Anda di halaman 1dari 10

PEMERIKSAAN SENYAWA NON PROTEIN NITROGEN

(KREATININ, ASAM URAT & UREA)

 Teori Umum (metabolisme kreatinin, Asam urat dan Urea)

Senyawa non protein nitrogen (NPN) adalah senyawa-senyawa nitrogen


ukan protein yang erasal dari katabolisme protein dan asam nukleat.
Sumer nitrogen dalam tubuh terbesar berasal dari makanan. Keseimbangan
nitrogen yaitu protein yang masuk dan keluar dari tubuh di usahakan
seimbang(nitrogen balance). Protein mengalami degradasi dab sintesis
terus menerus dalam jumlah yang hampir sama.
 Nitrogen positif (sintesis> katabolisme) jumlah nitrogen yang diserap
melebihi yang dibuang oleh tubuh. Sejumlah nitrogen tertahan oleh tubuh
untuk keperluan pembentukan jaringan baru. Misalnya dalam masa
pertumbuhan anak, masa penyembuhan, pembentukan jaringan baru, hamil
dan menyusui.
 Nitrogen negatif (sintesis< katabolisme) jumlah nitrogen (protein) yang
dibuang melebihi jumlah yang masuk. Tidak ada pembentukan jaringan
baru sementara protein terus dipakai untuk sumber energi. Misalnya ,
kelaparan, puasa, kenaikan katabolisme jaaringan saat demam, hipertiroid,
malignancy, dan infeksi.
 Nitrogen seimbang (sintesis = katabolisme) misalnya dewasa normal dan
sehat. Senyawa non protein nitrogen adalah katabolit dari protein dan sisa
metabolisme asam nukleat, yaitu urea, amonia, kreatinin, keratin, dan
asam urat.
1. Metabolisme Ureum
Ureum merupakan hasil akhir katabolisme protein dalam tubuh yang
disintesa dalam hati dari ammonia melalui siklus ornithine. Rumus
molekul ureum adalah CO (NH₂)₂. Ureum adalah suatu molekul kecil yang
mudah mendifusi kedalam cairan ekstrasel, tetapi pada akhirnya
dipekatkan dalam urine dan di ekskreasi.
Jika keseimbangan nitrogen dalam keadaan mantap, ekspresi ureum kira-
kira 25 mg perhari.
Gugusan amino dilepas dari asam amino bila asam amino didaur
ulang menjadi sebagian dari protein dirombak dan dikeluarkan dari tubuh,
amino trasferase (transaminase) yang ada diberbagai jaringan
mengkatalisis pertukaran gugusan amino antara senyawa-senyawa yang
ikut serta dalam reaaksi-reaksi sintesis. Deaminase oksidatif memisahkan
gugusan amino dari molekul aslinya dan gugusan amino yang dilepaskan
itu diubah menjadi ammonia. Ammonia di antar ke hati dan diubah
menjadi reaksi-reaksi bersambung. Hampir seluruh urea dibentuk didalam
hati, dari katabolisme asam-asam amino dan merupakan produk ekskresi
metabolisme protein yang utama. Konsentrasi urea dalam plasma darah
terutama menggambarkan keseimbangan antara pembentukan urea dan
katabolisme protein serta ekskresi urea oleh ginjal: sejumlah urea
dimetaolisme lebih lanjut dan sejumlah kecil hilang dalam keringat dan
feses.
Kadar ureum dalam serum/plasma mencerminkan keseimbangan
antara produksi dan ekskresi. Metode penetapan adalah dengan mengukur
nitrogen. Di Amerika Serikat hasil penetapan disebut sebagai nitrogen
ureum dalam darah (Blood Ureum Nitrogen/BUN.
2. Metabolisme Kreatinin
Kreatin disintesis di hati, dan ginjal dari asam amino arginin, glisin
dan metionin. Creatine tidak erasal dari otot itu sendiri tetapi disintesis
dalam dua tahapan yaitu di ginjal dan hati. Awalnya, guanidino arginin
ditransfer ke glisin di ginjal, menghasilkan guanidino asetat. Di hati, N-
metilasi dari guanidino acetate mengarah pada pembentukan creatine.
Koenzim dalam reaksi ini adalah S-adenosylmethionine.
Kreatin ditransport melalui sistem sirkulasi ke otot, otak, dan organ
lainnya, dimana kreatin akan diubah menjadi keratin fosfat dan bertindak
seperti ATP. Creatine (N-methylguanidoacetic acid) dan fosforilasinya
membentuk kreatin fosfat (guanidofosfat) berfungsi sebagai buffer ATP
dalam metabolisme otot. Dalam kreatin fosfat, residu fosfat memiliki
potensi kimia yang sama tinggi seperti dalam ATP dan karenanya mudah
dipindahkan ke ADP. Sebaliknya , ketika ada kelebihan ATP, kreatin
fosfat dapat muncul dari ATP dan creatine. Kedua proses ini dikatalisasi
oleh kretain kinase. Dalam reaksi nonenzimatik, sejumlah kecil kreatin
dan creatine fosfat bersiklus secara konstan untuk membentuk kreatinin
yang tidak dapat lagi terfosforilasi dan karenanya diekskresikan dalam
urine.
Kreatinin hasil metabolisme kreatin dan phosphocreatine disintesis
terutama dalam otot juga disintesis dalam hepar dan ginjal. Kreatinin
secara eksklusif diekskresi melalui ginjal terutama melalui proses filtrasi
glomelurus dan sedikit sekali melalui sekresi tubulus. Kreatinin dalam urin
merasal dari sekresi tubulus pada manusia sehat dan tidak melaumpaui 10-
15%Tetapi secara bermakna akan lebih tinggi pada pasien gagal ginjal
kronik. Umumnya kecepatan sistesis kreatinin tetap konstan dan kadar
kreatinin serum mencerminkan kecepatan eliminasi ginjal. Oleh karena itu
kenaikan kadar kreatinin serum menunjukan menurunnya kliners kreatinin
dan penurunan laju filtrasi ginjal (LFG). Bahkan pada fungsi ginjal
normal, kadang-kadang terlihat kenaikan kadar kreatinin serum, apabila
terjadi pelepasan kreatinin dari muskulus dalam jumlah banyak, seperti
misalnya cedera atau rhabdomyolysis (kerusakan otot). Konsunsi daging
dalam jumlah banyak akan meningkatkan kadar kreatinin serum karena
terjadi penambahan kreatinin eksogen. Setiap gram daging yang dimakan
akan menghasilkan 3,5-5,0 mg kreatinin. Proses memasak menguah
sekitar 65% keratin menjadi kreatinin yang akan diabsorsi dari saluran
cerna. Sebaliknya kadar kreatinin serum akan turun pada pasien yang masa
ototnya berkurang akibat malnutrisi atau penyakit otot lanjut. Obat-obat
tertentu seperti misalnya cimetidine, trimethoprim, dan proeneid dapat
meningkatkan kadar kreatinin serum melalui proses kompetitif dalam
transport kreatinin tubular ginjal.
3. Metabolisme Asam urat
Asam urat produk akhir dari kataolisme adenin dan guanin yang
berasal dari pemeahan nukleotida purin yang terdiri dari karbon,
nitrogen,oksigen dan hidrogen dengan rumus molekul C₅H₄N₄O₃.
Pemecahan nukleotida purin terjadi di semua sel, tetapi asam urat hanya
dihasilkan oleh jaringan yang mengandung xhantine oxidase terutama di
hepar dan usus halus. Asam urat sebenarnya merupakan antioksidan dari
manusia dan hewan, tetapi bila dalam jumlah berlebihan dalam darah akan
mengalami pengkristalan dan dapat menimbulkan gout.

Pembentukan asam urat bukan hanya berasal dari dalam tubuh yaitu
pemecahan nukleotida purin namun juga faktor dari luar terutama
makanan dan minuman yang merangsang pembentukan asam urat. Adanya
gangguan dalam proses ekskresi dalam tubuh akan menyebabkan
penumpukan asam urat didalam ginjal dan persendian. Jalur kompleks
pembentukan asam urat dimulai dari ribose 5-phosphate, suatu pentose
yang berasal dari glycidic metabolisme, dirubah menjadi PRPP
(phosphoribosyl pyrophosphate) dan kemudian phosphoribosilamine, lalu
ditransformasi menjadi inosine monophosphate(IMP). Dari senyawa
perantara yang berasal dari adenosine monophosphate (AMP) dan
guanosine monophpsphate (GMP), purinic nucleotides digunakan untuk
sintesis DNA dan RNA, serta inosine yang merangsang pembentukan
asam urat. Adanya gangguan dalam proses ekskresi dalam tubuh akan
menyebabkan penumpukan asam urat didalam ginjal dan persendian. Jalur
kompleks pembentukan asam urat dimulai dari ribose 5-phosphate, suatu
pemtose yang berasal dari glycidic metabolisme, dirubah menjadi PRPP
(phosphoribosyl pyrophosphate) dan kemudian phosphoribosilamine, lalu
ditransformasi menjadi inosine monophosphate (IMP). Dari senyawa
peraantara yang berasal dari adenosine monophosphate (AMP)
danguanosine monophosphate (GMP), purinic nucleotidesn digunakan
untuk sintesis DNA dan RNA, serta inosine yang kemudian akan
mengalami degradasi menjadi hypoxanthine, xanthine dan akhirnya
menjadi asam urat.
Selanjutnya asam urat akan diekskresikan melalui ginjal. Diginjal asam urat akan
mengalami empat tahap yaitu asam urat dari plasma kapiler masuk ke glomerulus
dan mengalami filtrasi di glomerulus, sekitar 98-100% akan direabsorbsi pada
tubulus proksomal, selanjutnya diekskresi kedalam lumen distal tubulus proksimal
dan di reabsorbsi kembali pada tubulus distal. Asam urat akan diekskresi kedalam
urine sekitar 6%-12% dari jumlah filtrasi. Setelah filtrasi urat di glomerulus,
hampir semua direabsorbsi lagi di tubuli proksimal. pH urin yang rendah di
traktus urinarius menjadi urat diekskresikan dalam bentuk asam urat.

Rerata sintesis asan urat endogen setiap harinya adalah 300-600mg per hari
dari makanan 600 mg per hari lalu diekskresikan melalui sistem perkemihan
rerata 600 mg per hari ke usus sekitar 200 mg per hari.

I. BLOOD UREA NITROGEN


A. PraAnalitik
PersiapanPasien : Tidak memerlukan persiapan Khusus
PersiapanReagen :
 Pembuatanlarutankerja : campurkan 5 bagian R1 denganbagian
R2, hpmogenkan.Stabilselama 14 haripadasuhu 2-8oC dan 14
haripadasuhukamar 18-25oC
 KandunganReagen :
-Urease 15,000 U/L
-GLDH (bovine)1667 U/L
- ADP 2,mM
- α- ketoglutarat 4,0mM
- NADH0.28 mM
- Buffer
- pH 7,8± 0,1
- stabilizer
- Sodium azide (0,2%)
 Stabilitassampel : Serum ( tidakhememolysis).
Ureumstabildalam serum selama 72 jam padasuhu 2-8oC,
serum yang tidakdidinginkan ( suhuKamar )
harusdiperiksadalamwaktu 8 jam
 Metodepemeriksaan : Urease
 Interferences
- Serum Hemollysis
B. Analitik
PrinsippemeriksaanUreum oleh urasedihidrolisismenjadi ammonia
dankabondioksida.Denganbantuan glutamate dehydrogenase (GLDH)
dan NADH, ammonia bergabungdengan α-ketoglutarat (α- KG)
membentuk glutamate dan NAD+.Adenosisndifosfat (ADP)
dipakaiuntukmengaktifkamdanmentabilkan
GLDH.Reaksidukurdenganberkurangnyaabsorbanpadapanjanggelomb
ang 340 nm akibat NADH diubahmenjadi NAD+.

C. Alat dan Bahan


Alat BAhan
Mikropipet 10μl, 1000 μl Serum
Tip Biru, tip putih Reagen BUN
TabaungReaksi Reagenstandar BUN
Raktabung
Sentrifuge
Perlengkapanflebotomi
Manual spektrofotometridan
automatic analyzer

D. Cara Kerja
BlankoReagen Standart Sampel
LARUTAN KERJA 1000 μl 1000 μl 1000 μl
(didiamkanpadasuhukamarselama
5 menit)
SERUM - - 10μl
STANDAR - 10μl -
- Campur ,inkubasi.30 detik (37 C)
- Ukur absorbansi test pertama (Abs test 1),dan 60 detik kemudian baca
absorban test kedua (Abs test 2) terhadapblanko air pada panjang
gelombang 340 nm
- Hitung selisih absorbannya (Abs test 2-Abs test 1)

E. Paska Analitik
BUN :7-18 mg/dl
II. ASAM URAT
a. Pra Analitik

Persiapan pasien : Tidak memerlukan persiapan khusus


Persiapan Reagen : reagen siap digunakan
Kandungan Reagen : 4-AAP> 0.2mM
-HDCBS 2 mM
- Uricase (microbial) > 150 U/L
- peroksidase > 2500 U/L
- Buffer (pH 8. 1±0. 1)
- penyetabil non reaktif
Stabilitas sampel : serum (tidak emolysis). Asam urat stabil dalam serum selama 3
hari pada suhu 2-8 °C, atau 6 bulan dalam keadan beku.
Metode pemeriksaan : Enzimatik trinder / uricase endpoint
Interferences : -Bilirubin dan asam askrobat dalam serum dapat menyebabkan
hasil pemeriksaan rendah palsu.
-Sampel lipemik dan Hb>100 mg/dl menyebabkan tinggi palsu
b. Analitik

Prinsip reaksi : asam urat dioksidasi oleh uricase menjadi allation dan H 2O2. HDBS,4-
aminioantipirhin dan H2O2 dengan adanya periksidase menghasilkan kromogen berwarna
yang diukur pahda penjang gelombang 520 nm yang sebanding dengan kadar asam urat
dan sampel .

 Alat dan Bahan :

ALAT BAHAN
Mikropihpet 25µl
Tip biru, thip putih Serum
Tabung reaksi Reagen asam urat
Rak tabung Reagen standard
Sentrifus
Perlengkapan flebotomi
Manual spektrofotometri dan automatik
analizer
 Cara Kerja :

Blanko Reagen Standar Sampel

Reagen 1000µl 1000µl 1000µl

Sampel - - 25µl

Standar - 25µ -

- Campur,inkubasi 5 menit (37°C) atau diinkubasi 10 menit pada suhu kamar (18-
30°C)

- Baca absorbans standar teradap blanhko reagen pada panjang gelombang 520 nm
(492-546 nm)

C.Pasca analitik
Asam Urat serum : 2.5-7.7 mg/dl

III. KREATININ SERUM


A. Pra Analitik
Persiapan pasien : Tidak memerlukan persiapan khusus
Persiapan Reagen : reagen siap digunakan (pengerjaan dengan prosedur kerja 2)
Kandungan Reagen : - NaOH : Sodium Hidroksida
- Asam Pirik 40 Mm, Surfaktan
Stabilitas sampel : serum (tidak hemolysis). Kreatinin stabil dalam serum selama
24 jam pada suhu 2-8°C, atau beberapa bulan dalam keadaan
beku dan terlindung dari cahaya .
Metode pemeriksaan : reaksi jaffe
B. Analitik
Prinsip reaksi : kreatinin bereaksi dengan larutan pikrat alkalis membentuk warna
kemerahan (reaksi jaffe). Warna merah yang terbentuk sebanding dengan kadar
kreatinin dalam serum dan diukur pada panjang gelombang 510 nm(500-520nm).

 Alat dan Bahan

ALAT BAHAN
Mikropipet 200µl,60µl,1000µl
Tip biru, tip putih, tip kuning Serum
Tabung reaksi NaOH
Rak taung Reagen standar BUN
Sentrifus Asam pirik
Perlengkapan flebotomi
Manual spektrofotometri dan
autometik abalyzer

 Cara kerja :

Blanko Reagen Standart Sampel


NaOH 1000µl 1000µl 1000µl
Asam piric 200µl 200µl 200µl
Sampel - - 60µl
Standar - 60µl -

- Campur, inkubasi 60 detik (30/37°C)


- Ukur absorbansi test pertama (Abs Test 1), dan 60 detik kemudian baca
absorbansi test kedua (Abs test 2) terhadap blanko air pada panjang gelombang
510 nm. Hitung selisih absoransinya [(Abs test 2- Abs test 1).

C. Pasca Analitik
Kreatinin serum : 0,4-1.4 mg/dl

Anda mungkin juga menyukai