KELOMPOK 2
Alifmanurahim
M. Tampan Rivaldo
FajaR maniK
Septika Liza Allena
A.PENGERTIAN FILSAFAT
B. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Sistem adalah : Suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian dan unsurnya saling
berkaitan (singkron), saling berhubungan (konektivitas), dan saling bekerjasama satu
sama lain untuk satu tujuan tertentu dan merupakan keseluruhan yang utuh. Syarat-
syarat suatu Sistem :
1. Merupakan kesatuan dari bagian-bagian
2. Tiap bagian mempunyai fungsi tersendiri
3. Saling berhubungan dan saling bergantung
4. Untuk mencapai tujuan tertentu
5. Terjadi dalam lingkungan yang kompleks.
Pancasila memenuhi syarat sebagai Sistem Filsafat, karena :
1. Sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat & utuh
2. Sila-sila Pancasila bereksistensi dalam keteraturan : bersusun hierarkhis dan
berbentuk piramidal
3. Ada keterkaitan antar Sila-sila Pancasila
4. Ada kerjasama antar Sila-sila Pancasila untuk mencapai tujuan
5. Ada tujuan bersama ( Alinea IV Pembukaan UUD NRI 1945)
C. Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai
Suatu Sistem
Pancasila terdiri atas bagian-bagian, yaitu sila-sila, di mana setiap
sila pada hakikatnya merupakan suatu asas dan fungsi sendiri-sendiri,
namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis,
karena :
1. Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila Bersifat Organis
Isi sila-sila Pancasila hakikatnya merupakan dasar filsafat Negara yang
masing-masing sila merupalan asas peradaban. Namun sila-sila Pancasila
Merupakan Satu kesatuan & keutuhan, karena setiap sila menjadi Unsur
(bagian) mutlak dari Pancasila.
Pancasila merupakan kesatuan yang “Majemuk Tunggal”.
Konsekuensinya : Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri Terlepas dari sila
lainnya & diantara sila satu dengan lainnya tidak saling bertentangan
2. SUSUNAN SILA-SILA PANCASILA MEMBENTUK
HIERARKHIS PIRAMIDAL
meliputi
3. Hubungan Sila-Sila Pancasila Yang Saling Mengisi Dan Mengkualifikasi
Pancasila yang terdiri atas lima sila setiap sila bukanlah merupakan asas
yang berdiri sendiri, melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis.
Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak
monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar
antropologis.
Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis
memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa
jasmani dan rokhani. Oleh karena kedudukan kodrat manusia sebagai mahluk
pribadi berdiri sendiri dan sebagai mahluk Tuhan inilah maka seacar
hierarkhis sila pertama ketuhana yang maha esa mendasari dan menjiwai
keempat sila-sila Pancasila yang lainya (Notonagoro, 1975: 53).
KESIMPULAN
• https://bukancatatansiboy.files.wordpress.com/20
11/10/filsafat-pancasila-1-1.ppt
• http://www.slideshare.net/hardianwijay/pancasila-
sebagai-sistem-filsafat-hardiyan
• http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan
/Dr.%20Rukiyati,%20M.Hum./Materi%202%20-
%20Pancasila%20sebagai%20Filsafat%20Bangsa
.doc.
• Prof. DR. Kaelan. MS., Pendidikan Pancasila,
Paradigma Yogyakarta, 2014