Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

Halaman
KATAPENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BABI PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3. Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Penggunaan EYD yang Benar ........................................................................ 3
2.2.Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan ......................................................... 10
2.3. Revisi Kesalahan Penggunaan Ejaan ............................................................. 13
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan ..................................................................................................... 14
3.2.Saran ............................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA………...…………………………………………………15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa Indonesia digunakan sebagai alat komunikasi dalam masyarakat
Indonesia. Seperti yang diketahui bahwa kegiatan komunikasi dimulai dari
hal yang ingin disampaikan oleh komunikator, kemudian dilanjutkan dengan
mengolah gagasan atau hal yang disampaikan komunikator sehingga hal yang
disampaikan komunikator tersebut dapat diterima oleh komunikan dengan
tepat. Dengan demikian, sebagai alat komunikasi, bahasa Indonesia harus
mampu menyampaikan maksud komunikator dengan tepat. Maksud atau
amanat komunikasi ini bisa berupa informasi tentang fakta, peristiwa,
ungkapan ide, pendapat, perasaan, keinginan, dan sebagainya. Hal-hal itu
dituangkan dalam aspek kebahasaan yang berupa kata, kalimat, paragraf
(komunikasi tulis) atau paraton (komunikasi lisan), ejaan dan tanda baca
dalam bahasa tulis, serta unsur-unsur prosodi (intonasi, nada, irama, tekanan,
tempo) dalam bahasa lisan.
Sebagai bahasa yang hidup, bahasa Indonesia mempunyai variasi-variasi
atau ragam-ragam, yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri dalam
proses komunikasi (Sloka, 2006:118). Variasi-variasi tersebut sejajar, dalam
pengertian tidak ada yang lebih tinggi daripada yang lain. Salah satu variasi
tersebut “diangkat” untuk mendukung fungsi-fungsi tertentu. Variasi tersebut
dinamakan bahasa baku atau standar. Variasi-variasi yang lain, yang disebut
variasi nonbaku atau nonstandard, tetap hidup dan berkembang sesuai dengan
fungsinya, yaitu sebagai alat komunikasi dalam situasi yang tidak resmi.
Bahasa Indonesia yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah bahasa
baku.Sebagai bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi
dalam penggunaan ragam bahasa. Standar tersebut meliputi penggunaan tata
bahasa dan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Tata bahasa
Indonesia yang baku salah satunya meliputi penggunaan kata, dan EYD yang
sesuai dengan kaidah baku. Kaidah tata bahasa Indonesia yang baku adalah
kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan
oleh Pusat Bahasa Indonesia. Sementara itu, kaidah ejaan bahasa Indonesia
yang baku adalah kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Dengan
demikian, bahasa yang digunakan harus sesuai kaidah-kaidah kebahasaan
termasuk dalam penggunaan ejaan. Kesalahan penggunaan bahasa bisa
menimbulkan interpretasi yang berbeda antara orang yang satu dengan yang
lainnya.
Oleh karena itu, melihat pentingnya penggunaan ejaan dengan
tepatseperti yang telah disampaikan diatas, maka dalam makalah ini penulis
akan memaparkan tentang analisis kesalahan penggunaan ejaan.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana penggunaan EYD yang benar?
2. Kesalahan apa sajakah yang sering ditemukan dalam penggunaan ejaan
pada karya ilmiah?
3. Bagaimanakah revisi dari kesalahan penggunaan ejaan yang sesuai dengan
ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penggunaan EYD yang benar?
2. Untuk mengetahui kesalahan yang sering ditemukan dalam penggunaan
ejaan pada karya ilmiah.
3. Untuk mengetahui revisi dari kesalahan penggunaan ejaan yang sesuai
dengan ejaan bahasa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penggunaan EYD yang Benar


a) Pengertian EYD
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa Indonesia yang
berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya,
Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan adalah seperangkat aturan
tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan
tanda baca sebagai sarananya. Ejaan mengatur keseluruhan cara
menuliskan bahasa. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh
pemakai bahasademi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam
bahasa tulis.

b). Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek yaitu :


1. Pemakaian Huruf
Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal
paling banyak menggunakan huruf abjad. Sampai saat ini jumlah huruf
abjad yang digunakan sebanyak 26 buah.
a. Huruf Abjad
b. Huruf Vokal
c. Huruf Konsonan
d. Huruf Diftong
e. Gabungan Huruf Konsonan
2. Penulisan Huruf
a. Penulisan Huruf Besar (Kapital)
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa
hal, yaitu :
1) Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
2) Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
3) Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama
kitab suci.
4) Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan ,
keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang.
5) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang, pengganti nama orang tertentu,
nama instansi, dan nama tempat.
6) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang.
7) Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan nama bahasa.
8) Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari
raya, dan peristiwa sejarah.
9) Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri.
10) Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi,
kecuali terdapat kata penghubung.
11) Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau
sapaan dan pengacuan.
12) Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
13) Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat dan sapaan.
14) Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan lembaga pemerintah
dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
15) Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul,
majalah, surat kabar, dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata
depan dan kata penghubung.
b. Penulisan Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk :
1) Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip
dalam tulisan.
2) Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan
kelompok kata.

3. Penulisan Kata
Ada bebrapa hal yang pelru diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :
a). Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk,
yang ditulis sebagai suatu kesatuan.
b). Kata Turunan (Kata berimbuhan) Kaidah yang harus diikuti dalam
penulisan kata turunan, yaitu :
- Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
- Awalan dan akhrian ditulis serangkai dengan kata yang langsung
mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa
gabungan kata.
- Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus
mendapat
- awalan dan akhiran, kata itu ditulis serangkai.
- Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam
- kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
c). Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-)
Jenis jenis kata ulang yaitu :
- Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal.
Misalnya : Laki ; Lelaki
- Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan.
Minyalnya : Laki ; Laki-Laki
- Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem.
Misalnya : Sayur ; Sayuran
- Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat
imbuhan.
Misalnya : Main : Bermain-main
3. Penulisan Unsur Serapan
Dalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia,
sebagian ahli bahasa Indonesia menganggap belum stabil dan
konsisten. Dikatakan demikian karena pemakai bahasa Indonesia
sering begitu saja menyerap unsur asing tanpa memperhatikan aturan,
situasi, dan kondisi yang ada. Pemakai bahasa seenaknya
menggunakan kata asing tanpa memproses sesuai dengan aturan yang
telah diterapkan. Penyerapan unsur asing dalam pemakaian bahasa
indonesia dibenarkan, sepanjang :
(a) konsep yang terdapat dalam unsur asing itu tidak ada dalam
bahasa Indonesia, dan
(b) unsur asing itu merupakan istilah teknis sehingga tidak ada yang
layak mewakili dalam bahasa Indonesia, akhirnya dibenarkan,
diterima, atau dipakai dalam bahasa Indonesia. Sebaliknya apabila
dalam bahasa Indonesia sudah ada unsur yang mewakili konsep
tersebut, maka penyerapan unsur asing itu tidak perlu diterima.
Menerima unsur asing dalam perbendaharaan bahasa Indonesia
bukan berarti bahasa Indonesia ketinggalan atau miskin kosakata.
Penyerapan unsur serapan asing merupakan hal karena setiap bahasa
mendukung kebudayaan pemakainya. Sedangkan kebudayaan setiap
penutur bahasa berbeda-beda anatar satu dengan yang lain.
Maka dalam hal ini dapat terjadi saling mempengaruhi yang biasa
disebut akulturasi. Sebagai contoh dalam masyarakat penutur bahasa
Indonesia tidak mengenal konsep “radio” dan “televisi”, maka
diseraplah dari bahasa asing (Inggris). Begitu pula sebaliknya, di
Inggris tidak mengenal adanya konsep “bambu” dan “sarung”, maka
mereka menyerap bahasa Indonesia itu dalam bahasa Inggris.
Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia
dikelompokkan dua bagian, yaitu :
1. Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya
secara utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak mengalami
perubahan. Contoh yang tergolong secara adopsi, yaitu : editor,
civitas academica, de facto, bridge.
2. Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke
dlaam kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun
penulisannya. Salah satu contoh yang tergolong secara adaptasi,
yaitu : ekspor, material, sistem, atlet, manajemen, koordinasi, fungsi.

4. Pemakaian Tanda Baca


 Tanda Titik (.)
Penulisan tanda titik di pakai pada
 Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
Akhir singkatan nama orang.
 Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan
- Singkatan atau ungkapan yang sudah sangat umum.Bila singkatan
itu terdiri atas tiga hurus atau lebih dipakai satu tanda titik saja.
- Dipakai untuk memisahkan bilangan atau kelipatannya
Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu.
 Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,
atau daftar.
 Tidak dipakai pada akhir judulyang merupakan kepala karangan
atau ilustrasi dan tabel.

 Tanda koma (,)


Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan :
· Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
· Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.
- Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika anak kalimat
itu mendahului induk kalimatnya.
- Digunakan untuk memisahkan kata seperti : o, ya, wah, aduh, dan
kasihan.
- Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
- Dipakai diantara : (1) nama dan alamat, (2) bagina-bagian alamat,
(3) tempat dan tanggal, (4) nama dan tempat yang ditulis secara
berurutan.
- Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
- Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri,
keluarga, atau marga.
- Menghindari terjadinya salah baca di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
- Dipakai di antara bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
- Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
- Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu
berakhir dengan tanda tanya atau seru.

 Tanda Titik Tanya ( ? )


Tanda tanya dipakai pada :
- Akhir kalimat tanya.
- Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang diragukan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
 Tanda Seru ( ! )
Tanda seru dugunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang kuat.
 Tanda Titik Koma ( ; )
Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara. üMemisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk
sebagai pengganti kata penghubung.
 Tanda Titik Dua ( : )
Tanda titik dua dipakai :
· Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.
· Pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian.
· Di dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan
· Di antara jilid atau nomor dan halaman
· Di antara bab dan ayat dalam kitab suci
· Di antara judul dan anak judul suatu karangan.
· Tidak dipakai apabila rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
 Tanda Elipsis (…)
Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus dan
menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dibuang.
Jika yang dibuang itu di akhir kalimat, maka dipakai empat titik
dengan titik terakhir diberi jarak atau loncatan.
 Tanda Garis Miring ( / )
Tanda garis miring ( / ) di pakai :
Dalam penomoran kode surat.
Sebagai pengganti kata dan,atau, per, atau nomor alamat.
Tanda Penyingkat atau Apostrof ( „)
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan sebagian huruf.
Tanda Petik Tunggal ( „…‟ )
Tanda petik tunggal dipakai :
1. Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
2. Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Tanda Petik ( “…” )Tanda petik dipakai :
 Mengapit kata atau bagian kalimat yang mempunyai arti khusus,
kiasan atau yang belum.
 Mengapit judul karangan, sajak, dan bab buku, apabila dipakai dalam
kalimat.
 Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah,
atau bahan tertulis lain.

2.2 Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan


Di bawah ini ada beberapa kesalahan :
a). Jurusan Teknologi pendidikan
b). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
(1). Hubungan antara pemahaman MediaBelajar dan Pemanfaatan Media Belajar
Di SMA Negri di Kota Tuban.
(2). Hubungan antara Motivasi Mengajar pada Guru dengan Pemanfaatan Media
Belajar di SMA Negri di Kota Tuban.
(3). Kekuatan dan arah hubungan antara tingkat Pemahaman Media Belajar
Dan Motivasi mengapa para Guru dengan efektifitas Pemanfaatan Media
Belajar di SMA Negri di Kota Tuban.
(4). Populasi penelitian ini adalah guru SMA Negeri di kota Tuban, karena
Populasi penelitian ini sedikit, maka dalam penelitian ini tidak meneliti
Sampel tetapi meneliti populasi.

Analisis dari beberapa kesalahan tersebut adalah:


1. Kesalahan yang terdapat pada data pertama terletak pada kesalahan
penulisan huruf.
Mengapa salah?
Penulisan nama jurusan yang merupakan institusi, huruf awalnya harus ditulis
dengan huruf kapital.
2. Kesalahan yang terdapat pada data kedua adalah sebagai berikut.
- Penggunaan kata untuk
- Tidak adanya tanda baca titik (:) setelah kata mengetahui.
- Tidak adanya tanda baca titik dua (:)
- Penggunaan tanda titik (.) setelah (1).
 Kesalahan juga terdapat pada penggunaan huruf kapital pada awal
kata Hubungan,Media, Belajar, dan Pemanfaatan.
 Penulisan kota menggunakan huruf kecil pada awal katanya.
Mengapa salah?
 Penggunaan kata untuk menjadikan kalimat tersebut pleonastis.
Penggunaan katabertujuan saja sudah cukup.
- Karena kalimat tersebut merupakan kalimat pemerian.
- Hal tersebut salah karena pemakaian tanda kurung (( )) saja sudah cukup.
- Kalimat yang mengandung kata-kata tersebut bukan merupakan sebuah
judul, jadi sebaiknya digunakan huruf kecil.
- Nama tempat/geografis yang langsung diikuti nama tempatnya harus
ditulis dengan huruf kapital pada awal katanya.
3. Kesalahan yang terdapat pada data nomor tiga adalah sebagai berikut.
- Penggunaan tanda titik (.) setelah (2).
- Kesalahan pemakaian antara dan dengan.
- Kesalahan juga terdapat pada penggunaan huruf kapital pada awal
kata Hubungan,Motivasi, Mengajar, Guru, Pemanfaatan Media, dan Belajar.
- Penulisan kota menggunakan huruf kecil pada awal katanya.
Mengapa salah?
Hal tersebut salah karena pemakaian tanda kurung (( )) saja sudah cukup.
- Kata antara memiliki pasangan tetap dan. Jadi, kata tersebut tidak cocok
dipasangkan dengan kata dengan.
- Kalimat yang mengandung kata-kata tersebut bukan merupakan sebuah
judul, jadi tidak perlu ditulis dengan huruf kapital pada awal katanya.
- Nama tempat/geografis yang langsung diikuti nama tempatnya harus ditulis
den gan huruf kapital pada awal katanya.
4. Kesalahan yang terdapat pada data nomor empat adalah sebagai berikut.
- Penggunaan tanda titik (.) setelah (3) .
- Kesalahan pada penggunaan huruf kapital pada awal kata Kekuatan,
Pemahaman, Media, Belajar, Motivasi, Guru, dan Pemanfaatan.
- Penulisan kota harus diawali dengan huruf kapital karena diikuti nama
kotanya.
Mengapa salah?
- Karena pemakaian tanda kurung (( )) saja sudah cukup.
- Kalimat yang mengandung kata-kata tersebut bukan merupakan sebuah
judul, jadi tidak perlu ditulis dengan huruf kapital pada awal katanya.
- Nama tempat/geografis yang langsung diikuti nama tempatnya harus ditulis
dengan huruf kapital.
5. Kesalahan yang terdapat pada data nomor lima adalah sebagai berikut.
- Penulisan kota yang diawali dengan huruf kecil.
- Kalimat yang panjang dan tidak jelas.
- Penggunaan kata dalam.
- Penggunaan kata penelitian.
Mengapa hal tersebut salah?
- Nama tempat/geografis yang langsung diikuti nama tempatnya harus ditulis
dengan huruf kapital.
- Sebaiknya dijadikan sebuah kalimat baru agar tidak terlalu panjang dan lebih
enak dibaca.
- Karena ide/gagasan yang dikandung kalimat berikutnya berbeda. Sebaiknya
kalimat tersebut dipecah menjadi dua kalimat sehingga batas-batas ide/gagasan
dalam kalimat tersebut jelas. Untuk itu tanda koma di
belakang Boyolali sebaiknya diganti dengan tanda titik dan kata karena diawali
dengan huruf kapital.
- Penggunaan kata dalam membuat kedudukan subjek dalam kalimat tersebut
menjadi tidak jelas.
- Karena yang bisa meneliti adalah peneliti bukan penelitian. Oleh karena itu
katapeneltiian sebaiknya diganti dengan penelitian.

1.3 Revisi Kesalahan Penggunaan Ejaan


Revisi dari beberapa kesalahan tersebut adalah:
1. Jurusan Teknologi Pendidikan
2. Penelitian ini bertujuan mengetahui: (1) hubungan antara pemahaman media
belajar dan pemanfaatan media belajar di SMA Negeri di Kota Tuban,
3. (2) hubungan antara motivasi mengajar pada guru dan pemanfaatan media
belajar di SMA Negeri di Kota Tuban,
4. (3) kekuatan dan arah hubungan antara tingkat pemahaman media belajar dan
motivasi mengajar para guru dengan efektivitas pemanfaatan media belajar di
SMA Negeri di Kota Tuban.
5. Populasi penelitian ini adalah guru SMA Negeri di Kota Tuban. Karena
populasi penelitian ini sedikit, maka peneliti tidak meneliti sampel tetapi meneliti
populasi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang dianalisis di atas, kesalahan ejaan dan kalimat tampak
seperti hal yang lumrah terjadi di tempat-tempat umum. Data di atas hanya
sebagian kecil dari begitu banyaknya kesalahan yang terdapat tempat umum.
Kesalahan berbahasa terjadi secara sistematis kerena belum dikuasainya sistem
kaidah bahasa yang bersangkutan. Kesalahan ejaan umumnya mencakup
kesalahan tanda baca, kesalahan penggunaan kata baku, dan kesalahan prefiks.
Sedangkan kesalahan kalimat mencakup kesalahan struktur dan kesalahan prinsip
pemilihan kata.
Kesalahan-kesalahan akan terlihat jelas apabila kita menganalisis dan
mengembalikannya atau mengacu pada sistem kaidah yang berlaku. Berbahasa
tidak hanya terhenti pada aspek makna (pokoknya dimengerti). Namun, sebagai
bahasa ilmu, aspek gramatikal merupakan suatu hal yang tidak boleh
dikesampingkan. Jadi, setiap kalimat yang dibangun harus memenuhi syarat
gramatikal.

3.2 Saran
Berdasarkan makalah diatas, perlu adanya peningkatan pemahaman
penulisan yang sesuai dengan kaidah EYD. Tujuannya agar terciptanya ragam
kebahasaan yang efektif, mudah dipahami, dan benar dilihat dari struktur serta
ejaannya.
DAFTAR PUSTAKA

Sugihastuti, dkk. 2006. Editor Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,


Finoza, Lamudin. 1993. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia,.
Alwi, Hasan. Dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi-2. Jakarta:
Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai