Anda di halaman 1dari 15

SISTEM REPRODUKSI

ANDI RISKY AMALIAH. SKM., M.Kes

MAKALAH

KANKER SERVIKS

Di Susun Oleh:
Kelompok 4
Reguler B Keperawatan

Nilam Sari 21606046

Rahmawati 21606047

Reski 21606048

Resky Wahyuni 21606049

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KANKER
SERVIKS”.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen, dan teman-teman yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa isi
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu kami dari penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran guna memperbaiki dimasa yang akan datang dan
semoga bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata dari penulis mengucapkan terima
kasih.

Makassar, 12 November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................ 3
C. Tujuan .............................................................................................. 3

BAB II TINJAUNAN PUSTAKA ……… .................................................. 4

A. Definisi Kanker Serviks ………….. ................................................. 4


B. Etiologi Kanker Serviks ………….. ................................................. 4
C. Tanda dan gejala Kanker Serviks …. ................................................ 5
D. Patofisiologi Kanker Serviks ……. . ................................................. 6
E. Pencegahan Kanker Serviks …….... ................................................. 7
F. Pengobatan Kanker Serviks………. ................................................. 8

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................... 9

A. Pengkajian Masalah ......................................................................... 9


B. Pembahasan .................................................................................... 10

BAB IV PENUTUP .................................................................................. 11

A. Kesimpulan .................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan. Saat
ini kanker serviks menduduki urutan ke dua dari penyakit kanker yang menyerang
perempuan di dunia dan urutan pertama untuk wanita di negara sedang
berkembang. Dari data Badan Kesehatan Dunia (WHO), diketahui terdapat
493.243 jiwa per tahun penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka
kematian karena kanker ini sebanyak 273.505 jiwa per tahun (Emilia, 2010).
Di negara maju, angka kejadian kanker serviks sekitar 4% dari seluruh
kejadian kanker pada wanita, sedangkan di negara berkembang mencapai diatas
15% (Emilia, 2010). Di Indonesia, diperkirakan 15.000 kasus baru kanker serviks
terjadi setiap tahunnya, sedang angka kematiannya di perkirakan 7500 kasus per
tahun (Emilia, 2010). Pada tahun 2004 jumlah pasien kanker yang berkunjung ke
Rumah Sakit di Indonesia mencapai 6.511 dengan proporsi pasien kanker serviks
yang rawat jalan adalah 16,47% dan rawat inap adalah 10,9%, selain itu lebih dari
70% kasus kanker serviks datang ke rumah sakit dalam keadaan stadium lanjut
(Depkes RI, 2005).
Melihat perkembangan jumlah penderita dan kematian akibat kanker serviks,
diperkirakan bahwa sekitar 10 persen wanita di dunia telah terinfeksi Human
Papiloma Virus (HPV), muncul fakta bahwa semua perempuan mempunyai resiko
untuk terkena infeksi HPV. Perjalanan dari infeksi HPV, tahap pra kanker hingga
menjadi kanker serviks memakan waktu 10 sampai 20 tahun. Disinilah tujuan dari
deteksi dini yaitu memutuskan perjalanan penyakit pada tahap pra kanker dan
mendapatkan pengobatan sesegera mungkin sehingga kanker serviks diharapkan
dapat sembuh sempurna (Widyastuti, 2009).
Permasalahan yang muncul adalah banyak wanita yang tidak mau menjalani
pemeriksaan, dan kanker serviks ini biasanya justru timbul pada wanita-wanita
yang tidak pernah memeriksakan diri atau tidak mau melakukan pemeriksaan ini.
50% kasus baru kanker serviks terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak pernah
melakukan pemeriksaan pap smear. Padahal jika para wanita mau melakukan
pemeriksaan ini, maka penyakit kanker serviks suatu hari bisa saja musnah,
seperti halnya polio ( Depkes RI, 2005). Budaya dan adat ketimuran di Indonesia
telah membentuk sikap dan persepsi yang jadi penghalang bagi perempuan untuk
membuka diri kepada profesional medis dan mampu melindungi kesehatan
reproduksinya. Akibatnya, kebanyakan pasien datang sudah pada stadium lanjut,
hingga sulit diobati.
Senjata terbaik untuk mencegah kanker serviks adalah bentuk skrining yang
dinamakan Pap Smear, dan skrining ini sangat efektif. Pap smear adalah suatu
pemeriksaan sitologi yang diperkenalkan oleh Papanicolaou pada tahun 1943
untuk mengetahui adanya keganasan (kanker) dengan mikroskop. Pemeriksaan ini
mudah dikerjakan, cepat dan tidak sakit (Bustan, 2007).
Menurut Wilopo (2010) saat ini diperkirakan baru sekitar 5% wanita yang
mau melakukan deteksi dini terhadap kanker serviks, mengakibatkan banyak
kasus ini ditemukan sudah pada stadium lanjut yang sering kali mengakibatkan
kematian. Data awal diketahui jumlah kunjungan rawat jalan di Poli Kebidanan
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan dari bulan Januari sampai Juni
tahun 2011 ada sebanyak 263 orang, dan hanya 24 orang (9,13%) yang
melakukan pemeriksaan pap smear. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran
masyarakat masih sangat rendah terhadap pemeriksaan pap smear. Berdasarkan
latar belakang tersebut penulis tertarik untuk membahas tentang “Kanker Serviks”
menjadi sebuah makalah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kanker serviks?
2. Bagaimana etiologi dari kanker serviks?
3. Bagaimana tanda dan gejala kanker serviks?
4. Bagaimana patofisiologi kanker serviks?
5. Bagaimana pencegahan kanker serviks?
6. Bagaimana pengobatan kanker serviks?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami konsep dasar kanker serviks.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui definisi kanker serviks.
b. Mahasiswa mampu mengetahui etiologi dari kanker serviks.
c. Mahasiswa mampu mengetahui tanda dan gejala kanker serviks.
d. Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi kanker serviks.
e. Mahasiswa mampu menjelaskan cara pencegahan kanker serviks.
f. Mahasiswa mampu menjelaskan cara pengobatan kanker serviks.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kanker Serviks


Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel kanker di leher rahim atau serviks
yang abnormal(Supriyanto, 2014). Di sana sel-sel kanker tersebut mengalami
perubahan kearah displasia atau keganasan. Biasanya kanker rahim menyerang
perempuan yang berumur 35-55 tahun yaitu dimana kedaan seorang wanita dalam
masa sexually active. Tetapi bukan berarti bahwa perempuan yang masih muda
tidak bisa mengalaminya. Perempuan yang muda pun dapat menderita kanker
rahim asalkan memiliki faktor resikonya.
Sedangkan menurut Tilong (2014) kanker serviks atau kanker leher rahim
adalah salah satu jenis keganasan atau neoplasma yang lokasinya terletak di
daerah serviks. Serangan kanker ini pada tahap awal tidak menimbulkan gejala
apapun. Tetapi ketika kanker sudah masuk stadium lanjut atau saat sel kanker
serviks sudah menginvasi jaringan di sekitarnya, kanker ini baru bisa terlihat.
Itulah sebabnya mengapa kanker jenis ini masuk dalam kategori killer silent.

B. Etiologi Kanker Serviks


Belum diketahui pasti penyebab terjadinya kanker serviks, tetapi ada beberapa
faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kanker serviks (Reefani, Supriyanto &
Tilong, 2014), yaitu:
1. Human Papilloma Virus (HPV)
HPV adalah suatu virus yang dapat menyebakan terjadinya kutil di daerah
genital (kondiloma akltminata), yang ditularkan melalui hubungan seksual.
HPV sering diduga sebagai penyebab terjadinya perubahan yang abnormal
dari sel-sel rahim.
2. Merokok
Tembakau yang terkandung dalam rokok dapat menurunkan system kekebalan
tubuh dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan HPV pada
serviks.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini.
4. Berganti-ganti pasangan seksual.
5. Gangguan system kekebalan tubuh.
6. Penggunaan pil KB dalam jangka waktu lama.
7. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia yang menahun.
8. Usia
Usia diatas 40 tahun sangat rentan terhadap serangan kanker ini. Namun ini
bukan berarti tidak mungkin menyerang usia muda.
9. Mengalami keputihan terus-menerus.
10. Mempunyai anak banyak.
11. Memakai pembalut yang tidak aman seperti pembalut yang mengandung
dioksin.
12. Mencuci kemaluan dengan air yang tidak bersih.
13. Masalah genetik.

C. Tanda dan Gejala Kanker Serviks


Tanda dan gejala yang timbul pada kanker serviks (Tilong, 2014), yaitu:
1. Serangan kanker serviks ditandai dengan keluarnya darah yang cukup banyak
sehabis berhubungan seksual (pendarahan post coitus). Darah tersebut kadang
keluar bersama urin yang diikuti rasa sakit. Jika hubungan seksual ini
dilakukan pertama kali, ini adalah hal yang wajar. Namun jika tidak, perlu
dicurigai adanya serangan kanker tersebut.
2. Penderita juga mungkin akan mengalami pendarahan. Pendarahan biasanya
sering dan berlangsung rutin.
3. Timbulnya keputihan yang abnormal. Jelas ini berbeda dengan keputihan
biasa, keputihan yang abnormal ini biasanya dapat dibedakan dengan
beberapa ciri seperti tekstur cairan yang kental dengan warna putih susu,
kuning, kehijauan atau keabu-abuan. Bahkan beberapa ahli mengatakan,
warna keputihan yang berhubungan dengan kanker serviks ini, mempunyai
warna merah dan cokelat. Cairan ini juga bersifat lengket, bebau tidak sedap,
menimbulkan gatal, bisa meninggalkan bercak pada pakaiam dalam dan
biasanya cairan tersebut lebih banyak dari cairan keputihan biasa.
4. Timbulnya rasa sakit pada daerah pinggul. Kondisi ini juga diikuti oleh
timbulnya rasa sakit pada paha, perut bagian bawah dan begitu juga pada saat
buang air kecil atau besar.

D. Patofisiologi Kanker Serviks


Berikut ini adalah patofisiologi dari kanker serviks yang terdiri dari prainvasif dan
invasif ( William & Wilkins, 2011), yaitu:
1. Kanker prainvasif
Kanker prainvasif berkisar dari displasia serviks minimal, yaitu lapisan ketiga
terbawah epitelium yang mengandung sel abnormal, hingga karsinoma in situ,
yaitu seluruh lapisan epitelium mengandung sel yang berproliferasi abnormal.
2. Kanker invasive
Sel kanker menembus membrane dasar dan dapat menyebar secara langsung
ke struktur panggul dengan mudah atau menyebar ke lokasi yang jauh melalui
rute limfatik. Kebanyakan kasus (95%) adalah karsinoma sel skuamosa; 5%
kasus adalah adenokarsinoma.
E. Pencegahan Kanker Serviks
Kanker serviks dapat dicegah dengan beberapa cara (Supritanto & Tilong, 2014),
yaitu:
1. Tes Pap Smear
Pap Smear adalah pemeriksaan medis yang dilakukan untuk mendeteksi gejala
kanker serviks secara dini. Melakukan tes Spap Smear bertujuan agar wanita
yang mungkin terdeteksi kanker pada tahap awal, akan lebih mudah
penanganannya. Tes Pap Smear ini harus dilakukan secara rutin dan teratur,
setidaknya setiap dua tahun sekali. Tes Pap Smear ini dianjurkan khusus pada
wanita yang sudah melakukan hubungan seksual dari segala umur hingga 70
tahun, tidak terkecuali yang sudah mati haid.
2. Berikan vaksin HPV
Vaksin HPV biasanya diberikan pada wanita pada umur 10-55 tahun. Vaksin
ini deberikan melalui suntikan sebanyak tiga kali pada otot, biasanya pada
lengan atas. Suntikan pertama dilakukan pada bulan ke nol, suntikan kedua
diberikan pada bulan ke satu dan sntikan yang ketiga dilakukan pada bulan ke
enam. Hal ini dapat memberikan proteksi terhadap infeksi HPV tipe 16 dan 18
selama 5 tahun.
3. Konsumsi makanan pencegah kanker serviks.
a. Konsumsi makanan yang mengandung vitamin A, E dan kalsium. Karena
vitamin A dan E mengandung antioksidan yang melindungi sel-sel dari
kerusakan akibat radikal bebas. Secara tidak langsung juga mencegah
kanker serviks.
b. Konsumsi makanan yang mengandung vitamin C. Hal ini disebabkan
karena vitamin C dapat memperbaiki dan memeperkuat mukosa, material
dalam serviks.
c. Konsumsi makanan yang mengandung vitamin B dan folat. Fungsi dari
folat ini dapat menurunkan kadar homosistein yang dapat menyebabkan
pertumbuhan sel abnormal pada leher rahim.
d. Konsumsi makanan yang mengandung polifenol dan flavonoid.
4. Melakukan edukasi dan sosialisasi tentang kanker serviks pada masyarakat
awam terutama wanita.
5. Menghindari rokok.
6. Jangan mencuci vagina dengan antiseptik terlalu sering karena dapat memicu
terjadinya kanker serviks.
7. Jangan menaburi bedak pada vagina.
8. Diet rendah lemak.
9. Jangan berhubungan seks dalam usia dini.
10. Jangan berganti-ganti pasangan.
11. Hindari hubungan seks pada masa haid.
12. Melakukan pembersiahan organ intim.

F. Pengobatan Kanker Serviks


Berikut adalah beberapa cara dalam mengobati kanker serviks (Supriyanto, 2014),
yaitu:
1. Operasi dengan cara mengambil daerah yang terserang kanker . Biasanya
yang diambil adalah uterus beserta leher rahimnya.
2. Radoiterapi dengan mengguanakan sinar-X berkekuatan tinggi, yang dapat
dilakukan secara internal maupun eksternal.
3. Kemoterapi.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengkajian Masalah
Secara garis besar kanker serviks adalah tumbuhnya sel-sel kanker yang
abnormal pada daerah serviks atau leher rahim. Sel-sel kanker tersebut mengalami
keganasan yang dapat berbahaya bagi si penderita. Penyebab utama penyakit
kanker serviks adalah Human Papilloma Virus (HPV). Perkembangan dari infeksi
HPV (Human Pappiloma Virus) tahap pra kanker hingga menjadi kanker serviks
memakan waktu 10 sampai 20 tahun.
Di Indonesia sendiri terdapat 15.000 kasus wanita yang terkena kanker serviks
setiap tahunnya dengan angka kematian mencapai 7.500 kasus per tahun (Depkes
RI, 2005). Banyaknya korban yang meninggal karena penyakit ini dikarenakan
masih banyak wanita yang tidak mau memerikasakan kesehatan mereka secara
berkala terutama bagian genitalia. Wanita di Indonesia masih merasa tidak biasa
bahkan risih jika mereka harus memeriksakan kesehatan genitalia pada dokter
atau tenaga kesehatan, terutama pada dokter atau tenaga kesehatan laki-laki.
Sikap yang mereka pegang selama ini berdampak negatif pada kesehatan mereka,
sehingga kemungkinan wanita yang terkena kanker serviks lebih tinggi.
Pada tahun 2004 jumlah pasien kanker yang berkunjung ke Rumah Sakit di
Indonesia mencapai 6.511 dengan proporsi pasien kanker serviks yang rawat jalan
adalah 16,47% dan rawat inap adalah 10,9%, selain itu lebih dari 70% kasus
kanker serviks datang ke rumah sakit dalam keadaan stadium lanjut(Depkes RI,
2005). Mereka yang memeriksakan kesehatan secara berkala dan keseluruhan
tentunya dapat mendeteksi penyakit sejak dini terutama penyakit mematikan
seperti kanker serviks. Oleh karena itu perlu adanya himbauan yang berarti
tentang kanker serviks dari pemerintah khususnya Departemen Kesehatan
Indonesia agar wanita yang meninggal karena kanker serviks dapat diminimalisir.
B. Pembahasan
Penyebab utama kanker serviks sebagaimana yang telah kita ketahui adalah
HPV (Human Papilloma Virus) tetapi walaupun HPV memang sangat berbahaya
bahkan mematikan bagi si penderita kanker serviks ada hal yang sangant
sederhana yang dapat juga menimbulkan kematian yang diesebabkan oleh kanker
serviks yaitu, adanya kebiasaan wanita Indonesia yang tidak memeriksakan
kesehatan mereka secara berkala. Sikap tidak nyaman jika mereka harus
memeriksakan area genitalia mereka pada petugas kesehatan terutama laki-laki.
Melihat banyaknya korban yang jatuh akibat kanker serviks setiap tahunnya,
tidak berarti kanker serviks tidak dapat dicegah atau diobati. Memang kanker
serviks dapat diobati dengan cara melakukan operasi pengangkatan daerah yang
terserang kanker, radioterapi dengan menggunakan sinar-X dan juga kemoterapi.
Tetapi tentu saja pengobatan itu tidak akan dapat mengembalikan kesehatan tubuh
secara maksimal seperti sedia kala. Oleh karena itu, ada pepatah yang mengatakan
bahwa “mencegah itu lebih baik daripada mengobati”.
Cara pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker serviks adalah
dengan melakukan tes Pap Smear. Tes Pap Smear adalah pemeriksaan yang
dilakukan secara berkala untuk mendeteksi adanya kanker serviks sejak dini, tes
ini dapat dilakukan minimal dua tahun sekali. Tes Pap Smear ini ditujukan kepada
wanita yang telah melakukan hubungan seksual dari segala umur hingga usia 70
tahun. Tes Pap Smear ini bertujuan agar apabila terdekteksi virus kanker serviks
yang berkembang di leher rahim maka dapat diobati secara menyeluruh sejak dini
karena jika sudah mencapai stadium lanjut pengobatan terhadap penyakit ini akan
lebih sulit. Sehingga jika tes Pap Smear ini dilakukan oleh sebagian besar wanita
di Indonesia maka akan banyak juga nyawa yang dapat diselamatkan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker serviks adalah penyakit berbahaya yang timbul tanpa gejala yang
terlihat, disebabkan oleh Human Papilloma Virus yang dapat membuat
pertumbuhan sel-sel dalam serviks menjadi abnormal. Selain dari HPV kanker
serviks juga dapat disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat seperti merokok,
seks bebas, dll. Kanker serviks ditandai dengan keluarnya darah disertai dengan
rasa sakit setelah melakukan hubungan seksual, keputihan yang abnormal dan
timbulnya rasa sakit di daerah pinggul.
Di Indonesia masih banyak kasus kematian yang disebabkan oleh kanker
serviks karena masih banyak pula wanita yang belum sadar akan bahayanya
kanker serviks. Kanker serviks sebenarnya dapat dicegah dengan melakukan
pemeriksaan kesehatan secara rutin atau yang biasa disebut tes Pap Smear.

B. Saran
1. Bagi perawat
Memotivasi wanita untuk melakukan deteksi dini kanker serviks berupa Pap
Smear. Hal ini bertujuan untuk mencegah angka kematian yang disebabkan
oleh kanker serviks lebih banyak lagi.
2. Bagi mahasiswa
Menambah pengetahuan dan keterampilan mencegah dan meningkatkan
asuhan keperawatan kepada klien dengan kanker serviks.
3. Bagi masyarakat
Memberi pengetahuan dan informasi pada masyarakat awam tentang kanker
serviks.
DAFTAR PUSTAKA

Reefani, NK., 2014, Herbal Ajaib Tumpas Penyakit Wanita, Yogyakarta: Imperium.

Supriyanto, W., 2014, Kanker: Deteksi Dini, Pengobatan & Penyembuhannya,

Yogyakarta: Parama Ilmu.

Tilong, AD., 2014, Waspada Penyakit-penyakit Mematikan tanpa Gejala Menyolok,

Yogyakarta: Buku Biru.

Williams, L. & Wilkins, 2011, Kapita Selekta Penyakit: Dengan Implikasi

Keperawatan, edk, trans. Dwi Widiarti, Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai