Anda di halaman 1dari 339

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN

PROVINSI JAWA BARAT

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji dan syukur kita panjatkan ke Hadirat Allah SWT, bahwa atas rahmat dan
karunia-Nya, telah diterbitkan Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015.
Profil Kesehatan merupakan salah satu bentuk penyajian data dan informasi tahunan
yang mengambarkan hasil pembangunan Kesehatan di Provinsi Jawa Barat, melalui
berbagai indikator yang telah ditetapkan, antara lain indikator Indeks Pembangunan
Manusia (IPM), Indikator Indonesia Sehat (IS), Standar Pelayanan Minimal (SPM)

.id
Bidang Kesehatan, Rencana Kerja Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

go
Mengacu pada Visi Kementerian Kesehatan Tahun 2009 – 2014, yaitu

v.
“Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan” dan RPJMD Provinsi Jawa Barat
ro
Tahun 2013 – 2018, dengan Visi “ Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua”
rp

dimana Dinas Kesehatan mendukung Misi 1, yaitu Membangun Masyarakat Yang


ba

Berkualitas dan Berdaya Saing, dengan Tujuan (1) Membangun sumber daya manusia
ja

Jawa Barat yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, senantiasa berkarya,
s.

kompetitif, dengan tetap mempertahankan identitas dan ciri khas masyarakat yang
ke

santun dan berbudaya, dengan sasarannya adalah meningkatkan kualitas layanan


is

kesehatan bagi seluruh masyarakat serta perluasan akses pelayanan yang terjangkau
.d

dan merata, maka Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat untuk tahun 2013 – 2018
w

telah menetapkan Visinya “ Masyarakat Jawa Barat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat”
w
w

Dengan diseminasi informasi hasil pembangunan kesehatan melalui Profil


Kesehatan ini diharapkan seluruh pihak yang berkepentingan dapat memantau upaya
pembangunan kesehatan, dalam mencapai Visi Pembangunan Kesehatan Jawa
Barat yaitu : ”Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri untuk Hidup
Sehat”. Visi Pembangunan Kesehatan Jawa Barat ini merupakan penjabaran dari
Misi 1 (satu) Pemerintahan Provinsi Jawa Barat yaitu Mewujudkan Sumber Daya
Manusia Jawa Barat yang produktif dan ber Daya Saing.
Penilaian keberhasilan pembangunan kesehatan diukur berdasarkan indikator
yang telah ditetapkan. Untuk itu pembangunan kesehatan perlu didukung oleh suatu
Sistem Informasi yang dapat selalu memberikan gambaran pencapaian pembangunan
kesehatan.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 i


Meskipun belum optimal kehadiran profil kesehatan merupakan salah satu
produk yang lahir berkat dukungan sistem informasi kesehatan. Hasil pembangunan
kesehatan pun bukan hanya semata hasil Dinas Kesehatan tetapi merupakan
akumulasi dari keberhasilan berbagai komponen sektor yang terkait. Hal ini juga
tercermin dari keberadaan data pada Profil Kesehatan bukan hanya berasal dari sektor
kesehatan semata tapi juga melibatkan komponen lintas sektor lain seperti dari BPS,
Dinas Pendidikan, Badan Koordinasi Keluarga Berencana, Badan Penelitian
Pembangunan Kesehatan.

Profil Kesehatan diharapkan dapat memberikan informasi yang evidence based


baik untuk perencanaan saat sekarang maupun untuk kepentingan dimasa yang akan
datang, dimana Profil Kesehatan dapat dijadikan salah satu acuan dokumen data dan

.id
informasi kesehatan yang cukup lengkap. Oleh karena itu kritik dan saran dari
pembaca sekalian dapat meningkatkan mutu Profil Kesehatan pada setiap

go
penerbitannya.

v.
ro
Sebagai akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada seluruh tim penyusun
rp
Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kota/Provinsi serta Pengelola Program
ba

Kegiatan di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang telah bekerja keras
mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data dan informasi dalam
ja
s.

Profil Kesehatan ini.


ke

Semoga Allah Yang Maha Kuasa selalu menyertai kita semua, Amiin.
is
.d
w
w

Bandung, Juli 2016


w

KEPALA DINAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT

dr. Hj. ALMA LUCYATI, M.Kes, M.Si, MH.Kes


Pembina Utama Madya
NIP. 19561022 198410 2 001

ii Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan ke hadirat Allah SWT atas rakhmat dan karunia-
Nya sehingga Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 dapat
terselesaikan. Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2015 merupakan
salah satu bentuk penyajian data dan informasi bidang kesehatan yang diharapkan
dapat digunakan baik untuk kepentingan perencanaan jangka pendek maupun
kepentingan jangka panjang.
Dalam proses penyusunan Profil Kesehatan digunakan acuan Pedoman
Penyusunan Profil Kabupaten Kota. Kegiatan penyusunan profil bukan saja melibatkan
semua komponen pengelola kegiatan program kesehatan baik di lingkungan Dinas

.id
Kesehatan Provinsi maupun kabupaten kota, namun juga melibatkan sektor lain seperti

go
BPS, Sektor Pendidikan, BKKBN, Puslitbangkes.

v.
Rangkaian kegiatan dalam penyusunan profil kesehatan meliputi Workshop dan
ro
Validasi Data Profil Kesehatan yang melibatkan kabupaten kota, Koordinasi Lintas
rp

Program dan Sektor, Pengumpulan Data, Pengolahan dan Penyajian Data serta
ba

Analisa Data.
ja

Proses penyusunan Profil Kesehatan membutuhkan sumberdaya khususnya


s.

sumber daya manusia yang terampil, sumber daya data yang terpercaya dan sumber
ke

daya lain, seperti ATK yang mencukupi, Komputer dan Aplikasi Manajemen Data dan
is

lain sebagainya.
.d

Dengan segala keterbatasan kemampuan sumber daya tersebut diatas


w

Penyusun mencoba dan berusaha untuk menampilkan semaksimal mungkin seluruh


w

variabel data Profil Kesehatan sesuai Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan,


w

meskipun hasilnya masih kurang memuaskan berbagai pihak yang berkepentingan.


Hambatan dan kendala yang dihadapi oleh Tim Penyusun antara lain, jumlah
tabel profil dan variabel yang sangat banyak, kelengkapan dan ketersediaan variabel
data profil kesehatan, terdapat data sektoral non kesehatan, adanya perbedaan data
hasil pengumpulan data rutin baik ditingkat dinas kesehatan provinsi maupun
kabupaten kota, data tabel profil kesehatan kabupaten kota yang disepakati sebagai
tabel final berubah, adanya keterbatasan pemahaman dan kemampuan tim penyusun
dalam pengelolaan profil.
Diharapkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat ke depan banyak mengalami
penyempurnaan baik dari sisi kelengkapan data variabel, kecepatan proses

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 iii


penyusunan, validasi datanya, penyajian dan analisa datanya serta dapat terbit lebih
awal lagi setiap tahunnya.

Dari sisi pemanfaatan informasi kesehatan, diharapkan Profil Kesehatan dapat


dijadikan salah satu jejak rekam pembangunan kesehatan khususnya untuk
memberikan gambaran secara umum tentang Derajat Kesehatan Masyarakat, Indeks
Kesehatan, Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, serta capaian Millenium
Development Goal’s (MDG’s) di Provinsi Jawa Barat.
Tak ada gading yang tak retak, saran dan kritik untuk penyempurnaan Profil
Kesehatan baik dari sisi proses penyusunan maupun substansial sangat kami
harapkan. Kerjasama yang telah dibina dalam proses penyusunan Profil Kesehatan ini
harus terus ditingkatkan. Semoga Profil Kesehatan 2015 dapat bermanfaat bagi

.id
seluruh pihak yang berkepentingan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan

go
aktif dalam penyususunan dan pengelolaan Profil Kesehatan 2015 ini.

v.
ro
rp
ba

Bandung, Juli 2016


ja
s.
ke

Tim Penyusun Profil Kesehatan


is

Provinsi Jawa Barat


.d
w
w
w

iv Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


DAFTAR ISI

Halaman

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT i

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR TABEL xvi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL 1

.id
(RPJMN) TAHUN 2015 - 2018
8

go
B. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
(RPJMD) PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015 -2018

v.
ro
C. VISI MISI DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT 13
rp
BAB II GAMBARAN UMUM
ba

A. GAMBARAN UMUM WILAYAH 20


ja

B. KEPENDUDUKAN 21
s.

1. Perkembangan Penduduk 22
ke

2. Piramida Penduduk 22
is

3. Komposisi Penduduk 22
.d

4. Laju Pertumbuhan Penduduk 23


w
w

C. GAMBARAN SOSIAL EKONOMI 25


w

1. Laju Pertumbuhan Ekonomi 25

2. Penduduk Miskin 26

D. TINGKAT PENDIDIKAN 29

1. Angka Partisipasi Kasar (APK) 29

2. Angka Partispasi Murni (APM) 31

3. Angka Partisipasi Sekolah (APS) 33

E. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 34

1. Skenario IPM 80 Tahun 2005-2015 35

2. Capaian IPM Jawa Barat 35

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 v


Halaman

3. Dimensi Pendidikan 37

BAB III SARANA KESEHATAN 41

A. SARANA PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PUSKESMAS) 41

44
B. SARANA PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (RUMAH SAKIT)

1. Jumlah Rumah Sakit 44

2. Jumlah Sarana Tempat Tidur 46

C. SARANA PELAYANAN KESEHATAN DASAR LAINNYA 47

D. UPAYA KESEHATAN BERSUMBER DAYA MASYARAKAT 48

.id
BAB IV SUMBER DAYA MANUSIA BIDANG KESEHATAN 51

go
A. JUMLAH TENAGA KESEHATAN 51

v.
1. Tenaga Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat 54
ro
2. Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit 57
rp

B. RASIO TENAGA KESEHATAN 58


ba
ja

BAB V PEMBIAYAAN KESEHATAN 64


s.

A. JUMLAH ANGGARAN KESEHATAN 64


ke

B. ANGGARAN APBD PROVINSI DAN APBD KABUPATEN/KOTA 65


is

C. JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) 68


.d

D. ALOKASI ANGGARAN PROGRAM DINAS KESEHATAN 70


w

PROVINSI JAWA BARAT


w

E. CAPAIAN KINERJA ANGGARAN 72


w

BAB VI DERAJAT KESEHATAN 74

A. ANGKA HARAPAN HIDUP 74

B. MORTALITAS/KEMATIAN 75

1. Angka Kematian Bayi (AKB) 76

2. Angka Kematian Balita (AKABA) 78

3. Angka Kematian Ibu (AKI) 79

4. Angka Kematian Kasar 83

BAB VII UPAYA PELAYANAN KESEHATAN 84

A. KESEHATAN KELUARGA 84

vi Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Halaman

1. Kesehatan Ibu 84

a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil 84

b. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin 89

c. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas 91

d. Pelayanan dan Penanganan Komplikasi Kebidanan 93

2. Kesehatan Anak 94

a. Berat Badan Bayi Lahir 94


b. Penanganan Komplikasi Neonatal dan Pelayanan 96
Kesehatan Neonatal
c. Pelayanan Kesehatan Bayi 100

d. Pemberian ASI Eksklusif 102

.id
e. Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Balita Usia 6 – 59 103
Bulan

go
f. Pelayanan Imunisasi 105

g. Pelayanan Kesehatan Anak Balita


v. 110
ro
h. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa Sekolah Dasar dan 111
rp
Setingkat
114
ba

3. Perbaikan Gizi
a. Penimbangan Baduta (Usia 0 - 23 Bulan) 115
ja

b. Penimbangan Balita (Usia 0 – 59 Bulan) 116


s.
ke

c. Anak Bawang Garis Merah (BGM) 116


129
is

4. Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia (Lansia)


.d

5. Pelayanan Kesehatan Gizi dan Mulut 131


w

a. Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut 131


w

b. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tentang Gigi dan Mulut 132


w

B. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PENYEHATAN 134


LINGKUNGAN
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 134

2. Penyehatan Lingkungan 136

a. Rumah Sehat 136

b. Akses Penduduk Terhadap Air Minum Berkualitas 137

c. Akses Penduduk Terhadap Fasilitas Sanitasi Layak 138

d. Tempat-Tempat Umum Yang Memenuhi Syarat 139


e. Tempat-tempat Pengolahan Makanan Memenuhi Syarat 140
Hygiene sanitasi
f. Sanitasi Total Bebasis Masyarakat (STBM) 141

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 vii


Halaman

C. PENGENDALIAN PENYAKIT 143

1. Penyakit Menular Bersumber Binatang 143

a. Malaria 143

b. Demam Berdarah Dengue (DBD) 148

c. Rabies 152

d. Flu Burung (Avian Influenza-AL) 154

e. Anthraks 156

f. Pes 157

g. Leptospirosis 157

h. Filariasis 158

.id
2. Penyakit Menular Langsung 166
166

go
a. Diare
b. Kusta 170

c. Tuberkulosa v. 173
ro
d. Pneumonia 179
rp

e. HIV/AIDS dan IMS 181


ba

3. Penyakit yang Dapat Dicegah Imunisasi (P3DI) 185


ja

a. Diptheri 185
s.

187
ke

b. Pertusis
c. Tetanus Neonatrum 187
is

188
.d

d. Campak
w

e. Surveilans AFP (Non Polio) 189


w

4. Penyakit Tidak Menular 189


w

a. Hipertensi 189

b. Obesitas 191

c. Deteksi Kanker Leher Rahim dan Payudara 192

5. Kejadian Luar Biasa (KLB) 194

DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN TABEL

viii Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar II.B. 1 Jumlah Penduduk di Provinsi Jawa Barat Tahun 2000 – 2015 22
Gambar II.B. 2 Piramida Penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 22
Gambar II.B. 3 Persentase Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur di
23
Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 – 2015
Gambar II.B. 4 Laju Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Jawa Barat Periode
24
Tahun 2005 – 2015
Gambar II.C. 1 Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
27
Maret 2015 – September 2015
Gambar II.C. 2 Grafik Garis Kemiskinan Maret 2015 – September 2015 28

.id
Gambar II.C. 3 Peranan Komoditi Makanan dan Non Makanan Terhadap Garis
28
Kemiskinan September 2015

go
Gambar III. A.1 Jumlah Puskesmas dan Jejaring Puskesmas di Provinsi Jawa
42
Barat Tahun 2011-2015
v.
ro
Gambar III. A.2 Rasio Puskesmas terhadap Penduduk Menurut
43
rp
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
ba

Gambar III. B.1 Jumlah Rumah Sakit Khusus berdasarkan Jenis Pelayanan
45
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
ja
s.

Gambar III. B.2 Jumlah Tempat Tidur di Rumah Sakit Umum dan Khusus
46
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 – 2015
ke

Gambar III. B.3 Jumlah Tempat Tidur di Rumah Sakit dan Puskesmas di
47
is

Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


.d

Gambar III. C.1 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar Lainnya di


47
w

Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


w

Gambar III. C.2 Persentase Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar di Provinsi


w

48
Jawa Barat Tahun 2015
Gambar III. D.1 Persentase Desa dan Kelurahan Siaga Aktif di Kabupaten/Kota
49
Provinsi Jawa Barat
Gambar III. D.2 Persentase Posyandu Menurut Strata di Provinsi Jawa Barat
50
Tahun 2015

Gambar III. D.3 Rasio Posyandu Terhadap Desa/Kelurahan di Kabupaten/Kota


50
Provinsi Jawa Barat tahun 2015
Gambar IV. A.1 Proporsi Kelompok Tenaga Kesehatan Provinsi Jawa Barat
53
Tahun 2015
Gambar IV. A.2 Jumlah Tenaga Kesehatan berdasarkan Jenis Tenaga
53
Kesehatan di Jawa Barat tahun 2015
Gambar IV. A.3 Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas berdasarkan 54

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 ix


Halaman

Jenis Tenaga Kesehatan di Jawa Barat tahun 2015


Gambar IV. A.4 Rasio Dokter Umum Terhadap Jumlah Puskesmas di Jawa
55
Barat Tahun 2015
Gambar IV. A.5 Rasio Perawat Terhadap Jumlah Puskesmas di Jawa Barat
56
Tahun 2015
Gambar IV. A.6 Rasio Bidan Terhadap Jumlah Puskesmas di Jawa Barat
56
Tahun 2015
Gambar IV. A. 7 Jumlah Tenaga Tenaga Kesehatan Rumah Sakit di Jawa Barat
57
Tahun 2015
Gambar IV. B. 1 Rasio Dokter Spesialist Terhadap 100.000 Penduduk di Jawa
60
Barat Tahun 2015
Gambar IV. B. 2 Rasio Dokter Umum Terhadap 100.000 Penduduk di Jawa
61

.id
Barat Tahun 2015
Gambar IV. B. 3 Rasio Perawat Terhadap 100.000 Penduduk di Jawa Barat

go
62
Tahun 2015
Gambar IV. B. 4
v.
Rasio Bidan Terhadap 100.000 Penduduk di Jawa Barat
63
ro
Tahun 2015
rp
Gambar V. B. 1 Proporsi Anggaran APBD Kesehatan di Provinsi Jawa Barat
65
Tahun 2010-2015
ba

Gambar V. B. 2 Proporsi Anggaran APBD Kesehatan Kabupaten/Kota di


ja

66
Provinsi Jawa Barat tahun 2015
s.

Gambar V. B. 3 Anggaran Kesehatan Per Kapita Provinsi Jawa Barat Tahun


ke

67
2010 – 2015
is

Gambar V. B. 4 Anggaran Kesehatan Per Kapita Kabupaten/Kota di Provinsi


67
.d

Jawa Barat Tahun 2015


w

Gambar V. C. 1 Cakupan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional Menurut


70
w

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


w

Gambar V. D. 1 Proporsi Alokasi Anggaran Per Program Provinsi Jawa Barat


71
Tahun 2015
Gambar V. E. 1 Realisasi Keuangan dan Fisik Per Program Dinas Kesehatan
73
Provinsi Jawa Barat tahun 2015

Gambar VI. A.1 Angka Harapan Hidup (AHH) Penduduk di Provinsi Jawa Barat
74
Tahun 2010 - 2015
Gambar VI. A.2 Angka Harapan Hidup (AHH) Menurut Kabupaten/Kota di
75
Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Gambar VI. B.1 Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 -
76
2012
Gambar VI. B.2 Jumlah Kematian Bayi di Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 - 77
2015
Gambar VI. B.3 Angka Kematian Bayi* Per 1.000 Kelahiran Hidup Menurut 78

x Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Halaman
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Gambar VI. B.4 Proporsi Kematian Balita Menurut Kabupaten Kota di Provinsi
79
Jawa Barat Tahun 2015
Gambar VI. B.5 Pencapaian dan Proyeksi Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun
79
1994 – 2015
Gambar VI. B.6 Proporsi Kematian Ibu Maternal *Per 100.000 di
82
Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Gambar VI. B.7 Kematian Ibu Berdasarkan Kelompok Umur dan Persalinan
82
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Gambar VI. B.8 Angka Kematian Kasar Nasional dan Provinsi Jawa Barat
83
Tahun 1971 – 1995
Gambar VII. A.1 Persentasi Mangkir Pelayanan Bumil K4 Berdasarkan
85

.id
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Gambar VII. A.2 Cakupan Pelayanan K1 dan K4 di Provinsi Jawa Barat Tahun

go
85
2008 - 2015
Gambar VII. A.3 Proporsi Tenaga Kesehatan yang Memberi Pelayanan ANC,
Jawa Barat Tahun 2013
v. 87
ro
Gambar VII. A.4 Proporsi Fasilitas Kesehatan untuk Pelayanan ANC, Jawa
rp
87
Barat Tahun 2013
ba

Gambar VII. A.5 Cakupan Ibu Hamil Resiko Tinggi yang Ditangani Menurut
88
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
ja

Gambar VII. A.6 Cakupan Ibu Hamil Resiko Tinggi Yang Dimunisasi TT Menurut
s.

88
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
ke

Gambar VII. A.7 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di


89
is

Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 – 2015


.d

Gambar VII. A.8 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan


90
w

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


w

Gambar VII. A.9 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF) Menurut Kabupaten/Kota di
w

92
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Gambar VII. A.10 Proporsi Kelahiran Hidup Menurut Pelayanan Pemeriksaan
92
Masa Nifas di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
Gambar VII. A.11 Cakupan Ibu Nifas Mendapatkan Kapsul Vitamin A Menurut
93
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Gambar VII. A.12 Cakupan Penangan Komplikasi Kebidanan Menurut
94
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Gambar VII. A.13 Cakupan Berat Badan Lahir Bayi Menurut Kabupaten/Kota di
96
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Gambar VII. A.14 Cakupan Kunjungan Neonatus (KN) di Provinsi Jawa Barat
97
Tahun 2008 – 2015
Gambar VII.A.15 Cakupan Kunjungan Neonatus (KN1) Menurut Kabupaten/Kota 98

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 xi


Halaman

di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Gambar VII. A.16 Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN) Menurut
98
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Gambar VII. A.17 Persentase Kunjungan Neonatus, di Provinsi Jawa Barat 99
Tahun 2013 (Riskesdas 2013)
Gambar VII. A.18 Persentase Kunjungan Neonatus (KN1, KN2, KN3 dan Tidak
Pernah KN) 99
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
Gambar VII. A.19 Cakupan Kunjungan Bayi di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008- 101
2015
Gambar VII. A.20 Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi 101
Jawa Barat Tahun 2015
Gambar VII. A.21 Cakupan ASI Eklusif Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi 103
Jawa Barat Tahun 2015

.id
Gambar VII. A.22 Cakupan Kapsul Vitamin A Pada Balita Menurut 104
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

go
Gambar VII. A.23 Cakupan Desa/Kelurahan UCI di Provinsi Jawa Barat Tahun 105
2008-2015
Gambar VII. A.24
v.
Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota di
ro
106
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
rp
Gambar VII. A.25 Cakupan Immunisasi Dasar Bayi di Provinsi Jawa Barat, 108
Tahun 2008 – 2015
ba

Gambar VII. A.26 Cakupan Imuniasi Dasar Lengkap Pada Bayi Menurut 109
ja

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


s.

Gambar VII. A.27 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Balita Menurut 111
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
ke

Gambar VII. A.28 Cakupan Siswa Sekolah Dasar/Sederajat yang Melaksanakan 113
is

Penjaringan Kesehatan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


.d

Gambar VII. A.29 Cakupan Bayi Umur 0-23 Bulan Yang Ditimbang Provinsi Jawa 115
w

Barat Tahun 2015


w

Gambar VII. A.30 Cakupan Balita Umur 0-23 Bulan Yang Ditimbang Provinsi 116
Jawa Barat Tahun 2015
w

Gambar VII. A.31 Cakupan Baduta Bawah Garis Merah Kabupaten/Kota 117
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Gambar VII. A.32 Cakupan Balita Bawah Garis Merah Kabupaten/Kota di 118
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Gambar VII. A.33 Prevalensi Status Gizi BB/TB <-2 SD Menurut Kabupaten/Kota 120
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
Gambar VII. A.33 Prevalensi Anak Sangat Pendek Umur 5 – 12 Tahun Menurut 121
Kabupaten/Kota, di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
Gambar VII. A.34 Prevalensi Gemuk & Sangat Gemuk Anak Umur 5 – 12 Tahun 121
Menurut Kabupaten/Kota Jawa Barat Tahun 2013
Gambar VII. A.35 Prevalensi Kurus (IMT/U) Remaja Umur 16 – 18 Tahun 123
Menurut Kabupaten/Kota, di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
Gambar VII. A.36 Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe3) Ibu Hamil
126
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 – 2014

xii Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Halaman
Gambar VII. A.37 Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe3) Ibu Hamil 126
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Gambar VII. A.38 Persentase Cakupan Anak Balita (6-59 Bulan) Mendapatkan
Vitamin A Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat 128
Tahun 2015
Gambar VII. A.39 Persentase Rumah Tangga Yang Mengkonsumsi Garam 129
Beryodium Menurut Tipe Daerah, Jawa Barat Tahun 2013
Gambar VII. A.40 Persentase Rumah Tangga Yang Mengkonsumsi Garam
Beryodium Menurut Kabupaten/Kota Hasil Tes Cepat, Jawa 129
Barat Tahun 2013
Gambar VII. A.41 Cakupan Pelayanan Usia Lanjut (> 60 Tahun) di Provinsi Jawa 131
Barat Tahun 2015
Gambar VII.A.42 Rasio Tumpatan/ Pencabutan Menurut Kabupaten/Kota di
132
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
Gambar VII.A.43 Persentase Penduduk ≥10 Tahun Yang Berperilaku Benar
133
Menyikat Gigi Menurut Kabupaten/Kota, Jawa Barat 2013

go
Gambar VII.B.1 Persentase Rumah Tangga Ber- Perilaku Bersih dan Sehat
135

v.
(PHBS) di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
ro
Gambar VII.B.2 Cakupan (%) Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota di
136
Provinsi Jawa Barat, Tahun 2015
rp

Gambar VII.B.3 Cakupan (%) Penduduk dengan Akses Air Minum Berkualitas
ba

137
di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
ja

Gambar VII.B.4 Cakupan (%) Penyelenggara Air Minum memenuhi Syarat 138
Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2015
s.

Gambar VII.B.5 AksesPenduduk Terhadap Fasilitas Sanitasi Layak Menurut


ke

139
Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
is

Gambar VII.B.6 Persentasi Tempat Tempat Umum (TTU) Memenuhi Syarat 140
.d

Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


w

Gambar VII.B.7 Persentasi Tempat Pengolahan Makanan (TPM) Memenuhi


Syarat Kesehatan 141
w

Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


w

Gambar VII.B.8 Cakupan (%) Desa/Kelurahan Yang Melaksanakan STBM 142


Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2015
Gambar VII.C.1 Annual Parasit Insiden (API) Malaria per 1000 penduduk 146
di Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 1997 – 2015
Gambar VII.C.2 Angka Kejadian dan Angka Kematian Penyakit DBD di Provinsi 149
Jawa Barat Tahun 2000 s.d. 2015
Gambar VII.C.3 Angka Kesakitan DBD Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015 150
Gambar VII.C.4 Angka Kematian DBD Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015 151

Gambar VII.C.5 Pola Penyakit DBD Berdasarkan Rata Rata Kasus Tahun 152
2009 – 2014 di Provinsi Jawa Barat
Gambar VII.C.6 Angka Kematian (CFR %) Kasus Flu Burung di Provinsi Jawa 156
Barat Tahun 2005 – 2013

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 xiii


Halaman

Gambar VII.C.7 Sebaran Kasus Flu Burung di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 156
- 2014
Gambar VII.C.8 Kasus Filariasis Kronis Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat 158
Tahun 2015
Gambar VII.C.9 Kumulatif Kasus Filariasis di Provinsi Jawa Barat Tahun 2002- 159
2015
Gambar VII.C.10 Survei Mikro Filaria di Provinsi Jawa Barat Tahun 2002-2011 160

Gambar VII.C.11 Cakupan Pelayanan Diare di Provinsi Jawa Barat Tahun 2007- 167
2015
Gambar VII.C.12 Perbandingan Cakupan Diare Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa 168
Barat Tahun 2015
Gambar VII.C.13 Proporsi Pemberian Oralit Terhadap Kasus Diare di Provinsi 169
Jawa Barat Tahun 2015
Gambar VII.C.14 Proporsi Penggunaan Zinc Terhadap Kasus Diare di Provinsi

.id
169
Jawa Barat Tahun 2015

go
Gambar VII.C.15 Penemuan Kusta Dengan Kecacatan Tingkat 2 di Provinsi 171
Jawa Barat Tahun 2015
Gambar VII.C.16
v.
Prevalensi Kusta dan Case Detection Rate / 10.000
172
ro
Penduduk di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 – 2015
rp

Gambar VII.C.17 Prevalensi Rate (PR/10.000) Penyakit Kusta, Kabupaten/Kota 173


di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 – 2015
ba

Gambar VII.C.18 Case Notification Rate (CNR) TBC Paru dalam 100.000 174
ja

Penduduk di Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 – 2015


s.

Gambar VII.C.19 Case Notification Rate (CNR) TBC Paru dalam 100.000
Penduduk Berdasarkan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa 175
ke

Barat Tahun 2015


is

Gambar VII.C.20 Angka Kesembuhan (Cure Rate) TBC Paru Berdasarkan 177
.d

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


w

Gambar VII.C.21 Pola Angka Kesembuhan (Cure Rate) TBC Paru di Provinsi 177
Jawa Barat Tahun 2005 – 2015
w

Gambar VII.C.22 Angka Pengobatan Lengkap (Complete Rate) TBC Paru


w

178
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Gambar VII.C.23 Angka Keberhasilan Pengobatan (TSR) TBC Paru 179
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Gambar VII.C.24 Cakupan Pneumoni di Provinsi Jawa Barat Tahun 2000 – 2015 180
Gambar VII.C.25 Cakupan Pneumoni Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat 181
Tahun 2015
Gambar VII.C.26 Kumulatif HIV dan Kasus HIV di Provinsi Jawa Barat Tahun 182
<2004 - 2015
Gambar VII.C.27 Prosentasi HIV Berdasarkan Kab/Kota di Provinsi Jawa Barat 182
Tahun 2015
Gambar VII.C.28 Cakupan Penemuan Kasus AIDS di Provinsi Jawa Barat Tahun 183
< 2004 - 2015

xiv Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Halaman
Gambar VII.C.29 Kasus AIDS berdasarkan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa 184
Barat Tahun <2004 -2015
Gambar VII.C.30 Penemuan Kasus Diptheri di Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 186
– 2015
Gambar VII.C.31 Kasus Diptheri Berdasarkan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa 186
Barat Tahun 2015
Gambar VII.C.32 Kasus Tetanus Neonatrum di Provinsi Jawa Barat Tahun 188
2012-2015
Gambar VII.C.33 Insiden Rate Campak Berdasarkan Kabupaten/Kota di Provinsi 188
Jawa Barat 2015
Gambar VII.C.34 Surveilans AFP Rate di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 189
Gambar VII.C.35 Prevalensi Hipertensi terhadap Penduduk Usia ≥ 18 Tahun
Berdasarkan Pemeriksaan Tekanan Darah di Puskesmas 190
Provinsi Jawa Barat , Tahun 2015

.id
Gambar VII.C.36 Persentasi Pemeriksaan Obesitas Berdasarkan Kab/Kota
Terhadap Jumlah Pengunjung Puskesmas dan Jejaringnya 192

go
di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2015

Gambar VII.C.37
v.
IVA Positif (Kanker Rahim) Berdasarkan Kab/Kota
Terhadap Sasaran Wanita Usia 30 – 50 Tahun
ro
193
di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2015
rp

Gambar VII.C.38 IVA Positif (Tumor/ Benolan) Berdasarkan Kab/Kota


ba

Terhadap Sasaran Wanita Usia 30 – 50 Tahun 194


Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2015
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 xv


DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel I. A. 1 Sasaran RPJMN Berdasarkan Peraturan Presiden No. 2 Tahun 3


2015
Tabel II. B.1 Kepadatan Penduduk di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 – 2015 25
Tabel II. C.1 Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di 27
Provinsi Jawa Barat Menurut Daerah Maret 2015 – September
2015
Tabel II. C.2 Persentase Penduduk Miskin (P0), Indeks Kedalaman 28
Kemiskinan (P1), Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) dirinci
Menurut Daerah Perkotaan dan Perdesaan di Provinsi Jawa Barat
Bulan Maret 2015 dan September 2015
Tabel II. D.1 Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Kabupaten Kota dan 30

.id
Jenjang Pendidikan Tahun 2014

go
Tabel II. D.2 Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Kabupaten/Kota dan 32
Jenjang Pendidikan tahun 2011-2014
Tabel II. D.3
v.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Penduduk Usia 7-24 menurut 33
ro
Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur 2014
rp

Tabel II. D.4 Perhitungan IPM dengan Metode Lama dengan Metode Baru 35
ba

Tabel II. D.5 Indeks Pembangunan Manusia Perhitungan Metode Baru Provinsi 36
Jawa Barat Tahun 2010 – 2014
ja
s.

Tabel II. D.6 Dimensi Kesehatan / Angka Harapan Hidup 37


ke

Tabel II. D.7 Harapan Lama Sekolah (EYS) 39


Tabel II. D.8 Rata-rata Lama Sekolah (MYS) 38
is
.d

Tabel II. D.9 Pengeluaran/Produk Nasional Bruto Tahun 2010-2014 40


w

Tabel III. A.1 Rasio Puskesmas Terhadap Wilayah Administrasi dan Penduduk 43
w

di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2015


w

Tabel III. B.1 Jumlah Rumah Sakit berdasarkan Kepemilikan di Provinsi Jawa 45
Barat Tahun 2015
Tabel IV. B. 1 Rekapitulasi Rasio Tenaga Kesehatan /100.000 Penduduk di
Jawa Barat Tahun 2015
Tabel V. A. 1 Anggaran Pembangunan Kesehatan Menurut Sumber Anggaran 65
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2015
Tabel V. D. 1 Alokasi Anggaran Per Program Dinas Kesehatan Provinsi Jawa 71
Barat Tahun 2015
Tabel V. E. 1 Realisasi Anggaran Per Program Dinas Kesehatan Provinsi Jawa 72
Barat Tahun 2015
Tabel VI. B. 1 Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup 80
di Provinsi Jawa Barat

xvi Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Halaman

Tabel VI. B. 2 Banyaknya Kelahiran dan Angka Kematian Ibu di Provinsi Jawa 81
Barat Tahun 2003
Tabel VII. A. 1 Persentase Kelahiran Menurut Penolong Persalinan 90
Menurut Kabupaten/Kota, di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
Tabel VII. C. 1 Proporsi Suspek Penderita Malaria Klinis Yang Diambil Sediaan 144
Darah Malaria Menurut Asal Penemuan di Provinsi Jawa Barat
Pada Tahun 2011 – 2015
Tabel VII. C. 2 Annual Parasite Incidence (API) di Daerah Reseptif Malaria 145
Tahun 2011 - 2015
Tabel VII. C. 3 Wilayah High Case Incidence (HCI) di Daerah Reseptif Per 146
Kabupaten di Propinsi Jawa Barat Tahun 2010 – 2015
Tabel VII. C. 4 Proporsi Pengobatan Penderita (+) Malaria Menurut Kabupaten di 147
Propinsi Jawa Barat Tahun 2010 – 2014

.id
Tabel VII. C. 5 Evaluasi dan Analisis Kinerja Program Malaria di Jawa Barat 148
Tahun 2015

go
Tabel VII. C. 6 Jumlah Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) di Provinsi 153
Jawa Barat tahun 2005-2014
Tabel VII. C. 7 v.
Distribusi Penemuan Kasus Flu Burung pada manusia di Provinsi 154
ro
Jawa Barat Berdasarkan Kabupaten/Kota Tahun 2005 – 2014
rp

Tabel VII. C. 8 Jumlah Kasus Anthraks di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 – 156
ba

2014
Tabel VII. C.9 Jumlah Kasus Anthraks Kabupaten/Kota Tahun 2006 – 2014 157
ja

Tabel VII. C. 10 Persentasi Pemberian Obat Pencegahan Massal Filaria Provinsi 165
s.

Jawa Barat Tahun 2007 – 2015


ke

Tabel VII. C.11 Hasil Transsmission Assesment Survey di Provinsi Jawa Barat 165
is

Tabel VII. C.12 Penemuan Kusta Baru, Kusta Tercatat, Kusta Anak, dan 170
.d

Kecacatan Tk.2 di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2008 – 2015


w

Tabel VII. C.13 Angka Kesembuhan, Angka Pengobatan Lengkap, Angka 176
w

Keberhasilan Pengobatan dan Angka Kematian TBC Paru Selama


w

Pengobatan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 xvii


w
w
w
.d
isk
es
.ja
ba
rp
ro
v.
go
.id
Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

A. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN)


TAHUN 2015 - 2018

1. Visi dan Misi Pembangunan Nasional untuk Tahun 2015-2019


Visi Pembangunan Nasional untuk tahun 2015-2019 adalah: ”Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-
royong”. Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) misi pembangunan, yaitu:

a. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,


menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya

.id
maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara

go
kepulauan.
b. Mewujudkan masyarakat maju,
v.
berkeseimbangan, dan demokratis
ro
berlandaskan negara hukum.
rp

c. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai
ba

negara maritim.
ja

d. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan


s.

sejahtera.
ke

e. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.


is

f. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat,


.d

dan berbasiskan kepentingan nasional.


w

g. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.


w
w

Sembilan Agenda Pembangunan (Nawa Cita), meliputi :

a. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan


memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.
b. Membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
c. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
d. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
e. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 1


Pendahuluan

e. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.


f. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-
bangsa Asia lainnya.
g. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
h. Melakukan revolusi karakter bangsa.
i. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Bidang Kesehatan


a. Tujuan
1) Meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui

.id
upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

go
2) Meningkatkan pemeratan pelayanan kesehatan, dengan fokus pada

v.
Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan Terluar (DTPK).
ro
3) Meningkatkan perlindungan finansial, melalui Penerima Bantuan Iuran.
rp

b. Kondisi Umum
ba

1) Kesehatan ibu dan anak membaik namun belum signifikan dan


ja

kesenjangan masih cukup lebar.


s.

2) Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih
ke

cukup tinggi.
is

3) Disparitas masih lebar : Persalinan di fasilitas kesehatan tertinggi


.d
w

berada di DIY (99%) dan terendah berada di Maluku (25,2%); Cakupan


w

imunisasi dasar lengkap tertinggi berada di DIY (83,1%) dan terendah


w

berada di Papua (29,2%).

c. Status Gizi di Indonesia


1) Permasalahan kekurangan gizi, terutama pendek (stunting)
2) Wasting / kurus dialami oleh 12,1% balita
3) Ibu hamil di Indonesia mengalami anemia (37,1%)

d. Pengendalian Penyakit
1) Beban ganda penyakit: penyakit menular masih muncul sedangkan
penyakit tidak menular semakin meningkat.
2) Prevalensi HIV dan AIDS di Indonesia cukup tinggi tahun 2013 adalah
0,43 persen.

2 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Pendahuluan

3) Faktor Risiko PTM (Penduduk >10 th kurang konsumsi buah dan sayur :
93,5%).
e. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pada pelayanan kesehatan rujukan, banyak
rumah sakit yang belum memenuhi standar ketenagaan.

3. Sasaran Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

Tabel I. A. 1
Sasaran RPJMN Berdasarkan Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015

No INDIKATOR Status Awal Target 2019


1 Meningkatkan Status Ibu dan Anak

.id
346
1) Angka kematian Ibu Per 100.000 Kelahiran 306
(SP.2010)

go
32
2) Angka Kematian Bayi per 1.000 kelahiran 24

v.
(2012/2013)
2
ro
Meningkatnya Status Gizi Masyarakat
rp
1) Prevalensi anemia pada ibu hamil (persen) 37,1 (2013) 28
ba

2) Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)


10,2 (2013) 8
(persen)
ja

3) Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang


38,0 (2013) 50
s.

mendapat ASI eksklusif


4) Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada
ke

19,6 (2013) 17
anak balita (persen)
is

5) Prevalensi wasting (kurus) anak balita (persen) 12 (2012) 9,5


.d

6) Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek)


32,9 (2013) 28
w

anak baduta (persen)


3 Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular serta
w

Meningkatnya Penyehatan Lingkungan


w

1) Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000


297 (2013) 245
penduduk
2) Prevalensi HIV pada populasi dewasa (persen) 0,43 (2013) < 0,5
3) Jumlah Kab/Kota mencapai eliminasi malaria 212 (2013) 300

4) Jumlah provinsi mencapai eliminasi kusta 20 (2013) 34

5) Jumlah Kab/Kota mencapai eliminasi Filariasis 0 35


6) Persentase Kabupaten/Kota yang memenuhi
15,3 40
syarat kualitas kesehatan lingkungan
7) Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) 25,8 (2013) 23,4
8) Prevalensi berat badan lebih dan obesitas
15,4 (2013) 15,4
pada penduduk usia 18+ tahun (persen)
9) Prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun 7,2 (2013) 5,4

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 3


Pendahuluan

10) Persentase penurunan kasus penyakit yang


dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) - 40
tertentu dari tahun 2013
4 Meningkatnya pemerataan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Berkualitas
1) Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1
0 5.600
puskesmas yang Terakreditasi
2) Jumlah Kab/Kota yang memiliki minimal 1 RSUD 10
481
yang terakreditasi (2013)
3) Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80
71,2 95
persen imunisasi dasar lengkap pada bayi
5 Meningkatnya Perlindungan Finansial
1) Jumlah penduduk yang menjadi peserta
penerima bantuan iuran (PBI) melalui Jaminan
86,4 107,2
Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia
Sehat (KIS) (dalam juta)

.id
2) Unmet need pelayanan kesehatan 7 1

go
6 Meningkatnya Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia
Kesehatan
v.
1) Jumlah puskemas yang minimal memiliki 5 jenis
ro
1.015 5.600
tenaga kesehatan
rp

2) Persentase RSU Kab/Kota kelas C yang memiliki


29 60
ba

7 dokter spesialis
3) Meningkatnya jumlah tenaga kesehatan yang
ja

25.000 56.910
ditingkatkan kompetensinya (kumulatif)
s.

7 Memastikan Ketersediaan Obat dan Mutu Obat dan Makanan


ke

1) Persentase ketersediaan obat dan vaksin di


75,5 (2014) 90
Puskesmas
is

2) Persentase obat yang memenuhi syarat 92 (2014) 94


.d

3) Presentase makanan yang memenuhi syarat 87,6 (2013) 90,1


w
w

8 Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat,


w

serta meningkatnya pembiayaan kegiatan promotif dan preventif;


9 Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
10 Meningkatnya perlindungan finansial termasuk menurunnya pengeluaran katastropik
akibat pelayanan kesehatan;
11 Meningkatnya responsifitas sistem kesehatan (health system responsiveness).
12 Meningkatnya daya saing Obat dan Makanan nasional

4. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan


Rencana Strategis Kementerian Kesehatan R.I tahun 2015 - 2019 tidak
ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia,
yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotongroyong”. Dalam hal ini Kementerian Kesehatan mempunyai

4 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Pendahuluan

peran dan berkonstribusi dalam tercapainya seluruh Nawa Cita terutama dalam
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Terdapat dua tujuan, yaitu:
a. Meningkatnya status kesehatan masyarakat dan;
b. Meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan
masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.

Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum


siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja,
kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia.
Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau
outcome) dalam peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang akan
dicapai adalah:
a. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP

.id
2010), 346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).

go
b. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran
hidup.
v.
ro
c. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
rp

d. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan


ba

masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.


ja

e. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.


s.
ke

Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness)


is

dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang


.d

kesehatan, maka ukuran yang akan dicapai adalah:


w

a. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan kesehatan


w

setelah memiliki jaminan kesehatan dari 37% menjadi 10%.


w

b. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan dari


6,80 menjadi 8,00.

5. Sasaran Kegiatan Kementerian Kesehatan 2015 – 2019


a. Meningkatnya Kesehatan Masyarakat, dengan sasaran yang akan dicapai
adalah:
1) Meningkatnya persentase persalinan di fasilitas kesehatan sebesar
85%.
2) Menurunnya persentase ibu hamil kurang energi kronik sebesar
18,2%.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 5


Pendahuluan

3) Meningkatnya persentase kabupaten dan kota yang memiliki


kebijakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebesar 80%.

b. Meningkatnya Pengendalian Penyakit, dengan sasaran yang akan dicapai


adalah:
1) Persentase kabupaten/kota yang memenuhi kualitas kesehatan
lingkungan sebesar 40%.
2) Penurunan kasus Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi
(PD3I) tertentu sebesar 40%.
3) Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang
berpotensi wabah sebesar 100%.

.id
4) Menurunnya prevalensi merokok pada pada usia ≤ 18 tahun sebesar
5,4%.

go
v.
c. Meningkatnya Akses dan Mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dengan
ro
sasaran yang akan dicapai adalah:
rp
1) Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 Puskesmas yang
ba

terakreditasi sebanyak 5.600.


2) Jumlah kabupaten/kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang
ja
s.

terakreditasi sebanyak 481 kabupaten/kota.


ke

d. Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat


is

kesehatan, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:


.d

1) Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas sebesar


w

90%.
w
w

2) Jumlah bahan baku obat, obat tradisional serta alat kesehatan yang
diproduksi di dalam negeri sebanyak 35 jenis.
3) Persentase produk alat kesehatan dan PKRT peredaran yang
memenuhi syarat sebesar 83%.

e. Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga


Kesehatan, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
1) Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan
sebanyak 5.600 Puskesmas.
2) Persentase RS kabupaten/kota kelas C yang memiliki 4 dokter
spesialis dasar dan 3 dokter spesialis penunjang sebesar 60%.

6 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Pendahuluan

3) Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya sebanyak


56,910 orang.

f. Meningkatnya sinergitas antar Kementerian/Lembaga, dengan sasaran


yang akan dicapai adalah:
1) Meningkatnya jumlah kementerian lain yang mendukung
pembangunan kesehatan.
2) Meningkatnya persentase kab/kota yang mendapat predikat baik
dalam pelaksanaan SPM sebesar 80%.
g. Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri, dengan
sasaran yang akan dicapai adalah:
1) Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR untuk program

.id
kesehatan sebesar 20%.
2) Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber

go
dayanya untuk mendukung kesehatan sebanyak 15 ormas

v.
3) Jumlah kesepakatan kerja sama luar negeri di bidang kesehatan
ro
yang diimplementasikan sebanyak 40
rp

h. Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan pemantauan-


ba

evaluasi, dengan sasaran yang akan dicapai adalah


ja

1) Jumlah provinsi yang memiliki rencana lima tahun dan anggaran


s.

kesehatan terintegrasi dari berbagai sumber sebanyak 34 provinsi.


ke

2) Jumlah rekomendasi monitoring evaluasi terpadu sebanyak 100


is

rekomendasi.
.d

i. Meningkatnya efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan,


w
w

dengan sasaran yang akan dicapai adalah:


w

1) Jumlah hasil penelitian yang didaftarkan HKI sebanyak 35 buah.


2) Jumlah rekomendasi kebijakan berbasis penelitian dan
pengembangan kesehatan yang diadvokasikan ke pengelola
program kesehatan dan atau pemangku kepentingan sebanyak 120
rekomendasi.
3) Jumlah laporan Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas) bidang
kesehatan dan gizi masyarakat sebanyak 5 laporan.

j. Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih, dengan


sasaran yang akan dicapai adalah:
1) Persentase satuan kerja yang dilakukan audit memiliki temuan
kerugian negara ≤1% sebesar 100%.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 7


Pendahuluan

2) Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur Kementerian


Kesehatan, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
 Meningkatnya persentase pejabat struktural di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang kompetensinya sesuai
persyaratan jabatan sebesar 90%.
 Meningkatnya persentase pegawai Kementerian Kesehatan
dengan nilai kinerja minimal baik sebesar 94%.

k. Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi, dengan sasaran yang


akan dicapai adalah:
1) Meningkatnya persentase Kabupaten/Kota yang melaporkan data
kesehatan prioritas secara lengkap dan tepat waktu sebesar 80%.

.id
2) Persentase tersedianya jaringan komunikasi data yang

go
diperuntukkan untuk akses pelayanan e-health sebesar 50%.

v.
ro
B. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
rp

PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015 -2018


ba
ja

1. Visi dan Misi


s.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan


ke

dokumen perencanaan daerah periode 5 (lima) tahun. Dokumen RPJMD bersifat


is

makro yang memuat visi, misi dan program prioritas serta rencana penganggaran.
.d

RPJMD merupakan kesepakatan para pemangku kepentingan dalam


w

pembangunan daerah mengenai program prioritas 5 (lima) tahun kedepan yang


w

akan menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan pembangunan dalam


w

penyelenggaraan pemerintahan daerah, sebagai koridor penyusunan visi, misi dan


program program pembangunan Selain itu RPJMD menjadi pedoman penyusunan
program prioritas jangka menengah bagi Kabupaten/Kota yang disesuaikan
dengan kondisi, potensi dan karakteristik daerah serta penyusunan Rencana
Strategis (Renstra) OPD/Biro Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018.
Visi Pembangunan Jawa Barat Tahun 2005 - 2025 sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2010 adalah “Dengan Iman
dan Taqwa, Provinsi Jawa Barat Termaju di Indonesia”. Dengan
mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan tantangan dan peluang serta

8 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Pendahuluan

budaya yang hidup dalam masyarakat, maka visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat
tahun 2013-2018 adalah “Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua”.
Untuk mewujudkan pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan
memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada, tantangan ke depan, serta
memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 5 (lima) misi sebagai
berikut :
a. Misi Pertama, Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya
Saing.
b. Misi Kedua, Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan.
c. Misi Ketiga, Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme
Aparatur, dan Perluasan Partisipasi Publik.
d. Misi Keempat, Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan

.id
Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan.

go
e. Misi Kelima, Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran

v.
Pemuda dan Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai
ro
Kearifan Lokal.
rp

2. Nilai-Nilai
ba
ja

a. Good Governance (tata kelola kepemerintahan), yaitu pengelolaan


s.

pemerintahan yang baik dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
ke

untuk menciptakan penyelenggaraan negara yang seimbang, bertanggung


is

jawab, efektif dan efisien, dengan menjaga keserasian interaksi yang


.d

konstruktif di antara pemerintah, swasta dan masyarakat.


w

b. Integrity (integritas), yaitu suatu kesatuan perilaku yang melekat pada


w

prinsip-prinsip moral dan etika, terutama mengenai karakter moral dan


w

kejujuran, yang dihasilkan dari suatu sistem nilai yang konsisten.

c. Quality and Accountability (mutu dan akuntabilitas), yaitu suatu


tingkatan kesempurnaan karakteristik pribadi yang mampu memberikan
hasil melebihi kebutuhan ataupun harapan, dan sebuah bentuk
tanggungjawab untuk suatu tindakan, keputusan dan kebijakan yang telah
mempertimbangkan mengenai aturan, pemerintahan dan implementasinya,
dalam pandangan hukum dan tata kelola yang transparan.

d. Pemerataan pembangunan yang berkeadilan, yaitu upaya mewujudkan


peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat untuk
mengurangi tingkat kemiskinan, kesenjangan antar wilayah, dan

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 9


Pendahuluan

kesenjangan sosial antar kelompok masyarakat, melalui pemenuhan


kebutuhan akses pelayanan sosial dasar termasuk perumahan beserta
sarana dan prasarananya, serta memberikan kesempatan berusaha bagi
seluruh lapisan masyarakat untuk menanggulangi pengangguran dengan
menyeimbangkan pengembangan ekonomi skala kecil, menengah, dan
besar.

e. Penggunaan data dan informasi yang terintegrasi (Satu Data dan


Informasi Jawa Barat) yang akurat, terbaharukan dan dapat
dipertanggungjawabkan. Dokumen tersebut terdiri dari data dan informasi
spasial (keruangan) dan a-spasial (non keruangan).

.id
3. Strategi dan arah kebijakan
Bidang Kesehatan melalui strategi pertama, Menguatkan pemberdayaan

go
masyarakat, kerjasama dan kemitraan serta penyehatan lingkungan dengan arah
kebijakan penguatan pemberdayaan
v.
masyarakat, kerjasama & kemitraan
ro
serta penyehatan lingkungan. Strategi kedua, Menguatkan pelayanan kesehatan,
rp

pencegahan, pengendalian penyakit menular dan tidak menular, gangguan


ba

mental serta gangguan gizi dengan arah kebijakan penguatan pelayanan


ja

kesehatan, pencegahan, pengendalian penyakit menular dan tidak menular


s.

gangguan mental serta gizi masyarakat. Strategi ketiga, Menguatkan pembiayaan,


ke

sumber daya kesehatan dengan arah kebijakan penguatan Pembiayaan dan


is

sumber daya kesehatan. Strategi keempat, Menguatkan manajemen, regulasi,


.d

teknologi informasi kesehatan dan penelitian pengembangan kesehatan dengan


w
w

arah kebijakan penguatan manajemen, regulasi, sistem infomasi bidang kesehatan


w

dan penelitian pengembangan kesehatan.


Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran setiap misi dilaksanakan melalui 10
(sepuluh) skenario pembangunan Common Goals berbasis tematik sektoral.
Adapun operasionalisasi Common Goals dilaksanakan berdasarkan 5 (lima)
strategi yaitu: Pertama, pelibatan komunitas berbasis masyarakat dengan
prinsip penguatan aktor lokal (strengthening local actor); Kedua, integrasi seluruh
potensi nyata pembangunan dan daya saing di seluruh kabupaten/kota; Ketiga,
penerapan manajemen pemerintahan model hibrida sebagai penghela percepatan
pembangunan, yaitu mengkombinasi manajemen berbasis daerah otonom
Kabupaten/Kota dengan manajemen kewilayahan; Keempat, penguatan komitmen
pelaksanaan pembangunan lintas sektor dan lintas pemerintahan; serta Kelima,

10 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Pendahuluan

peningkatan peran multi pihak dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan mutu
serta akuntabilitas pembangunan. Penjabaran tematik sektoral untuk 10 (sepuluh)
Common Goals berbasis untuk Bidang kesehatan adalah dengan Meningkatkan
aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan;

a. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas, puskesmas


PONED dan pemenuhan sumber daya kesehatan
b. Pemenuhan pelayanan kesehatan dasar ibu dan anak
c. Peningkatan Layanan Rumah sakit Rujukan dan Rumah sakit Jiwa
d. Pemberantasan penyakit menular dan penyakit tidak menular serta
peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat

4. Urusan Wajib Pembangunan Kesehatan

.id
a. Program Promosi Kesehatan

go
b. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
c. Program Pelayanan Kesehatan
v.
ro
d. Program Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular
rp

e. Program Sumber Daya Kesehatan


ba

f. Program Manajemen Kesehatan


ja
s.

5. Program Prioritas
ke

a. Bidang Kesehatan
is

1) Kebijakan Penguatan pemberdayaan masyarakat, kerjasama dan


.d

kemitraan serta penyehatan lingkungan, yang dilaksanakan melalui :


w

a) Program Pengembangan Lingkungan Sehat, dengan sasaran


w
w

meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan


melalui Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STMB).
b) Program Promosi Kesehatan dengan sasaran meningkatnya
kemampuan kabupaten/kota untuk mencapai desa/kelurahan siaga
aktif, PHBS di tatanan rumah tangga dan regulasi kawasan tanpa
rokok.
2) Kebijakan penguatan pelayanan kesehatan, pencegahan, pengendalian
penyakit menular dan tidak menular gangguan mental serta gizi
masyarakat melalui :
a) Program Pelayanan Kesehatan dengan sasaran :
 Meningkatkan perlindungan pada ibu hamil, ibu bersalin,

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 11


Pendahuluan

ibu nifas bayi, anak, dan masyarakat resiko tinggi untuk


gerakan penyelamatan masa depan;
 Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan;
 Meningkatnya pelayanan komprehensif gangguan mental
sesuai standar.
b) Program Pengendalian penyakit menular dan tidak menular,
dengan sasaran :
 Meningkatnya persentase desa/kelurahan mencapai
Universal child immunization (UCI)
 Setiap kejadian luar biasa (KLB) penyakit dan keracunan
tertanggulangi secara cepat dan tepat serta dilaporkan secara
cepat kurang dari 24 jam kepada unit pelayanan terdekat

.id
 Meningkatkan surveilans sistem kewaspadaan dini (SKD)

go
dalam rangka reduksi, eliminasi, dan eradikasi penyakit
yang berorietasi pada
v.
penguatan sistem, kepatuhan
ro
terhadap standar dan peningkatan komitmen
rp

 Meningkatkan dalam pengendalian, penemuan dan


ba

tatalaksana penyakit TBC, HIV/AIDS, menurunnya angka


ja

penyakit Zoonosis, serta penyakit menular dan tidak menular


s.

lainnya.
ke

3) Kebijakan Penguatan Pembiayaan dan sumber daya kesehatan melalui


is

program sumber daya kesehatan dengan sasaran meningkatnya


.d

kualitas dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar.


w
w

4) Kebijakan Penguatan Managemen, regulasi, sistem infomasi bidang


w

kesehatan dan penelitian pengembangan kesehatan melalui program


Manajemen kesehatan, dengan sasaran sebagai berikut :
a) Meningkatnya kualitas rumah sakit menjadi center of
excellent/rujukan spesifik berbasis masalah kesehatan di Jawa
Barat.
b) Terwujudnya kualifikasi UPTD Provinsi menjadi center of excellent.
c) Tersedianya regulasi dan kebijakan bidang kesehatan.
d) Terwujudnya sistem informasi kesehatan terintegrasi dan penelitian
pengembangan kesehatan dalam mendukung manajeman
kesehatan.

12 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Pendahuluan

C. VISI MISI DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT

Dinas Kesehatan sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah


Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkepentingan untuk memberikan kontribusi
yang bermakna dalam mewujudkan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat
dengan mempertimbangkan kesesuaian dan keterkaitan dengan Visi dan Misi
Kementerian Kesehatan serta Visi Pembangunan Provinsi Jawa Barat, maka telah
disusun Visi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yaitu : ”Masyarakat yang
Mandiri Untuk Hidup Sehat” Untuk mewujudkan pencapaian visi yang telah
ditetapkan dengan memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada,
tantangan ke depan, serta memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka
ditetapkan 4 (empat) misi Pembangunan Kesehatan di Jawa Barat sebagai

.id
berikut:

go
1) Membangun kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
2) Menjamin pelayanan kesehatan yang prima
v.
ro
3) Mendukung sumber daya pembangunan kesehatan
rp

4) Regulator pembangunan kesehatan di Jawa Barat


ba

1. Tujuan, Sasaran dan Indikator


ja

1) Misi 1 : Membangun kemandirian masyarakat untuk hidup sehat,


s.
ke

dengan tujuan Terwujudnya kemandirian masyarakat untuk mencapai


kualitas lingkungan yang sehat serta perilaku hidup bersih dan sehat,
is
.d

dengan sasaran sebagai berikut :


w

a) Meningkatnya Kemandirian Masyarakat, dengan indikator :


w

 Persentase Kabupaten/Kota mempunyai cakupan PHBS Rumah


w

Tangga mencapai 50% .


 Persentase Desa Siaga Aktif
b) Meningkatnya Kualitas Penyehatan Lingkungan, dengan indikator :
 Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum
yang berkualitas
 Persentase penduduk yang mengiakan jamban sehat

2) Misi 2 : Menjamin pelayanan kesehatan yang prima, dengan tujuan


Tercapainya pelayanan kesehatan yang berkualitas, dengan sasaran :
a) Menurunnya ratio kematian ibu dan Bayi, dengan indikator :
 Ratio Kematian Ibu

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 13


Pendahuluan

 Ratio Kematian Bayi


 Jumlah Kabupaten/Kota yang menangani Kasus Gizi Buruk
 Cakupan Persalinan oleh tenaga kesehatan

b) Meningkatnya Upaya pencegahan, pemberantasan, pengendalian


penyakit menular dan tidak menular, dengan indikator :
 Persentasi desa/kelurahan yang mencapai UCI ≥ 90%
 Persentase Kabupaten/Kota yang mencapai Treatment Succes
Rate TB
 Presentase Kabupaten/Kota dengan kasus tekanan darah tinggi
sebesar 23,38%
 Persentase Kabupaten Kota dengan 100% Puskesmas

.id
melaksanakan pelayanan kesehatan Jiwa.

go
3) Misi 3 : Mendukung sumber daya pembangunan kesehatan, dengan

v.
tujuan Terpenuhinya Sumber Daya Kesehatan, dengan sasaran :
ro
a) Meningkatkan sumber daya kesehatan sesuai dengan standar, dengan
rp
indikator :
ba

 Persentase Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) terisi dokter


ja

Spesialis sesuai standar.


s.

 Jumlah Puskesmas yang sudah terakreditasi.


ke

 Jumlah Rumah Sakit yang sudah terakreditasi.


is

 Jumlah Rumah Sakit mampu memberikan pelayanan kesehatan ibu


.d

dan bayi sesuai standar .


w

 Persentasi ketersediaan obat esensial di instalasi farmasi


w

kabupaten/kota.
w

b) Menuju universal coverage JPKM, dengan indikator : Persentase


penduduk dengan jaminan kesehatan.

4) Misi 4 : Regulator pembangunan kesehatan di Jawa Barat, dengan


Tujuan : Terwujudnya Regulasi dan kebijakan kesehatan, dengan sasaran :
a) Terwujudnya Regulasi dan kebijakan kesehatan, dengan indikator :
Jumlah dokumen regulasi kebijakan pembangunan kesehatan
b) Meningkatnya Data Kesehatan yang Komprehensif, dengan indikator :
Persentase Kabupaten/Kota yang menyediakan Data dan Informasi
yang komprehensif.

14 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Pendahuluan

2. Strategi, Kebijakan dan Program


Dalam rangka mencapai Visi dan Misi yang telah dirumuskan dan
dijelaskan tujuan dan sasarannya, maka untuk memperjelas cara untuk mencapai
tujuan dan sasaran tersebut melalui strategi pembangunan kesehatan yang terdiri
atas Kebijakan dan Program sebagai berikut:
a. Strategi
1) Menguatkan pemberdayaan masyarakat, kerja sama & kemitraan serta
penyehatan lingkungan;
2) Menguatkan pelayanan kesehatan, pencegahan, pengendalian penyakit
menular dan tidak menular, gangguan mental serta gangguan gizi;
3) Menguatkan pembiayaan dan sumberdaya kesehatan;
4) Menguatkan manajemen, regulasi, teknologi informasi kesehatan dan

.id
penelitian pengembangan kesehatan.

go
b. Kebijakan :

v.
1) Penguatan pemberdayaan masyarakat, kerjasama & kemitraan serta
ro
penyehatan lingkungan;
rp

2) Penguatan pelayanan kesehatan, pencegahan, pengendalian penyakit


ba

menular dan tidak menular, gangguan mental serta gangguan gizi;


ja

3) Penguatan pembiayaan dan sumber daya kesehatan;


s.

4) Penguatan manajemen, regulasi, sistem informasi bidang kesehatan dan


ke

penelitian pengembangan kesehatan


is

c. Program
.d

1) Program Promosi Kesehatan;


w

2) Program Pengembangan Lingkungan Sehat;


w
w

3) Program Pelayanan Kesehatan;


4) Program Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular;
5) Program Sumber Daya Kesehatan; dan
6) Program Manajemen Kesehatan.

3. Perencanaan Kinerja Tahun 2015

Perencanaan Kinerja Tahun 2015 disusun berdasarkan tujuan dan sasaran


dari Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018, tujuan dan
sasaran tersebut mengacu pada RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018,
yaitu dengan tujuan : Membangun sumber daya manusia Jawa Barat yang
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, senantiasa berkarya, kompetitif,

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 15


Pendahuluan

dengan tetap mempertahankan identitas dan ciri khas masyarakat yang santun
dan berbudaya dan sasarannya : Meningkatnya kualitas layanan kesehatan bagi
semua serta perluasan akses layanan yg terjangkau dan merata, dengan Indikator
Kinerja Sasaran yaitu:

1) Misi 1 : Membangun kemandirian masyarakat untuk hidup sehat


a. Tujuan
Terwujudnya kemandirian masyarakat untuk mencapai kualitas
lingkungan yang sehat serta perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Sasaran dan Indikator
 Sasaran 1
Meningkatnya Kemandirian Masyarakat, dengan Indikator, meliputi

.id
(a) Persentase Kabupaten/Kota mempunyai cakupan Perilaku

go
Hidup Besrsih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga mencapai 50%

v.
dan (b) Persentase Desa Siaga Aktif .
ro
 Sasaran 2
rp
Meningkatnya Kualitas Penyehatan Lingkungan, dengan indikator,
ba

meliputi ; (a) Persentase Persentase Penduduk yang memiliki akses


terhadap air minum yang berkualitas, dan (b) Persentase Penduduk
ja
s.

yang menggunakan jamban sehat.


ke

2) Misi 2 : Menjamin pelayanan kesehatan yang prima


is

a) Tujuan
.d

Tercapainya pelayanan kesehatan yang berkualitas


w
w

b) Sasaran dan Indikator


w

 Sasaran 1
Menurunnya ratio kematian ibu dan Bayi, dengan indikator, meliputi
: (a) Ratio Kematian Ibu; (b) Ratio Kematian Bayi; (c) Jumlah
Kabupaten/Kota yang menangani kasus gizi buruk; dan (d)
Cakupan Persalinan oleh tenaga Kesehatan.
 Sasaran 2
Meningkatnya upaya pencegahan, pemberantasan, pengendalian
penyakit menular dan tidak menular, dengan Indikator , meliputi : (a)
Persentasi desa/kelurahan mencapai UCI ≥ 90%; (b) Persentase
Kabupaten/Kota yang mencapai Treatment Succes Rate TB; (c)
Persentase Kabupaten/Kota dengan kasus tekanan darah tinggi

16 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Pendahuluan

sebesar 23,38%; dan (d) Persentase Kab/Kota dengan 100%


Puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan Jiwa.

3) Misi 3 : Mendukung sumber daya pembangunan kesehatan


a) Tujuan
Terpenuhinya Sumber Daya Kesehatan
b) Sasaran dan Indikator
 Sasaran 1
Meningkatkan sumber daya kesehatan sesuai dengan standar,
dengan indikator, meliputi; (a) Persentase Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) terisi dokter spesialis sesuai standar; (b) Jumlah
Puskesmas yang sudah terakreditasi; (c) Jumlah Rumah Sakit yang

.id
sudah terakreditasi; (d) Jumlah Rumah Sakit mampu memberikan

go
pelayanan kesehatan Ibu dan Bayi sesuai standar; dan (e)

v.
Persentase ketersediaan obatro esensial di instalasi farmasi
Kabupaten/Kota.
rp

 Sasaran 2
ba

Menuju universal coverage Jaminan Pelayanan Kesehatan


ja

Masyarakat (JPKM), dengan indikator, meliputi Persentasi


s.

penduduk dengan jaminan kesehatan.


ke

4) Misi 4 : Regulator pembangunan kesehatan di Jawa Barat


is

a) Tujuan
.d

Terwujudnya Regulasi dan Kebijakan Kesehatan


w
w

b) Sasaran dan Indikator


w

 Sasaran 1
Terwujudnya regulasi dan kebijakan kesehatan, dengan indikator,
meliputi Jumlah dokumen regulasi kebijakan pembangunan
kesehatan.
 Sasaran 2
Meningkatnya data kesehatan yang komprehensif dengan indikator
yang meliputi persentase kabupaten/kota yang menyediakan data
dan informasi yang komprehensif.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 17


Pendahuluan

4. Perjanjian Kinerja Tahun 2015


Perjanjian Kinerja tahun 2015 disusun berdasarkan tujuan dan sasaran
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018, tujuan dan
sasaran tersebut mengacu pada sasaran yang terdapat pada RPJMD, yaitu
dengan tujuan : Membangun sumber daya manusia Jawa Barat yang menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi, senantiasa berkarya, kompetitif, dengan tetap
mempertahankan identitas dan ciri khas masyarakat yang santun dan berbudaya
dan sasarannya : Meningkatnya kualitas layanan kesehatan bagi semua serta
perluasan akses layanan yg terjangkau dan merata, dengan menetapkan
Indikator Kinerja Utama, yang tercapai melalui Indikator Kinerja Sasaran yaitu :

a. Meningkatnya kemandirian masyarakat, dengan indikator, yaitu Persentase

.id
Kabupaten/Kota mempunyai cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Rumah Tangga mencapai 50%, dengan target 40%.

go
b. Menurunnya ratio kematian ibu dan bayi, dengan indikator :
v.
ro
1) Ratio kematian ibu, dengan target 90/100.000 KH
rp
2) Ratio kematian bayi, dengan target 6/1000 KH
ba

3) Jumlah Kabupaten/Kota yang menangani kasus Gizi Buruk, dengan


target 100%.
ja
s.

4) Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan, dengan target 85%


ke

c. Meningkatnya upaya pencegahan, pemberantasan, pengendalian penyakit


is

menular dan tidak menular, dengan indikator :


.d

1) Presentase Desa/kelurahan yang mencapai Universal Child


w

Immunization (UCI) ≥ 90%, dengan target 90%.


w

2) Persentase Kabupaten/Kota yang mencapai Treatment Succes Rate


w

(TSR) TB, dengan target 78%.

d. Meningkatkan sumber daya kesehatan sesuai dengan standar, dengan


indikator:
1) Jumlah Puskesmas yang sudah terakreditasi, dengan target 34
2) Jumlah Rumah Sakit yang sudah terakreditasi, dengan target 21

e. Terwujudnya Regulasi dan kebijakan kesehatan, dengan indikator, yaitu


Jumlah Dokumen Regulasi kebijakan pembangunan kesehatan dengan
target 2 (dua) dokumen.

18 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Pendahuluan

5. Isu Strategi Bidang Kesehatan dalam RPJMD Jawa Barat 2013 - 2018
Permasalahan utamanya adalah sebagai berikut :

a. Intensitas beberapa penyakit menular dan tidak menular serta malnutrisi


makin meningkat dan terjadi penyebaran beberapa penyakit menular
(multiple burden of desease) diluar sasaran MDGs 2015, ada ancaman
meningkatnya atau munculnya penyakit lain (new emerging dan re-
emerging) serta kejadian luar biasa yang diakibatkan adanya perubahan
perilaku manusia dan lingkungan.
b. Sistem kesehatan belum responsif terhadap kebutuhan masyarakat,
berdasarkan jumlah sarana pelayanan kesehatan belum sesuai dengan
kebutuhan penduduk di kabupaten/kota.

.id
c. Sistem pelayanan kesehatan belum efektif dan efisien, masih berorientasi
kepada kuratif daripada promotif dan preventif, hal ini terlihat dari proporsi

go
anggaran lebih tinggi untuk kuratif.

v.
d. Belum optimalnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Masyarakat,
ro
e. Belum terpenuhinya Sumber Daya Kesehatan sesuai dengan standar
rp

dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang prima.


ba

f. Belum optimalnya aspek Regulasi dan Sistem Informasi Kesehatan dalam


ja

mendukung manajemen kesehatan.


s.
ke
is
.d
w
w
w

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 19


w
w
w
.d
isk
es
.ja
ba
rp
ro
v.
go
.id
Gambaran Umum

BAB II
GAMBARAN UMUM

A. GAMBARAN UMUM WILAYAH

Provinsi Jawa Barat, secara geografis terletak di antara 5 050’–7050’ Lintang


Selatan dan 104048’–108048’ Bujur Timur, dengan batas wilayah di sebelah Barat
berbatasan dengan Provinsi Banten, sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi
Jawa Tengah di sebelah Selatan dibatasi oleh Samudera Indonesia, sedangkan di
daerah Utara adalah Laut Jawa.

Luas wilayah Provinsi Jawa Barat 35.377,76 kilometer persegi atau sekitar
27,82% dari luas wilayah Pulau Jawa dan Madura setara 1,85 % dari luas wilayah

.id
Indonesia dan merupakan salah satu Provinsi di Indonesia di sebelah barat Pulau

go
Jawa. Kondisi geografis yang strategis ini merupakan keuntungan bagi daerah
Jawa Barat
v.
terutama dari segi komunikasi dan perhubungan. Kawasan utara
ro
merupakan daerah berdatar rendah, sedangkan kawasan selatan berbukit-bukit
rp

dengan sedikit pantai serta dataran tinggi bergunung-gunung ada di kawasan


ba

tengah.
ja

Kondisi topografi Jawa Barat, dibedakan atas wilayah pegunungan curam


s.

(9,5%) yang terletak di bagian Selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 meter di
ke

atas permukaan laut, wilayah lereng bukit yang landai (36,48 %) yang terletak di
is

bagian Tengah dengan ketinggian 10 -1.500 m dpl., dan wilayah daratan landai
.d

(54,02%) yang terletak di bagian Utara dengan ketinggian 0-10 m dpl. Jawa Barat
w

memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata berkisar 17,40-30,70 derajat celcius
w
w

dengan kelembaban udara 73-84%.

Jawa Barat beriklim tropis dengan curah hujan tinggi, rata-rata curah hujan
dalam sebulan adalah 161 milimeter dan 7 hari hujan. Iklim demikian menunjang
adanya lahan subur yang berasal dari endapan vulkanis serta banyaknya aliran
sungai menyebabkan sebagian besar dari luas tanah yang ada dipergunakan
sebagai lahan pertanian. Suhu 90C di Puncak Gunung Pangrango dan 34 0
C di
Pantai Utara, curah hujan rata-rata 2.000 mm per tahun, namun di beberapa
daerah pegunungan antara 3.000 sampai 5.000 mm per tahun.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat terdiri dari 18 kabupaten dan 9 kota,


mencakup sekitar 626 Kecamatan, 3.291 Desa dan 2.671 Kelurahan dan dibagi
menjadi 5 koordinator wilayah yaitu :

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 20


Gambaran Umum

 Wilayah Bogor yang terdiri dari Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok,
Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur.
 Wilayah Purwakarta terdiri dari Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta,
Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, dan Kabupaten Karawang.
 Wilayah Cirebon terdiri dari Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten
Indramayu, Kabupaten Majelengka, dan Kabupaten Kuningan.
 Wilayah Priangan Timur terdiri dari Kabupaten Ciamis, Kota Banjar,
Kabupaten Tasikmalaya Kota Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang dan
Kabupaten Pangandaran.
 Wilayah Priangan Barat terdiri dari Kabupaten Bandung, Kota Bandung,
Kabupaten Garut, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat.

.id
Jumlah Pegawai Negeri Sipil daerah di Provinsi Jawa Barat sebanyak

go
350.855 orang yang terdiri dari Golongan I : 5.835 (1,67 %) orang, Golongan II :
61.377 (17,49 %) orang, Golongan III : 179.146 (51,06 %) orang dan Golongan IV
v.
ro
: 104.479 (29,78 %) orang. Jumlah anggota DPR Provinsi Jawa Barat menurut
rp
partai politik, laki-laki sebanyak 77 orang sedangkan perempuan 22 orang.
ba

Dengan komposisi tiga terbesar adalah fraksi partai Demokrasi Perjuangan


sebanyak 20 orang, fraksi partai Golongan Karya 17 orang dan fraksi partai
ja

Demokrat dan fraksi partai Keadilan Sejahtera masing–masing sebanyak 12


s.
ke

orang.
is
.d

B. KEPENDUDUKAN
w

Pada tahun 2015, jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat adalah 46.709.569
w

jiwa terdiri dari penduduk laki-laki sebesar 23.680.927 jiwa (50,70%) dan
w

penduduk perempuan adalah 23.028.642 (49,30%). Sex Ratio di Provinsi Jawa


Barat tahun 2015 adalah 102,83 artinya komposisi laki-laki lebih banyak
dibandingkan komposisi perempuan, dengan pengertian ada 102 hingga 103
orang laki-laki diantara 100 orang perempuan.

Rasio jenis kelamin tiga tertinggi di Jawa Barat adalah Kabupaten Indramayu
(104,73), Kabupaten Cianjur (102,93), dan Kabupaten Karawang (106,10).

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


21
Gambaran Umum

1. Perkembangan Penduduk

Gambar II B.1
Jumlah Penduduk di Provinsi Jawa Barat Tahun 2000 – 2015

.id
go
v.
ro
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat
rp
ba

2. Piramida Penduduk
ja

Gambar II. B.2


s.

Piramida Penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


ke
is
.d
w
w
w

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 22


Gambaran Umum

Gambar piramida tersebut menunjukan Angka Kelahiran masih tetap tinggi


dan umur usia lanjut pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria.

3. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila


median umur < 20, penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk
tua jika median umur > 30 tahun. Berdasarkan kriteria tersebut, komposisi umur
penduduk Provinsi Jawa Barat masih termasuk dalam kategori penduduk
menengah, dimana median umurnya berada pada umur 26,86 tahun.
Untuk mengetahui komposisi penduduk Provinsi Jawa Barat berdasarkan
struktur umur dan jenis kelamin berikut digambarkan piramida penduduk seperti
dibawah ini.

.id
Gambar II. B. 3

go
Persentase Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

v.
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 – 2015
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Angka beban ketergantungan penduduk di Provinsi Jawa Barat dari tahun


2008 sebesar 52,48% mengalami penurunan menjadi 47,62% pada tahun 2015
yang artinya bahwa setiap 100 penduduk usia produktif di Jawa Barat
menanggung sekitar 47,62 orang penduduk usia belum/ tidak produktif.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


23
Gambaran Umum

4. Laju Pertumbuhan Penduduk


Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Provinsi Jawa Barat dari tahun ke
tahun relatif cenderung terus menurun. Sehingga pada periode tahun 2014-2015
menjadi 1,52.

Gambar II. B. 4
Laju Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Jawa Barat
Periode Tahun 2005 – 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Barat


ja
s.

Laju pertumbuhan penduduk per Kabupaten/Kota pada tahun 2015 antara


ke

0,04% – 7,73%. LPP tertinggi di Kabupaten Bekasi dan terendah di Kabupaten


is

Majalengka. Sedangkan proporsi Kabupaten/Kota dengan LPP lebih rendah


.d

dari angka Jawa Barat sebanyak 20 Kabupaten/Kota yaitu Kab. Purwakarta,


w

Bandung Barat, Kab. Karawang, Kota Sukabumi, Kab. Garut, Kab. Sumedang,
w
w

Kab. Sukabumi, Kab. Subang, Kab. Tasikmalaya, Kota Bandung, Kota Banjar,
Kota Tasikmalaya, Kab. Cianjur, Kota Cirebon, Kab. Cirebon, Kab. Kuningan,
Kab. Ciamis, Kab. Indramayu, Kab. Majalengka dan Kab. Pangandaran,
sedangkan LPP diatas Jawa Barat terdapat di Kabupaten Bekasi mencapai
7,73 persen/tahun, menyusul Kota Depok 6,88 persen/tahun, Kota Bekasi 4,99
persen/tahun, Kabupaten Bogor 4,25 persen/tahun, Kab. Bandung, 2,97
persen/tahun, Kota Bogor 2,59 persen/tahun, dan Kota cimahi 1,84
persen/tahun.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 24


Gambaran Umum

Tabel II. B.1


Kepadatan Penduduk di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2008 – 2015

Tahun Kepadatan Penduduk Per kilometer Keterangan


persegi Sumber Data
2008 1.187 Suseda
2009 1.233 Suseda
2010 1.160 Sensus
2011 1.182 Estimasi
2012 1.200 Estimasi
2013 1.219 BPS
2014 1.225 BPS
2015 1.320 BPS

.id
Sumber Badan Pusat Statistik Jawa Barat

go
C. GAMBARAN SOSIAL EKONOMI v.
ro
rp
1. Laju Pertumbuhan Ekonomi
ba

Perekonomian Jawa Barat pada Triwulan II-2015 yang diukur berdasarkan


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai
ja

379,40 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 mencapai 301,16
s.
ke

triliun, Ekonomi Jawa Barat Triwulan II-2015 terhadap Triwulan II-2014 tumbuh
4,88 persen (y-on-y) melambat dibanding periode yang sama pada tahun 2014
is
.d

sebesar 5,18 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh
w

Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 19,12 persen. Dari sisi
w

pengeluaran oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa yang tumbuh 12,04 persen.
w

Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat semester I-2015


dibandingkan dengan semester I-2014 tumbuh 4,87 persen (c-to-c).
Ekonomi Jawa Barat Triwulan II-2015 terhadap triwulan sebelumnya
meningkat sebesar 3,16 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi
dicapai oleh Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang tumbuh
sebesar 6,65 persen. Sedangkan dari sisi Pengeluaran lebih disebabkan
pertumbuhan komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 17,02
persen. Sumber laju pertumbuhan (Source of Growth, SOG) secara (y-o-y) dari
sisi lapangan usaha yang memberikan andil pertumbuhan terbesar adalah
Lapangan Usaha Industri Pengolahan yaitu sebesar 1,37 persen. Dari sisi

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


25
Gambaran Umum

pengeluaran, andil positif terbesar terhadap pertumbuhan adalah komponen


Ekspor Barang dan Jasa sebesar 4,22 persen.

2. Penduduk Miskin
Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis
Kemiskinan) di Jawa Barat pada bulan September 2015 sebesar 4.485.654 orang
(9,57 persen). Dibandingkan dengan bulan bulan Maret 2015 sebesar 4.435.699
orang (9,53 persen), jumlah penduduk miskin bulan September 2015 mengalami
kenaikan sebesar 49.955 orang (1,13 %).
Jumlah penduduk miskin bulan September 2015 untuk daerah perkotaan
sebanyak 2.706.520 orang (8,58% terhadap jumlah penduduk perkotaan)
sedangkan di daerah perdesaan sebanyak 1.779.134 orang (11,61% terhadap

.id
total penduduk perdesaan). Dibandingkan dengan Maret 2015 terjadi kenaikan

go
persentase penduduk miskin di perkotaan sebesar 0,15 % poin yaitu dari 8,43 %
menjadi 8,58 %. Dan di perdesaan terjadi penurunan sebesar -0,21 % poin yaitu
v.
ro
dari 11,82 & menjadi 11,61 %.
rp
Garis kemiskinan Jawa Barat bulan September 2015 sebesar Rp.
ba

318.602,- atau mengalami peningkatan sebesar 3,82 % dibandingkan dengan


garis kemiskinan bulan Maret 2015 sebesar Rp. 306.876,-. Untuk daerah
ja
s.

perkotaan garis kemiskinan bulan September 2015 sebesar Rp. 318.297,- atau
ke

naik 3,52 % dari kondisi Maret 2015 sebesar Rp. 307.487. Garis kemiskinan di
daerah perdesaan mengalami peningkatan yang lebih tinggi yaitu 4,45 persen
is
.d

menjadi sebesar Rp. 319.228,- dibandingkan dengan kondisi Maret 2015 yaitu
w

sebesar Rp. 305.618,-


w

Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan masih jauh lebih


w

besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang,


pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan (GKM)
terhadap Garis Kemiskinan (GK) sebesar 70,33 persen untuk daerah perkotaan.
Sedangkan di daerah perdesaan sebesar 75,54 persen. Secara total peranan
komoditi makanan terhadap GK adalah sebesar 72,03 persen.
Pada periode Maret 2015 - September 2015 Indeks Kedalaman
Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) sama-sama
menunjukkan kecenderungan mengalami kenaikan. Ini mengindikasikan bahwa
rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin menjauh dari garis
kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga cenderung
melebar, terutama Indeks Kedalaman Kemiskinan naik dari 1,628 pada keadaaan

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 26


Gambaran Umum

Maret 2015 menjadi 1,674 pada keadaaan September 2015 sedangkan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kenaikan dari 0,435 pada keadaaan
Maret 2015 menjadi 0,491 pada keadaaan September 2015. Sementara di daerah
perdesaaan kondisinya semakin parah karena baik P1 maupun P2 mengalami
kenaikan yang sangat signifikan, yaitu P1 meningkat dari 1,875 menjadi 2,233 dan
P2 meningkat dari 0,469 menjadi 0,678. Hal ini mengindikasikan kondisi penduduk
miskin semakin parah.

Tabel II. C.1


Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Barat
Menurut Daerah Maret 2015 – September 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is

Gambar II. C.1


.d

Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin


w

Maret 2015 – September 2015


w
w

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


27
Gambaran Umum

Gambar II. C. 2
Grafik Garis Kemiskinan
Maret 2015 – September 2015

.id
Gambar II. C.3

go
Peranan Komoditi Makanan dan Non Makanan
Terhadap Garis Kemiskinan September 2015

v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

Tabel II C.2
Persentase Penduduk Miskin (P0), Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1),
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) dirinci Menurut Daerah Perkotaan dan Perdesaan di
Provinsi Jawa Barat Bulan Maret 2015 dan September 2015

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 28


Gambaran Umum

D. TINGKAT PENDIDIKAN
Keberhasilan pembangunan suatu wilayah ditentukan oleh sumber daya
manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu cara meningkatkan
kualitas sumber daya manusia tersebut. Oleh karena itu peningkatan mutu
pendidikan harus terus diupayakan, dimulai dengan membuka kesempatan
seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengenyam pendidikan, hingga pada
peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan.
Untuk mengetahui seberapa banyak penduduk yang memanfaatkan fasilitas
pendidikan dapat dilihat dari persentase penduduk menurut partisipasi sekolah.
Untuk melihat partisipasi sekolah dalam suatu wilayah biasa dikenal beberapa
indikator untuk mengetahuinya, antara lain: Angka Partisipasi Sekolah (APS),
Angka Partisipasi Kasar (APK), serta Angka Partisipasi Murni (APM).

.id
Program wajib belajar 6 tahun dan 9 tahun, Gerakan Nasional Orang Tua

go
Asuh (GNOTA), dan berbagai program pendukung lainnya adalah bagian dari

v.
upaya pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mempercepat peningkatan kualitas
ro
SDM, yang pada akhirnya akan menciptakan sumber daya manusia yang tangguh,
rp

yang siap bersaing di era globalisasi.


ba

Tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan


ja

salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu daerah. Peningkatan


s.

SDM sekarang ini lebih difokuskan pada pemberian kesempatan seluas –luasnya
ke

kepada penduduk untuk mengecap pendidikan. Oleh sebab itu pemerintah


is

berusaha secara konsisten berupaya meningkatkan SDM penduduk melalui jalur


.d

pendidikan.
w

Ada empat Perguruan Tinggi Negeri yang besar di Jawa Barat, yakni Institut
w

Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjajaran (Unpad) Institut Pertanian Bogor


w

(IPB), dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Pada tahun akademi


2014/2015, jumlah mahasiswa di ITB 14.320, dan di UPI 25.323 orang. Jumlah
PTS di lingkungan kopertis wilayah IV Jawa Barat menurut bentuknya universitas
42, institut 8, sekolah tinggi 169, akademi 91, dan politeknik 22.

1. Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka Partisipasi Kasar (APK), menunjukkkan partisipasi penduduk yang


sedang mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya. Angka
Partisipasi Kasar (APK) merupakan persentase jumlah penduduk yang sedang

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


29
Gambaran Umum

bersekolah pada suatu jenjang pendidikan (berapapun usianya) terhadap jumlah


penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut.
APK digunakan untuk mengukur keberhasilan program pembangunan
pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi
penduduk untuk mengenyam pendidikan. APK merupakan indikator yang paling
sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing
jenjang pendidikan.
Nilai APK bisa lebih dari 100%. Hal ini disebabkan karena populasi murid
yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan mencakup anak berusia di luar
batas usia sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. Sebagai contoh,
banyak anak-anak usia diatas 12 tahun, tetapi masih sekolah di tingkat SD atau
juga banyak anak-anak yang belum berusia 7 tahun tetapi telah masuk SD.

.id
Adanya siswa dengan usia lebih tua dibanding usia standar di jenjang

go
pendidikan tertentu menunjukkan terjadinya kasus tinggal kelas atau terlambat

v.
masuk sekolah. Sebaliknya, siswa yang lebih muda dibanding usia standar yang
ro
duduk di suatu jenjang pendidikan menunjukkan siswa tersebut masuk sekolah di
rp

usia yang lebih muda.


ba

Tabel II. D.1


Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Kabupaten Kota
ja

dan Jenjang Pendidikan Tahun 2014


s.

NO KABUPATEN/KOTA TAHUN 2014


ke

APK_SD APK_SMP APK_SMA APK_PT


is

1 Bogor 109,69 76,12 66,76 19,40


.d

2 Sukabumi 106,84 84,75 61,71 22,69


3 Cianjur 106,36 88,39 63,36 15,28
w

4 Bandung 108,30 89,56 55,05 18,67


w

5 Garut 106,28 82,80 62,17 20,12


w

6 Tasikmalaya 105,06 90,58 60,38 17,68


7 Ciamis 104,62 93,11 79,87 23,49
8 Kuningan 103,72 81,92 81,84 23,03
9 Cirebon 109,48 82,43 66,58 15,94
10 Majalengka 107,06 89,24 70,34 15,56
11 Sumedang 106,11 93,22 71,99 29,08
12 Indramayu 108,19 92,86 69,26 22,45
13 Subang 111,40 83,58 60,38 12,66
14 Purwakarta 107,16 91,27 71,24 13,46
15 Karawang 107,41 83,74 79,66 7,95
16 Bekasi 107,42 90,75 75,60 12,96
17 Bandung Barat 104,85 89,73 52,70 8,98
18 Kota Bogor 107,62 90,53 83,93 20,59
19 Kota Sukabumi 102,46 97,64 74,86 25,35
20 Kota Bandung 104,46 97,14 65,66 38,14

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 30


Gambaran Umum

21 Kota Cirebon 105,31 92,88 83,49 29,54


22 Kota Bekasi 106,34 98,42 74,70 35,80
23 Kota Depok 104,51 94,81 80,14 37,87
24 Kota Cimahi 103,66 84,99 88,90 40,38
25 Kota Tasikmalaya 105,05 89,59 78,44 30,85
26 Kota Banjar 101,19 93,46 91,14 19,92
27 PROVINSI JAWA 106,98 87,50 68,55 21,70
BARAT

Keterangan :
 APK SD = {(Jumlah penduduk yang sekolah di SD : Jumlah penduduk
umur 7-12 tahun) X 100}
 APK SLTP = {(Jumlah penduduk yang sekolah di SLTP :Jumlah
penduduk umur 13-15 tahun) X 100}

.id
APK SLTA = {(Jumlah penduduk yang sekolah di SLTA :Jumlah
penduduk umur 16-18 tahun) X 100}

go
2. Angka Partisipasi Murni (APM)
v.
ro
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase jumlah anak pada
rp

kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan
ba

yang sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia
ja

sekolah yang bersangkutan Bila APK digunakan untuk mengetahui seberapa


s.

banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas


ke

pendidikan di suatu jenjang pendidikan tertentu tanpa melihat berapa usianya,


is

maka Angka Partisipasi Murni (APM) mengukur proporsi anak yang bersekolah
.d

tepat waktu.
w

Bila seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu, maka APM
w

akan mencapai nilai 100. Secara umum, nilai APM akan selalu lebih rendah dari
w

APK karena nilai APK mencakup anak diluar usia sekolah pada jenjang pendidikan
yang bersangkutan. Selisih antara APK dan APM menunjukkan proporsi siswa
yang terlambat atau terlalu cepat bersekolah. Keterbatasan APM adalah
kemungkinan adanya under estimate karena adanya siswa diluar kelompok usia
yang standar di tingkat pendidikan tertentu. Contoh: Seorang anak usia 6 tahun
bersekolah di SD kelas 1 tidak akan masuk dalam penghitungan APM karena
usianya lebih rendah dibanding kelompok usia standar SD yaitu 7-12 tahun.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


31
Gambaran Umum

Tabel II. D.2


Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Kabupaten/Kota
dan Jenjang Pendidikan tahun 2011-2014

TAHUN 2014
NO KABUPATEN/KOTA
APM_SD APM_SMP APM_SMA APM_PT
1 Bogor 98,20 66,80 48,89 16,60
2 Sukabumi 98,94 77,80 51,50 18,43
3 Cianjur 97,74 79,38 49,56 13,89
4 Bandung 98,26 83,56 48,36 14,29
5 Garut 97,55 73,72 48,32 17,55
6 Tasikmalaya 98,73 84,54 54,54 16,33
7 Ciamis 98,08 85,90 67,17 20,66
8 Kuningan 99,11 79,23 66,40 16,98
9 Cirebon 97,81 73,10 52,14 10,96
10 Majalengka 98,67 85,61 59,15 11,59

.id
11 Sumedang 98,36 87,85 60,80 22,58

go
12 Indramayu 98,41 87,90 61,74 19,78
13 Subang 99,06 79,55 48,41 9,11
14 Purwakarta 96,83
v.
79,09 61,93 8,44
ro
15 Karawang 97,76 76,53 63,79 7,23
16 Bekasi 97,46 79,51 62,95 9,45
rp

17 Bandung Barat 94,15 77,11 43,32 7,69


ba

18 Kota Bogor 98,32 86,15 69,40 18,57


19 Kota Sukabumi 94,37 82,51 65,10 21,40
ja

20 Kota Bandung 97,95 89,85 59,76 28,99


s.

21 Kota Cirebon 94,11 79,13 64,02 25,24


ke

22 Kota Bekasi 96,76 91,47 68,39 28,88


23 Kota Depok 92,47 77,15 62,26 29,81
is

24 Kota Cimahi 98,60 80,94 70,96 31,15


.d

25 Kota Tasikmalaya 96,97 81,26 66,71 26,31


w

26 Kota Banjar 95,79 85,87 73,36 14,36


w

27 PROVINSI JAWA 97,60 79,30 56,48 17,48


BARAT
w

Keterangan :
 APM SD = {(Jumlah penduduk umur 7-12 yang sekolah di SD :Jumlah
penduduk umur 7-12 tahun) X 100}
 APM SLTP = {(Jumlah penduduk umur 13-15 yang sekolah di SLTP :
Jumlah penduduk umur 13-15 tahun) X 100}
 APM SLTA = {( Jumlah penduduk umur 16-18 yang sekolah di SLTA :
Jumlah penduduk umur 16-18 tahun) X 100}

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 32


Gambaran Umum

3. Angka Partisipasi Sekolah (APS)


Angka Partisipasi Sekolah merupakan ukuran daya serap lembaga
pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. APS merupakan indikator dasar yang
digunakan untuk melihat akses penduduk pada fasilitas pendidikan khususnya
bagi penduduk usia sekolah. Semakin tinggi Angka Partisipasi Sekolah semakin
besar jumlah penduduk yang berkesempatan mengenyam pendidikan. Namun
demikian meningkatnya APS tidak selalu dapat diartikan sebagai meningkatnya
pemerataan kesempatan masyarakat untuk mengenyam pendidikan.

Tabel II. D.3


Angka Partisipasi Sekolah (APS) Penduduk Usia 7-24
menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur 2014

NO KABUPATEN/KOTA TAHUN 2014

.id
Kelompok Umur

go
7 - 12 13 - 15 16 – 18 19 – 24
1 Bogor 99,23 86,90 58,51 17,79
2 Sukabumi 99,64
v.
92,00 61,32 18,99
ro
3 Cianjur 99,13 90,96 61,36 18,71
4 Bandung 99,51 95,02 53,70 15,87
rp

5 Garut 98,91 86,47 58,47 19,45


ba

6 Tasikmalaya 99,25 95,68 62,63 17,59


7 Ciamis 99,74 95,91 73,60 24,00
ja

8 Kuningan 99,58 93,90 74,26 18,18


s.

9 Cirebon 98,60 88,03 64,26 15,15


ke

10 Majalengka 99,23 95,44 66,78 13,31


11 Sumedang 99,80 94,47 73,04 25,37
is

12 Indramayu 99,68 93,33 67,38 22,52


.d

13 Subang 99,59 94,05 57,94 11,44


w

14 Purwakarta 99,63 92,06 71,31 10,32


w

15 Karawang 99,00 93,03 69,98 7,46


w

16 Bekasi 99,87 95,59 70,08 11,46


17 Bandung Barat 97,81 91,29 49,28 10,56
18 Kota Bogor 100,00 97,06 74,31 21,25
19 Kota Sukabumi 98,95 97,65 74,13 23,07
20 Kota Bandung 99,57 97,52 73,62 29,97
21 Kota Cirebon 98,76 96,09 75,71 27,66
22 Kota Bekasi 99,41 98,70 78,75 29,52
23 Kota Depok 99,16 98,57 72,82 30,52
24 Kota Cimahi 99,66 96,97 83,74 33,89
25 Kota Tasikmalaya 98,30 96,71 74,15 27,78
26 Kota Banjar 98,80 97,30 82,40 17,64
27 PROVINSI JAWA 99,30 92,84 65,48 19,27
BARAT

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


33
Gambaran Umum

Rumus:
 APS (7-12) = {(Jumlah penduduk berumur 7-12 tahun yang masih
sekolah:Jumlah penduduk umur 7─12 tahun) X 100 }
 APS(13-15) = {(Jumlah penduduk berumur 13-15 tahun yang masih
sekolah: Jumlah penduduk umur 13-15 tahun) X 100}
 APS (16-18)= {(Jumlah penduduk berumur 16-18 tahun yang masih
sekolah:Jumlah penduduk umur 16-18 tahun) X 100}

E. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA


Salah satu alat ukur yang dianggap dapat merefleksikan status
pembangunan manusia adalah Human Development Index (HDI) atau Indeks

.id
Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan suatu indeks komposit yang

go
mencakup tiga bidang pembangunan manusia yang dianggap sangat mendasar
yaitu usia hidup (longevity), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup layak
(decent living). v.
Konsep Pembangunan Manusia yang dikembangkan oleh
ro
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menetapkan peringkat kinerja pembangunan
rp

manusia pada skala 0,0 – 100,0 dengan kategori tinggi apabila IPM lebih dari
ba

80,0; kategori menengah atas : IPM antara 66,0 – 79,9; kategori menengah bawah
ja

: IPM antara 50,0 – 65,9; dan katagori rendah : IPM kurang dari 50,0.
s.

Sejak tahun 2014 Perhitungan IPM berubah dengan metode baru alasan
ke

yang dijadikan dasar perubahan metodologi penghitungan IPM yaitu:


is

Pertama :
.d


w

Beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan dalam penghitungan


w

IPM. Angka Melek Huruf (AMH) sudah tidak relevan dalam mengukur
w

pendidikan secara utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas


pendidikan. Selain itu, karena AMH di sebagian besar daerah sudah tinggi,
sehingga tidak dapat membedakan tingkat pendidikan antardaerah dengan
baik.
 Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita tidak dapat menggambarkan
pendapatan masyarakat pada suatu wilayah.

Kedua:
Penggunaan rumus rata-rata aritmatik dalam penghitungan IPM menggambarkan
bahwa capaian yang rendah di suatu dimensi dapat ditutupi oleh capaian tinggi
dimensi lain.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 34


Gambaran Umum

Indikator yang berubah adalah Angka Melek Huruf (AMH) pada metode lama
diganti dengan angka Harapan Lama Sekolah (HLS). Produk Domestik Bruto
(PDB) per kapita diganti dengan Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita,
sedangkan Metode penghitungan: dari Metode agregasi diubah dari rata-rata
aritmatik menjadi rata-rata geometrik. Perbandingan perhitungan IPM versi lama
dengan versi baru dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel II. D.4


Perhitungan IPM dengan Metode Lama dengan Metode Baru

DIMENSI METODE LAMA METODE BARU


Angka Harapan Hidup Angka Harapan Hidup Max : 83,4
Kesehatan
(e0) (e0) Min : 20
1. Angka Melek Huruf 1. Expected Years of Max : 18
(AMH) Schooling (EYS) Min : 0
Pengetahuan
2. Mean Years of 2. Mean Years of Max : 13,1

.id
Schooling (MYS) Schooling (MYS) Min : 0
Standar Hidup Pengetahuan per kapita Pengetahuan per kapita Max : RP 34.911.910,00

go
Layak disesuaikan (PPP IDR) disesuaikan (PPP IDR) Perkiraan pengeluaran
Indonesia th 2015

v.
Min : RP. 1.409.268,00
(Pengeluaran terendah
ro
th 2008, Tolikara-Papua)
Aggregasi Rata-rata Hitung Rata-rata UKur
rp

Sumber : Badan Pusat Statisik Provinsi Jawa Barat


ba
ja

1. Skenario IPM 80 Tahun 2005 – 2015


s.

Provinsi Jawa Barat menetapkan IPM 80 poin semula akan diproyeksikan


ke

dicapai pada tahun 2015, tetapi terjadi perubahan menjadi tahun 2022 sesuai
is

dengan Perda No.24 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan daerah No. 9
.d

Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)


w

Tahun 2005–2025 dan Perda No 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan


w
w

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013–2018.

2. Capaian IPM Jawa Barat


Berdasarkan Perhitungan BPS dengan metoda Baru IPM Jawa Barat
tergambar dalam tabel dibawah ini selama periode 2010-2014 mengalami
peningkatan sebesar 2,76 poin dari 66,08 tahun 2010 menjadi 68,82 pada tahun
2014. Hal ini berhubungan langsung dengan perbaikan beberapa indikator sosial
ekonomi, misalnya, angka harapan hidup, angka harapan lama sekolah, angka
rata rata lama sekolah, angka pengeluaran perkapita / Produk Nasional Bruto.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


35
Gambaran Umum

Tabel II. D.5


Indeks Pembangunan Manusia Perhitungan Metode Baru
Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 – 2014

IPM
NO Kabupaten/Kota
2010 2011 2012 2013 2014
1 Bogor 64,18 64,98 65,78 66,58 67,37
2 Sukabumi 60,51 61,43 62,36 63,28 64,21
3 Cianjur 58,54 59,47 60,40 61,33 62,26
4 Bandung 67,29 67,73 68,17 68,60 69,04
5 Garut 60,12 60,63 61,14 61,66 62,17
6 Tasikmalaya 60,33 60,98 61,63 62,28 62,93
7 Ciamis 64,70 65,48 66,25 67,02 67,79
8 Kuningan 64,45 65,01 65,57 66,12 66,68
9 Cirebon 63,64 64,11 64,57 65,04 65,51

.id
10 Majalengka 62,26 62,72 63,18 63,64 64,09

go
11 Sumedang 65,81 66,58 67,36 68,13 68,91
12 Indramayu 60,81 61,50 62,19 62,88 63,57
13 Subang 63,62 64,20
v.
64,78 65,36 65,94
ro
14 Purwakarta 64,96 65,59 66,23 66,87 67,50
rp
15 Karawang 64,61 65,25 65,89 66,53 67,17
ba

16 Bekasi 67,78 68,51 69,24 69,97 70,70


17 Bandung Barat 61,53 62,27 63,02 63,76 64,50
ja

18 Pangandaran 63,06 63,62 64,17 64,73 65,29


s.

19 Kota Bogor 71,27 71,76 72,24 72,72 73,20


ke

20 Kota Sukabumi 67,95 68,81 69,67 70,53 71,40


21 Kota Bandung 77,61 77,95 78,29 78,63 78,97
is

22 Kota Cirebon 70,85 71,37 71,88 72,40 72,92


.d

23 Kota Bekasi 76,82 77,35 77,89 78,42 78,95


w

24 Kota Depok 76,52 77,03 77,55 78,06 78,58


w

25 Kota Cimahi 73,81 74,41 75,02 75,62 76,22


w

26 Kota Tasikmalaya 66,58 67,22 67,86 68,49 69,13


27 Kota Banjar 66,78 67,18 67,57 67,96 68,35
JAWA BARAT 66,06 66,75 67,44 68,13 68,82
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat

Terdapat tiga bidang yang mempengaruhi Indek Pembangunan Manusia


yaitu usia hidup (longevity), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup layak
(decent living) dari capaian IPM 68,82 poin pada tahun 2014 dikontribusikan oleh :

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 36


Gambaran Umum

Tabel II. D.6


Dimensi Kesehatan / Angka Harapan Hidup
AHH
No Kabupaten/Kota
2010 2011 2012 2013 2014
1 Bogor 70,34 70,38 70,42 70,46 70,50
2 Sukabumi 69,48 69,54 69,61 69,68 69,75
3 Cianjur 68,78 68,86 68,94 69,02 69,11
4 Bandung 72,93 72,94 72,95 72,96 72,97
5 Garut 70,35 70,38 70,42 70,46 70,50
6 Tasikmalaya 67,56 67,67 67,77 67,88 67,99
7 Ciamis 70,00 70,09 70,18 70,27 70,36
8 Kuningan 72,05 72,10 72,15 72,20 72,25
9 Cirebon 71,10 71,15 71,19 71,24 71,29
10 Majalengka 68,23 68,35 68,46 68,57 68,68

.id
11 Sumedang 71,68 71,74 71,79 71,84 71,90
12 Indramayu 70,00 70,08 70,16 70,23 70,31

go
13 Subang 71,05 71,09 71,14 71,18 71,23
14 Purwakarta 69,88 69,90
v.
69,93 69,95 69,97
ro
15 Karawang 71,35 71,38 71,41 71,43 71,46
rp
16 Bekasi 72,94 73,00 73,06 73,12 73,18
17 Bandung Barat 71,51 71,52 71,54 71,55 71,57
ba

18 Pangandaran 69,48 69,58 69,68 69,77 69,87


ja

19 Kota Bogor 72,54 72,55 72,56 72,57 72,58


s.

20 Kota Sukabumi 71,65 71,68 71,71 71,74 71,77


ke

21 Kota Bandung 73,72 73,74 73,76 73,78 73,80


22 Kota Cirebon 71,62 71,66 71,70 71,74 71,78
is

23 Kota Bekasi 74,12 74,14 74,15 74,17 74,18


.d

24 Kota Depok 73,84 73,87 73,90 73,94 73,97


w

25 Kota Cimahi 73,53 73,54 73,55 73,56 73,57


w

26 Kota Tasikmalaya 70,75 70,81 70,86 70,92 70,98


w

27 Kota Banjar 69,95 70,03 70,11 70,18 70,26


JAWA BARAT 71,32 71,56 71,80 72,04 72,28

3. Dimensi Pendidikan
Indeks pembangunan Pendidikan di Jawa Barat ditentukan oleh angka
harapan lama sekolah, dan rata rata lama sekolah dengan mengetahui seberapa
banyak penduduk yang memanfaatkan fasilitas pendidikan hal ini dapat dilihat dari
persentase penduduk menurut partisipasi sekolah dengan indikator Angka
Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Kasar (APK), serta Angka Partisipasi
Murni (APM).

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


37
Gambaran Umum

a. Harapan Lama Sekolah


Tabel II. D. 7
Harapan Lama Sekolah (EYS) Tahun 2010-2014

No Kabupaten/Kota EYS / Harapan Lama Sekolah


2010 2011 2012 2013 2014
1 Bogor 10,22 10,64 11,05 11,47 11,88
2 Sukabumi 9,81 10,39 10,97 11,55 12,12
3 Cianjur 9,56 10,15 10,74 11,32 11,91
4 Bandung 10,80 11,03 11,27 11,50 11,74
5 Garut 10,27 10,59 10,90 11,22 11,54
6 Tasikmalaya 10,90 11,32 11,74 12,16 12,58
7 Ciamis 11,78 12,27 12,76 13,25 13,74
8 Kuningan 10,78 11,09 11,39 11,69 12,00

.id
9 Cirebon 10,71 10,95 11,18 11,42 11,66
10 Majalengka 10,95 11,11 11,26 11,41 11,56

go
11 Sumedang 10,72 11,31 11,90 12,49 13,08
12 Indramayu 10,52 10,80
v. 11,08 11,37 11,65
ro
13 Subang 10,64 10,86 11,09 11,31 11,53
rp
14 Purwakarta 10,08 10,41 10,74 11,07 11,40
15 Karawang 10,71 10,92 11,14 11,35 11,57
ba

16 Bekasi 10,52 10,82 11,12 11,41 11,71


ja

17 Bandung Barat 9,74 10,10 10,47 10,84 11,20


s.

18 Pangandaran 10,26 10,67 11,08 11,48 11,89


ke

19 Kota Bogor 11,73 11,85 11,98 12,11 12,23


20 Kota Sukabumi 11,40 11,87 12,34 12,80 13,27
is

21 Kota Bandung 12,58 12,78 12,98 13,18 13,38


.d

22 Kota Cirebon 11,77 12,07 12,36 12,66 12,96


w

23 Kota Bekasi 12,05 12,36 12,68 12,99 13,31


w

24 Kota Depok 12,29 12,54 12,78 13,03 13,28


w

25 Kota Cimahi 12,35 12,74 13,13 13,52 13,90


26 Kota Tasikmalaya 11,87 12,25 12,64 13,03 13,42
27 Kota Banjar 11,89 12,02 12,16 12,29 12,42
JAWA BARAT 10,61 10,97 11,34 11,71 12,08

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 38


Gambaran Umum

b. Rata Rata Lama Sekolah

Tabel II. D. 8
Rata-rata Lama Sekolah (MYS) Tahun 2010-2014

MYS / Rata-Rata Lama Sekolah


No Kabupaten/Kota
2010 2011 2012 2013 2014
1 Bogor 6,81 7,06 7,25 7,46 7,68
2 Sukabumi 5,91 6,04 6,18 6,31 6,45
3 Cianjur 6,19 6,28 6,37 6,47 6,56
4 Bandung 8,01 8,08 8,16 8,23 8,31
5 Garut 6,67 6,71 6,75 6,79 6,83
6 Tasikmalaya 6,57 6,63 6,69 6,75 6,81
7 Ciamis 6,98 7,08 7,18 7,29 7,39
8 Kuningan 6,68 6,78 6,88 6,99 7,09

.id
9 Cirebon 5,88 5,97 6,06 6,15 6,24
10 Majalengka 6,36 6,47 6,57 6,68 6,78

go
11 Sumedang 7,48 7,51 7,54 7,57 7,60

v.
12 Indramayu 4,86 5,00 5,14 5,28 5,42
13 Subang 5,85 6,00 6,15 6,30 6,45
ro
14 Purwakarta 7,00 7,04 7,08 7,12 7,16
rp

15 Karawang 6,04 6,24 6,45 6,66 6,87


ba

16 Bekasi 7,67 7,88 8,09 8,30 8,51


17 Bandung Barat 7,12 7,22 7,32 7,42 7,53
ja

18 Pangandaran 6,88 6,92 6,97 7,01 7,05


s.

19 Kota Bogor 9,24 9,44 9,65 9,85 10,06


ke

20 Kota Sukabumi 7,92 8,13 8,34 8,56 8,77


is

21 Kota Bandung 10,29 10,33 10,38 10,42 10,46


.d

22 Kota Cirebon 9,13 9,22 9,32 9,41 9,50


23 Kota Bekasi 10,20 10,30 10,40 10,50 10,60
w

24 Kota Depok 10,07 10,20 10,32 10,45 10,57


w

25 Kota Cimahi 10,28 10,40 10,52 10,64 10,75


w

26 Kota Tasikmalaya 8,22 8,29 8,36 8,43 8,50


27 Kota Banjar 7,43 7,51 7,59 7,67 7,75
JAWA BARAT 7,38 7,46 7,53 7,61 7,68

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


39
Gambaran Umum

c. Pengeluaran / Produk Nasional Bruto

Tabel II. D. 9
Pengeluaran/Produk Nasional Bruto Tahun 2010-2014

Pengeluaran
No Kabupaten/Kota
2010 2011 2012 2013 2014
1 Bogor 8942,08 8972,92 9003,76 9034,60 9065,43
2 Sukabumi 7643,99 7688,73 7733,47 7778,21 7822,95
3 Cianjur 6420,72 6501,02 6581,33 6661,63 6741,94
4 Bandung 8732,25 8802,02 8871,80 8941,57 9011,34
5 Garut 6140,10 6200,54 6260,98 6321,43 6381,87
6 Tasikmalaya 6611,59 6669,00 6726,40 6783,81 6841,22
7 Ciamis 7882,17 7956,65 8031,12 8105,59 8180,06
8 Kuningan 8186,79 8236,10 8285,41 8334,72 8384,03

.id
9 Cirebon 8853,96 8894,64 8935,32 8976,00 9016,68

go
10 Majalengka 7909,00 7992,66 8076,31 8159,97 8243,63
11 Sumedang 8591,07 8657,77 8724,48 8791,19 8857,90
12 Indramayu 8268,87 8371,45
v. 8474,04 8576,62 8679,21
ro
13 Subang 8969,25 9053,68 9138,10 9222,53 9306,95
rp
14 Purwakarta 9817,28 10022,74 10228,20 10433,67 10639,13
ba

15 Karawang 9455,32 9543,76 9632,21 9720,65 9809,09


16 Bekasi 9868,45 9964,78 10061,11 10157,44 10253,76
ja

17 Bandung Barat 6694,20 6823,75 6953,30 7082,85 7212,40


s.

18 Pangandaran 1646,46 819,97 3286,39 5752,81 8219,23


ke

19 Kota Bogor 10176,34 10275,54 10374,74 10473,94 10573,14


20 Kota Sukabumi 9306,16 9395,26 9484,36 9573,46 9662,56
is

21 Kota Bandung 14599,95 14709,64 14819,32 14929,01 15038,70


.d

22 Kota Cirebon 10256,28 10343,71 10431,13 10518,56 10605,99


w

23 Kota Bekasi 14129,88 14237,62 14345,35 14453,09 14560,82


w

24 Kota Depok 13752,33 13882,71 14013,08 14143,46 14273,83


w

25 Kota Cimahi 10348,21 10430,99 10513,77 10596,56 10679,34


26 Kota Tasikmalaya 7820,76 7922,17 8023,58 8124,99 8226,40
27 Kota Banjar 9035,20 9140,74 9246,28 9351,82 9457,36
JAWA BARAT 9179,42 9251,32 9323,22 9395,13 9467,03

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Barat

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 40


w
w
w
.d
isk
es
.ja
ba
rp
ro
v.
go
.id
Sarana Kesehatan

BAB III

SARANA KESEHATAN

Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa


fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif,
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat. Keberadaan sarana kesehatan dapat mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Sarana Kesehatan yang akan di ulas pada bagian ini terdiri dari Sarana
Pelayanan Dasar (Puskesmas dan Fasilitas Lainnya), Sarana Pelayanan Kesehatan
Rujukan (Rumah Sakit), Sarana Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

.id
go
A. SARANA PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PUSKESMAS)
v.
ro
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
rp
menyebutkan bahwa puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
ba

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan


perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
ja

preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di


s.
ke

wilayah kerjanya. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan


kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
is
.d

dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Selain melaksanakan


w

tugas tersebut, puskesmas memiliki fungsi sebagai penyelenggara Upaya


w

Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama dan Upaya Kesehatan


w

Perseorangan (UKP) tingkat pertama serta sebagai wahana pendidikan tenaga


kesehatan.
Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya
masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Upaya kesehatan perseorangan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan.
Jumlah Puskesmas di Provinsi Jawa Barat tahun 2014 tercatat sebanyak
1.050 buah. Terdiri dari 874 puskesmas tanpa perawatan dan 176 puskesmas

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 41


Sarana Kesehatan

dengan perawatan. Rasio Puskesmas terhadap penduduk di Jawa Barat sebesar


1 : 44.485 atau 2,3 per 100.000 penduduk, hal ini masih dibawah target nasional
sebesar 1 : 30.000. Sedangkan jumlah Puskesmas Pembantu tercatat sebanyak
1.603 buah, dengan Rasio terhadap Puskesmas sebesar 1,52. Untuk Puskesmas
kelilingnya terdapat 905 unit (Roda 4), sehingga masih ada puskesmas (245) yang
belum mempunyai puskesmas keliling roda 4.
Jumlah posyandu tahun 2015 berjumlah 50.604 buah, bertambah 2.347
buah dibanding kondisi 2014 yaitu 48.257 buah. Hal ini mengindikasikan adanya
peningkatan upaya pemberdayaan masyarakat dalam upaya promotif dan
preventif. Jumlah puskesmas dan jejaring puskesmas selengkapnya dapat dilihat
pada gambar berikut ini.

.id
Gambar III. A. 1
Jumlah Puskesmas dan Jejaring Puskesmas

go
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2015

v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

Sumber : Profil Kesehatan 2011-2015

Berdasarkan rasio puskesmas terhadap kecamatan selama 2009 sampai


dengan 2015 pertumbuhannya sangat kecil, yaitu berkisar 1.2 sampai 1.6. Rasio
ini menunjukan bahwa di setiap kecamatan minimal sudah ada satu puskesmas,
bahkan ada satu kecamatan dengan 2 (dua) puskesmas.

42 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Sarana Kesehatan

Tabel III. A. 1
Rasio Puskesmas Terhadap Wilayah Administrasi dan Penduduk
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2015

Rasio Fasilitas
2011 2012 2013 2014 2015
Kesehatan
Puskesmas/Kecamatan 1.3 1.3 1.3 1.3 1.6
Penduduk/Puskesmas 41.978 42.427 43.558 44.116 44.485
Posyandu/Puskesmas 48.2 48.1 47.9 45.95 48.19

Berdasarkan ketentuan nasional bahwa satu puskesmas untuk melayani


minimal 25-30 ribu penduduk. Rasio penduduk per puskesmas di Jawa Barat
selama 2009 sd 2015 masih diatas 40 ribuan. Artinya satu puskesmas melayani
40 ribu penduduk. Melihat rasio penduduk dengan puskesmas yang setiap
tahunnya meningkat, penyebabnya adalah pertumbuhan penduduk yang sangat

.id
cepat dibanding penambahan jumlah puskesmas.

go
Untuk mencapai standar 1 puskesmas untuk melayani 30 ribu penduduk, di

v.
Jawa Barat, maka dibutuhkan puskesmas sebanyak 1.544 buah. Artinya Jawa
ro
Barat masih kekurangan 494 buah puskesmas. Wilayah kabupaten/kota dengan
rp

perbandingan puskesmas per penduduk mendekati kondisi ideal (1 : 30.000


ba

penduduk) terdapat di 5 Kab/Kota yaitu Kota Tasikmalaya, Kota Bandung,


ja

Kabupaten Indramayu, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka, Terdapat


s.

sepuluh kabupaten kota dengan rasio puskesmas terhadap penduduk lebih besar
ke

dari rata rata Provinsi Jawa Barat 1 : 44.485, yaitu Kota Cimahi, Kota Depok, Kota
is

Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cianjur,


.d

Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung dan Kab


w

Bekasi.
w
w

Gambar III. A.2


Rasio Puskesmas terhadap Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 43


Sarana Kesehatan

B. SARANA PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (RUMAH SAKIT)


1. Jumlah Rumah Sakit
Rumah Sakit adalah Institusi Pelayanan Kesehatan bagi masyarakat
dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan, kemajuan teknologi, dan kehidupan social ekonomi masyarakat
yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Rumah Sakit adalah instutusi pelayanan kesehatan yang
menyeranggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat. Pelayanan
kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif,

.id
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Berdasarkan pengelolaannya rumah sakit dapat

go
dibagi menjadi rumah sakit publik dan rumah sakit privat. Rumah sakit publik

v.
dikelola oleh pemerintah daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah
ro
Sakit privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk
rp

persero terbatas atau persero.


ba

Jumlah rumah sakit di Jawa Barat tahun 2015 sebanyak 316 unit, yang
ja

mencakup rumah sakit umum dan khusus milik pusat, pemerintah daerah provinsi
s.

atau kabupaten/kota, TNI/Polri, BUMN dan swasta. Jika dibandingkan jumlah


ke

rumah sakit pada tahun 2014 (308 unit) dan tahun 2015 menjadi 316 unit terjadi
is

peningkatan atau penambahan sebanyak 8 unit rumah sakit pada tahun 2015 (316
.d

unit). Peningkatan rumah sakit umum terjadi pada rumah sakit swasta dan rumah
w

sakit pemerintah daerah. Peningkatan rumah sakit swasta antara lain adanya
w

perubahan status dari rumah sakit ibu dan anak serta rumah sakit bersalin menjadi
w

Rumah Sakit Umum, serta adanya kemudahan proses perizinan rumah sakit,
peningkatan peran swasta dan masyarakat dalam pelayanan kesehatan.
Kepemilikan rumah sakit swasta di Jawa Barat (RSU dan RS Khusus)
mencapai 250 rumah sakit (79,11 %) merupakan kepemilikan tertinggi dibanding
dengan kepemilikan lainnya. Terendah adalah kepemilikan rumah sakit
pemerintah provinsi ada 3 (tiga) rumah sakit (0,95 %). Dari kepemilikan RS ini
tampak bahwa peran swasta dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat semakin besar.

44 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Sarana Kesehatan

Tabel III. B. 1
Jumlah Rumah Sakit berdasarkan Kepemilikan
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

KEPEMILIKAN RS RSU RSK JUMLAH %

KEMENKES 1 4 5 1,58

PEM PROV 2 1 3 0,95

PEM KAB/KOTA 40 2 42 13,29

TNI/POLRI 14 0 14 4,43

BUMN 2 0 2 0,63

SWASTA 177 73 250 79,11

.id
go
JUMLAH 236 80 316 100,0

v.
ro
Jumlah rumah sakit khusus di Provinsi Jawa Barat tahun 2015 tercatat
rp
sebanyak 80 unit, terdiri dari RS khusus kesehatan ibu anak/bersalin, jiwa, paru
ba

dan khusus lainnya. Dibanding tahun 2014 (71 unit) terjadi kenaikan sebanyak 9
(sembilan) rumah sakit, antara lain Rumah Sakit Ibu Anak/Bersalin.
ja
s.

Gambar III. B. 1
ke

Jumlah Rumah Sakit Khusus berdasarkan Jenis Pelayanan


is

di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


.d
w
w
w

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 45


Sarana Kesehatan

2. Jumlah Sarana Tempat Tidur


Sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 terdapat kecenderungan
peningkatan jumlah tempat tidur di Rumah Sakit. Kondisi tahun 2015 jumlah
tempat tidur rumah sakit sebanyak 31.176. Dibandingkan dengan tahun 2014
jumlah tempat tidur rumah sakit sebanyak 30.406, sehingga ada peningkatan
sebanyak 770 tempat tidur.

Gambar III. B. 2
Jumlah Tempat Tidur di Rumah Sakit Umum dan Khusus
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 – 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d

Standar WHO untuk rasio tempat tidur untuk perawatan terhadap


w

penduduk adalah 1/1000 penduduk, artinya satu tempat tidur untuk melayani
w

1.000 penduduk. Rasio tempat tidur rumah sakit terhadap penduduk 2015 adalah
w

1/1.406 penduduk. Mengacu kepada standar WHO tersebut maka di Jawa Barat
idealnya membutuhkan 46.709 tempat tidur. Berarti sampai saat ini masih
kekurangan sekitar 13.505 tempat tidur.

46 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Sarana Kesehatan

Gambar III. B.3


Jumlah Tempat Tidur di Rumah Sakit dan Puskesmas
di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp

C. SARANA PELAYANAN KESEHATAN DASAR LAINNYA


ba

Selain pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) Provinsi


ja

Jawa Barat memiliki sarana pelayanan kesehatan lainnya seperti Balai


s.

Pengobatan/Klinik, Praktek Perorangan Dokter Umum, Dokter Perorangan Dokter


ke

Gigi dan Praktek Perorangan Bidan. Jumlah masing-masing sarana dapat dilihat
is

pada gambar berikut ini.


.d

Gambar III. C.1


w

Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar Lainnya


w

di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


w

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 47


Sarana Kesehatan

Persentase masing-masing sarana pelayanan kesehatan dasar di


bandingkan dengan total sarana pelayanan kesehatan di Provinsi Jawa Barat
dapat di lihat pada diagram gambar III C.2. Dari diagram tersebut terlihat bahwa
persentase sarana pelayanan kesehatan dasar swasta/perorangan mendominasi
dengan 74,78% dibandingkan dengan persentase Puskesmas 25,22%.

Gambar III C.2


Persentase Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is

D. UPAYA KESEHATAN BERSUMBER DAYA MASYARAKAT


.d
w

Pembangunan kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan


w

masyarakat yang setinggi-tingginya juga memerlukan peran masyarakat. Melalui


w

konsep Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), masyarakat


berperan serta aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Bentuk UKBM
antara lain Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes), dan RW/desa/kelurahan siaga aktif.
Desa/kelurahan/nagari siaga aktif adalah desa/kelurahan/nagari yang
mempunyai Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka
setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar,
penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilans berbasis masyarakat
yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku
sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

48 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Sarana Kesehatan

Jumlah desa/kelurahan/nagari siaga aktif di Jawa Barat pada tahun 2015


sebesar 5842, dengan persentase terhadap jumlah seluruh desa/kelurahan/nagari
sebesar 97,99%. Kabupaten/Kota dengan persentase tertinggi ( 1 0 0 % ) adalah
22 Kabupaten/Kota, masih terdapat 5 Kabupaten/Kota yang di bawah 100%
yaitu Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Garut, Kabupaten Cirebon, Kota
Bandung dan Kabupaten Majalengka. Rincian dapat dilihat pada gambar berikut
ini.
Gambar III. D. 1
Persentase Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w

Salah satu UKBM yang memiliki peran signifikan dalam pemberdayaan


w

masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah


w

posyandu. Posyandu dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat
terutama ibu, bayi, dan anak balita. Posyandu memiliki 5 (lima) program
prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi, serta
pencegahan dan penanggulangan diare.

Terdapat 50.604 posyandu pada tahun 2015 di Jawa Barat. Dari jumlah
tersebut, posyandu pratama sebanyak 7,27%, madya sebanyak 47,16%, purnama
sebanyak 34,38%, dan mandiri sebanyak 11,19%.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 49


Sarana Kesehatan

Gambar III D. 2
Persentase Posyandu Menurut Strata di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
Pada gambar di atas terlihat bahwa proporsi tertinggi adalah posyandu
v.
madya dan proporsi terendah adalah posyandu pratama. Dalam menjalankan
ro
fungsinya, perlu diketahui rasio kecukupan posyandu terhadap masyarakat yang
rp

ada. Pada tahun 2015, rasio posyandu terhadap jumlah desa/kelurahan adalah
ba

8,49%. Pada tingkat provinsi, rasio posyandu terhadap jumlah desa/keluarahan


ja

tertinggi (27,61) di kota Bekasi dan rasio terendah (3,77) di Kabupaten


s.

Kuningan.
ke
is

Gambar III D.3


Rasio Posyandu Terhadap Desa/Kelurahan
.d

di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat tahun 2015


w
w
w

50 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Sumber Daya Manusia Bidang Kesehatan

BAB IV
SUMBER DAYA MANUSIA BIDANG KESEHATAN

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan


menyatakan bahwa tenaga kesehatan memegang peranan penting dalam
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar
masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomi serta sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

.id
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang

go
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di

v.
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
ro
melakukan upaya kesehatan. Tenaga di bidang kesehatan terdiri atas tenaga
rp

kesehatan dan asisten tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan dikelompokan kedalam


ba

13 (tiga belas) jenis, yang terdiri dari ; tenaga medis, tenaga fisiologis klinis, tenaga
ja

keperawatan, tenaga bidan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat,


s.

tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterafian fisik, tenaga keteknisan
ke

medis, tenaga teknik biomedika, tenaga kesehatan tradisional, dan tenaga kesehatan
is

lainya.
.d
w

A. JUMLAH TENAGA KESEHATAN


w

Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah mengatur terkait tenaga kesehatan


w

dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 11 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaran Kesehatan yang tertuang dalam pasal 23 Paragraf 2 pemerintah
daerah menempatkan tenaga kesehatan strategis dan pemindahan tenaga
kesehatan tertentu antar kabupaten/kota skala provinsi. Pemerintah daerah dapat
melaksanakan pengadaan tenaga kesehatan strategis tertentu pada keadaan
tertentu.
Data jumlah tenaga kesehatan sangat diperlukan dalam menentukan
pengadaan dan penempatan tenaga. Dari data tersebut diharapkan dapat
tergambarkan pemenuhan tenaga kesehatan setiap kabupaten/Kota di Provinsi
Jawa Barat dalam peninkatan pelayananan kesehatan yang berkualitas.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 51


Sumber Daya Manusia Bidang Kesehatan

Data jumlah tenaga terdiri dari jumlah tenaga kesehatan termasuk jenis
tenaga kesehatan dan penempatan tenaga kesehatan. Berdasarkan jenis tenaga
kesehatan meliputi dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, bidan, perawat,
perawat gigi, kefarmasian, tenaga gizi, kesehatan masyarakat, kesehatan
lingkungan, keteknisan medis, fisioterapis serta tenaga non kesehatan. Tenaga
perawat merupakan gabungan dari latar belakang pendidikan keperawatan tingkat
sarjana dan diploma. Untuk tenaga kefarmasian merupakan gabungan dari
apoteker, sarjana farmasi, diploma farmasi dan asisten apoteker. Tenaga gizi
merupakan gabungan sarjana gizi dan diploma gizi. Sedangkan tenaga kesehatan
masyarakat merupakan gabungan dari lulusan sarjana dan diploma kesmas, tidak
termasuk tenaga kesehatan lingkungan, sedangkan berdasarkan penempatan
meliputi tenaga kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit, Diklat Dinas Kesehatan

.id
dan Sarana Kesehatan lainnya.

go
Jumlah data tenaga kesehatan ini dihasilkan dari hasil validasi data

v.
kesehatan 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Beberapa keterbatasan dalam
ro
validasi data tenaga kesehatan antara lain belum semua tenaga kesehatan dapat
rp

diidentifikasi, antara lain kemungkinan adanya laporan tenaga kesehatan


ba

(terutama tenaga medis) lebih dari satu kali, belum teridentifikasinya tenaga medis
ja

yang bekerja secara penuh waktu dengan yang paruh waktu, adanya perubahan
s.

pada tingkat dan latar belakang pendidilkan terakhir terutama yang mengikuti
ke

jenjang pendidikan yang berbeda dari jenis tenaga awalnya.


is

Jumlah keseluruhan tenaga bidang kesehatan di Provinsi Jawa Barat Tahun


.d

2015 sebanyak 89.241 orang. Tenaga tersebut terdiri dari 77,75 % tenaga
w

kesehatan dan 22,25 % tenaga non kesehatan. Berdasarkan proporsi kelompok


w

tenaga kesehatan, tenaga keperawatan merupakan tenaga kesehatan yang


w

terbanyak yaitu 47,38 %. Berikutnya tenaga Non Kesehatan sebesar 22,07 % dan
tenaga medis 12,82 %. Urutan terbesar berikutnya adalah kelompok tenaga
Teknis Medis sebesar 6,11 % dan kelompok tenaga kefarmasian 4,72% serta
Tenaga Kesehatan Masyarakat sebesar 2,50 %. Untuk proporsi tiga terkecil
terdapat pada kelompok tenaga Gizi 2,48 %, tenaga kesehatan lainnya 1,10 %,
dan Tenaga Keterapian Fisik 0.81 %.

52 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Sumber Daya Manusia Bidang Kesehatan

Gambar IV. A.1


Proporsi Kelompok Tenaga
Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
Jumlah tenaga berdasarkan perjenis tenaga kesehatan di Jawa Barat adalah

v.
tenaga perawat sebesar 25.786 orang, kemudian Tenaga Non Kesehatan sebesar
ro
19.860 dan Bidan sebesar 15.599, sedangkan untuk tenaga keteknisan medis terdapat
rp

sebanyak 5.498. Dokter spesialis terdapat sebanyak 5.337 dan dokter umum sebanyak
ba

4.695, jumlah tenaga dokter spesialis lebih banyak dari tenaga dokter umum karena
ja

adanya double entry pada pencatatan dokter spesialis. Untuk tenaga gizi dan dokter
s.

gigi masing-masing sebanyak 2.230 orang dan 1.499 orang. Tiga urutan terbawah
ke

jumlah tenaga kesehatan adalah Kesmas sebanyak 1.192, Kesling 1.058 dan
is

keterafian fisik sebanyak 733.


.d
w

Gambar IV. A.2


w

Jumlah Tenaga Kesehatan berdasarkan


w

Jenis Tenaga Kesehatan di Jawa Barat tahun 2015

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 53


Sumber Daya Manusia Bidang Kesehatan

1. Tenaga Kesehatan di Pusat Kesehatan Kesehatan Masyarakat


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
sumber daya manusia terdiri dari Tenaga Kesehatan dan Tenaga Non Kesehatan.
Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung
berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan
yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah
kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja. Tenaga Kesehatan
minimal yag harus tersedia di Puskesmas terdiri dari
a. dokter atau dokter layanan primer;
b. dokter gigi;

.id
c. perawat;

go
d. bidan;
e. tenaga kesehatan masyarakat;
v.
ro
f. tenaga kesehatan lingkungan;
rp

g. ahli teknologi laboratorium medik;


ba

h. tenaga gizi; dan


ja

i. tenaga kefarmasian.
s.
ke

Gambar IV. A. 3
is

Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas berdasarkan


.d

Jenis Tenaga Kesehatan di Jawa Barat Tahun 2015


w
w
w

54 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Sumber Daya Manusia Bidang Kesehatan

Mengacu kepada indikator Indonesia Sehat standar minimal Tenaga


Kesehatan untuk tenaga di Puskesmas adalah 2 dokter umum per puskesmas, 1
dokter gigi per puskesmas, 3 bidan per puskesmas, 7 perawat per puskesmas,1
tenaga gizi per puskesmas, 1 tenaga sanitarian per puskesmas dan 1 tenaga
apoteker per puskesmas.

Kebutuhan dokter umum di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2015 yang
ditempatkan di Puskesmas secara umum telah terpenuhi, dengan jumlah
Puskesmas 1.050 rasio dokter umum yang bekerja di Puskesmas sebesar 4,47
yang artinya jika penyebaran dokter umum merata maka setiap Puskesmas
mempunyai 4 dokter umum. Kabupaten yang belum terpenuhi secara rata-rata
untuk kebutuhan dokter umum disetiap Puskesmas adalah Kabupaten Ciamis

.id
dengan rasio dokter yang bekerja di Puskesmas sebesar 0.78. Rasio dokter umum
terhadap jumlah Puskesmas dengan jumlah dokter umum terbanyak rata rata 11

go
dokter umum di setiap Puskesmas adalah Kota Bogor, Kota Cimahi , dan Kota

v.
Depok. Berikut adalah rekepitulasi rasio dokter terhadap jumlah Puskesmas di
ro
Provinsi Jawa Barat tahun 2015
rp
ba

Gambar IV. A. 4
Rasio Dokter Umum Terhadap
ja

Jumlah Puskesmas di Jawa Barat Tahun 2015


s.
ke
is
.d
w
w
w

Standar minimal berdasarkan indikator Indonesia Sehat untuk perawat


adalah 7 perawat di setiap Puskesmas. Provinsi Jawa Barat mempunyai rata rata
sebesar 7,06 tenaga perawat yang bekerja di Puskesmas, berdasarkan indikator

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 55


Sumber Daya Manusia Bidang Kesehatan

Indonesia Sehat sudah memenuhi standar walaupun belum merata secara


penyebaranya untuk tiap kabupaten/kota. Tenaga perawat yang paling banyak
terdapat di Kabupaten Subang dengan rata rata 11,05 orang perawat di setiap
Puskesmasnya. Sedangkan kabupate/kota lain berkisar antara 4 sampai 9
perawat disetiap Puskesmas. Kabupaten/kota yang belum memenuhi standar
untuk tenaga perawat adalah Kota Cimahi dengan rasio perawat terhadap
puskesmas sebesar 3,77 dan Kota Bandung sebesar 2,97, berikut adalah rasio
perawat terhadap jumlah puskesmas di provinsi Jawa Barat tahun 2015.

Gambar IV. A. 5
Rasio Perawat Terhadap
Jumlah Puskesmas di Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w

Gambar IV. A. 6
w

Rasio Bidan Terhadap


w

Jumlah Puskesmas di Jawa Barat Tahun 2015

56 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Sumber Daya Manusia Bidang Kesehatan

Pemenuhan tenaga bidan terhadap jumlah puskesmas di Jawa Barat


berdasarkan standar minimal tenaga bidan per Puskesmas sebanyak 3 orang per
puskesmas telah terpenuhi, hal ini dapat terlihat pada gambar IV.A.6. Rasio
tenaga bidan terhadap puskesmas di provinsi Jawa Barat pada tahun 2015 adalah
sebanyak 14,86 dengan rasio bidan terhadap jumlah puskesmas terbesar terdapat
di Kabupaten Bekasi sebesar 26,64 bidan per puskesmas, Kabupaten Subang
sebesar 23,05 per puskesmas, dan Kabupaten Karawang sebesar 22,84 bidan per
puskesmas. Rasio Bidan terhadap jumlah puskesmas terkecil terdapat di Kota
Cirebon sebesar 3,36, Kota Bandung 4,71 dan Kabupaten Pangandaran 6,07.

2. Tenaga Kesehatan Di Rumah Sakit


Sumber daya manusia kesehatan memegang peranan penting dalam dalam

.id
pelayananan rumah sakit. Rumah sakit adalah fasilitas kesehatan yang

go
memberikan pelayanan terhadap perorangan secara paripurna hal ini berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan

v.
Perizinan Rumah Sakit, Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan
ro
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
rp

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat sehingga
ba

ketersediaan tenaga memegang peranan penting. Jumlah tenaga di Rumah Sakit


ja

di Jawa Barat pada tahun 2015 terdapat sebanyak 52.602 orang yang terdiri dari
s.

40.572 tenaga kesehatan dan 12.033 non tenaga kesehatan. Jumlah sumber daya
ke

kesehatan di rumah sakit pada tahun 2015 di Provinsi Jawa Barat pada gambar
is

berikut ini.
.d
w

Gambar IV. A. 7
w

Jumlah Tenaga Tenaga Kesehatan


w

Rumah Sakit di Jawa Barat Tahun 2015

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 57


Sumber Daya Manusia Bidang Kesehatan

Jumlah Perawat merupakan tenaga kesehatan terbesar yang berada di


Rumah Sakit di Jawa Barat Tahun 2015 sebanyak 18.717 orang dan tenaga non
kesehatan sebanyak 12.033 orang. Dengan jumlah rumah sakit sebanyak 317 unit
maka rata rata perawat yang bertugas di rumah sakit sabanyak 59 orang. Jumlah
dokter spesialis yang bertugas di rumah sakit sebanyak 5210, dengan rata rata 16
dokter spesialis per rumah sakit. Dokter umum yang bertugas di rumah sakit
sebanyak 2700 orang dengan rata rata yang bertugas 9 orang di rumah sakit
sedangkan jumlah dokter gigi yang bertugas di rumah sakit sebanyak 834 dengan
rata 3 orang per Rumah Sakitnya.

Jumlah perawat dan bidan yang bekerja dirumah sakit sebanyak 18.171
orang dan 4.599 orang dengan rata rata 59 dan 15 orang petugas per rumah

.id
sakitnya.Total tenaga penunjang (Tenaga Non Kesehatan) sebanyak 12.033 dean
rata – rata 38 tenaga penunjang untuk setiap rumah sakit.

go
v.
ro
B. RASIO TENAGA KESEHATAN
rp

Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan


ba

Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga


ja

Kesehatan Tahun 2011- 2025, telah ditetapkan sejumlah target rasio tenaga
s.

kesehatan terhadap jumlah penduduk. Pada tahun 2014 sampai dengan tahun
ke

2019 Pada tahun 2014 diharapkan ketersediaan tenaga dokter spesialis


is

mencapai 10 per 100.000 penduduk, dokter umum 40 per 100.000 penduduk,


.d

dokter gigi 12 per 100.000 penduduk, perawat 158 per 100.000 penduduk, bidan
w

100 per 100.000 penduduk, sanitarian 15 per 100.000 penduduk, tenaga gizi 10
w
w

per 100.000 penduduk.


Perhitungan rasio tenaga kesehatan digunakan untuk mengukur
ketersediaan tenaga kesehatan untuk mencapai tenaga kesehatan. Data jumlah
tenaga kesehatan yang digunakan adalah data tenaga kesehatan yang bekerja
sesuai dengan fungsi dan estimasi. Berikut adalah rekapitulasi rasio tenaga
kesehatan terhadap per 100.000 penduduk di Jawa Barat pada tahun 2015.

58 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Sumber Daya Manusia Bidang Kesehatan

Tabel IV. B. 1
Rekapitulasi Rasio Tenaga Kesehatan /100.000
Penduduk di Jawa Barat Tahun 2015

Jenis Tenaga Kesehatan Ratio/100.000 Penduduk

Dokter Spesialis 11.43


Dokter Umum 10.05
Dokter Gigi 3.47
Bidan 33.40
Perawat 57.87
Kefarmasian 9.18
Kesehatan Masyarakat 2.55

.id
Kesehatan Lingkungan 2.27

go
Gizi 2.77
Keterafian Fisik 1.56
Keteknisan Medis
v. 7.88
ro
Non Kesehatan 34.78
rp
ba

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa rasio tenaga kesehatan di


ja

Jawa Barat secara umum masih belum terpenuhi, baru dokter spesialis yang
s.

sesudah dengan target berdasarkan kepada Keputusan Menteri Koordinator


ke

Bidang Kesejahtraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana


is

Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011- 2025 dengan rasio sebesar


.d

11.43 per 100.000 penduduk sedangkankan yang ditarget adalah 10 dokter


w

spesialis per 100.000 penduduk. Untuk tenaga kesehatan di Jawa Barat selain
w

dokter spesialis masih dibawah target rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah
w

penduduk. Rasio dokter umum dari yang ditarget sebesar 40 dokter umum per
100.000 penduduk dicapai sebesar 10.05, rasio dokter gigi sebesar 3.47 dari
target 12 dokter gigi per 100.000 penduduk,rasio perawat 57.87 dari target 158
per 100.000 penduduk dan rasio bidan 33.40 dari target sebesar 100 per 100.000
penduduk.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 59


Sumber Daya Manusia Bidang Kesehatan

Gambar IV. B. 1
Rasio Dokter Spesialis Terhadap 100.000
Penduduk di Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba

Berdasarkan kepada data Kabupaten/Kota mengenai rasio tenaga


kesehatan terhadap 100.000 penduduk untuk rasio dokter spesialis 12
ja

Kabupaten/Kota telah sesuai target 10 dokter spesialis untuk per 100.000


s.
ke

penduduk dengan rasio tenaga kesehatan dokter spesialis terbesar ada di Kota
Bogor sebesar 53.06 per 100.000 penduduk, Kota Sukabumi 44.32 dan Kota
is
.d

Bandung 43.68 per 100.000 penduduk. Rasio dokter spesialis terendah ada di
w

Sukabumi dengan Rasio 0 dikarenakan tidak ada data kemudian Pangandaran


w

dengan Rasio 0 mengingat Kabupaten Pangandaran belum memiliki Rumah Sakit


w

dan untuk pasien yang membutuhkan pelayanan dokter spesialis di rujuk ke rumah
sakit yang ada di Kota Banjar. Data terkait rasio dokter spesialis per 100.000
penduduk Kabupaten Kota di Jawa Barat dapat dilihat pada gambar IV. B. 1.
Rasio dokter umum terhadap 100.000 penduduk di Jawa Barat pada
tahun 2015 masih dibawah angka rasio yang ditargetkan. Rasio dokter umum
terhadap 100.000 penduduk sebesar 40 dokter umum per 100.000 dokter umum.
Rasio dokter umum Jawa Barat pada tahun 2015 sebesar 10.5 sedangkan rasio
dokter umum terbesar terdapat di Kota Cirebon dengan rasio sebesar 36.42
kemudian Kota Sukabumi sebesar 36.15 dan Kota Bogor sebesar 26.27 dokter
umum terhadap 100.000 penduduk. Kabupaten kota yang mempunyai rasio dokter
umum terendah adalah Kabupaten Tasikmalaya 4.49 kemudian kabupaten

60 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Sumber Daya Manusia Bidang Kesehatan

Sukabumi 3.57 dan Kabupaten Ciamis sebesar 2.48 dokter umum terhadap
100.000 penduduk. Berikut adalah rasio dokter umum terhadap 100.000 penduduk
Kabupaten Kota di Jawa Barat pada tahun 2015.

Gambar IV. B. 2
Rasio Dokter Umum Terhadap 100.000
Penduduk di Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke

Data rasio tenaga kesehatan terhadap 100.000 penduduk berikutnya


is

adalah rasio tenaga kesehatan perawat. Rasio tenaga kesehatan perawat di Jawa
.d

Barat tahun 2015 sacara rata rata masih belum sesuai dengan yang diharapkan,
w

rasio perawat di Jawa Barat pada tahun 2015 adalah 57,87 perawat terhadap
w

100.000 penduduk di Jawa Barat, hanya 4 Kabupaten saja yang telah sesuai
w

dengan target rasio tenaga kesehatan yang telah ditetapkan sebesar 158 perawat
terhadap 100.000 penduduk. Kabupaten/Kota tersebut adalah Kota Cirebon
dengan rasio 378,22, Kota Sukabumi dengan rasio 340,76, Kota Bogor 209,01 dan
Kota Cimahi sebesar 209.01 per 100.000 penduduk. Rasio tenaga kesehatan
perawat terendah terdapat di Kabupaten Bogor sebesar 18.61 kemudian Kota
Bandung sebesar 10.76 dan Kabupaten Bandung sebesar 10.64 terhadap 100.000
penduduk Kabupaten Kota di Jawa Barat pada Tahun 2015. Berikut adalah
rekapitulasi rasio tenaga perawat di Kabupaten/Kota terhadap 100.000 penduduk
Kabupaten/ Kota di Jawa Barat pada Tahun 2015.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 61


Sumber Daya Manusia Bidang Kesehatan

Gambar IV. B. 3
Rasio Perawat Terhadap 100.000
Penduduk di Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba

Rasio Tenaga Kesehatan yang belum sesuai dengan yang ditargetkan


ja

selain dokter umum di Jawa Barat pada tahun 2015 adalah rasio tenaga
s.

kesehatan bidan. Secara rata rata capaian angka rasio tenaga kesehatan bidan
ke

pada tahun 2015 di Jawa Barat sebesar 33.4 per 100.000 lebih rendah dengan
is

yang ditarget sebesar 100 bidan per 100.000 penduduk. Rasio bidan tertinggi
.d

berada di Kota Sukabumi sebesar 99.96 kemudian 4 kabupaten dengan rata-rata


w
w

62 bidan per 100.000 penduduk adalah Kabupaten Kuningan, Indramayu dan


w

Kabupaten Subang sedangkan Kabupaten Kota dengan rasio bidan terendah


adalah Kota bandung 16.44, Kota Bekasi 14.11 dan Kota Bandung sebesar 13.86
per 100.000 penduduk. Berikut adalah rekapitulasi rasio tenaga bidan terhadap
100.000 penduduk Kabupaten Kota di Jawa Barat pada tahun 2015.

62 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


Sumber Daya Manusia Bidang Kesehatan

Gambar IV. B. 4
Rasio Bidan Terhadap 100.000
Penduduk di Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 63


w
w
w
.d
isk
es
.ja
ba
rp
ro
v.
go
.id
Pembiayaan Kesehatan

BAB V

PEMBIAYAAN KESEHATAN

A. JUMLAH ANGGARAN KESEHATAN

Pembiayaan kesehatan adalah bentuk dan cara penyelenggaraan berbagai


upaya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan dana kesehatan untuk
mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dana digali dari sumber
pemerintah baik dari sektor kesehatan dan sektor lain terkait, dari masyarakat,

.id
maupun swasta serta sumber lainnya yang digunakan untuk mendukung

go
pelaksanaan pembangunan kesehatan. Dana yang tersedia harus mencukupi dan
dapat dipertanggungjawabkan.
v.
ro
Program Kegiatan dan anggaran yang mendukung pencapaian indikator
rp

sasaran strategis dan tugas pokok di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan
ba

kabupaten/kota pada Tahun 2015 bersumber dana APBD (setelah anggaran


ja

perubahan), APBN Dekonsentrasi (setelah revisi anggaran), dan PHLN serta


s.

anggaran APBN (DAK dan Tugas Pembantuan) yang diperoleh Kabupaten/Kota di


ke

wilayah Jawa Barat.


is

Total anggaran untuk pembangunan kesehatan di Provinsi Jawa Barat


.d
w

tahun 2015 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2014, untuk
w

tahun 2015 sebesar Rp. 830,857,268,044,- sedangkan anggaran tahun 2014


w

sebesar Rp. 759,299,699,709,- atau naik sekitar 6,94%. Demikian juga dengan
sumber pembiayaan dari APBD 2015 mengalami peningkatan jika dibandingkan
dengan tahun 2013, pembiayaan kesehatan naik sebesar 6.06%. Sedangkan
untuk sumber APBN mengalami peningkatan pembiayaan sebesar 8.52% serta
untuk PHLN mengalami kenaikan sebesar 145.82%.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 64


Pembiayaan Kesehatan

Tabel. V.A.1
Anggaran Pembangunan Kesehatan Menurut Sumber Anggaran
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2015

Anggaran (Rp) Tahun


SUMBER
2013 2014 2015
APBD 390,378,006,608 478,311,998,342 507,284,125,300

BL 75,654,839,471 105,999,676,232 109,546,291,271

BTL 46,186,661,377 369,812,322,110 45,318,011,089

BANKEU 268,536,505,760 2,500,000,000 352,419,822,940

APBN 251,588,572,522 267,411,482,682 290,199,982,000

DEKON 35,551,448,000 74,798,849,000 49,841,792,000

.id
DAK 216,037,124,522 192,612,633,682 240,358,190,000

go
PHLN 21,947,605,635 13,576,218,685 33,373,160,744

TOTAL ANGGARAN 641,966,579,130 745,723,481,024 797,484,107,300


v.
ro
Keterangan : Tidak termasuk APBD Kab/Kota dan JKN
rp
ba

B. ANGARAN APBD PROVINSI DAN APBD KABUPATEN/KOTA


ja

Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan dipersyaratkan setiap


s.

pemerintahan daerah harus mengalokasikan dana kesehatan sebesar 10% dari


ke

total APBD nya. Berdasarkan data yang masuk ke provinsi selama periode 2008-
is

2015 diketahui bahwa selama periode tersebut yang mencapai diatas 10% adalah
.d
w

periode 2013 sebesar 10.5 dan 2015 sebesar 11.2%.


w

Gambar V. B. 1
w

Proporsi Anggaran APBD Kesehatan


di Provinsi Jawa Barat Tahun 2010-2015

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


65
Pembiayaan Kesehatan

Untuk mengetahui proporsi alokasi anggaran kesehatan Kabupaten/Kota


dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar V. B.2
Proporsi Anggaran APBD Kesehatan Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.

Proporsi anggaran kesehatan (terhadap total anggaran kesehatan


ke

Kabupaten/Kota) Kabupaten/Kota di Jawa Barat tahun 2015 berkisar 3.91 %


sampai dengan 28.27 %. Proporsi tertinggi pada kelompok Kabupaten dicapai
is
.d

oleh Kabupaten Sukabumi sebesar 28.27 % dan yang terendah adalah Kabupaten
w

Tasikmalaya sebesar 4.33 %. Proporsi tertinggi untuk Kota dicapai oleh Kota Kota
w

Bogor sebesar 21.16 % dan yang terendah oleh Kota Cirebon sebesar 3.91 %.
w

Terdapat 9 Kabupaten/Kota yang proporsi anggaran kesehatanya sudah


melebihi rata-rata provinsi 11.2 %, yaitu Kota Bekasi, Kabupaten Subang,
Kabupaten Kuningan, Kabupaten Sumedang Kabupaten Cirebon, Kabupaten
Karawang, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kabupaten Sukabumi sedangkan
18 Kabupaten/Kota lain proporsi anggaran kesehatannya masih lebih kecil dari
rata-rata provinsi. Standar biaya kesehatan per kapita menurut World Bank adalah
sebesar $12 atau Rp.159.552,- . Sedangkan menurut WHO sebesar $34 atau Rp.
452.064,-. dengan asumsi Kurs Rp. 13.296,- per 1 dolar. Anggaran kesehatan per
kapita kabupaten kota di Jawa Barat periode 2010 sampai 2015 berkisar Rp.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 66


Pembiayaan Kesehatan

83.899,- sampai dengan Rp. 186.87,- dengan kecenderungan mengalami


peningkatan. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar VI. B. 3
Anggaran Kesehatan Per Kapita Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 – 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja

Anggaran kesehatan per kapita kabupaten kota di Jawa Barat tahun 2015
s.

dapat dilihat pada gambar berikut ini.


ke

Gambar VI. B. 4
is

Anggaran Kesehatan Per Kapita Kabupaten/Kota


.d

di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


w
w
w

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


67
Pembiayaan Kesehatan

Besaran anggaran kesehatan per kapita kabupaten kota tahun 2015


berkisar Rp. 74.902,- sampai dengan Rp. 450.166,- Per kapita tertinggi pada
kelompok kabupaten terdapat di Kabupaten Sukabumi sebesar Rp. 409.676,- dan
yang terendah adalah Kabupaten Tasikmalaya yaitu sebesar Rp. 74.902,-. Per
kapita tertinggi pada kelompok kota dicapai oleh Kota Bogor sebesar Rp.
450.166,- dan yang terendah adalah Kota Cimahi yaitu sebesar Rp. 131.392,-.

Terdapat 8 kabupaten kota dengan anggaran kesehatan per kapitanya


melebihi rata-rata provinsi Rp. 186.871,-, yaitu Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi,
Kabupaten Kuningan, Kabupaten Sumedang, Kota Banjar, Kota Sukabumi,
Kabupaten Karawang, Kabupaten Cirebon, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Bogor,
dan Kabupaten Pangandaran.

.id
go
C. JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

v.
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah program Pemerintah yang
ro
bertujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi
rp

seluruh rakyat Indonesia untuk dapat hidup sehat, produktif dan sejahtera.
ba

Kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga negara berhak
ja

mendapatkan pelayanan kesehatan. UUD 1945 mengamanatkan bahwa jaminan


s.

kesehatan bagi masyarakat, khususnya yang miskin dan tidak mampu, adalah
ke

tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah. Pada UUD 1945 Perubahan, Pasal
is

34 ayat 2 menyebutkan bahwa negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial


.d

bagi seluruh rakyat Indonesia. Pemerintah menjalankan UUD 1945 tersebut


w
w

dengan mengeluarkan UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial


w

Nasional (SJSN) untuk memberikan jaminan sosial menyeluruh bagi setiap orang
dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak menuju terwujudnya
masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur. Dalam UU No. 36 tahun
2009 tentang kesehatan juga ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak
yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.

Sesuai dengan UU No. 40 Tahun 2004, SJSN diselenggarakan dengan


mekanisme Asuransi Sosial dimana setiap peserta wajib membayar iuran guna
memberikan perlindungan atas risiko sosial ekonomi yang menimpa peserta
dan/atau anggota keluarganya. Dalam SJSN, terdapat Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) yang merupakan bentuk komitmen pemerintah terhadap

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 68


Pembiayaan Kesehatan

pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia seluruhnya. Sebelum JKN,


pemerintah telah berupaya merintis beberapa bentuk jaminan sosial di bidang
kesehatan, antara lain Askes Sosial bagi pegawai negeri sipil (PNS), penerima
pensiun dan veteran, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Jamsostek bagi
pegawai BUMN dan swasta, serta Jaminan Kesehatan bagi TNI dan Polri. Untuk
masyarakat miskin dan tidak mampu, sejak tahun 2005 Kementerian Kesehatan
telah melaksanakan program jaminan kesehatan sosial, yang awalnya dikenal
dengan nama program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin
(JPKMM), atau lebih populer dengan nama program Askeskin (Asuransi
Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin). Kemudian sejak tahun 2008 sampai dengan
tahun 2013, program ini berubah nama menjadi program Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas).

.id
Seiring dengan dimulainya JKN per 1 Januari 2014, semua program

go
jaminan kesehatan yang telah dilaksanakan pemerintah tersebut (Askes PNS,

v.
JPK Jamsostek, TNI, Polri, dan Jamkesmas), diintegrasikan ke dalam satu Badan
ro
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). Sama halnya
rp

dengan program Jamkesmas, pemerintah bertanggungjawab untuk membayarkan


ba

iuran JKN bagi fakir miskin dan orang yang tidak mampu yang terdaftar sebagai
ja

peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI). Peserta Jaminan Kesehatan Nasional di


s.

Provinsi Jawa Barat pada tahun 2015 baru mencapai 62.12 %, yang meliputi
ke

Penerima bantuan Iuran (PBI) APBN 32.34 %, Penerima bantuan Iuran (PBI)
is

APBD 2.12%, Pekerja Penerima Upah (PPU) 12.67 %, Peserta Bukan Penerima
.d

Upah (PBPU)/Mandiri 7.18 %, Bukan Pekerja (BP) 1.78 % dan Jaminan


w
w

Kesehatan Daerah 6.03 %.


w

Apabila dibandingkan antara Kabupaten/Kota, ternyata ada 16


Kabupaten/Kota yang angkanya diatas Jawa Barat dan Kabupaten/Kota yang
tertinggi cakupan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional ada di Kabupaten
Karawang (91.37 %), dan yang terendah terdapat di Kabupaten Bogor (45.26 %).

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


69
Pembiayaan Kesehatan

Gambar V. C.1
Cakupan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba

D. ALOKASI ANGGARAN PROGRAM DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA


BARAT
ja
s.

Alokasi anggaran kesehatan untuk penyelenggaraan kegiatan di Dinas


ke

Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2015 terdiri dari program pokok dan
is

program penunjang, untuk program pokok alokasi anggaran yang tersedia Rp.
.d

89.418.790.650,- dari total anggaran pokok tersebut terdapat 6 (enam) program


w

didalamnya. Pada program pokok tersebut untuk alokasi anggaran yang terbesar
w

untuk Program Sumber Daya Kesehatan sebesar Rp. 77.597.098.725,-


w

sedangkan untuk yang terkecil pada Program Pengembangan Lingkungan Sehat


sebesar Rp. 722.708.750,-.

Sedangkan untuk alokasi anggaran Program Penunjang (terdiri dari 5


program) mencapai Rp. 20.127.500.621,- alokasi anggaran terbesar untuk
Program Penunjang yaitu pada Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Aparatur sebesar Rp. 7.157.440.500,- sedangkan untuk anggaran yang terkecil
pada program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
Dan Keuangan sebesar Rp. 284.522.750,-.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 70


Pembiayaan Kesehatan

Tabel V.D.1
Alokasi Anggaran Per Program
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

PROGRAM ANGGARAN
Program Pokok Rp 89.418.790.650
1. Program Promosi Kesehatan Rp 1.754.250.000
2. Program Pengembangan Lingkungan Sehat Rp 722.708.750
3. Program Pelayanan Kesehatan Rp 3.587.941.125
4. Program Program pengendalian penyakit menular dan tidak menular Rp 2.406.704.300
5. Program Sumber Daya Kesehatan anggaran Rp 77.597.098.725
6. Program Manajemen Kesehatan Rp 3.350.087.750

Program Penunjang Rp 20.127.500.621


1. Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur Rp 1.611.325.000
2. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Rp 6.218.253.621
3. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Rp 4.855.958.750

.id
4. Program Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Aparatur Rp 7.157.440.500
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

go
Rp 284.522.750
Kinerja Dan Keuangan
TOTAL Rp 109.546.291.271
v.
ro
Proporsi anggaran untuk semua program yang ada di Dinas Kesehatan
rp

Provinsi Jawa Barat terlihat pada gambar dibawah ini.


ba

Gambar V. D.1
ja

Proporsi Alokasi Anggaran Per Program


s.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2015


ke
is
.d
w
w
w

Dapat kita lihat bahwa proporsi anggaran terbesar yaitu pada Program
Sumber Daya Kesehatan (Program Pokok) sebesar 70.83 % sedangkan untuk

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


71
Pembiayaan Kesehatan

program dengan anggaran terkecil yaitu pada Program Peningkatan


Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

E. CAPAIAN KINERJA ANGGARAN


Akuntabilitas keuangan dapat menggambarkan pelaksanaan kegiatan di
lingkungan Instansi Pemerintah termasuk di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat, juga sekaligus dapat menuangkan analisis efisiensi dan efektifitas
kinerja yaitu anggaran dan realisasi belanja sebagai wujud upaya pencapaian Misi
Dinas Kesehatan yang telah ditentukan.
Realisasi Program Kegiatan dan anggaran yang mendukung pencapaian
indikator sasaran strategis dan tugas pokok di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat dan kabupaten/kota pada Tahun 2014 bersumber dana APBD, APBN , dan

.id
PHLN, dengan rincian dibawah ini.

go
Tabel V. E.1
Realisasi Anggaran Per Program

v.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
ro
PROGRAM ANGGARAN REALISASI
rp

Program Pokok Rp 89.418.790.650 Rp 72.234.486.314


ba

1. Program Promosi Kesehatan Rp 1.754.250.000 Rp 1.579.115.138


2. Program Pengembangan Lingkungan Rp 722.708.750 Rp 623.468.950
ja

Sehat
s.

3. Program Pelayanan Kesehatan Rp 3.587.941.125 Rp 2.570.113.086


4. Program Program pengendalian penyakit Rp 2.406.704.300 Rp 1.986.315.935
ke

menular dan tidak menular


5. Program Sumber Daya Kesehatan Rp 77.597.098.725 Rp 62.938.123.707
is

anggaran
.d

6. Program Manajemen Kesehatan Rp 3.350.087.750 Rp 2.537.349.498


w

Program Penunjang Rp 20.127.500.621 Rp 17.399.099.424


w

1. Program Peningkatan Kesejahteraan Rp 1.611.325.000 Rp 1.432.159.475


w

Sumber Daya Aparatur


2. Program Pelayanan Administrasi Rp 6.218.253.621 Rp 4.971.960.018
Perkantoran
3. Program Peningkatan Sarana Dan Rp 4.855.958.750 Rp 4.554.743.173
Prasarana Aparatur
4. Program Pemeliharaan Sarana Dan Rp 7.157.440.500 Rp 6.227.860.011
Prasarana Aparatur
5. Program Peningkatan Pengembangan Rp 284.522.750 Rp 212.376.747
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan
Keuangan
TOTAL Rp 109.546.291.271 Rp 89.633.585.738

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa penyerapan anggaran disetiap Program
di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat cukup tinggi, untuk Program Pokok dari total
anggaran yang tersedia pada Tahun 2015 sebesar Rp. 89.418.790.650,- terealisasi

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 72


Pembiayaan Kesehatan

sebesar Rp. 72.234.486.314,- atau sekitar 80.78 %, sedangkan untuk Program


Penunjang dari jumlah anggaran Rp. 20.127.500.621,- terealisasi sebesar Rp.
17.399.099.424,- atau sekitar 86.44 %.

Sedangkan untuk realisasi keuangan dan fisik pada anggaran kegiatan per program di
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 dapat dilihat paga gambar dibawah
ini.

Gambar V.E.1
Realisasi Keuangan dan Fisik Per Program
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is

Dapat kita lihat bahwa penyerapan anggaran keuangan di Dinas Kesehatan


.d

Provinsi Jawa Barat diatas 70% untuk semua program, untuk program dengan
w
w

penyerapan keuangan terbesar yaitu pada Program Peningkatan Sarana dan


w

Prasarana Aparatur sebesar 93.80 %, sedangkan untuk program dengan penyerapan


anggaran terkecil adalah Program Pelayanan Kesehatan sebesar 71.63%, untuk Dinas
Kesehatan sendiri rata-rata penyerapan keuangan yaitu sebesar 81.82 %.

Realisasi Fisik pada kegiatan yang ada di setiap program di Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat semuanya diatas Realisasi Keuangan, hal ini menunjukan bahwa
penggunaan anggaran di setiap kegiatan dilaksanakan dengan baik. Realisasi Fisik
yang paling tinggi terlihat pada Program Promosi Kesehatan sebesar 99.50 %
sedangkan untuk Reasilisasi Fisik terendah yaitu pada Program pengendalian penyakit
menular dan tidak menular sebesar 82.71 %, untuk Dinas Kesehatan sendiri rata-rata
realisasi fisik yaitu sebesar 92.88 %.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


73
w
w
w
.d
isk
es
.ja
ba
rp
ro
v.
go
.id
Derajat Kesehatan

BAB VI
DERAJAT KESEHATAN

A. ANGKA HARAPAN HIDUP


Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan salah satu indikator derajat
kesehatan yang digunakan sebagai salah satu dasar penghitugan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Angka Harapan Hidup memberikan gambaran
probabilitas umur maksimal yang dapat dicapai seorang bayi baru lahir.

Indikator ini dipandang dapat menggambarkan taraf hidup suatu bangsa,


sehingga dijadikan salah satu indikator untuk mengevaluasi kinerja pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya dan meningkatkan

.id
derajat kesehatan pada khususnya. Peningkatan Angka Harapan Hidup

go
menunjukkan adanya peningkatan kehidupan dan kesejahteraan penduduk serta

v.
meningkatnya derajat kesehatan suatu bangsa. ro
Untuk dapat meningkatkan Umur Harapan Hidup bukan saja diperlukan
rp

program pembangunan kesehatan namun diperlukan juga progam sosial lainnya


ba

seperti program pemberantasan kemiskinan, perbalikan kualitas lingkungan


ja

hidup, kecukupan pangan dan gizi. Indikator Angka Harapan Hidup tidak bisa
s.

didapatkan dari sistem pencatatan pelaporan rutin, tetapi melalui estimasi


ke

berdasarkan data primer hasil survey atau sensus yang diterbitkan oleh Badan
is

Pusat Statistik (BPS).


.d

Gambar VI. A.1


w

Angka Harapan Hidup (AHH) Penduduk


w

di Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 - 2015


w

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 74


Derajat Kesehatan

Berdasarkan angka yang dipublikasikan BPS Jawa Barat, Umur Harapan


Hidup (UHH) waktu lahir di Jawa Barat selama periode 2010 sampai dengan
2014 cenderung meningkat, yaitu dari 71,32 tahun pada 2006 menjadi 72.28
pada tahun 2014. Berdasarkan publikasi BPS 2015 capaian AHH kabupaten
kota di Provinsi Jawa Barat, untuk AHH tahun 2014 berkisar 67,99 tahun sampai
dengan 74.18 tahun. AHH tertinggi berada di Kota Bekasi mencapai 74.18 tahun
dan terendah berada di Kabupaten Tasikmalaya dengan 67.99 tahun. Untuk
kelompok kota, secara rinci dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar IV. A. 2
Angka Harapan Hidup (AHH) Menurut Kabupaten Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w

Sebanyak 7 kabupaten kota di Provinsi Jawa Barat mempunyai AHH diatas


w

rata rata Jawa Barat, yaitu Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Bandung, Kota
Cimahi, Kab. Bekasi, Kab. Bandung, dan Kota Bogor.

B. MORTALITAS/KEMATIAN
Angka kematian merupakan indikator outcome pembangunan kesehatan.
Angka kematian dapat menggambarkan seberapa tinggi derajat kesehatan
masyarakat di suatu wilayah. Pada dasarnya penyebab kematian ada yang
langsung dan tidak langsung, walaupun dalam kenyataannya terdapat interaksi
dari berbagai faktor yang mempengaruhi terhadap tingkat kematian di
masyarakat.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


75
Derajat Kesehatan

Berbagai faktor yang berkaitan dengan penyebab kematian, baik langsung


maupun tidak langsung, antara lain dipengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi,
kualitas lingkungan hidup, upaya pelayanan kesehatan dan lain-lain. Di Provinsi
Jawa Barat beberapa faktor penyebab kematian perlu mendapat perhatian
khusus, diantaranya yang berhubungan dengan kematian ibu dan bayi yaitu
besarnya tingkat kelahiran, umur masa paritas, jumlah anak yang dilahirkan serta
penolong persalinan.

Indikator kematian yang paling sering digunakan adalah Angka Kematian


Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita (Akaba). Indikator
kematian tersebut tidak dapat dihasilkan dari sistem pencatatan pelaporan rutin,
namun berasal dari perhitungan yang dilakukan oleh BPS.

.id
1. Angka Kematian Bayi (AKB)

go
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) merupakan
indikator yang sangat sensitif terhadap upaya pelayanan kesehatan terutama
v.
ro
yang berhubungan dengan bayi baru lahir perinatal dan neonatal.
rp

Gambar VI. B. 1
ba

Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Barat


Tahun 2003 s/d 2012
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

Sumber : SDKI dan BPS Jawa Barat

AKB menggambarkan besarnya risiko kematian bayi (<1 tahun) dalam


1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan international AKB merupakan
indikator yang menggunakan konsep rate, meskipun dalam kenyataannya hanya
ratio. Berdasarkan publikasi BPS, AKB Provinsi Jawa Barat sejak tahun 2003
sampai dengan 2009 cenderung mengalami penurunan. Selama periode 2003
s/d 2009 AKB berhasil diturunkan sebesar 6.5 poin (range 42.5 – 36/1.000

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 76


Derajat Kesehatan

kelahiran hidup). Berarti di Provinsi Jawa Barat rata-rata AKB turun sebesar 1
poin setiap tahunnya.

Untuk AKB 2013, BPS melakukan publikasi berdasarkan SDKI 2012, di


mana Provinsi Jawa Barat mempunyai AKB sebesar 30/1.000 kelahiran hidup.
Dibandingkan AKB 2009, maka terjadi penurunan sebesar 6 poin, yaitu dari
36/1.000 kelahiran hidup menjadi 30/1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan
pencatatan dan pelaporan, di Provinsi Jawa Barat tahun 2015 terdapat 4019
bayi meninggal meningkat 82 orang dibanding tahun 2014 yang tercatat 3.937
kematian bayi. Range pelaporan kematian bayi periode 2009 s/d 2015 antara
3.982 - 5719 kematian bayi, dengan rata rata 4.679/tahun.

Gambar VI. B. 2

.id
Jumlah Kematian Bayi
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 sd 2015

go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

Proporsi Kematian Bayi pada tahun 2015 sebesar 4,09/1000 kelahiran


hidup, menurun 0,10 poin dibanding tahun 2014 sebesar 4,19/1000 kelahiran
hidup. Dari kematian bayi sebesar 4,29/1.000 kelahiran hidup, terdapat angka
kematian 3,37/1.000 kelahiran hidup berasal dari bayi berumur 0-28 hari
(Neonatal) atau 82,42% kematian bayi berasal dari bayi usia 0-28 hari, dengan
demikian disarankan dalam penangan AKB lebih difokuskan pada Bayi Baru
Lahir. Angka Kematian Bayi sebesar 4,09/1000 kelahiran hidup, sudah
melampaui target MDGs yang pada tahun 2015 harus sudah mencapai 17/1.000
kelahiran hidup.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


77
Derajat Kesehatan

Gambar VI. B. 3
Angka Kematian Bayi* Per 1.000 Kelahiran Hidup
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
Lima kabupaten/kota dengan proporsi kematian bayi tertingggi terdapat di
ro
Kota Banjar, Kab. Pangandaran, Kota Tasikmalaya, Kab. Tasikmalaya dan Kota
rp

Cimahi.
ba
ja
s.

2. Angka Kematian Balita (AKABA)


ke

Anak Balita adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan masa yang
is

paling hebat dalam tumbuh kembang, yaitu pada usia 12 sampai 59 bulan. Masa
.d

ini merupakan masa yang penting terhadap perkembangan kepandaian dan


w

pertumbuhan intelektual. Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada
w
w

masa ini ditandai dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat. Interpretasi Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian balita umur 0-
59 bulan diantara 1.000 kelahiran hidup. Sama halnya dengan Angka Kematian
Bayi, Angka Kematian Balita dihitung oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Berikut ini gambaran proporsi kematian balita per 1.000 kelahiran hidup di
kabupaten/kota Jawa Barat Tahun 2015.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 78


Derajat Kesehatan

Gambar IV. B. 4
Proporsi Kematian Balita Menurut Kabupaten Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
Proporsi Kematian Balita di Jawa Barat sebesar 4,39/1.000 kelahiran hidup,
ro
kematian terkecil di Kabupaten Bekasi sebesar 1,3/1.000 KH dan kematian
rp
terbesar di Kota Banjar sebesar 16,3/1.000 KH.
ba

3. Angka Kematian Ibu (AKI)


ja

Indikator Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR)
s.
ke

menggambarkan besarnya risiko kematian ibu pada fase kehamilan, persalinan


dan masa nifas di antara 100.000 kelahiran hidup dalam satu wilayah pada
is
.d

kurun waktu tertentu. Sama halnya dengan Angka Kematian Bayi dan Balita, AKI
w

tidak dapat dihasilkan dari pelaporan rutin tetapi merupakan hasil perhitungan
w

BPS. Berikutnya perkembangan AKI berdasarkan beberapa hasil studi dan


w

survey yang dilakukan oleh Institusi Pendidikan dan BPS.

Gambar IV B. 5
Pencapaian dan Proyeksi Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun 1994 – 2015
(Dalam 100.000 Kelahiran Hidup)

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


79
Derajat Kesehatan

Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia secara Nasional dari tahun 1994
sampai dengan tahun 2007. Berdasarkan SDKI survei terakhir tahun 2007 AKI
Indonesia sebesar 228 per 100.000 KH. Sementara target Millennium
Development Goal (MDG)s menargetkan AKI tahun 2015 sebesar 102 per
100.000 Kelahiran.

Angka kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2014 sebesar 73 per 100.000 KH,
jika dibandingkan dengan proporsi AKI tahun 2015 yang ditargetkan maka AKI di
Provinsi Jawa Barat sudah berada di bawah target nasional tahun 2015.

Tabel VI. B. 1
Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup
di Provinsi Jawa Barat

.id
Penelitian / Survei Tahun AKI

go
Penelitian & pencatatan di 12 RS 1977 – 1980 370
Penelitian UNPAD si Ujungberung 1978 – 1980 170
SKRT
v. 1980 150
ro
UNPAD di Kab Sukabumi 1982 450
rp
SKRT 1986 450
SKRT 1992 425
ba

SDKI 1994 390


ja

SKRT 1995 373


s.

BPS Provinsi Jawa Barat 2003 321,15


ke

SDKI 2007 228


SDKI 2012 2012 359
is
.d

Jawa Barat secara parsial sejak tahun 1977 sudah dilaksanakan beberapa
w

pencatatan di 12 RS di Jawa Barat (1977-1980), Studi Unpad di Ujung Berung


w
w

(studi dan survei untuk mendapatkan gambaran Angka Kematian Ibu (AKI)
(penelitian 1978-1980) dan Kabupaten Sukabumi (1982) serta AKI Nasional hasil
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) yang di publikasikan BPS. Dari hasil studi dan survey tersebut
gambaran AKI di Jawa Barat sejak tahun 1977 sampai dengan 2012 berkisar
antara 150 sampai dengan 450/100.000 kelahiran hidup. AKI tertinggi didapatkan
berdasarkan SKRT 1986 dan Studi Unpad di Kab. Sukabumi yang mencapai
450/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKI terendah didapatkan dari SKRT
1980 yaitu sebesar 150/100.000 kelahiran hidup.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 80


Derajat Kesehatan

Berdasarkan hasil SDKI tahun 2007 dan 2012, AKI Nasional menunjukan
adanya kenaikan yang sangat besar, yaitu dari 228/100.000 KH menjadi
359/100.000 KH.

Tabel IV. B. 2
Banyaknya Kelahiran dan Angka Kematian Ibu
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003

.id
go
v.
ro
rp

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, Survey AKI 2003


ba
ja

Pada umumnya kematian ibu terjadi pada saat melahirkan (60,87%), waktu
s.

nifas (30,43%) dan waktu hamil (8,70%). Hal ini sejalan dengan data mengenai
ke

jumlah kematian ibu dari laporan sarana pelayanan kesehatan. Ditinjau dari sudut
is

pendidikannya, maka diduga terdapat korelasi yang kuat antara pendidikan


.d

perempuan dengan besarnya Angka Kematian Ibu, seperti di daerah Pantura


w

dimana AKI-nya tinggi dimana ternyata perempuan berumur 10 tahun ke atas


w

yang tidak bersekolah mencapai 15,53%.


w

Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2015 jumlah kematian


ibu maternal yang terlaporkan sebanyak 825 orang (83,47/100.000 KH), dengan
proporsi kematian pada Ibu Hamil 219 orang (22,15/100.000), pada Ibu Bersalin
2412 orang (24,46/100.000 KH), dan pada Ibu Nifas, 364 orang (36,84/100.000
KH).

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


81
Derajat Kesehatan

Gambar IV. B. 6
Proporsi Kematian Ibu Maternal *Per 100.000 di Kabupaten/Kota
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015
ro
Berdasarkan Kabupaten/Kota proporsi kematian maternal pada ibu antara
rp

24,1/100.000 KH – 167,1/100.000 KH, tertinggi terdapat di Kabupaten


ba

Tasikmalaya dan terendah di Kota Bekasi. Terdapat 10 Kabupaten/Kota dengan


ja

proporsi kematian ibu dibawah rata-rata Jawa Barat yaitu, Kab. Ciamis, Kota
s.

Cirebon, Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. Bogor, Kab. Pangandaran, Kab.
ke

Sumedang, Kab. Bekasi, Kota Depok dan Kota Bekasi.


is
.d

Gambar VI. B. 7
Kematian Ibu Berdasarkan Kelompok Umur dan Persalinan
w

Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


w
w

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 82


Derajat Kesehatan

Kematian ibu sebanyak 825 orang terjadi pada ibu hamil 219 orang
(26,55%), ibu bersalin 242 orang (29,33%) dan ibu nipas sebanyak 364 orang
(44,12%) pada kelompok umur <20 tahun sebanyak 79 orang (9,85%), kelompok
umur 20 - 34 tahun sebanyak 499 orang (60,48%) dan >35 tahun sebanyak 247
orang (29,94%).

4. Kematian Kasar
Angka Kematian Kasar (AKK) dapat digunakan sebagai petunjuk umum
status kesehatan masyarakat, yang secara tidak langsung menggambarkan
kondisi lingkungan ekonomi, fisik dan biologis. AKK menjadi dasar penghitungan
laju pertambahan penduduk, walaupun penilaian yang diberikan secara kasar

.id
dan tidak langsung.

go
Menurut BPS Provinsi Jawa Barat, perkiraan tingkat kematian tahun 2000-
2005 untuk perempuan berkisar sebesar 20,59 dan laki-laki 20,19.
v.
ro
Kecenderungan penurunan AKK di Provinsi Jawa Barat dari tahun 1971 hingga
rp
1995 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
ba

Gambar VI. B. 8
Angka Kematian Kasar Nasional dan Provinsi Jawa Barat
ja

Tahun 1971 – 1995


s.

20
ke

15
is
.d

10
w

5
w

0
w

1980-1995 1985-1990 1990-1995


1971-1980 (BPS)
(SUPAS) (SUPAS) (ESTIMASI)
NASIONAL 16,7 9,1 7,9 7,5
JAWA BARAT 13,57 11,32 9,2 8,4

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


83
w
w
w
.d
isk
es
.ja
ba
rp
ro
v.
go
.id
Upaya Pelayanan Kesehatan

BAB VII
UPAYA PELAYANAN KESEHATAN

A. KESEHATAN KELUARGA
1. Kesehatan Ibu
a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga


kesehatan profesional kepada ibu hamil selama masa kehamilan sesuai
pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada promotif dan
preventif. Tujuan pelayanan antenatal adalah mengantar ibu hamil agar dapat

.id
bersalin dengan sehat dan memperoleh bayi yang sehat, mendeteksi dan
mengantisipasi dini kelainan kehamilan dan kelainan janin. Hasil pelayanan

go
antenatal dapat dilihat pada cakupan kunjungan ibu pertama kali ibu hamil (K1)
dan kunjungan ibu hamil empat kali (K4). v.
ro
Indikator K1 untuk melihat sejauh mana akses pelayanan ibu hamil
rp

memberikan gambaran besaran ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama ke


ba

fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Dan


ja

Indikator K4 merupakan akses/kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan


s.

dengan syarat minimal satu kali kontak pada triwulan I (umur kehamilan 0-3
ke

bulan), minimal satu kali kontak pada triwulan II (umur kehamilan 4-6 bulan dan
is

minimal dua kali kontak pada triwulan III (umur kehamilan 7-9 bulan) dan sebagai
.d

indikator untuk melihat jangkauan pelayanan antenatal dan kemampuan program


w
w

dalam menggerakkan masyarakat.


w

Kunjungan Ibu Hamil Pertama pada umur kehamilan 0-3 bulan (K1) di
Provinsi Jawa Barat tahun 2014, sebanyak 1.031.168 Bumil dari sasaran 979.472
Bumil (105,3%), dan Kunjungan K4 sebanyak 972.879 Bumil (99,3%), terdapat
58.289 Bumil yang mangkir (Drop out) pada pemeriksaan ke 4 (5,65%).
Cakupan K1 dan K4 berdasarkan Kab/Kota, dan angka mankir K4 dapat
digambarkan seperti dibawah ini :

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 84


Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII. A. 1
Persentasi Mangkir Pelayanan Bumil K4 Berdasarkan Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp

Mangkir kunjungan K4 di Jawa Barat sebesar 5,65%, tertinggi Kota Banjar


ba

13,99% dan terendah Kota Bandung 0,44%, mangkir kunjungan K4 yang masih
ja

bisa ditoleransi antara 5 – 20 %, jika dilihat pola kegagalan pemeriksaan bumil di


s.

Jawa Barat periode tahun 2008 – 2015 antara 5,65 – 9,43 dan tahun 2015 ini
ke

merupakan angka mangkir paling rendah.


is
.d

Gambar VII. A. 2
Cakupan Pelayanan K1 dan K4
w

di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 - 2015


w
w

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


85
Upaya Pelayanan Kesehatan

Cakupan Pelayanan K1 dan K4 dari tahun 2008 sampai 2015 di Provinsi


Jawa Barat cenderung meningkat. Dari gambar tersebut dapat dilihat adanya
kesenjangan yang terjadi antara cakupan K1 dan K4 berfluktuatif hingga pada
tahun 2015 masih terdapat 5,65 % yang mangkir pada pemeriksaan Bumil K4.
Untuk memantau kesehatan Ibu hamil maka KMS ibu hamil atau Buku KIA
digunakan untuk mencatat pelayanan yang sudah diterima oleh ibu selama hamil,
melahirkan, nifas serta untuk bayinya dilanjutkan dengan pertumbuhan sampai
umur bayinya lima tahun (Balita). Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan
bahwa 74,3% mempunyai Buku KIA, namun yang bisa menunjukkan hanya
34,6%. Variasi kepemilikan buku KIA dan bisa menunjukkan menurut
kabupaten/kota bervariasi yaitu di Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang,
dan Kota Banjar berkisar >60 persen. Cakupan terendah di Kabupaten Bekasi

.id
berkisar dibawah 20%.

go
Selanjutnya pada buku KIA dilakukan observasi Lembar Amanat Persalinan

v.
untuk melihat isian 5 komponen P4K. Hasil observasi buku KIA menunjukkan
ro
untuk isian penolong persalinan sebesar 30,5 %, dana persalinan sebesar 11,3
rp

%, kendaraan/ambulans desa sebesar 9,8 %, metode KB pasca salin sebesar 16


ba

% dan 7,8 % untuk isian sumbangan darah. Kelengkapan isian semua komponen
ja

sebesar 6,8 % dan 68,5 % tidak ada isian.


s.

Berdasarkan Riskesdas Tahun 2013, Tenaga kesehatan yang memberi


ke

pelayanan pemeriksaan kesehatan yang dipilih ibu hamil memberikan pelayanan


is

kesehatan ibu hamil sebesar 90,5%. Fasilitas kesehatan disediakan untuk


.d

meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil dari RS hingga posyandu


w

yang merupakan salah satu upaya untuk mendekatkan tenaga kesehatan yang
w

memberi pelayanan kepada masyarakat. Gambar VII.A.4 memperlihatkan bahwa


w

sebagian besar ibu hamil adalah praktek bidan (60,3%), Puskesmas/pustu


sebesar 8,9 persen dan pemanfaatan posyandu sebesar 2,8 persen.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 86


Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII. A. 4
Gambar VII. A. 3 Proporsi Fasilitas Kesehatan untuk
Proporsi Tenaga Kesehatan yang Pelayanan ANC, Jawa Barat
Memberi Pelayanan ANC, Tahun 2013
Jawa Barat Tahun 2013

.id
go
Sumber : Riskesdas 2013
v.
ro
Selain mengupayakan peningkatan cakupan pelayanan K4, harus
rp

diupayakan pula peningkatan kualitas K4 yang sesuai standar. Salah satu


ba

pelayanan yang diberikan saat pelayanan antenatal yang menjadi standar


ja

kualitas adalah pemberian zat besi (Fe) 90 tablet dan imunisasi TT (Tetanus
s.

Toksoid). Dengan demikian seharusnya ibu hamil yang tercatat sebagai cakupan
ke

K4 juga tercatat dalam laporan pemberian Fe3 dan TT2. Pemeriksaan Bumil ke-4
is

(K4) pada tahun 2015 sebesar 99,3% atau sebanyak 972.879 Bumil namun
.d

pemberian 90 tablet besi hanya sebesar 95,27%, atau 933.123 orang dan
w
w

terdapat kesenjangan sebesar 4,23 % atau 39.756 bumil tidak mendapat tablet
w

FE.
Kunjungan ibu hamil yang terdektesi sebagai ibu hamil dengan resiko tinggi
ke pelayanan kesehatan di Jawa Barat, tahun 2015 sebanyak 186.248 orang
atau 95,1% dari perkiraan bumil dengan komplikasi sebanyak 195.894 bumil,
kondisi ini telah mencapai target Provinsi Jawa Barat sebesar 80%. Dengan
terdektesinya ibu hamil, diharapkan persalinan dapat ditangani lebih dini atau
kalaupun terjadi komplikasi persalinan maka tidak mengakibatkan kematian.
Cakupan imunisasi TT2 mencapai 54,2% padahal Pemeriksaan Bumil (K4) telah
mencapai 95,27% ini menunjukkan cakupan Imunasis pada Ibu hamil sangat
rendah.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


87
Upaya Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan Kab/Kota cakupan Ibu Hamil Resiko Tinggi yang Ditangani


terindkasi 22 Kabupaten/Kota yang sudah mencapai target (80%), masih 5
Kabupaten/Kota yang dibawah 80% yaitu Kota . Bekasi, Kota Bogor, Kab Bogor,
Kab. Bandung, dan Kab. Bandung Barat.

Gambar VII. A.5


Cakupan Ibu Hamil Resiko Tinggi yang Ditangani
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja

Sumber : Tabel Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


s.
ke

Gambar VII. A. 6
Cakupan Ibu Hamil Resiko Tinggi Yang Dimunisasi TT
is

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


.d
w
w
w

Sumber : Tabel Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 88


Upaya Pelayanan Kesehatan

b. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin

Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar
terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan
tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan.
Cakupan persalinan adalah persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan,
angka cakupan ini menggambarkan tingkat penghargaan masyarakat terhadap
tenaga penolong persalinan dan manajemen persalinan KIA dalam memberikan
pertolongan persalinan secara profesional.
Dalam kurun tahun 2008–2015 cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan cenderung meningkat dari 74,34% pada tahun 2008 menjadi
98,10% pada tahun 2015, hal ini telah mencapai target (90%). Cakupan

.id
persalinan oleh tenaga kesehatan di Jawa Barat tahun 2015 mengalami kenaikan
sebesar 0,4 poin apabila dibandingkan dengan cakupan tahun 2014 sebesar

go
97,70%.
Gambar VII. A. 7
v.
ro
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 – 2015
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

Sumber : Tabel Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

Apabila dibandingkan antara Kabupaten/Kota tahun 2015, terdapat 21


Kabupaten/Kota yang mempunyai cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
≥90% dan 6 Kabupaten/Kota belum mencapai target, yaitu Kab.Bandung Barat,
Kab. Bandung, Kab. Cianjur, Kab Bogor, Kab. Pangandaran dan Kota Cimahi.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


89
Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII. A. 8
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

v.
ro
Berdasarkan Riskesdas 2013 Persentase tempat ibu melahirkan menurut
rp
karakteristik tempat tinggal dan status ekonomi, di pedesaan umumnya
ba

persalinan dilakukan di rumah/lainnya, sedangkan di perkotaan melahirkan di


fasilitas kesehatan lebih banyak. Makin tinggi status ekonomi lebih memilih
ja
s.

tempat persalinan di fasilitas kesehatan, sebaliknya untuk makin rendah status


ke

ekonomi, persentase persalinan di rumah makin besar.


is

Tabel VII. A. 1
Persentase Kelahiran Menurut Penolong Persalinan
.d

Menurut Kabupaten/Kota, di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013


w

Dr.Kebid & Dokter Keluarga T idak ada


No Kabupaten/Kota Bidan Perawat Dukun
Kandungan Umum / lainnya penolong
w

1 Bogor 7.8 0,0 55.0 0,0 36.2 0,0 0.9


w

2 Sukabumi 4.7 0.6 70.8 0.6 22.1 0,0 1.2


3 Cianjur 4.3 0,0 49.5 0,0 44.4 0,0 1.9
4 Bandung 17.1 0.6 64.7 0.3 17.0 0,0 0.2
5 Garut 3.3 0,0 55.4 0.7 39.7 0.5 0.5
6 Tasikmalaya 2.2 0,0 60.9 0,0 35.6 1.3 0,0
7 Ciamis 11.2 0.4 82.8 1.3 4.3 0,0 0,0
8 Kuningan 22.2 0,0 77.8 0,0 0,0 0,0 0,0
9 Cirebon 7.8 0,0 89.0 0,0 2.4 0,0 0.7
10 Majalengka 17.5 1.0 64.1 0,0 16.4 0,0 1.0
11 Sumedang 15.6 0,0 78.9 0,0 5.5 0,0 0,0
12 Indramayu 13.6 0,0 81.6 0,0 4.8 0,0 0,0
13 Subang 21.3 0,0 70.7 0,0 7.9 0,0 0,0
14 Purwakarta 13.8 0.8 58.3 0,0 26.7 0,0 0.4
15 Karawang 11.2 0,0 86.9 0,0 2.0 0,0 0,0
16 Bekasi 22.6 0,0 71.9 0.4 5.0 0,0 0,0
17 Bandung Barat 13.7 0,0 56.6 0,0 28.3 0,0 1.4
18 Kota Bogor 13.1 0.9 69.2 1.1 14.2 1.1 0.4
19 Kota Sukabumi 19.8 0.7 70.3 0,0 9.1 0,0 0,0
20 Kota Bandung 24.8 0.8 69.0 0,0 4.6 0,0 0.7
21 Kota Cirebon 34.9 0,0 64.8 0,0 0.3 0,0 0,0
22 Kota Bekasi 22.0 0.7 72.8 0,0 3.5 0,0 1.0
23 Kota Depok 32.4 1.8 60.2 0,0 5.6 0,0 0,0
24 Kota Cimahi 23.5 0,0 69.0 0,0 5.6 0,0 1.9
25 Kota Tasikmalaya 9.1 0,0 79.3 0,0 11.6 0,0 0,0
26 Kota Banjar 11.5 1.5 84.3 0,0 2.7 0,0 0,0
Jawa Barat 14.3 0.4 67.0 0.2 17.5 0.1 0.6

Sumber : Riskesdas Tahun 2013

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 90


Upaya Pelayanan Kesehatan

Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa persalinan oleh penolong linakes


(persalinan dengan tenaga kesehatan) kualifikasi tertinggi sebesar 81,6%,
dengan rincian 14,3% oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan, 0,4 %
oleh dokter umum, 67% oleh bidan, dan 0,2% oleh perawat , sedangkan
penolong persalinan oleh dukun sebesar 17,5 % dan 0,1 % penolong lainnya.
Terlihat bahwa secara umum bidan merupakan tenaga utama sebagai penolong
persalinan di Jawa Barat. Kabupaten Cirebon dan Kota Depok merupakan
kabupaten/kota dengan penolong persalinan kualifikasi tertinggi oleh dokter
spesialis mencapai 34,9 % dan 32,4 % merupakan proporsi paling tinggi
dibanding kabupaten/kota lainnya.
Tempat persalinan yang ideal adalah melahirkan di institusi kesehatan.
Secara umum, 66,4 % kelahiran yang terjadi di fasilitas kesehatan dengan

.id
rincian, 16,5 % di rumah sakit (baik pemerintah maupun swasta) dan 43,9 %

go
dilahirkan di rumah bersalin, klinik, praktek dokter/praktek bidan; 5,0 % di

v.
puskesmas/ pustu; dan 1,1 % di poskesdes/polindes. Terdapat 33,6% masih
ro
melahirkan di rumah/lainnya. Kabupaten/kota dengan cakupan persalinan di
rp

rumah tinggi adalah Kabupaten Cianjur (72,2%), Kabupaten Garut (70,9%), dan
ba

Kabupaten Tasikmalaya (62,3%). Sementara Kota Cirebon, Kota Bandung, dan


ja

Kota Bekasi merupakan kabupaten/kota dengan cakupan persalinan di rumah


s.

terendah, masing-masing secara berturut-turut (0,3%, 7,7%, dan 8,4%).


ke
is

c. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas


.d

Setelah melahirkan, ibu masih perlu mendapat perhatian. Masa nifas masih
w

berisiko mengalami pendarahan atau infeksi yang dapat mengakibatkan kematian


w

ibu. Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota cakupan pelayanan ibu nifas


w

(KF) pada tahun 2015 telah mencapai 97,4%, terdapat 14 Kabupaten/Kota yang
cakupannnya dibawah cakupan Provinsi 97,41%. Yaitu Kota Tasikmalaya, Kota
Sukabumi, Kota Depok, Kab. Cianjur, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kab.
Pangandaran, Kab. Bogor, Kota Bekasi, Kota Cimahi, Kab. Bandung dan Kab.
Bandung Barat, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


91
Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII. A. 9
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
Sumber : Tabel Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015
rp
ba

Gambar VII. A. 10
Proporsi Kelahiran Hidup Menurut Pelayanan Pemeriksaan Masa Nifas
ja

di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013


s.
ke
is
.d
w
w
w

Sumber : Riskesdas Tahun 2013

Gambar VII.A.10 dapat dilihat bahwa secara umum kontak pasca


persalinan paling tinggi adalah pada periode 6 jam sampai 3 hari setelah
melahirkan. Sedangkan kontak pasca persalinan yang lengkap rata-rata Jawa
Barat adalah 37,8 %. Ibu nifas provinsi Jawa Barat yang mendapatkan kapsul
vitamin A sebesar 93,6% apabila dibandingkan antar Kabupaten/Kota terdapat 12
Kabupaten/Kota diatas angka Jawa Barat, tertinggi terdapat di Kabupaten

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 92


Upaya Pelayanan Kesehatan

Indramayu (108,7%) dan terendah di Kabupaten Bandung Barat (74,5%). Berikut


cakupannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar VII. A. 11
Cakupan Ibu Nifas Mendapatkan Kapsul Vitamin A
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

.id
go
v.
ro
rp

Sumber : Tabel Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


ba
ja

d. Pelayanan Dan Penanganan Komplikasi Kebidanan


s.
ke

Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu
is

nifas, dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak langsung,
.d

termasuk penyakit menular dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu
w

dan atau janin. Pencegahan dan penanganan komplikasi kebidanan adalah


w

pelayanan kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapatkan


w

perlindungan dan penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan


kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Indikator yang digunakan
untuk mengukur keberhasilan pencegahan dan penanganan komplikasi
kebidanan adalah cakupan penanganan komplikasi kebidanan (Cakupan PK).
Persentasi cakupan Penanganan Komplikasi kebidanan di Jawa Barat pada
tahun 2015 mencapai 95,1% ini menunjukan bahwa kemampuan pemerintah
Jawa Barat cukup baik dalam memberikan pelayanan profesional terhadap
kesehatan iIbu, akan tetapi penyebaran kemampuannya tidak merata masih
terdapat 10 Kabupaten/Kota yang cakupannya dibawah rata-rata Jawa Barat
yaitu : Kab. Cianjur, 92,6%, Kab. Garut : 89,9%, Kota Bandung : 88,3%, Kota

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


93
Upaya Pelayanan Kesehatan

Cimahi 80,7%, Kota Depok 79,8%, Kab. Bandung 78,6%, Kab. Bogor 78,1%,
Kota Bogor71,1 %, Kab. Bandung Barat 63,8% dan Kota Bekasi hanya
mencapai 31,5%.
Disvaritas cakupan sangat tajam antara 31,5 % sampai dengan 150,7%
dari sasaran sehingga perlu dilihat kembali dalam menentukan sasaran, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel 33 dalam lampiran tabel profil ini.

Gambar VII. A. 12
Cakupan Penangan Komplikasi Kebidanan
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d

2. Kesehatan Anak
w

a. Berat Badan Lahir Bayi


w
w

Berat badan lahir bayi adalah berat badan bayi yang di timbang dalam
waktu satu jam pertama setelah lahir. Jika dilihat dari hubungan antara waktu
kelahiran dengan umur kehamilan, kelahiran bayi dapat dikelompokan menjadi
tiga kelompok : Pertama, yakni kelompok bayi kurang bulan (prematur), yaitu bayi
yang dilahirkan dengan masa gestasi (kehamilan) <37 minggu (<259 hari).
Kedua, bayi cukup bulan, yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi antara
37-42 minggu (259 - 293 hari). Ketiga, adalah bayi lebih bulan, ialah bayi yang
dilahirkan dengan masa gestasi >42 minggu (>294 hari).
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR tidak hanya dapat terjadi pada bayi
prematur, tapi juga pad bayi cukup bulan yang mengalami hambatan

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 94


Upaya Pelayanan Kesehatan

pertumbuhan selama kehamilan. Prosentasi tertinggi Berat Badan lahir Rendah


terdapat di Kab Kuningan, dan terendah di Kab Bekasi.
Masalah BBLR terutama pada kelahiran prematur terjadi karena
ketidakmatangan sistem organ pada bayi tersebut. Bayi berat lahir rendah
mempunyai kecenderungan ke arah peningkatan terjadinya infeksi dan mudah
terserang komplikasi. Masalah pada BBLR yang sering terjadi adalah gangguan
pada sistem pernafasan, susunan saraf pusat, kardiovaskular, hematologi, gastro
intestinal, ginjal, dan termoregulasi.
Penyebab lainnya Berat Badan Lahir Rendah bisa terjadi karena faktor
genetik, mulai dari orang tuanya yang memang kecil atau pendek. Dapat juga
disebabkan karena masalah plasenta seperti pre-eklampsia, atau kurangnya
aliran darah menuju ke bayi selama kehamilan. Semua itu dapat menyebabkan

.id
pertumbuhan bayi menjadi terhambat karena tidak mendapat asupan oksigen

go
dan nutrisi yang cukup.

v.
Selain masalah plasenta, aliran darah ke bayi juga bisa dipengaruhi oleh
ro
tekanan darah tinggi yang dimiliki oleh seorang ibu, beberapa kondisi kesehatan
rp

dan masalah emosional yang juga dapat memperlambat pertumbuhan bayi


ba

diantaranya adalah Ibu tidak memakan makanan yang bergizi selama kehamilan,
ja

memiliki penyakit kronis seperti jantung, paru-paru, ginjal, atau diabetes, stres
s.

berat selama kehamilan, menggunakan obat-obatan terlarang seperti kokain atau


ke

heroin, banyak minum alkohol, merokok selama kehamilan atau Ibu memiliki
is

masalah dengan kesehatan seperti infeksi saluran kemih atau infeksi rahim yang
.d

tidak diobati.
w

Hasil Riskesdas tahun 2013 menyatakan bahwa persentase balita (0-59


w

bulan) dengan BBLR sebesar 10,2%. Persentase BBLR tertinggi terdapat di


w

Provinsi Sulawesi Tengah (16,8%) dan terendah di Sumatera Utara (7,2%).

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


95
Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII. A. 13
Cakupan Berat Badan Lahir Bayi
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp

b. Penanganan Komplikasi Neonatal dan Pelayanan Kesehatan Neonatal


ba
ja

Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau


s.

kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti


ke

asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir,


is

BBLR, sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital maupun yang


.d

termasuk klasifikasi kuning dan merah pada pemeriksaan dengan Manajemen


w

Terpadu Bayi Muda (MTBM). Komplikasi yang menjadi penyebab kematian


w

terbanyak yaitu asfiksia, bayi berat lahir rendah, dan infeksi (Riskesdas, 2007).
w

Komplikasi ini sebetulnya dapat dicegah dan ditangani, namun terkendala oleh
akses ke pelayanan kesehatan, kemampuan tenaga kesehatan, keadaan sosial
ekonomi, sistem rujukan yang belum berjalan dengan baik, terlambatnya deteksi
dini, dan kesadaran orang tua untuk mencari pertolongan kesehatan.

Penanganan neonatal dengan komplikasi adalah penanganan terhadap


neonatal sakit dan atau neonatal dengan kelainan atau
komplikasi/kegawatdaruratan yang mendapat pelayanan sesuai standar oleh
tenaga kesehatan (dokter, bidan atau perawat) terlatih baik di rumah, sarana
pelayanan kesehatan dasar maupun sarana pelayanan kesehatan rujukan.
Pelayanan sesuai standar antara lain sesuai dengan standar MTBM, manajemen

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 96


Upaya Pelayanan Kesehatan

Asfiksia Bayi Baru Lahir, manajemen Bayi Berat Lahir Rendah, pedoman
pelayanan neonatal essensial ditingkat pelayanan kesehatan dasar, PONED,
PONEK atau standar operasional pelayanan lainnya.
Cakupan kunjungan neonatal (KN) adalah persentase neonatal (bayi
kurang dari satu bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal 3 kali
dari tenaga kesehatan sesuai standar, satu kali pada umur 6-48 Jam, satu kali
pada umur 3-7 hari dan 1 kali pada umur 8 – 28 hari. Angka ini menunjukan
kualitas dan jangkauan pelayanan kesehatan neonatal. Hal ini karena bayi hingga
umur kurang dari 1 bulan mempunyai resiko gangguan kesehatan yang paling
tinggi.
Selama periode tahun 2008 – 2015 Cakupan Kunjungan Neonatal di Jawa
Barat cendrung meningkat, dari 82,02 % pada tahun 2008 menjadi 96,3 % pada

.id
tahun 2015.

go
Gambar VII. A. 14

v.
Cakupan Kunjungan Neonatus (KN)
ro
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 – 2015
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

Sumber : Profil Kesehatan Tahun 2008-2015

Pencapaian persentase cakupan kunjungan neonatal per-kabupaten/ kota pada


tahun 2015 dengan kabupaten/kota yang cakupannya ≥ 90 % terdapat di 26
Kabupaten/Kota, dan hanya 2 Kabupaten/Kota ≤ 90% yaitu Kota.Bekasi 84,6%
dan Kab Bekasi 84,1%.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


97
Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII. A. 15
Cakupan Kunjungan Neonatus (KN1)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015
ro
Setiap bayi baru lahir sebaiknya mendapatkan semua kunjungan neonatus
rp

sebanyak 3 kali dan dinyatakan kunjungan neonatus lengkap (KN1, KN2, KN3),
ba

cakupan KN 3 (KN Lengkap) telah mencapai 91,8 % turun dibanding cakupan


ja

KN1 sebesar 4,3 % atau 45.284 orang tidak melanjutkan pemeriksaan sampai ke
s.

KN3, hanya 2 Kabupaten/Kota yang tidak mengalami penurunan, yaitu Kab.


ke

Indramayu dan Kota Banjar.


is
.d

Gambar VII. A. 16
Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN)
w

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


w
w

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 98


Upaya Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan Riskesdas 2013, persentase kunjungan neonatus pada umur


6-48 jam sebanyak 67,5%, umur 3-7 hari sebanyak 62,9% dan yang umur 8-28
hari sebanyak 53,6%.

Gambar VII. A. 17
Persentase Kunjungan Neonatus,
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 (Riskesdas 2013)

67,5
62,9
70
53,8
60
42,6
50
40
22,2
30
20

.id
10

go
0
KN1 KN2 KN3 KN Lengkap Tidak Pernah
(6 - 48 Jam) (3 - 7 Hari) (8 - 28 Hari)
v. KN
ro
rp

Gambar VII. A. 18
ba

Persentase Kunjungan Neonatus (KN1, KN2, KN3 dan Tidak Pernah KN)
ja

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013


s.
ke
is
.d
w
w
w

Sumber : Riskesdas Tahun 2013

Seiring dengan bertambahnya umur anak, persentase kunjungan neonatus


menurut jenis kelamin anak hampir tidak ada perbedaan, sedangkan menurut tempat
tinggal persentase kunjungan neonatus di perkotaan lebih tinggi daripada di
perdesaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan kuintil indeks kepemilikan kepala

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


99
Upaya Pelayanan Kesehatan

rumah tangga, semakin tinggi pula persentase kunjungan neonatus pada bayi
berumur 6-48 jam, 3-7 hari, dan 8-28 hari. Menurut jenis pekerjaan kepala rumah
tangga, persentase kunjungan neonatus pada umur 6-48 jam, 3-7 hari, dan 8-28 hari
tertinggi pada kelompok pekerjaan pegawai, yaitu 76,6 % untuk KN1, 72,4 % untuk
KN2, dan 63,0 % untuk KN3.

c. Pelayanan Kesehatan Bayi

Kunjungan bayi bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap


pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan
pada bayi sehingga cepat mendapat pertolongan , pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit melalui pemantauan pertumbuhan, imunisasi, serta
peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulasi tumbuh kembang dengan

.id
demikian hak anak mendapatkan kesehatan terpenuhi.

go
Kesehatan bayi dan balita harus selalu dipantau untuk memastikan

v.
kesehatan mereka selalu dalam kondisi optimal. Pelayanan kesehatan bayi
ro
termasuk salah satu dari beberapa indikator yang bisa menjadi ukuran
rp

keberhasilan upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita.


ba

Pelayanan kesehatan pada bayi ditujukan pada bayi usia 29 hari sampai
ja

dengan 11 bulan dengan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan


s.

standar oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan


ke

(dokter, bidan, dan perawat) minimal empat kali, yaitu pada usia 29 hari–2 bulan,
is

usia 3–5 bulan, usia 6–8 bulan dan usia 9–12 bulan.
.d

Pelayanan ini terdiri dari penimbangan berat badan, pemberian imunisasi


w

dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, DPT HB 123 dan Campak), Stimulasi Deteksi
w
w

Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi, pemberian vitamin A pada bayi
(6-11 bulan), penyuluhan perawatan kesehatan bayi serta penyuluhan ASI
Eksklusif dan pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI).
Dalam kurun waktu tahun 2008–2015 cakupan kunjungan bayi di Jawa
Barat cenderung meningkat dari 75,3% pada tahun 2008 menjadi 101,4% pada
tahun 2015.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 100


Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII. A. 19
Cakupan Kunjungan Bayi di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2015

.id
go
Sumber: Profil Kesehatan Tahun 2008-2015

v.
ro
Apabila dibandingkan antar Kabupaten/Kota cakupan kunjungan bayi di
rp

Jawa Barat tahun 2015 terdapat 4 Kabupaten/Kota yang belum mencapai target
ba

(90%), yaitu Kab. Cirebon, Kab.Ciamis Kab. Bekasi, Kota Bekasi.


ja
s.

Gambar VII. A. 20
ke

Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Kabupaten/Kota


di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
is
.d
w
w
w

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2015

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


101
Upaya Pelayanan Kesehatan

d. Pemberian Asi Eksklusif

Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United


Nation Childrens Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO)
merekomendasikan sebaiknya anak hanya disusui air susu ibu (ASI) selama
paling sedikit enam bulan. Makanan padat seharusnya diberikan sesudah anak
berumur 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai anak berumur dua
tahun (WHO, 2005). Pada tahun 2003 pemerintah Indonesia mengubah
rekomendasi lamanya pemberian ASI eksklusif dari 4 bulan menjadi 6 bulan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 Air Susu Ibu
(ASI) eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama
enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau
minuman lain (kecuali obat, vitamin dan mineral). Pengaturan pemberian ASI

.id
eksklusif bertujuan untuk :

go
1) Menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif sejak

v.
dilahirkan sampai dengan berusia enam bulan dengan memperhatikan
ro
pertumbuhan dan perkembangannya;
rp

2) Memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI eksklusif


ba

kepada bayinya; dan


ja

3) Meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat, pemerintah


s.

daerah, dan pemerintah terhadap ASI eksklusif.


ke

ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung


is

protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi
.d

sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi.
w

Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga.
w
w

Hari keempat sampai hari kesepuluh ASI mengandung immunoglobulin, protein,


dan laktosa lebih sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih
tinggi dengan warna susu lebih putih. Selain mengandung zat-zat makanan, ASI
juga mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri yang tidak akan
menganggu enzim di usus.
Susu formula tidak mengandung enzim sehingga penyerapan makanan
tergantung pada enzim yang terdapat di usus bayi. Berikut gambaran pemberian
ASI eklusif di Jawa Barat :

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 102


Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII. A. 21
Cakupan ASI Eklusif Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
Cakupan ASI eklusif di Jawa Barat baru mencapai 45% masih dibawah
ro
cakupan nasional 52,3% terlebih Target nasional sebesar 80%, walaupun
rp

demikian masih ada beberapa Kab/Kota yang telah melampaui target nasional,
ba

yaitu Kab Tasikmalaya, Kota Sukabumi dan Kota Banjar, secara rinci dapat dilihat
ja

pada tabel 39 dalam lampiran ini.


s.
ke

e. Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Balita Usia 6 – 59 Bulan


is

Suplementasi kapsul Vitamin A pada anak umur 6-59 bulan dan ibu nifas
.d

bertujuan tidak hanya untuk pencegahan kebutaan tetapi juga untuk


w

penanggulangan Kurang Vitamin A (KVA). Penelitian di berbagai negara


w
w

menunjukkan bahwa pemberian suplementasi kapsul vitamin A sebanyak 2 kali


setahun pada balita merupakan salah satu intervensi kesehatan yang berdaya
ungkit tinggi bagi pencegahan kekurangan vitamin A dan kebutaan serta
penurunan kejadian kesakitan dan kematian pada balita.
Vitamin A adalah salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak
disimpan dalam hati, dan tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga harus
dipenuhi dari luar tubuh. Manfaat vitamin A diantaranya
1) Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan infeksi seperti
campak dan diare,
2) Membantu proses penglihatan dalam adaptasi terang ke tempat yang
gelap,

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


103
Upaya Pelayanan Kesehatan

3) Mencegah kelainan pada sel–sel epitel termasuk selaput lendir mata,


4) Mencegah terjadinya proses metaplasi sel–sel epitel sehingga kelenjar
tidak memproduksi cairan yang dapat menyebabkan kekeringan mata,
5) Mencegah terjadinya kerusakan mata hingga kebutaan, dan
6) Vitamin A esensial untuk membantu proses pertumbuhan.

Kekurangan Vitamin A (KVA) biasa terjadi pada anak yang menderita


kurang energi protein atau gizi buruk tetapi dapat juga terjadi karena gangguan
penyerapan pada usus. Tahap awal KVA ditandai dengan gejala rabun senja
atau kurang jelas melihat pada malam hari atau menurunnya kadar serum retinol
dalam darah. Selanjutnya terdapat kelainan jaringan epitel pada paru-paru, usus,
kulit, dan mata. Penanggulangan masalah KVA pada anak balita sudah

.id
dilaksanakan secara intensif sejak tahun 1970-an, melalui distribusi kapsul

go
vitamin A di posyandu setiap enam bulan yaitu bulan Februari dan Agustus dan

v.
peningkatan promosi konsumsi makanan sumber vitamin A.
ro
Ada dua jenis vitamin A yang diberikan, yaitu yang berwarna biru (100.000
rp
IU) untuk bayi usia 6-11 bulan dan yang berwarna merah (200.000 IU) untuk
ba

anak usia 12-59 bulan. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Balita usia 6 – 59
bulan mencapai 85,60 % belum mencapai target 90% namun ada 12 Kab/Kota
ja
s.

yang telah mencapai target, yaitu Kab. Tasikmalaya, Kab. Kuningan, Kab.
ke

Majalengka, Kab. Cirebon, Kab. Sumedang, Kab. Subang, Kab. Purwakarta, Kota
is

Sukabumi, Kota Bogor, Kab. Cianjur, Bandung Barat dan Kota Banjar, secara
.d

rinci dapat dilihat pada gambar dibawah ini dan tabel 44 dalam lampiran ini.
w

Gambar VII. A. 22
w

Cakupan Kapsul Vitamin A Pada Balita Menurut Kabupaten/Kota


w

di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 104


Upaya Pelayanan Kesehatan

f. Pelayanan Imunisasi

Program immunisasi merupakan salah satu program prioritas yang dinilai


sangat efektif untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat
penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh immunisasi.
1) Cakupan UCI Desa/Kelurahan
Indikator program imunisasi salah satunya adalah Persentase
Desa/Kelurahan yang mencapai “Universal Child Immunization” (UCI). Desa
yang mencapai UCI adalah desa/kelurahan yang cakupan imunisasi dasar ≥
80%.
Gambar VII. A. 23
Cakupan Desa/Kelurahan UCI
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w

Sumber: Profil Kesehatan dan Bidang Bina PLPP tahun 2008-2015


w

Cakupan desa/kelurahan UCI di provinsi Jawa Barat sejak tahun 2008


sampai dengan 2015 cenderung meningkat, bahkan diatas target (90%),
Cakupan UCI Jawa Barat tahun 2015 sebesar 90,5%, naik 3 poin jika
dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebesar 87,5%, secara rinci per-
Kabupaten/Kota dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


105
Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII. A. 24
Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2015
ro
rp

Pada tahun 2015 cakupan desa/kelurahan UCI, sebanyak 5.394


ba

desa/kelurahan dari 5.962 yang ada di Jawa Barat (90,5%), tersebar di 27


ja

Kabupaten/Kota dengan cakupan antara 61,4%-100%, Kabupaten/Kota dengan


s.

cakupan dibawah 80% terdapat di 2 Kabupaten/Kota, yaitu Kab. Bandung


ke

61,4% dan Kab. Cianjur 74,7%.


is

2) Imunisasi Bayi
.d
w

Imunisasi melindungi anak terhadap beberapa Penyakit yang Dapat


w

Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti diptheri, pertusis, tetanus


w

neonatorum, polio dan campak. Seorang anak diimunisasi dengan vaksin yang
disuntikkan pada lokasi tertentu atau diteteskan melalui mulut. Sebagai salah
satu kelompok yang menjadi sasaran program imunisasi, setiap bayi wajib
mendapatkan imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari 1 dosis BCG, 3 dosis
DPT-HB dan atau DPT-HB-Hib, 4 dosis polio, dan 1 dosis campak.
Dari imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan tersebut, campak
merupakan imunisasi yang mendapat perhatian lebih, hal ini sesuai komitmen
Indonesia pada global untuk mempertahankan cakupan imunisasi campak
sebesar 90% secara tinggi dan merata. Hal ini terkait dengan realita bahwa
campak adalah salah satu penyebab utama kematian pada balita. Dengan

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 106


Upaya Pelayanan Kesehatan

demikian pencegahan campak memiliki peran signifikan dalam penurunan


angka kematian balita.
Secara umum cakupan Imunisasi di Provinsi Jawa Barat selama 5 tahun
terakhir mampu mencapai target yang ditetapkan. Cakupan yang tinggi ternyata
belum cukup untuk menjamin tidak adanya kejadian penyakit yang dapat
dicegah imunisasi pada bayi balita, seperti diptheri, tetanus neonatorum
campak dan pertusis. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pemberian imunisasi, mulai dari potensi vaksin sampai dengan respon individu
bayi, sampai aspek pengelolaan program pelayanan imunisasi di sarana
pelayanan kesehatan.
Berikut disajikan hasil capaian cakupan imunisasi dasar bayi di provinsi
Jawa Barat tahun 2015, yaitu cakupan HB0, BCG, DPT/HB3, Polio4 dan

.id
Campak. Pemberian imunisasi HB0 (Haemophilus influenza type B) diberikan

go
satu kali kepada bayi usia baru lahir sampai <1 bulan. Bertujuan memberikan

v.
kekebalan tubuh bayi terhadap kemungkinan adanya infeksi virus Haemophilus
ro
influenza type B, yang bisa menyebabkan meningitis, pneumonia, dan
rp

epiglotitis (infeksi pada katup pita suara dan tabung suara).


ba

Cakupan imunisasi HB0 selama tahun 2008 – 2015 berfluktuatif dari


ja

62.7% pada tahun 2008 menjadi 98.2% pada tahun 2013, namun hingga tahun
s.

2015 cendrung menurun hingga tahun 2015 cakupan hanya mencapai 86,99%.
ke

Imunisasi BCG bertujuan untuk melindungi bayi dari kemungkinan risiko


is

penyakit tuberculosis, diberikan satu kali, pada bayi berusia satu bulan.
.d

Cakupan imunisasi BCG selama periode 2008 sampai dengan tahun 2015
w

antara 87,54% - 106,2%, pada tahun 2015 mencapai 90,3%.


w

Pemberian imunisasi DPT/HB3 merupakan upaya menurunkan risiko bayi


w

terhadap kemungkinan infeksi penyakit diptheri, pertusis, tetanus neonatorum


dan hepatitis B. Dosis pemberian imunisasi DPT/HB diberikan sebanyak 3 kali,
masing-masing ketika bayi berusia 1 bulan sampai 4 bulan. Cakupan DPT/HB3
selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2015 antara 92,7% -
100,4%, pada tahun 2015 mencapai 100,4%. Merupakan capaian tertinggi.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


107
Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII. A. 25
Cakupan Immunisasi Dasar Bayi
di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2008 – 2015

.id
go
v.
Sumber : Profil Kesehatan Tahun 2008-2015
ro
rp
Selisih antara cakupan imunisasi DPT/HB1 dengan cakupan imunisasi
ba

DPT/HB3 dapat digunakan untuk mengetahui angka kelangsungan proses


layanan imunisasi. Selisih cakupan ini menunjukan banyaknya bayi yang tidak
ja
s.

tuntas diberikan pelayanan imunisasi (DO). Semakin besar selisih cakupan


ke

tersebut menunjukan semakin besar angka drop out pelayanan imunisasi


is

tersebut.
.d

Pemberian imunisasi polio diberikan kepada bayi dengan dosis sebanyak


w

4 kali. Pemberian vaksin polio diberikan secara oral. Diberikan mulai bayi 1
w

bulan sampai usia 4 bulan. Tujuan pemberian imunisasi polio adalah


w

memberikan kekebalan kepada bayi terhadap infeksi virus polio liar penyebab
penyakit polio (kelumpuhan). Pemberian imunisasi rutin polio, pemberian
imunisasi massal (PIN) dan Surveilans AFP merupakan strategi dalam upaya
pencapaian sertifikasi bebas polio (eradikasi polio).
Cakupan imunisasi Polio4 di Jawa Barat selama periode tahun 2008 –
2015 selalu mencapai diatas 90% dengan kisaran 92.2%-102,1% cakupan
tahun 2015 sebesar 99,6%. Pemberian imunisasi campak diberikan kepada
bayi dengan dosis sebanyak satu kali dengan cara suntikan, ketika bayi berusia
9 bulan, merupakan vaksin terakhir yang diberikan pada pemberian imunisasi
dasar. Tujuan pemberian imunisasi campak adalah untuk memberikan
kekebalan kepada bayi terhadap infeksi virus campak penyebab penyakit

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 108


Upaya Pelayanan Kesehatan

campak. Pemberian imunisasi rutin campak, pemberian imunisasi massal (PIN)


dan surveilans campak merupakan strategi dalam upaya reduksi penyakit
campak.
Capaian imunisasi campak di Jawa Barat selama periode tahun 2008 -
2015 juga selalu mencapai diatas 90% antara 93,58% - 101,5%, cakupan
tahun 2015 mencapai 98,69%. Naik 5,79 poin dibanding 2014 yang mencapai
92,9 %.
Program imunisasi pada bayi mengharapkan agar setiap bayi
mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap, Keberhasilan seorang bayi
dalam mendapatkan imunisasi dasar tersebut diukur melalui indikator imunisasi
dasar lengkap. Cakupan imunisasi dasar lengkap di Jawa Barat tahun 2015
mencapai 78,21%, berdasarkan kabupaten/kota antara 44,65%-123,5% secara

.id
rinci dapat digambarkan berikut ini.

go
v.
Gambar VII. A. 26
Cakupan Imuniasi Dasar Lengkap Pada Bayi Menurut Kabupaten/Kota
ro
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

Cakupan imunisasi dasar lengkap berdasarkan kabupaten/kota, terdapat


5 kabupaten/kota yang telah mencapai target, yaitu Kab. Cirebon, Kab.
Tasikmalaya, Kab. Kuningan, Kota Bogor dan Kab Ciamis.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


109
Upaya Pelayanan Kesehatan

g. Pelayanan Kesehatan Anak Balita

Kehidupan anak, usia dibawah lima tahun merupakan bagian yang sangat
penting. Usia tersebut merupakan landasan yang membentuk masa depan
kesehatan, kebahagiaan, pertumbuhan, perkembangan, dan hasil pembelajaran
anak di sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan secara umum. Kesehatan
bayi dan balita harus dipantau untuk memastikan kesehatan mereka selalu dalam
kondisi optimal. Untuk itu dipakai indikator-indikator yang bisa menjadi ukuran
keberhasilan upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita, salah satu
diantaranya adalah pelayanan kesehatan anak balita. Adapun batasan anak
balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur 12-59 bulan.
Pelayanan kesehatan pada anak balita yang dilakukan oleh tenaga

.id
kesehatan meliputi :

go
1) Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal delapan kali setahun
(penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan minimal delapan
kali dalam setahun). v.
ro
2) Pemberian vitamin A dua kali dalam setahun yakni setiap bulan Februari dan
rp

Agustus
ba

3) Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang balita minimal dua
ja

kali dalam setahun.


s.

4) Pelayanan Anak Balita Sakit sesuai standar menggunakan Manajemen


ke

Terpadu Balita Sakit (MTBS).


is
.d

Capaian Indikator pelayanan kesehatan anak balita pada tahun 2015


w

sebesar 77,4% yang berarti belum mencapai target sebesar 85%. Cakupan
w
w

tertinggi pada Kab Bandung dan Indramayu sementara cakupan terendah di Kota
Cimahi dan Kota Bekasi.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 110


Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar V. A. 27
Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Balita Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba

h. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa Sekolah Dasar Dan Setingkat


ja

Anak usia sekolah merupakan generasi penerus sebagai sumber daya


s.

manusia masa datang dengan jumlah sekitar 20% dari jumlah penduduk
ke

Indonesia, sehingga merupakan investasi bangsa yang potensial tetapi rawan


is

karena berada dalam periode pertumbuhan dan perkembangan.


.d

Melalui Trias UKS sumber daya manusia dapat ditingkatkan, Trias UKS
w

adalah tiga program pokok dalam pembinaan dan pengembangan UKS, yaitu
w

melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan


w

sehat. Sedangkan dalam mewujudkan Trias UKS perlu melakukan 7 K


(kesehatan, kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban, keamanan, dan
kerindangan).
Pelaksanaan UKS sangat penting untuk meningkatkan prestasi belajar dan
kesehatan peserta didik. Kegiatan UKS harus menitikberatkan pada upaya
promotif-preventif, dengan didukung upaya kuratif-rehabilitatif yang proporsional
dan bermutu. Pelaksanaan UKS yang bermutu perlu dilaksanakan di semua
sekolah, termasuk perguruan agama dan Pondok Pesantren, mulai dari tingkat
Taman Kanak-Kanak (TK)/Raudhatul Adfal (RA); Sekolah Dasar (SD)/Madrasah
Ibtidaiyah (MI); Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs);

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


111
Upaya Pelayanan Kesehatan

hingga Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sekolah Menengah Kejuruan


(SMK)/Madrasah Aliyah(MA); serta Sekolah Luar Biasa (SLB).
Sejauh ini pelaksanaan UKS masih menitikberatkan pada pembinaan
terhadap fisik gedung sekolah, seperti pengaturan pencahayaan dan ventilasi di
ruang kelas, higiene dan sanitasi di kantin, kebersihan jamban, pengelolaan
sampah serta saluran air limbah. Sedangkan pembinaan yang mengarah kepada
pembentukan pola hidup sehat di kalangan peserta didik masih kurang.
Anak diharapkan dapat secara mandiri memilih makanan yang sehat baik di
kantin sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari; mampu menolak ajakan
teman sebaya untuk merokok; serta menolak ajakan mencoba narkoba atau
melakukan hubungan seks pranikah.
Pentingnya kesehatan sekolah tertuang dalam Undang-Undang Kesehatan

.id
No. 36 tahun 2009 pasal 79 yang berbunyi Kesehatan sekolah diselenggarakan

go
untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan

v.
hidup sehat sehingga peserta didik belajar, tumbuh dan berkembang secara
ro
harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas,
rp

misalnya pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti


ba

menggosok gigi dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun,
ja

karies gigi, kecacingan, kelainan refraksi/ketajaman penglihatan dan masalah


s.

gizi.
ke

Pelayanan kesehatan pada anak termasuk pula intervensi pada anak usia
is

sekolah. Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk


.d

pelaksanaan program kesehatan, karena selain jumlahnya yang besar, mereka


w

juga merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik.
w

Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa SD/sederajat


w

kelas satu. Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan oleh tenaga kesehatan


bersama tenaga lainnya yang terlatih (guru UKS/UKSG dan dokter kecil). Tenaga
kesehatan yang dimaksud yaitu tenaga medis, tenaga keperawatan atau petugas
puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga pelaksana UKS/UKGS.
Guru UKS/UKGS adalah guru kelas atau guru yang ditunjuk sebagai pembina
UKS/UKGS di sekolah dan telah dilatih tentang UKS/UKGS. Dokter kecil adalah
kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5 SD dan
setingkat yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil.
Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran tentang kebersihan dan kesehatan
gigi bisa dilaksanakan sedini mungkin. Kegiatan ini dilakukan untuk

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 112


Upaya Pelayanan Kesehatan

meningkatkan pengetahuan siswa tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi


dan mulut pada khususnya dan kesehatan tubuh serta lingkungan pada
umumnya. Upaya kesehatan pada kelompok ini yang dilakukan melalui
penjaringan kesehatan terhadap murid SD/MI kelas satu juga menjadi salah satu
indikator yang dievaluasi keberhasilannya oleh Kementerian Kesehatan. Kegiatan
penjaringan kesehatan selain untuk mengetahui secara dini masalah-masalah
kesehatan anak sekolah sehingga dapat dilakukan tindakan secepatnya untuk
mencegah keadaan yang lebih buruk, juga untuk memperoleh data atau informasi
dalam menilai perkembangan kesehatan anak sekolah, maupun untuk dijadikan
pertimbangan dalam menyusun perencanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Penjaringan kesehatan diukur dengan
menghitung persentase SD/MI yang melakukan penjaringan kesehatan terhadap

.id
seluruh SD/MI yang menjadi sasaran penjaringan.

go
Cakupan SD atau sederajat yang melaksanakan penjaringan kesehatan

v.
untuk siswa kelas satu pada tahun 2015 di Jawa Barat sebesar 91,24%,
ro
mengalami penurunan dibandingkan cakupan tahun 2015 yang sebesar 95,5%.,
rp

cakupan terbesar didapat oleh Kab Kuningan dan terendah oleh Kab. Bekasi
ba

sementara Kab. Subang tidak melaporkan.


ja
s.

Gambar VII. A. 28
Cakupan Siswa Sekolah Dasar/Sederajat yang Melaksanakan
ke

Penjaringan Kesehatan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


is
.d
w
w
w

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


113
Upaya Pelayanan Kesehatan

3. Perbaikan Gizi
Masalah gizi penduduk merupakan masalah yang tersembunyi, yang
berdampak pada tingginya angka kesakitan dan kematian. Kurang asupan dan
absorbsi gizi mikro dapat menimbulkan konsekuensi pada status kesehatan,
pertumbuhan, mental dan fungsi lain (kognitif, sistem imunitas, reproduksi, dan
lain-lain). Timbulnya masalah gizi dapat disebabkan karena kualitas dan kuantitas
dari intake makanan (terutama energi dan protein), dimana secara kronis
bersama-sama dengan faktor penyebab lainnya dapat mengakibatkan maramus
atau kwashiorkor.
Kurang gizi dikarenakan akses masyarakat terhadap pangan rendah,
makanan ibu hamil kurang kalori dan protein atau terserang penyakit, bayi baru
lahir tidak diberi kolostrum, bayi sudah diberi Makanan Pendamping ASI (MP-

.id
ASI) sebelum usia 4-6 bulan, pemberian makanan padat pada bayi terlalu

go
lambat, anak dibawah 2 tahun diberik makanan kurang atau densitas energinya

v.
kurang, makanan yang diberikan tidak mempunyai kadar zat gizi mikro yang
ro
cukup, penanganan diare yang tidak benar dan makanan yang
rp

kotor/terkontaminasi.
ba

Sesungguhnya telah banyak upaya penanggulangan masalah gizi yang


ja

dilakukan, akan tetapi, keberhasilan upaya tersebut masih dirasakan belum


s.

optimal. Salah satu upaya dengan diberikannya Kartu Menuju Sehat dan Buku
ke

KIA bagi Balita sebagai pemantauan untuk ibu dan petugas kesehatan, ternyata
is

hasil Riskesdas Persentase kepemilikan buku KIA pada anak umur 0-59 bulan
.d

baru mencapai 47,9% sisanya hilang dan tidak memiliki buku KIA.
w

Demikian pula upaya yang telah dilaksanakan antara lain pemberian


w

makanan tambahan pemulihan (PMTP), bantuan keuangan gubernur 90 hari,


w

peningkatan kapasitas petugas dalam pelatihan tatalaksanan gizi buruk,


konseling menyusui, penilaian pertumbuhan, pemberian makanan bayi dan
makanan (PMDH) dan konseling makanan pendamping air susu ibu (MP ASI),
kerjasama lintas sektor.
Penimbangan merupakan salah satu kegiatan utama program perbaikan
gizi yang menitikberatkan pada pencegahan dan peningkatan keadaan gizi anak.
Penimbangan terhadap bayi dan balita yang merupakan upaya masyarakat
memantau pertumbuhan dan perkembangannya. Partisipasi masyarakat dalam
penimbangan tersebut digambarkan dalam perbandingan jumlah balita yang
ditimbang (D) dengan jumlah balita seluruhnya (S). Semakin tinggi partisipasi

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 114


Upaya Pelayanan Kesehatan

masyarakat dalam penimbangan, maka semakin banyak pula data yang dapat
menggambarkan status gizi balita.
Banyak hal yang dapat mempengaruhi tingkat pencapaian partisipasi
masyarakat dalam penimbangan, antara lain tingkat pendidikan, tingkat
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gizi, faktor ekonomi dan sosial
budaya, berikut gambaran pertisipasi masyarakat dalam penimbangan balita :

a. Penimbangan Baduta (Usia 0- 23 bulan)


Partisipasi masyarakat dalam penimbangan bayi usia 0–23 bulan sebanyak
1.189.891 baduta dari total 1.754.619 baduta (67,8%), dilaporkan dari 23
kabupaten/kota, cakupan tertinggi dari Kota Bandung 132,5% dan terendah dari
Kab. Bogor 27,6%, terdapat 2 kabupaten/kota yang melebihi 100% ini

.id
dimungkinkan karena perbedaan sasaran, dan terdapat 6 Kabupaten/Kota yang
cakupannya dibawah rata rata Jawa Barat, yaitu Kab. Bogor, Kota Cimahi, Kab.

go
Subang, Kota Bekasi, Kab. Bekasi, dan Kota Depok. Sedangkan Kabupaten/Kota

v.
yang tidak melaporkan terdapat 4 Kab Kota, yaitu Kota Banjar, Kab. Karawang,
ro
Kab. Indramayu dan Kab. Ciamis hal ini dimungkinkan karena data penimbangan
rp

berdasarkan umur belum ada pada format pelaporan yang digunakan.


ba
ja

Gambar VII. A. 29
Cakupan Bayi Umur 0-23 Bulan Yang Ditimbang
s.

Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


ke
is
.d
w
w
w

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


115
Upaya Pelayanan Kesehatan

b. Penimbangan Balita (Usia 0 – 59 Bulan)


Partisipasi masyarakat dalam penimbangan bayi usia 0 – 59 bulan (Balita)
sebanyak 3.108.454 Balita dari total sasaran 4.383.332 balita (70,9%), dilaporkan
dari 27 Kabupaten/Kota, cakupan tertinggi dari Kab. Indramayu 90,4% dan
terendah dari Kota Cimahi 70,9%, terdapat 10 kabupaten/kota yang cakupannya
dibawah rata rata Jawa Barat, yaitu Kota Cimahi, Kota Bekasi, Kota Depok, Kab.
Bekasi, Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kab. Bogor, Kota
Bogor, dan Kota Tasikmalaya.

Gambar VII. A. 30
Cakupan Balita Umur 0-23 Bulan Yang Ditimbang
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w

c. Anak Bawah Garis Merah (BGM)


w
w

BGM adalah merupakan hasil penimbangan dimana berat badan Balita


berada di bawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Tidak semua
BGM dapat menggambarkan gizi buruk pada Balita, hal ini masih harus dilihat
tinggi badannya, jika BGM kemudian tinggi badan sesuai umur maka keadaan ini
merupakan titik waspada bagi orang tua untuk tidak terlanjur menjadi lebih buruk
lagi, namun jika Balita ternyata pendek maka belum tentu anak tersebut berstatus
gizi buruk, toleransi BGM yang dibolehkan secara Nasional adalah < 5%.
1) Baduta Bawah Garis Merah

Kasus BGM pada baduta di Jawa Barat sebanyak 14.362 orang atau
1,2% dari jumlah baduta yang ditimbang, dilaporkan oleh 23
kabupaten/kota dengan kasus BGM tertinggi dari Kab. Sukabumi

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 116


Upaya Pelayanan Kesehatan

mencapai 3,5% hal ini masih bawah toleransi <5% dan kasus terendah
terdapat di Kab. Majalengka sebesar 0,1%. Dua kabupaten, yakni kab.
Bogor dan kab. Tasikmalaya tidak ditemukan kasus BGM, sedangkan 4
kabupaten/kota tidak melaporkan kasus BGM, yaitu Kota Banjar, Kab.
Karawang, Kab. Indramayu dan Kab. Ciamis.

Gambar VII. A. 31
Cakupan Baduta Bawah Garis Merah Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d

2) Balita Bawah Garis Merah


w
w

Kasus BGM pada Balita di Jawa Barat sebanyak 48.757 orang atau
w

1,6% dari jumlah balita yang ditimbang, dilaporkan dari 27 kabupaten/kota


dengan kasus BGM tertinggi yaitu di Kab. Karawang mencapai 3,5%. Hal
ini masih bawah toleransi <5% dan kasus terendah terdapat di Kab.
Bandung Barat sebesar 0,3%, terdapat 9 kabupaten/kota dengan kasus
BGM diatas rata-rata Jawa Barat, yaitu Kab. Karawang, Kab. Purwakarta,
Kab. Subang, Kab. Sukabumi, Kab. Bogor, Kota Bogor, Kab. Sumedang,
Kab. Cianjur dan Kota Tasikmalaya.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


117
Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII. A. 32
Cakupan Balita Bawah Garis Merah Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp

3) Balita Gizi Buruk Mendapatkan Perawatan


ba

Balita Gizi Buruk Mendapatkan Perawatan adalah adalah balita


ja

dengan status gizi berdasarkan indeks berat badan (BB) menurut panjang
s.

badan (BB/PB) atau berat badan (BB) menurut tinggi badan (BB/TB)
ke

dengan Z-score <-3 SD (sangat kurus) dan/atau terdapat tanda-tanda


is
.d

klinis gizi buruk lainnya (marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-


w

kwasiorkor). yang dirawat inap maupun rawat jalan (sesuai tata laksana
w

gizi buruk) di fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat.


w

Kasus Balita Gizi Buruk Mendapatkan Perawatan oleh fasyankes di Jawa


Barat sebanyak 2.997 orang atau 100 % dari kasus yang ditemukan, jika
dibandingkan dengan kasus Balita Bawah Garis Merah maka kasus Gizi
Buruk ditenmukan sebesar 6,11 %.

4) Riset Tentang Status Gizi Balita

Berdasarkan Riskesdas Tahun 2013, di Jawa Barat Prevalensi gizi


kurang pada balita (BB/U<-2SD) secara nasional adalah 19,6%,
sedangkan di Jawa Barat lebih baik yaitu 15,7%. Prevalensi yang tertinggi

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 118


Upaya Pelayanan Kesehatan

adalah di Kabupaten Bandung Barat (22,4%) sedangkan terendah di Kota


Cimahi (10,2%).
Masalah stunting/pendek pada balita menunjukkan angka rerata
Jawa Barat 35,3% yang juga lebih baik dari angka nasional (37,2%).
Prevalensi yang tertinggi di Kabupaten Bandung Barat (52,5%) dan
terendah di Kota Depok (25,7%). Prevalensi kekurusan menurut
kabupaten/kota. Salah satu indikator untuk menentukan anak yang harus
dirawat dalam manajemen gizi buruk adalah keadaan sangat kurus yaitu
anak dengan nilai Z-score <-3,0 SD. Prevalensi sangat kurus di Provinsi
Jawa Barat masih cukup tinggi yaitu 5,0 %.
Demikian pula halnya dengan prevalensi kurus sebesar 5,9%.
Terdapat di 14 Kabupaten/kota dimana prevalensi kurus diatas prevalensi

.id
Jawa Barat secara umum, dengan urutan dari prevalensi tertinggi sampai

go
terendah, adalah: (1) Kota Bandung, (2) Kabupaten Karawang, (3)

v.
Kabupaten Tasikmalaya, (4) Kabupaten Cirebon, (5) Kabupaten Garut, (6)
ro
Kota Bekasi, (7) Kabupaten Subang, (8) Kota Cirebon, (9) Kabupaten
rp

Bandung Barat, (10) Kabupaten Bekasi, (11) Kabupaten Ciamis, (12)


ba

Kabupaten Sukabumi, (13) Kota Banjar dan (14) Kabupaten Bandung.


ja

Menurut WHO 2010 masalah kesehatan masyarakat sudah


s.

dianggap serius bila prevalensi BB/TB Kurus antara 10,0 % - 14,0%, dan
ke

dianggap kritis bila ≥ 15,0 %. Pada tahun 2013, secara umum di Provinsi
is

Jawa Barat prevalensi BB/TB kurus pada balita masih 10,9 %. Kondisi ini
.d

menunjukkan bahwa masalah kekurusan di Jawa Barat merupakan


w

masalah kesehatan yang serius. Diantara 26 Kabupaten/Kota, terdapat 14


w

Kabupaten/kota yang masuk kategori serius dan 6 kabupaten/kota


w

termasuk kategori kekurusan kritis, yaitu Kota Bekasi, Kabupaten Garut,


Kabupaten Cirebon, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Karawang dan
Kota Bandung. Kelompok umur yang terbanyak status gizi sangat kurus
terjadi pada umur 6-11 bulan (6,8%) dan pada umur 0-5 bulan sebesar
6,7%, dengan jenis kelamin laki-laki lebih besar daripada perempuan.
Pada tahun 2013 Prevalensi Kegemukan di Provinsi Jawa Barat
sebesar 11,8%. Terdapat 10 Kabupaten/Kota yang memiliki masalah
kegemukan di atas angka umum Jawa Barat dengan urutan prevalensi
tertinggi sampai terendah, yaitu (1) Kabupaten Bandung Barat, (2)
Kabupaten Cirebon, (3) Kabupaten Bekasi, (4) Kota Depok, (5) Kota

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


119
Upaya Pelayanan Kesehatan

Bandung, (6) Kabupaten Karawang, (7) Kabupaten Bandung, (8)


Kabupaten Garut, (9) Kabupaten Indramayu dan (10) Kabupaten
Sukabumi.
Gambar VII. A. 33
Prevalensi Status Gizi BB/TB <-2 SD Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

.id
go
v.
ro
rp
Sumber: Riskesdas 2013
ba
ja

5) Status Gizi Anak umur 5 – 12 tahun


s.
ke

Berdasarkan Riskesdas Tahun 2013, di Jawa Barat Prevalensi


pendek pada anak umur 5-12 tahun adalah 11,4% sangat pendek dan
is
.d

18,2% pendek. Apabila dibandingkan antar Kabupaten/Kota prevalensi


w

sangat pendek terendah di Kota Depok (1,8%) dan tertinggi di Kabupaten


w

Garut (22,9%). Sebanyak 9 Kabupaten dengan prevalensi di atas


w

prevalensi Jawa Barat yaitu Kabupaten Sukabumi. Kabupaten


Tasikmalaya, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung,
Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Cirebon,
Kabupaten Subang, Kabupaten Ciamis. Secara rinci dapat dilihat pada
gambar berikut ini.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 120


Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII. A. 34
Prevalensi Anak Sangat Pendek Umur 5 – 12 Tahun Menurut
Kabupaten/Kota, di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

.id
go
Sumber: Riskesdas 2013

v.
ro
Sedangkan prevalensi kurus (menurut IMT/U) di Jawa Barat pada anak
umur 5-12 tahun adalah 9,1 %, terdiri dari 3,1 % sangat kurus dan 6,0 % kurus.
rp

Prevalensi kurus paling rendah di Kota Tasikmalaya (5,7%) dan paling tinggi di
ba

Kabupaten Indramayu (14,0%) dan sebanyak 17 Kabupaten/kota dengan


ja

prevalensi kurus diatas angka Jawa Barat yaitu Kabupaten Subang, Kota
s.

Sukabumi, Kabupaten Karawang, Kota Banjar, Kabupaten Purwakarta,


ke

Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kota Cirebon, Kota Bandung, Kota Cimahi,
is

Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Cirebon, Kabupaten


.d

Ciamis, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Garut dan Kabupaten Indramayu.


w

Gambar VII. A. 35
w

Prevalensi Gemuk & Sangat Gemuk Anak Umur 5 – 12 Tahun


w

Menurut Kabupaten/Kota Jawa Barat Tahun 2013

Sumber: Riskesdas 2013

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


121
Upaya Pelayanan Kesehatan

Secara umum masalah gemuk pada anak umur 5-12 tahun di Jawa
Barat masih tinggi yaitu 18,6 %, terdiri dari gemuk 10,7 % dan sangat
gemuk (obesitas) 7,9%. Prevalensi gemuk terendah di Kabupaten.Cianjur
(10,6%) dan tertinggi di Kabupaten Garut (27,3%) dan sebanyak 10
Kabupaten/kota dengan prevalensi gemuk diatas angka Jawa Barat yaitu
Kabupaten Karawang, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kabupaten
Indramayu, Kota Depok, Kabupaten Subang, Kabupaten Bekasi,
Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon dan Kabupaten Garut.

6) Status Gizi Remaja

Prevalensi pendek pada remaja umur 13-15 tahun adalah 33,8 %


terdiri dari 12,6% sangat pendek dan 21,2% pendek. Prevalensi terendah

.id
di Kota Bekasi (12,5%) dan tertinggi Kabupaten Sukabumi (53,5%).

go
Sebanyak 12 kabupaten/kota memiliki prevalensi pendek di atas angka

v.
Jawa Barat yaitu Kabupaten Ciamis, Kabupaten Kuningan, Kabupaten
ro
Sumedang, Kabupaten Bogor, Kota Bandung, Kabupaten Bandung,
rp

Kabupaten Cianjur, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Bandung Barat,


ba

Kabupaten Cirebon, Kabupaten Garut dan Kabupaten Sukabumi.


ja

Prevalensi kurus pada remaja umur 13-15 tahun adalah 9,1 % terdiri
s.

dari 2, % sangat kurus dan 6,5 % kurus. Prevalensi kurus terlihat paling
ke

rendah Kota Sukabumi (4,1%) dan paling tinggi di Kota Bekasi


is

(13,9%).Sebanyak 12 kabupaten/kota dengan prevalensi anak kurus


.d

(IMT/U) diatas angka prevalensi Jawa Barat yaitu Kabupaten Garut, Kota
w

Bandung, Kabupaten Majalengka, Kota Cirebon, Kabupaten Purwakarta,


w

Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang,


w

Kabupaten Subang, Kota Depok, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi.


Prevalensi gemuk pada remaja umur 13-15 tahun di Jawa Barat
sebesar 9.7%, terdiri dari 7,5 % gemuk dan 2,5 % sangat gemuk
(obesitas). Sebanyak 12 kabupaten/kota dengan prevalensi gemuk diatas
prevalensi Jawa Barat, yaitu Kabupaten Bekasi, Kabupaten Subang, Kota
Cimahi, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka, Kota Bogor,
Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya, Kota
Depok, Kota Cirebon, dan Kota Bekasi, sedangkan Kabupaten dengan
prevalensi gemuk terendah adalah di Kabupaten Indramayu (4,5%) dan
prevalensi tertinggi di Kota Bekasi (20,2%).

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 122


Upaya Pelayanan Kesehatan

Status gizi remaja umur 16–18 tahun. Secara umum prevalensi


pendek di Jawa Barat adalah 29,7% (7,1% sangat pendek dan 22,6%
pendek). Sebanyak 12 kabupaten/kota dengan prevalensi pendek diatas
prevalensi Jawa Barat, yaitu Kabupaten Sumedang, Kota Sukabumi,
Kabupaten Ciamis, Kabupaten Kuningan, Kota Banjar, Kabupaten
Subang, Kabupaten Garut, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cirebon,
Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten
Tasikmalaya. Kabupaten dengan prevalensi pendek terendah adalah di
Kabupaten Indramayu (17,6%) dan prevalensi tertinggi di Kabupaten
Tasikmalaya (48,7%).

Gambar VII. A. 35
Prevalensi Kurus (IMT/U) Remaja Umur 16 – 18 Tahun

.id
Menurut Kabupaten/Kota, di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

Prevalensi kurus pada remaja umur 16-18 tahun secara umum


sebesar 9,1% (1,4% sangat kurus dan 7,7% kurus). Sebanyak 12
kabupaten/kota dengan prevalensi kurus diatas angka prevalensi Jawa
Barat, yaitu Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bogor, Kabupaten
Subang, Kabupaten Karawang, Kota Bekasi, Kabupaten Cirebon,
Kabupaten Kuningan, Kota Banjar, Kota Sukabumi, Kota Bogor,
Kabupaten Indramayu dan Kota Cirebon. Kabupaten dengan prevalensi
kurus terendah adalah di Kabupaten Tasikmalaya (3,3%) dan prevalensi
tertinggi di Kota Cirebon (18,7%).

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


123
Upaya Pelayanan Kesehatan

Prevalensi gemuk pada remaja umur 16 – 18 tahun di Jawa Barat


sebanyak 7,6 % yang terdiri dari 6,2 %gemuk dan 1,4 %obesitas.
Kabupaten/kota dengan prevalensi gemuk tertinggi adalah Kota Depok
(20,8%) dan terendah Kabupaten Sukabumi (3,5%). Sebanyak 12
kabupaten/kota dengan prevalensi gemuk di atas angka prevalensi Jawa
Barat yaitu Kabupaten Subang, Kabupaten Majalengka, Kota Sukabumi,
Kota Cimahi, Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Kuningan,
Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cianjur, Kota Bekasi, Kabupaten
Bekasi, dan Kota Depok.
Prevalensi kekurusan (sangat kurus) pada remaja umur 16-18 tahun
lebih banyak pada anak laki-laki (2,3%) daripada anak perempuan (0,5%).
Sedangkan untuk prevalensi kegemukan (obese) antara anak laki-laki

.id
(1,2%) hampir sama dengan anak perempuan (1,5%).

go
7) Status Gizi Dewasa (>18 Tahun)
v.
ro
Prevalensi penduduk umur dewasa menurut status IMT di masing
rp

masing kabupaten/kota. Secara provinsi dapat dilihat masalah gizi pada


ba

penduduk dewasa di atas 18 tahun adalah 11% kurus, 62,1 % normal,


ja

11,7 % BB lebih dan 15,2 % obesitas. Permasalahan gizi pada orang


s.

dewasa cenderung lebih dominan untuk kelebihan berat badan.


ke

Prevalensi tertinggi untuk obesitas adalah Kota Bekasi (23,4%), Kota


is

Depok (21%) dan Kota Bogor (20,1%).


.d

Prevalensi kurus, baik pada laki-laki maupun perempuan cenderung


w

lebih tinggi pada kelompok umur muda (19 tahun) dan kelompok umur tua
w

(65 tahun keatas). Prevalensi obesitas cenderung mulai meningkat


w

sampai umur 50 tahun, dan kemudian prevalensinya semakin rendah


pada setiap kelompok umur.
Prevalensi obesitas lebih tinggi di daerah perkotaan dibanding
daerah perdesaan, sebaliknya prevalensi kurus cenderung lebih tinggi di
perdesaan dibanding perkotaan. Masalah gizi pada wanita usiasubur
(WUS)15-49 tahun dan wanita hamil berdasarkan indikator Lingkar
Lengan Atas (LiLA). Hasil pengukuran LiLA disajikan menurut
kabupaten/kota dan karakteristik. Untuk menggambarkan adanya risiko
kurang enegi kronis (KEK)dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi
pada WUS digunakan ambang batasnilai rerata LiLA<23,5 cm.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 124


Upaya Pelayanan Kesehatan

Prevalensi risiko KEK wanita tidak hamil provinsi Jawa Barat lebih
rendah (19,9%) dibanding angka nasional (20,8%). Terdapat 11
kabupaten/kota dengan prevalensi risiko KEK pada wanita tidak hamil di
atas angka nasional dan angka provinsi yaitu kota Sukabumi, Kabupaten
Subang, Kota Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Ciamis, Kabupaten
Cianjur, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten
Kuningan, Kota Bandung, Kabupaten Sukabumi.

8) Anemia Gizi

Upaya penanggulangan anemia gizi diprioritaskan kepada kelompok


rawan yaitu ibu hamil, balita, anak usia sekolah dan wanita usia subur
termasuk remaja putri dan pekerja wanita. Terjadinya defisiensi besi pada

.id
wanita, antara lain disebabkan jumlah zat besi yang di absorbsi sangat

go
sedikit, tidak cukupnya zat besi yang masuk karena rendahnya

v.
bioavailabilitas makanan yang mengandung
ro besi atau kenaikan
kebutuhan besi selama hamil, periode pertumbuhan dan pada waktu haid
rp
Penanganan defisiensi besi dengan pemberian suplementasi tablet besi
ba

merupakan cara yang paling efektif untuk meningkatkan kadar Fe/besi


dalam jangka waktu yang pendek. Pemerintah melalui Departemen
ja
s.

Kesehatan telah melaksanakan penanggulangan anemia defisiensi besi


ke

pada ibu hamil dengan memberikan tablet besi folat (Tablet Tambah
is

Darah/TTD) yang mengandung 60 mg elemental besi dan 250 ug asam


.d

folat) setiap hari satu tablet selama 90 hari berturut-turut selama masa
w

kehamilan.
w

Selama ini upaya penangulangan anemia gizi difokuskan ke sasaran


w

ibu hamil dengan suplemen besi. Cakupan Pemberian tablet besi (Fe)
pada ibu hamil dengan mendapatkan 90 tablet Besi (Fe3) pada tahun
2015 sebesar 95,27%, angka ini sudah mencapai target (90%), apabila
cakupan ini dibandingkan tahun 2010 (82,09%) mengalami kenaikan
sebesar 13,17 poin.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


125
Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII. A.36


Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe3) Ibu Hamil
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 – 2014

120,0
97,6 95,27
100,0 87,94 90,32 87,1
79,5 82,1
80,0
60,0
40,0
20,0
-
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

.id
go
Apabila dibandingkan per-Kabupaten/Kota tahun 2015 ternyata
terdapat 21 kabupaten/kota yang sudah mencapai target 90% dan 16

v.
Kabupaten/Kota yang dibawah angka Jawa Barat.
ro
rp

Gambar VII. A. 37
ba

Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe3) Ibu Hamil


Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 126


Upaya Pelayanan Kesehatan

9) Kurang Vitamin A

Hasil analisis vitamin A dalam serum mengungkapkan bahwa 50%


status vitamin A anak balita masih rendah atau marjinal. Hal ini
menggambarkan bahwa untuk mencegah terjadinya kembali prevalensi
xerophthalmia yang tinggi, program penanggulangan kurang vitamin A
perlu diteruskan dengan dukungan konsumsi makanan sumber vitamin A
bagi anak balita.Penanggulangan defisiensi vitamin A pada anak balita
dapat dilakukan dengan cara pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi
(200.000 IU) setiap 6 bulan sekali, pendidikan gizi ibu di posyandu,
fortifikasi bahan makanan yang banyak dikonsumsi anak balita dengan
vitamin A (1.800 IU). Pemberian satu kapsul vitamin A pada ibu sehabis

.id
melahirkan bertujuan untuk meningkatkan kadar vitamin A dalam ASI bagi
ibu dalam 1-2 minggu, disamping itu pula kepada ibu menyusui dapat

go
diberikan pendidikan gizi di posyandu tentang pentingnya konsumsi
makanan sumber vitamin A.
v.
ro
Buta senja adalah salah satu gejala kurang vitamin A (KVA). Kurang
rp

Vitamin A tingkat berat dapat mengakibatkan keratomalasia dan


ba

kebutaan. Vitamin A berperan pada integritas sel epitel, imunitas dan


ja

reproduksi. KVA pada anak balita dapat mengakibatkan risiko kematian


s.

sampai 20-30%. Upaya penanggulangan masalah kurang vitamin A masih


ke

bertumpu pada pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada anak Balita,
is

Bayi dan ibu Nifas.


.d

Kapsul vitamin A diberikan setahun dua kali pada bulan Februari


w
w

dan Agustus, sejak anak berumur enam bulan. Kapsul merah (dosis
w

100.000 IU) diberikan untuk bayi umur 6-11 bulan dan kapsul biru (dosis
200.000 IU) untuk anak umur 12-59 bulan.
Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015,
cakupan anak umur 6-59 bulan yang menerima kapsul vitamin A selama
enam bulan terakhir di Provinsi Jawa Barat sebesar 85,60% dan yang
tertinggi di Kabupaten Tasikmalaya (158,19 %) serta terendah Kab.
Sukabumi (40,96%).

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


127
Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII. B.38


Persentase Cakupan Anak Balita (6-59 Bulan) Mendapatkan Vitamin A
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015
ba
ja

10) Konsumsi Garam Beryodium


s.

Berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2013, persentase rumah tangga


ke

yang mengkonsumsi garam beriodium di kabupaten/kota Provinsi Jawa


is

Barat dengan kriteria konsumsi garam beryodium yaitu cukup, kurang dan
.d

tidak ada. Persentase terbanyak adalah rumah tangga dengan konsumsi


w
w

garam beriodiumnya cukup (68,6%), kemudian rumah tangga dengan


w

kosumsi garam beriodiumnya kurang (20,5%) dan terendah adalah rumah


tangga yang tidak ada garam beriodium (10,9%).
Pada rumah tangga yang mengkonsumsi garam beriodiumnya
cukup, tertinggi di Kabupaten Bandung (91,3%), dan terendah Kabupaten
Sukabumi (38,3%). Untuk rumah tangga yang mengkonsumsi garam
beriodiumnya kurang, tertinggi di Kota Sukabumi (53,4%), dan terendah
Kota Bogor (5,8%). Sedangkan rumah tangga yang tidak ada garam
beriodiumnya, tertinggi di Kabupaten Cianjur (25,1%), dan terendah Kota
Depok (1,1%). Untuk rumah tangga yang tidak ada garam beriodium di
Perkotaan lebih rendah (8,1%), dibandingkan perdesaan (16%).

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 128


Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII. A. 39
Persentase Rumah Tangga Yang Mengkonsumsi Garam Beryodium
Menurut Tipe Daerah, Jawa Barat Tahun 2013

.id
go
Gambar VII. A. 40
Persentase Rumah Tangga Yang Mengkonsumsi Garam Beryodium Menurut

v.
Kabupaten/Kota Hasil Tes Cepat, Jawa Barat Tahun 2013
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

Sumber: Riskesdas Tahun 2013

4. Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia (Lansia)


Jumlah lanjut usia yang meningkat saat ini akan mempengaruhi berbagai
aspek kehidupan baik fisik, mental maupun sosial ekonomi. Untuk itu perlu
pengkajian masalah usia yang lebih mendasar agar tercapai tujuan pembinaan
kesehatan usia yaitu mewujudkan derajat kesehatan serta dalam peningkatan
peranan serta masyarakat dapat dilaksanakan dengan bentuk penyuluhan

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


129
Upaya Pelayanan Kesehatan

kesehatan yang melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanan dan


penilaian upaya kesehatan usia lanjut dalam rangka menciptakan kemandirian
masyarakat.
Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan
menyeluruh dibidang kesehatan usia lanjut yang meliputi peningkatan kesehatan,
pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Tempat pelayanan kesehatan tersebut
bisa dilaksanakan di puskesmas-puskesmas ataupun rumah sakit serta panti-
panti dan institusi lainya.
Kebijakan kementerian kesehatan dalam pembinaan lansia merupakan
bagian dari pembinaan keluarga yang ditujukan kepada upaya menumbuhkan
sikap dan perilaku yang akan menumbuhkan kemampuan keluarga itu sendiri
untuk mengatasi masalah kesehatan dengan dukungan dan bimbingan tenaga

.id
profesional, menuju terwujudnya kehidupan keluarga yang sehat, sehingga

go
diharapkan dapat mendukung keluarga untuk melaksanakan fungsi keluarga

v.
secara optimal, dilakukan dengan cara peningkatan kualitas hidup lansia agar
ro
tetap produktif dan berguna bagi keluarga dan masyarakat dengan pemberian
rp

kesempatan untuk berperan dalam kehidupan keluarga.


ba

Pelayanan usia lanjut ini meliputi kegiatan upaya-upaya antara lain:


ja

a. Upaya promotif, yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar
s.

mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga
ke

maupun masyarakat, dapat berupa kegiatan penyuluhan merupakan hal


is

yang penting sebagai penunjang program pembinaan kesehatan usia lanjut.


.d

b. Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya


w

penyakit maupun komplikasi penyakit yang disebabkan oleh proses


w

ketuaan, dapat berupa kegiatan kuratif dan Pelayanan kesehatan dasar


w

spesifikasi melalui sistem rujukan


c. Upaya rehabilitatif yaitu upaya mengembalikan fungsi organ yang telah
menurun.
Disamping upaya pelayanan diatas dilaksanakan yang tidak kalah penting
adalah penyuluhan kesehatan masyarakat yang merupakan bagian integral
daripada setiap program kesehatan.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 130


Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII. A. 41
Cakupan Pelayanan Usia Lanjut (> 60 Tahun)
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
Cakupan Pelayanan usia lanjut di Jawa Barat mencapai 35,56%, tertinggi
rp

dicapai Kab Kuningan dan Kota Sukabumi dengan cakupan diatas 100% hal ini
ba

dimungkinkan karena sasaran di tingkat lapangan tidak sesuai target sasaran


ja

yang ditetapkan, dan terendah oleh Kab Bandung yang hanya mencapai 2,07%.
s.

Terdapat 16 Kab/Kota dengan cakupan dibawah rata rata Jawa Barat, yaitu Kab
ke

Bandung, Kab Ciamis, Kab Tasikmalaya, Kab Sumedang, Kota Banjar, Kab
is

Sukabumi, Kota Tasikmalaya, Kab Bandung Barat, Kota Bogor, Kab Subang, Kab
.d

Cirebon, Kab Pangandaran, Kab Cianjur, Kab Indramayu Kota Cimahi dan Kab
w
w

Bogor.
w

5. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut


a. Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di provinsi Jawa Barat menunjukkan


adanya peningkatan kasus penyakit gigi dan mulut pada masyarakat.
Indikator yang ditetapkan berupa rasio tumpatan dengan pencabutan dengan
target 1:1 belum terpenuhi. Menurut profil kesehatan kabupaten/kota rasio
tumpatan dengan pencabutan di Provinsi Jawa Barat sebesar 1,04 %, secara
rinci dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


131
Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII. A. 42
Rasio Tumpatan/ Pencabutan Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
b. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tentang Gigi dan Mulut
rp

Penduduk yang memiliki masalah gigi dan mulut seharusnya menerima


ba

pengobatan atau perawatan yang tepat dari tenaga medis. Agar diketahui
ja

keterjangkauan/kemampuan untuk mendapatkan pelayanan dari tenaga


s.

medis gigi, maka perlu dihitung Effective Medical Demand (EMD).


ke

Berdasarkan Riskesdas 2013 ini menunjukkan sebesar 28,0 persen


is

penduduk Jawa Barat menyatakan mempunyai masalah gigi dan mulut dalam
.d

12 bulan terakhir (potential demand). Diantara masalah gigi dan mulut,


w
w

terdapat 33,4 persen yang menerima perawatan dan pengobatan dari tenaga
w

medis (perawat gigi, dokter gigi atau dokter gigi spesialis).


Secara keseluruhan keterjangkauan/kemampuan untuk mendapatkan
pelayanan dari tenaga medis gigi/EMD sebesar 9,4 persen. Kabupaten/kota
dengan EMD tertinggi adalah Kota Sukabumi (16,2%), Kota Cimahi (14,2%)
dan Kabupaten Tasikmalaya (13,3%), sedangkan angka EMD terendah di
Kabupaten Karawang (2,0%).
Persentase penduduk yang menyatakan dirinya mempunyai masalah gigi
dan mulut/potential demand meningkat pada kelompok umur anak-anak dan
pada usia produktif. Pada usia anak-anak dan usia produktif 5-9 tahun dan
45-54 tahun, penduduk yang menyatakan bermasalah gigi dan mulut
mencapai persentase tertinggi, yaitu masing-masing 32,4 persen dan 33,9

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 132


Upaya Pelayanan Kesehatan

persen. Demikian pula persentase EMD meningkat pada kelompok umur


anak-anak dan kelompok umur yang lebih tinggi, dan persentase EMD
tertinggi dijumpai pada kelompok umur 5-9 tahun yaitu sebesar 11,7 persen
dan pada kelompok umur 45-54 tahun sebesar 12,8 persen. Pada
perempuan, EMD (10,7%) lebih tinggi dibandingpada laki-laki (8,1%).
Terdapat kecenderungan pada tingkat pendidikan lebih tinggi, didapatkan
EMD yang lebih tinggi. Kelompok pegawai memiliki EMD terbesar (11,1%).
Setiap orang perlu menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara
menyikat gigi dengan benar untuk mencegah terjadinya karies gigi, sebagian
besar (97,0%) penduduk Jawa Barat umur 10 tahun keatas mempunyai
kebiasaan menyikat gigi setiap hari. Kabupaten/kota dengan persentase
tertinggi adalah Kota Bandung (98,5%) dan Kota Cirebon (98,4%), sedangkan

.id
yang terendah adalah Kabupaten Indramayu (94,4%).

go
Gambar VII. A. 43

v.
Persentase Penduduk ≥10 Tahun Yang Berperilaku Benar Menyikat Gigi
ro
Menurut Kabupaten/Kota, Jawa Barat 2013
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

Sumber : Riskesdas 2013

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


133
Upaya Pelayanan Kesehatan

B. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN


1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah Rumah tangga yang
seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10
indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI
eksklusif, balita ditimbang setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di
rumah sekali seminggu, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas
fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah. Apabila dalam Rumah
Tangga tersebut tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan tidak ada
balita, maka pengertian Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang

.id
memenuhi 7 indikator.

go
Pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara
langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap penanggulangan

v.
masalah kesehatan melalui pencegahan terjadinya kesakitan maupun kematian.
ro
PHBS mengisyaratkan slogan “Lebih Baik Mencegah daripada Mengobati’.
rp

Program PHBS adalah upaya untuk pengalaman belajar bagi perorangan,


ba

keluarga, kelompok dan masyarakat, untuk meningkatkan pengetahuan,sikap dan


ja

perilaku hidup bersih dan sehat, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
s.

turut menangani masalah di bidang kesehatan serta berperan-aktif dalam


ke

mewujudkan kesehatan masyarakatnya. PHBS mencakup tatanan Rumah


is

Tangga, Sekolah, Tempat Kerja, Tempat Umum dan Sarana Kesehatan.


.d
w

Jumlah Rumah Tangga di Jawa Barat sebanyak 14.147.170 rumah tangga,


w

dan dipantau sikap prilaku ber-PHBS sebanyak 8.027.722 keluarga (56,7%) , dari
w

pemantauan ini ditemukan 4.309.125 keluarga berprilaku PHBS (53,7%).


Berdasarkan Kab/Kota di Jawa Barat Cakupan tertinggi di capai oleh Kota Depok
(77,5%) dan terendah Kota Sukabumi (37,6%).
Cakupan rumah tangga ber-PHBS dari tahun ke tahun menunjukan adanya
peningkatan, pada tahun 2014 persentase PHBS mencapai 50,9% dan pada
tahun 2015 mencapai 53,7% naik 2,8% untuk lebih jelas berikut ini gambaran
persentase rumah tangga PHBS tahun 2015.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 134


Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII. B. 1
Persentase Rumah Tangga Ber- Perilaku Bersih dan Sehat (PHBS)
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015
rp
ba

Hasil riset kesehatan daerah di kabupaten/kota se-Provinsi Jawa Barat


tahun 2007 menunjukkan persentase keluarga PHBS yang tinggal diperkotaan
ja

lebih baik (45,1%) dibandingkan dengan di pedesaan (31,1%). Berdasarkan


s.
ke

tingkat pengeluaran per-kapita keluarga, semakin sejahtera tingkat sosial ekonomi


keluarga semakin besar proporsi pencapaian keluarga bersih dan sehat.
is
.d

Penerapan PHBS di rumah tangga diharapkan mengurangi risiko terjadinya


w

kematian bayi karena tidak ditolong oleh tenaga kesehatan, meningkatkan daya
w

tahan tubuh dengan ASI. Pencegahan penyakit degeneratif dengan berolah raga,
w

mengkonsumsi makanan bergizi. Pencegahan penyakit pernafasan dengan tidak


merokok dan tinggal di tempat yang tidak terlalu padat hunian. Ketersediaan air
bersih, jamban dan lantai mengurangi risiko kejadian penyakit berbasis
lingkungan, seperti diare, penyakit kulit, dan lain-lain. Hingga saat ini penyakit
Infeksi saluran pernafasan dan diare masih merupakan penyebab kematian bayi
yang cukup besar di Jawa Barat.
Hasil Susenas 2012, persentase penduduk 10 tahun keatas yang merokok
di Jawa Barat sebanyak 29,38% yang terdiri dari umur 10-17 tahun sebanyak
2,93%, umur 18-24 tahun sebanyak 26,36% dan diatas 25 tahun sebanyak
37,68%. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat pada
masyarakat masih merupakan tantangan berat.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


135
Upaya Pelayanan Kesehatan

2. Penyehatan Lingkungan
a. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan, yaitu rumah yang mempunyai layak sanitasi, mempunyai sarana
air bersih, mempunyai tempat pembuangan sampah, mempunyai sarana
pembuangan limbah, mempunyai ventilasi rumah yang baik, memiliki
kepadatan hunian rumah yang sesuai dan mempunyai lantai rumah yang
tidak terbuat dari tanah. Rumah merupakan tempat aktifitas dan tempat
berlindung keluarga, sehingga diperlukan kondisi rumah yang dapat
mengurangi/ menghilangkan risiko penghuni rumah untuk menjadi sakit.
Berikut gambaran capaian Cakupan Rumah Sehat menurut kabupaten kota di
Jawa Barat tahun 2015.

.id
go
Gambar VII. B. 2
Cakupan (%) Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota

v.
di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2015
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

Cakupan Rumah Sehat Provinsi Jawa Barat adalah 73,09 % naik 11,72
% dari tahun 2014 sebesar 61,37%. Sebanyak 12 kabupaten/kota
cakupannya lebih tinggi dari cakupan Provinsi. Cakupan Rumah Sehat
tertinggi Kab. Karawang 100 % (206.661 Rumah Sehat) dan terendah di Kota
Cimahi 39,31% (6.852 Rumah Sehat) Semakin tinggi Cakupan Rumah Sehat

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 136


Upaya Pelayanan Kesehatan

disuatu wilayah, maka akan semakin kecil risiko penghuni rumah tersebut
menjadi sakit.

b. Akses Penduduk Terhadap Air Minum Berkualitas

Alternatif masyarakat untuk mendapatkan sumber air minum di Jawa


Barat sangat bervariasi. Masyarakat perkotaan sebagian besar sudah
menggunakan jasa PDAM untuk memenuhi kebutuhan sumber air minum.
Sedangkan masyarakat di pedesaan relatif lebih bervariasi dari mulai yang
menggunakan sumur gali, sumur pompa, mata air, air hujan sampai yang
memanfaatkan badan air seperti danau, sungai untuk memenuhi kebutuhan
sumber air minumnya.
Sumber mata air tersebut ada yang terlindung ada yang tidak terlindung.

.id
Sumber air PDAM, sumur gali, sumur pompa relatif lebih terlindung dan

go
memenuhi persyaratan kesehatan. Sedangkan sumber air danau, sungai,

v.
mata air relatif tidak terlindung dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan.
ro
Yang dimaksud sumber air bersih yang terlindung adalah sumber air minum
rp

keluarga yang bersumber dari sarana air bersih yang telah memenuhi
ba

persyaratan baik biologis, kimia dan fisik (Permenkes).


ja

Gambaran cakupan keluarga dengan akses air minum berkualitas di


s.

Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada gambar dibawah ini.


ke

Gambar III. B. 3
is

Cakupan (%) Penduduk dengan Akses Air Minum Berkualitas


.d

di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


w
w
w

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


137
Upaya Pelayanan Kesehatan

Cakupan Penduduk dengan Akses Air Minum Berkualitas di Provinsi Jawa Barat
tahun 2015 sebesar 62,64% turun dari tahun 2014 sebesar 67,36,90 %, cakupan
tertinggi di Kota Cirebon sebesar 98,10%, dan terendah di Kab. Ciamis sebesar
6,74% terdapat 19 kabupaten kota cakupan penduduk dengan Akses Air Bersih
dari cakupan provinsi, namun berdasarkan pemeriksaan sampel air minum sebanyak
10.260 sample dari penyedia/penyelenggara Air Minum, diketahui 7.885 sampel
(76,85%) memenuhi syarat baik fisik, bakteriologis maupun kimia, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dari gambar berikut ini.

Gambar VII. B. 4
Cakupan (%) Penyelenggara Air Minum memenuhi Syarat
Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w

c. Akses Penduduk Terhadap Fasilitas Sanitasi Layak


w

Berdasarkan pencatatan dan pelaporan kabupaten kota, cakupan akses


w

penduduk terhadap fasilitas sanitasi layak di Provinsi Jawa Barat tahun 2015
adalah 66,70% naik 11,35 % dibandingkan dengan tahun 2014 yang
mencapai 55,35 %, dan telah mencapai target MDGs tahun 2015 sebesar
62,41%, cakupan tertinggi dicapai oleh Kota Cirebon sebesar 93,75 % dan
cakupan terendah Kab. Ciamis 17,92% seperti diperlihatkan oleh gambar
berikut ini.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 138


Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII. B. 5
AksesPenduduk Terhadap Fasilitas Sanitasi Layak
Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp

Terdapat 9 kabupaten/kota di Jawa Barat cakupan akses penduduk


ba

terhadap fasilitas sanitasi layak masih dibawah target MDGs di tahun 2015,
ja

yaitu Kab. Ciamis 17,92%, Kota Tasikmalaya 35,6%, Kab. Cianjur 45,36%,
s.

Kota Sukabumi 46,16%, Kab. Pangandaran 49,83%, Kab. Sukabumi 52,94%,


ke

Kota Cimahi 52,96%, Kab. Bekasi 56,09%, dan Kab. Tasikmalaya 57,48%.
is
.d

d. Tempat Tempat Umum Yang Memenuhi Syarat


w

Dalam upaya mengurangi risiko Tempat Tempat Umum (TTU) menjadi


w
w

tempat penularan/sumber penyakit, maka dilakukan pemantauan terhadap


TTU tersebut. Sperti TTU yang rutin dilakukan pemantauan oleh kabupaten
kota antara lain sarana pendidikan, sarana kesehatan dan sarana hotel.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


139
Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII. B.6


Persentasi Tempat Tempat Umum (TTU) Memenuhi Syarat Kesehatan
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
Berdasarkan pencatatan pelaporan kabupaten/kota di Jawa Barat selama
rp

tahun 2015 tercatat 35.161 buah Tempat Tempat Umum (TTU) yang terdiri
ba

dari Sarana Pendidikan SD – SLA sebanyak 32.197 buah, sarana kesehatan


ja

(RS dan Puskesmas) sebanyak 1.336 buah dan hotel sebanyak 1.598,
s.

sebanyak 20.905 buah (59,46%) dinyatakan memenuhi syarat kesehatan. Hal


ke

itu berarti bahwa masih terdapat 14.526 buah (40,54%) TTU yang belum
is

memenuhi syarat kesehatan.


.d

Cakupan Tempat Tempat Umum (TTU) tertinggi di Kota Cirebon sebesar


w
w

93,13% dan terendah di Kota Cimahi sebesar 34,63%, terdapat 16


w

kabupaten/kota (59,26%) yang cakupannya diatas Jawa Barat, yaitu Kota


Cirebon, Kota Bekasi, Kab. Cirebon, Kab. Pangandaran, Kota Banjar, Kab.
Majalengka, Kab. Sumedang, Kab. Purwakarta, Kota Sukabumi, Kota Depok,
Kota Bogor, Kab. Garut, Kab. Karawang, Kab. Tasikmalaya, Kab. Sukabumi,
dan Kab. Subang.

e. Tempat Tempat Pengolahan Makanan Memenuhi Syarat Gygiene


Sanitasi
Dalam upaya mengurangi risiko Tempat Penolahan Makanan (TPM)
menjadi tempat penularan/sumber penyakit, maka dilakukan pemantauan

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 140


Upaya Pelayanan Kesehatan

terhadap TPM tersebut, meliputi : Jasa Boga, Restoran, Depot Air dan
Penjaja makanan
Berdasarkan pencatatan pelaporan kabupaten kota di Jawa Barat selama
tahun 2015 tercatat Sebanyak 99.250 Tempat Pengolahan Makanan (TPM),
dan dilakukan pemeriksaan pada 85.404 TPM (86%), dari pemeriksaan
diketahui sebesar 42,47% memenuhi sarat Hygiene Sanitasi, 43,57% yang
tidak memenuhi syarat Higiene Sanitasi, dan sisanya 14% tidak diperiksa,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini dan tabel 56-57
pada lampiran ini.

Gambar VII. B. 7
Persentasi Tempat Pengolahan Makanan (TPM) Memenuhi Syarat Kesehatan
Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

Dari jumlah 43.248 buah TPM yang belum memenuhi syarat dilakukan
pembinaan sebanyak 28.865 buah (66,74%), hal ini masih terdapat 14.383
buah (33.26%) tidak dilakukan pembinaan. Kemudian dari jumlah 42.156
buah TPM yang memenuhi syarat kesehatan yang di lakukan uji petik 10.061
buah (23,87%).

f. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)


Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut sebagai
STBM adalah Pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi
meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci
tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman,

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


141
Upaya Pelayanan Kesehatan

mengelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah tangga


dengan aman melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.
Sebuah wilayah desa/kelurahan disebut telah melaksanakan STBM
apabila desa yang sudah melakukan pemicuan minimal 1 dusun, mempunyai
tim kerja masyarakat/natural leader, dan telah mempunyai rencana tindak
lanjut untuk menuju sanitasi total dan disebut desa STBM apabila desa yang
telah mencapai 100 % penduduk melaksanakan 5 pilar STBM.

Gambar VII. B. 8
Cakupan (%) Desa/Kelurahan Yang Melaksanakan STBM
Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w

Desa/kelurahan yang telah melaksanakan STBM tahun 2015 di Jawa


w

Barat sebanyak 3.532 dari jumlah desa 5.962 (59,2%) cakupan meningkat
dibandingkan tahun 2014 yang hanya mencakup 2.424 desa/kelurahan
(40,7%) Cakupan tertinggi pada Kab. Sumedang, Kab. Tasikmalaya, Kab.
Bandung Barat, Kota Cirebon, Kota Cimahi, Kota Banjar yang mencapai
100% dan cakupan terendah pada Kab. Cianjur yang hanya 17,8%, perlu
meningkatan pembinaan di 13 kabupaten/kota yang cakupannya dibawah
rata-rata Jawa Barat, yaitu Kab. Cianjur, Kota Bandung, Kab. Bogor, Kab.
Pangandaran, Kab. Sukabumi, Kab. Indramayu, Kab. Karawang, Kab.
Kuningan, Kab. Garut, Kab. Majalengka, Kab. Bekasi, Kota Bekasi dan Kab.
Purwakarta.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 142


Upaya Pelayanan Kesehatan

Dari 3.532 desa/kelurahan yang melaksanakan STBM, sebanyak 341


desa/kleurahan (5,72%) telah mencapai desa/kelurahan STBM, yaitu desa
yang telah mencapai 100% penduduk melaksanakan 5 pilar STBM tersebar di
7 kabupaten/kota, yaitu Kab. Sumedang 57 desa (20,14%), Kab. Bandung
Barat 13 desa (7,88%), Kota Bogor 60 kelurahan (88,24%), Kab. Cirebon 88
desa (20,75%), Kab Bekasi 58 desa (31,02%), Kab Sukabumi 36 desa
(9,33%), Kab. Bogor 29 desa (6,68%), dan terdapat 704 desa/kelurahan Stop
BABS tersebar di 17 kabupaten/kota, yaitu Kab. Sumedang 150 desa
(53,00%), kab. Subang 133 desa (52,57%), kab. Cirebon 98 desa (23,11%),
kab. Karawang 65 desa (21,04%), kab. Bekasi 30 desa (16,04%), Kota Banjar
4 desa (16,00%), Kab. Garut 67 desa (15,16%), Kab. Kuningan 56 desa
(14,89%), Kab. Purwakarta 21 desa (10,94%), Kab. Ciamis 28 desa

.id
(10,57%), Kota Depok 4 kelurahan (6,35%), Kab. Tasikmalaya 17 desa

go
(4,84%), Kota Cirebon 1 kelurahan (4,55%), Kab. Indramayu 11 desa

v.
(3,47%), Kab. Bandung 5 desa (1,79%), dan Kota Bandung 1 kelurahan
ro
(0,66%).
rp
ba

C. PENGENDALIAN PENYAKIT
ja
s.

Angka kesakitan dan kematian penyakit merupakan indikator dalam


ke

menilai derajat kesehatan suatu masyarakat. Untuk menurunkan angka kesakitan


is

dan kematian penyakit perlu upaya pengendalian penyakit. Pengendalian


.d

penyakit yang akan dibahas pada bab ini yaitu pengendalian penyakit menular
w

meliputi penyakit menular langsung dan penyakit yang ditularkan melalui


w

binatang. Selain membahas pengendalian penyakit yang menjadi prioritas


w

pembangunan kesehatan nasional, pada subbab ini juga dibahas pengendalian


penyakit di daerah tropis yang salah satunya disebabkan oleh nyamuk, juga
penyakit neglected disease seperti filariasis.

1. Pengendalian Penyakit Menular Bersumber Binatang


a. Malaria
Penyakit malaria mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap angka
kesakaitan dan kematian ibu, balita dan ibu melahirkan, pada tahun 2015
sistem pencatatan Malaria menggunakan e–SISMAL dimana data penemuan
ACD, PCD dan lain-lain hanya meliputi kasus malaria positif saja.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


143
Upaya Pelayanan Kesehatan

Keberhasilan yang telah dicapai dalam pelaksanaan kegiatan pemberantasan


malaria di Jawa Barat pada tahun 2015 adalah :
 Berdasarkan surat dari Dirjen PPPL Kemenkes RI tanggal 14 April
2015, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Ciamis dan Kabupaten
Bandung Barat sudah memenuhi syarat untuk mendapatkan sertifikat
eliminasi Malaria dari Kementrian.
 Angka kesakitan Malaria atau Annual Parasite Incidence / API untuk
Jawa Barat tahun 2015 adalah 0,257‰, menurun dibanding tahun
2014 (0,495‰). API Jawa Barat ini sudah dibawah angka target
eliminasi nasional, Kemenkes RI menetapkan eliminasi dengan API
dibawah 1‰.
 Tidak ada Desa endemis tinggi Malaria di Jawa Barat pada tahun

.id
2015.

go
 Diagnosis Malaria di Jawa Barat 100% sudah menggunakan

v.
diagnosis terkonfirmasi Laboratorium dan sudah tidak ada diagnosis
ro
Malaria klinis.
rp
ba

1) Suspek Penderita Malaria Klinis yang diambil Sediaan Darah Malaria


ja

Tabel VII.C.1
s.

Proporsi Suspek Penderita Malaria Klinis Yang Diambil Sediaan Darah Malaria
ke

Menurut Asal Penemuan di Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2011 – 2015
is
.d

Tahun ACD PCD Lain-lain Jumlah


w

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)


w

2011 32.398 4.537 2.387 39.322


w

(82,39%) (11,54%) (6,07%)


2012 30.016 2.983 1.168 34.174
(87,85%) (8,73%) (3,42%)
2013 27.855 3.194 281 31.267
(89,08%) (22,23%) (0,90%)
2014 161 271 787 1.219
(13,21%) (53,14%) (64,56%)
2015 145 117 59 290
(50%) 53,14% 20,34%
Sumber : Bidang PLPP Dinkes Prov. Jabar

Melihat tabel diatas jumlahnya mengalami penurunan, yaitu pada


tahun 2011 sediaan darah yang diperiksa dari penderita klinis malaria

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 144


Upaya Pelayanan Kesehatan

sebanyak 39.322 penderita, lalu terus menerus menurun pada tahun


2012 menjadi 34.174 penderita, tahun 2013 menjadi 31.267 penderita,
tahun 2014 menjadi 1.219 penderita, dan pada tahun 2015 menjadi 290
penderita.
Dari tabel diatas dilihat adanya kesenjangan antara data tahun
2010 s.d 2013 dengan data tahun 2014 s.d 2015, hal tersebut
disebabkan karena pada tahun 2011 s.d 2013 data penemuan kasus
Malaria melalui kegiatan ACD, PCD dan lain–lain meliputi semua
suspek Malaria baik yang positif maupun negatif, sedangkan pada tahun
2014 s.d 2015 sudah menggunakan system pencatatan pelaporan
melalui e – SISMAL dimana data penemuan ACD, PCD dan lain – lain
hanya meliputi kasus Malaria yang positif saja.

.id
go
2) Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasite Incidence / API)
Tabel VII. C. 2
v.
ro
Annual Parasite Incidence (API) di Daerah Reseptif Malaria Tahun 2011 - 2015
rp

No Kabupaten 2011 2012 2013 2014 2015


ba

1 Sukabumi 0,834 ‰ 0,925‰ 0,481‰ 0,636‰ 0,178‰


ja

2 Garut 1,692‰ 2,458‰ 1,484‰ 0,406‰ 0,183‰


s.

3 Tasikmalaya 0,160‰ 0,135‰ 0,304‰ 0,238‰ 0,151‰


ke

4 Ciamis 0,664‰ 0,570‰ 0,380‰ - -


is

5 Pangandaran - - - 0,748‰ 1,247‰


.d

Jawa Barat 0,535‰ 0,535 ‰ 0,781‰ 0,495‰ 0,257‰


w
w

Angka kesakitan Malaria yang diukur dengan Annual Parasite


w

Incidence / API di Provinsi Jawa Barat dari tahun 2011 sampai tahun
2015 cenderung menurun dari 0,535‰ pada tahun 20111 menjadi
0,257‰ pada tahun 2015, Begitu juga dengan Angka Kesakitan Malaria
di kabupaten endemis (Kab Sukabumi, Kab Garut, Kab Ciamis, Kab
Tasikmalaya dan Kab. Pangandaran) cenderung menurun namun
Kabupaten Sukabumi cenderung naik walaupun sebelumnya pada
tahun 2013 mengalami penurunan. Kabupaten Garut yang biasanya API
selalu paling tinggi, kini pada tahun 2014 dan 2015 mengalami
penurunan yang cukup signifikan, semenjak diberikan kelambunisasi
pada faktor resiko tahun 2013 program ini menunjukan efektif untuk
menurunkan angka kesakitan Malaria.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


145
Upaya Pelayanan Kesehatan

Kabupaten Ciamis pada tahun 2014 dimekarkan menjadi 2


Wilayah terdiri dari Kab Ciamis dan Pangandaran, dan semua daerah
endemis di wilayah Kabupaten Ciamis sekarang masuk ke wilayah
Kabupaten Pangandaran, melihat trendnya API di Kabupaten
Pangandaran, mengalami kenaikan pada tahun 2015, secara umu
gambaran API Jawa Barat dari tahun 1997 – 2015 bisa dilihat pada
gambar berikut ini.
Gambar VII.C.1
Annual Parasit Insiden (API) Malaria per 1000 penduduk
di Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 1997 – 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke

3) Wilayah High Case Incidence


is
.d

Ada beberapa desa yang termasuk daerah fokus kasus tinggi


w

dengan API > 5 ‰ (High Case Incidence/HCI) yang terlihat pada tabel
w

dibawah ini :
w

Tabel VII. C. 3
Wilayah High Case Incidence (HCI) di Daerah Reseptif
Per Kabupaten di Propinsi Jawa Barat Tahun 2010 – 2015

Kabupaten Kecamatan/Puskesmas Desa


2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Sukabumi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tasikmalaya 1 1 0 0 1 1 0 1 0
Garut 1 3 0 0 3 4 1 1 0
Ciamis 0 0 0 0 0 0
Pangandaran 0 0 0
Jumlah 2 4 0 0 4 5 1 1 0

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 146


Upaya Pelayanan Kesehatan

Kasus tinggi (HCI) dengan angka kesakitan > 5 ‰ baik jumlah


kabupaten, kecamatan maupun desa dari tahun ke tahun berfluktuatif,
pada tahun 2010, 2011 dan 2012 wilayah yang terdapat desa endemis
tinggi ada di 2 kabupaten, dimana pada tahun 2010 terdapat di 2 desa
di 2 kecamatan, pada tahun 2011 terdapat 4 desa di dua kecamatan,
dan pada tahun 2012 terdapat lima desa di empat kecamatan, pada
tahun 2013 hanya tinggal satu desa HCI yaitu di desa Mandalakasih
Kecamatan Pameumpeuk Kabupaten Garut. Pada tahun 2014 ada dua
desa HCI yaitu di desa Mandalakasih Kabupaten Garut dan desa
Pasirmukti di Kabupaten Tasikmalaya. Sedangkan pada tahun 2015
tidak ada laporan desa HCI, pada data stratifikasi desa endemis masuk
ke LCI dan MCI.

.id
go
4) Pengobatan Penderita (+) Malaria
Tabel VII. C. 4

v.
Proporsi Pengobatan Penderita (+) Malaria
ro
Menurut Kabupaten di Propinsi Jawa Barat Tahun 2010 – 2014
rp

Kabupaten 2010 2011 2012 2014 2015


ba

Sukabumi 78,7% 100% 100% 100% 85%


ja

Garut 97,9% 97,6% 98,1% 84,8% 52%


s.

Tasikmalaya 31,7% 94,2% 83,2% 73,2% 100%


ke

Ciamis 167,6% 94,4% 100% - -


is

Pangandaran - - - 100% 66%


.d

Jawa Barat 86% 97,13% 95% 87,86% 76%


w
w

Pengobatan yang diberikan kepada penderita pada tahun 2008 –


w

2010 pengobatan menggunakan klorokuin, pada tahun 2011 s.d 2014


pengobatan dipilih hanya menghitung penderita positif Malaria yang
menggunakan terapi sesuai dengan standar dan rekomendasi dari
Komisi Ahli Malaria yaitu Artemisinin Combinations based Therapy
(ACT) sebagai lini pertama dan Kina sebagai lini kedua. Obat-obatan
anti Malaria yang didistribusikan ke Kabupaten/Kota dari Kementerian
Kesehatan RI melalui Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat adalah
Obat Anti Malaria (DHP) dan Primaquin untuk lini pertama dan Kina
untuk lini kedua. Dari hasil laporan logistik dan kegiatan pembinaan
Malaria ke Kabupaten/Kota juga tidak ditemukan adanya stok Kloroquin
di Kabupaten/Kota.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


147
Upaya Pelayanan Kesehatan

Ini menunjukan setiap pasien Malaria sudah diberikan terapi


sesuai standar, namun pada laporan e-SISMAL 2014 dan 2015
cakupan pengobatan Malaria belum mencapai 100%, hal ini
kemungkinan disebabkan kurangnya ketelitian dalam memasukan data
(under-reported), karena dengan menggunakan e-SISMAL ada
beberapa pilihan jenis obat yang digunakan. Selain itu juga
kemungkinan disebabkan di fasilitas kesehatan swasta masih
menggunakan klorokuin dan Fansidar untuk terapi Malaria.Evaluasi dan
Analisis Kinerja didasarkan pada situasi dan kondisi hasil
kegiatan/program dalam upaya mencapai sasaran atau kinerja yang
telah ditetapkan.
Tabel VII. C. 5

.id
Evaluasi dan Analisis Kinerja Program Malaria
di Jawa Barat Tahun 2015

go
INDIKATOR Tahun 2015
SASARAN Target
v.
Realisasi Capaian (%) Penilaian
ro
Angka Kesakitan 20 Kab/Kota 26 Kab/Kota 130% Tercapai
rp
Malaria <1 per 1000
penduduk
ba

Kasus Indigenous 12 Kab/Kota 23 Kab/Kota 191% Tercapai


nol
ja

100% kasus Malaria 27 Kab/Kota 27 Kab/Kota 100% Tercapai


s.

terkonfirmasi
laboratorium
ke

100% kasus Malaria 27 Kab/Kota 23 Kab/Kota 85,18% Belum


mendapatkan terapi tercapai
is

radikal sesuai Pembinaan


.d

standar fokus di 4
Kab/Kota
w
w
w

b. Demam Berdarah Dengue (DBD)


Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian cukup serius, karena
penyakit ini dapat menimbulkan kematian dengan angka CFR cukup tinggi
terutama dalam kondisi KLB. Penyakit ini belum ditemukan obatnya begitu
juga vaksin pencegahannya, cara pemberantasannya adalah dengan
pengendalian vektor baik secara Fisik, Biologi, maupun Kimia.
1) Trend Kasus DBD di Jawa Barat

Jumlah penderita penyakit DBD di Provinsi Jawa Barat tahun


2015 mencapai 22.111 kasus lebih tinggi dibanding tahun 2014
(19.138 kasus). demikian juga dengan risiko kejadian DBD di Provinsi

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 148


Upaya Pelayanan Kesehatan

Jawa Barat mengalami peningkatan dari 39.3/100.000 penduduk


menjadi 47.34/100.000 penduduk. Jumlah KematianDBD tahun 2015
mencapai 184 orang dengan CFR sebesar 0.83%, ini menunjukan
penurunan dibanding tahun 2014 yang sebesar 0,98%.

Gambar VII.C.2
Angka Kejadian dan Angka Kematian Penyakit DBD
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2000 s.d. 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.

Dalam perkembangannya angka kematian DBD dari tahun


ke

2000 sampai tahun 2015 menunjukan penurunan, hal ini disebabkan


is

karena adanya fasilitas kesehatan yang membaik dari kualitas


.d

maupun kuantitasnya tetapi angka kesakitan menunjukan


w
w

peningkatan sampai tahun 2009 dan setelah itu cenderung menurun.


w

Namun tahun 2015 sedikit meningkat dari 39,66/100.000 menjadi


47,34/100.000, hal ini disebabkan terjadinya KLB DBD dibeberapa
Kabupaten/Kota.

2) Angka Kesakitan DBD Berdasarkan Kabupaten/Kota Povinsi Jawa


Barat 2015

Toleransi ambang batas Angka Kesakitan DBD tahun 2015


yang ditetapkan kurang dari 50/100.000 penduduk, pada tahun 2015
terdapat 11 Kabupaten/Kota yang capaiannya diatas ambang batas
toleransi dan rata-rata provinsi, yaitu Kota Sukabumi, Kota Bandung,
Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya, Kota Bogor, Kota Depok, Kota

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


149
Upaya Pelayanan Kesehatan

Cirebon, Kab. Kuningan, Kab. Bandung Barat, dan Kab. Purwakarta.


Angka kesakitan tertinggi didominasi oleh perkotaan kecuali Kota
Banjar : 42,34/1000.000 dan Kota Bekasi 36,36/100.000, angka
kesakitannya sangat bagus di bawah 50/100.000. Angka kesakitan
tertinggi terdapat di Kota Sukabumi mencapai 249,59/100.000 dan
terendah terdapat di Kab. Pangandaran 7,48/100.000 penduduk.

Gambar VII.C.3
Angka Kesakitan DBD
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d

Angka kejadian DBD di wilayah kabupaten dengan kota


w

menunjukan perbedaan yang relatif besar, dimana angka kejadian


w
w

DBD di kota menunjukan angka yang lebih tinggi, tingginya angka


kesakitan DBD di wilayah Perkotaan disebabkan oleh faktor sistem
transportasi dan mobilitas penduduk yang tinggi, jumlah penduduk
dan pemukiman yang padat, juga sebagai merupakan pusat
pendidikan, pusat pemerintahan, pusat ekonomi dan perdagangan
sehingga dimungkinkan lebih besar pertukaran virus Den1, Den 2,
Den 3, dan Den 4 antar manusia sebagai penyebab terjadinya
kesakitan DBD, DB dan DSS. Faktor-faktor ini sulit untuk
dikendalikan namun demikian ada hal hal yang bisa dilakukan
dengan menekan kepadatan vektor melalui upaya PSN dan Fogging,

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 150


Upaya Pelayanan Kesehatan

dan dilakuan pengamatan dan pemantauan/surveilan vektor dan


kasus melalui sistem kewaspadaan dini.

3) Angka Kematian DBD

Angka fatalitas/Angka Kematian (CFR) DBD tahun 2015 terjadi


di 22 kabupaten/kota yang besarannya antara 0,1 – 5,1 %, CFR
tertinggi terjadi di Indramayu (5,1%) dan yang terendah Kab.
Bandung Barat (0,1%) dan terdapat 5 Kabupaten/Kota tidak tejadi
kasus kematian, yaitu Kab. Pangandaran, Kab.Garut, Kab.
Tasikmalaya, Kab. Sumedang dan Kab. Purwakarta. Kabupaten/kota
dengan angka fatalitas lebih tinggi dari batas toleransi < 1 % terdapat
di 6 Kabupaten/Kota, yaitu Kab. Indramayu (5,1%), Kab. Cirebon

.id
(3,4%), Kota Cirebon (2,3%), Kab. Bogor (1,9%), Kota Banjar (1,3%)

go
dan Kota Bekasi (1,1%).

v.
Gambar VII.C.4
ro
Angka Kematian DBD
rp
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

4) Musim Penularan

Berdasarkan pola penyakit DBD tahun 2009 – 2014 di Jawa


Barat mendapatkan gambaran bahwa kasus terendah terjadi pada
bulan November dan akan terus meningkat hingga puncaknya pada
bulan Januari, hal ini sangat dimaklumi karena curah hujan yang

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


151
Upaya Pelayanan Kesehatan

tinggi, terbentuknya tempat perindukan nyamuk, serta suhu udara


yang mendorong prercepatan perkembangbiakan nyamuk. Dalam
pola ini ternyata dari Januari hingga juni kasus relatif stabil tidak
terjadi penurunan, ini menunjukkan kurang intensifnya program
pemberantasan dan pengendalian nyamuk di tahun 2014, sehingga
perlu langkah-langkah strategis untuk mempercepat penurunan
insiden kasus DBD dengan harapkan tidak terjadi out breack di tahun
2016 dan untuk tahun 2015 diasumsikan kasus DBD akan meningkat
di bulan Januari s/d Juni.

Gambar VII.C.5
Pola Penyakit DBD Berdasarkan Rata Rata Kasus Tahun 2009 - 2014
di Provinsi Jawa Barat

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w

Diupayakan ada penanggulanan sebelum musim penularan


w
w

yang harus dilaksanakan pada bulan November 2015 untuk


mengantisipasi musim penularan yang akan di mulai bulan Desember
dan puncaknya Januari 2016 paling tidak melakukan Gerakan Bulan
Bakti PSN (Bulan Bakti Gerakan 3 M).

c. Rabies
Situasi Rabies di Jawa Barat dari tahun ke tahun terus menunjukkan
adanya penurunan, namum belum dapat dinyatakan menjadi daerah bebas
secara epidemiologi, walaupun Menteri Pertanian telah menyatakan bahwa
Jawa Barat babas rabies melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor :
566/Kpts/ PD.610/10/2004, tentang Pernyataan Provinsi Daerah Khusus Ibu

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 152


Upaya Pelayanan Kesehatan

Kota Jakarta, Banten dan Jawa Barat bebas dari Penyakit Anjing Gila
(Rabies), tanggal 6 Oktober 2004. Perlu penegakan UU No. 4 tahun 1984
tentang Wabah Penyakit Menular dan UU No 24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana serta sosialisasi UU No.18 Tahun 2009 tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan dan UU No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan sehingga kegiatan pengendalian rabies dapat berjalan optimal.
Dan pada tahun 2011 telah dibentuk Tim koordinasi Zoonosis Jawa Barat.
Jumlah kasus gigitan hewan penular rabies (HPR) di Provinsi Jawa Barat
selama kurun waktu 2005-2013 sebanyak 4.426 kasus dengan rata-rata
pertahun sebesar 491 kasus gigitan. Dari 491 kasus gigitan HPR terdapat 15
Kasus kematian rabies (Lyssa), yang tersebar di 5 Kabupaten yaitu Kab.
Garut dengan 6 kematian, Kab. Sukabumi dengan 6 kematian, Kab.

.id
Tasikmalaya, Kab. Ciamis, Kab. Cianjur masing-masing dengan 1 kematian.

go
Dengan tahun kejadian pada tahun 2005 sebanyak 1 kasus, pada tahun 2006

v.
sebanyak 2 kasus, pada tahun 2007 sebanyak 1 kasus, pada tahun 2008
ro
sebanyak 3 kasus. Pada tahun 2009 sebanyak 0 kasus dan tahun 2010
rp

sebanyak 1 orang kasus, pada tahun 2011 0 kasus, pada tahun 2012
ba

sebanyak 2 kasus dan sampai dengan 2014 tidak ditemukan kasus yang
ja

positif hasil pemeriksaan lyssa.


s.

Tabel VII.C.6
ke

Jumlah Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR)


is

di Provinsi Jawa Barat tahun 2005-2014


.d

Penderita Kabupaten dengan


w

No Tahun Lyssa
Gigitan Kematian Rabies
w
w

1 2005 389 1 Kab. Garut (1)


Kab. Tasikmalaya (1)
2 2006 453 2
Kab. Garut (1)
3 2007 528 1 Kabupaten Ciamis (1)
Kab. Cianjur (1)
4 2008 619 3
Kab. Sukabumi (2)
5 2009 388 2 Kab. Garut (2)
Kab. Garut (2)
6 2010 573 4
Kab. Sukabumi (2)
7 2011 549 0 -
8 2012 528 2 Kab. Sukabumi (2)
9 2013 399 0 -
10 2014 539 0 -

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


153
Upaya Pelayanan Kesehatan

d. Flu Burung (Avian Influenza-AI)

Kasus Flu Burung di Provinsi Jawa Barat cenderung terjadi secara


sporadik, secara bergantian setiap tahun kabupaten kota yang berbeda
melaporkan adanya kejadian kasus Flu Burung. Meskipun demikian wilayah
kabupaten/kota perbatasan Provinsi Jawa Barat dengan Provinsi DKI Jakarta
relatif selalu melaporkan penemuan kasus Flu Burung setiap tahunnya. Pada
tahun 2012 kasus Flu Burung dilaporkan terjadi di dua kabupaten yaitu Kab.
Bogor dan Kab. Karawang dengan CFR 100%. Pada tahun 2013 kejadian Flu
Burung di dua kabupaten kota yaitu Kab. Bekasi dan Kota Bekasi, dengan
jumlah kasus yang lebih tinggi yaitu 3 kasus dan CFR 100%. Situasi kasus
Flu Burung pada manusia tahun 2014 sebanyak 4 kasus suspek dan tidak

.id
ditemukan kasus positif, kasus suspek ditemukan di Kota bekasi (3 suspek)

go
dan Kab. Bogor (1 suspek). Upaya yang dilakukan adalah penatalaksanaan
kasus dan penyelidikan epidemiologi di wilayah sekitar kasus akan tetapi
v.
perlu diwaspadai dengan cermat mengingat kasus Flu Burung pada unggas
ro
di Jawa Barat pada tahun 2014 ini ditemukan di 52 desa, 37 kecamatan dan
rp

11 Kabupaten/ Kota.
ba
ja

Tabel VII.C.7
s.

Distribusi Penemuan Kasus Flu Burung pada manusia di Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Kabupaten/Kota Tahun 2005 – 2014
ke
is

No Kab / Kota Suspect Konfirmasi Jumlah M CFR


.d

P M CFR (%) P M CFR (%) Kasus (%)


w

1 Kab. Bogor 7 2 28.6 2 2 100 9 4 44.4


w

2 Kab. Sukabumi 2 1 0 0 0 0 2 1 50
w

3 Kab. Cianjur 3 0 0 0 0 0 3 0 0
4 Kab. Bandung 11 0 0 3 2 0 14 2 14
Barat
5 Kab. Bandung 30 3 10.0 2 2 0 32 5 15.6
6 Kab. Sumedang 14 0 0.0 3 2 0 17 2 12
7 Kab. Garut 47 4 9 5 4 0 52 8 15
8 Kab. Tasikmalaya 0 0 0 1 1 100 1 1 100
9 Kab. Ciamis 1 0 0 0 0 0 1 0 0
10 Kab. Kuningan 1 0 0.0 0 0 0 1 0 0
11 Kab. Cirebon 6 1 16.6 0 0 0 6 1 17
12 Kab. Majalengka 2 0 0 0 0 0 2 0 0
13 Kab. Indramayu 19 1 5.3 4 3 75.0 23 4 17.4
14 Kab. Subang 6 3 0 1 1 100 7 4 57
15 Kab. Purwakarta 4 0 0.0 0 0 0 4 0 0.0
16 Kab. Karawang 3 0 0.0 3 3 100 6 3 50.0
17 Kab. Bekasi 30 3 10 5 5 100 35 8 23

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 154


Upaya Pelayanan Kesehatan

18 Kota Bogor 4 1 25 2 2 100 6 3 50


19 Kota Sukabumi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 Kota Bandung 31 6 19.4 2 1 50 33 7 21
21 Kota Cirebon 4 0 0 0 0 0 4 0 0
22 D
Kota Bekasi 31 6 19.4 13 11 83.3 44 96 37
23 iKota Depok 4 2 50 6 6 100 10 8 80
24 Kota Tasikmalaya 4 0 0 0 0 0 4 0 0
25 Kota Banjar 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 Kota Cimahi 2 1 50 0 0 0 2 1 50
27 Kab. 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pangandaran
Jawa Barat 266 34 12.8 52 45 86.5 318 81 25.5

Tabel diatas menunjukan bahwa jumlah suspek kasus flu burung di Jawa
Barat dari tahun 2005 – 2014 sebanyak 266 kasus dengan 34 meninggal

.id
yang terdapat di 23 kabupaten/kota dan kasus positif sebanyak 52 kasus

go
dengan 45 meninggal (CFR 86,5%) yang terdapat di 14 Kabupaten/Kota

v.
dengan kejadian tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebanyak 22 kasus. Angka
ro
kematian penyakit Flu Burung Untuk dua tahun terakhir yaitu tahun 2012 dan
rp

2013 angka kematian Flu Burung bahkan selalu 100%. Artinya setiap kasus
ba

Flu Burung dipastikan meninggal.


ja

Tingginya angka kematian tersebut antara lain disebabkan deteksi dini


s.

kasus Flu Burung masih lemah, kasus ditemukan terlambat, dan terlambat
ke

dibawa ke sarana pelayanan kesehatan yang semestinya.


is

Gambar VII. C.6


.d

Angka Kematian (CFR %) Kasus Flu Burung


w

di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 – 2013


w
w

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


155
Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII.C.7
Sebaran Kasus Flu Burung
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 - 2014

.id
go
e. Anthraks
v.
ro
1) Jumlah kasus Anthraks berdasarkan tahun Kabupaten/Kota dan
rp

Pengobatan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 – 2014.


ba

Tabel VII.C.8
ja

Jumlah Kasus Anthraks di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 – 2014


s.

No Tahun Kabupaten/ Penderita Pengo- Sembuh


ke

Kota Kulit Pencer- Resiko batan


is

naan tertular
.d

1 Kab. Bogor 1 - - - 1
2006
w

Kota Depok 8 - 13 - 7
w

2 2007 Kab. Bogor 3 - - - 3


w

3 2008 Kab. Bogor 9 - - - 9


4 2009 Kab. Bogor 2 - - - 2
5 2010 - - - - - -
6 2011 - - - - - -
7 2012 - - - - - -
8 2013 - - - - - -
9 2014 - - - - - -

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 156


Upaya Pelayanan Kesehatan

2) Distribusi kasus Anthraks berdasarkan kab/kota tahun 2006-2014.


Tabel VII.C.9
Jumlah Kasus Anthraks Kabupaten/Kota Tahun 2006 – 2014

No Tahun Kab/Kota Kasus Mati CFR (%)


1 2006 Kab. Bogor 1 0 0
Kota Depok 8 1 12.5
2 2007 Kab. Bogor 3 0 0
3 2008 Kab. Bogor 9 0 0
4 2009 Kab. Bogor 2 0 0
5 2010 - - - -
6 2011 - - - -
7 2012 - - - -
8 2013 - - - -

.id
9 2014 - - - -

go
v.
ro
Dilihat dari tabel diatas penemuan kasus anthraks tahun 2006
rp
terdapat di Kota Depok dengan jumlah kasus 8 orang, 1 orang
ba

meninggal (CFR : 12,5%) sedangkan di Kab. Bogor dilaporkan 1 orang


tanpa adanya kematian. Tahun 2007 terdapat di Kab. Bogor dengan
ja

jumlah kasus sebanyak 3 orang tanpa ada kematian. Tahun 2008


s.
ke

terdapat di Kab. Bogor sebanyak 9 kasus tanpa ada kematian. Tahun


2009 terdapat 2 laporan kasus Antraks di Kabupaten Bogor dan dari
is
.d

tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 tidak ditemukan kasus antraks di
w

kabupaten/kota, tetapi perlau dilakukan pengamatan secara terus


w

menerus terhadap daerah kantong antrak tersebut.


w

f. Pes
Pengamatan Penyakit Pes secara aktif dilakukan di daerah tertular pes
yaitu di Desa Rawabogo Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung.
Pengamatan dilakukan sejak tahun 2005 sampai dengan 2008 dengan hasil
negative baik pada rodent maupun pinjal. Untuk kasus Pes selama tahun
2009 sampai 2014 tidak ada laporan dari daerah endemis.

g. Leptospirosis
Penanggulangan Leptospirosis di Jawa Barat masih bersifat pasif di
sarana pelayanan kesehatan dan belum ditunjang dengan sarana
pemeriksaan (laboratorium), sehingga belum diketahui hasil yang

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


157
Upaya Pelayanan Kesehatan

menggambarkan situasi daerah risiko tertular. Daerah tertular Leptospirosis di


Provinsi Jawa Barat yang masih melakukan survey yaitu di Kab. Bekasi dan
dilaporkan hasil pengamatan pada tahun 2007 terdapat 7 kasus postif
Leptospirosis.
Pada tahun 2010 dilaporkan terdapat 1 kasus di Kota Cimahi, kejadian itu
sekitar daerah pasar Caringin paska banjir. Pada tahun 2011 ditemukan 29
kasus leptospirosis yang berasal dari Kabupaten Bandung, Kota Bandung,
Kab. Tasikmalaya dan Kab. Garut dengan kematian 4 orang (CFR = 13,79%).
Sedangkan pada tahun 2012 ditemukan 2 kasus positif leptospirosis di Kota
Bandung dan Cimahi. Pada tahun 2013 ditemukan 1 kasus positif
leptospirosis dan 1 suspek leptospirosis di Kab. Bandung. Pada tahun 2014
ditemukan 1 suspek leptospirosis di Kota Cirebon, kasus tidak dilakukan

.id
konfirmasi laboratorium karena tidak memiliki sarana pemeriksaan

go
laboratorium yang memadai untuk pemeriksaan leptospirosis.

h. Filariasis
v.
ro
1) Kasus Filaria
rp

Gambar VII.C.8
ba

Kasus Filariasis Kronis Kabupaten/Kota


di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

Kasus kronis Filariasis di Provinsi Jawa Barat tahun 2015


terbanyak 75 orang tersebar di 11 kab Kota meliputi : Kab Bogor 37
orang, Kab.Kuningan 9 orang, Kab Purwakarta 6 orang, Kota Depok 6

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 158


Upaya Pelayanan Kesehatan

orang, Kab Subang 3 orang, Kab Karawang 3 orang, Kota Bandung 3


orang, Kab Garut 2 orang, Kab Sumedang 2 orang, Kota Sukabumi 2
orang, dan Kota Bekasi 2 orang.

Gambar VII.C.9
Kumulatif Kasus Filariasis
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2002-2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.

Kejadian penyakit Filaria tahun 2002 s.d. 2015 secara kumulatif


ke

telah tercatat sebanyak 1.078 penderita, dan telah terjadi 3 kali KLB
is

(2005, 2009, 2013). Pada tahun 2005 terjadi peningkatan kasus dari 47
.d

kasus di tahun 2004 menjadi 105 kasus pada tahun 2005, kemudian
w

sampai tahun 2008 mengalami fluktuasi dengan kasus antara 69 – 87


w

orang, dan tahun 2009 kembali terjadi out break dengan kasus tercatat
w

sebanyak 134 orang dan terdapat kematian sebanyak 3 orang. Kemudian


berfluktuasi hingga tahun 2012 dengan kasus antara 37 – 85 orang, akan
tetapi tahun 2013 meningkat tajam. Tercatat 138 kasus dan pada tahun
2015 ini kembali meningkat dari 36 kasus pada tahun 2014 menjadi 75
kasus (208%) pada tahun 2015.

2) Survei Mikro Filaria


Deteksi kabupaten/kota endemis Filaria, dilaksanakan survey darah
jari pada desa yang memiliki kasus kronis dengan memeriksa darah jari
pada 300 orang yang tinggal disekitar tempat tinggal penderita kronis,
dilaksanakan pada malam hari karena cacing Filaria Agresif di malam

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


159
Upaya Pelayanan Kesehatan

hari. Mikrofilaria (Mf) rate 1% atau lebih merupakan indikator suatu


kabupaten/kota menjadi daerah endemis filariasis. Mf rate dihitung
dengan cara membagi jumlah sediaan yang positif mikrofilaria dengan
jumlah sediaan darah yang diperiksa dikali seratus persen.

Survei darah jari untuk mengetahui Mikro Filaria Rate telah


dilakukan sejak tahun 2002 s.d. 2011 , dengan hasil Mikro Filaria Rate
antara 1,12% – 15,5% tersebar di 11 Kab/Kota yaitu Kab Tasikmalaya
1,12% dan 1,48%, Kota Bogor 1,13%, Kab. Bandung 1,16%, Kab.
Subang 1,6%, Kab. Kuningan 1,75% dan 15,5%, Kab. Bekasi 1,86%, Kab.
Karawang 1,9%, Kota Depok 2,01%, Kab. Bogor 2,04%, dan Kab.
Purwakarta 2,47%.

.id
Gambar VII.C.10
Survei Mikro Filaria

go
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2002-2011

v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

3) Eliminasi Filariasis di Provinsi Jawa Barat


Pada tahun 1997, World Health Assembly menetapkan resolusi
“Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem”, yang
kemudian pada tahun 2000 diperkuat dengan keputusan WHO dengan
mendeklarasikan “The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis
as a Public Health Problem by the Year 2020”. Indonesia menetapkan
Eliminasi Filariasis sebagai salah satu prioritas nasional penanggulangan
penyakit menular. Upaya penanggulangan filariasis telah dilaksanakan

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 160


Upaya Pelayanan Kesehatan

sejak tahun 1975, terutama di daerah-daerah endemis filariasis tinggi.


Menteri Kesehatan, Dr. Achmad Sujudi, pada tanggal 8 April 2002, telah
menetapkan dimulainya upaya eliminasi filariasis di Indonesia pada acara
Pencanangan Nasional Eliminasi Penyakit Kaki Gajah (Filariasis), di Desa
Mainan, Kecamatan Sembawa, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera
Selatan.

Program Penanggulangan Filariasis menuju eliminasi filariasis 2020


menerapkan strategi sebagai berikut:

a) memutuskan rantai penularan filariasis dengan POPM filariasis di


kabupaten/kota endemis filariasis;
b) mencegah dan membatasi kecacatan melalui penatalaksanaan

.id
kasus klinis fliariasis;

go
c) mengendalikan vektor secara terpadu;
d) memperkuat surveilans, jejaring laboratorium, dan mengembangkan
v.
ro
penelitian; dan
rp
e) memperkuat kerjasama lintas batas daerah dan negara, terutama
ba

dalam rangka memutus rantai penularan filariasis.


ja

Jawa Barat sudah menerapkan dua strategi utama yaitu


s.

memutuskan rantai penularan dengan Pemberian obat massal


ke

pencegahan (POMP) Filariasis pada daerah endemis dan upaya


is

pencegahan dan membatasi kecacatan melalui penatalaksanan kasus


.d

klinis Filariasis. Pengobatan massal dilakukan setiap tahun sekali, dalam


w
w

waktu minimal 5 tahun berturut-turut. Dengan upaya Pemberian obat


w

massal pencegahan (POMP) Filariasis diharapakan dapat menurunkan


angka microfilaria (microfilaria rate) menjadi kurang dari 1%.

Indikator kinerja pada tahun 2015 adalah prosentase kabupaten/kota


dengan Mikrofilaria Rate < 1% sebesar 36,36% sudah tercapai, yaitu
pada Kota Bogor, Kab. Bandung, Kota Depok dan Kab. Bekasi.
Persyaratan kabupaten/kota bisa dilakukan penilaian evaluasi mikrofilaria
rate apabila :

a) Kabupaten/kota endemis filariasis harus melaksanakan


Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) filariasis dengan

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


161
Upaya Pelayanan Kesehatan

implementasi unit 1 kabupaten/kota selama 5 tahun berturut-


turut.
b) Cakupan POPM Filariasis setiap tahunnya minimal 65% jumlah
penduduk.

Sampai tahun 2015 di 11 kabupaten/kota di Jawa Barat akan


dilaksanakan POPM yaitu :

a) Kabupaten yang akan melaksanakan POPM Filariasis putaran


pertama
 Kabupaten Bogor
 Kabupaten Purwakarta
 Kabupaten Kuningan

.id
b) Kabupaten/Kota yang akan melaksanakan POPM Filariasis

go
putaran ke tiga
 Kabupaten Karawang
v.
ro
 Kabupaten Tasikmalaya
rp

c) Kabupaten/Kota yang akan melaksanakan POPM Filariasis


ba

putaran ke empat
ja

 Kota Bekasi
s.

d) Kabupaten/Kota yang akan melaksanakan POPM Filariasis


ke

putaran ke lima
is

 Kabupaten Subang
.d

e) Kabupaten/Kota yang sudah menyelesaikan POPM Filariasis


w
w

putaran ke lima
w

 Kota Bogor
Sudah melaksanakan survei evaluasi
penularan/Transmission Assesment Survey/TAS) yang ke
II (lulus) perlu 1 kali lagi melaksanakan survey evaluasi
penularan
 Kabupaten Bandung
Sudah melaksanakan survei evaluasi penularan
/Transmission Assesment Survey/TAS) yang ke I (lulus)
perlu 2 kali lagi melaksanakan survey evaluasi penularan
Filariasis dengan jarak minimal 2 tahun (tahun 2016 dan
2018).

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 162


Upaya Pelayanan Kesehatan

 Kota Depok dan Kabupaten Bekasi


Kota Depok :
Pada tahun ini akan melaksanakan survei evaluasi
penularan/Transmission Assesment Survey/TAS) yang ke
I.
Kabupaten Bekasi :
Pada tahun 2016 akan melaksanakan survei evaluasi
penularan/Transmission Assesment Survey/TAS) yang ke
I.

Dilaksanakan pencanangan bulan Eliminasi Kaki Gajah pada


tanggal 1 Oktober 2015 oleh Menteri Kesejatan RI di Cibinong Kabupaten

.id
Bogor. Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga) adalah bulan dimana setiap

go
penduduk yang tinggal di kabupaten/kota endemis filariasis di seluruh
wilayah Indonesia serentak minum obat pencegahan filariasis. Bulan
v.
Eliminasi Kaki Gajah diharapkan dilaksanakan setiap tahun sampai
ro
eliminasi filariasis di Indonesia tercapai. Setiap kabupaten/kota endemis
rp

filariasis wajib melaksanakan Pemberian Obat Pencegahan Massal


ba

(POPM) Filariasis sekali setahun selama minimal 5 (lima) tahun berturut-


ja

turut sebagai upaya menghentikan penularan cacing filaria di daerah


s.
ke

endemis.
is

Tujuan adanya Bulan Eliminasi Kaki Gajah untuk terselenggaranya


.d

kegiatan POPM Filariasis terhadap seluruh penduduk sasaran di


w

kabupaten/kota endemis Filariasis secara serentak sehingga diharapkan


w

dapat meningkat cakupan pengobatan yang tinggi dan merata agar dapat
w

memutuskan mata rantai penularan filariasis secara efektif. Pemberian


obat pencegahan massal (POPM) Filariasis di kabupaten/kota dari tahun
2002 s/d 2015 :

 Pada tahun 2015 di Jawa Barat semua kabupaten/kota endemis


Filariasis sudah mulai melaksanakan Pemberian obat pencegahan
massal (POPM) Filariasis.
 Pada tahun 2002 ditemukan 3 kabupaten/kota dengan Mf rate >1
yaitu Kab. Bekasi, Kota Bekasi dan Purwakarta tetapi yang baru
dapat melaksanakan POMP Filariasis secara parsial pada tahun
2003 Kab Bekasi dan Kota Bekasi.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


163
Upaya Pelayanan Kesehatan

 Pada tahun 2005 daerah endemis Filariasis menjadi 9


kabupaten/kota yang melaksanakan POMP Filariasis Parsial baru
5 kabuapten/kota belum ada yang melaksanakan POMP Filariasis
dengan implementing unit satu kabupaten/kota.
 Pada tahun 2007 baru Kota Bogor, yang melaksanakan POMP
Filariasis satu Kota dan tahun 2009 POMP Filariasis satu
kabupaten/kota bertambah menjadi 3 kabupaten/kota, yaitu Kota
Bogor, Kota Depok dan Kab. Bandung,
 Pada tahun 2011 POMP filariasis dilaksanakan pada 6
kabupaten/kota, yaitu Kota Bogor, Kota Depok, Kab. Bekasi, Kota
Bekasi, Kab. Bandung, Kab. Subang, dimana Kota Bogor pada
tahun 2011 sudah melaksanakan POMP Filariasis yang ke 5.

.id
 Tahun 2012 kabuapten/kota yang sudah melaksanakan POMP

go
Filariasis yang ke 5 adalah Kab. Bekasi, Kota Depok.

v.
Tahun 2013 terdapat penambahan 2 kabupaten/kota yang
ro
melaksanakan POMP Filariasis dengan IU 1 kabupaten/kota, yaitu
rp

Kab. Karawang dan Kab. Tasikmalaya sehingga terdapat 8


ba

kabupaten/kota yang melaksanakan Pemberian Obat Pencegahan


ja

Massal (POPM) Filariasis dengan implementasi unit 1


s.

kabupaten/kota.
ke

 3 kabupaten/kota yang belum melaksanakan POPM Filariasis


is

dengan IU 1 labupaten/kota, yaitu Kab. Kuningan, Kab. Bogor dan


.d

Kab. Tasikmalaya.
w


w

Pada tahun 2015 terdapat 3 kabuapten/kota yang melaksanakan


w

POPM Filariasis dengan implementasi unit 1 kabupaten/kota, yaitu


Kab. Bogor, Kab. Kuningan dan Kab. Purwakarta.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 164


Upaya Pelayanan Kesehatan

Tabel VII.C.10
Persentasi Pemberian Obat Pencegahan Massal Filaria
Provinsi Jawa Barat Tahun 2007 – 2015

.id
go
Sumber Data : Laporan Hasil POPM Filariasis Kab/Kota di Jawa Barat s/d tahun 2015

v.
ro
Pada tahun 2015 cakupan POPM Filariasis di Kab/Kota mengalami
rp
peningkatan dimana rata-rata cakupan POPM Filariasis Kab/Kota sebesar
ba

76,09% melampaui target cakupan sebesar 65% dari total penduduk.


Sedangkan Kab/Kota yang selesai POPM Filariasis 5 putaran dilakukan
ja
s.

evaluasi dengan survei penilaian transmisi Filariasis/Transmission


ke

Assesment Survey selama 3 kali dengan jarak minimal 2 tahun. Di Jawa


is

Barat yang sudah melaksanakan survei penilaian transmisi


.d

Filariasis/Transmission Assesment Survey adalah sebagai berikut :


w

Tabel VII.C.11
w

Hasil Transsmission Assesment Survey di Provinsi Jawa Barat


w

Sumber Data : Laporan Hasil TAS Kab/Kota di Jawa Barat s/d tahun 2015

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


165
Upaya Pelayanan Kesehatan

Hasil survei penilaian transmisi Filariasis kabupaten/kota di Jawa


Barat keseluruhan lulus yaitu Kota Bogor pada tahun 2012 melaksanakan
Transmission Assesment Survey/TAS I dengan jumlah sasaran sebanyak
1.684 anak kelas I & II SD dengan critical cut of/nilai ambang batas
sebanyak 20 orang didapatkan keseluruhan negative demikian juga pada
TAS II dinyatakan lulus dengan pemeriksaan sebanyak 1.684 anak kelas
I & II SD dengan critical cut of/nilai ambang batas sebanyak 20 orang
didapatkan hasil yang positif hanya 1 orang.

Pada tahun 2013 Kota Depok melaksanakan Transmission


Assesment Survey/TAS I dengan jumlah sasaran sebanyak 1.692 anak
kelas I & II SD dengan critical cut of/nilai ambang batas sebanyak 20

.id
orang didapatkan keseluruhan negative demikian juga pada TAS II pada
tahun 2015 Kota Depok dinyatakan lulus dengan pemeriksaan sebanyak

go
1.692 anak kelas I & II SD dengan critical cut of/nilai ambang batas

v.
sebanyak 20 orang didapatkan hasil keseluruhan negative. Demikian juga
ro
Kab. Bekasi pada tahun 2013 melaksanakan Transmission Assesment
rp

Survey/TAS I dengan jumlah sasaran sebanyak 1.684 anak kelas I & II


ba

SD dengan critical cut of/nilai ambang batas sebanyak 18 orang


ja

didapatkan keseluruhan negative. Pada tahun 2014 kab. Bandung


s.

melaksanakan Transmission Assesment Survey/TAS I dengan 2 Evaluasi


ke

Unit dengan jumlah sasaran sebanyak 3384 anak kelas I & II SD dengan
is

critical cut of/nilai ambang batas sebanyak 40 orang didapatkan


.d

keseluruhan negatif.
w
w
w

2. Penyakit Menular Langsung


a. Diare
1) Pemberantasan Penyakit Diare
Hingga saat ini penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari masih tingginya angka kejadian Diare
dari tahun ketahun dan banyaknya faktor risiko diare disekitar kita. Di dunia
sebanyak 6 juta anak meninggal setiap tahun karena diare, sebagian
kematian tersebut terjadi dinegara berkembang (Parashar, 2003). Menurut
WHO, di Negara berkembang pada tahun 2003 diperkirakan 1.87 juta anak
balita meninggal karena diare. Delapan dari 10 kematian tersebut pada usia

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 166


Upaya Pelayanan Kesehatan

<2 tahun. Rata rata anak usia <3 tahun dinegara berkembang mengalami
episode diare 3 kali dalam setahun (WHO 2005).

Hasil survei Subdit Diare, angka kesakitan diare semua umur tahun 2000
adalah 301/1000 penduduk, tahun 2003 adalah 374/1000 penduduk dan
tahun 2006 adalah 423/1000 penduduk. Kematian diare pada balita
75.3/100.000 dan semua umur 23.2/100.000 penduduk semua umur (SKRT
2012). Diare merupakan penyebab kematian nomor 4 (13.2%) pada semua
umur dalam kelompok penyakit menular. Proporsi diare sebagai penyebab
kematian nomor 1 pada bayi post neonatal (31.4%) dan pada anak balita
(25,2%) (Riskesdas 2007).

2) Cakupan Penanganan Diare

.id
Penanganan kasus Diare di Jawa Barat terus meningkat dari 80,90%

go
pada tahun 2007 menjadi 113,91 % pada tahun 2014 terhadap sasaran
penderita Diare sebesar 10% dari 214 / 1000 penduduk, akan tetapi sasaran
v.
ro
tersebut sesungguhnya sebagai target antara, dan untuk tahun 2015 target
rp
antara tidak ditentukan 10 % tetapi bergantung pada estimasi kemungkinan
ba

penderita diare yang berkunjung ke Puskesmas besarannya antara 10 – 20 %


sehingga cakupan Diare pada tahun 2015 dari sasaran sebesar 84,2 %.
ja
s.

Gambar VII.C.11
ke

Cakupan Pelayanan Diare


di Provinsi Jawa Barat Tahun 2007-2015
is
.d
w
w
w

Sumber : Profil Kesehatan Jawa Barat Tahun 2007-2015

Jumlah Penderita Diare di Jawa Barat tahun 2015 sebanyak 1.084.766


orang orang dengan kematian 42 orang (CFR = 0,00387% atau 3,87 orang
meninggal dari 100.000 penderita). dengan persentase kasus diare pada

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


167
Upaya Pelayanan Kesehatan

balita 49,56% dan usia diatas lima tahu 50,44%, sedangkan kematian balita
sebesar 80,95% (34 orang), usia diatas lima tahun sebesar 19,05% (8
orang), rata-rata cakupan kasus diare ditangani di kabupaten/kota sebesar
85,26% dengan, batas terendah 33% (Kota Depok) dan batas tertinggi 99%
(Kota Sukabumi), berikut gambaran cakupan diare di kabupaten/kota.

Gambar VII.C.12
Perbandingan Cakupan Diare Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke

3) Proporsi Penggunaan Oralit dan Zinc


is

Selain cakupan pelayanan diare, yang menjadi perhatian dalam


.d

keberhasilan pengendalian diare di Jawa Barat adalah tata laksana diare


w

sesuai standar yang dilakakukan oleh petugas puskesmas di kabupaten/


w
w

kota, yaitu penggunaan oralit dan zinc. Proporsi penggunaan oralit


merupakan perbandingan antara jumlah oralit yang dipakai dengan jumlah
penderita diare yang dilayani di fasyankes. Indikator ini menunjukan kualitas
tatalaksana diare di fasilitas pelayanan kesehatan primer, Angka penggunaan
oralit yang diharapkan adalah 100%. Jika Angka penggunaan oralit yidak
sesuai dengan harapan ini menunjukkan bahwa petugas diare belum
melaksanakan tatalaksana diare sesuai standar.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 168


Upaya Pelayanan Kesehatan

a) Proporsi Penggunaan Oralit

Gambar VII.C.13
Proporsi Pemberian Oralit Terhadap Kasus Diare
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp

Semua kabupaten/kota (100%) dalam tata laksana pemberian


ba

oralit tidak sesuai dengan standar, terdapat 5 kabupaten/kota


ja

terindikasi over pemberian Oralit (melampaui kebutuhan) dan 21


s.

kabupaten/Kota kurang dari kebutuhan, proporsi Pemberian oralit


ke

antara 31% – 134 %.


is
.d

b) Proporsi Penggunaan Zinc


w

Gambar VII.C.14
w

Proporsi Penggunaan Zinc Terhadap Kasus Diare


w

di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


169
Upaya Pelayanan Kesehatan

Semua kabupaten/kota (100%) dalam tata laksana pemberian


Zinc tidak sesui dengan standar, terdapat 11 kabupaten/kota
terindikasi over pemberian Zinc (melampaui kebutuhan) dan 16
kabupaten/kota under pemberian Zinc (kurang dari kebutuhan),
proporsi pemberian Zinc antara 64% - 242%.

b. Kusta
Kasus tercatat Kusta di Jawa Barat tahun 2015 sebanyak 2.229 penderita
dengan kasus MB 2.097 penderita (94,08) dan Kasus PB 132 penderita
(5,92%), dan kasus baru kusta sebanyak 1.846 orang dengan kasus MB
1.667 penderita (90,3%) dan Kasus PB 179 penderita (9,7%), sementara
kasus pada anak sebesar 214 penderita (11,59%) tersebar di kabupaten/kota.

.id
Terdapat 8 kabupaten/kota dengan penemuan kasus baru > 100 orang

go
yaitu Kab.Indramayu (269 orang), Kab. Cirebon (246 orang) Kab. Karawang
(188 orang) Kab. Bogor (185 orang) Kota Bekasi (169 orang) Kab. Subang
v.
ro
(162 orang), Kab. Bekasi (135 orang)
rp

Tabel VII.C.12
Penemuan Kusta Baru, Kusta Tercatat, Kusta Anak, dan Kecacatan Tk.2
ba

di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2008 – 2015


ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 170


Upaya Pelayanan Kesehatan

Penemuan kusta padaa pada tahun 2015 sebanyak 150 orang (8,13%)
dari penemuan kusta baru dan kusta kecacatan tingkat 2 mencapai 214
orang (11,59%) dari penemuan kusta baru, ini menunjukan kecacatan tingkat
2 berada diatas batas toleransi maksimal 5%. Kondisi seperti ini bisa
diinterpretasikan terdapat permasalahan mendasar dalam pelaksanaan
program pengendalian kusta, seperti terlambatnya deteksi dini baik oleh
petugas kesehatan (keterlambatan petugas dalam penemuan penderita
kusta). Maupun oleh penderita kusta (keterlambatan penderita kusta mencari
pengobatan).
Selama periode tahun 2010 – 2015 angka kecacatan selalu diatas 5 %,
pada tahun 2010 mencapai 15,5%, turun menjadi 7,9 % di tahun 2011 dan
naik kembali pada tahun 2012 mencapai 13,9%, kemudian sedikit turun

.id
menjadi 12,1% pada tahun 2013, pada tahun 2014 angka kecacatan kusta

go
masih 12,06%, dan pada tahun 2015 turun menjadi 11, 59%, Berdasarkan

v.
kabupaten/kota penemuan kusta dengan kecacatan tingkat 2 terdapat di 17
ro
kabupaten/kota, dan semuanya diatas 5% kecuali kabupaten Karawang
rp

dibawah 5% dengan Angka cacat Tingkat 2 sebesar 0,53%. Untuk lebih


ba

jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini


ja

Gambar VII.C.15
s.

Penemuan Kusta Dengan Kecacatan Tingkat 2


ke

di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


is
.d
w
w
w

Prevalensi merupakan indikator yang menunjukan besarnya masalah di


suatu daerah dan menentukan beban kerja. Angka prevalensi didapat dari

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


171
Upaya Pelayanan Kesehatan

jumlah kasus kusta terdaftar PB dan MB pada 1 tahun. Di Jawa Barat selama
tahun 2005 sampai dengan tahun. 2015 Prevalensi kusta cenderung menurun
dari 0,69/10.000 penduduk pada tahun 2005 menjadi 0,48/10.000 pada tahun
2015 begitu juga dengan angka penemuan kasus baru (CDR) yang
didapatkan dengan jumlah penemuan kasus baru kusta yang ditemukan
pada periode 1 tahun dan merupakan indikator yang paling bermanfaat
dalam menetapkan besarnya masalah dan transmisi yang sedang
berlangsung. Dalam kurun waktu 2005 – 2015, penemuan kusta baru (CDR)
cenderung menurun dari 6,06 / 100.000 atau 0,61/10.000 pada tahun 2005
menjadi 3,9/100.000 atau 0,39/10.000 pada tahun 2015, pada tahun 2011
antara CDR dan Prevalensi berada pada angka yang sama (0,5/10.000) dan
tahun 2012 sama sama mengalami kenaikan selanjutnya secara perlahan

.id
terus kedua indikator tersebut sejalan menurun, namun tahun 2015

go
prevalensi cenderung meningkat dan CDR cenderung menurun.

Gambar VII.C.16
v.
ro
Prevalensi Kusta dan Case Detection Rate / 10.000 Penduduk
rp
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 – 2015
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

Berdasarkan kabupaten/kota perbandingan prevalensi kusta tahun 2015


terhadap tahun 2014 yang mengalami peningkatan terdapat di 10
kabupaten/kota, yaitu Kab.Garut meningkat 0,05 poin, Kab. Kuningan
meningkat 3,94%, Kab. Cirebon meningkat 1,66 poin, Kab. Indramayu
meningkat 2,53 poin, Kab. Subang meningkat 0,56 poin, Kab. Purwakarta
meningkat 0,73 Poin, Kab. Bandung Barat meningkat 0,12 poin, Kab.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 172


Upaya Pelayanan Kesehatan

Pangandaran meningkat 0,47 poin, Kota Bekasi meningkat 6,08 poin, dan
Kota Banjar meningkat 0,16 poin, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
Gambar VII.C.17
Prevalensi Rate (PR/10.000) Penyakit Kusta, Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 – 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke

c. Tuberkulosa
is

Indonesia sekarang berada pada ranking kelima negara dengan beban


.d

TB tertinggi di dunia. Estimasi prevalensi TB semua kasus adalah sebesar


w

660,000 (WHO, 2010) dan estimasi insidensi berjumlah 430,000 kasus baru
w

per tahun. Jumlah kematian akibat TB diperkirakan 61,000 kematian per


w

tahunnya.
Indonesia merupakan negara pertama diantara High Burden Country
(HBC) di wilayah WHO South-East Asian yang mampu mencapai target
global TB untuk deteksi kasus dan keberhasilan pengobatan pada tahun
2006. Pada tahun 2009, tercatat sejumlah 294.732 kasus TB telah ditemukan
dan diobati (data awal Mei 2010) dan lebih dari 169.213 diantaranya
terdeteksi BTA+. Dengan demikian, Case Notification Rate untuk TB BTA+
adalah 73 per 100.000 (Case Detection Rate 73%). Rerata pencapaian angka
keberhasilan pengobatan selama 4 tahun terakhir adalah sekitar 90% dan
pada kohort tahun 2008 mencapai 91%. Pencapaian target global tersebut

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


173
Upaya Pelayanan Kesehatan

merupakan tonggak pencapaian program pengendalian TB nasional yang


utama.
Sasaran strategi nasional pengendalian TB hingga 2015 mengacu pada
rencana strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019 yaitu menurunkan
prevalensi TB dari 297 per 100.000 penduduk menjadi 245 per 100.000
penduduk. Saat ini diperkirakan ada 1 dari setiap 3 kasus TB yang masih
belum terdeteksi oleh program.
Program Pengendalian TB. Setelah Tahun 2015, indikator CDR tidak
akan digunakan lagi dan diganti dengan Case Notification Rate (CNR)
sebagai indikator yang menggambarkan cakupan penemuan pasien TB,

1) Case Notification Rate (CNR)

.id
Case Notification Rate (CNR) adalah angka yang menunjukkan

go
jumlah pasien yang ditemukan dan tercatat dalam laporan triwulanan pasien
baru TBC (TB 07) diantara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu.

v.
Angka ini apabila dikumpulkan serial akan menggambarkan kecenderungan
ro
penemuan kasus dari tahun ke tahun di wilayah tersebut, angka ini berguna
rp

untuk menunjukkan trend atau kecenderungan meningkat atau menurunnya


ba

penemuan pasien TBC pada wilayah tersebut. Angka tersebut dapat dilihat
ja

pada tabel berikut ini :


s.
ke

Gambar VII.C.18
Case Notification Rate (CNR) TBC Paru dalam 100.000 Penduduk
is

di Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 – 2015


.d
w
w
w

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 174


Upaya Pelayanan Kesehatan

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa trend CNR di Provinsi Jawa
Barat periode tahun 2010 - 2015 cenderung naik, dari 76,22/100.000 pada
tahun 2010 menjadi 138,87/100.000 pada tahun 2015, rata ata setiap tahun
127,03 / 100.000 penduduk.
Jumlah kasus TB Paru yang ditemukan dan tercatat dalam laporan
berdasarkan kabupaten/kota per 100.000 penduduk, antara 67,31 /100.000
(Kab. Bekasi ) hingga 448,79 (Kota Cirebon) dengan rata rata 158,95,
Terdapat 14 Kab/Kota dengan CNR dibawah Jawa Barat (138,87), yaitu Kab.
Bekasi 67,31/100.000, Kab. Pangandaran 74,27, Kab. Karawang 89,91, Kab.
Bandung Barat 96,54, Kab. Purwakarta 99,28, Kab. Garut 100,36, Kab.
Tasikmal;aya 101,27, Kota Depok 107,41, Kab. Indramayu 108,21, Kab.
Sukabumi 124,56, Kota Bekasi 125,68, Kab Cianjur 133,16, Kab. Sumedang

.id
133,65, dan Kab. Ciamis 138,36 tinggi-rendahnya angka CNR di suatu

go
wilayah selain dipengaruhi oleh upaya penemuan kasus (case finding) juga

v.
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kinerja sistem pencatatan dan
ro
pelaporan di wilayah tersebut, jumlah fasyankes yang terlibat layanan DOTS,
rp

dan banyaknya pasien TB yang tidak terlaporkan oleh fasyankes.


ba

Gambar VII.C.19
ja

Case Notification Rate (CNR) TBC Paru dalam 100.000 Penduduk


s.

Berdasarkan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


ke
is
.d
w
w
w

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


175
Upaya Pelayanan Kesehatan

2) Angka Kesembuhan (Cure Rate), Pengobatan Lengkap (Complete


Rate) dan Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate)
Tabel VII.C.13
Angka Kesembuhan, Angka Pengobatan Lengkap, Angka
Keberhasilan Pengobatan dan Angka Kematian TBC Paru Selama
Pengobatan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

a) Angka Kesembuhan (Cure Rate)


Adalah angka yang menunjukkan prosentase pasien TBC paru BTA
positif yang sembuh setelah selesai masa pengobatan diantara pasien
TBC Paru BTA positif yang tercatat. Angka kesembuhan dihitung
tersendiri untuk pasien baru TBC Paru BTA positif yang mendapat
pengobatan kategori 1 atau pasien TBC Paru BTA positif pengobatan
ulang dengan kategori 2, angka ini dihitung untuk mengetahui
keberhasilan program dan masalah potensial, angka indikator
kesembuhan menurut program adalah ≥ 85%, dan Jawa Barat baru
mencapai 81,75% relatif sama dengan tahun 2014 yang hanya mencapai

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 176


Upaya Pelayanan Kesehatan

81,77%. Dari 27 kabupaten/Kota terdapat 14 kabupaten/kota yang belum


mencapai ≥ 85%, yaitu Kota Bogor, Kota Bandung, Kab. Karawang, Kab.
Cianjur, Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya, Kab. Bandung Barat, Kota
Bekasi, Kab. Sukabumi, Kota Sukabumi, Kab. Garut, Kab Purwakarta dan
Kab. Pangandaran, cakupan terbesar dicapai oleh Kab. Majalengka
(97,28%) dan terendah Kota Bogor (48,63%).

Gambar VII.C.20
Angka Kesembuhan (Cure Rate) TBC Paru
Berdasarkan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is

Jika dilihat pola tahunan selama 2005 – 2015 angka kesembuhan


.d

berfluktuasi, angka tertinggi pada tahun 2009 mencapai 86,4% dan angka
w

terendah terjadi pada tahun 2014 dan 2015 dengan cakupan 81,8 %.
w
w

Gambar VII.C.21
Pola Angka Kesembuhan (Cure Rate) TBC Paru
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 – 2015

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


177
Upaya Pelayanan Kesehatan

b) Angka Pengobatan Lengkap (Complete Rate)


Pengobatan Lengkap adalah pasien yang telah menyelesaikan
pengobatannya secara lengkap tetapi tidak memenuhi persyaratan
sembuh atau gagal, ini mengindikasikan semakin besar angka complet
rate semakin semakin besar proses pengobatan tidak dilakukan diagnosa
laboratorium akhir. angka Jawa Barat sebesar 7,54%, angka Kab/Kota
antara 0,07 – 22,65%, terdapat 4 Kab/Kota yang diluar ambang batas
15% yaitu Kab.Karawang, Kab Bandung Barat, Kab Cianjur, dan Kota
Bandung, Complete rate terbesar terjadi di Kab Karawang (22,15%) dan
terendah di Kab Majalengka (0,07%)

Gambar VII.C.22
Angka Pengobatan Lengkap (Complete Rate) TBC Paru

.id
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

c) Angka Keberhasilan Pengobatan TB (Traetmet Succsess Rate)


Adalah angka yang menunjukkan prosentase pasien baru TB Paru,
terkonfirmasi bacteriologis yang menyelesaikan pengobatan (baik yang
sembuh maupun pengobatan lengkap) diantara pasien baru TB Paru
terkonfirmasi bacteriologis yang tercatat. Dengan demikian angka ini
penjumlahan dari angka kesembuhan dan angka pengobatan lengkap.
Renstra Jawa Barat menargetkan Angka Keberhasilan Pengobatan
sebesar 88% dan hasil yang telah dicapai pada tahun 2015 sebesar
89,28%. Terdapat 6 kabupaten/kota yang belum mencapai target, yaitu
Kota Bogor (51%), Kota Bandung (66,58%), Kota Tasikmalaya (78,61%),

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 178


Upaya Pelayanan Kesehatan

Kota Cirebon (79,43%), Kota Sukabumi (85,12%), dan Kota Bekasi


(85,99%). Cakupan terbesar dicapai oleh Kab. Bekasi dan Kota Banjar
(100%) dan terendah adalah Kota Bogor (51%).

Gambar VII.C.23
Angka Keberhasilan Pengobatan (TSR) TBC Paru
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja

d. Pneumonia
s.

Pneumonia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di


ke

Indonesia terutama pada Balita. Menurut hasil Riskesdas 2007, pneumonia


is

merupakan pembunuh nomor dua pada Balita (13,2%) setelah diare (17,2%).
.d
w

Hasil survei morbiditas yang dilaksanakan oleh subdit ISPA dan Balitbangkes
w

menunjukkan angka kesakitan 5,12%, namun karena jumlah sampel dinilai


w

tidak representatif maka subdit ISPA tetap menggunakan angka WHO yaitu
10% dari jumlah Balita. Angka WHO ini mendekati angka SDKI 2007 yaitu
11,2%. Jika dibandingkan dengan hasil penelitian oleh Rudan,et al (2004) di
negara berkembang termasuk Indonesia insidens pneumonia sekitar 36%
dari jumlah Balita.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 Insiden dan prevalensi pneumonia di
Jawa Barat tahun 2013 adalah 1,9 persen (Nasional 1,8%) dan 4,9 persen
(Nasional 4,5%). Lima kabupaten/kota yang mempunyai insiden dan
prevalensi pneumonia tertinggi untuk semua umur adalah Kota Tasikmalaya,
Kab. Sumedang, Kab. Tasikmalaya, Kab. Bandung Barat, dan Kab.
Purwakarta.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


179
Upaya Pelayanan Kesehatan

Faktor risiko yang berkontribusi terhadap insidens pneumonia tersebut


antara lain gizi kurang, ASI ekslusif rendah, polusi udara dalam ruangan,
kepadatan, cakupan imunisasi campak rendah dan BBLR. Cakupan
Pneumonia dihitung dari Jumlah kasus ditemukan dan ditangani dibagi Angka
Sasaran Pneumonia (Jumlah Balita x 10%) Cakupan penemuan Pneumoni di
Jawa Barat selama tahun 2000 sampai dengan tahun 2015 antara 34.5%
sampai dengan 52.7%. Cakupan tertinggi terjadi pada tahun 2006 dengan
cakupan 52.7%. Sedangkan terendah terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar
35.6%.
Untuk cakupan penemuan Pneumoni tahun 2015 Sebesar 43,69% turun
4,41% dibandingkan dengan cakupan 2014 yaitu 48.1%.

.id
Gambar VII.C.24
Cakupan Pneumoni di Provinsi Jawa Barat

go
Tahun 2000 – 2015

v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

Berdasarkan Kab/Kota terdapat 10 kabupaten/kota dengan cakupan dibawah


Jawa Barat sebesar 43,69%, yaitu Kab. Indramayu (9,44%), Kab. Bekasi
(10,69%), Kota Depok (15,17%), Kab Bandung Barat (28,94%), Kab
Tasikmalaya (30,92%), Kab.Bogor (30,03%), Kab.Cianjur (31,13%), Kab
Sukabumi (32,95%) dan Kab. Pangandaran (37,10%), rata rata cakupan
53,43% dengan angka cakupan antara 9,44 – 112,82 .

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 180


Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII.C.25
Cakupan Pneumoni Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
e. HIV/AIDS dan IMS
ba

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency


Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau:
ja
s.

sindrom) yang timbul karena menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia


ke

akibat infeksi virus HIV. Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV)
is

yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang
.d

terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun
w

mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat


w

memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-


w

benar bisa disembuhkan.

1) Kasus HIV di Jawa Barat 2014


Kumulatif HIV di Jawa Barat sampai tahun 2015 yaitu sebanyak
21.310 kasus. Selama periode <2004 – 2015 pola penemuan kasus HIV
cenderung meningkat, pada tahun 2015 tercatat sebanyak 4.303
tersebar di 27 Kabupaten/Kota dengan rata rata kasus 153,6. Kasus
HIV berdasarkan Jenis Kelamin terjangkit pada 58,42% laki laki dan
41,68% Perempuan, Berdasarkan Kelompok umur <4 tahun sebesar
3,30%, kelompok umur 5-14 tahun sebesar 1,59%, kelompok umur 15-
19 tahun sebesar 2,5%, kelompok umur 20-24 tahun sebesar 16,78%,

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


181
Upaya Pelayanan Kesehatan

kelompok umur 25-49 tahun sebesar 72%, dan kelompok umur > 50
tahun sebesar 3,83%.
Gambar VII.C.26
Kumulatif HIV dan Kasus HIV
di Provinsi Jawa Barat Tahun <2004 - 2015

.id
go
v.
ro
rp

Berdasarkan kelompok risiko kasus HIV terjadi pada : WPS 8,96 %,


ba

PPS 0,39 %, Waria 1,85 %, LSL 13,10 %, IDU 4,02 %, Pasangan Risti
ja

15,02 %, Pelanggan PS 9,46 % dan faktor lainnya 47,21 %. Kasus HIV


s.

tertinggi di Kota Bandung sebanyak 746 kasus (17,34%) dan terendah


ke

di Kab. Pangandaran 4 kasus (09%) untuk lebih jelasnya dapat dilihat


is

pada gambar berikut ini.


.d

Gambar VII.C.27
w

Prosentasi HIV Berdasarkan Kabupaten/Kota


Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
w
w

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 182


Upaya Pelayanan Kesehatan

2) Kasus AIDS
Kumulatif penderita AIDS di Jawa Barat sampai tahun 2015 yaitu
sebanyak 6.222 kasus. Selama periode <2004 – 2015 pola penemuan
kasus AIDS berrfluktuatif , dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.

Gambar VII.C.28
Cakupan Penemuan Kasus AIDS
di Provinsi Jawa Barat Tahun < 2004 - 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.

AIDS cenderung meningkat namun sampai dengan tahun 2010


ke

kecenderungannya menurun, pada tahun 2011 terjadi peningkatan


is

tajam (265%) mencapai 892 kasus dibanding tahun 2010 yang hanya
.d

337 kasus, dan hingga tahun 2014 kasus AIDS terus menurun, akan
w

tetapi tahun 2015 kembali meningkat hingga 300 % dari 245 kasus
w

AIDS pada tahun 2014 menjadi 736 Kasus AIDS pada tahun 2015,
w

Kasus AIDS terjangkit pada laki laki 4.221 orang (67,84%), permpuan
1.985 orang (31.91%) dan 16 tidak diketahui (0,26%).
Berdasarkan kelompok umur 82,63% terjadi pada usia 20 – 39
tahun, secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut : kelompok umur <
1 tahun sebanyak 55 orang (0,88%), umur 1-4 tahun sebanyak 159
orang (2,56%), umur 5-14 tahun sebanyak 77 orang (1,24%), umur 15-
19 Tahun sebanyak 67 orang (1,08%), umur 20-29 tahun sebanayak
2.921 (46,95%), umur 30-39 tahun sebanyak 2.220 orang (3568 %),
umur 40-49 tahun sebanyak 487 orang (7,83%), umur 50 – 59 tahun
sebanyak 114 orang (1,83%), umur > 60 tahun sebanyak 19 orang

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


183
Upaya Pelayanan Kesehatan

(0,31%) dan kelompok umur tidak diketahui sebanyak 103 orang


(1,66%). Berdasarkan Faktor resiko 88,1 % terjangkit pada Hetero Sex
dan Pengguna Napza Suntik secara rinci dapat dijelaskan sebagai
berikut : Homo Sex/Bisex sebanyak 256 orang (4,1%), Hetero Sex
sebanyak 2.506 orang (40,3%) Penguna Napza suntik 2.977 orang
(47,8%), Transfusi sebanyak 14 orang (0,2%), Tatoo sebanyak 4 orang
(0,1%), Perinatal/Anak sebanyak 264 orang (4,2%), dan tidak diketahui
sebanyak 201 orang (3,2%).
Berdasarkan Status Pekerjaan tarnyata AIDS banyak terjangkit pada
kelompok Tidak Bekerja sebanyak 1.559 orang (25,06%), Karyawan
876 orang (14,08%), Wiraswasta sebanyak 852 orang (13,69%), IRT
sebanyak 812 orang (13,05%) Wanita Pekerja Sex sebanyak 366 orang

.id
(5,88%), Mahasiswa/siswi sebanyak 193 orang (3,1%), Buruh sebanyak

go
188 orang (3,02%) Pekerjaan Lainnya 554 orang ( 8,9%) dan tidak
diketahui 822 orang (13,21%).
v.
ro
Berdasarkan Lokasi Terjangkit Kasus AIDS terjadi di 26
rp

Kabupaten/Kota dari 27 Kabupaten/Kota persentasi tertinggi di Kota


ba

Bandung (28,66%) dan terendah Kota Banjar (0,14%) sedangan Kab


ja

Pangadaran tidak ditemukan kasus AIDS. Untuk kasus Unclass (Tidak


s.

diketahui) sebanyak 388 kasus dilaporkan dari DKI Jakarta sebanyak


ke

169 orang, Kota Tangerang sebanyak 21 orang, Bengkulu 5 orang, dan


is

sisanya dari 15 wilayah lainnya sebanyak 43 orang. untuk lebih jelasnya


.d

dapat dilihat pada gambar berikut ini.


w
w

Gambar VII.C.29
Kasus AIDS berdasarkan Kabupaten/Kota
w

di Provinsi Jawa Barat Tahun <2004 -2015

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 184


Upaya Pelayanan Kesehatan

3. Penyakit yang dapat Di Cegah Dengan Imunisasi (P3DI)

Surveilans penyakit yang dapat dicegah oleh Imunisasi, mempunyai peran


menentukan daerah rawan/resiko tinggi, Memantau kemajuan penanggulanagan,
dan memberikan rekomendasi kegiatan penangulangan dengan strategi
pelaksanaan program imunisasi, fokus terhadap Eradikasi Polio (Upaya
menghilangakan angka Insiden di dunia), Eliminasi (Upaya menurunkan Insiden
menjadi 0) Campak, Surveilans Diptheri dan Tetanus Neonatorum.

a. Diptheri
Penyakit Diptheri merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I). Meskipun cakupan imunisasi DPT3 sudah cukup
tinggi, namun kejadian Diptheri setiap tahun di Jawa Barat secara sporadis

.id
selalu ditemukan oleh kabupaten kota. Penegakan diagnosa Diptheri

go
ditentukan secara konfirmasi laboratorium melalui pemeriksaan apus

v.
tenggorokan (APT). Permasalahan penyakit Diptheri selain karena tingkat
ro
fatalitasnya yang tinggi, juga adanya carrier, yaitu orang yang tubuhnya
rp
terinfeksi kuman bakteri namun tidak menampakan gejala diptheri, dan
ba

sangat potensial meningkatkan risiko penularan Diptheri.


Penemuan kasus Diptheri sangat dipengaruhi oleh aktivitas surveilans
ja
s.

aktif kabupaten kota. Situasi Diptheri di Jawa Barat tahun 2009 sampai
ke

dengan tahun 2015 berfluktuasi, pada tahun 2009 terjadi 28 kasus, pada
is

tahun 2010 sebanyak 27 kasus kemudian pada tahun 2011 meningkat tajam
.d

menjadi 45 kasus (166%), Diptheri turun kembali menjadi 31 kasus pada


w

tahun 2012, dan tahun berikutnya 2013 relatif sama sebanyak 32 kasus,
w

kemudian meningkat tajam pada tahun 2014 mencapai 45 kasus (145%),


w

melihat pola kasus penyakit diptheri selalu terjadi peningkatan setiap 3


tahun, dan diprediksi tahun 2015 akan turun namun ternyata tahun 2015
meningkat menjadi 59 Kasus ini menunjukan pola tak beraturan perlu
dilakukan pengamatan kasus secara terus menerus.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


185
Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII.C.30
Penemuan Kasus Diptheri di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2009 – 2015

.id
go
v.
Lokasi terjangkit kasus Diptheri tersebar di 13 Kab/Kota (48,15%) dengan
ro
jumlah kasus 59 orang dan meninggal 7 orang (CFR 11,86%) dengan
rp
sebaran : Kab Sukabumi 11 penderita meninggal 3 orang CFR; 27,3%, Kota
ba

Bandung 10 orang tanpa kematian, Kab Bandung 7 orang tanpa kematian,


ja

Kab Tasikmalaya dan Kota Bekasi masing masing 6 orang tanpa kematian,
s.

Kab Cirebon 4 orang meninggal 3 (CFR 75%), Kab Bandung Barat 4 orang
ke

tanpa kematian, Kab Cianjur 3 orang meninggal 1 (CFR 33%), Kab Bekasi 3
is

orang tanpa kematian, Kab Purwakarta 2 orang tanpa kematian dan Kab.
.d

Bogor, Kab Karawang Kota Cimahi masing masing 1 orang tanpa kematian.
w
w

Gambar VII.C.31
w

Kasus Diptheri Berdasarkan Kabupaten/Kota


di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 186


Upaya Pelayanan Kesehatan

b. Pertusis
Dari 27 Kab/kota hanya ditemukan kasus pertusis di 1 Kabupaten/Kota
yaitu Kab. Bandung dengan 1 kasus, sama halnya dengan penemuan kasus
Diptheri, kasus pertusus pun sangat dipengaruhi oleh aktivitas surveilans
aktif kabupaten/kota.

c. Tetanus Neonatorum
Upaya pengendalian Tetanus Neonatorum untuk mencapai status
eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN). Penemuan dan pelaporan kasus
tetanus neonatorum dilakukan melalui pendekatan W1, artinya satu kasus
tetanus neonatorum masuk dalam kondisi KLB.
Penemuan kasus Tetanus Neonatorum di Provinsi Jawa Barat pada tahun

.id
2013 menurun di banding tahun 2012, yaitu dari 14 kasus tahun 2012
menjadi 9 kasus pada tahun 2013, akan tetapi pada tahun 2014 sedikit

go
meningkat menjadi 11 kasus dengan kematian 10 orang, angka kematian

v.
sebesar 90,91%, ditemukan di 7 Kab/kota yaitu : Kab. Bogor sebanyak 5
ro
orang tersebar di Kecamatan Caringin 2 orang, Kecamatan Citeureup 1
rp

orang, Kecamatan Cibinong 1 orang, Kecamatan Rumpin 1 orang dengan


ba

Angka Kematian 100%, Kab. Bandung 1 orang tanpa kematian, Kab Cianjur 1
ja

orang, di Kecamatan Sindangbarang dengan kematian 100%, Kab. Garut 1


s.

orang, di Kecamatan Pasir wangi wilayah Puskesmas Padaawas dengan


ke

kematian 100%, Kab. Tasikmalaya 1 orang dengan kematian 100%,


is

Kab.Indramayu 1 orang, di Kecamatan Tukdana wilayah kerja Puskesmas


.d

Tukdana dengan kematian 100%, dan Kota Bandung 1 orang, di Kecamatan


w
w

Bojongloa Kidul dengan kematian 100%. Sedangkan untuk kasus


w

Neanotorum turun menjadi 5 Kasus terjadi di 2 Kabupaten, yaitu Kab. Bogor


3 Kasus dengan kematian 2 orang (CFR 66,6%) dan Kab Cianjur sebanyak 2
Kasus dengan 1 Kematian (CFR 50%).
Untuk Kasus Tetanus Non Neanotorum sebanyak 8 orang tersebar di
Kota Bandung 1 orang, Kab Purwakarta 1 orang, Kab Karawang 5 orang, dan
Kota Cirebon 1 orang.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


187
Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII.C.32
Kasus Tetanus Neonatrum
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2015

d. Campak

.id
Walaupun Cakupan Imunisasi campak cukup tinggi namun kasus campak

go
sering terjadi bahkan menimbulkan KLB serta kematian, untuk tahun 2015

v.
penemuan kasus campak di Jawa Barat tersebar di 23 Kab/Kota naik dari
ro
tahun 2014 yg mencapai 21 Kabupaten/Kota, dan jumlah penderita
rp

meningkat dari 2.019 orang, tanpa kematian, menjadi 4.135 orang dengan 2
ba

orang kematian (CFR 0,05%).


ja

Insiden Rate mencapai 8,85/100.000 terjangkit di 23 Kabupaten/Kota


s.

dengan besaran antara 0,84 – 142,44 / 100.000, Angka kejadian tertinggi


ke

terjadi di Kota Cirebon sebesar 142,44/100.000 penduduk dan terendah di


is

Kab. Bogor 0,84/100.000 penduduk, sedangkan Kab. Sumedang, Kab.


.d

Subang, Kab. Pangandaran dan Kota Sukabumi tidak ditemukan kasus


w

campak.
w
w

Gambar VII.C.33
Insiden Rate Campak Berdasarkan Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat 2015

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 188


Upaya Pelayanan Kesehatan

e. Surveilans AFP (Non Polio)


Surveilans AFP (Acut Paralysis Flaccid), merupakan kegiatan pencarian
kasus kelumpuhan yang bersifat layuh dan terjadi secara mendadak bukan
disebabkan oleh ruda paksa, dengan cara mengamati semua AFP ≥ 2 /
100.000 penduduk usia < 15 tahun dengan indicator adequate stool specimen
> 80%, dan zero reporting > 90%. Upaya penemuaan dilakukan di Rumah
Sakit, Puskesmas dan Masyarakat.
Hasil surveilans AFP rate dalam 100.000 penduduk umur < 15 tahun di
Jawa Barat sebesar 2,17/100.000, angka tertinggi ditemukan di Kab.
Karawang sebesar 17,76/100.000, dan terendah di Kab. Sukabumi sebesar
0,43/100.000, penemuan dibawah target terjadi di 13 Kabupaten/Kota, yaitu
Kab. Sukabumi 0,43/100.000, Kota Bandung 0,69%, Kota Bogor

.id
1,11/100.000, Kota Bekasi 1,18/100.000, Kab Bogor 1,35/100.000, Kab.

go
Bandung Barat 1,49/100.000, Kab Garut 1,51/100.000, Kab. Purwakarta

v.
1,54/100.000, Kab. Bekasi 1,56/100.000, Kab Sumedang 1,82/100.000. dan
ro
Subang, Pangandaran, Kota Depok dengan cakupan 0.
rp
ba

Gambar VII.C. 34
Surveilans AFP Rate di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

4. Penyakit Tidak Menular


a. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


189
Upaya Pelayanan Kesehatan

cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam


jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal
(gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan
stroke).
Untuk mengetahui gambaran umum permasalahan Hipertensi di Jawa
Barat tahun 2015, terhadap jumlah penduduk usia ≥ 18 tahun yang berasal
dari laporan profil kesehatan Kab/Kota dapat di lihat pada gambar dibawah
ini.

Gambar VII.C.35
Prevalensi Hipertensi terhadap Penduduk Usia ≥ 18 Tahun Berdasarkan
Pemeriksaan Tekanan Darah di Puskesmas
Provinsi Jawa Barat, Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w

Pada tahun 2015 di Jawa Barat ditemukan 530.387 orang kasus


w

hipertensi (0.07 % terhadap jumlah penduduk ≥ 18 tahun ), tersebar di 22


w

Kabupaten/Kota, dan 5 Kabupaten/Kota lainnya Kab. Bekasi, Kab. Bandung


Barat, Kab. Sukabumi, Kab. Subang dan Kab. Sumedang tidak melaporkan
kasus Hipertensi, rata rata Kasus 0,03%, kasus tertinggi di Kota Sukabumi
0,07 % dan terendah di Kab Garut, Kab Cirebon, Kab Tasikmalaya, dan Kab.
Karawang sebesar 0,01%,
Program PTM pemeriksaan Hipertensi merupakan program baru
sehingga dalam operasional kegiatan masih belum menunjukkan aktifitas
yang optimal. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 prevalensi hipertensi pada
umur ≥18 tahun (pernah didiagnosis nakes) adalah 10,5% (Nasional 9,5 %).
Sedangkan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada umur

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 190


Upaya Pelayanan Kesehatan

≥18 tahun sebesar 29,4 persen. Prevalensi hipertensi pada perempuan


cenderung lebih tinggi dari pada laki-laki.

b. Obesitas
Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi timbunan lemak yang
berlebihan atau abnormal pada jaringan adipose, yang akan mengganggu
kesehatan (WHO, 1998). Sesorang dikatakan obesitas apabila Indeks Massa
Tubuh (IMT) ≥ 25 kg/m². Klasifikasi obesitas tersebut adalah : Kategori
Obesitas I dengan IMT (kg/m²) adalah 25,0-29,9; Kategori Obesitas II dengan
IMT (kg/m²) adalah ≥30.
Untuk mengendalikan obesitas ini perlu dilakukan Kegiatan analisis
secara sistematis dan terus menerus terhadap faktor risiko PTM yang

.id
berbasis Posbindu PTM agar dapat melakukan tindakan penanggulangan

go
secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan
penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program
v.
ro
kesehatan.
rp
Pos Binaan Terpadu (POSBINDU) adalah kegiatan monitoring dan
ba

deteksi dini faktor resiko PTM terintegrasi (Penyakit jantung dan pembuluh
darah, diabetes, penyakit paru obstruktif akut dan kanker) serta gangguan
ja

akibat kecelakaan dan tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dikelola
s.
ke

oleh masyarakat melalui pembinaan terpadu.


Posbindu Adalah bentuk peran serta masyarakat (kelompok Masyarakat,
is
.d

Organisasi, Industri, Kampus dll). Jumlah Posbindu di Jawa Barat sebanyak


w

8.099 Buah, tersebar di 27 Kabupaten/Kota. Gambaran umum permasalahan


w

Obesitas di Jawa Barat tahun 2015, dengan melakukan pengukuran


w

obesitas, diperiksa sebanyak 263.159 orang dan terindikasi obesitas


sebanyak 23.225 orang, pelaporan dari 14 Kabupaten/Kota (52%), dengan
angka obesitas terbesar di Kota Sukabumi 1,95% dan terendah Kab. Bogor
0,01 % .
Kabupaten/kota yang tidak melaporkan kegiatan obesitas adalah Kab.
Sukabumi, Kab. Cianjur, Kab. Garut, Kab. Tasikmalaya, Kab. Ciamis, Kab.
Sumedang, Kab. Indramayu, Kab. Subang, Kab. Bekasi Kab. Bandung Barat,
Kab Pangandaran, Kota Bandung dan Kota Banjar. Program PTM
pemeriksaan Obesitas merupakan program baru sehingga dalam
operasional kegiatan masih belum menunjukkan aktifitas yang optimal, dan
Posbindu belum terkoordinasi dengan baik.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


191
Upaya Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi


faktor risiko PTM di Indonesia relatif tinggi, seperti laki-laki obese umur ˃ 18
tahun (19,7%), perempuan obese (32,9%), obesitas sentral (26,6%),
konsumsi tembakau usia ≥ 15 tahun (36,3%), kurang konsumsi sayur-buah
(93,5%) Riskesdas merupakan survei 3 tahunan yang menggunakan sampel
penduduk.

Gambar VII.C.36
Persentasi Pemeriksaan Obesitas Berdasarkan Kab/Kota
Terhadap Jumlah Pengunjung Puskesmas dan Jejaringnya
di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is

c. Deteksi Kanker Leher Rahim dan Payudara


.d

Deteksi kanker Leher Rahim dengan menggunakan metoda IVA


w

dilaporkar oleh 13 Kabupaten/Kota di Jawa Barat (48,15%) dengan


w
w

pemeriksaan sebanyak 54.970 orang, dari sasaran pemeriksaan wanita usia


30 – 50 tahun di 13 Kabupaten/Kota sebanyak 3.313.864 orang sehingga
cakupan IVA sebesar 1,66%, jika dibandingkan dengan sasaran seluruh Jawa
Barat mencapai 0,77%
Kabupaten/kota yang melaporkan adalah Kota Depok dengan cakupan
0,98%, Kab. Majalengka 0,12%, Kota Sukabumi 0,95%, Kab. Bekasi 0,28%,
Kab. Purwakarta 0,68%, Kab. Cirebon 0,20%, Kab. Karawang 4,46%, Kota
Bogor 18,92%, Kab. Bogor 0,001%, Kab. Indramayu 0,07%, Kab.
Pangandaran 0,19%, Kota Cimahi 1,21%, dan Kota Tasikmalaya 0,08%.
Ditemukan IVA positif (Kanker Rahim) sebanyak 1.226 orang (0,02%)
tersebar di Kota Depok 678 orang (0,19% dari jumlah sasaran wanita usia

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 192


Upaya Pelayanan Kesehatan

30-50 th), Kab Majalengka 37 orang (0,02%), Kota Sukabumi 36 orang


(0,08%), Kota Bekasi 95 orang (0,02%) Kab. Purwakarta 52 orang (0,04%),
Kab. Cirebon 21 orang (0,01%), Kab. Karawang 135 orang (0,04%), Kota
Bogor 20 orang (0,01%), Kab. Bogor, Kab Indramayu, Kab. Pangandaran,
Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya tidak ditemukan IVA positif dan terdapat 2
Kab. kota yang menemukan kasus IVA Positif tetapi tidak melaporkan Jumlah
yang di periksa yaitu Kab. Tasikmalaya 131 orang (0,05%), dan Kuningan 21
orang (0,01%).
Ditemukan Tumor/Benjolan sebanyak 430 orang, (0,01% dari Sasaran
wanita usia 30-50 th), tersebar di Kab. Karawang 108 orang (0,03%), Kota
Bekasi 102 orang (0,02%), Kab. Majalengka 86 orang (0,05%), Kab.
Purwakarta (0,04%), Kota Bogor 44 orang (0,03%), Kab. Kuningan 24 orang

.id
(0,01%), Kab. Cirebon 13 orang (0,004%), Kota Depok 2 orang (0,001%)

go
Kota Sukabumi 2 orang (0,001%), dan Kab. Pangandaran 1 orang (0,002%).

v.
ro
Gambar VII.C.37
IVA Positif (Kanker Rahim) Berdasarkan Kab/Kota
rp
Terhadap Sasaran Wanita Usia 30 – 50 Tahun
di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2015
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015


193
Upaya Pelayanan Kesehatan

Gambar VII.C.38
IVA Positif (Tumor/ Benolan) Berdasarkan Kab/Kota
Terhadap Sasaran Wanita Usia 30 – 50 Tahun
Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba

5. Kejadian Luar Biasa (KLB)


Selama tahun 2015 telah terjadi KLB sebanyak 398 kali dan 395 (99,25%)
ja
s.

kasus KLB dapat ditanggulangan kurang dari 24 jam, tersebar di 24


ke

Kabupaten/Kota, 228 Kecamatan, 243 Desa/Kelurahan. Frekuensi KLB paling


is

sering terjadi di Kab Indramayu 78 kali dan terendah Korta Cirebon dan Kota
.d

Banjar 2 kali, serta 3 Kabupaten/Kota tidak mengalami KLB (Pangandaran, Kota


w

Sukabumi dan Kota Depok), Jenis KLB paling sering terjadi, Keracunan Makanan
w

72 Kali.
w

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 194


w
w
w
.d
isk
es
.ja
ba
rp
ro
v.
go
.id
RESUME TABEL PROFIL KESEHATAN 2015
DI PROVINSI JAWA BARAT

ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR TABEL KETERANGAN
L P L+P

A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah Tabel 1 ////////////////// ////////////////// 35.377,76 KM2
2 Jumlah Desa/Kelurahan Tabel 1 ////////////////// ////////////////// 5.962 Desa/Kel
3 Jumlah Penduduk Tabel 1 46.709.569 Jiwa
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga Tabel 1 ////////////////// ////////////////// 3,76 Jiwa
5 Kepadatan Penduduk /Km2 Tabel 1 ////////////////// ////////////////// 1.320 Jiwa/Km2
6 Rasio Beban Tanggungan Tabel 2 ////////////////// ////////////////// 48,39
7 Rasio Jenis Kelamin Tabel 2 ////////////////// ////////////////// 102,83
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf Tabel 3
////////////////// ////////////////// 37.296.776
PersentasePendidikan Tertinggi yang
9
Ditamatkan
a. SD/MI Tabel 3 ////////////////// ////////////////// 12.663.893 Jiwa
b. SMP/ MTs Tabel 3 ////////////////// ////////////////// 8.008.440 Jiwa
c. SMA/ SMK/ MA Tabel 3 ////////////////// ////////////////// 8.885.609 Jiwa
d. Diploma, S1, S2, S3 Tabel 3 ////////////////// ////////////////// 2.688.466 Jiwa

B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup Tabel 4 443.745 449.272 988.356 Bayi
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) Tabel 4 ////////////////// ////////////////// 3,4 per 1.000 KH
12 Jumlah Kematian Neonatal Tabel 5 770 551 3.334 Bayi

.id
13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) Tabel 5 ////////////////// ////////////////// 3,4 per 1.000 KH
14 Jumlah Bayi Mati Tabel 5 ////////////////// ////////////////// 4.045 Bayi

go
15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) Tabel 5 ////////////////// ////////////////// 4,1 per 1.000 KH
16 Jumlah Balita Mati Tabel 5 ////////////////// ////////////////// 4.335 Balita
17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) Tabel 5 ////////////////// ////////////////// 4,4 per 1.000 KH
18 Kematian Ibu

v.
Jumlah Kematian Ibu Tabel 6 //////////////////
ro
////////////////// 825 Ibu
Angka Kematian Ibu (dilaporkan) Tabel 6 ////////////////// ////////////////// 83,47 per 100.000 KH
rp

B.2 Angka Kesakitan


ba

19 Tuberkulosis
Jumlah kasus baru TB BTA+ Tabel 7 15.685 10.953 30.704 Kasus
Proporsi kasus baru TB BTA+ Tabel 7 56,25 40,34 //////////////////
ja

CNR kasus baru BTA+ Tabel 7 ////////////////// ////////////////// 65,73


s.

Jumlah seluruh kasus TB Tabel 7 26908 20480 59.446 Kasus


CNR seluruh kasus TB Tabel 7 58 44 127,27
ke

Kasus TB anak 0-14 tahun Tabel 7 ////////////////// ////////////////// 8.269 Kasus


Persentase BTA+ terhadap suspek Tabel 8 ////////////////// ////////////////// 7,32 %
is

Angka kesembuhan BTA+ Tabel 9 5448 3919 26.516 Kasus


Angka pengobatan lengkap BTA+ Tabel 9 300 230 2.445 Kasus
.d

Angka keberhasilan pengobatan (Success


Tabel 9 ////////////////// ////////////////// %
Rate) BTA+ 89,29
w

Angka kematian selama pengobatan Tabel 9 ////////////////// ////////////////// 1 Jiwa


w

20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani Tabel 10 ////////////////// ////////////////// Kasus


166.888
w

21 Jumlah Kasus HIV Tabel 11 ////////////////// ////////////////// 1.057 Kasus


22 Jumlah Kasus AIDS Tabel 11 ////////////////// ////////////////// 603 Kasus
23 Jumlah Kematian karena AIDS Tabel 11 ////////////////// ////////////////// 75 Kasus
24 Jumlah Kasus Syphilis Tabel 11 ////////////////// ////////////////// 1.653 Kasus
25 Donor darah diskrining positif HIV Tabel 12 322 107 442 Jiwa
26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani Tabel 13 74 79 84 %

27 Kusta
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) Tabel 14 740 441 1.846 Kasus
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) Tabel 14 per 10.000 Penduduk
1,58 0,94 3,95
Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Tabel 15 ////////////////// ////////////////// 8,13 %
Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Tabel 15 ////////////////// ////////////////// %
11,59
Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Tabel 15 ////////////////// ////////////////// 0,46 %
Angka Prevalensi Kusta Tabel 16 ////////////////// ////////////////// 0,55 per 100.000 Penduduk
Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) Tabel 17 ////////////////// //////////////////
190
Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT
Tabel 17 ////////////////// //////////////////
MB) 1.866
28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

AFP Rate (non polio) < 15 th Tabel 18 ////////////////// ////////////////// 2 %


Jumlah Kasus Difteri Tabel 19 28 21 59 Kasus
Case Fatality Rate Difteri Tabel 19 ////////////////// ////////////////// 11,86 %
Jumlah Kasus Pertusis Tabel 19 1 0 1
Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) Tabel 19 6 2 8
Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) Tabel 19 ////////////////// //////////////////
60,00
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR TABEL KETERANGAN
L P L+P
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum Tabel 19 2 3 5

Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum Tabel 19 ////////////////// //////////////////


60,00
Jumlah Kasus Campak Tabel 20 2.045 2.090 4.135
Case Fatality Rate Campak Tabel 20 ////////////////// ////////////////// 0,05
Jumlah Kasus Polio Tabel 20 - - -
Jumlah Kasus Hepatitis B Tabel 20 - - -
29 Incidence Rate DBD Tabel 21 10.242 9.039 19.281
30 Case Fatality Rate DBD Tabel 21 0,74 0,83 0,83
31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Tabel 22
Incidence) ////////////////// ////////////////// 4,87
32 Case Fatality Rate Malaria Tabel 22 ////////////////// ////////////////// 0
33 Angka Kesakitan Filariasis Tabel 23 ////////////////// ////////////////// 1,15

34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi Tabel 24


29,57 33,49 31,56
35 Persentase obesitas Tabel 25 ////////////////// ////////////////// 8,83
36 Persentase IVA positif pada perempuan usia Tabel 26
////////////////// //////////////////
30-50 tahun 2
37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan
Tabel 26 ////////////////// //////////////////
30-50 tahun 0,78
Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24
38 Tabel 28 ////////////////// //////////////////
jam 285

C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) Tabel 29 ////////////////// 1.031.168
40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) Tabel 29 ////////////////// 972.879

.id
41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan Tabel 29 ////////////////// 917.293
42 Pelayanan Ibu Nifas Tabel 29 ////////////////// 910.558
43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A Tabel 29 ////////////////// 910.773

go
44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ Tabel 30 ////////////////// 877.761
45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 Tabel 32 ////////////////// 933.123

v.
46 Penanganan komplikasi kebidanan Tabel 33 ////////////////// 186.248
47 Penanganan komplikasi Neonatal Tabel 33 ////////////////// ////////////////// 71.805
ro
48 Peserta KB Baru Tabel 36 ////////////////// ////////////////// 1.221.670
49 Peserta KB Aktif Tabel 36 ////////////////// ////////////////// 7.032.002
rp
50 Bayi baru lahir ditimbang Tabel 37 ////////////////// ////////////////// 926.803
51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Tabel 37 ////////////////// ////////////////// 21.422
ba

52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) Tabel 38 ////////////////// ////////////////// 952.965


53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) Tabel 38 ////////////////// ////////////////// 907.681
ja

54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif Tabel 39 ////////////////// ////////////////// 397.989


55 Pelayanan kesehatan bayi Tabel 40 ////////////////// ////////////////// 889.904
s.

56 Desa/Kelurahan UCI Tabel 41 ////////////////// ////////////////// 5.394,00


57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 97,9 99,5 98,7 %
ke

Tabel 43
58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi Tabel 43 347.483 337.349 686.379
59 Bayi Mendapat Vitamin A Tabel 44 ////////////////// ////////////////// 829.260
is

60 Anak Balita Mendapat Vitamin A Tabel 44 ////////////////// ////////////////// 3.007.963


////////////////// //////////////////
.d

61 Baduta ditimbang Tabel 45 1.189.891


62 Baduta berat badan di bawah garis merah ////////////////// //////////////////
Tabel 45
14.362
w

(BGM)
63 Pelayanan kesehatan anak balita Tabel 46 //////////////// ////////////////// 2.725.113
w

64 Balita ditimbang (D/S) Tabel 47 ////////////////// ////////////////// 3.108.454


Balita berat badan di bawah garis merah ////////////////// //////////////////
w

65 Tabel 47
(BGM) 48.757
66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Tabel 48 ////////////////// ////////////////// 2.979
67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD Tabel 49 ////////////////// ////////////////// 102,31 %
dan Setingkat
68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap Tabel 50 ////////////////// //////////////////
1,04
69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal Tabel 51 ////////////////// ////////////////// 10.356
70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi Tabel 51 ////////////////// ////////////////// 12.122
71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) Tabel 51 ////////////////// ////////////////// 1.141.975
72 Murid SD/MI Perlu Perawatan (UKGS) Tabel 51 ////////////////// ////////////////// 547.176
73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan ////////////////// //////////////////
gigi dan mulut Tabel 51
171.415
74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) Tabel 52 ////////////////// //////////////////
1.342.401

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


Persentase

75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan


Tabel 53 ////////////////// ////////////////// 29.017.912
76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Tabel 54 ////////////////// ////////////////// 90,56
77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap Tabel 54 ////////////////// ////////////////// 6,25
Angka kematian kasar/Gross Death Rate Tabel 55 2,4
78
(GDR) di RS ////////////////// //////////////////
Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) Tabel 55 1,2
79
di RS ////////////////// //////////////////
80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS Tabel 56 ////////////////// ////////////////// 52,5
81 Bed Turn Over (BTO) di RS Tabel 56 ////////////////// ////////////////// 57,2
82 Turn of Interval (TOI) di RS Tabel 56 ////////////////// ////////////////// 3,0
83 Average Length of Stay (ALOS) di RS Tabel 56 ////////////////// ////////////////// 3,1
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR TABEL KETERANGAN
L P L+P

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat


87 Rumah Tangga ber-PHBS Tabel 57 ////////////////// ////////////////// 4.309.125 Rumah Tangga

C.4 Keadaan Lingkungan


88 Persentase rumah sehat Tabel 58 ////////////////// ////////////////// 73,09 %
89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang
layak Tabel 59 ////////////////// ////////////////// 29.260.766
90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat
Tabel 60 ////////////////// ////////////////// 7.885
kesehatan
91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak
Tabel 61 ////////////////// ////////////////// 31.156.289
(jamban sehat)
92 Desa STBM Tabel 62 ////////////////// ////////////////// 341
93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat Tabel 63 ////////////////// ////////////////// 20.905
TPM memenuhi syarat higiene sanitasi Tabel 64 ////////////////// ////////////////// 42.156
TPM tidak memenuhi syarat dibina Tabel 65 ////////////////// ////////////////// 43.248
TPM memenuhi syarat diuji petik Tabel 65 ////////////////// ////////////////// 10.061

D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
94 Jumlah Rumah Sakit Umum Tabel 67 ////////////////// ////////////////// 236
95 Jumlah Rumah Sakit Khusus Tabel 67 ////////////////// ////////////////// 80
96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap Tabel 67 ////////////////// ////////////////// 229
97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap Tabel 67 ////////////////// ////////////////// 821
Jumlah Puskesmas Keliling Tabel 67 ////////////////// ////////////////// 1.016
Jumlah Puskesmas pembantu Tabel 67 ////////////////// ////////////////// 1.603
98 Jumlah Apotek Tabel 67 ////////////////// ////////////////// 4.046

.id
RS dengan kemampuan pelayanan gadar level
99 Tabel 68 ////////////////// ////////////////// 316
1
100 Jumlah Posyandu Tabel 69 ////////////////// ////////////////// 50.604

go
101 Posyandu Aktif Tabel 69 ////////////////// ////////////////// 23.062
102 Rasio posyandu per 100 balita Tabel 69 ////////////////// ////////////////// 1

v.
103 UKBM
Poskesdes Tabel 70 ////////////////// ////////////////// 2.064
ro
Polindes Tabel 70 ////////////////// ////////////////// 1.284
Posbindu Tabel 70 ////////////////// ////////////////// 8.099
rp

104 Jumlah Desa Siaga Tabel 71 ////////////////// ////////////////// 5.842


105 Persentase Desa Siaga Tabel 71 97,99 %
ba

////////////////// //////////////////

D.2 Tenaga Kesehatan


ja

106 Jumlah Dokter Spesialis Tabel 72 3341 1996 5.385 Orang


107 Jumlah Dokter Umum Tabel 72 1919 2776 4.695 Orang
s.

108 Rasio Dokter (spesialis+umum) Tabel 72 ////////////////// ////////////////// 10.199 Orang


ke

109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 347 1174 Orang
Tabel 72 1.635
110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi
////////////////// //////////////////
is

Spesialis) Tabel 72 3,50


111 Jumlah Bidan Tabel 73 ////////////////// ////////////////// 15.599 Orang
.d

112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk Tabel 73 ////////////////// ////////////////// 33,40
113 Jumlah Perawat Tabel 73 8.865 16.921 25.786 Orang
w

114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk Tabel 73 ////////////////// ////////////////// 55,20
w

115 Jumlah Perawat Gigi Tabel 73 230 1.015 1.245 Orang


116 Jumlah Tenaga Kefarmasian Tabel 74 870 3376 4.248 Orang
w

117 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Tabel 75 464 728 1.192 Orang
118 Jumlah Tenaga Kesehatan Lingkungan Tabel 75 441 617 1.058 Orang
119 Jumlah Tenaga Gizi Tabel 76 ////////////////// ////////////////// 1.292 Orang

D.3 Pembiayaan Kesehatan


120 Total Anggaran Kesehatan Tabel 81 ////////////////// ////////////////// 4.714.407.854.822 Rupiah
121 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota Tabel 81 10,72 %
////////////////// //////////////////
122 Anggaran Kesehatan Perkapita Tabel 81 ////////////////// ////////////////// 100.890,46 Rupiah
TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,


DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN


WILAYAH KECAMATAN JUMLAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
NO KABUPATEN/KOTA DESA +
DESA KELURAHAN PENDUDUK
(km 2) KELURAHAN TANGGA TANGGA per km 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

id
1 KAB. BOGOR 2.710,62 40 143 291 434 5.459.668 1.351.300 4,04 2.014
2 KAB. SUKABUMI 4.145,70 47 266 120 386 2.434.221 659.420 3,69 587

o.
3 KAB. CIANJUR 3.840,16 32 287 73 360 2.243.904 613.347 3,66 584

g
4 KAB. BANDUNG 1.767,96 31 69 211 280 3.534.114 908.464 3,89 1.999

v.
5 KAB. GARUT 3.074,07 42 280 162 442 2.548.723 638.512 3,99 829
6 KAB. TASIKMALAYA 2.551,19 39 275 76 351 1.735.998 486.358 3,57 680

ro
7 KAB. CIAMIS 1.414,71 26 200 65 265 1.168.682 350.160 3,34 826

rp
8 KAB. KUNINGAN 1.110,56 32 253 123 376 1.055.417 270.773 3,90 950
9 KAB. CIREBON 984,52 40 112 312 424 2.126.179 562.075 3,78 2.160

ba
10 KAB. MAJALENGKA 1.204,24 26 220 123 343 1.182.109 348.912 3,39 982
11 KAB. SUMEDANG 1.518,33 26 206 77 283 1.137.273 338.915 3,36 749

ja
12 KAB. INDRAMAYU 2.040,11 31 207 110 317 1.691.386 493.590 3,43 829

s.
13 KAB. SUBANG 1.893,95 30 200 53 253 1.529.388 437.690 3,49 808
14 KAB. PURWAKARTA 825,74 17 119 73 192 921.598 241.894 3,81 1.116

ke
15 KAB. KARAWANG 1.652,20 30 183 126 309 2.273.579 609.342 3,73 1.376
16 KAB. BEKASI 1.224,88 23 86 101 187 3.246.013 869.454 3,73 2.650
17 KAB. BANDUNG BARAT 1.305,77 16
is 84 81 165 1.629.423 429.590 3,79 1.248
.d
18 KAB. PANGANDARAN 1.010,00 10 81 12 93 390.483 116.996 3,34 387
19 KOTA BOGOR 118,50 6 0 68 68 1.047.922 258.029 4,06 8.843
w

20 KOTA SUKABUMI 48,25 7 0 33 33 318.117 80.945 3,93 6.593


w

21 KOTA BANDUNG 167,67 30 0 151 151 2.481.469 662.514 3,75 14.800


w

22 KOTA CIREBON 37,36 5 0 22 22 307.494 78.661 3,91 8.231


23 KOTA BEKASI 206,61 12 0 56 56 2.714.825 696.546 3,90 13.140
24 KOTA DEPOK 200,29 11 0 63 63 2.106.102 533.217 3,95 10.515
25 KOTA CIMAHI 39,27 3 0 15 15 586.580 157.793 3,72 14.937
26 KOTA TASIKMALAYA 171,61 10 8 61 69 657.477 170.483 3,86 3.831
27 KOTA BANJAR 113,49 4 12 13 25 181.425 50.377 3,60 1.599

JAWA BARAT 35.377,76 626 3.291 2.671 5.962 46.709.569 12.415.357 3,76 1.320

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat


TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

KELOMPOK UMUR JUMLAH PENDUDUK


NO
(TAHUN) LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6

id
o.
1 0-4 2.290.744 2.184.485 4.475.229 104,86
2 5-9 2.186.834 2.074.816 4.261.650 105,40

g
3 10 - 14 2.168.261 2.074.061 4.242.322 104,54

v.
4 15 - 19 2.151.996 2.076.704 4.228.700 103,63

ro
5 20 - 24 2.061.245 2.003.571 4.064.816 102,88

rp
6 25 - 29 1.989.751 1.940.780 3.930.531 102,52
7 30 - 34 1.954.760 1.939.614 3.894.374 100,78

ba
8 35 - 39 1.887.013 1.836.541 3.723.554 102,75

ja
9 40 - 44 1.713.679 1.642.867 3.356.546 104,31
10 45 - 49 1.456.391 1.397.871 2.854.262 104,19

s.
11 50 - 54 1.188.751 1.143.462 2.332.213 103,96

ke
12 55 - 59 932.833 873.790 1.806.623 106,76
13 60 - 64 658.853 is 627.650 1.286.503 104,97
14 65 - 69 442.218 470.612 912.830 93,97
.d
15 70 - 74 302.779 343.382 646.161 88,18
w

16 75+ 294.819 398.436 693.255 73,99


w
w

JUMLAH 23.680.927 23.028.642 46.709.569 102,83


ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 48,39

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat


TABEL 3

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF


DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL

id
LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI
PEREMPUA PEREMPUA PEREMPUA

o.
1 2 3 4 5 6 7 8

g
1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS

v.
37.972.690 100,00
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK

ro
2 37.296.776 98,22
HURUF

rp
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
3
DITAMATKAN:

ba
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 5.726.282 15,08

ja
b. SD/MI

s.
12.663.893 33,35

ke
c. SMP/ MTs 8.008.440 21,09
d. SMA/ MA, SMK is 8.885.609 23,40
.d
e. Diploma, S1, S2, S3 2.688.466 7,08
w
w

-
w

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Barat


TABEL 4

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

JUMLAH KELAHIRAN
NO KABUPATEN/KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KAB. BOGOR 63.709 142 63.851 63.993 100 64.093 127.702 242 127.944

id
2 KAB. SUKABUMI 24.497 243 24.740 24.983 25 25.008 49.480 268 49.748
3 KAB. CIANJUR 0 0 44.497 130 44.627

o.
4 KAB. BANDUNG 34.373 94 34.467 34.561 79 34.640 68.934 173 69.107

g
5 KAB. GARUT 26.330 94 26.424 26.518 63 26.581 52.848 157 53.005
6 KAB. TASIKMALAYA 16.281 179 16.460 16.639 107 16.746 32.920 286 33.206

v.
7 KAB. CIAMIS 9.880 84 9.964 10.048 68 10.116 19.928 152 20.080

ro
8 KAB. KUNINGAN 10.964 45 11.009 11.054 36 11.090 22.018 81 22.099
9 KAB. CIREBON 0 0 47.533 128 47.661

rp
10 KAB. MAJALENGKA 11.180 90 11.270 11.360 40 11.400 22.540 130 22.670

ba
11 KAB. SUMEDANG 10.648 74 10.722 10.796 45 10.841 21.444 119 21.563
12 KAB. INDRAMAYU 18.388 152 18.540 18.692 90 18.782 37.080 242 37.322

ja
13 KAB. SUBANG 15.527 73 15.600 15.673 72 15.745 31.200 145 31.345
14 KAB. PURWAKARTA 10.122 65 10.187 10.252 35 10.287 20.374 100 20.474

s.
15 KAB. KARAWANG 26.621 74 26.695 27.828 88 27.916 54.449 162 54.611

ke
16 KAB. BEKASI 48.347 49 48.396 48.445 45 48.490 96.792 94 96.886
17 KAB. BANDUNG BARAT 14.760 83 14.843 14.926 64 14.990 29.686 147 29.833
18
19
KAB. PANGANDARAN
KOTA BOGOR
3.060
9.461
37
45
is 3.097
9.506
3.134
9.551
35
12
3.169
9.563
6.194
19.012
72
57
6.266
19.069
.d
20 KOTA SUKABUMI 3.197 11 3.208 3.219 13 3.232 6.416 24 6.440
w

21 KOTA BANDUNG 23.431 84 23.515 23.599 12 23.611 47.031 96 47.127


22 KOTA CIREBON 2.802 16 2.818 2.834 6 2.840 5.636 22 5.658
w

23 KOTA BEKASI 29.003 54 29.057 29.111 28 29.139 58.114 82 58.196


w

24 KOTA DEPOK 19.742 25 19.767 20.444 10 20.454 40.186 35 40.221


25 KOTA CIMAHI 5.207 53 5.260 5.313 26 5.339 10.520 79 10.599
26 KOTA TASIKMALAYA 6.215 42 6.257 6.299 39 6.338 12.514 81 12.595
27 KOTA BANJAR 0 3.309 38 3.347

JAWA BARAT 443.745 1.908 445.653 449.272 1.138 450.410 988.356 3.342 991.698
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN
4,3 2,5 3,4
(DILAPORKAN)

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 5

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NO KABUPATEN/KOTA
ANAK NEONAT ANAK NEONATA ANAK
NEONATAL BAYI BALITA BAYI BALITA BAYI BALITA
BALITA AL BALITA L BALITA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

id
1 KAB. BOGOR 84 103 3 106 85 96 3 99 169 199 6 205

o.
2 KAB. SUKABUMI 206 243 16 259 99 141 24 165 305 384 40 424
3 KAB. CIANJUR 0 0 0 0 0 0 0 0 160 185 6 191

g
4 KAB. BANDUNG 84 94 0 94 79 87 2 89 163 181 2 183

v.
5 KAB. GARUT 0 0 0 0 0 0 0 0 249 278 0 278
6 KAB. TASIKMALAYA 138 179 10 189 85 115 6 121 223 294 16 310

ro
7 KAB. CIAMIS 57 84 8 92 54 74 12 86 111 158 20 178

rp
8 KAB. KUNINGAN 64 79 10 89 38 49 8 57 102 128 18 146
9 KAB. CIREBON - - - - - - - - 178 210 26 236

ba
10 KAB. MAJALENGKA 66 90 7 97 59 74 5 79 125 164 12 176
11 KAB. SUMEDANG 78 107 6 113 57 74 6 80 135 181 12 193

ja
12 KAB. INDRAMAYU 143 152 8 160 83 104 8 112 226 256 16 272
13 KAB. SUBANG 66 73 1 74 47 52 1 53 113 125 2 127

s.
14 KAB. PURWAKARTA 51 65 0 65 56 65 0 65 107 130 0 130

ke
15 KAB. KARAWANG 91 105 5 110 69 84 5 89 160 189 10 199
16 KAB. BEKASI 71 74 0 74 48 49 0 49 119 123 0 123
17 KAB. BANDUNG BARAT 59 60 0 is 60 53 54 1 55 112 114 1 115
18 KAB. PANGANDARAN 24 33 4 37 21 27 5 32 45 60 9 69
.d
19 KOTA BOGOR 36 45 5 50 15 20 2 22 51 65 7 72
20 KOTA SUKABUMI 19 25 2 27 18 25 2 27 37 50 4 54
w

21 KOTA BANDUNG 63 84 25 109 56 78 10 88 119 162 35 197


w

22 KOTA CIREBON 6 10 2 12 5 9 6 15 11 19 8 27
w

23 KOTA BEKASI 50 54 3 57 18 22 2 24 68 76 5 81
24 KOTA DEPOK 38 41 0 41 20 21 1 22 58 62 1 63
25 KOTA CIMAHI 42 53 3 56 26 36 1 37 68 89 4 93
26 KOTA TASIKMALAYA 50 64 10 74 37 54 11 65 87 118 21 139
27 KOTA BANJAR - - - - - - - - 33 45 9 54

JAWA BARAT 1.586 1.917 128 2.045 1.128 1.410 121 1.531 3.334 4.045 290 4.335
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 1,6 1,9 0,1 2,07 1,1 1,43 0,1 1,5 3,37 4,09 0,29 4,39

Sumber: Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar


TABEL 6
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

KEMATIAN IBU
JUMLAH
JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KABUPATEN/KOTA LAHIR
HIDUP 20-34 20-34 20-34 < 20 20-34 ≥35
< 20 tahun ≥35 tahun JUMLAH < 20 tahun ≥35 tahun JUMLAH < 20 tahun ≥35 tahun JUMLAH JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 KAB. BOGOR 127.702 3 14 3 20 1 14 3 18 3 18 10 31 7 46 16 69


2 KAB. SUKABUMI 49.480 2 9 2 13 0 2 0 2 6 22 11 39 8 33 13 54
3 KAB. CIANJUR 44.497 - - - 15 - - - 17 - - - 17 15 17 17 49

id
4 KAB. BANDUNG 68.934 1 7 4 12 0 6 8 14 0 8 4 12 1 21 16 38

o.
5 KAB. GARUT 52.848 2 5 4 11 0 8 8 16 1 12 5 18 3 25 17 45

g
6 KAB. TASIKMALAYA 32.920 2 13 4 19 1 7 7 15 2 16 3 21 5 36 14 55

v.
7 KAB. CIAMIS 19.928 1 1 3 5 0 1 2 3 0 6 1 7 1 8 6 15
8 KAB. KUNINGAN 22.018 0 4 2 6 1 0 0 1 0 13 7 20 1 17 9 27

ro
9 KAB. CIREBON 47.533 0 15 6 21 0 14 0 14 1 12 5 18 1 41 11 53

rp
10 KAB. MAJALENGKA 22.540 1 2 2 5 0 4 2 6 2 6 1 9 3 12 5 20
11 KAB. SUMEDANG 21.444 0 2 0 2 0 0 0 0 0 5 1 6 0 7 1 8

ba
12 KAB. INDRAMAYU 37.080 1 10 3 14 3 12 7 22 3 12 6 21 7 34 16 57
13 KAB. SUBANG 31.200 0 4 3 7 1 9 0 10 0 5 8 13 1 18 11 30

ja
14 KAB. PURWAKARTA 20.374 0 2 7 9 0 3 0 3 1 8 9 18 1 13 16 30

s.
15 KAB. KARAWANG 54.449 0 12 7 19 1 11 4 16 4 24 5 33 5 47 16 68

ke
16 KAB. BEKASI 96.792 0 0 0 0 7 18 11 36 0 0 0 0 7 18 11 36
17 KAB. BANDUNG BARAT 29.686 2 2 3 7 1 10 5 16 1 14 2 17 4 26 10 40
18 KAB. PANGANDARAN 6.194 0 0 0
is
0 0 3 0 3 0 0 0 0 0 3 0 3
.d
19 KOTA BOGOR 19.012 0 1 2 3 0 3 2 5 1 9 3 13 1 13 7 21
20 KOTA SUKABUMI 6.416 0 0 0 0 0 2 0 2 0 3 3 6 0 5 3 8
w

21 KOTA BANDUNG 47.031 0 2 5 7 0 0 0 0 2 11 6 19 2 13 11 26


w

22 KOTA CIREBON 5.636 1 1 0 2 1 0 0 1 0 1 0 1 2 2 0 4


w

23 KOTA BEKASI 58.114 0 3 1 4 0 5 0 5 0 5 0 5 0 13 1 14


24 KOTA DEPOK 40.186 0 0 0 0 1 6 0 7 0 7 0 7 1 13 0 14
25 KOTA CIMAHI 10.520 1 3 4 8 1 1 2 4 0 3 2 5 2 7 8 17
26 KOTA TASIKMALAYA 12.514 0 4 5 9 1 1 3 5 0 3 3 6 1 8 11 20
27 KOTA BANJAR 3.309 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 2 0 3 1 4

JAWA BARAT 988.356 17 117 70 219 20 141 64 242 27 224 96 364 79 499 247 825
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 83,47

Sumber: Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar


TABEL 7

KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

KASUS TB
JUMLAH KASUS BARU BTA+ JUMLAH SELURUH KASUS TB
JUMLAH PENDUDUK ANAK 0-14
NO KABUPATEN/KOTA L P L P TAHUN
L+P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 KAB. BOGOR 2.792.907 2.666.761 5.459.668 2.298 59,2 1.585 40,82 3.883 4.631 56,0 3.640 44,01 8.271 1.178 14,24

id
2 KAB. SUKABUMI 1.234.673 1.199.548 2.434.221 1.091 56,3 846 43,68 1.937 1.630 54,9 1.340 45,12 2.970 360 12,12
3 KAB. CIANJUR 1.155.177 1.088.727 2.243.904 806 56,1 631 43,91 1.437 1.590 53,2 1.397 46,77 2.987 767 25,68

o.
4 KAB. BANDUNG 1.792.867 1.741.247 3.534.114 2.177 5.014 996 19,86

g
5 KAB. GARUT 1.284.817 1.263.906 2.548.723 593 61,5 372 38,55 965 1.112 59,7 752 40,34 1.864 225 12,07

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 860.813 875.185 1.735.998 593 61,5 372 1.406 965 1.112 59,7 752 1.619 1.864 225 235,7
7 KAB. CIAMIS 577.624 591.058 1.168.682 682 59,6 462 40,38 1.144 939 60,3 618 39,69 1.557 233 14,96

ro
8 KAB. KUNINGAN 530.575 524.842 1.055.417 589 59,9 395 40,14 984 1.217 55,9 962 44,15 2.179 163 7,48
9 KAB. CIREBON 1.089.691 1.036.488 2.126.179 891 58,9 622 41,11 1.513 1.306 58,6 923 41,41 2.229 186 8,34

rp
10 KAB. MAJALENGKA 590.690 591.419 1.182.109 741 56,5 571 43,52 1.312 865 54,9 710 45,08 1.575 103 6,54

ba
11 KAB. SUMEDANG 566.887 570.386 1.137.273 373 60,7 241 39,25 614 880 55,8 698 44,23 1.578 212 13,43
12 KAB. INDRAMAYU 870.902 820.484 1.691.386 503 64,7 274 35,26 777 985 62,9 581 37,10 1.566 101 6,45
13 KAB. SUBANG 772.416 756.972 1.529.388 709 55,7 565 44,35 1.274 332 53,5 288 46,45 620 460 74,19

ja
14 KAB. PURWAKARTA 469.180 452.418 921.598 354 57,4 263 42,63 617 464 50,2 460 49,78 924 102 11,04

s.
15 KAB. KARAWANG 1.166.478 1.107.101 2.273.579 818 63,4 473 36,64 1.291 1.114 60,7 720 39,26 1.834 120 6,54
16 KAB. BEKASI 1.654.581 1.591.432 3.246.013 724 65,2 387 34,83 1.111 1.093 62,5 655 37,47 1.748 64 3,66

ke
17 KAB. BANDUNG BARAT 827.480 801.943 1.629.423 478 50,4 471 49,63 949 774 53,0 687 47,02 1.461 57 3,90
18 KAB. PANGANDARAN 194.526 195.957 390.483 159 69,7 69 30,26 228 213 67,0 105 33,02 318 15 4,72
19 KOTA BOGOR 532.018 515.904 1.047.922
is 635 56,5 488 43,46 1.123 635 56,5 488 43,46 1.123 115 10,24
.d
20 KOTA SUKABUMI 161.188 156.929 318.117 182 58,0 132 42,04 314 417 56,4 322 43,57 739 164 22,19
21 KOTA BANDUNG 1.253.274 1.228.195 2.481.469 1.889 7.044 1.684 23,91
w

22 KOTA CIREBON 154.228 153.266 307.494 312 62,0 191 37,97 503 855 55,7 681 44,34 1.536 246 16,02
w

23 KOTA BEKASI 1.369.622 1.345.203 2.714.825 896 62,2 545 37,82 1.441 1.961 58,5 1.394 41,55 3.355 189 5,63
24 KOTA DEPOK 1.061.889 1.044.213 2.106.102 600 57,2 449 42,80 1.049 1.168 58,5 828 41,48 1.996 143 7,16
w

25 KOTA CIMAHI 295.708 290.872 586.580 236 50,5 231 49,46 467 648 49,4 664 50,61 1.312 130 9,91
26 KOTA TASIKMALAYA 330.996 326.481 657.477 307 53,3 269 46,70 576 608 51,5 572 48,47 1.180 28 2,37
27 KOTA BANJAR 89.720 91.705 181.425 115 70,1 49 29,88 164 359 59,6 243 40,37 602 3 0,50

JUMLAH (KAB/KOTA) 23.680.927 23.028.642 46.709.569 15.685 51 10.953 36 30.704 26.908 45 20.480 34 59.446 8.269 14
CNR KASUS BARU BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 33,58 23,45 65,73
CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 57,61 43,85 127,27

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 8

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

TB PARU
SUSPEK
NO KABUPATEN/KOTA BTA (+) % BTA (+) TERHADAP SUSPEK

L P L+P L P L+P L P L+P


1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12

id
1 KAB. BOGOR - - 28.335 2.298 1.585 3.883 - - 13,70
2 KAB. SUKABUMI - - 20.859 1.091 846 1.937 - - 9,29

o.
3 KAB. CIANJUR - - 12.397 806 631 1.437 - - 11,59

g
4 KAB. BANDUNG - - 17.103 - - 2.177 - - 12,73

v.
5 KAB. GARUT - - 8.796 593 372 965 - - 10,97
6 KAB. TASIKMALAYA 4.323 4.130 8.856 593 372 965 747,33 493,95 10,90

ro
7 KAB. CIAMIS - - 12.505 682 462 1.144 - - 9,15

rp
8 KAB. KUNINGAN 5.140 4.504 9.644 589 395 984 11,46 8,77 10,20
9 KAB. CIREBON - - 13.344 891 622 1.513 - - 11,34

ba
10 KAB. MAJALENGKA 6.074 8.676 14.750 741 571 1.312 12,20 6,58 8,89
11 KAB. SUMEDANG - - 6.396 373 241 614 - '- 9,60

ja
12 KAB. INDRAMAYU - - 4.952 503 274 777 - - 15,69

s.
13 KAB. SUBANG 6.995 6.949 13.944 709 565 1.274 10,14 8,13 9,14
14 KAB. PURWAKARTA - - 6.620 354 263 617 - - 9,32

ke
15 KAB. KARAWANG - - 8.174 818 473 1.291 - - 15,79
16 KAB. BEKASI 4.140 3.511 7.651 724 387 1.111 17,49 11,02 14,52
17 KAB. BANDUNG BARAT 82.748
is
80.194 162.942 478 471 949 0,58 0,59 0,58
.d
18 KAB. PANGANDARAN 1.754 1.057 2.811 159 69 228 9,06 6,53 8,11
19 KOTA BOGOR 4.333 4.476 8.809 635 488 1.123 14,65 10,90 12,75
w

20 KOTA SUKABUMI 1.584 1.680 3.264 182 132 314 11,49 7,86 9,62
w

21 KOTA BANDUNG 3.272 3.124 6.396 - - 1.889 - - 29,53


w

22 KOTA CIREBON 3.568 2.697 6.265 312 191 503 8,74 7,08 8,03
23 KOTA BEKASI - - 11.514 896 545 1.441 - - 12,52
24 KOTA DEPOK 5.110 3.652 8.762 600 449 1.049 11,74 12,29 11,97
25 KOTA CIMAHI 3.363 2.623 5.986 236 231 467 7,02 8,81 7,80
26 KOTA TASIKMALAYA - - 7.653 307 269 576 - - 7,53
27 KOTA BANJAR 510 434 944 115 49 164 22,55 11,29 17,37

JAWA BARAT 132.914 127.707 419.672 15.685 10.953 30.704 11,80 8,58 7,32

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 9

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

ANGKA PENGOBATAN LENGKAP


ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE)
(COMPLETE RATE) ANGKA KEBERHASILAN
JUMLAH KEMATIAN
BTA (+) DIOBATI PENGOBATAN (SUCCESS
NO KABUPATEN/KOTA SELAMA PENGOBATAN
RATE/SR)
L P L+P L P L+P

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P L P L+P


1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 KAB. BOGOR 2.240 1.769 4.009 0 0,00 0 0,00 3.459 86,28 0 0,00 0 0,00 295 7,36 0,00 0,00 93,64 0 0 21

id
2 KAB. SUKABUMI 1.997 0,00 0,00 1.605 80,37 0,00 0,00 148 7,41 0,00 0,00 87,78 13

o.
3 KAB. CIANJUR 736 680 1.416 1.067 75,35 215 15,18 0,00 0,00 90,54 29
4 KAB. BANDUNG 2.147 #DIV/0! #DIV/0! 2.043 95,16 #DIV/0! 55 2,56 #DIV/0! 97,72 0

g
#DIV/0! #DIV/0!

5 KAB. GARUT 740 607 1.347 606 81,89 525 86,49 1.131 83,96 55 7,43 66 10,87 121 8,98 89,32 97,36 92,95 11 17 28

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 559 397 956 508 90,88 361 90,93 869 90,90 21 3,76 13 3,27 34 3,56 94,63 94,21 94,46 10 7 17

ro
7 KAB. CIAMIS 1.189 #DIV/0! #DIV/0! 1.122 94,37 #DIV/0! #DIV/0! 9 0,76 #DIV/0! #DIV/0! 95,12 6
8 KAB. KUNINGAN 573 372 945 494 86,21 328 88,17 822 86,98 35 6,11 20 5,38 55 5,82 92,32 93,55 92,80 29 15 44

rp
9 KAB. CIREBON 858 584 1.442 0,00 0,00 1.241 86,06 0,00 0,00 108 7,49 0,00 0,00 93,55 33

ba
10 KAB. MAJALENGKA 817 617 1.434 791 96,82 604 97,89 1.395 97,28 0 0,00 1 0,16 1 0,07 96,82 98,06 97,35 10 3 13
11 KAB. SUMEDANG 0 0 565 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 497 87,96 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 49 8,67 #DIV/0! #DIV/0! 96,64 0 0 22

ja
12 KAB. INDRAMAYU 511 322 833 0,00 0,00 762 91,48 0,00 0,00 9 1,08 0,00 0,00 92,56 21
13 KAB. SUBANG 696 553 1.249 650 93,39 472 85,35 1.122 89,83 18 2,59 46 8,32 64 5,12 95,98 93,67 94,96 12 6 18

s.
14 KAB. PURWAKARTA 362 238 600 0 0,00 0 0,00 504 84,00 0 0,00 0 0,00 56 9,33 0,00 0,00 93,33 0 0 0

ke
15 KAB. KARAWANG 0 0 2.316 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1.716 74,09 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 513 22,15 #DIV/0! #DIV/0! 96,24 0 0 0
16 KAB. BEKASI 781 516 1.297 735 94,11 500 96,90 1.235 95,22 46 5,89 16 3,10 62 4,78 100 100 100 2 3 5
17 KAB. BANDUNG BARAT
18 KAB. PANGANDARAN
313
213
258
105
571
318
0
169
0,00
79,34
is
0
100
0,00
95,24
435
269
76,18
84,59
0
53
0,00
24,88
0
21
0,00
20,00
90
30
15,76
9,43
0,00
104,23
0,00
115,24
91,94
94,03
0
1
0
0
0
1
.d
19 KOTA BOGOR 1.026 866 1.892 521 50,78 399 46,07 920 48,63 32 3,12 13 1,50 45 2,38 53,90 47,58 51,00 21
w

20 KOTA SUKABUMI 169 120 289 141 83,43 98 81,67 239 82,70 3 1,78 4 3,33 7 2,42 85,21 85,00 85,12 4 2 6
w

21 KOTA BANDUNG 1.861 #DIV/0! #DIV/0! 963 51,75 #DIV/0! #DIV/0! 276 14,83 #DIV/0! #DIV/0! 66,58 40
22 KOTA CIREBON 277 180 457 199 71,84 147 81,67 346 75,71 13 4,69 4 2,22 17 3,72 76,53 83,89 79,43 12 4 16
w

23 KOTA BEKASI 822 527 1.349 0 0,00 0 0,00 1.045 77,46 0 0,00 0 0,00 115 8,52 0,00 0,00 85,99 0 0 21
24 KOTA DEPOK 582 374 956 550 94,50 344 91,98 894 93,51 19 3,26 21 5,61 40 4,18 97,77 97,59 97,70 9 5 14
25 KOTA CIMAHI 178 153 331 0 0,00 0 0,00 285 86,10 0 0,00 0 0,00 7 2,11 0,00 0,00 88,22 7 5 12
26 KOTA TASIKMALAYA 272 261 533 0,00 0,00 405 75,98 0,00 0,00 14 2,63 0,00 0,00 78,61 16
27 KOTA BANJAR 89 46 135 84 94,38 41 89,13 125 92,59 5 5,62 5 10,87 10 7,41 100 100 100 0 0 0

JAWA BARAT 12.814 9.545 32.434 5.448 42,52 3.919 41,06 26.516 81,75 300 2,34 230 2,41 2.445 7,54 44,86 43,47 89,29 107 67 417
ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 0,2 0,1 0,9

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 10

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

PNEUMONIA PADA BALITA


JUMLAH BALITA PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA
L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 KAB. BOGOR 286.595 275.728 562.323 28.660 27.573 56.232 8.552 29,2 8.173 33,2 16.725 31,0
2 KAB. SUKABUMI 117.595 114.336 231.931 11.760 11.434 23.193 3.452 29,4 3.445 30,1 6.897 29,7

id
3 KAB. CIANJUR 110.683 106.555 217.238 11.068 10.656 21.724 3.397 30,7 3.366 36,8 6.763 31,1

o.
4 KAB. BANDUNG 182.290 175.248 357.538 18.229 17.525 35.754 0,0 0,0 14.733 41,2
5 KAB. GARUT 133.630 129.046 262.676 13.363 12.905 26.268 5.212 39,0 5.255 40,7 10.467 39,8

g
v.
6 KAB. TASIKMALAYA 77.522 74.852 152.374 7.752 7.485 15.237 2.195 28,3 2.063 27,6 4.258 27,9
7 KAB. CIAMIS 46.890 44.328 91.218 4.689 4.433 9.122 3.646 77,8 3.519 79,4 7.165 78,5

ro
8 KAB. KUNINGAN 47.266 44.335 91.601 4.727 4.434 9.160 2.618 55,4 2.276 51,3 4.894 53,4

rp
9 KAB. CIREBON 95.947 91.421 187.368 9.595 9.142 18.737 7.452 77,7 6.273 68,6 13.725 73,3
10 KAB. MAJALENGKA 50.839 48.277 99.116 5.084 4.828 9.912 2.833 55,7 2.511 52,0 5.344 53,9

ba
11 KAB. SUMEDANG 47.370 45.550 92.920 4.737 4.555 9.292 3.035 64,1 2.960 65,0 5.995 64,5
12 KAB. INDRAMAYU 71.654 68.644 140.298 7.165 6.864 14.030 532 7,4 655 9,5 1.187 8,5

ja
13 KAB. SUBANG 63.949 60.940 124.889 6.395 6.094 12.489 4.133 64,6 4.256 69,8 8.389 67,2

s.
14 KAB. PURWAKARTA 45.697 44.279 89.976 4.570 4.428 8.998 2.960 64,8 2.789 63,0 5.749 63,9
15 KAB. KARAWANG 107.479 102.575 210.054 10.748 10.258 21.005 5.559 51,7 5.707 55,6 11.266 53,6

ke
16 KAB. BEKASI 175.659 168.145 343.804 17.566 16.815 34.380 1.781 10,1 1.504 8,9 3.285 9,6
17 KAB. BANDUNG BARAT
18 KAB. PANGANDARAN
80.746
15.680
77.962
14.919
is
158.708
30.599
8.075
1.568
7.796
1.492
15.871
3.060 532 33,9
0,0
487
0,0
32,6
4.142
1.019
26,1
33,3
.d
19 KOTA BOGOR 49.223 46.204 95.427 4.922 4.620 9.543 2.495 50,7 2.633 57,0 5.128 53,7
w

20 KOTA SUKABUMI 15.091 14.456 29.547 1.509 1.446 2.955 961 63,7 954 66,0 1.915 64,8
w

21 KOTA BANDUNG 106.353 102.317 208.670 10.635 10.232 20.867 8.505 80,0 7.525 73,5 16.030 76,8
22 KOTA CIREBON 13.999 12.938 26.937 1.400 1.294 2.694 1.483 105,9 1.228 94,9 2.711 100,0
w

23 KOTA BEKASI 125.991 120.953 246.944 12.599 12.095 24.694 4.205 33,4 2.147 17,8 6.352 25,7
24 KOTA DEPOK 104.353 98.478 202.831 10.435 9.848 20.283 1.448 13,9 1.301 13,2 2.749 13,6
25 KOTA CIMAHI 27.309 26.113 53.422 2.731 2.611 5.342 2.034 74,5 1.514 58,0 3.548 66,4
26 KOTA TASIKMALAYA 30.492 29.064 59.556 3.049 2.906 5.956 1.406 46,1 1.206 41,5 2.612 43,9
27 KOTA BANJAR 7.889 7.478 15.367 789 748 1.537 569 72,1 478 63,9 1.047 68,1

JAWA BARAT 2.172.501 2.082.486 4.254.987 217.250 208.249 425.499 76.986 35,4 71.027 34,1 166.888 39,2

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 11

JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

JUMLAH KEMATIAN AKIBAT


HIV AIDS SYPHILIS
AIDS
NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI PROPORSI PROPORSI

id
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P L P L+P KELOMPOK

o.
UMUR UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

g
1 ≤ 4 TAHUN 69 68 137 3,30 26 3,53

v.
2 5 - 14 TAHUN 34 32 66 1,59 9 1,22

ro
3 15 - 19 TAHUN 54 50 104 2,50 8 1,09

rp
4 20 - 24 TAHUN 428 269 697 16,78 346 47,01

ba
5 25 - 49 TAHUN 1.732 1.259 2.991 72,00 320 43,48

ja
6 ≥ 50 TAHUN 110 49 159 3,83 15 2,04

s.
7 Tidak Diketahui 12 2

ke
is
.d
w

JAWA BARAT 2.427 1.727 4.154 0 0 736


w

PROPORSI JENIS KELAMIN 58,43 41,57 0,00 0,00


w

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar


TABEL 12

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING TERHADAP
POSITIF HIV
NO UNIT TRANSFUSI DARAH JUMLAH PENDONOR HIV
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

id
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 KAB. BOGOR 13.753 5.866 19.619 97 0,71 38 0,65 135 0,69 45 46,39 18 47,37 63 46,67

o.
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - - - - - - -

g
3 KAB. CIANJUR - - - - - - - - - - - - - - -

v.
4 KAB. BANDUNG - - - - - - - - - - - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - - - - - - - - - - - -

ro
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - - - - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - 8.094 - - - - 8.094 100,00 1 0,01 3 0,04 4 0,05

rp
8 KAB. KUNINGAN 6.170 6.193 12.363 - - - - 6.193 50,09 12 0,19 3 0,05 15 0,24

ba
9 KAB. CIREBON 12.713 4.096 16.809 6.170 48,53 4.096 100,00 10.266 61,07 28 0,27 2 0,02 30 0,29
10 KAB. MAJALENGKA 8.680 4.287 12.967 12.713 146,46 4.287 100,00 17.000 131,10 24 0,14 3 0,02 27 0,16

ja
11 KAB. SUMEDANG - - - - - - - - - - - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU 11.260 5.029 16.289 0 0,00 5.029 100,00 5.029 30,87 24 0,48 4 0,08 28 0,56

s.
13 KAB. SUBANG - - 12.229 - - - - 12.229 100,00 - - - - 13 0,11

ke
14 KAB. PURWAKARTA 8.270 1.186 9.456 8.270 100,00 1.186 100,00 9.456 100,00 32 0,39 5 0,42 37 0,39
15 KAB. KARAWANG - - - - - - - - - - - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - is - - - - - - - - - - - -
.d
17 KAB. BANDUNG BARAT 2.428 1.587 4.015 2.395 98,64 1.549 97,61 3.944 98,23 5 0,21 1 0,06 6 0,15
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - - - - - - -
w

19 KOTA BOGOR 380 746 1.126 380 100,00 746 100,00 1.126 100,00 19 5,00 2 0,27 21 1,87
w

20 KOTA SUKABUMI - - - - - - - - - - - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - - - - - - - - - - - -
w

22 KOTA CIREBON 15.415 5.410 20.825 15.415 100,00 5.410 100,00 20.825 100,00 20 0,13 5 0,09 25 0,12
23 KOTA BEKASI 15.004 6.454 21.458 15.004 100,00 6.454 100,00 21.458 100,00 64 0,43 44 0,68 108 0,50
24 KOTA DEPOK 8.329 4.777 13.106 8.329 100,00 4.777 100,00 13.106 100,00 34 0,41 10 0,21 44 0,34
25 KOTA CIMAHI 3.864 2.420 6.284 3.864 100,00 2.420 100,00 6.284 100,00 14 0,36 7 0,29 21 0,33
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - - - - - - - - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - - - - - - - - - - - -
JAWA BARAT 106.266 48.051 174.640 72.637 68,35 35.992 74,90 135.145 77,38 322 0,44 107 0 442 0,33

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar


TABEL 13

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

DIARE
JUMLAH PENDUDUK DIARE DITANGANI
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH TARGET PENEMUAN
L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KAB. BOGOR 2.792.907 2.666.761 5.459.668 89.652 85.603 175.255 77.756 87 81.651 95 159.407 90,96

id
2 KAB. SUKABUMI 1.234.673 1.199.548 2.434.221 36.991 35.938 72.929 31.560 85 31.597 88 63.157 86,60

o.
3 KAB. CIANJUR 1.155.177 1.088.727 2.243.904 32.137 30.288 62.425 29.049 90 28.239 93 57.288 91,77
4 KAB. BANDUNG 1.792.867 1.741.247 3.534.114 57.551 55.894 113.445 0 0 93.507 82,42

g
5 KAB. GARUT 1.284.817 1.263.906 2.548.723 46.742 45.981 92.723 43.466 93 47.147 103 90.613 97,72

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 860.813 875.185 1.735.998 18.421 18.729 37.150 15.936 87 15.221 81 31.157 83,87

ro
7 KAB. CIAMIS 577.624 591.058 1.168.682 13.597 13.914 27.511 12.582 93 14.376 103 26.958 97,99
8 KAB. KUNINGAN 530.575 524.842 1.055.417 14.761 14.601 29.362 13.291 90 15.088 103 28.379 96,65

rp
9 KAB. CIREBON 1.089.691 1.036.488 2.126.179 39.643 37.707 77.350 37.145 94 38.844 103 75.989 98,24
10 KAB. MAJALENGKA 590.690 591.419 1.182.109 12.641 12.656 25.297 10.022 79 10.719 85 20.741 81,99

ba
11 KAB. SUMEDANG 566.887 570.386 1.137.273 18.197 18.309 36.506 11.860 65 14.824 81 26.684 73,09
12 KAB. INDRAMAYU 870.902 820.484 1.691.386 27.956 26.338 54.293 23.401 84 24.884 94 48.285 88,93

ja
13 KAB. SUBANG 772.416 756.972 1.529.388 16.530 16.199 32.729 12.082 73 13.127 81 25.209 77,02

s.
14 KAB. PURWAKARTA 469.180 452.418 921.598 17.069 16.459 33.528 16.461 96 15.881 96 32.342 96,46
15 KAB. KARAWANG 1.166.478 1.107.101 2.273.579 27.459 26.061 53.520 27.009 98 24.035 92 51.044 95,37

ke
16 KAB. BEKASI 1.654.581 1.591.432 3.246.013 35.408 34.057 69.465 11.385 32 11.482 34 22.867 32,92
17 KAB. BANDUNG BARAT 827.480 801.943 1.629.423
is 17.708 17.162 34.870 12.754 72 13.258 77 26.012 74,60
18 KAB. PANGANDARAN 194.526 195.957 390.483 4.163 4.193 8.356 4.867 117 1.436 34 6.303 75,43
.d
19 KOTA BOGOR 532.018 515.904 1.047.922 13.662 13.248 26.911 12.053 88 12.742 96 24.795 92,14
20 KOTA SUKABUMI 161.188 156.929 318.117 6.554 6.381 12.935 6.425 98 6.420 101 12.845 99,31
w

21 KOTA BANDUNG 1.253.274 1.228.195 2.481.469 29.502 28.912 58.414 28.042 95 29.383 102 57.425 98,31
w

22 KOTA CIREBON 154.228 153.266 307.494 3.961 3.936 7.896 4.114 104 3.592 91 7.706 97,59
w

23 KOTA BEKASI 1.369.622 1.345.203 2.714.825 29.310 28.787 58.097 18.685 64 18.685 65 37.370 64,32
24 KOTA DEPOK 1.061.889 1.044.213 2.106.102 22.724 22.346 45.071 8.424 37 9.685 43 18.109 40,18
25 KOTA CIMAHI 295.708 290.872 586.580 9.492 9.337 18.829 8.557 90 9.238 99 17.795 94,51
26 KOTA TASIKMALAYA 330.996 326.481 657.477 8.500 8.384 16.884 7.998 94 8.432 101 16.430 97,31
27 KOTA BANJAR 89.720 91.705 181.425 3.264 3.336 6.600 0 0 0 0 6.349 96,19

JAWA BARAT 23.680.927 23.028.642 46.709.569 653.594 634.758 1.288.352 484.924 74,2 499.986 78,8 1.084.766 84,20
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 214
85,96
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015 99,31
TABEL 14

JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

KASUS BARU
NO KABUPATEN/KOTA Pausi Basiler (PB)/ Kusta Kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KAB. BOGOR - - 9 - - 176 - - 185
2 KAB. SUKABUMI 2 1 3 28 13 41 30 14 44

id
3 KAB. CIANJUR 0 0 0 6 4 10 6 4 10

o.
4 KAB. BANDUNG 0 3 3 3 7 10 3 10 13
5 KAB. GARUT 5 0 5 17 4 21 22 4 26

g
6 KAB. TASIKMALAYA 1 0 1 11 1 12 12 1 13

v.
7 KAB. CIAMIS 4 2 6 9 2 11 13 4 17
8 KAB. KUNINGAN 10 17 27 53 29 82 63 46 109

ro
9 KAB. CIREBON 11 5 16 153 77 230 164 82 246

rp
10 KAB. MAJALENGKA 0 2 2 43 23 66 43 25 68
11 KAB. SUMEDANG 0 0 0 11 10 21 11 10 21

ba
12 KAB. INDRAMAYU - - 30 - - 239 - - 269
13 KAB. SUBANG 19 13 32 86 44 130 105 57 162

ja
14 KAB. PURWAKARTA 2 5 7 26 23 49 28 28 56
15 KAB. KARAWANG 0 0 11 0 0 177 0 0 188

s.
16 KAB. BEKASI 2 1 3 78 54 132 80 55 135

ke
17 KAB. BANDUNG BARAT 0 0 0 6 2 8 6 2 8
18 KAB. PANGANDARAN 0 0 0 3 0 3 3 0 3
19 KOTA BOGOR is 1 - - 15 - - 16
.d
20 KOTA SUKABUMI 0 0 0 0 1 1 0 1 1
21 KOTA BANDUNG - - 1 - - 6 - - 7
w

22 KOTA CIREBON 2 1 3 13 1 14 15 2 17
w

23 KOTA BEKASI 10 5 15 104 50 154 114 55 169


24 KOTA DEPOK 2 1 3 15 39 54 17 40 57
w

25 KOTA CIMAHI 0 0 0 1 0 1 1 0 1
26 KOTA TASIKMALAYA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 KOTA BANJAR 1 0 1 3 1 4 4 1 5

JAWA BARAT 71 56 179 669 385 1.667 740 441 1.846


PROPORSI JENIS KELAMIN 39,66 31,28 40,13 23,10 40,09 23,89
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 1,58 0,94 3,95

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 15

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

PENDERITA KUSTA
NO KABUPATEN/KOTA PENDERITA KUSTA CACAT TINGKAT 2
0-14 TAHUN
L+P JUMLAH % JUMLAH %
1 2 6 7 8 9 10
1 KAB. BOGOR 185 29 15,68 29 15,68

id
2 KAB. SUKABUMI 44 1 2,27 12 27,27

o.
3 KAB. CIANJUR 10 10 100 0 0,00
4 KAB. BANDUNG 13 1 7,69 1 7,69

g
5 KAB. GARUT 26 3 11,54 6 23,08

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 13 2 15,38 4 30,77

ro
7 KAB. CIAMIS 17 - 0,00 0 0,00
8 KAB. KUNINGAN 109 5 4,59 24 22,02

rp
9 KAB. CIREBON 246 25 10,16 32 13,01
10 KAB. MAJALENGKA 68 1 1,47 17 25,00

ba
11 KAB. SUMEDANG 21 - 0,00 4 19,05
12 KAB. INDRAMAYU 269 21 7,81 22 8,18

ja
13 KAB. SUBANG 162 16 9,88 18 11,11

s.
14 KAB. PURWAKARTA 56 2 3,57 0 0,00
15 KAB. KARAWANG 188 - 0,00 1 0,53

ke
16 KAB. BEKASI 135 11 8,15 12 8,89
17 KAB. BANDUNG BARAT 8 - 0,00 0 0,00
18 KAB. PANGANDARAN
is 3 - 0,00 0 0,00
.d
19 KOTA BOGOR 16 - 0,00 3 18,75
20 KOTA SUKABUMI 1 - 0,00 0 0,00
w

21 KOTA BANDUNG 7 - 0,00 0 0,00


w

22 KOTA CIREBON 17 3 17,65 2 11,76


23 KOTA BEKASI 169 16 9,47 19 11,24
w

24 KOTA DEPOK 57 4 7,02 8 14,04


25 KOTA CIMAHI 1 - 0,00 0 0,00
26 KOTA TASIKMALAYA - - 0,00 0 0,00
27 KOTA BANJAR 5 - 0,00 0 0,00

JAWA BARAT 1.846 150 8,13 214 11,59


ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK 0

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 16

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

KASUS TERCATAT
NO KABUPATEN/KOTA Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 KAB. BOGOR 0 0 19 - - 301 0 0 320


2 KAB. SUKABUMI 2 1 3 29 13 42 31 14 45
3 KAB. CIANJUR 0 0 0 6 4 10 6 4 10

id
4 KAB. BANDUNG - - 3 - - 10 - - 13

o.
5 KAB. GARUT 5 0 5 17 4 21 22 4 26

g
6 KAB. TASIKMALAYA 0 0 0 11 1 12 11 1 12

v.
7 KAB. CIAMIS 2 1 3 8 1 9 10 2 12
8 KAB. KUNINGAN 3 11 14 61 32 93 64 43 107

ro
9 KAB. CIREBON 0 0 0 241 0 241 0 241

rp
10 KAB. MAJALENGKA 0 0 0 - - 2 - - 2
11 KAB. SUMEDANG 0 0 0 11 10 21 11 10 21

ba
12 KAB. INDRAMAYU 0 13 13 25 277 302 25 290 315

ja
13 KAB. SUBANG 19 13 32 86 44 130 105 57 162
14 KAB. PURWAKARTA 1 1 2 35 17 52 36 18 54

s.
15 KAB. KARAWANG 0 0 23 0 0 429 - - 452

ke
16 KAB. BEKASI 0 0 0 83 56 139 83 56 139
17 KAB. BANDUNG BARAT 0 0 0 6 2 8 6 2 8
18 KAB. PANGANDARAN 0
is
0 0 5 3 8 5 3 8
.d
19 KOTA BOGOR 0 0 0 8 4 12 8 4 12
w

20 KOTA SUKABUMI 0 0 0 0 1 1 0 1 1
21 KOTA BANDUNG 2 1 3 5 1 6 7 2 9
w

22 KOTA CIREBON 1 1 2 12 0 12 13 1 14
w

23 KOTA BEKASI 4 3 7 105 53 158 109 56 165


24 KOTA DEPOK 1 1 2 19 54 73 20 55 75
25 KOTA CIMAHI 0 0 0 1 0 1 1 0 1
26 KOTA TASIKMALAYA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 KOTA BANJAR 1 0 1 3 1 4 4 1 5

JAWA BARAT 41 46 132 777 578 2.097 577 624 2.229


ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,1 0,1 0,48

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 17

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

KUSTA (PB) KUSTA (MB)


RFT PB RFT MB
NO KABUPATEN/KOTA PENDERITA PB a PENDERITA MB
L P L+P L P L+P

id
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

o.
1 KAB. BOGOR 0 0 15 0 0 0 0 16 107 0 0 220 0 0 0 0 204 93
2 KAB. SUKABUMI 1 2 3 1 100 2 100 3 100 28 14 42 26 93 13 93 39 93

g
3 KAB. CIANJUR 1 0 1 1 100 0 0 1 100 7 4 11 7 100 4 100 11 100

v.
4 KAB. BANDUNG - - 7 0 0 0 0 6 100 0 0 10 0 0 0 0 7 70
5 KAB. GARUT 3 1 4 3 100 1 100 4 100 16 7 23 16 100 7 100 23 100

ro
6 KAB. TASIKMALAYA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 4 16 8 67 3 75 11 69
7 KAB. CIAMIS 3 1 4 3 100 1 100 4 100 12 5 17 10 83 3 60 13 76

rp
8 KAB. KUNINGAN 8 3 11 8 100 3 100 11 100 47 18 65 42 89 18 100 60 92
9 KAB. CIREBON 22 0 22 22 100 0 0 22 100 215 0 215 0 0 0 211 98

ba
10 KAB. MAJALENGKA 0 3 3 0 0 3 100 3 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 KAB. SUMEDANG 2 0 2 1 50 0 0 1 50 11 6 17 10 91 5 83 15 88

ja
12 KAB. INDRAMAYU - - 30 - 0 - 0 28 93 - - 250 - 0 - 0 198 79
13 KAB. SUBANG 15 13 28 8 53 8 62 16 57 86 44 130 86 100 40 91 126 97

s.
14 KAB. PURWAKARTA 3 5 8 3 100 5 100 8 100 39 16 55 34 87 14 88 48 87
15 KAB. KARAWANG 0 0 23 0 0 0 0 8 35 0 0 429 0 0 0 0 134 31

ke
16 KAB. BEKASI 1 2 3 1 100 2 100 3 100 96 102 198 96 100 99 97 195 98
17 KAB. BANDUNG BARAT 2 3 5 2 100 2 67 4 80 9 3 12 9 100 3 100 12 100
18
19
KAB. PANGANDARAN
KOTA BOGOR
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
is 0
0
0
0
0
0
0
0
2
8
2
4
4
12
2
0
100
0
2
0
100
0
4
0
100
0
.d
20 KOTA SUKABUMI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 KOTA BANDUNG 0 2 2 0 0 2 0 2 0 5 3 8 6 0 2 0 8 100
w

22 KOTA CIREBON 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 1 11 9 90 1 100 10 91


w

23 KOTA BEKASI 9 10 19 8 89 10 100 18 95 0 0 121 83 0 25 0 108 89


24 KOTA DEPOK 0 0 0 5 0 6 0 11 0 0 0 0 21 0 19 0 40 0
w

25 KOTA CIMAHI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 KOTA TASIKMALAYA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 KOTA BANJAR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JAWA BARAT 70 45 190 66 94,3 45 100 169 88,9 603 233 1.866 465 77 258 111 1.477 79

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 18

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KASUS AFP


NO KABUPATEN/KOTA
<15 TAHUN (NON POLIO)
1 2 3 4
1 KAB. BOGOR 1.626.872 22
2 KAB. SUKABUMI 702.916 3
3 KAB. CIANJUR 653.589 18
4 KAB. BANDUNG 1.025.257 33
5 KAB. GARUT 795.402 12
6 KAB. TASIKMALAYA 473.782 16
7 KAB. CIAMIS 283.084 12
8 KAB. KUNINGAN 271.971 17
9 KAB. CIREBON 574.870 19

.id
10 KAB. MAJALENGKA 293.604 13
11 KAB. SUMEDANG 274.879 5

go
12 KAB. INDRAMAYU 428.526 10
13 KAB. SUBANG 375.584 0
14 KAB. PURWAKARTA
v.
260.125 4
ro
15 KAB. KARAWANG 600.501 17
rp
16 KAB. BEKASI 896.088 14
17 KAB. BANDUNG BARAT 468.268 7
ba

18 KAB. PANGANDARAN 92.177 0


19 KOTA BOGOR 269.446 3
ja

20 KOTA SUKABUMI 84.464 15


s.

21 KOTA BANDUNG 576.177 4


ke

22 KOTA CIREBON 78.157 12


23 KOTA BEKASI 675.800 8
is

24 KOTA DEPOK 542.526 0


.d

25 KOTA CIMAHI 146.873 3


w

26 KOTA TASIKMALAYA 176.505 6


w

27 KOTA BANJAR 45.565 2


w

JAWA BARAT 12.693.008 275


AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 2,17

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 19

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

JUMLAH KASUS PD3I


DIFTERI TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM
NO KABUPATEN/KOTA PERTUSIS
JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS MENINGGA JUMLAH KASUS MENINGGA
MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P L L P L+P L
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KAB. BOGOR 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3 2

id
2 KAB. SUKABUMI 5 6 11 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

o.
3 KAB. CIANJUR 1 2 3 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1
4 KAB. BANDUNG 6 1 7 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

g
5 KAB. GARUT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 3 3 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 KAB. CIAMIS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

ro
8 KAB. KUNINGAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

rp
9 KAB. CIREBON 1 3 4 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 KAB. MAJALENGKA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

ba
11 KAB. SUMEDANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 KAB. INDRAMAYU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

ja
13 KAB. SUBANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

s.
14 KAB. PURWAKARTA 1 1 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
15 KAB. KARAWANG 1 0 1 0 0 0 0 5 0 5 0 0 0 0 0

ke
16 KAB. BEKASI 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 KAB. BANDUNG BARAT 3 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 KAB. PANGANDARAN 0 0 0 0
is 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
.d
19 KOTA BOGOR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 KOTA SUKABUMI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
w

21 KOTA BANDUNG - - 10 0 0 0 0 1 - 1 0 0 0 0 0
w

22 KOTA CIREBON 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
23 KOTA BEKASI 3 3 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
w

24 KOTA DEPOK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 KOTA CIMAHI 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 KOTA TASIKMALAYA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 KOTA BANJAR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JAWA BARAT 28 21 59 7 1 0 1 6 2 8 0 2 3 5 3
CASE FATALITY RATE (%) 11,86 0,00 60,00

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2015 27,27273


TABEL 20

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

JUMLAH KASUS PD3I


CAMPAK
NO KABUPATEN/KOTA POLIO HEPATITIS B
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 KAB. BOGOR 22 24 46 0 0 0 0 0 0 0

id
2 KAB. SUKABUMI 15 12 27 0 0 0 0 0 0 0
3 KAB. CIANJUR 10 27 37 0 0 0 0 0 0 0

o.
4 KAB. BANDUNG 47 57 104 0 0 0 0 0 0 0

g
5 KAB. GARUT 247 265 512 0 0 0 0 0 0 0

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 33 39 72 0 0 0 0 0 0 0
7 KAB. CIAMIS 16 25 41 0 0 0 0 0 0 0

ro
8 KAB. KUNINGAN 99 115 214 0 0 0 0 0 0 0

rp
9 KAB. CIREBON 287 312 599 0 0 0 0 0 0 0
10 KAB. MAJALENGKA 31 35 66 0 0 0 0 0 0 0

ba
11 KAB. SUMEDANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 KAB. INDRAMAYU 108 110 218 0 0 0 0 0 0 0

ja
13 KAB. SUBANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

s.
14 KAB. PURWAKARTA 25 24 49 0 0 0 0 0 0 0
15 KAB. KARAWANG 86 75 161 0 0 0 0 0 0 0

ke
16 KAB. BEKASI 34 23 57 0 0 0 0 0 0 0
17 KAB. BANDUNG BARAT 9 11 20 0 0 0 0 0 0 0
18 KAB. PANGANDARAN 0
is0 0 0 0 0 0 0 0 0
.d
19 KOTA BOGOR 180 156 336 0 0 0 0 0 0 0
20 KOTA SUKABUMI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
w

21 KOTA BANDUNG 240 213 453 0 0 0 0 0 0 0


w

22 KOTA CIREBON 224 214 438 1 0 0 0 0 0 0


w

23 KOTA BEKASI 28 52 80 1 0 0 0 0 0 0
24 KOTA DEPOK 260 234 494 0 0 0 0 0 0 0
25 KOTA CIMAHI 21 28 49 0 0 0 0 0 0 0
26 KOTA TASIKMALAYA 10 16 26 0 0 0 0 0 0 0
27 KOTA BANJAR 13 23 36 0 0 0 0 0 0 0

JAWA BARAT 2.045 2.090 4.135 2 0 0 0 0 0 0


CASE FATALITY RATE (%) 0,05

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 21

JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KAB. BOGOR - - 1.430 - - 27 - - 1,9

id
2 KAB. SUKABUMI 152 193 345 1 1 2 0,7 0,5181 0,6
3 KAB. CIANJUR 304 228 561 1 1 3 0,3 0,4386 0,5

o.
4 KAB. BANDUNG 0 0 964 0 0 4 0,0 - 0,4

g
5 KAB. GARUT 187 149 336 0 0 0 0,0 - 0,0

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 238 150 388 0 0 0 0,0 - 0,0
7 KAB. CIAMIS - - 391 - - 1 - - 0,3

ro
8 KAB. KUNINGAN 537 471 1.008 3 0 3 0,6 - 0,3

rp
9 KAB. CIREBON 654 593 1.247 19 23 42 2,9 3,8786 3,4
10 KAB. MAJALENGKA 174 132 306 1 1 2 0,6 0,7576 0,7

ba
11 KAB. SUMEDANG 344 347 386 3 0 0 0,9 - 0,0
12 KAB. INDRAMAYU 330 314 641 13 20 33 3,9 6,3694 5,1

ja
13 KAB. SUBANG 335 32 677 3 6 5 0,9 18,7500 0,7

s.
14 KAB. PURWAKARTA 265 253 518 0 0 0 0,0 - 0,0
15 KAB. KARAWANG 300 269 569 2 2 4 0,7 0,7435 0,7

ke
16 KAB. BEKASI 521 366 887 3 3 6 0,6 0,8197 0,7
17 KAB. BANDUNG BARAT 643 589 1.232 1 0 1 0,2 - 0,1
18 KAB. PANGANDARAN 14
is 2 29 0 0 0 0,0 - 0,0
.d
19 KOTA BOGOR 581 526 1.107 5 3 8 0,9 0,5703 0,7
20 KOTA SUKABUMI 399 394 794 3 3 6 0,8 0,7614 0,8
w

21 KOTA BANDUNG 1.822 1.818 3.640 4 3 7 0,2 0,1650 0,2


w

22 KOTA CIREBON 128 92 220 4 1 5 3,1 1,0870 2,3


w

23 KOTA BEKASI 531 456 987 3 8 11 0,6 1,7544 1,1


24 KOTA DEPOK 936 848 1.784 2 1 3 0,2 0,1179 0,2
25 KOTA CIMAHI 409 383 792 2 3 5 0,5 0,7833 0,6
26 KOTA TASIKMALAYA 402 395 797 2 3 5 0,5 0,7595 0,6
27 KOTA BANJAR 36 39 75 1 0 1 2,8 - 1,3

JAWA BARAT 10.242 9.039 22.111 76 82 184 0,74 0,91 0,83


INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 47,3

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 22

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

MALARIA
SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
NO KABUPATEN/KOTA SUSPEK MENINGGAL CFR
POSITIF
L P L+P
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 KAB. BOGOR 0 0 0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

id
2 KAB. SUKABUMI 0 0 0 11.251 4.822 16.073 97 0,86 7 0 104 0,65 0 0 0 0,00 0,00 0,00

o.
3 KAB. CIANJUR 0 0 0 - - - - - - 0 0 0 0,00 0,00 0,00
4 KAB. BANDUNG 0 0 0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

g
5 KAB. GARUT 379 417 796 304 387 691 8 2,63 3 1 11 1,59 0 0 0 0,00 0,00 0,00

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 1.352 37 1.389 23 - 23 82 356,52 - #DIV/0! 82 356,52 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00
7 KAB. CIAMIS 8 0 8 9 1 10 8 88,89 - 8 80,00 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00

ro
8 KAB. KUNINGAN 0 0 0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

rp
9 KAB. CIREBON 0 0 0 3 #DIV/0! - #DIV/0! - - 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
10 KAB. MAJALENGKA 0 0 0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

ba
11 KAB. SUMEDANG 0 0 0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
12 KAB. INDRAMAYU 0 0 0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

ja
13 KAB. SUBANG 4 1 5 4 1 5 3 75,00 1 100 4 80,00 0 0 0 0,00 0,00 0,00
14 KAB. PURWAKARTA 1 0 1 1 - 1 1 100,00 - #DIV/0! 1 100,00 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00

s.
15 KAB. KARAWANG 0 0 0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

ke
16 KAB. BEKASI 0 0 0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
17 KAB. BANDUNG BARAT 0 0 0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
18 KAB. PANGANDARAN 1.793 1.516 3.309 - -
is - 13 #DIV/0! 2 #DIV/0! 15 #DIV/0! 0 0 0 0,00 0,00 0,00
19 KOTA BOGOR 1 1 #DIV/0! #DIV/0! - - 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
.d
20 KOTA SUKABUMI 1 0 1 1 - 1 - 0,00 - #DIV/0! - - 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
21 KOTA BANDUNG 37 37 #DIV/0! #DIV/0! - - 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
w

22 KOTA CIREBON 0 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!


w

23 KOTA BEKASI 0 0 0 3 2 5 3 100,00 2 100 5 100,00 0 0 0 0,00 0,00 0,00


w

24 KOTA DEPOK 0 0 0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!


25 KOTA CIMAHI 8 0 8 8 - 8 8 100,00 - #DIV/0! 8 100,00 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00
26 KOTA TASIKMALAYA 4 0 4 4 - 4 4 100,00 - #DIV/0! 4 100,00 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00
27 KOTA BANJAR 0 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

JAWA BARAT 3.550 1.971 5.559 11.608 5.213 16.821 227 1,96 15 0 242 1,44 0 0 0 0,00 0,00 0,00
JUMLAH PENDUDUK BERISIKO
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 23

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

PENDERITA FILARIASIS
NO KABUPATEN/KOTA KASUS BARU DITEMUKAN JUMLAH SELURUH KASUS

L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9
1 KAB. BOGOR 8 14 37 32 46 93

id
2 KAB. SUKABUMI 0 0 0 45 60 105
3 KAB. CIANJUR 0 0 0 0 0 0

o.
4 KAB. BANDUNG 0 0 0 0 0 0

g
5 KAB. GARUT 2 0 2 2 0 2

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 0 0 0 33 33 66
7 KAB. CIAMIS 0 0 0 12 13 25

ro
8 KAB. KUNINGAN 4 5 9 0 0 0

rp
9 KAB. CIREBON 0 0 0 0 0 0
10 KAB. MAJALENGKA 0 0 0 - - 22

ba
11 KAB. SUMEDANG 1 1 2 1 1 2
12 KAB. INDRAMAYU 0 0 0 0 0 0

ja
13 KAB. SUBANG - - 3 - - 27

s.
14 KAB. PURWAKARTA 2 4 6 12 15 27
15 KAB. KARAWANG 1 2 3 27 20 47

ke
16 KAB. BEKASI 0 0 0 0 0 0
17
18
KAB. BANDUNG BARAT
KAB. PANGANDARAN
is 0
0
0
0
0
0
3
0
10
3
13
3
.d
19 KOTA BOGOR 0 0 0 0 0 0
w

20 KOTA SUKABUMI 1 1 2 1 1 2
21 KOTA BANDUNG - - 3 - - 18
w

22 KOTA CIREBON 0 0 0 0 0 0
w

23 KOTA BEKASI 2 0 2 10 14 24
24 KOTA DEPOK 2 4 6 7 5 12
25 KOTA CIMAHI 0 0 0 0 0 1
26 KOTA TASIKMALAYA 0 0 0 8 6 14
27 KOTA BANJAR 0 0 0 0 0 0

JAWA BARAT 23 31 75 193 227 503


ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0,82 1,0 1,08

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 24

PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGI


JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
NO KAB/KOTA PEREMPUAN
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KAB. BOGOR 1.797.270 1.719.497 3.516.767 8.636 0,25 - - 8.636 100

id
2 KAB. SUKABUMI 807.562 792.172 1.599.734 0,00

o.
3 KAB. CIANJUR 755.578 711.359 1.466.937 12.933 1,71 15.990 2,25 28.923 1,97 12.933 2 15.990 2 28.923 2
4 KAB. BANDUNG 1.171.878 1.145.370 2.317.248 0,00 0,00 117.854

g
5 KAB. GARUT 804.073 804.187 1.608.260 98.170 12,21 165.382 20,57 263.552 16,39 7.823 8 14.245 9 22.068 8

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 573.374 600.340 1.173.714 3.772 0,66 4.876 0,81 8.648 0,74 3.772 100 4.876 100 8.648 100

ro
7 KAB. CIAMIS 403.605 426.286 829.891 6.126 2 9.947 2,33 16.073 1,94 6.126 100 9.947 100 16.073 100
8 KAB. KUNINGAN 362.461 368.603 731.064 52.103 14 63.225 17,15 115.328 15,78 10.677 20 14.875 24 25.552 22

rp
9 KAB. CIREBON 727.996 698.148 1.426.144 16.450 2 27.343 3,92 43.793 3,07 1.968 12 12.163 44 14.131 32

ba
10 KAB. MAJALENGKA 411.982 421.240 833.222 0 0,00 402.263 48,28 11.733 21.030 32.763 8
11 KAB. SUMEDANG 396.331 408.132 804.463 0 0,00 0,00

ja
12 KAB. INDRAMAYU 601.401 571.462 1.172.863 21.267 4 33.506 5,86 54.773 4,67 13.248 62 21.500 64 34.748 63

s.
13 KAB. SUBANG 540.326 538.404 1.078.730 0 0,00 0,00
14 KAB. PURWAKARTA 310.602 300.064 610.666 8.611 3 7.666 2,55 16.277 2,67 626 7 976 13 1.602 10

ke
15 KAB. KARAWANG 796.152 758.389 1.554.541 18.235 2 18.395 2,43 36.630 2,36 7.057 39 6.143 33 13.200 36
16 KAB. BEKASI 1.115.318 1.074.762 2.190.080 - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT 544.017 530.291 1.074.308
is- - - - - - - - -
.d
18 KAB. PANGANDARAN 138.000 143.078 281.078 69 0 63 0,04 132 0,05 69 100 63 100 132 100
w

19 KOTA BOGOR 365.802 356.810 722.612 0 0,00 123.642 17,11 - - - - 38.628 31


20 KOTA SUKABUMI 109.296 107.289 216.585 23.934 22 37.081 34,56 61.015 28,17 6.477 27 8.131 22 14.608 24
w

21 KOTA BANDUNG 895.894 881.407 1.777.301 9.521 1 18.090 2,05 27.611 1,55 9.521 100 18.090 100 27.611 100
w

22 KOTA CIREBON 105.327 107.150 212.477 10.549 10 11.395 10,63 21.944 10,33 3.797 36 4.740 42 8.537 39
23 KOTA BEKASI 956.083 944.303 1.900.386 28.815 3 39.458 4,18 68.273 3,59 14.927 52 18.770 48 33.697 49
24 KOTA DEPOK 733.457 727.642 1.461.099 123.136 17 154.326 21,21 277.462 18,99 18.596 15 35.782 23 54.378 20
25 KOTA CIMAHI 205.865 203.898 409.763 2.633 1 6.304 3,09 8.937 2,18 2.633 100 6.304 100 8.937 100
26 KOTA TASIKMALAYA 222.230 222.085 444.315 37.896 17 58.848 26,50 96.744 21,77 5.052 13 10.158 17 15.210 16
27 KOTA BANJAR 61.452 64.630 126.082 - - - 3.192 - 1.259 - 4.451 -

JAWA BARAT 15.913.332 15.626.998 31.540.330 474.220 2,98 671.895 4,30 1.680.656 5,33 140.227 29,57 225.042 33,49 530.387 31,56

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 25

PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


DESA DAN KELURAHAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DAN DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS OBESITAS


JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15 TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KAB/KOTA
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN

id
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 KAB. BOGOR 1.959.316 1.873.480 3.832.796 - - - - 150 0,01 - - - - 150 100

o.
2 KAB. SUKABUMI 875.564 855.741 1.731.305 - - - - - - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR 820.363 769.952 1.590.315 - - - - - - - - - - - -

g
4 KAB. BANDUNG 1.269.361 1.239.496 2.508.857 - - - - 129 - - - - - 129 100

v.
5 KAB. GARUT 878.553 874.768 1.753.321 - - - - - - - - - - - -

ro
6 KAB. TASIKMALAYA 618.538 643.678 1.262.216 - - - - - - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS 431.999 453.599 885.598 - - - - - - - - - - - -

rp
8 KAB. KUNINGAN 389.927 393.519 783.446 4.969 1,27 8.075 2,05 13.044 1,66 331 6,7 667 8,3 998 7,65
9 KAB. CIREBON 793.514 757.795 1.551.309 0,00 0,00 35.363 2,28 - - - - 7.075 20,01

ba
10 KAB. MAJALENGKA 439.805 448.700 888.505 1.958 0,45 3.935 0,88 5.893 0,66 338 17,26 489 12,4 827 14,0
11 KAB. SUMEDANG 426.086 436.308 862.394 - - - - - - - - - - - -

ja
12 KAB. INDRAMAYU 650.203 612.657 1.262.860 - - - - - - - - - - - -

s.
13 KAB. SUBANG 579.456 574.348 1.153.804 - - - - - - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA 336.219 325.254 661.473 8.203 2,44 7.180 2,21 15.383 2,33 137 1,67 326 4,54 463 3,01

ke
15 KAB. KARAWANG 858.285 814.793 1.673.078 1.240 0,14 13.742 1,69 14.982 0,90 353 28,47 1.291 9,39 1.644 10,97
16 KAB. BEKASI
17 KAB. BANDUNG BARAT
1.195.875
588.438
1.154.050
572.717
2.349.925
1.161.155
is -
- -
- -
- -
- -
- -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
.d
18 KAB. PANGANDARAN 147.092 151.214 298.306 - - - - - - - - - - - -
w

19 KOTA BOGOR 393.518 384.958 778.476 35.409 - 46550 - 81.959 - - - - - -


20 KOTA SUKABUMI 117.980 115.673 233.653 4.828 4,09 4.255 3,68 9.083 3,89 2.050 42,46 2.512 - 4.562 50,23
w

21 KOTA BANDUNG 958.807 946.485 1.905.292 - - - - - - - - - - - -


w

22 KOTA CIREBON 113.785 115.552 229.337 7.714 6,78 10.940 9,47 18.654 8,13 297 3,85 680 - 977 5,24
23 KOTA BEKASI 1.023.554 1.015.471 2.039.025 11.719 1,14 17.092 1,68 28.811 1,41 775 6,61 1.536 14,04 2.311 8,02
24 KOTA DEPOK 783.612 779.964 1.563.576 11.604 1,48 23.784 3,05 35.388 2,26 231 1,99 527 3,08 758 2,14
25 KOTA CIMAHI 220.621 219.086 439.707 0,00 0,00 2.527 0,57 - - - - 1.538 60,86
26 KOTA TASIKMALAYA 240.614 240.358 480.972 - - - - 1.793 0,37 508 - 1.285 1.793 100
27 KOTA BANJAR 66.384 69.476 135.860 - - - - - - - - - - - -

JAWA BARAT 17.177.469 16.839.092 34.016.561 87.644 0,51 135.553 0,80 263.159 0,77 5.020 5,73 9.313 6,87 23.225 8,83

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 26

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA
DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

PEMERIKSAAN LEHER RAHIM


PEREMPUAN IVA POSITIF TUMOR/BENJOLAN
NO KECAMATAN DAN PAYUDARA
USIA 30-50 TAHUN
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

id
1 2 4 5 6 7 8 9 10

o.
1 KAB. BOGOR 795.875 8 0,00 0 0,00 0 0,00
2 KAB. SUKABUMI 351.168 0 0,00 0 - 0 -

g
3 KAB. CIANJUR 319.427 0 0,00 0 - 0 -

v.
4 KAB. BANDUNG 530.364 0 0,00 0 - 0 -

ro
5 KAB. GARUT 350.437 0 0,00 0 - 0 -
6 KAB. TASIKMALAYA 269.111 0 0,00 131 - 0 -

rp
7 KAB. CIAMIS 182.104 0 0,00 0 - 0 -
8 KAB. KUNINGAN 160.085 0 0,00 21 - 24 -

ba
9 KAB. CIREBON 306.486 614 0,20 21 3,42 13 2,12
10 KAB. MAJALENGKA 182.328 225 0,12 37 16,44 86 38,22

ja
11 KAB. SUMEDANG 170.704 0 0,00 0 - 0 -
12 KAB. INDRAMAYU 260.266 180 0,07 0 0,00 0 0,00

s.
13 KAB. SUBANG 238.948 0 0,00 0 - 0 -

ke
14 KAB. PURWAKARTA 134.347 911 0,68 52 5,71 48 5,27
15 KAB. KARAWANG 349.776 15.598 4,46 135 0,87 108 0,69
16 KAB. BEKASI is
508.057 0 0,00 0 - 0 -
.d
17 KAB. BANDUNG BARAT 239.330 0 0,00 0 - 0 -
18 KAB. PANGANDARAN 64.453 120 0,19 0,00 1 0,83
w

19 KOTA BOGOR 163.108 30.857 18,92 20 0,06 44 0,14


w

20 KOTA SUKABUMI 46.672 444 0,95 36 8,11 2 0,45


21 KOTA BANDUNG 388.872 0 0,00 - 0 -
w

22 KOTA CIREBON 47.934 0 0,00 0 - 0 -


23 KOTA BEKASI 460.823 1.279 0,28 95 7,43 102 7,97
24 KOTA DEPOK 356.064 3.496 0,98 678 19,39 2 0,06
25 KOTA CIMAHI 95.817 1.158 1,21 0 0,00 0 0,00
26 KOTA TASIKMALAYA 97.849 80 0,08 0 0,00 0 0,00
27 KOTA BANJAR 27.877 0 0,00 0 - 0 -

JAWA BARAT 7.098.282 54.970 1 1.226 2,23 430 0,78

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 27

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

YANG TERSERANG
JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA JUMLAH KEMATIAN JUMLAH PENDUDUK TERANCAM ATTACK RATE (%) CFR (%)
NO KABUPATEN /KOTA JENIS KEJADIAN LUAR BIASA JUMLAH KALI KEJADIAN
JUMLAH KEC 0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 10-14 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
DESA/KEL L P L+P 15-19 THN L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
HARI HARI BLN THN THN THN THN THN THN THN THN
1 2 3 4 5 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 KAB. BOGOR Keracunan Makanan 9 9 9 412 267 679 0 0 0 38 34 22 32 453 81 7 7 5 0 0 0 0 0 2.990 #DIV/0! #DIV/0! 22,71
Suspek AI 2 2 2 1 1 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 37 #DIV/0! #DIV/0! 5,41 - - -
Suspek Difteri 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 47 #DIV/0! #DIV/0! 2,13 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Hepatitis A 2 2 2 78 55 133 0 0 0 0 0 70 43 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5.146 #DIV/0! #DIV/0! 2,58 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

2 KAB. SUKABUMI CAMPAK 1 2 2 15 12 27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

id
CHIKUNGUNYA 4 4 4 26 26 52 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
DBD 8 10 10 8 10 18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 5 8 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - -

o.
DIFTERI 2 2 2 5 6 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
RABIES 1 1 1 1 1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
GIZI BURUK 1 1 1 0 1 1 #DIV/0! #DIV/0!

g
KERACUNAN MAKANAN 10 12 12 205 225 430 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - -

v.
Suspect MERS.COP 2 2 2 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

3 KAB. CIANJUR Keracunan Makanan 3 3 3 69 54 123 0 0 0 3 9 20 10 22 31 22 4 2 0 0 0 86 74 160 80,23 72,97 76,88 - - -

ro
Chikungunya 3 3 3 48 65 113 0 0 0 0 9 16 26 24 19 17 4 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

rp
4 KAB. BANDUNG CAMPAK 2 2 2 19 34 53 0 0 3 15 23 11 1 0 0 0 0 0 0 0 0 866 1.059 1.925 2,19 3,21 2,75
Suspect EBOLA 1 1 1 1 1 1 0 38 46 84 2,63 - 1,19
DIFTERI 6 6 6 5 1 6 0 0 0 1 2 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 4.520 5.527 10.047 0,11 0,02 0,06

ba
KERACUNAN PANGAN 6 6 6 36 202 238 0 0 0 3 3 8 44 159 20 1 0 0 0 0 0 269 623 892 13,38 32,42 26,68 - - -
Suspect FLU BURUNG 1 1 1 1 1 1 1 1 21 24 45 4,76 - 2,22
PERTUSIS 1 1 1 1 1 1 0 2 4 6 50,00 - 16,67

ja
DIARE 1 1 1 16 21 37 37 0 59 95 154 27,12 22,11 24,03 0 0 0
Suspect MERS CoV 1 1 1 1 1 0 236 209 445 - 0,48 -

s.
5 KAB. GARUT Keracunan Makanan 9 11 9 152 338 490 0 0 1 44 72 51 67 204 34 4 10 3 0 0 0 13266 12188 25454 1,15 2,77 1,93 0 0 0
Campak 11 14 13 99 113 212 0 0 15 104 57 23 13 0 0 0 0 0 0 1 1 23899 23994 47893 0,41 0,47 0,44
Campak (Rubella) 5 5 5 50 61 87 0 0 2 9 35 24 7 20 3 2 7 2 10 0 10 7218 6850 14068

ke
0,69 0,89 0,62
Chikungunya 1 1 1 11 25 36 0 0 0 0 1 0 1 20 4 2 6 2 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

6 KAB. TASIKMALAYA Difteri 2 2 2 3 3 6 0 0 0 0 4 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 600 545 1145 0,50 0,55 0,52


Campak
Chikungunya
Keracunan Makanan
4
1
7
4
1
12
4
1
7
23
13
105
29
15
125
52
28
230
is
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
4
3
37
29
2
39
19
7
18
0
14
46
0
1
67
0
0
25
0
0
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
788
160
2559
759
215
2561
1547
375
5120
2,92
8,13
3,82
6,98
3,36
7,47
.d
4,10 4,88 4,49
Hepatitis 2 2 2 35 36 71 0 0 0 0 0 28 43 0 0 0 0 0 0 0 0 535 772 1307 6,54 4,66 5,43
Diare 1 1 1 9 7 16 0 0 0 0 0 2 1 6 4 3 0 0 0 0 0 162 218 380 5,56 3,21 4,21
w

7 KAB. CIAMIS DBD 5 5 5 31 34 65 0 0 0 2 4 6 20 22 3 3 2 0 1 0 1 169348 #DIV/0! #DIV/0! 0,04


CAMPAK 4 8 4 19 25 44 0 0 3 12 15 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 127268
w

#DIV/0! #DIV/0! 0,03


DIFTERI 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 28663 #DIV/0! #DIV/0! 0,00
HEPATITIS A 1 1 1 7 8 15 0 0 0 0 0 3 12 0 0 0 0 0 0 0 0 6596 #DIV/0! #DIV/0! 0,23
w

CHIKUNGUNYA 1 1 1 9 7 16 0 0 0 0 0 0 4 2 5 3 2 0 0 0 0 72504 #DIV/0! #DIV/0! 0,02

8 KAB. KUNINGAN DBD/DSS 3 3 3 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 1 2 3 741 1103 1844 0,27 0,09 0,16


KERACUNAN MAKANAN 3 3 3 26 14 40 0 0 0 1 1 4 6 20 5 3 0 0 0 0 0 26 12 38 100,00 116,67 105,26
AFP 8 17 17 15 2 17 0 0 0 6 7 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

9 KAB. CIREBON #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!


#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
10 KAB. MAJALENGKA Tetanus Neonatirium 1 1 1 1 1 1 0 1 1 2 - 100,00 50,00
DBD 4 4 4 0 0 0 0 0 1 1 2 1 2 0 0 0 0 0 1 1 2 3 2 5 - - -
Filariasis 1 1 1 0 1 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Chikungunya 1 1 1 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Kematian Balita karena Diare 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 #DIV/0! 100,00 100,00
Campak 2 2 2 3 1 4 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Rubella 4 4 4 20 10 30 0 0 0 0 3 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Keracunan Makanan 1 1 1 300 #DIV/0! #DIV/0! -
HFMD 1 1 1 2 3 5 2 3 30 #DIV/0! #DIV/0! 16,67
YANG TERSERANG
JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA JUMLAH KEMATIAN JUMLAH PENDUDUK TERANCAM ATTACK RATE (%) CFR (%)
NO KABUPATEN /KOTA JENIS KEJADIAN LUAR BIASA JUMLAH KALI KEJADIAN
JUMLAH KEC 0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 10-14 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
DESA/KEL L P L+P 15-19 THN L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
HARI HARI BLN THN THN THN THN THN THN THN THN
1 2 3 4 5 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
11 KAB. SUMEDANG Keracunan makanan 2 2 2 16 32 48 0 0 0 3 5 0 1 10 11 6 12 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Rubella 1 1 1 12 19 31 14 17 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

12 KAB. INDRAMAYU Keracunan Makanan 1 1 1 38 40 78 37 26 15 0 0 0 130 70 200 29,23 57,14 39,00

13 KAB.SUBANG Chikungunya 1 1 1 8 5 13 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 3 0 0 0 0 3500 0,37


Keracunan Makanan 1 1 1 5 75 80 0 0 0 0 0 48 32 0 0 0 0 0 0 0 0 500 16,00
Difteri 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3280 0,03

id
14 KAB. PURWAKARTA Difteri 2 2 2 1 1 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 77 99 176 1,30 1,01 1,14
Keracunan Makanan 1 1 1 6 25 31 0 0 0 0 2 4 0 13 6 2 4 0 0 0 0 11 32 43 54,55 78,13 72,09

o.
Chikungunya 1 1 1 14 15 29 0 0 0 1 3 4 5 16 0 0 0 0 0 0 0 72 91 163 19,44 16,48 17,79

15 KAB. KARAWANG Keracunan Pangan 4 4 4 18 47 65 0 0 0 0 4 1 1 40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2100 #DIV/0! #DIV/0! 3,10

g
Difteri 1 1 1 1 1 1 0 0 0 700 #DIV/0! #DIV/0! 0,14
Hepatitis A 1 1 1 2 8 10 2 8 0 0 0 300

v.
#DIV/0! #DIV/0! 3,33
Rubella 1 3 1 9 14 23 1 16 6 0 0 0 5000 #DIV/0! #DIV/0! 0,46

ro
16 KAB. BEKASI Suspek Difteri 3 3 3 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 60 60 120 3,33 1,67 2,50
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
17 KAB. BANDUNG BARAT DBD 16 4 643 589 1232 27 144 256 652 182 1 1 856 #DIV/0! #DIV/0! 143,93

rp
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ####### ####### #######
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

ba
19 KOTA BOGOR KLB Keracunan 3 3 3 153 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
20 KOTA SUKABUMI - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ####### ####### #######
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

ja
21 KOTA BANDUNG Difteri 6 7 7 4 6 10 2 3 2 2 1 0 0 0 1257176 1233446 2490622 0,00 0,00 0,00
Leptospirosis 4 3 3 2 2 4 3 1 0 0 0 1257176 1233446 2490622 0,00 0,00 0,00

s.
Keracunan makanan 3 3 3 423 1 0 1 1257176 1233446 2490622 - - 0,02
Tetanus 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1257176 1233446 2490622 - 0,00 0,00

ke
22 KOTA CIREBON Campak 2 2 2 25 20 45 2 0 1 16 17 8 1 0 0 0 0 0 0 1 1 20329 20223 40552 0,12 0,10 0,11

23 KOTA BEKASI Difteri 5 6 6 2 4 6 1 2 3 0 0


Campak
Flu Burung
Suspek Polio
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
is 1
1
1
1 1
0
0
0
0
0
.d
Diare 1 1 1 6 18 24 19 4 1 0 0
Keracunan Susu 1 1 1 1 1 1 0 0
Keracunan Makanan 1 1 1 11 25 36 5 9 22 0 0
w

Suspek Rabies 1 1 1 1 1 1 0 0
w

24 KOTA DEPOK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
w

25 KOTA CIMAHI campak 2 2 2 11 6 17 0 0 0 11 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 40


keracunan makanan 2 2 2 26 11 37 0 0 0 0 2 0 0 32 2 0 0 1 0 0 0 0 0 60
diare meninggal 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1
difteri 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6

26 KOTA TASIKMALAYA Keracunan Makanan 4 4 4 149 164 313 1289

27 KOTA BANJAR Keracunan Makanan 2 2 2 32 40 72 0 0 0 0 0 3 0 31 20 9 5 4 0 0 0 56 71 127

JAWA BARAT 233 248 238 2.629 3.015 6.195 30 0 28 427 656 547 1.142 1.244 516 112 73 19 20 13 33 5.105.494 5.011.312 10.547.367

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 28

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KABUPATEN/KOTA
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 4 5 6
1 KAB. BOGOR 14 14 100

id
2 KAB. SUKABUMI 34 34 100

o.
3 KAB. CIANJUR 6 6 100
4 KAB. BANDUNG 19 19 100

g
5 KAB. GARUT 28 25 89,29

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 17 17 100

ro
7 KAB. CIAMIS 12 12 100
8 KAB. KUNINGAN 23 23 100

rp
9 KAB. CIREBON 50 50 100

ba
10 KAB. MAJALENGKA 16 16 100
11 KAB. SUMEDANG 3 3 100

ja
12 KAB. INDRAMAYU 1 1 100
13 KAB. SUBANG 3 3 100

s.
14 KAB. PURWAKARTA 4 4 100

ke
15 KAB. KARAWANG 7 7 100
16 KAB. BEKASI 3 3 100
17
18
KAB. BANDUNG BARAT
KAB. PANGANDARAN
is 4
0
4
0
100
-
.d
19 KOTA BOGOR 3 3 100
w

20 KOTA SUKABUMI 0 0 -
w

21 KOTA BANDUNG 14 14 100


22 KOTA CIREBON 2 2 100
w

23 KOTA BEKASI 13 13 100


24 KOTA DEPOK 0 0 -
25 KOTA CIMAHI 6 6 100
26 KOTA TASIKMALAYA 4 4 100
27 KOTA BANJAR 2 2 100

JAWA BARAT 288 285 98,96

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun Tahun 2015


TABEL 29

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
MENURUT KABUPATEN/KOTA, PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

IBU HAMIL IBU BERSALIN/NIFAS


PERSALINAN MENDAPAT IBU NIFAS
NO KABUPATEN/KOTA K1 K4
JUMLAH JUMLAH DITOLONG NAKES YANKES NIFAS MENDAPAT VIT A
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

id
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

o.
1 KAB. BOGOR 125.654 131527 97,5 126163 93,5 119.942 113188 87,9 113.365 88 109.451 85,01
2 KAB. SUKABUMI 51.825 52.361 101,0 48.118 92,8 49.470 45.300 91,6 46.766 95 49.391 99,84

g
3 KAB. CIANJUR 48.543 43.837 90,3 43.201 89,0 46.336 39.004 84,2 42.741 92 44.750 96,58

v.
4 KAB. BANDUNG 79.893 72.881 91,2 68.071 85,2 76.261 62.162 81,5 62.162 82 62.162 81,51
5 KAB. GARUT 58.696 61.952 105,5 58.910 100,4 56.028 52.395 93,5 55.241 99 53.443 95,39

ro
6 KAB. TASIKMALAYA 34.048 36.463 107,1 31.538 92,6 32.501 31.494 96,9 31.875 98 29.316 90,20

rp
7 KAB. CIAMIS 20.383 19.833 97,3 18.819 92,3 19.456 19.069 98,0 18.926 97 19.158 98,47
8 KAB. KUNINGAN 20.469 22.044 107,7 20.672 101,0 19.538 20.906 107,0 20.551 105 20.941 107,18

ba
9 KAB. CIREBON 41.868 53.680 128,2 50.673 121,0 39.965 47.936 119,9 47.531 119 49.025 122,67
10 KAB. MAJALENGKA 22.147 23.521 106,2 21.389 96,6 21.141 20.861 98,7 20.901 99 21.391 101,18

ja
11 KAB. SUMEDANG 20.764 22.575 108,7 20.482 98,6 19.820 20.730 104,6 20.410 103 20.740 104,64
12 KAB. INDRAMAYU 31.350 41.652 132,9 37.538 119,7 29.925 35.957 120,2 35.837 120 35.606 118,98

s.
13 KAB. SUBANG 27.907 36.486 130,7 33.471 119,9 26.639 30.810 115,7 29.968 112 30.724 115,33

ke
14 KAB. PURWAKARTA 20.106 21.072 104,8 20.029 99,6 19.192 19.205 100,1 19.440 101 20.033 104,38
15 KAB. KARAWANG 46.937 59.870 127,6 56.175 119,7 44.804 54.248 121,1 54.564 122 54.883 122,50
16
17
KAB. BEKASI
KAB. BANDUNG BARAT
76.824
35.464
81.001
31.654
105,4
89,3
is 80.643
28.011
105,0
79,0
73.332
33.852
81.471
25.193
111,1
74,4
77.119
25.358
105
75
73.387
27.292
100,08
80,62
.d
18 KAB. PANGANDARAN 6.838 7.113 104,0 6.131 89,7 6.527 5.746 88,0 5.924 91 5.932 90,88
w

19 KOTA BOGOR 21.324 21.292 99,8 20.580 96,5 20.354 18.883 92,8 19.489 96 18.974 93,22
20 KOTA SUKABUMI 6.602 6.878 104,2 6.483 98,2 6.302 6.195 98,3 6.050 96 6.227 98,81
w

21 KOTA BANDUNG 46.628 48.861 104,8 48.628 104,3 44.508 46.128 103,6 40.630 91 40.630 91,29
w

22 KOTA CIREBON 6.019 6.096 101,3 5.616 93,3 5.746 5.389 93,8 5.223 91 5.389 93,79
23 KOTA BEKASI 55.181 54.705 99,1 52.291 94,8 52.672 49.157 93,3 45.397 86 46.628 88,53
24 KOTA DEPOK 45.323 44.903 99,1 42.757 94,3 43.263 40.184 92,9 40.184 93 39.561 91,44
25 KOTA CIMAHI 11.937 11.159 93,5 10.387 87,0 11.395 10.160 89,2 9.463 83 10.141 89,00
26 KOTA TASIKMALAYA 13.308 13.721 103,1 12.636 95,0 12.703 12.201 96,0 12.207 96 12.281 96,68
27 KOTA BANJAR 3.434 4.031 117,4 3.467 101,0 3.278 3.321 101,3 3.236 99 3.317 101,19

JAWA BARAT 979.472 1.031.168 105,3 972.879 99,3 934.950 917.293 98,1 910.558 97 910.773 97,41

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 30

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KKABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL


JUMLAH IBU
NO KABUPATEN/KOTA TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+
HAMIL
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 KAB. BOGOR 125.654 69.520 51,5 58.901 43,7 23.036 17,1 11.873 8,8 8.060 6,0 101.870 75,5

id
2 KAB. SUKABUMI 51.825 31.166 60,1 27.777 53,6 7.769 15,0 3.742 7,2 4.919 9,5 44.207 85,3

o.
3 KAB. CIANJUR 48.543 40.539 83,5 37.639 77,5 2.078 4,3 1.034 2,1 1.704 3,5 42.455 87,5
4 KAB. BANDUNG 79.893 29.181 36,5 26.558 33,2 15.880 19,9 13.305 16,7 9.844 12,3 65.587 82,1

g
5 KAB. GARUT 58.696 - - - - - 0 -

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 34.048 2.927 8,6 2.521 7,4 102 0,3 97 0,3 97 0,3 2.817 8,3

ro
7 KAB. CIAMIS 20.383 11.630 57,1 10.316 50,6 3.022 14,8 1.704 8,4 1.869 9,2 16.911 83,0
8 KAB. KUNINGAN 20.469 8.091 39,5 7.639 37,3 6.961 34,0 3.390 16,6 2.044 10,0 20.034 97,9

rp
9 KAB. CIREBON 41.868 44.451 106,2 41.322 98,7 5.359 12,8 2.631 6,3 1.522 3,6 50.834 121,4

ba
10 KAB. MAJALENGKA 22.147 12.943 58,4 12.133 54,8 5.646 25,5 2.244 10,1 1.258 5,7 21.281 96,1
11 KAB. SUMEDANG 20.764 20.717 99,8 19.905 95,9 690 3,3 150 0,7 152 0,7 20.897 100,6

ja
12 KAB. INDRAMAYU 31.350 34.635 110,5 32.435 103,5 1.144 3,6 727 2,3 469 1,5 34.775 110,9
13 KAB. SUBANG 27.907 28.364 101,6 27.445 98,3 2.919 10,5 1.252 4,5 1.580 5,7 33.196 119,0

s.
14 KAB. PURWAKARTA 20.106 9.851 49,0 8.674 43,1 5.506 27,4 2.596 12,9 1.534 7,6 18.310 91,1

ke
15 KAB. KARAWANG 46.937 15.466 33,0 14.553 31,0 7.894 16,8 4.390 9,4 3.456 7,4 30.293 64,5
16 KAB. BEKASI 76.824 54.747 71,3 51.931 67,6 16.726 21,8 11.633 15,1 8.508 11,1 88.798 115,6
17
18
KAB. BANDUNG BARAT
KAB. PANGANDARAN
35.464
6.838
17.311
3.610
48,8
52,8
is14.740
3.290
41,6
48,1
8.225
1.049
23,2
15,3
4.893
352
13,8
5,1
3.671
353
10,4
5,2
31.529
5.044
88,9
73,8
.d
19 KOTA BOGOR 21.324 11.577 54,3 10.377 48,7 3.744 17,6 2.241 10,5 1.785 8,4 18.147 85,1
w

20 KOTA SUKABUMI 6.602 4.827 73,1 4.574 69,3 1.068 16,2 459 7,0 387 5,9 6.488 98,3
w

21 KOTA BANDUNG 46.628 46.368 99,4 39.526 84,8 12.199 26,2 11.412 24,5 6.266 13,4 69.403 148,8
22 KOTA CIREBON 6.019 2.285 38,0 2.093 34,8 1.145 19,0 678 11,3 550 9,1 4.466 74,2
w

23 KOTA BEKASI 55.181 31.130 56,4 27.556 49,9 13.860 25,1 9.027 16,4 5.232 9,5 55.675 100,9
24 KOTA DEPOK 45.323 34.934 77,1 32.133 70,9 14.708 32,5 10.689 23,6 9.822 21,7 67.352 148,6
25 KOTA CIMAHI 11.937 8.269 69,3 7.638 64,0 1.161 9,7 584 4,9 242 2,0 9.625 80,6
26 KOTA TASIKMALAYA 13.308 6.698 50,3 6.495 48,8 4.254 32,0 2.018 15,2 1.165 8,8 13.932 104,7
27 KOTA BANJAR 3.434 2.738 79,7 2.529 73,6 819 23,8 298 8,7 189 5,5 3.835 111,7

JAWA BARAT 979.472 583.975 59,6 530.700 54,2 166.964 17,0 103.419 10,6 76.678 7,8 877.761 89,6

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 31

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS


JUMLAH WUS
NO KABUPATEN/KOTA TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5
(15-39 TAHUN)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 KAB. BOGOR - - - - - - - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - - -

id
3 KAB. CIANJUR - - - - - - - - - - -

o.
4 KAB. BANDUNG - - - - - - - - - - -

g
5 KAB. GARUT - - - - - - - - - - -

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 336.470 2.927 0,9 2.521 0,7 102 0,0 97 0,0 97 0,0
7 KAB. CIAMIS 25.930 9.246 35,7 7.340 28,3 2.438 9,4 1.262 4,9 1.311 5,1

ro
8 KAB. KUNINGAN - - - - - - - - - - -

rp
9 KAB. CIREBON - - - - - - - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA 302.116 - - - - - - - - - -

ba
11 KAB. SUMEDANG 294.636 21.244 7,2 20.305 6,9 - - - - 262 0,1
12 KAB. INDRAMAYU 430.669 90 0,0 - - - - - - - -

ja
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - - - -

s.
14 KAB. PURWAKARTA - 10.509 - 446 - - - - - - -

ke
15 KAB. KARAWANG - - - - - - - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT 35.463 17.311
is 48,8 14.740 41,6 8.225 23,2 4.893 13,8 3.671 10,4
.d
18 KAB. PANGANDARAN 90.089 118 0,1 8 0,0 - - - - - -
19 KOTA BOGOR 447.457 - - - - - - - - - -
w

20 KOTA SUKABUMI - - - - - - - - - - -
w

21 KOTA BANDUNG 46.628 46.368 99,4 39.526 84,8 12.199 26,2 11.412 24,5 6.266 13,4
w

22 KOTA CIREBON 125.044 - - - - - - - - - -


23 KOTA BEKASI 662.211 - - - - - - - - - -
24 KOTA DEPOK - 141 - 120 - - - - - 120 -
25 KOTA CIMAHI 125.571 - - - - - - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - 6.300 - - - - - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - - - - - - - -

JAWA BARAT 2.922.284 114.254 3,9 85.006 2,9 22.964 0,8 17.664 0,6 11.727 0,4

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 32

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)


NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH IBU HAMIL
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8

1 KAB. BOGOR 125.654 124.813 92,54 110.966 82,27


2 KAB. SUKABUMI 51.825 54.526 105,21 49.466 95,45
3 KAB. CIANJUR 48.543 45.655 94,05 39.422 81,21

id
4 KAB. BANDUNG 79.893 72.881 91,22 68.071 85,20
5 KAB. GARUT 58.696 58.144 99,06 54.628 93,07

o.
6 KAB. TASIKMALAYA 34.048 35.495 104,25 32.225 94,65

g
7 KAB. CIAMIS 20.383 19.807 97,17 19.169 94,04

v.
8 KAB. KUNINGAN 20.469 22.039 107,67 20.684 101,05

ro
9 KAB. CIREBON 41.868 53.676 128,20 50.739 121,19

rp
10 KAB. MAJALENGKA 22.147 23.363 105,49 21.604 97,55
11 KAB. SUMEDANG 20.764 22.575 108,72 21.030 101,28

ba
12 KAB. INDRAMAYU 31.350 40.544 129,33 36.307 115,81
13 KAB. SUBANG 27.907 35.402 126,86 33.388 119,64

ja
14 KAB. PURWAKARTA 20.106 21.047 104,68 20.211 100,52

s.
15 KAB. KARAWANG 46.937 59.189 126,10 56.832 121,08

ke
16 KAB. BEKASI 76.824 76.465 99,53 72.992 95,01
17 KAB. BANDUNG BARAT 35.464 31.077 87,63 28.279 79,74
18 KAB. PANGANDARAN
is 6.838 7.113 104,02 6.212 90,85
.d
19 KOTA BOGOR 21.324 21.008 98,52 20.241 94,92
w

20 KOTA SUKABUMI 6.602 6.862 103,94 6.520 98,76


w

21 KOTA BANDUNG 46.628 41.996 90,07 39.251 84,18


w

22 KOTA CIREBON 6.019 6.092 101,21 5.641 93,72


23 KOTA BEKASI 55.181 54.372 98,53 50.997 92,42
24 KOTA DEPOK 45.323 44.110 97,32 41.874 92,39
25 KOTA CIMAHI 11.937 11.174 93,61 10.404 87,16
26 KOTA TASIKMALAYA 13.308 13.667 102,70 12.676 95,25
27 KOTA BANJAR 3.434 3.865 112,55 3.294 95,92

JAWA BARAT 979.472 1.006.957 102,81 933.123 95,27

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun Tahun 2015


TABEL 33

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL


MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

PERKIRAAN PENANGANAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL


JUMLAH IBU BUMIL DENGAN KOMPLIKASI JUMLAH LAHIR HIDUP PERKIRAAN NEONATAL KOMPLIKASI
NO KABUPATEN/KOTA KEBIDANAN L P L+P
HAMIL KOMPLIKASI
KEBIDANAN JUMLAH % L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 KAB. BOGOR 125.654 25.131 21.081 83,9 62.753 59.864 122.617 9.413 8.980 18.393 3.333 35,4 3.297 36,7 6.630 36,0

id
2 KAB. SUKABUMI 51.825 10.365 10.830 104,5 24.497 23.867 48.364 3.675 3.580 7.255 2.317 63,1 2.264 63,2 4.581 63,1

o.
3 KAB. CIANJUR 48.543 9.709 8.990 92,6 21.605 20.563 42.168 3.241 3.084 6.325 - 0,0 - 0,0 - 0,0
4 KAB. BANDUNG 79.893 15.979 12.562 78,6 34.373 33.297 67.670 5.156 4.995 10.151 4.591 89,0 3.855 77,2 8.446 83,2

g
5 KAB. GARUT 58.696 11.739 10.557 89,9 26.330 27.935 54.265 3.950 4.190 8.140 - 0,0 - 0,0 - 0,0

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 34.048 6.810 7.479 109,8 16.281 16.036 32.317 2.442 2.405 4.848 - 0,0 - 0,0 - 0,0

ro
7 KAB. CIAMIS 20.383 4.077 4.181 102,6 9.880 9.180 19.060 1.482 1.377 2.859 - 0,0 - 0,0 - 0,0
8 KAB. KUNINGAN 20.469 4.094 6.061 148,1 10.964 10.009 20.973 1.645 1.501 3.146 1.333 81,1 1.156 77,0 2.489 79,1

rp
9 KAB. CIREBON 41.868 8.374 12.569 150,1 - - 47.533 - - 7.130 - - - 0,0

ba
10 KAB. MAJALENGKA 22.147 4.429 6.674 150,7 11.180 10.247 21.427 1.677 1.537 3.214 1.326 79,1 1.157 75,3 2.483 77,3
11 KAB. SUMEDANG 20.764 4.153 4.268 102,8 10.648 10.084 20.732 1.597 1.513 3.110 1.111 69,6 1.082 71,5 2.193 70,5

ja
12 KAB. INDRAMAYU 31.350 6.270 7.576 120,8 18.388 17.670 36.058 2.758 2.651 5.409 1.970 71,4 1.652 62,3 3.622 67,0
13 KAB. SUBANG 27.907 5.581 6.674 119,6 15.527 15.204 30.731 2.329 2.281 4.610 2.413 103,6 2.075 91,0 4.488 97,4

s.
14 KAB. PURWAKARTA 20.106 4.021 4.701 116,9 10.122 9.957 20.079 1.518 1.494 3.012 1.067 70,3 1.069 71,6 2.136 70,9

ke
15 KAB. KARAWANG 46.937 9.387 9.906 105,5 26.621 27.828 54.449 3.993 4.174 8.167 2.362 59,2 2.428 58,2 4.790 58,6
16 KAB. BEKASI 76.824 15.365 16.303 106,1 48.347 33.074 81.421 7.252 4.961 12.213 7.078 97,6 5.128 103,4 12.206 99,9
17 KAB. BANDUNG BARAT 35.464 7.093 4.524 63,8
is 14.760 13.661 28.421 2.214 2.049 4.263 1.306 59,0 1.062 51,8 2.368 55,5
.d
18 KAB. PANGANDARAN 6.838 1.368 1.396 102,1 3.060 2.851 5.911 459 428 887 324 70,6 328 76,7 652 73,5
w

19 KOTA BOGOR 21.324 4.265 3.032 71,1 9.461 10.056 19.517 1.419 1.508 2.928 861 60,7 1.018 67,5 1.879 64,2
20 KOTA SUKABUMI 6.602 1.320 1.267 96,0 3.057 2.945 6.002 459 442 900 420 91,6 386 87,4 806 89,5
w

21 KOTA BANDUNG 46.628 9.326 8.234 88,3 23.431 22.369 45.800 3.515 3.355 6.870 3.447 98,1 3.291 98,1 6.738 98,1
w

22 KOTA CIREBON 6.019 1.204 1.339 111,2 2.746 2.724 5.470 412 409 821 479 116,3 376 92,0 855 104,2
23 KOTA BEKASI 55.181 11.036 3.599 32,6 29.003 20.165 49.168 4.350 3.025 7.375 - 0,0 - 0,0 - 0,0
24 KOTA DEPOK 45.323 9.065 7.233 79,8 21.571 20.488 42.059 3.236 3.073 6.309 408 12,6 758 24,7 1.166 18,5
25 KOTA CIMAHI 11.937 2.387 1.927 80,7 5.207 4.986 10.193 781 748 1.529 365 46,7 1.625 217,3 1.990 130,2
26 KOTA TASIKMALAYA 13.308 2.662 2.546 95,7 6.215 6.073 12.288 932 911 1.843 785 84,2 502 55,1 1.287 69,8
27 KOTA BANJAR 3.434 687 739 107,6 - - 3.309 - - 496 - - - 0,0

JAWA BARAT 979.472 195.894 186.248 95,1 466.027 431.133 948.002 69.904 64.670 142.200 37.296 53,4 34.509 53,4 71.805 50,5

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 34

PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI,KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

PESERTA KB AKTIF
MKJP NON MKJP
NO KABUPATEN/KOTA MKJP + % MKJP +
OBAT LAIN
IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL % % % JUMLAH % NON MKJP NON MKJP
VAGINA NYA
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 KAB. BOGOR 44.397 5,7 6.093 0,8 14.714 1,9 39.292 5,1 104.496 13,4 7.492 1,0 414.516 53,3 251.298 32,3 0 0,0 0 0,0 673.306 86,6 777.802 100
2 KAB. SUKABUMI 23.264 5,3 2.780 0,6 4.622 1,1 36.907 8,4 67.573 15,5 220.883 50,5 144.662 33,1 3.905 0,9 0 0,0 0 0,0 369.450 84,5 437.023 100

id
3 KAB. CIANJUR 45.998 11,2 4.280 1,0 3.973 1,0 30.393 7,4 84.644 20,7 6.576 1,6 197.019 48,1 121.513 29,7 0 0,0 0 0,0 325.108 79,3 409.752 100

o.
4 KAB. BANDUNG 92.544 16,8 5.394 1,0 15.368 2,8 23.219 4,2 136.525 24,7 6.446 1,2 309.541 56,0 99.970 18,1 0 0,0 0 0,0 415.957 75,3 552.482 100
5 KAB. GARUT 44.897 12,4 2.683 0,7 6.873 1,9 27.818 7,7 82.271 22,7 3.609 1,0 186.431 51,4 90.720 25,0 0 0,0 0 0,0 280.760 77,3 363.031 100

g
6 KAB. TASIKMALAYA 27.622 11,9 1.048 0,5 4.956 2,1 15.710 6,7 49.336 21,2 1.936 0,8 143.969 61,9 37.523 16,1 0 0,0 0 0,0 183.428 78,8 232.764 100

v.
7 KAB. CIAMIS 2.824 4,6 207 0,3 2.652 4,3 3.611 5,8 9.294 15,0 741 1,2 36.108 58,4 15.692 25,4 0 0,0 0 0,0 52.541 85,0 61.835 100

ro
8 KAB. KUNINGAN 23.402 14,5 360 0,2 8.424 5,2 13.118 8,1 45.304 28,1 1.129 0,7 105.346 65,3 9.591 5,9 0 0,0 0 0,0 116.066 71,9 161.370 100
9 KAB. CIREBON 21.076 6,0 1.877 0,5 14.193 4,1 23.180 6,6 60.326 17,3 7.269 2,1 218.535 62,6 62.792 18,0 0 0,0 0 0,0 288.596 82,7 348.922 100

rp
10 KAB. MAJALENGKA 9.402 4,4 2.788 1,3 9.851 4,7 10.989 5,2 33.030 15,6 3.225 1,5 140.915 66,6 34.527 16,3 0 0,0 0 0,0 178.667 84,4 211.697 100

ba
11 KAB. SUMEDANG 13.210 7,6 520 0,3 7.221 4,2 9.074 5,2 30.025 17,3 1.227 0,7 113.419 65,5 28.517 16,5 0 0,0 0 0,0 143.163 82,7 173.188 100
12 KAB. INDRAMAYU 18.073 7,2 3.572 1,4 5.553 2,2 18.651 7,5 45.849 18,4 4.229 1,7 158.501 63,6 40.825 16,4 0 0,0 0 0,0 203.555 81,6 249.404 100

ja
13 KAB. SUBANG 54.753 20,8 3.239 1,2 9.278 3,5 13.882 5,3 81.152 30,9 5.080 1,9 117.221 44,6 59.242 22,6 0 0,0 0 0,0 181.543 69,1 262.695 100
14 KAB. PURWAKARTA 15.823 11,4 1.585 1,1 3.906 2,8 9.286 6,7 30.600 22,1 2.446 1,8 67.308 48,6 38.078 27,5 0 0,0 0 0,0 107.832 77,9 138.432 100

s.
15 KAB. KARAWANG 14.368 4,3 2.164 0,7 8.791 2,6 18.746 5,6 44.069 13,3 6.210 1,9 189.643 57,1 91.965 27,7 0 0,0 0 0,0 287.818 86,7 331.887 100

ke
16 KAB. BEKASI 44.887 5,6 4.903 0,6 10.360 1,3 27.322 3,4 87.472 10,9 12.485 1,6 355.679 44,4 345.540 43,1 0 0,0 0 0,0 713.704 89,1 801.176 100
17 KAB. BANDUNG BARAT 31.942 11,9 2.774 1,0 6.337 2,4 18.806 7,0 59.859 22,3 3.425 1,3 148.848 55,5 55.963 20,9 0 0,0 0 0,0 208.236 77,7 268.095 100
18 KAB. PANGANDARAN 6.588 11,2 254 0,4 2.036 3,5 3.832
is
6,5 12.710 21,7 876 1,5 30.766 52,5 14.279 24,4 0 0,0 0 0,0 45.921 78,3 58.631 100
.d
19 KOTA BOGOR 1.147 12,0 12 0,1 174 1,8 467 4,9 1.800 18,8 296 3,1 5.909 61,7 1.571 16,4 0 0,0 0 0,0 7.776 81,2 9.576 100
20 KOTA SUKABUMI 4.338 11,1 145 0,4 951 2,4 3.189 8,1 8.623 22,0 1.165 3,0 19.403 49,6 9.964 25,4 0 0,0 0 0,0 30.532 78,0 39.155 100
w

21 KOTA BANDUNG 98.538 36,7 1.099 0,4 11.819 4,4 5.266 2,0 116.722 43,4 5.756 2,1 106.366 39,6 39.859 14,8 0 0,0 0 0,0 151.981 56,6 268.703 100
w

22 KOTA CIREBON 4.735 14,1 119 0,4 2.730 8,1 2.010 6,0 9.594 28,5 1.107 3,3 19.308 57,4 3.602 10,7 0 0,0 0 0,0 24.017 71,5 33.611 100
w

23 KOTA BEKASI 79.980 19,9 2.792 0,7 10.594 2,6 20.446 5,1 113.812 28,3 17.889 4,4 164.898 40,9 106.107 26,3 0 0,0 0 0,0 288.894 71,7 402.706 100
24 KOTA DEPOK 36.705 15,3 1.364 0,6 6.595 2,7 10.955 4,6 55.619 23,2 8.512 3,5 112.748 47,0 63.095 26,3 0 0,0 0 0,0 184.355 76,8 239.974 100
25 KOTA CIMAHI 18.428 26,3 277 0,4 3.028 4,3 542 0,8 22.275 31,8 1.390 2,0 33.392 47,7 12.932 18,5 0 0,0 0 0,0 47.714 68,2 69.989 100
26 KOTA TASIKMALAYA 16.844 16,9 125 0,1 1.363 1,4 2.874 2,9 21.206 21,3 1.862 1,9 56.854 57,0 19.805 19,9 0 0,0 0 0,0 78.521 78,7 99.727 100
27 KOTA BANJAR 2.869 10,1 812 2,9 1.302 4,6 3.393 12,0 8.376 29,6 778 2,8 12.948 45,8 6.173 21,8 0 0,0 0 0,0 19.899 70,4 28.275 100

JAWA BARAT 798.654 11,4 53.266 0,8 177.664 2,5 392.978 5,6 1.422.562 20,2 334.039 4,8 3.610.253 51,3 1.665.048 23,7 0 0,0 0 0,0 5.609.340 79,8 7.031.902 100

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 35

PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

PESERTA KB BARU
MKJP NON MKJP
NO KABUPATEN/KOTA MKJP + % MKJP +
OBAT
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL % % LAIN NYA % JUMLAH % NON MKJP NON MKJP
VAGINA
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 KAB. BOGOR 2.821 2,1 28 0,0 1.033 0,8 5.708 4,3 9.590 7,3 1.341 1,0 73.826 55,8 47.461 35,9 0 0,0 0 0,0 122.628 92,7 132.218 100
2 KAB. SUKABUMI 3.570 5,9 81 0,1 652 1,1 9.252 15,2 13.555 22,3 26.703 43,9 19.581 32,2 1.014 1,7 0 0,0 0 0,0 47.298 77,7 60.853 100

id
3 KAB. CIANJUR 6.203 6,2 0 0,0 384 0,4 5.072 5,1 11.659 11,6 3.099 3,1 42.246 42,2 43.148 43,1 0 0,0 0 0,0 88.493 88,4 100.152 100

o.
4 KAB. BANDUNG 467 9,6 0 0,0 282 5,8 374 7,7 1.123 23,0 67 1,4 3.051 62,5 638 13,1 0 0,0 0 0,0 3.756 77,0 4.879 100
5 KAB. GARUT 6.427 11,0 39 0,1 886 1,5 5.197 8,9 12.549 21,5 1.081 1,9 31.152 53,5 13.493 23,2 0 0,0 0 0,0 45.726 78,5 58.275 100

g
6 KAB. TASIKMALAYA 3.727 7,9 0 0,0 340 0,7 3.273 7,0 7.340 15,6 664 1,4 26.362 56,1 12.601 26,8 0 0,0 0 0,0 39.627 84,4 46.967 100

v.
7 KAB. CIAMIS 3.971 19,5 58 0,3 1.180 5,8 1.980 9,7 7.189 35,3 408 2,0 9.262 45,4 3.530 17,3 0 0,0 0 0,0 13.200 64,7 20.389 100

ro
8 KAB. KUNINGAN 1.841 8,4 16 0,1 668 3,1 2.687 12,3 5.212 23,8 451 2,1 13.845 63,3 2.372 10,8 0 0,0 0 0,0 16.668 76,2 21.880 100
9 KAB. CIREBON 1.586 2,6 73 0,1 1.098 1,8 2.423 3,9 5.180 8,4 4.557 7,4 39.782 64,6 12.050 19,6 0 0,0 0 0,0 56.389 91,6 61.569 100

rp
10 KAB. MAJALENGKA 1.565 5,2 27 0,1 568 1,9 1.823 6,0 3.983 13,1 1.249 4,1 19.041 62,7 6.110 20,1 0 0,0 0 0,0 26.400 86,9 30.383 100

ba
11 KAB. SUMEDANG 10.648 46,3 10.722 46,6 316 1,4 0 0,0 21.686 94,3 144 0,6 520 2,3 38 0,2 0 0,0 610 2,7 1.311 5,7 22.997 100
12 KAB. INDRAMAYU 1.347 1,8 131 0,2 450 0,6 3.884 5,1 5.812 7,7 1.792 2,4 28.954 38,4 38.926 51,6 0 0,0 0 0,0 69.672 92,3 75.484 100
13 KAB. SUBANG 6.787 11,8 458 0,8 6.787 11,8 4.135 7,2 18.167 31,7 4.838 8,4 31.841 55,5 2.474 4,3 0 0,0 0 0,0 39.153 68,3 57.320 100

ja
14 KAB. PURWAKARTA 2.252 7,4 3 0,0 405 1,3 2.091 6,9 4.751 15,6 1.258 4,1 16.468 54,2 7.917 26,0 0 0,0 0 0,0 25.643 84,4 30.394 100

s.
15 KAB. KARAWANG 2.726 3,8 316 0,4 846 1,2 3.845 5,3 7.733 10,7 1.860 2,6 41.955 58,3 20.434 28,4 0 0,0 0 0,0 64.249 89,3 71.982 100

ke
16 KAB. BEKASI 3.833 3,6 12 0,0 13 0,0 5.849 5,4 9.707 9,0 5.746 5,3 31.932 29,7 60.050 55,9 0 0,0 0 0,0 97.728 91,0 107.435 100
17 KAB. BANDUNG BARAT 4.245 9,9 114 0,3 530 1,2 5.433 12,7 10.322 24,2 1.254 2,9 21.076 49,4 10.020 23,5 0 0,0 0 0,0 32.350 75,8 42.672 100
18 KAB. PANGANDARAN

19 KOTA BOGOR 20.763


514 6,6
26,8
0
381
0,0
0,5
23
2.724
0,3
3,5 4.070
332 4,3
5,2
is
27.938
869 11,2
36,0
124
1.748
1,6
2,3
5.614
35.764
72,4
46,1
1.152
12.129
14,8
15,6
0
0
0,0
0,0
0
0
0,0
0,0
6.890
49.641
88,8
64,0
7.759
77.579
100
100
.d
20 KOTA SUKABUMI 987 12,7 6 0,1 427 5,5 352 4,5 1.772 22,8 186 2,4 4.973 63,9 856 11,0 0 0,0 0 0,0 6.015 77,2 7.787 100
w

21 KOTA BANDUNG 14.158 25,3 19 0,0 1.620 2,9 1.160 2,1 16.957 30,3 1.346 2,4 30.910 55,3 6.724 12,0 0 0,0 0 0,0 38.980 69,7 55.937 100
22 KOTA CIREBON 253 11,8 12 0,6 69 3,2 153 7,1 487 22,8 98 4,6 1.244 58,1 311 14,5 0 0,0 0 0,0 1.653 77,2 2.140 100
w

23 KOTA BEKASI 4.623 8,8 0 0,0 573 1,1 2.189 4,2 7.385 14,1 1.311 2,5 32.508 61,9 11.307 21,5 0 0,0 0 0,0 45.126 85,9 52.511 100
w

24 KOTA DEPOK 3.784 10,9 2 0,0 588 1,7 1.759 5,1 6.133 17,7 1.540 4,4 20.253 58,3 6.819 19,6 0 0,0 0 0,0 28.612 82,3 34.745 100
25 KOTA CIMAHI 1.270 14,6 14 0,2 136 1,6 162 1,9 1.582 18,2 27 0,3 6.555 75,4 535 6,2 0 0,0 0 0,0 7.117 81,8 8.699 100
26 KOTA TASIKMALAYA 2.297 9,0 36 0,1 205 0,8 623 2,4 3.161 12,4 680 2,7 15.561 60,9 6.136 24,0 0 0,0 0 0,0 22.377 87,6 25.538 100
27 KOTA BANJAR 437 14,0 75 2,4 93 3,0 572 18,3 1.177 37,7 150 4,8 1.376 44,0 423 13,5 0 0,0 0 0,0 1.949 62,3 3.126 100

JAWA BARAT 113.102 9,3 12.623 1,0 22.896 1,9 74.398 6,1 223.019 18,3 63.722 5,2 605.652 49,6 328.668 26,9 0 0,0 610 0,0 998.651 81,7 1.221.670 100

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 36

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

PESERTA KB BARU PESERTA KB AKTIF


NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH PUS
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8

1 KAB. BOGOR 1.030.865 132.218 12,8 777.902 75,5


2 KAB. SUKABUMI 606.581 60.853 10,0 437.023 72,0
3 KAB. CIANJUR 578.182 100.152 17,3 409.752 70,9
4 KAB. BANDUNG 648.562 4.879 0,8 552.482 85,2

id
5 KAB. GARUT 503.253 58.275 11,6 363.031 72,1

o.
6 KAB. TASIKMALAYA 323.582 46.967 14,5 232.764 71,9

g
7 KAB. CIAMIS 243.843 20.389 8,4 61.835 25,4

v.
8 KAB. KUNINGAN 218.344 21.880 10,0 161.370 73,9

ro
9 KAB. CIREBON 439.227 61.569 14,0 348.922 79,4
10 KAB. MAJALENGKA 268.080 30.383 11,3 211.697 79,0

rp
11 KAB. SUMEDANG 214.404 22.997 10,7 173.188 80,8

ba
12 KAB. INDRAMAYU 332.792 75.484 22,7 249.404 74,9
13 KAB. SUBANG 759.728 57.320 7,5 262.695 34,6

ja
14 KAB. PURWAKARTA 191.186 30.394 15,9 138.432 72,4

s.
15 KAB. KARAWANG 491.837 71.982 14,6 331.887 67,5

ke
16 KAB. BEKASI 819.105 107.435 13,1 801.176 97,8
17 KAB. BANDUNG BARAT 293.308 42.672 14,5 268.095 91,4
18 KAB. PANGANDARAN
is 78.435 7.759 9,9 58.631 74,8
.d
19 KOTA BOGOR 152.739 77.579 50,8 9.576 6,3
w

20 KOTA SUKABUMI 53.935 7.787 14,4 39.155 72,6


21 KOTA BANDUNG 367.375 55.937 15,2 268.703 73,1
w

22 KOTA CIREBON 41.140 2.140 5,2 33.611 81,7


w

23 KOTA BEKASI 497.089 52.511 10,6 402.706 81,0


24 KOTA DEPOK 323.023 34.745 10,8 239.974 74,3
25 KOTA CIMAHI 90.072 8.699 9,7 69.989 77,7
26 KOTA TASIKMALAYA 113.731 25.538 22,5 99.727 87,7
27 KOTA BANJAR 35.051 3.126 8,9 28.275 80,7

JAWA BARAT 9.715.469 1.221.670 12,6 7.032.002 72,4

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 37

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG BBLR


JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KABUPATEN/KOTA L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 KAB. BOGOR 63.709 63.993 127.702 58.724 92,2 58.457 91,3 117.181 91,8 728 1,2 726 1,2 1.454 1,2
2 KAB. SUKABUMI 24.497 24.983 49.480 24.384 99,5 23.680 94,8 48.064 97,1 1.124 4,6 1.039 4,4 2.163 4,5
3 KAB. CIANJUR - - 44.497 - - 44.497 100,0 - - 1.250 2,8

id
4 KAB. BANDUNG 34.373 34.561 68.934 - - 63.021 91,4 516 403 919 1,5

o.
5 KAB. GARUT 26.330 26.518 52.848 28.024 100,0 27.857 105,0 55.881 100,0 - - 936 1,7

g
6 KAB. TASIKMALAYA 16.281 16.639 32.920 16.281 100,0 16.036 96,4 32.317 98,2 563 3,5 480 3,0 1.043 3,2

v.
7 KAB. CIAMIS 9.880 10.048 19.928 - - 0,0 19.060 95,6 436 467 903 4,7

ro
8 KAB. KUNINGAN 10.964 11.054 22.018 10.964 100,0 10.009 90,5 20.973 95,3 584 5,3 601 6,0 1.185 5,7
9 KAB. CIREBON - - 47.533 - - 47.533 100,0 - - 1.347 2,8

rp
10 KAB. MAJALENGKA 11.180 11.360 22.540 11.180 100,0 10.247 90,2 21.427 95,1 498 4,5 475 4,6 973 4,5

ba
11 KAB. SUMEDANG 10.648 10.796 21.444 10.648 100,0 10.084 93,4 20.732 96,7 380 3,6 459 4,6 839 4,0
12 KAB. INDRAMAYU 18.388 18.692 37.080 18.294 99,5 17.529 93,8 35.823 96,6 611 3,3 531 3,0 1.142 3,2

ja
13 KAB. SUBANG 15.527 15.673 31.200 15.527 100,0 15.204 97,0 30.731 98,5 343 2,2 356 2,3 699 2,3

s.
14 KAB. PURWAKARTA 10.122 10.252 20.374 10.122 100,0 9.957 97,1 20.079 98,6 374 3,7 342 3,4 716 3,6
15 KAB. KARAWANG 26.621 27.828 54.449 26.621 100,0 27.828 100,0 54.449 100,0 589 2,2 673 2,4 1.262 2,3

ke
16 KAB. BEKASI 48.347 48.445 96.792 34.514 71,4 35.508 73,3 70.022 72,3 271 0,8 266 0,7 537 0,8
17 KAB. BANDUNG BARAT 14.760 14.926 29.686 is14.760 100,0 13.661 91,5 28.421 95,7 354 2,4 315 2,3 669 2,4
.d
18 KAB. PANGANDARAN 3.060 3.134 6.194 3.060 100,0 2.851 91,0 5.911 95,4 102 3,3 104 3,6 206 3,5
19 KOTA BOGOR 9.461 9.551 19.012 9.334 98,7 9.177 96,1 18.511 97,4 86 0,9 59 0,6 145 0,8
w

20 KOTA SUKABUMI 3.197 3.219 6.416 3.057 95,6 2.945 91,5 6.002 93,5 123 4,0 118 4,0 241 4,0
w

21 KOTA BANDUNG 23.431 23.599 47.031 23.431 100,0 22.369 94,8 45.800 97,4 474 2,0 440 2,0 914 2,0
w

22 KOTA CIREBON 2.802 2.834 5.636 2.802 100,0 2.576 90,9 5.378 95,4 92 3,3 84 3,3 176 3,3
23 KOTA BEKASI 29.003 29.111 58.114 29.003 100,0 20.165 69,3 49.168 84,6 349 1,2 79 0,4 428 0,9
24 KOTA DEPOK 19.742 20.444 40.186 19.742 100,0 20.444 100,0 40.186 100,0 214 1,1 179 0,9 393 1,0
25 KOTA CIMAHI 5.207 5.313 10.520 5.125 98,4 4.914 92,5 10.039 95,4 218 4,3 194 3,9 412 4,1
26 KOTA TASIKMALAYA 6.215 6.299 12.514 6.215 100,0 6.073 96,4 12.288 98,2 162 2,6 179 2,9 341 2,8
27 KOTA BANJAR - - 3.309 - - 3.309 100,0 74 0,0 55 0,0 129 3,9

JAWA BARAT 443.745 449.272 988.356 381.812 86,0 367.571 81,8 926.803 93,8 9.265 2,4 8.624 2,3 21.422 2,3

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun Tahun 2015


TABEL 38

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)


JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KABUPATEN/KOTA L P L+P L P L+P
L P L +P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 KAB. BOGOR 63.709 63.993 127.702 58.724 92,2 58.457 91,3 117.181 91,8 57.368 90,0 57.512 89,9 114.880 90,0
2 KAB. SUKABUMI 24.497 24.983 49.480 24.365 99,5 23.699 94,9 48.064 97,1 22.721 92,8 22.209 88,9 44.930 90,8
3 KAB. CIANJUR 0 0 44.497 - - 43.439 97,6 - - 41.982 94,3

id
4 KAB. BANDUNG 34.373 34.561 68.934 32.492 94,5 30.762 89,0 63.254 91,8 32.306 94,0 30.550 88,4 62.856 91,2

o.
5 KAB. GARUT 26.330 26.518 52.848 - - 54.265 102,7 - - 54.913 103,9
6 KAB. TASIKMALAYA 16.281 16.639 32.920 16.735 102,8 32.310 194,2 49.045 149,0 16.436 101,0 15.360 92,3 31.796 96,6

g
v.
7 KAB. CIAMIS 9.880 10.048 19.928 9.883 100,0 9.078 90,3 18.961 95,1 9.793 99,1 9.126 90,8 18.919 94,9
8 KAB. KUNINGAN 10.964 11.054 22.018 10.929 99,7 9.980 90,3 20.909 95,0 10.734 97,9 9.780 88,5 20.514 93,2

ro
9 KAB. CIREBON 0 0 47.533 - - 47.484 99,9 - - 47.206 99,3

rp
10 KAB. MAJALENGKA 11.180 11.360 22.540 11.180 100,0 10.235 90,1 21.415 95,0 10.936 97,8 10.062 88,6 20.998 93,2
11 KAB. SUMEDANG 10.648 10.796 21.444 10.594 99,5 10.023 92,8 20.617 96,1 10.536 98,9 9.932 92,0 20.468 95,4

ba
12 KAB. INDRAMAYU 18.388 18.692 37.080 18.751 102,0 18.038 96,5 36.789 99,2 18.366 99,9 17.979 96,2 36.345 98,0

ja
13 KAB. SUBANG 15.527 15.673 31.200 15.504 99,9 15.177 96,8 30.681 98,3 15.104 97,3 14.725 94,0 29.829 95,6
14 KAB. PURWAKARTA 10.122 10.252 20.374 10.031 99,1 9.919 96,8 19.950 97,9 9.711 95,9 9.560 93,3 19.271 94,6

s.
15 KAB. KARAWANG 26.621 27.828 54.449 26.598 99,9 28.016 100,7 54.614 100,3 26.671 100,2 27.901 100,3 54.572 100,2

ke
16 KAB. BEKASI 48.347 48.445 96.792 48.347 100,0 33.074 68,3 81.421 84,1 44.237 91,5 32.484 67,1 76.721 79,3
17 KAB. BANDUNG BARAT 14.760 14.926 29.686 is14.236 96,4 13.092 87,7 27.328 92,1 13.268 89,9 12.223 81,9 25.491 85,9
18 KAB. PANGANDARAN 3.060 3.134 6.194 3.060 100,0 2.851 91,0 5.911 95,4 3.038 99,3 2.836 90,5 5.874 94,8
.d
19 KOTA BOGOR 9.461 9.551 19.012 - - 19.517 102,7 9.468 100,1 9.996 104,7 19.464 102,4
w

20 KOTA SUKABUMI 3.197 3.219 6.416 3.057 95,6 2.945 91,5 6.002 93,5 3.062 95,8 2.935 91,2 5.997 93,5
w

21 KOTA BANDUNG 23.431 23.599 47.031 0,0 0,0 45.800 97,4 19.954 85,2 19.065 80,8 39.009 82,9
w

22 KOTA CIREBON 2.802 2.834 5.636 2.802 100,0 2.576 90,9 5.378 95,4 2.784 99,4 2.476 87,4 5.260 93,3
23 KOTA BEKASI 29.003 29.111 58.114 29.003 100,0 20.165 69,3 49.168 84,6 27.807 95,9 19.566 67,2 47.373 81,5
24 KOTA DEPOK 19.742 20.444 40.186 19.742 100,0 20.444 100,0 40.186 100,0 18.752 95,0 19.398 94,9 38.150 94,9
25 KOTA CIMAHI 5.207 5.313 10.520 5.160 99,1 4.968 93,5 10.128 96,3 4.872 93,6 4.666 87,8 9.538 90,7
26 KOTA TASIKMALAYA 6.215 6.299 12.514 6.202 99,8 6.055 96,1 12.257 97,9 6.157 99,1 5.967 94,7 12.124 96,9
27 KOTA BANJAR 0 0 3.309 1.686 1.515 3.201 96,7 - - 3.201 96,7

JAWA BARAT 443.745 449.272 988.356 379.081 85,4 363.379 80,9 952.965 96,4 394.081 88,8 366.308 81,5 907.681 91,8

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 39

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF


JUMLAH BAYI 0-6 BULAN USIA 0-6 BULAN
NO KABUPATEN/KOTA L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 KAB. BOGOR 53.235 51.801 105.036 25.638 48,2 27.604 53,3 53.242 50,7
2 KAB. SUKABUMI 22.604 21.769 44.373 - - 26.049 58,7

id
3 KAB. CIANJUR 21.605 20.563 42.168 11.061 51,2 10.561 51,4 21.622 51,3

o.
4 KAB. BANDUNG - -
5 KAB. GARUT 28.563 27.757 56.320 16.436 57,5 16.031 57,8 32.467 57,6

g
6 KAB. TASIKMALAYA 31.030 - - 41.540 133,9

v.
7 KAB. CIAMIS - - 17.619 3.946 3.684 7.630 43,3

ro
8 KAB. KUNINGAN - - 28.727 - - 14.620 50,9
9 KAB. CIREBON - - 40.808 - - 24.414 59,8

rp
10 KAB. MAJALENGKA 10.098 9.235 19.333 7.086 70,2 6.473 70,1 13.559 70,1

ba
11 KAB. SUMEDANG 6.718 6.408 13.126 5.321 79,2 5.077 79,2 10.398 79,2
12 KAB. INDRAMAYU 20.376 18.808 39.184 0,0 0,0 8.325 21,2

ja
13 KAB. SUBANG 12.791 110.985 123.776 10.578 82,7 10.412 9,4 20.990 17,0

s.
14 KAB. PURWAKARTA 6.558 6.772 13.330 3.526 53,8 3.768 55,6 7.294 54,7

ke
15 KAB. KARAWANG - - 57.044 - - 20.269 35,5
16 KAB. BEKASI 36.835 35.178 72.013 6.271 17,0 7.387 21,0 13.658 19,0
17 KAB. BANDUNG BARAT 10.344 is 9.899 20.243 7.129 68,9 6.828 69,0 13.957 68,9
.d
18 KAB. PANGANDARAN 5.711 5.734 11.445 2.322 40,7 2.160 37,7 4.482 39,2
19 KOTA BOGOR 19.638 9.646 49,1
w

20 KOTA SUKABUMI 2.679 2.614 5.293 2.283 85,2 2.106 80,6 4.389 82,9
w

21 KOTA BANDUNG 21.983 11.853 53,9


w

22 KOTA CIREBON 2.907 2.710 5.617 1.265 43,5 1.173 43,3 2.438 43,4
23 KOTA BEKASI 26.199 25.733 51.932 5.548 21,2 4.957 19,3 10.505 20,2
24 KOTA DEPOK 11.216 10.767 21.983 5.225 46,6 5.044 46,8 10.269 46,7
25 KOTA CIMAHI 2.985 2.844 5.829 1.696 56,8 1.648 57,9 3.344 57,4
26 KOTA TASIKMALAYA 6.253 5.939 12.192 4.192 67,0 3.956 66,6 8.148 66,8
27 KOTA BANJAR - - 3.504 - - 2.881 82,2

JAWA BARAT 287.677 375.516 883.546 119.523 41,5 118.869 31,7 397.989 45,0

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 40

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN,KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

PELAYANAN KESEHATAN BAYI


JUMLAH BAYI
NO KABUPATEN/KOTA L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 KAB. BOGOR 57.513 55.081 112.594 51.259 89,1 49.581 90,0 100.840 89,6
2 KAB. SUKABUMI 22.604 21.769 44.373 22.889 101,3 22.374 102,8 45.263 102,0
3 KAB. CIANJUR 21.605 20.563 42.168 - - 44.099 104,6

id
4 KAB. BANDUNG 35.955 34.396 70.351 34.250 95,3 32.677 95,0 66.927 95,1

o.
5 KAB. GARUT 25.584 24.522 50.106 27.555 107,7 26.217 106,9 53.772 107,3
6 KAB. TASIKMALAYA 14.650 14.032 28.682 16.391 111,9 15.895 113,3 32.286 112,6

g
7 KAB. CIAMIS 9.077 8.542 17.619 7.819 86,1 7.428 87,0 15.247 86,5

v.
8 KAB. KUNINGAN 9.551 8.803 18.354 10.490 109,8 10.083 114,5 20.573 112,1

ro
9 KAB. CIREBON 19.661 18.747 38.408 0 0,0 0 0,0 48.787 127,0

rp
10 KAB. MAJALENGKA 10.029 9.562 19.591 11.378 113,5 10.849 113,5 22.227 113,5
11 KAB. SUMEDANG 9.609 9.117 18.726 10.398 108,2 10.223 112,1 20.621 110,1

ba
12 KAB. INDRAMAYU 14.621 13.717 28.338 19.048 130,3 18.955 138,2 38.003 134,1

ja
13 KAB. SUBANG 12.791 11.985 24.776 14.861 116,2 14.859 124,0 29.720 120,0
14 KAB. PURWAKARTA 9.141 8.956 18.097 8.225 90,0 8.283 92,5 16.508 91,2

s.
15 KAB. KARAWANG 22.116 20.759 42.875 27.535 124,5 28.177 135,7 55.712 129,9

ke
16 KAB. BEKASI 36.575 34.909 71.484 31.141 85,1 30.647 87,8 61.788 86,4
17 KAB. BANDUNG BARAT 15.591 14.963
is 30.554 14.963 96,0 13.270 88,7 28.233 92,4
18 KAB. PANGANDARAN 3.132 2.907 6.039 3.052 97,4 3.047 104,8 6.099 101,0
.d
19 KOTA BOGOR 10.072 9.566 19.638 9.035 89,7 9.593 100,3 18.628 94,9
w

20 KOTA SUKABUMI 3.057 2.945 6.002 3.178 104,0 2.641 89,7 5.819 97,0
w

21 KOTA BANDUNG 21.941 21.755 43.696 20.575 93,8 22.148 101,8 42.723 97,8
w

22 KOTA CIREBON 2.907 2.710 5.617 2.582 88,8 2.409 88,9 4.991 88,9
23 KOTA BEKASI 25.818 25.473 51.291 22.851 88,5 20.799 81,7 43.650 85,1
24 KOTA DEPOK 21.571 20.488 42.059 21.112 97,9 21.217 103,6 42.329 100,6
25 KOTA CIMAHI 5.604 5.421 11.025 5.098 91,0 4.889 90,2 9.987 90,6
26 KOTA TASIKMALAYA 6.115 5.849 11.964 6.153 100,6 5.785 98,9 11.938 99,8
27 KOTA BANJAR 1.646 1.553 3.199 1.632 99,1 1.502 96,7 3.134 98,0

JAWA BARAT 448.536 429.090 877.626 403.471 90,0 393.547 92 889.904 101,4

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 41

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA DESA/KEL UCI % DESA/KEL UCI
DESA/KELURAHAN
1 2 4 5 6

1 KAB. BOGOR 434 401 92,4

id
2 KAB. SUKABUMI 386 355 92,0

o.
3 KAB. CIANJUR 360 269 74,7

g
4 KAB. BANDUNG 280 172 61,4

v.
5 KAB. GARUT 442 413 93,4
6 KAB. TASIKMALAYA 351 326 92,9

ro
7 KAB. CIAMIS 265 241 90,9
8 KAB. KUNINGAN 376 325 86,4

rp
9 KAB. CIREBON 424 388 91,5

ba
10 KAB. MAJALENGKA 343 325 94,8
11 KAB. SUMEDANG 283 283 100,0

ja
12 KAB. INDRAMAYU 317 292 92,1
13 KAB. SUBANG 253 238 94,1

s.
14 KAB. PURWAKARTA 192 189 98,4

ke
15 KAB. KARAWANG 309 249 80,6
16 KAB. BEKASI 187 181 96,8
17 KAB. BANDUNG BARAT
is 165 165 100,0
.d
18 KAB. PANGANDARAN 93 86 92,5
19 KOTA BOGOR 68 68 100,0
w

20 KOTA SUKABUMI 33 33 100,0


w

21 KOTA BANDUNG 151 151 100,0


w

22 KOTA CIREBON 22 21 95,5


23 KOTA BEKASI 56 56 100,0
24 KOTA DEPOK 63 63 100,0
25 KOTA CIMAHI 15 15 100,0
26 KOTA TASIKMALAYA 69 65 94,2
27 KOTA BANJAR 25 24 96,0

JAWA BARAT 5.962 5.394 90,5

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 42

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH LAHIR HIDUP Hb < 7 hari BCG
NO KECAMATAN
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 KAB. BOGOR 63.709 63.993 127.702 53.115 83,37 52.161 81,51 105.276 82,44 55.462 87,06 53.719 103,70 109.181 85,50

id
2 KAB. SUKABUMI 24.497 24.983 49.480 22.019 89,88 20.348 81,45 42.367 85,62 22.195 90,60 21.496 86,04 43.691 88,30

o.
3 KAB. CIANJUR 44.497 20.975 - 19.450 - 40.425 - 21.549 - 20.040 99,76 42.302 98,90
4 KAB. BANDUNG 34.373 34.561 68.934 29.427 85,61 27.956 80,89 57.383 83,24 32.198 93,67 30.626 88,61 62.824 91,14

g
5 KAB. GARUT 26.330 26.518 52.848 27.615 104,88 26.274 99,08 53.889 101,97 28.332 107,60 26.817 101,13 55.149 104,35

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 16.281 16.639 32.920 16.079 98,76 15.189 91,29 31.268 94,98 16.177 99,36 15.380 92,43 31.557 100

ro
7 KAB. CIAMIS 9.880 10.048 19.928 9.770 98,89 9.415 - 19.185 - 9.211 93,23 8.892 88,50 18.103 90,84
8 KAB. KUNINGAN 10.964 11.054 22.018 10.354 94,44 9.424 85,25 19.778 89,83 10.483 95,61 10.030 90,74 20.513 93,16

rp
9 KAB. CIREBON 47.533 24.410 - 22.494 - 46.904 100 25.104 - 23.755 - 48.859 100

ba
10 KAB. MAJALENGKA 11.180 11.360 22.540 9.483 84,82 8.820 77,64 18.303 81,20 9.835 87,97 9.128 80,35 18.963 84,13
11 KAB. SUMEDANG 10.648 10.796 21.444 9.409 88,36 9.146 84,72 18.555 86,53 8.733 82,02 8.488 78,62 17.221 80,31

ja
12 KAB. INDRAMAYU 18.388 18.692 37.080 16.091 87,51 13.943 - 30.034 - 16.144 87,80 14.323 93,71 35.905 96,83
13 KAB. SUBANG 15.527 15.673 31.200 15.315 98,63 15.115 - 30.430 - 15.722 101,26 15.564 100 31.286 100

s.
14 KAB. PURWAKARTA 10.122 10.252 20.374 9.474 93,60 9.333 - 18.807 92,31 9.384 92,71 9.096 - 18.675 91,66

ke
15 KAB. KARAWANG 26.621 27.828 54.449 26.310 98,83 26.232 94,26 52.542 96,50 27.012 101,47 27.186 100 54.198 100
16 KAB. BEKASI 48.347 48.445 96.792 34.579 71,52 33.340 68,82 67.919 70,17 35.896 74,25 34.786 100 70.682 73,02
17 KAB. BANDUNG BARAT 14.760 14.926 29.686 12.924
is 87,56 12.139 81,33 25.063 84,43 14.632 99,13 13.446 90,08 28.078 94,58
.d
18 KAB. PANGANDARAN 3.060 3.134 6.194 2.410 78,76 2.364 75,43 4.774 77,07 2.921 95,46 2.808 89,60 5.729 92,49
19 KOTA BOGOR 9.461 9.551 19.012 9.458 99,97 9.587 100,38 19.045 100,17 9.774 103,31 9.744 - 19.306 101,55
w

20 KOTA SUKABUMI 3.197 3.219 6.416 3.183 99,56 3.109 96,58 6.292 98,07 3.128 97,84 2.964 92,08 6.092 94,95
w

21 KOTA BANDUNG 23.431 23.599 47.031 18.980 81,00 18.745 79,43 37.725 80,21 20.516 87,56 19.915 84,39 43.547 92,59
w

22 KOTA CIREBON 2.802 2.834 5.636 2.654 94,72 2.649 93,47 5.303 94,09 2.707 96,61 2.621 92,48 5.328 94,54
23 KOTA BEKASI 29.003 29.111 58.114 23.410 80,72 23.164 79,57 46.574 80,14 25.661 88,48 25.260 100 50.921 100
24 KOTA DEPOK 19.742 20.444 40.186 18.238 92,38 18.805 91,98 37.043 92,18 17.323 87,75 17.809 100 35.132 100
25 KOTA CIMAHI 5.207 5.313 10.520 4.989 95,81 4.823 90,78 9.812 93,27 5.271 101,23 5.037 100 10.308 100
26 KOTA TASIKMALAYA 6.215 6.299 12.514 6.115 98,39 5.775 91,68 11.890 95,01 5.914 95,16 5.725 100 11.639 93,01
27 KOTA BANJAR 3.309 1.740 - 1.429 - 3.169 95,77 1.843 - 1.631 3.474 104,99

JAWA BARAT 443.745 449.272 988.356 438526 98,82 421229 93,76 859755 86,99 453127 102,11 436286 97,11 898663 90,93

Sumber: Bidang P2PL (Imunisasi)


TABEL 43

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
NO KECAMATAN (SURVIVING INFANT)
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 KAB. BOGOR 57.513 55.081 112.594 53.464 93 52.288 101 105.752 101 51.573 90 51.748 94 103.321 92 53.624 93 53.034 96 106.658 102 50.382 88 49.271 89 99.653 89

2 KAB. SUKABUMI 22.604 21.769 44.373 30.064 133 21.846 100 51.910 117 21.741 96 20.955 96 42.696 96 21.641 96 20.762 95 42.403 96 14.263 63 13.539 62 27.802 63

3 KAB. CIANJUR 21.605 20.563 42.168 21.206 98 20.665 100 41.871 99 20.910 97 19.913 97 40.823 97 20.254 94 20.033 97 40.287 96 19.472 90 17.653 86 37.125 88

id
4 KAB. BANDUNG 35.955 34.396 70.351 31.579 88 29.908 87 61.487 87 30.834 86 29.475 86 60.309 86 32.262 90 30.636 89 62.898 89 18.620 52 17.875 52 36.495 52

5 KAB. GARUT 25.584 24.522 50.106 28.078 110 26.799 109 54.877 110 27.506 108 26.191 107 53.697 107 28.073 110 26.681 109 54.754 109 22.699 89 21.574 88 44.273 88

o.
6 KAB. TASIKMALAYA 14.650 14.032 28.682 15.917 109 15.283 109 31.200 109 16.011 109 15.354 109 31.365 100 15.939 109 15.211 108 31.150 109 15.545 106 14.769 105 30.314 106

g
7 KAB. CIAMIS 9.077 8.542 17.619 9.036 100 8.959 105 17.995 102 8.974 99 8.916 104 17.890 102 8.907 98 8.597 101 17.504 99 8.161 90 7.903 93 16.064 91

v.
8 KAB. KUNINGAN 9.551 8.803 18.354 10.455 109 10.202 116 20.657 113 10.494 110 10.189 116 20.683 113 10.522 110 10.282 117 20.804 113 9.538 100 9.352 106 18.890 103

ro
9 KAB. CIREBON 19.661 18.747 38.408 24.569 125 23.539 126 48.108 125 24.487 125 23.406 125 47.893 125 24.220 123 23.626 126 47.846 125 23.967 122 23.475 125 47.442 124

10 KAB. MAJALENGKA 10.029 9.562 19.591 9.457 94 8.815 92 18.272 93 9.137 91 8.561 90 17.698 90 9.262 92 8.917 93 18.179 93 6.912 69 6.655 70 13.567 69

rp
11 KAB. SUMEDANG 9.609 9.117 18.726 8.222 86 8.056 88 16.278 87 8.236 86 8.023 88 16.259 87 8.026 84 7.913 87 15.939 85 7.913 82 7.591 83 15.504 83

ba
12 KAB. INDRAMAYU 14.621 13.717 28.338 15.936 109 14.437 105 30.373 107 15.922 109 14.443 105 30.365 107 15.458 106 13.804 101 29.262 103 6.318 43 6.667 49 12.985 46

13 KAB. SUBANG 12.791 11.985 24.776 15.285 119 15.060 126 30.345 122 15.211 119 15.020 125 30.231 122 15.090 118 14.748 123 29.838 120 11.289 88 10.858 91 22.147 89

ja
14 KAB. PURWAKARTA 9.141 8.956 18.097 8.962 98 8.873 99 18.153 100 8.975 98 8.812 98 18.215 101 8.995 98 8.798 98 17.793 98 6.565 72 6.431 72 14.543 80

s.
15 KAB. KARAWANG 22.116 20.759 42.875 26.364 119 26.445 127 52.809 123 25.171 114 25.232 122 50.403 118 25.953 117 25.866 125 51.819 121 19.111 86 19.317 93 38.428 90

ke
16 KAB. BEKASI 36.575 34.909 71.484 34.420 94 33.606 96 68.026 95 34.445 94 33.649 96 68.094 95 34.342 94 33.370 96 67.712 95 22.471 61 21.652 62 44.123 62

17 KAB. BANDUNG BARAT 15.591 14.963 30.554 14.414 92 13.786 92 28.200 92 14.433 93 13.835 92 28.268 93 14.466 93 13.763 92 28.229 92 7.478 48 6.959 47 14.437 47

18 KAB. PANGANDARAN 3.132 2.907 6.039 2.861 91 2.853 98 5.714


is
95 2.852 91 2.856 98 5.708 95 2.847 91 2.810 97 5.657 94 2.335 75 2.582 89 4.917 81
.d
19 KOTA BOGOR 10.072 9.566 19.638 9.382 93 9.585 100 18.967 97 9.547 95 9.639 101 19.186 0 9.407 93 9.471 99 18.878 96 9.115 90 9.036 94 18.151 92
w

20 KOTA SUKABUMI 3.057 2.945 6.002 3.047 100 2.840 96 5.887 98 3.044 100 2.806 95 5.850 97 2.960 97 2.717 92 5.677 95 2.493 82 2.334 79 4.827 80

21 KOTA BANDUNG 21.941 21.755 43.696 19.772 90 19.358 89 39.130 90 20.168 92 19.636 90 43.288 99 19.927 91 19.434 89 39.361 90 19.320 88 18.665 86 37.985 87
w

22 KOTA CIREBON 2.907 2.710 5.617 2.550 88 2.570 95 5.120 91 2.395 82 2.477 91 4.566 81 2.355 81 2.422 89 4.777 85 2.354 81 2.422 89 4.776 85
w

23 KOTA BEKASI 25.818 25.473 51.291 24.949 97 23.966 94 48.915 95 24.796 96 24.088 95 49.074 96 24.461 95 23.915 94 48.376 94 21.277 82 20.586 81 41.863 82

24 KOTA DEPOK 21.571 20.488 42.059 17.576 81 18.546 91 36.122 86 17.668 82 18.576 91 40.149 95 17.812 83 18.362 90 36.174 86 9.020 42 9.760 48 18.780 45

25 KOTA CIMAHI 5.604 5.421 11.025 5.059 90 4.862 90 9.921 90 5.030 90 4.856 90 9.886 90 5.086 91 4.826 89 9.912 90 4.514 81 4.239 78 8.753 79

26 KOTA TASIKMALAYA 6.115 5.849 11.964 5.875 96 5.612 96 11.487 96 5.575 91 5.295 91 11.688 98 5.752 94 5.457 93 11.209 94 5.428 89 5.143 88 10.571 88

27 KOTA BANJAR 1.646 1.553 3.199 1.902 116 1.677 108 3.579 112 1.879 114 1.691 109 3.570 112 1.594 97 1.415 91 3.009 94 923 56 1.041 67 1.964 61

JAWA BARAT 448.536 429.090 877.626 450.401 100 430.436 100 881.155 100 437.014 97,43 425.642 99,2 871.175 99,3 439.235 97,9 426.870 99,48 866.105 98,69 347.483 77,5 337.349 78,6 686.379 78,2

Sumber: Bidang P2PL (Imunisasi)


Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3
TABEL 44

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 KAB. BOGOR 57.513 55.081 112.594 58.175 101,15 58.095 105,47 116.270 103,26 229.082 220.647 449.729 182.958 76,49 177.399 91,12 360.357 83,05 292.436 246.495 538.931 241.133 82,46 235.494 95,54 476.627 88,44

2 KAB. SUKABUMI 22.604 21.769 44.373 - - 49.884 112,42 94.991 92.567 187.558 - - 164.633 87,78 117.595 114.336 231.931 94.992 40,96

3 KAB. CIANJUR 21.605 20.563 42.168 22.754 105,32 21.887 106,44 44.641 105,86 89.078 85.992 175.070 77.825 87,37 75.236 87,49 153.061 87,43 110.683 106.555 217.238 100.579 90,87 97.123 91,15 197.702 91,01

id
4 KAB. BANDUNG 35.955 34.396 70.351 - 0,00 - 0,00 66.059 93,90 146.335 140.852 287.187 - - 225.644 78,57 182.290 175.248 357.538 - - 291.703 81,59

o.
5 KAB. GARUT 25.584 24.522 50.106 28.620 111,87 27.851 113,58 56.471 112,70 108.046 104.524 212.570 90.749 83,99 87.190 83,42 177.939 83,71 133.630 129.046 262.676 119.369 89,33 115.041 89,15 234.410 89,24

g
6 KAB. TASIKMALAYA 14.650 14.032 28.682 - 0,00 - 0,00 29.784 103,84 62.872 60.820 123.692 - - 211.255 170,79 77.522 74.852 152.374 - - 241.039 158,19

v.
7 KAB. CIAMIS 9.077 8.542 17.619 0,00 0,00 8.838 50,16 37.813 35.786 73.599 - - 66.583 90,47 46.890 44.328 91.218 75.421 82,68

8 KAB. KUNINGAN 9.551 8.803 18.354 - 0,00 - 0,00 21.192 115,46 37.715 35.532 73.247 - - 71.602 97,75 47.266 44.335 91.601 - - 92.794 101,30

ro
9 KAB. CIREBON 19.661 18.747 38.408 24.201 123,09 20.169 107,59 44.370 115,52 76.286 72.674 148.960 - - 138.857 93,22 95.947 91.421 187.368 - - 183.227 97,79

rp
10 KAB. MAJALENGKA 10.029 9.562 19.591 11.578 115,45 10.871 113,69 22.449 114,59 40.810 38.715 79.525 39.667 97,20 37.860 97,79 77.527 97,49 50.839 48.277 99.116 51.244 100,80 48.732 100,94 99.976 100,87

11 KAB. SUMEDANG 9.609 9.117 18.726 9.655 100,48 9.273 101,71 18.928 101,08 37.761 36.433 74.194 35.324 93,55 34.058 93,48 69.382 93,51 47.370 45.550 92.920 44.979 94,95 43.331 95,13 88.310 95,04

ba
12 KAB. INDRAMAYU 14.621 13.717 28.338 0,00 0,00 16.211 57,21 57.033 54.927 111.960 - - 103.820 92,73 71.654 68.644 140.298 - - 120.031 85,55

12.791 11.985 24.776 14.288 111,70 14.779 123,31 29.067 117,32 51.158 48.955 100.113 44.090 86,18 45.263 92,46 89.353 89,25 63.949 60.940 124.889 58.379 91,29 60.042 98,53 118.421 94,82

ja
13 KAB. SUBANG

14 KAB. PURWAKARTA 9.141 8.956 18.097 10.457 114,40 11.559 129,06 22.016 121,66 36.556 35.323 71.879 29.899 81,79 31.154 88,20 61.053 84,94 45.697 44.279 89.976 - - 83.069 92,32

s.
15 KAB. KARAWANG 22.116 20.759 42.875 - 0,00 - 0,00 35.445 82,67 85.363 81.816 167.179 - - 146.969 87,91 107.479 102.575 210.054 - - 182.414 86,84

ke
16 KAB. BEKASI 36.575 34.909 71.484 26.761 73,17 32.707 93,69 59.468 83,19 139.048 133.236 272.284 84.514 60,78 103.062 77,35 187.576 68,89 175.623 168.145 343.768 113.507 64,63 135.769 80,75 249.276 72,51

17 KAB. BANDUNG BARAT 15.591 14.963 30.554 19.802 127,01 16.333 109,16 36.135 118,27 65.155 62.999 128.154 50.862 78,06 108.221 171,78 159.083 124,13 80.746 77.962 158.708 77.159 95,56 67.195 86,19 144.354 90,96

18 KAB. PANGANDARAN 3.132 2.907 6.039 1.331 42,50 1.343 46,20 2.674 44,28 is
12.548 12.012 24.560 10.068 80,24 10.657 88,72 20.725 84,39 15.680 14.919 30.599 12.904 82,30 12.000 80,43 24.904 81,39
.d
19 KOTA BOGOR 10.072 9.566 19.638 0,00 0,00 17.715 90,21 39.151 36.638 75.789 - - 69.776 92,07 49.223 46.204 95.427 87.491 91,68

20 KOTA SUKABUMI 3.057 2.945 6.002 3.069 100,39 2.919 99,12 5.988 99,77 12.034 11.511 23.545 9.406 78,16 9.219 80,09 18.625 79,10 15.091 14.456 29.547 15.103 100,08 12.138 83,97 27.241 92,20
w

21 KOTA BANDUNG 21.941 21.755 43.696 14.241 64,91 12.290 56,49 26.531 60,72 84.412 80.562 164.974 51.709 61,26 47.895 59,45 99.604 60,38 106.353 102.317 208.670 98.653 92,76 60.185 58,82 158.838 76,12
w

22 KOTA CIREBON 2.907 2.710 5.617 2.568 88,34 2.476 91,37 5.044 89,80 11.092 10.228 21.320 8.841 79,71 8.701 85,07 17.542 82,28 13.999 12.938 26.937 11.409 81,50 11.177 86,39 22.586 83,85
w

23 KOTA BEKASI 25.818 25.473 51.291 20.390 78,98 19.764 77,59 40.154 78,29 100.173 95.480 195.653 63.892 63,78 62.922 65,90 126.814 64,82 125.991 120.953 246.944 84.282 66,90 82.686 68,36 166.968 67,61

24 KOTA DEPOK 21.571 20.488 42.059 16.735 77,58 16.324 79,68 33.059 78,60 82.782 77.990 160.772 53.529 64,66 52.668 67,53 106.197 66,05 104.353 98.478 202.831 96.612 92,58 68.992 70,06 165.604 81,65

25 KOTA CIMAHI 5.604 5.421 11.025 4.124 73,59 3.925 72,40 8.049 73,01 21.705 20.692 42.397 15.839 72,97 15.176 73,34 31.015 73,15 27.309 26.113 53.422 19.963 73,10 19.101 73,15 39.064 73,12

26 KOTA TASIKMALAYA 6.115 5.849 11.964 5.187 84,82 4.673 79,89 9.860 82,41 24.377 23.215 47.592 21.615 88,67 20.394 87,85 42.009 88,27 30.492 29.064 59.556 26.802 87,90 25.067 86,25 51.869 87,09

27 KOTA BANJAR 1.646 1.553 3.199 1.528 92,83 1.430 92,08 2.958 92,47 6.243 5.925 12.168 5.707 91,41 5.255 88,69 10.962 90,09 7.889 7.478 15.367 7.262 92,05 6.685 89,40 13.947 90,76

JAWA BARAT 448.536 429.090 877.626 295.464 65,87 288.668 67,27 829.260 94,49 1.789.619 1.716.051 3.505.670 876.494 48,98 932.330 54,33 3.007.963 85,80 2.243.996 2.115.908 4.359.904 1.179.339 52,56 1.100.758 52,02 3.732.278 85,60

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 45

JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)


DITIMBANG BGM
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH BADUTA DILAPORKAN (S)
JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

id
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KAB. BOGOR 114.932 110.260 225.192 0 0 62.137 - - 27,6 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

o.
2 KAB. SUKABUMI 45.830 44.351 90.181 43.134 41.558 84.692 94,1 94 93,9 1.581 3,7 1.392 3,3 2.973 3,5
3 KAB. CIANJUR 43.565 41.715 85.280 39.632 38.316 77.948 91,0 92 91,4 783 2,0 814 2,1 1.597 2,0

g
4 KAB. BANDUNG 72.117 69.093 141.210 - - 141.038 99,9 - - 376 0,3

v.
5 KAB. GARUT 51.956 49.961 101.917 44.935 43.505 88.440 86,5 87 86,8 229 0,5 234 0,5 463 0,5

ro
6 KAB. TASIKMALAYA 29.866 28.690 58.556 - - 50.824 - - 81,1 0 0,0 0 0,0 0 0,0
7 KAB. CIAMIS 18.340 17.287 35.627 - - -

rp
8 KAB. KUNINGAN 19.059 17.694 36.753 - - 35.925 - - 97,7 - - 543 1,5
9 KAB. CIREBON 39.010 37.271 76.281 - - 62.642 - - 82,1 - - 627 1,0

ba
10 KAB. MAJALENGKA 20.189 19.212 39.401 21.146 19.965 41.111 - - 104,3 7 0,0 14 0,1 21 0,1
11 KAB. SUMEDANG 19.056 18.163 37.219 15.702 15.326 31.028 82,4 84 83,4 365 2,3 395 2,6 760 2,4

ja
12 KAB. INDRAMAYU 28.998 27.515 56.513 - - - - -

s.
13 KAB. SUBANG 25.555 24.117 49.672 25.484 2.613 28.097 99,7 11 56,6 376 1,5 356 13,6 732 2,6
14 KAB. PURWAKARTA 18.285 17.839 36.124 15.257 16.142 31.399 83,4 90 86,9 503 3,3 489 3,0 992 3,2

ke
15 KAB. KARAWANG 43.869 41.437 85.306 - - - - -
16 KAB. BEKASI 72.446 69.148 141.594 38.894 47.538 86.432 53,7 69 61,0 559 1,4 650 1,4 1.209 1,4
17 KAB. BANDUNG BARAT 31.503 30.301 61.804 is
26.569 25.602 52.171 84,3 84 84,4 81 0,3 96 0,4 177 0,3
.d
18 KAB. PANGANDARAN 6.285 5.897 12.182 5.557 5.582 11.139 88,4 95 91,4 9 0,2 13 0,2 22 0,2
19 KOTA BOGOR 19.979 18.866 38.845 16.426 16.073 32.499 - - 83,7 254 1,5 284 1,8 538 1,7
w

20 KOTA SUKABUMI 6.071 5.840 11.911 5.037 4.832 9.869 83,0 83 82,9 49 1,0 54 1,1 103 1,0
w

21 KOTA BANDUNG 43.313 42.438 85.751 57.831 55.820 113.651 133,5 132 132,5 629 1,1 606 1,1 1.235 1,1
22 KOTA CIREBON 5.738 5.323 11.061 4.634 4.347 8.981 80,8 82 81,2 60 1,3 49 1,1 109 1,2
w

23 KOTA BEKASI 51.223 49.973 101.196 30.506 29.774 60.280 59,6 60 59,6 325 1,1 402 1,4 727 1,2
24 KOTA DEPOK 42.742 40.391 83.133 25.845 25.344 51.189 60,5 63 61,6 334 1,3 351 1,4 685 1,3
25 KOTA CIMAHI 11.106 10.669 21.775 5.896 5.704 11.600 53,1 53 53,3 33 0,6 41 0,7 74 0,6
26 KOTA TASIKMALAYA 12.199 11.634 23.833 8.705 8.094 16.799 71,4 70 70,5 214 2,5 185 2,3 399 2,4
27 KOTA BANJAR 3.240 3.062 6.302 - - - - -

JAWA BARAT 896.472 858.147 1.754.619 431.190 406.135 1.189.891 48,1 47 67,8 6.391 1,5 6.425 1,6 14.362 1,2

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 46

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

ANAK BALITA (12-59 BULAN)


MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12

id
1 KAB. BOGOR 229.082 220.647 449.729 180.414 78,8 165.356 74,9 345.770 76,9

o.
2 KAB. SUKABUMI 94.991 92.567 187.558 61.589 64,8 60.200 65,0 121.789 64,9
3 KAB. CIANJUR 89.078 85.992 175.070 - - - - 170.439 97,4

g
4 KAB. BANDUNG 146.335 140.852 287.187 151.354 100,0 148.056 100,0 299.410 100

v.
5 KAB. GARUT 108.046 104.524 212.570 98.394 91,1 97.437 93,2 195.831 92,1

ro
6 KAB. TASIKMALAYA 62.872 60.820 123.692 35.349 56,2 31.697 52,1 67.046 54,2
7 KAB. CIAMIS 37.813 35.786 73.599 34.242 90,6 32.364 90,4 66.606 90,5

rp
8 KAB. KUNINGAN 37.715 35.532 73.247 32.568 86,4 31.703 89,2 64.271 87,7
9 KAB. CIREBON 76.286 72.674 148.960 - - - - 135.025 90,6

ba
10 KAB. MAJALENGKA 40.810 38.715 79.525 38.544 94,4 36.647 94,7 75.191 94,6
11 KAB. SUMEDANG 37.761 36.433 74.194 33.710 89,3 32.431 89,0 66.141 89,1

ja
12 KAB. INDRAMAYU 57.033 54.927 111.960 56.091 98,3 57.455 104,6 113.546 100

s.
13 KAB. SUBANG 51.158 48.955 100.113 39.892 78,0 41.637 85,1 81.529 81,4
14 KAB. PURWAKARTA 36.556 35.323 71.879 19.494 53,3 19.703 55,8 39.197 54,5

ke
15 KAB. KARAWANG 85.363 81.816 167.179 65.117 76,3 67.551 82,6 132.668 79
16 KAB. BEKASI 139.048 133.236 is 272.284 72.464 52,1 88.565 66,5 161.029 59,1
17 KAB. BANDUNG BARAT 65.155 62.999 128.154 38.828 59,6 34.434 54,7 73.262 57,2
.d
18 KAB. PANGANDARAN 12.548 12.012 24.560 10.440 83,2 10.245 85,3 20.685 84,2
19 KOTA BOGOR 39.151 36.638 75.789 - - - - 66.075 87,2
w

20 KOTA SUKABUMI 12.034 11.511 23.545 9.310 77,4 8.571 74,5 17.881 75,9
w

21 KOTA BANDUNG 84.412 80.562 164.974 - - - - 148.807 90,2


w

22 KOTA CIREBON 11.092 10.228 21.320 9.439 85,1 9.082 88,8 18.521 86,9
23 KOTA BEKASI 100.173 95.480 195.653 50.806 50,7 30.182 31,6 80.988 41,4
24 KOTA DEPOK 82.782 77.990 160.772 41.780 50,5 41.149 52,8 82.930 51,6
25 KOTA CIMAHI 21.705 20.692 42.397 10.720 49,4 10.252 49,5 20.972 49,5
26 KOTA TASIKMALAYA 24.377 23.215 47.592 23.267 95,4 24.228 104,4 47.495 99,8
27 KOTA BANJAR 6.243 5.925 12.168 6.316 100 5.693 96,1 12.009 98,7

JAWA BARAT 1.789.619 1.716.051 3.505.670 1.120.128 62,6 1.084.639 63,2 2.725.113 77,7

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 47

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

BALITA
DITIMBANG BGM
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH BALITA DILAPORKAN (S)
JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 KAB. BOGOR 286.595 275.728 562.323 188.891 187.594 376.485 64,6 76,1 69,9 4.572 2,4 4.667 2,5 9.239 2,5
2 KAB. SUKABUMI 117.595 114.336 231.931 93.757 91.196 184.953 79,7 80 79,7 2.431 2,6 2.704 3,0 5.135 2,8

id
3 KAB. CIANJUR 110.683 106.555 217.238 87.668 85.149 172.817 79,2 80 79,6 1.548 1,8 1.591 1,9 3.139 1,8
4 KAB. BANDUNG 182.290 175.248 357.538 - - 233.502 - - 65,3 - - - - 1.037 0,4

o.
5 KAB. GARUT 133.630 129.046 262.676 100.833 99.377 200.210 75,5 77 76,2 500 0,5 546 0,5 1.046 0,5

g
6 KAB. TASIKMALAYA 77.522 74.852 152.374 - - 110.857 - - 72,8 - - - - 509 0,5

v.
7 KAB. CIAMIS 46.890 44.328 91.218 - - 70.229 - - 77,0 - - - - 282 0,4

ro
8 KAB. KUNINGAN 47.266 44.335 91.601 - - 82.029 - - 89,5 - - - - 1.212 1,5
9 KAB. CIREBON 95.947 91.421 187.368 - - 161.475 - - 86,2 - - - - 2.004 1,2

rp
10 KAB. MAJALENGKA 50.839 48.277 99.116 42.901 41.220 84.121 84,4 85 84,9 386 0,9 511 1,2 897 1,1

ba
11 KAB. SUMEDANG 47.370 45.550 92.920 35.164 34.446 69.610 74,2 76 74,9 766 2,2 856 2,5 1.622 2,3
12 KAB. INDRAMAYU 71.654 68.644 140.298 - - 126.779 - - 90,4 - - - - 885 0,7

ja
13 KAB. SUBANG 63.949 60.940 124.889 53.097 54.603 107.700 83,0 90 86,2 1.660 3,1 1.835 3,4 3.495 3,2

s.
14 KAB. PURWAKARTA 45.697 44.279 89.976 34.735 36.467 71.202 76,0 82 79,1 1.169 3,4 1.218 3,3 2.387 3,4
15 KAB. KARAWANG 107.479 102.575 210.054 - - 153.056 - - 72,9 - - - - 5.304 3,5

ke
16 KAB. BEKASI 175.659 168.145 343.804 93.405 113.798 207.203 53,2 68 60,3 1.344 1,4 1.622 1,4 2.966 1,4
17 KAB. BANDUNG BARAT 80.746 77.962 158.708 is
52.973 51.608 104.581 65,6 66 65,9 149 0,3 184 0,4 333 0,3
.d
18 KAB. PANGANDARAN 15.680 14.919 30.599 13.470 12.766 26.236 85,9 86 85,7 68 0,5 71 0,6 139 0,5
19 KOTA BOGOR 49.223 46.204 95.427 - - 67.081 - - 70,3 - - - - 1.641 2,4
w

20 KOTA SUKABUMI 15.091 14.456 29.547 11.798 11.307 23.105 78,2 78 78,2 53 0,4 49 0,4 102 0,4
w

21 KOTA BANDUNG 106.353 102.317 208.670 - - 133.921 - - 64,2 - - - - 1.235 0,9


w

22 KOTA CIREBON 13.999 12.938 26.937 10.324 9.831 20.155 73,7 76 74,8 89 0,9 113 1,1 202 1,0
23 KOTA BEKASI 125.991 120.953 246.944 66.112 65.102 131.214 52,5 54 53,1 648 1,0 807 1,2 1.455 1,1
24 KOTA DEPOK 104.353 98.478 202.831 54.498 53.520 108.018 52,2 54 53,3 675 1,2 727 1,4 1.402 1,3
25 KOTA CIMAHI 27.309 26.113 53.422 13.651 13.491 27.142 50,0 52 50,8 88 0,6 133 1,0 221 0,8
26 KOTA TASIKMALAYA 30.492 29.064 59.556 21.712 20.381 42.093 71,2 70 70,7 380 1,8 352 1,7 732 1,7
27 KOTA BANJAR 7.889 7.478 15.367 - - 12.680 - - 82,5 - - - - 137 1,1

JAWA BARAT 2.238.191 2.145.141 4.383.332 974.989 981.856 3.108.454 43,6 46 70,9 16.526 1,7 17.986 1,8 48.757 1,6

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 48

CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN
KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

KASUS BALITA GIZI BURUK


MENDAPAT PERAWATAN
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH DITEMUKAN
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12

id
1 KAB. BOGOR 57 46 103 57 100 46 100 103 100

o.
2 KAB. SUKABUMI - - 186 - - - - 186 100
3 KAB. CIANJUR 112 132 244 112 100 132 100 244 100

g
4 KAB. BANDUNG - - 66 - - - - 66 100

v.
5 KAB. GARUT 28 27 55 28 100 27 100 55 100

ro
6 KAB. TASIKMALAYA 46 48 94 46 100 48 100 94 100
7 KAB. CIAMIS 58 57 115 58 100 57 100 115 100

rp
8 KAB. KUNINGAN - - 49 - - - - 49 100
9 KAB. CIREBON - - 182 - - - - 182 100

ba
10 KAB. MAJALENGKA 12 7 19 12 100 7 100 19 100
11 KAB. SUMEDANG 32 26 58 32 100 26 100 58 100

ja
12 KAB. INDRAMAYU 16 8 24 16 100 8 100 24 100

s.
13 KAB. SUBANG 115 110 225 115 100 110 100 225 100
14 KAB. PURWAKARTA 36 33 69 36 100 33 100 69 100

ke
15 KAB. KARAWANG - - 281 - - - - 281 100
16 KAB. BEKASI 104 is 101 205 104 100 101 100 205 100
17 KAB. BANDUNG BARAT 9 3 12 9 100 3 100 12 100
.d
18 KAB. PANGANDARAN 22 26 48 22 100 26 100 48 100
19 KOTA BOGOR - - 57 - - - - 57 100
w

20 KOTA SUKABUMI 11 18 29 11 100 18 100 29 100


w

21 KOTA BANDUNG - - 374 - - - - 374 100


w

22 KOTA CIREBON 24 21 45 24 100 21 100 45 100


23 KOTA BEKASI 99 95 194 99 100 95 100 194 100
24 KOTA DEPOK 37 40 77 37 100 40 100 77 100
25 KOTA CIMAHI 22 22 44 22 100 22 100 44 100
26 KOTA TASIKMALAYA 57 66 123 57 100 66 100 123 100
27 KOTA BANJAR 1 - 1 1 100 - - 1 100

JAWA BARAT 898 886 2.979 898 100,0 886 100,0 2.979 100,0

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 49

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT


SD DAN SETINGKAT
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
JUMLAH
L P L+P MENDAPAT
NO KABUPATEN/KOTA
PELAYANAN
JUMLAH %
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % KESEHATAN

id
(PENJARINGAN)

o.
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KAB. BOGOR 9.060 8.357 17.417 10.039 110,8 9.225 110,4 19.264 110,6 734 735 100

g
2 KAB. SUKABUMI 19.827 18.691 38.518 - - - - 37.474 97,3 887 888 100
3 KAB. CIANJUR 9.832 9.190 19.022 9.701 98,7 8.982 97,7 18.683 98,2 754 754 100

v.
4 KAB. BANDUNG 19.872 18.732 38.604 20.873 105,0 19.607 104,7 40.480 104,9 1.029 1.029 100

ro
5 KAB. GARUT 3.013 2.806 5.819 4.868 161,6 4.770 170,0 9.638 165,6 295 295 100
6 KAB. TASIKMALAYA 2.910 2.724 5.634 3.168 108,9 3.024 111,0 6.192 109,9 149 149 100

rp
7 KAB. CIAMIS 2.628 2.429 5.057 3.379 128,6 3.178 130,8 6.557 129,7 182 182 100
8 KAB. KUNINGAN 1.512 1.420 2.932 1.624 107,4 1.535 108,1 3.159 107,7 108 108 100

ba
9 KAB. CIREBON 9.390 8.914 18.304 9.604 102,3 9.099 102,1 18.703 102,2 668 668 100
10 KAB. MAJALENGKA 8.756 8.285 17.041 8.726 99,7 8.489 102,5 17.215 101,0 487 487 100

ja
11 KAB. SUMEDANG 22.056 20.636 42.692 46.609 211,3 38.152 184,9 84.761 198,5 1.473 1.473 100
12 KAB. INDRAMAYU 16.077 15.264 31.341 15.970 99,3 15.245 99,9 31.215 99,6 1.298 1.293 100

s.
13 KAB. SUBANG 23.746 22.423 46.169 6.768 28,5 25.250 112,6 32.018 69,3 1.539 1.533 100

ke
14 KAB. PURWAKARTA 14.194 13.042 27.236 14.212 100,1 13.812 105,9 28.024 102,9 1.027 1.018 99
15 KAB. KARAWANG 5.017 4.810 9.827 4.885 97,4 4.736 98,5 9.621 97,9 143 141 99
16
17
KAB. BEKASI
KAB. BANDUNG BARAT
35.577
18.715
33.811
17.153
is
69.388
35.868
35.286
19.026
99,2
101,7
35.029
17.740
103,6
103,4
70.315
36.766
101,3
102,5
1.613
1.075
1.588
1.053
98
98
.d
18 KAB. PANGANDARAN 5.975 5.679 11.654 6.198 103,7 5.920 104,2 12.118 104,0 291 285 98
19 KOTA BOGOR 9.173 8.584 17.757 - - - - 19.609 110,4 339 328 97
w

20 KOTA SUKABUMI 18.429 17.533 35.962 17.150 93,1 16.266 92,8 33.416 92,9 571 552 97
w

21 KOTA BANDUNG 9.598 8.954 18.552 10.126 105,5 9.569 106,9 19.695 106,2 966 911 94
w

22 KOTA CIREBON 23.014 21.668 44.682 21.722 94,4 20.286 93,6 42.008 94,0 825 757 92
23 KOTA BEKASI 54.761 51.686 106.447 50.851 92,9 55.694 107,8 106.545 100,1 2.384 2.113 89
24 KOTA DEPOK 26.952 25.536 52.488 23.073 85,6 21.801 85,4 44.874 85,5 1.872 1.601 86
25 KOTA CIMAHI 16.213 15.416 31.629 - - - - 25.164 79,6 901 767 85
26 KOTA TASIKMALAYA 29.934 28.426 58.360 28.793 96,2 27.539 96,9 56.332 96,5 1.097 903 82
27 KOTA BANJAR 12.637 11.811 24.448 11.604 91,8 10.646 90,1 22.250 91,0 980

JAWA BARAT 428.868 403.980 832.848 384.255 89,6 385.594 95,4 852.096 102,3 23.687 21.611 91,24
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 89,6 95,4 102,3

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 50

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


NO KABUPATEN/KOTA TUMPATAN GIGI PENCABUTAN GIGI RASIO TUMPATAN/
TETAP TETAP PENCABUTAN
1 2 4 5 6
1 KAB. BOGOR 12.193 16.617 0,7

id
2 KAB. SUKABUMI 2.161 5.048 0,4

o.
3 KAB. CIANJUR 685 783 0,9
4 KAB. BANDUNG 15.283 15.966 1,0

g
5 KAB. GARUT 1.707 2.092 0,8

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 2.832 5.829 0,5

ro
7 KAB. CIAMIS 1.896 3.967 0,5
8 KAB. KUNINGAN 2.843 5.515 0,5

rp
9 KAB. CIREBON 7.723 7.913 1,0

ba
10 KAB. MAJALENGKA 4.864 8.891 0,5
11 KAB. SUMEDANG 2.819 9.183 0,3

ja
12 KAB. INDRAMAYU 3.421 6.617 0,5
13 KAB. SUBANG 2.831 3.728 0,8

s.
14 KAB. PURWAKARTA 2.169 3.295 0,7

ke
15 KAB. KARAWANG 1.694 4.009 0,4
16 KAB. BEKASI 7.860 9.320 0,8
17 KAB. BANDUNG BARAT
is 4.803 6.378 0,8
.d
18 KAB. PANGANDARAN 203 1.073 0,2
19 KOTA BOGOR 18.062 7.438 2,4
w

20 KOTA SUKABUMI 2.728 3.552 0,8


w

21 KOTA BANDUNG 18.511 17.371 1,1


w

22 KOTA CIREBON 6.109 3.316 1,8


23 KOTA BEKASI 16.979 11.037 1,5
24 KOTA DEPOK 33.388 7.102 4,7
25 KOTA CIMAHI 7.333 4.308 1,7
26 KOTA TASIKMALAYA 3.730 6.086 0,6
27 KOTA BANJAR 135 877 0,2

JAWA BARAT 184.962 177.311 1,04

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2015


TABEL 51

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH


JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH SD/MI
JUMLAH SD/MI
DGN SIKAT % %
SD/MI MENDAPAT
GIGI MASSAL L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
YAN. GIGI
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

id
1 KAB. BOGOR 2.385 38 1,6 688 28,8 53.326 63.756 117.082 4.219 7,9 3.470 7.689 6,6 121 96 217 97 80,2 76 79,2 173 79,7

2 KAB. SUKABUMI 1.533 50 3,3 532 34,7 143.155 136.157 279.312 0,0 0 47.038 16,8 29.343 7.473 25,5

o.
3 KAB. CIANJUR 159 35 22,0 64 40,3 11.160 13.286 24.446 375 3,4 3.089 23 132.921 543,7 138 502 640 48 34,8 20 4,0 68 10,6

g
4 KAB. BANDUNG 1.588 1.588 100,0 363 22,9 - - - - 0,0 - 58.474 - - 20.786 - 0,0 - 0,0 7.389 35,5

v.
5 KAB. GARUT - - - -

6 KAB. TASIKMALAYA 1.263 670 53,0 614 48,6 64.804 105.374 170.178 36.493 12,3 37.935 36 1.995 1,2 22.235 28.805 51.040 3.028 13,6 376 1,3 2.920 5,7

ro
7 KAB. CIAMIS 928 471 50,8 471 50,8 102.049 93.298 195.347 28.693 28,1 28.166 30 56.859 29,1 15.211 15.002 30.213 4.019 26,4 4.153 27,7 8.172 27,0

rp
8 KAB. KUNINGAN 735 83 11,3 647 88,0 59.497 53.753 113.250 20.975 35,3 19.635 37 40.610 35,9 8.590 8.426 17.016 4.333 50,4 4.731 9.064 53,3

9 KAB. CIREBON 888 725 81,6 888 100,0 155.841 134.991 290.832 48.570 31,2 44.809 33 93.379 32,1 24.071 22.563 46.634 4.250 17,7 4.469 19,8 8.719 18,7

ba
10 KAB. MAJALENGKA 759 194 25,6 712 93,8 31.719 30.090 61.809 26.747 84,3 26.103 87 52.850 85,5 8.860 9.283 18.143 4.884 55,1 5.572 60,0 10.456 57,6

11 KAB. SUMEDANG 674 287 42,6 277 41,1 9.604 9.099 116.756 - 0,0 - 0 11.610 9,9 - - 5.583 - - 2.182 39,1

ja
12 KAB. INDRAMAYU 747 747 100 747 100,0 - - - 10.578 - 9.515 20.093 - - - 14.352 - - 10.337 72,0

13 KAB. SUBANG 970 633 65,3 633 65,3 14.576 13.642 28.218 - - - 2.400 - - - 1.624 - - - 0,0

s.
14 KAB. PURWAKARTA 475 454 95,6 450 94,7 47.339 44.864 92.203 27.388 57,9 26.866 60 54.254 58,8 8.561 8.126 16.687 4.227 49,4 4.043 49,8 8.270 49,6

ke
15 KAB. KARAWANG 1.063 1.063 100 1.063 100,0 - - 225.984 - - 67.402 - - 23.722 - - 12.363 52,1

16 KAB. BEKASI 893 226 25,3 596 66,7 112.043 105.329 127.901 39.098 34,9 34.534 33 50.309 39,3 15.295 14.253 20.918 9.355 61,2 8.917 62,6 13.869 66,3

17 KAB. BANDUNG BARAT 767 161 21,0 655 85,4 - is


- 147.347 - - 33.751 - - 14.878 - - 3.942 26,5
.d
18 KAB. PANGANDARAN 353 118 33,4 231 65,4 9.381 12.037 21.418 8.206 87,5 7.712 64 15.918 74,3 4.234 3.688 7.922 403 9,5 386 10,5 789 10,0

19 KOTA BOGOR 324 286 88,3 314 96,9 9.381 12.037 21.418 22.817 243,2 25.339 211 48.156 224,8 13.821 14.542 28.363 6.010 43,5 7.228 49,7 13.238 46,7
w

20 KOTA SUKABUMI 58 3 5,2 58 100,0 45.768 46.106 91.874 3.168 6,9 3.024 7 6.192 6,7 - - 2.358 - 0,0 - 2.358 100
w

21 KOTA BANDUNG 888 888 100 888 100,0 103.473 70.110 173.583 37.698 36,4 36.498 52 74.196 42,7 37.698 36.498 74.196 8.364 22,2 6.313 17,3 14.677 19,8

22 KOTA CIREBON 182 73 40,1 182 100,0 - - 30.382 3.379 - 3.178 6.557 21,6 2.200 2.188 4.388 2.200 100,0 2.188 100,0 4.388 100
w

23 KOTA BEKASI 770 770 100 537 69,7 15.697 14.685 30.382 78.946 502,9 76.834 523 155.780 512,7 36.656 35.556 72.212 7.030 19,2 7.111 20,0 14.141 19,6

24 KOTA DEPOK 514 325 63,2 - 0,0 142.717 134.878 277.595 14.202 10,0 13.476 10 27.678 10,0 5.404 5.825 11.229 1.602 29,6 1.905 32,7 3.507 31,2

25 KOTA CIMAHI 141 68 48,2 112 79,4 71.018 67.479 138.497 12.111 17,1 11.785 17 23.896 17,3 4.378 4.459 8.837 1.282 29,3 1.476 33,1 2.758 31,2

26 KOTA TASIKMALAYA 291 291 100,0 291 100,0 35.931 35.272 71.203 18.935 52,7 18.965 54 37.900 53,2 11.055 11.512 22.567 3.931 35,6 4.158 36,1 8.089 35,8

27 KOTA BANJAR 109 109 100,0 109 100,0 9.992 9.364 19.356 7.240 72,5 6.828 73 14.068 72,7 1.769 1.539 3.308 1.003 56,7 1.070 69,5 2.073 62,7

JAWA BARAT 19.457 10.356 53,2 12.122 62,3 1.248.471 1.205.607 2.866.373 449.838 36,0 437.761 36,3 1.141.975 39,8 220.297 222.863 547.176 66.066 30,0 64.192 28,8 171.415 31,3

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 52

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

USILA (60TAHUN+)
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L P L+P L % P % L+P %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12

id
1 KAB. BOGOR 155.469 158.247 313.716 34.264 22,04 63.686 40,24 97.950 31,22

o.
2 KAB. SUKABUMI 108.605 108.811 217.416 11.719 10,79 14.477 13,30 26.196 12,05
3 KAB. CIANJUR 95.513 98.855 194.368 21.474 22,48 22.232 22,49 43.706 22,49

g
4 KAB. BANDUNG 120.277 127.121 247.398 - - 5.109 2,07

v.
5 KAB. GARUT 109.732 117.910 227.642 49.429 45,05 60.270 51,12 109.699 48,19

ro
6 KAB. TASIKMALAYA 96.217 103.546 199.763 9.261 9,63 13.613 13,15 14.745 7,38
7 KAB. CIAMIS 78.308 84.688 162.996 1.307 1,67 2.403 2,84 3.710 2,28

rp
8 KAB. KUNINGAN 61.215 68.383 129.598 69.778 113,99 117.385 171,66 187.163 144,42
9 KAB. CIREBON 81.854 97.697 179.551 12.888 15,75 21.610 22,12 34.498 19,21

ba
10 KAB. MAJALENGKA 68.562 77.000 145.562 46.419 67,70 56.873 73,86 103.292 70,96
11 KAB. SUMEDANG 69.279 73.865 143.144 4.607 6,65 8.577 11,61 13.184 9,21

ja
12 KAB. INDRAMAYU 77.573 88.532 166.105 11.513 14,84 27.236 30,76 38.749 23,33

s.
13 KAB. SUBANG 84.659 91.011 175.670 14.670 17,33 18.530 20,36 33.200 18,90
14 KAB. PURWAKARTA 35.903 37.595 73.498 38.280 106,62 17.575 46,75 55.855 76,00

ke
15 KAB. KARAWANG 88.216 92.732 180.948 54.081 61,31 61.193 65,99 115.274 63,71
16 KAB. BEKASI 75.879 80.915 156.794 60.538 79,78 66.648 82,37 127.186 81,12
17 KAB. BANDUNG BARAT 67.305
is
71.609 138.914 7.079 10,52 9.996 13,96 17.075 12,29
.d
18 KAB. PANGANDARAN 25.178 26.421 51.599 3.391 13,47 7.259 27,47 10.650 20,64
19 KOTA BOGOR 34.626 37.187 71.813 3.896 11,25 9.228 24,82 13.124 18,28
w

20 KOTA SUKABUMI 12.828 14.914 27.742 10.112 78,83 18.848 126,38 28.960 104,39
w

21 KOTA BANDUNG 88.730 98.443 187.173 38.301 43,17 61.701 62,68 100.002 53,43
w

22 KOTA CIREBON 11.489 13.602 25.091 5.526 48,10 5.763 42,37 11.289 44,99
23 KOTA BEKASI 64.098 60.366 124.464 19.864 30,99 29.531 48,92 49.395 39,69
24 KOTA DEPOK 58.469 59.431 117.900 29.739 50,86 52.014 87,52 81.753 69,34
25 KOTA CIMAHI 18.182 20.130 38.312 4.091 22,50 7.302 36,27 11.393 29,74
26 KOTA TASIKMALAYA 26.977 29.916 56.893 2.613 9,69 4.312 14,41 6.925 12,17
27 KOTA BANJAR 9.844 10.918 20.762 839 8,52 1.480 13,56 2.319 11,17

JAWA BARAT 1.824.987 1.949.845 3.774.832 565.679 31,00 779.742 39,99 1.342.401 35,56

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 53

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK KABUPATEN/KOTA MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL


Penerima Asuransi Asuransi
Pekerja Pekerja bukan Jamkesda TOTAL
NO KABUPATEN/KOTA Bantuan Bukan Swasta Perusahaan
PBI APBD penerima penerima upah
Iuran (PBI) pekerja (BP)
upah (PPU) (PBPU)/mandiri
APBN
L+P L+P L+P L+P L+P L+P L+P L+P L+P

id
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KAB. BOGOR 1.044.171 316.481 589.043 467.656 53.691 - 0 0 2.471.042

o.
2 KAB. SUKABUMI 1.169.354 - 286.716 125.958 33.526 181.180 0 0 1.796.734

g
3 KAB. CIANJUR 1.048.961 - 102.372 58.984 37.021 51.928 0 0 1.299.266

v.
4 KAB. BANDUNG 1.176.404 109.759 380.104 180.633 76.865 61.289 0 0 1.985.054
5 KAB. GARUT 1.159.182 - 161.602 94.251 8.326 147.001 0 0 1.570.362

ro
6 KAB. TASIKMALAYA 714.585 - 60.037 52.456 33.175 179.960 0 0 1.040.213
7 KAB. CIAMIS 581.088 9.105 72.789 71.463 46.375 - 0 0 780.820

rp
8 KAB. KUNINGAN 514.239 67.725 77.490 29.055 29.519 718.028

ba
9 KAB. CIREBON 1.137.425 61.020 154.001 150.369 28.040 - 1.530.855
10 KAB. MAJALENGKA 478.505 86.641 61.290 22.110 39.226 687.772
11 KAB. SUMEDANG

ja
371.737 - 151.188 57.391 35.369 110.578 0 0 726.263
12 KAB. INDRAMAYU 838.533 69.150 69.328 17.889 33.035 1.027.935

s.
13 KAB. SUBANG 623.385 - 172.702 68.843 28.832 100.000 993.762
14 KAB. PURWAKARTA 270.135 - 233.746 70.918 16.640 13.520 0 0 604.959

ke
15 KAB. KARAWANG 870.802 - 467.648 165.531 22.038 551.261 2.077.280
16 KAB. BEKASI 557.185 - is 789.262 222.868 12.563 468.000 2.049.878
17 KAB. BANDUNG BARAT 523.310 53.229 128.639 81.612 19.429 231.048 0 0 1.037.267
.d
18 KAB. PANGANDARAN 128.086 11.430 18.063 10.071 9.826 - 0 0 177.476
19 KOTA BOGOR 251.664 71.082 154.773 134.032 30.265 - 0 0 641.816
w

20 KOTA SUKABUMI 90.767 9.619 48.234 28.372 11.454 18.132 0 0 206.578


w

21 KOTA BANDUNG 369.606 303.374 799.573 304.984 109.209 36.685 0 0 1.923.431


22 KOTA CIREBON
w

104.247 41.924 84.491 21.191 14.174 266.027


23 KOTA BEKASI 386.828 388.325 377.012 45.984 167.007 1.365.156
24 KOTA DEPOK 282.487 - 204.200 288.306 45.717 188.660 0 0 1.009.370
25 KOTA CIMAHI 121.875 - 141.858 70.111 23.389 26.648 0 0 383.881
26 KOTA TASIKMALAYA 240.490 - 86.549 33.292 15.557 143.732 0 0 519.620
27 KOTA BANJAR 52.673 3.834 19.622 9.501 3.837 37.600 0 0 127.067

JUMLAH JAWA BARAT 15.107.724 990.857 5.919.053 3.353.913 830.356 2.816.009 0 0 29.017.912
PERSENTASE (%) 20 12 3 10 0 0 100

Sumber : Bidang Regulasi dan Kebijakan Kesehatan


TABEL 54

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI PUSKESMAS, RUMAH SAKIT, DAN
SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA


NO KABUPATEN/KOTA RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 KAB. BOGOR 1.030.981 2.020.989 4.301.296 89.400 92.844 211.269 291 295 586
2 KAB. SUKABUMI 318.215 478.039 976.845 11 292 24.549 9.511 8.828 18.339
3 KAB. CIANJUR - - 715.825 - - 4.050 - - -

id
4 KAB. BANDUNG - - 1.923.185 14.340 20.558 37.005 2.559 12.327 19.076

o.
5 KAB. GARUT 106.942 137.798 1.347.563 24.273 30.244 65.427 3.837 1.976 5.813
6 KAB. TASIKMALAYA 341.507 415.776 805.063 5.736 7.534 13.270 909 1.088 1.997

g
7 KAB. CIAMIS - - 681.048 41.367 58.878 100.517 10.476 12.623 23.099

v.
8 KAB. KUNINGAN 130.303 200.077 2.568.669 29.096 41.799 619.294 2.030 1.661 136.485

ro
9 KAB. CIREBON 438.230 665.064 1.581.343 24.112 30.580 115.298 13.379 20.577 36.139
10 KAB. MAJALENGKA 606.645 714.082 1.320.727 29.963 34.225 64.188 10.252 10.380 20.632

rp
11 KAB. SUMEDANG 78.564 110.551 1.780.749 6.546 8.211 74.815 335 186 29.242

ba
12 KAB. INDRAMAYU - - 1.591.634 9.714 10.688 60.058 12.901 12.188 28.721
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - -

ja
14 KAB. PURWAKARTA 63.272 502.536 565.808 7.495 9.482 19.108 5.213 4.317 9.530
15 KAB. KARAWANG 328.360 1.917.347 2.596.095 45.035 60.117 160.497 6.691 4.220 85.866

s.
16 KAB. BEKASI 933.335 1.192.079 2.125.414 42.483 45.670 88.153 10.909 12.140 23.049

ke
17 KAB. BANDUNG BARAT 41.896 58.735 827.487 3.689 3.074 10.579 - - 43.324
18 KAB. PANGANDARAN 56.546 62.220 118.766 2.606 2.940 5.546 183 294 477
19 KOTA BOGOR 41.896 58.735
is1.507.905 3.689 3.074 7.553 29.302 18.988 48.290
.d
20 KOTA SUKABUMI 277.502 375.029 652.531 29.414 33.736 63.150 963 678 1.641
21 KOTA BANDUNG 920.671 878.920 2.988.655 - 1.928 1.928 3.417 4.173 7.590
w

22 KOTA CIREBON 471.706 678.022 1.149.728 27.087 38.893 65.980 7.408 8.466 15.874
w

23 KOTA BEKASI 2.197.370 3.060.310 5.257.680 343.521 348.325 691.846 13.838 21.039 34.877
w

24 KOTA DEPOK 912.451 1.244.798 3.016.267 57.431 65.058 122.489 2.129 2.041 4.170
25 KOTA CIMAHI 541.272 428.030 969.302 51.392 41.314 92.706 7.448 4.964 12.412
26 KOTA TASIKMALAYA 215.266 617.384 832.650 58.748 135.340 194.088 16.874 7.758 24.632
27 KOTA BANJAR 10.679 11.045 96.856 2.021 2.178 4.199 494 850 1.344

JAWA BARAT 10.063.609 15.827.566 42.299.091 949.169 1.126.982 2.917.562 171.349 172.057 633.205
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 23.680.927 23.028.642 46.709.569 23.680.927 23.028.642 46.709.569
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 42,50 68,73 90,56 4,01 4,89 6,25

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
TABEL 54.A

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA


NO KABUPATEN/KOTA RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

id
I PUSKESMAS :
1 KAB. BOGOR 1.030.981 2.020.989 3.051.970 5.950 8.669 14.619 290 295 585

o.
2 KAB. SUKABUMI 318.215 478.039 796.254 11 292 303 9.511 8.828 18.339

g
3 KAB. CIANJUR 715.825 4.050 -

v.
4 KAB. BANDUNG 1.502.651 2.107 4.190
5 KAB. GARUT 1.102.823 10.910 -

ro
6 KAB. TASIKMALAYA 341.507 415.776 757.283 5.736 7.534 13.270 909 1.088 1.997

rp
7 KAB. CIAMIS 600.887 32.890 47.053 79.943 9.995 12.011 22.006
8 KAB. KUNINGAN - - 2.238.289 - - 548.399 132.795

ba
9 KAB. CIREBON 438.230 665.064 1.103.294 24.112 30.580 54.692 13.379 20.577 33.956
10 KAB. MAJALENGKA 545.854 632.590 1.178.444 10.829 10.304 21.133 8.021 8.693 16.714

ja
11 KAB. SUMEDANG 1.591.634 60.058 28.721

s.
12 KAB. INDRAMAYU 1.452.969 12.857 12.877 12.155 25.032
13 KAB. SUBANG - - -

ke
14 KAB. PURWAKARTA - 446.952 446.952 - - 2.131 1.151 1.554 2.705
15
16
KAB. KARAWANG
KAB. BEKASI
-
578.865
1.509.797
702.312
is
1.509.797
1.281.177
-
1.503
-
2.259
9.361
3.762
-
301
-
296
72.526
597
.d
17 KAB. BANDUNG BARAT 726.856 3.816 - - -
w

18 KAB. PANGANDARAN 56.546 62.220 118.766 2.606 2.940 5.546 183 294 477
19 KOTA BOGOR 1.407.274 790 2.990 1.976 4.966
w

20 KOTA SUKABUMI 164.748 223.609 388.357 - 205 205 623 457 1.080
w

21 KOTA BANDUNG 920.671 878.920 1.799.591 - 1.928 1.928 3.417 4.173 7.590
22 KOTA CIREBON 247.557 388.529 636.086 - - - 3.419 3.731 7.150
23 KOTA BEKASI 1.157.938 1.631.172 2.789.110 171.796 174.224 346.020 13.381 20.615 33.996
24 KOTA DEPOK 912.451 1.244.798 2.157.249 57.431 65.058 122.489 2.129 2.041 4.170
25 KOTA CIMAHI 270.636 214.015 484.651 25.696 20.657 46.353 3.724 2.482 6.206
26 KOTA TASIKMALAYA 107.633 308.692 416.325 29.374 67.670 97.044 8.437 3.879 12.316
27 KOTA BANJAR - - 75.132 - - - 490 839 1.329

SUB JUMLAH I 7.091.832 11.823.474 30.329.646 367.934 439.373 1.461.786 95.227 105.984 439.443
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
NO KABUPATEN/KOTA RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
II RUMAH SAKIT :
1 1.249.326 83.450 84.175 196.650 1 - 1
2 KAB. SUKABUMI 180.591 24.246 -
3 KAB. CIANJUR
4 KAB. BANDUNG 420.534 14.340 20.558 34.898 2.559 12.327 14.886
5 KAB. GARUT 106.942 137.798 244.740 24.273 30.244 54.517 3.837 1.976 5.813
6 KAB. TASIKMALAYA 47.780

id
7 KAB. CIAMIS 80.161 8.477 11.825 20.574 481 612 1.093

o.
8 KAB. KUNINGAN 130.303 200.077 330.380 29.096 41.799 70.895 2.030 1.661 3.690

g
9 KAB. CIREBON - - 478.049 - - 60.606 - - 2.183

v.
10 KAB. MAJALENGKA 60.791 81.492 142.283 19.134 23.921 43.055 2.231 1.687 3.918
11 KAB. SUMEDANG 78.564 110.551 189.115 6.546 8.211 14.757 335 186 521

ro
12 KAB. INDRAMAYU 138.665 9.714 10.688 47.201 24 33 3.689

rp
13 KAB. SUBANG
14 KAB. PURWAKARTA 63.272 55.584 118.856 7.495 9.482 16.977 4.062 2.763 6.825

ba
15 KAB. KARAWANG 328.360 407.550 1.086.298 45.035 60.117 151.136 6.691 4.220 13.340
16 KAB. BEKASI 354.470 489.767 844.237 40.980 43.411 84.391 10.608 11.844 22.452

ja
17 KAB. BANDUNG BARAT 41.896 58.735 100.631 3.689 3.074 6.763 26.312 17.012 43.324

s.
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR 41.896 58.735 100.631 3.689 3.074 6.763 26.312 17.012 43.324

ke
20 KOTA SUKABUMI 112.754 151.420 264.174 29.414 33.531 62.945 340 221 561
21 KOTA BANDUNG - - 1.189.064
is - - - - - -
22 KOTA CIREBON 224.149 289.493 513.642 27.087 38.893 65.980 3.989 4.735 8.724
.d
23 KOTA BEKASI 1.039.432 1.429.138 2.468.570 171.725 174.101 345.826 457 424 881
w

24 KOTA DEPOK - - 859.018 - - - - - -


w

25 KOTA CIMAHI 270.636 214.015 484.651 25.696 20.657 46.353 3.724 2.482 6.206
26 KOTA TASIKMALAYA 107.633 308.692 416.325 29.374 67.670 97.044 8.437 3.879 12.316
w

27 KOTA BANJAR 10.679 11.045 21.724 2.021 2.178 4.199 4 11 15

SUB JUMLAH II 2.971.777 4.004.092 11.969.445 581.235 687.609 1.455.776 102.434 83.085 193.762
JAWA BARAT 10.063.609 15.827.566 42.299.091 949.169 1.126.982 2.917.562 197.661 189.069 633.205
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 23.680.927 23.028.642 46.709.569 23.680.927 23.028.642 46.709.569
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 42,50 68,73 90,56 4,01 4,89 6,25

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
TABEL 55

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT


KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

JUMLAH PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM


JUMLAH PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) PASIEN KELUAR MATI GDR NDR
NO KAB/KOTA TEMPAT DIRAWAT
RS
TIDUR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 KAB. BOGOR 25 2.976 42.151 63.076 160.164 1.370 1.205 4.674 634 601 1.995 32,5 19,1 29,2 15,0 9,5 12,5
2 KAB. SUKABUMI 7 1.108 24.246 342 166 14,1 6,8
3 KAB. CIANJUR 3 555 - - -

id
4 KAB. BANDUNG 7 1.042 44.263 1.835 635 41,5 14,3

o.
5 KAB. GARUT 6 748 33.773 40.744 74.517 921 1.049 1.970 538 552 1.090 27,3 25,7 26,4 15,9 13,5 14,6
6 KAB. TASIKMALAYA 1 120 3.932 5.726 9.658 154 134 288 96 76 172 39,2 23,4 29,8 24,4 13,3 17,8

g
7 KAB. CIAMIS 4 412 6.609 9.485 21.331 288 240 548 130 134 269 43,6 25,3 25,7 19,7 14,1 12,6

v.
8 KAB. KUNINGAN 7 834 29.623 41.198 70.821 871 960 1.831 429 514 943 29,4 23,3 25,9 14,5 12,5 13,3

ro
9 KAB. CIREBON 10 1.480 81.248 - - 3.816 - - 1.677 47,0 20,6

rp
10 KAB. MAJALENGKA 3 494 17.492 21.367 38.859 619 571 1.190 206 217 423 35,4 26,7 30,6 11,8 10,2 10,9
11 KAB. SUMEDANG 2 396 14.475 20.584 35.059 603 506 1.109 315 296 611 41,7 24,6 31,6 21,8 14,4 17,4

ba
12 KAB. INDRAMAYU 6 617 17.661 25.559 43.220 437 368 1.950 221 224 934 24,7 14,4 45,1 12,5 8,8 21,6

ja
13 KAB. SUBANG 8 - - -
14 KAB. PURWAKARTA 11 763 6.843 8.903 22.931 391 381 772 16 24 40 57,1 42,8 33,7 2,3 2,7 1,7

s.
15 KAB. KARAWANG 20 2.104 32.893 39.819 90.082 384 317 948 188 154 657 11,7 8,0 10,5 5,7 3,9 7,3

ke
16 KAB. BEKASI 44 1.456 55.060 59.193 114.253 587 546 1.133 261 233 494 10,7 9,2 9,9 4,7 3,9 4,3
17 KAB. BANDUNG BARAT 6 459 2.338 2.477 4.815 3 3 47 3 3 47 1,3 1,2 9,8 1,3 1,2 9,8
18 KAB. PANGANDARAN 0 - - - -
is - - - - - - - - - - - -
.d
19 KOTA BOGOR 16 2.262 40.208 63.669 115.154 1.218 1.135 2.900 685 642 1.578 30,3 17,8 25,2 17,0 10,1 13,7
w

20 KOTA SUKABUMI 6 1.149 10.187 12.176 64.506 111 91 1.795 44 51 924 10,9 7,5 27,8 4,3 4,2 14,3
w

21 KOTA BANDUNG 33 2.783 62.873 72.270 217.297 1.191 962 3.980 809 661 2.825 18,9 13,3 18,3 12,9 9,1 13,0
w

22 KOTA CIREBON 11 1.163 27.903 38.041 65.944 1.304 1.476 2.780 833 765 1.598 46,7 38,8 42,2 29,9 20,1 24,2
23 KOTA BEKASI 38 3.795 - - 210.359 - - 3.805 - - 1.592 18,1 7,6
24 KOTA DEPOK 20 1.968 49.064 60.277 114.326 567 573 1.457 321 339 792 11,6 9,5 12,7 6,5 5,6 6,9
25 KOTA CIMAHI 6 1.176 41.501 39.208 80.709 937 816 1.753 356 293 649 22,6 20,8 21,7 8,6 7,5 8,0
26 KOTA TASIKMALAYA 13 995 29.460 33.993 63.453 1.042 974 2.016 567 590 1.157 35,4 28,7 31,8 19,2 17,4 18,2
27 KOTA BANJAR 3 321 2.001 2.168 4.169 65 54 119 27 21 48 32,5 24,9 28,5 13,5 9,7 11,5

JAWA BARAT 316 31.176 526.047 659.933 1.771.384 13.063 12.361 43.058 6.679 6.390 21.316 2,5 1,9 2,4 1,3 1,0 1,2

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 56

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT


KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

JUMLAH PASIEN JUMLAH


JUMLAH RS JUMLAH HARI ALOS
NO KAB/KOTA JUMLAH RS TEMPAT KELUAR LAMA BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI)
LAPOR PERAWATAN (HARI)
TIDUR (HIDUP + MATI) DIRAWAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 KAB. BOGOR 25 25 2976 160.164 516.342 509.099 47,5 53,82 3,56 3,2
2 KAB. SUKABUMI 7 4 1108 24.246 51.879 66.560 12,8 21,88 14,54 2,7

id
3 KAB. CIANJUR 3 0 -

o.
4 KAB. BANDUNG 7 7 1042 44.263 258.159 310.074 67,9 42,48 2,76 7,0

g
5 KAB. GARUT 6 3 748 74.517 216.904 281.699 79,4 99,62 0,75 3,8

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 1 1 120 9.658 38.579 38.579 88,1 80,48 0,54 4,0
7 KAB. CIAMIS 4 3 412 21.331 68.218 68.088 45,4 51,77 3,85 3,2

ro
8 KAB. KUNINGAN 7 7 834 70.821 256.983 230.866 84,4 84,92 0,67 3,3

rp
9 KAB. CIREBON 10 9 1480 81.248 331.384 307.091 61,3 54,90 2,57 3,8
10 KAB. MAJALENGKA 3 3 494 38.859 112.748 128.284 62,5 78,66 1,74 3,3

ba
11 KAB. SUMEDANG 2 2 396 35.059 92.847 89.705 64,2 88,53 1,47 2,6
12 KAB. INDRAMAYU 6 5 617 43.220 139.900 112.679 62,1 70,05 1,97 2,6

ja
13 KAB. SUBANG 8 0 - 0,0 - - - - - -

s.
14 KAB. PURWAKARTA 11 4 763 22.931 101.883 87.554 36,6 30,05 7,70 3,8
15 KAB. KARAWANG 20 12 2104 90.082 398.149 399.891 51,8 42,81 4,11 4,4

ke
16 KAB. BEKASI 44 16 2146 114.253 220.885 232.446 28,2 53,24 4,92 2,0
17 KAB. BANDUNG BARAT 6 2 134 4.815 20.164 19.408 41,2 35,93 5,97 4,0
18 KAB. PANGANDARAN 0 -
is -
.d
19 KOTA BOGOR 16 13 2262 115.154 424.036 453.662 51,4 50,91 3,49 3,9
w

20 KOTA SUKABUMI 6 5 1145 64.506 275.339 243.266 65,9 56,34 2,21 3,8
21 KOTA BANDUNG 33 16 2753 217.297 631.793 89.062 62,9 78,93 1,72 0,4
w

22 KOTA CIREBON 11 11 1163 65.944 237.413 240.555 55,9 56,70 2,84 3,6
w

23 KOTA BEKASI 38 38 3795 210.359 698.587 862.728 50,4 55,43 3,26 4,1
24 KOTA DEPOK 20 20 1968 114.326 345.925 303.517 48,2 58,09 3,26 2,7
25 KOTA CIMAHI 6 6 1176 80.709 264.420 220.306 61,6 68,63 2,04 2,7
26 KOTA TASIKMALAYA 13 12 995 63.453 218.990 228.027 60,3 63,77 2,27 3,6
27 KOTA BANJAR 3 1 321 4.169 12.429 11.995 10,6 12,99

JAWA BARAT 316 225 30952 1771384 5.933.956 5.535.141 52,5 57,23 3,0 3,1

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
TABEL 57

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

RUMAH TANGGA
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH
JUMLAH DIPANTAU % DIPANTAU % BER- PHBS
BER- PHBS
1 2 4 5 6 7 8

1 KAB. BOGOR 1.283.916 885.569 69,0 505.706 57,1

id
2 KAB. SUKABUMI 1.580.612 659.279 41,7 301.381 45,7

o.
3 KAB. CIANJUR 2.197.993 792.312 36,0 330.527 41,7
4 KAB. BANDUNG 743.177 98.139 13,2 42.528 43,3

g
5 KAB. GARUT 699.206 551.446 78,9 218.493 39,6

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 717.447 105.710 14,7 51.036 48,3

ro
7 KAB. CIAMIS 375.998 227.233 60,4 101.218 44,5
8 KAB. KUNINGAN 288.934 279.238

rp
96,6 167.768 60,1
9 KAB. CIREBON 571.043 320.248 56,1 168.773 52,7

ba
10 KAB. MAJALENGKA 338.144 277.342 82,0 148.275 53,5
11 KAB. SUMEDANG 355.289 351.807 99,0 166.478 47,3

ja
12 KAB. INDRAMAYU 487.260 95.621 19,6 38.468 40,2

s.
13 KAB. SUBANG 199.140 199.140 100,0 127.708 64,1
14 KAB. PURWAKARTA 238.015 238.015 100,0 154.323 64,8

ke
15 KAB. KARAWANG 582.685 561.849 96,4 296.274 52,7
16 KAB. BEKASI 769.351 is 767.865 99,8 457.245 59,5
17 KAB. BANDUNG BARAT 453.373 49.200 10,9 26.559 54,0
.d
18 KAB. PANGANDARAN 130.409 34.484 26,4 16.310 47,3
19 KOTA BOGOR 197.497 183.033 92,7 116.030 63,4
w

20 KOTA SUKABUMI 67.461 18.580 27,5 6.991 37,6


w

21 KOTA BANDUNG 462.551 381.657 82,5 251.547 65,9


w

22 KOTA CIREBON 79.475 76.995 96,9 49.507 64,3


23 KOTA BEKASI 600.585 168.199 28,0 103.030 61,3
24 KOTA DEPOK 405.929 383.131 94,4 296.949 77,5
25 KOTA CIMAHI 109.735 109.735 100,0 56.843 51,8
26 KOTA TASIKMALAYA 159.485 159.485 100,0 73.855 46,3
27 KOTA BANJAR 52.460 52.460 100,0 35.303 67,3

JAWA BARAT 14.147.170 8.027.772 56,7 4.309.125 53,7

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 58

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

RUMAH MEMENUHI JUMLAH RUMAH MEMENUHI


RUMAH DIBINA
SYARAT (RUMAH RUMAH YANG RUMAH DIBINA SYARAT (RUMAH
JUMLAH MEMENUHI SYARAT
NO KABUPATEN/KOTA SEHAT) BELUM SEHAT)
SELURUH RUMAH
MEMENUHI
JUMLAH % SYARAT JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

id
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KAB. BOGOR 993.304 615.666 61,98 377.638 294.250 77,92 223.641 76,00 839.308 84,50

o.
2 KAB. SUKABUMI 644.374 339.410 52,67 304.964 130.639 42,84 67.272 51,49 406.682 63,11

g
3 KAB. CIANJUR 203.432 99.933 49,12 90.322 38.052 42,13 21.348 56,10 121.281 59,62

v.
4 KAB. BANDUNG 743.177 379.274 51,03 338.665 49.276 14,55 25.238 51,22 404.512 54,43
5 KAB. GARUT 638.252 432.778 67,81 205.474 60.086 29,24 25.560 42,54 458.338 71,81

ro
6 KAB. TASIKMALAYA 467.360 215.389 46,09 254.070 138.718 54,60 112.467 81,08 327.856 70,15
7 KAB. CIAMIS 348.964 178.703 51,21 188.461 129.825 68,89 52.228 40,23 230.931 66,18

rp
8 KAB. KUNINGAN 277.468 154.477 55,67 122.991 29.135 23,69 17.822 61,17 172.299 62,10

ba
9 KAB. CIREBON 467.783 305.762 65,36 162.642 116.544 71,66 69.313 59,47 375.075 80,18
10 KAB. MAJALENGKA 332.026 234.244 70,55 100.722 56.727 56,32 29.189 51,46 263.433 79,34

ja
11 KAB. SUMEDANG 315.425 185.434 58,79 129.991 88.462 68,05 50.769 57,39 236.203 74,88
12 KAB. INDRAMAYU 442.250 279.134 63,12 163.116 20.156 12,36 8.383 41,59 287.517 65,01

s.
13 KAB. SUBANG 404.160 277.914 68,76 126.246 34.824 27,58 127 0,36 278.041 68,79
14 KAB. PURWAKARTA 249.740 137.841 55,19 111.899 34.660 30,97 18.117 52,27 155.958 62,45

ke
15 KAB. KARAWANG 566.427 329.653 58,20 201.918 345.735 171,23 248.978 72,01 578.631 100,00
16 KAB. BEKASI 770.823 438.414 is 56,88 99.906 107.373 107,47 141.124 131,43 579.538 75,18
17 KAB. BANDUNG BARAT 463.373 261.121 56,35 246.396 236.431 95,96 16.885 7,14 278.006 60,00
.d
18 KAB. PANGANDARAN 116.018 70.867 61,08 45.151 45.151 100,00 2.258 5,00 73.125 63,03
19 KOTA BOGOR 185.483 127.132 68,54 58.218 56.240 96,60 40.778 72,51 167.910 90,53
w

20 KOTA SUKABUMI 72.573 21.726 29,94 50.847 15.222 29,94 6.949 45,65 28.675 39,51
w

21 KOTA BANDUNG 405.901 299.346 73,75 106.565 106.565 100,00 1.113 1,04 300.459 74,02
w

22 KOTA CIREBON 62.533 50.343 80,51 11.775 11.575 98,30 806 6,96 51.149 81,80
23 KOTA BEKASI 500.354 453.580 90,65 46.774 22.473 48,05 7.497 33,36 461.077 92,15
24 KOTA DEPOK 419.025 338.066 80,68 80.959 31.470 38,87 22.020 69,97 360.086 85,93
25 KOTA CIMAHI 102.028 33.253 32,59 68.775 15.171 22,06 6.852 45,17 40.105 39,31
26 KOTA TASIKMALAYA 144.827 64.872 44,79 79.955 15.927 19,92 11.917 74,82 76.789 53,02
27 KOTA BANJAR 49.896 33.851 67,84 16.843 10.206 60,59 5.241 51,35 39.092 78,35

JAWA BARAT 10.386.976 6.358.183 61,21 3.791.283 2.240.893 1.610 1.233.892 1.339 7.592.075 73,09

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 59

PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

BUKAN JARINGAN PERPIPAAN

SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA TERMINAL AIR

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK
MEMENUHI

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT
SYARAT

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
NO KABUPATEN/KOTA PENDUDUK

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
SARANA

SARANA

SARANA

SARANA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
id
o.
1 2 4 5 6 8 9 10 11 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

g
1 KAB. BOGOR 5.459.668 374.837 1.874.185 321.005 1.605.026 24.787 619.675 22.232 555.790 189.420 947.100 33.496 167.482 - - - -

v.
2 KAB. SUKABUMI 2.434.221 266.111 849.582 175.205 630.644 99.142 313.304 53.235 192.261 40.522 245.079 27.416 178.968 4.674 43.721 3.436 39.268
3 KAB. CIANJUR 2.243.904 235.868 967.789 84.039 346.451 58.045 262.381 27.233 189.134 15.748 53.575 10.104 44.788 1.646 8.196 387 2.563

ro
4 KAB. BANDUNG 3.534.114 210.679 1.023.709 194.386 941.950 168.067 748.960 162.552 722.466 32.084 137.682 31.326 135.103 8.419 144.100 7.582 134.027

rp
5 KAB. GARUT 2.548.723 214.060 1.517.190 121.766 1.090.788 10.416 96.857 6.960 56.421 4.282 29.575 3.203 30.026 855 8.757 1.128 7.124
6 KAB. TASIKMALAYA 1.735.998 98.138 478.242 72.768 348.429 148.513 674.385 123.131 537.885 8.921 41.153 7.672 36.354 1.859 51.589 1.311 36.796

ba
7 KAB. CIAMIS 1.168.682 234.072 932.709 112.134 74.470 2.135 4.105 2.567 1.345 2.115 3.054 1.807 2.113 - - - -
8 KAB. KUNINGAN 1.055.417 60.730 242.920 52.610 210.440 79.405 317.620 75.371 301.484 11.920 47.680 10.933 43.732 - - - -

ja
9 KAB. CIREBON 2.126.179 116.278 590.926 78.400 411.629 103.957 462.069 65.691 315.333 124.035 609.374 91.280 448.541 31 1.262 26 998
10 KAB. MAJALENGKA 1.182.109 - - - - 91.735 386.118 72.996 331.327 53.761 223.190 42.426 182.595 520 25.809 481 22.014

s.
11 KAB. SUMEDANG 1.137.273 100.580 334.413 67.292 300.765 29.293 106.977 21.914 92.639 8.036 37.416 7.892 36.847 1.000 27.400 726 26.167
12 KAB. INDRAMAYU 1.691.386 94.157 357.483 78.735 303.473 21.049 79.601 11.774 47.883 130.948 610.946 113.254 545.757 879 3.514 799 2.838

ke
13 KAB. SUBANG 1.529.388 111.196 529.605 69.088 393.322 38.601 206.282 25.663 142.491 91.710 554.995 62.245 362.913 - - - -
14 KAB. PURWAKARTA 921.598 68.121 313.728 50.842 252.134 51.811 197.179 38.524 142.055 26.280 86.049 23.814 79.376 310 9.790 47 7.662
15 KAB. KARAWANG 2.273.579 64.676 258.522 43.639 168.453
is - - - - 274.094 1.072.785 207.975 174.789 - - - -
.d
16 KAB. BEKASI 3.246.013 40.093 149.954 27.935 10.893 71.376 331.280 51.193 223.225 441.069 1.299.420 293.071 926.560 76 12.844 55 12.844
17 KAB. BANDUNG BARAT 1.629.423 85.384 329.024 75.227 284.141 95.052 376.781 76.071 306.133 74.361 294.063 63.920 261.469 7.675 230.006 6.929 208.397
w

18 KAB. PANGANDARAN 390.483 72.775 175.658 52.818 50.943 313 3.435 250 2.748 497 2.138 479 2.065 - - - -
w

19 KOTA BOGOR 1.047.922 13.207 90.093 9.660 49.609 20.904 91.684 19.467 90.672 33.918 352.673 22.285 175.143 3 100 1 20
20 KOTA SUKABUMI 318.117 3.015 14.320 1.683 7.983 33.485 159.625 24.430 109.656 21.913 104.989 17.921 86.461 - - - -
w

21 KOTA BANDUNG 2.481.469 88.015 165.375 47.929 187.558 25.363 86.237 11.965 91.108 49.473 115.089 30.657 176.679 - - - -
22 KOTA CIREBON 307.494 8.204 40.076 7.596 32.009 1.863 10.762 1.794 10.333 5.321 23.662 5.165 17.126 1 3 1 3
23 KOTA BEKASI 2.714.825 27.148 135.631 26.722 133.500 61.823 262.732 61.175 259.155 333.486 1.550.040 324.725 1.509.427 17 1.727 11 1.727
24 KOTA DEPOK 2.106.102 13.261 53.464 12.254 48.467 129.533 554.667 119.039 511.700 177.894 823.209 158.247 742.079 4 21 4 21
25 KOTA CIMAHI 586.580 8.387 32.340 2.773 11.170 15.758 64.818 2.149 9.704 24.002 107.159 10.075 45.249 364 5.336 324 5.117
26 KOTA TASIKMALAYA 657.477 36.696 137.210 36.696 137.210 71.743 269.211 71.743 269.211 3.212 14.347 3.212 14.347 - - - -
27 KOTA BANJAR 181.425 26.697 87.468 23.502 77.208 12.527 53.503 10.320 39.001 1.763 5.707 1.723 5.578 - - - -

JAWA BARAT 46.709.569 2.672.385 11.681.616 1.846.704 8.108.665 1.466.696 6.740.248 1.159.438 5.551.159 2.180.785 9.392.149 1.606.324 6.431.566 28.333 574.175 23.248 507.586

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 59 A

PENDUDUK DENGAN
PENDUDUK
AKSES BERKELANJUTAN
DENGAN AKSESTERHADAP
BERKELANJUTAN
AIR MINUM
TERHADAP
BERKUALITAS
AIR MINUM
(LAYAK)
BERKUALITAS
MENURUT (LAYAK)
KABUPATEN/KOTA
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT
PROVINSI
TAHUNJAWA
2015BARAT TAHUN 2015

BUKAN JARINGAN PERPIPAAN PENDUDUK YANG


PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM) MEMILIKI AKSES AIR
MATA AIR TERLINDUNG PENAMPUNGAN AIR HUJAN MINUM

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
NO KABUPATEN/KOTA PENDUDUK

JUMLAH
PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
SARANA

SARANA

SARANA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

%
id
o.
1 2 4 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

g
1 KAB. BOGOR 5.459.668 115 40.250 94 32.970 - - - - 23.938 134.545 18.445 922.250 3.283.518 60,14

v.
2 KAB. SUKABUMI 2.434.221 31.718 247.921 17.408 4.575 4.575 18.373 1.932 10.286 58.399 330.645 51.589 281.951 1.337.953 54,96
3 KAB. CIANJUR 2.243.904 58.882 317.368 8.075 77.746 - - - - 46.930 213.428 22.589 117.869 778.551 34,70

ro
4 KAB. BANDUNG 3.534.114 17.907 129.885 16.844 129.487 - - - - 85.443 364.250 85.426 363.485 2.426.518 68,66

rp
5 KAB. GARUT 2.548.723 7.194 85.038 7.749 128.092 15 14.781 9 8.252 25.750 438.685 24.275 445.361 1.766.064 69,29
6 KAB. TASIKMALAYA 1.735.998 10.000 254.240 8.291 66.241 7.843 33.149 3.662 15.634 17.162 116.888 15.188 93.285 1.134.624 65,36

ba
7 KAB. CIAMIS 1.168.682 - - - - - - - - 42 1.015 25 827 78.755 6,74
8 KAB. KUNINGAN 1.055.417 244 14.760 226 13.560 7 21 - - 85.023 340.092 81.518 326.072 895.288 84,83

ja
9 KAB. CIREBON 2.126.179 2.659 17.590 1.123 12.388 97 329 97 332 36.530 176.722 36.304 148.458 1.337.679 62,91
10 KAB. MAJALENGKA 1.182.109 358 13.509 293 11.635 - - - - 83.553 337.449 65.043 292.365 839.936 71,05

s.
11 KAB. SUMEDANG 1.137.273 22.264 106.840 21.573 91.110 - - - - 114.909 490.124 100.555 427.728 975.256 85,75
12 KAB. INDRAMAYU 1.691.386 6 21 6 21 1.367 5.273 1.149 4.651 98.216 373.105 92.020 354.051 1.258.674 74,42

ke
13 KAB. SUBANG 1.529.388 285 43.249 193 32.075 - - - - 86.853 405.436 21.677 330.044 1.260.845 82,44
14 KAB. PURWAKARTA 921.598 8.141 37.913 2.990 31.287 2.213 14.128 10 100 40.630 156.137 37.204 135.844 648.458 70,36
15 KAB. KARAWANG 2.273.579 2.337 8.287 1.139 530
is 1.534 6.422 972 3.215 58.749 244.614 54.701 159.650 506.637 22,28
.d
16 KAB. BEKASI 3.246.013 113 743 107 717 22.858 16.673 16.927 13.869 92.890 387.012 77.882 341.277 1.529.385 47,12
17 KAB. BANDUNG BARAT 1.629.423 5.306 235.286 8.004 204.333 - - - - 6.033 77.342 5.834 75.994 1.340.467 82,27
w

18 KAB. PANGANDARAN 390.483 2.900 9.672 2.320 7.738 204 798 163 638 3.544 18.459 2.835 14.767 78.899 20,21
w

19 KOTA BOGOR 1.047.922 1.191 17.652 737 12.267 - - - - 115.146 506.653 114.348 490.058 817.769 78,04
20 KOTA SUKABUMI 318.117 71 6.349 54 5.334 - - - - 11.627 55.436 11.057 48.480 257.914 81,08
w

21 KOTA BANDUNG 2.481.469 248 1.656 99 543 94 587 69 540 187.031 829.994 121.041 1.380.603 1.837.031 74,03
22 KOTA CIREBON 307.494 5 440 5 440 - - - - 50.166 254.403 50.147 241.752 301.663 98,10
23 KOTA BEKASI 2.714.825 - - - - - - - - 85.056 351.469 85.056 351.469 2.255.278 83,07
24 KOTA DEPOK 2.106.102 23 286 14 61 - - - - 47.488 247.402 47.160 247.259 1.549.587 73,58
25 KOTA CIMAHI 586.580 4.331 26.218 19 1.263 - 20 - - 15.006 58.558 8.249 36.684 109.186 18,61
26 KOTA TASIKMALAYA 657.477 45 4.178 45 4.178 - - - - 22.637 73.420 22.637 73.420 498.366 75,80
27 KOTA BANJAR 181.425 717 20.343 345 6.153 - - - - 8.904 33.985 8.989 28.525 156.465 86,24

JAWA BARAT 46.709.569 177.060 1.639.694 97.753 874.744 40.807 110.554 24.990 57.517 1.507.655 7.017.268 1.261.794 7.729.528 29.260.766 62,64

Sumber::Profil
Sumber ProfilKesehatan Kabupaten/Kota
Kesehatan Tahun 2015 Tahun 2015
Kabupaten/Kota
TABEL 60

PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM


YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

MEMENUHI SYARAT
JUMLAH PENYELENGGARA JUMLAH SAMPEL
NO KABUPATEN/KOTA (FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)
AIR MINUM DIPERIKSA
JUMLAH %
1 2 4 5 7 8
1 KAB. BOGOR 133 202 173 85,64

id
2 KAB. SUKABUMI 22.831 206 128 62,14

o.
3 KAB. CIANJUR 5.649 71 34 47,89

g
4 KAB. BANDUNG 253 487 259 53,18

v.
5 KAB. GARUT 86 82 82 100,00
6 KAB. TASIKMALAYA 217 208 168 80,77

ro
7 KAB. CIAMIS 84 68 42 61,76
8 KAB. KUNINGAN 278 278 242 87,05

rp
9 KAB. CIREBON 13.757 5.314 3982 74,93

ba
10 KAB. MAJALENGKA 11.957 502 313 62,35
11 KAB. SUMEDANG 485 206 183 88,83

ja
12 KAB. INDRAMAYU 418 311 250 80,39
13 KAB. SUBANG 94 24 22 91,67

s.
14 KAB. PURWAKARTA 184 39 35 89,74

ke
15 KAB. KARAWANG 12 12 12 100,00
16 KAB. BEKASI 1.029 240 183 76,25
17 KAB. BANDUNG BARAT
is 422 13 12 92,31
.d
18 KAB. PANGANDARAN 72 5 5 100,00
19 KOTA BOGOR 1 60 54 90,00
w

20 KOTA SUKABUMI 7.795 396 322 81,31


w

21 KOTA BANDUNG 187.031 350 301 86,00


w

22 KOTA CIREBON 1 655 638 97,40


23 KOTA BEKASI 654 316 245 77,53
24 KOTA DEPOK 9 1 1 100,00
25 KOTA CIMAHI 34 10 7 70,00
26 KOTA TASIKMALAYA 234 125 114 91,20
27 KOTA BANJAR 83 79 78 98,73

JAWA BARAT 253.803 10.260 7.885 76,85

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 61

PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN,
KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

JENIS SARANA JAMBAN


KOMUNAL LEHER ANGSA

PENDUDUK
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT

JUMLAH

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK
% PENDUDUK

% PENDUDUK
SARANA

SARANA
PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
PENDUDUK

PENDUDUK
NO KABUPATEN/KOTA

SARANA

SARANA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
id
o.
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 KAB. BOGOR 5.459.668 3.510 140.400 3.174 79.350 56,52 566.024 5.660.240 495.917 3.471.417 61,33

g
2 KAB. SUKABUMI 2.434.221 23.841 152.402 15.008 90.074 59,10 436.698 1.384.765 297.131 984.856 71,12

v.
3 KAB. CIANJUR 2.243.904 1.609 136.002 13.674 109.844 80,77 300.920 1.228.185 190.762 770.392 62,73
4 KAB. BANDUNG 3.534.114 4.996 184.331 3.834 152.076 82,50 457.019 2.143.656 372.555 1.725.595 80,50

ro
5 KAB. GARUT 2.548.723 - - - - - 321.307 2.038.348 244.231 1.286.263 63,10

rp
6 KAB. TASIKMALAYA 1.735.998 11.150 98.693 5.865 40.019 40,55 230.322 1.097.116 182.751 870.462 79,34
7 KAB. CIAMIS 1.168.682 118 1.180 81 960 81,36 68.905 717.401 61.350 179.850 25,07

ba
8 KAB. KUNINGAN 1.055.417 281 4.215 281 960 22,78 235.783 940.340 228.417 911.440 96,93
9 KAB. CIREBON 2.126.179 31 10.194 21 648 6,36 381.303 1.716.650 277.094 1.401.833 81,66

ja
10 KAB. MAJALENGKA 1.182.109 70 894 54 692 77,40 195.951 786.716 159.733 646.249 82,15
11 KAB. SUMEDANG 1.137.273 1.516 55.267 1.443 53.432 96,68 273.740 928.257 272.785 836.132 90,08

s.
12 KAB. INDRAMAYU 1.691.386 - - - - - 278.646 1.252.136 227.440 1.086.102 86,74

ke
13 KAB. SUBANG 1.529.388 - - - - - 303.978 1.264.495 303.671 1.264.230 99,98
14 KAB. PURWAKARTA 921.598 940 7.716 643 6.258 81,10 195.524 679.472 165.919 590.181 86,86
15 KAB. KARAWANG
16 KAB. BEKASI
2.273.579
3.246.013 202.308
97 9.088
160.523
is 97
56.770
9.088
69.686
100,00
43,41
358.565
613.235
2.189.757
2.115.640
277.802
571.627
1.985.786
1.645.239
90,69
77,77
.d
17 KAB. BANDUNG BARAT 1.629.423 1.294 83.229 1.193 77.424 93,03 365.255 1.241.622 343.492 1.115.430 89,84
w

18 KAB. PANGANDARAN 390.483 - - - - - 80.463 252.643 62.464 182.601 72,28


19 KOTA BOGOR 1.047.922 854 27.839 9.131 18.776 67,44 148.847 723.104 134.414 640.105 88,52
w

20 KOTA SUKABUMI 318.117 121 22.626 39 3.705 16,37 64.870 305.579 30.238 141.548 46,32
w

21 KOTA BANDUNG 2.481.469 - - - - - 385.002 2.396.889 213.444 1.759.610 73,41


22 KOTA CIREBON 307.494 1.988 11.146 1.815 10.188 91,40 60.069 295.917 57.278 277.561 93,80
23 KOTA BEKASI 2.714.825 641 5.135 629 4.690 91,33 505.524 2.318.883 498.753 2.273.100 98,03
24 KOTA DEPOK 2.106.102 13.016 51.965 10.837 46.601 89,68 366.885 1.668.200 331.234 1.496.582 89,71
25 KOTA CIMAHI 586.580 2.925 21.222 2.311 15.495 73,01 85.784 395.059 65.131 292.683 74,09
26 KOTA TASIKMALAYA 657.477 - - - - - 164.688 405.864 126.278 233.439 57,52
27 KOTA BANJAR 181.425 47 678 43 678 100,00 46.106 164.629 41.099 147.862 89,82

JAWA BARAT 46.709.569 271.353 1.184.745 126.943 790.644 66,74 7.491.413 36.311.563 6.233.010 28.216.547 77,71

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 61 A

PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN,
KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

JENIS SARANA JAMBAN


PENDUDUK DENGAN
PLENGSENGAN CEMPLUNG
AKSES SANITASI LAYAK

PENDUDUK
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT

JUMLAH

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK
% PENDUDUK

% PENDUDUK
SARANA

SARANA
PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
PENDUDUK

PENDUDUK
NO KABUPATEN/KOTA

SARANA

SARANA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
JUMLAH %

id
o.
1 2 4 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 KAB. BOGOR 5.459.668 74.284 1.114.260 54.876 110.752 9,94 89.773 897.730 47.529 137.500 15,32 3.799.019 69,58

g
2 KAB. SUKABUMI 2.434.221 76.258 187.907 39.676 108.420 57,70 75.015 208.722 36.218 105.319 50,46 1.288.669 52,94

v.
3 KAB. CIANJUR 2.243.904 67.512 241.677 29.939 110.046 45,53 11.408 50.843 37.347 27.451 53,99 1.017.733 45,36
4 KAB. BANDUNG 3.534.114 57.414 265.889 43.455 203.020 76,36 61.573 299.087 45.091 216.176 72,28 2.296.867 64,99

ro
5 KAB. GARUT 2.548.723 42.280 278.609 34.311 181.013 64,97 50.740 269.599 42.765 234.101 86,83 1.701.377 66,75

rp
6 KAB. TASIKMALAYA 1.735.998 24.367 99.098 16.269 68.394 69,02 22.062 87.430 5.114 19.054 21,79 997.929 57,48
7 KAB. CIAMIS 1.168.682 789 3.720 426 2.047 55,03 11.186 40.280 7.294 26.598 66,03 209.455 17,92

ba
8 KAB. KUNINGAN 1.055.417 4.543 4.543 - - - 1.430 1.430 - - - 912.400 86,45
9 KAB. CIREBON 2.126.179 7 38 - - - 64 271 28 230 84,87 1.402.711 65,97

ja
10 KAB. MAJALENGKA 1.182.109 27.565 115.585 14.756 59.726 51,67 28.008 97.576 10.810 31.216 31,99 737.883 62,42
11 KAB. SUMEDANG 1.137.273 13.074 53.275 13.074 52.993 99,47 27.830 58.349 27.830 55.834 95,69 998.391 87,79

s.
12 KAB. INDRAMAYU 1.691.386 16.156 47.359 5.544 18.541 39,15 3.847 9.644 - 1.104.643 65,31

ke
13 KAB. SUBANG 1.529.388 830 6.781 805 6.654 98,13 - - - - - 1.270.884 83,10
14 KAB. PURWAKARTA 921.598 5.247 22.636 4.212 21.436 94,70 5.331 26.388 3.677 21.343 80,88 639.218 69,36
15 KAB. KARAWANG
16 KAB. BEKASI
2.273.579
3.246.013 41.154
-
79.978
- is
27.224
-
54.359
- -
67,97 32.413
-
85.736
-
20.947
-
51.265
-
59,79
- 1.994.874
1.820.549
87,74
56,09
.d
17 KAB. BANDUNG BARAT 1.629.423 24.500 98.270 23.078 80.088 81,50 11.957 45.189 10.869 39.551 87,52 1.312.493 80,55
w

18 KAB. PANGANDARAN 390.483 1.162 3.374 903 2.618 77,59 5.116 18.275 3.014 9.349 51,16 194.568 49,83
19 KOTA BOGOR 1.047.922 31.395 153.853 13.952 67.417 43,82 4.924 24.910 4.160 15.751 63,23 742.049 70,81
w

20 KOTA SUKABUMI 318.117 2.197 10.407 635 1.514 14,55 448 2.107 58 84 3,99 146.851 46,16
w

21 KOTA BANDUNG 2.481.469 - - - - - - - - - - 1.759.610 70,91


22 KOTA CIREBON 307.494 116 569 78 399 70,12 339 1.498 24 116 7,74 288.264 93,75
23 KOTA BEKASI 2.714.825 20 120 - - - 529 6.410 - - - 2.277.790 83,90
24 KOTA DEPOK 2.106.102 578 2.528 246 953 37,70 1.075 5.026 915 3.622 72,07 1.547.758 73,49
25 KOTA CIMAHI 586.580 616 2.972 509 2.390 80,42 66 186 27 99 53,23 310.667 52,96
26 KOTA TASIKMALAYA 657.477 586 1.960 191 570 29,08 2.827 7.483 23 64 0,86 234.073 35,60
27 KOTA BANJAR 181.425 261 26.752 160 514 1,92 664 28.418 58 511 1,80 149.565 82,44

JAWA BARAT 46.709.569 512.911 2.822.160 324.319 1.153.864 40,89 448.625 2.272.587 303.798 995.234 43,79 31.156.289 66,70

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 62

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)


JUMLAH DESA MELAKSANAKAN DESA STOP BABS
NO KABUPATEN/KOTA DESA STBM
DESA/KELURAHAN STBM (SBS)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

id
1 2 4 5 6 7 8 9 10
1 KAB. BOGOR 434 110 25,35 29 6,68 - 0,0

o.
2 KAB. SUKABUMI 386 133 34,5 36 9,33 13 3,37
3 KAB. CIANJUR 360 64 17,8 - 0,00 - 0,0

g
4 KAB. BANDUNG 280 243 86,8 - 0,00 5 1,79

v.
5 KAB. GARUT 442 220 49,8 - 0,00 67 15,16

ro
6 KAB. TASIKMALAYA 351 351 100 - 0,00 17 4,84
7 KAB. CIAMIS 265 263 99 - 0,00 28 10,57

rp
8 KAB. KUNINGAN 376 161 42,8 - 0,00 56 14,89
9 KAB. CIREBON 424 313 73,8 88 20,75 98 23,11

ba
10 KAB. MAJALENGKA 343 185 53,9 - 0,00 - 0,00
11 KAB. SUMEDANG 283 283 100 57 20,14 150 53

ja
12 KAB. INDRAMAYU 317 111 35,0 - 0,00 11 3,47

s.
13 KAB. SUBANG 253 240 94,9 - 0,00 133 52,57
14 KAB. PURWAKARTA 192 110 57,3 - 0,00 21 10,94

ke
15 KAB. KARAWANG 309 121 39,2 - 0,00 65 21,04
16 KAB. BEKASI 187
is 104 55,6 58 31,02 30 16,04
17 KAB. BANDUNG BARAT 165 165 100 13 7,88 - 0,0
.d
18 KAB. PANGANDARAN 93 25 26,9 - 0,00 - 0,0
w

19 KOTA BOGOR 68 60 88,2 60 88,24 - 0,0


20 KOTA SUKABUMI 33 31 93,9 - 0,00 - 0,0
w

21 KOTA BANDUNG 151 33 21,9 0,00 1 0,66


w

22 KOTA CIREBON 22 22 100 0,00 1 4,55


23 KOTA BEKASI 56 32 57,1 - 0,00 - 0,00
24 KOTA DEPOK 63 61 96,8 - 0,00 4 6,35
25 KOTA CIMAHI 15 15 100 0,00 0,0
26 KOTA TASIKMALAYA 69 51 73,9 - 0,00 - 0,0
27 KOTA BANJAR 25 25 100 - 0,00 4 16

JAWA BARAT 5.962 3.532 59,2 341 5,72 704 11,81

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 63

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

TEMPAT-TEMPAT UMUM
YANG ADA MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

SARANA SARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN HOTEL TEMPAT-TEMPAT

JUMLAH TTU
SARANA PENDIDIKAN HOTEL RUMAH SAKIT
KESEHATAN SD SLTP SLTA PUSKESMAS BINTANG NON BINTANG UMUM
NO KABUPATEN/KOTA UMUM

PUSKESM

BINTANG

BINTANG

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
RUMAH
SAKIT
SLTP

SLTA

NON
AS
SD

%
id
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 KAB. BOGOR 2.437 800 452 101 25 37 117 3.969 965 39,6 338 42,25 196 43,4 45 45 12 48,00 19 51 - - 1.575 39,7

o.
2 KAB. SUKABUMI 1.487 478 264 58 7 9 80 2.383 884 59,4 308 64,44 186 70,5 58 100 7 100 7 78 63 78,8 1.513 63,5

g
3 KAB. CIANJUR 1.386 260 138 45 3 29 47 1.908 468 33,8 80 30,77 51 37,0 14 82 3 60 26 90 22 46,8 664 34,8

v.
4 KAB. BANDUNG 1.052 248 125 62 7 7 50 1.551 531 50,5 124 50,00 59 47,2 61 98 5 71,43 7 100 37 74,0 824 53,1
5 KAB. GARUT 1.821 462 251 65 6 13 74 2.692 1.218 66,9 347 75,11 186 74,1 63 97 6 100 13 100 48 64,9 1.881 69,9

ro
6 KAB. TASIKMALAYA 1.298 234 162 40 1 18 1.753 767 59,1 216 92,31 105 64,8 67 74 1 33,33 0 3 16,7 1.159 66,1

rp
7 KAB. CIAMIS 770 155 83 37 4 1 15 1.065 356 46,2 84 54,19 30 36,1 37 100 7 100 1 100 2 13,3 517 48,5
8 KAB. KUNINGAN 734 94 66 37 7 4 38 980 381 51,9 23 24,47 25 37,9 13 38 4 57,14 4 100 30 78,9 480 49,0

ba
9 KAB. CIREBON 1.114 253 144 57 10 4 14 1.596 888 79,7 204 80,63 120 83,3 57 100 10 100 5 125 11 78,6 1.295 81,1
10 KAB. MAJALENGKA 740 146 85 32 3 16 1.022 570 77,0 108 73,97 62 72,9 31 97 3 100 0 7 43,8 781 76,4

ja
11 KAB. SUMEDANG 682 164 106 32 2 3 17 1.006 482 70,7 118 71,95 78 73,6 76 86 2 100 3 100 8 47,1 767 76,2

s.
12 KAB. INDRAMAYU 1.027 190 166 49 6 4 22 1.464 523 50,9 106 55,79 72 43,4 68 75 6 85,71 0 - - - 775 52,9
13 KAB. SUBANG 980 145 146 40 8 2 85 1.406 655 66,8 95 65,52 71 48,6 20 50 2 28,57 2 100 32 37,6 877 62,4

ke
14 KAB. PURWAKARTA 477 120 68 20 11 9 14 719 361 75,7 87 72,50 53 77,9 15 75 11 78,57 9 100 12 85,7 548 76,2
15 KAB. KARAWANG 1.029 144 135 50 20 5 24 1.407 773 75,1 94 65,28 40 29,6 39 78 20 100 0 - 17 70,8 983 69,9
16 KAB. BEKASI 1.097 292 274 39 44 10 7 1.763
is 513 46,8 177 60,62 129 47,1 53 91 27 72,97 9 90 4 57,1 912 51,7
.d
17 KAB. BANDUNG BARAT 901 144 146 31 6 9 61 1.298 472 52,4 114 79,17 84 57,5 32 100 5 100 8 89 43 70,5 758 58,4
18 KAB. PANGANDARAN 295 46 25 15 75 103 559 232 78,6 44 95,65 22 88,0 15 100 - 100 59 79 65 63,1 437 78,2
w

19 KOTA BOGOR 339 121 149 24 16 38 17 704 213 62,8 96 79,34 92 61,7 43 91 13 86,67 26 68 12 70,6 495 74,1
w

20 KOTA SUKABUMI 149 57 51 15 6 2 30 310 108 72,5 48 84,21 48 94,1 8 89 1 100 1 50 20 66,7 234 75,5
w

21 KOTA BANDUNG 887 228 272 73 33 109 231 1.833 531 59,9 124 54,39 59 21,7 61 98 5 71,43 7 6 37 16,0 824 53,1
22 KOTA CIREBON 182 42 54 22 11 11 42 364 178 97,8 41 97,62 45 83,3 12 100 14 100 14 127 35 83,3 339 93,1
23 KOTA BEKASI 825 246 253 31 38 12 21 1.426 605 73,3 191 77,64 136 53,8 31 100 36 94,74 9 75 19 90,5 1.027 82,6
24 KOTA DEPOK 571 195 194 32 20 4 8 1.024 402 70,4 157 80,51 115 59,3 36 100 18 94,74 2 50 7 87,5 737 74,9
25 KOTA CIMAHI 140 48 45 13 6 1 4 257 44 31,4 17 35,42 17 37,8 9 64 2 33,33 0 - - - 89 34,6
26 KOTA TASIKMALAYA 291 66 77 20 13 6 28 501 197 67,7 16 24,24 17 22,1 21 100 3 12 4 67 - - 258 51,5
27 KOTA BANJAR 112 36 29 10 3 - 11 201 91 81,3 25 69,44 24 82,8 10 100 1 100 0 5 45,5 156 77,6

JAWA BARAT 22.823 5.414 3.960 1.050 316 404 1.194 35.161 13.408 58,75 3.382 62,47 2.122 53,6 995 94,8 224 70,89 235 58,2 539 45,14 20.905 59,46

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 64

TEMPAT PENGELOLAAN MAKAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
JUMLAH RUMAH RUMAH
NO KABUPATEN/KOTA JASA DEPOT AIR MAKANAN JASA DEPOT AIR MAKANAN
TPM MAKAN/ TOTAL % MAKAN/ TOTAL %
BOGA MINUM (DAM) JAJANAN BOGA MINUM (DAM) JAJANAN
RESTORAN RESTORAN
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 KAB. BOGOR 1.168 87 77 94 421 679 58,1 84 40 27 327 478 40,9


2 KAB. SUKABUMI 7.144 308 524 378 156 1.366 19,1 229 619 361 541 1.750 24,5

id
3 KAB. CIANJUR 729 27 115 181 13 336 46,1 44 146 177 15 382 52,4

o.
4 KAB. BANDUNG 4.979 176 229 378 1.336 2.119 42,6 129 181 300 2.250 2.860 57,4
5 KAB. GARUT 1.804 17 210 322 486 1.035 57,4 1 56 110 602 769 42,6

g
7.953 108 418 175 5.238 5.939 74,7 72 314 78 1.550 2.014 25,3

v.
6 KAB. TASIKMALAYA
7 KAB. CIAMIS 1.718 78 209 187 446 920 53,6 98 173 86 441 798 46,4

ro
8 KAB. KUNINGAN 1.872 23 45 189 1.179 1.436 76,7 - - 62 374 436 23,3

rp
9 KAB. CIREBON 8.818 52 232 603 3.772 4.659 52,8 14 90 217 3.036 3.357 38,1
10 KAB. MAJALENGKA 2.256 40 235 398 651 1.324 58,7 15 96 130 268 509 22,6

ba
11 KAB. SUMEDANG 4.215 52 260 276 1.395 1.983 47,0 23 195 85 1.929 2.232 53,0
12 KAB. INDRAMAYU 11.712 48 100 363 1.810 2.321 19,8 34 113 404 4.392 4.943 42,2

ja
13 KAB. SUBANG 1.723 51 156 192 662 1.061 61,6 26 54 91 491 662 38,4

s.
14 KAB. PURWAKARTA 2.600 70 257 146 664 1.137 43,7 20 196 86 1.161 1.463 56,3

ke
15 KAB. KARAWANG 3.963 83 262 275 116 736 18,6 77 1.542 584 1.024 3.227 81,4
16 KAB. BEKASI 8.723 336 802 827 1.943 3.908 49,2 509 637 840 2.829 4.815 55,2
17 KAB. BANDUNG BARAT 2.247 33 30 is 74 565 702 31,2 28 347 216 616 1.207 53,7
.d
18 KAB. PANGANDARAN 2.321 70 532 5 1.056 1.663 71,7 1 105 67 485 658 28,3
19 KOTA BOGOR 3.882 61 366 137 843 1.407 36,2 7 199 59 830 1.095 28,2
w

20 KOTA SUKABUMI 1.963 18 58 507 677 1.260 64,2 6 58 203 436 703 35,8
w

21 KOTA BANDUNG 4.050 161 205 182 473 1.021 25,2 97 534 435 1.963 3.029 74,8
w

22 KOTA CIREBON 921 40 167 100 503 810 87,9 2 - 23 86 111 12,1
23 KOTA BEKASI 4.336 127 937 490 1.177 2.731 63,0 23 150 170 785 1.128 26,0
24 KOTA DEPOK 1.871 51 87 114 14 264 14,1 128 1.070 228 182 1.607 85,9
25 KOTA CIMAHI 3.728 20 44 45 637 746 20,0 38 45 90 999 1.172 31,4
26 KOTA TASIKMALAYA 1.837 3 43 86 190 322 17,5 41 296 142 1.036 1.515 82,5
27 KOTA BANJAR 717 10 64 79 118 271 37,8 12 44 6 266 328 45,7

JAWA BARAT 99.250 2.150 6.664 6.803 26.541 42.156 42,47 1.758 7.300 5.277 28.914 43.248 43,57

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 65

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

PERSENTASE TPM

PERSENTASE TPM
JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK

TIDAK MEMENUHI

SYARAT HIGIENE
JUMLAH TPM

JUMLAH TPM
RUMAH MAKAN/

RUMAH MAKAN/

DIUJI PETIK
MEMENUHI

SANITASI
MINUM (DAM)

MINUM (DAM)
SYARAT

JASA BOGA

JASA BOGA
RESTORAN

RESTORAN
DEPOT AIR

DIBINA

DEPOT AIR
MAKANAN

MAKANAN
JAJANAN

JAJANAN
TOTAL

TOTAL
NO KABUPATEN/KOTA

id
o.
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 KAB. BOGOR 478 68 28 18 188 302 63,18 679 39 23 45 56 163 24,01

g
2 KAB. SUKABUMI 1.750 337 380 311 160 1.188 67,89 1.366 287 214 207 31 739 54,10

v.
3 KAB. CIANJUR 382 44 146 177 15 382 100 336 1 15 60 10 86 25,60
4 KAB. BANDUNG 2.860 62 118 167 727 1.074 37,55 2.119 143 21 11 137 312 14,72

ro
5 KAB. GARUT 769 3 65 118 415 601 78,15 1.035 7 35 78 97 217 20,97
6 KAB. TASIKMALAYA 2.014 67 166 104 982 1.319 65,49 5.939 11 64 116 252 443 7,46

rp
7 KAB. CIAMIS 798 98 158 119 261 636 79,70 920 28 104 65 349 546 59,35

ba
8 KAB. KUNINGAN 436 - - 62 374 436 100 1.436 - - 62 374 436 30,36
9 KAB. CIREBON 3.357 22 120 333 1.755 2.230 66,43 4.659 4 64 159 281 508 10,90
10 KAB. MAJALENGKA 509 13 87 122

ja
228 450 88,41 1.324 - - 380 - 380 28,70
11 KAB. SUMEDANG 2.232 25 123 108 1.284 1.540 69,00 1.983 31 153 195 611 990 49,92

s.
12 KAB. INDRAMAYU 4.943 58 123 478 2.511 3.170 64,13 2.321 - - - 726 726 31,28
13 KAB. SUBANG 662 19 39 67 368 493 74,47 1.061 20 5 13 - 38 3,58

ke
14 KAB. PURWAKARTA 1.463 22 141 86 727 976 66,71 1.137 39 59 52 79 229 20,14
15 KAB. KARAWANG 3.227 32 1.092 398 516 2.038 63,15 736 44 126 153 66 389 52,85
16 KAB. BEKASI 4.815 642 337
is 572 1.422 2.973 61,74 3.908 242 86 124 200 652 16,68
.d
17 KAB. BANDUNG BARAT 1.207 31 360 234 236 861 71,33 702 28 23 53 192 296 42,17
18 KAB. PANGANDARAN 658 1 105 67 485 658 100,00 1.663 1 78 67 224 370 22,25
w

19 KOTA BOGOR 1.095 50 312 145 524 1.031 94,16 1.407 14 7 23 441 485 34,47
w

20 KOTA SUKABUMI 703 6 35 167 253 461 65,58 1.260 8 8 177 3 196 15,56
21 KOTA BANDUNG 3.029 97 534 435 1.963 3.029 100 1.021 28 25 100 194 347 33,99
w

22 KOTA CIREBON 111 2 - 22 75 99 89,19 810 40 167 100 466 773 95,43
23 KOTA BEKASI 1.128 20 104 146 535 805 71,37 2.731 44 167 266 117 594 21,75
24 KOTA DEPOK 1.607 70 585 181 71 907 56,44 264 1 34 14 - 49 18,56
25 KOTA CIMAHI 1.172 17 16 63 23 119 10,15 746 - 1 20 4 25 3,35
26 KOTA TASIKMALAYA 1.515 6 86 132 555 779 51,42 322 3 - - 4 7 2,17
27 KOTA BANJAR 328 28 81 48 151 308 93,90 271 6 8 21 30 65 23,99

JAWA BARAT 43.248 1.840 5.341 4.880 16.804 28.865 66,74 42.156 1.069 1.487 2.561 4.944 10.061 23,87

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 66

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 2.651.445 1.687.986 1.278.521 2.966.507 111,88


2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 1.169.962 646.341 635.797 1.282.138 109,59
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 222.539 62.446 7.777 70.223 31,56
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 166.429 126.939 199.678 326.617 196,25
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul 17.123.683 6.380.555 13.127.278 19.507.833 113,92
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 52.990.862 33.405.409 18.859.753 52.265.162 98,63
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 1.405.523 865.757 712.109 1.577.866 112,26
8 Metampiron tablet 500 mg tablet 8.772.674 3.947.644 3.413.276 7.360.920 83,91
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul 57.756 44.005 26.035 70.040 121,27
10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida 200 tablet 44.174.837 25.715.865 20.442.436 46.158.301 104,49
mg + Magnesium Hidroksida 200 mg
11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + polimiksin tube 284.645 179.986 169.910 349.896 122,92
10.000 IU/g
12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + supp 229.352 130.106 112.148 242.254 105,63
Heksaklorofen 250 mg
13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat 3% pot 142.664 68.421 60.390 128.811 90,29

14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 413.397 267.055 442.249 709.304 171,58
15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + Levodopa tablet 2.610 - 2 2 0,08
250 mg
16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 56.174 27.735 31.336 59.071 105,16
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 16.432.850 10.056.516 9.650.759 19.707.275 119,93
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 99.386 43.000 131.800 174.800 175,88
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet 90.929 75.400 151.200 226.600 249,21
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet 7.400 3.820 19.467 23.287 314,69
21 Atropin tetes mata 0,5% botol 306 911 154 1.065 348,04

.id
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul 3.672 3.090 2.917 6.007 163,61
23 Betametason krim 0,1 % krim 648.026 372.959 291.308 664.267 102,51

go
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 220.698 121.853 109.031 230.884 104,62
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 32.781.444 17.203.812 12.453.096 29.656.908 90,47
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol 252 14 102 116 46,03

v.
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol 151.274 29.900 - 29.900 19,77
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet 2.500.500 541.200 - 541.200 21,64
ro
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 17.933 6.649 6.135 12.784 71,29
30 Diazepam tablet 2 mg tablet 2.158.226 875.987 1.598.737 2.474.724 114,66
rp
31 Diazepam tablet 5 mg tablet 133.637 49.841 47.034 96.875 72,49
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 178.813 70.594 82.520 153.114 85,63
33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 570.604 301.555 351.173 652.728 114,39
ba

34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 1.529.179 388.025 763.545 1.151.570 75,31


35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet 2.063.934 399.814 100.793 500.607 24,25
ja

36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 45.215 17.484 51.851 69.335 153,34
37 Etakridin larutan 0,1% botol 35.020 15.268 17.555 32.823 93,73
s.

38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul 20 - - - -


39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul 9.239 3.768 4.506 8.274 89,56
ke

40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 2.196.091 617.009 997.327 1.614.336 73,51


41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet 269.900 104.500 111.011 215.511 79,85
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet 836.075 451.542 131.600 583.142 69,75
is

43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 88.281 42.968 30.519 73.487 83,24
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 201.471 86.111 43.724 129.835 64,44
.d

45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 1.219.505 675.781 507.879 1.183.660 97,06
46 Furosemid tablet 40 mg tablet 1.102.380 683.072 705.937 1.389.009 126,00
w

47 Gameksan lotion 1 % botol 3.532 - - - -


48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium klorida 0,30 sach 3.363.888 2.258.243 2.016.263 4.274.506 127,07
w

g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g


49 Gentian Violet Larutan 1 % botol 150.845 62.960 35.801 98.761 65,47
w

50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 3.126.251 1.716.593 1.569.900 3.286.493 105,13


51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 28.932.708 15.488.619 10.769.828 26.258.447 90,76
52 Gliserin botol 2.145 2.434 2.881 5.315 247,79
53 Glukosa larutan infus 5% botol 121.602 69.535 103.464 172.999 142,27
54 Glukosa larutan infus 10% botol 7.378 3.320 13.380 16.700 226,34
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul 1.181 1.664 6.093 7.757 656,82
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 1.495.178 839.479 870.291 1.709.770 114,35
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet 115.926 99.882 102.842 202.724 174,87
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 680.358 452.843 570.462 1.023.305 150,41
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 1.507.094 614.452 491.900 1.106.352 73,41
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 2.245.147 520.386 513.228 1.033.614 46,04
61 Hidrkortison krim 2,5% tube 640.898 343.643 233.871 577.514 90,11
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 6.238.395 3.461.679 3.099.776 6.561.455 105,18
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 6.198.416 4.279.139 2.779.026 7.058.165 113,87
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 339.400 165.409 223.954 389.363 114,72
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 14.158.526 9.396.940 6.910.407 16.307.347 115,18
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 5.227.574 4.096.107 5.378.107 9.474.214 181,24
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 9.492.399 4.083.011 5.008.147 9.091.158 95,77
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 393.788 293.547 172.111 465.658 118,25
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial - - - - #DIV/0!
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul - - - - #DIV/0!
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 4.210.915 1.696.378 1.343.798 3.040.176 72,20
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 338.096 78.516 84.629 163.145 48,25
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 57.679.043 31.868.943 25.781.860 57.650.803 99,95
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul 920 200 1.770 1.970 214,13
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul 212 48 3.166 3.214 1.516,04
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 375.250 217.860 261.358 479.218 127,71
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 541.993 368.854 363.667 732.521 135,15
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8

78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + Sulfadoxin 500 mg tablet 200 - - - -

79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg + botol 814.545 386.472 376.882 763.354 93,72
Trimetoprim 40 mg/ 5 ml
80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg, tablet 7.513.595 4.551.634 4.165.330 8.716.964 116,02
Trimetoprim 80 mg
81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol 100 mg, tablet 386.336 204.930 640.320 845.250 218,79
Trimetoprim 20 mg
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet - - - - #DIV/0!
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul - 100 600 700 #DIV/0!
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 461.820 189.484 103.750 293.234 63,50
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial 78.250 13.488 6.060 19.548 24,98
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial 123.059 14.162 3.808 17.970 14,60
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach - - - - #DIV/0!
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol 420 - - - -
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet 2.410 760 2.058 2.818 116,93
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg tablet 896.533 371.766 464.090 835.856 93,23
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 92.459 49.491 78.493 127.984 138,42
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet 2.487.111 1.191.404 1.044.617 2.236.021 89,90
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet 4.532.536 1.662.591 3.712.421 5.375.012 118,59
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol - - - - #DIV/0!
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 92.398 55.546 60.076 115.622 125,14
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul - - - - #DIV/0!
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 107.087 53.174 103.354 156.528 146,17
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 309.446 169.870 152.975 322.845 104,33
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 776.228 595.539 332.352 927.891 119,54
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 358.356 180.012 93.539 273.551 76,33
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial 4.190 3.579 667 4.246 101,34
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 197.835 105.470 136.897 242.367 122,51

.id
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 1.719.838 1.307.324 1.063.553 2.370.877 137,85
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet 666.557 771.269 271.832 1.043.101 156,49

go
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 108.659.530 66.274.314 51.928.656 118.202.970 108,78
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol 200 9.799 441 10.240 5.120,00
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 104.288 73.998 152.240 226.238 216,94

v.
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 20.379.710 9.859.149 12.507.306 22.366.455 109,75
109 Povidon Iodida larutan 10 % botol
ro
39.082 26.691 35.911 62.602 160,18
110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 41.997 26.043 16.825 42.868 102,08
rp
111 Prednison tablet 5 mg tablet 13.947.834 7.370.639 5.704.366 13.075.005 93,74
112 Primakuin tablet 15 mg tablet 56.040 459 25.292 25.751 45,95
ba

113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 72.014 40.450 66.189 106.639 148,08
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 133.835 37.556 147.524 185.080 138,29
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet 8.600 1.050 14.856 15.906 184,95
ja

116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet 1.785.850 802.900 822.068 1.624.968 90,99
117 Ringer Laktat larutan infus botol 626.061 459.402 371.065 830.467 132,65
s.

118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap 4% tube 251.144 121.734 225.280 347.014 138,17
ke

119 Salisil bedak 2% kotak 558.647 331.843 308.204 640.047 114,57


120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial 5.401 2.080 740 2.820 52,21
is

121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial - - - - #DIV/0!
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial 272 76 133 209 76,84
.d

123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 12.860 5.185 3.060 8.245 64,11
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial 233 30 - 30 12,88
w

125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul 491.287 392.372 169.625 561.997 114,39
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol 278.023 103.267 75.879 179.146 64,44
w

127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol 820 1.612 1.330 2.942 358,78
w

128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul 1.621.244 1.105.354 1.127.081 2.232.435 137,70
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 2.199.226 860.793 569.180 1.429.973 65,02
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 109.445 50.753 31.438 82.191 75,10
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 25.355.548 15.665.085 14.251.341 29.916.426 117,99
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul - - - - #DIV/0!
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 1.431.200 1.114.436 496.737 1.611.173 112,57
134 Vaksin Rabies Vero vial 170 138 36 174 102,35
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 29.117.969 19.788.360 15.921.671 35.710.031 122,64
VAKSIN - - - -
136 BCG vial 179.881 139.680 18.585 158.265 87,98
137 T T vial 218.123 132.932 19.883 152.815 70,06
138 D T vial 86.855 48.080 2.252 50.332 57,95
139 CAMPAK 10 Dosis vial 252.840 200.458 23.828 224.286 88,71
140 POLIO 10 Dosis vial 330.014 233.913 26.361 260.274 78,87
141 DPT-HB vial 416.881 294.975 18.460 313.435 75,19
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 403.207 284.264 22.802 307.066 76,16
143 POLIO 20 Dosis vial 27.504 17.613 3.003 20.616 74,96
144 CAMPAK 20 Dosis vial 14.500 16.500 - 16.500 113,79
KETERANGAN :
Jumlah rata-rata kebutuhan obat 3.957.830

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 67

JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

id
1 2 3 4 5 6 7 8 9

o.
RUMAH SAKIT

g
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 2 40 14 2 177 236

v.
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 4 1 2 0 0 73 80

ro
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 229 229

rp
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 2.025 2.025

ba
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 821 821
3 PUSKESMAS KELILING 1016 1.016

ja
4 PUSKESMAS PEMBANTU 1.603 1.603
SARANA PELAYANAN LAIN

s.
1 RUMAH BERSALIN 110

ke
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 1.800
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA is 25
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 7.731
.d
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 500
w

6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 16


7 UNIT TRANSFUSI DARAH 19
w

SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN


w

1 INDUSTRI FARMASI 8
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 19
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 63
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 12
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 109
6 APOTEK 4.046
7 TOKO OBAT 1.205
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN 113
TABEL 67 A

JUMLAH RUMAH SAKIT MENURUT KABUPATEN/KOTA


DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

RUMAH SAKIT
NO KABUPATEN/KOTA
UMUM IBU ANAK/ BERSALIN JIWA PARU KHUSUS LAINNYA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
1 KAB BOGOR 19 6 25

id
2 KAB SUKABUMI 7 - - - - 7

o.
3 KAB CIANJUR 2 1 - - 3
4 KAB BANDUNG 7 7

g
5 KAB GARUT 6 6

v.
6 KAB TASIKMALAYA 1 1

ro
7 KAB CIAMIS 3 1 - - - 4
8 KAB KUNINGAN 7 - - - - 7

rp
9 KAB CIREBON 7 1 - 1 1 10
10 KAB MAJALENGKA 2 - - - 1 3

ba
11 KAB SUMEDANG 2 - 2
12 KAB INDRAMAYU 6 - - - - 6

ja
13 KAB SUBANG 7 1 8

s.
14 KAB PURWAKARTA 7 3 1 11

ke
15 KAB KARAWANG 15 5 20
16 KAB BEKASI 31 13 44
17
18
KAB BANDUNG BARAT
KAB PANGANDARAAN
is
4
-
1
-
1
- - -
6
-
.d
19 KOTA BOGOR 10 6 16
w

20 KOTA SUKABUMI 6 - - - - 6
w

21 KOTA BANDUNG 19 7 1 6 33
22 KOTA CIREBON 5 4 2 11
w

23 KOTA BEKASI 31 6 1 38
24 KOTA DEPOK 16 3 1 20
25 KOTA CIMAHI 6 6
26 KOTA TASIKMALAYA 7 6 - - - 13
27 KOTA BANJAR 3 3

JAWA BARAT 236 64 1 2 13 316

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 67 B

JUMLAH PUSKESMAS DENGAN PONED, TEMPAT TIDUR PUSKESMAS, PUSKESMAS KELILING DAN RUMAH SAKIT DENGAN PONEK,
DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

PUSKESMAS
PUSKESMAS TEMPAT TIDUR PUSKESMAS TEMPAT RUMAH SAKIT
JUMLAH DENGAN PUSKESMAS PUSKESMAS KELILING JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA TANPA PUSKESMAS DENGAN PONED TIDUR DENGAN PONEK
PUSKESMAS PERAWATAN PEMBANTU RUMAH SAKIT
PERAWATAN PERAWATAN PONED
JUMLAH % JUMLAH % RODA 4 RODA 2 PERAHU JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 16

1 KAB. BOGOR 101 78 23 22,8 253 23 2,3 50 117 37 25 2 8,0

id
2 KAB. SUKABUMI 58 53 5 8,6 30 5,2 128 78 7 1 14,3
3 KAB. CIANJUR 45 37 8 17,8 - 116 3 1 33,3

o.
4 KAB. BANDUNG 62 57 5 8,1 39 15 2,4 78 270 7 -

g
5 KAB. GARUT 65 50 15 23,08 317 30 4,6 50 136 48 86 6 1 16,7

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 40 15 25 62,5 264 - 153 8 1 -

ro
7 KAB. CIAMIS 37 25 12 32,4 19 5,1 87 37 - - 4 1 25,0
8 KAB. KUNINGAN 37 31 6 16,2 93 24 6,5 85 68 40 159 - 7 1 14,3

rp
9 KAB. CIREBON 57 46 11 19,3 143 35 6,1 70 59 - - 10 2 20,0
10 KAB. MAJALENGKA 32 23 9 28,1 124 28 8,8 71 41 - - 3 - -

ba
11 KAB. SUMEDANG 32 26 6 18,8 133 13 4,1 69 6 - - 2 1 50,0
12 KAB. INDRAMAYU 49 40 9 18,4 82 20 4,1 46 67 35 - - 6 2 33,3

ja
13 KAB. SUBANG 40 11 29 72,5 - 74 7 -

s.
14 KAB. PURWAKARTA 20 15 5 25,0 20 12 6,0 - 44 20 10 10 100,0

ke
15 KAB. KARAWANG 50 37 13 26,0 120 - 71 15 20 -
16 KAB. BEKASI 39 30 9 23,1 52 13,3 54 44 -
17 KAB. BANDUNG BARAT 31 26 5 16,1 is 52 11 3,5 64 31 6 -
.d
18 KAB. PANGANDARAN 15 9 6 40,0 102 9 6,0 35 - - -
19 KOTA BOGOR 24 16 8 33,3 71 6 0,8 71 - 43 - 17 - -
w

20 KOTA SUKABUMI 15 13 2 13,3 6 - 20 18 6


w

21 KOTA BANDUNG 73 68 5 6,8 - 45 33 -


22 22 - - - 16 11 -
w

22 KOTA CIREBON
23 KOTA BEKASI 31 21 10 32,3 48 10 3,2 48 24 11 38 -
24 KOTA DEPOK 32 30 2 6,3 140 - 4 42 20 -
25 KOTA CIMAHI 13 13 - - - - 12 4 - - - 7 1 14,3
26 KOTA TASIKMALAYA 20 20 - - 18 523 261,5 24 21 13 -
27 KOTA BANJAR 10 9 1 10,0 - 9 3 -

JAWA BARAT 1.050 821 229 21,8 2.025,0 884,3 8,4 362 1.603 905 245 - 316 23 7,3

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 68

PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I


NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
JUMLAH %
1 2 3 4 5

id
o.
1 RUMAH SAKIT UMUM 236 236 100

g
v.
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 80 80 100

ro
rp
JAWA BARAT 316 316 100

ba
ja
Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

s.
ke
is
.d
w
w
w
TABEL 68 A

PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR )
LEVEL I , PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I


NO KAB/KOTA JUMLAH SARANA
RUMAH SAKIT UMUM RUMAH SAKIT KHUSUS TOTAL %
1 2 3 4 5 6 7
1 KAB. BOGOR 25 19 6 25 100
2 KAB. SUKABUMI 7 7 0 7 100

id
3 KAB. CIANJUR 3 2 1 3 100

o.
4 KAB. BANDUNG 7 7 0 7 100
5 KAB. GARUT 6 6 0 6 100

g
6 KAB. TASIKMALAYA 1 1 0 1 100

v.
7 KAB. CIAMIS 4 3 1 4 100

ro
8 KAB. KUNINGAN 7 7 0 7 100
9 KAB. CIREBON 10 7 3 10 100

rp
10 KAB. MAJALENGKA 3 2 1 3 100

ba
11 KAB. SUMEDANG 2 2 0 2 100
12 KAB. INDRAMAYU 6 6 0 6 100

ja
13 KAB. SUBANG 8 7 1 8 100

s.
14 KAB. PURWAKARTA 11 7 4 11 100
15 KAB. KARAWANG 20 17 3 20 100

ke
16 KAB. BEKASI 44 31 13 44 100
17 KAB. BANDUNG BARAT 6 is 4 2 6 100
18 KAB. PANGANDARAN - - - - -
.d
19 KOTA BOGOR 16 10 6 16 100
w

20 KOTA SUKABUMI 6 6 0 6 100


21 KOTA BANDUNG 33 19 14 33 100
w

22 KOTA CIREBON 11 7 4 11 100


w

23 KOTA BEKASI 38 31 7 38 100


24 KOTA DEPOK 20 16 4 20 100
25 KOTA CIMAHI 6 6 0 6 100
26 KOTA TASIKMALAYA 13 7 6 13 100
27 KOTA BANJAR 3 3 0 3 100

JAWA BARAT 316 240 76 316 100

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 69

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

STRATA POSYANDU
POSYANDU AKTIF
NO KABUPATEN/KOTA PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 15
1 KAB. BOGOR 70 3,55 2.559 129,90 1.324 67,21 851 43,20 4.804 2.175 45,27

id
2 KAB. SUKABUMI 33 1,68 1.448 73,50 1.486 75,43 484 24,57 3.451 1.970 57,08
3 KAB. CIANJUR 170 8,63 1.383 70,20 1.080 54,82 263 13,35 2.896 1.343 46,37

o.
4 KAB. BANDUNG 794 40,30 1.934 98,17 1.130 57,36 340 17,26 4.198 1.470 35,02

g
5 KAB. GARUT 113 5,74 2.710 137,56 906 45,99 234 11,88 3.963 1.140 28,77

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 606 30,76 1.075 54,57 502 25,48 95 4,82 2.278 597 26,21
7 KAB. CIAMIS 4 0,20 996 50,56 512 25,99 74 3,76 1.586 586 36,95

ro
8 KAB. KUNINGAN 14 0,71 338 17,16 784 39,80 281 14,26 1.417 1.065 75,16

rp
9 KAB. CIREBON 326 16,55 1.444 73,30 705 35,79 116 5,89 2.591 821 31,69
10 KAB. MAJALENGKA 316 16,04 476 24,16 596 30,25 73 3,71 1.461 669 45,79

ba
11 KAB. SUMEDANG 142 7,21 405 20,56 797 40,46 300 15,23 1.644 1.097 66,73
12 KAB. INDRAMAYU - 0,00 1.688 85,69 565 28,68 58 2,94 2.311 623 26,96

ja
13 KAB. SUBANG 21 1,14 554 30,17 926 50,44 335 18,25 1.836 1.261 68,68
14 KAB. PURWAKARTA 79 4,01 385 19,54 429 21,78 117 5,94 1.010 546 54,06

s.
15 KAB. KARAWANG 2 0,10 1.477 74,97 656 33,30 136 6,90 2.271 792 34,87

ke
16 KAB. BEKASI 874 44,37 1.025 52,03 405 20,56 153 7,77 2.457 558 22,71
17 KAB. BANDUNG BARAT - 0,00 1.077 54,67 902 45,79 230 11,68 2.209 1.132 51,24
18 KAB. PANGANDARAN 5 0,25 is 347 17,61 149 7,56 19 0,96 520 168 32,31
.d
19 KOTA BOGOR - 0,00 383 19,44 437 22,18 145 7,36 965 582 60,31
20 KOTA SUKABUMI 7 0,36 128 6,50 203 10,30 109 5,53 447 312 69,80
w

21 KOTA BANDUNG - 0,00 767 38,93 913 46,35 293 14,87 1.973 1.206 61,13
w

22 KOTA CIREBON 4 0,20 53 2,69 143 7,26 130 6,60 330 273 82,73
23 KOTA BEKASI 54 2,74 571 28,98 697 35,38 224 11,37 1.546 921 59,57
w

24 KOTA DEPOK 5 0,25 182 9,24 451 22,89 365 18,53 1.003 816 81,36
25 KOTA CIMAHI 1 0,05 64 3,25 288 14,62 45 2,28 398 333 83,67
26 KOTA TASIKMALAYA 37 1,88 379 19,24 292 14,82 132 6,70 840 424 50,48
27 KOTA BANJAR - 0,00 17 0,86 122 6,19 60 3,05 199 182 91,46

JAWA BARAT 3677 7,27 23865 47,16 17400 34,38 5662 11,19 50.604 23.062 45,57
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 1

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 70

JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)


MENURUT KABUPATEN/KOTA 'PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT


NO KABUPATEN/KOTA DESA/ KELURAHAN (UKBM)
POSKESDES POLINDES POSBINDU
1 2 3 4 5 6
1 KAB. BOGOR 434 22 42 460

id
2 KAB. SUKABUMI 386 172 143 332
3 KAB. CIANJUR 360 148 128 428

o.
4 KAB. BANDUNG 280 127 7 46

g
5 KAB. GARUT 442 121 36 394

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 351 74 69 66

ro
7 KAB. CIAMIS 265 141 0 331
8 KAB. KUNINGAN 376 195 0 376

rp
9 KAB. CIREBON 424 343 179 417
10 KAB. MAJALENGKA 343 62 147 217

ba
11 KAB. SUMEDANG 283 251 32 241

ja
12 KAB. INDRAMAYU 317 50 112 412
13 KAB. SUBANG 253 14 223 337

s.
14 KAB. PURWAKARTA 192 19 20 161

ke
15 KAB. KARAWANG 309 102 70 225
16 KAB. BEKASI 187 55 1 292
17 KAB. BANDUNG BARAT is 165 67 0 60
.d
18 KAB. PANGANDARAN 93 46 58 68
19 KOTA BOGOR 68 - - 391
w

20 KOTA SUKABUMI 33 - - 188


w

21 KOTA BANDUNG 151 - - 839


w

22 KOTA CIREBON 22 - - 228


23 KOTA BEKASI 56 - - 354
24 KOTA DEPOK 63 - - 682
25 KOTA CIMAHI 15 - - 222
26 KOTA TASIKMALAYA 69 17 17 245
27 KOTA BANJAR 25 38 - 87

JAWA BARAT 5.962 2.064 1.284 8.099

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 71

JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

DESA/KELURAHAN SIAGA
JUMLAH DESA/
NO KABUPATEN/KOTA
KELURAHAN PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %

1 2 4 5 6 7 8 9 10
1 KAB. BOGOR 434 159 204 54 17 434 100

id
2 KAB. SUKABUMI 386 99 199 81 7 386 100

o.
3 KAB. CIANJUR 360 294 58 8 0 360 100
4 KAB. BANDUNG 280 183 64 23 10 280 100

g
5 KAB. GARUT 442 302 69 12 1 384 86,9

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 351 195 110 41 5 351 100

ro
7 KAB. CIAMIS 265 130 90 30 15 265 100
8 KAB. KUNINGAN 376 34 198 124 20 376 100

rp
9 KAB. CIREBON 424 272 115 22 9 418 98,6

ba
10 KAB. MAJALENGKA 343 142 131 66 2 341 99,4
11 KAB. SUMEDANG 283 75 118 61 29 283 100

ja
12 KAB. INDRAMAYU 317 72 202 38 5 317 100
13 KAB. SUBANG 253 0 16 100 137 253 100

s.
14 KAB. PURWAKARTA 192 68 49 14 8 139 72,4

ke
15 KAB. KARAWANG 309 204 93 8 4 309 100
16 KAB. BEKASI 187 176 8 2 1 187 100
17 KAB. BANDUNG BARAT
is
165 61 78 18 8 165 100
.d
18 KAB. PANGANDARAN 93 55 32 4 2 93 100
19 KOTA BOGOR 68 30 34 4 0 68 100
w

20 KOTA SUKABUMI 33 0 31 1 1 33 100


w

21 KOTA BANDUNG 151 96 38 10 6 150 99,3


w

22 KOTA CIREBON 22 4 11 5 2 22 100


23 KOTA BEKASI 56 56 0 0 0 56 100
24 KOTA DEPOK 63 3 37 17 6 63 100
25 KOTA CIMAHI 15 0 12 3 0 15 100
26 KOTA TASIKMALAYA 69 12 41 9 7 69 100
27 KOTA BANJAR 25 7 16 2 0 25 100

JAWA BARAT 5.962 2.729 2.054 757 302 5.842 97,99

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 72

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015
DOKTER
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI
SPESIALIS GIGI
TOTAL
NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

id
1 KAB. BOGOR 394 270 664 184 340 524 577 600 1.177 22 134 156 9 23 32 31 157 188
2 KAB. SUKABUMI - - - 38 49 87 38 49 87 5 14 19 - - - 5 14 19

o.
3 KAB. CIANJUR 24 8 32 50 69 119 74 77 151 3 24 27 1 1 2 4 25 29

g
4 KAB. BANDUNG 50 40 90 56 124 180 106 164 270 14 56 70 2 2 4 16 58 74

v.
5 KAB. GARUT 43 20 63 59 66 125 102 86 188 4 12 16 - - - 4 12 113
6 KAB. TASIKMALAYA 5 1 6 46 32 78 51 33 84 7 15 22 - - - 7 15 22

ro
7 KAB. CIAMIS 22 7 29 16 13 81 38 20 110 - 3 14 1 - 1 1 3 15

rp
8 KAB. KUNINGAN 36 13 49 49 65 114 85 78 163 8 19 27 - - - 8 19 27
9 KAB. CIREBON 93 46 139 108 111 219 201 157 358 7 35 42 2 - 2 9 35 44

ba
10 KAB. MAJALENGKA 15 9 24 38 56 94 53 65 118 3 17 20 - - - 3 17 20
11 KAB. SUMEDANG 46 21 67 46 81 127 137 131 268 8 22 30 2 - 2 10 22 35

ja
12 KAB. INDRAMAYU 36 12 48 53 75 128 89 87 176 8 34 42 1 1 2 9 35 44
13 KAB. SUBANG 19 9 28 43 26 69 62 15 77 2 19 21 1 - 1 3 19 22

s.
14 KAB. PURWAKARTA 23 35 58 32 49 81 55 84 139 6 20 26 2 - 2 8 20 28

ke
15 KAB. KARAWANG 325 122 495 130 89 243 455 211 738 19 35 56 5 1 7 24 36 63
16 KAB. BEKASI 264 137 401 175 150 325 439 287 726 21 83 104 3 10 13 24 93 117
17 KAB. BANDUNG BARAT 18 16 34 132 83 is 215 150 99 249 9 32 41 - - - 9 32 41
.d
18 KAB. PANGANDARAN - - - 7 11 18 7 11 18 3 3 6 - - - 3 3 6
19 KOTA BOGOR 348 208 556 91 210 301 439 418 857 17 90 107 17 19 36 34 109 143
w

20 KOTA SUKABUMI 106 35 141 51 64 115 157 99 256 4 22 26 2 2 4 6 24 47


w

21 KOTA BANDUNG 640 444 1.084 161 322 483 801 766 1.567 8 77 85 - - - 8 77 85
22 KOTA CIREBON 88 35 123 45 67 112 133 102 235 10 27 37 11 10 21 26 37 63
w

23 KOTA BEKASI 219 117 336 83 198 281 302 315 617 11 97 108 8 26 34 22 123 145
24 KOTA DEPOK 288 233 521 122 246 368 410 479 889 13 101 114 11 34 45 31 135 166
25 KOTA CIMAHI 102 79 181 42 108 150 144 187 331 4 26 30 7 1 8 19 27 40
26 KOTA TASIKMALAYA 112 67 179 46 55 101 158 122 280 6 21 27 4 3 7 14 24 34
27 KOTA BANJAR 25 12 37 16 17 33 41 29 70 2 3 5 - - - 9 3 5

JUMLAH JAWA BARAT 3.341 1.996 5.385 1.919 2.776 4.771 5.304 4.771 10.199 224 1.041 1.278 89 133 223 347 1.174 1.635

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 72 A

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI
SPESIALIS GIGI
TOTAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
I PUSKESMAS

id
1 KAB. BOGOR - - - 52 119 171 52 119 171 5 64 69 - - - 5 64 69
2 KAB. SUKABUMI - 38 49 87 38 49 87 5 14 19 - 5 14 19

o.
3 KAB. CIANJUR - 30 42 72 30 42 72 2 22 24 - - - 2 22 24

g
4 KAB. BANDUNG - - - 33 93 126 33 93 126 9 52 61 - - - 9 52 61

v.
5 KAB. GARUT - - - 40 54 94 40 54 94 4 12 16 - - - 4 12 16

ro
6 KAB. TASIKMALAYA - - - 42 28 70 42 28 70 6 15 21 - - - 6 15 21
7 KAB. CIAMIS - - - - - 52 - - 52 - - 11 - - - - - 11

rp
8 KAB. KUNINGAN - - - 25 36 61 25 36 61 5 13 18 - - - 5 13 18

ba
9 KAB. CIREBON - - - 42 53 95 42 53 95 4 25 29 - - - 4 25 29
10 KAB. MAJALENGKA - - - 27 42 69 27 42 69 2 13 15 - - - 2 13 15

ja
11 KAB. SUMEDANG - - - 6 13 19 6 13 19 2 3 5 - - - 2 3 5
12 KAB. INDRAMAYU - - - 15 25 40 15 25 40 3 13 16 - 3 13 16

s.
13 KAB. SUBANG - 29 15 44 29 15 44 2 16 18 - 2 16 18

ke
14 KAB. PURWAKARTA - - - 15 29 44 15 29 44 4 15 19 - - - 4 15 19
15 KAB. KARAWANG 97 35 132 38
is 27 65 135 62 197 5 11 16 1 - 1 6 11 17
16 KAB. BEKASI - - - 26 59 85 26 59 85 2 37 39 - - - 2 37 39
.d
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - 18 38 56 18 38 56 6 26 32 - - - 6 26 32
w

18 KAB. PANGANDARAN - - - 7 11 18 7 11 18 3 3 6 - - - 3 3 6
w

19 KOTA BOGOR - 1 1 8 73 81 8 74 82 3 40 43 - - - 3 40 43
20 KOTA SUKABUMI - - - 10 14 24 10 14 24 4 13 17 - - - 4 13 17
w

21 KOTA BANDUNG - - - 26 103 129 26 103 129 8 77 85 - - - 8 77 85


22 KOTA CIREBON - - - 11 30 41 11 30 41 3 18 21 - - - 8 18 26
23 KOTA BEKASI 1 2 3 18 99 117 19 101 120 5 71 76 - 2 2 8 73 81
24 KOTA DEPOK - - - 23 102 125 23 102 125 1 52 53 - - - 8 52 60
25 KOTA CIMAHI - 1 1 3 27 30 3 28 31 - 13 13 - - - 8 13 13
26 KOTA TASIKMALAYA - - - 11 18 29 11 18 29 4 10 14 - - - 8 10 14
27 KOTA BANJAR - - - 7 5 12 7 5 12 1 - 1 - - - 8 - 1

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 98 39 137 600 1.204 1.856 698 1.243 1.993 98 648 757 1 2 3 133 650 775
DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI
SPESIALIS GIGI
TOTAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
II RUMAH SAKIT
1 KAB. BOGOR 393 262 655 132 219 351 525 481 1.006 17 68 85 9 23 32 26 91 117
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - - - - - - - -

id
3 KAB. CIANJUR 24 8 32 20 27 47 44 35 79 1 2 3 1 1 2 2 3 5

o.
4 KAB. BANDUNG 50 40 90 23 31 54 73 71 144 5 4 9 2 2 4 7 6 13
5 KAB. GARUT 43 20 63 19 12 31 62 32 94 - - - - - - - - 97

g
6 KAB. TASIKMALAYA 5 1 6 4 4 8 9 5 14 1 - 1 - - - 1 - 1

v.
7 KAB. CIAMIS 22 7 29 16 13 29 38 20 58 - 3 3 1 - 1 1 3 4

ro
8 KAB. KUNINGAN 36 13 49 24 29 53 60 42 102 3 6 9 - - - 3 6 9
9 KAB. CIREBON 93 46 139 65 58 123 158 104 262 3 10 13 2 - 2 5 10 15

rp
10 KAB. MAJALENGKA 15 9 24 11 14 25 26 23 49 1 4 5 - - - 1 4 5
11 KAB. SUMEDANG 27 11 38 10 18 28 37 48 85 1 2 3 1 - 1 2 2 7

ba
12 KAB. INDRAMAYU 36 12 48 38 50 88 74 62 136 5 21 26 1 1 2 6 22 28
13 KAB. SUBANG 19 9 28 14 11 25 33 - 33 - 3 3 1 - 1 1 3 4

ja
14 KAB. PURWAKARTA 23 35 58 17 20 37 40 55 95 2 5 7 2 2 4 5 9

s.
15 KAB. KARAWANG 228 87 363 92 62 178 320 149 541 14 24 40 4 1 6 18 25 46
16 KAB. BEKASI 264 137 401 149 91 240 413 228 641 19 46 65 3 10 13 22 56 78

ke
17 KAB. BANDUNG BARAT 18 16 34 16 11 27 34 27 61 2 6 8 - 2 6 8
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR 348 207 555 83
is 137 220 431 344 775 14 50 64 17 19 36 31 69 100
.d
20 KOTA SUKABUMI 106 35 141 41 50 91 147 85 232 - 9 9 2 2 4 2 11 30
21 KOTA BANDUNG 640 444 1.084 135 219 354 775 663 1.438 - - - - -
w

22 KOTA CIREBON 88 35 123 34 37 71 122 72 194 7 9 16 11 10 21 18 19 37


w

23 KOTA BEKASI 218 115 333 65 99 164 283 214 497 6 26 32 8 24 32 14 50 64


24 KOTA DEPOK 288 233 521 99 144 243 387 377 764 12 49 61 11 34 45 23 83 106
w

25 KOTA CIMAHI 102 78 180 39 81 120 141 159 300 4 13 17 7 1 8 11 14 27


26 KOTA TASIKMALAYA 112 67 179 35 37 72 147 104 251 2 11 13 4 3 7 6 14 20
27 KOTA BANJAR 25 12 37 9 12 21 34 24 58 1 3 4 - - - 1 3 4
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 3.223 1.939 5.210 1.190 1.486 2.700 4.413 3.424 7.909 120 374 496 87 131 219 207 505 834
DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI
SPESIALIS GIGI
TOTAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
III SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
1 KAB. BOGOR 1 8 9 - 2 2 - - - - 2 2 - - 2 2
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - - - - - - -

id
4 KAB. BANDUNG - - - - - - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - - - - - - -

o.
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - - - - - - - - - - - - - - -

g
8 KAB. KUNINGAN - - - - - - - - - - - - - - - - - -

v.
9 KAB. CIREBON - - - 1 - 1 1 - 1 - - - - - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - - - - - - - - - - - - -

ro
11 KAB. SUMEDANG 19 10 29 30 50 80 94 70 164 5 17 22 1 - 1 6 17 23
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - - - - -

rp
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - - - - - - -

ba
15 KAB. KARAWANG - - - - - - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - - - - - - -

ja
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - 98 34 132 98 34 132 1 - 1 - 1 - 1
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - -

s.
19 KOTA BOGOR - - - - - - - - - -

ke
20 KOTA SUKABUMI - - - - - - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - - - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - - - - - - -
23 KOTA BEKASI -
is - - - - - - - - -
.d
24 KOTA DEPOK - - - - - - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - - - - - - -
w

26 KOTA TASIKMALAYA - - - - - - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - - - - - - -
w

SUB JUMLAH III 20 18 38 129 86 215 193 104 297 6 19 25 1 - 1 7 19 26


w

JAWA BARAT 3.341 1.996 5.385 1.919 2.776 4.771 5.304 4.771 10.199 224 1.041 1.278 89 133 223 347 1.174 1.635

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 11,53 10,21 21,83 2,74 0,48 3,50

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


a
Keterangan : termasuk S3
TABEL 73

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

PERAWATa PERAWAT GIGI


NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 KAB. BOGOR 938 343 615 958 13 45 58

id
2 KAB. SUKABUMI 984 567 745 1.312 18 34 52
3 KAB. CIANJUR 850 408 453 861 10 27 37

o.
4 KAB. BANDUNG 581 101 208 309 8 59 67

g
5 KAB. GARUT 607 615 621 1.236 10 57 67

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 623 253 201 454 24 53 77
7 KAB. CIAMIS 454 252 290 542 12 50 62

ro
8 KAB. KUNINGAN 669 323 602 925 6 31 37

rp
9 KAB. CIREBON 915 607 1.127 1.734 19 38 57
10 KAB. MAJALENGKA 560 276 420 696 11 32 43

ba
11 KAB. SUMEDANG 479 200 480 680 13 27 40
12 KAB. INDRAMAYU 1.057 427 491 918 5 20 25

ja
13 KAB. SUBANG 922 436 448 884 11 42 53

s.
14 KAB. PURWAKARTA 400 209 356 565 3 21 24

ke
15 KAB. KARAWANG 1.142 592 981 1.573 9 22 31
16 KAB. BEKASI 1.039 460 1.095 1.555 3 42 45
17 KAB. BANDUNG BARAT is 455 137 240 377 3 36 39
.d
18 KAB. PANGANDARAN 91 58 72 130 4 12 16
19 KOTA BOGOR 473 569 1.602 2.171 9 62 71
w

20 KOTA SUKABUMI 318 384 679 1.063 1 20 21


w

21 KOTA BANDUNG 344 37 180 217 4 46 50


w

22 KOTA CIREBON 74 410 715 1.125 9 29 38


23 KOTA BEKASI 383 197 792 989 2 44 46
24 KOTA DEPOK 629 304 2.074 2.378 6 70 76
25 KOTA CIMAHI 218 339 854 1.193 1 32 33
26 KOTA TASIKMALAYA 328 343 546 889 15 54 69
27 KOTA BANJAR 66 18 34 52 1 10 11

JAWA BARAT 15.599 8.865 16.921 25.786 230 1.015 1.245

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 73 A

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

PERAWAT a PERAWAT GIGI


NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I PUSKESMAS
1 KAB. BOGOR 835 125 315 440 11 40 51
2 KAB. SUKABUMI 882 302 207 509 17 25 42
3 KAB. CIANJUR 747 190 153 343 8 22 30
4 KAB. BANDUNG 564 87 172 259 7 56 63
5 KAB. GARUT 543 290 301 591 9 51 60
6 KAB. TASIKMALAYA 606 239 165 404 23 50 73
7 KAB. CIAMIS 399 162 160 322 12 45 57
8 KAB. KUNINGAN 472 97 121 218 3 21 24
9 KAB. CIREBON 683 179 351 530 17 26 43
10 KAB. MAJALENGKA 513 154 198 352 10 29 39
11 KAB. SUMEDANG 386 75 133 208 11 15 26
12 KAB. INDRAMAYU 553 238 231 469 5 17 22
13 KAB. SUBANG 461 218 224 442 -
14 KAB. PURWAKARTA 336 77 117 194 1 18 19
15 KAB. KARAWANG 716 153 127 280 9 15 24
16 KAB. BEKASI 606 92 228 320 - 23 23

.id
17 KAB. BANDUNG BARAT 390 61 172 233 3 34 37
18 KAB. PANGANDARAN 91 58 72 130 4 12 16

go
19 KOTA BOGOR 126 19 91 110 1 22 23
20 KOTA SUKABUMI 105 34 74 108 - 14 14

v.
21 KOTA BANDUNG 344 37 180 217 4 46 50
22 KOTA CIREBON 13 30 101 131 8 16 24
ro
23 KOTA BEKASI 199 26 146 172 2 36 38
rp
24 KOTA DEPOK 177 14 130 144 2 26 28
25 KOTA CIMAHI 49 8 41 49 - 17 17
ba

26 KOTA TASIKMALAYA 138 71 110 181 11 41 52


27 KOTA BANJAR 66 18 34 52 1 10 11
ja

- -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 11.000 3.054 4.354 7.408 179 727 906
s.

II RUMAH SAKIT
ke

1 KAB. BOGOR 103 218 300 518 2 5 7


2 KAB. SUKABUMI 102 265 538 803 1 9 10
3 KAB. CIANJUR 103 218 300 518 2 5
is

7
4 KAB. BANDUNG 17 14 36 50 1 3 4
.d

5 KAB. GARUT 64 325 320 645 1 6 7


6 KAB. TASIKMALAYA 17 14 36 50 1 3 4
w

7 KAB. CIAMIS 55 90 130 220 - 5 5


w

8 KAB. KUNINGAN 197 226 481 707 3 10 13


w

9 KAB. CIREBON 232 428 776 1.204 2 12 14


10 KAB. MAJALENGKA 47 122 222 344 1 3 4
11 KAB. SUMEDANG 93 125 347 472 2 12 14
12 KAB. INDRAMAYU 504 189 260 449 - 3 3
13 KAB. SUBANG 461 218 224 442 11 42 53
14 KAB. PURWAKARTA 64 132 239 371 2 3 5
15 KAB. KARAWANG 426 439 854 1.293 - 7 7
16 KAB. BEKASI 433 368 867 1.235 3 19 22
17 KAB. BANDUNG BARAT 65 76 68 144 - 2 2
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - -
19 KOTA BOGOR 347 550 1.511 2.061 8 40 48
20 KOTA SUKABUMI 213 350 605 955 1 6 7
21 KOTA BANDUNG - -
22 KOTA CIREBON 61 380 614 994 1 13 14
23 KOTA BEKASI 184 171 646 817 - 8 8
24 KOTA DEPOK 452 290 1.944 2.234 4 44 48
25 KOTA CIMAHI 169 331 813 1.144 1 15 16
26 KOTA TASIKMALAYA 190 272 436 708 4 13 17
27 KOTA BANJAR

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 4.599 5.811 12.567 18.378 51 288 339
JAWA BARAT 15.599 8.865 16.921 25.786 230 1.015 1.245
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 33,4 55,2 2,7

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 74

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

TENAGA KEFARMASIAN
NO UNIT KERJA TENAGA TEKNIS KEFARMASIANa APOTEKER TOTAL
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 12 13 14
1 KAB. BOGOR 65 282 347 16 79 95 81 361 442
2 KAB. SUKABUMI 1 13 14 7 4 11 8 17 25

id
3 KAB. CIANJUR 12 42 54 5 11 16 17 53 70

o.
4 KAB. BANDUNG 24 97 121 5 13 18 29 110 139

g
5 KAB. GARUT 28 46 32 11 14 25 39 60 99

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 5 19 24 3 9 12 8 28 36
7 KAB. CIAMIS 8 28 36 3 10 13 11 38 49

ro
8 KAB. KUNINGAN 14 71 85 7 33 40 21 104 125

rp
9 KAB. CIREBON 45 170 215 11 23 34 56 193 249
10 KAB. MAJALENGKA 15 41 56 4 2 6 19 43 62

ba
11 KAB. SUMEDANG 27 47 74 1 6 7 28 53 81
12 KAB. INDRAMAYU 5 47 35 3 6 8 6 37 43

ja
13 KAB. SUBANG 12 32 44 2 12 14 14 44 58

s.
14 KAB. PURWAKARTA 14 37 51 9 11 20 23 48 71

ke
15 KAB. KARAWANG 65 207 297 9 37 52 74 244 349
16 KAB. BEKASI 6 56 62 - 14 14 6 70 76

is
17 KAB. BANDUNG BARAT 5 41 46 5 12 17 10 53 63
18
19
KAB. PANGANDARAN
KOTA BOGOR
3
65
.d 10
207
13
272
-
12
-
63
-
75
3
77
10
270
13
347
w
20 KOTA SUKABUMI 53 163 216 16 27 43 69 190 259
w

21 KOTA BANDUNG 66 212 303 7 39 52 73 251 355


w

22 KOTA CIREBON 29 125 154 10 29 39 39 154 193


23 KOTA BEKASI 25 166 191 1 58 59 26 224 250
24 KOTA DEPOK 33 350 383 4 72 76 37 422 459
25 KOTA CIMAHI 21 108 129 6 18 24 27 126 153
26 KOTA TASIKMALAYA 42 101 143 12 16 28 54 117 171
27 KOTA BANJAR 12 33 45 1 7 8 13 40 53

JUMLAH 700 2.751 3.442 170 625 806 870 3.376 4.248

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 74 A

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 12 13 14

I PUSKESMAS
1 KAB. BOGOR 3 20 23 - 3 3 3 23 26
2 KAB. SUKABUMI 1 13 14 7 4 11 8 17 25
3 KAB. CIANJUR 4 14 18 1 3 4 5 17 22
4 KAB. BANDUNG 8 29 37 - - - 8 29 37
5 KAB. GARUT 11 35 4 9 8 17 20 43 63
6 KAB. TASIKMALAYA 2 17 19 3 8 11 5 25 30
7 KAB. CIAMIS 3 14 17 1 4 5 4 18 22
8 KAB. KUNINGAN 3 14 17 1 3 4 4 17 21
9 KAB. CIREBON 20 64 84 1 1 2 21 65 86
10 KAB. MAJALENGKA 7 21 28 - - - 7 21 28
11 KAB. SUMEDANG 4 14 18 - - - 4 14 18
12 KAB. INDRAMAYU 1 16 - 1 - - - - -
13 KAB. SUBANG 7 20 27 1 5 6 8 25 33

.id
14 KAB. PURWAKARTA 5 17 22 4 4 8 9 21 30
15 KAB. KARAWANG 4 25 29 2 3 5 6 28 34

go
16 KAB. BEKASI 3 28 31 - 7 7 3 35 38
17 KAB. BANDUNG BARAT 2 26 28 4 6 10 6 32 38

v.
18 KAB. PANGANDARAN 3 10 13 - - - 3 10 13
19 KOTA BOGOR 6 25 31 - 5 5 6 30 36
ro
20 KOTA SUKABUMI 27 88 115 8 14 22 35 102 137
21 KOTA BANDUNG 5 30 35 - 5 5 5 35 40
rp

22 KOTA CIREBON 6 27 33 3 7 10 9 34 43
ba

23 KOTA BEKASI 4 16 20 - 13 13 4 29 33
24 KOTA DEPOK 8 36 44 - 10 10 8 46 54
25 KOTA CIMAHI 4 19 23 - 1 1 4 20 24
ja

26 KOTA TASIKMALAYA 5 13 18 1 1 2 6 14 20
s.

27 KOTA BANJAR - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 156 651 748 47 115 161 203 766 909
ke

II RUMAH SAKIT
is

1 KAB. BOGOR 62 262 324 16 76 92 78 338 416


2 KAB. SUKABUMI - - - - - - -
.d

3 KAB. CIANJUR 8 28 36 4 8 12 12 36 48
4 KAB. BANDUNG 16 68 84 5 13 18 21 81 102
w

5 KAB. GARUT 17 11 28 2 6 8 19 17 36
w

6 KAB. TASIKMALAYA 3 2 5 - 1 1 3 3 6
7 KAB. CIAMIS 5 14 19 2 6 8 7 20 27
w

8 KAB. KUNINGAN 11 57 68 6 30 36 17 87 104


9 KAB. CIREBON 25 106 131 10 22 32 35 128 163
10 KAB. MAJALENGKA 8 20 28 4 2 6 12 22 34
11 KAB. SUMEDANG 23 33 56 1 6 7 24 39 63
12 KAB. INDRAMAYU 4 31 35 2 6 8 6 37 43
13 KAB. SUBANG 5 12 17 1 7 8 6 19 25
14 KAB. PURWAKARTA 9 20 29 5 7 12 14 27 41
15 KAB. KARAWANG 61 182 268 7 34 47 68 216 315
16 KAB. BEKASI 3 28 31 - 7 7 3 35 38
17 KAB. BANDUNG BARAT 3 15 18 1 6 7 4 21 25
18 KAB. PANGANDARAN - - - - -
19 KOTA BOGOR 59 182 241 12 58 70 71 240 311
20 KOTA SUKABUMI 26 75 101 8 13 21 34 88 122
21 KOTA BANDUNG 61 182 268 7 34 47 68 216 315
22 KOTA CIREBON 23 98 121 7 22 29 30 120 150
23 KOTA BEKASI 21 150 171 1 45 46 22 195 217
24 KOTA DEPOK 25 314 339 4 62 66 29 376 405
25 KOTA CIMAHI 17 89 106 6 17 23 23 106 129
26 KOTA TASIKMALAYA 37 88 125 11 15 26 48 103 151
27 KOTA BANJAR 12 33 45 1 7 8 13 40 53
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 544 2.100 2.694 123 510 645 667 2.610 3.339

JAWA BARAT 700 2.751 3.442 170 625 806 870 3.376 4.248
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 7,3689 1,7256 9,0945

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 75

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN


NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 KAB. BOGOR 64 92 156 44 42 86

id
2 KAB. SUKABUMI 51 11 62 33 19 52

o.
3 KAB. CIANJUR 6 13 19 18 12 30
4 KAB. BANDUNG 7 2 9 22 32 54

g
5 KAB. GARUT 14 39 53 17 23 40

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 8 5 13 12 15 27

ro
7 KAB. CIAMIS 9 15 24 13 18 31
8 KAB. KUNINGAN 9 16 25 12 24 36

rp
9 KAB. CIREBON 29 29 58 24 58 82

ba
10 KAB. MAJALENGKA 15 25 40 20 24 44
11 KAB. SUMEDANG 22 19 41 18 25 43

ja
12 KAB. INDRAMAYU 33 29 62 15 16 31
13 KAB. SUBANG 23 15 38 20 20 40

s.
14 KAB. PURWAKARTA 5 10 15 9 12 21

ke
15 KAB. KARAWANG 16 28 44 15 12 27
16 KAB. BEKASI 8 35 43 11 21 32
17 KAB. BANDUNG BARAT is 5 18 23 5 17 22
.d
18 KAB. PANGANDARAN 4 7 11 3 4 7
19 KOTA BOGOR 48 88 136 21 35 56
w

20 KOTA SUKABUMI 12 13 25 8 15 23
w

21 KOTA BANDUNG 33 52 85 38 49 87
w

22 KOTA CIREBON 8 21 29 13 27 40
23 KOTA BEKASI - 42 42 9 42 51
24 KOTA DEPOK 7 58 65 11 26 37
25 KOTA CIMAHI 2 11 13 7 10 17
26 KOTA TASIKMALAYA 12 20 32 18 14 32
27 KOTA BANJAR 14 15 29 5 5 10

JAWA BARAT 464 728 1.192 441 617 1.058

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 75 A

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN


NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
I PUSKESMAS
1 KAB. BOGOR 26 32 58 22 21 43
2 KAB. SUKABUMI 51 11 62 33 19 52
3 KAB. CIANJUR 2 8 10 18 12 30
4 KAB. BANDUNG 4 - 4 21 26 47
5 KAB. GARUT 12 34 46 13 22 35
6 KAB. TASIKMALAYA 6 5 11 11 15 26
7 KAB. CIAMIS 6 9 15 13 15 28
8 KAB. KUNINGAN 6 2 8 10 21 31
9 KAB. CIREBON 14 10 24 22 48 70
10 KAB. MAJALENGKA 8 21 29 18 22 40
11 KAB. SUMEDANG 15 13 21 14 20 21
12 KAB. INDRAMAYU 28 24 52 12 15 27
13 KAB. SUBANG 23 13 36 19 18 37
14 KAB. PURWAKARTA 3 7 10 8 11 19
15 KAB. KARAWANG 9 19 28 13 10 23
16 KAB. BEKASI 2 14 16 8 16 24
17 KAB. BANDUNG BARAT 4 15 19 4 15 19
18 KAB. PANGANDARAN 4 7 11 3 4 7
19 KOTA BOGOR 25 61 86 12 29 41

.id
20 KOTA SUKABUMI 4 9 13 6 10 16
21 KOTA BANDUNG 1 6 7 16 35 51
22 KOTA CIREBON 5 14 19 10 15 25

go
23 KOTA BEKASI - 21 21 7 30 37
24 KOTA DEPOK 1 5 6 4 14 18

v.
25 KOTA CIMAHI - 2 2 3 9 12
26 KOTA TASIKMALAYA - - - 8 10 18
ro
27 KOTA BANJAR - 1 1 3 2 5
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 259 363 615 331 484 802
rp

II RUMAH SAKIT
ba

1 KAB. BOGOR 37 59 96 22 20 42
2 KAB. SUKABUMI - -
ja

3 KAB. CIANJUR 4 5 9 - - -
4 KAB. BANDUNG 3 2 5 1 6 7
s.

5 KAB. GARUT 2 5 7 4 1 5
6 KAB. TASIKMALAYA 2 - 2 1 - 1
ke

7 KAB. CIAMIS 2 6 8 - 3 3
8 KAB. KUNINGAN 3 14 17 2 3 5
is

9 KAB. CIREBON 13 19 32 2 8 10
.d

10 KAB. MAJALENGKA 7 4 11 2 2 4
11 KAB. SUMEDANG 7 4 11 4 2 6
w

12 KAB. INDRAMAYU 5 5 10 3 1 4
13 KAB. SUBANG - 2 2 1 2 3
w

14 KAB. PURWAKARTA 2 3 5 1 1 2
w

15 KAB. KARAWANG 7 9 33 2 2 8
16 KAB. BEKASI 6 21 27 3 5 8
17 KAB. BANDUNG BARAT 1 3 4 1 2 3
18 KAB. PANGANDARAN - - -
19 KOTA BOGOR 23 27 50 9 6 15
20 KOTA SUKABUMI 8 4 12 2 5 7
21 KOTA BANDUNG 32 46 78 22 14 36
22 KOTA CIREBON 3 7 10 3 12 15
23 KOTA BEKASI - 21 21 2 11 13
24 KOTA DEPOK 6 53 59 7 12 19
25 KOTA CIMAHI 2 9 11 4 1 5
26 KOTA TASIKMALAYA 6 10 16 5 2 7
27 KOTA BANJAR 14 8 20 1 3 4
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 195 346 556 104 124 232

III SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN


1 KAB. BOGOR 1 1 2 - 1 1
2 KAB. SUKABUMI - -
3 KAB. CIANJUR - -
4 KAB. BANDUNG - -
5 KAB. GARUT - -
6 KAB. TASIKMALAYA - -
7 KAB. CIAMIS 1 - 1 - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - - -
9 KAB. CIREBON 2 - 2 - 2 2
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - 2 2 - 3 3
KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN
NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - -
13 KAB. SUBANG - -
14 KAB. PURWAKARTA - -
15 KAB. KARAWANG - -
16 KAB. BEKASI - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - -
18 KAB. PANGANDARAN - -
19 KOTA BOGOR - -
20 KOTA SUKABUMI - -
21 KOTA BANDUNG - -
22 KOTA CIREBON - -
23 KOTA BEKASI - 1 1
24 KOTA DEPOK - -
25 KOTA CIMAHI - -
26 KOTA TASIKMALAYA 6 10 16 5 2 7
27 KOTA BANJAR - -
SUB JUMLAH III 10 13 23 5 9 14
V KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
1 KAB. BOGOR - -
2 KAB. SUKABUMI - -
3 KAB. CIANJUR - -
4 KAB. BANDUNG - -
5 KAB. GARUT - -
6 KAB. TASIKMALAYA - -
7 KAB. CIAMIS - -

.id
8 KAB. KUNINGAN - -
9 KAB. CIREBON - -

go
10 KAB. MAJALENGKA - -
11 KAB. SUMEDANG - -
12 KAB. INDRAMAYU - -
13 KAB. SUBANG
v.
- -
ro
14 KAB. PURWAKARTA - -
15 KAB. KARAWANG - -
rp
16 KAB. BEKASI - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - -
ba

18 KAB. PANGANDARAN - -
19 KOTA BOGOR - -
20 KOTA SUKABUMI - -
ja

21 KOTA BANDUNG - -
s.

22 KOTA CIREBON - -
23 KOTA BEKASI - -
ke

24 KOTA DEPOK - -
25 KOTA CIMAHI - -
is

26 KOTA TASIKMALAYA - -
27 KOTA BANJAR 8 6 14 1 1
.d

SUB JUMLAH V 8 6 14 1 - 1
w

JAWA BARAT 492 754 1.254 451 635 1.077


w

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 2,68467474 2,305737396


w

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 76

JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL


NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KAB. BOGOR 17 84 101 2 11 13 19 95 114
2 KAB. SUKABUMI 5 26 31 - - - 5 26 31

id
3 KAB. CIANJUR 3 30 33 - 1 1 3 31 34

o.
4 KAB. BANDUNG 13 51 64 4 8 12 17 56 73
5 KAB. GARUT 2 38 40 - - - 2 38 40

g
6 KAB. TASIKMALAYA 8 25 33 - - - 8 25 33

v.
7 KAB. CIAMIS 2 16 15 - 5 - 2 21 23

ro
8 KAB. KUNINGAN 5 22 27 1 2 3 6 24 30
9 KAB. CIREBON 10 52 62 - 15 15 10 67 77

rp
10 KAB. MAJALENGKA 9 27 36 - - - 9 27 36

ba
11 KAB. SUMEDANG 6 15 21 - - - 6 15 21
12 KAB. INDRAMAYU 11 26 29 - 1 1 11 27 38

ja
13 KAB. SUBANG 7 31 38 3 - 3 10 31 41

s.
14 KAB. PURWAKARTA 1 24 25 3 5 8 4 29 33
15 KAB. KARAWANG 7 36 43 1 8 16 8 44 52

ke
16 KAB. BEKASI 2 46 45 2 17 19 4 63 67
17 KAB. BANDUNG BARAT 3 is 31 34 - - - 3 31 34
18 KAB. PANGANDARAN 2 5 7 - - - 2 5 7
.d
19 KOTA BOGOR 10 56 66 - 6 6 10 59 69
w

20 KOTA SUKABUMI 1 27 28 1 5 6 2 32 34
21 KOTA BANDUNG 13 55 68 - - - 13 55 68
w

22 KOTA CIREBON 16 29 45 1 - 1 17 29 46
w

23 KOTA BEKASI 5 64 69 - 21 21 5 85 90
24 KOTA DEPOK 3 69 72 - 13 13 3 82 85
25 KOTA CIMAHI 1 36 37 2 16 18 3 52 55
26 KOTA TASIKMALAYA 7 44 51 - - - 7 44 51
27 KOTA BANJAR 3 7 10 - - - 3 7 10

JUMLAH JAWA BARAT 172 972 1.130 20 134 156 192 1.100 1.292

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 76 A

JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL


NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
I PUSKESMAS
1 KAB. BOGOR 9 32 41 - - - 9 32 41
2 KAB. SUKABUMI 5 26 31 - - - 5 26 31
3 KAB. CIANJUR 3 20 23 - - - 3 20 23
4 KAB. BANDUNG 12 39 51 - - - 12 39 51
5 KAB. GARUT 1 19 20 - - - 1 19 20
6 KAB. TASIKMALAYA 6 22 28 - - - 6 22 28
7 KAB. CIAMIS 2 13 15 - 2 13 15
8 KAB. KUNINGAN 2 9 11 - - - 2 9 11
9 KAB. CIREBON 7 31 38 - - - 7 31 38
10 KAB. MAJALENGKA 6 21 27 - - - 6 21 27
11 KAB. SUMEDANG 6 15 21 - - - 6 15 21
12 KAB. INDRAMAYU 10 19 21 - - - 10 19 29
13 KAB. SUBANG 7 27 34 - 7 27 34
14 KAB. PURWAKARTA 1 21 22 - - - 1 21 22
15 KAB. KARAWANG 7 17 24 - - - 7 17 24
16 KAB. BEKASI 2 30 29 - - - 2 30 32
17 KAB. BANDUNG BARAT 2 26 28 - 2 26 28

.id
18 KAB. PANGANDARAN 2 5 7 - - - 2 5 7
19 KOTA BOGOR 3 22 25 - - - 3 22 25

go
20 KOTA SUKABUMI 1 11 12 - - - 1 11 12
21 KOTA BANDUNG 13 55 68 - - - 13 55 68

v.
22 KOTA CIREBON 13 2 15 - - - 13 2 15
23 KOTA BEKASI 1 31 32 - - - 1 31 32
ro
24 KOTA DEPOK 2 27 29 - - - 2 27 29
25 KOTA CIMAHI - 15 15 - - - - 15 15
rp
26 KOTA TASIKMALAYA 4 14 18 - - - 4 14 18
27 KOTA BANJAR 1 3 4 - - - 1 3 4
ba

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 128 572 689 - - - 128 572 700


- - -
II RUMAH SAKIT - - -
ja

1 KAB. BOGOR 8 52 60 2 11 13 10 63 73
2 KAB. SUKABUMI - - - -
s.

3 KAB. CIANJUR 10 10 1 1 - 11 11
ke

4 KAB. BANDUNG 1 9 10 4 8 12 5 17 22
5 KAB. GARUT 1 19 20 - - - 1 19 20
6 KAB. TASIKMALAYA - 2 2 - - - - 2 2
is

7 KAB. CIAMIS 3 - 5 - - 8 8
.d

8 KAB. KUNINGAN 3 13 16 1 2 3 4 15 19
9 KAB. CIREBON 3 21 24 - 15 15 3 36 39
w

10 KAB. MAJALENGKA 3 6 9 - 3 6 9
11 KAB. SUMEDANG - - - - -
w

12 KAB. INDRAMAYU 1 7 8 - 1 1 1 8 9
13 KAB. SUBANG 4 4 3 3 3 4 7
w

14 KAB. PURWAKARTA - 3 3 3 5 8 3 8 11
15 KAB. KARAWANG - 19 19 1 8 16 1 27 28
16 KAB. BEKASI - 16 16 2 17 19 2 33 35
17 KAB. BANDUNG BARAT 1 5 6 - 1 5 6
18 KAB. PANGANDARAN - - - - -
19 KOTA BOGOR 7 31 38 - 6 6 7 37 44
20 KOTA SUKABUMI - 16 16 1 5 6 1 21 22
21 KOTA BANDUNG
22 KOTA CIREBON 3 27 30 1 - 1 4 27 31
23 KOTA BEKASI 4 33 37 - 21 21 4 54 58
24 KOTA DEPOK 1 42 43 - 13 13 1 55 56
25 KOTA CIMAHI 1 21 22 2 16 18 3 37 40
26 KOTA TASIKMALAYA 3 30 33 - - - 3 30 33
27 KOTA BANJAR 2 4 6 - - - 2 4 6

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 42 393 432 20 134 156 62 527 589

III SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -


1 KAB. BOGOR - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU - - - - -
NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL
NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
13 KAB. SUBANG - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - -

SUB JUMLAH III - - - - - - - - -


- - - -
IV KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - -
1 KAB. BOGOR - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - -
4 KAB. BANDUNG 3 3 - -
5 KAB. GARUT - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA 2 1 3 - - - 2 1 3
7 KAB. CIAMIS - - - - -

.id
8 KAB. KUNINGAN - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - -

go
10 KAB. MAJALENGKA - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU - - - - -
13
14
KAB. SUBANG
KAB. PURWAKARTA
-
-
v. -
-
-
-
-
-
-
-
ro
15 KAB. KARAWANG - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - -
rp
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - -
ba

19 KOTA BOGOR - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - -
ja

21 KOTA BANDUNG - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - -
s.

23 KOTA BEKASI - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - -
ke

25 KOTA CIMAHI - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - -
is

27 KOTA BANJAR - - - - -
SUB JUMLAH IV 2 4 6 - - - 2 1 3
.d

- - -
V KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
w

1 KAB. BOGOR - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - -
w

3 KAB. CIANJUR - - - - -
w

4 KAB. BANDUNG - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - -
19 KOTA BOGOR - 3 3 - - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - -
- - -
SUB JUMLAH V - 3 3 - - - - - -
JAWA BARAT 172 972 1.130 20 134 156 192 1.100 1.292
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 2,42 0,33 2,77

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 77

JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

TENAGA TEKNISI MEDIS


NO UNIT KERJA TOTAL
FISIOTERAPI TERAPI OKUPASI TERAPI WICARA AKUPUNKTUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 KAB. BOGOR 26 52 78 - - - 1 4 5 2 3 5 29 59 88

id
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - - - - - - -

o.
3 KAB. CIANJUR 2 1 3 1 - 1 1 1 2 - - - 4 2 6

g
4 KAB. BANDUNG 3 8 11 1 - 1 - 3 3 - - - 5 14 19

v.
5 KAB. GARUT - - - - - - - - - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - - - - - - - - - -

ro
7 KAB. CIAMIS 5 3 8 - - - - - - - - - 5 3 8

rp
8 KAB. KUNINGAN 7 6 13 - - - - - - - - - 7 6 13
9 KAB. CIREBON 8 14 22 - - - - 2 2 - - - 8 16 24

ba
10 KAB. MAJALENGKA 1 1 2 - 1 1 - 1 1 - - - 1 3 4
11 KAB. SUMEDANG 2 2 4 - - - - - - 1 2 3 3 4 7

ja
12 KAB. INDRAMAYU 1 3 4 - - - - - - - - - 1 3 4

s.
13 KAB. SUBANG 1 3 4 - - - - - - - - - 1 3 4
14 KAB. PURWAKARTA 3 2 5 - - - - - - 9 8 17 12 10 22

ke
15 KAB. KARAWANG 7 33 41 1 1 8 - 1 1 - - - 8 35 43
16 KAB. BEKASI 13 24 37 is 2 - 2 - 3 3 - - - 15 27 42
17 KAB. BANDUNG BARAT - 1 1 - - - - - - - - - - 1 1
.d
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR 22 38 60 1 8 9 1 10 11 - 3 3 24 59 83
w

20 KOTA SUKABUMI 2 16 18 - 2 2 - 4 4 - - - 2 22 24
w

21 KOTA BANDUNG 37 67 104 - - - - - - - - - 37 67 104


w

22 KOTA CIREBON 5 9 16 1 - 1 - 1 1 - - - 6 12 18
23 KOTA BEKASI 10 30 40 - 5 5 1 5 6 - - - 11 40 51
24 KOTA DEPOK 1 42 43 - 13 13 1 55 56 - - - 2 110 112
25 KOTA CIMAHI 13 15 28 - 3 3 - 7 7 1 4 5 14 29 43
26 KOTA TASIKMALAYA 1 3 4 - - - - - - - - - 1 3 4
27 KOTA BANJAR 2 3 5 - - - - 1 1 - - - 2 4 6

JAWA BARAT 172 376 551 7 33 46 5 98 103 13 20 33 198 532 730

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 77 A

JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

TENAGA TEKNISI MEDIS


NO UNIT KERJA TOTAL
FISIOTERAPI TERAPI OKUPASI TERAPI WICARA AKUPUNKTUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
I PUSKESMAS - - -
1 KAB. BOGOR - - - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS 3 1 4 - - - - - - - - - 3 1 4
8 KAB. KUNINGAN - - - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - - - -

.id
22 KOTA CIREBON - - - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - - - -

go
25 KOTA CIMAHI - - - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 3 1 4 - - - -

v.
- - - - - 3 1 4
ro
II RUMAH SAKIT
1 KAB. BOGOR 26 52 78 - - - 1 4 5 2 3 5 29 59 88
rp
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR 2 1 3 1 - 1 1 1 2 - - - 4 2 6
ba

4 KAB. BANDUNG 3 8 11 1 - 1 - 3 3 - - - 5 14 19
5 KAB. GARUT - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - -
ja

7 KAB. CIAMIS 2 2 4 - - - - - - - - - 2 2 4
8 KAB. KUNINGAN 7 6 13 - - - - - - - - - 7 6 13
s.

9 KAB. CIREBON 8 14 22 - - - - 2 2 - - - 8 16 24
10 KAB. MAJALENGKA 1 1 2 - 1 1 - 1 1 - - - 1 3 4
ke

11 KAB. SUMEDANG 1 1 2 - - - - - - - - - 1 1 2
12 KAB. INDRAMAYU 1 3 4 - - - - - - - - - 1 3 4
is

13 KAB. SUBANG 1 3 4 - - - 1 3 4
14 KAB. PURWAKARTA 3 2 5 - - - - - - 9 8 17 12 10 22
.d

15 KAB. KARAWANG 7 33 41 1 1 8 - 1 1 - - - 8 35 43
16 KAB. BEKASI 13 24 37 2 - 2 - 3 3 - - - 15 27 42
w

17 KAB. BANDUNG BARAT 1 1 - - - - 1 1


18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - -
w

19 KOTA BOGOR 22 38 60 1 8 9 1 10 11 - 3 3 24 59 83
20 KOTA SUKABUMI 1 8 9 - 1 1 - 2 2 - - - 1 11 12
w

21 KOTA BANDUNG 37 67 104 - - - 37 67 104


22 KOTA CIREBON 5 9 16 1 - 1 - 1 1 - - - 6 12 18
23 KOTA BEKASI 10 30 40 - 5 5 1 5 6 - - - 11 40 51
24 KOTA DEPOK 1 42 43 - 13 13 1 55 56 - 2 110 112
25 KOTA CIMAHI 13 14 27 - 1 1 - 3 3 - - - 13 18 31
26 KOTA TASIKMALAYA 1 3 4 - - - - - - - - - 1 3 4
27 KOTA BANJAR 2 3 5 - - - - 1 1 - - - 2 4 6
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 167 365 535 7 30 43 5 92 97 11 14 25 191 506 697

III SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN


1 KAB. BOGOR - - - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - -
11 KAB. SUMEDANG 1 1 2 - - - - - - 1 2 3 2 3 5
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - - - -
20 KOTA SUKABUMI 1 8 9 - 1 1 - 2 2 - - - 1 11 12
TENAGA TEKNISI MEDIS
NO UNIT KERJA TOTAL
FISIOTERAPI TERAPI OKUPASI TERAPI WICARA AKUPUNKTUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
21 KOTA BANDUNG - - - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - - - -
25 KOTA CIMAHI - 1 1 - 2 2 - 4 4 1 4 5 1 11 12
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - - - -
SUB JUMLAH III 2 10 12 - 3 3 - 6 6 2 6 8 4 25 29
- - - - -
IV KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - -
1 KAB. BOGOR - - - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - -

.id
19 KOTA BOGOR - - - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - - - -

go
22 KOTA CIREBON - - - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - - - -
25 KOTA CIMAHI - -
v. - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - -
ro - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - - - -
SUB JUMLAH IV - - - - - - - - - - - - - - -
rp
- - -
V KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
ba

1 KAB. BOGOR - - - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - - - -
ja

4 KAB. BANDUNG - - - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - - - -
s.

6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - -
ke

7 KAB. CIAMIS - - - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - - - -
is

10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - - - -
.d

12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - - - -
w

14 KAB. PURWAKARTA - - - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - - - -
w

16 KAB. BEKASI - - - - - - -
w

17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - -


18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - - - -
- - -
SUB JUMLAH V - - - - - - - - - - - - - - -
JAWA BARAT 172 376 551 7 33 46 5 98 103 13 20 33 198 532 730
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 1,18 0,098 0,221 0,071 1,563

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 78

JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

TENAGA TEKNISI MEDIS


NO UNIT KERJA
RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISI TEKNISI GIGI ANALISIS KESEHATAN REFRAKSIONIS ORTETIK PROSTETIK REKAM MEDIS DAN TEKNISI TRANSFUSI TEKNISI JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

1 KAB. BOGOR 74 38 112 11 1 12 19 1 20 3 16 19 61 154 215 1 1 2 1 4 5 35 64 99 4 13 17 - - - 209 292 501


2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - - - - 1 5 6 - - - - - - - - - - - - - - - 1 5 6

id
3 KAB. CIANJUR 5 3 8 - - - 1 1 2 - - - 9 25 34 2 1 3 - - - 5 4 9 - - - - - - 22 34 56

o.
4 KAB. BANDUNG 13 8 21 - - - 6 - 6 - - - 11 46 57 - 1 1 - - - 18 15 33 - - - - - - 48 70 118

g
5 KAB. GARUT 14 6 20 - - - 1 1 2 1 2 3 12 25 37 - 1 1 - - - 1 5 6 - - - 1 - 1 30 40 70

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 1 - 1 - - - - - - - - - 8 16 24 - - - - - - - - - - - - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

ro
8 KAB. KUNINGAN 12 7 19 - - - 2 2 4 - - - 20 22 42 - - - - - - 4 14 18 - - - - - - 38 45 83

rp
9 KAB. CIREBON 25 20 45 5 2 7 7 1 8 2 2 4 32 79 111 1 1 2 - - - 14 38 52 2 3 5 - - - 88 146 234
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - - - - - - - 7 11 18 - - - - - - - - - - - - - - - - - -

ba
11 KAB. SUMEDANG - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU 10 7 17 - - - 2 - 2 - - - 11 28 39 - - - - - - 2 8 10 - 1 1 - - - 25 44 69

ja
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

s.
14 KAB. PURWAKARTA 7 7 14 - - - 2 1 3 - - - 14 32 46 1 - 1 - - - 2 8 10 - 1 1 - - - 26 49 75
15 KAB. KARAWANG 44 29 73 - - - 1 - 1 - - - 27 94 121 - - - - - - 22 26 48 1 - 1 - - - 95 149 244

ke
16 KAB. BEKASI 117 43 160 1 9 10 4 4 8 1 5 6 29 77 106 - - - - - - 19 49 68 - 1 1 - - - 166 184 350
17 KAB. BANDUNG BARAT 2 3 5 - - - - - - - - - 10 36 46 - - - - - - 4 5 9 - - - - - - 16 44 60

is
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - - - - 1 3 4 - - - - - - - - - - - - - - - 1 3 4
19 KOTA BOGOR
20 KOTA SUKABUMI
34
7
38
9
72
16 -
2 -
- -
2 2
2
2
3
4
5
-
-
.d
-
1
-
1 48
28
121
48
169
76
2
1
1
1
3
2
-
-
-
-
-
-
25
4
32
13
57
17
1
1
4
3
5
4
-
-
-
-
-
-
114
43
199
77
313
120
w
21 KOTA BANDUNG - - - - - - - - - - - - 1 5 6 - - - - - - - 2 2 - - - - - - 6 26 32
w

22 KOTA CIREBON 20 13 33 1 - 1 3 1 4 - 2 2 21 61 82 - - - - - - 8 15 23 3 2 5 5 - 5 61 89 150


w

23 KOTA BEKASI 22 30 52 6 10 16 2 6 8 - 1 1 18 91 109 - - - - - - 7 20 27 1 3 4 - - - 56 161 217


24 KOTA DEPOK 50 49 99 7 6 13 12 4 16 1 2 3 39 178 217 3 3 6 - - - 20 73 93 3 6 9 - - - 135 321 456
25 KOTA CIMAHI 27 12 39 - - - 8 2 10 1 - 1 23 104 127 4 2 6 - - - 39 52 91 - - - 2 - 2 104 172 276
26 KOTA TASIKMALAYA 25 9 34 - - - 1 - 1 - - - 21 99 120 5 - 5 - - - 7 23 30 - - - 1 - 1 60 131 191
27 KOTA BANJAR 6 5 11 - - - 1 1 2 - - - 13 20 33 - - - - - - 3 4 7 2 - 2 - - - 25 30 55

JAWA BARAT 515 336 851 33 28 61 76 30 106 9 31 40 465 1.380 1.845 20 12 32 1 4 5 239 470 709 18 37 55 9 - 9 1.369 2.311 3.680

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 78 A

JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

TENAGA TEKNISI MEDIS

NO UNIT KERJA REKAM MEDIS DAN


TEKNISI REFRAKSIONIS ORTETIK TEKNISI TRANSFUSI TEKNISI
RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISI GIGI ANALISIS KESEHATAN INFORMASI JUMLAH
ELEKTROMEDIS OPTISIEN PROSTETIK DARAH KARDIOVASKULER
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
I PUSKESMAS - - -
1 KAB. BOGOR - - - - - - - - - - - - 5 24 29 - - - - - - - - - - - - - - - 5 24 29
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - - - - 1 5 6 - - - - - - - - - - - - - - - 1 5 6
3 KAB. CIANJUR - - - - 2 7 9 - - - - - 2 7 9

id
4 KAB. BANDUNG - - - - - - - - - - - - 4 24 28 - - - - - - - - - - - - - - - 4 24 28

o.
5 KAB. GARUT - 1 1 - - - - - - - - - 4 - 4 - - - - - - - - - - - - - - - 4 1 5
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - - - - - - - 7 12 19 - - - - - - - - - - - - - - - - - -

g
7 KAB. CIAMIS - - - - - - - - - - - - -
8 KAB. KUNINGAN 1 - 1 - - - - - - - - - 6 7 13 - - - - - - - - - - - - - - - 7 7 14

v.
9 KAB. CIREBON - 2 2 - - - - - - - - - 8 14 22 - - - - - - - - - - - - - - - 8 16 24

ro
10 KAB. MAJALENGKA - - - - 7 11 18 - - - - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - - - - - - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - - - - - - - 5 10 15 - - - - - - - - - - - - - - -

rp
5 10 15
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - - - - - - - - - 5 15 20 - - - 1 1 - -

ba
5 16 21
15 KAB. KARAWANG - 2 2 - - - - - - - - - 5 18 20 - - - - - - - - - - - - - - - 5 20 25
16 KAB. BEKASI 64 24 88 - 6 6 - - 5 4 9 - - - - - 64 30 94

ja
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - 8 19 27 - - - - - - 8 19 27
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - - - - 1 3 4 - - - - - - - - - - - - - - 1 3 4

s.
19 KOTA BOGOR 3 2 5 - - - - - - - - - 5 23 28 - - - - - - - 3 3 - - - - - - 8 28 36
20 KOTA SUKABUMI - - - - - - - - - - - - 6 12 18 - - - - - - - - - - - - - - - 6 12 18

ke
21 KOTA BANDUNG - - - - - - - - - - - - 1 5 30 - - - - - - - 2 2 - - - - - - 6 26 32
22 KOTA CIREBON 1 - 1 - - - - - - - - - 3 17 20 - - - - - - - 2 2 - - - - - - 4 19 23
23 KOTA BEKASI
24 KOTA DEPOK
-
-
-
1
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
is -
-
4
5
17
23
21
28
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
5
17
25
21
30
.d
25 KOTA CIMAHI - - - - - - - - - - - - 2 14 16 - - - - - - 7 5 12 - - - - - - 9 19 28
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - 1 25 26 - - - - - 1 25 26
w

27 KOTA BANJAR - - - - - - - - - - - - 3 5 8 - - - - - - - - - - - - - - - 3 5 8
w

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 69 32 101 - 6 6 - - - - - - 103 314 438 - - - - - - 7 14 21 - - - - - - 165 358 523
w

II RUMAH SAKIT
1 KAB. BOGOR 74 37 111 11 1 12 19 1 20 3 16 19 55 126 181 1 1 2 1 4 5 35 64 99 4 13 17 - - - 203 263 466
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR 5 3 8 - - - 1 1 2 - 7 18 25 2 1 3 - 5 4 9 - - 20 27 47
4 KAB. BANDUNG 13 8 21 - - - 6 - 6 - - - 7 22 29 - 1 1 - - - 18 15 33 - - - - - - 44 46 90
5 KAB. GARUT 14 5 19 - - - 1 1 2 1 2 3 8 25 33 - 1 1 - - - 1 5 6 - - - 1 - 1 26 39 65
6 KAB. TASIKMALAYA 1 - 1 - - - - - - - - - 1 4 5 - - - - - - - - - - - - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - - - - - - - - - -
8 KAB. KUNINGAN 11 7 18 - - - 2 2 4 - - - 14 15 29 - - - - - - 4 14 18 - - - - - - 31 38 69
9 KAB. CIREBON 25 18 43 5 2 7 7 1 8 2 2 4 24 65 89 1 1 2 - - - 14 38 52 2 3 5 - - - 80 130 210
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - - - - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - - - - - - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU 10 7 17 - - - 2 - 2 - - - 6 18 24 - - - - - - 2 8 10 - 1 1 - - - 20 34 54
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA 7 7 14 - - - 2 1 3 - - - 9 17 26 1 - 1 - - - 2 7 9 - 1 1 - - - 21 33 54
TENAGA TEKNISI MEDIS
NO UNIT KERJA REKAM MEDIS DAN
TEKNISI REFRAKSIONIS ORTETIK TEKNISI TRANSFUSI TEKNISI
RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISI GIGI ANALISIS KESEHATAN INFORMASI JUMLAH
ELEKTROMEDIS OPTISIEN PROSTETIK DARAH KARDIOVASKULER
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
15 KAB. KARAWANG 44 27 87 - - - 1 - 6 - - - 22 76 121 - - - - - - 22 26 60 1 - 1 - - - 90 129 219
16 KAB. BEKASI 53 19 72 1 3 4 4 4 8 1 5 6 24 73 97 - - - - - - 19 49 68 - 1 1 - - - 102 154 256
17 KAB. BANDUNG BARAT 2 3 5 - - - 2 17 19 - - 4 5 9 - - 8 25 33
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR 31 36 67 2 - 2 2 2 4 - 1 1 43 98 141 2 1 3 - - - 25 29 54 1 4 5 - - - 106 171 277
20 KOTA SUKABUMI 7 9 16 - - - 2 3 5 - - - 22 36 58 1 1 2 - - - 4 13 17 1 3 4 - - - 37 65 102
21 KOTA BANDUNG - - - - - - - - - - - - -
22 KOTA CIREBON 19 13 33 1 - 1 3 1 4 - 2 2 18 44 57 - - - - - - 8 13 21 3 2 5 5 - 5 57 70 127
23 KOTA BEKASI 22 30 52 6 10 16 2 6 8 - 1 1 14 74 88 - - - - - - 7 20 27 1 3 4 - - - 52 144 196
24 KOTA DEPOK 50 48 98 7 6 13 12 4 16 1 2 3 34 155 189 3 3 6 - - - 20 72 92 3 6 9 - - - 130 296 426

id
25 KOTA CIMAHI 19 8 27 - - - 8 2 10 1 - 1 18 71 89 - - - - - - 32 47 79 - - - - - - 78 128 206
26 KOTA TASIKMALAYA 25 8 33 - 1 - 1 - - - 19 70 89 5 - 5 - - - 7 23 30 - - - 1 - 1 58 101 159

o.
27 KOTA BANJAR 6 5 11 - - - 1 1 2 - - - 8 13 21 - - - - - - 3 4 7 2 - 2 - - - 20 23 43
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 438 298 753 33 22 55 76 30 111 9 31 40 355 1.037 1.410 16 10 26 1 4 5 232 456 700 18 37 55 7 - 7 1.183 1.916 3.099

g
III SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN

v.
1 KAB. BOGOR - 1 1 - - - - - - - - 1 4 5 - - - - - - - - - - - - - - - 1 5 6
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - - - - -

ro
3 KAB. CIANJUR - - - - - - - - - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - - - - - - - - - -

rp
5 KAB. GARUT - - - - - - - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - - - - - - - -

ba
7 KAB. CIAMIS - - - - - - - - - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - - - - - - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - - - - - - - - - -

ja
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - - - - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - - - - - - - - - -

s.
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - - - - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - - - - - -

ke
14 KAB. PURWAKARTA - - - - - - - - - - - - -
15 KAB. KARAWANG 87 - 6 - 121 - - 60 1 - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - - - - - - - - - -
17
18
KAB. BANDUNG BARAT
KAB. PANGANDARAN
-
-
-
-
-
-
is -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
.d
19 KOTA BOGOR - - - - - - - - - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - - - - - - - - - -
w

21 KOTA BANDUNG - - - - - - - - - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - - - - - - - - - -
w

23 KOTA BEKASI - - - - - - - - - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - - - - - - - - - -
w

25 KOTA CIMAHI 8 4 12 - - - - - - - - - 3 19 22 4 2 6 - - - - - - - - - 2 - 2 17 25 42
26 KOTA TASIKMALAYA - 1 1 - - - - - - - - - 1 4 5 - - - - - - - - - - - - - - - 1 5 6
27 KOTA BANJAR - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH III 8 6 101 - - - - - 6 - - - 5 27 153 4 2 6 - - - - - 60 - - 1 2 - 2 19 35 54

IV KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - -


1 KAB. BOGOR - - - - - - - - - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - - - - - - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - - - - - - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - - - - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - - - - - - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - - - - - - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - - - - - - - - - -
TENAGA TEKNISI MEDIS
NO UNIT KERJA REKAM MEDIS DAN
TEKNISI REFRAKSIONIS ORTETIK TEKNISI TRANSFUSI TEKNISI
RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISI GIGI ANALISIS KESEHATAN INFORMASI JUMLAH
ELEKTROMEDIS OPTISIEN PROSTETIK DARAH KARDIOVASKULER
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - - - - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - - - - - - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - - - - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - - - - - - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - - - - - - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - - - - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - - - - - - - - - -

id
20 KOTA SUKABUMI - - - - - - - - - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - - - - - - - - - -

o.
22 KOTA CIREBON - - - - - - - - - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - - - - - - - - - -

g
24 KOTA DEPOK - - - - - - - - - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - - - - - - - - - -

v.
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - - - - - - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - - - - - - - - - -

ro
SUB JUMLAH IV - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

rp
V KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
1 KAB. BOGOR - - - - - - - - - - - - -

ba
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - - - - - - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - - - - - - - - - -

ja
5 KAB. GARUT - - - - - - - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - - - - - - - -

s.
7 KAB. CIAMIS - - - - - - - - - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - - - - - - - - - -

ke
9 KAB. CIREBON - - - - - - - - - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - - - - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - - - - - - - - - -
12
13
KAB. INDRAMAYU
KAB. SUBANG
-
-
-
-
-
-
is-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
.d
14 KAB. PURWAKARTA - - - - - - - - - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - - - - - - - - - -
w

16 KAB. BEKASI - - - - - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - - - - - - - -
w

18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - - - - - - - - - -
w

20 KOTA SUKABUMI - - - - - - - - - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - - - - - - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - - - - - - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - - - - - - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - - - - - - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - - - - - - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - - - - - - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - 2 2 4 - - - - - 2 2 4
- - -
SUB JUMLAH V - - - - - - - - - - - - 2 2 4 - - - - - - - - - - - - - - - 2 2 4
JAWA BARAT 515 336 955 33 28 61 76 30 117 9 31 40 465 1.380 2.005 20 12 32 1 4 5 239 470 781 18 37 56 9 - 9 1.369 2.311 3.680
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 2,04 0,13 0,25 0,09 4,29248 0,07 0,01 1,67 0,12 0,02 7,8785

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 79

JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

TENAGA KESEHATAN LAINNYA


TOTAL
NO UNIT KERJA PENGELOLA PROGRAM TENAGA KESEHATAN LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KAB. BOGOR 3 4 7 31 34 65 34 38 72

id
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - -

o.
3 KAB. CIANJUR - - - - - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - 5 5 10 5 5 10

g
5 KAB. GARUT 1 - 1 - 1 1 1 1 2

v.
6 KAB. TASIKMALAYA 25 10 35 1 - 1 26 10 36

ro
7 KAB. CIAMIS - - - - - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - 23 33 56 23 33 56

rp
9 KAB. CIREBON - - - - - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - 1 1 - 1 1

ba
11 KAB. SUMEDANG - - - 8 23 31 8 23 31
12 KAB. INDRAMAYU 17 23 40 - - - 17 23 40

ja
13 KAB. SUBANG - - - 78 38 116 78 38 116

s.
14 KAB. PURWAKARTA 1 - 1 19 13 32 20 13 33

ke
15 KAB. KARAWANG 2 - 2 122 82 204 124 82 206
16 KAB. BEKASI 5 2 7 - 11 11 5 13 18
17
18
KAB. BANDUNG BARAT
KAB. PANGANDARAN
-
-
is -
-
-
-
-
1
-
1
-
2
-
1
-
1
-
2
.d
19 KOTA BOGOR 1 - 1 37 48 85 38 48 86
w

20 KOTA SUKABUMI 1 - 1 1 2 3 2 2 4
w

21 KOTA BANDUNG - - - - - - - - -
22 KOTA CIREBON 9 24 33 2 11 13 11 35 46
w

23 KOTA BEKASI 16 62 78 98 15 113 114 77 191


24 KOTA DEPOK - - - - - - - - -
25 KOTA CIMAHI 13 27 40 - - - 13 27 40
26 KOTA TASIKMALAYA 2 1 3 1 - 1 3 1 4
27 KOTA BANJAR - - - - - - - - -

JAWA BARAT 96 153 249 427 318 745 523 471 994

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 79 A

JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

TENAGA KESEHATAN LAINNYA


PENGELOLA PROGRAM TENAGA KESEHATAN TOTAL
NO UNIT KERJA
KESEHATAN LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
I PUSKESMAS - - -
1 KAB. BOGOR - - - 28 18 46 28 18 46
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA 25 10 35 1 - 1 26 10 36
7 KAB. CIAMIS - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - 16 12 - 16 12 -
9 KAB. CIREBON - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - 2 12 14 2 12 14
12 KAB. INDRAMAYU - - - - -
13 KAB. SUBANG - 78 38 116 78 38 116
14 KAB. PURWAKARTA - - - - - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - 121 79 200 121 79 200
16 KAB. BEKASI - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - -

.id
18 KAB. PANGANDARAN - - - 1 1 2 1 1 2
19 KOTA BOGOR - - - 15 16 31 15 16 31
20 KOTA SUKABUMI - - - - -

go
21 KOTA BANDUNG - - - - -
22 KOTA CIREBON 8 20 28 - - - 8 20 28

v.
23 KOTA BEKASI - - - - - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - -
ro
25 KOTA CIMAHI - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - -
rp
27 KOTA BANJAR - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 33 30 63 262 176 410 295 206 473
ba

II RUMAH SAKIT
1 KAB. BOGOR 3 4 7 3 16 19 6 20 26
ja

2 KAB. SUKABUMI - - - - -
s.

3 KAB. CIANJUR - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - 5 5 10 5 5 10
ke

5 KAB. GARUT 1 - 1 - 1 1 1 1 2
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - -
is

7 KAB. CIAMIS - - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - - - - -
.d

9 KAB. CIREBON - - - - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - 1 1 - 1 1
w

11 KAB. SUMEDANG - - - 5 11 16 5 11 16
w

12 KAB. INDRAMAYU 1 - 1 - - - 1 - 1
13 KAB. SUBANG - - - - -
w

14 KAB. PURWAKARTA 1 - 1 19 13 32 20 13 33
15 KAB. KARAWANG 2 - 2 1 3 4 3 3 6
16 KAB. BEKASI 5 2 7 - 11 11 5 13 18
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - -
19 KOTA BOGOR 1 - 1 3 16 19 4 11 15
20 KOTA SUKABUMI 1 - 1 1 2 3 2 2 4
21 KOTA BANDUNG - - - - -
22 KOTA CIREBON 1 4 5 2 11 13 3 15 18
23 KOTA BEKASI - - - 98 15 113 98 15 113
24 KOTA DEPOK - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA 2 1 3 1 - 1 3 1 4
27 KOTA BANJAR - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 18 11 29 138 105 243 156 111 267

III SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN


1 KAB. BOGOR - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - -
TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PENGELOLA PROGRAM TENAGA KESEHATAN TOTAL
NO UNIT KERJA
KESEHATAN LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
8 KAB. KUNINGAN - - - 2 2 - 2 2
9 KAB. CIREBON - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - -
SUB JUMLAH III - - - - 2 2 - 2 2

.id
IV KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - -
1 KAB. BOGOR - - - - -

go
2 KAB. SUKABUMI - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - -

v.
4 KAB. BANDUNG - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - -
ro
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - -
rp
8 KAB. KUNINGAN - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - -
ba

10 KAB. MAJALENGKA - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - -
ja

12 KAB. INDRAMAYU 16 23 39 - - - 16 23 39
13 KAB. SUBANG - - - - -
s.

14 KAB. PURWAKARTA - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - -
ke

16 KAB. BEKASI - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - -
is

18 KAB. PANGANDARAN - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - -
.d

20 KOTA SUKABUMI - - - - -
w

21 KOTA BANDUNG - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - -
w

23 KOTA BEKASI - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - -
w

25 KOTA CIMAHI - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - -
SUB JUMLAH IV 16 23 39 - - - 16 23 39

V KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA


1 KAB. BOGOR - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - 7 19 26 7 19 26
9 KAB. CIREBON - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - 1 - 1 - - -
12 KAB. INDRAMAYU - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - -
TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PENGELOLA PROGRAM TENAGA KESEHATAN TOTAL
NO UNIT KERJA
KESEHATAN LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
18 KAB. PANGANDARAN - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - 19 16 35 - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - -
23 KOTA BEKASI 16 62 78 - 16 62 78
24 KOTA DEPOK - - - - -
25 KOTA CIMAHI 13 27 40 - - - 13 27 40
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - -
- - -
SUB JUMLAH V 29 89 118 27 35 62 36 108 144

JAWA BARAT 96 153 249 427 318 717 503 450 925
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 0,53 1,54 1,98

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

.id
go
v.
ro
rp
ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w
TABEL 80

JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

TENAGA NON KESEHATAN


STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG TENAGA TENAGA PENUNJANG TOTAL
NO UNIT KERJA PEJABAT STRUKTURAL TENAGA PENDIDIK JURU
ADMINISTRASI TEKNOLOGI PERENCANAAN KEPENDIDIKAN KESEHATAN LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

1 KAB. BOGOR 162 267 428 304 399 703 32 8 40 8 7 16 - 2 1 22 20 51 46 20 51 29 20 64 603 743 1.346

2 KAB. SUKABUMI 85 31 116 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 85 31 116

3 KAB. CIANJUR 76 44 120 282 143 425 - - - 2 - 2 - - - - - - - - - - - - 360 187 547

id
4 KAB. BANDUNG 82 51 133 351 271 622 3 - 3 1 2 3 2 - 2 - - - - 3 3 14 7 21 453 334 787

o.
5 KAB. GARUT 84 19 103 313 180 493 - - - 1 2 3 - - - - - - - - - - - - 398 201 599

6 KAB. TASIKMALAYA 63 23 86 54 23 77 - - - - - - - - - - - - - - - 56 24 80 173 70 243

g
7 KAB. CIAMIS 65 30 95 103 94 197 1 - 1 1 - 1 - - - - - - 6 - 6 - - - 176 124 300

v.
8 KAB. KUNINGAN 75 31 106 57 67 124 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 132 98 230

ro
9 KAB. CIREBON 33 3 36 482 365 847 62 11 73 - - - - - - - - - - - - - - - 577 379 956

rp
10 KAB. MAJALENGKA 75 38 113 188 147 335 4 - 4 4 - 4 - - - - - - 12 - 12 35 50 85 318 235 553

11 KAB. SUMEDANG 60 56 116 132 120 252 1 - 1 - 1 1 - - - - - - - - - 1 2 3 193 177 370

ba
12 KAB. INDRAMAYU 99 62 63 113 108 137 3 1 4 2 - 2 - - - - - - 3 2 - - - 2 105 103 208

13 KAB. SUBANG 18 7 25 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 18 7 25

ja
14 KAB. PURWAKARTA 48 29 37 179 156 228 6 3 9 2 2 4 - - - - - - 45 9 52 - - 52 172 158 330

s.
15 KAB. KARAWANG 203 200 427 351 408 759 24 - 24 - 1 1 - - - - - - 1 - 1 99 47 557 678 656 1.334

ke
16 KAB. BEKASI 142 74 216 124 310 434 22 2 24 4 3 7 1 3 4 - 1 1 21 19 38 23 29 38 337 441 778

17 KAB. BANDUNG BARAT 8 - 4 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 4 - 4 8 - 8

18 KAB. PANGANDARAN 10 6 16 16 7 23 - -
is - - - - - - - - - - - - - - - - 26 13 39
.d
19 KOTA BOGOR 147 162 309 643 570 1.213 25 2 27 5 9 14 - 11 - 1 - 1 103 152 255 924 906 1.830 886 865 1.751
w

20 KOTA SUKABUMI 84 88 172 303 321 624 15 4 19 6 4 10 - - - 1 5 6 19 17 36 - - - 428 439 867


w

21 KOTA BANDUNG 20 42 62 94 135 229 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 114 177 291

22 KOTA CIREBON 79 101 170 173 149 301 5 - 5 3 3 6 - - - 1 4 5 6 - 6 19 2 21 290 259 549
w

23 KOTA BEKASI 29 50 79 235 245 480 - - - 4 12 16 - - - - - - - - - - - - 268 307 575

24 KOTA DEPOK 190 313 503 213 377 590 39 19 58 5 9 14 - 7 7 13 1 14 223 137 360 - - 426 683 863 1.546

25 KOTA CIMAHI 25 53 78 376 366 742 2 - 2 2 3 5 - - - - - - 3 11 14 408 433 841 408 433 841

26 KOTA TASIKMALAYA 91 90 181 188 193 381 4 - 4 4 - 4 - 1 1 - - - 2 3 5 22 13 35 311 300 611

27 KOTA BANJAR 55 17 72 282 94 376 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 337 110 447

JUMLAH JAWA BARAT 2.108 1.887 3.866 5.556 5.248 10.592 248 50 298 54 58 113 3 24 15 38 31 78 490 373 839 1.634 1.533 4.059 8.537 7.710 16.247

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015


TABEL 80 A

JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

TENAGA NON KESEHATAN


STAF STAF TOTAL
STAF PENUNJANG TENAGA TENAGA TENAGA PENUNJANG
NO UNIT KERJA PEJABAT STRUKTURAL PENUNJANG PENUNJANG JURU
ADMINISTRASI PENDIDIK KEPENDIDIKAN KESEHATAN LAINNYA
TEKNOLOGI PERENCANAAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
I PUSKESMAS - - -
1 KAB. BOGOR 43 37 80 72 43 115 - - - - - - - - - - - - 1 - 1 28 18 46 144 98 242

id
2 KAB. SUKABUMI 85 31 116 - - - - - - - 85 31 116
3 KAB. CIANJUR 59 31 90 45 20 65 - - - - - - - 104 51 155

o.
4 KAB. BANDUNG 35 26 61 132 115 247 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 167 141 308
5 KAB. GARUT 62 10 72 209 117 326 271 127 398

g
6 KAB. TASIKMALAYA 27 11 38 29 13 42 - - - - - - - - - - - - - - - 56 24 80 112 48 160

v.
7 KAB. CIAMIS 53 21 74 101 84 185 - - - - - - 154 105 259
8 KAB. KUNINGAN 48 26 74 52 65 117 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 100 91 191

ro
9 KAB. CIREBON 4 1 5 70 66 136 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 74 67 141
10 KAB. MAJALENGKA 46 18 64 68 65 133 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 114 83 197

rp
11 KAB. SUMEDANG 41 29 70 28 53 81 - - - - - - - - - - - - - - - 1 2 3 69 82 151
12 KAB. INDRAMAYU 65 33 - 47 37 - - - - - - - - - - - - - 3 - - - - - - - -

ba
13 KAB. SUBANG 18 7 25 - - - - - - - 18 7 25
14 KAB. PURWAKARTA 27 13 - 80 27 - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - -

ja
15 KAB. KARAWANG 82 43 125 - - - - - - - 82 43 125
16 KAB. BEKASI 64 24 88 - 6 6 - - - - - - - - - - - - 2 - - - - 66 30 96

s.
17 KAB. BANDUNG BARAT 4 - - - - - - - - 4 - 4
18 KAB. PANGANDARAN 10 6 16 16 7 23 - - - - - - 26 13 39

ke
19 KOTA BOGOR 22 26 48 16 15 31 - - - - - - - - - - - - - - - 38 41 79 - - -
20 KOTA SUKABUMI 13 17 30 29 37 66 3 1 4 - - - - - - - - - - - - - - - 45 55 100
21 KOTA BANDUNG
22 KOTA CIREBON
20
25
42
42
62
67
94
40
135
49
229
89
-
-
is
-
-
-
-
-
3
-
3
-
6
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
114
68
177
94
291
162
.d
23 KOTA BEKASI 11 20 31 27 52 79 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 38 72 110
24 KOTA DEPOK 7 15 22 33 27 60 12 17 29 - - - - - - - - - 98 49 147 - - - 150 108 258
w

25 KOTA CIMAHI 10 16 26 11 11 22 - - - - - - - - - - - - - - - 21 27 48 21 27 48
w

26 KOTA TASIKMALAYA 23 19 42 11 11 22 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 34 30 64
27 KOTA BANJAR 3 7 10 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3 6 9
w

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 907 571 1.336 1.210 1.055 2.074 15 18 33 3 3 6 - - - - - - 105 50 256 2.063 1.586 3.649

II RUMAH SAKIT
1 KAB. BOGOR 119 229 348 232 356 588 32 8 40 8 7 15 - 1 1 22 20 42 42 8 50 1 2 3 456 631 1.087
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR 17 13 30 237 123 360 - 2 2 - - - 256 136 392
4 KAB. BANDUNG 47 25 72 219 156 375 3 - 3 1 2 3 2 - 2 - - - - 3 3 14 7 21 286 193 479
5 KAB. GARUT 22 9 31 104 63 167 - 1 2 3 - - - 127 74 201
6 KAB. TASIKMALAYA 36 12 48 25 10 35 - - - - - 61 22 83
7 KAB. CIAMIS 12 9 21 2 10 12 1 1 1 1 - - 6 6 - 22 19 41
8 KAB. KUNINGAN 25 3 28 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 25 3 28
9 KAB. CIREBON 29 2 31 410 298 708 62 11 73 - - - - - - - - - - - - - - - 501 311 812
TENAGA NON KESEHATAN
STAF STAF TOTAL
STAF PENUNJANG TENAGA TENAGA TENAGA PENUNJANG
NO UNIT KERJA PEJABAT STRUKTURAL PENUNJANG PENUNJANG JURU
ADMINISTRASI PENDIDIK KEPENDIDIKAN KESEHATAN LAINNYA
TEKNOLOGI PERENCANAAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
10 KAB. MAJALENGKA 15 13 28 103 72 175 4 - 4 4 - 4 - - - - - - 12 - 12 35 50 85 173 135 308
11 KAB. SUMEDANG 19 27 46 104 67 171 1 - 1 - 1 1 - - - - - - - - - - - - 124 95 219
12 KAB. INDRAMAYU 34 29 63 66 71 137 3 1 4 2 - 2 - - - - - - - 2 - - - 2 105 103 208
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA 21 16 37 99 129 228 6 3 9 2 2 4 - - - - - - 44 8 52 52 172 158 330
15 KAB. KARAWANG 121 157 302 351 408 759 24 - 24 - 1 1 - - - - - - 1 - 1 99 47 557 596 613 1.209
16 KAB. BEKASI 78 50 128 124 304 428 22 2 24 4 3 7 1 3 4 - 1 1 19 19 38 23 29 38 271 411 682
17 KAB. BANDUNG BARAT 4 - 4 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 4 - 4 4 - 4

id
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR 119 119 238 627 555 1.182 25 2 27 5 9 14 - 11 - 1 - 1 103 152 255 880 848 1.728 880 848 1.728

o.
20 KOTA SUKABUMI 71 71 142 274 284 558 12 3 15 6 4 10 - - - 1 5 6 19 17 36 - - - 383 384 767
21 KOTA BANDUNG - - - - - - - - - -

g
22 KOTA CIREBON 54 59 103 133 100 212 5 - 5 - - - - - - 1 4 5 6 - 6 19 2 21 222 165 387

v.
23 KOTA BEKASI 12 12 24 185 155 340 - - - 1 2 3 - - - - - - - - - - - - 198 169 367
24 KOTA DEPOK 183 298 481 180 350 530 27 2 29 5 9 14 7 7 13 1 14 125 88 213 426 533 755 1.288

ro
25 KOTA CIMAHI 12 23 35 360 346 706 2 - 2 - - - - - - - - - - - - 374 369 743 374 369 743
26 KOTA TASIKMALAYA 52 60 112 153 137 290 4 - 4 4 - 4 - 1 1 - - - 2 3 5 22 13 35 237 214 451

rp
27 KOTA BANJAR 26 5 31 141 47 188 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 167 52 219
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1.128 1.241 2.383 4.129 4.041 8.149 233 32 265 46 42 88 3 23 15 38 31 69 379 300 3.715 6.173 5.860 12.033

ba
III SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
1 KAB. BOGOR - 1 - - - - - - - - - 1 - 1 - - - 9 3 12 15 3 14 17

ja
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - - - - - - -

s.
4 KAB. BANDUNG - - - - - - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - - - - - - -

ke
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - - - - - - -
8 KAB. KUNINGAN 2 2 4 5 2 7 - -
is - - - - - 7 4 11
9 KAB. CIREBON - - - 2 1 3 - - - - - 2 1 3
.d
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - - - - - - -
w

12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - - -
w

14 KAB. PURWAKARTA - - - - - - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - - - - - - -
w

16 KAB. BEKASI - - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR 1 1 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 2 1 1 2
20 KOTA SUKABUMI - - - - - - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - - - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - - - - - - -
23 KOTA BEKASI 2 1 3 5 4 9 - - - - - - 7 5 12
24 KOTA DEPOK - - - - - - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - - - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA 2 4 6 1 3 4 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3 7 10
27 KOTA BANJAR 26 5 31 141 47 188 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 167 52 219
TENAGA NON KESEHATAN
STAF STAF TOTAL
STAF PENUNJANG TENAGA TENAGA TENAGA PENUNJANG
NO UNIT KERJA PEJABAT STRUKTURAL PENUNJANG PENUNJANG JURU
ADMINISTRASI PENDIDIK KEPENDIDIKAN KESEHATAN LAINNYA
TEKNOLOGI PERENCANAAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
SUB JUMLAH III 33 14 46 154 57 211 - - - - - 1 - 1 - - - 9 3 12 17 190 84 274

IV KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - -


1 KAB. BOGOR - - - - - - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - - - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - - - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - - - - - - -

id
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - - - - - - -

o.
8 KAB. KUNINGAN - - - - - - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - - - - - - -

g
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - - - - -

v.
11 KAB. SUMEDANG - - - - - - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - - - - -

ro
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - - - - - - -

rp
15 KAB. KARAWANG - - - - - - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - - - - -

ba
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - - - - - - -

ja
20 KOTA SUKABUMI - - - - - - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - - - - - - -

s.
22 KOTA CIREBON - - - - - - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - - - - - - -

ke
24 KOTA DEPOK - - - - - - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - - - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - - is - - - - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - - - - - - -
.d
SUB JUMLAH IV - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
w

KLINIK
V DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
1 KAB. BOGOR - - - - - - - - - -
w

2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - - - - - - -
w

4 KAB. BANDUNG - - - - - - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - - - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - - - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - - - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA 14 7 21 17 10 27 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 31 17 48
11 KAB. SUMEDANG - - - - - - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - - - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - - - - - - -
TENAGA NON KESEHATAN
STAF STAF TOTAL
STAF PENUNJANG TENAGA TENAGA TENAGA PENUNJANG
NO UNIT KERJA PEJABAT STRUKTURAL PENUNJANG PENUNJANG JURU
ADMINISTRASI PENDIDIK KEPENDIDIKAN KESEHATAN LAINNYA
TEKNOLOGI PERENCANAAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
16 KAB. BEKASI - - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR 5 16 21 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 5 16 21 5 16 21
20 KOTA SUKABUMI - - - - - - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - - - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - - - - - - -
23 KOTA BEKASI 4 17 21 18 34 52 - 3 10 13 - - - - 25 61 86

id
24 KOTA DEPOK - - - - - - - - - -
25 KOTA CIMAHI 3 14 17 5 9 14 - - - 2 3 5 - - - - - - 3 11 14 13 37 50 13 37 50

o.
26 KOTA TASIKMALAYA 14 7 21 23 42 65 - - - - - - 37 49 86
27 KOTA BANJAR - - - - - - - - - -

g
- - -

v.
SUB JUMLAH V 40 61 101 63 95 158 - - - 5 13 18 - - - - - - 3 11 71 111 180 291
JAWA BARAT 2.108 1.887 3.866 5.556 5.248 10.592 248 50 298 54 58 113 3 24 15 38 31 78 490 373 4.059 8.537 7.710 16.247

ro
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 8,2767 22,6763 0,64 0,24 0,03 0,17 8,6899 34,783

rp
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

ba
ja
s.
ke
is
.d
w
w
w
TABEL 81

ANGGARAN KESEHATAN
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


NO SUMBER BIAYA
Rupiah %
1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA 3.938.024.193.041 83,53


a. Belanja Langsung 2.817.396.950.381 59,76
b. Belanja Tidak Langsung 1.120.627.242.660 23,77
c. Jamkesda - 0,00
c. Lain-lain - 0,00

.id
2 APBD PROVINSI 3.807.994.388.229 80,77
a. Belanja Langsung 2.755.409.443.569 58,45

go
b. Belanja Tidak Langsung 1.052.584.944.660 22,33
c. Jamkesda
v. - 0,00
ro
c. Bangub - 0,00
rp

d. Lain-lain - 0,00
ba

3 APBN : 106.068.518.666 2,25


ja

- Dana Dekonsentrasi 49.841.793.000 1,06


s.

- Dana Alokasi Khusus (DAK) 56.226.725.666 1,19


ke

- JKN - 0,00
is

- Lain-lain (sebutkan) - 0,00


.d
w

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 4.888.000.000 0,10


w

(sebutkan project dan sumber dananya)


w

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 30.984.962.539 0,66

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 4.714.407.854.822 100,0

TOTAL APBD KAB/KOTA 36.718.969.296.206

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 10,72

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 100.890,46

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2015


TABEL 82 A : TABEL 82 B :
POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN
DI PUSKESMAS UMUR 0 - < 1 TAHUN DI PUSKESMAS UMUR 1 - 4 TAHUN
PROVINSI JAWA BARAT PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2015 TAHUN 2015

KASUS BARU KASUS BARU


NO NAMA PENYAKIT NO NAMA PENYAKIT
JUMLAH (%) JUMLAH %
1 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut 194.884 48,62 1 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut 400.977 44,28

id
2 Diare dan Gastroenteritis 48.889 12,20 2 Diare dan Gastroenteritis 95.338 10,53
3 Demam yang tidak diketahui sebabnya 32.687 8,16 3 Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutan 81.350 8,98

o.
4 Influenza Dan Pneumonia 28.761 7,18 4 Demam yang tidak diketahui sebabnya 65.893 7,28

g
5 Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutan 27.973 6,98 5 Influenza Dan Pneumonia 59.244 6,54

v.
6 Penyakit Sistem Pembuluh Darah 17.044 4,25 6 Penyakit Sistem Pencernakan 43.207 4,77

ro
7 Penyakit Saluran Pernafasan Lainnya 13.949 3,48 7 Penyakit Saluran Pernafasan Lainnya 36.810 4,06

rp
8 Penyakit Infeksi Usus 8.441 2,11 8 Penyakit Sistem Pembuluh Darah 30.369 3,35
9 Konjungtivitis 6.251 1,56 9 Penyakit Infeksi Usus 24.649 2,72

ba
10 Penyakit Sistem Pencernakan 6.243 1,56 10 Konjungtivitis 14.278 1,58
11 Skabies 3.196 0,80 11 Penyakit Telinga dan Prosesus Mastoideus 11.895 1,31

ja
12 Infeksi saluran Pernafasan bawah akut tidak spesifik 3.010 0,75 12 Skabies 11.006 1,22

s.
ke
13 Penyakit Telinga dan Prosesus Mastoideus 2.884 0,72 13 Infeksi Virus dengan Lesi Kulit dan Membran Mukosa 9.417 1,04

14 Infeksi Virus dengan Lesi Kulit dan Membran Mukosa is


2.092 0,52 14 Infeksi saluran Pernafasan bawah akut tidak spesifik 6.275 0,69
.d
15 Tuberkulosis 1.137 0,28 15 Tuberkulosis 4.953 0,55
w

16 Dispepsia 849 0,21 16 Dispepsia 3.936 0,43


w

17 Penyakit Susunan Saraf 835 0,21 17 Penyakit Susunan Saraf 2.304 0,25
w

18 Penyakit pada Mata dan Adneksa 702 0,18 18 Penyakit pada Mata dan Adneksa 2.212 0,24
19 Penyakit Sistem Muskuloskeletal dan Jaringan Ikat 450 0,11 19 Parotitis (Gondong) 1.498 0,17

20 Penyakit Kelainan Endokrin, Gizi dan Metabolik 277 0,07 20 Penyakit Kelainan Endokrin, Gizi dan Metabolik 1.102 0,12
Demam Berdarah Virus dan Demam Virus ditularkan oleh Demam Berdarah Virus dan Demam Virus ditularkan oleh
21 261 0,07 21 1.041 0,11
Atropoda Atropoda
Jumlah 400.815 100 Jumlah 905.611 100

Sumber: SP3 (LB1) Dinkes Provinsi Jawa Barat


TABEL 82 C : TABEL 82 D :
POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN
DI PUSKESMAS UMUR 5 - 14 TAHUN DI PUSKESMAS UMUR 15 - 44 TAHUN
PROVINSI JAWA BARAT PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2015 TAHUN 2015

KASUS BARU KASUS BARU


NO NAMA PENYAKIT NO NAMA PENYAKIT
JUMLAH % JUMLAH %
1 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut 593.823 34,92 1 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut 676.598 24,24
2 Penyakit Sistem Pencernakan 284.492 16,73 2 Penyakit Sistem Pencernakan 578.089 20,71

id
3 Penyakit Kulit Dan Jaringan Subkutan 178.830 10,52 3 Penyakit Kulit Dan Jaringan Subkutan 280.873 10,06

o.
4 Demam yang tidak diketahui sebabnya 104.276 6,13 4 Penyakit Sistem Muskuloskeletal Dan Jaringan Ikat 278.666 9,98

g
5 Penyakit Saluran Pernafasan Lainnya 88.325 5,19 5 Penyakit Sistem Pembuluh Darah 182.836 6,55

v.
6 Diare dan Gastroenteritis 81.323 4,78 6 Penyakit Saluran Pernafasan Lainnya 131.460 4,71

ro
7 Penyakit Infeksi Usus 54.464 3,20 7 Dispepsia 109.395 3,92
8 Penyakit Sistem Pembuluh Darah 52.385 3,08 8 Diare dan Gastroenteritis 91.951 3,29

rp
9 Influenza Dan Pneumonia 47.283 2,78 9 Penyakit Susunan Saraf 87.783 3,14
10 Skabies 32.854 1,93 10

ba
Penyakit Infeksi Usus 63.764 2,28
11 Penyakit Telinga Dan Prosesus Mastoideus 32.555 1,91 11 Influenza Dan Pneumonia 54.685 1,96

ja
12 Konjungtivitis 32.158 1,89 12 Penyakit Telinga Dan Prosesus Mastoideus 52.120 1,87
13 Infeksi Virus dengan Lesi Kulit dan Membran Mukosa 28.197 0,16

s.
13 Konjungtivitis 44.618 1,87

ke
14 Dispepsia 28.137 1,66 14 Tuberkulosis 37.802 1,60
15 Penyakit Sistem Muskuloskeletal Dan Jaringan Ikat 12.331 1,65
15 Skabies 23.647 1,35
16 Penyakit Susunan Saraf
is
12.165 0,73 16 Penyakit darah dan alat pembentuk darah dan beberapa 0,85
.d
kelainan yang berhubungan dengan mekanisme kekebalan 22.015
(imun)
w

17 Penyakit Pada Mata Dan Adneksa 10.679 0,72 17 Penyakit Pada Mata Dan Adneksa 20.358 0,79
w

18 Tuberkulosis 10.320 0,63


18 Penyakit Kelainan Endokrin, Gizi Dan Metabolik 19.376 0,73
w

19 Infeksi saluran Pernafasan bawah akut tidak spesifik 9.983 0,61


19 Penyakit Sistem Saluran Kemih Dan Kelamin 17.782 0,69
20 Parotitis (Gondong) 5.869 0,59 20 Infeksi Virus dengan Lesi Kulit dan Membran Mukosa
17.721 0,64
21 Demam Berdarah Virus dan Demam Virus ditularkan 2.787 0,35 21
Infeksi saluran Pernafasan bawah akut tidak spesifik 11.016 0,63
oleh Atropoda
Jumlah 1.700.449 100 Jumlah 2.791.539 100

Sumber: SP3 (LB1) Dinkes Provinsi Jawa Barat


TABEL 82 E : TABEL 82 F :
POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN
DI PUSKESMAS UMUR 45 - > 75 TAHUN DI PUSKESMAS SEMUA GOLONGAN UMUR
PROVINSI JAWA BARAT PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2015 TAHUN 2015

KASUS BARU KASUS BARU


NO NAMA PENYAKIT NO NAMA PENYAKIT
JUMLAH % JUMLAH %
1 Penyakit Sistem Muskuloskeletal Dan Jaringan Ikat 713.158 0,28 1 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut 2.466.349 25,61
2 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut 600.067 19,05 2 Penyakit Sistem Pencernakan 1.471.255 15,28

id
Penyakit Sistem Pembuluh Darah
3 567.305 16,03 3 Penyakit Sistem Muskuloskeletal Dan Jaringan Ikat 1.005.707 10,44

o.
4 Penyakit Sistem Pencernakan 559.224 15,15 4 Penyakit Kulit Dan Jaringan Subkutan 883.177 9,17

g
5 Penyakit Kulit Dan Jaringan Subkutan 314.151 14,94 5 Penyakit Sistem Pembuluh Darah 849.939 8,83

v.
6 Penyakit Saluran Pernafasan Lainnya 160.710 8,39 6 Penyakit Saluran Pernafasan Lainnya 431.254 4,48

ro
7 Dispepsia 124.144 4,29 7 Diare dan Gastroenteritis 393.894 4,09

rp
8 Penyakit Susunan Saraf 108.828 3,32 8 Demam yang tidak diketahui sebabnya 391.841 4,07
9 Penyakit Kelainan Endokrin, Gizi Dan Metabolik 91.178 2,91 9 Dispepsia 266.461 2,77

ba
10 Demam yang tidak diketahui sebabnya 85.055 2,44 10 Influenza Dan Pneumonia 240.620 2,50
11 Penyakit Telinga Dan Prosesus Mastoideus 82.529 2,27 11 Penyakit Susunan Saraf 211.915 2,20

ja
12 Diare dan Gastroenteritis 76.393 2,20 12 Penyakit Infeksi Usus 192.272 2,00

s.
13 Influenza Dan Pneumonia 50.647 2,04 13 Penyakit Telinga Dan Prosesus Mastoideus 181.983 1,89

ke
14 Konjungtivitis 42.045 1,35 14 Konjungtivitis 139.350 1,45
15 Penyakit Infeksi Usus 40.954
is 1,12 15 Penyakit Kelainan Endokrin, Gizi Dan Metabolik 111.910 1,16
16 Penyakit Pada Mata Dan Adneksa 40.530 1,09 16 Tuberkulosis 86.431 0,90
.d
17 Tuberkulosis 32.219 1,08 17 Skabies 82.748 0,86
w

18 Penyakit Sistem Saluran Kemih Dan Kelamin 16.648 0,86 18 Penyakit Pada Mata Dan Adneksa 74.481 0,77
w

Penyakit darah dan alat pembentuk darah dan beberapa


19 kelainan yang berhubungan dengan mekanisme kekebalan 15.306 0,44 19 Infeksi Virus Dengan Lesi Kulit Dan Membran Mukosa 66.843 0,69
w

(imun)
20 Skabies 12.045 0,41 20 Infeksi saluran Pernafasan bawah akut tidak spesifik 40.763 0,42
Penyakit darah dan alat pembentuk darah dan
21 Infeksi saluran Pernafasan bawah akut tidak spesifik 10.479 0,32 21 beberapa kelainan yang berhubungan dengan 40.561 0,42
mekanisme kekebalan (imun)
Jumlah 3.743.615 100 Jumlah 9.629.754 100

Sumber: SP3 (LB1) Dinkes Provinsi Jawa Barat


TABEL 83

INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) REALISASI


PROVINSI JAWA BARAT
DATA TAHUN 2013 - 2015

INDIKATOR - SPM 2013 2014 2015

PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Cakupan Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 (mendapat pelayanan kehamilan


879,312 770,751 735,460
paling sedikit 4 kali sesuai standar)

Cakupan Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani 158,903 199,804 130,637


Cakupan Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang
526,689 679,558 703,135
Memiliki Kompetensi Kebidanan
Cakupan Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (masa 6 sampai 42 jam pasca
805,076 670,230 628,044
persalinan)
Cakupan Cakupan Neonatus (bayi umur 0-28 hari) dengan Komplikasi yang
63,655 89,840 67,365
Ditangani

Cakupan Cakupan Kunjungan Bayi 842,624 679,367 673,855

Cakupan Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization

.id
(desa/kelurahan dengan cakupan imunisasi dasar secara lengkap pada bayi >= 2,337 103,672 4,027
80%)

Cakupan Cakupan Pelayanan Pemantauan Tumbuh-Kembang Anak Balita (12- go


2,354,933 2,628,903 2,107,645
v.
59 bulan)
ro

Cakupan Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak Usia 6 -


14,816 70,515 68,271
rp

24 Bulan Keluarga Miskin


ba

Cakupan Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 6,038 102,168 3,072

Cakupan Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa Kelas I SD dan Setingkat


.ja

314,711 538,446 477,488


oleh Tenaga Kesehatan atau Tenaga Terlatih (guru UKS/ dokter kecil)
s

Cakupan Cakupan Peserta KB Aktif pada Pasangan Usia Subur 3,133,592 4,959,554 6,277,271
ke

Cakupan Angka Penemuan Acute Flacid Paralysis (lumpuh layuh mendadak)


is

270 1,636 230


per 100.000 penduduk < 15 tahun
.d

Cakupan Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita 169,191 154,272 363,127


w

Cakupan Cakupan Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif 28,861 73,294 23,887
w

Cakupan Cakupan Penderita DBD yang ditangani 19,788 112,546 17,583


w

Cakupan Cakupan Penemuan Penderita Diare 928,819 678,011 847,392


Cakupan Cakupan Pelayanan Pasien Masyarakat Miskin di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Dasar (Puskesmas/Balai Pengobatan/Praktek bersama dan 4,234,379 4,322,484 5,363,467
Perorangan)
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

Cakupan Cakupan Pelayanan Pasien Masyarakat Miskin di Fasilitas Pelayanan


1,377,614 182,939 473,729
Kesehatan Rujukan (Rumah Sakit/BKMM/BKPM/BKIM)

Cakupan Cakupan Pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus diberikan oleh
3,776 100,228 181
Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) di Kab/Kota
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN KLB
Cakupan Cakupan Desa/kelurahan mengalami Kejadian Luar Biasa yang
327 100,667 576
ditangani < 24 jam
PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Cakupan Cakupan Desa Siaga Aktif 3,643 104,269 5,666

Sumber : http://www.spm.depkes.go.id/
TABEL 84

INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)


PROVINSI JAWA BARAT
DATA TAHUN 2015

REALISASI SASARAN
INDIKATOR - SPM A/B (%)
(A) SETAHUN (B)
PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Cakupan Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 (mendapat pelayanan
735,460 741,579 99.17
kehamilan paling sedikit 4 kali sesuai standar)
Cakupan Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani 130,637 137,592 94.94
Cakupan Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang
703,135 708,693 99.22
Memiliki Kompetensi Kebidanan

Cakupan Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (masa 6 sampai 42 jam pasca


628,044 689,281 91.12
persalinan)
Cakupan Cakupan Neonatus (bayi umur 0-28 hari) dengan Komplikasi yang
67,365 92,580 72.76
Ditangani
Cakupan Cakupan Kunjungan Bayi 673,855 714,086 94.37
Cakupan Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization
(desa/kelurahan dengan cakupan imunisasi dasar secara lengkap pada bayi 4,027 4,478 89.93
>= 80%)
Cakupan Cakupan Pelayanan Pemantauan Tumbuh-Kembang Anak Balita
2,107,645 2,532,375 83.23
(12-59 bulan)

.id
Cakupan Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak Usia 6 -
68,271 122,828 55.58
24 Bulan Keluarga Miskin
Cakupan Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
go
3,072 3,072 100.00
v.
Cakupan Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa Kelas I SD dan Setingkat
ro
477,488 520,667 91.71
oleh Tenaga Kesehatan atau Tenaga Terlatih (guru UKS/ dokter kecil)
rp

Cakupan Cakupan Peserta KB Aktif pada Pasangan Usia Subur 6,277,271 9,035,216 69.48
ba

Cakupan Angka Penemuan Acute Flacid Paralysis (lumpuh layuh mendadak)


230 7,123,289 3.22
per 100.000 penduduk < 15 tahun
.ja

Cakupan Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita 363,127 237,245 153.06


Cakupan Cakupan Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif 23,887 1,266,020 1.89
s

Cakupan Cakupan Penderita DBD yang ditangani 17,583 17,754 99.04


ke

Cakupan Cakupan Penemuan Penderita Diare 847,392 4,700,047 18.03


is

Cakupan Cakupan Pelayanan Pasien Masyarakat Miskin di Fasilitas


.d

Pelayanan Kesehatan Dasar (Puskesmas/Balai Pengobatan/Praktek 5,363,467 11,720,782 45.76


bersama dan Perorangan)
w

PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN


w

Cakupan Cakupan Pelayanan Pasien Masyarakat Miskin di Fasilitas


w

473,729 4,972,415 9.53


Pelayanan Kesehatan Rujukan (Rumah Sakit/BKMM/BKPM/BKIM)

Cakupan Cakupan Pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus diberikan


181 189 95.77
oleh Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) di Kab/Kota

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN KLB

Cakupan Cakupan Desa/kelurahan mengalami Kejadian Luar Biasa yang


576 666 86.49
ditangani < 24 jam

PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Cakupan Cakupan Desa Siaga Aktif 5,666 5,561 101.89

Sumber : http://www.spm.depkes.go.id/

Anda mungkin juga menyukai