Anda di halaman 1dari 18

LABORATORIUM PENGENDALIAN KOROSI

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2018/2019

PRAKTIKUM PENGENDALIAN KOROSI

MODUL : Elektroplating Nikel

PEMBIMBING : Ir. Gatot Subiyanto, MT.

Oleh :

Kelompok :V

Nama : 1. Marissa Silvi Dwi L 171424018

2. Muhammad Azman H 171424020

3. Muhammad Fikri R 171424021

4. Muhammad Helldy R 171424022

Kelas : 2A - TKPB

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Elektroplating logam nikel pada logam lain lebih bertujuan sebagai dekoratif untuk
membuat permukaan logam menjadi mengkilat. Proses elektroplating nikel dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu dengan menggunakan tembaga (Cu) sebagai lapisan dasar
selanjutnya dilapisi nikel, cara kedua langsung melapisi logam dengan nikel, dan cara
ketiga melapisi logam dengan tembaga (Cu) kemudian Nikel dan Krom (Cr). Tujuan
penambahan Cr adalah untuk mengurangi sifat yang terlalu mengkilat sebagai ciri khas
lapisan nikel. Elektroplating nikel banyak diaplikasikan pada peralatan rumah tangga,
automotif, dan interior di perkantoran dengan tujuan dekoratif.

1.2 Tujuan
Setelah mempelajari dan melakukan praktikumini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mengetahui temperatur elektroplating nikel
2. Mempelajari terjadinya elektroplating logam dengan nikel pada baja melalui proses
lapis listrik dengan pengamatan visual
3. Menghitung efisiensi arus listrik proses elektroplating nikel
4. Mengetahui rentang waktu yang dibutuhkan untuk elektroplating logam
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Elektroplating

Elektroplating merupakan proses pelapisan bahan padat dengan logam lainnya

menggunakan bantuan arus listrik melalui suatu elektrolit dengan tujuan memindahkan partikel

logam pelapis ke material yang akan dilapisi.

Gambar 2.1. Skema proses pelapisan logam (Pria Gautama, 2009: 1)

Prinsip kerja dasar pelapisan logam adalah penempatan ion-ion logam pelapis diatas

substrat yang akan dilapisi melalui metode elektrolisis yakni dengan adanya arus searah maka

senyawa kimia akan terurai dalam larutan elektrolit. Ion-ion positif akan bergerak ke katoda

dan ion-ion negatif akan bergerak menuju anoda sehingga terjadi pelapisan pada substrat atau

benda yang akan dilapisi. Anoda merupakan elektroda yang menghasilkan elektron sedangkan

katoda adalah elektroda yang menerima elektron yang merupakan tempat pengendapan pada

saat elektroplating. Sebagai anoda digunakan platina karena bersifat inert sedangkan katodanya

merupakan substrat yang dipakai untuk membuat lapisan tipis, misalnya jika ingin melapisi

bahan dengan Cr maka larutan elektrolitnya asam kromat dan sebagai anodanya adalah Cr

(Helmy Alian, 2010).

Reaksi yang terjadi pada katoda adalah sebagai berikut :


Mn+ + ne  M0

Reaksi yang terjadi pada anoda adalah sebagai berikut :

M0  Mn++ ne

Dalam operasi pelapisan, kondisi operasi penting untuk diperhatikan, karena kondisi

tersebut akan menentukan berhasil atau tidaknya proses pelapisan serta mutu lapisan yang

dihasilkan.

Kondisi pelapisan yang perlu diperhatikan antara lain :

a. Rapat Arus ( Current Density)

Makin tinggi rapat arus, makin tinggi kecepatan pelapisan dan memperkecil ukuran

benda kerja. Bila rapat arus terlalu tinggi maka lapisannya akan kasar dan nampak

hitam.

b. Tegangan Arus (Voltage)

Digunakan umumnya 3 - 9 Volt. Untuk pelapisan nikel digunakan 6 - 9 Volt.

Sebaiknya arus yang digunakan adalah setabil karena dapat mempengaruhi mutu

dari hasil pelapisan.

c. Suhu Larutan

Kenaikan suhu larutan menyebabkan bertambahnya ukuran kristal.

Keuntungannya : - pengurangan garam logam

- mengurangi terserapnya H2

Kerugiannya : - viskositas larutan menurun

- lapisan menjadi kasar

d. PH larutan
Tujuan menentukkan derajat keasaman adalah untuk mengecek kemampuan larutan

dalam menghasilkan larutan yang baik. Larutan bersifat basa bila PHnya = 11 - 14

dan bersifat asam bila PHnya = 4,5 - 5,6.

2.2 Larutan Elektrolit

Umumnya berupa larutan garam yang logamnya akan dilapiskan dan mudah larut.

Aktivitas ion logam ditentukan oleh konsentrasi garam logamnya, derajat disosiasi dan

konsentrasi unsur lain. Pengaturan PH dengan penambahan bahan penggabungan (buffer)

dimaksudkan untuk mendapatkan sifat lapisan yang :

a. Kenampakan (Appearance)

b. Keuletan (Ductility)

c. Kekerasan (Hardness)

Larutan elektrolit harus bersifat ;

a. Covering Power

Adalah kemampuan elektrolit untuk mengendapkan logam pada katoda.

b. Throwing Power

Adalah kemampuan elektrolit untuk menghasilkan lapisan dengan tebal yang

sama.

c. Levelling

Adalah kemampuan elektrolit untuk menghasilkan lapisan yang lebih tebal pada

lekukan.
2.3 Asam Hidroklorida

Asam hidroklorida adalah asam kuat dan merupakan larutan akuatik dari gas hidrogen

klorida (HCl). Asam ini sangat larut dalam air, asam HCl pekat mempunyai konsentrasi 12 M

mengandung sekitar 38% massa HCl, memiliki titik didih -85 bau yang tajam pada suhu 25

dan sangat korosif sehingga harus ada penanganan yang tepat. HCl dapat berdisosiasi

melepaskan satu H+ hanya sekali sehingga disebut asam monoprotik. H+ akan bergabung

dengan molekul air membentuk ion hidronium, H3O+:

HCL (aq) + H2O (l)  H3O+ (aq) + Cl- (aq)

Asam monoprotik memiliki satu tetapan disosiasi asam, Ka, mengindikasikan tingkat

disosiasi zat tersebut dalam air. Untuk asam kuat seperti HCl, nilai Ka cukup besar yaitu ̴ 107.

Asam hidroklorida juga sulit mengalami reaksi redoks dan merupakan reagen pengasam yang

sangat baik karena pada konsentrasi menengah cukup stabil untuk disimpan dan konsentrasinya

tetap stabil. Pada konsentrasi pekat asam klorida dapat melarutkan banyak jenis logam dan

menghasilkan logam klorida dan gas hidrogen.

Cr larut dalam (HCl) encer atau pekat. Jika tak terkena udara, akan terbentuk ion-ion

kromium(II) (Vogel, 1990: 270):

Asam klorida (encer maupun pekat) dan asam sulfat encer, melarutkan nikel dengan

membentuk hidrogen (Vogel, 1990: 281):

2.4 Asam Sulfat


Asam sulfat merupakan asam mineral anorganik dan memiliki sifat larut dalam air

dengan semua perbandingan. Asam sulfat ini mempercepat sampel untuk mengalami oksidasi.

Asam sulfat diproduksi dari belerang, oksigen, dan air melalui proses kontak. Asam sulfat

panas melarutkan nikel dengan membentuk belerang

dioksida (Vogel, 1990: 281):

Ni (s) + H2SO4 (aq) + 2H + (aq) → Ni2+ (aq) + SO2 (s) + 2H2O (l)

Asam sulfat pekat panas akan melarutkan kromium dengan cepat, sedangkan asam sulfat encer

reaksinya berlangsung pelan :

2Cr (s) + 6H2SO4 (aq) → 2Cr3+(aq) + 3SO42- (aq) + 6SO2(g) + 12 H2 O (L)

2.5 Klasifikasi Pelapisan Logam

Klasifikasi pelapisan logam antara lain:

1. Secara pelelehan (celup panas/hot dip), Logam pelapis dipanaskan sampai meleleh,

kemudian logam yang akan dilapisi dicelupkan ke dalam logam tersebut atau

dengan cara mengalirkan lelehan logam pelapisan pada logam, yang akan dilapis,

pada proses ini dibutuhkan temperatur tinggi.

2. Secara semprot (metal spraying), adalah dengan menyemprotkan gas bertekanan

tinggi dan panas terhadap logam pelapis, sehingga logam akan meleleh dan

membentuk partikel-partikel halus, kemudian melekat pada benda yang dilapis.

3. Secara spheradizing, merupakan proses sementasi, yaitu dengan cara membedaki

bahan yang akan dilapisi dengan serbuk pelapis, kemudian dipanaskan sampai

dibawah titik leleh.

4. Rich Coating, pelapisan dengan menggunakan debu bahan pelapis yang dicampur

dengan bahan pengikat organic atau bahan anorganik.


5. Secara listrik (electroplating) merupakan proses pelapisan logam atau non logam

dengan menggunakan arus searah (DC) melalui methode elektrolisa. Lapis listrik

memberikan perlindungan logam dengan menggunakan logam tertentu sebagai

pelindung/pelapis misalnya Cupper, nickel, chromium, zinc, kuningan, perungu.

2.6 Tujuan Pelapisan Logam

 Meningkatkan ketahanan logam dasar terhadap gesekan (abrasi).

 Memperbaiki tampak rupa (decorative) misalnya lapis emas, kuningan, perak,

perunggu.

 Memperbaiki kehalusan permukaan dan toleransi logam dasar misalnya nikel,

chromium.

 Melindungi logam dasar dari korosi.

 Melindungi logam dasar dengan logam yang lebih mulia misalnya lapis emas, perak,

platina, pada baja.

 Melindungi logam dasar dengan logam yang kurang mulia misal lapis zinc, cadnium,

perak pada baja.

2.7 Kelebihan dan Kekurangan Proses Elektroplating

Kelebihan dari proses elektroplating antara lain:

 Temperatur proses rendah.

 Kondisi proses pada lingkungan atmosfir biasa.

 Peralatan relatif murah.

 Komposisi larutan yang digunakan banyak terjual dipasaran.

 Laju pengendapan cepat.

 Porositas pada lapisan relatif rendah.


 Dapat menghasilkan beberapa lapisan.

Kekurangan dari proses elektroplating antara lain:

 Terbatas pada logam dan paduannya.

 Perlu perlakuan awal terhadap benda kerja.

 Terbatas pada benda kerja yang bersifat konduktor.


BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat yang digunakan
No. Nama Alat Keterangan Jumlah
1 Rectifier sebagai sumber arus searah - 1 buah
2 Bak tempat proses elektroplating - 1 buah
3 Elektroda anoda (Ni) - 1 buah
4 Gelas kimia 1000mL 2 buah
5 Gelas kimia 100mL 1 buah
6 Termometer - 1 buah
7 Tang - 1 buah
8 Hot plate - 1 buah
9 Batang pengaduk - 1 buah
10 Magnetic stirrer - 1 buah
11 Pipet volume 10mL 1 buah
12 Penjepit buaya - 2 buah

3.1.2 Bahan yang digunakan


No. Nama Bahan Keterangan
1 Nikel Sulfat 300gram
2 Nikel Khlorida 30gram
3 Asam Borat 40gram
4 Air Demineralisasi 1L
5 Bahan Pengkilat 10mL
6 Kawat Tembaga sesuai kebutuhan -
7 Kertas pH -
8 Benda Kerja (baja lunak) 2×5cm
9 Kertas amplas Grid 400-1000
10 Isolasi Warna kuning muda

Alternatif menu campuran bahan kimia yang lain sebagai berikut:

- Nikel sulfat : 90 gram


- Nikel khlorida : 200 gram
- Asam borat : 40 gram
- Air demineralisasi : 1L
Tetapi, pada percobaan digunakan larutan plating yang sudah tersedia.

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Persiapan Benda Kerja

Mengamplas tiga buah logam baja dengan kertas amplas grid 400
hingga 1000

Menghilangkan lemak yang terdapat pada permukaan benda kerja


dengan memasukkan logam kedalam larutan NaOH 5% selama 10
menit

Membilas benda kerja dengan air hingga bersih

Melakukan pickling menggunakan larutan HCl 10% selama 10 menit

Membilas benda kerja dengan air hingga bersih

Menghitung berat awal benda kerja.

3.2.2 Proses Elektroplating


Memanaskan larutan plating dalam gelas kimia 1000ml hingga
suhunya berkisar antara 40°C-50°C

Menghubungkan benda kerja dengan rectifier menggunakan penjepit


buaya, begitu juga dengan elektroda anoda yang digunakan
(elektroda Ni)

Memasukkan benda kerja dan elektroda yang sudah terhubung ke


rectifier ke dalam larutan plating

Mengatur rapat arus sebesar 1A/dm2 dan melakukan elektroplating


pada logam pertama selama 5 menit , kemudian diangkat

Melakukan langkah 2-4 untuk logam kedua dan ketiga dengan variasi
waktu 10 menit dan 15 menit

Menghitung berat akhir logam yang sudah dilapisi.


3.3 Keselamatan Kerja
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam praktikum ini adalah :
1. Tidak diperkenankan memegang bahan kimia tanpa pelindung diri
2. Tidak diperkenankan terlalu dekat dengan bak elektroplating yang sedang beroperasi
sebab berbahaya bagi kesehatan
3. Penggunaan NaOH dan HCl dapat menimbulkan bahaya, disarankan untuk membaca
MSDS terlebih dahulu.
BAB IV
DATA PENGAMATAN

4.1 Data Awal


1. Ar Fe = 56 gram/mol
2. n (valensi) =2
3. I (kuat Arus) = 0,5A
4. F (faraday) = 96500 C

4.2 Data Pengamatan


Tabel 4.2 Data Pengamatan
Logam ke- Waktu Pelapisan (s) Berat awal (g) Berat akhir (g) ∆W (g)
1 600 9,39 9,47 0,08
2 900 10.25 10.33 0,08
3 1200 8.85 8.99 0,14

BAB V

PENGOLAHAN DATA

5.1 Berat Lapisan (Wp)


Wp = W2 – W1
 t = 600 detik  t = 1200 detik
Wp = 9,47 g – 9,39 g Wp = 8,99 g – 8,85 g
Wp = 0,08 g Wp = 0,14 g
 t = 900 detik
Wp = 10,33 g – 10,25 g
Wp = 0,08 g
Gambar 5.1 Kurva Berat Lapisan terhadap Waktu

5.2 Berat Lapisan Teoretis (Wt)


𝐴𝑟 . 𝑡 . 𝐼
𝑊𝑡 =
𝑛. 𝐹

 t = 600 detik  t = 1200 detik


56 𝑥 600 𝑥 0,5 56 𝑥 1200 𝑥 0,5
𝑊𝑡 = 𝑊𝑡 =
2 𝑥 96500 2 𝑥 96500
Wt = 0,09 g Wt = 0,17 g
 t = 900 detik
56 𝑥 900 𝑥 0,5
𝑊𝑡 =
2 𝑥 96500
Wt = 0,13 g
5.3 Efisiensi Arus
𝑊𝑝
𝜼= 100%
𝑊𝑡
 t = 600 detik  t = 1200 detik
0,08 𝑔 0,14 𝑔
𝜂= 100% 𝜂= 100%
0,09 𝑔 0,17 𝑔
𝜂 = 91,9 % 𝜂 = 80,42%
 t = 900 detik
0,08 𝑔
𝜂= 100%
0,13 𝑔
𝜂 = 61,27%
BAB VI
PEMBAHASAN

6.1 Marissa Silvi Dwi Lestari (171424018)

Elektroplating logam bertujuan untuk melindungi permukaan logam dari korosi.


Electroplating nikel pada logam lain lebih bertujuan untuk dekoratif, membuat permukaan
logam menjadi rata dan mengkilap. Electroplating menggunakan bantuan listrik dalam
prosesnya. Terjadi reaksi kimia yaitu reaksi reduksi pada katoda dan reaksi oksidasi pada
anoda.

Larutan elektrolit yang digunakan untuk electroplating adalah garam logam NiSO4
(nikel sulfat). Ni berperan sebagai anoda (kutub +) dan Fe berperan sebagai katoda (kutub
-). Saat dialiri arus listrik, terjadi perbedaan potensial diantara anoda dan katoda. Logam
Ni sebagai anoda mengalami oksidasi menjadi ion logam Ni2+. Ion logam tersebut akan
menggantikan ion Ni2+ dari larutan yang telah terelektrolisis menjadi Ni2+ dan SO42-. Ion
Ni2+ inilah yang akan menuju ke katoda untuk membentuk lapisan nikel. Berikut adalah
reaksi yang terjadi saat proses electroplating :

Reaksi oksidasi : Ni Ni2+ + 2e (anoda)

Reaksi elektrolisis garam logam : NiSO4 Ni2+ + SO4

Reaksi penggantian ion Ni2+ + SO42- NiSO4

Reaksi reduksi : Ni2+ + 2e Ni

Sementara itu, reaksi di katoda adalah Fe2+ + 2e Fe

Berdasarkan data pengamatan, nilai efisiensi arus terbesar pada waktu


electroplating saat 10 menit sebesar 91,9%. Efisiensi tidak mencapai 100% karena arus
yang mengalir kurang stabil sehingga mempengaruhi proses .Grafik yang diperoleh agak
jauh dari linear dengan R2=0,75. Secara teori, seharusnya semakin lama waktu maka berat
deposit akan semakin besar. Berat deposit ini adalah berat yang tertambahkan dari logam
yang melapisi logam lain sehingga logam tersebut dapat terlindungi.
6.2 Muhammad Fikri Rahmadillah (171424021)
Pada proses elektroplating yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut,
dimana terjadi endapat yang terbentuk pada logam ditandai dengan adanya perubahan
warna yang mengkilap pada logam besi. Selain itu massa pada logam akan mengalami
penurunan jika arus yang diberikan terlalu besar. Pada praktikum kali ini, logam yang akan
dilapisi adalah logam Fe yang akan dilapisi oleh logam Ni yang memiliki nilai potensial
lebih positif daripada Fe. Sehingga, logam Fe akan terlindungi dari korosi akibat terlapisi
oleh Ni di permukaan Fe.
Selain itu hal yang berpengaruh dalam proses elektroplating adalah waktu proses
elektroplating, suhu operasi, kualitas campuran elektrolit, pengadukan dan pH.
Berikut adalah data yang diperoleh:
Logam ke- Waktu Pelapisan (s) ∆W (g)
1 600 0,08
2 900 0,08
3 1200 0,14

Logam ke- Waktu Pelapisan (s) (%)


1 300 91,9
2 600 61,27
3 900 80,42
Secara teorotis semakin lama proses elektroplating, semakin banyak lapisan logam
Ni yang menempel pada permukaan logam Fe dan semakin rata pula pelapisannya. Arus
yang digunakan pun harus tepat dan tidak boleh kurang, karena bila arus yang digunakan
kirang maka hasil elektroplatng tidak akan maksimal.
Pada data yang diperoleh diatas nilai efisiensi terbesar yaitu pada waktu 600 detik,
karena pada waktu tersebut arus yang dialirkan stabil, namun pada waktu 900 dan 1200
detik terjadi penurunan efisiensi yang disebabkan ketidakstabilan aliran arus yang diterima
oleh loam sehingga efisiensi tidak mencapai 100%.
BAB VII
SIMPULAN

 Prinsip kerja dasar pelapisan logam adalah penempatan ion-ion logam pelapis diatas
substrat yang akan dilapisi melalui metode elektrolisis yakni dengan adanya arus searah
maka senyawa kimia akan terurai dalam larutan elektrolit. Ion-ion positif akan bergerak
ke katoda dan ion-ion negatif akan bergerak menuju anoda sehingga terjadi pelapisan
pada substrat atau benda yang akan dilapisi.
 Semakin lama waktu proses elektroplating, maka berat lapisan akan semakin besar.
 Efisiensi arus pada tiga variasi waktu

Logam ke- Waktu Pelapisan (s) (%)


1 300 91,9
2 600 61,27
3 900 80,42
Efisiensi arus terbesar pada waktu 300 detik
DAFTAR PUSTAKA

Edi, Suprayoga. 2016. “Laporan Praktikum Pelapisan Logam”. https://www.academia.edu.

[19 Mei 2019]

Helmy Alian, 2010, Pengaruh Tegangan pada proses elektroplating baja dengan pelapisnseng

dan krom terhadap kekerasan dan laju korosinya, Jurusan Teknik Mesin, FT,

Palembang: Universitas Sriwijaya

Pria gautama, 2009, Mengenal Cara Pelapisan Logam, Jurusan Teknik Mesin, FT, Bandung:

Institut Teknologi Bandung

Samsudin Raharjo, 2010, Pengaruh Variasi Tegangan Listrik Dan Waktu Proses

Elektroplating Terhadap Ketebalan Serta Kekasaran Lapisan Pada Baja Karbon

Rendah Dengan Krom, Jurusan Teknik Mesin, FT, Semarang: Universitas

Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai