Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah yang berjudul “Cara Kerja Di Laboratorium Kesehatan” merupakan salah
satu tugas mata kuliah kesehatan dan keselamatan kerja program studi D-III Analis
terima kasih kepada ibu Nursidah S,Km, M, Ked selaku dosen mata kuliah kesehatan dan
keselamatan kerja yang telah membimbing dalam penyelesaian makalah ini, dan juga pihak-
pihak yang telah membantu hingga selesainya penyusunan makalah ini. Penulis
tentunya makalah ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan
makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dengan segala kekurangannya dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1. 2 Tujuan Penulisan............................................................................ 2
1. 3 Rumusan Masalah.......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
3. 1 Kesimpulan................................................................................... 11
3. 2 Saran............................................................................................ 11
Daftar Pustaka................................................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020 mendatang,
kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam
hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh
seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal
Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang
penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja
tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi
juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada
akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan
Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum
terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa
Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta
keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja,
sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Oleh karena itu
diharapkan dengan menulisan makalah ini, penerapan budaya “aman dan sehat dalam bekerja”
Rumusan dari makalah ini adalah tingginya angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja
di beberapa negara maju yang disebabkan karena para pekerja maupun perusahaan atau instansi
BAB II
PEMBAHASAN
kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang dapat merupakan
beban tambahan pada pekerja. Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu
derajat kesehatan kerja yang optimal dan peningkatan produktivitas. Sebaliknya bila terdapat
ketidak serasian dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun
kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja. Pengawasan
bekerja, pemeriksaan berkala selama masa kerja dan pemeriksaan kesehatan pada waktu
pemutusan hubungan kerja. Yang dimaksudkan dengan pemeriksaan kesehatan ini adalah
penyinaran terhadap radiasi pengion dari pekerjaan sebelumnya yang diketahui diterimanya atau
dari pemeriksaan dengan pengobatan medik, dan juga penyelidikan secara klinik atau
dilakukan juga pemeriksaan khusus pada organ yang dianggap peka terhadap radiasi dipandang
dari jenis pekerjaan yang akan dilakukan oleh calon pekerja misalnya pemeriksaan
Pemeriksaan kesehatan ini harus dilakukan secara rutin untuk menentukan keadaan
sekali setahun atau lebih bergantung pada kondisi penyinaran yang diterima oleh pekerja atau
Setiap pekerja pada saat memutuskan hubungan kerja dengan instalasi diwajibkan
menjalani pemeriksaan kesehatan secara teliti dan menyeluruh. Dokter instalasi dapat
menentukan perlunya pengawasan kesehatan setelah putusnya hubungan kerja untuk mengawasi
kesehatan orang yang bersangkutan selama diangap perlu, atas biaya pengusaha Instalasi. Hasil
Tidak sehat dan tidak memenuhi syarat; untuk bekerja sebagai pekerja dan atau untuk kondisi
kerja khusus.
a. Hindari penyebaran percikan bahan infeksi dari spesimen (mis : saat penanaman /pembakaran
dengan sengkelit
d. Cuci tangan pada saat yang tepat dengan sabun/desinfektan, jangan menyentuh mulut, hidung
f. Hindari luka/tertusuk pada saat bekerja (lakukan segala sesuatu dengan hati-hati)
2. Melakukan sterilisasi yang cukup sebelum mencuci alat/membuang sisa spesimen
3. Menyediakan tempat tersendiri untuk peralatan yang digunakan dan telah terkontaminasi dengan
bakteri
Hindari memipet dengan mulut, gunakan alat bantu, masukkan sumbat kapas untuk mengurangi
kontaminasi.
Gunakan kapas yang telah diberi disinfektan bila ada tetesan spesimen yang jatuh di meja,
2) Cara menggunakan jarum suntik (kecelakaan penggunaan jarum suntik penyebab umum infeksi
Buang kelebihan udara, cairan, gelembung secara vertikal ke kapas yang telah ada desinfektan
Pembukaan wadah botol atau cawan petri dan tabung biakan, memiliki potensi terinfeksi,
karena tak terlihat dapat menimbulkan aerosol atau kontaminasi pada kulit atau daerah kerja.
Pembukaan wadah di tempat kerja sering dilakukan, bila tidak hati-hati, bahan terinfeksi yang
ada dalam wadah dapat menularkan secara langsung atau jatuh ke tempat kerja. Beberapa
pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari resiko terinfeksi adalah sebagai berikut :
Buka tutup wadah di tempat kerja dengan hati-hati agar isi dalam wadah tidak terpencar ke luar.
Hindari aerosol.
Spesimen yang bocor atau pecah hanya dibuka di dalam Safety Cabinet.
Laboratorium mempunyai loket khusus penerimaan spesimen. Jika jumlah spesimen tidak
banyak, maka tempat pemeriksaan spesimen dapat dilakukan pada meja khusus dalam areal
laboratorium.
Spesimen harus di tempatkan dalam wadah yang tertutup rapat untuk mencegah
tumpahnya/bocornya spesimen.
Wadah diletakkan pada baki khusus yang terbuat dari logam atau plastik yang dapat didisinfeksi
Mengenakan jas laboratorium yang tertutup rapat pada bagian depan saat membawa spesimen.
Jika spesimen bocor / tumpah di atas baki, dekontaminasi baki dan sisa spesimen diautoklaf.
Lapor pada petugas/panitia keamanan kerja laboratorium jika terluka saat bekerja
Setelah pengambilan darah, lepaskan jarum dari sempritnya dengan alat khusus yang sekaligus
merupakan wadah penyimpanan jarum habis pakai. Pindahkan darah ke dalam tabung spesimen
dengan hari-hati dan tutup rapat mulut tabung spesimen. Jarum suntik habis pakai sebaiknya
dibakar dalam alat insinerasi. Jika fasilitas insinerasi tidak tersedia, jarum suntik dan sempritnya
Tabung spesimen dan formulir permintaan harus diberi label BAHAYA INFEKSI.
Masukkan tabung ke dalam kantung plastik untuk dibawa ke laboratorium. Formulir permintaan
Untuk mencegah percikan, buka sumbat tabung setelah dibungkus kain kasa.
Jika mungkin, gunakan alat terbuat dari plastik sebagai pengganti kaca/gelas. Bahan kaca/gelas
Sedapat mungkin, hindari penggunaan alat suntik selain untuk mengambil darah.
e. Peralatan otomatis
Cairan yang keluar dari alat/effalut harus dikumpulkan dalam tabung/wadah tertutup atau
Jika memungkinkan, alirkan hipoklorit atau glutaraldehid ke dalam alat disinfektan hanya pada
keadaan tertentu.
f. Melakukan sentrifus
g. Jaringan
Fiksasi jaringan dengan formalin. Spesimen berukuran kecil, seperti dari biopsi jarum, dapat
difiksasi dan didekontaminasi dalam waktu kurang lebih 2 jam, tetapi spesimen berukuran besar
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat dikatakan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja
harus diterapkan di laboratorium kesehatan, terutama mengenai tata cara kerja di dalam
laboratorium. Mengingat bahaya yang dapat ditimbulkan seseorang yang bekerja di laboratorium
kesehatan harus mengenakan alat pelindung diri yang lengkap untuk meminimalkan terjadinya
3. 2 Saran
Sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, tentunya dalam penulisan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Sehingga saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian guna kedepannya jauh lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Bapeten. 1999. Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi. Keputusan Kepala Badan