerja berikut ini merupakan tambahan kerja yang dapat mengganggu pekerjaan
bahkan menimbulkan penyakit.
1. Kebisingan
a) Kerusakan pada indra pendengar sampai pada ketulian
b) Mengganggu komunikasi
c) Mengakibatkan gangguan konsentrasi kerja

21
2. Penerangan atau pencahayaan
a) Kelelahan mata yang akan berakibat berkurangnya daya dan efesiensi kerja.
b) Kelemahan mental
c) Kerusakan alat penglihatan (mata)
d) Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata
e) Meningkatnya kecelakaan kerja
3. Bau-bauan
Bau-bauan merupakan jenis pencemaran udara, yang tidak hanya mengganggu penciuman tetapi
juga dari segi hygiene pada umumnya.

9. Pengelolaan Limbah di Lingkungan Kerja


Sampah / limbah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan. Yang dimaksud dengan limbah
bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup,
dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lainnya.
Pengelolaan limbah adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi (meminimalisasi),
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan limbah
bahan berbahaya dan beracun.
Penanganan limbah secara umum dapat dilakukan dengan :

· Penyimpanan dalam gudang.


Syarat umum gudang penyimpanan:
1. Gudang/ruangan penyimpanan harus memiliki sistim ventilasi yang baik
2. Penerangan yang cukup dan stop kontak harus diluar gedung
3. Gudang harus mempunyai penangkal petir
4. Bagian luar tempat penyimpanan harus diberi tanda (simbol)
5. Lantai bangunan yang kedap air
6. Penyimpan harus satu jenis atau yang saling cocok
7. Antara bagian penyimpanan dibuat tanggul/dinding pemisah
8. Masing-masing memiliki bak penampung tumpahan

22
9. Wadah/tempat penyimpanan tidak boleh bocor
10. Lama penyimpanan paling lama 90 hari
11. Pendaur ulangan
12. Pembakaran (Insinerator)
13. Pemadatan (Solidifikasi) dan Pemantapan ikatan (Stabilisasi) umumnya dalam
penanganan limbah cair dan lumpur :
14. menjadikan kontaminan yang terkandung menjadi tidak aktif,
15. mengurangi kandungan air.
· Penimbunan/penanaman (Landfill). Penanganan secara penimbunan dilakukan terhadap limbah
padat & residu dari proses solidifikasi, sisa dari proses daur ulang, sisa pengolahan fisik-kimia,
katalis, lumpur (sludge) dan berbagai limbah yang tidak dapat diolah atau diproses lagi.
Konstruksi lokasi penimbunan limbah harus dibangun dengan kedalaman beberapa meter dan
dipadatkan dengan lapisan lempung atau lapisan sintesis untuk menahan rembesan.
Pasal 2
(1) Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik
di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam
wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
(2) Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat kerja di mana :
a. dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan atau
instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan atau peledakan;
b. dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau disimpan atau bahan
yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;
c. dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah,
gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan perairan, saluran atau terowongan di bawah
tanah dan sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan.
d. dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan
kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan;
e. dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan : emas, perak, logam atau bijih logam lainnya,
batu-batuan, gas, minyak atau minieral lainnya, baik di permukaan atau di dalam bumi, maupun
di dasar perairan;
f. dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat, melalui terowongan,

23
dipermukaan air, dalam air maupun di udara;
g. dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau gudang;
h. dilakukan penyelamatan, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air;
i. dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah atau perairan;
j. dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah;
k. dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena
pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting;
l. dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lobang;
m. terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, suhu, kotoran, api, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran;
SSSSSSSSSSSn. dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah;
o. dilakukan pemancaran, penyinaran atau penerimaan radio, radar, televisi, atau telepon;
p. dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset (penelitian) yang
menggunakan alat teknis;
q. dibangkitkan, dirobah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas,
minyak atau air;
r.diputar film, pertunjukan sandiwara atau diselenggarakan reaksi lainnya yang memakai
peralatan, instalasi listrik atau mekanik.
(3) Dengan peraturan perundangan dapat ditunjuk sebagai tempat kerja, ruangan-ruangan atau
lapangan-lapangan lainnya yang dapat membahayakan keselamatan atau kesehatan yang bekerja
atau yang berada di ruangan atau lapangan itu dan dapat dirubah perincian tersebut dalam ayat (2).

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

24
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah kondisi atau keadaan yang optimum sehingga
berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum.
Kesehatan kerja merupakan pencegahan kecelakaan akibat kerja. Ciri pokok kesehatan kerja
adanya upaya preventif dan promotif, upaya preventif berpedoman agar perusahaan tersebut dapat
mencegah timbul penyakit akibat oleh limbah atau produk perusahaan tersebut. Sedangkan upaya
promotif berpedoman dengan meningkatnya kesehatan pekerja, akan meningkatkan produktivitas
kerja.
Dengan adanya kesehatan lingkungan yang baik dapat mempengaruhi kesehatan kerja
menjadi baik pula.

DAFTAR PUSTAKA

25
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka
Cipta
Slamet, Juli Soemirat.1996.Kesehatan Lingkungan.Yogjakarta:UGM University Press
Irzal.2006.Dasar-Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta:Kencana
Suma’mur. 1990 Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta: CV Haji Masagung

Buqhari. 2007 Manajement Kesehatan Kerja & Alat Pelindung Diri. USU REPOSITORI.

Harington. 2005. Buku saku Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC

26

Anda mungkin juga menyukai