keperawatan evaluasi
1. Risiko aspirasi Tujuan : - Kaji kemampuan pasien - Perawat mengkaji
b.d refluks Dalam waktu periode menelan. kemampuan menelan
material dari risiko aspirasi tidak dan mencatat adanya
esofagus ke terjadi. risiko aspirasi
jalan nafas. Kriteria evaluasi : terhadap makanan
- Tidak terjadi refluks yang masuk.
dan aspirasi pada - Tingkatkan upaya untuk - Gaya gravitasi untuk
saat pasien makan dapat melakukan proses memudahkan proses
secara oral. menelan yang efektif menelan dan
- RR dalam batas seperti mambantu menurunkan risiko
normal 12-20 pasien untuk duduk. terjadinya aspirasi.
x/menit. - Anjurkan pasien untuk - Menurunkan risiko
duduk selama 30 menit aspirasi akibat
setelah makan melalui materjal makanan
oraldan jangan yang tidak masuk ke
melakukan posisi lambung dan kembali
berbaring langsung ke orofaring.
setelah makan.
- Berikan makanan lunak - Materjal makanan
dan lakukan sedikit yang lunak akan
demi sedikit. memudahkan proses
menelan dan dengan
komposisi sedikit
demi sedikit akan
menurunkan risiko
refluks
gastroesofageal.
- Anjurkan pasien - Menguatkan otot-
menggunakan sedotan otot fasial dan otot
untuk meminum cairan. menelan, serta
menurunkan risiko
terjadinya
aspirasi/tersedak.
- Monitor kondisi jalan - Mencegah risiko
nafas pada saat pasien aspirasi menjadi hal
makan dan setelah yang berbahaya pada
makan. jalan nafas dengan
demikian perawat
dapat lebih cepat
memberikan
intervensi.
- Evaluasi keberhasilan - Apabila tingkat
pemberian makanan. toleransi pasien tidak
optimal dalam
pemenuhan nutrisi
yang disebabkan
refluks dan gangguan
menelan, maka
perawat
mempertimbangkan
pemberian nutrisi
dengan selang
nasogatrik atau
cairan intravena.
2. Risiko tinggi Tujuan : Intervensi prabedah:
nutrisi kurang Pada periode praoperasi - Anjurkan pasien makan - Makanan dapat lewat
dari kebutuhan dan pascaoperasi intake dengan perlahan dan dengan mudah ke
tubuh b.d nutrisi dapat optimal mengunyah makanan lambung.
kurangnya dilaksanakan. dengan saksama.
intake makanan Kriteria evaluasi : - Evaluasi adanya alergi - Beberapa pasien
yang adekuat. - Pasien dapat makanan dan mungkin mengalami
menunjukkan kontraindikasi makanan. alergi terhadap
metode menelan beberapa komponen
yang tepat. makanan tertentu dan
- Terjadi penurunan beberapa penyakit
gejala refluks lain, seperti diabetes
esofagus. mellitus, hipertensi,
gout, dan lainnya
sehingga
memerlukan
persiapan khusus
dalam mengatur
komposisi makanan
yang akan diberikan.
- Pantau intake dan - Berguna dalam
output, anjurkan untuk mengukur
timbang berat badan keefektifan nutrisi
secara periodik (sekali dan dukungan cairan.
seminggu).
- Lakukan dan ajarkan - Menurunkan rasa tak
perawatan mulut enak karena sisa
sebelum dan sesudah makanan atau bau
makan, serta sebelum obat yang dapat
dan sesudah intervensi / merangsang pusat
pemeriksaan per oral. muntah.
Intervensi pascaoperasi
fundoflikasi:
- Monitor selang - Dalam waktu 24 jam
nasogastrik. pasien dievaluasi
atas keberhasilan
pembedahan.
Kepatenan selang
menjadi prioritas.
Pasien mendapat
nutrisi dengan cara
intravena dan peran
perawat adalah
mendokumentasikan
jumlah dan jenis
nutrisi yang masuk
serta jumlah yang
keluar. Pemasangan
selang nasogatrik
dilakukan sebelum
pembedahan dan
dipertahankan pada
saat pascaoperasi.
Setelah 24 jam
pascaoperasi dan
setelah fungsi usus
optimal, pemberian
diet cair melewati
selang nasogastrik
dilakukan.
- Kolaborasi dengan ahli - Komposisi dan
gizi tentang jenis dan jenis diet diberikan
komposisi diet. sesuai tingkat
toleransi individu.
- Timbang berat badan - Intervensi untuk
tiap hari dan catat evaluasi terhadap
pertambahannya. intervensi
keperawatan yang
telah diberikan.
Kolaborasi dengan tim
medis untuk pemberian:
- Pemakaian penghambat - Cimetidin
H2 (seperti Cimetidin/ menghambat histan
Ranitidin). H2, menurunkan
produksi asam
gaster,
meningkatkan PH
gaster dan
menurunkan iritasi
pada mukosa gaster,
penting untuk
penyembuhan dan
meningkatkan rasa
nyaman.
- Sukraifat Antasida. - Antasida digunakan
mempertahankan
PH gaster pada
tingkat 4-5.
3. Nyeri b.d iritasi Tujuan : Jelaskan dan bantu pasien Pendekatan dengan
mukosa Dalam waktu 1 x 24 dengan tindakan pereda menggunakan relaksasi
esofagus, pascabedah, respons nyeri nonfarmakologi dan dan nonfarmakologi
respons dan tingkat nyeri nonivasif. lainnya telah
pembedahan. berkurang atau menunjukkan
teradaptasi. keefektifan dalam
Kriteria evaluasi: mengurangi nyeri.
- Secara objektif Lakukan manajemen nyeri:
melaporkan nyeri - Istirahatlah pasien pada - Istirahat secara
berkurang atau saat nyeri muncul. fisiologis akan
teradaptasi. menurunkan
- Pasien subjektif kebutuhan oksigen
melakukan yang diperlukan
manajemen nyeri untuk memenuhi
nonfarmakologi kebutuhan
apabila sensasi nyeri metabolisme basal.
muncul. - Ajarkan teknik relaksasi - Meningkatkan
- TTV dalam batas pernafasan dalam pada intake oksigen
normal. saat nyeri muncul. sehingga akan
- Skala nyeri 0-1 (0- menurunkan nyeri
4). sekunder dari
- Ekspresi pasien iskemia intestinal.
relaks dan mampu - Ajarkan teknik distraksi - Distraksi
melakukan pada saat nyeri. (pengalihan
mobilitas ringan perhatian) dapat
dengan nyeri yang menurunkan
terkontrol. stimulus internal.
- Lakukan manajemen - Manajemen
sentuhan. sentuhan pada saat
nyeri berupa
sentuhan dukungan
psikologis dapat
membantu
menurunkan nyeri.