PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH :
NIM : 4171121010
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kehadirat Allah swt.yang telah memberikan nikmat kesehatan
dan kesempatan,sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini sebaik mungkin. Shalawat dan
salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah saw. begitu juga kepada
keluarga,dan para sahabat sampai akhir zaman kelak.
Tugas ini amatlah memiliki banyak kekurangan karena terbatasnya pengalaman begitu
juga pengetahuan. Saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca budiman demi
kesempurnaan tugas ini.
Medan, 02-03-2019
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.1 Identitas Buku
❖ Identitas buku I
Judul Buku : Psikologi Pendidikan
Nama Penulis : Drs.Sumadi Suryabrata, B.A., M.A., Ed.S.,Ph.D.
Penerbit : PT. Raja Grafindo Perdana
Tahun Terbit : 2013
ISBN : 979-421-082
Cetakan ke : 20
❖ Identitas buku II
Judul Buku : Psikologi Pendidikan
Nama Penulis : Muhibbin Syah
Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya
Tahun Terbit : Februari 2010
ISBN : 979-692-972-6
1.2 Ringkasan Buku I
A. Bab I
1. Perlu Pentingnya psikologi pendidikan
Tidak dapat diragukan lagi, bahwa sejak anak manusia yang pertama lahir ke dunia, telah
ada dilakukan usaha-usaha pendidikan; manusia telah berusaha mendidik anak anaknya,
kendatipun dalam cara yang sangat sederhana. Adapun keharusan bagi setiap pendidik yang
bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya harus terbuat denngan cara yang sesuai
dengan “keadaan” si anak didik. Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami
sesama manusia, dengan tujuan untuk dapat memperlakukan biar lebih tepat.
B. Bab II
1. Perhatian
a) Pengertian
Kata “perhatian” tidak selalu digunakan dalam arti yang sama. Beberapa contoh dapat
menjelaskan hal ini:
1) Dia sedang memperhatikan contoh yang diberikan gurunya.
2) Dengan penuh perhatian dia mengikuti kuliah yang diberikan oleh dosen yang baru
itu.
defenisi mengenai perhatian itu yang diberikan ahli psikologi terdiri dari dua macam yaitu kita
ambil intinya saja dapat dirumuskan sebagai berikut:
3) Ingatan
Ingatan merupakan kecakapan untuk menerima, menyimpan dan memprodeksi kesan
pesan. Pensifatan yang diberikan kepada ingatan juga lalu diberikan keada spek-aspek itu.
Ingatan yang baik mempunyai sifat-sifat cepat dan mudah mencamkan, setia, teguh, luas dalam
menyimpan, dan siap atau sedia dalam memproduksikan kesan-kesan. Soal mengingat dan lupa
biasanya juga ditunjukkan pada satu pengertian saja yaitu retensi karena kedua tersebut
hanyalah memandang hal yang satu dan sama dari segi yang berlainan. Hal yang diingat adalah
hal yang satu dan sama dari segi yang berlainan.
4) Berpikir
Menurut ahli psikologi asosiasi berpikir adalah kelangsungan tanggapan-tanggapan
yang mana subjek yang berpikir pasif. Sedangkan munurut plato berfikir itu berbicara dalam
hati. Proses jalannya berfikir itu ada tiga langkah yaitu: pembentukan pengertian, pembentukan
pendapat, dan penerapan kesimpulan.
5) Perasaan
Perasaan didefenisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang
umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal, dan dialami dengan kualitas senang
atau tidak senang dalam berbagai taraf.Perasaan biasanya bersangkutan dengan fungsi
mengenal artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menanggap, mengkhayalkan,
mengingat-ingat, atau memikirkan sesuatu.
6) Motif-motif
Motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan. Motif bukanlah hal yang harus
diamati melainkan yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu yang dapat kita saksikan.
C. Bab III
1. Apakah Bakat Itu?
Menurut Woodworth dan Marquis memberikan defenisi demikian, menurut dia ability
mempunyai tiga arti yaitu:
a) Achievement yang merupakan actual ability, yang dapat diukur langsung dengan alat
atau tes tertentu.
b) Capacity yang merupakan potensial ability yang dapat diukur secara tidak langsung
dengan melalui pengukuran terhadap kecakapan individu, di mana kecakapan ini
berkembang dengan perpaduan antara dasar dengan training yang intensif dan
pengalaman.
c) Aptitude, yaitu kualitas yang hanya dapat diungkap atau diukur dengantes khusus yang
sengaja dibuat untuk itu.
Selanjutnya Guilford memberikan defenisi yang lain lagi caranya yaitu
menyatakan bahwa aptitude mencakup 3 dimensi psikologi yaitu:
1) Dimensi perseptual yaitu: kemampuan dalam mengadakan persepsi, dan ini
meliputi factor-faktor kepekaan indera, perhatian, orientasi ruang, orientasi
waktu, luasnya daerah persepsi, dan kecakapan persepsi.
2) Dimensi psikomotor, yaitu factor dari keturunan, factor implus, factor
ketelitian/ketepatan, factor koordinasi, dan factor keluesan.
3) Dimensi intelektual, dimensi ini lebih luas dan meliputi lima factor yaitu factor
ingatan, pengenalan, evaluasi, konvergensi, dan divergen.
D. Bab IV
1. Apakah perkembangan
Para ahli yang mengikuti aliran asosiasi berpendapat bahwa pada hakikatnya
perkembangan itu adalah proses asosiasi. Salah satu ahli asosiasi yang lebih dikenal Jhon
Locke berpendapat pada permulaanya jiwa anak itu adalah bersih seperti kertas putih yang
kemudian sedikit demi sedikit terisi oleh pengalaman atau empiri baik pengalaman luar
maupun pengalaman dalam.
a) Nativisme
Berpendapat bahwa perkembangan individu itu semata-mata tergantung pada dasarnya
bahwa anak memiliki kemampuan berdasarkan bawaan dari lahir. Jika orang tuanya seorang
pelukis maka anaknya juga akan memeiliki kemampuan untuk melukis dan pandangan
bahwasanya pengaruh dari luar seperti lingkungan dan pendidikan tidak termasuk.
b) Empirisme
Pendapat ini bertentangan dari pendapat nativisme menurutnya perkembangan itu
tergantung pada factor lingkungan, sedangkan dasar tidak memiliki peran sama sekali seorang
anak akan berkembang baik apabila lingkungan dan pendidikan baik maka orang tersebut akan
memiliki perkembangan yang baik pula.
c) Konvergensi
Pendapat ini menyatakan kedua pendapat tersebut tidak dapat dipertahankan. Paham yang
dianggap dapat mengatasi keterbatasan itu adalah paham konvergensi yang dirumuskan
pertama kali oleh W. Stern yang berpendapat bahwa di dalam perkembangan itu baik dasar
atau pembawaan maupun lingkungan dari pendapat ini menggabungkan kedua dari pendapat
nativisme dan empirisme bahwasanya bakat seseorang memiliki bakat untuk berdiri tegak di
atas kedua kaki akan tetapi bakat ini tidak akanmenjadi actual jika sekiranya anak manusia itu
tidak hidup dalam lingkungan masyarakat.
E. Bab V
Kenyataanya bahwa belajar dan mengajar adalah masalah setiap orang, maka perlu dan
pentiing menjelaskan dan merumuskan masalah-masalah belajar itu terutama kaum pendidik
professional.Ahli psikologi memegang peran utama dalam mengupas masalah belajar karena
masalah belajar adalah masalahnya setiap orang maka jelaslah kiranya bahwa lapangan ini
terdapat bermacam-macam sekali cara pendekatan. Walaupun masalah belajar itu bukan
monopolinya ahli psikologi, namun primer hal tersebut adalah masalahnya ahli-ahli psikologi.
Hal yang demikian itu terjadi karena dua hal yaitu: karena alasan historis, lalu alasan historis
itu juga kita sebut sebagai masalah literer.
a. Apakah belajar itu?
Belajar merupakan suatu hal yang membawa perubahan, perubahan itu pada
pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru dan bahwa perubahan itu terjadi
karena usaha dengan sengaja.Factor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu factor
yang berasal dari luar diri pelajar lalu factor yang berasal dari dalam diri si pelajar dan
inipun dapat lagi digolongkan menjadi dua golongan yaitu factor fsiologis dan factor-
faktor psikologis.
A. Defenisi psikologi
Kata psychology berasal dari bahasa Yunani, yaitu : 1. Psyche yang berarti jiwa; 2. Logos
yang berarti ilmu. Karena beberapa alasan tertentu maka timbul arti lain yaitu sebagai ilmu
yang menyelidiki jiwa. Karena kontak dengan berbagai disiplin, maka timbul berbagai
macam defenisi psikologi yang satu sama lain berbeda, seperti :
1. Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental
2. Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran
3. Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku
B. Defenisi pendidikan
Pendidikan berasal dari kata “didik” lalu mendapat imbuhan me sehingga jadi mendidik
yang artinya memeliharadan memberi latihan. Dalam arti sempit pendidikan berarti perbuatan
atau proses perbuatan unutk memperoleh pengetahuan. Dalam arti luas pendidikan adalah
seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia,
juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan.
b) Metode Kuesioner
Penggunaan metode kuesioner relative lebih menonjol apabila dibandingkan dengan
penggunaan metode lain. Contoh data yang dapat dihimpun dengan penyebaran adalah
sebagai berikut :
1) Karakteristik pribadi siswa
2) Latar belakang keadaan siswa
3) Perhatian siswa terhadap pejalaran tertentu
4) Faktor pendorong dan penghambat siswa dalam belajar
5) Aplikasi ( penerapan )
1) Dalam Al Baqarah : 31
Dan Allah telah “mengajarkan” kepada Adam nama-nama (benda-benda seluruhnya).
PEMBAHASAN
Perbandingan mengenai kedua buku tersebut sangat begitu terlihat, maka dari itu untuk
menentukan kemudahan memahami isi kedua buku sudah bisa ditentukan. Sebenarnya kedua
buku ini sangat bagus untuk dijadikan sebagai bahan untuk menambah wawasan. Pada bagian
sampul pada buku I sangat berhubungan sekali dengan judul bukunya. Kita bisa melihat pada
sampul ada beberapa orang anak ataupun dapat kita katakan sebagai peserta didik, jika kita
kaitkan dengan psikologi pendidikan yang mana secara garis besar memahami kejiwaan
seseorang terutama anak-anak ataupun peserta didik, maka ini tentunya sangat berkaitan
dengan sampul tersebut. Kemudian kita lihat pada buku II yang mana sampulnya tidak begitu
berhubungan dengan judul bukunya. Walaupun demikian buku ini cocok dijadikan sebagai
bahan acuan. Jika kedua buku kita bandingkan maka yang paling bagus dan saling berhubungan
adalah buku I.
Keunikan yang menonjol diantara kedua buku adalah dari buku II, yang mana disini
dibahas secara terperinci mengenai sejarah dari psikologi itu sendiri. Tokoh yang
mengemukakan psikologi ini adalah Johann Friedrich Herbart (1766-1842). Dan telah banyak
membawa perubahan di dunia pendidikan. Selain itu metode-metode psikologi pendidikan juga
dibahas, yang mana di buku I tidak ada sama sekali. Ini sangat penting untuk mempermudah
dalam memahami psikologi pendidikan ini yang mana nantinya ilmu ini akan di aktualisasikan
dalam kehidupan sehari-hari, dan terkhususnya dalam dunia pendidikan. Dalam buku II juga
kita bisa melihat betapa indahnya buku ini, yang mana untuk menguatkan penjelasan-
penjelasan dari setiap bab maka disertai dengan referensi yang bersumber dari ayat suci Al-
Qur’an. Meskipun bukan di setiap penjelasan yang ada, namun ini sudah cukup kuat untuk
meyakinkan apa yang dijelaskan tersebut. Karena kita mengetahui bahwa pegangan kita untuk
hidup adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Kelebihan dari buku I adalah terletak pada sampulnya yang berkaitan dengan judul
bukunya dan ditambah lagi dengan adanya pembahasan mengenai betapa pentingnya kita
mempelajari psikologi pendidikan. Adapun pada buku II kelebihannya terletak pada defenisi
dari setiap pembahasan mengenai psikologi itu sendiri. Tidak hanya itu saja buku II juga
dilengkapi dengan referensi yang bersumber dari Al-Qur’an. Kelemahan dari buku I yaitu tidak
memaparkan pengertian yang mendasar tentang psikologi pendidikan itu sendiri, sedangkan
buku II sampulnya kurang menarik, dan ditambah lagi tidak adanya penjelasan tentang masalah
psikologi anak pada dunia pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mempelajari psikologi memang sangatlah penting, bagi siapa saja terutama para orang
tua, guru dan calon guru. Karena dengan mempelajari psikologi ini kita akan sangat terbantu
nantinya, misalnya pada saat sudah berumah tangga ataupun menjadi seorang guru.
Untuk lebih jelasnya dalam memahami pengertian dan penjelasan mengenai psikologi
pendidikan tersebut maka kita bisa membandingkan satu buku dengan buku lainnya ataupun
dengan beberapa buku. Dengan begitu kelebihan dan kelemahan dari buku-buku tersebut akan
kita ketahui sehingga kita bisa menentukan mana buku yang lebih mudah dipahami dan
dipelajari.
Setelah kita sudah menguasai dan memahami betul tentang psikologi pendidikan ini,
maka bagi orang tua, mereka akan lebih mudah mendidik anaknya. Begitu juga dengan guru
akan sangat lebih mudah dalam mendidik peserta didiknya.
B. Saran
Bagi orangtua, guru, dan juga calon guru sangat diharapkan untuk menguasai ilmu
psikologi ini. Karena ini akan sangat berguna di kehidupan sehari-hari dan juga akan berguna
untuk negara demi mencerdaskan kehidupan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA