Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KIMIA KLINIK II

“PROTEIN”

 ARDIANTI LA BUHARI (P00341017051)


 ATIKA FEBRIANA (P00341017057)
 FAHIRA DIPAYANTHI (P00341017063)
 HASTRIALING DWI YUNIAR (P00341017070)
 MUH. AMIRUDDIN IDRIS (P00341017078)
 NUR HASNI ADAMSYAH (P00341017085)
 SITI NUR KHOLIFAH (P00341017092)
 WILDAYANTI (P00341017099)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PROTEIN” ini dengan seksama dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini disusun dengan maksud untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
KIMIA KLINIK dan menambah pengetahuan bagi para pembacanya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak MULYADI, S.Si.,M.Si
sebagai dosen mata kuliah KIMIA KLINIK yang telah membimbing kami, dan
ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu kelancaran penyusunan makalah ini.
Kami menyusun makalah ini menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami meminta maaf atas
segala keterbatasan waktu dan kemampuan kami dalam menyelesaikan makalah
ini. Segala kritik dan saran yang membangun dari rekan-rekan, dan dosen
senantiasa kami harapkan demi peningkatan kualitas makalah ke depan.

Kendari, 28 Mei 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 2
1.3 TUJUAN MAKALAH ........................................................................................... 2
1.4 MANFAAT MAKALAH....................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
2.1 DEFINISI PROTEIN ............................................................................................. 3
2.2 FUNGSI PROTEIN ............................................................................................... 4
2.3 METABOLISME PROTEIN ...................................Error! Bookmark not defined.
2.4 MASALAH KLINIS....................................................................................................8
2.5 PEMERIKSAAN ..................................................................................................... 9
2.6 METODE PEMERIKSAAN.......................................................................................10

BAB III............................................................................................................................. 15
PENUTUP........................................................................................................................ 15
3.1 KESIMPULAN .................................................................................................... 15
3.2 SARAN ................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Makanan adalah bahan yang sangat penting untuk menjaga kelangsungan
hidup manusia, karena tubuh manusia memerlukan energi yang digunakan
untuk aktifitas sehari-hari. Bahan makanan umumnya terdiri dari zat-zat kimia
yang terbentuk secara alami atau sintesis dalam beragam kombinasi dan
berperan sama pentingnya bagi kehidupan (Almatsier, 2001). Unsur gizi yang
perlu ada dalam makanan adalah karbohidrat, protein, mineral, lemak dan
komponen minor lainnya seperti vitamin dan enzim.Senyawa dan unsur
tersebut dibutuhkan sebagai makanan bagi sel-sel tubuh seperti syaraf, darah,
sel-sel otot untuk membentuk tubuh (Sediaoetama, 2004).
Protein merupakan salah satu makronutrisi yang memilki peranan penting
dalam pembentukan biomolekul.Protein merupakan makromolekul yang
menyusun lebih dari separuh bagian sel. Protein menentukan ukuran dan
struktur sel, komponen utama dari enzim yaitu biokatalisator berbagai reaksi
metabolisme dalam tubuh (Mustika, 2012). Protein sebagai sumber energi
memberikan 4 Kkal per gramnya. Jumlah total protein tubuh adalah sekitar
19% dari berat daging, 45% dari protein tubuh adalah otot. Kebutuhan protein
bagi seorang dewasa adalah 1 gram/kg berat badan setiap hari.Untuk anak-
anak yang sedang tumbuh diperlukan protein yang lebih banyak, yaitu 3
gram/kg berat badan. Untuk menjamin agar tubuh benar-benar mendapatkan
asam amino dalam jumlah dan jenis yang cukup, sebaiknya untuk orang
dewasa seperlima dari protein yang diperlukan haruslah protein yang berasal
dari hewan, sedangkan untuk anak-anak sepertiga dari jumlah protein yang
diperlukan ( Mustika, 2012).

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan definisi protein ?
2. Jelaskan fungsi protein?
3. Jelaskan metabolisme protein?
4. Jelaskan masalah klinis protein ?
5. Jelaskan pemeriksaan protein ?
6. Jelaskan metode protein ?
1.3 TUJUAN MAKALAH
1. Untuk menjelaskan define protein
2. Untuk menjelaskan fungsi protein
3. Untuk menjelaskan metabolisme protein.
4. Untuk menjelaskan masalah klinik
5. Untuk menjelaskan pemeriksaan protein
6. Untuk menjelaskan metode pemeriksaan protein

1.4 MANFAAT MAKALAH


Untuk menambah wawasan mahasiswa/mahasiswi tentang protein dan
untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengampuh mata kuliah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI PROTEIN


Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti “yang paling
utama”) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan
satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein
berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan
virus.
Protein merupakan salah satu bio-makromolekul yang penting perananya
dalam makhluk hidup. Setiap sel dalam tubuh kita mengandung protein,
termasuk kulit, tulang, otot, kuku, rambut, air liur, darah, hormon, dan enzim.
Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesar
kedua setelah air. Diperkirakan 50% berat kering sel dalam jaringan hati dan
daging terdiri dari protein. Sedangkan dalam tenunan daging segar sekitar
20%.
Protein ditemukan dalam berbagai jenis bahan makanan, mulai dari
kacang-kacangan, biji-bijian, daging unggas, seafood, daging ternak, sampai
produk susu. Buah dan sayuran memberikan sedikit protein. Pemilihan sumber
protein ini harus bijaksana, karena banyak makanan yang tinggi protein juga
tinggi lemak dan kolesterol. Fungsi dari protein itu sendiri secara garis besar
dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural dan
sebagai mesin yang bekerja pada tingkat molekular
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein
lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein
yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem
kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon,
sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara.

3
Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino
bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut
(heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain
polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama
makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling
banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh JÃ’ns Jakob Berzelius
pada tahun 1838.

2.2 FUNGSI PROTEIN


Protein memegang peranan penting dalam berbagai proses biologi. Peran-
peran tersebut antara lain:
1. Transportasi dan penyimpanan
Molekul kecil dan ion-ion ditansport oleh protein spesifik.
Contohnya transportasi oksigen di dalam eritrosit oleh hemoglobin dan
transportasi oksigen di dalam otot oleh mioglobin.
2. Proteksi imun
Antibodi merupakan protein yang sangat spesifik dan sensitif dapat
mengenal kemudian bergabung dengan benda asing seperti: virus,
bakteri, dan sel dari organisma lain.
3. Koordinasi gerak
Kontraksi otot dapat terjadi karena pergeseran dua filamen protein.
Misalnya pergerakan kromosom saat proses mitosis dan pergerakan
sperma oleh flagela.
4. Penunjang mekanis
Ketegangan dan kekerasan kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen
yang merupakan protein fibrosa.
5. Katalisis enzimatik
Sebagaian besar reaksi kimia dalam sistem biologi, dikatalisis oleh
enzim dan hampir semua enzim yang berperan adalah protein.
6. Membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf

4
Rangsang spesifik direspon oleh selespon sel saraf diperantarai oleh
protein reseptor. Contohnya rodopsin adalah protein yang sensitive
terhadap cahaya ditemukan pada sel batang retina. Contoh lainnya adalah
protein reseptor pada sinapsis.
7. Pengendali pertumbuhan dan diferensiasi
Protein mengatur pertumbuhan dan diferensiasi organism tingkat
tinggi. Misalnya faktor pertumbuhan saraf mengendalikan pertumbuhan
jaringan saraf. Selain itu, banyak hormon merupakan protein

8. METABOLISME PROTEIN
1. Penguraian Protein Dalam Tubuh.
 Pencernaan protein
Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari
proses katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah kedalam
jaringan untuk digunakan.proses anabolik maupun katabolik juga terjadi
dalam jaringan diluar hati.asam amino yang terdapat dalam darah berasal
dari tiga sumber, yaitu absorbsi melalui dinding usus, hasil penguraian
protein dalam sel dan hasil sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya
asam amino dalam darah tergantung keseimbangan antara pembentukan
asam amino dan penggunaannya. Hati berfungsi sebagai pengatur
konsentrasi asam amino dalam darah.
Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan – perubahan tertentu
dengan kecepatan yang berbeda untuk tiap protein. Protein dalam dara,
hati dan organ tubuh lain mempunyai waktu paruh antara 2,5 sampai 10
hari. Protein yang terdapat pada jaringan otot mempunyai waktu paruh 120
hari. Rata-rata tiap hari 1,2 gram protein per kilogram berat badan diubah
menjadi senyawa lain. Ada tiga kemungkinan mekanisme perubahan
protein, yaitu :
1) Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian
atau katabolisme dan dibentuk sel – sel baru.

5
2) Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan
terjadi sintesis protein baru, tanpa ada sel yang mati.
3) Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis
protein baru.
Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan
asam amino yang akan digunakan untuk memproduksi
senyawa nitrogen yang lain, untuk mengganti protein dalam
jaringan yang mengalami proses penguraian dan untuk
mengganti nitrogen yang telah dikeluarkan dari tubuh dalam
bentuk urea. Ada beberapa asam amino yang dibutuhkan oleh
tubuh, tetapi tidak dapat diproduksi oleh tubuh dalam jumlah
yang memadai. Oleh karena itu asam amino tersebut,yang
dinamakan asam essensial yang dibutuhkan oleh manusia.
Kebutuhan akan asam amino esensial tersebut bagi anak-
anak relatiflebih besar daripada orang dewasa. Kebutuhan
protein yang disarankan ialah 1 sampai 1,5 gram per kilogram
berat badan per hari.
2. Asam amino dalam darah
Jumlah asam amino dalam darah tergantung dari jumlah yang
diterima dan jumlah yang digunakan. Pada proses pencernaan makanan,
protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi hidrolisis serta
enzim – enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja pada proses
hidrolisis protein antara lain ialah pepsin, tripsin, kimotripsin, karboksi
peptidase, amino peptidase, tripeptidase dan dipeptidase.
Setelah protein diubah menjadi asam-asam amino, maka dengan
proses absorpsi melalui dinding usus, asam amino tersebut sampai
kedalam pembuluh darah. Proses absorpsi ini ialah proses transpor aktif
yang memerlukan energi. Asam-asam amino dikarboksilat atau asam
diamino diabsorbsi lebih lambat daripada asam amino netral.
Dalam keadaan berpuasa, konsentrasi asam amino dalam darah
biasanya sekitar 3,5 sampai 5 mg per 100 ml darah. Segera setelah makan

6
makanan sumber protein, konsentrasi asam amino dalam darah akan
meningkat sekitar 5 mg sampai 10 mg per 100 mg darah. Perpindahan
asam amino dari dalam darah kedalam sel-sel jaringan juga proses tranpor
aktif yang membutuhkan energi.
3. Reaksi metabolisme asam amino
Tahap awal pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan
pelepasan gugus amino, kemudian baru perubahan kerangka karbon pada
molekul asam amino. Dua proses utama pelepasan gugus amino yaitu,
transaminasi dan deaminasi.
a. Transaminasi
Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang
melibatkan pemindahan gugus amino dari satu asam amino kepada
asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus amino dari
suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa
keto, yaitu asam piruvat, a ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga
senyawa keto ini diubah menjadi asam amino, sedangkan asam amino
semula diubah menjadi asam keto. Ada dua enzim penting dalam
reaksi transaminasi yaitu alanin transaminase dan glutamat
transaminase yang bekerja sebagai katalis dalamreaksi berikut :
Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus
amino yang dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keto.
Alanin transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan
terhadap asam piruvat-alanin. Glutamat transaminase merupakan
enzim yang mempunyai kekhasan terhadap glutamat-ketoglutarat
sebagai satu pasang substrak .
Reaksi transaminasi terjadi didalam mitokondria maupun dalam
cairan sitoplasma. Semua enzim transaminase tersebut dibantu oleh
piridoksalfosfat sebagai koenzim. Telah diterangkan bahwa
piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim pada reaksi
transaminasi, tetapi juga pada reaksi-reaksi metabolisme yang lain.

7
b. Deaminasi Oksidatif
Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi
asam glutamat. Dalam beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam
glutamat dapat mengalami proses deaminasi oksidatif yang
menggunakan glutamat dehidrogenase sebagai katalis.

Asam glutamat + NAD+ a ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+

Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam


bentuk NH4+. Selain NAD+ glutamat dehidrogenase dapat pula
menggunakan NADP+ sebagai aseptor elektron. Oleh karena asam
glutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka glutamat
dehidrogenase merupakan enzim yang penting dalam metabolisme
asam amino oksidase dan D-asam oksidase.

4. MASALAH KLINIS PROTEIN


PENURUNAN KADAR : malnutrisi berkepanjangan, kelaparan, diet
rendah protein, sindrom malabsorbsi, kanker gastrointestinal, kolitis ulseratif,
penyakit Hodgkin, penyakit hati yang berat, gagal ginjal kronis, luka bakar
yang parah, intoksikasi air.
PENINGKATAN KADAR : dehidrasi (hemokonsentrasi), muntah, diare,
mieloma multipel, sindrom gawat pernapasan, sarkoidosis.
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
 Diet tinggi lemak sebelum dilakukan pemeriksaan.
 Sampel darah hemolisis.
Kekurangan dan kelebihan protein
Penyakit kekurangan protein
 immunodeficiency (pertahanan tubuh yang melemah dan bahkan
hilang)
 Kelelahan
 Apati (kurangnya emosi, motivasi, atau entusiasme)

8
 Busung lapar
 Gagal hati
Akibat kelebihan protein
 Masalah ginjal
 Penyakit rematik
 Pengasaman darah
 osteoporosis

5. PEMERIKSAAN PROTEIN
Protein adalah suatu makromolekul yang tersusun atas molekul-molekul
asam amino yang berhubungan satu dengan yang lain melalui suatu ikatan
yang dinamakan ikatan peptida. Sejumlah besar asam amino dapat membentuk
suatu senyawa protein yang memiliki banyak ikatan peptida, karena itu
dinamakan polipeptida. Secara umum protein berfungsi dalam sistem
komplemen, sumber nutrisi, bagian sistem buffer plasma, dan
mempertahankan keseimbangan cairan intra dan ekstraseluler. Berbagai
protein plasma terdapat sebagai antibodi, hormon, enzim, faktor koagulasi,
dan transport substansi khusus.
Protein-protein kebanyakan disintesis di hati. Hepatosit-hepatosit
mensintesis fibrinogen, albumin, dan 60 – 80 % dari bermacam-macam
protein yang memiliki ciri globulin. Globulin-globulin yang tersisa adalah
imunoglobulin (antibodi) yang dibuat oleh sistem limforetikuler.
Penetapan kadar protein dalam serum biasanya mengukur protein total,
dan albumin atau globulin. Ada satu cara mudah untuk menetapkan kadar
protein total, yaitu berdasarkan pembiasan cahaya oleh protein yang larut
dalam serum. Penetapan ini sebenarnya mengukur nitrogen karena protein
berisi asam amino dan asam amino berisi nitrogen.
Total protein terdiri atas albumin (60%) dan globulin (40%). Bahan
pemeriksaan yang digunakan untuk pemeriksaan total protein adalah serum.
Bila menggunakan bahan pemeriksaan plasma, kadar total protein akan
menjadi lebih tinggi 3 – 5 % karena pengaruh fibrinogen dalam plasma.

9
Cara yang paling sederhana dalam penetapan protein adalah dengan
refraktometer (dipegang dengan tangan) yang menghitung protein dalam
larutan berdasarkan perubahan indeks refraksi yang disebabkan oleh molekul-
molekul protein dalam larutan. Indeks refraksi mudah dilakukan dan tidak
memerlukan reagen lain, tetapi dapat terganggu oleh adanya hiperlipidemia,
peningkatan bilirubin, atau hemolisis.
Saat ini, pengukuran protein telah banyak menggunakan analyzer kimiawi
otomatis. Pengukuran kadar menggunakan prinsip penyerapan (absorbance)
molekul zat warna. Protein total biasanya diukur dengan reagen Biuret dan
tembaga sulfat basa. Penyerapan dipantau secara spektrofotometri pada λ 545
nm. Albumin sering dikuantifikasi sendiri. Sedangkan globulin dihitung dari
selisih kadar antara protein total dan albumin yang diukur.
Albumin dapat meningkatkan tekanan osmotik yang penting untuk
mempertahankan cairan vaskular. Penurunan albumin serum dapat
menyebabkan cairan berpindah dari dalam pembuluh darah menuju jaringan
sehingga terjadi edema.
Rasio A/g merupakan perhitungan terhadap distribusi fraksi dua protein
yang penting, yaitu albumin dan globulin. Nilai rujukan A/G adalah > 1.0.
Nilai rasio yang tinggi dinyatakan tidak signifikan, sedangkan rasio yang
rendah ditemukan pada penyakit hati dan ginjal. Perhitungan elektroforesis
merupakan perhitungan yang lebih akurat dan sudah menggantikan cara
perhitungan rasio A/G.

2.4 METODE PEMERIKSAAN PROTEIN


 Pemeriksaan protein pada serum darah
1. Metode biuret
Protein dapat ditetapkan dengan metode biuret. Prinsip dari metode
biuret ini adalah protein dalam sampel membentuk suatu kompleks warna
biru bila dicampur dengan ion Cupri dalam suasana alkalis. Intensitas
intensitas warna biru setara dengan konsentrasi protein,
Reaksi biuret terdiri dari campuran protein dengan sodium
hidroksida (berupa larutan) dan tembaga sulfat. Warna violet adalah hasil

10
dari reaksi ini. Reaksi ini positif untuk 2 atau lebih ikatan peptida
(Harrow,1954). Kerugian dari metode ini adalah hasil penetapannya tidak
murni menunjukan kadar protein, melainkan bisa saja kadar senyawa yang
mengandung benzena, gugus fenol, gugus sulfhidrin, ikut terbaca
kadarnya. Selain itu, waktu penetapan yang dipergunakan juga lama,
sehingga sering kali kurang efektif.
a. Pra analitik
Persiapan pasien : puasa 10-12 jam (selama puasa hanya
diperbolehkan minum air putih), semua obat-
obatan dihentikan selama puasa.
Persiapan sampel : sampel serum/plasma Li-Na heparin (puasa)
Alat :
1. Spektrofotometri
2. Kapal alkohol
3. Tabung reaksi + rak
4. Centrifugator
5. Clinipette 1000 µL+ tips biru
6. Clinipette 20 µL + tips kuning

Bahan :

1. Sampel (serum/plasma)
2. Reagen protein kit
b. Analitik
1. Prosedur kerja
a. Disiapkan 3 buah tabung reaksi didalam rak tabung dengan
masing-masing tabung diberi nama sampel (Spl), blanko (Blk),
dan standar (Std).
b. Disiapkan larutan sampel, blanko, dan standar didalam
tabungnya masing-masing dengan campuran sebagai berikut:
Pipet kedalam tabung Blk µL Std µL Spl µL
Reaksi

11
1. Lar. Kerja protein 1000 1000 1000
2. Standar - 20 -
3. Sampel - - 20

Campur dan inkubasi 5-30 menit pada suhu 300 C.


Kemudian baca dispektrofotometer pada 546 nm.
Perhitungan :
C. Sampel = abs. Sampel : abs. Standar 𝛸 C standar

c. Pasca Analitik
interpretasi hasil :
bayi : 4,6- 7,0 gr/dl
dewasa : 6,6-8,7 gr/dl

 Pemeriksaan protein pada urine

Beberapa metode pemeriksaan protein urine:


1. Metode Carik Celup

Metode yang gunakan yaitu metode carik celup. Carik celup berupa
secarik plastik kaku yang pada sebelah sisinya dilekati dengan satu sampai
sembilan kertas isap atau bahan penyerap lain yang masing-masing
mengandung reagen-reagen spesifik terhadap salah satu zat yang mungkin
ada di dalam urine. Adanya dan banyaknya zat yang dicari ditandai oleh
perubahan warna tertentu pada bagian yang mengandung reagen spesifik
skala warna yang menyertai carik celup memungkinkan penilaian semi
kuantitatif (Gandasoebrata, 2010).

Meskipun sensitif dan spesifik, pemakaian carik celup


menghendaki agar cara memakainya mengikuti petunjuk-petunjuk yang
ditentukan oleh perusahaan pembuat carik celup itu, kalau tidak
mengikutinya dengan seksama, hasil pemeriksaan dapat menyimpang dari
keadaan sebenarnya.

Keadaan yang menyebabkan hasil carik celup tidak akurat


pemakaian reagen strip haruslah dilakuakan secara hati-hati. Oleh karena

12
itu harus diperhatikan cara kerja dan batas waktu pembacaan. Setiap habis
mengambil 1 batang reagen strip, botol/wadah harus segera ditutup
kembali dengan rapat, agar terlindung dari kelembaban, sinar, dan uap
kimia. Setiap strip harus diamati diamati sebelumdigunakan untuk
memastikan bahwa tidak ada perubahan warna. Keterbatasan lain dari
carik celup adalah harus dipakai secara hati-hati. Strip harus dipakai dalam
wadah tertutup rapat dilingkungan yang dingin dan terlindung dari
kelembaban, sinar, dan uap kimia (Mogensen, 2010).

Reaksi pada tes carik celup proteinuria adalah reaksi kimia yang
sederhana yang menunjukkan perubahan warna ketika group amino dari
molekul albumin bereaksi dengan indikator pada carik celup, kemudian
indikator melepaskan ion hidrogen pada group amino bebas dari molekul
albumin (Zeller, 2009).

a. Pra analitik
1. Metode Metode yang digunakan adalah metode carik celup.
2. Prinsip Strip dicelupkan pada urine, sehingga memberikan reaksi
warna pada masing-masing indikator pemeriksaan, warna yang
terbentuk di bandingkan secara visual dengan warna yang ada
pada botol strip.
3. Persiapan sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu urine sewaktu.
4. Persiapan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu :
1. Tempat penampungan wadah
2. Tissue
3. Strip urine
5. Persiapan pasien (tidak memerlukan persiapan khusus)
b. Analitik
Prosedur kerja
1. Disiapakan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Urine ditampung pada wadah pada wadah urine dan diberi label
identitas pasien

13
3. Dikeluarkan strip urine sesuai kebutuhan pemeriksaan, setelah itu
wadah dari strip urine ditutup rapat. Jangan sentuh bagian dari
strip yang mengandung reagen dengan jari.
4. Dicelupkan strip urine pada sampel yang sebelumnya telah
disiapkan atau boleh juga sampel urine di alirkan pada strip
sehingga membasahi semua bantalan pada strip urine sekitar 10
detik.
5. Dihilangkan kelebihan urine dengan meletakkan strip di atas
secarik kertas tissue.
6. Diamkan beberapa saat, kemudian dibaca hasilnya dengan cara
mencocokkan warna pada strip urine dengan warna standar yang
tertera pada wadah strip urine.

c. Pasca Analitik
Interpretasi hasil :
Negatif (-) : Tidak terjadi perubahan warna
Positif (+) : Pada kertas indikator menunjukkan warna hijau
(0,30 gr/L)
Positif (++) : Pada kertas indikator menunjukkan warna hijau
tua (1 gr/L)
Positif (+++) : Pada kertas indikator menunjukkan warna biru (3
gr/L)
Positif (++++) : Pada kertas indikator menunjukkan warna biru tua
(≥20 gr/L)

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti “yang paling
utama”) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan
satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein
berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan
virus.
3.2 SARAN
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita semua mengenai
ureum, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
dosen dan teman-teman.

15
DAFTAR PUSTAKA

Aditya lasindrang. 2013. Makalah makro molekul.


https://www.academia.edu/16149124/makalah_protein
Enny Probosari. 2015. Pengaruh Protein Diet Terhadap Indeks Glikemik. Program
Studi Pendidikan Dokter Spesialis Gizi Klinik Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro : JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol.7
No.1 2019
Harrow. 1954. Textbook Of Biochemistry 6 th edition. U.S.A: Saunders Company

Rosaini Henni, Rasyid Roslinda, dkk. 2015. Penetapan Kadar Protein Secara
Kjeldahl Beberapa Makanan Olahan Kerang Remis (Corbiculla
Moltkiana Prime.) Dari Danau Singkarak. Fakultas Farmasi Universitas
Andalas (UNAND) Padang : Jurnal Farmasi Higea, Vol. 7, No. 2, 2015
Riyani, Ani. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Klinik 2. Bandung : Politeknik
Kesehatan Kemenkes Bandung Jurusan Analis Kesehatan .

Uchrija anna. 2016. Identifikasi Status Protein Urine Pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Unaaha Kabupaten Konawe. KTI Diploma III analis
kesehatan poltekkea kendari

16

Anda mungkin juga menyukai