Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK DOSEN PENGAMPU

Hubungan Internasioal SriErlinda S,IP,M,Si

KONFLIK NEGARA AMERIKA SERIKAT DAN NRGARA RUSIA

Disusun Oleh :

ALFIKI WAHYUDI (1705


DENTI OKTAVIANI (1705
FITRI RAHMATULAILLA (1705
VIVIN SEPTIA MELINDA (1705110831)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Hubungan Internasioal

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya dan karunianya
sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dengan terselesainya
laporan ini, kami menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan atas terselesainya makalah ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan agar pembaca terutama mahasiswa dapat
menambah ilmu pengetahuan tentang Konflik Internasional dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara. makalah ini berusaha kami sajikan semenarik mungkin berdasarkan segala
sumber yang kami pergunakan, baik itu media cetak maupun media online serta dari
pengetahuan instrinsik maupun ekstrinsik dan yang paling utama adalah berkat pertolongan
Allah SWT yang telah membuka jalan pemikiran kami untuk dapat menyelesaikan laporan ini
sesuai waktu yang telah ditentukan.
Kami sebagai Penulis juga menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih belum
sempurna. oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah yang telah kami susun ini.

Pekanbaru, 10 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rusia dan Amerika Serikat merupakan dua negara yang memiliki latar belakang
hubungan kurang baik pasca Perang Dingin. Berakhirnya Perang Dingin salah satunya
ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet dan terpecah-pecah menjadi beberapa negara, Rusia
sebagai negara terbesar pecahan Uni Soviet. Runtuhnya Uni Soviet kemudian menjadikan
Amerika Serikat sebagai satu-satunya negara adidaya pada saat itu. Semenjak saat itu, Rusia
dan Amerika Serikat merupakan dua negara yang saling bertentangan dan bersitegang satu
sama lain khususnya dalam bidang politik, ideologi, dan militer. Berkaitan dengan hubungan
Rusia dan Amerika Serikat, tahun 2003 pada masa pemerintahan Putin dilakukan sebuah
jejak pendapat mengenai pandangan masyarakat Amerika Serikat mengenai Rusia dan
mendapatkan empat pandangan teratas yaitu komunisme, KGB (Komitet Gosudarstvennoy
Bezopasnosti), Salju, dan Mafia. Lebih lanjut pada tahun 2007 Pew Research Center
mengeluarkan data mengenai pandangan masyarakat Amerika Serikat terhadap Rusia, data
ini menunjukkan bahwa 44% masyarakat Amerika Serikat memiliki pandangan yang baik
terhadap Rusia, 35% memiliki pandangan yang tidak baik, sedangkan 21% lainnya menolak
untuk memberi komentar. Data di atas kemudian memperlihatkan bahwa angka 35% untuk
yang menyatakan ketidaksukaan mereka terhadap Rusia dan 21% untuk orang yang menolak
untuk memberikan komentar masih angka yang cukup besar. Pemerintah Rusia kemudian
melakukan aktivitas-aktvitas untuk memperbaiki citra Rusia kepada publik Amerika Serikat,
di mana hal ini berkaitan dengan tujuan diplomasi Rusia yaitu untuk memperbaiki citra buruk
Rusia di dunia. Memasuki periode pemerintahan Barack Obama di Amerika Serikat pada
tahun 2009, ketegangan di antara Rusia dan Amerika Serikat mulai menurun. Presiden
Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev pada saat itu
menemukan bahwa Amerika Serikat dan Rusia memiliki persamaan dan banyak kebijakan
dapat dijalankan secara bersama. Hal ini mencakup beberapa bidang strategis seperti
geopolitik, budaya, dan militer.

iii
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Amerika dan Rusia
2. Apa penyebab Konflik dari Amerika dan Rusia

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Manfaat Penulisan


Dalam penelitian ini, terdapat ragam manfaat yang diterima oleh penulis dan pembaca
Yaitu,
1. Menambah wawasan mengenai Hubungan Internasional dan Konflik Internasional

2. Makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan pelajaran mengenai konflik antara
Amerika dan Rusia

3. Dapat dijadikan sebagai pembuka cakrawala pemikiran kita mengenai konflik Negara
lain

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Sejarah singkat Amerika dan Rusia

Peristiwa ini dinamakan Perang Dingin karena kedua belah pihak tidak pernah terlibat
dalam aksi militer secara langsung, namun masing-masing pihak memiliki senjata nuklir yang
dapat menyebabkan kehancuran besar. Perang Dingin juga mengakibatkan ketegangan tinggi
yang pada akhirnya memicu konflik militer regional seperti Blokade Berlin (1948–
1949), Perang Korea (1950–1953), Krisis Suez (1956), Krisis Berlin 1961, Krisis Rudal
Kuba (1962), Perang Vietnam (1959–1975), Perang Yom Kippur (1973), Perang
Afganistan (1979–1989), dan penembakan Korean Air Penerbangan 007 oleh Soviet (1983).
Alih-alih terlibat dalam konflik secara langsung, kedua belah pihak berkompetisi melalui
koalisi militer, penyebaran ideologi dan pengaruh, memberikan bantuan kepada negara
klien, spionase, kampanye propaganda secara besar-besaran, perlombaan nuklir, menarik
negara-negara netral, bersaing di ajang olahraga internasional, dan kompetisi teknologi
seperti Perlombaan Angkasa. AS dan Uni Soviet juga bersaing dalam berbagai perang proksi;
di Amerika Latin dan Asia Tenggara, Uni Soviet membantu revolusi komunis yang ditentang
oleh beberapa negara-negara Barat, Amerika Serikat berusaha untuk mencegahnya melalui
pengiriman tentara dan peperangan. Dalam rangka meminimalkan risiko perang nuklir, kedua
belah pihak sepakat melakukan pendekatan détente pada tahun 1970-an untuk meredakan
ketegangan politik.

Pada tahun 1980-an, Amerika Serikat kembali meningkatkan tekanan diplomatik,


militer, dan ekonomi terhadap Uni Soviet di saat negara komunis itu sedang
menderita stagnasi perekonomian. Pada pertengahan 1980-an, Presiden Soviet yang
baru, Mikhail Gorbachev, memperkenalkan kebijakan reformasi
liberalisasi perestroika ("rekonstruksi, reorganisasi", 1987)
dan glasnost ("keterbukaan", ca. 1985). Kebijakan ini menyebabkan Soviet dan negara-
negara satelitnya dilanda oleh gelombang revolusi damai yang berakhir dengan runtuhnya
Uni Soviet pada tahun 1991, dan pada akhirnya menyisakan Amerika Serikat sebagai satu-
satunya kekuatan militer yang dominan di dunia. Perang Dingin dan berbagai peristiwa yang
menyertainya telah menimbulkan dampak besar terhadap dunia dan sering disebutkan dalam

1
budaya populer, khususnya dalam media yang menampilkan tema spionase dan ancaman
perang nuklir.

Berdasarkan hasil jajak pendapat, hanya enam persen orang Rusia yang memiliki
pandangan negatif terhadap Amerika pada 1990, sedangkan saat ini angkanya mencapai 75
persen. “Amerika menempati tempat yang istimewa dalam kesadaran kolektif kami (orang
Rusia). Negara itu adalah contoh kejahatan mutlak dan teladan yang ideal, tapi sering kali
menjadi keduanya sekaligus.”

Amerika dianggap sebagai bagian penting, bahkan sebagai tolok ukur, dalam kesadaran orang
Rusia. Jika Amerika tiba-tiba menghilang, itu akan menciptakan kekosongan besar dalam
kesadaran orang Rusia. “Dengan hilangnya Amerika, kami akan kehilangan tolok ukur yang
sebelumnya telah memungkinkan kami berani mengutuk pemerintah karena ketiadaan
demokrasi dan kehancuran negara. Eropa tak akan terpengaruh, tentu saja. Namun, betapa
menyedihkan dan tak signifikannya itu (Eropa) dibandingkan dengan Amerika yang
adikuasa!” tulis Taratuta.
Selama puluhan tahun, Uni Soviet menggambarkan Amerika sebagai musuh, dan — sampai
tingkat tertentu — citra ini menggerakkan orang-orang dan mengalihkan perhatian mereka
dari pemikiran betapa buruknya kehidupan mereka. “Tapi kami membuat roket, dan kami
telah membendung Sungai Yenisei, sementara balet kami memukau seluruh dunia,” begitulah
bunyi sepenggal lirik lagu populer Soviet yang dibawakan penyanyi bard Yuri Vizbor.

 Awal Hubungan yang Rumit

Semua ini sebetulnya dimulai dengan persahabatan. Rusia dan AS memiliki sejarah
hubungan perdagangan yang panjang. Selama Perang Sipil Amerika, Rusia mendukung
Abraham Lincoln dan Negara Utara (sekelompok negara bagian yang terletak di utara Garis
Mason-Dixon, yang bergabung untuk berperang melawan Negara Konfederasi
Amerika selama Perang Sipil Amerika atas masalah perbudakan -red.).

“Kami tak membutuhkan Negara Utara dan Negara Selatan. Kami hanya menginginkan
Amerika Serikat,” tulis menteri luar negeri Rusia kepada Amerika, seraya mengingatkan
bahwa negara itu telah menjadi malaikat pelindung mereka sejak era kepemimpinan presiden
AS yang pertama.

2
Perselisihan pertama muncul ketika lebih dari 1,5 juta orang Yahudi yang ditindas di Rusia
pindah ke Amerika. Pada awal abad ke-20, orang Rusia pada umumnya mengasosiasikan
Amerika dengan kebebasan, mimpi yang menjadi kenyataan, dan kemajuan teknologi. Meski
demikian, penulis-penulis Rusia yang yang melakukan perjalanan keliling Amerika
cenderung mengkritik negara itu, terutama terkait New York dan sifat dagang orang Amerika.

Selama Perang Dunia II, Uni Soviet dan AS bersekutu. Namun, ketika tiba saatnya untuk
berbagi hadiah utama (Eropa), propaganda kedua negara langsung mengubah satu sama lain
menjadi musuh utama.

“Tapi ketika seluruh Soviet, bisa dibilang, runtuh dalam semalam, kami secara serentak,
tanpa basa-basi, langsung mencintai Amerika.”

 Perbedaan Utama

Sebetulnya, orang Rusia dan orang Amerika bukan hanya dua bangsa yang berbeda, tetapi
juga dua kebudayaan yang berbeda dan bahkan peradaban yang berbeda. Masyarakat kedua
negara tak hanya memiliki pola pikir yang berbeda, tetapi juga mentalitas yang sangat
berbeda.

“Secara historis, nasib rakyat kedua negara hampir tak pernah bersinggungan. Budaya sosial
kedua negara berevolusi dalam kondisi yang sama sekali berbeda dan dari komponen serta
latar belakang yang sangat berbeda pula. Akibatnya, mentalitas orang-orang dari kedua
negara pun mencerminkan nilai-nilai yang berbeda. Pada dasarnya, dinding-dinding
kesalahpahaman yang tumbuh di antara kami berpangkal pada segala perbedaan tersebut.”

Amerika dikenal karena kebutuhan mereka akan ruang pribadi. Senyum orang Amerika yang
sangat mengganggu orang Rusia sebenarnya adalah sejenis baju besi yang membuat orang
lain tak bisa melihat emosi mereka yang sebenarnya. Bagi Amerika, kepentingan individu
adalah yang terpenting, sementara bagi orang Rusia, kepentingan publik adalah yang utama.

Hidup dalam sistem komunal selama berabad-abad, sistem yang hanya dikonsolidasikan Uni
Soviet, orang Rusia tak bisa menerima perbedaan pendapat. Rusia selalu mencari kebenaran
tunggal dan mutlak. Dalam perdebatan sehari-hari pun, orang Rusia merasa perlu

3
meyakinkan lawan bicaranya bahwa dialah yang benar. Sementara, orang Amerika hanya
akan mengungkapkan pandangannya dan berhenti sampai situ.

“Dosa terbesar di Rusia adalah tetap netral di tengah perdebatan yang panas. Mentalitas orang
Rusia tidak menoleransi ‘sentrisme’ — mereka yang tidak mendukung kami berarti
menentang kami karena kebenaran adalah hal mutlak bagi kami.”

Keamanan dan kemakmuran adalah nilai-nilai terpenting bagi orang Rusia,


sedangkan hak sipil dan kebebasan individu bukanlah yang terpenting. Bertolak belakang
dengan Rusia, hak sipil dan kebebasan individu justru merupakan dua nilai yang sangat
dijunjung orang Amerika. Negara AS sendiri dibangun berdasakan nilai-nilai tersebut.
“Kami masih tak percaya bahwa ‘hanya karena’ orang-orang Yahudi tidak diizinkan
meninggalkan Uni Soviet, Kongres AS menjatuhkan pembatasan perdagangan dengan negara
kami melalui amandemen Jackson-Vanik. Meski 40 tahun telah berlalu, ketika penyebabnya
sudah larut ke dalam sejarah, dan setiap orang Yahudi terakhir yang ingin meninggalkan
Rusia telah menetap dengan nyaman di Amerika, peraturan tersebut masih belum dicabut,
tapi itu cerita lain.”

2.3 Penyebab Konflik antara Amerika dan Rusia


Sudah bukan rahasia umum kalau Rusia dan Amerika itu sedang berseteru. Tapi
sebenarnya pertentangan keduanya bukan terjadi baru-baru ini saja, tapi sejak berakhirnya
Perang Dunia II. Perseteruan inilah yang kemudian memicu terjadinya Perang Dingin.

Perang Dingin memang terjadi antara Amerika dan Rusia yang saat itu masih menjadi Uni
Soviet. Tapi kalau dilihat dengan sudut pandang yang lebih luas, perang ini lebih mirip
pertentangan ideologi antara kapitalisme dan komunisme. Baik Amerika atau Uni Soviet
sebenarnya tidak terjun langsung dalam peperangan dan saling berhadapan. Tapi mereka
berperang secara nggak langsung lewat negara lain yang juga sedang perang seperti berikut
ini.

1. Perang Soviet di Afghanistan

Dalam perang ini, Soviet mendukung para pemerintahan komunis di Afghanistan. Sementara
itu, Amerika Serikat memberikan dana 3 milyar dollar kepada pejuang untuk membantu
perang saudara di sana. Tapi ternyata ini adalah keputusan yang keliru, setidaknya bagi

4
Amerika sendiri.Salah satu pimpinan pasukan yang dibantu Amerika ternyata adalah Osama
Bin Laden. Osama kemudian mendirikan Al-Qaeda dan menyatakan perang kepada Amerika
Serikat. Jadi singkatnya, bisa dibilang kalau Amerika mendanai terorisme untuk melawan
mereka sendiri.

2. Perang Vietnam

Dalam perang Vietnam, Amerika berada di pihak Vietnam Selatan yang perang melawan
Vietnam Utara yang berpaham komunis. Soviet mendukung Vietnam Utara dan menyediakan
tank, pesawat tempur, senjata, dan dana milyaran dollar untuk perang melawan Vietnam
Selatan. Meski begitu, perang ini juga tidak melibatkan warga Vietnam saja. Karena banyak
pihak yang juga turut berperang dalam perang ini. Kekuatan Vietnam Selatan terdiri dari
Amerika, Korea Selatan, Thailand, Australia, Filipina, Selandia Baru, dan Spanyol.
Sementara itu kekuatan Vietnam utara didukung oleh negara-negara yang juga berpaham
komunis seperti China, Uni Soviet, dan Korea Utara

3. Perang Korea

Pecahnya Korea sebenarnya sudah terjadi sejak sebelum Perang Dingin, yaitu waktu
berakhirnya Perang Dunia II. Namun Perang Dingin membuat perpecahan keduanya makin
tidak bisa dihindari. Setelah Jepang kalah, Korea Utara dikontrol Uni Soviet, sementara
wilayah Selatan dikontrol Amerika. PBB kemudian memutuskan adanya pemilu untuk
memilih pemimpin Korea. Korea Selatan memilih Syngman Rhee dan berdirilah Republik
Korea Selatan. Tapi Korea Utara menolak pemilu dan berdirilah negara komunis Korea Utara
yang dipimpin Kim Il-sung.

Tahun 1949, Amerika dan Uni Soviet sudah pergi dari Korea. Tapi Uni Soviet dan China
masih membantu persenjataan Korea Utara. Sebaliknya, Amerika tidak membantu Korea
Selatan sehingga mereka kekurangan peralatan untuk perang. Dan ternyata perang Korea
benar-benar terjadi tahun 1950. Pemimpin Soviet, Joseph Stalin mengarahkan pasukan Korea
Utara untuk menjajah Korea Selatan. Tapi ternyata Amerika lewat PBB melindungi Korea
Selatan.
Sangat disayangkan jika perseteruan dua negara ini ternyata sampai harus mempengaruhi
negara-negara lainnya. Namun jika Rusia dan Amerika memang sampai harus saling
berhadapan langsung, maka hasilnya juga tidak akan baik bukan hanya bagi kedua negara,

5
tapi juga seluruh dunia. Pasalnya, keduanya adalah negara besar dengan kekuatan militer
yang sangat kuat serta masing-masing memiliki proyek bom nuklir.

2.4

2.5

6
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Peristiwa ini dinamakan Perang Dingin karena kedua belah pihak tidak pernah terlibat
dalam aksi militer secara langsung, namun masing-masing pihak memiliki senjata nuklir yang
dapat menyebabkan kehancuran besar. Secara historis, nasib rakyat kedua negara hampir tak
pernah bersinggungan. Budaya sosial kedua negara berevolusi dalam kondisi yang sama
sekali berbeda dan dari komponen serta latar belakang yang sangat berbeda pula. Akibatnya,
mentalitas orang-orang dari kedua negara pun mencerminkan nilai-nilai yang berbeda. Pada
dasarnya, dinding-dinding kesalahpahaman yang tumbuh di antara kami berpangkal pada
segala perbedaan tersebut

4.2 Saran
Demikianlah makalah yang telah kami susun. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat
menambah wawasan bagi pembaca mengenai makalah ini. Kami minta maaf apabila terdapat
kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Kami juga sangat mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Dinginl Di akses pada tanggal 10 September 2019


pukul 19:45 WIB

https://id.rbth.com/tag/hubungan+rusia-as Di akses pada tanggal 10 September 2019 pukul


20:13 WIB

https://www.boombastis.com/perseteruan-amerika-rusia/57258 Di akses pada tanggal 10


September 2019 pukul 20:50 WIB

8
9

Anda mungkin juga menyukai