a. Skenario
SKENARIO 1
Badan Terasa Lemas
b. Klarifikasi Istilah
STEP 1
1. Polifagia : Banyak makan disebabkan oleh glukosa tidak sampai ke sel.
2. Poliuria : keinginan untuk berkemih berkali kali dengan volume berlebih.
3. Polidipsia : merasakan haus berlebih.
d. Analisis Masalah
STEP 3
1. Minuman manis : Glukosa → sumber energi
Terasa lemas hubunganya dengan insulin
2
4. Edukasi
3
STEP 4
1. Kelainan insulin
Kompensasi saat ↑glukosa darah → ↑meningkat
Glukosa lebih banyak → hiperglikemi
DM tipe 1 :
- Genetik → HLA tidak mengenal sel β pankreas → destruksi
- Destruksi sel β
Nilai Normal :
Keluhan pasien :
- Lemas
- Pucat
- Polidipsia
- Poliuria
- Polifagia
4 . Terapi
Mind Map
Etiologi
Tipe
1
klasifikasi
patofisiologi
Tipe 2
DIABETES
MELITUS
Penegakan
diagnosis
tatalaksana
P.penunjang anamnesis
p. fisik
e. Sasaran Belajar
STEP 5
1. Patofisiologi terjadinga DM dihubungkan dengan faktor resiko
2. Mekanisme terjadinya gejala dan tanda pada diabetes melitus
3. Algoritma penegakan diagnosis
4. Terapi farmakologi, algoritma, penggolongan obat, dan terapi non farmakologi
5. Komplikasi Diabetes Mellitus
f. Belajar Mandiri
STEP 6
Belajar mandiri
6
g. Penjelasan
STEP 7
1. Patofisiologi terjadinya DM dihubungkan dengan faktor resiko
Onsetnya ditandai oleh poliuria, polidipsia, polifagia, dan pada kasus yang
berat, ketoasidosis, yang kesemuanya disebabkan oleh gangguan metabolisme
Oleh karena insulin merupakan suatu hormon anabolik utama dalam tubuh,
defisiensi insulin menyebabkan keadaan katabolisme yang mengenai tidak
hanya metabolisme glukosa namun juga metabolisme lemak dan protein.
Asimilasi glukosa ke dalam jaringan otot dan lemak berkurang secara tajam
atau menghilang. Tidak hanya penyimpanan glikogen di hati dan otot yang
berkurang, namun cadangannya juga berkurang oleh glikogenolisis.
Hiperglikemia yang timbul melampaui ambang reabsorpsi ginjal, akan
menimbulkan glikosuria. Glikosuria menginduksi diuresis osmotik dan
akibatnya terjadi poliuria, yang menyebabkan kehilangan air dan elektrolit
dalam jumlah banyak. 1
Glukosa plasma biasanya di antara 500 hingga 700 mg/ dL sebagai akibat
defisiensi absolut insulin dan efek hormone kontraregulator (epinefrin,
glukagon). Hiperglikemia yang mencolok menyebabkan diuresis osmotik dan
dehidrasi yang merupakan ciri keadaan ketoasidosis. Efek utama kedua adalah
aktivasi mesin ketogenik. bermanifestasi sebagai footdrop atau wristdrop yang
tiba-tiba atau kelumpuhan saraf kranial tersendiri. Perubahan neurologic dapat
merupakan akibat dari mikroangiopati dan peningkatan permeabilitas kapiler
yang memberi makan saraf dan juga oleh kerusakan akson langsung.
Defisiensi insulin menyebabkan aktivasi lipase lipoprotein, dengan akibat
penghancuran simpanan lemak secara berlebihan, menyebabkan meningkatnya
ALB, yang dioksidasi oleh hati menjadiketon. Ketogenesis merupakan suatu
fenomena adaptif pada keadaan kelaparan, yang menghasilkan keton sebagai
sumber energi untuk konsumsi organ vital (contoh, otak). Kecepatan
pembentukan keton dapat melampaui kecepatan pemakaiannya oleh jaringan
perifer, sehingga menyebabkan ketonemia dan ketonuria. Apabila
ekskresiketon melalui urin terganggu oleh dehidrasi, keton yang terakumulasi
akan menurunkan pH darah, sehingga menimbulkan ketoasidosis akibat
metabolisme. 1
hidup yang banyak duduk pada masyarakat Barat, diabetes tipe 2 sekarang
makin sering ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda. Pada beberapa
kasus, pasien datang ke dokter oleh karena rasa lemah dan penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan. Namun, diagnosis paling sering ditegakkan
setelah suatu pemeriksaan rutin darah atau urin pada orang yang tidak
bergejala. Pada keadaan dekompensasi, pasien diabetes tipe 2 dapat
berkembang menjadi koma non-ketotik hiperosmolar. Sindrom ini timbul oleh
karena dehidrasi berat akibat diuresis osmotik yang menetap dan kehilangan
cairan urin oleh hiperglikemia kronik. Secara khas, pasien yang terkena adalah
penderita diabetes berusia lanjut yang menjadi lumpuh karena stroke atau
infeksi dan tidak mampu mempertahankan asupan air yang cukup. Tidak
adanya ketoasidosis dan gejalanya (nausea, muntah, kesulitan bernapas)
memperlambat pengenalan keseriusan keadaan ini hingga terjadi dehidrasi
berat dan koma. 1
Diagnosis
b. Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi
ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita. 3
1. Riwayat Penyakit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Terapi Farmakologi
1) Biguanid
Saat ini golongan biguanid yang banyak dipakai adalah metformin.
Metformin terdapat dalam konsentrasi yang tinggi didalam usus dan hati,
tidak dimetabolisme tetapi secara cepat dikeluarkan melalui ginjal. Oleh
karena itu metformin biasanya diberikan dua sampai tiga kali sehari
kecuali dalam bentuk extended release. Efek samping yang dapat terjadi
adalah asidosis laktat, dan untuk menghindarinya sebaiknya tidak
diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (kreatinin
>1,3mg/dl pada perempuan dan >1,5mg/dl pada laki-laki) atau pada
gangguan fungsi hati dan gagal jantung serta harus diberikan dengan
hati-hati pada orang usia lanjut. 4
13
3.
Pilihan obat tetap harus memperhatikan individualisasi serta
efektivitas obat, risiko hipoglikemia, efek peningkatan berat badan,
efek samping obat, harga dan ketersediaan obat sesuai dengan
kebijakan dan kearifan. 3
Penyulit Akut
1). Krisis Hiperglikemia
Ketoasidosis Diabetik (KAD) adalah komplikasi akut diabetes yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah yang tinggi (300-600 mg/dl),
disertai tanda dan gejala asidosis dan plasma keton (+) kuat. Osmolaritas
plasma meningkat (300-320 mOs/ml) dan terjadi peningkatan anion gap.
Status Hiperglikemi Hiperosmolar (SHH) adalah suatu keadaan dimana
terjadi peningkatan glukosa darah sangat tinggi (600-1200 mg/dl), tanpa
tanda dan gejala asidosis, osmolaritas plasma sangat meningkat (330-380
mOs/ml), plasma keton (+/-), anion gap normal atau sedikit meningkat. 3
Kedua keadaan (KAD dan SHH) tersebut mempunyai angka morbiditas dan
mortalitas yang tinggi, sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit guna
mendapatkan penatalaksanaan yang memadai. 3
2). Hipoglikemia
Hipoglikemia ditandai dengan menurunya kadar glukosa darah < 70 mg/dl.
Hipoglikemia adalah penurunan konsentrasi glukosa serum dengan atau
tanpa adanya gejala-gejala sistem otonom, seperti adanya whipple’s.
triad:
a. Terdapat gejala-gejala hipoglikemia
b. Kadar glukosa darah yang rendah
18
DAFTAR PUSTAKA