Anda di halaman 1dari 3

PROPOSAL PENELITIAN

I. HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG

PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SCABIES DI

RW. 10 / RT. 01 LORONG ANGKASA BIRU KELURAHAN

KARAWISI KOTA MASKASSAR

II. RUANG LINGKUP

KEPERAWATAN KOMUNITAS

III. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Scabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi Sarcoptes

scabiei variasi homini. Penyakit scabies paling banyak ditularkan melaui kontak

langsung seperti jaba tangan, tidur bersama atau hubungan seksual antara

penderita dengan orang sehat. Scabies juga dapat ditularkan secara tidak langsung

melalai benda seperti tempat tidur, sprei, handuk, dan pakaian (Sukmawati et al,

2018).

Scabie merupakan salah satu dari sekian contoh penyakit kulit menular,

distribusi data epidemiologi penyakit ini tersebar ke seluruh dunia terutama di

daerah yang padat penduduknya dan rendah tingkat kebersihannya. Banyak orang

yang mengabaikan kebersihan diri, tempat tinggal dan lingkungan sekitar,


meskipun orang-orang itu mengetahui bersih itu sehat. Jika tidak ditanggulangi

secara dini maka dapat menular ke anggota keluarga lain ( Rasyid et al, 2019).

Menurut World Health Organization (WHO) menyatakan angka kejadian

scabies pada tahun 2014 sebanyak 130 juta orang di dunia. Tahun 2014 menurut

Internasional Alliance for the Control Of Scabies (IACS) kejadian scabies

bervariasi mulai dari 0,3% menjadi 46%. Scabies adalah penyakit kulit yang

disebabkan oleh sarcoptes scabiei varian hominis. Scabies ditemukan di semua

negara yang sedang berkembang prevalensi scabies sekitar 6% - 27% populasi

umum, menyerang semua ras dan kelompok umur serta cenderung tinggi pada

anak-anak serta remaja.

Scabies merupakan penyakit kulit endemis diwilaya beriklim tropis dan

subtropis, seperti Afrika, Amerika selatan, Australia tengah, Australia selatan dan

Asia. Prevalensi scabies pada anak berumur 6 tahun didaerah kumuh Bangladesh

adalah 23 - 29% dan Kamboja 43%. Prevalensi scabies di Binen (Afrika barat)

28,33% dan Pulau Pinang (Malaysia) 31% (Arifuddin et al, 2016).

Di Indonesia terdapat prevalensi scabies masih cukup tinggi. menurut

departemen kesehatan repuplik indonesia (2010) prevalensi scabies di indonesia

sebesar 5,60 - 12,9% dan scabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit.

Ditahun 2011 jumlah penderita scabies sekitar 6,915.135 (2,9%) dari jumlah

penduduk 238.452.952 jiwa. Jumlah ini meningkat pada tahun 2012 yang dimana

jumlah penderita scabies sebesar 3,6%.


Scabies merupakan penyakit kulit endemi di masyarakt. Penyakit ini banyak

dijumpai pada anak dan orang dewasa muda, tetapi dapat mengenai semua

golongan umur (Djuanda (2014). Penyakit kulit scabies merupakan penyakit

yang muda menular. Penyakit ini dapat ditularkan secara langsung (kontak kulit

dengan kulit) misalnya berjaba tangan, tidur bersama, dan melalui hubungan

seksual. Penularan secara tidak langsung (melalui benda), misalnya pakaian,

handuk, sprei, bantal, dan selimut. Penyakit ini mudah menular dan banyak faktor

yang membantu penyebarannya antara lain kemiskinan, hygiene individu yang

jelek dan lingkungan yang tidak sehat. Penyakit scabies pada umumnya

menyerang individu yang hidup berkelompok seperti di asrama, pesantren,

lembaga pemasyarakatan, rumah sakit, perkampungan padat, dan rumah jompo

(Ely, 2017).

Scabies merupakan penyakit yang berkaitan dengan kebersihan diri. Angka

kejadian scabies meningkat pada kelompok masyarakat yang hidup dengan

kondisi kebersihan diri dan lingkungan di dibawah standar. Hal ini disebabkan

oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit scabies. Kurangnya

pengetahuan tentang faktor penyebab dan budaya penyakit scabies membuat

penyakit ini di anggap sebagai penyakit yang biasa saja karena tidak

membahayakan jiwa, Selain itu rendahnya pengetahuan masyarakat tentang cara

penyebaran dan pencegahan scabies menyebabkan angka kejadan scabiaes tinggi

pada kelompok masyarakat (Kurniawan dan Prabowo, 2016)

Anda mungkin juga menyukai