Oleh :
Kelompok :V
Kelas : 2A - TKPB
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Setelah mempelajari dan melakukan praktikumini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mengetahui temperatur elektroplating nikel
2. Mempelajari terjadinya elektroplating logam dengan nikel pada baja melalui proses
lapis listrik dengan pengamatan visual
3. Menghitung efisiensi arus listrik proses elektroplating nikel
4. Mengetahui rentang waktu yang dibutuhkan untuk elektroplating logam
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Elektroplating
menggunakan bantuan arus listrik melalui suatu elektrolit dengan tujuan memindahkan partikel
Prinsip kerja dasar pelapisan logam adalah penempatan ion-ion logam pelapis diatas
substrat yang akan dilapisi melalui metode elektrolisis yakni dengan adanya arus searah maka
senyawa kimia akan terurai dalam larutan elektrolit. Ion-ion positif akan bergerak ke katoda
dan ion-ion negatif akan bergerak menuju anoda sehingga terjadi pelapisan pada substrat atau
benda yang akan dilapisi. Anoda merupakan elektroda yang menghasilkan elektron sedangkan
katoda adalah elektroda yang menerima elektron yang merupakan tempat pengendapan pada
saat elektroplating. Sebagai anoda digunakan platina karena bersifat inert sedangkan katodanya
merupakan substrat yang dipakai untuk membuat lapisan tipis, misalnya jika ingin melapisi
bahan dengan Cr maka larutan elektrolitnya asam kromat dan sebagai anodanya adalah Cr
M0 Mn++ ne
Dalam operasi pelapisan, kondisi operasi penting untuk diperhatikan, karena kondisi
tersebut akan menentukan berhasil atau tidaknya proses pelapisan serta mutu lapisan yang
dihasilkan.
Makin tinggi rapat arus, makin tinggi kecepatan pelapisan dan memperkecil ukuran
benda kerja. Bila rapat arus terlalu tinggi maka lapisannya akan kasar dan nampak
hitam.
Sebaiknya arus yang digunakan adalah setabil karena dapat mempengaruhi mutu
c. Suhu Larutan
- mengurangi terserapnya H2
d. PH larutan
Tujuan menentukkan derajat keasaman adalah untuk mengecek kemampuan larutan
dalam menghasilkan larutan yang baik. Larutan bersifat basa bila PHnya = 11 - 14
Umumnya berupa larutan garam yang logamnya akan dilapiskan dan mudah larut.
Aktivitas ion logam ditentukan oleh konsentrasi garam logamnya, derajat disosiasi dan
a. Kenampakan (Appearance)
b. Keuletan (Ductility)
c. Kekerasan (Hardness)
a. Covering Power
b. Throwing Power
sama.
c. Levelling
Adalah kemampuan elektrolit untuk menghasilkan lapisan yang lebih tebal pada
lekukan.
2.3 Asam Hidroklorida
Asam hidroklorida adalah asam kuat dan merupakan larutan akuatik dari gas hidrogen
klorida (HCl). Asam ini sangat larut dalam air, asam HCl pekat mempunyai konsentrasi 12 M
mengandung sekitar 38% massa HCl, memiliki titik didih -85 bau yang tajam pada suhu 25
dan sangat korosif sehingga harus ada penanganan yang tepat. HCl dapat berdisosiasi
melepaskan satu H+ hanya sekali sehingga disebut asam monoprotik. H+ akan bergabung
Asam monoprotik memiliki satu tetapan disosiasi asam, Ka, mengindikasikan tingkat
disosiasi zat tersebut dalam air. Untuk asam kuat seperti HCl, nilai Ka cukup besar yaitu ̴ 107.
Asam hidroklorida juga sulit mengalami reaksi redoks dan merupakan reagen pengasam yang
sangat baik karena pada konsentrasi menengah cukup stabil untuk disimpan dan konsentrasinya
tetap stabil. Pada konsentrasi pekat asam klorida dapat melarutkan banyak jenis logam dan
Cr larut dalam (HCl) encer atau pekat. Jika tak terkena udara, akan terbentuk ion-ion
Asam klorida (encer maupun pekat) dan asam sulfat encer, melarutkan nikel dengan
dengan semua perbandingan. Asam sulfat ini mempercepat sampel untuk mengalami oksidasi.
Asam sulfat diproduksi dari belerang, oksigen, dan air melalui proses kontak. Asam sulfat
Ni (s) + H2SO4 (aq) + 2H + (aq) → Ni2+ (aq) + SO2 (s) + 2H2O (l)
Asam sulfat pekat panas akan melarutkan kromium dengan cepat, sedangkan asam sulfat encer
1. Secara pelelehan (celup panas/hot dip), Logam pelapis dipanaskan sampai meleleh,
kemudian logam yang akan dilapisi dicelupkan ke dalam logam tersebut atau
dengan cara mengalirkan lelehan logam pelapisan pada logam, yang akan dilapis,
tinggi dan panas terhadap logam pelapis, sehingga logam akan meleleh dan
bahan yang akan dilapisi dengan serbuk pelapis, kemudian dipanaskan sampai
4. Rich Coating, pelapisan dengan menggunakan debu bahan pelapis yang dicampur
dengan menggunakan arus searah (DC) melalui methode elektrolisa. Lapis listrik
perunggu.
chromium.
Melindungi logam dasar dengan logam yang lebih mulia misalnya lapis emas, perak,
Melindungi logam dasar dengan logam yang kurang mulia misal lapis zinc, cadnium,
Mengamplas tiga buah logam baja dengan kertas amplas grid 400
hingga 1000
Melakukan langkah 2-4 untuk logam kedua dan ketiga dengan variasi
waktu 10 menit dan 15 menit
BAB V
PENGOLAHAN DATA
Larutan elektrolit yang digunakan untuk electroplating adalah garam logam NiSO4
(nikel sulfat). Ni berperan sebagai anoda (kutub +) dan Fe berperan sebagai katoda (kutub
-). Saat dialiri arus listrik, terjadi perbedaan potensial diantara anoda dan katoda. Logam
Ni sebagai anoda mengalami oksidasi menjadi ion logam Ni2+. Ion logam tersebut akan
menggantikan ion Ni2+ dari larutan yang telah terelektrolisis menjadi Ni2+ dan SO42-. Ion
Ni2+ inilah yang akan menuju ke katoda untuk membentuk lapisan nikel. Berikut adalah
reaksi yang terjadi saat proses electroplating :
Prinsip kerja dasar pelapisan logam adalah penempatan ion-ion logam pelapis diatas
substrat yang akan dilapisi melalui metode elektrolisis yakni dengan adanya arus searah
maka senyawa kimia akan terurai dalam larutan elektrolit. Ion-ion positif akan bergerak
ke katoda dan ion-ion negatif akan bergerak menuju anoda sehingga terjadi pelapisan
pada substrat atau benda yang akan dilapisi.
Semakin lama waktu proses elektroplating, maka berat lapisan akan semakin besar.
Efisiensi arus pada tiga variasi waktu
Helmy Alian, 2010, Pengaruh Tegangan pada proses elektroplating baja dengan pelapisnseng
dan krom terhadap kekerasan dan laju korosinya, Jurusan Teknik Mesin, FT,
Pria gautama, 2009, Mengenal Cara Pelapisan Logam, Jurusan Teknik Mesin, FT, Bandung:
Samsudin Raharjo, 2010, Pengaruh Variasi Tegangan Listrik Dan Waktu Proses
Diponegoro