Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini, Perwakilan Gugatan Kelompok (Class
Action) Masyarakat Adat Melayu Merangin dan Warga Kabupaten Merangin,
dalam hal ini diwakili oleh Wakil Kelompok Masyarakat Adat Melayu Merangin
dan Warga Kabupaten Merangin, yaitu :
1. Datuk Bagindo; Pekerjaan Swasta, beralamat di Dusun Langling RT. 09
RW. 11, Kec. Bangko, Kab. Merangin, Prov. Jambi; Kedudukan; Ketua
Lembaga Adat Melayu Merangin (LAMM),
2. Sultan Armendiva, Pekerjaan Swasta, beralamat di Desa Pematang Kandis
RT. 01 RW. 12 Kecamatan Bangko, Kab. Merangin, Prov. Jambi;
Kedudukan; Anggota Perwakilan Masyarakat Adat Melayu Merangin;
3. Tiur Margaret, Pekerjaan Swasta, beralamat di Desa Air Liki No. 15 RT.
03 RW. 07 Kecamatan Tabir Ulu, Kab. Merangin, Prov. Jambi;
Kedudukan; Anggota Perwakilan Warga Merangin;
4. Sholihin, S.H., M.Kn, Profesi Notaris, beralamat di Desa Air Liki Nomor
13 RT. 03 RW. 08, Kecamatan Bangko, Kab. Merangin, Prov. Jambi;
Kedudukan; Anggota Perwakilan Warga Merangin;
5. Ali Imran, Pekerjaan Swasta, beralamat di Kel Langling Nomor 37 RT. 10
RW. 11, Kecamatan Bangko, Kab. Merangin, Prov. Jambi; Kedudukan;
Anggota perwakilan Masyarakat Adat Melayu Merangin.
6. Anjasmara, Pekerjaan Swasta, beralamat di Desa Air Liki No. 20 RT. 08
RW. 07., Kecamatan Bangko Barat, Kab. Merangin, Prov. Jambi;
Kedudukan; Anggota Perwakilan Warga Merangin.
Yang dalam hal ini kesemuanya diwakili oleh Kuasa Hukumnya bernama
Rheza Sitorus, S.H. M.H., dan Maya Aulia, S.H. M.H. Advokat Pengacara pada
Kantor Hukum Sitorus and Partnes Law Firm yang beralamat di Jalan Bangko
Kerinci KM 43 Desa Durian Lecah Kecamatan Sungai Manau, Kabupaten
Merangin, Provinsi Jambi, yang bertindak untuk dan atas nama Perwakilan
kelompok Warga Masyarakat Kabupaten Merangin dan Masyarakat Adat Melayu
Merangin, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 12 Januari 2016, yang telah
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Muara Bulian dibawah Register
No. 22/SK/II/2015, tanggal 2 Februari 2016.
untuk selanjutnya disebut sebagai: ------------------------------------ PENGGUGAT.
Adapun yang menjadi dasar dan duduk perkara diajukannya gugatan ini
adalah:
1. Bahwa Penggugat adalah Warga Negara Republik Indonesia, berhak atas
pemenuhan Hak Asasi Manusia yang dijamin dalam Konstitusi Negara
Republik Indonesia tanpa diskriminasi dalam bentuk apa pun; ---------------
2. Bahwa Penggugat dijamin hak - haknya dalam Konstitusi Negara
Republik Indonesia untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan
negaranya sebagaimana diatur dalam pasal 28 C ayat (2) Undang - Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; --------------------------------
3. Bahwa sebagai warga negara Republik Indonesia, Penggugat memiliki hak
yang sama di depan hukum untuk mendapatkan keadilan dan penjaminan
kepentingan sebagai warga negara seperti tercantum dalam pasal 28 D ayat
(1) Undang-Undang Dasar 1945 :
“setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan
hukum.”----------------------------------------------------------------------
4. Bahwa sebagai warga negara Republik Indonesia, penggugat memiliki hak
yang sama di depan hukum untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya
Sumber Daya Alam seperti tercantum dalam pasal 33 ayat (3) Undang-
Undang Dasar 1945 :
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesarbesar
kemakmuran rakyat.” ------------------------------------------------------
5. Bahwa sebagai warga negara Republik Indonesia, Penggugat juga dijamin
perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusianya seperti tercantum
dalam pasal 2 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang
berbunyi:
“Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak
asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang
secara kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari manusia,
yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi
peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan,
dan kecerdasan serta keadilan.”-------------------------------------------
6. Bahwa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor: 39 Tahun 1999
Tentang Hak Asasi Manusia pada Pasal 36 ditentukan sebagai berikut :
“Setiap orang berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun
bersama-sama dengan orang lain demi pengembangan dirinya,
keluarga, bangsa dan masyarakat dengan cara yang tidak
melanggar hukum”. --------------------------------------------------------
7. Bahwa perbuatan Tergugat telah melanggar asas kepatuhan, kesantunan
dan tidak menghargai hak-hak yang melekat pada masyarakat adat yang
diakui negara dan sesuai dengan amanat UUD 1945 (hasil amandemen)
pasal 18.B ayat 2 dan ayat 3, Tap MPR No.XVII tahun 1998 tentang HAM
(pasal 41) dan Tap MPR No.IX tahun 2001 tentang pembaharuan Agraria
dan PSDA (pasal 4), UU Pokok-pokok Agraria No.5 Tahun 1960 (pasal 3,
pasal 5 dan pasal 56), UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM ((pasal 6), UU
No.19 Tahun 2004 tentang Kehutanan (pasal 1 angka 4 jo pasal 4 ayat 3 jo
pasal 67); -----------------------------------------------------------------------------
8. Bahwa dalam gugatan ini Penggugat menggunakan mekanisme atau
prosedur gugatan perwakilan kelompok (Class Action) sebagaimana yang
diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2002 Tentang Acara Gugatan Perwakilan Kelompok yang sudah
diakui dalam doktrin hukum dan peraturan perundang-undangan di
Indonesia, yaitu Para Penggugat selain bertindak untuk dirinya sendiri
tetapi sekaligus juga mewakili kelompok Masyarakat Adat dan
Masyarakat Kabupaten Merangin.-------------------------------------------------
9. Bahwa Penggugat menuntut Tergugat dan Turut Tergugat untuk
memberikan ganti rugi dan meminta maaf karena tidak menghargai adat
istiadat masyarakat adat setempat; ------------------------------------------------
10. Bahwa sebagian lokasi lahan yang terbakar seluas 10.500 Hektar
merupakan hutan adat yang merupakan hak ulayat mata pencaharian dan
lingkungan hidup Masyarakat Adat Melayu Merangin, sesuai tambo adat
yang didasarkan pada batas alam, batas-batas hutan adat yang sekarang
menjadi Perkebunan Kelapa Sawit tersebut adalah :
Utara : Lahan Pertanian Masyarakat
Selatan : Kawasan Hutan
Timur : Perumahan Masyarakat dan Pedesaan
Barat : Sungai Beyuku
11. Bahwa perbuatan Tergugat telah menimbulkan kerugian terhadap Tanah
Ulayat Masyarakat Adat Merangin yang ikut terbakar sehingga tidak bisa
dimanfaatkan lagi (Bentuk Kerugian Masyarakat Adat). Selain itu, asap
yang ditimbulkan oleh kebakaran ini menyebabkan lingkungan yang tidak
sehat bagi Masayrakat Kabupaten Merangin (Bentuk Kerugian Masyarakat
Kab. Merangin). Sehingga terdapat kesamaan kerugian/penderitaan yang
dirasakan oleh kedua pihak yaitu masyarakat adat tidak bisa
memanfaatkan hasil tanah adat, sedangkan masyarakat kabupaten
merangin tidak bisa bekerja dengan baik sehingga menurunkan
produktifitas dan berakbiat pada kerugian materiil; ----------------------------
12. Bahwa penggunaan mekanisme gugatan perwakilan kelompok (class
action) mempunyai manfaat sebagai berikut : -----------------------------------
• Proses berperkara yang bersifat ekonomis (judicial economy); ----
• Akses pada keadilan (acces justice); -----------------------------------
• Perubahan sikap pelaku pelanggaran (behafior modification); -----
Yang ketiga manfaat itu sesuai dengan prinsip peradilan sederhana, cepat
dan biaya ringan sebagaimana telah dimanatkan dalam undang-undang; ---
13. Bahwa selain itu, Pasal 10 ayat (1) UU No. 48 tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman, telah mengatur bahwa Pengadilan dilarang
menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang
diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas,
melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya.-------------------------
14. Bahwa dasar hukum mengenai Masyarakat adat tersebut adalah Pasal 18 b
UUD 1945, Pasal 3 UUPA, Pasal 37 jo Pasal 56 UU No.41/99
pelaksanaan kewenangan hak ulayat harus memerlukan hukum adat
dengan hukum nasional, redaksi hukum adat harus memperhatikan
undang-undang yang dibuat oleh negara dimana tanah dapat diberikan
kepada masyarakat adat untuk dikelola dan dikuasai. --------------------------
15. Bahwa Pengugat adalah Wakil Kelompok dan Anggota Kelompok yang
diwakili dalam perkara aquo adalah “sekelompok masyarakat adat dan
warga kabupaten Merangin yang tinggal di lokasi Pemukiman Penduduk
disekitar wilayah kedudukan hukum dan areal perkebunan PT. Tucunan
Palm. Luas Kabupaten Merangin adalah + 7.668,61 KM2 yang terbagi
menjadi 24 kecamatan yang terbagi lagi menjadi 9 kelurahan 204 desa
dengan jumlah penduduk 333.206 jiwa yang tingkat kepadatannya 43,45
jiwa/km2”. ----------------------------------------------------------------------------
16. Bahwa Anggota Kelompok Masyarakat Adat dan Warga yang tinggal di
kawasan Tanah Pemukiman Penduduk Kabupaten Merangin dengan luas +
7.668,61 KM2 yang terbagi menjadi 24 kecamatan, yang terbagi lagi
menjadi 9 kelurahan, 204 desa dengan jumlah penduduk 333.206 jiwa,
Mengingat banyaknya Anggota Kelompok dalam perkara aquo maka
tidaklah efektif dan efisien apabila gugatan dilakukan secara sendiri-
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu gugatan.------------------------
17. Bahwa di antara anggota Perwakilan Kelompok Masyarakat Adat / Warga
Masyarakat yang bermukim tinggal di 24 kecamatan yang terbagi lagi
menjadi 9 kelurahan 204 desa di Kabupaten Merangin dalam gugatan
Perbuatan Melawan Hukum ini “mempunyai kesamaan fakta atau
peristiwa dan kesamaan dasar hukum yang digunakan yang bersifat
substansial serta terdapat kesamaan jenis tuntutan di antara wakil
kelompok dengan anggota kelompoknya”.---------------------------------------
18. Bahwa gugatan ini terdapat adanya DALIL DAN TUNTUTAN YANG
SAMA serta adanya wakil kelas (class representative) yang secara jujur
dan sungguh-sungguh untuk melindungi kepentingan dari anggota
kelasnya (class members), sehingga dengan demikian telah memenuhi
persyaratan untuk dapat dilakukannya suatu gugatan perwakilan kelompok
(class action) sebagaimana diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor: 1 Tahun 2002 Tentang Acara Gugatan
Perwakilan Kelompok; -------------------------------------------------------------
19. Bahwa berdasarkan kerangka peraturan perundang-undangan di atas, maka
terbukti Penggugat telah memiliki kualitas sebagai penggugat (persona standi
in judicio) sehingga oleh karenanya berhak untuk mengajukan gugatan perdata
terhadap perbuatan Tergugat dan Turut Tergugat yang berakibat kepada
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan, dengan alasan-alasan
sebagaimana yang akan diuraikan dibawah ini. ---------------- Bahwa Agar
terwujud pelaksanaan proses peradilan secara cepat,
sederhana dan biaya murah sebagaimana ketentuan pasal 4 (2) Undang-Undang
Pokok Kekuasaan Kehakiman No: 48 Tahun 2009 dan berdasarkan Prosedur
Gugatan Perwakilan Kelompok (Class Action) mengacu pada Pasal 91
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup jo PERMA No. 1 Tahun 2002 tentang Acara Gugatan
Perwakilan Kelompok. Bahwa berdasarkan alasan-alasan sebagaimana yang
dikemukakan di atas dan sebagaimana yang telah di atur dalam “Peraturan
Mahkamah Agung RI” No: 1 Tahun 2002 tentang Praktek Gugatan Perwakilan
Kelompok (Class Action) di Indonesia maka Penggugat memohon pertama-
tama kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Muara Bulian yang memeriksa
perkara aquo agar terlebih dahulu “dalam proses sertifikasi” atau dalam proses
awal pengakuan Class Action menyatakan / menetapkan bahwa : -----------------
“Gugatan Perbuatan Melawan Hukum (onrechtmatige daad) melalui
mekanisme gugatan Perwakilan Kelompok (Class Action) dari Penggugat
adalah sah dan memenuhi syarat sebagaimana di atur dalam Peraturan
Mahkamah Agung RI No: 1 Tahun 2002, dan oleh karenanya haruslah
dikabulkan”. --------------------------------------------------------------------------
Bahwa berdasarkan uraian diatas maka jelas bahwa bahwa Perwakilan
Masayarakat Adat Melayu Merangin dan Warga Kabupaten Merangin
(PENGGUGAT) telah memenuhi syarat formil LEGAL STANDING
melakukan gugatan di bidang kehutanan terhadap TERGUGAT dan
TURUT TERGUGAT. -----------------------------------------------------------------
DALAM PROVISI :
I. Memerintahkan Tergugat untuk tidak mengusahakan areal tanaman
Sawit di lahan bergambut yang telah terbakar untuk usaha tanaman
Sawit; ------------------------------------------------------------------------------
II. Bahwa untuk menjamin agar gugatan ini tidak sia-sia (illusoir), maka
layak dan beralasan hukum kiranya Majelis Hakim yang mengadili
perkara a quo meletakkan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) atas
tanah, bangunan dan tanaman di atasnya, sebagai berikut:
a. PT. Tucunan Palm (selanjutnya disebut “PT TP”), beralamat di Jl.
Justisia No.1, Mersam, Batang Hari, Provinsi Jambi;
b. Hutan budidaya area lahan gambut yang berlokasi di Kecamatan
Sungai Manau, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, seluas seluas
20.000 ha (dua puluh ribu hektar) hektar. Sesuai dengan Keputusan
Bupati Merangin No. SK.338/BUP.Mer/2014. Yang dikuasai oleh
TERGUGAT/PT Tucunan Palm, pada hutan tanaman dalam
kawasan usaha perkebunan untuk budidaya area lahan gambut.
Bahwa untuk menjamin pemenuhan kewajiban Tergugat untuk melakukan
pemulihan lahan gambut, maka berdasarkan ketentuan Pasal 87 ayat 3 UU
Lingkungan Hidup, layak dan beralasan hukum kiranya Majelis Hakim Yang
Terhormat yang mengadili perkara a quo menghukum Tergugat untuk
membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.50.000.000,00 (limapuluh juta
Rupiah) per hari keterlambatan atas pelaksanaan putusan dalam perkara ini.---
Maka berdasakan dalil-dalil dan bukti-bukti tersebut diatas Penggugat
memohon Majelis Hakim untuk berkenan memutus: ------------------------------
DALAM PROVISI:
1. Memerintahkan Tergugat dan Turut Tergugat untuk tidak
mengusahakan areal tanaman Sawit di lahan bergambut yang telah
terbakar untuk usaha tanaman Sawit; ----------------------------------------
2. Memerintahkan Tergugat dan / atau Para Kuasanya atau Pihak yang
mewakilinya atau pihak yang menerima pengalihan hak dan wewenang
darinya, atau pihak manapun agar sebelum perkara ini mempunyai
kekuatan hukum mengikat (inkracht van gewisjde) agar Tergugat untuk
tidak melakukan tindakan apapun (starus quo) baik melalui tindakan
hokum perdata atau kepailitan yang bertujuan menjual atau
mengalihkan baik secara di bawah tangan maupun melalui pelelangan
umum atau lelang negara atau lelang swasta di dalam negeri atau di luar
negeri atau menjaminkan dalam bentuk apapun menjual / mengalihkan
dalam bentuk apapun atau tindakan dalam bentuk apapun di dalam
negeri alas harta kekayaan Penggugat termasuk :
a. Hutan budidaya area lahan gambut yang berlokasi di Kecamatan
Sungai Manau, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, seluas seluas
20.00 ha (dua puluh ribu hektar) hektar. Sesuai dengan Keputusan
Bupati Merangin No. SK.338/BUP.Mer/2014, pada hutan tanaman
dalam kawasan usaha perkebunan untuk budidaya area lahan
gambut di Kecamatan Sungai Manau, Kabupaten Merangin,
Provinsi Jambi.
Demikian Gugatan ini diajukan, apabila Yang Mulia Majelis Hakim yang
memeriksa perkara ini di Pengadilan Negeri Muara Bulian berpendapat lain
kami mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono). ------------------