1. Buccal space abses : terjadi pada spasium bucal, yang terdapat pad M. bucinator,M.
maseter dan M. pterigodeus interna. Berhubungan dengan keradangan yang terjadi pad
gigi, ditandai pada EO adanya kemerahan. Salah satu infeksi odontogen.
2. Gangren radix : timbul karena karies yang tidak dirawat sehingga meluas dan
menyisakan sisa akar, kondisi sisa akar yang kronis sehingga jaringan akar mudah
terinfeksi, lesi kronisnya berupa granuloma peri apikal dan kista radikuler.memiliki ciri
tidak ada gejala ada ekserbasi akut yang mengakibatkan rasa sakit.
Step 2
STEP 3
Prosedurnya : insisi-medikasi-ektraksi
Medikasi-insisi-ektraksi
5. Medikasi dilakukan agar penyebaran infeksi tidak meluas, agar kerja anastesi efektif
untuk mengurangi rasa sakit pada PX.
Ektraksi : dilakukan ketika keadaan umum PX baik, yang bertujuan untuk mengurangi
penyebaran infeksi salah satunya osteomilitis.pada ektraksi sisa akar apabila
keterbatasan sarana dan prasarana dilakukan proses kuretase terlebih dahulu
6. Rujukan prostodonsia : karena akan dilakukan pembuatan protesa pada gigi 46,47,48
bertujuaan untuk memperbaiki mastikasi (diberbaiki agar tidak menyebabkan TMD),
bicara dan estetik, agar gigi tidak bergerak ke arah yang kosong.
7. pX mempunyai penyakit sistemik : melihat keadaan umum, apabila tidak
memungkinkan dilakukan perawatan maka dilakukan rujukan atau kompromis medis
STEP 4 MAPPING
STEP 5 LO
Anamnesis perlu ditanyakan riwayat sakit gigi, faktor predisposisi seperti diabetes
melitus, imunodefisiensi, riwayat penyalahgunaan obat dan terapi yang telah
diberikan kepada pasien
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Hal ini meliputi keluhan utama dan anamnesis lanjutan. Keluhan utama adalah
keluhan yang membuat seseorang datang ke tempat pelayanan kesehatan
untuk mencari pertolongan, misalnya : demam, sesak nafas, nyeri pinggang,
dll. Keluhan utama ini sebaiknya tidak lebih dari satu keluhan.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Ditanyakan adakah penderita pernah sakit serupa sebelumnya, bila dan kapan
terjadinya dan sudah berapa kali dan telah diberi obat apa saja, serta mencari
penyakit yang relevan dengan keadaan sekarang dan penyakit kronik
(hipertensi, diabetes mellitus, dll), perawatan lama, rawat inap, imunisasi,
riwayat pengobatan dan riwayat menstruasi (untuk wanita)
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Anamnesis ini digunakan untuk mencari ada tidaknya penyakit keturunan dari
pihak keluarga (diabetes mellitus, hipertensi, tumor, dll) atau riwayat penyakit
yang menular.
d. Riwayat sosial dan ekonomi
Hal ini untuk mengetahui status sosial pasien, yang meliputi pendidikan,
pekerjaan pernikahan, kebiasaan yang sering dilakukan (pola tidur, minum
alkohol atau merokok, obat- obatan, aktivitas seksual, sumber keuangan,
asuransi kesehatan dan kepercayaan)
B. MMMMM menegakkan diagnosis penyakit pada skenario
Sumber Pertama :
- Diagnosis biasanya didasarkan pada pemeriksaan klinis dan riwayat pasien. Pada fase
awal peradangan, ada pembengkakan lunak pada jaringan lunak.
- Test Perkusi : Saat perkusi dengan instrument terasa atau tidak
- Test Palpasi : Gigi juga sensitif selama palpasi pada area apical
- Sedangkan gigi hypermobile dan ada rasa pemanjangan.
- Pada tahap yang lebih lanjut, rasa sakitnya sangat parah, bahkan setelah sedikit kontak
dengan permukaan gigi.
- Test Vitalitas :
Reaksi gigi selama tes vitalitas dengan chlor eter adalah negatif; Namun, kadang-
kadang tampak positif, yang disebabkan oleh konduktivitas cairan di dalam saluran
akar.
Pemeriksaan Penunjang :
Radiografis pada fase akut, tidak ada tanda-tanda yang diamati pada seseorang (yang
mungkin diamati 8-10 hari kemudian), kecuali ada kekambuhan abses kronis, di mana
setelah osteolysisis diamati. Verifikasi radiografi gigi karies yang dalam atau restorasi
yang sangat dekat dengan pulpa, serta penebalan ligamen periodontal, adalah data
yang menunjukkan gigi penyebab. Diagnosis banding dari abses dentoalveolar akut
termasuk abses periodontal, dan dokter gigi harus memastikan diagnosisnya, karena
perawatan di antara keduanya berbeda
a. Anamnesa mengenai mulai terjadinya penyakit, lamanya. kemungkinan lolasi
infeksi primer, intensitas penyakit, adanya kambuh ulang dari penyakit
serupa,serta perawatan yang telah didapat. Perlu juga ditanyakan kemungkinan
adanya gejala sistemik,prexia,malaise. kesulitan menelan, kesulitan bernafas.
Kemungkinan adanya penyakit sistemik yang dapat memperberat infeksi dan yang
dapat mempengaruhi perawatannya.
b. Pemeriksaan klinis meliput : pemeriksaan umum. pemeriksaan ekstra oral, dan
intra oral.
- Pemeriksaan keadaan umum pasien meliputi pemeriksaan tensi, suhu, nadi dan
pemafasan untuk mengetahui apakah ada penyebaran atau komplikasi infeksi
oromaksilofasial ke bagian tubuh lain.
- Pemeriksaan ekstra oral diperhatikan adanya pembengkakan, lokasi, luas dan
besarnya, cardinal signs, fluktruasi limfadenopati pada kelenjar limfe regional.
adanya trismus, sinus tract atau fistula.
- Pemeriksaan intra oral perlu diperhatikan keadaan gigi geligi, adanya karies,
gigi non vital, eruptio difficilis", nyeri tekan dan mobilitas gigi. Kemudian
dilihat pula apakah ada proses supurasi pada jaringan periodontium, adanya
pembengkakan jaringan lunak di dasar mulut, vestibulum, pipi, palatum dan
daerah orofaring.
c. Pemeriksaan radiografik.
Pada sebagian besar infeksi jenis ini perlu dilakukan pemeriksaan radiografik,
dalam hal ini foto panoramik, untuk mengetahui gigi penyebab dan mengevaluasi
perluasan dan intensitas kerusakan tulang. Apabila infeksi sudah lebih lanjut perlu
pula dilakukan foto torak
d. Pemeriksaan laboratorik. Pada kasus infeksi yang berat atau yang berpotensi berat,
perlu dilakukan pemeriksaan laboratorik (darah dan urin), serta identifikasi kuman
penyebab dan test resistensi kuman.
Pasaribu A, Julia V. Penatalaksanaan Infeksi Oro Maksilo Fasial Yang Dapat Dilakijkan
Oleh Dokter Gigi Umum. IJD Journal. 2006. 14(1):175-179.
Pasaribu A, Julia V. Penatalaksanaan Infeksi Oro Maksilo Fasial Yang Dapat Dilakijkan
Oleh Dokter Gigi Umum. IJD Journal. 2006. 14(1):175-179.