5. β blocker
Mekanisme : Menghambat rilis NE melalui hambatan reseptor β2 pada prasinaps
sehingga menurunkan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas
miokard, serta menghambat sekresi renin melalui hambatan
reseptor β1 pd ginjal → penurunan tekanan darah
- Kardioselektif (afinitas R β2 > β1): atenolol, asebutolol, bisoprolol,
mesoprolol
- Non-kardioselektif (afinitas R β2 = β1): propanolol, timolol, pindolol,
alprenolol, karteolol, nadolol, oksprenolol
6. Α1-blocker (Prazosin, doxazosin, terazosin, bunazosin)
Mekanisme : Menghambat reseptor α1 di pembuluh darah (pd otot polos arteriola
& vena) terhadap efek vasokonstriksi NE & E shg tjd dilatasi arteriola &
vena
a1-bloker baik untuk pesien hipertrofi prostat, memperbaiki insufisiensi vaskular
perifer.
α,β-blocker: labetalol
7. CCB
Mekanisme : mencegah atau mengeblok kalsium masuk ke dalam dinding
pembuluh darah. Kalsium diperlukan otot untuk melakukan
kontraksi, jika pemasukan kalsium ke dalam sel–sel diblok, maka
obat tersebut tidak dapat melakukan kontraksi sehingga pembuluh
darah akan melebar dan akibatnya tekanan darah akan menurun
Antagonis Ca menghambat pemasukan ion Ca ekstra sel ke
dalam sel dan dengan demikian dapat mengurangi penyaluran
impuls dan kontraksi miokard serta dinding pembuluh
- Dyhidropyridine : Amilodipine, Felodipine, Isradipine, Nicardipine, Nifedipine,
Nimodipine, Nisoldipine, Nitrendipine
- Non Dyhidropyridine : Verapamil, Diltiazem, Sinarizine, Bepridil