Anda di halaman 1dari 10

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara usia dengan

kejadian penyakit jantung koroner di Poliklinik Jantung RSUD Dr. M. Yunus

Bengkulu periode Januari 2006 sampai Maret 2006 yang dilaksanakan dari

tanggal 30-31 Agustus 2006 di Poliklinik Jantung RSUD Dr. M. Yunus

Bengkulu.

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti

sebagai berikut :

4.1.1. Analisa Univariat

Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang usia

dengan kejadian penyakit jantung koroner di Poliklinik Jantung RSUD

Dr. M. Yunus Bengkulu periode Januari 2006 sampai Maret 2006, yang

dibuat dalam tabel berikut :

Tabel 4.1.
Distribusi Frekuensi Usia Pengunjung di Poliklinik Jantung
RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu periode Januari 2006-Maret 2006

No Usia Frekuensi Presentase


1 21-< 40 tahun 57 13,5
2 > 40 tahun 365 86,5
Total 422 100,0
51

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 422 sampel, terdapat

57 orang (13,5%) pasien yang berusia 21-< 40 tahun dan pasien usia > 40

tahun sebanyak 365 orang (86,5%) yang berkunjung di Poliklinik

Jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.

Hasil distribusi frekuensi kejadian jantung koroner di Poliklinik

Jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu sebagai berikut pada tabel 4.2.

Tabel 4.2.
Distribusi Frekuensi kejadian Jantung Koroner di Poliklinik Jantung
RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu periode Januari 2006-Maret 2006

Penyakit Jantung
No Frekuensi Presentase
Koroner
1 Ya 252 59,7
2 Tidak 170 40,3
Total 422 100,0

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 422 sampel, terdapat 252

orang (59,7%) yang menderita penyakit jantung koroner dan terdapat 170

orang (40,3%) yang tidak menderita penyakit jantung koroner.

Hasil distribusi frekuensi usia dengan kejadian penyakit jantung

koroner di Poliklinik Jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu sebagai

berikut pada tabel 4.3.


52

Tabel 4.3.
Distribusi frekuensi usia dengan kejadian penyakit jantung koroner di
Poliklinik Jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

Kejadian Penyakit Jantung Koroner


No Usia Total
Ya %
1 21-< 40 tahun 13 22,8 13
2 > 40 tahun 239 65,5 239
Total 252 59,7% 252

Tabel 4.3. di atas pasien yang berusia 21-< 40 tahun yang menderita

penyakit jantung koroner ada 13 orang (22,8%). Sedangkan pasien yang

berusia > 40 tahun yang menderita penyakit jantung koroner ada 239

orang (65,5%) dari 252 orang.

4.1.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan usia dengan

kejadian penyakit jantung koroner, dari penelitian terhadap seluruh

pasien yang berusia 21 tahun dan 21 tahun ke atas yang berkunjung ke

poliklinik jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu periode Januari 2006-

Maret 2006, dapat dilihat dalam tabel berikut :


53

Tabel 4.4.
Analisis tabulasi silang hubungan usia dengan kejadian penyakit jantung
Koroner di Poliklinik Jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
Periode Januari 2006-Maret 2006
Jantung Koroner
tidak ya Total
usia 21-40 tahun Count 44 13 57
Expected Count 23,0 34,0 57,0
% within usia 77,2% 22,8% 100,0%
diatas 40 tahun Count 126 239 365
Expected Count 147,0 218,0 365,0
% within usia 34,5% 65,5% 100,0%
Total Count 170 252 422
Expected Count 170,0 252,0 422,0
% within usia 40,3% 59,7% 100,0%

Karena tidak ada cells yang nilai harapannya kurang dari 5, maka kriteria

yang digunakan adalah continuity correction. Dari hasil uji chi-square

continuity correction diperoleh nilai X2 = 35,566 dengan nilai exact sig =

0,000 < α = 0,05, dengan demikian, Ho ditolak yang berarti bahwa

terdapat hubungan yang sangat signifikan antara usia dengan kejadian

penyakit jantung koroner di Poliklinik Jantung RSUD Dr. M. Yunus

Bengkulu.

Untuk melihat kekuatan hubungan maka dilakukan analisis

symmetric measures yang dapat dilihat dari nilai koefisien kontingensi

(C) pada tabel berikut :

Tabel 4.5.
Hasil Analisis Symmetric Measures Usia dengan kejadian PJK
Di Poliklinik Jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

Value Approx. Sig.


Nominal by Nominal Contingency Coefficient ,285 ,000
N of Valid Cases 422
54

Dari hasil analisis di atas diperoleh koefisien kontingensi sebesar 0,285.

Nilai ini jauh dengan 0,707 dan berada antara 0,2 dan 0,399, dengan

demikian dapat dikatakan bahwa kekuatan hubungan yang terjadi adalah

lemah.

Untuk mengetahui nilai estimasi resiko kejadian penyakit jantung

koroner pada pasien usia 21-< 40 tahun dan usia > 40 tahun di Poliklinik

Jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu maka dilakukan analisis risk

estimate, yang dapat dilihat pada tabel 4.6. berikut :

Tabel 4.6.
Analisis risk estimate usia dengan kejadian penyakit jantung koroner
Di Poliklinik Jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
umur (21-40 tahun 6,420 3,334 12,363
/ diatas 40 tahun)
For cohort Jantung
2,236 1,831 2,730
Koroner = tidak
For cohort Jantung
,348 ,215 ,565
Koroner = ya
N of Valid Cases 422

Hasil uji odd ratio (OR) didapat nilai = 6,420 yang berarti bahwa yang

berusia di atas 40 tahun memiliki kemungkinan terkena penyakit jantung

koroner 6,420 kali lipat jika dibandingkan dengan yang berusia 21-< 40

tahun.
55

4.2. Pembahasan

Pada penelitian ini digunakan sampel sebanyak 422 orang yang usianya

dibatasi usia 21 tahun dan usia 21 tahun ke atas. pembatasan usia ini dilakukan

sesuai dengan perkembangan perjalanan penyakit jantung koroner, serta sebelum

usia 20 tahun penyakit jantung koroner sangat jarang dan pasti tidak umum

(Soler Sabaris dan Gophinathan, 1981). Biasanya terjadi pada orang dewasa, dan

akan terus berkembang dan resikonya meningkat setelah usia 40 tahun (Bustan,

1997).

Berdasarkan analisis univariat dapat dilihat bahwa dari 422 sampel

terdapat 57 orang (13,5%) pasien yang berusia 21-< 40 tahun dan 365 orang

(86,5%) yang berusia > 40 tahun. Sedangkan hasil distribusi frekuensi kejadian

penyakit jantung koroner terdapat 252 orang (59,7%) yang menderita penyakit

jantung koroner dan 170 orang (40,3%) yang tidak menderita penyakit jantung

koroner.

Pada analisis bivariat dilakukan analisis tabulasi silang antara hubungan

usia dengan kejadian penyakit jantung koroner yang hasilnya diperoleh pasien

yang berusia 21-< 40 tahun yang tidak menderita penyakit jantung ada 44 orang

(77,2%) dari 57 orang dan ada 13 orang (22,8%) yang menderita penyakit

jantung koroner dari 57 orang. Pasien yang berusia > 40 tahun sebanyak 365

orang, dengan pasien penyakit jantung koroner sebanyak 239 orang (65,5%) dan

tidak penyakit jantung koroner 126 orang (34,5%).


56

Dari hasil uji uji chi-square continuity correction diperoleh sebesar

35,566 dengan sig = 0,000 < α = 0,05, dengan demikian, Ho ditolak yang berarti

bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara usia dengan kejadian

penyakit jantung koroner. Hasil uji chi-square ini diperkuat oleh pendapat

Michael Pecth (1991) yang mengatakan bahwa salah satu faktor resiko terbesar

penyakit jantung koroner yaitu bertambahnya usia. Dan menurut Lily Ismudiaty

(1996) faktor usia merupakan salah satu faktor resiko penyakit jantung koroner

yang tidak dapat dimodifikasi atau tidak dapat diubah.

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa penyakit jantung koroner lebih

dominan pada usia > 40 tahun dengan frekuensi 239 orang (65,5%) dari

keseluruhan jumlah pasien yang berkunjung di Poliklinik Jantung RSUD Dr. M.

Yunus Bengkulu. Hal ini didukung oleh pendapat Hendrawan Nadesul (2002)

yang mengatakan bahwa serangan jantung koroner mulai terjadi setelah umur 40

tahun, 45% kurang dari 65 tahun dan 5% pada usia < 40 tahun. Yang diperkuat

oleh pendapat Bustan (1997) yang mengatakan distribusi penyakit jantung

koroner meningkat setelah usia 40 tahun dan resiko tinggi sudah terjadi jika

memasuki usia 50 tahun. serta menurut Bambang Mursito (2002) semakin

meningkatnya usia seseorang maka akan semakin tinggi kemungkinan terjadi

penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner sering terjadi pada usia 45-

50 tahun dan bertambah besar kejadiannya setelah 50-70 tahun, ini terjadi karena

penyempitan urat nadi berjalan perlahan-lahan sekali dan biasanya mulai


57

merintangi fungsi dan pemberian makanan pada otot jantung orang-orang

berusia antara50-70 tahun (Soler Sabaris dan Gopinathan, 1981).

Dan dari hasil analisis symmetric measures diperoleh koefisien

kontingensi sebesar 0,285. Nilai ini jauh dengan 0,707 dan berada pada rentang

0,2 dan 0,399, dengan demikian dapat dikatakan bahwa kekuatan hubungan yang

terjadi adalah lemah (Arikunto, 1998). Lemahnya kekuatan hubungan yang

terjadi dikarenakan adanya faktor resiko lain yang menyebabkan terjadinya

penyakit jantung koroner. Faktor resiko itu antara lain usia, jenis kelamin,

tekanan darah tinggi, tingginya kadar kolesterol darah dan merokok (major risk

factor), sedangkan diet, obesitas, kurang olahraga dan diabetes adalah resiko

kecil/minor (Chandra Patel, 1998).

Dari hasil uji odds ratio (OR) didapat nilai = 6,420 yang berarti bahwa

yang berusia di atas 40 tahun memiliki kemungkinan terkena penyakit jantung

6,426 kali lipat jika dibandingkan dengan usia 21-< 40 tahun. Hasil uji odds

ratio (OR) ini diperkuat oleh Lily Ismudiaty (1996) yang mengatakan bahwa

dari laporan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI di dapat angka

kekerapan penyakit jantung koroner pada golongan usia 45-55 tahun, teori ini

juga didukung oleh pendapat Niluh Gede (1996) yang mengatakan bahwa

penyakit jantung paling banyak adalah penyakit jantung koroner yaitu seseorang

yg berusia 40-7- tahun, dan Sylvia Price (1996) mengatakan kerentanan terhadap

penyakit jantung koroner meningkat dengan bertambahnya usia dan penyakit

jantung koroner yang serius jarang terjadi sebelum usia 40 tahun.


58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang hubungan usia dengan kejadian penyakit

jantung koroner di Poliklinik Jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu, dapat

dibuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara usia dengan

kejadian penyakit jantung koroner di Poliklinik Jantung RSUD Dr. M. Yunus

Bengkulu.

2. Penyakit jantung koroner lebih banyak terjadi pada pasien yang berusia > 40

tahun dan merupakan penyakit yang paling dominan yaitu sebanyak 252

orang (59,7%) dari 422 sampel di Poliklinik Jantung RSUD Dr. M. Yunus

Bengkulu.

3. Ada hubungan antara usia dengan kejadian penyakit jantung koroner dengan

kategori hubungan lemah.

4. Usia di atas 40 tahun memiliki kemungkinan terkena penyakit jantung

koroner 6,420 kali lipat dibanding usia 21-< 40 tahun.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dibuat saran-saran sebagai

berikut :

58
59

1. Bagi pasien-pasien penyakit jantung koroner yang berkunjung ke Poliklinik

Jantung RSUD Dr. M.Yunus Bengkulu diberikan informasi bahwa penyakit

jantung koroner terjadi seiring dengan bertambahnya usia dan lebih banyak

menderita penyakit jantung koroner pada usia > 40 tahun.

2. Bagi setiap individu, baik tenaga kesehatan ataupun bukan tenaga kesehatan

(klien, keluarga dan masyarakat) yang mempunyai keterpaparan terhadap

faktor resiko : usia, jenis kelamin, hipertensi, diabetes, merokok, kadar

kolesterol tinggi dalam darah dan obesitas diharapkan dapat merubah

perilaku dan gaya hidup (life style) yang tidak sehat, agar dapat terhindar

atau mencegah dari terjadinya penyakit jantung koroner.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap berbagai faktor resiko

penyakit jantung koroner, sehingga penyakit jantung dapat dicegah atau

ditanggulangi dengan begitu diharapkan kesakitan dan kematian akibat

penyakit jantung koroner dapat dikurangi atau dicegah.

Anda mungkin juga menyukai