Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK REPORT

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : FAHRUR ROZI RASYIDI LUBIS

NIM : 4171121010

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU


PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kehadirat Allah swt.yang telah memberikan nikmat kesehatan
dan kesempatan,sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini sebaik mungkin. Shalawat dan
salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah saw. begitu juga kepada
keluarga,dan para sahabat sampai akhir zaman kelak.

Terimakasih saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah membantu


dalam menyelesaikan tugas Critical Book Report ini pada mata kuliah “Psikologi
Pendidikan”.Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan memahami peserta
didik dan proses pendidikan yang mendukung pencapaian dan perkembangan pendidikan.
Harapan kedepannya semoga tugas ini membawa manfaat bagi orangtua, guru, dan calon guru.
Semakin menambah wawasan mengenai psikologi pendidikan.

Tugas ini amatlah memiliki banyak kekurangan karena terbatasnya pengalaman begitu
juga pengetahuan. Saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca budiman demi
kesempurnaan tugas ini.

Medan, 02-03-2019
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Identitas Buku I dan II ...................................................................................... 1


1.2 Ringkasan Buku I .............................................................................................. 2
1.3 Ringkasan buku II ............................................................................................. 7

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 12

1.1 kesimpulan ....................................................................................................... 12


1.2 Saran................................................................................................................. 12

Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 13


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Identitas Buku
❖ Identitas buku I
Judul Buku : Psikologi Pendidikan
Nama Penulis : Drs.Sumadi Suryabrata, B.A., M.A., Ed.S.,Ph.D.
Penerbit : PT. Raja Grafindo Perdana
Tahun Terbit : 2013
ISBN : 979-421-082
Cetakan ke : 20

❖ Identitas buku II
Judul Buku : Psikologi Pendidikan
Nama Penulis : Muhibbin Syah
Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya
Tahun Terbit : Februari 2010
ISBN : 979-692-972-6
1.2 Ringkasan Buku I
A. Bab I
1. Perlu Pentingnya psikologi pendidikan
Tidak dapat diragukan lagi, bahwa sejak anak manusia yang pertama lahir ke dunia, telah
ada dilakukan usaha-usaha pendidikan; manusia telah berusaha mendidik anak anaknya,
kendatipun dalam cara yang sangat sederhana. Adapun keharusan bagi setiap pendidik yang
bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya harus terbuat denngan cara yang sesuai
dengan “keadaan” si anak didik. Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami
sesama manusia, dengan tujuan untuk dapat memperlakukan biar lebih tepat.

2. Sistematika Isi Buku


Berdasarkan uraian di atas, maka apa yang akan disajikan dalam buku ini adalah studi
psikologi, yaitu study tentang aktivitas aktivitas (dalam arti tingkah laku yang tampak dan
aktivitas serta pengalaman batin) dalam proses pendidikan dengan anak didik sebagi pusatnya.
Adapun soal-soal psikology yang berperan dalam proses pendidikan ini dapat dikelompokkan
menjadi tiga kelompok, seperti diuraikan berikut ini:
❖ Pertama: Bersumber pada peninjauan individu dalam studynya sebagai peserta didik, yaitu
anak didik dalam situasi pendidikan.
❖ Kedua: Bersumber pada peninjauan individu dalam proses pendidikan. Kita ketahui bahwa
individu sebenarnya tidak pernah ada dalam keadaan statis arti sebenarnya terjadi
perubahan dalam dirinya. Dalam proses pendidikan justru dalam perubahan inilah yang
menjadi pokok persoalan.
❖ Ketiga: Akan mencakup berbagai soal yang belum ada dibicarakan di atas.

B. Bab II
1. Perhatian
a) Pengertian
Kata “perhatian” tidak selalu digunakan dalam arti yang sama. Beberapa contoh dapat
menjelaskan hal ini:
1) Dia sedang memperhatikan contoh yang diberikan gurunya.
2) Dengan penuh perhatian dia mengikuti kuliah yang diberikan oleh dosen yang baru
itu.
defenisi mengenai perhatian itu yang diberikan ahli psikologi terdiri dari dua macam yaitu kita
ambil intinya saja dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu objek


2) Perhatian banyak sedikitnya mempunyai kesadaran yang menyertai sesuatu
aktivitas yang dilakukan.
1. Pengamatan
Dunia pengamatan biasanya dilakukan menurut aspek pengaturannya, supaya
memungkinkan subjek melakukan orientasi. Adapun pengetahuan tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Pengaturan berdasarkan sudut pandang ruang.
b) Pengaturan menurut sudut pandang waktu
c) Pengaturan menurut sudut pandang Gestalt.

1) Tanggapan dan Variasinya


Tanggapan biasanya di defenisikan sebagai bayangan yang tinggal dalam ingatan
setelah kita melakukan pengamatan (Bidok dkk., 1950:72). Dalam tangggapan tidak hanya
menghidupkan kembali apa yang telah diamati (dimasa lampau), akan tetapi juga dapat
mengantisifasi yang akan datang, atau mewakili yang sekarang. Untuk memudahkan pensifatan
biasanya ditempuh dengan jalan membuat perbandingan antara tanggapan dan pengamatan.
2) Fantasi
Fantasi adalah daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan
tanggapan-tanggapan yang telah ada dan tanggapan baru tidak harus dengan benda-benda yang
ada.Secara garis besar fantasi dapat dibedakan menjadi fantasi tak disadri dan fantasi di sadari
yang mana fantasi tak disadari merupakan fantasi yang terjadi dengan tak sengaja.Fantasi
disengaja merupakan fantasi yang terjadi dengan disengaja, dan ada usaha dari subjek untuk
masuk kedalam imajinasi.

3) Ingatan
Ingatan merupakan kecakapan untuk menerima, menyimpan dan memprodeksi kesan
pesan. Pensifatan yang diberikan kepada ingatan juga lalu diberikan keada spek-aspek itu.
Ingatan yang baik mempunyai sifat-sifat cepat dan mudah mencamkan, setia, teguh, luas dalam
menyimpan, dan siap atau sedia dalam memproduksikan kesan-kesan. Soal mengingat dan lupa
biasanya juga ditunjukkan pada satu pengertian saja yaitu retensi karena kedua tersebut
hanyalah memandang hal yang satu dan sama dari segi yang berlainan. Hal yang diingat adalah
hal yang satu dan sama dari segi yang berlainan.

4) Berpikir
Menurut ahli psikologi asosiasi berpikir adalah kelangsungan tanggapan-tanggapan
yang mana subjek yang berpikir pasif. Sedangkan munurut plato berfikir itu berbicara dalam
hati. Proses jalannya berfikir itu ada tiga langkah yaitu: pembentukan pengertian, pembentukan
pendapat, dan penerapan kesimpulan.

5) Perasaan
Perasaan didefenisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang
umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal, dan dialami dengan kualitas senang
atau tidak senang dalam berbagai taraf.Perasaan biasanya bersangkutan dengan fungsi
mengenal artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menanggap, mengkhayalkan,
mengingat-ingat, atau memikirkan sesuatu.
6) Motif-motif
Motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan. Motif bukanlah hal yang harus
diamati melainkan yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu yang dapat kita saksikan.

C. Bab III
1. Apakah Bakat Itu?
Menurut Woodworth dan Marquis memberikan defenisi demikian, menurut dia ability
mempunyai tiga arti yaitu:
a) Achievement yang merupakan actual ability, yang dapat diukur langsung dengan alat
atau tes tertentu.
b) Capacity yang merupakan potensial ability yang dapat diukur secara tidak langsung
dengan melalui pengukuran terhadap kecakapan individu, di mana kecakapan ini
berkembang dengan perpaduan antara dasar dengan training yang intensif dan
pengalaman.
c) Aptitude, yaitu kualitas yang hanya dapat diungkap atau diukur dengantes khusus yang
sengaja dibuat untuk itu.
Selanjutnya Guilford memberikan defenisi yang lain lagi caranya yaitu
menyatakan bahwa aptitude mencakup 3 dimensi psikologi yaitu:
1) Dimensi perseptual yaitu: kemampuan dalam mengadakan persepsi, dan ini
meliputi factor-faktor kepekaan indera, perhatian, orientasi ruang, orientasi
waktu, luasnya daerah persepsi, dan kecakapan persepsi.
2) Dimensi psikomotor, yaitu factor dari keturunan, factor implus, factor
ketelitian/ketepatan, factor koordinasi, dan factor keluesan.
3) Dimensi intelektual, dimensi ini lebih luas dan meliputi lima factor yaitu factor
ingatan, pengenalan, evaluasi, konvergensi, dan divergen.

2. Bagaimana caranya kita mengenal bakat kita?


Setiap bidang study atau bidang kerja dibutuhkan fungsinya lebih dari satu factor bakat
saja. Bermacam-macam factor mungkin diperluakan untuk suatu lapangan studi atau lapangan
kerja tertentu. Suatu contoh misalnya bakat untuk belajar di fakultas teknik akan memerlukan
fungsinya mengenai bilangan, ruang, berpikir abstrak, Bahasa, mekanik dll. Karena itu ada
kecenderungan diantara para ahli sekarang untuk pengukuran bakat itu, setiap individu
sebenarnya terdapat semua factor-faktor yang diperlukan untukberbagai macam lapangan,
hanya dengan kombinasi, konstelasi dan intensitas yang berbeda-beda.Sehingga digunakan
dalam diagnosis tentang bakat adalah urutan mengenai berbagai bakat setiap individu. Yaitu:
1. Melakukan analisis jabatan atau analisis lapangan studi untuk menemukan factor-faktor
apa saja yang diperlukan supaya orang dapat berhasil dalam lapangan tersebut.
2. Hasil dari analisis itu dibuat pencandraan jabatan.
3. Dari pencandraan jabatan atau pencandraan lapangan studi itu diketahui persyaratan
apa yang harus dipenuhi supaya individu dapat lebih berhasil.
4. Dari landasan tersebut disususun alat penguungkapannya (pengukuran bakat) yang
bisasanya berwujud tes.

D. Bab IV
1. Apakah perkembangan
Para ahli yang mengikuti aliran asosiasi berpendapat bahwa pada hakikatnya
perkembangan itu adalah proses asosiasi. Salah satu ahli asosiasi yang lebih dikenal Jhon
Locke berpendapat pada permulaanya jiwa anak itu adalah bersih seperti kertas putih yang
kemudian sedikit demi sedikit terisi oleh pengalaman atau empiri baik pengalaman luar
maupun pengalaman dalam.

Factor – faktor yang mempengaruhi perkembangan yaitu:

a) Nativisme
Berpendapat bahwa perkembangan individu itu semata-mata tergantung pada dasarnya
bahwa anak memiliki kemampuan berdasarkan bawaan dari lahir. Jika orang tuanya seorang
pelukis maka anaknya juga akan memeiliki kemampuan untuk melukis dan pandangan
bahwasanya pengaruh dari luar seperti lingkungan dan pendidikan tidak termasuk.
b) Empirisme
Pendapat ini bertentangan dari pendapat nativisme menurutnya perkembangan itu
tergantung pada factor lingkungan, sedangkan dasar tidak memiliki peran sama sekali seorang
anak akan berkembang baik apabila lingkungan dan pendidikan baik maka orang tersebut akan
memiliki perkembangan yang baik pula.
c) Konvergensi
Pendapat ini menyatakan kedua pendapat tersebut tidak dapat dipertahankan. Paham yang
dianggap dapat mengatasi keterbatasan itu adalah paham konvergensi yang dirumuskan
pertama kali oleh W. Stern yang berpendapat bahwa di dalam perkembangan itu baik dasar
atau pembawaan maupun lingkungan dari pendapat ini menggabungkan kedua dari pendapat
nativisme dan empirisme bahwasanya bakat seseorang memiliki bakat untuk berdiri tegak di
atas kedua kaki akan tetapi bakat ini tidak akanmenjadi actual jika sekiranya anak manusia itu
tidak hidup dalam lingkungan masyarakat.

2. Sifat anak-anak pada masa tertentu dalam perkembangan


Anak-anak kita dalam masa perkembangan itu mempunyai kehidupan yang bukan
hanya statis, melainkan dinamis, dan pendidikan yang dibeikan mereka haruslah disesuaikan
dengan keadaan kejiwaan anak-anak didik kita pada masa tertentu dalam perkembangan
mereka. Pendapat para ahli mengenai periodisasi itu sendiri juga bermacam-macam itu dapat
pula digolongkan-golongkan menjadi tiga macam yaitu:
1. Periodisasi-periodisasi yang berdasar biologis.
2. Periodisasi-periodisasi yang berdasarkan didaksi.
3. Periodisasi-periodisasi yang berdasar psikologis.

a. Sifat-sifat psikologis anak puber


Anak puber ditunjukkan untuk berkuasa apa yang diinginkan, dijadikannya idam-
idaman adalah si kuat, sijuara, si menang dan sebagainya. Anak puer itu berorientasi ke
luar, ekstravers hal ini mendorongnya unntuk menyukai keadaan-keadaan dunia di luar
dirinya dan untuk mencari teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jiwanya.
b. Masa remaja
Masa remaja merupakan suatu masa yang sangat menarik perhatian para ahli.banyak
ahli yang berpendapat bahwa hakikat masa ini ialah kematangan kehidupan seksual.Tetapi
masa kehidupan seksual itu bukanlah satu-satunya hal, melainkan salah satu aspek saja.

E. Bab V
Kenyataanya bahwa belajar dan mengajar adalah masalah setiap orang, maka perlu dan
pentiing menjelaskan dan merumuskan masalah-masalah belajar itu terutama kaum pendidik
professional.Ahli psikologi memegang peran utama dalam mengupas masalah belajar karena
masalah belajar adalah masalahnya setiap orang maka jelaslah kiranya bahwa lapangan ini
terdapat bermacam-macam sekali cara pendekatan. Walaupun masalah belajar itu bukan
monopolinya ahli psikologi, namun primer hal tersebut adalah masalahnya ahli-ahli psikologi.
Hal yang demikian itu terjadi karena dua hal yaitu: karena alasan historis, lalu alasan historis
itu juga kita sebut sebagai masalah literer.
a. Apakah belajar itu?
Belajar merupakan suatu hal yang membawa perubahan, perubahan itu pada
pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru dan bahwa perubahan itu terjadi
karena usaha dengan sengaja.Factor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu factor
yang berasal dari luar diri pelajar lalu factor yang berasal dari dalam diri si pelajar dan
inipun dapat lagi digolongkan menjadi dua golongan yaitu factor fsiologis dan factor-
faktor psikologis.

b. Konsep teori belajar


1. Teori-teori molecular environmentalistis, teori-teori monalar nativisme
2. Teori molecular mementingkan bagian-bagian, teori molar mementingkan
keseluruhan.
3. Teori-teori molecular mementingkan bagian-bagian, teori-teori molar
mementingkan keseluruhan.
4. Teori-teori molecular mementingkan reaksi, teori-teori molar mementingkan
kognisi.
5. Teori-teori molecular mementingkan mekanisme, teori-teori molar
mementingkan dynamic aquilibrium

1.3 Ringkasan Buku II


Menurut undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang System Pendidikan Nasional
Bab I Pasal 1 (1) pendidikan adalah : usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Untuk menjalankan profesinya, guru sangat memerlukan aneka ragam pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan kemajuan teknologi. Buku psikologi ini diterbitkan untuk
memberikan kontribusi yang memantapkan kualitas calon guru dan guru professional yang
bekerja pada jenjang dasar dan menengah.
Kandungan pokok dari buku ini adalah hal belajar dihubungkan langsung dengan kegiatan
siswa saat mengikuti proses belajar baik dilingkungan sekolah maupun diluar lingkungan
sekolah. Sedangkan Hal mengajar dikaitkan dengan kegiatan guru khususnya ketika berada
pada proses belajar mengajar.
Pertama, psikologi kognitif adalah psikologi yang dianggap sukses dalam memahami
mekanisme dasar perilaku manusia yang sangat berguna unutk memahami ilmu lainnya
seperti psikologi belajar, psikologi pendidikan, dan lain-lain.
Kedua, psikologi kognitif itu sebagai sumber dan pengendali fungsi-fungsi psikolgi
lainnya.

A. Defenisi psikologi
Kata psychology berasal dari bahasa Yunani, yaitu : 1. Psyche yang berarti jiwa; 2. Logos
yang berarti ilmu. Karena beberapa alasan tertentu maka timbul arti lain yaitu sebagai ilmu
yang menyelidiki jiwa. Karena kontak dengan berbagai disiplin, maka timbul berbagai
macam defenisi psikologi yang satu sama lain berbeda, seperti :
1. Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental
2. Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran
3. Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku

B. Defenisi pendidikan
Pendidikan berasal dari kata “didik” lalu mendapat imbuhan me sehingga jadi mendidik
yang artinya memeliharadan memberi latihan. Dalam arti sempit pendidikan berarti perbuatan
atau proses perbuatan unutk memperoleh pengetahuan. Dalam arti luas pendidikan adalah
seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia,
juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan.

C. Defenisi psikologi pendidikan


Menurut pandangan Arthur S. Reber (1988), psikologi pendidikan adalah sebuah
subdisiplin ilmu psikologi berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna
dalam hal berikut.
1. Penerapan prinsip belajar dalam kelas.
2. Pengembangan dan pembaruan kurikulum.
3. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan.
4. sosialisasi dan interaksi dengan pendayagunaan ranah kognitif.
Berdasarkan pertimbangan defenisi-defenisi diatas psikologi pendidikan mempunyai dua
objek riset dan kajian:
1. Siswa, yaitu orang-orang yang belajar.
2. Guru, yaitu orang yang berkewajiban mengajar yang berhubungan dengan aktivitas
materi pembelajaran.

Adapun yang perlu dipetik dari psikologi pendidikan adalah:


a. Proses pekembangan siswa
Tahapan-tahapan perkembangan yang lebih perlu dipahami dalam proses belajar mengajar
adalah yang berhubungan dengan perkembangan ranah cipta para siswa dalam menjalani serta
mengikuti proses belajar mengajar yang dikelola guru kelas.
b. Cara belajar siswa
Pengetahuan yang pokok mengenai proses belajar tersebut meliputi :
1. Signifikansi (arti penting) belajar.
2. Teori-teori belajar.
3. hubungan belajar dengan memori dan pengetahuan.
4. Fase-fase yang dilalui dalam peristiwa belajar.
c. Cara menghubungkan mengajar dan belajar
Tugas utama guru adalah mengajar. Agar kegiatan mengajar ini berjalan dengan baik maka
guru harus mampu membangkitkan gairah dan minat belajar siswa. Oleh karena itu sebagai
guru profesional diharapkan mengerti seluk beluk mengajar baik dalam arti individual
maupun arti klasikal.
d. Pengambilan keputusan untuk pengelolaan belajar mengajar
Dalam mengelola proses belajar mengejar, guru dituntut untuk menjadi figure yang kuat
dam berwibawa namun tetap mampu bersahabat..

D. Sejarah singkat Psikologi Pendidikan


Psikologi Pendidikan pertama muncul di Jerman berkat kepeloporan Johann Friedrich
Herbart (1766-1842). Semakin berkembang pesatnya psikologi pendidikan menimbulkan
banyaknya ragam cabang psikologi dan aliran pemikiran psikologi yang turut berkiprah
didunia pendidikan. Cabang aliran psikologi pendidikan datang silih berganti, dan yang
paling menonjol adalah :
1. Aliran Humaninisme
2. Aliran Behavorisme
3. Aliran Psikologi Pendidkan Kognitif

E. Cakupan Psikologi pendidikan


Secara garis besar pokok bahasan Psikologi Pendidikan menjadi tiga macam :
1. Pokok bahasan mengenai “belajar” yang meliputi teori, prinsip, dan ciri khas perilaku
belajar siswa.
2. Pokok bahasan mengenai “ proses belajar” yang meliputi perbuatan dan peristiwa yang
terjadi dalam kegiatan belajar.
3. Pokok bahasan mengenai “situasi belajar” yang meliputi suasana dan keadaan fisik
maupun nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa.

F. Metode Psikologi Pendidikan


a) Metode Eksperimen
Metode eksperimen digunakan dengan tujuan untuk menguji keabsahan dan kecermatan
simpulan-simpulan yang ditarik dari hasil temuan penelitian denga metode lain. Untuk
mengantisipasi hal yang tidak sesuai dengan harapan peneliti, biasanya penggunaan
alat/ruangan akan diteliti betul-betul memenuhi syarat penelitian ekperimental. Dalam
penelitian eksperimental objek yang akan diteliti dibagi menjadi dua kelompok, yakni:
1) kelompok percobaan.
2) kelompok pembanding. Setelah eksperimen selesai, data dari kelompok percobaan
dibandingkan dengan kelompok pembanding, lalu dianalisis, ditafsir, dan
disimpulkan.

b) Metode Kuesioner
Penggunaan metode kuesioner relative lebih menonjol apabila dibandingkan dengan
penggunaan metode lain. Contoh data yang dapat dihimpun dengan penyebaran adalah
sebagai berikut :
1) Karakteristik pribadi siswa
2) Latar belakang keadaan siswa
3) Perhatian siswa terhadap pejalaran tertentu
4) Faktor pendorong dan penghambat siswa dalam belajar
5) Aplikasi ( penerapan )

c) Metode Studi Khusus


Fenomena dan perstiwa yang diselidiki dengan metode ini lazimnya terus-menerus diikuti
perkembangan nya selama kurun waktu tertentu. Studi kasus akan memerlukan waktu yang
lebih lama apabila dipakai untuk menyelidiki fenomena genetika yang dihubungkan dengan
aktivitas pendidikan.
Dalam hal ini biasanya dimulai sejak usia dini hingga mencapai usia tertentu sehingga
dapat pengertian yang tepat mengenai aspek perkembangan yang perlu diperhatikan demi
pendidikan anak tersebut.

d) Metode Penyelidikan klinis


Pada mulanya, metode ini hanya dipakai oleh para ahli psikiater. Dalam hal pelaksanaan
nya peneliti menyediakan benda-benda dan memberi tugas-tugas serta pertanyaan terntentu
yang boleh diselesaikan oleh anak secara bebas menurut persepsi dan kehendaknya.
Sasaran yang akan dicapai dengan penggunaan metode penelitian klinis ini ialah
terutamam memastikan sebab-sebab timbulnya ketidaknormalan perilaku seseorang
siswa/anak. Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti berupaya dan menentukan cara-cara
yang tepat untuk mengatasi penyimpangan tersebut.

e) Metode Observasi naturalistic


Metode observasi naturalistic adalah sejenis observasi yang dilakukan secara ilmiah.
Kemudian observasi naturalistic digunakan oleh psikolog untuk meneliti peranan
kepemimpinan dalam sebuah masyarakat atau meneliti sekelompok masyarakat yang
memerlukan terapi yang bersifat kemasyarakatan.
Dalam penggunaannya, seorang guru atau peneliti dapat mengaplikasikannya lewat
kegiatan belajar mengejar dalam kelas regular bukan kelas khusus.

G. Hakikat hubungan pendidikan dengan pengajaran


Selama pendidik memeiliki kemampuan psikologis kependidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan, meskipun usia nya masih muda ataupun bahkan lebih muda dari
yang dididik, dia tetap berhak untuk diakui sebagai pendidik. Para pendidik yang tugas
utamanya mengajar, baik guru maupun dosen tidak memerlukan syarat usia. Tetapi dalam
hal ini tentu tidak berarti anak-anak atau remaja yang nyata tidak mempunyai kemampuan
psikologis boleh mejadi pendidik atau guru.
Berdasarkan uraian diatas, sudah jelas betapa eratnya hubungan antara pendidikan dengan
pengajaran. Namun, ada beberapa macam persepsi yang sumbang muncul dikalangan
mahasiswa mengenai hakikat hubungan pendidikan dengan pengajaran, antara lain :
1. Jauh berbeda dengan pengajaran
2. Lebih penting daripada pengajaran
3. Kerena pengajarannya hanya menanamkan pengetahuan kognitif (ranah cipta) dari
pada psikomotorik, dan afektif tidak tersentuh sama sekali.
Karena demikian pentingnya arti pengajaran maka AL-Quran mengungkapkan istilah ini
berkali-kali.

1) Dalam Al Baqarah : 31
Dan Allah telah “mengajarkan” kepada Adam nama-nama (benda-benda seluruhnya).

2) Dalam Al Baqarah : 151


Allah telah “mengajarkan” kepada kamu apa yang belum kamu ketahui

Sementara itu kata tarbiyah dalam AL-Quran hanya terdapat dalam :


1) surah Bani Israil : 24
Dan ucapkanlah “ Ya Tuhan” kasihanilah mereka berdua sebagaimana mereka telah
mendidik aku ( Rabbayani ) waktu kecil.
BAB II

PEMBAHASAN
Perbandingan mengenai kedua buku tersebut sangat begitu terlihat, maka dari itu untuk
menentukan kemudahan memahami isi kedua buku sudah bisa ditentukan. Sebenarnya kedua
buku ini sangat bagus untuk dijadikan sebagai bahan untuk menambah wawasan. Pada bagian
sampul pada buku I sangat berhubungan sekali dengan judul bukunya. Kita bisa melihat pada
sampul ada beberapa orang anak ataupun dapat kita katakan sebagai peserta didik, jika kita
kaitkan dengan psikologi pendidikan yang mana secara garis besar memahami kejiwaan
seseorang terutama anak-anak ataupun peserta didik, maka ini tentunya sangat berkaitan
dengan sampul tersebut. Kemudian kita lihat pada buku II yang mana sampulnya tidak begitu
berhubungan dengan judul bukunya. Walaupun demikian buku ini cocok dijadikan sebagai
bahan acuan. Jika kedua buku kita bandingkan maka yang paling bagus dan saling berhubungan
adalah buku I.

Pada bagian defenisi ataupun pengertian-pengertian, buku I tidak begitu mendalam


membahas pengertian dari psikologi, pendidikan, ataupun psikologi pendidikan. Hanya yang
dibahas misalnya pada pentingnya psikologi pendidikan, mengenai perhatian dan pengamatan,
bagaimana mengetahui bakat pada seseorang dan juga tentang perkembangan seorang anak.
Pada buku II sangat jelas membahas secara mendalam mengenai apa itu psikologi, apa itu
pendidikan, dan apa itu psikologi pendidikan. Jadi jelaslah dari buku II kita lebih mudah
memahami hakikat dari psikologi pendidikan itu sendiri.

Keunikan yang menonjol diantara kedua buku adalah dari buku II, yang mana disini
dibahas secara terperinci mengenai sejarah dari psikologi itu sendiri. Tokoh yang
mengemukakan psikologi ini adalah Johann Friedrich Herbart (1766-1842). Dan telah banyak
membawa perubahan di dunia pendidikan. Selain itu metode-metode psikologi pendidikan juga
dibahas, yang mana di buku I tidak ada sama sekali. Ini sangat penting untuk mempermudah
dalam memahami psikologi pendidikan ini yang mana nantinya ilmu ini akan di aktualisasikan
dalam kehidupan sehari-hari, dan terkhususnya dalam dunia pendidikan. Dalam buku II juga
kita bisa melihat betapa indahnya buku ini, yang mana untuk menguatkan penjelasan-
penjelasan dari setiap bab maka disertai dengan referensi yang bersumber dari ayat suci Al-
Qur’an. Meskipun bukan di setiap penjelasan yang ada, namun ini sudah cukup kuat untuk
meyakinkan apa yang dijelaskan tersebut. Karena kita mengetahui bahwa pegangan kita untuk
hidup adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Kelebihan dari buku I adalah terletak pada sampulnya yang berkaitan dengan judul
bukunya dan ditambah lagi dengan adanya pembahasan mengenai betapa pentingnya kita
mempelajari psikologi pendidikan. Adapun pada buku II kelebihannya terletak pada defenisi
dari setiap pembahasan mengenai psikologi itu sendiri. Tidak hanya itu saja buku II juga
dilengkapi dengan referensi yang bersumber dari Al-Qur’an. Kelemahan dari buku I yaitu tidak
memaparkan pengertian yang mendasar tentang psikologi pendidikan itu sendiri, sedangkan
buku II sampulnya kurang menarik, dan ditambah lagi tidak adanya penjelasan tentang masalah
psikologi anak pada dunia pendidikan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mempelajari psikologi memang sangatlah penting, bagi siapa saja terutama para orang
tua, guru dan calon guru. Karena dengan mempelajari psikologi ini kita akan sangat terbantu
nantinya, misalnya pada saat sudah berumah tangga ataupun menjadi seorang guru.

Untuk lebih jelasnya dalam memahami pengertian dan penjelasan mengenai psikologi
pendidikan tersebut maka kita bisa membandingkan satu buku dengan buku lainnya ataupun
dengan beberapa buku. Dengan begitu kelebihan dan kelemahan dari buku-buku tersebut akan
kita ketahui sehingga kita bisa menentukan mana buku yang lebih mudah dipahami dan
dipelajari.

Setelah kita sudah menguasai dan memahami betul tentang psikologi pendidikan ini,
maka bagi orang tua, mereka akan lebih mudah mendidik anaknya. Begitu juga dengan guru
akan sangat lebih mudah dalam mendidik peserta didiknya.

B. Saran

Bagi orangtua, guru, dan juga calon guru sangat diharapkan untuk menguasai ilmu
psikologi ini. Karena ini akan sangat berguna di kehidupan sehari-hari dan juga akan berguna
untuk negara demi mencerdaskan kehidupan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan. : Remaja Rosdakarya.

Suryab rata, Sumadi. 2013. Psikologi Pendidikan. : Raja Grafindo Perdana.

Anda mungkin juga menyukai