I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.Y
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 56 tahun
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan : SMP
Alamat : Jl. Gelatik no. 25
Pekerjaan : Tukang parker
3. Wajah
Inspeksi : Warna sama dengan bagian tubuh lain, tidak pucat.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan edema
4. Mata
Inspeksi : Mata memar dan merah, edema epitel kornea, reaksi pupil
melebar dan melambat
Palpasi : Mata sebelah kanan lebih keras
5. Hidung
Inspeksi : Simetris kika, tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada sumbatan
atau pendarahan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
6. Telinga
Inspeksi : Simetris, bersih
7. Mulut
Inspeksi : Warna bibir agak gelap, lembab, halus, gigi lengkap, tidak ada
lesi, jika di rangsang cahaya pasien seperti melihat pelangi
Palpasi : Tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan.
8. Leher
Inspeksi : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi : Tidak terasa pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan
9. Dada
a. Paru
Inspeksi : Pengembangan paru kanan kiri simetris
Palpasi : Vokal premitus kiri kanan sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara nafas vesikuler
b. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada interkosta 5-6
Perkusi : Pekak, tidak ditemukan adanya pembesaran jantung.
Auskultasi : Tidak terdengar bunyi murmur
c. Abdomen
Ispeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus 9 kali/menit
Perkusi : Tympani
Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar dan lien
d. Ekstremitas : Tidak ada oedem pada kedua ekstremitas atas dan bawah
e. TTV : TD : 120/80 mmHg
P : 24x/menit
S : 370c
N : 80x/ menit
bekerja
Penekanan bola
DO:
mata oleh cairan
- Mata terlihat memar dan
aqueus
merah
- Edema epitel kornea
- Pupil melebar dan Tekanan pada
melambat syaraf optic retina
- Saat dirangsang cahaya
yg terang pasien
mengeluh melihat Penipisan serat
pelangi syaraf dan inti
- Pemeriksaan penunjang : bag.dalam retina
1. Tonometri : TIO 25
mmHg
2. Gonioskopi : Atrofi discus
Metode Van Herik opticus
Grade 3 : PAC > ¼-
1/2 CT, metode
Shaffer grade slit Hilangnya
rasio meningkat
(N=0.3).
Gangguan persepsi
4. Perimetri : Lapang
sensori
pandang menyempit
(penglihatan)
pada 45° sentral
Ds : Obtruksi jaringan Gangguan rasa
trabekuler nyaman nyeri
Klien mengatakan mata
berhubungan
penglihatan kabur, sakit kepala
dengan
dan seperti melihat pelangi bila
Hambatan pengaliran meningkatan TIO
melihat cahaya yang terang
aqueus humor
Do :
TIO meningkat
- Meringis, menangis
menahan nyeri.
- Sering memegangi mata. Nyeri
- Lemah, Lelah,
- Pergerakan klien
berkurang
TTV :
- TD : 110/80 mmHg
- N : 80x/menit
- S : 38 C
- RR : 20x/menit
DS: Glaukoma Ansietas
Klien mengatakan bahwa
mendengar informasi dari
orang-orang bahwa Glaukoma Kurang pengetahuan
Visus : OD 1/300,
OS:3/60
Penggaunang dan
TIO : 37,8
atropi syaraf
optik+defek lapang
padang
Penurunan lapang
pandang
Resiko cidera
DS: Galukoma Gangguan konsep
Klien mengatakan malu tidak diri : harga diri
bisa beraktovitas seperti biasa. rendah
DO: Penurunan lapang
3/60
TIO : 37,8
Klien tidak bisa
Aktifitas klien dibantu
beraktivitas seperti
oleh keluarga
biasa
Cemas
Resiko infeksi
VI. INTERVENSI
No.
Hari/tgl Jam IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
1 Senin, 1 08.00 1. Mengkaji derajat / tipe kehilangan S : Klien mengatakan
Mei 2017 penglihatan. Hasil : penglihatannya masih
Pasien mengatakan kabur saat melihat kabur
benda yang terlalu dekat dan terlalu
O : - Pemeriksaan tonometry
terang
TIO 15 mmHG
- Visus / ketajaman 3/6
08.20 2. Kaji tingkat nyeri.
- Klien masih melihat
Hasil :
pelangi saat dirangsang
Klien mengatakan nyeri yang dialami
dengan cahaya terang
berada pada angka 8
A : Masalah belum teratasi
08.30
3. Mendorong klien untuk P : lanjutkan intervensi
mengekspresikan perasaan tentang 1. Mengkaji derajat /
kehilangan / kemungkinan kehilangan tipe kehilangan
penglihatan. Hasil : penglihatan
Klien dengan antusias menjelaskan 5. Mengkolaborasi :
ketakutannya jika sampai kehilangan Memberikan obat tetes
penglihatan. mata beta bloker
misalnya timolol,
betaxolol, cartexolol,
08.50
4. Melakukan tindakan untuk membantu levabunolol,
pasien untuk menangani keterbatasan metipranolol.
penglihatan, contoh, atur perabot,
perbaiki sinar dan masalah
penglihatan. Hasil :
Klien mnegatakan jadi terlihat lebih
lapang, dan pasien lebih nayaman
melihat sekelilingnya.
09.00
5. Mengkolaborasi : Memberikan obat
tetes mata beta bloker misalnya
timolol, betaxolol, cartexolol,
levabunolol, metipranolol.
Hasil :
Pasien mendapat obat tetes mata
2 08.22 S : Klien mengatakan nyeri
1. Mengkaji tingkat nyeri. berkurang tetapi klien masih
Hasil : menahan nyeri.
08.30 Klien mengatakan nyerinya
O : - Wajah klien terlihat
berada pada angka 8
lebih rileks
2. Memantau derajat nyeri mata
- Klien telihat sesekali
setiap 30 menit selama fase akut.
kesakitan
09.00 Hasil :
Klien terlihat masih kesakitan
A : Masalah belum teratasi
3. Memertahankan tirah baring ketat
pada posisi semi fowler. P : Lanjutkan intervensi.
Hasil : akut.
P : Pertahankan intervensi.
1 Rabu, 3 09.00 1. Mengkaji derajat / tipe kehilangan S : Klien mengatakan
Mei 2017 penglihatan. Hasil : penglihatannya sudah
Klien sudah dapat melihat dengan tidak kabur lagi
jelas
O : - Pemeriksaan tonometry
TIO 15 mmHG
09.20 2. Mengkolaborasi : Memberikan obat
- Visus / ketajaman 6/6
tetes mata beta bloker misalnya
- COA kelmbali luas
timolol, betaxolol, cartexolol,
- Pupil mengecil saat diberi
levabunolol, metipranolol. Hasil :
cahaya
Penglihatan kembali normal
- Klien sudah tidak melihat
pelangi saat dirangsang
dengan cahaya terang
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi,