Anda di halaman 1dari 10

1

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PADA


MATERI PELUANG MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL
THINK-PAIR-SHARE BAGI SISWA KELAS XI SMK NEGERI 9 BANDUNG

PROPOSAL PTK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas untuk menuntaskaan Program Pendidikan
Profesi Guru dalam Jabatan

Oleh
SANNY RATNASARI, S.Pd
No. Peserta 19026018010434

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


GELOMBANG 2
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2019
2

A. Judul Penelitian
Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematika pada Materi Peluang Melalui
Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share bagi Siswa Kelas XI SMK
Negeri 9 Bandung

B. Latar Belakang

Bidang studi Matematika ditinjau dari aspek kompetensi yang ingin dicapai
merupakan bidang studi yang menekankan penguasaan konsep dan algoritma
disamping kemampuan memecahkan masalah. Disamping itu matematika juga
bersifat hierarkis artinya suatu materi merupakan prasyarat untuk mempelajari
materi berikutnya. Bidang studi matematika mencakup dimensi pemahaman,
terampil dan penerapan terhadap materi yang diajarkan.

Berdasarkan pengalaman mengajar dan data empiris berupa nilai hasil


evaluasi pembelajaran pada materi-materi sebelumnya di kelas XI kecantikan 1 di
SMKN 9 Bandung, dapat disimpulkan bahwa nilai akademis siswa tersebut
tergolong rendah. Selain itu, dilihat dari motivasi belajarnya siswa kelas XI
kecantikan 1 ini mudah jenuh sehingga butuh perhatian khusus. Peluang
merupakan salah satu materi matematika yang diajarkan dikelas XI dan dirasakan
cukup sulit dipahami oleh siswa kami. Hal ini ditandai oleh rendahnya hasil
belajar siswa berdasarkan data nilai ulangan siswa pada tahun-tahun sebelumnya
dan juga didasarkan atas keluhan siswa pada pelajaran tahun-tahun sebelumnya
berdasarkan hasil kuisioner. Peluang merupakan materi yang lebih banyak
menggunakan pemahaman, keterampilan dan penerapan. Oleh karena itu apabila
siswa kurang aktif bertanya terhadap keterangan guru yang kurang jelas maka
pada kegiatan menyelesaikan soal-soal yang berbeda dengan contoh soal yang
diberikan guru, siswa sering kali tidak bisa menyelesaikannya. Selain itu siswa
kurang kreatif dalam melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan teknis yang
berkaitan dengan peluang . Kenyataan ini sering dijumpai di SMKN 9 Bandung
siswa Kelas XI khususnya materi Peluang.
3

Metode pembelajaran kooperatif dipandang sangat cocok, karena siswa

ikut aktif berpartisipasi sedemikian hingga melibatkan intelektual dan emosional

dalam proses pembelajaran dalam hal ini keaktifan berarti keaktifan mental dan

keaktifan fisik. Keaktifan mental ini diwujudkan interaksi antara siswa dan guru,

siswa dengan siswa maupun siswa belajar secara individu.

Maka dari itu perlu strategi pembelajaran yang relevan berkaitan dengan

konsep Peluang. Dari latar belakang tersebut, peneliti memutuskan memilih

pembelajaran kooperatif dengan model Think-Pair-Share (TPS) sebagai alternatif

model pembelajaran untuk memecahkan masalah di atas.

Model pembelajaran think-pair-share (TPS) merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif sederhana yang memberikan kesempatan pada siswa

untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Siswa diberikan lebih

banyak kesempatan untuk berpikir dan berpendapat secara individu untuk

merespon pendapat yang lain kemudian saling membantu dalam kelompoknya

kemudian membagi pengetahuan kepada siswa lain.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang dikemukakan di atas agar tidak terjadi
kerancuan , maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif dengan model Think-Pair-
Share dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa
dalam menyelesaikan materi peluang?”

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, tujuan Penelitian Tindakan Kelas


kali ini adalah “untuk mengetahui penerapan pembelajaran kooperatif
4

dengan model Think-Pair-Share dapat meningkatkan kemampuan


komunikasi matematika siswa dalam menyelesaikan materi peluang”

E. Manfaat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :

1. Siswa
• Meningkatkan kemampuan melalui bekerja sendiri dan kolaborasi
kelompok.
• Mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah melalui
kelompok.
• Meningkatkan keaktifan dan hasil belajar dalam proses kegiatan belajar di
kelas.

2. Guru
Menambah wawasan guru matematika mengenai alternatif model
pembelajaran khususnya model Think-Pair-Share

3. Sekolah
Sekolah mendapatkan masukan /informasi tentang alternatif model
pembelajaran Think-Pair-Share yang dapat digunakan oleh guru lain.

4. Peneliti

a. Dapat digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar untuk


pengembangan ilmu pendidikan.
b. Untuk lebih lanjut melakukan penelitian tindakan kelas

F. Kajian Pustaka
1. Definisi pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses, cara, menjadikan orang atau makhluk


hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu, perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
5

pengalaman (KBBS, 1996: 14). Sependapat dengan pernyataan tersebut


Sutomo (1993: 68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses
pengelolahan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga
memungkinkan dia belajar. Untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah
laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan
perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan
yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah,
berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain (Soetomo, 1993: 120)

Sehingga menurut penulisan pembelajaran adalah proses yang


disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar
untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu
2. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan


siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan
bersama (Felder, 1994: 2)

Wahyuni (2000: 8) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif


merupakan strategi pembelajaran dengan cara menempatkan siswa dalam
kelompok-kelompok kecil yang memiliki kemampuan berbeda.

Sependapat dengan pernyataan tersebut Setyaningsih (2001: 8)


mengemukakan bahwa metode pembelajaran kooperatif memusatkan aktivitas
di kelas pada siswa dengan cara mengelompokkan siswa untuk bekerja sama
dalam proses pembelajaran.

Dari tiga pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa


pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran dengan cara
mengelompokkan siswa untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah.
Kemampuan siswa dalam setiap kelompok adalah heterogen.
6

Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya sebagai objek


belajar tetapi menjadi subjek belajar karena mereka dapat berkreasi secara
maksimal dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena pembelajaran
kooperatif merupakan metode alternatif dalam mendekati permasalahan,
mampu mengerjakan tugas, meningkatkan keterampilan komunikasi dan
sosial, serta perolehan kepercayaan diri.

3. Think-Pair-Share

Think-Pair-Share merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif


yang dikembangkan oleh Frank Lyman, dkk dari Universitas Maryland pada
tahun 1985 sebagai salah satu struktur kegiatan cooperative learning. Think-
pair-share memberikan waktu kepada para siswa untuk berpikir dan
mersepon serta saling bantu satu sama lain. Think-pair-share memberi siswa
kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.

Ciri utama pada model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share


adalah tiga langkah utamanya yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran,
yaitu langkah Think (berpikir secara individual), Pair (berpasangan dengan
teman sebangku), dan Share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau
seluruh kelas)

4. Kemampuan Koneksi Matematika

NCTM mengindikasikan bahwa koneksi matematika terbagi kedalam tiga


aspek kelompok koneksi, yaitu: aspek koneksi antar topik matematika, aspek
koneksi dengan disiplin ilmu lain, dan aspek koneksi dengan dunia nyata
siswa/ koneksi dengan kehidupan sehari-hari.

Menurut Sumarmo (2005 : 7), kemampuan koneksi matematika siswa dapat


dilihat dari indikator-indikator berikut;

1. Mengenali representasi ekuivalen dari konsep yang sama


7

2. Mengenali hubungan prosedur matematika suatu representasi ke prosedur


representasi yang ekuivalen

3. Menggunakan dan menilai keterkaitan antar topik matematika dan


keterkaitan di luar matematika

4. Menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Tindakan yang


diberikan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan tahapan-tahapan perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 9 Bandung kelas XI TB 2. Mata


Pelajaran Matematika Semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020. Sekolah ini
terletak di Jl. Soekarno Hatta km.10

3. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TB 2 SMKN 9 Bandung


Tahun Pelajaran 2019/2020.

Adapun alasan pengambilan subjek penelitian adalah :

1. Rata-rata nilai kelas masih rendah dibandingkan kelas yang lain.


2. Siswa butuh perhatian lebih dan mudah jenuh.

4. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari beberapa siklus. Adapun


langkah-langkah dalam siklus adalah sebagai berikut:
8

1. Perencanaan :

Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi :

a) Membuat perangkat pembelajaran (RPP dan LKPD).


b) Membentuk kelompok pembelajaran yang didasarkan pada prinsip
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dengan cara :
- Menyusun daftar nama berdasarkan kemampuan akademik.
Kemampuan akademik yang digunakan adalah nilai ulangan harian
pertama
- Menentukan jumlah anggota setiap kelompok sebanyak 4 orang.
c) Membuat skenario pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share
d) Membuat instrumen penelitian yang meliputi alat evaluasi berupa tes
disertai jawaban dan panduan penskoran.
e) Membuat lembar observasi

2. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini disesuaikan dengan rencana


yang telah disusun dalam rencana pembelajaran.

3. Observasi dan evaluasi

Kegiatannya adalah melaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan


tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan
melakukan evaluasi hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan.

4. Refleksi

Pada tahap ini, hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi
dikumpulkan kemudian dianalisis. Dari hasil tersebut akan dilihat apakah
telah memenuhi target yang ditetapkan pada indikator kerja. Jika belum
memenuhi target, maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya.
9

Kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus


sebelumnya akan diperbaiki pada siklus berikutnya.

Alur dari desain Penelitian Tindakan Kelas dapat digambarkan sebagai


berikut :

Perencanaan

(Penyusunan RPP, LKPD dan


pedoman observasi)

Pelaksanaan/Tindakan
Refleksi SIKLUS I
(Metode TPS)

Observasi

(Keterlaksanaan RPP, Aktivitas


Guru, dan Aktivitas Siswa)

Perencanaan

(Penyusunan RPP, LKS dan


Sumber: Suharsimi
pedoman Arikunto
observasi)

Pelaksanaan/Tindakan
Refleksi SIKLUS II
(Metode TPS)

Observasi

(Keterlaksanaan RPP, Aktivitas


Guru, dan Aktivitas Siswa)
10

H. Jadwal Penelitian

Bulan
No KEGIATAN Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perencanaan
2 Proses pembelajaran Siklus 1 Siklus 2
3 Evaluasi
4 Pengumpulan Data
5 Analisis Data
6 Penyusunan Hasil
7 Pelaporan Hasil

I. Daftar Pustaka
a. https://www.ilmusaudara.com/2017/04/pengertian-tindakan-kelas-ptktujuan-dan.html
(Diakses 23 Juli 2019 pukul 10.56)
b. http://www.informasiguru.com/2016/04/cara-menyusun-proposal-ptk-
penelitiantindakankelas.html (Diakses 24 Juli 2019 pukul 9.15)
c. https://www.academia.edu/8563333/INDIKATOR_KEMAMPUAN_MATEMATIS
(Diakses 24 Juli 2019 pukul 9.55)
d. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ (Diakses 24 Juli 2019 pukul 10.50)
e. https://suaidinmath.wordpress.com/2016/08/24/model-dan-jenis-jenis-
pembelajaran-kooperatif/ (Diakses 24 Juli 2019 pukul 15.00)

Anda mungkin juga menyukai