Anda di halaman 1dari 213

DINAS KESEHATAN

KABUPATEN TANAH LAUT

KURAU
BATI-BATI

KAIT KAIT

PADANG LUAS
TAMBANG ULANG

TANJUNG HABULU

KINTAP
PELAIHARI
TIRTA JAYA

TAJAU PECAH
TAKISUNG SUNGAI RIAM ASAM ASAM

PANYIPATAN

JORONG

BATAKAN

20 0 20 40 Mile

2016
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN TANAH LAUT
Jalan. H. Boejasin No.9 Pelaihari Telp. ( 0512 ) 21098
KATA PENGANTAR

P
uji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten
Tanah Laut Tahun 2016 dapat diselesaikan dengan baik. Profil
Kesehatan Kabupaten Tanah Laut merupakan sebuah buku yang
memuat berbagai data dan informasi kesehatan. Profil Kesehatan
merupakan bagian penting sistem kesehatan sebagai sarana untuk
memantau dan mengevaluasi pencapaian pembangunan kesehatan di
Kabupaten Tanah Laut.

Sumber data Profil Kesehatan Kabupaten Tanah Laut Tahun 2016 adalah
data program yang merupakan rekapitulasi laporan rutin dari unit teknis di
lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut serta institusi lain yang
memiliki data terkait bidang kesehatan seperti Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Tanah Laut. Data yang ditampilkan pada Profil Kesehatan
Kabupaten Tanah Laut dapat membantu kita dalam mengukur capaian
pembangunan kesehatan di Kabupaten Tanah Laut serta sebagai dasar
untuk perencanaan pembangunan kesehatan selanjutnya.

Untuk meningkatkan mutu penyajian profil kesehatan berikutnya,


senantiasa diharapkan saran dan kritik yang membangun serta partisipasi
dari semua pihak dalam rangka mendapatkan informasi yang akurat, tepat
waktu dan sesuai kebutuhan.

Akhirnya, kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam


penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Tanah Laut Tahun 2016 ini, kami
mengucapkan terima kasih.
Pelaihari, Maret 2017
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Laut

H. Junaidi, SKM
Nip. 19610727 198302 1 003

i
NIP. 1961072
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR................................................................ i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………... ii
DAFTAR TABEL………………………………………………………… iii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… iv

BAB I PENDAHULUAN………………………………………… 1
A. Maksud …………………………………………….. 2
B. Tujuan ……………………………………………… 2
C. Sistematika Penyajian ………………………….. 3

BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK


A. Geografi……………………………………………… 5
B. Keadaan Penduduk……………………………….. 6
C. Pendidikan………………………………………….. 10
D. Keadaan Ekonomi………………………………… 12
E. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)………… 13
F. Keadaan Kesehatan Lingkungan………………. 14
G. Keadaan Perilaku Masyarakat....................... 22

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN….……………….. . 27


A. Mortalitas…………………………………………… . 28
B. Morbiditas…………………………………………… 33
C. Status Gizi…………………………………………... 47

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN.............................. 52


A. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak..................... 52
B. Perbaikan Gizi Masyarakat............................ 81
C. Penyakit Menular Langsung.................................. 92
D. Penyakit Bersumber Binatang............................... 95
E. Pelayanan Kesehatan Penunjang.......................... 98
F. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan Rumah
Sakit..................................................................... 99

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN................. 104


A. Sarana Kesehatan…………………………………. 104
B. Tenaga Kesehatan.......................................... 109
C. Pembiayaan Kesehatan.......................................... 111

BAB VI PENUTUP…………………………………………………. 117


LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 JUMLAH PENDUDUK DAN ANGKA BEBAN


TANGGUNGAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN
KELOMPOK USIA PRODUKTIF DAN NON PRODUKTIF DI
KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

TABEL 2.2 PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN


KESEHATAN DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

TABEL 3.1 SEPULUH PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN


RAWAT JALAN DI PUSKESMAS KABUPATEN TANAH
LAUT TAHUN 2016

TABEL 4.1 JUMLAH PUSKESMAS TERHADAP JUMLAH


PENDUDUK DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

TABEL 5.1 JUMLAH PUSKESMAS PEMBANTU DAN PUSKESMAS


KELILING MENURUT KECAMATAN/PUSKESMAS
TAHUN 2016

iii
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 JUMLAH PENDUDUK MENURUT KECAMATAN


DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 2.2 PERKEMBANGAN KEPADATAN PENDUDUK


DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2010 S.D.
2016
GAMBAR 2.3 PERSENTASE PENDUDUK UMUR 15 TAHUN
KEATAS MENURUT KEPEMILIKAN IJAZAH/STTB
TERTINGGI YANG DIMILIKI KABUPATEN TANAH
LAUT TAHUN 2016
GAMBAR 2.4 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2010-2013

GAMBAR 2.5 ANGKA HARAPAN HIDUP DI KABUPATEN TANAH


LAUT TAHUN 2010-2013

GAMBAR 2.6 PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MEMILIKI


AKSES TERHADAP SANITASI LAYAK
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 2.7 PERSENTASE TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN


YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 2.8 PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM YANG


MEMENUHI SYARAT DI KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

GAMBAR 2.9 PRESENTASE DESA YANG MELAKSANAAN


SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN TANAH
LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 2.10 PRESENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU


HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS)
MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN TANAH
LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 3.1 JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL MENURUT


PUSKESMAS DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN
2016
iv
GAMBAR 3.2 ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DI KABUPATEN
TANAH LAUT TAHUN 2010 S.D 2016

GAMBAR 3.3 JUMLAH KEMATIAN BAYI MENURUT PUSKESMAS


DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 3.4 ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) DI KABUPATEN


TANAH LAUT TAHUN 2011-2016

GAMBAR 3.5 PROPORSI SEPULUH PENYAKIT TERBANYAK


PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 3.6 ANGKA KESAKITAN MALARIA (ANNUAL PARACITE


INCIDENCE/API) MENURUT PUSKESMAS
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 3.7 JUMLAH KASUS DBD MENURUT PUSKESMAS


DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016
GAMBAR 3.8 PERKEMBANGAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT
DEMAM BERDARAH DENGUE (INCIDENT RATE)
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2011 S.D
2016
GAMBAR 3.9 PROPORSI KASUS BARU BTA+ MENURUT JENIS
KELAMIN DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN
2016

GAMBAR 3.10 PROPORSI BTA POSITIF DI ANTARA SELURUH


KASUS TB PARU DI KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

GAMBAR 3.11 JUMLAH PENDERITA TB PARU DIOBATI DAN


SEMBUH MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN
TANAH LAUT TAHUN 2016
GAMBAR 3.12 PRESENTASE CAKUPAN PENEMUAN PNEUMONIA
PADA BALITA DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN
2011 s/d 2016

GAMBAR 3.13 PROPORSI KASUS BARU HIV/AIDS MENURUT


JENIS KELAMINDI KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

v
GAMBAR 3.14 PRESENTASE CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA
(D/S) MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN
TANAH LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 3.15 PRESENTASE PREVALENSI GIZI KURANGTAHUN


2011 S.D 2016 (HASIL PSG)DI KABUPATEN TANAH
LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 3.16 PERSENTASE BAYI DENGAN BERAT BAYI LAHIR


RENDAH DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN
2016

GAMBAR 4.1 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL K1


DAN K4 DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2010
S/D 2016

GAMBAR 4.2 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL K4


MENURUT PUSKESMAS TAHUN 2016

GAMBAR 4.3 PRESENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN


PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2010-2016

GAMBAR 4.4 PRESENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN


PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN TANAH
LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 4.5 CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K4 DAN


CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH
NAKES (PN) DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN
2010 – 2016

GAMBAR 4.6 PRESENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NIFAS (KF3)


DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2011-2016

GAMBAR 4.7 PRESENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NIFAS (KF3)


DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 4.8 CAKUPAN KUNJUNGAN NIFAS (KF3) DAN


PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN (PN)
TAHUN 2011 S/D 2016

GAMBAR 4.9 PERSENTASE CAKUPAN PENANGANAN


KOMPLIKASI KEBIDANAN DI KABUPATEN TANAH
LAUT TAHUN 2011-2016

vi
GAMBAR 4.10 PRESENTASE CAKUPAN PENANGANAN
KOMPLIKASI KEBIDANAN MENURUT PUSKESMAS
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 4.11 CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL


MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN TANAH
LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 4.12 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA


(KN1) DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 4.13 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP


DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 4.14 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI DI KABUPATEN


TANAH LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 4.15 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA


DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 4.16 PRESENTASE CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN


(PENJARINGAN) SISWA SD/SETINGKAT MENURUT
PUSKESMAS DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN
2016

GAMBAR 4.17 PRESENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT


METODE KONTRASEPSI DI KABUPATEN TANAH
LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 4.18 PERSENTASE PESERTA KB BARU MENURUT


METODE KONTRASEPSI DI KABUPATEN TANAH
LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 4.19 CAKUPAN PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF


MENURUT METODE KONTRASEPSI TAHUN 2016

GAMBAR 4.20 CAKUPAN PEMBERIAN 90 TABLET TAMBAH


DARAH (ZAT BESI) PADA IBU HAMIL MENURUT
PUSKESMAS TAHUN 2016

GAMBAR 4.21 CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA


BALITA (6-59 BULAN) DI KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

GAMBAR 4.22 CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI


0-6 BULAN DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN
2016

vii
GAMBAR 4.23 PRESENTASE CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA
(D/S) MENURUT PUSKESMAS KABUPATEN TANAH
LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 4.24 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA


BAYI DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 4.25 PERSENTASE IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA


BAYI DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 4.26 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI KABUPATEN


TANAH LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 4.27 PRESENTASE CAKUPAN PELAYANAN USIA LANJUT


DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 5.1 PRESENTASE POSYANDU MENURUT STRATA


DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 5.2 JUMLAH SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DI


PUSKESMAS MENURUT JENISNYA DI KABUPATEN
TANAH LAUT TAHUN 2016

GAMBAR 5.3 PERSENTASE ANGGARAN KESEHATAN TERHADAP


APBD MENURUT PUSKESMAS TAHUN 2014 DAN
TAHUN 2016

GAMBAR 5.4 PERSENTASE PENYERAPAN DANA BANTUAN


OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) MENURUT
PUSKESMAS TAHUN 2016

viii
BAB I
PENDAHULUAN

M
enjalankan amanat UUD 1945 dengan meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang merupakan upaya untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui
pembangunan kesehatan yang terintegrasi dan berkesinambungan
yang merupakan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia, baik
pemerintah, swasta dan seluruh masyarakat tanpa pengecualian.
Dalam era desentralisasi di bidang kesehatan, Sistem Informasi
Kesehatan merupakan tulang punggung dalam menyusun perencanaan
pembangunan kesehatan yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan riil
daerah. Sistem Informasi Kesehatan sebagai bagian integral Sistem
Pembangunan Kesehatan, sangat dituntut kemantapannya dalam
menyajikan data dan informasi yang berkualitas untuk penyusunan
rencana kegiatan dan memberikan analisis dalam penganggaran
kesehatan. Pada akhirnya ketersediaan data dan informasi yang akurat
sebagai dasar pengambilan keputusan (evidence based decision making)
benar-benar sangat diperlukan saat ini.
Salah satu upaya mengaktualisasikan Sistem Informasi Kesehatan
adalah melalui penyusunan profil kesehatan yang mencover data dan
hasil kegiatan dalam memperluas cakupan dan mutu pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
mendorong tercapainya indeks pembangunan manusia (Human
Development Index) yang optimal.
Profil kesehatan sebagai alat untuk memantau dan mengevaluasi
kinerja upaya–upaya kesehatan melalui indikator–indikator kesehatan.
Seiring berubahnya paradigma pembangunan kesehatan dari paradigma
sakit menjadi paradigma sehat, menjadikan indikator–indikator yang
dipakai arahnya bersifat positif.

1
Profil kesehatan menyajikan berbagai data dan informasi yang
berasal dari sarana pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Rumah
Sakit, Puskesmas Pembantu (facility based data) melalui pencatatan dan
pelaporan rutin dan sektor terkait lainnya. Jenis indikator dan kinerja
dalam Profil Kesehatan Kabupaten Tanah Laut Tahun 2016 adalah
indikator derajat kesehatan meliputi mortalitas, morbiditas dan status
gizi, indikator keadaan lingkungan, perilaku hidup masyarakat, akses
dan mutu pelayanan kesehatan, indikator pelayanan kesehatan, sumber
daya kesehatan, kontribusi sektor terkait.
Profil Kesehatan Kabupaten Tanah Laut 2016 berdasarkan hasil
validasi data sampai dengan bulan Februari 2017.

A. Maksud
Maksud disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten untuk
mengetahui kondisi kesehatan di Kabupaten Tanah Laut dalam
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal dan untuk
mengetahui potensi, menganalisa permasalahan serta
pemecahannya dalam program pengembangan kesehatan
di Kabupaten Tanah Laut.

B. Tujuan
Profil kesehatan disusun dengan maksud dan tujuan adalah
sebagai berikut :
1. Tersedianya data dan informasi kesehatan yang bersumber dari
fasilitas–fasilitas kesehatan, seperti puskesmas, puskesmas
pembantu dan Rumah Sakit.
2. Tersedianya data dan informasi sebagai bahan bagi pengambil
keputusan (stakeholder).
3. Terkumpulnya data dan informasi kesehatan secara terpadu dari
sektor kesehatan dan sektor terkait lainnya.
4. Tersedianya bahan untuk penyusunan Profil Kesehatan Propinsi
Kalimantan Selatan.

2
5. Terciptanya tatanan sistem informasi kesehatan di tingkat
kabupaten, propinsi dan pusat.

C. Sistematika Penyajian
Dalam mencapai tujuan yang dimaksud, profil kesehatan
disusun dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang maksud
dan tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten
Tanah Laut Tahun 2016 serta sistematika penyajiannya.

Bab II Gambaran Umum dan Keadaan Lingkungan


Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten
Tanah Laut, berupa uraian letak geografis, administratif
dan informasi umum lainnya. Selain itu bab ini juga
mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kesehatan dan faktor-faktor lainnya meliputi
kependudukan, ekonomi, pendidikan serta mengulas
tentang faktor lingkungan.

Bab III Situasi Derajat Kesehatan


Bab ini berisi uraian tentang hasil-hasil pembangunan
kesehatan di Kabupat en Tanah Laut sampai dengan Tahun
2016, yang mencakup tentang angka kematian, angka
kesakitan dan keadaan status gizi.

Bab IV Situasi Upaya Kesehatan


Bab ini menguraikan tentang pencapaian dan keberhasilan
upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan sampai
dengan Tahun 2016, meliputi pelayanan kesehatan dasar,
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, serta upaya
kesehatan lainnya.

3
Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan
kesehatan sampai dengan Tahun 2016. Gambaran tentang
keadaan sumber daya ini mencakup tentang keadaan
tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan yang ada. Disamping
itu juga digambarkan tentang jumlah distribusi tenaga per
Puskesmas dan Rumah Sakit, jumlah dan penyebaran
sarana pelayanan kesehatan.

Bab VI Penutup

******

4
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

A. Geografi

Secara geografis Kabupaten Tanah Laut terletak paling


selatan di Propinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Pelaihari,
yang dibatasi: sebelah Barat dan Selatan oleh Laut Jawa, sebelah
Timur oleh Kabupaten Tanah Bumbu dan sebelah Utara oleh
Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru.
Secara astronomis Kabupaten Tanah Laut terletak di antara
114°30’20” BT-115° 23’31” BT dan 3°30’33” LS–4°11’38”LS, dengan
luas wilayah 3.631,35 km2 atau hanya 9,71% dibandingkan dengan
luas wilayah Propinsi Kalimantan Selatan.
Keadaan alam dalam arti tinggi rendahnya terhadap
permukaan laut dan jarak dari pantai sangat berpengaruh terhadap
temperatur udara. Temperatur maksimum di Kabupaten Tanah Laut
pada tahun 2012 berkisar antara 31,30C sampai 37,30C, temperatur
minimum berkisar antara 21,50C sampai 23,50C dan rata-rata
temperatur udara tiap bulan berkisar antara 25,00C sampai 28,50C
(Tanah Laut Dalam Angka, 2013). Keadaan alam Kabupaten Tanah
Laut berupa daerah bergunung, hutan lebar, dataran rendah dan
daerah pantai, dan secara adminitratif terbagi menjadi 11
kecamatan, 135 desa/kelurahan yang terdiri dari 130 desa dan 5
kelurahan. Wilayah paling luas adalah Kecamatan Jorong dengan
luas 628,00 km2 kemudian Kecamatan Batu Ampar seluas 548,10
km2 dan Kecamatan Kintap dengan luas 537,00 km2, sedangkan
kecamatan yang luas daerahnya paling kecil adalah Kecamatan
Kurau dengan luas 127 km2.

5
B. Keadaan Penduduk

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten


Tanah Laut jumlah penduduk tahun 2016 jumlah penduduk
Kabupaten Tanah Laut sebesar 329.299 jiwa, terdiri dari laki-laki
169.019 jiwa (51.33%) dan perempuan 160.279 jiwa (48.67%).
Jumlah penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Tanah Laut
Tahun 2016 disajikan dalam gambar berikut ini :

GAMBAR 2.1
JUMLAH PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : BPS Kabupaten Tanah Laut

Distribusi penduduk menurut kecamatan dengan jumlah


penduduk terbanyak adalah Kecamatan Pelaihari 71.003 jiwa
(21.56%), Kecamatan Bati-Bati 42.944 jiwa (13,04%), dan
Kecamatan Kintap 42.356 jiwa (12,86%). Sedangkan jumlah
penduduk terendah terdapat di Kecamatan Kurau sebesar 12.868
jiwa (3.90%).

6
Konsentrasi penduduk di suatu wilayah dapat dipelajari
dengan menggunakan kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk
menunjukan rata-rata jumlah penduduk per 1 kilometer persegi.
Semakin besar angka kepadatan penduduk menunjukan bahwa
semakin padat penduduk yang mendiami wilayah tersebut.
Perkembangan kepadatan penduduk Kabupaten Tanah Laut Tahun
2012 s.d 2016 disajikan dalam gambar berikut ini :

GAMBAR 2.2
PERKEMBANGAN KEPADATAN PENDUDUK
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 S.D. 2016

Sumber : BPS Kabupaten Tanah Laut

Dari gambar 2.2 diatas dapat dilihat bahwa kepadatan


penduduk dari tahun ke tahun di Kabupaten Tanah Laut cenderung
mengalami peningkatan. Kepadatan penduduk di Kabupaten Tanah
Laut Tahun 2016 adalah 90.6 penduduk per km2 dengan wilayah
terpadat Kecamatan Pelaihari sebesar 187.12 penduduk per km2,
Kecamatan Bati Bati sebesar 182.94 penduduk per km2 dan
Kecamatan Tambang Ulang sebesar 103.19 penduduk per km2 dan
kepadatan penduduk terendah di Kecamatan Batu Ampar sebesar
47.10 penduduk per km2.

7
Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur
yang sering digunakan untuk mengetahui produktifitas penduduk
adalah Angka Beban Tanggungan atau dependency ratio. Angka
beban tanggungan adalah angka yang menyatakan perbandingan
antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15
tahun dan umur 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang
produktif (umur 15-64 tahun).
Semakin tinggi presentase dependency ratio menunjukan
semakin tinggi beban yang harus ditanggung penduduk yang
produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan
tidak produktif lagi. Sedangkan presentase dependency ratio yang
semakin rendah menunjukan semakin rendahnya beban yang
ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk
yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Berikut disajikan
tabel jumlah penduduk dan angka beban tanggungan menurut jenis
kelamin dan kelompok usia produktif dan non produktif di
Kabupaten Tanah Laut Tahun 2016.

TABEL 2.1
JUMLAH PENDUDUK DAN ANGKA BEBAN TANGGUNGAN
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK USIA PRODUKTIF
DAN NON PRODUKTIF
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

No Usia Laki- Perempuan Laki-Laki dan


Laki Perempuan
1 0-14 Tahun
50,241 47,738 97,979
2 15-64 Tahun
112,806 106,014 218,820
3 65 Tahun ke atas
5,972 6,527 12,499
Jumlah
169,019 160,279 329.298
Angka Beban
50 51 50.5
Tanggungan

Sumber : BPS Kabupaten Tanah Laut

8
Jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Tanah Laut Tahun
2016 sebanyak 126.618 Rumah Tangga, masing–masing rumah
tangga dihuni rata-rata 3 jiwa. Jumlah penduduk menurut kelompok
umur 0-14 dan 65+ tahun sebanyak 110.478 jiwa, serta jumlah
penduduk menurut kelompok umur 15-64 tahun 218.820 jiwa. Hal
ini menunjukkan rasio beban tanggungan di Kabupaten Tanah Laut
tahun 2016 sebesar 50.5%, yang berarti dalam 100 penduduk Tanah
Laut yang produktif disamping menanggung dirinya sendiri, juga
menanggung 50.5 orang yang belum/sudah tidak produktif lagi.
Apabila dibandingkan antar jenis kelamin, maka angka beban
tanggungan perempuan sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan
laki-laki. Pada Tahun 2016, angka beban tanggungan perempuan
sebesar 51.18 yang berarti bahwa 100 orang penduduk perempuan
yang produktif, disamping menanggung dirinya sendiri, akan
menanggung beban 51.18 penduduk perempuan yang belum/sudah
tidak produktif lagi.
Penduduk sebagai determinan pembangunan perlu
mendapat perhatian yang serius. Program pembangunan,
termasuk pembangunan di bidang kesehatan, harus didasarkan
pada dinamika kependudukan. Upaya pembangunan di bidang
kesehatan tercermin dalam program kesehatan melalui upaya
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Pembangunan
kesehatan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
Pencapaian derajat kesehatan yang optimal bukan hanya
menjadi tanggung jawab dari sektor kesehatan saja, namun
sektor terkait lainnya seperti sektor pendidikan, ekonomi, sosial
dan pemerintahan juga memiliki peranan yang cukup besar.
Kesehatan merupakan hak semua penduduk, sehingga
ditetapkan target dan sasaran pembangunan kesehatan. Tabel
2.2 memperlihatkan data penduduk sasaran program pembangunan
kesehatan tahun 2016 menurut jenis kelamin. Data penduduk
sasaran program pembangunan kesehatan diperlukan bagi

9
pengelola program terutama untuk menyusun perencanaan serta
evaluasi hasil pencapaian upaya kesehatan yang telah
dilaksanakan.

TABEL 2.2
PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

No Sasaran Program Kelompok Jenis Kelamin Jumlah


Umur laki-laki Perempuan
1 Lahir Hidup 3.122 2.972 6.094
2 Bayi 0 Tahun 3.211 3.045 6.256
3 Anak Balita 1 – 4 Tahun 15.524 14.950 30.474
4 Balita 0 – 4 Tahun 18.735 17.995 36.731
5 Anak Usia Kelas 1 7 Tahun 3.062 2.715 5.777
SD/Setingkat
6 Penduduk Usia Muda < 15 Tahun 50.241 47.737 97.978
7 Penduduk Usia Produktif 15 – 64 112.806 106.015 218.821
Tahun
8 Penduduk Usia Lanjut ≥ 60 Tahun 6.379 5.827 12.206
9 Penduduk Usia Lanjut ≥ 70 Tahun 3.435 4.147 7.582
Risiko Tinggi
10 Wanita Usia Subur 15 – 49 90.181 90.181
Tahun
11 Wanita Usia Subur 15 – 39 4.117 4.117
Imunisasi Tahun
12 Ibu Hamil 1,1 X lahir 6.608
hidup
13 Ibu Bersalin/Nifas 1,05 X lahir 6.307
hidup

Sumber : BPS Kabupaten Tanah Laut

C. Pendidikan
Komponen pengukuran tingkat pembangunan manusia
suatu daerah yang cukup berpengaruh yaitu komponen
pendidikan. Perubahan yang terjadi secara terus menerus pada
perilaku masyarakat disebabkan oleh semakin meningkatnya
tingkat pendidikan. Pendidikan juga merupakan salah satu
syarat mutlak pencapaian tujuan pembangunan manusia dan
merupakan target pembangunan sekaligus sarana pembangunan
nasional. Pendidikan masyarakat dapat diukur dengan berbagai

10
indikator, salah satu indikator yang secara sensitif dapat
mengukur tingkat pendidikan masyarakat yaitu rata-rata lama
sekolah.
Salah satu capaian dalam bidang pendidikan yaitu
kepemilikan akan menjadi jalan untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau menjadi dasar untuk
mencari pekerjaan yang sesuai. Selain itu, ijazah/STTB biasanya
juga menjadi tolok ukur dalam pergaulan atau hubungan sosial.
Terkait dengan kualitas hidup manusia, ada kecenderungan
semakin tinggi ijazah/STTB yang dimiliki maka pengetahuan
pun semakin banyak dan berakibat pada meningkatnya kualitas
hidup terutama di bidang kesehatan dan perumahan.

GAMBAR 2.3
PERSENTASE PENDUDUK UMUR 15 TAHUN KEATAS
MENURUT KEPEMILIKAN IJAZAH/STTB TERTINGGI YANG
DIMILIKI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : BPS Kabupaten Tanah Laut

Pada tahun 2016, persentase penduduk berumur 15


tahun ke atas yang memiliki ijazah/STTB minimal
SMA/sederajat sekitar 20,24%, sedangkan yang memiliki
ijazah/STTB SD/sederajat sekitar 30,12% dan yang tidak/belum
pernah sekolah dan yang tidak tamat SD (tidak memiliki
ijazah/STTB) sekitar 27,21%. Apabila dibandingkan menurut jenis

11
kelamin, persentase penduduk laki -laki yang mempunyai
ijazah/STTB minimal SD/sederajat relatif lebih tinggi daripada
penduduk perempuan.
Hal mendasar yang dibutuhkan oleh penduduk untuk
menuju kehidupan yang lebih sejahtera yaitu kemampuan
membaca dan menulis. Penduduk yang bisa membaca dan menulis
secara umum memiliki akses ke berbagai hal yang jauh lebih
besar dibandingkan dengan penduduk yang tidak memiliki
kemampuan tersebut, sehingga peluang untuk hidup lebih
sejahtera dimiliki oleh penduduk yang bisa membaca dan menulis.
Kemampuan membaca dan menulis tercermin dari angka
melek huruf dan angka buta huruf. Angka buta huruf menjadi dasar
pelaksanaan program pemberantasan buta huruf, dan diharapkan
angka buta huruf terus menurun. Tahun 2016 angka melek huruf
sebesar 98,32% lebih artinya masih ada masyarakat yang mengalami
buta huruf. Angka melek huruf (AMH) merupakan kebalikan dari
angka buta huruf. AMH merupakan persentase penduduk berumur
15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis serta mengerti
sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari. Angka melek
huruf menunjukan kemampuan penduduk dalam menyerap
informasi dari berbagai media dan menunjukan kemampuan untuk
berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Angka melek huruf yang
semakin besar diharapkan dapat mengurangi tingkat kemiskinan
sehingga tingkat kesejahteraan diharapkan dapat semakin
meningkat.

D. Keadaan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanah Laut tahun 2015
adalah sebesar 2,89 persen. Selama kurun tahun 2011-2015
perkapita Tanah Laut semakin meningkat setiap tahunnya dari
26.844 juta rupiah pada tahun 2011 menjadi 33.288 juta rupiah
pada tahun 2015, atau tumbuh rata-rata 5.53 persen setiap
tahunnya. Namun demikian, apabila diukur dalam USD, PBDR

12
perkapita Tanah Laut masih termasuk dalam jajaran wilayah
berpendapatan menengah bawah. Dari sisi PDRB perkapita konstan,
PDRB perkapita Tanah Laut tumbuh melambat selama periode 2012-
2015, atau dari 4,20 persen pada tahun 2012 menjadi 1,25 persen
pada tahun 2015. Kondisi tersebut dipengaruhui oleh dinamika
perekonomian Tanah Laut yang sedang mengalami perlambatan
dalam kurun waktu yang sama.

E. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


Menurut United Nations Development Programme (UNDP),
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian
pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar
kualitas hidup. IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi
dasar, sebagai ukuran kualitas hidup, yaitu umur panjang dan
sehat, pengetahuan dan kehidupan yang layak. Untuk mengukur
dimensi umur panjang dan sehat (dimensi kesehatan)
digunakan angka harapan hidup waktu lahir. Untuk mengukur
dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator angka melek
huruf dan rata-rata lama sekolah. Sedangkan untuk mengukur
dimensi kehidupan yang layak, digunakan indikator kemampuan
daya beli (purchasing power parity) masyarakat terhadap
sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya
pengeluaran per kapita.
Berdasarkan skala internasional, capaian/nilai IPM dapat
dibagi menjadi empat kategori, yaitu kategori tinggi (IPM ≥80),
kategori menengah atas (65≤IPM<80), kategori menengah bawah
(50≤IPM<66) dan kategori rendah (IPM<50). Indikator terkait bidang
kesehatan yang mempengaruhi nilai IPM, yaitu Angka Harapan
Hidup (AHH). AHH adalah perkiraan lama hidup rata-rata
penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas
(kematian) menurut umur. AHH merupakan angka pendekatan yang
menunjukkan kemampuan untuk bertahan hidup lebih lama.
Selain itu, AHH merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja

13
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada
umumnya dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya.

GAMBAR 2.4
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012-2015

Sumber : BPS Kabupaten Tanah Laut

F. Keadaan Kesehatan Lingkungan

Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2014 tentang


Kesehatan Lingkungan menyatakan bahwa kesehatan lingkungan
adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan
dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun
sosial. Sedangkan menurut WHO, kesehatan lingkungan meliputi
seluruh faktor fisik, kimia, dan biologi dari luar tubuh manusia dan
segala faktor yang dapat mempengaruhi perilaku manusia.
Kondisi dan kontrol dari kesehatan lingkungan berpotensial untuk
mempengaruhi kesehatan.
Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan menegaskan bahwa upaya kesehatan lingkungan
ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat,
baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Lingkungan sehat mencakup lingkungan permukiman,
tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum,

14
harus bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan,
diantaranya limbah (cair, padat, dan gas), sampah yang tidak
diproses sesuai dengan persyaratan, vektor penyakit, zat kimia
berbahaya, kebisingan yang melebihi ambang batas, radiasi, air
yang tercemar, udara yang tercemar, dan makanan yang
terkontaminasi. Lingkungan merupakan salah satu variabel yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat bersama dengan
faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik. Lingkungan
merupakan salah satu variabel yang mendapat perhatian khusus.
Untuk menggambarkan keadaan kesehatan lingkungan, akan
disajikan indikator-indikator persentase rumah sehat, persentase
tempat-tempat umum dan tempat pengelolaan makanan, sarana dan
akses air minum yang berkualitas serta sarana dan akses sanitasi
dasar yang layak.
1. Rumah Sehat
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan pasal 162 dan 163 mengamanatkan bahwa upaya
kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya. Pada pasal 163 ayat 2 mengamanatkan
bahwa lingkungan sehat antara lain mencakup lingkungan
pemukiman.
Untuk menyelenggarakan penyehatan pemukiman
difokuskan pada peningkatan rumah sehat. Rumah sehat
adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat,
sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, lantai
rumah bukan dari tanah dan kepadatan hunian rumah yang
sesuai. Persentase rumah sehat menurut kecamatan dan
puskesmas Kabupaten Tanah Laut Tahun 2015 dapat dilihat
pada lampiran tabel 58.

15
Akses terhadap sanitasi layak merupakan salah satu
pondasi inti dari masyarakat sehat. Sanitasi yang baik
merupakan elemen penting yang menunjang kesehatan
manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan
yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Buruknya
kondisi sanitasi akan berdampak negatif di banyak aspek
kehidupan mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup
masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat,
meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya penyakit.
Disebut akses sanitasi yang layak apabila penggunaan
fasilitas tempat buang air besar milik sendiri atau bersama,
jenis kloset yang digunakan jenis leher angsa dan tempat
pembuangan akhir tinjanya menggunakan tangki septik atau
Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL). Adapun metode
pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat sebagai berikut :
a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi.
b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang
mungkin memasuki mata air atau sumur.
c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan.
d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat atau hewan lain.
e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar, atau bila
memang benar-benar diperlukan harus dibatasi seminimal
mungkin.
f. Jamban harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak
sedap dipandang.
g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana
dan tidak mahal.
Presentase penduduk dengan akses terhadap fasilitas
sanitasi dasar yang layak menurut puskesmas Kabupaten
Tanah Laut Tahun 2016 disajikan dalam gambar 2.6 dan lebih
lengkapnya dapat dilihat dalam lampiran tabel 61.

16
GAMBAR 2.6
PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MEMILIKI AKSES
TERHADAP SANITASI LAYAK
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kab. Tanah Laut

Gambar 2.6 menunjukkan hasil mengenai persentase


rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak.
Secara kabupaten, terdapat 99.48% rumah tangga yang
memiliki akses sanitasi layak. Hasil ini sudah memenuhi target
Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2016 yaitu 75%.
Puskesmas dengan persentase rumah tangga yang memiliki
akses sanitasi layak tertinggi yaitu Puskesmas Kurau sebesar
166,78%, Sedangkan puskesmas dengan persentase rumah
tangga yang memiliki akses sanitasi layak terendah yaitu
Puskesmas Tanjung Habulu sebesar 54,58%.

17
2. Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan
Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah tempat atau
sarana umum yang digunakan untuk kegiatan masyarakat dan
diselenggarakan oleh pemerintah/swasta atau perorangan,
antara lain sarana pendidikan (sekolah dasar/madrasah
ibtidaiyah, sekolah menegah pertama/madrasah tsanawiyah,
sekolah menengah atas/sekolah menengah
kejuruan/madrasah aliyah), fasilitas pelayanan kesehatan
(rumah sakit dan Puskesmas), serta hotel bintang dan non
bintang.
Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Pengelolaan makanan
(TUPM) merupakan sarana yang dikhawatirkan dapat menjadi
tempat penyebaran penyakit. TTU dan TPM sehat adalah
tempat-tempat umum dan tempat pengelolaan makanan yang
memenuhi syarat kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah,
ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruang) yang sesuai dengan
banyaknya pengunjung serta memiliki pencahayaan ruang yang
sesuai. Tempat-tempat Umum (TTU) yang ada di Kabupaten
Tanah Laut Tahun 2016 yaitu sebanyak 384 diperiksa dan
hampir seluruhnya memenuhi syarat kesehatan (98%). Tempat
pengelolaan makanan (TPM) adalah usaha pengelolaan
makanan yang meliputi jasa boga atau katering, rumah
makan dan restoran, depot air minum, kantin, dan
makanan jajanan.
Berdasarkan Kepmenkes Nomor
1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Higiene
Sanitasi Rumah Makan dan Restoran, persyaratan hygiene
sanitasi yang harus dipenuhi meliputi :
a. Persyaratan lokasi dan bangunan
b. Persyaratan fasilitas sanitasi
c. Persyaratan dapur, rumah makan, dan gudang makanan
d. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi

18
e. Persyaratan pengolahan makanan
f. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan
jadi
g. Persyaratan penyajian makanan jadi
h. Persyaratan peralatan yang digunakan
Gambar 2.7 menunjukkan bahwa secara Kabupaten
terdapat 14,72% TPM yang memenuhi syarat kesehatan. Hasil
ini belum memenuhi target Renstra Kementerian Kesehatan
yaitu sebesar 75%. Dari 19 puskesmas di Kabupaten Tanah
Laut semuanya belum ada TPM yang memenuhi syarat
kesehatan. Rincian lengkap tentang persentase TPM yang
memenuhi syarat kesehatan tahun 2016 dapat dilihat pada
Lampiran 64.

GAMBAR 2.7
PERSENTASE TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN YANG
MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kab. Tanah Laut


Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah
TPM yang memenuhi syarat diantaranya dengan memberikan
dukungan aspek legal untuk operasionalisasi pembinaan dan

19
pengawasan TPM dan Tempat Pengolahan Pangan (TPP),
meningkatkan jejaring kemitraan, meningkatkan kapasitas
SDM, menyediakan sarana dan prasarana seperti media
KIE tentang higiene sanitasi pangan.
3. Sarana dan Akses Air Minum yang Layak
Air minum yang aman bagi kesehatan adalah air
minum yang memenuhi persyaratan secara fisik,
mikrobiologis, kimia, dan radioaktif. Secara fisik, air minum
yang sehat adalah tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna
serta memiliki total zat padat terlarut, kekeruhan, dan suhu
sesuai ambang batas yang ditetapkan.
Secara mikrobiologis, air minum yang sehat harus
bebas dari bakteri E.Coli dan total bakteri koliform. Secara
kimiawi, zat kimia yang terkandung dalam air minum seperti
besi, aluminium, klor, arsen, dan lainnya harus di bawah
ambang batas yang ditentukan.
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum. Syarat-syarat
kualitas air minum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 diantaranya adalah sebagai
berikut :
a. Parameter mikrobiologi E coli dan total bakteri koliform,
kadar maksimun yang diperbolehkan 0 jumlah per 100 ml
sampel.
b. Syarat fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak
berwarna.
c. Syarat kimia : Kadar besi : maksimum yang diperbolehkan
0.3 mg/l, kesadahan (maks 500 mg/l), PH 6.5-8.5.
Sumber air minum mempengaruhi kualitas air minum.
Untuk sumber air minum yang berasal dari sumber air minum
layak, konsep yang digunakan meliputi air leding (PAM),
terminal air, Penampungan Air Hujan (PAH), sumur

20
bor/pompa, sumur gali terlindungi dan mata air terlindungi
harus memenuhi syarat jarak ke tempat penampungan
kotoran/tinja minimal 10 meter.
Presentase penduduk dengan akses berkelanjutan
terhadap air minum berkualitas (layak) menurut puskesmas
Kabupaten Tanah Laut Tahun 2016 disajikan dalam gambar
2.8 dan lebih lengkapnya dapat dilihat dalam lampiran tabel
60.
GAMBAR 2.8
PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kab. Tanah Laut

Pada tahun 2016, dilakukan pengambilan sampel


air minum oleh Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan
untuk mengetahui air minum yang sudah memenuhi syarat.
Dari 186 sampel yang diperiksa, terdapat 165 sampel yang
memenuhi syarat atau sekitar 88,71% (Gambar 2.8).

21
Hasil ini belum memenuhi target Rentra Kementerian
Kesehatan yaitu 100% sampel yang diperiksa sudah
memenuhi syarat. Secara kabupaten terdapat beberapa
puskesmas yang sudah memenuhi target Renstra Kemenkes
dengan memperoleh hasil 100%. Namun masih ada beberapa
puskesmas yang belum memenuhi syarat kualitas air minum
ini.

G. Keadaan Perilaku Masyarakat


Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang
berpengaruh terhadap kesehatan akan disajikan beberapa indikator
yang berkaitan dengan perilaku masyarakat diantaranya Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
1. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Desa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) adalah
desa yang sudah stop BABS minimal 1 dusun, mempunyai tim
kerja STBM atau natural leaders, dan telah mempunyai rencana
kerja STBM atau rencana tindak lanjut. STBM menjadi ujung
tombak keberhasilan pembangunan air minum dan penyehatan
kesehatan lingkungan secara keseluruhan. STBM sebagai
pilihan pendekatan, strategi dan program untuk mengubah
perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat
dengan menggunakan metode pemicuan. Dalam pelaksanaan
STBM mencakup 5 (lima) pilar yaitu :
a. Stop buang air besar sembarangan
b. Cuci tangan pakai sabun
c. Pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah
tangga
d. Pengelolaan sampah dengan benar
e. Pengelolaan limbah cair rumah tangga yang aman.

22
Suatu desa/kelurahan dikatakan telah melaksanakan
STBM didasarkan pada kondisi :
a. Minimal telah ada intervensi melalui pemicuan di salah
satu dusun dalam desa/kelurahan tersebut.
b. Adanya masyarakat yang bertanggung jawab untuk
melanjutkan aksi intervensi STBM baik individu atau dalam
bentuk komite dan sebagai respon dari aksi intervensi
STBM, dan
c. Masyarakat menyusun suatu rencana aksi kegiatan dalam
rangka mencapai komitmen-komitmen perubahan perilaku
pilar-pilar STBM yang telah disepakati bersama.
Berikut dalam gambar 2.9 disajikan presentase desa
yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
menurut puskesmas Kabupaten Tanah Laut Tahun 2016 lebih
lengkapnya dapat dilihat dalam lampiran tabel 62.

GAMBAR 2.9
PRESENTASE DESA YANG MELAKSANAAN SANITASI TOTAL
BERBASIS MASYARAKAT (STBM) MENURUT PUSKESMAS
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kab. Tanah Laut

23
Pada gambar 2.9 diketahui presentase desa/kelurahan
di Kabupaten Tanah Laut pada Tahun 2016 sebesar 23,70%
sudah melaksanakan STBM. Adapun yang telah melaksanakan
STBM terbesar di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Habulu
sebesar 100% dan presentase desa/kelurahan terendah yaitu di
wilayah kerja Puskesmas Batakan, Tirtajaya, Kait-kait, Tambang
Ulang, Kurau, Padang Luas dan Bumi Makmur. Dalam upaya
pencapaian ini masih ada beberapa kendala yang dihadapi
diantaranya dalam hal perubahan perilaku dan kesenjangan
pencapaian desa/kelurahan yang melaksanakan STBM. Proses
perubahan perilaku membutuhkan waktu yang relatif lama
dan tidak dapat dilakukan secara instan sehingga diperlukan
pendampingan dari petugas agar masyarakat mau berubah
untuk menerapkan perilaku yang lebih sehat dan tetap
konsisten dalam menjalankannya.
2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah
tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat. PHBS dapat dilakukan di berbagai
tatanan masyarakat, seperti tatanan rumah tangga, sekolah,
tempat kerja dan tempat-tempat umum. PHBS di tatanan
rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat.
Untuk mencapai rumah tangga ber-PHBS, terdapat 10
perilaku hidup bersih dan sehat yang dipantau, yaitu :
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
b. Memberi ASI Eksklusif
c. Menimbang balita setiap bulan
d. Menggunakan air bersih

24
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
f. Menggunakana jamban sehat
g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
h. Makan buah dan sayur setiap hari
i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
j. Tidak merokok di dalam rumah
Dalam pelaksanaan survei PHBS rumah tangga apabila
dalam 10 indikator tersebut, ada satu saja tidak memenuhi
kriteria tersebut maka tidak dapat dikategorikan sebagai rumah
tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat. Presentase
rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat (ber-PHBS)
menurut puskesmas Kabupaten Tanah Laut Tahun 2016
disajikan dalam gambar 2.10 dan lebih lengkap dapat dilihat
dalam lampiran tabel 57.

GAMBAR 2.10
PRESENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT (BER-PHBS) MENURUT PUSKESMAS
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Promkes Dinkes Kab. Tanah Laut


Pada gambar 2.10 dapat diketahui presentase rumah
tangga ber-PHBS (berdasarkan hasil survei PHBS) untuk

25
Kabupaten Tanah Laut Tahun 2016 sebesar 44,66%. Dengan
presentase tertinggi yaitu dalam wilayah kerja Puskesmas
Angsau sebanyak 85,71% dan terendah pada wilayah kerja
Puskesmas Kait-kait sebesar 14,22%.

*****

26
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

D
erajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh berbagai faktor
yang saling berinteraksi satu sama lain. Status kesehatan
masyarakat diukur melalui angka kesakitan penyakit
(morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) serta
peningkatan umur harapan hidup (Life Expectacy). Berbagai upaya yang
dilakukan secara terpadu untuk menekan kesakitan pada penyakit
tertentu dan kematian pada bayi, balita dan ibu hamil, ibu bersalin dan
ibu nifas.

Pada dasarnya upaya penurunan jumlah bayi lahir mati, jumlah


kematian neonatus, jumlah kematian bayi, kematian balita, kematian ibu
melahirkan (maternal) terus dilakukan untuk menekan angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi dan Anak.

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular seperti


TB Paru, Kusta, Malaria, DBD, Diare, ISPA, PD3I (Difteri, Pertusis) juga
terus diintensifkan untuk menekan Angka Kematian Anak, menekan
angka kesakitan malaria per-1.000 penduduk, meningkatkan angka
kesembuhan TB Paru BTA+, menekan angka AFP (Acute Flaccid Paralysis)
pada anak usia <15 tahun per-100.000 anak, menurunkan angka
kesakitan Demam Berdarah Dengue per-100.000 penduduk, persentase
balita dengan gizi buruk, persentase kecamatan bebas rawan pangan.

Untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat berikut ini


disajikan situasi mortalitas, morbiditas dan status gizi masyarakat.

27
A. Mortalitas

Berdasarkan pencatatan dan pelaporan rutin bulanan


puskesmas ke kabupaten, kematian yang tercatat pada sarana
pelayanan kesehatan dasar adalah kematian ibu melahirkan
(maternal mortality), bayi lahir mati dan kematian bayi usia <28 hari
(kematian neonatus).

Berikut indicator untuk mengukur mortalitas yaitu :

1. Angka Kematian Ibu Melahirkan per-100.000 Kelahiran Hidup


Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator
penting dari derajat kesehatan masyarakat. AKI
menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu
penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganan (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil)
selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari
setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan
per 100.000 kelahiran hidup.

Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk


mengukur status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah
satunya yaitu angka kematian ibu (AKI). AKI merupakan
salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan
aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Pada Tahun 2016
kematian maternal sebanyak 6 kematian (98/100.000KH),
dengan rincian penyebab kematian yaitu Perdarahan sebanyak
2 orang ibu, Hypertensi Dalam Kehamilan sebanyak 1 orang ibu,
Gangguan Sistem dalam peredarah darah sebanyak 1 orang ibu
dan Lain-lain sebanyak 2 orang ibu. Jadi total Kabupaten untuk
kematian ibu sebanyak 6 orang.

28
Distribusinya dapat dilihat dalam gambar berikut :

GAMBAR 3.1
JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL MENURUT PUSKESMAS
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

Dilihat dalam skala kabupaten, jumlah kematian ibu


maternal pada Tahun 2016 sebanyak 6 orang dan jumlah
seluruh kelahiran hidup sebanyak 6.094 orang.
Perkembangan Angka Kematian Ibu (AKI) Kabupaten
Tanah laut Tanah Laut Tahun 2011-2016 disajikan dalam
gambar berikut :

29
GAMBAR 3.2
ANGKA KEMATIAN IBU (AKI)
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2011 S.D 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

Dari gambar 3.2 diatas dapat diketahui bahwa Angka


Kematian Ibu tertinggi di Kabupaten Tanah Laut terjadi di
Tahun 2012 sebesar 147.5 per 100.000 kelahiran hidup dan AKI
terendah di Tahun 2016 sebesar 98 per 100.000 kelahiran
hidup, dengan demikian di Tahun 2016 Kabupaten Tanah Laut
AKI sudah berada di bawah target MDGs (102/100.000
kelahiran hidup).
Meskipun demikian telah dilakukan upaya strategis
dalam menekan AKI dengan pendekatan safe motherhood
yaitu memastikan semua wanita mendapatkan perawatan
yang dibutuhkan sehingga selamat dan sehat selama kehamilan
dan persalinannya. Sehingga dengan menurunkan angka
kematian ibu di Puskesmas tersebut diharapkan akan dapat
menurunkan angka kematian ibu di Kabupaten secara
signifikan.

30
2. Angka Kematian Bayi per-1.000 Kelahiran Hidup
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah penduduk
yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang
dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang
sama. Usia bayi merupakan kondisi yang rentan baik terhadap
kesakitan maupun kematian. Jumlah Kematian Bayi di
Kabupaten Tanah Laut pada Tahun 2016 sebesar 87 bayi dan
jumlah kelahiran hidup Tahun 2016 sebanyak 6.094 bayi.
Berdasarkan hal ini, angka kematian bayi Tahun 2016 adalah
sebesar 14 per–1.000 kelahiran hidup (pada tahun 2015
sebesar 12 per–1.000 kelahiran hidup), bila dibandingkan
tahun sebelumnya terdapat kecenderungan mengalami
kenaikan walaupun sudah lebih rendah dari target MDGs yaitu
23/1.000 kelahiran hidup. Distribusi jumlah kematian bayi
menurut puskesmas Kabupaten Tanah Laut Tahun 2016 dapat
dilihat pada gambar berikut :

GAMBAR 3.3
JUMLAH KEMATIAN BAYI MENURUT PUSKESMAS
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

31
Dari Gambar 3.3 diketahui bahwa dari 19 Puskesmas di
wilayah Kabupaten Tanah Laut semua Puskesmas terdapat
kematian bayi, penyumbang kematian bayi tertinggi pada
Puskesmas Pelaihari sebanyak 12 bayi. Berikut adalah gambar
perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) selama Tahun 2012-
2016.

GAMBAR 3.4
ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB)
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012-2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

Dari gambar 3.4 diketahui capaian AKB Tahun 2012-


2016 mengalami kenaikan dan di Tahun 2016 (14/1.000
kelahiran hidup) mengalami kenaikan dari Tahun 2015.
Meskipun demikian, Angka Kematian Bayi Tahun 2016 lebih
rendah dari target MDGs yaitu 23/1.000 kelahiran hidup.

32
B. Morbiditas

Dari hasil sistem pencatatan dan pelaporan dari sarana


pelayanan kesehatan diperoleh gambaran 10 (sepuluh) penyakit
terbanyak Tahun 2016 seperti disajikan pada tabel berikut :

TABEL 3.1
SEPULUH PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT JALAN
DI PUSKESMAS KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

NO JENIS PENYAKIT JML KASUS

1 Hypertensi Primer 24.303


2 ISPA 17.498
3 Dyspepsia 11.674
4 Nasopharingitis Akut 9.195
5 Demam 9.081
6 Peny. Pulpa & Jar. Periapikal 8.475
7 Gastritis 7.322
8 Cepalgia 6.967
9 Peny. Gusi & Jar. Periodental 5.382
10 Myalgia 2.817

Sumber : Bidang Yankes Dinkes Kab. Tanah Laut

Menurut tabel 3.1 dapat diketahui bahwa penyakit terbanyak


pertama di Kabupaten Tanah Laut Tahun 2016 yaitu penyakit
hipertensi. Di Indonesia, penyakit ini sering ditemukan pada
pelayanan kesehatan primer dengan prevalensi tinggi yaitu sebesar
25.8% sesuai dengan data riskesdas 2013.

Selama dua tahun (2015 dan 2016) berturut-turut penyakit


hipertensi yang merupakan penyakit tidak menular mempunyai
jumlah kasus terbanyak pertama di Kabupaten Tanah Laut. Kondisi
ini telah terjadi pergeseran jenis penyakit yang diderita oleh penduduk
Kabupaten Tanah Laut yaitu dari penyakit menular menjadi penyakit
tidak menular.

33
GAMBAR 3.5
PROPORSI SEPULUH PENYAKIT TERBANYAK
PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Yankes Dinkes Kab. Tanah Laut

1. Angka Kesakitan Malaria per- 1.000 Penduduk

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan


oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak
dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk
malaria (Anopheles) betina, dapat menyerang semua orang
baik laki-laki ataupun perempuan pada semua golongan
umur dari bayi, anak-anak dan orang dewasa.
Millenium Development Goals (MDGs) juga memantau
keberhasilan pengendalian penyakit malaria melalui tujuan ke-6
yaitu memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular
lainnya. Penyakit malaria di Kabupaten Tanah Laut masih
merupakan masalah kesehatan dan merupakan daerah endemis
malaria. Permasalahan ini antara lain disebabkan meluasnya
daerah perindukan vektor akibat perubahan lingkungan,
penambahan jumlah vektor akibat perubahan iklim, dan
peningkatan penularan karena mobilitas penduduk yang tinggi.

34
Eliminasi malaria merupakan salah satu bentuk
komitmen pemerintah terhadap upaya pengendalian malaria
dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 293/MENKES/SK/IV/2009 tanggal 28 April
2009 yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang
hidup sehat, terbebas dari penularan malaria secara bertahap
sampai dengan tahun 2030. Kegiatan utama eliminasi malaria
antara lain :
a. Peningkatan kualitas dan akses terhadap penemuan dini
dan pengobatan malaria.
b. Penjaminan kualitas diagnosis malaria melalui pemeriksaan
laboratorium maupun Rapid Diagnostic Test (RDT).
c. Perlindungan terhadap kelompok rentan terutama ibu hamil
dan balita di daerah endemis malaria.
d. Intervensi vektor termasuk surveilans vektor.
e. Penguatan sistem pengelolaan logistik malaria.
Pada tahun 2016 penderita positif malaria sebanyak 75
orang dan angka kesakitan malaria (Annual Malariae Incident)
sebesar 0.33/1.000 penduduk. Menurut stratifikasi endemisitas
malaria Ditjen PP & PL Kementerian Kesehatan, menetapkan
stratifikasi endemisitas malaria suatu wilayah di Indonesia
menjadi 4 strata yaitu :
a. Endemis tinggi bila API > 5 per 1.000 penduduk.
b. Endemis sedang bila API berkisar antara 1-5 per 1.000
penduduk.
c. Endemis rendah bila API 0-1 per 1.000 penduduk.
d. Non endemis adalah daerah yang tidak terdapat penularan
malaria (daerah pembebasan malaria) atau API=0.
Kabupaten Tanah Laut berdasarkan strata tersebut
dapat digolongkan dalam wilayah dengan endemisitas rendah
yaitu API berkisar antara 0-1 per 1.000 penduduk.

35
Distribusi angka kesakitan malaria menurut puskesmas
di Kabupaten Tanah Laut Tahun 2016 sebagai berikut :

GAMBAR 3.6
ANGKA KESAKITAN MALARIA (ANNUAL PARACITE INCIDENCE/API)
MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kab. Tanah Laut

Apabila dilihat menurut puskesmas, ada beberapa


puskesmas yang tidak terdapat penderita malaria dan angka
kesakitan yang tertinggi ada di wilayah Puskesmas Tajau Pecah
sebesar 1.94/1.000 penduduk. Lebih lengkap mengenai
kesakitan akibat malaria menurut jenis kelamin, kecamatan,
dan puskesmas Kabupaten Tanah Laut Tahun 2016 dapat
dilihat dalam lampiran tabel 22.
2. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue per- 100.000
Penduduk

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah


penyakit yang disebabkan oleh virusdengue yang tergolong
Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan famili
Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari
genus Aedes, terutama Aedes aegypti atau Aedes albopictus.

36
Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat
menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan
dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat.
Dengan semakin meningkatnya mobilitas penduduk,
lingkungan dan kesadaran penduduk tentang kebersihan
lingkungan yang kurang mendukung, penyakit DBD perlu
diwaspadai. Upaya pengendalian penyakit DBD secara umum
terdiri dari :
a. Peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans
nyamuk.
b. Diagnosis dini dan pengobatan dini, dan
c. Peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit
DBD.
Upaya pemberantasan vektor dilakukan melalui
kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Kegiatan ini
dilakukan melalui pengasapan dengan insektisida dalam 2
siklus. Pada siklus pertama semua nyamuk yang mengandung
virus dengue dan nyamuk-nyamuk lainnya akan mati. Namun,
akan muncul nyamuk-nyamuk baru yang dari jentik yang
memang tidak dapat dibasmi pada siklus pertama.

Oleh karena itu perlu dilakukan penyemprotan siklus


kedua. Penyemprotan yang kedua dilakukan 1 minggu sesudah
penyemprotan yang pertama agar nyamuk baru tersebut akan
terbasmi sebelum sempat menularkan kepada orang lain. Upaya
lain adalah pemberantasan dan pencegahan penularan DBD
yaitu melaui pemantauan jentik secara berkala serta
menggairahkan masyarakat untuk melakukan kegiatan 3M
serta abatisasi.

Pada Tahun 2015 di Kabupaten Tanah Laut jumlah


kasus DBD sebanyak 397 kasus dengan incident rate sebesar
120.56 per 100.000 penduduk, dengan jumlah kematian
sebanyak 5 orang CFR/angka kematian= 1,3%).

37
GAMBAR 3.7
JUMLAH KASUS DBD MENURUT PUSKESMAS
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kab. Tanah Laut

Dari gambar 3.7 dapat diketahui bahwa distribusi


kasus DBD hampir merata di setiap puskesmas kecuali
Puskesmas Kait-kait. Untuk mendukung upaya pencegahan
penyakit Demam Berdarah Dengue, telah dilakukan kegiatan
pelatihan kader DBD di puskesmas. Kader-kader yang telah
dilatih, selanjutnya melakukan pemantauan jentik berkala.

Selain itu untuk mengantisipasi kasus DBD dan


penanggulangannya maka pada Tahun 2016 disediakan
anggaran guna penanggulangan kasus DBD serta upaya
pencegahan melalui kegiatan-kegiatan KIE dengan cara
kemitraan dengan lembaga/institusi, organisasi masyarakat,
swasta, perorangan dan masyarakat.

Berikut disajikan gambar perkembangan angka


kesakitan penyakit Demam Berdarah Dengue (incident rate)
Kabupaten Tanah Laut Tahun 2012-2016.

38
GAMBAR 3.8
PERKEMBANGAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT
DEMAM BERDARAH DENGUE (INCIDENT RATE)
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 S.D 2016

Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kab. Tanah Laut

Menurut gambar 3.8 angka kesakitan Demam Berdarah


Dengue (incident rate) selama tahun 2012-2016, terjadi
peningkatan yang sangat tinggi yaitu sebesar 120.58 per
100.000 penduduk dari tahun-tahun sebelumnya.

3. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA +

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang


disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah
terinfeksi basil tuberkulosis. Bersama dengan malaria dan
HIV/AIDS, tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang
pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs.

Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis


dapat diukur dengan insiden (didefinisikan sebagai jumlah
kasus baru dan kasus kambuh tuberkulosis yang muncul
dalam periode waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam satu

39
tahun), prevalensi (didefinisikan sebagai jumlah kasus
tuberkulosis pada suatu titik waktu tertentu) dan
mortalitas/kematian (didefinisikan sebagai jumlah kematian
akibat tuberkulosis dalam jangka waktu tertentu). Penyakit TB
Paru masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia termasuk di Kabupaten Tanah Laut, program
pemberantasan penyakit TB Paru belum menjangkau seluruh
lapisan masyarakat.

Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan dengan


jumlah penduduk yang besar terdapat di puskesmas
Pelaihari, Kintap ,Bati-bati dan Bumi Makmur. Kasus baru
BTA+ di tiga puskesmas tersebut lebih dari 10% dari jumlah
seluruh kasus baru di Kabupaten Tanah Laut.

GAMBAR 3.9
PROPORSI KASUS BARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kab. Tanah Laut

40
Menurut jenis kelamin, kasus BTA+ pada laki-laki lebih
tinggi daripada perempuan yaitu 1,4 kali dibandingkan kasus
BTA+ pada perempuan. Sebesar 59% kasus BTA (+) yang
ditemukan berjenis kelamin laki-laki dan 41% kasus berjenis
kelamin perempuan. Disparitas paling tinggi antara laki-laki dan
perempuan terjadi di Puskesmas Batakan, Tajau Pecah, Bati-
bati dan Bumi Makmur kasus pada laki-laki dua kali lipat dari
kasus pada perempuan.

Salah satu upaya untuk mengendalikan TB yaitu


dengan pengobatan. Indikator yang digunakan sebagai evaluasi
pengobatan yaitu angka keberhasilan pengobatan (success rate).
Angka keberhasilan pengobatan ini dibentuk dari angka
kesembuhan dan angka pengobatan lengkap.

Proporsi pasien baru BTA+ di antara semua kasus


TB menggambarkan prioritas penemuan pasien TB yang
menular di antara seluruh pasien TB paru yang diobati.
Angka ini diharapkan tidak lebih rendah dari 65%. Apabila
proporsi pasien baru BTA+ di bawah 65% maka hal itu
menunjukkan mutu diagnosis yang rendah dan kurang
memberikan prioritas untuk menemukan pasien yang menular
(pasien BTA+).

41
GAMBAR 3.10
PROPORSI BTA POSITIF DI ANTARA SELURUH KASUS TB PARU
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kab. Tanah Laut

Gambar 3.10 memperlihatkan bahwa sampai dengan


tahun 2016 proporsi pasien baru BTA+ di antara seluruh
kasus belum mencapai target yang diharapkan (68,2%). Hal itu
mengindikasikan mutu diagnosis yang rendah dan kurang
baiknya prioritas menemukan kasus BTA+ di Kabupaten
Tanah Laut. Namun, ada beberapa puskesmas yang masih
belum mencapai target tersebut. Puskesmas Sei Cuka dan
Tanjung Habulu merupakan puskesmas dengan proporsi
pasien baru BTA+ di antara seluruh kasus yang terendah yaitu
di bawah 25%.
Salah satu upaya untuk mengendalikan TB yaitu
dengan pengobatan. Indikator yang digunakan sebagai
evaluasi pengobatan yaitu angka keberhasilan pengobatan
(success rate). Angka keberhasilan pengobatan ini dibentuk
dari angka kesembuhan (cure rate) dan angka pengobatan
lengkap.

42
GAMBAR 3.11
JUMLAH PENDERITA TB PARU DIOBATI DAN SEMBUH
MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kab Tanah Laut

Berdasarkan gambar di atas ada beberapa puskesmas


yang memiliki angka kesembuhan sebesar 100% yaitu
Puskesmas Tirtajaya, Kait-kait dan Kurau. Angka keberhasilan
pengobatan ini dibentuk dari angka kesembuhan dan angka
pengobatan lengkap.
Pada Tahun 2016 jumlah penderita TB Paru Klinis
(suspect) sebanyak 1.799 orang dan jumlah penderita TB Paru
baru dengan BTA positif sebanyak 230 orang serta angka
kesembuhan pada Tahun 2016 sebesar 80.44%. Angka
kesembuhan ini mengalami penurunan dibandingkan tahun
sebelumnya. WHO menetapkan standar angka keberhasilan
pengobatan sebesar 85%.
4. Angka Kesakitan Penyakit Kusta per-10.000 penduduk

Penyakit Kusta disebut juga sebagai penyakit Lepra


atau penyakit Hansen disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
leprae. Bakteri ini mengalami proses pembelahan cukup lama

43
antara 2–3 minggu. Daya tahan hidup kuman kusta
mencapai 9 hari di luar tubuh manusia. Kumankusta
memiliki masa inkubasi 2–5 tahun bahkan juga dapat
memakan waktu lebih dari 5 tahun.
Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat
menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan
permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata.
Pengendalian kasus kusta antara lain dengan meningkatkan
deteksi kasus sejak dini.
Indikator yang digunakan untuk menunjukkan
keberhasilan dalam mendeteksi kasus baru kusta yaitu angka
cacat tingkat II. Kabupaten Tanah Laut untuk penderita kusta
tidak ada yang mengalami cacat tingkat II. Hal itu
menunjukkan kemampuan mendeteksi kasus baru kusta di
puskesmas tersebut sudah baik.
Indikator lain yang digunakan pada penyakit kusta
yaitu proporsi kusta MB dan proporsi penderita kusta pada
anak (0-14 tahun) di antara penderita baru yang
memperlihatkan sumber utama dan tingkat penularan di
masyarakat. Dari jumlah penderita kusta 6 orang tidak di
temukan penderita pada anak. Data/informasi terkait penyakit
kusta menurut puskesmas terdapat pada Lampiran 15 sampai
Lampiran 17.
5. Angka Kesakitan Pneumonia

Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan kuman


Pneumococcus, Staphylococcus, Streptococcus, dan virus.
Gejala penyakit pneumonia yaitu menggigil, demam, sakit
kepala, batuk, mengeluarkan dahak, dan sesak napas. Populasi
yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia
kurang dari 2 tahun usia lanjut lebih dari 65 tahun dan orang
yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan
imunologi).

44
Salah satu upaya yang dilakukan untuk
mengendalikan penyakit ini yaitu dengan meningkatkan
penemuan pneumonia pada balita. Perkiraan kasus
pneumonia pada balita di suatu wilayah sebesar 10% dari
jumlah balita di wilayah tersebut. Berikut ini gambaran
penemuan pneumonia pada balita tahun 2012 s/d 2016.

GAMBAR 3.12
PRESENTASE CAKUPAN PENEMUAN PNEUMONIA PADA BALITA
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 s/d 2016

Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kab. Tanah Laut

Cakupan penemuan pneumonia pada bayi dan balita


tahun 2016 sebesar 1.493 atau 41.19%. Hal ini di bandingkan
tahun sebelumnya mengalami penurunan.
6. Angka Kesakitan Diare
Penyakit diare merupakan penyakit endemis di
Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial KLB yang
sering disertai dengan kematian. Pada tahun 2016 jumlah
kasus diare di Kabupaten Tanah Laut sebanyak 5.527 orang.
Hal ini sedikit mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015
sebanyak 5.661 orang.

45
7. Angka Kesakitan HIV/AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut
menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan
tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai
macam penyakit lain.
Pada tahun 2016 jumlah kasus baru untuk HIV
sebanyak 4 kasus, AIDS sebanyak 7 kasus, dan jumlah
kematian akibat AIDS tahun 2016 sebanyak 3 kasus.
Menurut jenis kelamin, presentase kasus baru
HIV/AIDS tahun 2015 pada kelompok perempuan lebih besar
dibandingkan pada kelompok laki-laki.
Penderita AIDS pada laki-laki sebesar 46,2% dan pada
perempuan sebesar 53,8% seperti digambarkan berikut ini :

GAMBAR 3.13
PROPORSI KASUS BARU HIV/AIDS MENURUT JENIS KELAMIN
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kab Tanah Laut

46
Sedangkan gambaran penderita AIDS menurut
kelompok umur menunjukkan bahwa semua kasus baru
HIV/AIDS terdapat pada usia 25-49 tahun. Kelompok umur
tersebut masuk ke dalam kelompok usia produktif yang aktif
secara seksual.
8. Angka Kesakitan AFP (acute flaccid paralysis/lumpuh layu
akut) pada Anak Usia <15 Tahun per-100.000 Anak
Polio disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang
sistem syaraf sehingga penderita mengalami kelumpuhan.
Penyakit yang pada umumnya menyerang anak berusia 0-3
tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit
kepala, mual, kaku di leher, serta sakit di tungkai dan lengan.
AFP merupakan kelumpuhan yang sifatnya flaccid yang
bersifat lunglai, lemas atau layuh, atau terjadi penurunan
kekuatan otot, dan terjadi secara akut (mendadak). Sedangkan
non polio AFP adalah kasus lumpuh layuh akut yang
diduga kasus polio sampai dibuktikan dengan pemeriksaan
laboratorium bukan kasus polio. Kementerian Kesehatan
menetapkan non polio AFP rate minimal 2/100.000 populasi
anak usia <15 tahun. Pada tahun 2016, Kabupaten Tanah
Laut non polio AFP rate sebesar 6.12/100.000 populasi anak
<15 tahun yang berarti telah mencapai standar minimal
penemuan.

C. Status Gizi

Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan


pencapaiannya dalam MDGs adalah status gizi balita. Status gizi
balita dapat diukur berdasarkan umur, berat badan (BB), dan tinggi
badan/panjang badan (TB). Variabel umur, BB, dan TB ini disajikan
dalam bentuk tiga indikator anthropometri, yaitu berat badan
menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan
berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Indikator BB/U

47
memberikan indikasi masalah gizi secara umum. Indikator ini tidak
memberikan indikasi tentang masalah gizi yang sifatnya kronis
ataupun akut karena berat badan berkorelasi positif dengan umur
dan tinggi badan.

Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) adalah


jumlah balita yang ditimbang di seluruh posyandu yang melapor di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah seluruh
balita yang ada di seluruh posyandu yang melapor di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Manfaat penimbangan
balita diantaranya untuk :

1. Mengetahui kesehatan,
2. Mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan,
3. Mengetahui balita sakit atau berat badan dua bulan tidak
naik, berat badannya berada di bawah garis merah di kartu
menuju sehat,
4. Mengetahui balita gizi buruk sehingga dapat dirujuk ke
puskesmas,
5. Mengetahui kelengkapan imunisasi, dan
6. Mendapatkan penyuluhan tentang gizi.
Tindak lanjut dari hasil penimbangan selain penyuluhan juga
pemberian makanan tambahan dan pemberian suplemen gizi.

48
GAMBAR 3.14
PRESENTASE CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA (D/S)
MENURUT PUSKESMAS
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Kesga (Seksi Gizi) Dinkes Kab. Tanah Laut

Dapat di lihat bahwa untuk capaian penimbangan balita


Tahun 2016 sebesar 77.6% Puskesmas yang masih di bawah target
yaitu Puskesmas Panyipatan (65.4%), puskesmas S. Cuka (69%),
puskesmas Tirtajaya (58.8%), Puskesmas Takisung (55.7%),
puskesmas Tambang Ulang (52.4%), Puskesmas Padang Luas
(59.3%), dan puskesmas Bumi Makmur (40.8%),

49
GAMBAR 3.15
PRESENTASE PREVALENSI GIZI KURANG
TAHUN 2012 S.D 2016 (HASIL PSG)
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Kesga (Seksi Gizi) Dinkes Kab. Tanah Laut

Dari grafik perbandingan prevalensi gizi kurang hasil PSG


tahun 2012 sampai dengan 2016 dapat kita lihat bahwa
kecenderungan dari tahun 2015 sampai dengan 2016 mengalami
penurunan menjadi yaitu 13.9%.
Berat badan lahir bayi juga merupakan salah satu indicator
dalam menentukan status gizi di masyarakat. Berat badan lahir bayi
adalah berat badan bayi yang di timbang dalam waktu satu jam
pertama setelah lahir. Jika dilihat dari hubungan antara waktu
kelahiran dengan umur kehamilan, kelahiran bayi dapat
dikelompokan menjadi tiga. Pertama yakni kelompok bayi kurang
bulan (prematur), yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa
gestasi (kehamilan) <37 minggu (<259 hari). Kedua, bayi cukup
bulan, yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi antara
37-42 minggu (259 - 293 hari). Kelompok ke tiga adalah bayi lebih
bulan, ialah bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi >42 minggu
(>294 hari).

50
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir
yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR
tidak hanya dapat terjadi pada bayi prematur, tapi juga pada bayi
cukup bulan yang mengalami hambatan pertumbuhan selama
kehamilan. Persentase berat bayi lahir rendah disajikan pada
gambar berikut ini.

GAMBAR 3.16
PERSENTASE BAYI DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Kesga (Seksi Gizi) Dinkes Kab. Tanah Laut

Dari gambar diatas menyatakan bahwa persentase bayi (0-


11 bulan) dengan persentase BBLR tertinggi terdapat di Puskesmas
Padang Luas (12%) dan terendah di Puskesmas Kintap (3,3%).
Masalah BBLR terutama pada kelahiran prematur terjadi karena
ketidakmatangan sistem organ pada bayi tersebut. Bayi berat
lahir rendah mempunyai kecenderungan ke arah peningkatan
terjadinya infeksi dan mudah terserang komplikasi.

******

51
BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

S
ecara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama,
yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat atau swasta, untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya
kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya serta mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.

Berikut ini diuraikan upaya kesehatan yang dilakukan selama beberapa


tahun terakhir khususnya tahun 2016 adalah sebagai berikut :

A. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak


Keberhasilan upaya kesehatan ibu, diantaranya dapat dilihat
dari indicator Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah
kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang
disebabkan oleh kehamilan, persalinan dan nifas atau pengelolaanya
tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll
di setiap 100.000 Kelahiran hidup.
Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia jika dibandingkan dengan negara
berkembang lainnya. Beberapa program penurunan AKI dan AKB di
Indonesia telah dilakukan melalui kebijakan Making Pregnancy
Safer (MPS). Salah satunya adalah dengan meningkatkan mutu dan
menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan ibu serta neonatal di
tingkat pelayanan dasar dan pelayanan rujukan. Upaya kesehatan
ibu dan anak diharapkan mampu menurunkan angka kematian.

52
Indikator angka kematian yang berhubungan dengan ibu dan anak
adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatal (AKN),
Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA).
Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan
menjamin agar setiap ibumampu mengakses pelayanan kesehatan
ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil,
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang terlatih di
fasilitas kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi,
perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi dan
pelayanan keluarga berencana.
Pada bagian berikut, gambaran upaya kesehatan ibu dan
anak yang di sajikan terdiri dari :
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui
pemberian pelayanan antenatal sekurang-kurangnya empat
kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimal
satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu),
satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu),
dan dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu
sampai persalinan).
Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk
menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin
berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan
penanganan dini komplikasi kehamilan.
Pelayanan antenatal yang dilakukan diupayakan
memenuhi standar kualitas, yaitu :
a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan;
b. Pengukuran tekanan darah;
c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA);
d. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
e. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian
imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi;

53
f. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama
kehamilan;
g. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ);
h. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi
interpersonal dan konseling, termasuk keluarga
berencana);
i. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes
hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan
pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan
sebelumnya); dan
j. Tatalaksana kasus.
Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat
dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4.
Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga
kesehatan dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu
wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun.
Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil
yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan
standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang
dianjurkan dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu
wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator
tersebut memperlihatkan akses pelayanan kesehatan
terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam
memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan.

54
GAMBAR 4.1
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL K1 DAN K4
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2011 S/D 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai


dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4. Cakupan
K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan
antenatal pertama kali dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil
di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun.
Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang
telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar
paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan
dibandingkan sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada
kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan
akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat
kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke
tenaga kesehatan.
Secara nasional, indikator kinerja cakupan pelayanan
kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2016 belum mencapai
target Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan di
tahun yang sama, yakni sebesar 95%. Dengan demikian,

55
semua puskesmas belum ada yang mencapai target Renstra
Kabupaten Tanah Laut.
Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada tahun
2016 dari masing-masing Puskesmas dapat dilihat pada
Gambar berikut :

GAMBAR 4.2
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL K4
MENURUT PUSKESMAS TAHUN 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

Pada gambar di atas terlihat bahwa secara umum


cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil cenderung stabil
walaupun mengalami sedikit penurunan cakupan mulai tahun
2012-2016. Angka cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4
Tahun 2016 belum dapat mencapai target Rencana Strategis
(Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut yaitu untuk
sebesar 95%. Kendala yang dihadapi di antara nya yaitu dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil tidak hanya dari
sisi akses. Kualitas pelayanan yang diberikan juga harus
ditingkatkan, diantaranya pemenuhan semua komponen
pelayanan ibu hamil harus di berikan saat kunjungan.

56
Berbagai program dan kegiatan telah dilaksanakan
untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan yang
berkualitas kepada masyarakat hingga ke pelosok desa,
termasuk untuk meningkatkan cakupan pelayanan antenatal.
Dari segi sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan, hingga
bulan Desember 2016, tercatat terdapat 19 puskesmas di
Kabupaten Tanah Laut.
Dengan demikian, rasio puskesmas terhadap 30.000
penduduk sudah mencapai rasio ideal 1:30.000 penduduk,
namun penyebarannya masih belum merata. Demikian pula
dengan Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat
(UKBM) seperti poskesdes dan posyandu. Sampai dengan
tahun 2016, tercatat terdapat 133 poskesdes yang beroperasi
dan 274 posyandu di Kabupaten Tanah Laut.
Upaya meningkatkan cakupan pelayanan antenatal
juga makin diperkuat dengan adanya Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) sejak tahun 2010 dan diluncurkannya
Jaminan Persalinan (Jampersal) sejak tahun 2011 hingga tahun
2016, dimana keduanya saling bersinergi dalam memperkuat
upaya penurunan AKI di Indonesia.
Selain digunakan untuk kegiatan di dalam
puskesmas, BOK juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan luar
gedung, seperti pendataan, pelayanan di posyandu, kunjungan
rumah, sweeping kasus drop out, penyuluhan, pelaksanaan
kelas ibu hamil, serta penguatan kemitraan bidan dan
dukun.
2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam
rangka mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan
dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan, serta
diupayakan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.

57
Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan
yang dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan.
Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin diukur
melalui indikator persentase persalinan ditolong tenaga
kesehatan terlatih (Cakupan Pn). Indikator ini memperlihatkan
tingkat kemampuan pemerintah dalam menyediakan
pelayanan persalinan berkualitas yang ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut dalam
beberapa tahun terakhir secara bertahap mengirimkan bidan
untuk dilatih APN guna menghasilkan tenaga terlatih untuk
meningkatkan keterampilan melakukan pertolongan persalinan
di pelayanan kesehatan. Disamping itu juga adanya kunjungan
dokter SpOG ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang di
lakukan secara terjadwal untuk meningkatkan deteksi faktor
risiko komplikasi yang terjadi pada ibu hamil.
Adapun cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan di Kabupaten Tanah Laut Tahun 2012-2016
disajikan pada gambar :
GAMBAR 4.3
PRESENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN
OLEH TENAGA KESEHATAN
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012-2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

58
Gambar 4.3 terlihat bahwa pada Tahun 2012-2016
cenderung mengalami penurunan cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan. Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Tanah Laut
pada Tahun 2016 adalah sebesar 96.97%, dimana angka ini
belum mencapai dari target renstra sebesar 100%.
Meskipun demikian ada 7 (tujuh) puskesmas yang
sudah mencapai target renstra Kabupaten Tanah Laut yaitu
Puskesmas Panyipatan (103.64%), Puskesmas Batakan
(100.43%), Puskesmas Jorong (106.07%), dan Puskesmas Kintap
(95,48%), puskesmas S. Cuka (106.43%), Puskesmas Tambang
Ulang (117.45%), puskesmas Kurau (106.76%).
Selengkapnya tentang cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan menurut puskesmas di Kabupaten Tanah
Laut Tahun 2016 disajikan dalam gambar berikut :
GAMBAR 4.4
PRESENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH
TENAGA KESEHATAN MENURUT PUSKESMAS
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

59
Kematian ibu terkait erat dengan penolong persalinan
dan tempat/fasilitas persalinan. Persalinan yang ditolong tenaga
kesehatan terbukti berkontribusi terhadap turunnya rasio
kematian ibu.
Demikian pula dengan tempat/fasilitas, jika
persalinannya dilakukan di fasilitas kesehatan, juga akan
semakin menekan risiko kematian ibu. Untuk daerah dengan
akses sulit, kebijakan Kementerian Kesehatan adalah
dengan mengembangkan program Kemitraan Bidan dan
Dukun serta Rumah Tunggu Kelahiran. Para dukun
diupayakan bermitra dengan bidan dengan hak dan
kewajiban yang jelas.
Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan
tidak lagi dikerjakan oleh dukun, namun dirujuk ke bidan.
Bagi ibu hamil yang di daerah tempat tinggalnya tidak ada
bidan atau jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan, maka
menjelang hari taksiran persalinan diupayakan sudah
berada di dekat fasilitas pelayanan kesehatan, yaitu di Rumah
Tunggu Kelahiran. Rumah Tunggu Kelahiran tersebut dapat
berupa rumah tunggu khusus yang dikembangkan melalui
pemberdayaan masyarakat maupun di rumah sanak saudara
yang letak rumahnya berdekatan dengan fasilitas pelayanan
kesehatan. Berikut dapat dilihat gambaran mengenai persalinan
yang ditolong tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
menurut puskesmas.

60
GAMBAR 4.5
CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K4 DAN CAKUPAN
PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH NAKES (PN)
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 – 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

Dapat dilihat bahwa cakupan pelayanan ibu hamil K4


tidak berbeda jauh dengan cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan. Diasumsikan bahwa ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal K4 kemungkinan
persalinannya akan ditolong tenaga kesehatan. Diharapkan
dengan meningkatkan cakupan pelayananan ibu hamil K4
akan meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan.
3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Nifas adalah periode mulai dari enam jam sampai
dengan 42 hari pasca persalinan. Pelayanan kesehatan ibu
nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai
standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai
jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai
dengan tiga hari pasca persalinan, pada hari ke empat
sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-

61
29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan. Jenis pelayanan
kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi :
a. Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan
suhu);
b. Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri);
c. Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain;
d. Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI
eksklusif;
e. Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE)
kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir, termasuk
keluarga berencana;
f. Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.
Keberhasilan upaya kesehatan ibu nifas diukur melalui
indikator cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas (cakupan
KF3). Berikut adalah cakupan kunjungan nifas (KF3) di
Kabupaten Tanah Laut Tahun 2011-2015.

GAMBAR 4.6
PRESENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NIFAS (KF3)
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012-2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

Dapat dilihat bahwa capaian cakupan kunjungan nifas


(KF3) di Kabupaten Tanah Laut yaitu Tahun 2016 mengalami

62
penurunan meskipun di Tahun 2015 mengalami kenaikan, hal
ini merupakan capaian di bawah target (100%).
Capaian ini merupakan hasil dari berbagai upaya,
program penempatan pegawai tidak tetap baik dari pusat,
propinsi dan daerah baik dokter maupun bidan yang
dilaksanakan, mengintensifkan upaya kesehatan ibu nifas
seperti kegiatan sweeping atau kunjungan rumah bagi yang
tidak datang ke fasilitas kesehatan. Selain itu, dengan
diluncurkannya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan
BPJS dimana pelayanan nifas termasuk paket manfaat
yang dijamin.

GAMBAR 4.7
PRESENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NIFAS (KF3)
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

63
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa
puskesmas yang capaian kunjungan nifas yang sudah lengkap,
yaitu Panyipatan (103.64%), puskesmas Batakan (108.23%),
puskesmas Jorong (106.48%), puskesmas Kintap (102.63%),
puskesmas Sei Cuka (105.36%), puskesmas Tambang Ulang
(118.12%) dan puskesmas Kurau (105.41%).

GAMBAR 4.8
CAKUPAN KUNJUNGAN NIFAS (KF3) DAN PERSALINAN
DITOLONG TENAGA KESEHATAN (PN)
TAHUN 2012 S/D 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

Berdasarkan gambar tersebut di atas terlihat bahwa


pada tahun 2012 hingga tahun 2016 terdapat perbedaan
cakupan yang cukup besar antara persalinan ditolong
tenaga kesehatan (Pn) dan kunjungan nifas (KF3) kecuali
tahun 2013 dan tahun 2016.

64
Hal tersebut menunjukkan bahwa meski proses
kelahirannya ditolong oleh tenaga kesehatan, namun banyak
ibu bersalin yang tidak melakukan kunjungan nifas ke
fasilitas kesehatan.
Namun, tahun 2013 dan 2016 cakupan indikator
tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang cukup berarti. Hal
itu menunjukkan bahwa ibu bersalin yang ditolong tenaga
kesehatan sebagian besar telah melakukan kunjungan nifas ke
fasilitas pelayanan kesehatan. Kemampuan petugas
kesehatan dalam menjaring ibu bersalin untuk mendapatkan
pelayanan nifas merupakan faktor yang sangat penting.
4. Penanganan Komplikasi Kebidanan
Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas, dan atau janin dalam kandungan, baik
langsung maupun tidak langsung, termasuk penyakit menular
dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau
janin yang tidak disebabkan oleh trauma/kecelakaan. Sebagai
upaya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian
bayi maka dilakukan pelayanan/penanganan kepada ibu hamil,
ibu bersalin, dan ibu nifas untuk memberikan perlindungan dan
penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan
kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.
Indikator yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan pencegahan dan penanganan komplikasi
kebidanan adalah cakupan penanganan komplikasi kebidanan
(cakupan PK). Capaian indikator penanganan komplikasi
kebidanan di Kabupaten Tanah Laut dari Tahun 2012-2016
disajikan dalam gambar berikut :

65
GAMBAR 4.9
PERSENTASE CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012-2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

Pada gambar 4.9 tersebut dapat diketahui bahwa secara


umum, cakupan penanganan kompliksi kebidanan di
Kabupaten Tanah Laut selama 5 tahun terakhir mengalami
kenaikan, meski tahun 2014 (108.64%) mengalami penurunan.
Meskipun demikian, angka ini sudah mencapai target renstra
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut sebesar 100%.
Adapun cakupan penanganan komplikasi kebidanan
menurut puskesmas di Kabupaten Tanah Laut Tahun 2016
disajikan dalam gambar berikut :

66
GAMBAR 4.10
PRESENTASE CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
MENURUT PUSKESMAS
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

Berdasarkan gambar tersebut di atas menunjukkan


bahwa cakupan penanangan komplikasi kebidanan terendah
hanya puskesmas Padang Luas yaitu 65,93%. Diperkirakan 20%
dari kehamilan akan mengalami komplikasi.
Sebagian komplikasi ini dapat mengancam jiwa, tetapi
sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila : 1)
ibu segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan; 2) tenaga

67
kesehatan melakukan prosedur penanganan yang sesuai,
antara lain penggunaan partograf untuk memantau
perkembangan persalinan, dan pelaksanaan manajemen aktif
kala III (MAK III) untuk mencegah perdarahan pasca-salin;
3) tenaga kesehatan mampu melakukan identifikasi dini
komplikasi; 4) apabila komplikasi terjadi, tenaga kesehatan
dapat memberikan pertolongan pertama dan melakukan
tindakan stabilisasi pasien sebelum melakukan rujukan; 5)
proses rujukan efektif; 6) pelayanan di RS yang cepat dan tepat
guna.
Terdapat tiga jenis area intervensi yang dilakukan
untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu dan
neonatal yaitu melalui : 1) peningkatan pelayanan antenatal
yang mampu mendeteksi dan menangani kasus risiko tinggi
secara memadai; 2) pertolongan persalinan yang bersih dan
aman oleh tenaga kesehatan terampil, pelayanan pasca
persalinan dan kelahiran; serta 3) pelayanan emergensi
obstetrik dan neonatal dasar (PONED) dan komprehensif
(PONEK) yang dapat dijangkau secara tepat waktu oleh
masyarakat yang membutuhkan.
5. Penanganan Komplikasi Neonatal
Neonatal komplikasi adalah neonatal dengan penyakit
dan atau kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau
kematian seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, neonatorum,
infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat lahir <2.500 gram),
sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital
maupun yang termasuk klasifikasi kuning pada pemeriksaan
dengan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM). Komplikasi ini
sebetulnya dapat dicegah dan ditangani, namun kendala oleh
akses ke palayanan kesehatan, kemampuan tenaga kesehatan,
keadaan sosial ekonomi, sistem rujukan yang belum berjalan
dengan baik, terlambatnya deteksi dini, dan kesadaran orang
tua untuk mencari pertolongan kesehatan.

68
Yang dimaksud dengan penanganan neonatal
komplikasi adalah neonatal sakit dan atau neonatal dengan
kelainan yang mendapat pelayanan sesuai standar oleh tenaga
kesehatan (dokter, bidan atau perawat) baik di rumah, sarana
pelayanan kesehatan dasar maupun sarana pelayanan
kesehatan rujukan.
Berikut disajikan gambaran cakupan penanganan
neonatal dengan komplikasi menurut puskesmas tahun 2016.

GAMBAR 4.11
CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
MENURUT PUSKESMAS
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

Capaian tertinggi penanganan komplikasi neonatus


yaitu pada puskesmas Sei Riam (135,29%) sedangkan cakupan
yang terendah yaitu pada puskesmas Padang Luas (41,67%).
Komplikasi ini sebetulnya dapat dicegah dan ditangani,
namun terkendala oleh akses ke pelayanan kesehatan,
kemampuan tenaga kesehatan, keadaan sosial ekonomi, sistem

69
rujukan yang belum berjalan dengan baik, terlambatnya deteksi
dini, dan kesadaran orang tua untuk mencari pertolongan
kesehatan.
6. Pelayanan Kesehatan Neonatal
Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai
dengan 28 hari. Pada masa tersebut terjadi perubahan yang
sangat besar dari kehidupan di dalam rahim dan terjadi
pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi hingga usia
kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki
risiko gangguan kesehatan paling tinggi, berbagai masalah
kesehatan bisa muncul. Sehingga tanpa penanganan yang
tepat, bisa berakibat fatal.
Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk
mengendalikan risiko pada kelompok ini diantaranya
dengan mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan serta menjamin
tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada
kunjungan bayi baru lahir. Kebijakan dalam pelaksanaan
kunjungan neonatal, dari dua kali (satu kali pada minggu
pertama dan satu kali pada 8-28 hari) menjadi tiga kali (dua
kali pada minggu pertama dan satu kali pada 8–28 hari).
Dengan demikian, jadwal kunjungan neonatal yang
dilaksanakan saat ini yaitu pada umur 6-48 jam, umur 3-7
hari, dan umur 8-28 hari. Indikator ini mengukur
kemampuan manajemen program Kesehatan Ibu Anak (KIA)
dalam menyelenggarakan pelayanan neonatal yang
komprehensif. Pelayanan yang diberikan saat kunjungan
neonatal adalah pemeriksaan sesuai standar MTBM dan
konseling perawatan bayi baru lahir termasuk ASI eksklusif dan
perawatan. Pada kunjungan neonatal pertama (KN1), bayi baru
lahir mendapatkan vitamin K1 injeksi dan imunisasi Hepatitis
B0 bila belum diberikan pada saat lahir.

70
GAMBAR 4.12
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1)
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

Cakupan kunjungan neonatal ( KN1 ) di Kabupaten


Tanah Laut Tahun 2016 sebesar 100,03%. Sedangkan target
Renstra kunjungan neonatus (KN1) 100% ada 6 (enam)
puskesmas yang capai kunjungan neonatus mencapai target
yaitu Puskesmas Panyipatan, Kintap, Tirtajaya, Takisung, dan
Kurau. Selain KN1, indikator yang menggambarkan pelayanan
kesehatan bagi neonatal adalah KN lengkap yang
mengharuskan agar setiap bayi baru lahir mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar sedikitnya 3 kali.

71
Capaian KN lengkap tahun 2016 sebesar 97,77%
(Tahun 2015 sebesar 96,75%). Hampir seluruh puskesmas di
Kabupaten Tanah Laut rata-rata capaian KN lengkap belum
mencapai target masih di bawah 100%. Puskesmas cakupan
yang paling rendah yaitu puskesmas Bumi Makmur (67.06%).
Informasi lebih lanjut mengenai cakupan kunjungan neonatal
dapat sebagai berikut :

GAMBAR 4.13
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

7. Pelayanan Kesehatan Pada Bayi


Kesehatan bayi dan balita harus selalu dipantau
untuk memastikan kesehatan mereka selalu dalam kondisi
optimal. Pelayanan kesehatan bayi termasuk salah satu
dari beberapa indikator yang bisa menjadi ukuran keberhasilan
upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita .

72
Pelayanan kesehatan pada bayi ditujukan pada bayi
usia 29 hari sampai dengan 11 bulan dengan memberikan
pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan (dokter,
bidan, dan perawat) minimal empat kali, yaitu pada usia 29
hari–2 bulan, usia 3–5 bulan, usia 6–8 bulan dan usia 9–12
bulan sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Pelayanan ini terdiri dari penimbangan berat
badan, pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio
1-4, dan Campak), Stimulasi Deteksi Intervensi Dini
Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi, pemberian vitamin A pada
bayi, penyuluhan perawatan kesehatan bayi serta
penyuluhan ASI Eksklusif dan pemberian makanan pendamping
ASI (MP ASI).

GAMBAR 4.14
CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

73
Gambaran capaian dari 19 Puskesmas terlihat bahwa
ada 3 (tiga) puskesmas yang masih belum mencapai target (95%)
Renstra. Yaitu puskesmas Batakan (83.40%), puskesmas Sei
Riam (71,93%), puskesmas Tambang Ulang(88,18%).
Cakupan pelayanan kesehatan bayi dapat
menggambarkan upaya pemerintah dalam meningkatan
akses bayi untuk memperoleh pelayanan kesehatan dasar,
mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit,
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit, serta
peningkatan kualitas hidup bayi.
8. Pelayanan Kesehatan Pada Anak Balita
Kesehatan bayi dan balita harus dipantau untuk
memastikan kesehatan mereka selalu dalam kondisi optimal.
Untuk itu dipakai indikator-indikator yang bisa menjadi
ukuran keberhasilan upaya peningkatan kesehatan bayi dan
balita, salah satu diantaranya adalah pelayanan kesehatan
anak balita.
Adapun batasan anak balita adalah setiap anak
yang berada pada kisaran umur 12-59 bulan. Cakupan anak
balita (12 – 59 bulan) yang memperoleh pelayanan sesuai
standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 x
setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun,
pemberian vitamin A 2 x setahun.
Pelayanan kesehatan pada anak balita yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan meliputi :
a. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal delapan
kali setahun (penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan minimal delapan kali dalam setahun).
b. Pemberian vitamin A dua kali dalam setahun yakni
setiap bulan Februari dan Agustus.
c. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
balita minimal dua kali dalam setahun.

74
d. Pelayanan Anak Balita Sakit sesuai standar
menggunakan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Capaian Indikator pelayanan kesehatan anak balita
pada tahun 2015 sebesar % yang berarti belum mencapai
target Renstra pada tahun 2015 yang sebesar 90%.
Capaian indikator menurut puskesmas menunjukkan
bahwa hampir semua Puskesmas memiliki capaian di bawah
90% seperti yang terlihat pada gambar berikut ini :

GAMBAR 4.15
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

Terdapat dua Puskesmas yang cakupan pelayanan anak


balita mencapai target yaitu puskesmas Sei Riam (92,36%) dan
puskesmas Takisung (94,27%). Sedangkan puskesmas lainnya
di bawah target (90%).

75
9. Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Pada Siswa SD dan
Setingkat
Salah satu upaya kesehatan anak adalah intervensi
pada anak usia sekolah. Upaya kesehatan pada kelompok ini
yang dilakukan melalui penjaringan kesehatan terhadap murid
SD/MI kelas I.
Melalui kegiatan penjaringan kesehatan diharapkan
bisa mengatasi permasalahan kesehatan pada anak usia
sekolah yaitu untuk pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan baik dan benar,
mencuci tangan menggunakan sabun, karies gigi, kecacingan,
kelainan refraksi/ketajaman penglihatan dan masalah gigi.
Kegiatan penjaringan kesehatan ini terdiri dari :
a. Pemeriksaan kebersihan perorangan (rambut, kulit, dan
kuku)
b. Pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri
c. Pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan dan
pendengaran)
d. Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
e. Pemeriksaan laboratorium untuk anemia dan kecacingan
f. Pengukuran kebugaran jasmani
g. Deteksi dini masalah mental emosional
Melalui penjaringan kesehatan diharapkan siswa
SD/sederajat kelas 1 yang memiliki masalah kesehatan
mendapatkan penanganan sedini mungkin. Penjaringan
kesehatan dinilai dengan menghitung presentase SD/sederajat
yang melakukan penjaringan kesehatan terhadap seluruh
SD/sederajat yang menjadi sasaran penjaringan.

Cakupan SD/sederajat yang melaksanakan penjaringan


kesehatan untuk siswa kelas I pada tahun 2016 sebesar 97,6 %.
Cakupan pelayanan kesehatan (penjaringan) siswa SD/setingkat
menurut puskesmas Kabupaten Tanah Laut Tahun 2016 dapat
dilihat dalam gambar berikut :

76
GAMBAR 4.16
PRESENTASE CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN
(PENJARINGAN) SISWA SD/SETINGKAT MENURUT PUSKESMAS
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

Dari Gambar 4.16 tersebut menunjukan bahwa hampir


semua puskesmas cakupan pelayanan kesehatan (penjaringan)
siswa SD/setingkat sudah mencapai 97,6%. Meskipun hampir
semua puskesmas telah melakukan penjaringan siswa
SD/setingkat namun ada Puskesmas yang belum melakukan
penjaringan siswa SD/setingkat.

10. Pelayanan Keluarga Berencana ( KB )


Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah
satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu
dengan kondisi 4T : Terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20
tahun), Terlalu sering melahirkan, Terlalu dekat jarak
melahirkan, dan Terlalu tua melahirkan (di atas usia 35 tahun).
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga,
kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan.

77
Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan dan cara bagi
laki-laki dan perempuan untuk dapat merencanakan kapan
akan mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa tahun
jarak usia antara anak, serta kapan akan berhenti mempunyai
anak.
Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan dalam
rangka mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan
kelahiran. Sasaran program KB adalah Pasangan Usia Subur
(PUS) yang lebih dititikberatkan pada kelompok Wanita Usia
Subur (WUS) yang berada pada kisaran usia 15-49 tahun.
Keberhasilan program KB dapat diukur dengan melihat
cakupan KB aktif dan KB baru. Cakupan KB aktif
menggambarkan proporsi PUS yang sedang menggunakan
alat/metode kontrasepsi terhadap jumlah PUS yang ada.
Sedangkan cakupan KB baru adalah jumlah PUS yang baru
menggunakan alat/metode kontrasepsi terhadap jumlah PUS.
Gambar 4.17 berikut ini menampilkan presentase peserta KB
aktif menurut puskesmas Tahun 2016.

GAMBAR 4.17
PRESENTASE PESERTA KB AKTIF
MENURUT METODE KONTRASEPSI
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

78
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami-
istri yang terikat dalam perkawinan yang sah, yang istrinya
berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun. Peserta KB
Aktif adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang saat ini
menggunakan salah satu alat kontrasepsi tanpa diselingi
kehamilan. Peserta KB Baru adalah pasangan usia subur
yang baru pertama kali menggunakan alat/cara kontrasepsi
dan atau pasangan usia subur yang kembali menggunakan
metode kontrasepsi setelah melahirkan/keguguran.
Dari Gambar 4.17 dapat dilihat bahwa metode
kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh peserta KB
aktif adalah suntikan (63%) dan terbanyak ke dua adalah
pil (28%). Sedangkan metode kontrasepsi yang paling sedikit
dipilih oleh peserta KB aktif yaitu Metoda Operasi Pria (MOP)
sebanyak 0,4%. Sedangkan pada peserta KB baru,
persentase metode kontrasepsi yang terbanyak digunakan
yaitu suntikan sebesar 66.9%. Metode terbanyak ke dua yaitu
pil, sebesar 23.4%. Metode yang paling sedikit dipilih oleh para
peserta KB baru adalah metode operasi pria (MOP) sebanyak
0,6%, kemudian metode IUD sebanyak 1.3%, dan MOW (1.3
%).
Gambaran mengenai persentase peserta KB baru
menurut metode kontrasepsi tahun 2016 adalah sebagai
berikut :

79
GAMBAR 4.18
PERSENTASE PESERTA KB BARU MENURUT METODE
KONTRASEPSI DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

GAMBAR 4.19
CAKUPAN PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF
MENURUT METODE KONTRASEPSI
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

Dapat kita lihat bahwa terdapat tiga metode


kontrasepsi dengan persentase peserta KB baru yang lebih
rendah daripada persentase KB aktif, yakni MOW, Kondom dan

80
Pil. Sedangkan pada metode lainnya persentase peserta KB
baru nya lebih banyak daripada persentase KB aktif.

B. Perbaikan Gizi Masyarakat


1. Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Pada Ibu Hamil
Salah satu permasalahan gizi masyarakat adalah
anemia gizi, yaitu suatu kondisi ketika kadar Haemoglobin (Hb)
dalam darah tergolong rendah. Rendahnya kadar Hb ini terjadi
karena kekurangan asupan zat gizi yang diperlukan untuk
pembentukan komponen Hb terutama zat besi (Fe). Sebagian
besar anemia yang ditemukan di Indonesia adalah anemia gizi
besi yaitu anemia yang disebabkan karena kekurangan zat besi.
Dalam rangka penanggulangan permasalahan anemia gizi besi,
telah dilakukan program pemberian tablet Fe. Pemberian tablet
besi ini diintegrasikan dengan pelayanan kunjungan ibu hamil
(antenatal care).
Pemberian zat besi pada ibu hamil merupakan salah
satu syarat pelayanan kesehatan K4 pada ibu hamil. Dimana
jumlah suplemen zat besi yang diberikan selama kehamilan
ialah sebanyak 90 tablet (Fe3). Zat besi merupakan mineral
yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darah merah
(hemoglobin). Selain digunakan untuk pembentukan sel
darah merah, zat besi juga berperan sebagai salah satu
komponen dalam membentuk mioglobin (protein yang
membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat
pada tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta
enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh.
Kekurangan zat besi sejak sebelum kehamilan bila tidak
diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia.
Kondisi ini dapat meningkatkan risiko kematian pada saat
melahirkan, melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah, janin dan ibu mudah terkena infeksi, keguguran,
dan meningkatkan risiko bayi lahir prematur. Secara nasional

81
cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe tahun 2016 sebesar
84,16%, data tersebut belum mencapai target program tahun
2016 sebesar 95%.
Puskesmas dengan cakupan Fe3 tertinggi terdapat di
Puskesmas Angsau (99,60%), sedangkan puskesmas yang
lainnya masih belum tercapai target. Selain itu, gambar
cakupan Fe3 pada tiap puskesmas adalah sebagai berikut :

GAMBAR 4.20
CAKUPAN PEMBERIAN 90 TABLET TAMBAH DARAH (ZAT BESI) PADA
IBU HAMIL MENURUT PUSKESMAS
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

82
2. Pemberian Kapsul Vitamin A
Vitamin A diperlukan untuk membantu melawan
penyakit, melindungi penglihatan mereka, serta mengurangi
risiko meninggal. Anak yang kekurangan vitamin A kurang
mampu melawan berbagai potensi penyakit yang fatal dan
berisiko rabun senja. Cakupan yang tinggi dari pemberian
kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi
masalah KVA pada masyarakat. Vitamin A berperan terhadap
penurunan angka kematian, pencegahan kebutaan, serta
pertumbuhan dan kelangsungan hidup anak.
Pemberian kapsul vitamin A dilakukan terhadap bayi
(6-11 bulan) dengan dosis 100.000 SI, anak balita (12-59 bulan)
dengan dosis 200.000 SI dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin
A 200.000 SI, sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A
yang cukup melalui ASI. Pemberian vitamin A diberikan secara
serentak setiap bulan Februari dan Agustus pada balita usis 6-
59 bulan.
Vitamin A adalah salah satu zat gizi penting yang larut
dalam lemak, disimpan dalam hati, dan tidak dapat diproduksi
oleh tubuh sehingga harus dipenuhi dari luar tubuh. Manfaat
vitamin A diantaranya :
a. Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan
infeksi seperti campak dan diare,
b. Membantu proses penglihatan dalam adaptasi terang ke
tempat yang gelap,
c. Mencegah kelainan pada sel–sel epitel termasuk selaput
lendir mata,
d. Mencegah terjadinya proses metaplasi sel–sel epitel
sehingga kelenjar tidak memproduksi cairan yang dapat
menyebabkan kekeringan mata,
e. Mencegah terjadinya kerusakan mata hingga kebutaan
f. Vitamin A esensial untuk membantu proses pertumbuhan.

83
Suplementasi kapsul vitamin A pada balita usia 6-59
bulan bertujuan tidak hanya untuk mencegah kebutaan tetapi
juga untuk penanggulangan Kurang Vitamin A (KVA) yaitu
kondisi dimana simpanan vitamin A dalam tubuh
berkurang, akan berdampak kelainan pada mata yang
umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan sampai dengan
4 tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan.
KVA biasa terjadi pada anak yang menderita kurang
energi protein atau gizi buruk tetapi dapat juga terjadi
karena gangguan penyerapan pada usus. Tahap awal KVA
ditandai dengan gejala rabun senja atau kurang jelas
melihat pada malam hari atau menurunnya kadar serum
retinol dalam darah. Selanjutnya terdapat kelainan jaringan
epitel pada paru-paru, usus, kulit, dan mata.

GAMBAR 4.21
CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA BALITA
(6-59 BULAN) DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

84
Berdasarkan target program pada tahun 2016
sebesar 97,94%, maka cakupan pemberian vitamin A
seluruh puskesmas sudah mencapai target.
3. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan
kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa
menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau
minuman lain (kecuali obat, vitamin dan mineral). Pengaturan
pemberian ASI eksklusif bertujuan untuk :
a. Menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI
eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia enam
bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangannya;
b. Memberikan perlindungan kepada ibu dalam
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya; dan
c. Meningkatkan peran dan dukungan keluarga,
masyarakat, pemerintah daerah, dan pemerintah terhadap
ASI eksklusif.
ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi
karena mengandung protein untuk daya tahan tubuh dan
pembunuh kuman dalam jumlah tinggi sehingga pemberian
ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi.
Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan pada hari pertama
sampai hari ketiga. Hari keempat sampai hari kesepuluh
ASI mengandung immunoglobulin, protein, dan laktosa lebih
sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih
tinggi dengan warna susu lebih putih.
Selain mengandung zat-zat makanan, ASI juga
mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri yang tidak
akan menganggu enzim di usus. Susu formula tidak

85
mengandung enzim sehingga penyerapan makanan tergantung
pada enzim yang terdapat di usus bayi.

GAMBAR 4.22
CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

Berdasarkan gambar diatas yang mengacu pada target


program capaian ASI Ekslusif 80% hanya terdapat 1 (Satu)
puskesmas yang hasil capaian melebihi dari target Program
yaitu Puskesmas Sei Cuka (96,25%) sedangkan puskesmas yang
lainnya masih berada di bawah target (80%).
4. Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu (D/S)
Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) adalah
jumlah balita yang ditimbang di seluruh posyandu yang melapor
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah
seluruh balita yang ada di seluruh posyandu yang melapor
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Manfaat
penimbangan balita diantaranya untuk :
a. Mengetahui kesehatan,
b. Mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan,

86
c. Mengetahui balita sakit atau berat badan dua bulan tidak
naik, berat badannya berada di bawah garis merah di kartu
menuju sehat,
d. Mengetahui balita gizi buruk sehingga dapat dirujuk ke
puskesmas,
e. Mengetahui kelengkapan imunisasi, dan
f. Mendapatkan penyuluhan tentang gizi.
Tindak lanjut dari hasil penimbangan selain
penyuluhan juga pemberian makanan tambahan dan pemberian
suplemen gizi.

GAMBAR 4.23
PRESENTASE CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA (D/S)
MENURUT PUSKESMAS KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

Dapat di lihat bahwa untuk capaian penimbangan


balita target Renstra Tahun 2016 sebesar 70%. Sedangkan
cakupan Kabupaten telah mencapai target yaitu sebesar 77,6%.

87
5. Pelayanan Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat
terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau
hanya mengalami sakit ringan.
Beberapa penyakit menular yang termasuk ke
dalam Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
antara lain : TBC, Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Pertusis,
Campak, Polio, radang selaput otak, dan radang paru-paru.
Anak yang telah diberi imunisasi akan terlindungi dari
berbagai penyakit berbahaya tersebut, yang dapat menimbulkan
kecacatan atau kematian.
Program imunisasi merupakan salah satu upaya
untuk melindungi penduduk terhadap penyakit tertentu.
Program imunisasi diberikan kepada populasi yang dianggap
rentan terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, balita, anak-
anak, wanita usia subur, dan ibu hamil.
a. Imunisasi Dasar pada Bayi
Imunisasi melindungi anak terhadap beberapa
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Seorang anak diimunisasi dengan vaksin yang
disuntikkan pada lokasi tertentu atau diteteskan melalui
mulut. Sebagai salah satu kelompok yang menjadi sasaran
program imunisasi, setiap bayi wajib mendapatkan
imunisasi dasar Lengkap yang terdiri dari : 1 dosis BCG, 3
dosis DPT-HB dan atau DPT-HB-Hib, 4 dosis polio, dan 1
dosis campak.
Dari imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan
tersebut, campak merupakan imunisasi yang mendapat
perhatian lebih. Hal ini terkait dengan realita bahwa
campak adalah salah satu penyebab utama kematian
pada balita. Dengan demikian pencegahan campak

88
memiliki peran signifikan dalam penurunan angka
kematian balita.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut memiliki
cakupan imunisasi campak pada tahun 2016 sebesar
92,19% yang berarti telah memenuhi target 90% dari
yang telah ditetapkan secara nasional. Menurut
Puskesmas terdapat 6 puskesmas yang telah belum
mencapai target 90% seperti berikut :

GAMBAR 4.24
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kab. Tanah Laut

Pada Tahun 2016 jumlah sasaran imunisasi sebanyak


6.094 bayi. Cakupan imunisasi campak tahun 2016 sebesar
97,4% (tahun 2015 sebesar 92,19%). Dan puskesmas yang

89
belum mencapai target yaitu Puskesmas Panyipatan
(93,2%), Puskesmas Pelaihari (93,5%), Puskesmas Angsau
(66,5%), Puskesmas Bati-bati (89,8%), dan Puskesmas Kait-
kait (92,1%).

b. Imunisasi Lengkap pada Bayi


Program imunisasi pada bayi mengharapkan agar
setiap bayi mendapatkan imunisasi dasar secara
lengkap. Keberhasilan seorang bayi dalam mendapatkan
imunisasi dasar tersebut diukur melalui indikator imunisasi
dasar lengkap.

GAMBAR 4.25
PERSENTASE IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kab. Tanah Laut


Terdapat 2 (dua) puskesmas yang masih belum
tercapai target (90%) yaitu puskesmas Angsau (67,41%) dan
puskesmas Bati-bati (89,75%).

90
c. Desa/Kelurahan UCI (Universal Child Immunization)
Indikator lain yang diukur untuk menilai
keberhasilan pelaksanaan imunisasi yaitu Universal Child
Immunization (UCI) desa/kelurahan. UCI desa/kelurahan
adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana ≥ 80%
dari jumlah bayi (0-11 bulan) yang ada di
desa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi
dasar lengkap.
Target Renstra Kabupaten untuk cakupan desa/
kelurahan UCI pada tahun 2016 sebesar 100%.
Sedangkan pada tahun 2016 cakupan desa/kelurahan
UCI sebesar 97,8% yang berarti belum mencapai target
yang telah ditetapkan.
Pada tahun 2016 terdapat 3 (tiga) Puskesmas belum
memiliki capaian sebesar 100% yang berarti belum
mencapai target Renstra tahun 2016, yaitu Puskesmas
Tajau Pecah, puskesmas Kait-kait dan Puskesmas Padang
Luas. Berikut capaian UCI desa per Puskesmas :
GAMBAR 4.26
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kab. Tanah Laut

91
d. Upaya Pengendalian Penyakit
Derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh
berbagai faktor yang saling berinteraksi satu sama lain
Angka kesakitan dan kematian penyakit merupakan
indikator dalam menilai derajat kesehatan suatu
masyarakat. Untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian penyakit perlu upaya pengendalian penyakit.
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular seperti TB Paru, Kusta, Malaria, DBD, Diare, ISPA,
PD3I (Difteri, Pertusis) juga terus diintensifkan untuk
menekan Angka Kematian Anak, menekan angka kesakitan
malaria per-1.000 penduduk, meningkatkan angka
kesembuhan TB Paru BTA+, menekan angka AFP (Acute
Flaccid Paralysis) pada anak usia <15 tahun per-100.000
anak, menurunkan angka kesakitan Demam Berdarah
Dengue per-100.000 penduduk.

C. Penyakit Menular Langsung


Penyakit menular langsung adalah penyakit infeksi yang
dapat ditularkan ke orang lain tanpa perantara. Penyakit ini pada
umumnya masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
mengingat kasusnya yang masih ditemui di masyarakat. Beberapa
penyakit menular langsung yang menonjol adalah sebagai berikut :
1. Tuberkolosis Paru (TB Paru)
Tuberkulosis (TB) menjadi salah satu penyakit menular
yang upaya pengendaliannya dinilai pada komitmen global
Millenium Development Goals. MDGs menetapkan Tb sebagai
bagian dari tujuan di bidang kesehatan. Upaya pengobatan
kasus Tb dilakukan dengan menerapkan strategi DOTS (Directly
Observed Treatment Shortcourse Chemotheraphy), yaitu strategi
penatalaksanaan Tb yang menekankan pentingnya pengawasan
terhadap pasien Tb untuk memastikan pasien menyelesaikan
pengobatan sesuai ketentuan sampai dinyatakan sembuh.

92
Angka keberhasilan pengobatan ini dibentuk dari
angka kesembuhan dan angka pengobatan lengkap. Pada Tahun
2015 jumlah penderita TB Paru Klinis (suspect) sebanyak 1.779
orang dan jumlah penderita TB Paru baru dengan BTA positif
sebanyak 230 orang serta angka kesembuhan pada Tahun 2016
sebesar 80,44% (pada tahun 2015 sebesar 88,56%). Angka
kesembuhan ini mengalami penurunan dibandingkan tahun
sebelumnya. WHO menetapkan standar angka keberhasilan
pengobatan sebesar 85%. Dengan demikian pada Tahun 2016,
Tanah Laut belum mencapai standar tersebut.
2. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)
Pada klasifikasi pengendalian ISPA berdasarkan
golongan umur terdapat 2 kelompok, yaitu golongan umur 2
bulan s/d <5 tahun, dan golongan umur <2 bulan. Pneumonia
pada golongan umur 2 bulan s/d <5 tahun ditetapkan 3
klasifikasi yaitu pneumonia, pneumonia berat dan batuk bukan
pneumonia. Pada golongan umur <2 bulan ditetapkan 2
klasifikasi yaitu pneumonia berat dan batuk bukan pneumonia.
Semua kasus ISPA yang ditemukan harus ditatalaksana sesuai
standar, dengan demikian angka penemuan kasus pneumonia
juga menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA.
Cakupan penemuan penderita pneumonia pada balita
merupakan presentase jumlah penderita pneumonia pada balita
baik pneumonia berat maupun pneumonia terhadap jumlah
target penemuan pneumonia balita. Target penemuan balita
tersebut ditentukan berdasarkan proporsi 10% dari jumlah
seluruh balita. Cakupan penemuan pneumonia pada bayi dan
balita tahun 2016 sebesar 1.493 atau 41,19%. Selama tahun
2012-2016 cakupan pneumonia pada balita cenderung
menurun, namun pada tahun 2016 mengalami kenaikan.
Informasi mengenai penemuan kasus pneumonia balita
menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas Kabupaten
Tanah Laut Tahun 2016 dapat dilihat dalam lampiran tabel 10.

93
3. Diare
Diare merupakan penyakit potensial KLB yang sering
disertai dengan kematian. Penyakit diare sangat erat
hubungannya dengan faktor lingkungan, yaitu penggunaan air
untuk keperluan sehari-hari yang tidak memenuhi syarat,
sarana jamban keluarga yang kurang memenuhi syarat, serta
kondisi sanitasi perumahan yang tidak memenuhi syarat
kesehatan.
Pengendalian diare dilakukan melalui peningkatan
upaya pencegahan kasus diare di masyarakat dan tatalaksana
kasus diare di fasilitas pelayanan kesehatan. Tatalaksana kasus
diare pun dikembangkan termasuk penggunaan zink sebagai
obat diare.
Pada tahun 2016 jumlah kasus diare di Kabupaten
Tanah Laut sebanyak 5.527 orang. Hal ini sedikit mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2015 sebanyak 5.661 orang.
Informasi selengkapnya mengenai kasus diare yang ditangani
menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas Kabupaten
Tanah Laut Tahun 2016 dapat dilihat dalam lampiran tabel 13.
4. Kusta
Dalam upaya pengendalian penyakit kusta digunakan
dua indikator utama yaitu angka penemuan kasus baru atau
New Case Detection Rate (NCDR) dan angka cacat tingkat II.
Indikator NCDR menggambarkan besarnya masalah kusta
dalam satu wilayah dan satu waktu sedangkan angka cacat
tingkat II mengambarkan perubahan dalam penemuan kasus
baru kusta. Indikator lain yang digunakan pada penyakit kusta
yaitu proporsi kusta MB dan proporsi penderita kusta pada
anak (0-14 tahun) di antara penderita baru yang
memperlihatkan sumber utama dan tingkat penularan di
masyarakat. Dari jumlah penderita kusta 6 orang tidak di
temukan pada penderita anak. Data/informasi terkait penyakit

94
kusta menurut puskesmas terdapat pada Lampiran 15 sampai
Lampiran 17.
5. HIV AIDS
HIV dan AIDS menjadi salah satu penyakit menular
yang pengendaliannya dipantau melalui komitmen global MDGs.
Kegiatan pengendalian ini dilakukan melalui pencegahan
infeksi, penularan, penemuan penderita secara dini yang
kemudian dilanjutkan dengan kegiatan konseling hingga
perawatan dan pengobatanPada tahun 2016 jumlah kasus baru
untuk HIV sebanyak 4 kasus, AIDS sebanyak 7 kasus, dan
jumlah kematian akibat AIDS tahun 2016 sebanyak 3 kasus.
Menurut jenis kelamin, presentase kasus baru
HIV/AIDS tahun 2016 pada kelompok perempuan lebih besar
dibandingkan pada kelompok laki-laki. Penderita AIDS pada
laki-laki sebesar 42,86% dan pada perempuan sebesar 57,14%.

D. Penyakit Bersumber Binatang


1. Penyakit Malaria
Millenium Development Goals (MDGs) juga memantau
keberhasilan pengendalian penyakit malaria melalui tujuan ke-6
yaitu memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular
lainnya. Penyakit malaria di Kabupaten Tanah Laut masih
merupakan masalah kesehatan dan merupakan daerah endemis
malaria. Permasalahan ini antara lain disebabkan meluasnya
daerah perindukan vektor akibat perubahan lingkungan,
penambahan jumlah vektor akibat perubahan iklim, dan
peningkatan penularan karena mobilitas penduduk yang tinggi.
Eliminasi malaria merupakan salah satu bentuk
komitmen pemerintah terhadap upaya pengendalian malaria
dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 293/MENKES/SK/IV/2009 tanggal 28 April
2009 yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

95
hidup sehat, terbebas dari penularan malaria secara bertahap
sampai dengan tahun 2030.
Kegiatan utama eliminasi malaria antara lain :
a. Peningkatan kualitas dan akses terhadap penemuan dini dan
pengobatan malaria.
b. Penjaminan kualitas diagnosis malaria melalui pemeriksaan
laboratorium maupun Rapid Diagnostic Test (RDT).
c. Perlindungan terhadap kelompok rentan terutama ibu hamil
dan balita di daerah endemis malaria.
d. Intervensi vektor termasuk surveilans vektor
e. Penguatan sistem pengelolaan logistik malaria.
Pada tahun 2016 penderita positif malaria sebanyak 75
orang dan angka kesakitan malaria (Annual Malariae Incident)
sebesar 0.23/1.000 penduduk. Menurut stratifikasi endemisitas
malaria Ditjen PP & PL Kementerian Kesehatan, menetapkan
stratifikasi endemisitas malaria suatu wilayah di Indonesia
menjadi 4 strata yaitu :
a. Endemis tinggi bila API > 5 per 1.000 penduduk.
b. Endemis sedang bila API berkisar antara 1-5 per 1.000
penduduk.
c. Endemis rendah bila API 0-1 per 1.000 penduduk.
d. Non endemis adalah daerah yang tidak terdapat penularan
malaria (daerah pembebasan malaria) atau API=0.
Kabupaten Tanah Laut berdasarkan strata tersebut
dapat digolongkan dalam wilayah dengan endemisitas rendah
yaitu API berkisar antara 0-1 per 1.000 penduduk.
2. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang menginfeksi manusia
melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Penyakit ini masih
menjadi permasalahan kesehatan masyarakat karena
fatalitasnya dalam menyebabkan kematian dan kerapnya
Kejadian Luar Biasa (KLB) yang terjadi pada bulan tertentu.

96
Dengan semakin meningkatnya mobilitas penduduk,
lingkungan dan kesadaran penduduk tentang kebersihan
lingkungan yang kurang mendukung, penyakit DBD perlu
diwaspadai. Upaya pengendalian penyakit DBD secara umum
terdiri dari :

a. Peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans


nyamuk.
b. Diagnosis dini dan pengobatan dini, dan
c. Peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit
DBD.
Upaya pemberantasan vektor dilakukan melalui
kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Kegiatan ini
dilakukan melalui pengasapan dengan insektisida dalam 2
siklus. Pada siklus pertama semua nyamuk yang mengandung
virus dengue dan nyamuk-nyamuk lainnya akan mati.

Namun, akan muncul nyamuk-nyamuk baru yang dari


jentik yang memang tidak dapat dibasmi pada siklus pertama.
Oleh karena itu perlu dilakukan penyemprotan siklus kedua.
Penyemprotan yang kedua dilakukan 1 minggu sesudah
penyemprotan yang pertama agar nyamuk baru tersebut akan
terbasmi sebelum sempat menularkan kepada orang lain.

Upaya lain adalah pemberantasan dan pencegahan


penularan DBD yaitu melaui pemantauan jentik secara berkala
serta menggairahkan masyarakat untuk melakukan kegiatan
3M serta abatisasi.

Pada Tahun 2016 di Kabupaten Tanah Laut jumlah


kasus DBD sebanyak 397 kasus dengan incident rate sebesar
120,56 per 100.000 penduduk, menurun dari tahun 2015 (373
kasus). Dengan jumlah kematian sebanyak 5 orang CFR/angka
kematian= 1,3%).

97
3. Filariasis
Filariasis adalah penyakit menular menahun yang
disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria, yang terdiri dari
tiga spesies yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan
Brugia timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe (getah
bening). Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang
mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh
manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan
menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan
pembengkakan di kaki, tungkai, payudara, lengan dan organ
genital. Indonesia memberantas filariasis sebagai bagian dari
eliminas filariasis global melalui dua pilar kegiatan yaitu :
a. Memutuskan mata rantai penularan filariasis dengan
Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) filariasis di
daerah endemis sekali setahun selama lima tahun
berturut-turut.
b. Mencegah dan membatasi kecacatan dengan
penatalaksanaan kasus filariasis mandiri.
Di Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2016 tidak
terdapat penderita filariasis, sedangkan tahun 2015 terdapat 3
orang. Untuk meningkatkan cakupan perlu dilakukan
sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya minum obat
pencegahan filariasis yang diberikan setahun sekali pada
daerah endemis

E. Pelayanan Kesehatan Penunjang

1. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Kabupaten


Tanah Laut pada Tahun 2016 jumlah SD/sederajat yang
diperika gigi dan mulut sebanyak 6.858 anak atau sebesar
16,5% (tahun 2015 sebesar 22,5%).

98
2. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut
Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut (>60 tahun)
sebesar 76.66% (pada tahun 2015 sebesar 76,59%). Pelayanan
kesehatan ini diberikan kepada kelompok khusus yaitu usia
lanjut yang biasanya mengalami gangguan kesehatan
degeneratif dan fungsi tubuh lainnya. Berikut cakupan
pelayanan usia lanjut per Puskesmas :

GAMBAR 4.27
PRESENTASE CAKUPAN PELAYANAN USIA LANJUT
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Kesga Dinkes Kab. Tanah Laut

F. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit


1. Pusat Kesehatan Masyarakat
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah

99
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
Upaya kesehatan perseorangan adalah suatu
kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanankesehatan
yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat
penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan. Jumlah
puskesmas di Kabupaten Tanah Laut sampai dengan
Desember 2016 sebanyak 19 unit. Jumlah tersebut terdiri
dari 3 unit puskesmas rawat inap dan 16 unit puskesmas
non rawat inap. Berikut ini adalah jumlah puskesmas terhadap
jumlah penduduk.
TABEL 4.1
JUMLAH PUSKESMAS TERHADAP JUMLAH PENDUDUK
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016
KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK
PANYIPATAN Panyipatan 11.460
Batakan 12.044
TAKISUNG Takisung 31.115
KURAU Padang Luas 9.003
Kurau 3.835
BATU AMPAR Tajau Pecah 25.818
JORONG Jorong 12.837
Asam-Asam 19.353
KINTAP Kintap 27.762
Sungai Cuka 14.594
PELAIHARI Pelaihari 39.655
Angsau 25.121
Sungai Riam 6.277
BAJUIN Tirtajaya 11.239
Tanjung Habulu 6.493

BATI BATI Bati-Bati 34.616


Kait-Kait 8.328
TAMBANG ULANG Tambang Ulang 16.587

100
Puskesmas juga berkomitmen terhadap penurunan
AKI dan AKB melalui upaya kesehatan kesehatan ibu, anak,
gizi, promosi kesehatan serta penyelenggaraan puskesmas
PONED. Upaya kesehatan ini dilakukan untuk mendekatkan
akses masyarakat kepada pelayanan kegawatdaruratan
obstetri dan neonatal dasar.
Akses masyarakat yang semakin mudah terhadap
pelayanan kegawatdaruratan diharapkan dapat berkontribusi
pada penurunan AKI dan AKB. Puskesmas dengan Pelayanan
Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Kabupaten
Tanah Laut terdapat 3 unit Puskesmas yaitu puskesmas Kintap,
Puskesmas Tajau Pecah dan puskesmas Kurau.
Upaya pelayanan kesehatan masyarakat dilakukan
dengan rawat jalan dan rawat inap, baik secara langsung
maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang
mendapatkan gangguan kesehatan sedang hingga berat. Jumlah
kunjungan pasien Rawat jalan yaitu 292.367 kunjungan
sedangan jamlah pasien rawat inap yaitu 1.787 pasien.
2. Rumah Sakit
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat juga diperlukan upaya kuratif dan rehabilitatif
selain upaya promotif dan preventif. Upaya kesehatan yang
bersifat kuratif dan rehabilitatif dapat diperoleh melalui rumah
sakit yang juga berfungsi sebagai pelayanan kesehatan rujukan.
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah
sakit mengelompokkan rumah sakit berdasarkan jenis
pelayanan yang diberikan menjadi rumah sakit umum dan
rumah sakit khusus. Rumah sakit umum adalah rumah sakit
yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan
jenis penyakit. Adapun rumah sakit khusus adalah rumah sakit
yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu
jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan
umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya.

101
Di Kabupaten Tanah Laut terdapat 1 Rumah Sakit
Umum Daerah (Rumah Sakit H. Boejasin) dan 3 Rumah sakit
milik swasta (Rumah Sakit Bersalin Ainun, Boerneo Citra dan
Ibunda). Indikator standar pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (BOR),
rata-rata lama hari perawatan (LOS), rata-rata tempat tidur
dipakai (BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur
(TOI), persentase pasien keluar yang meninggal (GDR) dan
persentase pasien keluar yang meninggal < 24 jam perawatan
(NDR).
Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan rujukan dan perorangan di suatu
wilayah dapat dilihat dari rasio tempat tidur terhadap 1.000
penduduk. Pada Tahun 2016 RS. H. Boejasin Pelaihari memiliki
161 tempat tidur sedangkan cakupan pemanfataan tempat
tidur (BOR) sebesar 64.47% (tahun 2015 sebesar 71.33%), rata-
rata lama hari perawatan (LOS) sebesar 2.83 hari (tahun 2015
sebesar 2.54 hari), rata-rata selang waktu pemakaian tempat
tidur (TOI) sebesar 1.48 hari (tahun 2015 sebesar 1.03 hari ),
persentase pasien keluar yang meninggal (GDR) sebesar 28.33
per 1.000 pasien (tahun 2015 sebesar 20.39 per 1.000 pasien )
dan persentase pasien keluar yang meninggal < 24 jam
perawatan (NDR) sebesar 11.60 per 1.000 pasien (tahun 2015
sebesar 6.69 per 1.000 pasien).
3. Ketersediaan Obat dan Vaksin

Penggunaan obat generik merupakan salah satu upaya


meningkatkan kemampuan masyarakat menjangkau obat yang
berkualitas. Keberhasilan dalam sosialisasi pemanfaatan obat
generik sangat dipengaruhi oleh kesungguhan tenaga kesehatan
dan terjaminnya ketersediaan obat generik di fasilitas
kesehatan.

102
Persentase penulisan resep obat generik di Kabupaten
Tanah Laut Tahun 2016 sebesar 100%, sedangkan
ketersediaan obat generik 100%. Untuk mendapatkan gambaran
ketersediaan obat dan vaksin dilakukan pemantauan
ketersediaan obat dan vaksin. Obat yang dipantau
ketersediannya merupakan obat indikator yang digunakan
untuk pelayanan kesehatan dasar dan obat yang mendukung
pelaksanaan program kesehatan. Jumlah item obat yang
dipantau adalah 144 item obat dan vaksin yang terdiri dari 135
item obat untuk pelayanan kesehatan dasar dan 9 jenis vaksin
untuk imunisasi dasar. Kontinuitas persediaan obat sesuai
kebutuhan di puskesmas tahun 2016 didapatkan sebesar 100%.

*****

103
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan


kesehatan yang berkualitas yaitu sumber daya kesehatan yang
diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan
menjadi Sarana Kesehatan, Tenaga Kesehatan dan Pembiayaan
Kesehatan seperti pada uraian berikut :
A. Sarana Kesehatan
1. Puskesmas
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Dinas Kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya. Puskesmas memiliki fungsi sebagai :
a. Pusat pembangunan berwawasan kesehatan
b. Pusat pemberdayaan masyarakat
c. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer
d. Pusat pelayanan kesehatan perorangan primer.
Wilayah kerja puskesmas meliputi wilayah kerja
administratif, yaitu satu wilayah kecamatan atau beberapa
desa/kelurahan di satu wilayah kecamatan dan di setiap
kecamatan harus ada minimal satu unit puskesmas. Dasar
pertimbangan untuk membangun dan menentukan wilayah
kerja puskesmas antara lain faktor luas wilayah, kondisi
geografis, dan kepadatan penduduk.
Tahun 2016 jumlah puskesmas di Kabupaten Tanah
Laut sebanyak 19 unit, dengan rincian puskesmas perawatan
sebanyak 3 unit dan puskesmas non perawatan sebanyak 16
unit. Untuk mengetahui keterjangkauan penduduk terhadap
puskesmas, salah satu indikator yang digunakan yaitu rasio
puskesmas per 100.000 penduduk.

104
Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, puskesmas dibantu satu atau beberapa puskesmas
pembantu. Berikut adalah jumlah puskesmas pembantu dan
puskesmas keliling di Kabupaten Tanah Laut Tahun 2016.
TABEL 5.1
JUMLAH PUSKESMAS PEMBANTU DAN PUSKESMAS KELILING
MENURUT KECAMATAN/PUSKESMAS
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

NO KECAMATAN PUSKESMAS PUSTU PUSLING


1 Panyipatan Panyipatan 2 1
Batakan 2 1
2 Jorong Jorong 2 1
Asam-Asam 5 1
3 Batu ampar Tajau pecah 7 1
4 Kintap Kintap 3 2
Sei Cuka 1 1
5 Pelaihari Pelaihari 8 1
Sei Riam 1 1
Angsau 1 1
6 Bajuin Tanjung habulu 4 1
Tirta Jaya 2 1
7 Takisung Takisung 9 1
8 Bati – bati Bati – bati 3 1
Kait-Kait 1 1
9 Tambang ulang Tambang ulang 2 1
10 Kurau Kurau 3 1
Padang Luas 3 1
11 Bumi makmur - - -
Jumlah 59 19
Sumber : Bagian umum dan perlengkapan Dinkes Kab. Tanah Laut

2. Rumah Sakit
Ruang lingkup pembangunan kesehatan selain upaya
promotif dan preventif, di dalamnya juga terdapat pembangunan
kesehatan bersifat kuratif dan rehabilitatif. Rumah Sakit
merupakan pelayanan kesehatan pada masyarakat yang

105
utamanya menyelenggarakan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Rumah sakit juga berfungsi sebagai sarana pelayanan
kesehatan rujukan. Kabupaten Tanah Laut tahun 2016 terdapat
1 buah rumah sakit umum milik pemerintah dan 3 rumah sakit
milik swasta.
Jumlah dan rasio tempat tidur rumah sakit terhadap
penduduk dapat digunakan untuk menggambarkan
kemampuan rumah sakit tersebut dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya dalam hal
daya tamping pasien rawat inap yang berkaitan dengan
pelayanan kesehatan rujukan.
Rasio tempat tidur terhadap jumlah penduduk di
Rumah Sakit H. Boejasin Pelaihari pada Tahun 2015 sebesar
40.11 per 100.000 penduduk. Rasio ini menurun karena tidak
ada penambahan jumlah tempat tidur di tahun 2015.
3. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
Pembangunan kesehatan untuk mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya juga
memerlukan peran masyarakat. Melalui konsep Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), masyarakat
berperan serta aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.
Bentuk UKBM antara lain Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu),
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), dan RW/desa/kelurahan
siaga aktif.
Desa/kelurahan/nagari siaga aktif adalah
desa/kelurahan/nagari yang mempunyai Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan
berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar,
penanggulangan bencana dan kegawat daruratan, surveilans
berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan
pertumbuhan (gizi), penyakit lingkungan dan perilaku sehingga
masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

106
(PHBS). Jumlah desa/kelurahan/ siaga aktif di Kabupaten
Tanah Laut pada tahun 2016 sebesar 100% (135 desa).
Dalam mewujudkan masyarakat sehat, diperlukan
kesadaran setiap anggota masyarakat akan pentingnya perilaku
sehat, berkeinginan serta berdaya untuk hidup sehat.
Masyarakat bersinergi membangun kondisi lingkungan yang
kondusif untuk hidup sehat. Langkah tersebut tercermin dalam
pengembangan sarana upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) di desa dan kelurahan, seperti adanya pos
kesehatan desa (poskesdes) dan pos pelayanan terpadu
(posyandu).
UKBM yang ada di desa dan kelurahan menjadi ciri
khas bahwa desa dan kelurahan tersebut telah menjadi
desa/kelurahan siaga aktif. Dinyatakan demikian karena
penduduk di desa dan kelurahan tersebut dapat mengakses
dengan mudah pelayanan kesehatan dasar dan
mengembangkan UKBM serta melaksanakan surveilans berbasis
masyarakat, kegawatdaruratan kesehatan dan penanggulangan
bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga masyarakat
menerapkan PHBS.
Poskesdes merupakan UKBM yang dibentuk di desa
untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat desa sehingga mempermudah akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan utama
poskesdes yaitu pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa
berupa pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan
ibu menyusui, pelayanan kesehatan anak, pengamatan dan
kewaspadaan dini (surveilans penyakit, surveilans gizi,
surveilans perilaku berisiko, surveilans lingkungan dan masalah
kesehatan lainnya), penanganan kegawatdaruratan kesehatan
serta kesiapsiagaan terhadap bencana. Poskesdes merupakan
pendorong dalam menumbuhkembangkan terbentuknya UKBM

107
lain di masyarakat serta meningkatkan partisipasi masyarakat
dan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan terkait.
Kegiatan utama poskesdes yaitu pelayanan
kesehatan bagi masyarakat desa berupa pelayanan
kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu menyusui,
pelayanan kesehatan anak, pengamatan dan kewaspadaan
dini (surveilans penyakit, surveilans gizi, surveilans perilaku
berisiko, surveilans lingkungan dan masalah kesehatan
lainnya), penanganan kegawatdaruratan kesehatan serta
kesiapsiagaan terhadap bencana. Jumlah polindes/poskesdes
yang beroperasi pada tahun 2015 sebanyak 133 unit. Jadi
hampir semua desa telah mempunyai polindes/poskesdes
98,5%.
Salah satu UKBM yang memiliki peran signifikan
dalam pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat adalah posyandu. Posyandu
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat terutama ibu,
bayi, dan anak balita.
Dalam menjalankan fungsinya, posyandu diharapkan
dapat melaksanakan 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu
dan anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi, serta pencegahan
dan penanggulangan diare. Terdapat 274 Posyandu pada
tahun 2016 di Kabupaten Tanah Laut. Dari jumlah tersebut,
posyandu pratama sebanyak 20,07%, madya sebanyak
45,26%, purnama sebanyak 30,66%, dan mandiri sebanyak
4,01%.

108
GAMBAR 5.1
PRESENTASE POSYANDU MENURUT STRATA
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2015

Sumber : Pusat Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Tanah Laut

Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa proporsi


tertinggi adalah posyandu Madya dan proporsi terendah
adalah posyandu mandiri. Dengan demikian diperlukan
upaya intensif untuk meningkatkan jumlah posyandu mandiri.

B. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal
kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi serta sebagai
salah satu unsur kesejahteraan umum.
Berdasarkan Undang Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan, tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki

109
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
untuk melakukan upaya kesehatan.
Tenaga di bidang kesehatan terdiri atas tenaga kesehatan
dan asisten tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan dikelompokkan
ke dalam tiga belas jenis, yang terdiri atas: tenaga medis,
tenaga psikologi klinis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan,
tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarat, tenaga
kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik,
tenaga keteknisian medis, tenaga teknik biomedika, tenaga
kesehatan tradisional, dan tenaga kesehatan lainnya.
Sumber daya manusia puskesmas terdiri atas tenaga
kesehatan dan tenaga penunjang (non tenaga kesehatan). Jenis
dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung
berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan
jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan
persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja,
ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya
di wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja. Jenis tenaga
kesehatan di puskesmas paling sedikit terdiri atas : dokter atau
dokter layanan primer, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga
kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli
teknologi laboratorium medik, tenaga gizi dan tenaga
kefarmasian.
Tenaga kesehatan di puskesmas harus bekerja sesuai
dengan standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur
operasional, etika profesi, menghormati hak pasien, serta
mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dengan
memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja.

110
GAMBAR 5.2
JUMLAH SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DI PUSKESMAS
MENURUT JENISNYA
DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2016

Sumber : Bagian Kepegawaian Dinkes Kab. Tanah Laut

Standar ketenagaan puskesmas sesuai dengan Peraturan


Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014, untuk puskesmas
kawasan perkotaan, puskesmas kawasan perdesaan dan
puskesmas kawasan terpencil/sangat terpencil disyaratkan untuk
puskesmas rawat inap jumlah minimal sebanyak dua dokter dan
untuk puskesmas non rawat inap jumlah minimal sebanyak satu
dokter, sedangkan jumlah minimal tenaga perawat adalah lima
perawat untuk puskesmas non rawat inap dan delapan perawat
untuk puskesmas rawat inap. Dan jumlah minimal tenaga bidan
adalah empat bidan untuk puskesmas non rawat inap dan
tujuh bidan untuk puskesmas rawat inap.

C. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang harus
disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan
berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan,

111
keluarga, kelompok, dan masyarakarat. Salah satu sub sistem
kesehatan nasional adalah subsistem pembiayaan kesehatan.
Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009
menyebutkan bahwa pembiayaan kesehatan bertujuan untuk
penyediaan pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan
jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan.
Secara umum sumber biaya kesehatan dapat dibedakan
menjadi pembiayaan bersumber dari anggaran pemerintah dan
pembiayaan bersumber dari anggaran masyarakat.
1. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Bidang
Kesehatan
Pembiayaan kesehatan harus mampu menjamin
kesinambungan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara
adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya
guna sehingga pembangunan kesehatan demi meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat setinggitingginya dapat
terlaksana. Sumber pembiayaan kesehatan berasal dari
pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, swasta dan
sumber lain.
Sesuai Undang-Undang Kesehatan No 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan, anggaran kesehatan pemerintah
daerah provinsi, kabupaten/kota memiliki alokasi minimal
sepuluh persen dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) di luar gaji (belanja pegawai).

112
GAMBAR 5.3
ALOKASI DAN REALISASI APBD
MENURUT PUSKESMAS TAHUN 2016
`Bln Desember
No PKM %
Anggaran Riil Keuangan Fisik (%) Keuangan
1 Panyipatan 684,321,440 463,756,556 53.72 67.8

2 Batakan 695,746,998 447,939,950 67.03 64.4

3 Takisung 1,053,198,900 859,940,534 79.27 81.7

4 Kurau 724,220,700 544,119,135 73.48 75.1

5 Pad.Luas 660,683,000 494,082,754 78.36 74.8

6 Bati2 1,387,511,400 1,167,712,058 81.46 84.2

7 Kait2 529,475,850 418,012,799 85.89 78.9


Tamb.
8 Ulang 1,014,500,000 679,528,332 88.96 67.0

9 Pelaihari 1,721,554,500 1,406,188,464 64.44 81.7

10 Sei Riam 393,195,000 217,991,225 81.99 55.4

11 Tirtajaya 642,418,500 389,046,828 68.20 60.6

12 Tan.Habulu 471,596,000 379,474,063 92.69 80.5


Tajau
13 Pecah 800,255,000 658,265,644 61.67 82.3

14 Jorong 715,376,500 607,842,117 66.83 85.0

15 Asam 810,079,000 483,889,948 96.00 59.7

16 Kintap 1,644,037,493 1,440,705,995 84.90 87.6

17 S. Cuka 625,783,000 528,458,508 75.42 84.4

18 Angsau 924,760,000 754,791,070 95.07 81.6

19 B. Makmur 690,585,000 530,278,494 87.89 76.8

20 IGF 136,737,000 91,617,365 100.00 67.0

21 Labkes 247,099,900 210,717,000 21.84 85.3

16,573,135,181 12,774,358,839 77.1

113
2. Bantuan Operasional Kesehatan
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan
bantuan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk
percepatan pencapaian MDGs bidang kesehatan tahun 2015,
melalui peningkatan kinerja Puskesmas dan jaringannya serta
Poskesdes/Polindes, Posyandu dan UKBM lainnya dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat
promotif dan preventif.
Pemanfaatan dana BOK difokuskan pada beberapa
upaya kesehatan promotif dan preventif meliputi KIA, KB,
imunisasi, perbaikan gizi masyarakat, promosi kesehatan,
kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit, dan
upaya kesehatan lain sesuai risiko dan masalah utama
kesehatan di wilayah setempat dengan tetap mengacu pada
pencapaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Kesehatan serta target MDGs Bidang Kesehatan tahun 2016.

114
GAMBAR 5.4
ALOKASI DAN REALISASI DANA BANTUAN OPERASIONAL
KESEHATAN (BOK) MENURUT PUSKESMAS TAHUN 2016

`Bln Desember
No PKM %
Anggaran Riil Keuangan Fisik (%) Keuangan
1 Panyipatan 218,040,000 104,459,000 32.82 47.9
2 Batakan 218,000,000 91,929,000 18.18 42.2
3 Takisung 290,000,000 197,472,200 42.75 68.1
4 Kurau 150,000,000 72,876,446 46.57 48.6
5 Pad.Luas 200,000,000 132,954,100 69.06 66.5
6 Bati2 320,000,000 207,364,617 75.00 64.8
7 Kait2 200,000,000 147,275,000 75.33 73.6
Tamb.
8 Ulang 218,000,000 138,396,750 70.67 63.5
9 Pelaihari 350,000,000 251,284,930 66.67 71.8
10 Sei Riam 200,000,000 69,023,616 52.26 34.5
11 Tirtajaya 218,000,000 60,940,000 45.56 28.0
12 Tan.Habulu 199,810,000 163,975,400 84.87 82.1
13 Tajau Pecah 240,000,000 194,878,350 100.00 81.2
14 Jorong 218,120,000 182,606,300 58.01 83.7
15 Asam 210,849,000 73,024,000 41.67 34.6
16 Kintap 247,573,000 232,031,000 96.45 93.7
17 S. Cuka 218,000,000 149,534,900 73.33 68.6
18 Angsau 230,000,000 189,094,000 82.82 82.2
19 B. Makmur 250,000,000 178,744,440 77.27 71.5
TOTAL 4,396,392,000 2,837,864,049 64.5
BOK tidak merupakan dana utama dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan di puskesmas dan
jaringannya, namun hanya dana tambahan yang bersifat
bantuan. Pemerintah daerah tetap berkewajiban
mengalokasikan dana operasional untuk puskesmas. BOK
berkontribusi dalam peningkatan kinerja petugas kesehatan

115
di Puskesmas dalam pelaksanaan program bersifat promotif
dan preventif terutama kegiatan operasional di lapangan.
Sebagian besar dana BOK di puskesmas digunakan
untuk mendukung program KIA, diikuti dengan program
Gizi, Promosi Kesehatan, Imunisasi dan Pengendalian
Penyakit dan Kesehatan Lingkungan. Sesuai dengan
Petunjuk Teknis BOK Tahun 2016, dana BOK minimal 60%
digunakan untuk mendukung program kesehatan prioritas
nasional khususnya target MDGs.
Hasil evaluasi tahun 2016 secara umum terjadi
peningkatan capaian target indikator program, khususnya
untuk Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi, Pengendalian Penyakit
(HIV AIDS,TB dan Malaria) serta Kesehatan Lingkungan
(khususnya sanitasi). Hasil evaluasi di beberapa kabupaten
juga menunjukkan adanya peningkatan cakupan program
dibandingkan tahun sebelumnya.
3. Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
mengamanatkan bahwa program jaminan sosial wajib bagi
seluruh penduduk termasuk program Jaminan Kesehatan
melalui suatu badan penyelenggara jaminan sosial. Badan
penyelenggara jaminan sosial telah diatur dengan Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) yang terdiri dari BPJS Kesehatan dan
BPJS Ketenagakerjaan.

Untuk program Jaminan Kesehatan yang


diselenggarakan oleh BPJS kesehatan, implementasinya telah
dimulai sejak 1 Januari 2014. Program tersebut selanjutnya
disebut sebagai program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
bertujuan untuk memberikan perlindungan kesehatan dalam
bentuk manfaat pemeliharaan kesehatan dalam rangka

116
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada
setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar
oleh pemerintah.
Kepesertaan dalam BPJS dikelompokkan menjadi 2
yaitu Bukan PBI (Penerima Bantuan Iuran) dan PBI (Penerima
Bantuan Iuran).
a. Bukan PBI (Penerima Bantuan Iuran) yaitu termasuk PNS,
Peserta pekerja penerima upah, peserta pekerja yang tidak
menerima upah, dan peserta bukan pekerja yang mampu
membayar iuran.
b. PBI (Penerima Bantuan Iuran) termasuk JAMKESMAS dan
PHK dan tidak mampu.
Cakupan jaminan kesehatan penduduk di Kabupaten
Tanah Laut Tahun 2016 untuk Bukan PBI sebanyak 105.708
peserta (60%) dan PBI sebanyak 70.459 peserta (40%).

******

117
BAB VI
PENUTUP

Demikian Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut


Tahun 2016 yang dapat kami sampaikan sebagai bahan evaluasi dari
pelaksanaan program kesehatan. Mudah-mudahan hasil evaluasi
kegiatan ini dapat menjadi dasar acuan untuk perbaikan dan
peningkatan jangkauan dan cakupan pelayanan program pada masa
mendatang.
Para penentu kebijakan dan perencana pembangunan kesehatan
di segala tingkat administrasi sangat membutuhkan data dan informasi.
Profil Kesehatan Kabupaten Tanah Laut ini diharapkan dapat menjadi
salah satu bahan untuk menilai pencapaian program. Dengan adanya
penyajian data dan informasi di dalam profil kesehatan ini diharapkan
dapat digunakan untuk mengambil langkah-langkah perbaikan di setiap
program, sehingga hasilnya dapat lebih dirasakan oleh masyarakat dalam
bentuk pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa profil ini masih banyak
kekurangan, untuk itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran
guna perbaikan dalam pelaksanaan program dan penyusunan Profil
Kesehatan untuk tahun-tahun berikutnya. Selain itu untuk perbaikan ke
depan terhadap substansi penyajian maupun ketepatan waktu dalam
penyusunan profil kesehatan ini dibutuhkan komitmen bersama,
kesungguhan dan dukungan dari semua pihak, khususnya di lingkungan
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut.
Selanjutnya, kami berharap Profil Kesehatan ini dapat memberikan
manfaat kepada kita semua, untuk dapat mengupayakan semaksimal
mungkin agar tujuan Pembangunan Kesehatan dapat kita wujudkan
terutama di Kabupaten Tanah Laut.

Pelaihari, Februari 2017


H.Junaidi, SKM
NIP.19610727 198302 1 0

118
TABEL 81

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


NO SUMBER BIAYA
Rupiah %
1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA 113,103,258,855 75.72


a. Belanja Langsung 67,174,636,031
b. Belanja Tidak Langsung 45,928,622,824

2 APBD PROVINSI - 0.00


- Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi -

3 APBN : 36,263,541,000 24.28


- Dana Alokasi Umum (DAU) 0.00
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 6,117,402,000 4.10
- Dana Dekonsentrasi 0.00
- Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota 0.00
- Dana Bantuan Operasional Kesehatan 30,146,139,000 20.18

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) - 0.00


(sebutkan project dan sumber dananya)

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN - 0.00

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 149,366,799,855


TOTAL APBD KAB/KOTA 1,398,454,495,398
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 8.09
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 453,590.20

Sumber: Bagian Perencanaan dan Keuangan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut
RESUME PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 3,631 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 135 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 169,020 160,280 329,300 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 2.6 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km
2
90.7 Jiwa/Km2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 50.5 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 105.5 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 99.46 97.11 98.32 % Tabel 3
9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 0.00 0.00 17.75 % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA 0.00 0.00 20.24 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II/ Akademi/ S1 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 0.00 0.00 0.62 % Tabel 3
f. Universitas/Diploma IV 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 0.00 0.00 0.24 % Tabel 3

B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 3,122 2,972 6,094 Tabel 4
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 12 7 9 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4
12 Jumlah Kematian Neonatal 48 28 76 neonatal Tabel 5
13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 15 9 12 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
14 Jumlah Bayi Mati 55 32 87 bayi Tabel 5
15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 18 11 14 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
16 Jumlah Balita Mati 56 34 90 Balita Tabel 5
17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 18 11 15 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
18 Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu 6 Ibu Tabel 6
Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 98 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6

B.2 Angka Kesakitan


19 Tuberkulosis
Jumlah kasus baru TB BTA+ 134 93 227 Kasus Tabel 7
Proporsi kasus baru TB BTA+ 59.03 40.97 % Tabel 7
CNR kasus baru BTA+ 79.28 58.02 68.93 per 100.000 penduduk Tabel 7
Jumlah seluruh kasus TB 189 144 333 Kasus Tabel 7
CNR seluruh kasus TB 111.82 89.84 101.12 per 100.000 penduduk Tabel 7
Kasus TB anak 0-14 tahun 3.60 % Tabel 7
Persentase BTA+ terhadap suspek 13.31 12.40 12.93 % Tabel 8
Angka kesembuhan BTA+ 78.57 83.53 80.44 % Tabel 9
Angka pengobatan lengkap BTA+ 10.71 12.94 11.56 % Tabel 9
Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 89.29 96.47 92.00 % Tabel 9
Angka kematian selama pengobatan 5.92 1.87 3.95 per 100.000 penduduk Tabel 9
20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 43.48 38.77 41.19 % Tabel 10
21 Jumlah Kasus HIV 2 2 4 Kasus Tabel 11
22 Jumlah Kasus AIDS 3 4 7 Kasus Tabel 11
23 Jumlah Kematian karena AIDS 1 2 3 Jiwa Tabel 11
24 Jumlah Kasus Syphilis 0 0 0 Kasus Tabel 11
25 Donor darah diskrining positif HIV 0.29 0.13 0.25 % Tabel 12
26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0.00 0.00 0.00 % Tabel 13
27 Kusta
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 5 1 6 Kasus Tabel 14
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 2.96 0.62 1.82 per 100.000 penduduk Tabel 14
Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0.00 % Tabel 15
Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0.00 % Tabel 15
Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0.00 per 100.000 penduduk Tabel 15
Angka Prevalensi Kusta 0.30 0.06 0.18 per 10.000 Penduduk Tabel 16
Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 0.00 0.00 0.00 % Tabel 17
Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 100.00 #DIV/0! 100.00 % Tabel 17
28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
AFP Rate (non polio) < 15 th 6.12 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18
Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 19
Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) 0 % Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 0 % Tabel 19
Jumlah Kasus Campak 10 9 19 Kasus Tabel 20
Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20
Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20
Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 20
29 Incidence Rate DBD 113.00 128.53 120.56 per 100.000 penduduk Tabel 21
30 Case Fatality Rate DBD 1.05 1.46 1.26 % Tabel 21
31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0.43 0.02 0.23 per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22
32 Case Fatality Rate Malaria 0.00 0.00 0.00 % Tabel 22
33 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 23
34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 0.00 0.00 #DIV/0! % Tabel 24
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
35 Persentase obesitas 0.00 0.00 #DIV/0! % Tabel 25
36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 0.00 % Tabel 26
37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 0.05 % Tabel 26
38 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam 100.00 % Tabel 28

C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 102 % Tabel 29
40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 82.19 % Tabel 29
41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 96.97 % Tabel 29
42 Pelayanan Ibu Nifas 93.45 % Tabel 29
43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 96.84 % Tabel 29
44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 62.30 % Tabel 30
45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 84.16 % Tabel 32
46 Penanganan komplikasi kebidanan 132.57 % Tabel 33
47 Penanganan komplikasi Neonatal 75.81 72.25 74.08 % Tabel 33
48 Peserta KB Baru 13.77 % Tabel 36
49 Peserta KB Aktif 83.53 % Tabel 36
50 Bayi baru lahir ditimbang 100 100 100 % Tabel 37
51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 5.61 6.12 5.86 % Tabel 37
52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 99.84 100.24 100.03 % Tabel 38
53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 96.51 99.09 97.77 % Tabel 38
54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 55.19 57.73 56.42 % Tabel 39
55 Pelayanan kesehatan bayi 98.21 100.17 99.16 % Tabel 40
56 Desa/Kelurahan UCI 97.78 % Tabel 41
57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 99.42 95.22 97.37 % Tabel 43
58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 99.52 95.09 97.36 % Tabel 43
59 Bayi Mendapat Vitamin A 94.00 96.22 95.10 % Tabel 44
60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 97.12 99.29 98.19 % Tabel 44
61 Baduta ditimbang 74.61 70.32 72.41 % Tabel 45
62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 1.46 1.50 1.48 % Tabel 45
63 Pelayanan kesehatan anak balita 60.65 60.53 60.59 % Tabel 46
64 Balita ditimbang (D/S) 68.86 76.78 77.57 % Tabel 47
65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0.00 0.00 2.02 % Tabel 47
66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan #DIV/0! 100.00 100.00 % Tabel 48
67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 97.19 98.08 97.61 %
Tabel 49
68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 2.14 Tabel 50
69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 54.69 sekolah Tabel 51
70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 48.05 sekolah Tabel 51
71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) - - 16.51 % Tabel 51
72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) - - #DIV/0! % Tabel 51
73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan - - #DIV/0! % Tabel 51
74 mulut
Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 66.44 86.70 76.66 % Tabel 52

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


Persentase

75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan - - 53.50 % Tabel 53


76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 94.63 127.33 110.55 % Tabel 54
77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 4.35 5.30 4.81 % Tabel 54
78 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS - - 28.33 per 100.000 pasien keluar Tabel 55
79 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS - - 11.60 per 100.000 pasien keluar Tabel 55
80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 48.45 % Tabel 56
81 Bed Turn Over (BTO) di RS 66.23 Kali Tabel 56
82 Turn of Interval (TOI) di RS 2.84 Hari Tabel 56
83 Average Length of Stay (ALOS) di RS 2.61 Hari Tabel 56

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat


87 Rumah Tangga ber-PHBS 44.66 % Tabel 57

C.4 Keadaan Lingkungan


88 Persentase rumah sehat 47.12 % Tabel 58
89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 63.25 % Tabel 59
90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 88.71 % Tabel 60
91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) 99.48 % Tabel 61
92 Desa STBM 23.70 % Tabel 62
93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 98.44 % Tabel 63
TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 14.72 % Tabel 64
TPM tidak memenuhi syarat dibina 100.00 % Tabel 65
TPM memenuhi syarat diuji petik 100.00 % Tabel 65

D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
94 Jumlah Rumah Sakit Umum 1.00 RS Tabel 67
95 Jumlah Rumah Sakit Khusus - RS Tabel 67
96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 3.00 Tabel 67
97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 16.00 Tabel 67
Jumlah Puskesmas Keliling 21.00 Tabel 67
Jumlah Puskesmas pembantu 59.00 Tabel 67
98 Jumlah Apotek 9.00 Tabel 67
99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100.00 % Tabel 68
100 Jumlah Posyandu 274.00 Posyandu Tabel 69
101 Posyandu Aktif 34.67 % Tabel 69
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
102 Rasio posyandu per 100 balita 0.75 per 100 balita Tabel 69
103 UKBM
Poskesdes 68.00 Poskesdes Tabel 70
Polindes 65.00 Polindes Tabel 70
Posbindu 16.00 Posbindu Tabel 70
104 Jumlah Desa Siaga 135.00 Desa Tabel 71
105 Persentase Desa Siaga 100.00 % Tabel 71

D.2 Tenaga Kesehatan


106 Jumlah Dokter Spesialis 14.00 3.00 17.00 Orang Tabel 72
107 Jumlah Dokter Umum 33.00 29.00 62.00 Orang Tabel 72
108 Rasio Dokter (spesialis+umum) 35.23 per 100.000 penduduk Tabel 72
109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 4.00 16.00 20.00 Orang Tabel 72
110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 6.07 per 100.000 penduduk
111 Jumlah Bidan 335.00 Orang Tabel 73
112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 209.01 per 100.000 penduduk Tabel 73
113 Jumlah Perawat 177.00 255.00 432.00 Orang Tabel 73
114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 131.19 per 100.000 penduduk Tabel 73
115 Jumlah Perawat Gigi 6.00 30.00 36.00 Orang Tabel 73
116 Jumlah Tenaga Kefarmasian 11.00 57.00 68.00 Orang Tabel 74
117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 9.00 11.00 20.00 Orang Tabel 75
118 Jumlah Tenaga Sanitasi 11.00 15.00 26.00 Orang Tabel 76
119 Jumlah Tenaga Gizi 11.00 31.00 43.00 Orang Tabel 77

D.3 Pembiayaan Kesehatan


120 Total Anggaran Kesehatan 149,366,799,855.00 Rp Tabel 81
121 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota 8.09 % Tabel 81
122 Anggaran Kesehatan Perkapita 453,590.20 Rp Tabel 81
TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,


DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN


JUMLAH
NO KECAMATAN WILAYAH DESA + RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
2 DESA KELURAHAN PENDUDUK
(km ) KELURAHAN TANGGA TANGGA per km 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 PANYIPATAN 336.00 10 0 10 23,504 6,816 3.45 69.95
2 JORONG 628.00 11 0 11 32,226 8,396 3.84 51.32
3 BATU AMPAR 548.10 14 0 14 25,818 5,622 4.59 47.10
4 KINTAP 537.00 14 0 14 42,356 7,746 5.47 78.88
5 PELAIHARI 379.45 15 5 20 71,003 33,539 2.12 187.12
6 BAJUIN 196.30 9 0 9 17,732 4,952 3.58 90.33
7 TAKISUNG 343.00 12 0 12 31,115 8,258 3.77 90.71
8 BATI - BATI 234.75 14 0 14 42,944 8,908 4.82 182.94
9 TAMBANG ULANG 160.75 9 0 9 16,587 5,045 3.29 103.19
10 KURAU 127.00 11 0 11 12,868 6,262 2.05 101.32
11 BUMI MAKMUR 141.00 11 0 11 13,146 31,074 0.42 93.23
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,631.35 130 5 135 329,299 126,618 2.60 90.68

Sumber: - BPS Kabupaten Tanah Laut


TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6

1 0-4 18,735 17,995 36,730 104.11


2 5-9 16,474 15,436 31,910 106.72
3 10 - 14 15,032 14,306 29,338 105.07
4 15 - 19 13,711 12,789 26,500 107.21
5 20 - 24 13,878 13,532 27,410 102.56
6 25 - 29 15,096 14,771 29,867 102.20
7 30 - 34 15,084 14,559 29,643 103.61
8 35 - 39 14,119 13,110 27,229 107.70
9 40 - 44 12,592 11,802 24,394 106.69
10 45 - 49 10,264 9,618 19,882 106.72
11 50 - 54 8,180 7,218 15,398 113.33
12 55 - 59 6,041 5,170 11,211 116.85
13 60 - 64 3,841 3,446 7,287 111.46
14 65 - 69 2,538 2,381 4,919 106.59
15 70 - 74 1,673 1,897 3,570 88.19
16 75+ 1,762 2,250 4,012 78.31

JUMLAH 169,020 160,280 329,300 105.45


ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 50 51 50

Sumber: - BPS Kabupaten Tanah Laut


TABEL 3

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF


DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8

1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 35,209 33,431 68,640

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG


2 99.46 97.11 98.32
MELEK HURUF
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
3
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 28.03 27.79 27.91
b. SD/MI 28.38 31.95 30.12
c. SMP/ MTs 14.88 20.78 17.75
d. SMA/ MA 25.58 14.61 20.24
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0.35 0.12 0.24
g. Diploma II/ AKADEMI/DIPLOMA III 0.41 0.84 0.62
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 2.14 3.66 2.88
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0.23 0.25 0.24

Sumber: - BPS Kabupaten Tanah Laut


0

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

JUMLAH KELAHIRAN

NO KECAMATAN NAMA PUSKESMAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 104 4 108 118 2 120 222 6 228
2 BATAKAN 117 0 117 118 1 119 235 1 236
3 JORONG JORONG 131 7 138 126 1 127 257 8 265
4 ASAM -ASAM 196 0 196 171 0 171 367 0 367
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 234 2 236 228 1 229 462 3 465
6 KINTAP KINTAP 299 4 303 240 0 240 539 4 543
7 SEI CUKA 130 2 132 163 1 164 293 3 296
8 PELAIHARI PELAIHARI 364 2 366 349 3 352 713 5 718
9 SEI RIAM 55 0 55 59 1 60 114 1 115
10 ANGSAU 235 1 236 213 0 213 448 1 449
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 48 0 48 55 3 58 103 3 106
12 TIRTA JAYA 96 0 96 93 0 93 189 0 189
13 TAKISUNG TAKISUNG 279 1 280 264 2 266 543 3 546
14 BATI - BATI BATI - BATI 330 4 334 314 1 315 644 5 649
15 KAIT - KAIT 73 3 76 79 1 80 152 4 156
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 183 3 186 164 0 164 347 3 350
17 KURAU KURAU 29 1 30 32 1 33 61 2 63
18 PADANG LUAS 81 1 82 69 2 71 150 3 153
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 138 2 140 117 0 117 255 2 257
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,122 37 3,159 2,972 20 2,992 6,094 57 6,151
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 11.7 6.7 9.3

Sumber: Bidang Kesga

Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
TABEL 5

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
a ANAK a ANAK ANAK
NEONATAL BAYI BALITA NEONATAL BAYI BALITA NEONATAL BAYIa BALITA
BALITA BALITA BALITA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 3 3 0 3 0 0 0 0 3 3 0 3
2 0 BATAKAN 3 3 0 3 2 2 0 2 5 5 0 5
3 JORONG JORONG 1 1 0 1 0 1 0 1 1 2 0 2
4 0 ASAM -ASAM 3 3 0 3 2 3 0 3 5 6 0 6
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 2 5 1 6 1 2 1 3 3 7 2 9
6 KINTAP KINTAP 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 0 2
7 0 SEI CUKA 4 5 0 5 2 2 0 2 6 7 0 7
8 PELAIHARI PELAIHARI 6 7 0 7 5 5 0 5 11 12 0 12
9 0 SEI RIAM 2 2 0 2 0 1 0 1 2 3 0 3
10 0 ANGSAU 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 2 2 0 2 3 3 0 3 5 5 0 5
12 0 TIRTA JAYA 1 1 0 1 4 4 0 4 5 5 0 5
13 TAKISUNG TAKISUNG 7 7 0 7 2 2 1 3 9 9 1 10
14 BATI - BATI BATI - BATI 3 3 0 3 3 3 0 3 6 6 0 6
15 0 KAIT - KAIT 2 3 0 3 0 0 0 0 2 3 0 3
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 3 3 0 3 1 1 0 1 4 4 0 4
17 KURAU KURAU 1 1 0 1 1 1 0 1 2 2 0 2
18 0 PADANG LUAS 1 2 0 2 0 0 0 0 1 2 0 2
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 3 3 0 3 0 0 0 0 3 3 0 3
JUMLAH (KAB/KOTA) 48 55 1 56 28 32 2 34 76 87 3 90
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 15.37 17.62 0.32 17.94 9.42 10.77 0.67 11.44 12.47 14.28 0.49 14.77

Sumber: Bidang Kesehatan Keluarga

Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
TABEL 6
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

KEMATIAN IBU
JUMLAH JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KECAMATAN PUSKESMAS
LAHIR HIDUP < 20 20-34 ≥35 < 20 20-34 ≥35 < 20 20-34 ≥35 < 20 20-34 ≥35
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 222 0 0 0 0 0 0 0
2 0 BATAKAN 235 0 0 0 0 0 0 0
3 JORONG JORONG 257 0 1 1 0 0 1 0 1
4 0 ASAM -ASAM 367 0 1 1 0 0 1 0 1
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 462 0 0 0 0 0 0 0
6 KINTAP KINTAP 539 0 0 0 0 0 0 0
7 0 SEI CUKA 293 0 0 0 0 0 0 0
8 PELAIHARI PELAIHARI 713 0 0 0 0 0 0 0
9 0 SEI RIAM 114 0 0 0 0 0 0 0
10 0 ANGSAU 448 0 0 0 0 0 0 0
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 103 0 0 0 0 0 0 0
12 0 TIRTA JAYA 189 0 0 0 0 0 0 0
13 TAKISUNG TAKISUNG 543 0 1 1 0 0 1 0 1
14 BATI - BATI BATI - BATI 644 0 0 0 0 0 0 0
15 0 KAIT - KAIT 152 0 0 0 0 0 0 0
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 347 0 0 0 0 0 0 0
17 KURAU KURAU 61 0 0 0 0 0 0 0
18 0 PADANG LUAS 150 0 1 1 0 0 1 0 1
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 255 0 2 2 0 0 2 0 2
JUMLAH (KAB/KOTA) 6,094 0 0 0 0 0 6 0 6 0 0 0 0 0 6 0 6
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 98.46

Sumber: Bidang Kesehatan Keluarga


Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
TABEL 7

KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

JUMLAH SELURUH
JUMLAH KASUS BARU TB BTA+ KASUS TB ANAK
JUMLAH PENDUDUK KASUS TB
NO KECAMATAN PUSKESMAS 0-14 TAHUN
L P L P
L+P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 5,727 5,733 11,460 2 33.33 4 66.67 6 5 45.45 6 54.55 11 0 0.00
2 0 BATAKAN 6,030 6,014 12,044 3 75 1 25.00 4 6 50 6 50.00 12 1 8.33
3 JORONG JORONG 6,636 6,237 12,873 9 64 5 35.71 14 9 64 5 35.71 14 0 0.00
4 0 ASAM -ASAM 10,423 8,931 19,354 2 18 9 81.82 11 3 23 10 76.92 13 2 15.38
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 13,375 12,442 25,817 3 75 1 25.00 4 8 80 2 20.00 10 0 0.00
6 KINT AP KINT AP 14,666 13,096 27,762 22 58 16 42.11 38 23 58 17 42.50 40 1 2.50
7 0 SEI CUKA 7,653 6,941 14,594 0 0 1 100.00 1 2 29 5 71.43 7 0 0.00
8 PELAIHARI PELAIHARI 20,196 19,460 39,656 22 65 12 35.29 34 28 64 16 36.36 44 1 2.27
9 0 SEI RIAM 3,211 3,015 6,226 1 50 1 50.00 2 1 33 2 66.67 3 0 0.00
10 0 ANGSAU 12,798 12,323 25,121 5 38 8 61.54 13 8 35 15 65.22 23 1 4.35
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 3,414 3,079 6,493 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 1 100 0 0.00 1 1 100.00
12 0 TIRTA JAYA 5,735 5,505 11,240 4 40 6 60.00 10 5 42 7 58.33 12 0 0.00
13 TAKISUNG TAKISUNG 15,696 15,419 31,115 6 46 7 53.85 13 14 61 9 39.13 23 1 4.35
14 BATI - BATI BATI - BATI 17,574 17,042 34,616 20 77 6 23.08 26 39 62 24 38.10 63 4 6.35
15 0 KAIT - KAIT 4,351 3,977 8,328 4 57 3 42.86 7 4 57 3 42.86 7 0 0.00
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 8,474 8,112 16,586 11 58 8 42.11 19 11 58 8 42.11 19 0 0.00
17 KURAU KURAU 1,907 1,928 3,835 1 33 2 66.67 3 1 25 3 75.00 4 0 0.00
18 0 PADANG LUAS 4,525 4,508 9,033 8 100 0 0.00 8 10 83 2 16.67 12 0 0.00
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 6,628 6,518 13,146 11 79 3 21.43 14 11 73 4 26.67 15 0 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 169,019 160,280 329,299 134 59 93 41 227 189 57 144 43 333 12 4
CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 79.28 58.02 68.93
CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 111.82 89.84 101.12

Sumber: Bidang P2PL


Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 329299
TABEL 8

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

TB PARU
SUSPEK % BTA (+)
NO KECAMATAN PUSKESMAS BTA (+)
TERHADAP SUSPEK
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 36 20 56 2 4 6 5.56 20.00 10.71
2 0 BATAKAN 27 19 46 3 1 4 11.11 5.26 8.70
3 JORONG JORONG 30 17 47 9 5 14 30.00 29.41 29.79
4 0 ASAM -ASAM 52 46 98 2 9 11 3.85 19.57 11.22
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 28 20 48 3 1 4 10.71 5.00 8.33
6 KINT AP KINT AP 180 125 305 22 16 38 12.22 12.80 12.46
7 0 SEI CUKA 7 4 11 0 1 1 0.00 25.00 9.09
8 PELAIHARI PELAIHARI 148 86 234 22 12 34 14.86 13.95 14.53
9 0 SEI RIAM 14 11 25 1 1 2 7.14 9.09 8.00
10 0 ANGSAU 56 50 106 8 8 16 14.29 16.00 15.09
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 10 6 16 0 0 0 0.00 0.00 0.00
12 0 TIRTA JAYA 53 44 97 4 6 10 7.55 13.64 10.31
13 TAKISUNG TAKISUNG 41 20 61 6 7 13 14.63 35.00 21.31
14 BATI - BATI BATI - BATI 133 118 251 20 6 26 15.04 5.08 10.36
15 0 KAIT - KAIT 38 25 63 4 3 7 10.53 12.00 11.11
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 73 63 136 11 8 19 15.07 12.70 13.97
17 KURAU KURAU 29 20 49 1 2 3 3.45 10.00 6.12
18 0 PADANG LUAS 42 31 73 8 0 8 19.05 0.00 10.96
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 32 25 57 11 3 14 34.38 12.00 24.56
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,029 750 1,779 137 93 230 13.31 12.40 12.93

Sumber: Bidang P2PL


Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 9

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

ANGKA PENGOBATAN LENGKAP ANGKA


ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) JUMLAH KEMATIAN
BTA (+) DIOBATI (COMPLETE RATE) KEBERHASILAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENGOBATAN SELAMA PENGOBATAN
L P L+P L P L+P
(SUCCESS RATE/SR)
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 7 1 8 5 71.43 1 100.00 6 75.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 71.43 100.00 75.00 1 0 1
2 0 BATAKAN 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0
3 JORONG JORONG 7 4 11 5 71.43 3 75.00 8 72.73 0 0.00 0 0.00 0 0.00 71.43 75.00 72.73 1 1 2
4 0 ASAM -ASAM 9 6 15 7 77.78 4 66.67 11 73.33 2 22.22 2 33.33 4 26.67 100.00 100.00 100.00 0 0 0
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 5 2 7 3 60.00 2 0.00 5 71.43 1 20.00 0 0.00 1 14.29 80.00 0.00 85.71 0 0 0
6 KINTAP KINTAP 21 6 27 20 95.24 6 100.00 26 96.30 0 0.00 0 0.00 0 0.00 95.24 100.00 96.30 1 0 1
7 0 SEI CUKA 0 1 1 0 #DIV/0! 0 0.00 0 0.00 0 #DIV/0! 1 100.00 1 100.00 #DIV/0! 100.00 100.00 0 1 1
8 PELAIHARI PELAIHARI 31 14 45 27 87.10 12 85.71 39 86.67 2 6.45 1 7.14 3 6.67 93.55 92.86 93.33 2 0 2
9 0 SEI RIAM 3 3 6 1 33.33 1 33.33 2 33.33 1 33.33 2 66.67 3 50.00 66.67 100.00 83.33 1 0 1
10 0 ANGSAU 7 5 12 2 28.57 2 40.00 4 33.33 5 71.43 3 60.00 8 66.67 100.00 100.00 100.00 0 0 0
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 2 1 3 1 50.00 1 100.00 2 66.67 0 0.00 0 0.00 0 0.00 50.00 100.00 66.67 1 0 1
12 0 TIRTA JAYA 4 7 11 4 100.00 7 100.00 11 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 100.00 100.00 0 0 0
13 TAKISUNG TAKISUNG 7 5 12 3 42.86 4 80.00 7 58.33 4 57.14 1 20.00 5 41.67 100.00 100.00 100.00 0 0 0
14 BATI - BATI BATI - BATI 19 6 25 15 78.95 6 100.00 21 84.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 78.95 100.00 84.00 2 0 2
15 0 KAIT - KAIT 10 4 14 10 100.00 4 100.00 14 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 100.00 100.00 0 0 0
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 2 9 11 1 50.00 8 88.89 9 81.82 0 0.00 0 0.00 0 0.00 50.00 88.89 81.82 1 1 2
17 KURAU KURAU 5 9 14 5 100.00 9 100.00 14 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 100.00 100.00 0 0 0
18 0 PADANG LUAS 1 2 3 1 100.00 1 50.00 2 66.67 0 0.00 1 50.00 1 33.33 100.00 100.00 100.00 0 0 0
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 140 85 225 110 78.57 71 83.53 181 80.44 15 10.71 11 12.94 26 11.56 89.29 96.47 92.00 10 3 13
ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 6 2 4

Sumber: Bidang P2PL


Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 10

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

PNEUMONIA PADA BALITA


JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PENDERITA L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 630 631 1,262 63 63 126 18 28.55 15 23.77 33 26.16
2 0 BATAKAN 664 662 1,326 66 66 133 39 58.75 20 30.21 59 44.50
3 JORONG JORONG 730 687 1,417 73 69 142 9 12.32 8 11.65 17 12.00
4 0 ASAM -ASAM 1,147 983 2,130 115 98 213 88 76.70 104 105.79 192 90.12
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 1,472 1,370 2,842 147 137 284 20 13.58 27 19.71 47 16.54
6 KINTAP KINTAP 1,614 1,442 3,056 161 144 306 4 2.48 5 3.47 9 2.94
7 0 SEI CUKA 842 764 1,607 84 76 161 0 - 0 - 0 -
8 PELAIHARI PELAIHARI 2,223 2,142 4,365 222 214 437 128 57.58 134 62.55 262 60.02
9 0 SEI RIAM 353 332 685 35 33 69 13 36.78 5 15.07 18 26.26
10 0 ANGSAU 1,409 1,357 2,765 141 136 277 40 28.39 37 27.28 77 27.84
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 376 339 715 38 34 71 22 58.54 14 41.31 36 50.37
12 0 TIRTA JAYA 631 606 1,237 63 61 124 44 69.70 37 61.06 81 65.47
13 TAKISUNG TAKISUNG 1,728 1,697 3,425 173 170 343 131 75.82 85 50.08 216 63.06
14 BATI - BATI BATI - BATI 1,935 1,876 3,811 193 188 381 141 72.89 103 54.90 244 64.03
15 0 KAIT - KAIT 479 438 917 48 44 92 17 35.49 9 20.56 26 28.36
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 933 893 1,826 93 89 183 47 50.38 48 53.75 95 52.03
17 KURAU KURAU 210 212 422 21 21 42 30 142.91 24 113.08 54 127.91
18 0 PADANG LUAS 498 496 994 50 50 99 10 20.08 6 12.09 16 16.09
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 730 718 1,447 73 72 145 8 10.96 3 4.18 11 7.60
JUMLAH (KAB/KOTA) 18,606 17,644 36,249 1,861 1,764 3,625 809 43.48 684 38.77 1,493 41.19

Sumber: Bidang P2PL


Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,


DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN


JUMLAH
NO KECAMATAN WILAYAH DESA + RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
2 DESA KELURAHAN PENDUDUK
(km ) KELURAHAN TANGGA TANGGA per km 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 PANYIPATAN 336.00 10 0 10 23,504 6,816 3.45 69.95
2 JORONG 628.00 11 0 11 32,226 8,396 3.84 51.32
3 BATU AMPAR 548.10 14 0 14 25,818 5,622 4.59 47.10
4 KINTAP 537.00 14 0 14 42,356 7,746 5.47 78.88
5 PELAIHARI 379.45 15 5 20 71,003 33,539 2.12 187.12
6 BAJUIN 196.30 9 0 9 17,732 4,952 3.58 90.33
7 TAKISUNG 343.00 12 0 12 31,115 8,258 3.77 90.71
8 BATI - BATI 234.75 14 0 14 42,944 8,908 4.82 182.94
9 TAMBANG ULANG 160.75 9 0 9 16,587 5,045 3.29 103.19
10 KURAU 127.00 11 0 11 12,868 6,262 2.05 101.32
11 BUMI MAKMUR 141.00 11 0 11 13,146 31,074 0.42 93.23
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,631.35 130 5 135 329,299 126,618 2.60 90.68

Sumber: - BPS Kabupaten Tanah Laut


TABEL 12

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING
NO UNIT TRANSFUSI DARAH POSITIF HIV
JUMLAH PENDONOR TERHADAP HIV
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 UUD PMI Cabang Tanah Laut 2,781 792 3,573 2,781 100.00 792 100.00 3,573 100.00 8 0.29 1 0.13 9 0.25

JUMLAH 2,781 792 3,573 2,781 100.00 792 100.00 3,573 100.00 8 0.29 1 0.13 9 0.25

Sumber: UDD PMI Cabang Tanah Laut


TABEL 13

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

DIARE
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH TARGET DIARE DITANGANI
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENEMUAN L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 5,727 5,733 11,460 123 123 245 80 65 72 59 152 62
2 0 BATAKAN 6,030 6,014 12,044 129 129 258 84 65 113 88 197 76
3 JORONG JORONG 6,636 6,237 12,873 142 133 275 142 100 144 108 286 104
4 0 ASAM -ASAM 10,423 8,931 19,354 223 191 414 108 48 72 38 180 43
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 13,375 12,442 25,817 286 266 552 130 45 146 55 276 50
6 KINTAP KINTAP 14,666 13,096 27,762 314 280 594 227 72 146 52 373 63
7 0 SEI CUKA 7,653 6,941 14,594 164 149 312 144 88 121 81 265 85
8 PELAIHARI PELAIHARI 20,196 19,460 39,656 432 416 849 331 77 433 104 764 90
9 0 SEI RIAM 3,211 3,015 6,226 69 65 133 65 95 91 141 156 117
10 0 ANGSAU 12,798 12,323 25,121 274 264 538 169 62 203 77 372 69
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 3,414 3,079 6,493 73 66 139 71 97 41 62 112 81
12 0 TIRTA JAYA 5,735 5,505 11,240 123 118 241 109 89 147 125 256 106
13 TAKISUNG TAKISUNG 15,696 15,419 31,115 336 330 666 186 55 199 60 385 58
14 BATI - BATI BATI - BATI 17,574 17,042 34,616 376 365 741 332 88 404 111 736 99
15 0 KAIT - KAIT 4,351 3,977 8,328 93 85 178 185 199 187 220 372 209
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 8,474 8,112 16,586 181 174 355 120 66 151 87 271 76
17 KURAU KURAU 1,907 1,928 3,835 41 41 82 20 49 7 17 27 33
18 0 PADANG LUAS 4,525 4,508 9,033 97 96 193 113 117 110 114 223 115
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 6,628 6,518 13,146 142 139 281 68 48 56 40 124 44
JUMLAH (KAB/KOTA) 169,019 160,280 329,299 3,617 3,430 7,047 2,684 74.2 2,843 82.9 5,527 78.4
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 214

Sumber: Bidang P2PL


TABEL 14

KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

KASUS BARU
NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 BATAKAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 JORONG JORONG 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 ASAM -ASAM 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 KINTAP KINTAP 0 0 0 2 1 3 2 1 3
7 0 SEI CUKA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 PELAIHARI PELAIHARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 SEI RIAM 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 ANGSAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 TIRTA JAYA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 TAKISUNG TAKISUNG 0 0 0 1 0 1 1 0 1
14 BATI - BATI BATI - BATI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 0 KAIT - KAIT 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 0 0 0 2 0 2 2 0 2
17 KURAU KURAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 PADANG LUAS 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 5 1 6 5 1 6
PROPORSI JENIS KELAMIN 0.00 0.00 83.33 16.67 83.33 16.67
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 2.96 0.62 1.82

Sumber: Bidang P2PL


TABEL 15

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

KASUS BARU
PENDERITA KUSTA
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA CACAT TINGKAT 2
0-14 TAHUN
KUSTA
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PANYIPATAN PANYIPATAN - - 0.00 0
2 0 BATAKAN - - 0.00 0
3 JORONG JORONG - - 0.00 0
4 0 ASAM -ASAM - - #DIV/0! #DIV/0!
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH - - 0.00 0
6 KINTAP KINTAP 3 - 0.00 0
7 0 SEI CUKA - - 0.00 0
8 PELAIHARI PELAIHARI - - #DIV/0! #DIV/0!
9 0 SEI RIAM - - 0.00 0
10 0 ANGSAU - - 0.00 0
11 BAJUIN TANJUNG HABULU - - 0.00 0
12 0 TIRTA JAYA - - #DIV/0! #DIV/0!
13 TAKISUNG TAKISUNG 1 - 0.00 0
14 BATI - BATI BATI - BATI - - 0.00 0
15 0 KAIT - KAIT - - 0.00 0
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 2 - 0.00 0
17 KURAU KURAU - - #DIV/0! #DIV/0!
18 0 PADANG LUAS - - 0.00 0
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR - - #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 6 - 0.00 - 0
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK -

Sumber: Bidang P2PL


TABEL 16

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

KASUS TERCATAT
NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 BATAKAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 JORONG JORONG 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 ASAM -ASAM 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 KINTAP KINTAP 0 0 0 2 1 3 2 1 3
7 0 SEI CUKA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 PELAIHARI PELAIHARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 SEI RIAM 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 ANGSAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 TIRTA JAYA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 TAKISUNG TAKISUNG 0 0 0 1 0 1 1 0 1
14 BATI - BATI BATI - BATI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 0 KAIT - KAIT 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 0 0 0 2 2 2 0 2
17 KURAU KURAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 PADANG LUAS 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 5 1 6 5 1 6
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0.30 0.06 0.18

Sumber: Bidang P2PL


TABEL 17

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

KUSTA (PB) KUSTA (MB)


a RFT PB a RFT MB
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA PB PENDERITA MB
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0
2 0 BATAKAN 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
3 JORONG JORONG 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0
4 0 ASAM -ASAM 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0
6 KINT AP KINT AP 1 1 1 100 #DIV/0! 1 100 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
7 0 SEI CUKA 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0
8 PELAIHARI PELAIHARI 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
9 0 SEI RIAM 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0
10 0 ANGSAU 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0
12 0 TIRTA JAYA 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0
13 TAKISUNG TAKISUNG 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
14 BATI - BATI BATI - BATI 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 3 3 3 100 #DIV/0! 3 100
15 0 KAIT - KAIT 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
17 KURAU KURAU 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 1 1 100 #DIV/0! 1 100
18 0 PADANG LUAS 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 0 1 1 0.0 0 0.0 1 0.0 4 0 4 4 100 0 #DIV/0! 4 100

Sumber: Bidang P2PL


TABEL 18

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KASUS AFP


NO KECAMATAN PUSKESMAS
<15 TAHUN (NON POLIO)
1 2 3 4 5
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 3,409
2 0 BATAKAN 3,583
3 JORONG JORONG 3,830 1
4 0 ASAM -ASAM 5,758
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 7,681 1
6 KINTAP KINTAP 8,259
7 0 SEI CUKA 4,342
8 PELAIHARI PELAIHARI 11,798 2
9 0 SEI RIAM 1,852
10 0 ANGSAU 7,473
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 1,932
12 0 TIRTA JAYA 3,344 1
13 TAKISUNG TAKISUNG 9,257 1
14 BATI - BATI BATI - BATI 10,298
15 0 KAIT - KAIT 2,478
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 4,934
17 KURAU KURAU 1,141
18 0 PADANG LUAS 2,687
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 3,911
JUMLAH (KAB/KOTA) 97,966 6
AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 6.12

Sumber: Bidang P2PL


Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu97,978
sebesar:
TABEL 19

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

JUMLAH KASUS PD3I


DIFTERI TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM
NO KECAMATAN PUSKESMAS PERTUSIS
JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS
MENINGGAL MENINGGAL MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 BATAKAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 JORONG JORONG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 ASAM -ASAM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 KINTAP KINTAP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 SEI CUKA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 PELAIHARI PELAIHARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 SEI RIAM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 ANGSAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 TIRTA JAYA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 TAKISUNG TAKISUNG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 BATI - BATI BATI - BATI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 0 KAIT - KAIT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 KURAU KURAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 PADANG LUAS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) 0.00 0.00 0.00

Sumber: Bidang P2PL


TABEL 20

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

JUMLAH KASUS PD3I

NO KECAMATAN PUSKESMAS CAMPAK


POLIO HEPATITIS B
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 BATAKAN 0 0 0 0 0 0 0 0
3 JORONG JORONG 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 ASAM -ASAM 0 0 0 0 0 0 0 0
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 3 3 0 0 0 0 0 0 0
6 KINTAP KINTAP 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 SEI CUKA 0 0 0 0 0 0 0 0
8 PELAIHARI PELAIHARI 2 2 4 0 0 0 0 0 0 0
9 0 SEI RIAM 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 ANGSAU 0 0 0 0 0 0 0 0
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 TIRTA JAYA 0 0 0 0 0 0 0 0
13 TAKISUNG TAKISUNG 1 1 0 0 0 0 0 0 0
14 BATI - BATI BATI - BATI 3 2 5 0 0 0 0 0 0 0
15 0 KAIT - KAIT 0 0 0 0 0 0 0 0
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 0 0 0 0 0 0 0 0
17 KURAU KURAU 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 PADANG LUAS 2 4 6 0 0 0 0 0 0 0
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 10 9 19 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) 0.0

Sumber: Bidang P2PL


TABEL 21

JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 1 3 4 0 0.0 0.0 0.0
2 0 BATAKAN 3 2 5 0 0.0 0.0 0.0
3 JORONG JORONG 18 22 40 0 0.0 0.0 0.0
4 0 ASAM -ASAM 2 7 9 0 0.0 0.0 0.0
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 12 10 22 0 0.0 0.0 0.0
6 KINTAP KINTAP 13 13 26 0 0.0 0.0 0.0
7 0 SEI CUKA 2 5 7 0 0.0 0.0 0.0
8 PELAIHARI PELAIHARI 32 32 64 1 1 2 3.1 3.1 3.1
9 0 SEI RIAM 2 1 3 0 0.0 0.0 0.0
10 0 ANGSAU 41 40 81 1 1 2 2.4 2.5 2.5
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 3 4 7 0 0.0 0.0 0.0
12 0 TIRTA JAYA 8 6 14 0 0.0 0.0 0.0
13 TAKISUNG TAKISUNG 18 16 34 1 1 0.0 6.3 2.9
14 BATI - BATI BATI - BATI 5 16 21 0 0.0 0.0 0.0
15 0 KAIT - KAIT 0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 5 6 11 0 0.0 0.0 0.0
17 KURAU KURAU 8 5 13 0 0.0 0.0 0.0
18 0 PADANG LUAS 2 5 7 0 0.0 0.0 0.0
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 16 13 29 0 0.0 0.0 0.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 191 206 397 2 3 5 1.0 1.5 1.3
INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 113.00 128.53 120.56

Sumber: Bidang P2PL


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 22

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

MALARIA
SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
NO KECAMATAN PUSKESMAS SUSPEK MENINGGAL CFR
POSITIF
L P L+P
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 40 1 #DIV/0! #DIV/0! 1 2.50 0 0 0 0 0.00 0.00
2 0 BATAKAN - #DIV/0! - - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! 0.00 #DIV/0!
3 JORONG JORONG 17 2 #DIV/0! #DIV/0! 2 11.76 0 0 0 0.00 #DIV/0! 0.00
4 0 ASAM -ASAM - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! 0.00 #DIV/0!
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 140 50 #DIV/0! #DIV/0! 50 35.71 0 0 0 0.00 0.00 0.00
6 KINTAP KINTAP 260 8 #DIV/0! 1 #DIV/0! 9 3.46 0 0 0 0.00 0.00 0.00
7 0 SEI CUKA 3 2 #DIV/0! #DIV/0! 2 66.67 0 0 0 0.00 0.00 0.00
8 PELAIHARI PELAIHARI 16 2 #DIV/0! #DIV/0! 2 12.50 0 0 0 0.00 #DIV/0! 0.00
9 0 SEI RIAM - #DIV/0! - - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! 0.00 #DIV/0!
10 0 ANGSAU 16 #DIV/0! - - - 0 0 0 #DIV/0! 0.00 #DIV/0!
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 109 3 #DIV/0! 2 #DIV/0! 5 4.59 0 0 0 0.00 0.00 0.00
12 0 TIRTA JAYA 30 3 #DIV/0! #DIV/0! 3 10.00 0 0 0 0.00 0.00 0.00
13 TAKISUNG TAKISUNG 6 1 #DIV/0! #DIV/0! 1 16.67 0 0 0 0.00 0.00 0.00
14 BATI - BATI BATI - BATI - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! 0.00 #DIV/0!
15 0 KAIT - KAIT - #DIV/0! - - - 0 0 0 0.00 0.00 0.00
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 11 #DIV/0! #DIV/0! - - 0 0 0 0.00 #DIV/0! #DIV/0!
17 KURAU KURAU - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! 0.00 #DIV/0!
18 0 PADANG LUAS - #DIV/0! - - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! 0.00 #DIV/0!
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 0 - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 - - - 72 #DIV/0! 3 #DIV/0! 75 #DIV/0! 0 0 0 0 0 0

JUMLAH PENDUDUK BERISIKO 169,020 160,280 329,300

ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO 0.43 0.02 0.23

Sumber: Bidang P2PL 0.02


TABEL 23

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

PENDERITA FILARIASIS
NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS BARU DITEMUKAN JUMLAH SELURUH KASUS
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 0 0 0 0 0 0
2 0 BATAKAN 0 0 0 0 0 0
3 JORONG JORONG 0 0 0 0 0 0
4 0 ASAM -ASAM 0 0 0 0 0 0
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 0 0 0 0 0 0
6 KINTAP KINTAP 0 0 0 0 0 0
7 0 SEI CUKA 0 0 0 0 0 0
8 PELAIHARI PELAIHARI 0 0 0 0 0 0
9 0 SEI RIAM 0 0 0 0 0 0
10 0 ANGSAU 0 0 0 0 0 0
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 0 0 0 0 0 0
12 0 TIRTA JAYA 0 0 0 0 0 0
13 TAKISUNG TAKISUNG 0 0 0 0 0 0
14 BATI - BATI BATI - BATI 0 0 0 0 0 0
15 0 KAIT - KAIT 0 0 0 0 0 0
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 0 0 0 0 0 0
17 KURAU KURAU 0 0 0 0 0 0
18 0 PADANG LUAS 0 0 0 0 0 0
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) - - -

Sumber: Bidang P2PL


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 24

PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGI


JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN LAKI-LAKI + LAKI-LAKI +
NO KECAMATAN PUSKESMAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 0 0 0 0 14 0 17 0 31 #DIV/0!
2 0 BATAKAN 0 0 0 0 36 0 48 0 84 #DIV/0!
3 JORONG JORONG 0 0 0 0 324 0 858 0 1182 #DIV/0!
4 0 ASAM -ASAM 0 0 0 0 50 0 108 0 158 #DIV/0!
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 0 0 0 0 24 0 55 0 79 #DIV/0!
6 KINTAP KINTAP 0 0 0 0 237 0 155 0 392 #DIV/0!
7 0 SEI CUKA 0 0 0 0 5 0 20 0 25 #DIV/0!
8 PELAIHARI PELAIHARI 0 0 0 0 270 0 403 0 673 #DIV/0!
9 0 SEI RIAM 0 0 0 0 9 0 23 0 32 #DIV/0!
10 0 ANGSAU 0 0 0 0 140 0 633 0 773 #DIV/0!
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 0 0 0 0 18 0 72 0 90 #DIV/0!
12 0 TIRTA JAYA 0 0 0 0 149 0 218 0 367 #DIV/0!
13 TAKISUNG TAKISUNG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!
14 BATI - BATI BATI - BATI 0 0 0 0 162 0 347 0 509 #DIV/0!
15 0 KAIT - KAIT 0 0 0 0 32 0 41 0 73 #DIV/0!
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!
17 KURAU KURAU 0 0 0 0 32 0 30 0 62 #DIV/0!
18 0 PADANG LUAS 0 0 0 0 168 0 327 0 495 #DIV/0!
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 84 #DIV/0! 66 #DIV/0! 150 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1,754 0 3,421 0 5,175 #DIV/0!

Sumber: Bidang P2PL

Ket:
TABEL 25

PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS OBESITAS


DAN JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15
NO KECAMATAN PUSKESMAS TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 0 0 0 0.00 0 0 4 -
2 0 BATAKAN 0 0 0 0.00 0 0 #DIV/0!
3 JORONG JORONG 0 0 0 0.00 0 0 -
4 0 ASAM -ASAM 0 0 0 0.00 0 0 #DIV/0!
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 0 0 0 0.00 0 0 -
6 KINTAP KINTAP 0 0 0 0.00 0 0 #DIV/0!
7 0 SEI CUKA 0 0 0 0.00 0 0 #DIV/0!
8 PELAIHARI PELAIHARI 0 0 0 0.00 0 0 #DIV/0!
9 0 SEI RIAM 0 0 0 0.00 0 0 #DIV/0!
10 0 ANGSAU 0 0 0 0.00 0 0 #DIV/0!
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 0 0 0 0.00 0 0 #DIV/0!
12 0 TIRTA JAYA 0 0 0 0.00 0 0 -
13 TAKISUNG TAKISUNG 0 0 0 0.00 0 0 #DIV/0!
14 BATI - BATI BATI - BATI 0 0 0 0.00 0 0 #DIV/0!
15 0 KAIT - KAIT 0 0 0 0.00 0 0 #DIV/0!
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 0 0 0 0.00 0 0 -
17 KURAU KURAU 0 0 0 0.00 0 0 -
18 0 PADANG LUAS 0 0 0 0.00 0 0 #DIV/0!
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0 0 0 4 #DIV/0!

Sumber: Bidang P2PL

Ket: 0
TABEL 27

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

YANG TERSERANG JUMLAH PENDUDUK


WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA JUMLAH KEMATIAN ATTACK RATE (%) CFR (%)
JENIS KEJADIAN JUMLAH TERANCAM
NO JUMLAH
LUAR BIASA DESA/KE DITANGGU- 0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
KEC DIKETAHUI AKHIR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L LANGI HARI HARI BLN THN THN THN THN THN THN THN THN THN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 Keracunan Makanan 1 1 1 2 3 1 1 1 0 5,167 - - 0.06 - - -
2 Pertusis 1 1 1 0 1 1 0 2,436 - - 0.04 - - -

+
Sumber: Bidang P2PL
TABEL 28

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5 6
1 PANYIPATAN PANYIPATAN -
2 0 BATAKAN #DIV/0!
3 JORONG JORONG #DIV/0!
4 0 ASAM -ASAM -
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH -
6 KINTAP KINTAP -
7 0 SEI CUKA -
8 PELAIHARI PELAIHARI #DIV/0!
9 0 SEI RIAM -
10 0 ANGSAU -
11 BAJUIN TANJUNG HABULU -
12 0 TIRTA JAYA -
13 TAKISUNG TAKISUNG -
14 BATI - BATI BATI - BATI 2 2 100.00
15 0 KAIT - KAIT -
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG #DIV/0!
17 KURAU KURAU -
18 0 PADANG LUAS -
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 2 100.00

Sumber: Bidang P2PL


TABEL 28

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5 6
1 PANYIPATAN PANYIPATAN -
2 0 BATAKAN #DIV/0!
3 JORONG JORONG #DIV/0!
4 0 ASAM -ASAM -
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH -
6 KINTAP KINTAP -
7 0 SEI CUKA -
8 PELAIHARI PELAIHARI #DIV/0!
9 0 SEI RIAM -
10 0 ANGSAU -
11 BAJUIN TANJUNG HABULU -
12 0 TIRTA JAYA -
13 TAKISUNG TAKISUNG -
14 BATI - BATI BATI - BATI 2 2 100.00
15 0 KAIT - KAIT -
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG #DIV/0!
17 KURAU KURAU -
18 0 PADANG LUAS -
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 2 100.00

Sumber: Bidang P2PL


TABEL 29

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

IBU HAMIL IBU BERSALIN/NIFAS


PERSALINAN MENDAPAT IBU NIFAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS K1 K4
JUMLAH JUMLAH DITOLONG NAKES YANKES NIFAS MENDAPAT VIT A
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 231 241 104.33 172 74.46 220 228 103.64 203 92.27 228 103.64
2 0 BATAKAN 242 255 105.37 203 83.88 231 232 100.43 222 96.10 250 108.23
3 JORONG JORONG 259 271 104.63 206 79.54 247 262 106.07 266 107.69 263 106.48
4 0 ASAM -ASAM 390 386 98.97 370 94.87 372 364 97.85 360 96.77 347 93.28
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 520 496 95.38 386 74.23 496 452 91.13 452 91.13 463 93.35
6 KINTAP KINTAP 559 586 104.83 518 92.67 533 547 102.63 532 99.81 547 102.63
7 0 SEI CUKA 294 294 100.00 262 89.12 280 298 106.43 270 96.43 295 105.36
8 PELAIHARI PELAIHARI 798 833 104.39 684 85.71 762 713 93.57 691 90.68 715 93.83
9 0 SEI RIAM 125 118 94.40 91 72.80 120 111 92.50 101 84.17 114 95.00
10 0 ANGSAU 506 619 122.33 388 76.68 483 450 93.17 454 94.00 445 92.13
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 131 131 100.00 96 73.28 125 97 77.60 92 73.60 95 76.00
12 0 TIRTA JAYA 226 225 99.56 184 81.42 216 201 93.06 189 87.50 193 89.35
13 TAKISUNG TAKISUNG 626 597 95.37 466 74.44 598 542 90.64 520 86.96 546 91.30
14 BATI - BATI BATI - BATI 697 709 101.72 607 87.09 665 650 97.74 627 94.29 640 96.24
15 0 KAIT - KAIT 168 157 93.45 117 69.64 160 154 96.25 145 90.63 153 95.63
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 312 324 103.85 281 90.06 298 350 117.45 339 113.76 352 118.12
17 KURAU KURAU 77 75 97.40 57 74.03 74 79 106.76 77 104.05 78 105.41
18 0 PADANG LUAS 182 163 89.56 110 60.44 174 139 79.89 122 70.11 139 79.89
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 265 262 98.87 233 87.92 253 247 97.63 232 91.70 245 96.84
JUMLAH (KAB/KOTA) 6,608 6,742 102.03 5,431 82.19 6,307 6,116 96.97 5,894 93.45 6,108 96.84

Sumber: Bidang Kesga


TABEL 31

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS


JUMLAH WUS
NO KECAMATAN PUSKESMAS TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5
(15-39 TAHUN)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 315 78 24.8 10 3.2 4 1.3 2 0.6 5 1.6
20 BATAKAN 332 6 1.8 0 - 0 - 0 - 0 -
3 JORONG JORONG 359 56 15.6 19 5.3 6 1.7 1 0.3 2 0.6
40 ASAM -ASAM 529 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 711 126 17.7 27 3.8 19 2.7 8 1.1 7 1.0
6 KINTAP KINTAP 765 52 6.8 35 4.6 12 1.6 0 - 0 -
70 SEI CUKA 402 1 0.2 1 0.2 17 4.2 32 8.0 9 2.2
8 PELAIHARI PELAIHARI 1,092 4 0.4 16 1.5 187 17.1 30 2.7 28 2.6
90 SEI RIAM 170 0 - 4 2.4 39 22.9 1 0.6 1 0.6
10 0 ANGSAU 694 8 1.2 4 0.6 10 1.4 40 5.8 25 3.6
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 182 0 - 0 - 14 7.7 21 11.5 3 1.6
12 0 TIRTA JAYA 308 43 14.0 14 4.5 4 1.3 4 1.3 0 -
13 TAKISUNG TAKISUNG 875 149 17.0 20 2.3 29 3.3 8 0.9 4 0.5
14 BATI - BATI BATI - BATI 953 0 - 0 - 149 15.6 0 - 0 -
15 0 KAIT - KAIT 230 34 14.8 7 3.0 4 1.7 1 0.4 1 0.4
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 457 66 14.4 64 14.0 0 - 0 - 0 -
17 KURAU KURAU 426 0 - 2 0.5 14 3.3 0 - 0 -
18 0 PADANG LUAS 290 62 21.4 15 5.2 0 - 4 1.4 0 -
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 369 81 22.0 5 1.4 6 1.6 5 1.4 1 0.3
JUMLAH (KAB/KOTA) 9,459 766 8.1 243 2.6 514 5.4 157 1.7 86 0.9

Sumber: Bidang P2PL


TABEL 31

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS


JUMLAH WUS
NO KECAMATAN PUSKESMAS TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5
(15-39 TAHUN)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 315 78 24.8 10 3.2 4 1.3 2 0.6 5 1.6
20 BATAKAN 332 6 1.8 0 - 0 - 0 - 0 -
3 JORONG JORONG 359 56 15.6 19 5.3 6 1.7 1 0.3 2 0.6
40 ASAM -ASAM 529 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 711 126 17.7 27 3.8 19 2.7 8 1.1 7 1.0
6 KINTAP KINTAP 765 52 6.8 35 4.6 12 1.6 0 - 0 -
70 SEI CUKA 402 1 0.2 1 0.2 17 4.2 32 8.0 9 2.2
8 PELAIHARI PELAIHARI 1,092 4 0.4 16 1.5 187 17.1 30 2.7 28 2.6
90 SEI RIAM 170 0 - 4 2.4 39 22.9 1 0.6 1 0.6
10 0 ANGSAU 694 8 1.2 4 0.6 10 1.4 40 5.8 25 3.6
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 182 0 - 0 - 14 7.7 21 11.5 3 1.6
12 0 TIRTA JAYA 308 43 14.0 14 4.5 4 1.3 4 1.3 0 -
13 TAKISUNG TAKISUNG 875 149 17.0 20 2.3 29 3.3 8 0.9 4 0.5
14 BATI - BATI BATI - BATI 953 0 - 0 - 149 15.6 0 - 0 -
15 0 KAIT - KAIT 230 34 14.8 7 3.0 4 1.7 1 0.4 1 0.4
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 457 66 14.4 64 14.0 0 - 0 - 0 -
17 KURAU KURAU 426 0 - 2 0.5 14 3.3 0 - 0 -
18 0 PADANG LUAS 290 62 21.4 15 5.2 0 - 4 1.4 0 -
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 369 81 22.0 5 1.4 6 1.6 5 1.4 1 0.3
JUMLAH (KAB/KOTA) 9,459 766 8.1 243 2.6 514 5.4 157 1.7 86 0.9

Sumber: Bidang P2PL


TABEL 32

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

JUMLAH FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)


NO KECAMATAN PUSKESMAS
IBU HAMIL JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 231 240 103.90 173 74.89
2 0 BATAKAN 242 254 104.96 221 91.32
3 JORONG JORONG 259 271 104.63 210 81.08
4 0 ASAM -ASAM 390 366 93.85 355 91.03
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 520 496 95.38 386 74.23
6 KINTAP KINTAP 559 520 93.02 520 93.02
7 0 SEI CUKA 294 294 100.00 262 89.12
8 PELAIHARI PELAIHARI 798 833 104.39 684 85.71
9 0 SEI RIAM 125 114 91.20 89 71.20
10 0 ANGSAU 506 487 96.25 504 99.60
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 131 125 95.42 100 76.34
12 0 TIRTA JAYA 226 201 88.94 191 84.51
13 TAKISUNG TAKISUNG 626 578 92.33 448 71.57
14 BATI - BATI BATI - BATI 697 714 102.44 607 87.09
15 0 KAIT - KAIT 168 154 91.67 117 69.64
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 312 329 105.45 285 91.35
17 KURAU KURAU 77 68 88.31 56 72.73
18 0 PADANG LUAS 182 163 89.56 130 71.43
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 265 266 100.38 223 84.15
JUMLAH (KAB/KOTA) 6608 6,473 97.96 5,561 84.16

Sumber: Bidang Kesga


TABEL 33

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL


MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

PERKIRAAN PENANGANAN
PERKIRAAN NEONATAL PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
JUMLAH BUMIL KOMPLIKASI JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KECAMATAN PUSKESMAS DENGAN KOMPLIKASI
IBU HAMIL KEBIDANAN L P L+P
KOMPLIKASI
S % L P L+P L P L+P S % S % S %
KEBIDANAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 231 46 78 168.83 104 118 222 16 16 32 13 81.3 12 75.0 25 78.13
2 0 BATAKAN 242 48 86 177.69 117 118 235 17 17 34 10 58.8 13 76.5 23 67.65
3 JORONG JORONG 259 52 99 191.12 131 126 257 18 17 35 8 44.4 11 64.7 19 54.29
4 0 ASAM -ASAM 390 78 87 111.54 196 171 367 29 25 54 19 65.5 16 64.0 35 64.81
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 520 104 147 141.35 234 228 462 37 34 71 21 56.8 22 64.7 43 60.56
6 KINT AP KINT AP 559 112 103 92.13 299 240 539 40 36 76 48 120.0 29 80.6 77 101.32
7 0 SEI CUKA 294 59 88 149.66 130 163 293 21 19 40 15 71.4 13 68.4 28 70.00
8 PELAIHARI PELAIHARI 798 160 158 99.00 364 349 713 55 53 108 35 63.6 40 75.5 75 69.44
9 0 SEI RIAM 125 25 50 200.00 55 59 114 9 8 17 7 77.8 16 200.0 23 135.29
10 0 ANGSAU 506 101 176 173.91 235 213 448 35 34 69 32 91.4 17 50.0 49 71.01
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 131 26 32 122.14 48 55 103 9 8 17 4 44.4 7 87.5 11 64.71
12 0 TIRTA JAYA 226 45 43 95.13 96 93 189 16 15 31 12 75.0 10 66.7 22 70.97
13 TAKISUNG TAKISUNG 626 125 178 142.17 279 264 543 43 42 85 27 62.8 20 47.6 47 55.29
14 BATI - BATI BATI - BATI 697 139 173 124.10 330 314 644 48 47 95 46 95.8 42 89.4 88 92.63
15 0 KAIT - KAIT 168 34 48 142.86 73 79 152 12 11 23 8 66.7 5 45.5 13 56.52
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 312 62 99 158.65 183 164 347 23 19 42 21 91.3 15 78.9 36 85.71
17 KURAU KURAU 77 15 22 142.86 29 32 61 5 5 10 4 80.0 7 140.0 11 110.00
18 0 PADANG LUAS 182 36 24 65.93 81 69 150 12 12 24 6 50.0 4 33.3 10 41.67
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 265 53 61 115.09 138 117 255 18 18 36 15 83.3 16 88.9 31 86.11
JUMLAH (KAB/KOTA) 6,608 1,322 1752 132.57 3,122 2,972 6,094 463 436 899 351 75.8 315 72.2 666 74.08

Sumber: Bidang Kesga


TABEL 34

PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

PESERTA KB AKTIF
MKJP NON MKJP MKJP +
NO KECAMATAN PUSKESMAS % MKJP +
OBAT LAIN NON
IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % KON DOM % SUNTIK % PIL % % % JUMLAH % NON MKJP
VAGINA NYA MKJP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 0 0.0 0 0.0 21 1.3 51 3.1 72 4.4 8 0.5 1,068 65.4 484 29.7 0 0.0 0 0.0 1,560 95.6 1,632 100.0
2 0 BATAKAN 11 0.6 0 0.0 12 0.7 11 0.6 34 1.9 9 0.5 1,338 76.0 380 21.6 0 0.0 0 0.0 1,727 98.1 1,761 100.0
3 JORONG JORONG 23 1.1 0 0.0 44 2.2 110 5.4 177 8.8 18 0.9 1,399 69.3 426 21.1 0 0.0 0 0.0 1,843 91.2 2,020 100.0
4 0 ASAM -ASAM 14 0.6 0 0.0 32 1.5 61 2.8 107 4.9 10 0.5 1,479 68.3 571 26.3 0 0.0 0 0.0 2,060 95.1 2,167 100.0
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 82 2.7 0 0.0 142 4.6 342 11.2 566 18.5 48 1.6 1,606 52.4 845 27.6 0 0.0 0 0.0 2,499 81.5 3,065 100.0
6KINTAP KINTAP 6 0.2 0 0.0 19 0.5 136 3.7 161 4.3 51 1.4 2,412 65.2 1,078 29.1 0 0.0 0 0.0 3,541 95.7 3,702 100.0
7 0 SEI CUKA 15 0.5 0 0.0 60 2.1 289 10.2 364 12.9 0 0.0 1,660 58.8 798 28.3 0 0.0 0 0.0 2,458 87.1 2,822 100.0
8 PELAIHARI PELAIHARI 114 1.9 6 0.1 88 1.5 245 4.2 453 7.7 1 0.0 3,482 59.4 1,925 32.8 0 0.0 0 0.0 5,408 92.3 5,861 100.0
9 0 SEI RIAM 15 1.2 0 0.0 23 1.8 46 3.6 84 6.6 14 1.1 540 42.7 627 49.6 0 0.0 0 0.0 1,181 93.4 1,265 100.0
10 0 ANGSAU 89 2.8 0 0.0 45 1.4 127 4.1 261 8.3 186 5.9 1,694 54.1 991 31.6 0 0.0 0 0.0 2,871 91.7 3,132 100.0
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 20 2.3 0 0.0 12 1.4 72 8.2 104 11.8 6 0.7 438 49.8 331 37.7 0 0.0 0 0.0 775 88.2 879 100.0
12 0 TIRTA JAYA 42 2.7 0 0.0 40 2.5 100 6.3 182 11.5 14 0.9 951 60.2 434 27.5 0 0.0 0 0.0 1,399 88.5 1,581 100.0
13 TAKISUNG TAKISUNG 31 0.7 0 0.0 68 1.6 184 4.2 283 6.5 38 0.9 3,075 70.5 965 22.1 0 0.0 0 0.0 4,078 93.5 4,361 100.0
14 BATI - BATI BATI - BATI 36 0.5 0 0.0 40 0.5 159 2.0 235 3.0 199 2.5 5,677 71.6 1,821 23.0 0 0.0 0 0.0 7,697 97.0 7,932 100.0
15 0 KAIT - KAIT 32 2.6 0 0.0 18 1.5 178 14.5 228 18.6 60 4.9 633 51.7 303 24.8 0 0.0 0 0.0 996 81.4 1,224 100.0
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 0 0.0 0 0.0 2 0.5 12 3.0 14 3.5 0 0.0 340 85.0 46 11.5 0 0.0 0 0.0 386 96.5 400 100.0
17 KURAU KURAU 0 0.0 0 0.0 0 0.0 31 7.1 31 7.1 0 0.0 228 52.5 175 40.3 0 0.0 0 0.0 403 92.9 434 100.0
18 0 PADANG LUAS 3 0.5 4 0.7 5 0.8 36 6.1 48 8.1 6 1.0 445 75.3 92 15.6 0 0.0 0 0.0 543 91.9 591 100.0
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 3 0.2 0 0.0 7 0.4 132 7.4 142 8.0 16 0.9 1,013 57.0 605 34.1 0 0.0 0 0.0 1,634 92.0 1,776 100.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 536 1.2 10 0.02 678 1.5 2,322 5.0 3,546 7.6 684 1.5 29,478 63.3 12,897 27.7 0 0.0 0 0.0 43,059 92.4 46,605 100.0

Sumber: Bidang Kesga


Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 35

PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

PESERTA KB BARU
MKJP NON MKJP MKJP + % MKJP
NO KECAMATAN PUSKESMAS
OBAT LAIN NON + NON
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL % % % JUMLAH % MKJP MKJP
VAGINA NYA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 0 0.0 0 0.0 4 2.0 4 2.0 8 4.0 0 0.0 150 75.4 41 20.6 0 0.0 0 0.0 191 96.0 199 100.0
2 0 BATAKAN 3 1.2 0 0.0 0 0.0 3 1.2 6 2.4 2 0.8 237 95.2 4 1.6 0 0.0 0 0.0 243 97.6 249 100.0
3 JORONG JORONG 0 0.0 1 0.3 0 0.0 3 1.0 4 1.3 3 1.0 251 83.1 44 14.6 0 0.0 0 0.0 298 98.7 302 100.0
4 0 ASAM -ASAM 2 0.6 0 0.0 4 1.1 2 0.6 8 2.3 2 0.6 260 73.7 83 23.5 0 0.0 0 0.0 345 97.7 353 100.0
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 9 1.8 0 0.0 29 5.8 61 12.2 99 19.9 3 0.6 276 55.4 120 24.1 0 0.0 0 0.0 399 80.1 498 100.0
6KINTAP KINTAP 0 0.0 0 0.0 5 0.6 22 2.5 27 3.0 9 1.0 626 69.9 234 26.1 0 0.0 0 0.0 869 97.0 896 100.0
7 85 SEI CUKA 0 0.0 0 0.0 7 2.5 1 0.4 8 2.9 0 0.0 182 66.2 85 30.9 0 0.0 0 0.0 267 97.1 275 100.0
8 PELAIHARI PELAIHARI 1 0.2 41 7.6 7 1.3 12 2.2 61 11.2 1 0.2 382 70.3 99 18.2 0 0.0 0 0.0 482 88.8 543 100.0
9 0 SEI RIAM 1 0.8 0 0.0 0 0.0 6 4.7 7 5.4 3 2.3 87 67.4 32 24.8 0 0.0 0 0.0 122 94.6 129 100.0
10 0 ANGSAU 40 6.0 0 0.0 10 1.5 35 5.2 85 12.7 28 4.2 332 49.8 222 33.3 0 0.0 0 0.0 582 87.3 667 100.0
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 5 4.3 0 0.0 1 0.9 11 9.6 17 14.8 2 1.7 69 60.0 27 23.5 0 0.0 0 0.0 98 85.2 115 100.0
12 0 TIRTA JAYA 18 7.8 0 0.0 3 1.3 11 4.7 32 13.8 2 0.9 143 61.6 55 23.7 0 0.0 0 0.0 200 86.2 232 100.0
13 TAKISUNG TAKISUNG 8 1.9 0 0.0 10 2.4 25 5.9 43 10.2 2 0.5 314 74.4 63 14.9 0 0.0 0 0.0 379 89.8 422 100.0
14 BATI - BATI BATI - BATI 4 0.7 0 0.0 1 0.2 3 0.5 8 1.3 0 0.0 548 92.3 38 6.4 0 0.0 0 0.0 586 98.7 594 100.0
15 0 KAIT - KAIT 1 0.6 0 0.0 5 2.9 24 14.0 30 17.5 1 0.6 108 63.2 32 18.7 0 0.0 0 0.0 141 82.5 171 100.0
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 0 0.0 0 0.0 2 3.2 8 12.9 10 16.1 0 0.0 45 72.6 7 11.3 0 0.0 0 0.0 52 83.9 62 100.0
17 KURAU KURAU 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1 10.0 3 30.0 6 60.0 0 0.0 0 0.0 10 100.0 10 100.0
18 0 PADANG LUAS 2 1.2 4 2.3 2 1.2 20 11.6 28 16.2 2 1.2 120 69.4 23 13.3 0 0.0 0 0.0 145 83.8 173 100.0
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 3 0.2 1 0.1 7 0.4 188 10.5 199 11.1 7 0.4 1,006 56.0 583 32.5 0 0.0 0 0.0 1,596 88.9 1,795 100.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 97 1.3 47 0.6 97 1.3 439 5.7 680 8.8 68 0.9 5,139 66.9 1,798 23.4 0 0.0 0 0.0 7,005 91.2 7,685 100.0

Sumber: Bidang Kesga


Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 36

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

PESERTA KB BARU PESERTA KB AKTIF


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PUS
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 1,948 199 10.2 1,632 83.8
2 0 BATAKAN 2,048 249 12.2 1,761 86.0
3 JORONG JORONG 2,188 302 13.8 2,020 92.3
4 0 ASAM -ASAM 3,290 353 10.7 2,167 65.9
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 4,389 498 11.3 3,065 69.8
6 KINTAP KINTAP 4,720 896 19.0 3,702 78.4
7 0 SEI CUKA 2,481 275 11.1 2,822 113.7
8 PELAIHARI PELAIHARI 6,741 543 8.1 5,861 86.9
9 0 SEI RIAM 1,059 129 12.2 1,265 119.5
10 0 ANGSAU 4,271 667 15.6 3,132 73.3
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 1,104 115 10.4 879 79.6
12 0 TIRTA JAYA 1,910 232 12.1 1,581 82.8
13 TAKISUNG TAKISUNG 5,290 422 8.0 4,361 82.4
14 BATI - BATI BATI - BATI 5,885 594 10.1 7,932 134.8
15 0 KAIT - KAIT 1,416 171 12.1 1,224 86.4
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 2,633 62 2.4 400 15.2
17 KURAU KURAU 652 10 1.5 434 66.6
18 0 PADANG LUAS 1,535 173 11.3 591 38.5
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 2,234 1,795 80.3 1,776 79.5
JUMLAH (KAB/KOTA) 55,794 7,685 13.8 46,605 83.5

Sumber: Bidang Kesga


TABEL 37

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG BBLR


JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 104 118 222 104 100.0 118 100.0 222 100.0 8 7.7 8 6.8 16 7.2
2 0 BATAKAN 117 118 235 117 100.0 118 100.0 235 100.0 5 4.3 6 5.1 11 4.7
3 JORONG JORONG 131 126 257 131 100.0 126 100.0 257 100.0 9 6.9 7 5.6 16 6.2
4 0 ASAM -ASAM 196 171 367 196 100.0 171 100.0 367 100.0 12 6.1 12 7.0 24 6.5
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 234 228 462 234 100.0 228 100.0 462 100.0 19 8.1 18 7.9 37 8.0
6 KINTAP KINTAP 299 240 539 299 100.0 240 100.0 539 100.0 7 2.3 11 4.6 18 3.3
7 0 SEI CUKA 130 163 293 130 100.0 163 100.0 293 100.0 7 5.4 8 4.9 15 5.1
8 PELAIHARI PELAIHARI 364 349 713 364 100.0 349 100.0 713 100.0 18 4.9 19 5.4 37 5.2
9 0 SEI RIAM 55 59 114 55 100.0 59 100.0 114 100.0 3 5.5 5 8.5 8 7.0
10 0 ANGSAU 235 213 448 235 100.0 213 100.0 448 100.0 11 4.7 8 3.8 19 4.2
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 48 55 103 48 100.0 55 100.0 103 100.0 3 6.3 8 14.5 11 10.7
12 0 TIRTA JAYA 96 93 189 96 100.0 93 100.0 189 100.0 3 3.1 7 7.5 10 5.3
13 TAKISUNG TAKISUNG 279 264 543 279 100.0 264 100.0 543 100.0 18 6.5 13 4.9 31 5.7
14 BATI - BATI BATI - BATI 330 314 644 330 100.0 314 100.0 644 100.0 15 4.5 18 5.7 33 5.1
15 0 KAIT - KAIT 73 79 152 73 100.0 79 100.0 152 100.0 4 5.5 4 5.1 8 5.3
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 183 164 347 183 100.0 164 100.0 347 100.0 12 6.6 10 6.1 22 6.3
17 KURAU KURAU 29 32 61 29 100.0 32 100.0 61 100.0 1 3.4 2 6.3 3 4.9
18 0 PADANG LUAS 81 69 150 81 100.0 69 100.0 150 100.0 9 11.1 9 13.0 18 12.0
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 138 117 255 138 100.0 117 100.0 255 100.0 11 8.0 9 7.7 20 7.8
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,122 2,972 6,094 3,122 100.0 2,972 100.0 6,094 100.0 175 5.6 182 6.1 357 5.9

Sumber: Bidang Kesga


TABEL 38

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)


JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L +P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 104 118 222 104 100.0 118 100.0 222 100.00 107 102.9 115 97.5 222 100.00
2 0 BATAKAN 117 118 235 115 98.3 118 100.0 233 99.15 112 95.7 116 98.3 228 97.02
3 JORONG JORONG 131 126 257 129 98.5 126 100.0 255 99.22 132 100.8 123 97.6 255 99.22
4 0 ASAM -ASAM 196 171 367 191 97.4 174 101.8 365 99.46 199 101.5 168 98.2 367 100.00
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 234 228 462 232 99.1 229 100.4 461 99.78 229 97.9 228 100.0 457 98.92
6 KINT AP KINT AP 299 240 539 300 100.3 246 102.5 546 101.30 297 99.3 243 101.3 540 100.19
7 0 SEI CUKA 130 163 293 133 102.3 161 98.8 294 100.34 121 93.1 166 101.8 287 97.95
8 PELAIHARI PELAIHARI 364 349 713 365 100.3 347 99.4 712 99.86 357 98.1 339 97.1 696 97.62
9 0 SEI RIAM 55 59 114 53 96.4 59 100.0 112 98.25 55 100.0 57 96.6 112 98.25
10 0 ANGSAU 235 213 448 235 100.0 209 98.1 444 99.11 230 97.9 210 98.6 440 98.21
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 48 55 103 48 100.0 52 94.5 100 97.09 48 100.0 56 101.8 104 100.97
12 0 TIRTA JAYA 96 93 189 98 102.1 97 104.3 195 103.17 122 127.1 113 121.5 235 124.34
13 TAKISUNG TAKISUNG 279 264 543 280 100.4 264 100.0 544 100.18 274 98.2 261 98.9 535 98.53
14 BATI - BATI BATI - BATI 330 314 644 329 99.7 314 100.0 643 99.84 323 97.9 310 98.7 633 98.29
15 0 KAIT - KAIT 73 79 152 75 102.7 75 94.9 150 98.68 63 86.3 72 91.1 135 88.82
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 183 164 347 188 102.7 176 107.3 364 104.90 189 103.3 167 101.8 356 102.59
17 KURAU KURAU 29 32 61 32 110.3 29 90.6 61 100.00 30 103.4 27 84.4 57 93.44
18 0 PADANG LUAS 81 69 150 78 96.3 71 102.9 149 99.33 68 84.0 60 87.0 128 85.33
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 138 117 255 132 95.7 114 97.4 246 96.47 57 41.3 114 97.4 171 67.06
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,122 2,972 6,094 3,117 99.8 2,979 100.2 6,096 100.03 3,013 96.5 2,945 99.1 5,958 97.77

Sumber: Bidang Kesga


TABEL 39

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF


JUMLAH BAYI 0 - 6 BULAN USIA 0-6 BULAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 105 105 210 58 55.2 57 54.3 115 54.76
2 0 BATAKAN 110 110 220 48 43.6 44 40.0 92 41.82
3 JORONG JORONG 121 114 235 84 69.4 85 74.6 169 71.91
4 0 ASAM -ASAM 191 163 354 100 52.4 109 66.9 209 59.04
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 245 228 473 55 22.4 55 24.1 110 23.26
6 KINTAP KINTAP 268 240 508 122 45.5 122 50.8 244 48.03
7 0 SEI CUKA 140 127 267 125 89.3 132 103.9 257 96.25
8 PELAIHARI PELAIHARI 370 356 726 210 56.8 215 60.4 425 58.54
9 0 SEI RIAM 59 55 114 24 40.7 23 41.8 47 41.23
10 0 ANGSAU 234 226 460 130 55.6 149 65.9 279 60.65
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 62 56 118 49 79.0 40 71.4 89 75.42
12 0 TIRTA JAYA 105 101 206 65 61.9 65 64.4 130 63.11
13 TAKISUNG TAKISUNG 287 282 569 187 65.2 133 47.2 320 56.24
14 BATI - BATI BATI - BATI 322 312 634 210 65.2 209 67.0 419 66.09
15 0 KAIT - KAIT 80 73 153 59 73.8 59 80.8 118 77.12
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 155 128 283 75 48.4 78 60.9 153 54.06
17 KURAU KURAU 35 35 70 17 48.6 20 57.1 37 52.86
18 0 PADANG LUAS 83 82 165 44 53.0 40 48.8 84 50.91
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 121 119 240 45 37.2 46 38.7 91 37.92
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,093 2,912 6,005 1,707 55.2 1,681 57.7 3,388 56.42

Ket :

Sumber:Bidang Kesehatan Keluarga


TABEL 40

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

PELAYANAN KESEHATAN BAYI


JUMLAH BAYI
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 104 118 222 102 98.08 109 92.37 211 95.05
2 0 BATAKAN 117 118 235 99 84.62 97 82.20 196 83.40
3 JORONG JORONG 131 126 257 135 103.05 111 88.10 246 95.72
4 0 ASAM -ASAM 196 171 367 189 96.43 160 93.57 349 95.10
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 234 228 462 242 103.42 266 116.67 508 109.96
6 KINT AP KINT AP 299 240 539 273 91.30 262 109.17 535 99.26
7 0 SEI CUKA 130 163 293 134 103.08 145 88.96 279 95.22
8 PELAIHARI PELAIHARI 364 349 713 370 101.65 342 97.99 712 99.86
9 0 SEI RIAM 55 59 114 41 74.55 41 69.49 82 71.93
10 0 ANGSAU 235 213 448 248 105.53 218 102.35 466 104.02
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 48 55 103 54 112.50 61 110.91 115 111.65
12 0 TIRTA JAYA 96 93 189 110 114.58 94 101.08 204 107.94
13 TAKISUNG TAKISUNG 279 264 543 271 97.13 252 95.45 523 96.32
14 BATI - BATI BATI - BATI 330 314 644 314 95.15 333 106.05 647 100.47
15 0 KAIT - KAIT 73 79 152 78 106.85 76 96.20 154 101.32
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 183 164 347 145 79.23 161 98.17 306 88.18
17 KURAU KURAU 29 32 61 49 168.97 30 93.75 79 129.51
18 0 PADANG LUAS 81 69 150 70 86.42 86 124.64 156 104.00
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 138 117 255 142 102.90 133 113.68 275 107.84
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,122 2,972 6,094 3,066 98.21 2,977 100.17 6,043 99.16

Sumber: Bidang Kesga


TABEL 41

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

JUMLAH DESA/KELURAHAN % DESA/KELURAHAN


NO KECAMATAN PUSKESMAS
DESA/KELURAHAN UCI UCI

1 2 3 4 5 6
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 6 6 100.0
2 0 BATAKAN 4 4 100.0
3 JORONG JORONG 5 5 100.0
4 0 ASAM -ASAM 6 6 100.0
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 14 13 92.9
6KINTAP KINTAP 8 8 100.0
7 0 SEI CUKA 6 6 100.0
8 PELAIHARI PELAIHARI 12 12 100.0
9 0 SEI RIAM 3 3 100.0
10 0 ANGSAU 5 5 100.0
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 2 2 100.0
12 0 TIRTA JAYA 7 7 100.0
13 TAKISUNG TAKISUNG 12 12 100.0
14 BATI - BATI BATI - BATI 11 11 100.0
15 0 KAIT - KAIT 3 2 66.7
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 9 9 100.0
17 KURAU KURAU 3 3 100.0
18 0 PADANG LUAS 8 7 87.5
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 11 11 100.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 135 132 97.8

Sumber: Bidang P2PL


TABEL 42

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH LAHIR HIDUP Hb < 7 hari BCG
NO KECAMATAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 104 118 222 90 86.54 108 91.53 198 89.19 110 105.77 112 94.92 222 100.00
2 0 BATAKAN 117 118 235 101 86.32 90 76.27 191 81.28 98 83.76 88 74.58 186 79.15
3 JORONG JORONG 131 126 257 131 100.00 124 98.41 255 99.22 123 93.89 140 111.11 263 102.33
4 0 ASAM -ASAM 196 171 367 207 105.61 163 95.32 370 100.82 191 97.45 186 108.77 377 102.72
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 234 228 462 212 90.60 219 96.05 431 93.29 217 92.74 220 96.49 437 94.59
6 KINT AP KINT AP 299 240 539 276 92.31 250 104.17 526 97.59 266 88.96 265 110.42 531 98.52
7 0 SEI CUKA 130 163 293 129 99.23 152 93.25 281 95.90 121 93.08 140 85.89 261 89.08
8 PELAIHARI PELAIHARI 364 349 713 361 99.18 334 95.70 695 97.48 354 97.25 346 99.14 700 98.18
9 0 SEI RIAM 55 59 114 50 90.91 54 91.53 104 91.23 50 90.91 60 101.69 110 96.49
10 0 ANGSAU 235 213 448 112 47.66 93 43.66 205 45.76 179 76.17 152 71.36 331 73.88
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 48 55 103 36 75.00 40 72.73 76 73.79 52 108.33 53 96.36 105 101.94
12 0 TIRTA JAYA 96 93 189 94 97.92 87 93.55 181 95.77 89 92.71 36 38.71 125 66.14
13 TAKISUNG TAKISUNG 279 264 543 257 92.11 243 92.05 500 92.08 249 89.25 234 88.64 483 88.95
14 BATI - BATI BATI - BATI 330 314 644 305 92.42 293 93.31 598 92.86 332 100.61 274 87.26 606 94.10
15 0 KAIT - KAIT 73 79 152 75 102.74 70 88.61 145 95.39 75 102.74 82 103.80 157 103.29
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 183 164 347 169 92.35 157 95.73 326 93.95 169 92.35 157 95.73 326 93.95
17 KURAU KURAU 29 32 61 26 89.66 21 65.63 47 77.05 36 124.14 17 53.13 53 86.89
18 0 PADANG LUAS 81 69 150 67 82.72 80 115.94 147 98.00 85 104.94 77 111.59 162 108.00
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 138 117 255 122 88.41 106 90.60 228 89.41 132 95.65 121 103.42 253 99.22
JUMLAH (KAB/KOTA) 3122 2972 6094 2820 90.33 2684 90.31 5504 90.32 2928 93.79 2760 92.87 5688 93.34

Sumber: Bidang P2Pl


TABEL 43

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
(SURVIVING INFANT)
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 104 118 222 115 110.58 125 105.93 240 108.11 115 110.58 125 105.93 240 108.11 105 100.96 102 86.44 207 93.24 105 100.96 102 86.44 207 93.24
20 BATAKAN 117 118 235 123 105.13 117 99.15 240 102.13 123 105.13 117 99.15 240 102.13 159 135.90 146 123.73 305 129.79 158 135.04 141 119.49 299 127.23
3 JORONG JORONG 131 126 257 134 102.29 110 87.30 244 94.94 134 102.29 109 86.51 243 94.55 160 122.14 100 79.37 260 101.17 160 122.14 100 79.37 260 101.17
40 ASAM -ASAM 196 171 367 223 113.78 229 133.92 452 123.16 223 113.78 219 128.07 442 120.44 192 97.96 193 112.87 385 104.90 188 95.92 193 112.87 381 103.81
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 234 228 462 215 91.88 214 93.86 429 92.86 215 91.88 214 93.86 429 92.86 241 102.99 214 93.86 455 98.48 241 102.99 214 93.86 455 98.48
6 KI NTAP KI NTAP 299 240 539 266 88.96 247 102.92 513 95.18 246 82.27 235 97.92 481 89.24 274 91.64 258 107.50 532 98.70 274 91.64 258 107.50 532 98.70
70 SEI CUKA 130 163 293 134 103.08 146 89.57 280 95.56 134 103.08 146 89.57 280 95.56 131 100.77 157 96.32 288 98.29 131 100.77 157 96.32 288 98.29
8 PELAIHARI PELAIHARI 364 349 713 317 87.09 322 92.26 639 89.62 317 87.09 322 92.26 639 89.62 350 96.15 317 90.83 667 93.55 350 96.15 317 90.83 667 93.55
90 SEI RIAM 55 59 114 54 98.18 59 100.00 113 99.12 54 98.18 59 100.00 113 99.12 63 114.55 48 81.36 111 97.37 63 114.55 48 81.36 111 97.37
10 0 ANGSAU 235 213 448 172 73.19 115 53.99 287 64.06 167 71.06 123 57.75 290 64.73 173 73.62 125 58.69 298 66.52 181 77.02 121 56.81 302 67.41
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 48 55 103 48 100.00 43 78.18 91 88.35 48 100.00 46 83.64 94 91.26 45 93.75 59 107.27 104 100.97 45 93.75 59 107.27 104 100.97
12 0 TIRTA JAYA 96 93 189 88 91.67 98 105.38 186 98.41 86 89.58 92 98.92 178 94.18 116 120.83 99 106.45 215 113.76 116 120.83 100 107.53 216 114.29
13 TAKISUNG TAKISUNG 279 264 543 247 88.53 237 89.77 484 89.13 248 88.89 237 89.77 485 89.32 274 98.21 254 96.21 528 97.24 274 98.21 255 96.59 529 97.42
14 BATI - BATI BATI - BATI 330 314 644 285 86.36 268 85.35 553 85.87 277 83.94 265 84.39 542 84.16 311 94.24 267 85.03 578 89.75 311 94.24 267 85.03 578 89.75
15 0 KAIT - KAIT 73 79 152 62 84.93 58 73.42 120 78.95 59 80.82 53 67.09 112 73.68 77 105.48 63 79.75 140 92.11 77 105.48 66 83.54 143 94.08
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 183 164 347 182 99.45 178 108.54 360 103.75 182 99.45 178 108.54 360 103.75 164 89.62 169 103.05 333 95.97 164 89.62 169 103.05 333 95.97
17 KURAU KURAU 29 32 61 41 141.38 31 96.88 72 118.03 41 141.38 31 96.88 72 118.03 50 172.41 39 121.88 89 145.90 50 172.41 39 121.88 89 145.90
18 0 PADANG LUAS 81 69 150 76 93.83 89 128.99 165 110.00 76 93.83 90 130.43 166 110.67 78 96.30 87 126.09 165 110.00 78 96.30 87 126.09 165 110.00
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 138 117 255 148 107.25 133 113.68 281 110.20 147 106.52 134 114.53 281 110.20 141 102.17 133 113.68 274 107.45 141 102.17 133 113.68 274 107.45
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,122 2,972 6,094 2,930 93.85 2,819 94.85 5,749 94.34 2,892 92.63 2,795 94.04 5,687 93.32 3,104 99.42 2,830 95.22 5,934 97.37 3,107 99.52 2,826 95.09 5,933 97.36

Sumber: Bidang P2PL


Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3
TABEL 44

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P SƷ % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 55 64 119 49 89.09 59 92.19 108 90.76 411 414 825 405 98.54 410 99.03 815 98.79 466 478 944 454 97.42 469 98.12 923 97.78
2 0 BATAKAN 55 60 115 55 100.00 56 93.33 111 96.52 605 557 1,162 555 91.74 607 108.98 1,162 100.00 660 617 1,277 610 92.42 663 107.46 1,273 99.69
3 JORONG JORONG 75 65 140 76 101.33 62 95.38 138 98.57 482 468 950 480 99.59 450 96.15 930 97.89 557 533 1,090 556 99.82 512 96.06 1,068 97.98
4 0 ASAM -ASAM 101 106 207 101 100.00 106 100.00 207 100.00 920 907 1,827 920 100.00 907 100.00 1,827 100.00 1,021 1,013 2,034 1,021 100.00 1,013 100.00 2,034 100.00
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 132 132 264 122 92.42 122 92.42 244 92.42 1,083 1,115 2,198 1,056 97.51 1,093 98.03 2,149 97.77 1,215 1,247 2,462 1,178 96.95 1,215 97.43 2,393 97.20
6KINTAP KINTAP 161 147 308 161 100.00 147 100.00 308 100.00 1,455 1,428 2,883 1,451 99.73 1,432 100.28 2,883 100.00 1,616 1,575 3,191 1,612 99.75 1,579 100.25 3,191 100.00
7 0 SEI CUKA 68 77 145 57 83.82 77 100.00 134 92.41 650 630 1,280 650 100.00 630 100.00 1,280 100.00 718 707 1,425 707 98.47 707 100.00 1,414 99.23
8 PELAIHARI PELAIHARI 212 207 419 193 91.04 186 89.86 379 90.45 1,825 1,820 3,645 1,835 100.55 1,810 99.45 3,645 100.00 2,037 2,027 4,064 2,028 99.56 1,996 98.47 4,024 99.02
9 0 SEI RIAM 30 29 59 32 106.67 24 82.76 56 94.92 228 232 460 228 100.00 222 95.69 450 97.83 258 261 519 260 100.78 246 94.25 506 97.50
10 0 ANGSAU 140 126 266 131 93.57 122 96.83 253 95.11 1,123 1,073 2,196 1,123 100.00 1,073 100.00 2,196 100.00 1,263 1,199 2,462 1,254 99.29 1,195 99.67 2,449 99.47
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 31 32 63 31 100.00 29 90.63 60 95.24 313 331 644 313 100.00 331 100.00 644 100.00 344 363 707 344 100.00 360 99.17 704 99.58
12 0 TIRTA JAYA 63 52 115 47 74.60 59 113.46 106 92.17 463 497 960 463 100.00 497 100.00 960 100.00 526 549 1,075 510 96.96 556 101.28 1,066 99.16
13 TAKISUNG TAKISUNG 165 164 329 150 90.91 157 95.73 307 93.31 1,112 1,038 2,150 1,052 94.60 1,008 97.11 2,060 95.81 1,277 1,202 2,479 1,202 94.13 1,165 96.92 2,367 95.48
14 BATI - BATI BATI - BATI 186 180 366 184 98.92 170 94.44 354 96.72 1,490 1,369 2,859 1,390 93.29 1,307 95.47 2,697 94.33 1,676 1,549 3,225 1,574 93.91 1,477 95.35 3,051 94.60
15 0 KAIT - KAIT 42 34 76 42 100.00 34 100.00 76 100.00 379 330 709 359 94.72 330 100.00 689 97.18 421 364 785 401 95.25 364 100.00 765 97.45
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 93 102 195 88 94.62 102 100.00 190 97.44 714 605 1,319 594 83.19 605 100.00 1,199 90.90 807 707 1,514 682 84.51 707 100.00 1,389 91.74
17 KURAU KURAU 22 19 41 20 90.91 19 100.00 39 95.12 166 161 327 167 100.60 162 100.62 329 100.61 188 180 368 187 99.47 181 100.56 368 100.00
18 0 PADANG LUAS 50 55 105 47 94.00 55 100.00 102 97.14 352 348 700 352 100.00 339 97.41 691 98.71 402 403 805 399 99.25 394 97.77 793 98.51
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 69 70 139 59 85.51 70 100.00 129 92.81 412 438 850 382 92.72 450 102.74 832 97.88 481 508 989 471 97.92 520 102.36 991 100.20
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,750 1,721 3,471 1,645 94.00 1,656 96.22 3,301 95.10 14,183 13,761 27,944 13,775 97.12 13,663 99.29 27,438 98.19 15,933 15,482 31,415 15,450 96.97 15,319 98.95 30,769 97.94

Sumber: Bidang Kesga


Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun
dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus
TABEL 45

JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)


JUMLAH BADUTA DITIMBANG BGM
NO KECAMATAN PUSKESMAS
DILAPORKAN (S) JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLA % JUMLA % JUMLA %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 H
13 14 H
15 16 H
17 18
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 213 215 428 145 166 311 68.1 77.2 72.7 5 3.45 2 1.20 7 2.25
2 0 BATAKAN 456 480 936 295 300 595 64.7 62.5 63.6 11 3.73 13 4.33 24 4.03
3 JORONG JORONG 236 202 438 162 175 337 68.6 86.6 76.9 1 0.62 1 0.57 2 0.59
4 0 ASAM -ASAM 369 373 742 267 224 491 72.4 60.1 66.2 5 1.87 3 1.34 8 1.63
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 593 539 1,132 473 441 914 79.8 81.8 80.7 4 0.85 1 0.23 5 0.55
6 KINTAP KINTAP 606 628 1,234 520 541 1,061 85.8 86.1 86.0 1 0.19 2 0.37 3 0.28
7 0 SEI CUKA 300 302 602 293 276 569 97.7 91.4 94.5 2 0.68 1 0.36 3 0.53
8 PELAIHARI PELAIHARI 744 726 1,470 545 540 1,085 73.3 74.4 73.8 6 1.10 9 1.67 15 1.38
9 0 SEI RIAM 131 126 257 125 120 245 95.4 95.2 95.3 0 - 1 0.83 1 0.41
10 0 ANGSAU 593 562 1,155 372 367 739 62.7 65.3 64.0 2 0.54 2 0.54 4 0.54
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 184 188 372 158 155 313 85.9 82.4 84.1 0 - 2 1.29 2 0.64
12 0 TIRTA JAYA 225 215 440 201 187 388 89.3 87.0 88.2 11 5.47 13 6.95 24 6.19
13 TAKISUNG TAKISUNG 574 564 1,138 470 463 933 81.9 82.1 82.0 2 0.43 2 0.43 4 0.43
14 BATI - BATI BATI - BATI 788 1,140 1,928 491 506 997 62.3 44.4 51.7 10 2.04 12 2.37 22 2.21
15 0 KAIT - KAIT 165 154 319 182 127 309 110.3 82.5 96.9 1 0.55 2 1.57 3 0.97
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 181 286 467 189 216 405 104.4 75.5 86.7 3 1.59 2 0.93 5 1.23
17 KURAU KURAU 68 61 129 58 74 132 85.3 121.3 102.3 3 5.17 3 4.05 6 4.55
18 0 PADANG LUAS 152 162 314 94 113 207 61.8 69.8 65.9 5 5.32 5 4.42 10 4.83
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 492 485 977 235 218 453 47.8 44.9 46.4 5 2.13 2 0.92 7 1.55
JUMLAH (KAB/KOTA) 7,070 7,408 14,478 5,275 5,209 10,484 74.6 70.3 72.4 77 1.46 78 1.50 155 1.48

Sumber: Bidang Kesga


TABEL 46

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

ANAK BALITA (12-59 BULAN)


MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 630 631 1,262 346 54.88 356 56.41 702 55.65
2 0 BATAKAN 664 662 1,326 164 24.71 187 28.25 351 26.47
3 JORONG JORONG 730 687 1,417 424 58.04 439 63.94 863 60.90
4 0 ASAM -ASAM 1,147 983 2,130 751 65.45 784 79.75 1,535 72.05
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 1,472 1,370 2,842 903 61.33 838 61.19 1,741 61.26
6 KINT AP KINT AP 1,614 1,442 3,056 1,171 72.53 1,109 76.93 2,280 74.61
7 0 SEI CUKA 842 764 1,607 492 58.40 503 65.83 995 61.94
8 PELAIHARI PELAIHARI 2,223 2,142 4,365 1,599 71.92 1,506 70.30 3,105 71.13
9 0 SEI RIAM 353 332 685 339 95.91 294 88.58 633 92.36
10 0 ANGSAU 1,409 1,357 2,765 1,014 71.98 917 67.60 1,931 69.83
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 376 339 715 182 48.43 170 50.16 352 49.25
12 0 TIRTA JAYA 631 606 1,237 318 50.37 299 49.34 617 49.87
13 TAKISUNG TAKISUNG 1,728 1,697 3,425 1,704 98.62 1,525 89.85 3,229 94.27
14 BATI - BATI BATI - BATI 1,935 1,876 3,811 1,007 52.05 870 46.38 1,877 49.26
15 0 KAIT - KAIT 479 438 917 142 29.65 126 28.78 268 29.23
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 933 893 1,826 136 14.58 137 15.34 273 14.95
17 KURAU KURAU 210 212 422 85 40.49 99 46.65 184 43.59
18 0 PADANG LUAS 498 496 994 184 36.94 219 44.13 403 40.53
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 730 718 1,447 323 44.27 302 42.09 625 43.19
JUMLAH (KAB/KOTA) 18,606 17,644 36,249 11,284 60.65 10,680 60.53 21,964 60.59

Sumber: Bidang Kesga


TABEL 47

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

BALITA
JUMLAH BALITA DITIMBANG BGM
NO KECAMATAN PUSKESMAS
DILAPORKAN (S) JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 630 631 1,262 301 385 825 47.7 61.0 65.4 - - 29 3.52
2 0 BATAKAN 664 662 1,326 523 512 1,034 78.8 77.3 78.0 - - 17 1.64
3 JORONG JORONG 730 687 1,417 511 528 1,068 70.0 76.9 75.4 - - 13 1.22
4 0 ASAM -ASAM 1,147 983 2,130 770 733 1,638 67.1 74.6 76.9 - - 26 1.59
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 1,472 1,370 2,842 1,337 1,289 2,900 90.8 94.1 102.0 - - 26 0.90
6 KINTAP KINTAP 1,614 1,442 3,056 1,446 1,526 2,550 89.6 105.9 83.4 - - 30 1.18
7 0 SEI CUKA 842 764 1,607 611 602 1,108 72.5 78.8 69.0 - - 11 0.99
8 PELAIHARI PELAIHARI 2,223 2,142 4,365 1,273 1,472 3,700 57.3 68.7 84.8 - - 101 2.73
9 0 SEI RIAM 353 332 685 230 229 445 65.1 69.0 64.9 - - 11 2.47
10 0 ANGSAU 1,409 1,357 2,765 1,210 1,185 2,252 85.9 87.4 81.4 - - 17 0.75
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 376 339 715 222 388 545 59.1 114.5 76.3 - - 29 5.32
12 0 TIRTA JAYA 631 606 1,237 435 445 728 68.9 73.4 58.8 - - 34 4.67
13 TAKISUNG TAKISUNG 1,728 1,697 3,425 1,316 1,267 1,909 76.2 74.6 55.7 - - 29 1.52
14 BATI - BATI BATI - BATI 1,935 1,876 3,811 1,033 1,273 3,400 53.4 67.9 89.2 - - 110 3.24
15 0 KAIT - KAIT 479 438 917 355 358 668 74.1 81.8 72.9 - - 14 2.10
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 933 893 1,826 490 489 956 52.5 54.8 52.4 - - 20 2.09
17 KURAU KURAU 210 212 422 149 148 1,214 71.0 69.7 287.6 - - 8 0.66
18 0 PADANG LUAS 498 496 994 200 208 590 40.2 41.9 59.3 - - 26 4.41
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 730 718 1,447 400 509 590 54.8 70.9 40.8 - - 18 3.05
JUMLAH (KAB/KOTA) 18,606 17,644 36,249 12,812 13,546 28,120 68.9 76.8 77.6 0 - 0 - 569 2.02

Sumber: Bidang Kesehatan Keluarga


TABEL 48

CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

KASUS BALITA GIZI BURUK


MENDAPAT PERAWATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DITEMUKAN
L P L+P
L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PANYIPATAN PANYIPATAN - - 0.0 0.0 - #DIV/0!
2 0 BATAKAN - - 0.0 0.0 - #DIV/0!
3 JORONG JORONG - - 0.0 0.0 - #DIV/0!
4 0 ASAM -ASAM - - 0.0 0.0 - #DIV/0!
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH - - 0.0 0.0 - #DIV/0!
6 KINTAP KINTAP - - 0.0 0.0 - #DIV/0!
7 0 SEI CUKA - - 0.0 0.0 - #DIV/0!
8 PELAIHARI PELAIHARI - - 0.0 0.0 - #DIV/0!
9 0 SEI RIAM - - 0.0 0.0 - #DIV/0!
10 0 ANGSAU - - 0.0 0.0 - #DIV/0!
11 BAJUIN TANJUNG HABULU - - 0.0 0.0 - #DIV/0!
12 0 TIRTA JAYA - - 0.0 0.0 - #DIV/0!
13 TAKISUNG TAKISUNG 1 1 - 0.0 1 0.0 1 100.0
14 BATI - BATI BATI - BATI 1 1 - 0.0 1 0.0 1 100.0
15 0 KAIT - KAIT - - 0.0 0.0 - #DIV/0!
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG - - #DIV/0! 0.0 - #DIV/0!
17 KURAU KURAU - - 0.0 0.0 - #DIV/0!
18 0 PADANG LUAS - - 0.0 0.0 - #DIV/0!
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) - 2 2 - #DIV/0! 2 100.0 2 100.0

Sumber:Bidang Kesga
TABEL 49

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT


SD DAN SETINGKAT
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P MENDAPAT
PELAYANAN
JUMLAH %
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % KESEHATAN
(PENJARINGAN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 110 103 213 110 100.0 103 100.0 213 100.0 12 12 100.00
2 0 BATAKAN 130 120 250 124 95.4 118 98.3 242 96.8 8 7 87.50
3 JORONG JORONG 130 130 260 102 78.5 123 94.6 225 86.5 10 10 100.00
4 0 ASAM -ASAM 282 223 505 282 100.0 223 100.0 505 100.0 14 14 100.00
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 293 236 529 278 94.9 222 94.1 500 94.5 22 22 100.00
6 KINTAP KINTAP 336 331 667 336 100.0 331 100.0 667 100.0 15 15 100.00
7 0 SEI CUKA 191 186 377 181 94.8 180 96.8 361 95.8 12 12 100.00
8 PELAIHARI PELAIHARI 17 13 30 17 100.0 13 100.0 30 100.0 28 1 3.57
9 0 SEI RIAM 66 45 111 65 98.5 43 95.6 108 97.3 5 5 100.00
10 0 ANGSAU 293 249 542 293 100.0 249 100.0 542 100.0 14 14 100.00
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 79 76 155 74 93.7 72 94.7 146 94.2 8 8 100.00
12 0 TIRTA JAYA 116 109 225 110 94.8 106 97.2 216 96.0 11 11 100.00
13 TAKISUNG TAKISUNG 225 197 422 210 93.3 183 92.9 393 93.1 24 14 58.33
14 BATI - BATI BATI - BATI 439 384 823 439 100.0 384 100.0 823 100.0 23 23 100.00
15 0 KAIT - KAIT 113 101 214 113 100.0 101 100.0 214 100.0 4 4 100.00
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 14 14 100.00
17 KURAU KURAU 34 33 67 34 100.0 33 100.0 67 100.0 5 5 100.00
18 0 PADANG LUAS 109 73 182 109 100.0 73 100.0 182 100.0 10 10 100.00
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 99 106 205 99 100.0 106 100.0 205 100.0 17 13 76.47
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,062 2,715 5,777 2,976 97.2 2,663 98.1 5,639 97.6 256 214 83.59
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 97.2 98.1 97.6

Sumber: Bidang Kesga


TABEL 50

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


NO KECAMATAN PUSKESMAS TUMPATAN GIGI PENCABUTAN GIGI RASIO TUMPATAN/
TETAP TETAP PENCABUTAN
1 2 3 4 5 6
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 74 135 0.5
0 BATAKAN 171 160 1.1
2 JORONG JORONG 385 99 3.9
0 ASAM -ASAM 82 106 0.8
3 BATU AMPAR TAJAU PECAH 305 31 9.8
4KINTAP KINTAP 260 104 2.5
0 SEI CUKA 171 16 10.7
5 PELAIHARI PELAIHARI 572 112 5.1
0 SEI RIAM 212 53 4.0
0 ANGSAU 348 156 2.2
6 BAJUIN TANJUNG HABULU 77 16 4.8
0 TIRTA JAYA 94 77 1.2
7 TAKISUNG TAKISUNG 145 324 0.4
8 BATI - BATI BATI - BATI 354 94 3.8
0 KAIT - KAIT 30 37 0.8
9 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 74 20 3.7
10 KURAU KURAU 102 84 1.2
0 PADANG LUAS 165 79 2.1
11 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 83 29 2.9
JUMLAH (KAB/ KOTA) 3,704 1,732 2.1

Sumber: Bidang Yankes


TABEL 51

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH

JUMLAH JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH SD/MI DGN SD/MI
% %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 12 12 100.0 0.0 726 677 1,403 234 32.2 308 45.5 542 38.6 - 9 #DIV/0! 12 0.0 21 #DIV/0!
0 BATAKAN 8 7 87.5 7 87.5 789 704 1,493 342 43.3 312 44.3 654 43.8 - 62 #DIV/0! 56 0.0 118 #DIV/0!
2 JORONG JORONG 10 8 80.0 8 80.0 130 130 260 184 141.5 192 147.7 376 144.6 - #DIV/0! 0.0 - #DIV/0!
0 ASAM -ASAM 14 10 71.4 10 71.4 1,380 1,252 2,632 0.0 0.0 - 0.0 - #DIV/0! 0.0 - #DIV/0!
3 BATU AMPAR TAJAU PECAH 22 19 86.4 19 86.4 2,429 2,160 4,589 704 29.0 634 29.4 1,338 29.2 - 112 #DIV/0! 114 0.0 226 #DIV/0!
4KINTAP KINTAP 15 0.0 0.0 1,843 1,701 3,544 579 31.4 471 27.7 1,050 29.6 - 403 #DIV/0! 421 0.0 824 #DIV/0!
0 SEI CUKA 12 11 91.7 11 91.7 1,048 999 2,047 50 4.8 63 6.3 113 5.5 - 35 #DIV/0! 28 0.0 63 #DIV/0!
5 PELAIHARI PELAIHARI 28 24 85.7 24 85.7 2,532 2,336 4,868 0.0 0.0 - 0.0 - #DIV/0! 0.0 - #DIV/0!
0 SEI RIAM 5 5 100.0 5 100.0 333 302 635 136 40.8 148 49.0 284 44.7 - #DIV/0! 0.0 - #DIV/0!
0 ANGSAU 14 11 78.6 11 78.6 2,138 1,957 4,095 184 8.6 165 8.4 349 8.5 - 50 #DIV/0! 57 0.0 107 #DIV/0!
6 BAJUIN TANJUNG HABULU 8 0.0 0.0 443 391 834 0.0 0.0 - 0.0 - #DIV/0! 0.0 - #DIV/0!
0 TIRTA JAYA 11 0.0 0.0 680 607 1,287 189 27.8 137 22.6 326 25.3 - 7 #DIV/0! 19 0.0 26 #DIV/0!
7 TAKISUNG TAKISUNG 24 0.0 0.0 1,881 1,690 3,571 0.0 0.0 - 0.0 - 601 #DIV/0! 564 0.0 1,165 #DIV/0!
8 BATI - BATI BATI - BATI 23 14 60.9 14 60.9 1,981 2,143 4,124 757 38.2 843 39.3 1,600 38.8 - 114 #DIV/0! 117 0.0 231 #DIV/0!
0 KAIT - KAIT 4 4 100.0 4 100.0 113 101 214 0.0 0.0 - 0.0 - #DIV/0! 0.0 - 0.0
9 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 14 5 35.7 0.0 1,180 1,162 2,342 0.0 0.0 - 0.0 - #DIV/0! 0.0 - #DIV/0!
10 KURAU KURAU 5 5 100.0 5 100.0 188 200 388 118 62.8 106 53.0 224 57.7 - 83 #DIV/0! 67 0.0 150 #DIV/0!
0 PADANG LUAS 10 5 0.0 5 0.0 577 481 1,058 - 0.0 0.0 - 0.0 - #DIV/0! 0.0 - 0.0
11 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 17 0.0 0.0 932 1,200 2,132 0.0 0.0 - - #DIV/0! -
JUMLAH (KAB/ KOTA) 256 140 54.7 123 48.0 21,323 20,193 41,516 3,477 0.0 3,379 0.0 6,856 16.5 - - - 1,476 0.0 1,455 0.0 2,931 #DIV/0!

Sumber: Bidang Yankes


TABEL 52

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

USILA (60TAHUN+)
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 139 105 244 139 100.00 105 100.00 244 100.00
2 0 BATAKAN 425 382 807 229 53.88 382 100.00 611 75.71
3 JORONG JORONG 889 865 1,754 546 61.42 865 100.00 1,411 80.44
4 0 ASAM -ASAM 241 278 519 208 86.31 278 100.00 486 93.64
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 1,126 1,033 2,159 452 40.14 649 62.83 1,101 51.00
6 KINTAP KINTAP 1,191 1,146 2,337 337 28.30 286 24.96 623 26.66
7 0 SEI CUKA 952 979 1,931 424 44.54 941 96.12 1,365 70.69
8 PELAIHARI PELAIHARI 1,307 1,257 2,564 1,191 91.12 1,214 96.58 2,405 93.80
9 0 SEI RIAM 239 142 381 194 81.17 142 100.00 336 88.19
10 0 ANGSAU 549 855 1,404 549 100.00 855 100.00 1,404 100.00
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 159 135 294 159 100.00 135 100.00 294 100.00
12 0 TIRTA JAYA 431 427 858 431 100.00 427 100.00 858 100.00
13 TAKISUNG TAKISUNG 312 340 652 270 86.54 340 100.00 610 93.56
14 BATI - BATI BATI - BATI 315 683 998 242 76.83 682 99.85 924 92.59
15 0 KAIT - KAIT 347 197 544 347 100.00 197 100.00 544 100.00
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 564 487 1,051 298 52.84 487 100.00 785 74.69
17 KURAU KURAU 104 124 228 104 100.00 124 100.00 228 100.00
18 0 PADANG LUAS 268 259 527 268 100.00 259 100.00 527 100.00
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 255 279 534 132 51.76 279 100.00 411 76.97
JUMLAH (KAB/KOTA) 9,813 9,973 19,786 6,520 66.44 8,647 86.70 15,167 76.66

Sumber: Bidang Kesga


14493
TABEL 53

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

PESERTA JAMINAN KESEHATAN


NO JENIS JAMINAN KESEHATAN JUMLAH %
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Jaminan Kesehatan Nasional* 0 0 0.00 0.00 0

1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 70,459 21.40

1.2 PBI APBD 0.00

1.3 Pekerja penerima upah (PPU) 21,773 6.61

1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 39,708 12.06

1.5 Bukan pekerja (BP) 3,727 1.13

2 Jamkesda** 40,500 12.30

3 Asuransi Swasta 0

4 Asuransi Perusahaan 0.00 0.00 0.00

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 176,167 0.00 0.00 53.50

Sumber:
TABEL 54

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA


NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Panyipatan 5,299 5,604 10,903 0 0 0 0
2 Puskesmas Batakan 6,223 6,623 12,846 0 0 0 0
3 Puskesmas Jorong 5,846 10,319 16,165 0 43 8 51
4 Puskesmas Asam-Asam 5,635 9,328 14,963 0 0 0 0
5 Puskesmas Tajau Pecah 4,992 5,221 10,213 202 225 427 0 0 0
6 Puskesmas Kintap 5,124 7,114 12,238 502 624 1,126 51 12 63
7 Puskesmas Sei Cuka 4,042 4,114 8,156 0 16 6 22
8 Puskesmas Pelaihari 15,571 26,097 41,668 0 382 269 651
9 Puskesmas Sei Riam 3,864 3,910 7,774 0 0 0 0
10 Puskesmas Angsau 12,275 16,270 28,545 0 49 18 67
11 Puskesmas Tanjung Habulu 5,142 5,542 10,684 0 15 0 15
12 Puskesmas Tirta Jaya 5,157 7,526 12,683 0 0 0 0
13 Puskesmas Takisung 10,538 18,878 29,416 0 134 40 174
14 Puskesmas Bati-Bati 16,406 17,917 34,323 0 27 12 39
15 Puskesmas Kait-Kait 7,526 7,115 14,641 0 29 14 43
16 Puskesmas Tambang Ulang 3,176 3,646 6,822 0 30 8 38
17 Puskesmas Kurau 3,446 3,646 7,092 112 122 234 0 0 0
18 Puskesmas Padang Luas 5,453 5,653 11,106 0 18 6 24
19 Puskesmas Bumi Makmur 1,025 1,104 2,129 16 2 18
SUB JUMLAH I 126,740 165,627 292,367 816 971 1,787 810 395 1,205
1 RS H.Boejasin 33,198 38,460 71,658 6,528 7,522 14,050 791 386 1,177

SUB JUMLAH II 33,198 38,460 71,658 6,528 7,522 14,050 791 386 1,177
JUMLAH (KAB/KOTA) 159,938 204,087 364,025 7,344 8,493 15,837 1,601 781 2,382
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 169,020 160,280 329,300 169,020 160,280 329,300
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 94.6 127.3 110.5 4.3 5.3 4.8

Sumber: Bidang Yankes Dinkes Kab. Tanah Laut, RS H. Boejasin, RSB Ainun
Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
TABEL 55

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

PASIEN KELUAR PASIEN KELUAR MATI


NAMA RUMAH JUMLAH PASIEN KELUAR MATI GDR NDR
NO (HIDUP + MATI) ≥ 48 JAM DIRAWAT
SAKITa TEMPAT TIDUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 RS.H. Boejasin 161 14,050 398 163 28.33 11.60
2 RSB Ainun 25 495
3 RSB Ibunda 25 51 708 759
4 RSIA Borneo Citra 25 326
KABUPATEN/KOTA 236 51 708 15,630 398 163 - - 28.33 - - 11.60

Sumber: RS H.Boejasin, RSB Ainun, RSB Ibunda, RSIA Borneo Citra Medica
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
TABEL 56

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

NAMA RUMAH JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA


NO BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
SAKITa TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 RSUD H. Boejasin 161 14,050 37,989 39,819 64.47 87.27 1.48 2.83
2 RSB Ainun 25 495 1,085 11.89 19.80 16.24 -
3 RSB Ibunda 25 759 - 30.36 12.02 -
4 RSIA Borneo Citra 25 326 2,658 955 29.13 13.04 19.84 2.93
KABUPATEN/KOTA 236 15,630 41,732 40,774 48.45 66.23 2.84 2.61

Sumber: RS H.Boejasin, RSB Ainun, RSB Ibunda, RSIA Borneo Citra Medica
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
TABEL 57

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

RUMAH TANGGA
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH % DIPANTAU % BER- PHBS
DIPANTAU BER- PHBS
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 2,810 298 10.60 153 51.34
2 0 BATAKAN 4,006 300 7.49 127 42.33
3 JORONG JORONG 3,502 500 14.28 134 26.80
4 0 ASAM -ASAM 4,894 200 4.09 127 63.50
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 5,622 400 7.11 159 39.75
6KINTAP KINTAP 6,585 1,064 16.16 674 63.35
7 0 SEI CUKA 1,161 220 18.95 116 52.73
8 PELAIHARI PELAIHARI 10,511 225 2.14 87 38.67
9 0 SEI RIAM 1,608 300 18.66 125 41.67
10 0 ANGSAU 21,420 210 0.98 180 85.71
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 2,304 250 10.85 121 48.40
12 0 TIRTA JAYA 2,648 400 15.11 96 24.00
13 TAKISUNG TAKISUNG 8,258 394 4.77 236 59.90
14 BATI - BATI BATI - BATI 7,253 500 6.89 228 45.60
15 0 KAIT - KAIT 1,655 225 13.60 32 14.22
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 5,045 270 5.35 109 40.37
17 KURAU KURAU 3,701 300 8.11 87 29.00
18 0 PADANG LUAS 2,561 500 19.52 208 41.60
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 3,515 500 14.22 152 30.40
JUMLAH (KAB/KOTA) 99,059 7,056 7.12 3,151 44.66

Sumber : Bidang Promosi Kesehatan


TABEL 58

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

2015 2016
RUMAH MEMENUHI JUMLAH RUMAH DIBINA MEMENUHI RUMAH MEMENUHI
JUMLAH RUMAH RUMAH DIBINA
SYARAT (RUMAH SEHAT) SYARAT SYARAT (RUMAH SEHAT)
NO KECAMATAN PUSKESMAS SELURUH YANG
RUMAH BELUM
JUMLAH % MEMENUHI JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
SYARAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 2,810 1106 39.36 1,704 1,340 78.64 222 16.57 1,328 47.26
2 0 BATAKAN 3,692 2116 57.31 1,576 880 55.84 126 14.32 2,242 60.73
3 JORONG JORONG 2,438 1246 51.11 1,192 885 74.24 188 21.24 1,434 58.82
4 0 ASAM -ASAM 4,894 1,321 26.99 3,573 720 20.15 390 54.17 1,711 34.96
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 5,622 1790 31.84 3,832 359 9.37 311 86.63 2,101 37.37
6 KINTAP KINTAP 6,585 1641 24.92 4,944 655 13.25 333 50.84 1,974 29.98
7 0 SEI CUKA 2,924 1383 47.30 1,541 631 40.95 342 54.20 1,725 58.99
8 PELAIHARI PELAIHARI 10,063 6971 69.27 3,092 548 17.72 65 11.86 7,036 69.92
9 0 SEI RIAM 1,424 804 56.46 620 325 52.42 35 10.77 839 58.92
10 0 ANGSAU 5,627 3030 53.85 2,597 1,858 71.54 285 15.34 3,315 58.91
11 BAJUIN TANJUNG 2,304 1084 47.05 1,220 272 22.30 40 14.71 1,124 48.78
12 0 TIRTA JAYA 2,648 972 36.71 1,676 330 19.69 27 8.18 999 37.73
13 TAKISUNG TAKISUNG 4,130 1290 31.23 2,840 360 12.68 35 9.72 1,325 32.08
14 BATI - BATI BATI - BATI 7,253 3081 42.48 4,172 424 10.16 65 15.33 3,146 43.38
15 0 KAIT - KAIT 1,655 571 34.50 1,084 225 20.76 25 11.11 596 36.01
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 3,992 1911 47.87 2,081 430 20.66 65 15.12 1,976 49.50
17 KURAU KURAU 3,701 1287 34.77 2,414 326 13.50 56 17.18 1,343 36.29
18 0 PADANG LUAS 2,561 585 22.84 1,976 604 30.57 90 14.90 675 26.36
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR #DIV/0! - 874 #DIV/0! 130 14.87 130 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 74,323 32,189 43.31 42,134 12,046 28.59 2,830 23.49 35,019 47.12

Sumber: Bidang P2PL


TABEL 59

PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

BUKAN JARINGAN PERPIPAAN


PENDUDUK DENGAN
AKSES
PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM) BERKELANJUTAN
SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA TERMINAL AIR MATA AIR TERLINDUNG PENAMPUNGAN AIR HUJAN TERHADAP AIR MINUM
LAYAK

NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDUDUK


MEMENUHI MEMENUHI MEMENUHI MEMENUHI MEMENUHI

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT
SYARAT SYARAT SYARAT SYARAT SYARAT

PENDUDUK
PENGGUNA

PENDUDUK
PENGGUNA

PENDUDUK
PENGGUNA

PENDUDUK
PENGGUNA

PENDUDUK
PENGGUNA

PENDUDUK
PENGGUNA

PENDUDUK
PENGGUNA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
PENDUDUK
PENGGUNA

PENDUDUK
PENGGUNA

PENDUDUK
PENGGUNA

PENDUDUK
PENGGUNA

PENDUDUK
PENGGUNA

PENDUDUK
PENGGUNA

PENDUDUK
PENGGUNA
SARANA

SARANA

SARANA

SARANA

SARANA

SARANA

SARANA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 11,460 2,228 8,912 1,225 5,390 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1682 2 1682 0 0 0 0 0 0 0 0 7,072 61.71
2 0 BATAKAN 12,044 1,672 5,685 1,170 3,978 0 0 0 - 58 2900 58 2900 0 0 0 0 2 3606 2 3606 0 0 0 0 0 0 0 0 10,484 87.05
3 JORONG JORONG 12,873 2,187 8,748 1,422 5,688 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 5,688 44.19
4 0 ASAM -ASAM 19,354 3,222 12,888 2,417 9,666 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 188 1 188 9,854 50.91
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 25,817 3,894 14,408 3,037 11,237 0 0 0 - 10 160 10 160 0 0 0 0 4 3987 4 3987 0 0 0 0 0 0 0 0 15,384 59.59
6 KINT AP KINT AP 27,762 5,197 18,190 3,898 15,592 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15,592 56.16
7 0 SEI CUKA 14,594 1,938 6,783 1,454 5,816 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5,816 39.85
8 PELAIHARI PELAIHARI 39,656 5,539 18,668 4,431 16,838 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1652 1 1652 0 0 0 0 2780 9452 2780 9452 27,942 70.46
9 0 SEI RIAM 6,226 1,375 3,875 894 3,129 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3,129 50.26
10 0 ANGSAU 25,121 3,370 11,458 2,696 9,975 0 0 - 60 780 60 780 65 1300 65 1300 0 0 0 0 0 0 0 0 546 1857 546 1857 13,912 55.38
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 6,493 916 3,572 829 2,858 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2,858 44.02
12 0 TIRTA JAYA 11,240 2,328 8,996 1,979 7,647 0 0 0 - 0 0 0 0 11 220 11 220 0 0 0 0 0 0 0 0 308 1012 308 1012 8,879 78.99
13 TAKISUNG TAKISUNG 31,115 3,967 25,331 3,372 21,532 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 1 580 1 580 0 0 0 160 1120 160 1120 23,232 74.66
14 BATI - BATI BATI - BATI 34,616 5,647 22,588 4,461 17,844 0 0 - 212 3,222 212 3,222 9 2504 9 2504 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23,570 68.09
15 0 KAIT - KAIT 8,328 1,780 7,120 1,513 6,052 0 0 - 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6,052 72.67
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 16,586 2,882 8,646 2,162 7,351 75 46 14 46 59 767 57 741 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 362 1448 362 1448 9,586 57.80
17 KURAU KURAU 3,835 285 1,311 143 656 0 0 - 28 1,393 28 1393 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 154 19 154 2,203 57.44
18 0 PADANG LUAS 9,033 1,392 5,011 696 2,506 0 0 - 288 3,722 288 3,722 44 880 44 880 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7,108 78.69
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 13,146 1,045 4,807 523 4,324 0 0 - 102 5,107 102 5107 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 71 500 71 490 9,921 75.47
JUMLAH (KAB/KOTA) 329,299 50,864 196,997 38,322 158,079 75 46 14 46 817 18,051 815 18,025 129 4,904 129 4,904 10 11,507 10 11,507 0 0 0 0 4,248 15,731 4,248 15,721 208,282 63.25

Sumber:Bidang P2PL
TABEL 60

PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

JUMLAH MEMENUHI SYARAT


JUMLAH SAMPEL (FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENYELENGGARA
DIPERIKSA
AIR MINUM
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 1 3 3 100.00
2 0 BATAKAN 1 3 3 100.00
3 JORONG JORONG 6 5 4 80.00
4 0 ASAM -ASAM 19 19 19 100.00
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 9 12 12 100.00
6 KINTAP KINTAP 20 32 23 71.88
7 0 SEI CUKA 15 23 21 91.30
8 PELAIHARI PELAIHARI 22 23 19 82.61
9 0 SEI RIAM 2 4 3 75.00
10 0 ANGSAU 13 14 14 100.00
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 3 5 5 100.00
12 0 TIRTA JAYA 1 3 3 100.00
13 TAKISUNG TAKISUNG 2 3 3 100.00
14 BATI - BATI BATI - BATI 11 14 14 100.00
15 0 KAIT - KAIT 1 3 3 100.00
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 5 9 7 77.78
17 KURAU KURAU 2 4 3 75.00
18 0 PADANG LUAS 2 3 3 100.00
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 3 4 3 75.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 138 186 165 88.71

Sumber: Bidang P2PL


TABEL 61

PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

JENIS SARANA JAMBAN PENDUDUK DENGAN


KOMUNAL LEHER ANGSA PLENGSENGAN CEMPLUNG AKSES SANITASI
LAYAK (JAMBAN

PENDUDUK
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT SEHAT)

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA
JUMLAH

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
NO KECAMATAN PUSKESMAS

% PENDUDUK

% PENDUDUK

% PENDUDUK

% PENDUDUK
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
SARANA

SARANA

SARANA

SARANA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 11460 1,996 1,996 100.00 820 3,280 820 3,280 100 #DIV/0! 2,293 9,172 2,293 9,172 100.00 14,448 126.07
2 0 BATAKAN 12044 2,956 2,956 100.00 652 2,608 652 2,608 100 #DIV/0! 1,492 5,968 1,492 5,968 100.00 11,532 95.75
3 JORONG JORONG 12873 1,792 1,792 100.00 1,446 5,784 1,446 5,784 100 #DIV/0! 854 3,416 854 3,416 100.00 10,992 85.39
4 0 ASAM -ASAM 19354 744 744 100.00 3,010 12,040 3,010 12,040 100 #DIV/0! 767 3,068 767 3,068 100.00 15,852 81.91
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 25817 6,928 6,928 100.00 2,256 9,024 2,256 9,024 100 #DIV/0! 2,534 10,136 2,534 10,136 100.00 26,088 101.05
6KINTAP KINTAP 27762 8,244 8,244 100.00 3,951 15,804 3,951 15,804 100 #DIV/0! 1,208 4,832 1,208 4,832 100.00 28,880 104.03
7 0 SEI CUKA 14594 2,212 2,212 100.00 2,030 8,120 2,030 8,120 100 #DIV/0! 746 2,984 746 2,984 100.00 13,316 91.24
8 PELAIHARI PELAIHARI 39656 7,152 7,152 100.00 7,356 29,424 7,356 29,424 100 #DIV/0! 946 3,784 946 3,784 100.00 40,360 101.78
9 0 SEI RIAM 6226 504 504 100.00 950 3,800 950 3,800 100 #DIV/0! 508 2,032 508 2,032 100.00 6,336 101.77
10 0 ANGSAU 25121 504 504 100.00 5,340 21,360 5,340 21,360 100 #DIV/0! 236 944 236 944 100.00 22,808 90.79
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 6493 96 96 100.00 578 2,312 578 2,312 100 #DIV/0! 284 1,136 284 1,136 100.00 3,544 54.58
12 0 TIRTA JAYA 11240 184 184 100.00 1,616 6,464 1,616 6,464 100 #DIV/0! 925 3,700 925 3,700 100.00 10,348 92.06
13 TAKISUNG TAKISUNG 31115 2,164 2,164 100.00 4,048 16,192 4,048 16,192 100 #DIV/0! 3,231 12,924 3,231 12,924 100.00 31,280 100.53
14 BATI - BATI BATI - BATI 34616 648 648 100.00 6,585 26,340 6,585 26,340 100 #DIV/0! 2,594 10,376 2,594 10,376 100.00 37,364 107.94
15 0 KAIT - KAIT 8328 264 264 100.00 1,392 5,568 1,392 5,568 100 #DIV/0! 707 2,828 707 2,828 100.00 8,660 103.99
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 16586 3,812 3,812 100.00 2,279 9,116 2,279 9,116 100 #DIV/0! 1,225 4,900 1,225 4,900 100.00 17,828 107.49
17 KURAU KURAU 3835 3,488 3,488 100.00 607 2,428 607 2,428 100 #DIV/0! 120 480 120 480 100.00 6,396 166.78
18 0 PADANG LUAS 9033 2,100 2,100 100.00 985 3,940 985 3,940 100 #DIV/0! 238 952 238 952 100.00 6,992 77.41
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 13146 444 444 100.00 1,039 4,156 1,039 4,156 100 #DIV/0! 2,488 9,952 2,488 9,952 100.00 14,552 110.70
JUMLAH (KAB/KOTA) 329,299 - 46,232 - 46,232 100.00 46,940 187,760 46,940 187,760 100 - - - - #DIV/0! 23,396 93,584 23,396 93,584 100.00 327,576 99.48

Sumber: Sumber P2PL


TABEL 62

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)


JUMLAH DESA/ DESA MELAKSANAKAN DESA STOP BABS
NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA STBM
KELURAHAN STBM (SBS)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 6 6 100 2 33.33 2 33.33
2 0 BATAKAN 4 4 100 - -
3 JORONG JORONG 5 5 100 1 20.00 1 20.00
4 0 ASAM -ASAM 6 6 100 2 33.33 2 33.33
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 14 14 100 6 42.86 6 42.86
6KINTAP KINTAP 8 8 100 1 12.50 1 12.50
7 0 SEI CUKA 6 6 100 1 16.67 1 16.67
8 PELAIHARI PELAIHARI 12 12 100 6 50.00 6 50.00
9 0 SEI RIAM 3 3 100 1 33.33 1 33.33
10 0 ANGSAU 5 5 100 4 80.00 4 80.00
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 2 2 100 2 100.00 2 100.00
12 0 TIRTA JAYA 7 7 100 - -
13 TAKISUNG TAKISUNG 12 12 100 3 25.00 3 25.00
14 BATI - BATI BATI - BATI 11 11 100 3 27.27 3 27.27
15 0 KAIT - KAIT 3 3 100 - -
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 9 9 100 - -
17 KURAU KURAU 3 3 100 - -
18 0 PADANG LUAS 8 8 100 - -
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 11 11 100 - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 135 135 100 32 23.70 32 23.70

Sumber: Bidang P2PL


TABEL 63

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

TEMPAT-TEMPAT UMUM
YANG ADA MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

SARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN HOTEL


SARANA TEMPAT-
SARANA PENDIDIKAN HOTEL
KESEHATAN RUMAH SAKIT TEMPAT UMUM

JUMLAH TTU
NO KECAMATAN PUSKESMAS SD SLTP SLTA PUSKESMAS BINTANG NON BINTANG
UMUM

PUSKESMAS

SAKIT UMUM

BINTANG

BINTANG

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
RUMAH
SLTP

SLTA

NON
SD

%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 12 5 2 1 20 12 100 5 100 2 100 1 100 - - - - - - 20 100
2 0 BATAKAN 8 3 1 1 12 25 8 100 3 100 1 100 1 100 - - - - 12 100 25 100
3 JORONG JORONG 10 2 1 1 14 6 60 2 100 1 100 1 100 - - - - - 10 71
4 0 ASAM -ASAM 14 3 - 1 3 21 11 79 3 100 - - 1 100 - - - - 3 100 18 86
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 22 6 1 1 30 22 100 6 100 1 100 1 100 - - - 0 - 30 100
6KINTAP KINTAP 15 5 2 1 23 15 100 5 100 2 100 1 100 - - - - - 23 100
7 0 SEI CUKA 12 1 - 1 14 10 83 1 100 - - 1 100 - - - - - 12 86
8 PELAIHARI PELAIHARI 28 7 4 1 1 - 7 48 28 100 7 100 4 100 1 100 1 100.0 - - 7 100 48 100
9 0 SEI RIAM 5 2 - 1 8 5 100 2 100 - - 1 100 - - - - - 8 100
10 0 ANGSAU 14 2 4 1 4 25 14 100 2 100 4 100 1 100 - - - - 4 100 25 100
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 8 2 - 1 11 8 100 2 100 - - 1 100 - - - - - 11 100
12 0 TIRTA JAYA 11 1 - 1 13 11 100 1 100 - - 1 100 - - - - - 13 100
13 TAKISUNG TAKISUNG 24 3 2 1 30 24 100 3 100 2 100 1 100 - - - - - 30 100
14 BATI - BATI BATI - BATI 23 6 3 1 33 26 113 6 100 3 100 1 100 - - - - - 36 109
15 0 KAIT - KAIT 4 1 - 1 6 4 100 1 100 - - 1 100 - - - - - 6 100
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 14 3 1 1 19 14 100 3 100 1 100 1 100 - - - - - 19 100
17 KURAU KURAU 5 - 1 6 5 100 0 #DIV/0! - #DIV/0! 1 100 - - - - - 6 100
18 0 PADANG LUAS 10 3 2 1 16 10 100 3 100 2 100 1 100 - - - - - 16 100
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 17 2 2 1 22 17 100 2 100 2 100 1 100 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 22 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 256 57 25 19 1 0 26 384 250 98 57 100 25 100 19 100 1 100.0 0 #DIV/0! 26 100 378 98

Sumber: Bidang P2PL


TABEL 64

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
JUMLAH RUMAH DEPOT AIR RUMAH DEPOT AIR
NO KECAMATAN PUSKESMAS MAKANAN MAKANAN
TPM JASA BOGA MAKAN/ MINUM TOTAL % JASA BOGA MAKAN/ MINUM TOTAL %
JAJANAN JAJANAN
RESTORAN (DAM) RESTORAN (DAM)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 193 0 0 3 1 4 2.07 1 0 0 16 17 8.81
2 0 BATAKAN 146 0 0 1 10 11 7.53 0 0 0 3 3 2.05
3 JORONG JORONG 193 2 12 10 43 67 34.72 0 5 0 43 48 24.87
4 0 ASAM -ASAM 429 2 7 19 21 49 11.42 0 1 0 5 6 1.40
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 264 0 9 9 4 22 8.33 0 1 0 7 8 3.03
6 KINTAP KINTAP 273 0 3 39 16 58 21.25 0 2 0 20 22 8.06
7 0 SEI CUKA 308 2 2 15 29 48 15.58 0 0 0 10 10 3.25
8 PELAIHARI PELAIHARI 581 0 15 22 45 82 14.11 0 0 0 15 15 2.58
9 0 SEI RIAM 224 0 0 2 9 11 4.91 0 0 0 3 3 1.34
10 0 ANGSAU 406 0 11 15 45 71 17.49 0 3 0 100 103 25.37
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 134 0 0 4 11 15 11.19 0 0 0 2 2 1.49
12 0 TIRTA JAYA 172 0 1 1 17 19 11.05 0 0 0 3 3 1.74
13 TAKISUNG TAKISUNG 384 0 6 8 60 74 19.27 0 1 0 26 27 7.03
14 BATI - BATI BATI - BATI 628 12 16 11 77 116 18.47 7 10 0 56 73 11.62
15 0 KAIT - KAIT 99 0 0 1 14 15 15.15 0 0 0 4 4 4.04
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 201 0 8 5 15 28 13.93 0 2 0 19 21 10.45
17 KURAU KURAU 36 0 0 2 4 6 16.67 0 0 0 1 1 2.78
18 0 PADANG LUAS 216 0 0 2 20 22 10.19 0 0 0 27 27 12.50
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 134 0 0 7 14 21 15.67 0 0 0 2 2 1.49
JUMLAH (KAB/KOTA) 5,021 18 90 176 455 739 14.72 8 25 0 362 395 7.87

Sumber: Bidang P2PL


TABEL 65

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK

PERSENTASE TPM

PERSENTASE TPM
MEMENUHI SYARAT

MEMENUHI SYARAT
JUMLAH TPM TIDAK

HIGIENE SANITASI
RUMAH MAKAN/

RUMAH MAKAN/
JUMLAH TPM

DIUJI PETIK
MINUM (DAM)

MINUM (DAM)
JASA BOGA

JASA BOGA
RESTORAN

RESTORAN
DEPOT AIR

DEPOT AIR
MAKANAN

MAKANAN
DIBINA
JAJANAN

JAJANAN
TOTAL

TOTAL
NO KECAMATAN PUSKESMAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 17 1 0 0 16 17 100.00 4 0 0 3 1 4 100.00
2 0 BATAKAN 3 0 0 0 3 3 100.00 11 0 0 1 10 11 100.00
3 JORONG JORONG 48 0 5 0 43 48 100.00 67 2 12 10 43 67 100.00
4 0 ASAM -ASAM 6 0 1 0 5 6 100.00 49 2 7 19 21 49 100.00
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 8 0 1 0 7 8 100.00 22 0 9 9 4 22 100.00
6 KINTAP KINTAP 22 0 2 0 20 22 100.00 58 0 3 39 16 58 100.00
7 0 SEI CUKA 10 0 0 0 10 10 100.00 48 2 2 15 29 48 100.00
8 PELAIHARI PELAIHARI 15 0 0 0 15 15 100.00 82 0 15 22 45 82 100.00
9 0 SEI RIAM 3 0 0 0 3 3 100.00 11 0 0 2 9 11 100.00
10 0 ANGSAU 103 0 3 0 100 103 100.00 71 0 11 15 45 71 100.00
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 2 0 0 0 2 2 100.00 15 0 0 4 11 15 100.00
12 0 TIRTA JAYA 3 0 0 0 3 3 100.00 19 0 1 1 17 19 100.00
13 TAKISUNG TAKISUNG 27 0 1 0 26 27 100.00 74 0 6 8 60 74 100.00
14 BATI - BATI BATI - BATI 73 7 10 0 56 73 100.00 116 12 16 11 77 116 100.00
15 0 KAIT - KAIT 4 0 0 0 4 4 100.00 15 0 0 1 14 15 100.00
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 21 0 2 0 19 21 100.00 28 0 8 5 15 28 100.00
17 KURAU KURAU 1 0 0 0 1 1 100.00 6 0 0 2 4 6 100.00
18 0 PADANG LUAS 27 0 0 0 27 27 100.00 22 0 0 2 20 22 100.00
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 2 0 0 0 2 2 100.00 21 0 0 7 14 21 100.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 395 8 25 0 362 395 100.00 739 18 90 176 455 739 100.00

Sumber: Bidang P2PL


TABEL 66

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 160,708 47,170 3,170 50,340 31.32
2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 20,600 6,400 5,550 11,950 58.01
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 268 19 46 65 24.25
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 1,828 783 450 1,233 67.45
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul 89,443 46,110 18,630 64,740 72.38
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 721076 419,965 200,850 620,815 86.10
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 546,526 596,535 142,090 738,625 135.15
8 Metampiron tablet 500 mg tablet 82,333 25,200 3,150 28,350 34.43
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul 545 260 40 300 55.05
10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium tablet
324,549 56,249 195,823 60.34
Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg 139,574
11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + tube
3,974 659 1,311 32.99
polimiksin 10.000 IU/g 652
12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + supp
3,594 656 1,739 48.39
Heksaklorofen 250 mg 1,083
13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam pot
110 34 30.91
Salisilat 3% 10 24
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 3,990 - -
15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + tablet
0 0
Levodopa 250 mg
16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 27,635 1,375 979 2,354 8.52
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 185335 294,850 76,600 371,450 200.42
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 16,810 7,000 20,700 27,700 164.78
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet 1,710 2,570 900 3,470 202.92
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet 0 0
21 Atropin tetes mata 0,5% botol 0 0
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul 0 0
23 Betametason krim 0,1 % krim 9,207 5,688 2,122 7,810 84.83
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 1,238 1,968 2,839 4,807 388.29
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 322,572 362,850 134,050 496,900 154.04
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol 0 0
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol - #DIV/0!
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet - #DIV/0!
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 71 4 86 90 126.76
30 Diazepam tablet 2 mg tablet 17,682 15,221 2,798 18,019 101.91
31 Diazepam tablet 5 mg tablet 446 7,368 335 7,703 1,727.13
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 3,113 2,627 1,527 4,154 133.44
33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 8,986 9,200 8,010 17,210 191.52
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 14,624 10,649 7,897 18,546 126.82
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet 2,861 - 0
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 416 241 189 430 103.37
37 Etakridin larutan 0,1% botol 514 470 795 1,265 246.11
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul 0 0
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul 230 10 43 0 0
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 14,490 13,325 3,878 17,203 118.72
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet 0 0
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet 0 0
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 4,652 2,283 202 2,485 53.42
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 3,618 3,202 2,428 5,630 155.61
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 25,685 20,270 16,900 37,170 144.71
46 Furosemid tablet 40 mg tablet 44,025 41,480 21,630 63,110 143.35
47 Gameksan lotion 1 % botol 0 0
48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium sach
40,748 64,355 157.93
klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g 40,100 24,255
49 Gentian Violet Larutan 1 % botol 3,784 2,726 1,396 4,122 108.93
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 169,012 17,840 17,840 10.56
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 388,549 240,240 99,400 339,640 87.41
52 Gliserin botol 0 0
53 Glukosa larutan infus 5% botol 5,050 4,311 13,194 17,505 346.63
54 Glukosa larutan infus 10% botol 1,442 0 0
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul - #DIV/0!
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 45,401 30,320 18,410 48,730 107.33
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet 520 25,325 4,870.19
18,325 7,000
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 54,757 36,491 9,980 46,471 84.87
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 7,039 5,020 13,835 18,855 267.86
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 22,650 23,310 18,160 41,470 183.09
61 Hidrkortison krim 2,5% tube 55,479 5,666 2,451 8,117 14.63
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 159,669 166,450 52,150 218,600 136.91
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 267,778 225,350 65,750 291,100 108.71
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 288,653 5,410 2,750 8,160 2.83
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 264,310 221,100 92,750 313,850 118.74
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 69,790 154,650 39,400 194,050 278.05
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 377,005 416,050 129,700 545,750 144.76
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 30,915 9,526 8,055 17,581 56.87
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial 0 0
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul 0 0
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 74,864 53,810 10,830 64,640 86.34
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 4,877 1,445 225 1,670 34.24
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 530,107 563,150 171,100 734,250 138.51
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul 0 0
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul - #DIV/0!
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 14,517 15,810 9,700 25,510 175.73
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 22,905 14,276 5,548 19,824 86.55
78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + tablet
Sulfadoxin 500 mg - #DIV/0!

79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg botol


12,350 19,203 155.49
+ Trimetoprim 40 mg/ 5 ml 12,861 6,342
80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : tablet
78,706 144,460 183.54
Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg 91,680 52,780
81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : tablet
- #DIV/0!
Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet 0 0
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul 0 0
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 8,281 2,860 3,280 6,140 74.15
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial 0 0
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial 100 11 11 11.00
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach , 0 0
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol 0 0
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet 0 0
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 tablet
27,700 19,332 69.79
mg 13,871 5,461
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 3,010 6,710 1,950 8,660 287.71
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet 31,846 33,760 40,700 74,460 233.81
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet 0 0
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol 0 0
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 3,118 1,641 2,120 3,761 120.62
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul - #DIV/0!
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 1,160 273 273 23.53
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 4,462 1,020 618 1,638 36.71
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 5,662 2,295 540 2,835 50.07
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 12,426 2,507 381 2,888 23.24
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial 50 50 #DIV/0!
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 8,986 4,398 1,464 5,862 65.23
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 52,363 52,245 15,507 67,752 129.39
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet 16,400 - -
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 957,556 962,260 372,700 1,334,960 139.41
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol 0 0
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 6,592 12,524 189.99
4,332 8,192
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 184,376 99,080 75,780 174,860 94.84
109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 2,241 1,661 650 2,311 103.12
110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 388 130 130 33.51
111 Prednison tablet 5 mg tablet 121,232 71,910 23,200 95,110 78.45
112 Primakuin tablet 15 mg tablet 3,986 6,071 3,680 9,751 244.63
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 8,199 700 3,150 3,850 46.96
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 990 990 #DIV/0!
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet 0 0
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet 4,162 1,550 300 1,850 44.45
117 Ringer Laktat larutan infus botol 11,019 11,567 3,828 15,395 139.71
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap tube
2,369 2,743 115.79
4% 1,688 1,055
119 Salisil bedak 2% kotak 5,747 3,887 1,522 5,409 94.12
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial 54 18 4 22 40.74
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial 50 0 0
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial 0 0
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 182 58 4 62 34.07
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial - 0
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul 49,765 5,447 2,529 7,976 16.03
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol 6,389 2,053 7 2,060 32.24
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol 0 0
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul - #DIV/0!
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 10,000 5,000 700 5,700 57.00
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 6,877 2,696 818 3,514 51.10
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 88,160 194,346 65,150 259,496 294.35
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul 0 0
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 52,277 25,360 7,292 32,652 62.46
134 Vaksin Rabies Vero vial - #DIV/0!
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 381,085 318,660 201,700 520,360 136.55
VAKSIN -
136 BCG vial - #DIV/0!
137 T T vial - #DIV/0!
138 D T vial - #DIV/0!
139 CAMPAK 10 Dosis vial - #DIV/0!
140 POLIO 10 Dosis vial - #DIV/0!
141 DPT-HB vial - #DIV/0!
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial - #DIV/0!
143 POLIO 20 Dosis vial 0 #DIV/0!
144 CAMPAK 20 Dosis vial 0 #DIV/0!

Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan


TABEL 67

JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 -
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 3 3
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 40 40
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 16 16
3 PUSKESMAS KELILING 21 21
4 PUSKESMAS PEMBANTU 59 59
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN 3 3
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 13 13
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA -
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 68 68
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 2 2
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT -
7 UNIT TRANSFUSI DARAH 1 1
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL -
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN -
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 2 2
6 APOTEK 9 9
7 TOKO OBAT 9 9
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN 2 2

Sumber: Bidang Yankes


TABEL 68

PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I


NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
JUMLAH %
1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 100.00

2 RUMAH SAKIT KHUSUS #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 1 100.00

Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan


TABEL 69

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

STRATA POSYANDU
POSYANDU AKTIF
NO KECAMATAN PUSKESMAS PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 2 15.38 10 76.92 1 7.69 0 0.00 13 1 7.69
2 0 BATAKAN 2 18.18 8 72.73 1 9.09 0 0.00 11 1 9.09
3 JORONG JORONG 5 38.46 3 23.08 5 38.46 0 0.00 13 5 38.46
4 0 ASAM -ASAM 0 0.00 0 0.00 12 92.31 1 7.69 13 13 100.00
5 BATU AMPAR TAJAU PECAH 3 13.04 7 30.43 11 47.83 2 8.70 23 13 56.52
6 KINTAP KINTAP 11 52.38 8 38.10 2 9.52 0 0.00 21 2 9.52
7 0 SEI CUKA 4 40.00 0 0.00 1 10.00 5 50.00 10 6 60.00
8 PELAIHARI PELAIHARI 11 35.48 18 58.06 2 6.45 0 0.00 31 2 6.45
9 0 SEI RIAM 1 16.67 2 33.33 3 50.00 0 0.00 6 3 50.00
10 0 ANGSAU 0 0.00 0 0.00 13 86.67 2 13.33 15 15 100.00
11 BAJUIN TANJUNG HABULU 0 0.00 0 0.00 9 100.00 0 0.00 9 9 100.00
12 0 TIRTA JAYA 5 38.46 5 38.46 3 23.08 0 0.00 13 3 23.08
13 TAKISUNG TAKISUNG 9 33.33 12 44.44 6 22.22 0 0.00 27 6 22.22
14 BATI - BATI BATI - BATI 1 6.67 6 40.00 7 46.67 1 6.67 15 8 53.33
15 0 KAIT - KAIT 0 0.00 4 40.00 6 60.00 0 0.00 10 6 60.00
16 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 0 0.00 17 89.47 2 10.53 0 0.00 19 2 10.53
17 KURAU KURAU 0 0.00 3 100.00 0 0.00 0 0.00 3 0 0.00
18 0 PADANG LUAS 0 0.00 8 100.00 0 0.00 0 0.00 8 0 0.00
19 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 1 7.14 13 92.86 0 0.00 0 0.00 14 0 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 55 20.07 124 45.26 84 30.66 11 4.01 274 95 34.67
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 1

Sumber: Bidang Promosi Kesehatan


TABEL 70

JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA/ UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)


KELURAHAN POSKESDES POLINDES POSBINDU
1 2 3 4 5 6 7
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 6 6 0 0
0 BATAKAN 4 2 2 0
2 JORONG JORONG 5 1 3 0
0 ASAM -ASAM 6 5 0 0
3 BATU AMPAR TAJAU PECAH 14 0 14 0
4 KINTAP KINTAP 8 3 6 0
0 SEI CUKA 6 6 0 3
5 PELAIHARI PELAIHARI 12 6 6 9
0 SEI RIAM 3 2 1 0
0 ANGSAU 5 4 0 2
6 BAJUIN TANJUNG HABULU 2 2 1 0
0 TIRTA JAYA 7 4 2 0
7 TAKISUNG TAKISUNG 12 0 10 0
8 BATI - BATI BATI - BATI 11 11 4 0
0 KAIT - KAIT 3 3 0 0
9 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 9 9 0 0
10 KURAU KURAU 3 2 1 0
0 PADANG LUAS 8 2 4 0
11 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 11 0 11 2
JUMLAH (KAB/KOTA) 135 68 65 16

Sumber: Bidang Promosi Kesehatan


TABEL 71

JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

DESA/KELURAHAN SIAGA
JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA/
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %
KELURAHAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 PANYIPATAN PANYIPATAN 6 2 4 6 100
0 BATAKAN 4 4 4 100
2 JORONG JORONG 5 5 5 100
0 ASAM -ASAM 6 5 1 6 100
3 BATU AMPAR TAJAU PECAH 14 14 14 100
4 KINTAP KINTAP 8 4 4 8 100
0 SEI CUKA 6 6 6 100
5 PELAIHARI PELAIHARI 12 12 12 100
0 SEI RIAM 3 3 3 100
0 ANGSAU 5 5 5 100
6 BAJUIN TANJUNG HABULU 2 2 2 100
0 TIRTA JAYA 7 7 7 100
7 TAKISUNG TAKISUNG 12 12 12 100
8 BATI - BATI BATI - BATI 11 11 11 100
0 KAIT - KAIT 3 3 3 100
9 TAMBANG ULANG TAMBANG ULANG 9 9 9 100
10 KURAU KURAU 3 3 3 100
0 PADANG LUAS 8 8 8 100
11 BUMI MAKMUR BUMI MAKMUR 11 11 11 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 135 66 55 8 6 135 100

Sumber: Bidang Promosi Kesehatan


TABEL 72

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI TOTAL
GIGI SPESIALIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Puskesmas Panyipatan - 1 - 1 1 - 1 - 1 1 - - 1 1
2 Puskesmas Batakan - 2 - 2 2 - 2 1 - 1 - 1 - 1
3 Puskesmas Jorong - 1 1 2 1 1 2 - 1 1 - - 1 1
4 Puskesmas Asam-Asam - 2 - 2 2 - 2 - - - - - - -
5 Puskesmas Tajau Pecah - 1 1 2 1 1 2 1 1 - - 1 1
6 Puskesmas Kintap - 2 1 3 2 1 3 - 1 1 - - 1 1
7 Puskesmas Sei Cuka - 2 - 2 2 - 2 - 1 1 - - 1 1
8 Puskesmas Pelaihari - - 2 2 - 2 2 - 2 2 - - 2 2
9 Puskesmas Sei Riam - 1 1 2 1 1 2 - 1 1 - - 1 1
10 Puskesmas Angsau - - 2 2 - 2 2 - 2 2 - - 2 2
11 Puskesmas Tanjung Habulu - 1 1 2 1 1 2 - - - - - - -
12 Puskesmas Tirta Jaya - 1 1 2 1 1 2 - - - - - - -
13 Puskesmas Takisung - - 2 2 - 2 2 - 1 1 - - 1 1
14 Puskesmas Bati-Bati - 1 1 2 1 1 2 - 1 1 - - 1 1
15 Puskesmas Kait-Kait - 1 - 1 1 - 1 - 1 1 - - 1 1
16 Puskesmas Tambang Ulang - 1 1 2 1 1 2 - 1 1 - - 1 1
17 Puskesmas Kurau - 1 - 1 1 - 1 1 - 1 - 1 - 1
18 Puskesmas Padang Luas - 1 2 3 1 2 3 - - - - - - -
19 Puskesmas Bumi Makmur - - 2 2 - 2 2 - 1 1 - - 1 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - 19 18 37 19 18 37 2 15 17 - - - 2 15 17
1 RS H. Boejasin 14 3 17 10 9 19 37 36 73 1 1 1 - 1 2 - 2
2 RSB Ainun 1 - 1 1 - 1
3 RSB Ibunda -
4 RSIA Borneo Citra 3 2 5 3 2 5 - 1 1 - 1 1
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 14 3 17 14 11 25 41 38 79 1 1 2 1 - 1 2 1 3
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 14 3 17 33 29 62 60 56 116 3 16 19 1 - 1 4 16 20
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 5.16 18.83 35.23 5.77 0.30 6.07

Sumber: Bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan Kab. Tanah Laut, RS H. Boejasin dan RSB Ainun, RSB Ibunda, RSIA Borneo Citra
Keterangan : a termasuk S3
TABEL 73

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

PERAWATa PERAWAT GIGI


NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Puskesmas Panyipatan 7 4 2 6 0 2 2
2 Puskesmas Batakan 7 4 2 6 0 0 0
3 Puskesmas Jorong 9 6 2 8 0 1 1
4 Puskesmas Asam-Asam 11 7 5 12 0 3 3
5 Puskesmas Tajau Pecah 17 12 10 22 0 1 1
6 Puskesmas Kintap 14 8 10 18 0 1 1
7 Puskesmas Sei Cuka 8 4 5 9 0 1 1
8 Puskesmas Pelaihari 24 4 14 18 1 3 4
9 Puskesmas Sei Riam 6 2 1 3 1 0 1
10 Puskesmas Angsau 11 0 9 9 1 2 3
11 Puskesmas Tanjung Habulu 5 3 5 8 0 1 1
12 Puskesmas Tirta Jaya 17 5 5 10 0 1 1
13 Puskesmas Takisung 15 10 6 16 1 0 1
14 Puskesmas Bati-Bati 18 5 12 17 0 2 2
15 Puskesmas Kait-Kait 6 2 2 4 1 1 2
16 Puskesmas Tambang Ulang 13 4 3 7 1 1 2
17 Puskesmas Kurau 3 3 3 6 0 1 1
18 Puskesmas Padang Luas 7 2 6 8 0 2 2
19 Puskesmas Bumi Makmur 14 1 5 6 0 1 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 212 86 107 193 6 24 30
1 RS H. Boejasin 91 85 136 221 0 6 6
2 RSB Ainun 9 0 3 3
3 RSB Ibunda 9
4 RSIA Borneo Citra 14 6 9 15
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 123 91 148 239 0 6 6
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 335 177 255 432 6 30 36
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 209.01 131.19 10.93

Sumber: Bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan Kab. Tanah Laut, RS H. Boejasin dan RSB Ainun, RSB Ibunda, RSIA Borneo Citra
Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
TABEL 74

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO UNIT KERJA a APOTEKER TOTAL
KEFARMASIAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Panyipatan - 1 1 - - - - 1 1
2 Puskesmas Batakan - 1 1 - - - - 1 1
3 Puskesmas Jorong 1 - 1 - - - 1 - 1
4 Puskesmas Asam-Asam - 1 1 - - - - 1 1
5 Puskesmas Tajau Pecah - 2 2 - - - - 2 2
6 Puskesmas Kintap - 2 2 - 1 1 - 3 3
7 Puskesmas Sei Cuka 1 - 1 - - - 1 - 1
8 Puskesmas Pelaihari 1 3 4 - 1 1 1 4 5
9 Puskesmas Sei Riam - 2 2 - - - - 2 2
10 Puskesmas Angsau 2 1 3 - - - 2 1 3
11 Puskesmas Tanjung Habulu - 1 1 - - - - 1 1
12 Puskesmas Tirta Jaya - 1 1 - - - - 1 1
13 Puskesmas Takisung - 1 1 - - - - 1 1
14 Puskesmas Bati-Bati - 2 2 - - - - 2 2
15 Puskesmas Kait-Kait - 1 1 - - - - 1 1
16 Puskesmas Tambang Ulang - 1 1 - - - - 1 1
17 Puskesmas Kurau - - - - - - - - -
18 Puskesmas Padang Luas 1 - 1 - - - 1 - 1
19 Puskesmas Bumi Makmur - 1 1 - - - - 1 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 6 21 27 - 2 2 6 23 29
1 RS H. Boejasin 2 20 22 1 5 6 3 25 28
2 RSB Ainun - 1 1 - 1 1 - 2 2
3 RSB Ibunda 1 1 1 1 1 1 2
4 RSIA Borneo Citra 1 5 6 - 1 1 1 6 7
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 4 26 30 1 8 9 5 34 39
1 UPT Instalasi Farmasi - 3 3 1 2 3 1 5 6
2 UPT Laboratorium Kesehatan - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 3 3 -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 10 47 60 1 10 14 11 57 68
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 18.22 4.25 20.65

Sumber: Bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan Kab. Tanah Laut, RS H. Boejasin dan RSB Ainun, RSB Ibunda, RSIA Borneo Citra
a
Keterangan : termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
TABEL 75

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

a b
KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN
NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Puskesmas Panyipatan - - - - - -
2 Puskesmas Batakan - - - - - -
3 Puskesmas Jorong 1 - 1 2 - 2
4 Puskesmas Asam-Asam - 1 1 1 1 2
5 Puskesmas Tajau Pecah - 1 1 2 - 2
6 Puskesmas Kintap 1 - 1 - 1 1
7 Puskesmas Sei Cuka - 1 1 1 - 1
8 Puskesmas Pelaihari - 1 1 - 1 1
9 Puskesmas Sei Riam - - - - 1 1
10 Puskesmas Angsau - - - - 1 1
11 Puskesmas Tanjung Habulu - - - - 1 1
12 Puskesmas Tirta Jaya 1 - 1 - 2 2
13 Puskesmas Takisung 2 - 2 - 1 1
14 Puskesmas Bati-Bati - 1 1 - 2 2
15 Puskesmas Kait-Kait - - - 1 - 1
16 Puskesmas Tambang Ulang - - - - 1 1
17 Puskesmas Kurau - 1 1 - - -
18 Puskesmas Padang Luas - - - - 1 1
19 Puskesmas Bumi Makmur 1 - 1 1 - 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 6 6 12 8 13 21
1 RS H. Boejasin 3 4 7 2 2 4
2 RSB Ainun - 1 1 1 - 1
3 RSB Ibunda
4 RSIA Borneo Citra
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 3 5 8 3 2 5
1 UPT Instalasi Farmasi - -
2 UPT Laboratorium Kesehatan - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 9 11 20 11 15 26
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 6.07 7.90

Sumber: Bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan Kab. Tanah Laut, RS H. Boejasin dan RSB Ainun, RSB Ibunda, RSIA Borneo Citra
Keterangan :
a
termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan,
tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatan
b
termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan
TABEL 76

JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL


NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Panyipatan - 2 2 - - - - 2 2
2 Puskesmas Batakan 1 - 1 - - - 1 - 1
3 Puskesmas Jorong 1 - 1 - - - 1 - 1
4 Puskesmas Asam-Asam - 2 2 - - - - 2 2
5 Puskesmas Tajau Pecah 1 4 5 - - - 1 4 5
6 Puskesmas Kintap - 2 2 - - - - 2 2
7 Puskesmas Sei Cuka 1 2 3 - - - 1 2 3
8 Puskesmas Pelaihari - 2 2 - - - - 2 2
9 Puskesmas Sei Riam - 1 1 - - - - 1 1
10 Puskesmas Angsau - 2 2 - - - - 2 2
11 Puskesmas Tanjung Habulu - 1 1 - - - - 1 1
12 Puskesmas Tirta Jaya 1 1 2 - - - 1 1 2
13 Puskesmas Takisung 2 1 3 - - - 2 1 3
14 Puskesmas Bati-Bati - 3 3 - - - - 3 3
15 Puskesmas Kait-Kait 1 2 3 - - - 1 2 3
16 Puskesmas Tambang Ulang - 1 1 - - - - 1 1
17 Puskesmas Kurau 2 - 2 - - - 2 - 2
18 Puskesmas Padang Luas - 1 1 - - - - - 1
19 Puskesmas Bumi Makmur 1 1 2 - - - 1 1 2
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 11 28 39 - - - 11 27 39
1 RS H. Boejasin 1 10 11
2 RSB Ainun - 1 1 - 1 1 - 2 2
3 RSB Ibunda
4 RSIA Borneo Citra - 1 1 - 1 1 - 2 2
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 12 13 - 2 2 - 4 4
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 12 40 52 - 2 2 11 31 43
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 13.05800182

Sumber: Bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan Kab. Tanah Laut, RS H. Boejasin dan RSB Ainun, RSB Ibunda, RSIA Borneo Citra
TABEL 77

JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

TENAGA KETERAPIAN FISIK


TOTAL
NO UNIT KERJA FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Puskesmas Panyipatan - - - - - - -
2 Puskesmas Batakan - - - - - - -
3 Puskesmas Jorong - - - - - - -
4 Puskesmas Asam-Asam - - - - - - -
5 Puskesmas Tajau Pecah - - - - - - -
6 Puskesmas Kintap - - - - - - -
7 Puskesmas Sei Cuka - - - - - - -
8 Puskesmas Pelaihari - - - - - - -
9 Puskesmas Sei Riam - - - - - - -
10 Puskesmas Angsau - - - - - - -
11 Puskesmas Tanjung Habulu - - - - - - -
12 Puskesmas Tirta Jaya - - - - - - -
13 Puskesmas Takisung - - - - - - -
14 Puskesmas Bati-Bati - - - - - - -
15 Puskesmas Kait-Kait - - - - - - -
16 Puskesmas Tambang Ulang - - - - - - -
17 Puskesmas Kurau - - - - - - -
18 Puskesmas Padang Luas
19 Puskesmas Bumi Makmur - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - -
1 RS H. Boejasin 1 2 3
2 RSB Ainun
3 RSB Ibunda
4 RSIA Borneo Citra
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 2 3 - - - - - - - - - - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 2 3 - - - - - - - - - - - -
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK -

Sumber: Bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan Kab. Tanah Laut, RS H. Boejasin dan RSB Ainun, RSB Ibunda, RSIA Borneo Citra
TABEL 78

JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

TENAGA KETEKNISIAN MEDIS

NO UNIT KERJA REKAM MEDIS DAN


TEKNISI ANALISIS REFRAKSIONIS ORTETIK TEKNISI TRANSFUSI TEKNISI
RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISI GIGI INFORMASI JUMLAH
ELEKTROMEDIS KESEHATAN OPTISIEN PROSTETIK DARAH KARDIOVASKULER
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 Puskesmas Panyipatan - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1
2 Puskesmas Batakan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3 Puskesmas Jorong - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1
4 Puskesmas Asam-Asam - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1
5 Puskesmas Tajau Pecah - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1
6 Puskesmas Kintap - - - - - - - - - - - - - 2 2 - - - - - - - - - - - - - - - - 2 2
7 Puskesmas Sei Cuka - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1
8 Puskesmas Pelaihari - - - - - - - - - - - - - 2 2 1 - 1 - - - - - - - - - - - - 1 2 3
9 Puskesmas Sei Riam - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1
10 Puskesmas Angsau - - - - - - - - - - - - 1 1 2 - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 2
11 Puskesmas Tanjung Habulu - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
12 Puskesmas Tirta Jaya - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1
13 Puskesmas Takisung - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1
14 Puskesmas Bati-Bati 1 - 1 - - - - - - - - - - 2 2 - - - - - - - - - - - - - - - 1 2 3
15 Puskesmas Kait-Kait - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1
16 Puskesmas Tambang Ulang - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1
17 Puskesmas Kurau - - - - - - - - - - - - 1 - 1 - - - - - - - - - - - - - - - 1 - 1
18 Puskesmas Padang Luas - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1
19 Puskesmas Bumi Makmur - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 - 1 - - - - - - - - - 2 18 20 1 - 1 - - - - - - - - - - - - 4 18 22
1 RS H. Boejasin 6 - 6 2 1 3 6 9 15 - 1 1
2 RSB Ainun 1 - 1 - 1 1
3 RSB Ibunda - 1 1
4 RSIA Borneo Citra 1 3 4
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 6 - 6 - - - 2 1 3 - - - 8 13 21 - 1 1 - - - - 1 1 - - - - - - - - -
1 UPT Instalasi Farmasi - - - - - - - - - - - - -
2 UPT Laboratorium Kesehatan - - - - - - - - - - - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 7 - 7 - - 2 1 3 - - - 10 31 41 1 1 2 - - - - 1 1 - - - - - - 4 18 22
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 6.681

Sumber: Bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan Kab. Tanah Laut, RS H. Boejasin dan RSB Ainun, RSB Ibunda, RSIA Borneo Citra
TABEL 79

JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

TENAGA KESEHATAN LAIN


PENGELOLA PROGRAM TOTAL
NO UNIT KERJA TENAGA KESEHATAN LAINNYA
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Panyipatan - - - - -
2 Puskesmas Batakan - 1 1 1 - 1
3 Puskesmas Jorong - - - - -
4 Puskesmas Asam-Asam - 1 1 - 1 1
5 Puskesmas Tajau Pecah - - - - -
6 Puskesmas Kintap - - - - -
7 Puskesmas Sei Cuka - - - - -
8 Puskesmas Pelaihari - - - - -
9 Puskesmas Sei Riam - - - - -
10 Puskesmas Angsau - - - - -
11 Puskesmas Tanjung Habulu - - - - -
12 Puskesmas Tirta Jaya - - - - -
13 Puskesmas Takisung - - - - -
14 Puskesmas Bati-Bati - - - - -
15 Puskesmas Kait-Kait - - - - -
16 Puskesmas Tambang Ulang - - - - -
17 Puskesmas Kurau - - - - -
18 Puskesmas Padang Luas
19 Puskesmas Bumi Makmur - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - 1 1 2 1 1 2
1 RS H. Boejasin - - - - -
2 RSB Ainun 1 1 2 - 1 1 1 2 3
3 RSB Ibunda - - -
4 RSIA Borneo Citra - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 1 2 - 1 1 1 2 3
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 1 2 1 2 3 2 3 5

Sumber: Bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan Kab. Tanah Laut, RS H. Boejasin dan RSB Ainun, RSB Ibunda, RSIA Borneo Citra
TABEL 80

JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2016

TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN


TENAGA
PEJABAT STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG TENAGA TOTAL
NO UNIT KERJA TENAGA PENDIDIK JURU PENUNJANG
STRUKTURAL ADMINISTRASI TEKNOLOGI PERENCANAAN KEPENDIDIKAN
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 Puskesmas Panyipatan 2 - 2 - 2 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 2 4
2 Puskesmas Batakan 2 - 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 - 2
3 Puskesmas Jorong 2 - 2 1 2 3 - - - - - - - - - - - - - - - 1 - 1 4 2 6
4 Puskesmas Asam-Asam 2 - 2 1 - 1 - - - - - - - - - - - - 1 - 1 1 - 1 5 - 5
5 Puskesmas Tajau Pecah 2 - 2 1 - 1 - - - - - - - - - - - - - 1 1 2 - 2 5 1 6
6 Puskesmas Kintap 2 - 2 - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - 1 - 1 3 1 4
7 Puskesmas Sei Cuka 2 - 2 - - - - - - - - - - - - - - - 1 - 1 - - - 3 - 3
8 Puskesmas Pelaihari - 2 2 2 3 5 - - - - - - - - - - - - - - - 2 - 2 4 5 9
9 Puskesmas Sei Riam 2 - 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 - 1 3 - 3
10 Puskesmas Angsau 2 - 2 - 1 1 - - - - - - - - ; - - - 1 - 1 3 1 4 6 2 8
11 Puskesmas Tanjung Habulu 1 1 2 - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 2 3
12 Puskesmas Tirta Jaya 2 - 2 - - - - - - - - - - - - - - - 1 - 1 2 - 2 5 - 5
13 Puskesmas Takisung 1 1 2 1 - 1 - - - - - - - - - - - - - - - 1 - 1 3 1 4
14 Puskesmas Bati-Bati - 2 2 - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - 2 2 2 3 5
15 Puskesmas Kait-Kait 2 - 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 - 1 3 - 3
16 Puskesmas Tambang Ulang 2 - 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 2 1 3
17 Puskesmas Kurau 2 - 2 - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 2 3 2 5
18 Puskesmas Padang Luas 1 1 2 - - - - - - - - - - - - - 2 1 3 3 2 5
19 Puskesmas Bumi Makmur 1 1 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 - 1 2 1 3
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 30 8 38 6 12 18 - - - - - - - - - - - - 4 1 5 21 4 25 61 25 86
1 RS H. Boejasin 12 2 14 31 47 78 73 36 109
2 RSB Ainun
3 RSB Ibunda
4 RSIA Borneo Citra
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 12 2 14 31 47 78 - - - - - - - - - - - - 73 36 109 - - - - - -
1 UPT Instalasi Farmasi - - - - - - - - - - -
2 UPT Laboratorium Kesehatan - - - - - - - - - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - -
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 42 10 52 37 59 96 - - - - - - - - - - - - 77 37 114 21 4 25 61 25 86

Sumber: Bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan Kab. Tanah Laut, RS H. Boejasin dan RSB Ainun, RSB Ibunda, RSIA Borneo Citra

Anda mungkin juga menyukai