Anda di halaman 1dari 6

Pengawasan Kawasan Bebas Rokok (KTR)

Gambaran Umum Isu

Kawasan Tanpa Rokok, yang selanjutnya disingkat KTR, adalah ruangan


atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan
memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/atau mempromosikan produk
tembakau.Tempat Khusus Untuk Merokok adalah ruangan yang diperuntukkan
khusus untuk kegiatan merokok yang berada di dalam KTR. Secara umum,
penetapan KTR bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
akibat rokok, dan secara khusus, tujuan penetapan KTR adalah mewujudkan
lingkungan yang bersih, sehat, aman dan nyaman, memberikan perlindungan bagi
masyarakat bukan perokok, menurunkan angka perokok, mencegah perokok
pemula dan melindungi generasi muda dari penyalahgunaan Narkotika,
Psikotropika dan zat Adiktif (NAPZA). Adapun penetapan KTR ini perlu
dilakukan pada tempat umum, tempat kerja, angkutan umum, tempat ibadah,
arena kegiatan anak-anak,tempat proses belajar dan tempat pelayanan kesehatan.

Pembahasan Isu

Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan dan pengawasan umum dan


Menteri Kesehatan melakukan pembinaan dan pengawasan teknis terhadap
pelaksanaan KTR.Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan KTR di kabupaten/kota.Bupati/walikota melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan KTR di desa/kelurahan.Dalam melakukan
pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
bupati/walikota dapat melimpahkan kepada camat.Pembinaan dan pengawasan
sebagaimana dimaksud dilakukan melalui:

a. sosialisasi dan koordinasi;

b. pemberian pedoman;

c. konsultasi;

d. monitoring dan evaluasi; dan/atau


e. pemberian penghargaan.

Sedangkan PP 109 tahun 2012 sudah disahkan oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, namun ada beberapa orang yang belum mengetahui apa saja dan
dimana saja Kawasan Tanpa Rokok yang harus diterapkan di lingkungan
masyarakat, Berikut ini kami akan memberitahukan beberapa tempat yang harus
menjadi Kawasan Tanpa Rokok. Kawasan Tanpa Rokok menurut PP
109/2012 adalah sebagai berikut :

1. fasilitas pelayanan kesehatan;


2. tempat proses belajar mengajar;
3. tempat anak bermain;
4. tempat ibadah;
5. angkutan umum;
6. tempat kerja; dan
7. tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan
Sekarang kita akan bahas satu persatu dimana tempat-tempat tersebut yang
seharusnya menjadi Kawasan Tanpa Rokok.
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan disini adalah rumah sakit, puskesmas, klinik
kesehatan, apotek, dan tempat-tempat lain yang mempunyai pelayanan kesehatan.
2. Tempat Proses Belajar Mengajar
Yang termasuk tempat proses belajar mengajar adalah Sekolah mulai dari Taman
kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah menengah
Atas, Sekolah Menengah Kejuruan/Sederajat, Kampus, Tempat bimbingan belajar
(bimbel), dan tempat lain yang digunakan sebagai kegiatan belajar mengajar.
3. Tempat Anak Bermain
Ada banyak tempat anak bermain atau taman yang digunakan sebagai tempat anak
bermain (taman bermain). Tempat-tempat ini juga merupakan Kawasan Tanpa
Rokok.
4. Tempat Ibadah
Tempat Ibadah meliputi tempat Ibadah semua agama yang diakui di Indonesia,
yaitu Mesjid, Gereja, Pura, dan Wihara. Tempat ibadah tersebut merupakan
Kawasan Tanpa Rokok yang seharusnya tidak ada aktivitas kegiatan
merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/atau
mempromosikan Produk Tembakau.
5. Angkutan Umum
Angkutan Umum meliputi kendaraan kecil seperti angkot, bemo, bajai, dan lain-
lain. Lalu juga kendaraan besar meliputi bus metromini, bus-bus antar kota
maupun antar propinsi. Selain itu juga kendaraan seperti kereta, kapal laut,
pesawat, dan berbagai angkutan umum lainnya.
6. Tempat Kerja
Tempat kerja disini juga meliputi tempat aktivitas melakukan pekerjaan baik
negeri, maupun swasta. Oleh karena itu kantor pegawai negeri maupun swasta
wajib untuk menjadi Kawasan Tanpa Rokok.
7. Tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan
Dari beberapa tempat diatas yang menjadi Kawasan Tanpa Rokok, seharusnya
pemerintah pusat maupun pemerintah Daerah wajib untuk menerapkan Kawasan
Tanpa Rokok sesuai dengan PP 109 Tahun 2012 pasal 49 dan 50, yaitu ayat 2,3
dan 4, yaitu :
Pasal 50 ayat 2
Larangan kegiatan menjual, mengiklankan, dan mempromosikan Produk
Tembakau tidak berlaku bagi tempat yang digunakan untuk kegiatan penjualan
Produk Tembakau di lingkungan Kawasan Tanpa Rokok.
Pasal 50 ayat 3
Larangan kegiatan memproduksi Produk Tembakau tidak berlaku bagi tempat
yang digunakan untuk kegiatan produksi Produk Tembakau di
lingkungan Kawasan Tanpa Rokok.
Pasal 50 ayat 4
Pimpinan atau sebagaimana penanggung dimaksud pada jawab ayat tempat (1) w
ajib menerapkan Kawasan Tanpa Rokok.
Namun, aturan dalam menerapkan Kawasan Tanpa Rokok diatas tidak akan
membatasi perokok untuk merokok, Oleh karena itu pada pasal 51 PP 109 Tahun
2012, Kawasan Tanpa Rokok diatas harus menyediakan tempat khusus untuk
merokok yang merupakan ruang terbuka dan berhubungan langsung dengan udara
terbuka.
Pasal 51 ayat 1
Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf f dan huruf
g menyediakan tempat khusus untuk merokok.
Pasal 51 ayat 2
Tempat khusus untuk merokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
merupakan ruang terbuka yang berhubungan langsung dengan udara luar.
Lalu Pemerintah Daerah juga diwajibkan untuk menetapkan Kawasan Tanpa
Rokok di Wilayahnya dengan peraturan Daerah sesuai dengan Pasal 52 PP 109
Tahun 2012, yaitu :
Pemerintah Daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok di wilayahnya
dengan Peraturan Daerah.
Semoga dengan adanya artikel ini, pemerintah pusat, pemerintah Daerah, maupun
masyarakat bisa mengetahui dengan pasti tempat-tempat mana saja yang menjadi
Kawasan Tanpa Rokok. Diharapkan dengan membaca artikel ini, timbul
kesadaran para pihak untuk lebih menghargai non perokok untuk hirup udara
segar tanpa asap rokok.
Kesimpulan :
Oleh karena itu, dengan penetapan kawasan tanpa rokok (KTR) merupakan upaya
yang dapat mengurangi paparan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan rokok. Selanjutnya, dengan penetapan KTR akan mengurangi maupun
meniadakan keinginan masyarakat untuk merokok maupun menghentikan remaja
atau orang dewasa yang sudah merokok.
PENGAWASAN KAWASAN BEBAS ROKOK (KTR)

Oleh :

1. Ferina Hana Tunjung T (25010114140390)


2. Dina Rachmawati (25010114140391)
3. Yunita Widyastuti (25010114140392)
4. Besti Sri K (25010114140393)
5. Anisah Munawaroh (25010114140394)
6. Rosyikhotul Ma’rifah (25010114140398)
7. Dhwi Ba’diya M.I (25010114140400)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

2014
PENGAWASAN KAWASAN BEBAS ROKOK (KTR)

Anggota Kelompok

1. Ferina Hana Tunjung T (25010114140390)


2. Dina Rachmawati (25010114140391)
3. Yunita Widyastuti (25010114140392)
4. Besti Sri K (25010114140393)
5. Anisah Munawaroh (25010114140394)
6. Rosyikhotul Ma’rifah (25010114140398)
7. Dhwi Ba’diya M.I (25010114140400)

Anda mungkin juga menyukai