Anda di halaman 1dari 17

TUGAS INDIVIDU DOSEN PENGAMPU

Inovasi Pendidikan Drs. Ahmad Edison, M.si

“RUANG LINGKUP INOVASI PENDIDIKAN”

OLEH :

VIVIN SEPTIA MELINDA (1705110831)

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH DEMOKRASI PANCASILA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat , karunia dan hidayah sehingga
Makalah yang berjudul “RUANG LINGKUP INOVASI PENDIDIKAN” ini tersusun. Makalah
ini dalam penyusunan dan penulisannya dilaksanakan sesederhana mungkin dengan pengertian-
pengertian yang mudah dimengerti oleh pembaca.

Tak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Inovasi
Pendidikan yang telah memberi arahan dan ilmu sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu mohon maaf
apabila terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari isi maupun tulisan. Kritik dan saran yang
bersifat membangun akan sangat berguna untuk memperbaiki kekurangan pada makalah ini.

Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir penyelesaian. Semoga
Allah senantiasa meridhoi segala usaha kita.

Koto baru, Kuansing, 01 Juni 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang perlu mendapat perhatian khusus dari
semua pihak. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, “Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.” Dengan kata lain, melalui pendidikanlah seseorang
memperoleh bekal untuk menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan harapan masyarakat.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan bukanlah hal yang mudah. Masih banyak hambatan yang
muncul dalam pendidikan di Indonesia saat ini. Masalah utama yang terjadi dalam dunia
pendidikan Indonesia antara lain masalah pemerataan, relevansi, efisiensi, serta efektivitas
pendidikan. Untuk mengatasi hambatan tersebut, maka perlu adanya peningkatan kualitas
pendidikan atau pembelajaran. Peningkatan kualitas tersebut tidak akan dicapai tanda adanya
inovasi-inovasi yang dapat menyesuaikan pendidikan dengan tuntutan zaman. Inovasi
merupakan suatu siklus yang akan berputar terus-menerus menuju perbaikan. Inovasi dalam
bidang pendidikan atau pembelajaran dapat dilakukan oleh semua unsur yang terkait dalam
sistem pendidikan.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang inovasi pendidikan atau pembelajaran serta berbagai
komponennya, maka dalam makalah ini akan dibahas tentang ruang lingkup inovasi dalam
bidang pendidikan atau pembelajaran.
1.2. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari makalah saya adalah berkaitan dengan judul dari makalah saya, yaitu
ruang lingkup inovasi dalam pendidikan yang meliputi
1. Apa pengertian dari inovasi pendidikan?
2. Apa saja yang menjadi komponen dasar inovasi?
3. Apa saja ruang lingkup pendidikan?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah

1. sebagai sarana untuk mengetahui ruang lingkup inovasi dalam bidang pendidikan atau
pembelajaran.
2. Sementara tujuan secara khususnya adalah untuk memenuhi salah satu tugas individu
mata kuliah Inovasi Pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

A.      Inovasi

Istilah “inovasi” berasal dari bahasa Inggris “innovation” yang biasa diartikan segala hal yang
baru atau pembaharuan. Kata “pembaharuan” dalam bahasa Inggris juga sering diterjemahkan
menjadi “discovery” dan “invention”. Diskoveri adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya
sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Sedangkan invensi adalah penemuan sesuatu yang
benar-benar baru.

“An innovation is an idea for accomplishing some recognition social and in a new way or for a
means of accomplishing some social. (Donald P. Ely (1982) dikutip Udin S. Sa’ud, 2008)

Sedangkan Udin S. Sa’ud (2008, 3) berpendapat bahwa inovasi (innovation) ialah suatu ide,
barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang
atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invensi maupun diskoveri.

Dari beberapa pendapat tersebut, inovasi dapat diartikan sebagai segala perubahan yang baru
terhadap suatu hal, baik yang sudah maupun yang belum diketahui orang sebelumnya, yang
bertujuan untuk memperbaiki, melengkapi, ataupun mengganti hal tersebut agar menjadi lebih
baik dari sebelumnya.

B.       Pembelajaran

Istilah “pembelajaran” berasal dari terjemahan kata “instruction”. Pembelajaran digunakan untuk


menggantikan istilah “mengajar, belajar, dan proses belajar mengajar”. Dalam Undang-Undang
RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, “Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.”

Berdasakan pengertian tersebut, maka istilah “pembelajaran” merujuk pada serangkaian kegiatan
yang memungkinkan terjadinya proses belajar dan mengajar yang direncanakan, dilaksanakan,
dan dievaluasi untuk mencapai tujuan tertentu. Karena pembelajaran merupakan suatu sistem
yang kompleks dimana berbagai komponen pendidikan terlibat di dalamnya, maka sering istilah
pembelajaran disamakan dengan istilah pendidikan. Hal tersebut tidak salah sebab untuk
mewujudkan tujuan pendidikan dibutuhkan suatu pembelajaran baik di rumah, di sekolah,
maupun dalam lingkungan masyarakat. Meskipun cakupan masalah pendidikan lebih luas
dibandingkan masalah pembelajaran, setiap kebijakan yang dibuat berkaitan dengan pendidikan,
akan berdampak langsung pada sistem pembelajaran yang ada di dalamnya.

C.      Inovasi Pembelajaran

Inovasi pembelajaran merupakan suatu pembaharuan yang dilakukan dalam bidang pendidikan
atau pembelajaran yang diharapkan dapat memperbaiki serta meningkatkan kualitas pendidikan
agar sesuai dengan tuntutan zaman. Menurut Udin S. Sa’ud (2008, 6), inovasi pendidikan atau
pembelajaran memiliki pengertian sebagai berikut.

1.        “Baru” yang diartikan apa saja yang belum dipahami, diterima, atau dilaksanakan oleh
penerima inovasi.

2.        “Kualitatif” berarti inovasi memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali


unsur-unsur dalam pendidikan.

3.        “Hal” yang berarti pada hakikatnya yang diperbaharui adalah ide atau rangkaian ide yang
bercorak mental.

4.        “Kesengajaan” yang berarti inovasi harus dilakukan secara terencana, tidak dapat
diserahkan menurut cara-cara kebetulan.

5.        “Meningkatkan kemampuan” berarti tujuan utama inovasi adalah meningkatkan


kemampuan komponen sistem pendidikan atau pembelajaran.

6.        “Tujuan” artinya tujuan inovasi harus dirinci dengan jelas agar dapat dievaluasi.

Dari uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa inovasi pembelajaran harus dapat membawa
perubahan ke arah yang lebih baik. Karena pendidikan maupun pembelajaran merupakan suatu
sistem, maka inovasi pembelajaran juga mencakup komponen atau unsur sistem pembelajaran.
Inovasi pendidikan atau pembelajaran merupakan suatu pembaharuan yang dilakukan terhadap
sistem pendidikan. Pembaharuan yang dimaksud bukan hanya sekedar mengganti sesuatu yang
lama dengan yang baru, akan tetapi pembaharuan tersebut ditujukan untuk mengatasi masalah-
masalah yang muncul berkaitan dengan pendidikan seperti belum tercapainya pemerataan
pendidikan, rendahnya mutu pendidikan, pembelajaran yang kurang efektif dan efisien, serta
pembelajaran di sekolah yang kurang relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Oleh karena itu,
satu-satunya jalan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah dengan mengadakan inovasi-
inovasi pada berbagai komponen pendidikan. Melalui inovasi, akan muncul ide atau gagasan
kreatif yang akan mengantarkan pada kemajuan kualitas pendidikan.

Dunia pendidikan atau pembelajaran adalah suatu rangkaian atau sistem yang kompleks karena
adanya keterkaitan antara berbagai komponennya. Begitu pula ketika suatu inovasi diterapkan
pada sistem pendidikan, maka setiap komponen juga harus siap melakukan penyesuaian. Untuk
memahami lebih jauh tentang inovasi pembelajaran, berikut ini akan dibahas berbagai ruang
lingkup inovasi dalam bidang pendidikan atau pembelajaran, termasuk di dalamnya keterlibatan
unsur-unsur pendidikan dalam menentukan berhasil tidaknya suatu inovasi.

1.        Peserta Didik

Peserta didik merupakan komponen utama dalam pendidikan terutama dalam proses belajar
mengajar. Dalam proses pembelajaran, siswa atau peserta didik memiliki karakter serta
kecerdasan atau intelegensia yang berbeda-beda. Pembelajaran yang tepat akan mampu
membantu masing-masing peserta didik untuk dapat mengembangkan dan memfasilitasi setiap
bakat dan minat peserta didik.

Selama ini, pembelajaran di sekolah-sekolah bersifat monoton dan lebih berpusat pada guru.
Akibatnya, peserta didik kurang memiliki ruang untuk mengembangkan bakat dan minatnya.
Sistem penilaian juga disamaratakan berdasarkan hasil ujian tanpa mempertimbangkan proses
yang dilalui. Dengan kata lain, siswa hanya menjadi objek sistem pembelajaran. Dampak
lanjutannya, siswa kurang memiliki bekal keterampilan yang dibutuhkannya dalam kehidupan
nyata.

Masalah tersebut berusaha diatasi dengan melibatkan siswa dalam memperbaiki sistem
pembelajaran. Sebagai hasilnya, saat ini telah muncul beberapa inovasi pembelajaran yang lebih
berpusat pada siswa seperti pembelajaran kuantum (quantum teaching and learning) dan
pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning). Dalam inovasi tersebut, anak
dianggap sebagai pribadi yang unik yang berhak mengembangkan kemampuan seluas-luasnya.
Siswa juga dibimbing menjadi peserta didik yang aktif, kreatif, percaya diri, kritis, dan berani.

Peran peserta didik dalam inovasi  pendidikan tidak kalah pentingnya dengan peran unsur-unsur
lainnya, karena siswa merupakan tujuan utama diadakan berbagai inovasi dalam dunia
pendidikan. Mereka bisa berperan sebagai penerima pelajaran, pemberi materi pelajaran pada
sesama temannya, petunjuk, dan bahkan sebagai guru. Oleh karena itu selain sebagai penerima
inovasi, sebisa mungkin peserta didik diajak untuk terlibat mulai dari perkenalan sampai
evaluasinya. Dengan begitu, siswa jugadapat membantu mengurangi resistensi seperti yang
diuraikan sebelumnya.

2.        Guru

Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat
berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat
menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru
harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai.

Dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru  mulai dari perencanaan inovasi pendidikan
sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi
keberhasilan suatu inovasi pendidikan. Tanpa melibatkan mereka, maka sangat mungkin  mereka
akan menolak inovasi yang diperkenalkan kepada mereka. Karena mereka menganggap inovasi
yang tidak melibatkan mereka adalah bukan miliknya yang harus dilaksanakan, tetapi sebaliknya
mereka menganggap akan mengganggu ketenangan dan  kelancaran tugas mereka.

Oleh karena itu, dalam suatu inovasi pendidikan, gurulah yang utama dan pertama terlibat karena
guru  mempunyai peran yang luas sebagai pendidik. Guru yang secara langsung berinteraksi
dengan peserta didik harus memiliki ide-ide kreatif dan inovatif dalam merancang,
mengembangkan, dam mengelola sistem pembelajaran sehingga guru mampu menciptakan
pembelajaran yang efektif dan menggairahkan. Guru juga dapat menerapkan berbagai inovasi
dalam bidang pembelajaran seperti melalui pendekatan pembelajaran kontekstual, pembelajaran
kompetensi, pembelajaran kuantum, atau dapat juga menggabungkan berbagai pendekatan,
metode, dan strategi pembelajaran sesuai dengan kondisi peserta didik.

Dalam inovasi, guru memiliki beberapa peran, yaitu guru bersikap terbuka dan peka terhadap
perubahan dan pembaharuan, guru sebagai agen pembaharuan dalam inovasi pendidikan, dan
guru sebagai adopter atau penerima inovasi pendidikan. (Sri Rahayu Chandrawati, 2009)

Menurut Rogers (1983:247 dikutip Sri Rahayu Chandrawati, 2009) terdapat 5 kategori adopter
dalam menerima suatu inovasi, yaitu : (1) Inovator,    (2) Pelopor, (3) Pengikut Awal, (4)
Pengikut Akhir,  (5) Lagard / Kolot. Inovator yaitu guru berusaha meneliti dan mencoba tiap
gagasan baru. Pelopor yaitu guru akan meneliti dahulu sebelum memutuskan untuk melakukan
gagasan baru tersebut. Pengikut awal yaitu guru memiliki beberapa pertimbangan dalam
menerima gagasan baru, menerima ide setelah beberapa saat anggota sistem sosial menerima ide.
Pengikut akhir yaitu guru menerima ide setelah beberapa anggota sistem masyarakat menerima
ide, biasanya keputusan menerima dilakukan karena kepentingan ekonomi atau takanan sosial.
Sedangkan legard/kolot/tradisional yaitu orang yang terakhir menerima suatu gagasan, memiliki
pandangan dan wawasan paling sempit dan biasanya referensinya adalah masa lalu.

3.        Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 adalah


berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Jadi, tujuan utama dari sebuah
pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik. Tujuan pendidikan tersebut harus
menjadi acuan dalam berbagai kebijakan penyelenggaraan pendidikan. Begitu pula dalam
mengadakan suatu inovasi, tentu harus berdasarkan tujuan utama yaitu kembali kepada peserta
didik.

Selama ini tujuan pendidikan dilandasi oleh pandangan hidup orang tua, lembaga-lembaga
penyelenggara pendidikan, masyarakat dan bangsanya. Tujuan pendidikan diabdikan untuk
kebahagiaan individu, keselamatan masyarakat dan kepentingan negara. Seperti diketahui, bahwa
kehidupan ini selalu mengalami pergeseran dan peningkatan serta perubahan sesuai dengan
waktu, keadaan dan kondisinya. Dengan demikian pandangan dan harapan orang tua terhadap
pendidikan sekarang dapat berbeda dengan pandangan orang terhadap pendidikan masa lampau
atau waktu yang akan datang. Untuk itulah, perlunya inovasi dalam bidang pendidikan yang
dapat mengakomodasi setiap kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap pendidikan di masa
yang sekarang maupun yang akan datang. Manusia Indonesia, warga masyarakat dan
warga negara harus dipersiapkan sejak anak masih kecil dengan upaya pendidikan.

4.        Kurikulum

             Kurikulum merupakan suatu pedoman yang digunakan dalam pembelajaran yang berupa
rancangan atau perencanaan mengenai isi, bahan, dan jalannya proses belajar mengajar. Oleh
karena itu, kurikulum dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar
mengajar di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan inovasi pendidikan, kurikulum memegang
peranan yang sama dengan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Tanpa adanya kurikulum dan
tanpa  mengikuti program-program yang ada di dalamya, maka inovasi pendidikan tidak akan
berjalan sesuai dengan tujuan inovasi itu sendiri. Oleh karena itu, dalam pembahruan pendidikan,
perubahan itu hendaknya sesuai dengan perubahan kurikulum atau perubahan kurikulum diikuti
dengan pembaharuan pendidikan dan tidak mustahil perubahan dari kedua-duanya akan berjalan
searah.

Salah satu usaha yang amat besar dalam memperbaharui kurikulum terjadi pada kurun waktu
tahun enam puluhan (1960-an). Saat itulah disebut era pembaharuan kurikulum. Pembaharuan
kurikulum mencakup semua aspek kurikulum, seperti mata perlajaran, isi atau konten, proses
belajar mengajar, metode, pengelolaan waktu yang lebih baik, dan perolehan hasil belajar siswa
yang lebih baik. (pidato Prof. Laut, 2008)

Inovasi kurikulum dan pembelajaran dimaksudkan sebagai suatu idea, gagasan atau


tindakan tertentu dalam bidang kurikulum dan pembelajaran yang diangap baru
untuk memecahkan masalah pendidikan. Masalah-masalah inovasi kurikulum berkaitan
dengan azas relevansi antara bahan pembelajaran dengan kebutuhan siswa, antara
kualitas pembelajaran di sekolah dengan pengguna lulusan di lapangan pekerjaan dll.
Berkaitan dengan mutu secara kognitif, afektif, dan psikomotorik, sedangkan pemerataan
yang berhubungan dengan kesempatan dan peluang, kemudian efisiensi dari segi internal
dan eksternal. (Udin S. Sa’ud, 2008: 87)
Beberapa inovasi kurikulum yang telah diterapkan saat ini antara lain adanya kurikulum tingkat
satuan pendidikan, kurikulum berbasis kompetensi, kurikulum berbasis masyarakat, dan
kurikulum berbasis keterpaduan. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) telah diterapkan
sejak tahun 2006 untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum berbasis kompetensi
(KBK) mulai diterapkan tahun 2004 dan sampai saat ini masih digunakan sebagai kurikulum di
perguruan tinggi. Kurikulum berbasis masyarakat diwujudkan dengan adanya muatan lokal.
Sedangkan kurikulum berbasis keterpaduan dapat dilihat pada kurikulum sekolah dasar kelas
rendah.

5.         Media Pembelajaran

Berbicara mengenai media pembelajaran dalam hal ini adalah alat atau sarana apa saja yang
digunakan dalam proses belajar mengajar. Contohnya buku pegangan murid dan guru. Tanpa
buku pegangan, guru akan sangat sulit untuk mengemukakan pelajaran walaupun ia adalah
seorang guru, begitu pula dengan seorang murid, informasi yang diperoleh dari seorang guru bisa
diperluas dengan informasi dari buku pegangan yang dimilikinya.

  Sebagai akibat dari berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, berkembang pula
berbagai media yang dibutuhkan dalam mendukung terwujudnya suatu inovasi. Misalnya saja
dalam inovasi pembelajaran e-learning dibutuhkan media seperti komputer dan jaringan internet.
Beberapa daerah di Indonesia masih memiliki keterbatasan dalam mengembangkan media
pembelajarannya, akibatnya juga akan menghambat inovasi yang akan diterapkan.

6.        Fasilitas Pendidikan

Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan dalam dalam proses
pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Dalam pembahruan pendidikan, tentu saja
fasilitas merupakan hal yang ikut mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan diterapkan.
tanpa adanya fasilitas, maka pelaksanaan inovasi pendidikan akan bisa  dipastikan tidak akan
berjalan dengan baik. Fasilitas, terutama fasilitas belajar mengajar merupakan hal yang esensial
dalam mengadakan perubahan dan pembaharuan pendidikan. Oleh karena itu, jika  dalam
menerapkan suatu inovasi pendidikan, fasilitas perlu diperhatikan. Misalnya ketersediaan gedung
sekolah, bangku, meja dan  sebagainya.
7.        Metode dan Teknik Komunikasi

Metode adalah cara yang digunakan dalam suatu proses. Yang dimaksud dalam hal ini tentu saja
metode atau teknik yang digunakan dalam pembelajaran. Misalnya pebelajaran dapat dilakukan
secara tatap muka maupun pembelajaran jarak jauh. Dengan banyaknya perkembangan
teknologi dan komunikasi saat ini sangat menuntut diadakannya inovasi terhadap metode
pendidikan yang sebelumnya hanya tatap muka antara guru dan peserta didik mengalami
perubahan menjadi beberapa jam antara guru dan murid dalam tatap muka lalu kemudian siswa
diberi tugas memanfaatkan berbagai media informasi dan komunikasi untuk membelajarkan diri.
Disinilah diadakan pembaharuan terhadap teknik komunikasi atau metode dalam proses belajar
mengajar. Sebab hakikat belajar yang sebenarnya bukan hanya terbatas pada interaksi antara
guru dan murid, akan tetapi belajar juga dapat dilakukan di luar lingkungan sekolahnya.

8.        Lingkungan Sosial Masyarakat

Dalam menerapakan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secara langsung terlibat dalam
perubahan tersebut tetapi bisa membawa dampak, baik positif maupun negatif, dalam
pelaksanaan pembaharuan pendidikan. Masyarakat secara langsung atau tidak langsung, sengaja
maupun tidak, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan dalam pendidikan
sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik terutama masyarakat di mana peserta didik
itu berasal. Tanpa melibatkan masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan tentu akan terganggu,
bahkan bisa merusak apabila mereka tidak diberitahu atau dilibatkan. Keterlibatan masyarakat
dalam inovasi pendidikan sebaliknya akan membantu inovator dan pelaksana inovasi dalam
melaksanakan inovasi pendidikan.

Selama ini, hasil keluaran peserta didik dari berbagai daerah di Indonesia dirasa belum sesuai
dengan yang diharapkan masyarakat. Banyak peserta didik yang jika dilihat dari segi kognitif
memiliki nilai di atas rata-rata, akan tetapi hal itu belum menjamin mereka unggul dalam segi
afektif maupun psikomotoris. Kurangnya keterampilan yang dimiliki peserta didik, tentu akan
mempersulit mereka dalam menjalani peran di masyarakat. Untuk itulah, pendidikan atau
pembelajaran yang dilakukan di sekolah harus disesuaikan dengan keadaan masyarakat dimana
sekolah tersebut berada. Dengan begitu, pengetahuan dan keterampilan yang diberikan akan
lebih berguna bagi kehidupan peserta didik.
Globalisasi yang terjadi di dunia saat ini juga memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi
perkembangan kepribadian peserta. Rasa cinta tanah air dan semangat kebersamaan yang selama
ini dijunjung tinggi bangsa Indonesia, semakin lama semakin memudar diantikan oleh budaya-
budaya asing yang belum tentu sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Untuk itu juga, inovasi
pembelajaran yang berbasis budaya perlu juga dikembangkan dalam rangka melestarikan
keanekaragaman nusantara.

9.        Hasil Pendidikan

Tujuan diadakan suatu inovasi dalam pendidikan atau pembelajaran adalah untuk meningkatkan
mutu dari pendidikan itu sendiri dengan menyempurnakan berbagai komponennya sehingga
dapat mengurangi bahkan menghilangkan hambatan dalam sistem pendidikan ataupun
pembelajaran. Setiap inovasi yang telah diimplementasikan sudah seharusnya diadakan suatu
evaluasi untuk menilai kebermanfaatan inovasi tersebut. dalam inovasi pendidikan, evaluasi
dapat dilakukan dengan mengkaji apakah inovasi menghasilkan sesuatu yang diharapkan sebagai
perwujudan tujuan inovasi.

            Sebagai contohnya, beberapa inovasi pembelajaran yang dibuat memiliki karakteristik


masing-masing yang diharapkan dapat lebih mengakomodasi kebutuhan serta potensi peserta
didik sehingga tercapai tujuan pendidikan. Inovasi pembelajaran kuantum dilakukan dengan
konsep menata lingkungan belajar yang sesuai dengan cara kerja otak dan cara belajar manusia
pada umumnya. Inovasi pembelajaran kompetensi dilakukan berdasarkan pengertian bahwa anak
sebelum menerima suatu pengetahuan, telah memiliki sejumlah konsep yang akan membantu
mereka memahami apa yang akan dipelajari. Inovasi pembelajaran kontekstual lebih
menonjolkan keaktifan siswa dalam melakukan sesuatu sehingga memberikan pengalaman yang
berharga yang tidak akan mudah dilupakan oleh siswa.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Inovasi pendidikan atau pembelajaran merupakan pembaharuan yang dilakukan dengan tujuan
menyempurnakan sistem pendidikan atau pembelajaran serta mengatasi hambatan yang muncul
dalam pelaksanaan proses pendidikan atau pembelajaran. Ruang lingkup inovasi pembelajaran
meliputi beberapa hal yaitu peserta didik dan guru sebagai komponen utama pembelajaran,
tujuan pendidikan yang menjadi landasan diadakannya inovasi, kurikulum sebagai sarana
untukmewujudkan inovasi, media pembelajaran yang terus berkembang seiring zaman, fasilitas
pendidikan yang menunjang pelaksanaan inovasi, metode dan teknik komunikasi yang dapat
dilakukan dengan berbagai cara, lingkungan sosial masyarakat yang harus dipertimbangkan
dalam kebijakan inovasi, serta hasil pendidikan yang akan menjadi dasar untuk menilai
keberhasilan inovasi. Dalam melaksanakan suatu inovasi pendidikan atau pembelajaran, seluruh
komponen dalam sistem pendidikan atau pembelajaran sedikit banyak juga akan saling
mempengaruhi.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Wacana Adhitya.

Chandrawati, Sri Rahayu. 2009. Peranan Guru Dalam Inovasi Pendidikan. Wordpess. (Online),
(http://chandrawati.wordpress.com/2009/06/02/peranan-guru-dalam-inovasi-pendidikan/, diakses
15 September 2012).

Laut. 2008. Inovasi Pidato Ilmiah: Kurikulum Pendidikan di Indonesia. Umnaw.com. (Online),


(http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&
cad=rja&sqi=2&ved=0CB4QFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.umnaw.com%2FPidato
%2520Ilmiah%2520Prof
%2520Laut.rtf&ei=1qBWUIu_DYrirAeM04HIDA&usg=AFQjCNGWZYPG1lgXvgENuXpWa
yjUCGN5Lw&sig2=L4-w2rJHbORgDurXCH1Cig, diakses 15 September 2012).

Nurmiati, Dedeh. 2011. Hakikat Difusi dan Inovasi Pembelajaran (Latar belakang Kehadiran
Inovasi dalam Pembelajaran). Blogspot. (Online),
(http://dedehnurmiati.blogspot.com/2011/05/hakikat-difusi-inovasi-pembelajaran.html, diakses
15 September 2012).

Rosyanti, Ai Tuti. 2011. Hakikat Difusi dan Inovasi Pembelajaran. Blogspot. (Online),


(http://aitutirosyanti.blogspot.com/2011/05/hakikat-difusi-dan-inovasi-pembelajaran.html,
diakses 15 September 2012).

Rubiherlan, Yusuf. 2011. Hakikat Difusi dan Inovasi Pembelajaran. Blogspot. (Online),


(http://yusufrubiherlan.blogspot.com/2011/06/hakikat-difusi-dan-inovasi-pembelajaran.html,
diakses 15 September 2012).

Sa’ud, Udin Syaefrudin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai