1. TUJUAN PERCOBAAN
-Dapat melakukan standarisasi untuk larutan asam kuat dan basa kuat
2. PERINCIAN KERJA
3. DASAR TEORI
Titrasi asam basa merupakan titrasi yang didasarkan pada reaksi asam basa
yang terjadi antara analit dengan titran. Titrasi asam basa terdiri dari titrasi antara :
Dalam memilih asam untuk dipakai dalam larutan standar, factor-faktor berikut
harus di perhatikan :
5. asam yang tidak merupakan suatu pereaksi oksidator yang cukup kuat
untuk merusak senyawa-senyawa organic yang digunakan seperti indicator.
Asam-asam klorida dan sulfat merupakan larutan asam yang paling luas
digunakan sebagai larutan standar meskipun tidak satupun mencukupi semua
persyaratan di atas. Garam klorida dari ion-ion perak, timbale dan merkuri (I) adalah
larut, seperti halnya sulfat dari logam-logam alkali tanah dan timbale. Namun hal ini
tidak menyebabkan kesukaran pada kebanyakan penggunaan titrasi asam-basa.
Hydrogen klorida merupakan gas tetapi tidak cukup menguap dari larutan-larutan pada
batas-batas konsentrasi yang biasanya dipergunakan, karena berdisosiasi sangat tinggi
dalam larutan air. Suatu larutan 0.5 N dapat di didihkan untuk beberapa lama tanpa
kehilangan hydrogen klorida, jiak larutannya tidak boleh di pekatkan dengan
penguapan. Asam nitrat jarang digunakan sebab merupakan pereaksi oksidasi kuat dan
larutannya terurai apabila dipanaskan atau dikenakan cahaya. Asam peklorat merupakan
asam kuat tidak menguap dan stabil terhadap reduksi dalam larutan-larutan encer.
Garam-garam kalium dan ammonium dapat mengendap dari larutan-larutan pekat
apabila terbentuk selama titrasi. Asam-asam perklorat lebih disukai dalam titrasi yang
bukan air. Ia pada dasarnya suatu asam yang lebih kuat dari pada asam klorida dan lebih
kuat terdisosiasi dalam pelarut yang bersifat asam, seperti asam astetat murni.
Indicator yang digunakan pada titrasi ini adalah indicator yang bek erja sesuai
dengan perubahan pH pada larutan. Indicator asam basa merupakan suatu asam atau
basa organic lemah yang bentuk tak terdisosiasinya berbeda warna dengan ionnya.
Indicator ini akan berubah warna pada perubahan pH larutan yang menyebabkan
indicator tersebut mengalami disosiasi. Indicator yang terkenal adalah indicator
fenolftalein. Indicator ini merupakan asam diprotik dan tak berwarna. Dia mula-mula
terdisosiasi kedalam suatu bentuk tak berwarna dan kemudian kehilangan hydrogen
kedua, menjadi ion yang berwarna merah. Selain indicator pp terdapat juga indicator
metal orange (m.o).
Senyawa kalium hydrogen ftalat (KHP) merupakan standar primer sangat baik
untuk penentuan suatu larutan atau cuplikan, larutan-larutan basa. Senyawa ini mudah
diperoleh dengan kemurnian 99.95% atau lebih. Zat ini stabil apabila dikeringkan, untuk
tidak higroskopis dan mempunyai berat ekivalen yang tinggi 204,2 g/ek. Merupakan
asam monoprotik lemah akan tetapi karena larutan asam biasanya sering digunakan
untuk menentukan asam lemah maka hal ini bukannya suatu kerugian. Indicator pp
digunakan dalam titrasi dan larutan basanya harus bebas karbonat.
Natrium karbonat Na2CO3 secara luas digunakan sebagai standar primer untuk
larutan-larutan asam kuat. Mudah diperoleh dalam keadaan sangat murni kecuali
hadirnya sejumlah kecil natrium bikarbonat dengan memanaskan zat nya hingga berat
tetap pada suhu 270˚C sampai 300˚C natrium karbonat sedikit higroskopis tetapi dapat
ditimbang sampai tanpa banyak kesulitan. Karbonat dapat dititrasi menjadi natrium
bikarbonat dengan menggunakan indicator pp. berat ekivalennya sama dengan berat
molekulnya yaitu 106.0. tetapi sevara umum zat yang dititrasi asam karbonat dengan
mengguanakan indicator m.o dengan berat ekivalen setngah dari berat molekulnya yaitu
53.00.
- Neraca analitis 1
- Kaca arloji 2
- Erlenmeyer 250ml 8
- Buret 50ml 2
- Pipet ukur 25ml 1
- Bola karet 1
- KHP (KHC8H4O4)
- Na2CO3
- Etanol 95%
- Indicator pp
- Larutan H2SO4
- Larutan CH3COOH
- Larutan NH4OH
- Larutan NaOH
6. PROSEDUR PERCOBAAN
- Memasukkan kira-kira 4-5 gram KHP murni dalam botol timbang yang bersih
dan mengeringkan dala oven pada temperature 110˚C sekurang-kurangnya
selama 1 jam.
- Menimbang dengan teliti dalam 3 erlenmeyer yang bersih yang telah diberi
nomor.
- Menambahkan 50ml air suling yang diukur dengan gelas ukur dan mengocok
perlahan-lahan sampai KHP larut.
- Menitrasi larutan dengan NaOH yang telah dibuat sampai berubah warna
menjadi merah muda
- Menambahkan indicator pp
- Menambahkan indicator pp
8. PERHITUNGAN
Gram = N x V x BE
1000
= 10 gram
= 4,3 ml x x N NaOH
- N rata-rata =
= 1,0844 ek/L
- % kesalahan = x 100 %
= = 8,44 %
M1 =
M1 =
M1 = 11,961 mol/liter
N=nM
= 1 ek/mol x 11,961 mol/L
= 11,961 ek/L
V1. N1 = V2 . M2
-standarisasi Na2CO3
1. Na2CO3 ( 0,22 gr )
= 4,5 ml x x N HCl
2 . Na2CO3 ( 0,23 gr )
= 5,7 ml x x N HCl
3. Na2CO3 ( 0,23 gr )
- N rata-rata =
= 0,8516 ek/L
- % Kesalahan = x 100 %
= = 14,8 %
M1 =
M1 =
M1 = 17,432 mol/liter
N=nM
= 1 ek/mol x 17,342 mol/L
= 17,342 ek/L
V1 N1 = V2 . N2
Percobaan titrasi
Percobaan 1 : V CH3COOH x N1 CH3COOH = V NaOH x N NaOH
10 ml x N1 CH3COOH = 10,2 ml x 1,0844 ek/L
N1 CH3COOH = 1,106 ek/L
N rata-rata =
= 1,047ek/L
% kesalahan = x 100 %
= x 100 % = 4,7 %
M=
= 7,1897 mol/liter
N =nM
= 1 ek/mol x 7,1897 mol/L
= 7,1897 ek/L
V1 . N1 = V2 . N2
Percobaan titrasi
Percobaan 1 : V NH4OH x N1 NH4OH = V HCl x N HCl
10 ml x N1 NH4OH = 6,5 ml x 0,8516 ek/L
N1 NH4OH = 0,5535 ek/L
N rata-rata =
= 0,5251ek/L
% kesalahan = x 100 %
= x 100 % = 47,45 %
M=
= 18,38 mol/liter
N =nM
= 2 ek/mol x 18,38 mol/L
= 36,76 ek/L
V1 . N1 = V2 . N2
Percobaan titrasi
Percobaan 1 : V H2SO4 x N1 H2SO4 = V NaOH x N NaOH
10 ml x N1 H2SO4 = 9,5 ml x 1,084 ek/L
N1 H2SO4 = 1,0302ek/L
N rata-rata =
= 1,0118 ek/L
% kesalahan = x 100 %
= x 100 % = 1,1662 %
M1 =
M1 =
M1 = 11,961 mol/liter
N=nM
= 1 ek/mol x 11,961 mol/L
= 11,961 ek/L
V1. N1 = V2 . M2
Percobaan titrasi
Percobaan 1 : V NaOH x N1 NaOH= V HCl x N HCl
10 ml x N1 NH4OH = 13ml x 0,8516 ek/L
N1 NaOH = 1,1070 ek/L
N rata-rata =
= 1,021 ek/L
% kesalahan = x 100 %
= x 100 % = 2,1%
VII. JAWABAN PERTANYAAN
Jawaban :
- KHP
- Na2CO3
- KH(IO3)2
- KlO3
- (CH2OH)3CNH2
2. Indicator
- Penentuan Normalitas
1000 ml/l
Ditanya : N NaOH …?
Pembahasan :
= V NaOH x N NaOH
= 0,04212 x N NaOH
9. ANALISIS PERCOBAAN
Dari percobaan yang telah kami lakuka nbahwa pada saat standarisasi larutan std
sekunder NaoH dengan KHP,KHP yang digunakan harus kering dan dilakukan dengan
pengeringan pada oven selama 1 jam. Itu juga berlaku pada standarisasi larutan std HCl
dengan Na2CO3. Na2CO3 juga harus dikeringkan dalam oven minimal selama 1 jam.
Pada saat KHP dilarutkan ke dalam 50 ml air dan diteteskan indicator pp warna KHP
tetap bening,tetapi pada saat penambahanNaOH melalui titrasi warna KHP berubah
menjadi warna merah muda. Lain halnya dengan Na2CO3 setelah dilarutkan dan
ditambahkan metal jingga warnanya berubah menjadi kuning dan pada saat dititrasi
dengan HCl warnanya menjadi merah muda. Dan pada saat penentuan konsentrasi
larutan CH3COOH dan larutan std NaOH pada saat cuplikan ditambahkan pp dan
dititrasi,waran berubah menjadi merah muda. Pada saat penentuan konsentrasi NH4OH
dengan larutan std HCl pada saat penambahan indicator m.o,warna menjadi kuning dan
pada saat dititrasi warna menjadi merah. Pada saat penentuan konsentrasi larutan H2SO4
dengan larutan std NaOH pada saat penambahan m.o warna larutan menjadi merah dan
setelah dititrasi ,menjadi kuning. Dan terakhir pada penentuan konsentrasi larutan
NaOH dengan larutan std HCl pada saat penambahan indicator pp warna larutan
berubah ungu dan pada saat titrasi berubah warna menjadi kuning kembali.
10. KESIMPULAN
- Titrasi asam basa adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi asam basa yang terjadi
antara analit dan titran
- Standarisasi adalah proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti suatu
konsentrasi larutan
N CH3COOH = 1,047ek/L
GAMBAR ALAT
Masker Sarung tangan
Buret
spatula
Gelas Kimia Kaca Arloji
Labu Ukur