Disusun oleh :
dr. Irawaty
Kabupaten Gowa
Sulawesi Selatan
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan F5: Upaya Surveillance, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan
Tidak Menular
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Program Dokter Internsip
Di Puskesmas Bajeng
Disusun Oleh :
dr. Irawaty
Oleh
dr. Nurwahyudi
NIP.
A. LATAR BELAKANG
Penyakit kronis pada lansia sangat sering ditemukan. Beberapa penyakit yang di derita
lansia antara lain, penyakit Alzheimer, ateroskoliosis, kanker, gagal jantung kongestif, penyakit
arteri koroner, diabetes glukoma, hipertensi, osteoarthritis, stroke.
Dari penelitian bersama badan kesehatan dunia (WHO: World Health Organization) dan 4
negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia pada tahun 1990 para lansia (usia 60 tahun ke atas)
penyakit arthritis/rematik menempati peringkat pertama yaitu 49,0%. Penyakit kronis merupakan
penyakit yang berkepanjangan dan jarang sembuh sempurna. Walau tidak semua penyakit kronis
mengancam jiwa, tetapi akan menjadi beban ekonomi bagi individu, keluarga, dan komunitas
secara keseluruhan.
Penyakit kronis akan menyebabkan masalah medis, sosial dan psikologis yang akan
membatasi aktifitas dari lansia sehingga akan menyebabkan penurunan quality of life (QOL)
lansia. QOL merupakan pengukuran yang banyak dipakai untuk mengevaluasi hasil studi klinis
yang dilakukan pada pasien-pasien denganpenyakit kronis.
Sejauh ini belum ada definisi yang universal mengenai kualitas hidup. Kualitas hidup
seringkali ini digambarkan sebagai kesejahteraan fisik, fungsional, emosional dan faktor sosial.
Penyakit kronis mempengaruhi QOL pada lansia dan berperanan pada ketidakmampuan lansia
untuk hidup mandiri. Perawatan dan rehabilitasi jangka panjang diperlukan pada penyakit kronis,
karena itu diperlukan informasi tentang penyebaran penyakit kronis pada lansia guna
mendapatkan data yang terbaru untuk merencanakan pelayanan kesehatan pada lansia.
B. PERMASALAHAN
Indonesia sebagai salah satu negara di Asia yang mengalami peningkatan jumlah
penduduk lansia (60 tahun keatas) yang cukup pesat. Dalam kurun waktu sekitar 50 tahun
peningkatannya sudah mencapai tiga kali lipat. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah
lansia di Indonesia pada tahun 1971 sekitar 4,9% dari jumlah penduduk, sedangkan pada tahun
1990 naik menjadi sekitar 6,7%, pada tahun 2000 naik menjadi 7,6%. Pada tahun 2020
diperkirakan lansia menjapai 11,4% dari total jumlah penduduk atau sekitar 22 juta jiwa.
Pada cakupan wilayah Puskesmas Bajeng ternyata masih banyak kasus penyakit
degeneratif seperti hipertensi, diabetes, dan osteoarthritis. Banyak pasien lansia yang
mengeluhkan nyeri pada sendi. Nyeri sendi yang sering dikeluhkan adalah sendi lutut, sendi
panggul, sendi-sendi di tangan maupun kaki. Beberapa pasien mau untuk kontrol rutin ke
Puskesmas, namun beberapa ada yang tidak mau periksa ataupun kontrol.
Hal paling penting dalam menurunkan resiko terkenya penyakit degenratif adalah dengan
pola/gaya hidup yang sehat. Gaya hidup ini termasuk pola diet yang seimbang dan sikap hidup
yang tidak mudah stress. Diet yang banyak mengandung antioksidan akan mengurangi resiko
terkena penyakit degeneratif. Pola hidup sehat amat penting diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari agak kita dapat menua dengan sehat. Untuk mencapai hal ini sehingga akan dilakukan
penyuluhan dengan target masyarakat dengan usia lanjut (lansia). Diharapkan masyarakat dapat
lebih mengerti dan memahami terkait apa itu penuaan dan bagaimana agar bisa menua dengan
sehat. Juga disampaikan terkait keluhan yang sering dirasakan oleh lansia.
D. PELAKSANAAN
Kegiatan penyuluhan tentang penyakit sendi pada lansia dilakukan pada setiap hari Sabtu
di awal bullan. Penyuluhan dilakukan saat kegiatan pengambilan obat pasien prolanis di
Puskesmas Bajeng bulannya. Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh Ibu-ibu dan bapak-bapak
lansia yaitu sekitar 50 orang. Penyuluhan bertujuan memberikan informasi mengenai proses
penuaan secara umum, lalu manajemen terhadap penyakit-peyakit kronis seperti hipertensi, DM,
radang sendi, Bagi lansia yang memang sudah memiliki penyakit atau mempunyai keluhan
dimohon untuk lebih peduli dan mau untuk kontrol kesehatan rutin. Dan lansia yang tidak
memiliki keluhan disarankan untuk menjaga selalu menjaga stamina dengan pola makan yang
sehat, tetap melakukan aktivitas fisik dan merilekskan pikiran untuk menghindari stres.
E. MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dilakukan dengan berdiskusi dan tanya jawab mengenai materi yang telah
disampikan. Antusias warga nampaknya cukup baik yaitu dengan adanya beberapa pertanyaan
dan pernyataan yang disampikan. Ternyata masih banyak warga masyarakat yang belum begitu
memahami terkait penyakit kronis pada lansia, serta manajemennya. Masyarakat juga banyak
yang menyampaikan keluhannya seperti rasa nyeri pada lutut dan panggul, betis terasa pegal,
kaki kaku bila digerakkan, tangan sering kesemutan dan lain sebagainya. Kemudian dilakukan
diskusi terkait keluhan yang disampaikan yang memang ada arah kepada penyakit degeneratif.
Masyarakat diharapkan agar lebih peduli dan menjaga kesehatan dengan mengikuti program
PROLANIS di Puskesmas Bajeng.
Mengetahui,