(makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari mata kuliah Pengantar
Pendididkan)
1. MUSYAHIDI
AINUL YAQIN (190210204201)
2. AMALIA DWI
NURHALISAH (190210204196)
3. REZA NUR
YULIAWATI (190210204201)
2
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini
.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk,
maupun pedoman bagi pembaca dalam dunia pendidikan.
Kami berharap semoga makalah ini dapat membantu menambah
wawasan dan pengalaman bagi para pembaca.Makalah ini mengulas tentang
sistem pendidikan nasional dan
Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari tata
bahasa,penulisan dan lain-lain.Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Bondowoso,September 2019
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
3
BAB 2 PEMBAHASAN
Secara etimologi sistem berasal dari bahasa Yunani “ sistema “ yang berarti
himpunan bagian / komponen yang saling berhubungan secara teratur dan
merupakan satu keseluruhan. Sedangkan Pengertian mengenai pendidikan
nasional secara umumnya ialah Pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar
pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman. Adapun Sistem pendidikan nasional sendiri adalah
keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional dapat
dikatakan sebagai jaringan satuan – satuan pendidikan yang dihimpun secara
komprehensif untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
4
2.2 Tujuan Sistem Pendidikan Nasional
5
Undang – Undang Dasar 1945 dan isi Undang – undang Dasar 1945”. Pada
tahun 1973 , MPR hasil pemilu mengeluarkan ketetapan No. IV/MPH/1973
yang dikenal dengan nama Garis – garis Besa Haluan Negara ( GBHN ) .
Dalam ketetapan tersebut dirumuskan pula tujuan nasional pendidikan
yang baru berbunyi sebagai berikut “ Pendidikan pada hakikatnya adalah
usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan
diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Oleh karenanya agar pendidikan
dapat dimiliki oleh seluruh rakyat sesuai dengan kemampuan masing – masing
individu maka pendidikan adalah tanggung jawab keluarga , masyarakat ,
pemerintah .
6
berkesinambungan . Dilihat dari jenjangnya , pendidikan sekolah
dapat dibagi menjadi pendidikan prasekolah , pendidikan menengah ,
dan pendidikan tinggi . Dilihat dari sifatnya , pendidikan sekolah dapat
diklasifikasikan lagi menjadi pendidikan umum , pendidikan kejuruan ,
pendidikan luar biasa , pendidikan kedinasan , pendidikan keagamaan ,
pendidikan akademik , dan pendidikan profesional .
2. Satuan Pendidikan luar sekolah meliputi
pendidikan dalam keluarga , pendidikan melalui kelompok – kelompok
belajar , kursus – kursus , dan satuan pendidikan lain yang sejenis .
7
Sebagian dari aturan-aturan ini ditetapkan dalam bentuk Undang-undang,
Peraturan-peraturan Pemerintah, instruksi dari pejabat pendidikan pada berbagai
tingkatan dan ketentuan-ketentuan yang dikembangkan sendiri oleh suatu satuan
pendidikan baik yang dinyatakan secara tertulis maupun tidak tertulis. Kerapkali
komponen-komponen sistem pendidikan yang ada tidak mampu menunaikan
fungsinya dengan baik karena tidak ada aturan yang menuntun proses kerjanya,
atau karena aturan-aturan yang ada kurang memadai atau seringkali berubah-ubah.
Oleh karena itu, aturan-aturan yang bersifat fundamental perlu ditetapkan dalam
bentuk ketetapan yang lebih permanen sifatnya seperti undang-undang atau
peraturun-peraturan pemerintah.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 yang kita anggap sebagai sumber utama
gagasan sistem pendidikan nasional belum genap berusia 1 tahun. Oleh karena itu,
mungkin masih terlalu dini untuk menilai realisasi serta pelaksanaannya di
lapangan. Peraturan-peraturan pemerintah yang membe-rikan pedoman
pelaksanaannya belum disusun. Setelah ketentuan-ketentuan dalam peraturan-
peraturan pemerintah itu disusun barulah dapat dirancang kegiatan-kegiatan
pelaksanaannya. Berdasarkan gambaran di atas, dapat diperkirakan bahwa
realisasi pelaksanaan undang-undang mengenai sistem pendidikan nasional secara
utuh akan masih memerlukan waktu.
8
mungkin agak berlebihan, karena fungsi utama undang-undang ini pada dasarnya
adalah sebagai sumber acuan untuk memulai langkah-langkah pembenahan dalam
upaya pendidikan. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membuat
hal-hal yang diatur dalam undang ini menjadi suatu kenyataan.
Perlu disadari bahwa UU No. 20 Tahun 2003 tidak mungkin dapat mengatur
semua kegiatan pendidikan yang terjadi di lapangan. Undang-undang pendidikan
nasional hanya mampu memberikan arah, dan mem-berikan prinsip-prinsip dasar
untuk menuju arah tersebut, serta mengatur prosedurnya secara umum. Realitas
pe1aksanan pendidikan di lapangan akan banyak ditentukan oleh petugas yang
berada di barisan paling depan, yaitu guru, kepala sekolah dan tenaga-tenaga
kependidikan lainnya.
9
Kualitas proses dan hasil pendidikan belum merata di seluruh tanah air.
Masih ada kesenjangan yang cukup besar dalam proses dan hasil pendidikan di
dan di luar , di Jawa dan di luar Jawa. Pendidikan kita sekarang ini masih
belum berhasil meningkatkan kualitas hasil belajar sebagian besar peserta didik
yang pada umumnya berkemampuan sedang atau kurang. Pendidikan kita
mungkin baru berhasil meningkatkan kemam-puan peserta didik yang
merupakan bibit unggul.
10
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12